^29884 PROGRAM SARJANA TEOLOGI SEKOLAH TINGGI …
Transcript of ^29884 PROGRAM SARJANA TEOLOGI SEKOLAH TINGGI …
KONSEP MESIAS DALAM MAZMUR 110
DAN PENGGENAPANNYA DALAIM PERJANJIAN BARU;
Suatu Studi Eksegesis Mazmur 110
SKRIFSI
DIAJUKAN KEPADA
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATANGUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEOLOGI
OLEH
NITA GOTIB
1039812002
1997
^29884PROGRAM SARJANA TEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNGJAKARTA
2002
lMANAT Al .UNG
1997
SEKOLAH TINGM:« TEOLOGI
AMANAT AGUNG
Ketua STT AMANAT AGUNG menyatakan bahwa skripsi berjudul:
KONSEP MESIAS DALAM MAZMUR 110 DAN PENGGENAPANNYA
DALAM PERJANJIAN BARU: Suatu Studi Eksegesis Mazmur 110
Dinyatakan Lulus setelah diuji oleh Team Penguji pada tanggal 14 Agustus 2002.
Dosen Pembimbing / Penguji:
1. GL Dedy Wikarsa, M.Th.
2. Pdt. Endang Puspawati Wibowo, M.Div.
3. GI. Yohanes Adrie Hartopo, Ph.D. (Cand.)
Tanda Tan
Jakarta, 14 Agustus 2002
^LYohams Adrie Hartopo;
Ketua
iv, u-u
70
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG PENULISAN 1
B. POKOK PERMASALAHAN 4
C. TUJUAN PENULISAN 4
D. ASUMSIDASAR 5
E. PEMBATASAN PENULISAN 5
F. METODOLOGI PENULISAN 6
G. SISTEMATIKA PENULISAN 6
H. DEFINISIISTILAH 8
II. KONSEP MESIAS DALAM PERJANJIAN LAMA 10
A. PENGERTIAN KATA "MESIAS" 10
B. KONSEP MESIAS DALAM PERJANJIAN LAMA 13
1. Raja 15
2. Imam 17
III. KONSEP MESIAS DALAM MAZMUR 110 23
A. LATAR BELAKANG PENULISAN 23
1. Penulis 23
2. Tanggal dan Situasi Penulisan 25
B. STRUKTUR 28
C. EKSEGESIS DAN EKSPOSISI 30
D. KONSEP MESIAS DALAM MAZMUR 110 52
IV. PENGGENAPAN KONSEP MESIAS DARI MAZMUR 110
DALAM PERJANJIAN BARU 58
A SEJARAH PENAFSIRAN 58
B. KUTIPAN MAZMUR 110 DALAM PERJANJIAN BARU 61
1. KitabMarkus 61
2. Kitab Kisah Para Rasul 66
3. Kitab Ibrani 71
4. Bagian-bagian lain dalam Perjanjian Bam gQ
V. KESIMPULAN 81
DAFTAR PUSTAKA ... 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENULISAN
Yesus Kristus sebagai Sang Mesias merupakan inti berita yang tercatat dalam
Alkitab. Inti berita ini telah dinubuatkan dan dijanjikan sejak beribu-ribu tahun yang
lalu, yang telah tercatat dalam Perjanjian Lama, dan juga telah digenapi dengan
kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia untuk melakukan misi mesianik-Nya. Tetapi
yang lebih penting lagi adalah Yesus Kristus mengklaim diri-Nya sendiri sebagai
perwujudan dari nubuatan mesianik tersebut. Salah satunya dapat kita lihat dalam
perkataan Yesus sendiri kepada murid-murid-Nya pada saat penampakan diri-Nya
setelah kebangkitan: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku
masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harm digenapi semua yang ada
tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur"
(Luk 24:44).
Dari ketiga kelompok kitab yang disebutkan Yesus di atas (kitab Taurat Musa,
kitab nabi-nabi, dan Mazmur), dalam skripsi ini penulis lebih tertarik untuk menyelidiki
kitab Mazmur. Kitab Mazmur merupakan kitab yang mengandung unsur ibadah (kultus)
dan penyembahan yang sangat kental, dan diakui sebagai kitab tempat perjumpaan
antara Tuhan dan umat-Nya yang memiliki iatar belakang ibadah bangsa Israel
Walaupun kitab Mazmur ini berlatar belakang dari kebudayaan dan ibadah Israel, kitab
Mazmur tetap menjadi kitab kegemaran gereja-gereja di sepanjang zaman, sehingga
kitab Mazmur sering digunakan dalam pembacaan bertanggapan dalam ibadah. Dengan
rr
'.G
melihat ciri khas seperti ini, sering kali muncul pertanyaan: "Apakah Kitab Mazmur
yang penuh dengan unsur ibadah, nyanyian, dan seni dapat membicarakan atau
menunjuk kepada Mesias?" Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk
menuliskan topik skripsi ini.
Sebenamya pertanyaan ini masih menjadi bahan diskusi dan perdebatan.
Beberapa sarjana, salah satunya adalah Sigmund Mowinckel, tidak menerima beberapa
mazmur sebagai Mazmur Mesianik. Mereka percaya bahwa mazmur-mazmur tersebut
hanya mewakili dan menunjuk kepada raja-raja lokal di Israel dan Yehuda. Pendapat
lain mengatakan bahwa mazmur-mazmur tersebut hanya jenis mazmur raja, yang hanya
memiliki beberapa tipe implikasi dan arti mesianik. Tetapi Paton J. Gloag dalam
bukunya The Messianic Prophecies mengemukakan bahwa ada 43 mazmur yang
memiliki karakter mesianik. Beberapa di antaranya sangat jelas menunjuk kepada
Mesias, sedangkan yang lain lebih bersifat tipologi ataupun analogi.'
Dari beberapa pandangan di atas, penulis lebih setuju dengan pendapat Paton J.
Gloag yang mengatakan bahwa ada beberapa mazmur yang sangat jelas menunjuk
kepada Mesias dan ada beberapa mazmur lainnya yang bersifat tipologi dan analogi dari
Mesias. Setidaknya kita harus mengerti bahwa para pemazmur sendiri sudah memiliki
konsep tentang Mesias pada saat mereka menuHskan mazmumya, dan Allah dapat
mengilhamkan para pemazmur untuk menubuatkan tentang kedatangan Sang Mesias
(membuat Mazmur Mesianik). Dengan demikian^ penulis tidak meragukan lagi bahwa
Kitab Mazmur dapat saja berbicara dan bernubuat tentang Mesias.
' Dikutip oleh Gerard Van Groningen, Messianic Revelation In The Old Testament (GrandRapids: Baker, 1990), 331.
Yesus telah mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa hal-hal yang pasti yang
akan terjadi terhadap diri-Nya telah tertulis dalam kitab Mazmur. Tidak kurang dari 48
pemyataan dari 16 mazmur yang berbeda yang menunjuk kepada Yesus Kristus, baik
secara langsung maupun tidak langsung.^ Bahkan kita dapat melihat secara langsung
bahwa para penulis Perjanjian Baru menceritakan tentang Yesus secara serius dengan
mengutip bagian-bagian ayat dari kitab-kitab Mazmur. Di antara beberapa mazmur yang
diakui sebagai Mazmur Mesianik, dalam skripsi ini penulis secara khusus membahas
Mazmur 110. Hal yang menjadi ketertarikan penulis untuk membahas Mazmur 110 ini
sebagai teks untuk studi eksegesis dan teologi tentang Mesias adalah karena Mazmur
110 merupakan mazmur yang paling banyak dikutip oleh Peijanjian Baru dan
merupakan mazmur yang mempunyai penekanan aplikasi secara eksplisit kepada Pribadi
Mesias dan pekerjaan-Nya dibanding mazmur-mazmur lainnya.^ Kutipan-kutipan
Mazmur 110 yang terdapat dalam Perjanjian Baru baik secara langsung maupun tidak
langsung antara lain: Matius 22:44; 26:64; Markus 12:36; 14:62; Lukas 20:42-43; 22:69;
Kisah Para Rasul 2:34-35; 5:31; 7:55-56; Roma 8:34; 1 Korintus 15:25; Efesus 1:20;
Kolose3:l;Ibrani 1:3,13; 5:6,10; 7:17,21; 8:1; 10:12-13; 12:2; 1 Petrus3:22; dan
Wahyu 3:21. Melalui studi tentang Mesias dalam Mazmur 110 ini, kita akan lebih jelas
melihat apakgih pemazmur sungguh-sungguh berbicara tentang seorang Mesias,
bagaimana konsep Mesianik yang dimaksud oleh pemazmur, dan kita akan lebih
mengertinya dengan kacamata Perjanjian Baru.
^ Robert L. Reymond, Jesus, Divine Messiah: The Old Testament Witness (Geanies House:Christian Focus, 1990), 8.' ibid., 19.
B. POKOK PERMASALAHAN
Mazmur 110 memiliki banyak penafsiran yang cukup bervariasi, tetapi hampir
tidak ada para sarjana yang menyangkal Mazmur 110 ini sebagai Mazmur Mesianik.
Namun tidak dapat disangkaii juga bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam
penafsiran Mazmur 110 ini. Beberapa pertanyaan yang menjadi pokok permasalahan
yang akan dibahas dan didiskusikan dalam penulisan skripsi ini antara lain:
1. Apakah Mazmur 110 merupakan Mazmur Mesianik yang berbicara tentang seorang
Mesias yang akan datang dan menghadirkan sosok pemimpin yang ideal sebagai
seorang raja dan imam yang sempuma? Ataukah hanya merupakan mazmur
penobatan sang raja Daud dan para pengganti Daud?
2. Jika Mazmur 110 merupakan Mazmur Mesianik, konsep Mesias seperti apakah yang
digambarkan dalam mazmur ini?
3. Siapakah Mesias yang dinubuatkan mazmur ini dan apakah sudah tergenapi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menyajikan suatu studi eksegesis Mazmur 110 dan memperlihatkan konsep
Mesias yang terdapat di dalamnya.
2. Agar Mazmur 110 dilihat sebagai salah satu Mazmur Mesianik yang menubuatkan
tentang Sang Mesias dan yang telah digenapi di dalam diri Yesus Kristus.
3. Agar konsep Mesias dalam Mazmur 110 lebih dapat dimengerti melalui kacamata
Perjanjian Baru.
4. Untuk memperlihatkan kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,
yaitu bahwa Mesias yang dijanjikan dan dinubuatkan dalam Perjanjian Lama telah
digenapi dalam Peijanjian Baru melalui diri Yesus Kristus.
D. ASUMSIDASAR
1. Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah Firman Allah yang diilhamkan
oleh Allah, dan ditulis oleh manusia yang diinspirasikaii oleh Roh Kudus.
2. Yesus Kristus adalah Sang Mesias yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama
dan telah digenapi dalam Perjanjian Baru.
3. Mazmur 110 adalah Mazmur Mesianik yang menubuatkan tentang seorang Mesias
yang akan datang sebagai Raja dan Imam yang sempuma, dan Sang Mesias tersebut
dimengerti oleh penulis Perjanjian Baru telah digenapi dalam diri Yesus Kristus.
E. PEMBATASAN PENULISAN
Penulisan skripsi ini dibatasi hanya kepada studi eksegesis Mazmur 110. Selain
itu, untuk menemukan konsep Mesias dari Mazmur 110 dalam Perjanjian Baru, penulis
juga akan melakukan penyelidikan terhadap kutipan Mazmur 110 ini dalam Perjanjian
Baru, yaitu secara khusus hanya dalam Markus 12:35-37; Kisah Para Rasul 2:34-36;
Ibrani 1:13; 7. Penulis hanya membahas tiga bagian kitab Perjanjian Baru ini secara
panjang lebar karena hanya ketiga bagian kitab tersebut yang mengutip beberapa ayat
dalam Mazmur 110 secara langsung, sedangkan bagian-bagian lain dalam Perjanjian
Baru hanya mengambil konsepnya saja tanpa mengutipnya secara langsung. Namun,
penulis juga akan membahas secara singkat beberapa bagian lain tersebut yang
berhubungan dengan konsep Mesias yang dimaksud dalam mazmur ini. Di sini penulis
juga hanya membahas kitab Markus mewakili Injil-injil Sinoptik lainnya, karena kitab
Markus diakui sebagai catatan Injil yang tertua dan catatan yang kuat. Lagi pula kutipan
Mazmur 110 dalam Injil-injil Sinoptik tersebut tidak memiliki perbedaan yang penting
dan merupakan kutipan yang saling paralel antara satu dengan yang lain.
F. METODOLOGI PENULISAN
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode studi dan analisa
literatur atau pustaka, baik itu melalui ensiklopedi, kamus teologi, buku-buku tafsiran,
dan buku-buku teologi lainnya.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, pokok
permasalahan, tujuan penulisan, asumsi dasar, pembatasan penulisan, metodologi
penulisan, sistematika penulisan, dan definisi istilah.
BAB II, penulis akan menjelaskan arti kata Mesias dan konsep Mesias dalam
Perjanjian Lama. Dalam bab ini, penulis secara khusus akan memaparkan konsep bangsa
Israel tentang Mesias sebagai Raja dan Imam dengan melihat fiingsi dan peranan raja
dan imam dalam masyarakat Israel sendiri.
BAB 111, penulis akan melakukan studi eksegesis Mazmur 1 ] o dengan melihat
latar belakang, struktur, melakukan analisa terhadap Mazmur 110, serta menjelaskan
konsep Mesias yang terdapat dalam Mazmur 110 tersebut.
BAB IV, penulis akan menjelaskan penggenapan Mesias dalam diri Yesus
Kristus dengan memaparkan kutipan langsung Mazmur 110 dalam Perjanjian Bam. Oleh
karena itu dalam bab ini, penulis secara khusus akan menyelidiki kitab Markus, Kisah
Para Rasul, Ibrani, dan beberapa bagian lain dalam Peijanjian Baru yang
memperlihatkan penggenapan konsep Mesias dalam Mazmur 110.
BAB V, merupakan kesimpulan dari basil analisa terhadap Mazmur 110.
Sistematika penubsan ini dapat disusun dalam outline sebagai berikut:
L PENDAHULUAN
II. KONSEP MESIAS DALAM PERJANJIAN LAMA
A. PENGERTIAN KATA "MESIAS"
B. KONSEP MESIAS DALAM PERJANJIAN LAMA
1. Raja
2. Imam
III. KONSEP MESIAS DALAM MAZMUR 110
A. LATAR BELAKANG PENULISAN
1. Penulis
2. Tanggal dan Situasi Penulisan
B. STRUKTUR
C. EKSEGESIS DAN EKSPOSISI
D. KONSEP MESIAS DALAM MAZMUR 110
IV. PENGGENAPAN KONSEP MESIAS DARI MAZMUR 110 DALAM
PERJANJIAN BARU
A. SEJARAH PENAFSIRAN
B. KUTIPAN MAZMUR 110 DALAM PERJANJTAN BARU
1. Kitab Markus
2. Kitab Kisah Para Rasul
3. Kitab Ibrani
4. Bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru
V. KESIMPULAN
H. DEFINISIISTILAH
Studi Eksegesis. yaitu suatu analisa terhadap teks Alkitab dalam bahasa aslinya,
bahkan juga beberapa terjemahannya untuk mengerti arti teks tersebut dan memberikan
penjelasan secara tepat.'* Proses analisa ini memberikan perhatian kepada hal-hal seperti
penetapan suatu teks, terjemahan dan parafrase, dan interpretasi terhadap struktur,
keadaan, dan tujuan teks tersebut. Adanya gap waktu yang sangat jauh antara zaman
Alkitab dengan zaman kita sekarang ini menyebabkan perlunya suatu studi eksegesis
terhadap teks Alkitab, supaya kita mengerti latar belakang sejarah dan situasi
kebudayaan penulis dan pembaca semula dari setiap kitab. Perhatian utamanya adalah
menggali dan mengerti arti asli yang dimaksud oleh penulis dan yang dipahami oleh
pembaca pertama.^ Dengan demikian, studi eksegesis juga merupakan bagian dari studi
Douglas Stuart, "Exegesis" di The Anchor Bible Dictionary, Vol. 2. ed. D. N. Freedman(London: Doubleday, 1992), 682.
^ Allen C. Myers, ed., "Exegesis" di The Eerdmans Bible Dictionary, eds. Allen C. Myers et al.(Grand Rapids: Eerdmans, 1996), 361.
teologi yang berflingsi sebagai suatu dasar untuk mendapatkan penafsiran dan
pengertian yang tepat terhadap Firman Tuhan.
Mazmur Mesianik. Istilah "Mesianik" dalam Perjanjian Lama biasanya
menimjuk kepada segala sesuatu yang mengacu kepada pengharapan masa depan yang
penuh kemuliaan. Hal inl memberi kesan bahwa pusat dari masa akan datang yang
penuh kemuliaan adalah pengharapan akan datangnya Mesias sebagai Penyelamat dan
Raja.^ Berdasarkan arti kata "Mqsias," maka Mazmur Mesianik berarti mazmur yang
berbicara tentang pribadi dan pekerjaan seseorang yang diurapi dan yang dinanti-
nantikan pada masa akan datang sebagai figur seorang pribadi yang sempuma7 Bagi kita
yang membaca Peijanjian Lama dengan kacamata Perjanjian Baru, akan mengerti dan
mengapiikasikan Mazmur Mesianik tersebut dalam pribadi dan pekerjaan Yesus Kristus
sebagai Sang Mesias yang telah menggenapi nubuatan mesianik dalam Perjanjian Lama.
^ Namun hal ini masih menjadi perdebatan para sarjana yang mengatakan bahwa pengharapankemuliaan pada masa yang akan datang tidak selalu mengarah kepada raja yang akan datang dan hal-haleskatologi, malahan unsur mesianik biasanya berbicara tentang YHWH yang akan bertindak, baik dalampengadilan maupun dalam pembebasan umat-Nya. Masalah yang dihadapi di sini adalah identitas danpekerjaan YHWH serupa atau mungkin overlaps dengan Sang Mesias. Lih. Walter C. Kaiser, Jr., TheMessiah in the Old Testament (Grand Rapids: Zondervan, 1995), 15,
^ Istilah dan konsep "Mesias" akan dibicarakan lebih dijelaskan dalam Bab II.
BAB V
KESIMPULAN
Mazmur 110 merupakan mazmur raja yang sangat kental dengan gambaran dan
motif mesianik. Mesias yang akan datang tersebut digambarkan sebagai Raja dan Imam
yang sempuma dan ideal. Gambaran Mesias sebagai Raja dan Imam ini dipengaruhi oleh
jabatan dan peranan para raja yang memerintah dan para imam yang melayani di Israel.
Raja di Israel dipahami sebagai wakil TUHAN yang menjalankan pemerintah-Nya dan
memimpin umat-Nya ke dalam persekutuan dengan TUHAN dan kehidupan yang
bahagia. Selain itu, raja juga dipahami memiliki peranan sebagai penyelamat dan
pembebas bangsanya. Sedangkan para imam berfungsi sebagai mediator perjanjian
antara TUHAN dan bangsa Israel. Para imam hams memelihara dan meneguhkan
kembali secara konstan kesucian umat perjanjian TUHAN. Gambaran kedua fiingsi
jabatan inilah yang menjadi tipologi dan mempengaruhi konsep bangsa Israel tentang
Sang Mesias.
Namun sayangnya tidak seorang pun yang sanggup secara sempuma
menjalankan fungsinya sebagai raja atau pun imam. Banyak raja dan imam yang justru
membawa umat TUHAN jatuh ke dalam dosa dan pemberontakan kepada TUHAN.
Akhirnya kegagalan demi kegagalan yang dilakukan oleh para raja dan imam tersebut
semakin memperkuat pengharapan bangsa Israel akan datangnya Seorang Raja dan
Imam yang ideal dan sempuma yang akan digenapi pada masa akan datang.
Konsep tentang pengharapan Mesias ini sangat banyak digambarkan dalam
Perjanjian Lama, yang salah satunya dapat terlihgt dalam Mazmur 110 ini. Walaupun
82
banyak pendapat mengatakan bahwa ideologi tentang raja dan kerajaan dalam mazmur
ini seharusnya tidak secara langsung ditafsirkan sebagai gambaran mesianik, tetapi tidak
dapat disangkali juga bahwa mazmur ini sangat jelas menggambarkan tentang seorang
pribadi yang lebih superioritas dibandingkan raja-raja yang pemah ada di Israel. Daud
memanggil-Nya dengan panggilan kehormatan "Tuanku," sehingga Dia adalah Pribadi
yang lebih tinggi dari pada Daud. Pribadi tersebut adalah Raja yang menerima undangan
kehormatan untuk duduk di sebelah kanan TUHAN, suatu undangan yang tidak pemah
ditujukan kepada raja mana pun di dunia. Sang Raja Mesias tersebut akan menjalankan
pemerintahan bersama-sama dengan TUHAN dan menaklukkan segala musuh-musuh-
Nya di bawah tumpuan kaki-Nya.
Selain sebagai Raja yang sempuma, Mesias tersebut juga adalah Imam yang
sempuma. Hal ini semakin mempertegas dan memperlihatkan konsep mesianik yang ada
dalam mazmur ini. Jabatan keimaman dalam bangsa Israel hanya dapat dijabat oleh suku
Lewi, sehingga tidak ada seorang raja pun di Israel yang sekaligus dapat menjabat
sebagai seorang imam. Itulah sebabnya keimaman Sang Raja Mesias ini dikatakan
menurut peraturan Melkisedek, karena keimaman yang diberikan kepada-Nya bukanlah
berdasarkan keturunan dan peraturan manusia, dan tidak ada kurun waktu yang
membatasinya. Keimaman tersebut diberikan kepada-Nya sampai selama-lamanya
dengan sumpah yang dinyatakan oleh TUHAN sendiri. Sumpah yang tidak akan
membuat TUHAN menyesal ini merupakan suatu jaminan yang kuat terhadap keimaman
yang diberikan kepada Sang Raja Mesias, sedangkan keimaman para Lewi sendiri tidak
pernah diberikan dengan pernyataan sumpah dari TUHAN. Konsep-konsep inilah yang
meyakinkan penulis untuk melihat Mazmur 110 ini sebagai Ma2Mnur Mesianik yang
83
menubuatkan tentang datangnya Seorang Mesias sebagai Raja dan Imam yang ideal dan
sempurna, karena dalam mazmur ini sendiri terdapat gambaran-gambaran yang tidak
mungkin menunjuk kepada salah satu raja atau imam di Israel.
Selain itu, Perjanjian Baru lebih eksplisit menyatakan Mazmur 110 sebagai
mazmur yang berbicara tentang Mesias. Para penulis Peijanjian Baru ini secara langsung
mengaplikasikan mazmur ini kepada Yesus yang diakui dan dipercaya sebagai Mesias
yang menggenapi mazmur tersebut. Bahkan Yesus sendiri secara eksplisit menyatakan
bahwa Mazmur 110 itu menimjuk kepada Mesias sebagai Tuan Daud (Mat 22:41-45;
Mrk 15:35-37; Luk 20:41-44). Petrus dalam kotbahnya menyatakan Mazmur 110:1
menunjuk kepada Yesus yang telah naik ke Surga, yang dimuliakan, dan duduk di
sebelah kanan Allah. Demikian juga penulis Ibrani menggunakan mazmur yang sama
untuk menunjukkan kesuperioritasan Yesus dibandingkan para malaikat dan keunggulan
keimaman Yesus dibandingkan keimaman Lewi.
Yesus sendiri telah mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa hal-hal yang
pasti yang akan terjadi terhadap diri-Nya telah tertulis dalam kitab Mazmur (Luk 24:44).
Dengan demikian melalui kacamata Perjanjian Baru, kita semakin melihat Mazmur 110
dengan sudut pandang yang baru dan lebih jelas, yang menubuatkan dan menunjuk
kepada Yesus sebagai Sang Mesias. Kesinambungan antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru pun semakin jelas terlihat, yaitu bahwa Mesias yang dijanjikan dan
dinubuatkan dalam Perjanjian Lama telah digenapi dalam Perjanjian Baru melalui diri
Yesus Kristus. Dia adalah Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Dia juga adalah
Imam Besar sampai selama-lamanya yang duduk di sebelah kanan TUHAN dan menjadi
Pengantara antara TUHAN dan umat-Nya.