32360158 ASKEP Keluarga Ae
-
Upload
weniandryani -
Category
Documents
-
view
13 -
download
1
description
Transcript of 32360158 ASKEP Keluarga Ae
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU “AE”
DENGAN KOLESTROL RESIKO TINGGI DI BABAKAN SARI,
RT 06 RW 16 KELURAHAN BABAKAN SARI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BABAKAN SARI
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
Kepala Keluarga
1. Nama KK : Ibu Ae
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Umur : 63 tahun
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Buruh Lepas
7. Alamat : Babakansari Rt 06 Rw 16
No Nama JK Hub Umur PendidikanKet.
BCGPolio DPT HB
Campak1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1.
AE P KK 63 thn SD Hidup
Genogram
1
Keterangan :
: laki-laki sudah meninggal
: perempuan
: perempuan sudah meninggal
: identifikasi keluarga
: tinggal dalam satu rumah
Tipe Keluarga
Keluarga ibu “Ae” merupakan tipe keluarga single family
karena di tinggal meninggal oleh suaminya dan tidak mempunyai anak.
Suku Bangsa
Ibu “Ae” mengatakan keluarganya adalah asli suku Sunda yang
berkebangsaan Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan
dengan kesehatan.
Agama
Ibu “Ae” mengatakan beragama Islam dan tidak menganut
aliran atau kepercayaan lain yang bertentangan dengan kesehatan, dan
selalu sholat 5 waktu .
Status Sosial Ekonomi Keluarga
Menurut Ibu “Ae” sumber penghasilan berasal dari penghasilan
usaha warungnya penghasilan berkisar antara ± Rp. 15.000,- sehari. Dan
penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
2
Aktivitas Rekreasi Keluarga
Ibu “Ae” mengatakan tidak pernah berekreasi dan Ibu Ae tidak
pernah pergi ke tempat hiburan atau ke tempat rekreasi.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Ibu “Ae” berada pada tahap perkembangan keluarga single
adult / single parent , ini ditandai oleh ditinggalkan oleh suaminya karna
suaminya telah meninggal.
Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Ibu Ae saat ini sudah memenuhi tugas perkembangan sesuai
dengan tahap perkembangan keluarga saat ini.
Riwayat Keluarga Inti
Ibu “Ae” mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan ataupun penyakit menular seperti kencing manis, TBC,
jantung, hepatitis, hipertensi. Apabila sakit, biasanya berobat ke bidan
desa atau puskesmas.
Riwayat Keluarga Sebelumnya
Ibu “Ae” mengatakan, tidak mempunyai riwayat penyakit yang
berbahaya seperti kencing manis, TBC, Jantung, hipertensi, hepatitis.
Pengkajian Lingkungan
Karakteristik Rumah
Luas rumah + 6x6m, tipe rumah permanen, dimana terdapat 1
kamar tidur, 1 ruang tamu/ warung, 1 wc. Dimana ventilasi dari tiap
ruangan dimanfaatkan setiap hari, sehingga cahaya dapat masuk ke
ruangan pada siang hari. Penerangan rumah dengan menggunakan lampu
listrik, lantai rumah menggunakan ubin. Kondisi rumah secara
keseluruhan berdebu dan kotor , status rumah adalah kontrakan. Ibu
“Ae” mengatakan mandi di kamar mandi. Sumber air minum adalah air
ledeng
3
Denah Rumah :
Keterangan :
1 : ruang tamu / warung
2 : kamar tidur ibu “Ae”
3 : WC
Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Ibu “Ae” mengatakan bahwa hubungan dengan masyarakat
lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan
dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, disini
tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas Geografi Keluarga
Ibu “Ae” mengatakan bahwa Ibu “Ae” mempunyai kebiasaan
berpindah tempat karena keluarga tidak memiliki rumah tetap.
Struktur Keluarga
Pola komunikasi Keluarga
Ibu “Ae” mengatakan pada saat suaminya masih hidup bahwa
anggota keluarga berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Sunda
Komunikasi berlangsung dengan baik dan keluarga menyelesaikan
masalah dengan membicarakan terlebih dahulu dengan angota keluarga
dan pengambilan keputusan oleh kepala keluarga yang sudah
dimusyawarahkan sebelumnya.
4
2
1
3
Struktur Kekuatan Keluarga
Ibu “Ae” mengatakan apabila ada masalah maka akan
dirundingkan dengan adiknya yang masih hidup.
Struktur Peran
Ibu “Ae” mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai
pencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya sehari-hari.
Nilai dan Norma Keluarga
Ibu “Ae” mengatakan tidak ada adat istiadat/tradisi tertentu
yang memiliki serta dipercayai, keluarga mengikuti adat secara umum di
desanya baik dalam upacara agama dan kedinasan yang berlaku serta
tidak ada kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka
saling membutuhkan satu sama lain, serta saling memberikan dukungan
satu sama lain. Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan
dalam rumah tangganya dan setiap malam selalu menyempatkan waktu
untuk berkumpul dengan anggota keluarga.
Fungsi Sosialisasi
Bapak “KK” mengatakan bahwa hubungan semua anggota
keluarga baik, norma budaya dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku di keluarga dan yang berlaku di masyarakat.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Bapak “KK” mengatakan penghasilan yang didapat hanya
mencukupi kebutuhan makan sehari-hari dan keluarga hanya mampu
menyajikan makanan seadanya seperti : nasi putih, sayur-sayuran, tahu,
tempe, telor, ikan laut, kadang-kadang daging. Semua anggota keluarga
mempunyai pakaian ganti walaupun sangat sederhana. Bapak “KK”
mengatakan biasa mandi di kamar mandi rumahnya, sedangkan BAB
dan BAK selalu di wc. Keluarga masih memanfaatkan fasilitas
kesehatan apabila ada dari salah satu keluarga yang sakit, anggota
5
keluarga yang lain akan membawanya untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengerti tentang masalah yang dihadapi.
Tetapi ibu “LS” sedang hamil dengan jarak antara anak terakhir
dengan kehamilan sekarang 1 tahun.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat.
Keluarga mengatakan setiap masalah kesehatan yang ada masih
belum mampu ditangani dengan segera dan apabila ada salah satu
dari anggota keluarga yang sakit keluarga memutuskan untuk
membawa ke pelayanan kesehatan seperti bidan atau puskesmas
kalau tidak bisa ditangani dirumah.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan selama ini sudah cukup mampu merawat
anggota keluarga yang sakit dengan membuatkan jamu kalau ada
salah satu anggota keluarganya yang sakit. Kalau tidak berhasil baru
kemudian mengajak berobat ke bidan atau puskesmas.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan tahu akan kepentingan kesehatan lingkungan
yang dapat memenuhi kesehatan seperti menyediakan wc (jamban).
Kondisi rumah keluarga cukup bersih, membuang limbah rumah
tangga di kebun belakang rumahnya.
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di
masyarakat
Keluarga mengatakan jika salah satu dari anggota keluarga yang
sakit selalu dibawa ke fasilitas kesehatan, yang dapat dijangkau oleh
keluarga seperti bidan desa atau puskesmas.
Fungsi Reproduksi
Bapak “KK” mempunyai dua orang anak yaitu perempuan yang
terdiri dari anak pertama berumur 3 tahun dan anak kedua berumur 1
tahun. Ibu “LS” menggunakan KB pil setelah anaknya lahir tetapi ibu
sering lupa minum pil apalagi kalau sedang sibuk menerima pesanan
jahitan.
6
Fungsi Ekonomi
Bapak “KK” mengatakan dari penghasilan setiap bulan cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sandang,
pangan dan papan. Keluarga bapak “KK” memiliki tabungan atau
simpanan uang tapi kadang-kadang simpanan tersebut bisa habis
digunakan untuk keperluan mendadak seperti : apabila ada anggota
keluarga yang sakit jadi diperlukan biaya untuk membawanya ke
pelayanan kesehatan. Dimana bapak “KK” bekerja sebagai petani
disawah kalau sedang panen dan bapak “KK” bekerja sebagai buruh
bangunan kalau tidak sedang panen disawah.
Stress dan Koping Keluarga
Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Bapak “KK” mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah
menghadapi masalah yang berkepanjangan, sehingga membuat
keluarganya menjadi khawatir, bingung dan cemas. Bila ada masalah
keluarga, mereka selalu menyelesaikan secara kekeluargaan.
Kemampuan Keluarga berespon Terhadap Situasi/Sbrussor
Bapak “KK” mengatakan bila ada masalah dalam keluarga, maka
segera dibicarakan dengan anggota keluarga untuk mencari pemecahan
masalah.
Strategi Koping yang Digunakan
Bapak “KK” mengatakan bahwa keluarga tidak pernah
melakukan hal-hal yang menyimpang dalam menghadapi segala masalah
yang ada seperti menyelesaikan masalah dengan menggunakan
kekerasan dengan bersama-sama dan selalu menyelesaikan masalah
secara kekeluargaan.
Strategi Adaptasi Disfungsional
Bapak “KK” mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang
menggunakan cara-cara diluar cara umum seperti kekerasan dalam
menghadapi masalahnya.
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik pada Bapak ”RW”
7
Keadaan umum : baik, TTV : TD: 140/90 mmHg, N: 72x/menit, R:20x/menit,
S: 36,5ºc, BB: 65kg.
2. Pemeriksaan Fisik pada Bapak ”KK”
Keadaan umum : baik, TTV : TD: 120/70 mmHg, N : 80x/menit, R:
20x/menit, S: 36,5ºc, BB : 64 kg.
3. Pemeriksaan Fisik pada Ibu ”LS”
Keadaan umum : baik, postur: normal, TTV : TD: 100/70 mmHg, N :
80x/menit, R: 18x/menit, S: 36,5º c, BB : 60 kg, LILA: 25 cm TB : 160 cm.
Wajah: tidak ada edema, tidak pucat.
Mata: konjungtiva pucat, sklera putih.
Mulut dan gigi : bibir lembab, tidak ada karies pada gigi.
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak ada pelebaran
vena jugularis.
Payudara dan aksila: bentuk simetris, puting susu menonol, bersih, tidak ada
retraksi, terdapat pengeluaran kolostrom, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe di aksila.
Abdomen: tidak ada bekas luka operasi, arah pembesaran perut membujur
searah sumbu perut ibu. TFU: setengah pusat px. DJJ :11-12-11.
Anogenital: ibu tidak bersedia diperiksa.
Ekstremitas: tidak ada edema di tangan dan kaki, warna kuku kemerahan,
tidak ada varises pada kaki, reflek patella +/+.
Pemeriksaan penunjang: Hb : 10 gr%.
4. Pemeriksaan Fisik pada ”LA”
Keadaan umum : baik, S: 36,2ºC, BB: 14 kg, TB : 80 cm.
5. Pemeriksaan Fisik pada ”SJ”
Keadaan umum : baik, S: 36,5ºc, BB: 8 kg, BB seharusnya : 9 kg, BB lahir
3000 gram, TB : 70 cm.
Harapan Keluarga
Keluarga mengatakan senang bila ada petugas kesehatan yang
melakukan kunjungan rumah, keluarga sangat berharap masalah yang
berhubungan dengan kesehatan yang dialami keluarga dapat teratasi dengan
diberikannya informasi yang dibutuhkan oleh keluarganya serta keluarga juga
berharap agar ibu “LS” bisa melahirkan dengan selamat.
8
2. ANALISA DATA
No. Data Subyektif Data Obyektif Etiologi Masalah
1. - Ibu mengeluh cepat
lelah.
- Ibu mengatakan ini
kehamilan yang ketiga.
- HPHT : 3-8- 2009
- TP : 10-5-2010
- Ibu mengatakan selama
hamil pernah periksa
ANC di bidan sebanyak
4x.
- Imunisasi TT booster
tanggal 10-9-2009.
- Ibu menggunakan
metode kontrasepsi pil
KB, namun terkadang
ibu lupa meminum pil
KB secara teratur.
- Ibu mengatakan
kehamilan ini tidak
direncanakan namun
diterima.
- Score Puji Rochyati:
6
- Ibu hamil : 2
- Jarak kehamilan
terlalu dekat : 4
- KRT (kehamilan
resiko tinggi)
Ketidakmampuan
keluarga dalam
mengenal
masalah
kesehatan pada
ibu hamil resiko
tinggi.
Resiko terjadinya
penyulit pada saat
persalinan
2. - ibu mengatakan ia
kurang memberi
perhatian kepada
anaknya dikarenakan
kesibukannya dan
kehamilannya.
- Ibu mengatakan tidak
memberi ASI ekslusif
pada anaknya karena
kehamilan yang tidak
direncanakan.
- Anak “SJ” terlihat
rewel dan cengeng.
- Anak “SJ” terlihat
kurus. BB = 7,5 kg
Ketidakmampuan
keluarga dalam
merawat anaknya
yang masih
memerlukan
perhatian.
Kurangnya
pemenuhan gizi
yang adekuat.
3. - Ibu mengeluh cepat
capek dan sering
- Konjungtiva pucat,
bibir agak pucat,
Ketidakmampuan
keluarga dalam
Anemia ringan
9
pusing.
- Ibu mengatakan
bekerja sebagai
penjahit selama 8 jam,
kegiatan lain ialah
mengurus rumah
tangga dan mengurus 2
orang anak sehingga
hal tersebut membuat
ibu capek.
warna kuku jari
tangan dan kaki agak
pucat.
- Hb = 10 gr%
merawat masalah
kesehatan yang
dialami ibu.
pada kehamilan
3. PERUMUSAN MASALAH
1. Resiko terjadinya penyulit selama persalinan
2. Kurangnya pemenuhan gizi yang adekuat.
3. Anemia ringan pada kehamilan
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Resiko terjadinya penyulit selama persalinan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada ibu
hamil resiko tinggi.
2. Kurangnya pemenuhan zat gizi yang advat berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan ( gizi kurang pada
balita )
3. Anemia ringan pada kehamilan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat masalah kesehatan yang dialami ibu.
Skala Prioritas Diagnosa
1. Resiko terjadinya penyulit selama persalinan erhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada ibu
hamil resiko tinggi.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah :
Kurang sehat
1 Masalah sudah terjadi, dan
sudah terjadi, tetapi tidak
dianggap sebagai sesuatu
yang mengancam kesehatan
10
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah : sebagian
1 Keluarga memiliki keinginan
untuk mencegah hal tersebut,
tapi kehamilan sudah terjadi.
3 Potensi masalah
untuk dicegah :
tinggi
Apabila ibu rajin minum pil
KB, maka kemungkinan
kehamilan bisa dicegah
4 Menonjolnya
masalah : ada
masalah tapi tidak
perlu ditangani
1/2 Ibu hamil dengan jarak
kehamilan kurang dari 1
tahun
SKORING TOTAL 3 1/2
2. Kurangnya pemenuhan zat gizi yang advat berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan ( gizi kurang pada
balita )
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah :
Tidak/kurang sehat
1 Masalah sudah terjadi dan
sudah dirasakan oleh
keluarga tetapi tidak
dianggap sebagai sesuatu
yang mengancam kesehatan.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah : sebagian
1 Keluarga memiliki keinginan
untuk mengatasi hal tersebut
tetapi tidak tahu cara
mengubah hal tersebut.
3 Potensi masalah
untuk dicegah :
tinggi
1 Apabila ibu dapat mengatur
jarak kehamilan dan
membagi waktu antara
pekerjaan dan keluarga maka
masalah tidak akan terjadi.
4 Menonjolnya
masalah : masalah
tidak dirasakan
0/1 0 Ibu merasa tidak ada masalah
dengan anaknya.
11
SKORING TOTAL 3
3. Anemia ringan pada kehamilan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat masalah kesehatan yang dialami ibu.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah :
Ancaman
kesehatan
2/3 Masalah sudah terjadi dan
apabila tidak segera ditangani
akan menimbulkan
komplikasi pada kehamilan
dan persalinan.
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah : sebagian
1 Keluarga memiliki keinginan
untuk mengatasi hal tersebut
tetapi tidak tahu cara
mengubah hal tersebut.
3 Potensi masalah
untuk dicegah :
cukup
Apabila ibu lebih mengontrol
kesehatannya, maka masalah
tidak akan terjadi
4 Menonjolnya
masalah : ada
masalah tapi tidak
perlu ditangani
1/2 Ibu sudah biasa merasakan
hal seperti ini dan ibu hanya
menganggap ini sebagai
akibat dari kehamilannya.
SKORING TOTAL 2 5/6
Prioritas Masalah
1. Resiko terjadinya penyulit selama persalinan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada ibu
hamil resiko tinggi.
2. Kurangnya pemenuhan zat gizi yang advat berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan ( gizi kurang pada
balita )
3. Anemia ringan pada kehamilan berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat masalah kesehatan yang dialami ibu.
12
5. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Keperawatan
KeluargaUmum Khusus Kriteria Standar
1 Resiko terjadinya penyulit selama
persalinan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan pada
ibu hamil resiko tinggi.
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 2 minggu
diharapkan keluarga
dapat mencegah
terjadinya penyulit
pada saat persalinan
Setelah diberikan
asuhan selama 30
menit diharapkan :
1. keluarga
mengenal faktor
resiko kehamilan
resiko tinggi
2. keluarga dapat
mengambil
keputusan yang
tepat untuk
perawatan
kehamilan
Kognitif
Afektif
Keluarga mampu
mengenal
pengertian, tanda
bahaya, gejala dan
faktor yang dapat
mempengaruhi
kehamilan resiko
tinggi
Keluarga dapat
mengambil
keputusan yang
tepat
1. Gali pengetahuan keluarga
tentang kehamilan resiko
tinggi.
2. Jelaskan pada keluarga tentang
pengertian, tanda bahaya,
gejala dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan
resiko tinggi.
3. Jelaskan kembali hal-hal yang
belum dimengerti
1. Sarankan KK untuk tetap
memeriksakan kehamilan
istrinya dengan teratur ke
tempat pelayanan kesehatan.
1
istrinya.
3. Keluarga mampu
merawat ibu
hamil yang
beresiko
Afektif Keluarga dapat
memberikan
perawatan ibu
hamil resiko tinggi
1. Sarankan kepada KK untuk
memberikan perhatian yang
lebih kepada ibu.
2. Beri HE kepada ibu untuk
tenang dalam menghadapi
masalah.
3. Anjurkan ibu untuk
mengurangi aktivitas yang
berlebihan.
4. Motivasi keluarga untuk
datang ke tempat pelayanan
kesehatan bila ibu mengalami
keluhan
2. Resiko terjadi gangguan tumbuh
kembang pada anak berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anaknya yang
masih memerlukan perhatian.
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 2 minggu
diharapkan
pemenuhan nutrisi
Setelah diberikan
asuhan selama 30
menit diharapkan :
1. Keluarga mampu
mengenal faktor
Kognitif Keluarga mampu
mengenal
pengertian, tanda
bahaya, gejala dan
faktor yang dapat
1. Gali pengetahuan keluarga
tentang gizi kurang.
2. Jelaskan tentang penyebab,
gejala dan dampak yang dapat
ditimbulkan dari gizi buruk
2
pada anak dapat
dipantau secara
optimal.
penyebab
terjadinya gizi
kurang pada
anak.
2. Keluarga dapat
mengambil
keputusan
terhadap
perawatan
anaknya yang
mengalami gizi
kurang.
3. Keluarga dapat
merawat anaknya
yang mengalami
gizi kurang
dengan lebih
baik.
Afektif
Afektif
mempengaruhi gizi
kurang pada anak.
Keluarga dapat
mengambil
keputusan yang
tepat.
Keluarga dapat
merawat anaknya
yang mengalami
gizi kurang.
pada anak.
3. Jelaskan kembali hal-hal yang
belum jelas.
1. Sarankan KK untuk selalu
memantau tumbuh kembang
anaknya di pelayanan
kesehatan terdekat.
1. Sarankan kepada KK dan ibu
untuk memberi perhatian
kepada anak-anaknya dan
lebih bisa membagi waktu
antara pekerjaan dan keluarga.
2. Sarankan ibu untuk lebih
memperhatikan nutrisi yang
diberikan bagi keluarganya
3
dan menambah pengetahuan
dalam hal pengolahan
makanan agar anak lebih
tertarik untuk makan
3. Anjurkan KK untuk
memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada.
3. Resiko terjadi penyulit selama
kehamilan dan persalinan
berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam
merawat masalah kesehatan yang
dialami ibu.
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 2 minggu
diharapkan keluarga
dapat mencegah
terjadinya penyulit
pada saat kehamilan
dan persalinan
Setelah diberikan
asuhan selama 30
menit diharapkan :
1. keluarga
mengenal faktor
penyebab, gejala
dan dampak dari
anemia pada ibu
hamil.
2. keluarga dapat
mengambil
keputusan yang
tepat untuk
Kognitif
Afektif
Keluarga mampu
mengenal faktor
penyebab, gejala
dan dampak dari
anemia pada ibu
hamil.
Keluarga dapat
mengambil
keputusan yang
1. Gali pengetahuan keluarga
tentang anemia ringan yang
dialami ibu.
2. Jelaskan pada keluarga tentang
pengertian, gejala dan dampak
buruk akibat anemia ringan
pada ibu.
3. Jelaskan kembali hal-hal yang
belum dimengerti
1. Sarankan KK untuk tetap
memeriksakan kehamilan
istrinya dengan teratur ke
4
perawatan
kehamilan
istrinya.
3. Keluarga mampu
merawat ibu
hamil dengan
anemia ringan.
Afektif
tepat.
Keluarga mampu
merawat dan
memperbaiki
kondisi ibu hamil
dengan anemia
ringan.
tempat pelayanan kesehatan.
1. Sarankan pada KK untuk
memberii perhatian yang lebih
pada ibu.
2. Anjurkan ibu untuk
mengurangi aktivitas yang
berlebihan.
3. Anjurkan ibu untuk makan
makanan yang sehat dan
bergizi.
4. Anjurkan ibu untuk selalu
memeriksakan kehamilannya
dan memeriksakan kadar
hemoglobin darahnya di
pelayanan kesehatan.
5