248710629-efusi
-
Upload
saristefaniginting -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of 248710629-efusi
Efusi Pleura Dextrae.c TB Paru
Dr. Sari Stefani
identitas
Nama : Tn. AUmur : 45 tahunAgama : IslamTanggal pemeriksaan : 10 Februari 2015
Keluhan Utama Sesak Napas
Riwayat penyakit sekarangLebih kurang 3 bulan SMRS, os mengeluh batuk,
dahak (+), warna dahak putih, os merasa nafsu makan yang menurun, berat badan menurun. BAK dan BAB normal (+), keringat malam (-), sesak (-), dada berdebar-debar (-), nyeri dada (-). Pada keadaan ini, os tidak berobat.
Lebih kurang 2 minggu SMRS os mengeluh batuk semakin sering. Dahak (+), warna dahak putih. Jumlah dahak semakin banyak, kurang lebih 1 sendok makan setiap kali batuk. Batuk tidak bercampur darah, Frekuensi batuk sekitar 10-20 kali per hari.
Pada saat batuk, os merasakan sakit di dadanya, sakit tidak menjalar. Os juga mengeluh sesak, sesak tidak dipengaruhi aktifitas, posisi, cuaca, dan emosi. Badan terasa lemas (+), demam (+) tidak terlalu tinggi, nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun (+), berat badan menurun (+). BAB dan BAK biasa.
Lebih kurang 1 hari SMRS, os mengeluh sesak napas semakin hebat, sesak tidak dipengaruhi aktifitas, cuaca, posisi, dan emosi. Suara mengi (-). Os juga mengeluh batuk semakin sering. Batuk berdahak tidak disertai darah. Dahak berwarna putih. Jumlah dahak semakin banyak, sekitar 1 ½ sendok makan. Os kemudian berobat ke RSUD Kayuagung.
Lebih kurang 1 tahun yang lalu pasien memiliki riwayat penyakit TB Paru. Pasien rutin minum obat dan pada pemeriksaan dahak terakhir pasien sudah dinyatakan sembuh.
RPD RPK
Pasien memiliki riwayat TB Paru
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki keluhan seperti pasien
Riwayat penyakit
OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisPernafasan : 26 x/menit, torakoabdominal,
regularTekanan Darah : 120/90mmHgNadi : 84 x/menit, regular, isi cukupTemperatur : 36,9°C BB : 53 kgTinggi Badan : 170 cmStatus Gizi : Underweight
OBEJEKTIF
Keadaan Spesifik
Kepala : Normosefalik, tidak ada deformitasMata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sclera
ikterik (+)/(+)JVP : 5-2 cmH2OKelenjar Getah Bening : tidak teraba
pembesaranDada : Bentuk dada simetris, nyeri tekan (-),
nyeri ketok (-), krepitasi (-)
OBJEKTIF
Paru-paru I : Statis,dinamis simetris kanan dan kiri, P : Stemfremitus kanan < kiriP : Sonor pada lapangan paru kiri, redup pada lapangan paru
kananA: Vesikuler (+) normal pada paru kiri, vesikuler (+)
melemah pada paru kanan, wheezing (-), ronkhi basah sedang pada lapangan paru kanan .
Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)Perut : Lemas, datar, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-),
hati dan limpa tidak terabaGinjal : Nyeri ketok CVA (-), Ballotement (-)Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai (-)/(-)
ASSESMENT
Efusi Pleura Dextra e.c TB ParuPLANNING
MRSBed restO2 4-5 lpm IVFD RL gtt 20/makroInj. Ceftriaxone 2x1 mg ivInj. Dexametasone 3x1 ivAmbroxol tab 3x1Vitamin B-comp 1x1Rencana Pemeriksaan Dan Tindakan
Foto Thorax PA ThorakosentesisPemasangan WSDPemeriksaan sputum (BTA) S/P/S
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
Efusi pleura e.c penyakit sistemik
Pemeriksaan Penunjang
Follow up 11 Januari 2015 S Sesak napas, batuk
O Keadaan umumKesadaran: compos mentisTekanan darah : 110/90 mmHgNadi : 84x/menitRR : 26x/menitTemperatur : 36,9ºC Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)Jantung :I : Iktus kordis tidak terlihat. P : Iktus kordis tidak teraba, thrill(-).P: Batas jantung sulit dinilaiA: HR = 80x/menit, murmur (-) , gallop (-)ParuI : Statis,dinamis simetris kanan dan kiri.P : Stemfremitus kanan< kiri.P : Sonor pada lapangan paru kiri, redup pada lapangan paru kananA: Vesikuler (+) melemah di lapangan paru kanan, vesikuler (+) normal pada lapangan paru kiri, ronkhi basah sedang lapangan paru kanan , wheezing (-).Perut : datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, bising usus (+) normalEkstremitas : edema pretibial -/-
A Efusi pleura dextra e.c suspek TB
P O2 4-5 lpm IVFD RL gtt 20/makroInj. Ceftriaxone 2x1 mg ivInj. Dexametasone 3x1 ivAmbroxol tab 3x1Vitamin B-comp 1x1Konsul Sp.B untuk tindakan Torakosintesis
Follow up 12 Januari 2015 S Sesak napas, batuk
O Keadaan umumKesadaran: compos mentisTekanan darah : 120/90mmHgNadi : 80x/menitRR : 25x/menitTemperatur : 36,9ºC Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)Jantung :I : Iktus kordis tidak terlihat. P : Iktus kordis tidak teraba, thrill(-).P: Batas jantung sulit dinilaiA: HR = 80x/menit, murmur (-) , gallop (-)ParuI : Statis,dinamis simetris kanan dan kiri.P : Stemfremitus kanan< kiri.P : Sonor pada lapangan paru kiri, redup pada lapangan paru kananA: Vesikuler (+) melemah di lapangan paru kanan, vesikuler (+) normal pada lapangan paru kiri, ronkhi basah sedang lapangan paru kanan , wheezing (-).Perut : datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, bising usus (+) normalEkstremitas : edema pretibial -/-
A Efusi pleura dextra e.c suspek TB
P O2 4-5 lpm IVFD RL gtt 20/makroInj. Ceftriaxone 2x1 mg ivInj. Dexametasone 3x1 ivInj. Ketorolac 3x1 ivAmbroxol tab 3x1Vitamin B-comp 1x1Aspirasi cairan + 500 cc lewat selang WSDRontgen Thorax PABTA (-)
Follow up 13 Januari 2015 S Sesak napas, batuk
O Keadaan umumKesadaran: compos mentisTekanan darah : 120/90mmHgNadi : 80x/menitRR : 22x/menitTemperatur : 36,9ºC Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)Jantung :I : Iktus kordis tidak terlihat. P : Iktus kordis tidak teraba, thrill(-).P: Batas jantung sulit dinilaiA: HR = 80x/menit, murmur (-) , gallop (-)ParuI : Statis,dinamis simetris kanan dan kiri.P : Stemfremitus kanan< kiri.P : Sonor pada lapangan paru kiri, redup pada lapangan paru kananA: Vesikuler (+) melemah di lapangan paru kanan, vesikuler (+) normal pada lapangan paru kiri, ronkhi basah sedang lapangan paru kanan , wheezing (-).Perut : datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, bising usus (+) normalEkstremitas : edema pretibial -/-
A Efusi pleura dextra e.c suspek TB
P IVFD RL gtt 20/makroInj. Ceftriaxone 2x1 mg ivInj. Dexametasone 3x1 ivInj. Ketorolac 3x1 ivAmbroxol tab 3x1Vitamin B-comp 1x1Aspirasi cairan + 500 cc lewat selang WSDRontgen Thorax PA
Follow up 14 Januari 2015 S Sesak napas, batuk
O Keadaan umumKesadaran: compos mentisTekanan darah : 120/90mmHgNadi : 80x/menitRR : 22x/menitTemperatur : 36,9ºC Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)Jantung :I : Iktus kordis tidak terlihat. P : Iktus kordis tidak teraba, thrill(-).P: Batas jantung sulit dinilaiA: HR = 80x/menit, murmur (-) , gallop (-)ParuI : Statis,dinamis simetris kanan dan kiri.P : Stemfremitus kanan= kiri.P : Sonor pada lapangan paru kiri, redup pada lapangan paru kananA: Vesikuler (+) melemah di lapangan paru kanan, vesikuler (+) normal pada lapangan paru kiri, ronkhi basah sedang lapangan paru kanan , wheezing (-).Perut : datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, bising usus (+) normalEkstremitas : edema pretibial -/-
A Efusi pleura dextra e.c suspek TB Paru
P IVFD RL gtt 20/makroInj. Ceftriaxone 2x1 mg ivInj. Dexametasone 3x1 ivInj. Ketorolac 3x1 ivAmbroxol tab 3x1Vitamin B-comp 1x1Aspirasi cairan + 250 cc lewat selang WSDRontgen Thorax PA
Follow up 15 Januari 2015 S Sesak napas, batuk
O Keadaan umumKesadaran: compos mentisTekanan darah : 120/90mmHgNadi : 80x/menitRR : 22x/menitTemperatur : 36,9ºC Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)Jantung :I : Iktus kordis tidak terlihat. P : Iktus kordis tidak teraba, thrill(-).P: Batas jantung sulit dinilaiA: HR = 80x/menit, murmur (-) , gallop (-)ParuI : Statis,dinamis simetris kanan dan kiri.P : Stemfremitus kanan= kiri.P : Sonor pada lapangan paru kanan, sonor pada lapangan paru kiriA: Vesikuler (+) normal di lapangan paru kiri, vesikuler (+) normal pada lapangan paru kanan, ronkhi basah sedang lapangan paru kanan berkurang , wheezing (-).Perut : datar, lemas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, bising usus (+) normalEkstremitas : edema pretibial -/-
A Efusi pleura dextra e.c suspek TB Paru
P O2 4-5 lpm IVFD RL gtt 20/makroInj. Ceftriaxone 2x1 mg ivInj. Dexametasone 3x1 ivAmbroxol tab 3x1Vitamin B-comp 1x1Aspirasi cairan + 100 cc lewat selang WSDRontgen Thorax PA
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad BonamQuo ad functionam : Dubia ad BonamQuo ad Sanationum : dubia ad Bonam
Anatomi dan Fisiologi Pleura
Pleura adalah membran serosa yang licin, mengkilat, tipis dan transparan. Membran ini membungkus jaringan paru.
Anatomi dan Fisiologi Pleura
Pleura parietalis dan viseralis terdiri atas selapis mesotel (yang memproduksi cairan), membran basalis, jaringan elastik dan kolagen, pembuluh darah dan limfe. Membran pleura bersifat semipermiabel.
Sejumlah cairan terus menerus merembes keluar dari pembuluh darah yang melalui pleura parietal. Cairan ini diserap oleh pembuluh darah pleura viseralis, dialirkan ke pembuluh limfe dan kembali kedarah.
Definsi Efusi Pleura
Efusi pleura adalah
suatu keadaan dimana terdapat penumpukan
cairan dari dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura
viseralis dapat berupa cairan transudat atau cairan eksudat. Pada
keadaan normal rongga pleura hanya mengandung cairan sebanyak 10-20 ml.
Etiologi
Eksudat
• virus coxsackie, Rickettsia, Chlamydia. Pleuritis karena virus dan
mikoplasma : • Bakteri penyebab dapat merupakan bakteri aerob
maupun anaerob (Streptococcus paeumonie, Staphylococcus aureus, Pseudomonas, Hemophillus, E. Coli, Pseudomonas, Bakteriodes, Fusobakterium)
Pleuritis karena bakteri piogenik:
• Aktinomikosis, Aspergillus, Kriptococcus Pleuritis karena fungi
penyebabnya:
Etiologi
Eksudat
• yang paling banyak terjadi melalui focus subpleural yang robek atau melalui aliran getah bening, dapat juga secara hematogen dan menimbulkan efusi pleura bilateral.
Pleuritis tuberkulosa:
• tumor primer pada paru-paru, mammae, kelenjar linife, gaster, ovarium. Efusi pleura terjadi bilateral dengan ukuran jantung yang tidak membesar.
Efusi pleura karena
neoplasma :
Etiologi
Transudat
• Penyebab terbanyak adalah decompensatio cordis. Sedangkan penyebab lainnya adalah perikarditis konstriktiva, dan sindroma vena kava superior.
Gangguan kardiovaskular :
• Efusi terjadi karena rendahnya tekanan osmotik protein cairan pleura dibandingkan dengan tekanan osmotik darah.
Hipoalbuminemia:
Patofisiologi
Patofiologi
Pemeriksaan Penunjang
Foto Toraks PA
TorakosintesisSitologi
Untuk diagnostik penyalit pleura, terutama bila ditamukan sel-sel patologis
Bakteriologi Kuman aerob dan anaerob.
Paling sering Pneumokokus, E.coli, klabsiela, Pseudomonas dan Enterobacter
Penatalaksanaan
Terapi penyakit dasarnya (Antibiotika).Torakosentesis.
Aspirasi cairan pleura selain bermanfaat untuk memastikan diagnosis, aspirasi juga dapat dikerjakan dengan tujuan terapetik