233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

20
LAPORAN KASUS TRAUMA TEMBUS THORAKS I. ABSTRAK Pendahuluan : Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thoraks yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari cavum thoracis dimana trauma ini dapat disebabkan oleh benda tajam maupun tumpul. Laporan kasus : laki-laki 16 tahun datang dengan keluhan luka tusuk pada dada kiri. Dialami sejak kurang lebih satu jam yang lalu sebelum masuk RS. Luka tusuk tersebut disebabkan oleh anak panah. Nyeri dada ada, sesak ada. Mekanisme Trauma : pasien pada saat itu sedang duduk tiba-tiba terkena anak panah yang menancap di bagian tengah dada. Anak panah datang dari arah depan tapi jarak tidak diketahui. Kesimpulan : Pada presentasi kasus ini, dari anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang diagnose yang ditegakkan adalah Trauma tembus thorax II. PENDAHULUAN Trauma thoraks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat trauma. Banyak penderita meninggal saat tiba dirumah sakit sebelum sempat tertolong dan banyak diantara kematian ini sebenarnya dapat dicegah dengan meningkatkan kemampuan diagnostik dan terapi. Hanya 15-30% dari cedera tembus toraks yang membutuhkan tindakan torakotomi. (1) Penyebab kematian tercepat pada pasien trauma toraks disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:obstruksi jalan napas,

description

trauma thorax

Transcript of 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

Page 1: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

LAPORAN KASUS

TRAUMA TEMBUS THORAKS

I. ABSTRAK

Pendahuluan : Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thoraks yang

dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari cavum thoracis dimana

trauma ini dapat disebabkan oleh benda tajam maupun tumpul.

Laporan kasus : laki-laki 16 tahun datang dengan keluhan luka tusuk pada dada kiri. Dialami

sejak kurang lebih satu jam yang lalu sebelum masuk RS. Luka tusuk tersebut disebabkan oleh

anak panah. Nyeri dada ada, sesak ada.

Mekanisme Trauma: pasien pada saat itu sedang duduk tiba-tiba terkena anak panah yang

menancap di bagian tengah dada. Anak panah datang dari arah depan tapi jarak tidak diketahui.

Kesimpulan : Pada presentasi kasus ini, dari anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan

penunjang diagnose yang ditegakkan adalah Trauma tembus thorax

II. PENDAHULUAN

Trauma thoraks merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat trauma. Banyak

penderita meninggal saat tiba dirumah sakit sebelum sempat tertolong dan banyak diantara

kematian ini sebenarnya dapat dicegah dengan meningkatkan kemampuan diagnostik dan terapi.

Hanya 15-30% dari cedera tembus toraks yang membutuhkan tindakan torakotomi.(1)

Penyebab kematian tercepat pada pasien trauma toraks disebabkan oleh beberapa kondisi,

yaitu:obstruksi jalan napas, gangguan pernapasan yang fatal seperti tension pneumothoraks atau

hemothoraks dan tamponade jantung. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan timbulnya hipoxia,

hiperkapni dan asidosis.(2)

Setiap struktur pada rongga thoraks berpotensial mengalami trauma penetrasi dan harus

dievaluasi sebaik-baiknya ketika terjadi trauma. Struktur rongga thoraks meliputi, dinding dada,

paru-paru dan pleura, sistem tracheobronchial, jantung dan mediastinum.(3)

Pasien dengan trauma toraks dievaluasi dan ditangani sesuai dengan prinsip penanganan

Page 2: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

pasien trauma. Primary survey pada penderita cedera thoraks dimulai dengan airway. Masalah

utama harus dikoreksi begitu teridentifikasi. Patensi airway dan ventilasi harus dinilai dengan

mendengarkan gerakan udara pada hidung penderita, mulut dan dada. Pada breathing, dada dan

leher penderita harus dibuka selama penilaian dan vena-vena leher diperhatikan. Masalah yang

sering timbul terkait breathing yaitu: tension pneumothoraks, pneumothoraks sederhana,

flailchest dan hemothoraks masif. Pada circulation, denyut nadi penderita dinilai kualitas,

frekuensi dan keteraturannya. Cedera thoraks yang mempengaruhi sirkulasi dan harus ditemukan

pada primary survey adalah hemothoraks masif dan tamponade jantung. Setelah primary survey

dilakukan, dilanjutkan dengan secondary survey yang membutuhkan pemeriksaan fisik yang

lebih dalam dan teliti. Jika kondisi pasien memungkinkan, dibuat foto thoraks tegak,

pemeriksaan analisis gas darah, monitoring pulse oximeter dan elektrokardiogram. Ada delapan

cedera thoraks yang mungkin mematikan yaitu: pneumothoraks sederhana, hemothoraks,

kontusio paru, perlukaan percabangan trakeo-bronkial, cedera tumpul jantung, cedera diafragma

dan mediastinal traversing wound. Cedera diatas dari pemeriksaan fisik biasanya tidak jelas,

sehingga membutuhkan indeks kecurigaan yang tinggi karena cedera-cedera ini sering tidak

terdiagnosis dari awal sehingga berakibat fatal.(1, 4, 5)

III. PRESENTASI KASUS

• Identitas Pasien

Nama : Tn. IM

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 16 tahun

Alamat : Jl. Andi Mangerangi Lr.6 No.28 Mks

No. Reg : 64 57 55

Tgl. Masuk RS : 8 Januari 2014

• Anamnesis

Page 3: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

Anamnesis : Alloanamnesis

Keluhan Utama : luka tusuk pada dada kiri

Anamnesis Terpimpin : Dialami sejak kurang lebih satu jam yang lalu sebelum masuk

RS. Luka tusuk tersebut disebabkan oleh anak panah. Sesak ada,

nyeri dada ada.

Mekanisme Trauma: pasien pada saat itu sedang duduk tiba-tiba terkena anak panah yang

menancap di dada kiri. Anak panah datang dari arah depan namun

jaraknya tidak diketahui.

C. Pemeriksaan Fisis

Primary survey

Airway : tidak ada obstruksi, jalan napas patent

Breathing : RR=28 x/menit, simetris, tipe thoracoabdominal.

BP: Vesikuler

BT: Ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Circulation : TD: 110/70 mmHg, HR:92 x/menit, teratur, kuat angkat

Disability : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor kanan dan kiri, diameter 2,5/

2,5 mm

Eksposure : Suhu: 36,70C

Secondary survey

Thoraks

Inspeksi : Normochest, gerakan dinding dada simetris, pernapasan tipe

thoracoabdominal, ictus cordis tidak tampak, edema tidak ada, hematom

tidak ada. Tampak vulnus ictum dengan anak panah menancap pada

hemithoraks sinistra setinggi ICS V parasternalis sinistra, terbungkus

kasa, ada pergerakan anak panah, mengikuti denyut jantung.

Palpasi : Nyeri tekan ada, krepitasi tidak ada. Jarak anak panah 3cm arah kiri

Page 4: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

dari garis midsternalis dan 5 cm ke arah kanan dari garis midclavicula

kiri. Panjang anak panah bagian luar ± 5 cm. Peningkatan DVS tidak ada

Perkusi : Pada perkusi didapatkan sonor pada hemithoraks dextra et sinistra.

Batas kanan Jantung parasternalis dextra, batas kiri jantung

midclavicularis sinistra, batas atas jantung setinggi ICS II, batas bawah

jantung ICS VI.

Auskultasi : Suara napas bronkovesikuler di hemithoraks dekstra et sinistra tanpa

adanya suara napas tambahan, bunyi jantung I/II murni, reguler. Bunyi

tambahan: murmur tidak ada. Bunyi jantung tidak menjauh.

D. Foto Klinis

E. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan Laboratorium ( 8/1/14 )

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

WBC 19.12 x 103 4.00-10.0 x 103

RBC 4.80 x 106 4.00-6.00 x 106

HGB 13.1 g/dL 12-16 g/dL

HCT 39.3% 37.0-48.0 %

PLT 270 x 103 150-400 x 103

SGOT 34 <38

SGPT 27 <41

GDS 218 140

Page 5: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

Natrium 138 136-145

Kalium 3.5 3.5-5.1

Klorida 111 97-111

Ureum 16 10-50

Kreatinin 1,0 L <1.3

CT 8’00” 4-10 menit

BT 2’00” 1-7 menit

PT 12.2 detik 10-14 detik

APTT 39.6 detik 22.0-30.0 detik

HbsAg Non-reactive Non-reactive

Anti HCV Non-reactive Non-reactive

• Foto Thoraks PA (8/1/14)

Page 6: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

Hasil Foto Thoraks AP & Lateral:

• tampak metal density berbentuk panah dengan kedalaman ±7.27 cm setinggi ICS III kanan

depan kesan memasuki mediastinumanteromedius disertai bayangan lusen pada batas kanan

jantung.

• Tampak gambaran ground glass pada hemithoraks kanan disertai sudut costophrenicus

anterior yang tumpul.

• COR: CTI dalam batas normal, aorta normal

• Sinus dan difragma kiri baik

• Tulang-tulang yang tervisualisasi kesan intak

Kesan :

• corpus alienum mediastinum anteromedius disertai gambaran pneumomediastinum

• Hematothoraks kanan

F. Diagnosa Sementara

Trauma tembus jantung

Hemothoraks kanan

Susp. Tamponade Jantung

G. Penatalaksanaan

• Pada pasien ini diberikan oksigen 10 ltr via NRM

• IVFD RL 28 tetes/menit

• suntikkan TT 0,5 cc

• Antibiotik profilaksis (Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV).

• Rencana dilakukan thoracotomy serta pemasangan chest tube dan WSD

IV. DISKUSI

Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thoraks yang dapat

Page 7: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

menyebabkan kerusakan pada dinding thoraks ataupun isi dari cavum thoraks yang disebabkan

oleh benda tajam maupun benda tumpul.

Trauma thoraks penetrasi adalah penerobosan suatu benda dari permukaan luar ke

permukaan dalam yang menyebabkan gangguan integritas rongga thoraks dan menyebabkan

perubahan tekanan intrathoraks.

Semua organ pada rongga thoraks potensial untuk mengalami luka penetrasi, dan semua

pasien yang mengalami luka penetrasi harus dievaluasi sebaik-baiknya. Organ yang dimaksud

yaitu dinding dada, paru-paru dan pleura, sistem tracheobronchial, oesofagus, pembuluh darah

thoraks, jantung dan mediastinum. Sehingga dapat terjadi beberapa kondisi traumatik, seperti:

hemothoraks, pneumothoraks, tamponade jantung dan sebagainya.(3)

Trauma thoraks menyebabkan hampir 20-25% dari semua kematian yang berhubungan

dengan trauma di Amerika Serikat dan sangat berkaitan dengan 50% kematian yang berhubungan

dengan trauma yang mencakup cedera sistem multipel.(4)

Cedera pada dada sering mengancam  jiwa dan mengakibatkan satu atau lebih mekanisme

patologi berikut :(1)

• Hipoxia adalah kurangnya oksigen dalam darah.

• Hiperkapnia, disebabkan oleh ventilasi yang tidak adekuat.

• Asidosis, timbul akibat hipoperfusi.

Pada pasien ini, terdapat luka penetrasi oleh benda tajam pada daerah hemithoraks sinistra,

benda tajam tersebut berupa anak panah sepanjang ± 15 cm. Berdasarkan gambaran radiologi,

anak panah tersebut menembus rongga thoraks sepanjang 7,27 cm. Berdasarkan tempat

menancapnya anak panah dan hasil pemeriksaan fisis dimana anak panah bergerak mengikuti

denyut jantung sehingga dapat dicurigai anak panah tersebut menyebabkan luka tembus jantung.

Penanganan awal pada pasien ini yaitu: memberikan ventilasi yang adekuat dengan

Page 8: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

oksigen flow 10 Lpm via sungkup non re-breathing. Dilakukan pula pemasangan IV line dengan

cairan kristaloid (RL). Karena pada pasien ini tidak ditemukan tanda-tanda syok sehingga

diberikan cairan maintenance 20 tpm. Pemberian TT 0,5 cc dan antibiotik profilaksis. Dan

rencana dilakukan thoracotomy serta pemasangan chest tube dan WSD.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien ini

mengalami trauma tembus jantung disertai hemothoraks dekstra dan susp. Tamponade jantung.

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

• Definisi

Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada

dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura, paru-paru, diafragma ataupun isi

mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem

pernapasan.(6)

• Anatomi dan Fisiologi

Untuk kasus trauma thoraks, terdapat 3 bagian/organ yang perlu dipelajari secara

sistematis, yaitu rongga thoraks, paru-paru dan jantung.(7)

1.    Rongga Thoraks

Rongga Thoraks tersusun atas jaringan tulang dan otot (Muskuloskeletal), yang membentuk

suatu rongga (Cavum). Didalam rongga thoraks terdiri dari beberapa organ vital yaitu; jantung

yang merupakan organ utama pada sistem kardiovaskuler, dan paru-paru yang juga merupakan

organ utama pada sistem pernapasan.

Page 9: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

Rangka thoraks dibentuk oleh columna vertebralis, tulang costa, cartilago costa, dan

sternum. Costa terdiri dari 12 pasang tulang rusuk, dimana dari 12 pasang tersebut terbagi

menjadi : 7 pasang costa sejati, 3 pasang costa palsu, dan 2 pasang costa melayang. Tulang-

tulang tersebutlah yang melindungi cavum thoraks dan beberapa organ didalamnya.

Rongga ini dilapisi oleh tiga otot yang menyerupai dinding otot abdomen. Ketiga otot

tersebut yaitu ;

• M. Intercostalis Externus

Otot ini berjalan mengisi rongga intercostalis dari vertebra posterior sampai di perbatasan

kostokondral di anterior, kemudian otot ini terus berjalan ke depan sebagai membran yang tipis,

secara kasat mata, otot ini akan terlihat seperti huruf V.

• M. Intercostalis Internus

Otot ini berjalan mengisi rongga intecostalis dari sternum sampai ke angulus costa

kemudian berjalan ke belakang sebagai suatu membran yang tipis, secara kasat mata, otot

ini akan terlihat seperti huruf “A”.

• M. Intercostalis Intima (terdalam)

Nervus intercostal adalah rami anterior primer dari N. Segmentalis torakalis. Nervus

intercostal berjalan melewati 11 costa, sedangkan costa ke 12 dilewati oleh nervus subcosta.

2.    Paru-Paru

Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-

gelembung (alveoli). Alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya alveoli ±

Page 10: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

700.000.000 buah paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru di bagi 2, yaitu paru-paru kanan yang

terdiri dari 3 lobus yaitu : lobus pulmo dextra superior, lobus media dan lobus inferior. Paru-paru

kiri hanya terdiri dari 2 lobus karena berbatasan langsung dengan organ jantung didalam rongga

thoraks. Adapun kedua lobus tersebut yaitu : lobus superior dan lobus inferior. Paru-paru kiri

mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior dan 5 buah segmen pada

inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2

buah segmen pada lobus medialis dn 3 buah segmen pada lobus inferior. Organ ini terletak pada

rongga thoraks yang menghadap ke tengah rongga thoraks. Paru-paru di bungkus oleh selaput

yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2, yaitu pleura visceral dan pleura parietal.

Pernafasan paru-paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadai di

paru-paru. Oksigen di ambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen

masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonal,

alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membrane, dan diambil oleh sel

darah merah di bawa ke jantung  dari jantung di pompakan ke seluruh tubuh.

3.    Jantung

Jantung merupakan sebuah organ muskuler berongga yang terdiri dari otot-otot. Otot

jantung merupakan jaringan istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan susunannya sama

dengan otot serat lintang, dan cara kerjanya dipengaruhi oleh susunan saraf otonom atau diluar

kemauan kita.

Jantung terletak dirongga thoraks sebelah depan (cavum mediastinum anterior), sebelah

kiri bawah dari pertengahan rongga thoraks, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat

dibelakang kiri antara costa V dan VI, dua jari dibawah papila mamae. Pada tempat ini teraba

adanya denyutan jantung yang disebut iktus cordis. Ukuran jantung + sebesar genggaman tangan

kanan dan beratnya kira-kira 250 – 300 gram. Organ ini tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan

pembungkus (Perycardium), lapisan otot (Myocardium) dan lapisan terdalam (Endocardium)

Page 11: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.

Pada bagian dalam jantung inilah terdapat 4 ruang/rongga, yaitu atrium dekstra, atrium kiri,

ventrikel dekstradan ventrikel sinistra. Keempat ruang ini dihubungkan dengan keberadaan katup

Atrioventrikularis dan katup Semilunaris.

Curah jantung adalah volume darah yang disemprotkan oleh setiap ventrikel setiap menit.

Dua penentu curah jantung adalah kecepatan denyut jantung (denyut per menit) dan volume

sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut). Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah

darah yang dipompakan oleh ventrikel sinistra dan ventrikel dekstrasama besarnya bila tidak

demikian maka akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu, misalnya bila jumlah darah

yang dipompakan ventrikel dekstralebih besar dari ventrikel sinistra maka jumlah darah tidak

dapat diteruskan oleh ventrikel sinistra ke peredaran darah sistemik sehingga terjadi penimbunan

darah di paru-paru.

Jumlah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit disebut curah jantung dan jumlah

darah yang dipompakan ventrikel pada setiap kali sistol disebut isi sekuncup. Secara normal pada

setiap sistol ventrikel tidak terjadi pengosongan total dari ventrikel, hanya sebagian dari isi

ventrikel yang dikeluarkan. Curah jantung pada pria dewasa dalam keadaan istirahat + 5 liter dan

dapat turun atau naik pada berbagai keadaan.

Preload adalah jumlah atau volume darah saat pengisian kembali ke atrium dekstra

melewati vena cava superior dan vena cava inferior sedangkan afterload adalah jumlah atau

volume darah dalam sekali pompa oleh ventrikel sinistra keseluruh tubuh.

2.3. Epidemiologi

Sekitar 20%-25% trauma thoraks menyebabkan kematian akibat trauma dan 25%

komplikasi dari trauma thoraks dapat menyebabkan kematian. Kebanyakan luka penterasi

jantung menyebabkan kematian. Penelitian di Afrika Selatan menunjukkan, hanya sekitar 6%

pasien dengan luka penetrasi jantung yang hidup. Seattle, kota yang terkenal dengan kualitas

Page 12: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

prehospital yang baik, survival rate pasien dengan luka penetrasi jantung hanya sekitar 17%. (8)

Berdasarkan posisi anatomi jantung, sekitar 40% luka tembus jantung mengenai ventrikel

dekstradan kiri, 24% mengenai atrium dekstra dan 3% yang mengenai atrium sinistra. Luka pada

ventrikel lebih sering dibandingkan luka pada atrium, dan sisi kanan lebih sering dari pada sisi

kiri.(4, 8)

Hanya sekitar 10-30% pasien dengan tamponade jantung yang menunjukkan gejala klinis

trias beck.(8)

• Etiologi

• Trauma thoraks kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang umumnya

berupa trauma tumpul dinding thoraks.

• Dapat juga disebabkan oleh karena trauma tajam melalui dinding thoraks.

• Patogenesis

Trauma thoraks dengan benda tajam seringkali berdampak lebih buruk daripada yang

diakibatkan oleh trauma benda tumpul. Benda tajam dapat langsung menusuk dan menembus

dinding dada dengan merobek pembuluh darah intercosta, dan menembus organ yang berada

pada posisi tusukannya. Kondisi ini dapat menyebabkan perdaharan pada rongga thoraks

(Hemothoraks), dan jika berlangsung lama akan menyebabkan peningkatan tekanan didalam

rongga baik rongga thoraks maupun rongga pleura jika tertembus. Kemudian dampak negatif

akan terus meningkat secara progresif dalam waktu yang relatif singkat seperti Pneumothoraks,

penurunan ekspansi paru, gangguan difusi, kolaps alveoli, hingga gagal nafas dan jantung.(6)

Setiap trauma yang terjadi pada aspek anterior rongga dada harus selalu dicurigai

mengakibatkan tamponade pericardial. Tanda klasik dari tamponade jantung meliputi suara

jantung menjauh, distensi vena juguler, dan hipotensi. Tanda-tanda ini kita kenal sebagai trias

beck’s. Distensi vena jugeler terjadi akibat peningkatan dari tekanan vena sentralis dan hipotensi

terjadi akibat kehilangan darah yang banyak.(9)

• Diagnosis

Page 13: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

• Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik

Anamnesa yang terpenting adalah mengetahui mekanisme dan pola dari trauma,

• Radiologi : Foto Thoraks (AP)

Pemeriksaan ini masih tetap mempunyai nilai diagnostik pada pasien dengan trauma

toraks. Pemeriksaan klinis harus selalu dihubungkan dengan hasil pemeriksaan foto toraks. Lebih

dari 90% kelainan serius trauma toraks dapat terdeteksi hanya dari pemeriksaan foto toraks.(5)

• Pemeriksaan laboratorium, Gas Darah Arteri (GDA) dan pH

Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien-

pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai

keseimbangan asam basa dalam tubuh, kadar oksigen dalam darah, serta kadar karbondioksida

dalam darah.

Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan ASTRUP, yaitu

suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah

yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A. Femoralis.

Didalam tabel berikut ini dapat dilihat nilai normal dari GDA dan pH, serta kemungkinan

diagnosis terhadap perubahan nilai dari hasil pemeriksaannya :

Nilai Normal Asidosis Alkalosis

pH ( 7,35 s/d 7,45 ) Turun Naik

HCO3 (22 s/d 26) Turun Naik

PaCO2 (35 s/d 45) Naik Turun

BE (–2 s/d +2) Turun Naik

Page 14: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

PaO2 ( 80 s/d 100 ) Turun Naik

Tabel 1.1 : Nilai Normal dan Kesimpulan Perubahan Hasil AGD dan pH (Hanif, 2007)

Pemeriksaan AGD dan pH tidak hanya dilakukan untuk penegakan diagnosis penyakit

tertentu, namun pemeriksaan ini juga dapat dilakukan dalam rangka pemantauan hasil / respon

terhadap pemberian terapi / intervensi tertentu kepada klien dengan keadaan nilai AGD dan pH

yang tidak normal baik Asidosis maupun Alkalosis, baik Respiratori maupun Metabolik. Dari

pemantauan yang dilakukan dengan pemeriksaan AGD dan pH, dapat diketahui

ketidakseimbangan sudah terkompensasi atau belum / tidak terkompensasi.

• CT-Scan

Sangat membantu dalam membuat diagnose pada trauma tumpul toraks, seperti fraktur

kosta, sternum dan sterno clavikular dislokasi. Adanya retro sternal hematoma serta cedera pada

vertebra torakalis dapat diketahui dari pemeriksaan ini. Adanya pelebaran mediastinum pada

pemeriksaan toraks foto dapat dipertegas dengan pemeriksaan ini sebelum dilakukan Aortografi. 

• Ekhokardiografi

Transtorasik dan transesofagus sangat membantu dalam menegakkan diagnose adanya

kelainan pada jantung dan esophagus. Hemoperikardium, cedera pada esophagus dan aspirasi,

adanya cedera pada dinding jantung ataupun sekat serta katub jantung dapat diketahui segera.

Pemeriksaan ini bila dilakukan oleh seseorang yang ahli, kepekaannya meliputi 90% dan

spesifitasnya hampir 96%.

• EKG (Elektrokardiografi)

Sangat membantu dalam menentukan adanya komplikasi yang terjadi akibat trauma toraks.

Adanya abnormalitas gelombang EKG yang persisten, gangguan konduksi, tachiaritmia

semuanya dapat menunjukkan kemungkinan adanya kontusi jantung. Hati-hati, keadaan tertentu

Page 15: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

seperti hipoksia, gangguan elektrolit, hipotensi gangguan EKG menyerupai keadaan seperti

kontusi jantung.

6.1. Penatalaksanaan

Seperti trauma pada umumnya, penatalaksanaan dimulai dengan memperbaiki ABC pasien

dengan melakukan primary survey untuk mengidentifikasi dan menangani dengan segera kondisi

yang mengancam, seperti: tension pneumothoraks, massif hemothoraks, open pneumothoraks,

tamponade jantung, dan flail chest. Melakukan monitoring saturasi oksigen dan End-tidal O2 jika

pasien terintubasi. (5)

Pemeriksaan penunjang sebaiknya segera dilakukan, foto thoraks sangat penting dilakukan

pada pasien dengan trauma thoraks untuk mengidentifikasi kondisi life threatening. Cara

diagnosis dapat pula dilakukan dengan FAST (Focused Assesment Sonogram in Trauma). Cara

ini cepat dan akurat untuk melihat jantung dan perikardium. Ditangan pemeriksa yang

berpengalaman akurasi sekitar 90%. Bila FAST menunjukkan cairan intraperikardial, maka dapat

dilakukan perikardiosintesis untuk menstabilkan sementara hemodinamik pasien, sambil

menunggu sebelum pasien dioperasi untuk dilakukan tindakan torakotomi dan perikardiotomi.(1)

Pasien dengan suspect luka penetrasi jantung dengan hemodinamik yang tidak stabil,

sebaiknya segera dimasukkan ke kamar operasi untuk dilakukan tindakan perikardiosintesis

subksifoid dan torakotomy jika memungkinkan. Sedangkan pasien dengan kecurigaan tinggi

mengalami luka penetrasi jantung dengan hemodinamik satbil sebaiknya dilakukan pemeriksaan

ekhokardiografi dan kemudian dilakukan perikardiotomy subxiphoid.(1, 8)

6.2. Komplikasi

Gambaran klinik dari trauma penetrasi jantung bervariasi dari hemodinamik pasien yang

stabil hingga pasien yang mengalami cardiac arrest. Gambaran klinis dari trauma penetrasi

jantung tergantung dari mekanisme luka, kecepatan dan luasnya kerusakan jaringan akibat

trauma. Pasien yang kehilangan darah sekitar 40%-50% dapat menyebabkan cardiac arrest.(9)

Page 16: 233808867 LAPSUS Trauma Thoraks

Pasien dengan luka penetrasi pada dada bagian anterior sebaiknya di suspek dengan

tamponade jantung. Tanda klasik dari tamponade jantung kita kenal dengan Trias Beck,

peningkatan tekanan vena, hipotensi dan suara jantung yang melemah. Trias ini muncul pada

30%-40% pasien dengan trauma jantung. Akumulasi 100-200 mL darah dalam cavum pericard

dapat menyebabkan gangguan kontraktilitas jantung.(9)

DAFTAR PUSTAKA

1. Thorax Injury. ATLS. 8th ed. Chicago: American College of Surgeon 2008.2. Hoyt DB, Coimbra R, Acosta J. Management of Acute Trauma. In: Townsend CM, editor. Sabiston Textbook of Surgery. 18th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2007.3. Shahani R. Penetrating Chest Trauma Treatment & Management. Medscape Reference; 2011 [updated 13 December 2013; cited 2013 January 20]; Available from: http://emedicine.medscape.com/article/425698-treatment.4. Shahani R. Penetrating Chest Trauma. Medscape Reference; 2013 [updated December 13, 2013; cited 2013 20 January 2014]; Available from: http://emedicine.medscape.com/article/425698-overview.5. Chest Trauma Initial Evaluation. Trauma.org; 2012 [updated February 2004; cited 2014 14 January]; Available from: http://www.trauma.org/archive/toracic/Chestintro.html.6. Suzanne, Smithzer. thorax injury. 2011.7. FKUNHAS. Diktat Anatomi. 2008.8. James CD. Penetrating Cardiac Trauma. ITACCS. 2001:74-6.9. Trauma to the Heart. In: Feliciano, V D, Mattox, L K, Moore, Ernest, editors. Trauma. 6th ed: Mc Graw-Hill; 2008.