240364050-Referat-Katarak.doc

39
1 BAB I PENDAHULUAN Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, Latin Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah perubahan lensa mata yang seharusnya jernih dan tembus pandang menjadi keruh, cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak merupakan penyebab terbanyak kebutaan di dunia. Di Indonesia, katarak merupakan penyebab utama kebutaan dengan prevalensi buta katarak 0,78% dari prevalensi kebutaan 1,5% pada tahun 1996. Proses terjadinya katarak sangat berhubungan dengan faktor usia. Walaupun katarak adalah penyakit usia lanjut, namun 16-20% buta katarak telah dialami oleh penduduk Indonesia pada usia 40-54 tahun, yang menurut kriteria Biro Pusat Statistik (BPS) termasuk dalam kelompok usia produktif. Selain akibat penuaan katarak juga dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital). Makin tingginya angka harapan hidup penduduk Indonesia maka jumlah penderita katarak makin meningkat, sehingga pelayanan bedah katarakpun makin bertambah. Terjadinya katarak dipengaruhi oleh berbagai faktor,

Transcript of 240364050-Referat-Katarak.doc

Page 1: 240364050-Referat-Katarak.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, Latin

Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana

penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.

Katarak adalah perubahan lensa mata yang seharusnya jernih dan tembus

pandang menjadi keruh, cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan menjadi

kabur. Katarak merupakan penyebab terbanyak kebutaan di dunia. Di Indonesia,

katarak merupakan penyebab utama kebutaan dengan prevalensi buta katarak 0,78%

dari prevalensi kebutaan 1,5% pada tahun 1996. Proses terjadinya katarak sangat

berhubungan dengan faktor usia. Walaupun katarak adalah penyakit usia lanjut,

namun 16-20% buta katarak telah dialami oleh penduduk Indonesia pada usia 40-54

tahun, yang menurut kriteria Biro Pusat Statistik (BPS) termasuk dalam kelompok

usia produktif. Selain akibat penuaan katarak juga dapat timbul pada saat kelahiran

(katarak kongenital). Makin tingginya angka harapan hidup penduduk Indonesia

maka jumlah penderita katarak makin meningkat, sehingga pelayanan bedah

katarakpun makin bertambah.

Terjadinya katarak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor intrinsik

maupun ekstrinsik. Faktor intrinsik yang berpengaruh antara lain umur, jenis kelamin

dan faktor genetik, sedangkan faktor ekstrinsik yang berpengaruh antara lain adalah

pendidikan dan pekerjaan yang berdampak langsung pada status sosial ekonomi dan

status kesehatan seseorang serta faktor lingkungan, dalam hubungannya dengan

paparan sinar ultraviolet.

Stadium katarak dibagi menjadi stadium insipien, imatur, matur dan

hipermatur. Ablasio retina adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada

katarak. Untuk mencegah dan menurunkan terjadinya komplikasi dapat dilakukan

dengan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat.

Page 2: 240364050-Referat-Katarak.doc

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Anatomi

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir

transparan semua. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang iris,

lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat zonula tersebut

menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior dari kapsul

lensa. Kapsul ini merupakan membran dasar yang melindungi nukleus, korteks, dan

epitel lensa. 65% lensa terdiri atas air, sekitar 35% protein ( kandungan protein

tertinggi diantara jaringan-jaringan tubuh ), dan sedikit mineral. Kandungan kalium

lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain.

1. Kapsul

Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan transparan tersusun

dari kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa. Kapsul ini mengandung

isi lensa serta mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi. Bagin paling

tebal kapsul berada di bagian anterior dan posterior zona preekuator, dan bagian

paling tipis berada di bagian tengah kutub posterior.

Page 3: 240364050-Referat-Katarak.doc

3

2. Serat Zonula

Lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat zonula

tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior

dari kapsul lensa.

3. Epitel Lensa

Tepat dibelakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel. Sel-

sel epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-sel lainnya,

seperti sintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel tersebut juga dapat

membentuk ATP untuk memenuhi kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel yang baru

terbentuk akan menuju equator lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa.

4. Nukleus dan korteks

Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan

menekan serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa. Serat-serat

yang baru akan membentuk korteks dari lensa.

II.2. Fisiologi

Lensa tidak memiliki pembuluh darah maupun sistem saraf. Untuk

mempertahankan kejernihannya, lensa harus menggunakan aqueous humour

sebagai penyedia nutrisi dan sebagai tempat pembuangan produknya. Namun

hanya sisi anterior lensa saja yang terkena aqueous humour. Oleh karena itu, sel-

sel yang berada ditengah lensa membangun jalur komunikasi terhadap lingkungan

luar lensa dengan membangun low resistance gap junction antar sel.

Page 4: 240364050-Referat-Katarak.doc

4

1. Keseimbangan Elektrolit dan Air di dalam lensa

Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak berubah

seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa berada di ruang

ekstrasel. Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah 20µM dan pottasium sekitar

120µM. Konsentrasi sodium dan pottasium di luar lensa lebih tinggi.

Keseimbangan elektrolit antara lingkungan dalam dan luar lensa sangat

tergantung dari permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa sodium, Na+,

K+ -ATPase. Inhibisi Natrium Kalium ATPase dapat mengakibatkan hilangnya

keseimbangan elektrolit dan meningkatnya air di dalam lensa.

Keseimbangan Kalsium juga sangat penting bagi lensa. Konsentrasi Kalsium

yang normal di dalam sel adalah 30 µM, sedangkan diluar lensa 2 µM. Perbedaan

konsentrasi Kalsium ini diatur sepenuhnya oleh Kalsium ATPase. Hilangnya

keseimbangan Kalsium ini dapat menyebabkan depresi metabolisme glukosa,

pembentukan protein high molecular weight, dan aktivasi protease destruktif.

Transpor membran dan permeabilitas sangat penting untuk kebutuhan nutrisi

lensa. Asam amino aktif masuk ke dalam lensa melalui pompa sodium yang berada

di sel epitel. Glukosa memasuki lensa secara difusi terfasilitasi, tidak langsung

seperti sistem transpor aktif.

2. Akomodasi lensa

Mekanisme yang dilakukan oleh mata untuk mengubah fokus dari benda

jauh ke benda dekat disebut akomodasi. Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa

oleh badan siliar terhadap serat-serat zonula. Setelah umur 30 tahun, kekakuan

yang terjadi di nukleus lensa secara klinis mengurangi daya akomodasi.

Saat m. cilliaris berkontraksi, serat zonular relaksasi mengakibatkan lensa menjadi

lebih cembung, ketebalan axial lensa meningkat, dan terjadi akomodasi. Saat m

cilliaris relaksasi, serat zonular menegang, lensa lebih pipih, dan kekuatan dioptri

menurun.

Page 5: 240364050-Referat-Katarak.doc

5

Tabel 1. Perubahan yang terjadi pada saat akomodasi

Akomodasi Tanpa akomodasi

M. cilliaris Kontraksi Relaksasi

Ketegangan serat

zonular

Menurun Meningkat

Bentuk lensa Lebih cembung Lebih pipih

Tebal axial lensa Meningkat Menurun

Dioptri lensa Meningkat Menurun

Terjadinya akomodasi dipersarafi oleh saraf simpatik cabang Nervus

Occulomotorius. Obat-obat parasimpatomimetik ( pilocarpin ) memicu akomodasi,

sedangkan obat-obat parasimpatolitik ( atropin ) memblok akomodasi. Obat-

obatan yang menyebabkan relaksasi otot ciliar disebut cyclopegik.

Page 6: 240364050-Referat-Katarak.doc

6

2.3 Katarak

2.3.1 Definisi

Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, Latin

Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana

penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Jadi katarak

adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan) lensa,atau denaturasi protein lensa.1

Secara umum katarak adalah perubahan lensa mata yang seharusnya

jernih dan tembus pandang menjadi keruh, cahaya sulit mencapai retina

akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan,

sehingga penglihatan terganggu secara beragam sesuai tingkat kekeruhan lensa.

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,

biasanya diatas 50 tahun.3

2.3.2. Epidemiologi

Katarak Menurut WHO, katarak adalah penyebab kebutaan terbesar

di seluruh dunia. Katarak menyebabkan kebutaan pada delapan belas juta

orang diseluruh dunia dan diperkirakan akan mecapai angka empat puluh

juta orang pada tahun 2020. Hampir 20,5 juta orang dengan usia di atas 40

yang menderita katarak, atau 1 tiap 6 orang dengan usia di atas 40 tahun

menderita katarak (American Academy Ophthalmology, 2007 )

Page 7: 240364050-Referat-Katarak.doc

7

Penelitian - penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya

katarak pada sekitar 10% orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar

50% untuk mereka yang berusia antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar

70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun.3

Di Indonesia, katarak merupakan penyebab utama kebutaan dengan

prevalensi buta katarak 0,78% dari prevalensi kebutaan 1,5% pada tahun 1996.

Proses terjadinya katarak sangat berhubungan dengan faktor usia. Walaupun

katarak adalah penyakit usia lanjut, namun 16-20% buta katarak telah dialami

oleh penduduk Indonesia pada usia 40-54 tahun, yang menurut kriteria Biro

Pusat Statistik (BPS) termasuk dalam kelompok usia produktif.

Sperduto dan Hiller menyatakan bahwa katarak ditemukan lebih sering

pada wanita dibanding pria. Pada penelitian lain oleh Nishikori dan Yamomoto,

rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan dominasi pasien wanita yang berusia

lebih dari 65 tahun dan menjalani operasi katarak.8

2.3.3 Etiologi dan faktor Resiko7

Penyebab katarak bisa menjadi salah satu atau kombinasi dari faktor-

faktor berikut :

Faktor intrinsik :

• Usia

Seiring dengan pertambahan usia, lensa akan mengalami penuaan

juga. Keistimewaan lensa adalah terus menerus tumbuh dan

membentuk serat lensa dengan arah pertumbuhannya yang konsentris.

Tidak ada sel yang mati ataupun terbuang karena lensa tertutupi oleh

serat lensa. Akibatnya, serat lensa paling tua berada di pusat lensa

(nukleus) dan serat lensa yang paling muda berada tepat di bawah kapsul

lensa (korteks). Dengan pertambahan usia, lensa pun bertambah berat,

tebal, dan keras terutama bagian nukleus.

Pengerasan nukleus lensa disebut dengan nuklear sklerosis. Selain

itu, seiring dengan pertambahan usia, protein lensa pun mengalami

Page 8: 240364050-Referat-Katarak.doc

8

perubahan kimia. Fraksi protein lensa yang dahulunya larut air menjadi

tidak larut air dan beragregasi membentuk protein dengan berat

molekul yang besar. Hal ini menyebabkan transparansi lensa berkurang

sehingga lensa tidak lagi meneruskan cahaya tetapi malah mengaburkan

cahaya dan lensa menjadi tidak tembus cahaya.

• Ø Hereditas

Faktor genetik memiliki peran yang besar pada insidensi, onset usia, dan

maturasi dari katarak .

Faktor ekstrinsik :

• Sinar ultraviolet

Radiasi ultraviolet dapat meningkatkan jumlah radikal bebas pada

lensa karena tingginya penetrasi jumlah cahaya UV menuju lensa. UV

memiliki energi foton yang besar sehingga dapat meningkatkan

molekul oksigen dari bentuk triplet menjadi oksigen tunggal yang

merupakan salah satu spesies oksigen reaktif.

• Faktor diet

Defisiensi dari asam amino, vitamin, dan elemen esensial merupakan

antioksidan eksogen yang berfungsi menetralkan radikal bebas yang

terbentuk pada lensa sehingga dapat mencegah terjadinya katarak.

• Merokok

Merokok juga banyak dihubungkan dengan onset katarak. Merokok

menyebabkan akumulasi dari molekul pigmen 3-hidroksikinurinine dan

kromofores, yang menyebabkan kekuningan. Cyanates pada rokok

menyebabkan denaturasi protein dan karbamilasi.

• Trauma pada mata

Trauma dapat menyebabkan kerusakan langsung pada protein lensa

sehingga timbul katarak.

• Adanya penyakit/gangguan kesehatan sistemik seperti diabetes.

Diabetes dapat menyebabkan perubahan metabolisme lensa. Tingginya

Page 9: 240364050-Referat-Katarak.doc

9

kadar gula darah menyebabkan tingginya kadar sorbitol lensa.

Sorbitol ini menyebabkan peningkatan tekanan osmotik lensa sehingga

lensa menjadi sangat terhidrasi dan timbul katarak.

• Infeksi

Uveitis kronik sering menyebabkan katarak. Pada uveitis sering dijumpai

sinekia posterior yang menyebabkan pengerasan pada kapsul anterior

lensa.

2.3.4 Patofisiologi

Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi

dan sklerosis:

1. Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel

lensa yang berada di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan

dari lensa. Air yang banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan

osmotik yang menyebabkan kekeruhan lensa.

2. Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut

kolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagen di tengah.

Makin lama serabut tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah

sklerosis nukleus lensa.

Selain itu menurut, banyak perubahan yang terjadi yang dipengaruhi oleh

meningkatnya usia seperti :

1.Kapsula

a. Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)

b. Mulai presbiopiac

c. Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur

2. Epitel-makin tipis

a. Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat)

b. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa

a.Serat irregular

Page 10: 240364050-Referat-Katarak.doc

10

b.Pada korteks jelas kerusakan serat sel

c. Brown sclerotic nucleu, sinar UV lama kelamaan merubah protein nukelus

lensa, sedang warna coklat protein lensa nucleus mengandung histidin dan

triptofan disbanding normal

d. Korteks tidak berwarna karenai kadar asam askorbat tinggi dan

menghalangi foto oksidasi.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa dapat mengakibatkan hilangnya

transparansi lensa dan juga perubahan kimia dalam protein lensa dapat

menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat

jalannya cahaya ke retina.   Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim

mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi dimana proses

degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan permeabilitas lensa terhadap

air dan molekul-molekul larut air sehingga transportasi air, nutrisi dan

antioksidan kedalam lensa menjadi berkurang. Peningkatan produk oksidasi dan

penurunan antioksidan seperti vitamin dan enzim-enzim superoxide memiliki

peran penting pada proses pembentukan katarak.

2.3.5 Klasifikasi

A. Menurut kejadian

1. Katarak Developmental

2. Katara Degeneratif

B. Menurut Umur

1. Katarak kongenital

2. katarak juvenil

3. katarak senil

2.3.5.1 KATARAK DEVELOPMENTAL

1. Katarak Kongenital

Page 11: 240364050-Referat-Katarak.doc

11

Katarak kongenital adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir

(atau beberapa saat kemudian) dan berkembang pada tahun pertama dalam hidupnya.

Katarak kongenital bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal

dominan) atau bisa disebabkan oleh infeksi kongenital, seperti campak Jerman,

berhubungan dengan penyakit anabolik, seperti galaktosemia. Katarak kongenital

dianggap sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita

penyakit misalnya Diabetes Melitus. Jenis katarak ini jarang sering terjadi. Faktor

risiko terjadinya katarak kongenital adalah penyakit metabolik yang diturunkan,

riwayat katarak dalam keluarga, infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam

kandungan.

Katarak Kongenital

Ada 4 bentuk yang dapat dilihat dengan slitlamp:

Katarak lamelar

Katarak polaris posterior

Katarak polaris anterior

Katarak nuklear

a. Katarak lamelar

Page 12: 240364050-Referat-Katarak.doc

12

Katarak lamelar atau zonular merupakan katarak kongenital paling banyak

yang menyebabkan gangguan visus, dan sekitar 49% dari semua kasus. Katarak

lamelar dapat disebabkan oleh kelainan genetik ataupun lingkungan. Kondisi

lingkungan yang dihubungkan dengan katarak lamellar adalah defisiensi

vitamin D. Kadang-kadang infeksi maternal rubella yang diidap antara minggu

ke-7 dan ke-8 kehamilan juga dapat menyebabkan katarak lamellar. Kekeruhan

pada katarak lamelar terjadi pada nukleus fetal di sekeliling nukleus

embriogenik. Kadang-kadang terlihat dua gambaran kekeruhan seperti cincin.

Massa lensa yang tidak mengalami kekeruhan jelas di internal dan eksteranal

zona katarak, kecuali kekeruhan kecil yang berbentuk liniar seperti jari-jari

roda, yang dapat terlihat hampir di ekuator. Katarak lamelar biasanya bilateral

dan sering menyebabkan defek penglihatan yang berat. 

b. Katarak Polaris Anterior

Berbentuk piramid yang mempunyai dasar dan puncak, karena itu disebut juga

katarak piramidalis anterior. Puncaknya dapat kedalam atau keluar. Keluhan terutama

mengenai penglihatan yang kabur waktu terkena sinar, karena pada waktu ini pupil

mengecil, sehingga sinar terhalang oleh kekeruhan di polus anterior. Sinar yang redup

tidak terlalu mengganggu, karena pada cahaya redup, pupil melebar, sehingga lebih

banyak cahaya yang dapat masuk. Pada umumnya tiddak menimbulkan gangguan

stationer, sehingga tidak memerlukan tinakan operatif. Dengan pemberiann midriatika,

seperti sulfas atropin 1% atau homatropin 2% dapat memperbaiki visus, karena pupil

menjadi lebih lebar, tetapi terjadi pula kelumpuhan dari Mm. Siliaris, sehingga tidak

dapat berakomodasi.

c. Katarak Polaris Posterior

Page 13: 240364050-Referat-Katarak.doc

13

Kekeruhan terletak di polus posterior. Sifat-sifatnya sama dengan katarak polaris

anterior. Juga stationer, tidak menimbulkan banyak ganggan visus, sehingga tidak

memerlukan tindakan operasi. Tindakan yang lain sama dengan katarak polaris

anterior.

d. Katarak nuklear

Katarak pulverulenta sentralis (katarak nuklear embriogenik). Katarak

jenis ini bersifat genetik dan terjadi akibat hambatan perkembangan lensa

pada stadium awal, oleh karena itu melibatkan nukleus embriogenik.

Kondisi ini terjadi bilateral dan ditandai dengan kekeruhan berebentuk

lingkaran kecil di tengah lensa. Gambaran kekeruhan tersebut seperti

bedak, sehingga disebut pulverulenta dan biasanya tidak berefek pada

penglihatan.

Katarak nuklear total; kekeruhan biasanya terjadi di nukleus embriogenik

dan fetal, kadang-kadang di nukleus infantil. Katarak jenis ini mempunyai

ciri kekeruhan dengan densitas seperti kapur (chalky) di bagian sentral

yang sangat mengganggu penglihatan. Kekeruhan biasanya bilateral dan

non-progresif.  

2.3.5.2 Katarak Juvenil

Katarak yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari bulan.

Katarak juvenil termasuk kedalam katarak Developmental, karena terjadi pada waktu

masih terjadinya perkembangan serat-serat lensa. Konsistensinya lembek seperi bubur

disebut juga “soft cataract” . katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak

kongenitaldan biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan

penyakit lainnya seperti :

1. Katarak metabolik

a) Katarak diabetik dan galaktosemik (gula)

Page 14: 240364050-Referat-Katarak.doc

14

b) Katarak hipokalsemik (tetanik)

c) Katarak defisiensi gizi

d) Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom Lowe dan homosistinuria)

e) Penyakit Wilson

f) Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain.

2. Otot

Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)

3. Katarak traumatik

4. katarak komplikata

a) Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia, aniridia,

pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis).

b) Katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal), seperti Wagner

dan retinitis pigmentosa, dan neoplasma).

c) Katarak anoksik

d) Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein, dinitrofenol,

triparanol, antikholinesterase, klorpromazin, miotik, klorpromazin, busulfan, dan

besi).

e) Lain-lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit

(sindermatik), tulang (disostosis kraniofasial, osteogenesis inperfekta,

khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata), dan kromosom.

f) Katarak radiasi

2.3.5.2 KATARAK DEGENERATIF.

Katarak Senilis

Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu

diatas usia 50 tahun keatas

Page 15: 240364050-Referat-Katarak.doc

15

Katarak Senilis

Katarak senilis merupakan katarak yang sering dijumapai. Satu-satunya gejala adalah

distorsi penglihatan dan pengihatan yang semakin kabur. Katarak ini biasanya

berkembang lambat selama beberapa tahun, dan pasien mungkin meninggal sebelum

timbul indikasi pembedahan. Apabila diindikasikan pembedahan, maka eksraksi

lensa akan secara definitif akan memperbaiki ketajaman penglihatan pada lbih dari

90% kasus. Sisanya (10%) mungkin telah mengalami kerusakan retina atau

mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasi retina, perdarahan

korpus vitreum, infeksi atau pertumbuhan epitel ke bawah kamera okuli anterior yang

menghambat pemulihan visual.

Perubahan lensa pada usia lanjut :

Kapsul : menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak), mulai presbiopia,

bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur, terlihat bahan granular.

Epitel makin tipis : sel epitel pada equator bertambah berat dan besar

Serat lensa : lebih iregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown slerosis

nucleus , sinar UV lama kelamaan merubah protein nukleus lensa, korteks tidak

bewarna.

2.3.6 Stadium Katarak

Page 16: 240364050-Referat-Katarak.doc

16

1. Stadium Insipien

Pada stadium ini belum menimbulkan gangguan visus. Visus pada stadium ini bisa

normal atau 6/6 – 6/20. Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5 – 5/6. Kekeruhan terutama

terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama

mengenai korteks anterior, sedangkan aksis masih terlihat jernih. Gambaran ini disebut

Spokes of wheel, yang nyata bila pupil dilebarkan.

Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut:

a. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan

posterior (katarak kortikal ). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks.

b. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular

posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan dan korteks berisi jaringan

degeneratif (benda Morgagni) pada katarak insipien.

c. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak

sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu

yang lama.

d. Katarak Intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat

lensa degeneratif yang menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa

disertai pembengkakan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong

iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengankeadaan normal.

Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak

intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan

miopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga akan

mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi. Pada

pemeriksaan slit-lamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat

lensa.

2. Stadium Imatur

Page 17: 240364050-Referat-Katarak.doc

17

Sebagian lensa keruh tetapi belum mengenai seluruh lapis lensa. Visus pada stadium

ini 6/60 – 1/60. Kekeruhan ini terutama terdapat dibagian posterior dan bagian

belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk

ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan berada di

posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini, akan

dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerah yang terang

sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang eruh dan daerah yang

gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut

shadow test (+).

Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi

cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata

menjadi miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa

iris terdorong kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit,

sehingga dapat menimbulkan glaukoma sebagai penyulitnya.

3. Stadium Matur

Kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa, sehingga semua sinar yang melalui

pupil dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa. Kekeruhan seluruh lensa yang

bila lama akan mengakibatkan klasifikasi lensa. Visus pada stadium ini 1/300. Bilik mata

depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa

yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif (shadow test (-) ). Di pupil tampak lensa

seperti mutiara.

4. Stadium Hipermatur

Page 18: 240364050-Referat-Katarak.doc

18

Pada stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut yang dapat menjadi keras

atau lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa

sehingga lensa menjadi mengecil, bewarna kuning dan kering. Visus pada stadium ini

1/300 – 1/~. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-

kadang pengkerutan berjalan terus sehingga berhubungan dengan zonula zinii menjadi

kendur. Bila proses kekeruhan berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal maka korteks

yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihtkan bentuk

sebagai sekantung susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa

karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak morgagni.

Gambar 9. Tabel : Perbandingan penglihatan normal dan katarak

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah

(air masuk)

Normal Berkurang

(air keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata de-

pan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik

mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test - + - Pseudops

Page 19: 240364050-Referat-Katarak.doc

19

2.3.7. Gejala Klinis2,6

Seorang pasien dengan katarak biasanya datang dengan riwayat

kemunduran secara progesif dan gangguan penglihatan. Penyimpangan

penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang.

- Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan

pasien dengan katarak.

- Silau, keluhan ini termasuk seluruh spektrum dari penurunan sensitivitas

kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari

hingga silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari.

- Perubahan miopik, progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan

dioptrik lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat.

Sebagai akibatnya, pasien presbiopi melaporkan peningkatan penglihatan

dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini

disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan miopik dan second

sight tidak terlihat pada katarak subkortikal posterior atau anterior.

- Diplopia monocular, kadang-kadang perubahan nuclear yang

terkonsentrasi pada bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area

refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran

terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau ophtalmoskopi

langsung. Fenomena seperti ini menimbulkan diplopia monocular yang

tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau lensa kontak.

- Noda, berkabut pada lapangan pandang.

- Ukuran kaca mata sering berubah.

Page 20: 240364050-Referat-Katarak.doc

20

2.3.8. Diagnosis1

Diagnosa dari katarak dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan seluruh tubuh terhadap adanya kelainan-kelainan harus dilakukan

untuk menyingkirkan penyakit sistemik yang berefek terhadap mata dan

perkembangan katarak.

a. Pemeriksaan mata yang lengkap harus dilakukan yang dimulai dengan

ketajaman penglihatan untuk gangguan penglihatan jauh dan dekat. Ketika

pasien mengeluh silau, harus diperiksa dikamar dengan cahaya terang.

b. Pemeriksaan adneksa okular dan struktur intraokular dapat memberikan

petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis penglihatannya.

Pemeriksaan yang sangat penting yaitu tes pembelokan sinar yang dapat

mendeteksi pupil Marcus Gunn dan defek pupil aferent relatif yang

mengindikasikan lesi saraf optik atau keterlibatan difus makula.

c. Pemeriksaan slit lamp  tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa.

Tapi dapat juga struktur okular lain (konjungtiva, kornea, iris, bilik mata

depan).

Ketebalan kornea dan opasitas kornea seperti kornea gutata harus

diperiksa hati-hati.

Gambaran lensa harus dicatat secara teliti sebelum dan sesudah

pemberian dilator pupil.

Posisi lensa dan integritas dari serat zonular juga dapat diperiksa

sebab subluxasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata

sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur.

d. Shadow Test untuk menilai maturitas dari katarak.

e. Kepentingan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari integritas

bagian belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat

menilai gangguan penglihatan.

Page 21: 240364050-Referat-Katarak.doc

21

2.3.9 Penatalaksanaan2,4,6

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Sejauh ini tidak ada

obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh. Berikut ini akan

dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak

yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.

- Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama

kapsulnya. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake

dan dipindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar.

Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa

subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder

dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer. ICCE

tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari

40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit

yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,

endoftalmitis, dan perdarahan.

- Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran

isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga

massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan

ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,

bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior,

perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan

dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya

prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca,

sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular

edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan

pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat

timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

Page 22: 240364050-Referat-Katarak.doc

22

- Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi merupakan suatu teknik ekstraksi lensa dengan

memecah dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan

irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonik

akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin phako

akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah

lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut.

Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan dan irisan akan

pulih dengan sendirinya sehingga memungkinkan pasien dapat dengan

cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat pada

katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini

kurang efektif pada katarak senilis padat.

Page 23: 240364050-Referat-Katarak.doc

23

Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita

memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan

cara sebagai berikut:

a. Kacamata afakia yang tebal lensanya

b. Lensa kontak

c. Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam

mata pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah

diangkat.

Kekuatan implan lensa intraokuler yang akan digunakan dalam operasi

dihitung sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik

dan kelengkungan kornea.

Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka

pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika

bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata

baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode phacoemulsification.

Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien membutuhkan

kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata

untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa intraokuler multifokal, lensa

intraokuler yang dapat berakomodasi sedang dalam tahap pengembangan.

2.3.10. Komplikasi2,6,7

- Komplikasi Intra Operatif

Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi

suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata

kedalam luka serta retinal light toxicity.

- Komplikasi dini pasca operatif

COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara

cairan yang keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil

Page 24: 240364050-Referat-Katarak.doc

24

dan siliar, edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-McLean

syndrome.

Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps vitreus.

Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang

tidak adekuat yang dapat menimbulkan komplikasi seperti

penyembuhan luka yang tidak sempurna, astigmatismus, uveitis

anterior kronik dan endoftalmitis. Dan pendarahan, yang biasa terjadi

bila iris robek saat melakukan insisi.

- Komplikasi lambat pasca operatif

Ablasio retina

Endoftalmitis kronik yang timbul karena organisme dengan virulensi

rendah yang terperangkap dalam kantong kapsuler.

Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah

malformasi lensa intraokuler, jarang terjadi.

2.3.11 Prognosis2,6

Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi

sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah

katarak resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada

pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam

penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada pemeriksaan dengan

menggunakan snellen chart.

BAB III

KESIMPULAN

Page 25: 240364050-Referat-Katarak.doc

25

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Berbagai macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak juga dapat berhubungan dengan penyakit vascular lanilla.

Berdasarkan usia dapat diklasifikasikan dalam : Katarak kongenital , Katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahun, Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun, dan Katarak senilis, katarak setelah usia 50 tahun .

Gambaran umum gejala katarak yang lain,seperti: Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film, perubahan daya lihat warna, gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata, lampu dan matahari sangat mengganggu, sering meminta ganti resep kaca mata, melihat ganda, baik melihat dekat pada pasien rabun dekat (hipermetropia), gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata ini. Pada pemeriksaan klinis, ketajaman penglihatan dan dengan melihat lensa melalui senter tangan, kaca pembesar, slit lamp, dan oftalmoskop sebaiknya saat pupil berdilatasi. Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow).

Penatalaksanaan pada katarak adalah tindakan pembedahan. Pengobatan yang diberikan biasanya hanya memperlambat proses, tetapi tidak menghentikan proses degenerasi lensa. Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk menghambat proses katarak adalah vitamin dosis tinggi, kalsium sistein, iodium tetes.

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: 240364050-Referat-Katarak.doc

26

1. Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. 3rd ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak

Senilis.http://alfinzone.wordpress.com/2010/12/05/patologi-dan-penatalaksanaan-

pada-katarak-senilis-2/

3. Vaughan, Daniel G; Asbury, Taylor and Eva, Paul Riordan. 2007. Oftalmologi

Umum. 14th ed. Jakarta : Widya Medika.

4. Victor, Vicente. 2012. Senile Cataract. Available from :

http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#a0199

5. SMF ilmu penyakit mata. Pedoman Dianosis dan Terapi Edisi III. RSUD

Soetomo. Surabaya. 2006

6. Dr. Razi – Katarak Senilis http://razimaulana.wordpress.com/2011/03/24/katarak-

senilis/

7. Mamta Singha - All About Senile Cataracts

http://www.empowher.com/cataract/content/all-about-senile-cataracts?page=0,1

8. Perdami – Katarak : http://www.perdami.or.id/?page=news_seminat.detail&id=2

9. Diagnosa dan Penatalaksanaan Katarak : http://repository.unand.ac.id/278/

10. 1.Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4thed. New Delhi: New Age In-

ternational (P) Limited Publisher; 2007. 260-2