23243202 Makalah Kiki Xerostomia

47
MAKALAH PRESENTASI XEROSTOMIA (DRY MOUTH) OLEH: Kiki Dwi Qori Ayatulloh, S.Ked G 0004132 Pembimbing : drg. Tri Darmani KEPANITERAAN KLINIK LAB/UPF PENYAKIT GIGI DAN MULUT

Transcript of 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Page 1: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

MAKALAH PRESENTASI

XEROSTOMIA

(DRY MOUTH)

OLEH:

Kiki Dwi Qori Ayatulloh, S.Ked

G 0004132

Pembimbing :

drg. Tri Darmani

KEPANITERAAN KLINIK LAB/UPF PENYAKIT GIGI DAN MULUT

FK UNS/RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2009

Page 2: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

I. PENDAHULUAN

Xerostomia merupakan suatu hal yang sering dikeluhkan pada orang dewasa,

sekitar 20%-nya terjadi pada usia dewasa muda.1 Sebuah penelitian di London

mengatakan bahwa xerostomia menyerang 1 dari 4 orang pasien rawat jalan. Seringnya

xerostomia muncul akibat obat-obatan.2 Banyak hal yang bisa menyebabkan penurunan

produksi saliva. Penurunan produksi saliva ini selalu disertai dengan perubahan

komposisi saliva yang mengakibatkan sebagian besar fungsi saliva tidak dapat berjalan

dengan lancar.3 Hal ini mengakibatkan timbulnya beberapa keluhan pada penderita

mulut kering, seperti kesukaran dalam mengunyah dan menelan makanan, kesukaran

dalam berbicara, kepekaan terhadap rasa berkurang, kesukaran dalam memakai gigi

palsu, mulut terasa seperti terbakar dan sebagainya.3, 4, 5, 6

Saliva mempunyai peran penting dalam pertahanan di dalam rongga mulut

untuk menjaga kebersihan mulut. Rongga mulut berisi bakteri patogen yang dengan

mudah dapat merusak jaringan, saliva membantu mencegah

proses kerusakan melalui berbagai cara antara lain:

1. Aliran saliva mampu membantu membuang bakteri patogen juga

partikel-partikel makanan yang memberi dukungan metabolik bagi bakteri.

2. Saliva mengandung beberapa faktor yang mampu menghancurkan bakteri, misalnya:

ion tiosianat, lisosim, dll.

3. Saliva sering mengandung sejumlah besar antibodi protein yang dapat

menghancurkan bakteri rongga mulut termasuk bakteri penyebab karies.

Oleh karena itu pada keadaan tidak ada saliva, jaringan rongga mulut menjadi

berulserasi dan kemudian menjadi terinfeksi, dan karies gigi akan meluas.7

Keluhan mulut kering atau xerostomia umumnya berhubungan dengan

berkurangnya aliran saliva, namun adakalanya jumlah atau aliran saliva normal tetapi

seseorang tetap mengeluh mulutnya kering. 4

Mengingat pentingnya peranan saliva dan akibat yang ditimbulkan oleh karena

berkurangnya aliran saliva, maka perlu diupayakan penanggulangan terhadap pasien-

pasien dengan keluhan mulut kering. Perawatan yang diberikan tergantung dari

penyebab dan keparahan mulut kering. Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang

berkaitan dengan xerostomia.

1

Page 3: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

II. SEKRESI DAN FUNGSI SALIVA

Saliva atau ludah adalah suatu cairan oral yang kompleks yang terdiri atas

campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa mulut.

Saliva terdiri dari 99.5% air dan 0.5% benda padat.3, 4, 5

Pada orang dewasa yang sehat, saliva diproduksi lebih kurang 1,5 liter dalam

waktu 24 jam. Sekresi saliva dikendalikan oleh sistem persarafan, terutama sekali oleh

reseptor kolinergik. Rangsang utama untuk peningkatan sekresi saliva adalah melalui

rangsang mekanik.4, 5

a. Kelenjar ludah

Sekresi dilakukan oleh tiga pasang kelenjar saliva mayor, yaitu kelenjar

parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis, serta sekresi dari

kelenjar saliva minor yang terdapat di dalam mukosa pipi, bibir, langit-langit keras

dan lunak serta lidah. 3, 4, 5

Ganbar 1. Menunjukan letak dari glandula salivatorius

Pada individu yang sehat, gigi geligi secara terus menerus terendam di dalam

saliva (resting) sampai sebanyak 0.5 mL, keadaan ini akan membantu melindungi

gigi, mukosa mulut, lidah, orofaring. Pada orang dewasa sekresi saliva + 1 mL per

menit, pada keadaan berkurangnya produksi saliva yang tidak begitu parah

produksinya 0.1-0.7 mL per menit. 4, 5

Sifat kelenjar ludah dan sekresinya ditentukan oleh tipe sel sekretori, yaitu:

serous, seromukus, mukus. Ludah serous menunjukkan ludah yang encer, dihasilkan

oleh kelenjar Parotis, sedangkan ludah mukus adalah ludah pekat yang dihasilkan

oleh kelenjar sublingualis, dan glandula submandibularis menghasilkan ludah

seromukous. Musin membuat ludah pekat, sehingga tidak mengalir pada semua

2

Page 4: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

permukaan karena mempunyai selubung air dan terdapat pada semua permukaan

mulut, dapat melindungi jaringan mulut dari kekeringan, serta melindungi mukosa

terhadap infeksi bakteri dengan pembentukan lapisan lendir, yang sukar ditembus

dan dirusak oleh bakteri-bakteri.4

b. Sekresi saliva

Sekresi ludah sebagian besar merupakan proses aktif, yang menunjukkan

bahwa proses tersebut membutuhkan energi. Dalam proses ini dibedakan 2 fase:

1) Sintesis dan sekresi cairan asiner oleh sel-sel sekretori

2) Perubahan yang terjadi pada muara pembuangan yaitu pada duktus striata 4

Rangsangan β adrenergik biasanya menghasilkan sekresi ludah pekat, kaya

protein dan berbusa dari sel-sel asiner. Di pihak lain rangsangan kolinergik

neurotransmiter asetilkolin menghasilkan reaksi air yang kuat dengan kadar protein

rendah. Pada rangsangan β adrenergik melalui neurotransmiter noradrenalin (=

pesuruh pertama) di dalam sel dibentuk cyclic Adenosin Mono Phospate (cAMP)

sebagai “pesuruh kedua” untuk meneruskan rangsangan di dalam sel. 4

Gambar 2 : Skema Pengaturan Sekresi Kelenjar Parotis (Amerongen, 1991)

3

Page 5: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Pada keadaan istirahat glandula submandibularis menghasilkan bagian yang

terbesar dari seluruh saliva, sebaliknya glandula parotis mempunyai efek yang paling

kuat saat distimulasi. Meskipun glandula sublingualis dan kelenjar-kelenjar

tambahan menghasilkan sedikit bantuan pada volume ludah, tapi sangat membantu

penambahan jumlah sekresi protein tertentu seperti musin dan imunoglobulin.4

Volume saliva dipengaruhi oleh banyak hal dan dalam waktu 24 jam volume

saliva sekitar 1000–1500 mL dengan derajat keasaman saliva sekitar 7. Pada waktu

tidur dihasilkan volume saliva 0.1 mL per menit. Pada waktu terjaga dan tidak ada

rangsangan volumenya sekitar 0.3 mL per menit. Tetapi pada waktu mengunyah

makanan volume akan meningkat menjadi 1-2 mL per menit. Pada keadaan

xerostomia penurunan produksi saliva bisa mencapai 0.7-0.1 mL/mnt, bahkan pada

keadaan yang sangat parah bisa mencapai kurang dari 0.1mL/mnt. 4, 5, 8

Tabel 1. Sumbangan persentil rata-rata kelenjar ludah pada volume cairan mulut dalam berbagai macam stimulasi (Amerongen, 1991)

Ludah merupakan cairan dengan susunan yang sangat berubah-ubah, dilihat

dari segi derajat keasaman (pH), elektrolit dan protein yang ditentukan oleh: irama

siang dan malam, sifat dan kekuatan rangsangan, keadaan psikis, stres, kadar

hormon, diet, obat-obatan, dll.4

Pada malam hari sekresi ludah hampir berhenti + 10 mL per 8 jam, glandula

parotis pada malam hari hampir tidak menghasilkan ludah, sumbangan relatif

glandula submandibularis pada malam hari adalah 70%, sedang glandula

sublingualis dan kelenjar ludah tambahan 30%. Glandula parotis menghasilkan

4

Page 6: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

ludah yang encer dan glandula submandibularis ludah pekat, sehingga bantuan relatif

masing-masing menentukan sifat psikokimiawi cairan mulut. Hal ini dapat

membedakan irama siang dan malam hari. Kelenjar ludah dapat dirangsang dengan

cara-cara sebagai berikut:

1) Mekanik

Misalnya mengunyah makanan atau permen karet, rangsangan mekanik

merupakan rangsangan terbesar bagi produksi saliva

2) Kimiawi

Oleh rangsangan rasa seperti asam, manis, asin, pahit, pedas.

3) Neuronal

Melalui sistem syaraf autonom, baik simpatis maupun parasimpatis.

4) Psikologis

Stres menghambat sekresi.

Ketegangan dan kemarahan dapat bekerja sebagai stimulasi.

5) Rangsangan rasa sakit

Misal oleh radang, ginggivitis, protesa dapat menstimulasi sekresi4

c. Fungsi Saliva

Nilai kegunaan saliva biasanya baru dirasakan kalau produksinya sudah

berkurang. Mukosa oral, tanpa daya proteksi dan lubrikasi dari saliva akan mudah

mengalami luka dan terkena infeksi. Sekresi ludah dapat menurun pada keadaan

dehidrasi, usia lanjut, gangguan emosional seperti stres, putus asa, dan rasa takut.4, 5

Peranan saliva yang paling penting adalah untuk mempertahankan integritas

gigi, lidah, dan membran mukosa daerah oral dan orofaring.5 Saliva yang disekresi

mengandung suatu protein air liur, antara lain amilase, mukus, dan lisozim. Hal ini

cukup berperan dalam menentukan fungsi saliva, yaitu:

1) Memulai pencernaan karbohidrat di dalam mulut melalui kerja amilase ludah,

suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.4

2) Mempermudah untuk menelan makanan dengan membasahi partikel-partikel

makanan, sehingga mereka saling menyatu dan dengan melumasi oleh karena

adanya mukus yang kental dan licin. Lapisan mukus pelindung pada membran

mukosa juga bertindak sebagai barier terhadap iritan dan akan mencegah

kekeringan.5

5

Page 7: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

3) Air liur memiliki efek anti bakteri melalui efek ganda. Efek ini pertama kali

dilakukan oleh lisozim, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan

bakteri tertentu, dan kedua dilakukan dengan membilas bahan yang mungkin

digunakan bakteri sehingga sumber makanan.4

4) Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil

pengecap. Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor

papil pengecap.4

5) Air liur membantu dalam berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan

lidah.4, 5

6) Air liur berperan penting dalam kebersihan mulut dengan membantu menjaga

kebersihan mulut dan gigi. Aliran air liur yang terus-menerus membantu

membilas residu makanan, melepaskan sel epitel dan benda asing.4, 5, 7

7) Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam dalam makanan serta asam

yang dihasilkan oleh bakteri di dalam rongga mulut, sehingga membantu

mencegah karies gigi 4

8) Saliva membantu menjaga integritas gigi dengan berbagai cara karena

kandungan kalsium dan fosfatnya. Saliva membantu menyediakan mineral

yang dibutuhkan email yang belum sempurna terbentuk pada saat awal erupsi

(membantu maturasi pasca erupsi). Lapisan glukoprotein yang terbentuk oleh

saliva pada permukaan gigi (acquired pellicle) juga akan melindungi gigi

dengan menghambat keausan karena abrasi dan erosi.4, 5

6

Page 8: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

III. DEFINISI XEROSTOMIA

Xerostomia berasal dari kata xeros (artinya kering) dan stoma (artinya mulut).

Xerostomia (dry mouth) atau mulut kering adalah suatu kondisi yang muncul akibat

penurunan produksi saliva.4 Xerostomia merupakan sebuah gejala, bukan sebuah

penyakit.1, 8, 4 Xerostomia ini menimbulkan keluhan berupa rasa tidak nyaman di mulut,

kesulitan menelan, rasa terbakar di mulut, bau mulut dan masalah-masalah lain yang

timbul akibat peningkatan jumlah mikroorganisme di mulut, misal candida albicans. 2, 8

Gambar 3. nampak kandidiasis oral pada penderita xerostomia (Cohen, 2009)

Gambar 4. Nampak pola serangan karies yang khas pada pasien dengan xerostomia yang pada kasus ini disebabkan oleh terapi penyinaran terhadap daerah kelenjar liur. Ujung tonjolan dan insisial gigi merupakan daerah yang khas terserang karena dentin daerah ini sering kali terbuka karena keausan emailselama berfungsi dan dentin lebih peka terhadap karies dari pada email (Kidd dan Bekal, 1992)

7

Page 9: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Ada artikel yang membedakan antara xerostomia dan hiposalivasi. Xerostomia

dianggap merupakan sebuah simptom (yang bersifat subyektif), sedangkan hiposalivasi

dianggap sign (yang bersifat obyektif). Xerostomia dapat terjadi tanpa hiposalivasi dan

hiposalivasi tidak selalu memunculkan gejala mulut kering. Pada hiposalivasi,

pemeriksaan jumlah sekresi saliva mutlak harus dilakukan.9

Adanya rangsangan pada mukosa mulut menyebabkan terciptanya sinyal yang

menuju ke otak, sinyal ini menyebabkan otak memberikan respon melalui jaras efferen

neuron yang menuju ke glandula salivatorius. Glandula salivatorius memiliki reseptor

Muscarinik M3 untuk menerima perintah produksi saliva. Sinyal efferen ini

menyebabkan terlepasnya asetilkolin dari saraf efferen perifer menuju ke glandula

salivatorius, akibatnya terjadi produksi saliva. Hal-hal lain yang juga bisa menimbulkan

stimulus untuk produksi saliva yaitu bau-bauan, kecemasan, rasa makanan.1, 8

Keluhan mulut kering dapat terjadi akut atau kronis dan sementara atau

permanen. Dalam bentuk apa keluhan mulut kering timbul, tergantung dari

penyebabnya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan mulut kering, seperti radiasi pada

daerah leher dan kepala, Sjogren sindrom, penyakit-penyakit sistemik, efek samping

obat-obatan, stress dan juga usia.2, 4, 8, 10

Xerostomi yang irreversibel : pada kasus Sjögren’s syndrome, anomali kongenital,

HIV/AIDS, radiasi 2

Xerostomi yang reversibel : pada keadaan cemas, akibat obat-obatan, infeksi akut,

dehidrasi 2

IV. PENYEBAB

Mulut kering dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Keadaan-keadaan

fisiologis seperti berolahraga, berbicara terlalu lama, bernafas melalui mulut, stress

dapat menyebabkan keluhan mulut kering. Penyebab yang paling penting diketahui

adalah adanya gangguan pada kelenjar saliva yang dapat menyebabkan penurunan

produksi saliva, seperti radiasi pada daerah leher dan kepala, penyakit lokal pada

kelenjar saliva dan lain-lain.3, 4, 6

a. Radiasi Dada daerah leher dan keoala

Terapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker telah

terbukti dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai

8

Page 10: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

derajat kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Hal ini ditunjukkan

dengan berkurangnya volume saliva terjadi penurunan kecepatan sekresi saliva

sampai kurang dari 0.1 mL per menit. Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan

kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya penyinaran. Selain itu juga terjadi

peningkatan kadar protein total yang cukup besar sehingga saliva menjadi

kental.3, 4, 5

Tabel 1. Hubungan antara dosis penyinaran dan sekresi saliva(Amerongan, 1991).

Dosis Gejala

< 10 Gray

10 -15 Gray

15 -40 Gray

> 40 Gray

Reduksi tidak tetap sekresi saliva

Hiposialia yang jelas dapat ditunjukkan

Reduksi masih terus berlangsung, reversibel

Perusakan irreversibel jaringan kelenjar

Hiposialia irreversibel

Pengaruh radiasi lebih banyak mengenai sel asini dari kelenjar saliva

serous dibandingkan dengan kelenjar saliva mukus.4 Tingkat perubahan kelenjar

saliva setelah radiasi yaitu: untuk beberapa hari, terjadi radang kelenjar saliva,

setelah satu minggu terjadi penyusutan parenkim sehingga terjadi pengecilan

kelenjar saliva dan penyumbatan.3

Selain berkurangnya volume saliva, terjadi perubahan lainnya pada saliva,

dimana viskositas menjadi lebih kental dan lengket, pH menjadi turun dan sekresi Ig

A berkurang. 4

Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan kecepatan sekresi saliva

menjadi normal kembali tergantung pada individu dan dosis radiasi yang telah

diterima. 5

b. Gangguan pada kelenjar saliva

Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva

dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva. Sialodenitis kronis lebih umum

mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis. Penyakit ini menyebabkan

degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus. 4

9

Page 11: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat

menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan

dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva. 4, 5

Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat

mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar saliva

rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang. 5, 11, 12

c.Kesehatan umum yang terganggu

Pada orang-orang yang menderita penyakit-penyakit yang menimbulkan

dehidrasi seperti demam, diare yang terlalu lama,diabetes, gagal ginjal kronis dan

keadaan sistemik lainnya dapat mengalami pengurangan aliran saliva.4, 5 Hal ini

disebabkan karena adanya gangguan dalam pengaturan air dan elektralit, yang

diikuti dengan terjadinya keseimbangan air yang negatif yang menyebabkan

turunnya sekresi saliva. 4

Pada penderita diabetes, berkurangnya saliva dipengaruhi oleh faktor

angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada kelenjar parotis dan karena

poliuria yang berat. Penderita gagal ginjal kronis terjadi penurunan output. Untuk

menjaga agar keseimbangan cairan tetap terjaga perlu intake cairan dibatasi.

Pembatasan intake cairan akan menyebabkan menurunnya aliran saliva dan saliva

menjadi kental.3

Penyakit-penyakit infeksi pernafasan biasanya menyebabkan mulut terasa

kering. Pada infeksi pernafasan bagian atas, penyumbatan hidung yang terjadi

menyebabkan penderita bernafas melalui mulut. 4, 5, 6

d. Penggunaan obat-obatan

Banyak sekali obat yang mempengaruhi sekresi sativa. Ada sekitar 400

macam obat yang bisa menyebabkan xerostomia. Yang tersering adalah obat-obatan

anti kolinergik, anti parkinson, dan anti neoplastik. Xerostomia yang disebabkan

oleh obat-obatan biasanya menghilang bila pemakaian obat dihentikan.1, 2, 8

10

Page 12: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Tabel 2. Obat-obatan yang menyebabkan mulut kering

(Kidd dan Bechal,1992; Amerongan, 1991; cohen, 2009)

Some Causes of Xerostomia

Drugs Examples

Anticholinergic Antidepressants

Antiemetics

Antihistamines

Antipsychotics

Anxiolytics

Recreational/illicit Cannabis

Methamphetamines

Other Antihypertensives

Antineoplastics (chemotherapy drugs)

Anti parkinsonians

Bronchodilators

Decongestants

Diuretics

Meperidine Some Trade Names

Demerol

and other opioids

Obat-obat tersebut mempengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi sistem syaraf

autonom atau dengan secara langsung beraksi pada proses seluler yang diperlukan

untuk salivasi. Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi saliva

dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan mempengaruhi

aliran darah ke kelenjar.3

e.Keadaan fisiologis.

Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan fisiologis.

Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan berkurangnya aliran

saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas melalui mulut juga akan memberikan

pengaruh mulut kering. Gangguan emosionil, seperti stress, putus asa dan rasa takut

dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut

11

Page 13: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem syaraf autonom dan

menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.4, 6

f. Usia.

Peningkatan usia akan menyebabkan terjadinya perubahan atropik pada

kelenjar ludah yang akan menurunkan sekresi saliva. Sampai dengan umur 15 tahun

volume saliva lebih besar dibandingkan dengan umur yang lebih dewasa. Dengan

bertambahnya umur seseorang, akan terjadi penurunan produksi saliva. Perubahan

terbesar terjadi pada glandula parotis, karena secara bertahap akan terjadi perubahan

jaringan yang menyusunnya. Selain terjadi perubahan pada sel-selnya terjadi juga

penurunan sintesis protein. Hal ini akan berakibat pada terjadinya penurunan

produksi saliva. 5

Pada umumnya penurunan produksi saliva dianggap merupakan akibat

proses penuaan yang tidak dapat dihindari, akan tetapi penyelidikan terakhir

menunjukkan bahwa tidak ada penurunan cairan produksi kelenjar parotid pada

individu yang beranjak tua namun sehat dan tidak minum obat. Dilain pihak ada

bukti yang menunjukkan bahwa perubahan atropik yang terjadi di kelenjar

submandibularis sesuai dengan pertambahan usia akan menurunkan produksi saliva

dan mengubah komposisinya sedikit. Dengan demikian, setiap penurunan produksi

saliva dianggap sebagai akibat dari faktor usia, namun hal ini tidak berarti apa-apa

bila dibandingkan dengan penurunan akibat penyakit dan penggunaan obat-obatan.5

g. Keadaan-keadaan lain.

Agenesis dari kelenjar saliva sangat jarang terjadi, tetapi kadang-kadang

ada pasien yang mengalami keluhan mulut kering sejak lahir. Hasil sialograf

menunjukkan adanya cacat yang besar dari kelenjar saliva.4

Kelainan syaraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti sklerosis multiple

akan mengakibatkan hilangnya innervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim

kelenjar dan duktus, atau kerusakan pada suplai darah kelenjar saliva juga dapat

mengurangi sekresi saliva. Sebaliknya gangguan sistem saraf juga dapat

meningkatkan produksi saliva, seperti pada penyakit Parkinson.4 Belakangan telah

dilaporkan bahwa pasien-pasien AIDS juga mengalami mulut kering.8

V. AKIBAT ADANYA XEROSTOMIA

12

Page 14: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Xerostomia menyebabkan beberapa problem bagi penderitanya. Perhatian

terhadap penurunan produksi saliva baru muncul apabila telah menimbulkan gejala

mulut kering atau xerostomia, antara lain :

Berikut ini beberapa keluhan yang muncul akibat xerostomia 1, 3, 4, 5

Mukosa mulut kering, mudah teriritasi

Sukar berbicara

Sukar mengunyah dan menelan

Persoalan dengan protesa

Penimbunan lendir Rasa seperti terbakar

Gangguan sensasi pengecapan (dysgeusia), lidah terasa sakit (glossodyna)

Perubahan jaringan lunak

Pergeseran dalam mikroflora mulut

Karies gigi meningkat

Radang periodonsium

Halitosis (nafas bau)

Bibir pecah-pecah, kering dan kulit terkelupas di sudut mulut

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis xerostomia dapat berdasarkan riwayat pasien, pemeriksaan rongga

mulut dan atau sialometri (suatu prosedur sederhana untuk mengukur aliran saliva).

Xerostomia harus mulai dipikirkan jika pasien mengeluh mulut terasa kering, terutama

saat malam hari, atau sulit makan-makanan kering. Ketika dilakukan pemeriksaan, lidah

tampak lengket dengan mukosa buccal. Pada wanita tampak “Lipstick Sign” dimana

lipstik menempel pada gigi anterior, yang bisa menjadi indikator xerostomia.1

Mukosa oral tampak kering dan lengket atau mungkin dijumpai eritematous

disertai pertumbuhan Candida Albicans. Kadang-kadang bisa juga dijumpai

Pseudomembran Candidiasis yang nampak sebagai plak putih mudah dilepas di

beberapa permukaan mukosa. Sangat sedikit dijumpai saliva di dasar mulut dan lidah

nampak kering. Karies dentis bisa dijumpai pada permukaan cervik, incisal dan

oklusal.1, 5

Beberapa pemeriksaan penunjang bisa digunakan untuk mengetahui fungsi dari

glandula saliva, misal sialometri, sialografi, biopsi kelenjar, dan lain-lain.1 Sialometri,

merupakan suatu pemeriksaan untuk mengukur aliran produksi saliva dari glandula

13

Page 15: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

salivatorius dengan menempatkan suatu alat khusus di duktus ekskresi glandula

salivatorius. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan stimulus asam sitrat. Saat

istirahat sekresi saliva berkisar antara 0-0.1 mL/mnt, setelah dirangsang dengan asam

sitrat meningkat menjadi 0.4-1.5ml/mnt. Bila sekresi setelah dirangsang di bawah 0.3

mL/mnt dianggap patologis.8, 13 Pemeriksaan sialografi merupakan suatu teknik imaging

untuk mengidenifikasi batu pada glandula saliva atau massa. Sialografi, merupakan

suatu pemeriksaan radiologik dengan menggunakan kontras yang larut dalam air atau

minyak yang dimasukan melalui duktus submandibula atau parotis. Setelah dilakukan

pemakaian anestesi topikal, lalu dilakukan penekanan lembut pada kelenjar, muara

duktus nampak sebagai lubang yang mengeluarkan air liur. Muara tersebut dilebarkan

dengan sonde lakrimal, kemudian dimasukan kateter, kemudian masukan kontras 1.5-2

mL secara lembut, sampai penderita merasakan adanya tekanan tapi tidak mengeluh

nyeri. Kemudian dilakukan pemotoan.14 Biopsi minor glandula saliva bisa digunakan

untuk mendignosis Sjogren’s syndrom, HIV, sarcoidosis, amiloidosis, dan Graft versus

host disease. Biopsi mayor dilakukan jika dicurigai malignansi.1, 2, 4, 5, 6

VII. HUBUNGAN XEROSTOMIA DENGAN KEADAAN LOKAL RONGGA MULUT

Saliva mempunyai peranan yang penting dalam menjaga kesehatan rongga

mulut. Pada kondisi xerostomia dimana terjadi penurunan produksi saliva, hal ini

memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesehatan rongga mulut. Saliva memiliki

peran dalam menjaga pertumbuhan bakteri patogen dalam rongga mulut, pada kondisi

xerostomia kuman akan lebih mudah berkembang sehingga munculah manifestasi

berupa kandidiasis, karies yang meluas, periodontitis, dan sebagainya. Saliva juga

berperan dalam proses menelan makanan, sehingga pada pasien xerostomia akan

mengalami kesulitan dalam menelan.1, 4, 5

Xerostomia sering menjadi faktor penting dalam problem kesehatan yang

ringan maupun serius. Hal ini dapat mempengaruhi gizi dan kesehatan gigi. Beberapa

masalah umum yang berkaitan dengan xerostomia antara lain nafas bau, sulit bicara dan

makan, rasa terbakar di mulut. Xerostomia merupakan faktor penting dibalik penyakit-

penyakit mulut dan kehilangan gigi 3 dari 10 orang dewasa.1

14

Page 16: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

VIII. HUBUNGAN ANTARA KONDISI SISTEMIK DENGAN

XEROSTOMIA

Sindrom Sjögren

Sindrom Sjögren adalah sebuah kelainan otoimun di mana sel imun menyerang

dan menghancurkan kelenjar eksokrin yang memproduksi air mata dan liur. Sindrom ini

dinamakan dari seorang ahli penyakit mata Henrik Sjögren (1899-1986) dari Swedia,

yang pertama kali memaparkan penyakit ini. Sindrom Sjögren diderita oleh 1-4 juta jiwa

di Amerika Serikat. Sembilan dari sepuluh pasien Sjögren adalah wanita dan usia rata-

rata pada akhir 40-an.. Wanita, 9 kali lebih rentan terkena penyakit ini daripada pria. 11,12

Gambar 5. Gambar infiltrasi limfoid pada jaringan glandula salivatorius minor

terkait sindroma Sjögren

Gejala-gejala utama pada sindrom ini adalah kekeringan mulut dan mata.

Kombinasi antara xerostomia dan xerophtalmia biasa disebut sicca complex. Selain itu

juga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit, hidung, dan vagina. Pada sindroma ini,

terutama sekresi ludah saat istirahat hampit tidak ada. Sindrom ini juga dapat

mempengaruhi organ lainnya seperti ginjal, pembuluh darah, paru-paru, hati, pankreas,

dan otak.4, 12

Penyakit paling sering menyebabkan xerotomia adalah sindrom Sjögren.

Manifestasi oral yang sering muncul pada sindrom Sjögren yaitu xerostomia dengan

15

Page 17: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

atau tanpa pembesaran glandula saliva, candidiasis, karies dentis, gangguan pengecapan,

disfagia, nafas berbau. 1

Berikut adalah kriteria klasifikasi yang direvisi untuk sindrom Sjögren 12

1. Gejala pada mata: paling tidak salah satu keadaan di bawah ini:

a. kekeringan mata selama lebih dari 3 bulan

b. rasa berulang seperti terdapat pasir atau kerikil pada mata

c. membutuhkan penggunaan obat pengganti air mata lebih dari 3 kali sehari

2. Gejala pada mulut: paling tidak salah satu keadaan di bawah ini:

a. perasaan mulut kering setiap harinya selama lebih dari 3 bulan

b. pembengkakan kelenjar liur

c. membutuhkan bantuan air untuk membantu menelan makanan kering

3. Tanda pada mata - bukti pada mata akan sah bila terdapat hasil positif terhadap

paling tidak satu tes di bawah ini:

a. Tes Schirmer, dilakukan tanpa pembiusan (<5 mm selama 5 menit)

b. Nilai pada Rose bengal atau nilai lainnya (<4 menurut penialian van Bijsterveld)

4. Histopatologi: Pada sialoadenitis limfositik fokal kelenjar liur minor dinilai oleh ahli

histopatologis, dengan nilaian fokus >1, yang didefiniskan sebagai jumlah fokal

limfositik.

5. Peran kelenjar liur: sebuah respon positif pada paling tidak salah satu keadaan di

bawah ini:

a. Aliran liur yang tidak distimulasi (<1.5 ml dalam 15 menit)

b. Adanya sialografi parotid dengan adanya sialektasis difus (pola punktata,

kavitaris, atau destruktif), tanpa bukti obstruksi pada duktus mayor.

c. Skintigrafi liur memperlihatkan pengambilan yang terlambat, konsentrasi yang

berkurang dan/atau ekskresi terlambat.

6. Otoantibodi: muncul pada serum dengan jenis:

antibodi untuk antigen Ro(SSA) atau La(SSB), atau keduanya.

Belum ditemukannya terapi spesifik untuk sindrom Sjögren untuk penyembuhan yang

sempurna. Pemberian terapi yang dapat diberikan hanya sebatas simtomatik dan

suportif. Tindakan terapi penggantian air mata dapat membantu mengatasi gejala mata

kering. Beberapa pasien memerlukan pelindung mata untuk meningkatkan kelembaban

atau tindakan pada punctum lacrimal. Siklosporin dapat membantu untuk mengatasi

16

Page 18: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

kekeringan mata kronis dengan menekan reaksi radang yang menghambat pengeluaran

air mata.4, 12

Obat sevimelin dan pilokarpin dapat merangsang aliran air liur. Obat anti-radang non-

steroid (NSAID, Non-steroid Anti-inflammatory Drugs) dapat membantu mengatasi

gejala muskuloskeletal. Bagi penderita dengan komplikasi dapat diberikan

kortikosteroid atau obat penekan imun. Obat antirheumatik seperti metotreksat dapat

diberikan pula.4, 12

Sarkoidosis dan Amiloidosis

Keduanya merupkan penyakit inflamasi kronik yang bisa menyebabkan

xerostomia. Pada sarkoidosis terdapat granuloma epiteloid non kaseosa di glandula

saliva mengakibatkan berkurangnya aliran saliva ke rongga mulut. Sedangkan pada

amiloidosis, deposit amiloid di glandula saliva bisa menyebabakan xerostomia. 1

Terapi radiasi pada kanker

Xerostomia berat dapat terjadi pada radiasi yang mengenai glandula saliva

selama perawatan kanker kepala dan leher (>5200cGy menyebabkan kekeringan yang

berat dan permanen, tetapi pada dosis rendah efeknya sementara).1, 4, 8 Radiasi pada

kelenjar ludah dapat mengurangi produksi saliva setelah 7-10 hari, mencapai titik

terendah dalam 2-3 minggu, dan akan berlanjut selama beberapa waktu yang berbeda-

beda bergantung individu.6

Mulut kering dapat berlangsung sementara waktu atau bersifat permanen,

bergantung pada jumlah dan jenis radiasi, filtrasi yang dipakai, daerah yang diradiasi

dan lamanya paparan. Bahkan pada gangguan yang bersifat sementara, untuk pulihnya

produksi saliva memerlukan waktu hingga satu tahun. Gangguan ini lebih sering terjadi

denngan terapi ortovoltase dan isotop. Pada pasien yang mengalami xerostomia yang

menetap, hal tersebut terjadi karena telah terjadi atropi kelenjar ludah akibat penyinaran

tersebut.4, 5, 6, 8

Berikut ini merupakan hal-hal yang bisa terjadi pasca radiasi : 6

Stomatitis akibat radisi dengan mukositis deskuamasi sering terjadi, namun biasanya

hanya berlangsung sementara

Karies akibat radiasi secara khas menyerang gigi-gigi akibat berkurangnya produksi

saliva

17

Page 19: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Resiko infeksi tulang meningkat (terutama pada rahang bawah) akibat hilangnya

vitalitas sel-sel tulang dan berkurangnya suplai darah.

HIV-salivary gland disease

Kondisi ini terjadi pada individu yang sudah terinfeksi HIV, terutama pada

anak-anak. Penyakit ini menyebabkan pembesaran kelenjar parotis dan kadang-kadang

kelenjar submandibular sehingga mengakibatkan xerostomia.1

Penyakit sistemik lainya

Rheumatoid artritis, skleroderma, SLE, diabetis melitus, hipertensi, kista

fibrosis, tranplantsi sumsum tulang, defisiensi besi, gangguan endokrin, nefritis, disfungsi

tiroid, gangguan neurologi seperti Bell’s palsy. Kondisi hiposekresi seperti sirosis hepatis,

gastritis atropi, insufisiensi pankreas juga bisa menyebabkan xerostomia.1

IX. PENATALAKSANAAN XEROSTOMIA

Xerostomia merupakan sebuah gejala, bukan sebuah penyakit. Idealnya

penatalaksanan xerostomia berdasar pada penyebabnya. Penanggulangan Xerostomia

terdiri dari tiga prinsip pokok, yaitu : 10

1. Mencari penyebab dan menghilangkan gejala

misalnya diabetis melitus, maka perlu pengendalian kadar gula darah, pada kondisi

dehirasi atau kehilangan banyak cairan tubuh, maka pasien perlu mengkonsumsi

cairan yang cukup, pada kasus xerostomia akibat obat-obatan sebapada kasus

xerostomia akibat obat-obatan sebaiknya obat tersebut dihentikan atau bila obat

tersebut dilanjutkan maka dibutuhkan penanganan untuk xerostomianya, dan

sebagainya. 2, 4, 5, 6, 8

2. mencegah kerusakan gigi dan jaringan sekitar gigi 1, 6

Penggunaan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung fluoride dan bebas

alkohol.

Penggunaan sikat gigi yang bulunya soft

Kontrol gigi rutin

3. meningkatkan produksi saliva atau menggunakan preparat saliva substitut

a. Zat perangsang produksi saliva (saliva stimulans)

18

Page 20: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Zat ini hanya berfungsi jika masih ada kelenjar liur yang masih aktif/berespon

terhadap rangsangan. Berikut merupakan obat-obat yang biasa digunakan:

Permen karet atau permen isap asam, akan lebih jika menggunakan permen

karet bebas sukrosa (sugar free) agar tidak membahayakan gigi.5

Pengunyahan permen karet sugar free mampu meningkatkan produksi saliva

tujuh kali lebih besar dari pada tanpa stimulasi permen karet. Penggunaan

permen karet ini dirasa lebih efektif dari pada pilihan lainya.2 Ada pendapat

yang mengatakan bahwa pasien lebih menyukai mengunyah zat tanpa rasa

yaitu lilin parafin (1.0-1.5mg) tiga sampai lima kali sehari.4, 5

Mouth Lubricant (pH 2.0) dan Lemon Mucilage (pH 2.8). kedua zat ini

mengandung asam sitrat. Stimulasi dengan zat asam sitrat mampu

merangsang sangat kuat sekresi ludah encer dan memberikan rasa kesegaran

di mulut, tetapi zat ini memiliki kerugian berupa mudah terjadi iritasi pada

selaput lendir yang peka dan rendahnya pH akan mempermudah

demineralisasi gigi.2, 4, 5

Salivix berbentuk tablet isap (lozenge) yang berisi asam malat, gom arab,

kalsium laktat, natrium fosfat, lycasin dan sorbitol. Namun zat ini perlu

diteliti lebih lanjut mengenai efeknya terhadap dentin, karena pH nya 4. 5

Pilokarpin Hidroklorid dan asam nikotinat, merupakan obat sistemik yang

terbukti dapat merangsang produksi saliva. Akan tetapi Pada penggunaan

pilokarpin, perlu dievaluasi tentang pengaruh stimulasi parasimpatis. Ada

penelitian yang mengatakan bahwa penggunaan pilokarpin memiliki

keefektifan dalam menstimulus produksi saliva, tetapi bila muncul efek

samping berupa gejala parasimpatis yang hebat, maka pengobatan harus

dihentikan. 2, 5

Anhydrous crystaline maltose (ACM), mampu menstimulasi produksi saliva.

Ada penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan ACM pada pasien

Sjogren’s sindrom akan meningkatkan produksi saliva secara signifikan dan

mampu memperbaiki keluhan pasien. ACM dikemas dalam bentuk tablet

isap yang dipakai tiga kali sehari. 1

Berikut ini merupakan contoh-contoh zat saliva stimulans yang juga

mengandung 3 macam enzim, yaitu lactoperoxidase, glucose oxidase and

19

Page 21: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

lysozyme, yang diformulasikan khusus untuk aktivitas anti bakteri dalam mulut,

antara lain : 1

• Biotene® Dry Mouth Toothpaste

• Biotene® Gentle Mouthwash

• Biotene® Dry Mouth Gum

• Oralbalance® Long-lasting Moisturizing Gel

b. Zat pengganti saliva (saliva substitut)

Ludah menjaga agar jaringan lunak tetap basah dan melindungi dari agen yang

merugikan dan perusakan mekanik dengan suatu lapisan yang tersusun dari

protein ludah dan glikoprotein ludah. Lapisan protein basah ini berfungsi sebagai

bahan pelicin lidah saat menelan dan berbicara. Lapisan p[rotein ludah pada

permukaan gigi, akan melindungi email gigi terhadap keausan dan

demineralisasi.4

Penggunaan saliva substitut hanya pada pasien yang glandula salivatoriusnya

tidak bereaksi terhadap rangsangan/stimulus. Dahulu, individu yang menderita

xerostomia terpaksa harus selalu membasahi mulutnya dengan air atau cairan

seperti gliserin atau parafin. Namun saat ini sudah ada zat pengganti saliva yang

lebih nyaman digunakan dan zat ini juga mengandung ion fosfat dan kalsium

untuk membantu remineralisasi. Zat ini berbentuk spray, cairan dan tablet

isap.2, 5

Berikut ini merupakan syarat zat pengganti ludah: 4

Osmolaritas fisiologis, diperoleh dengan penambahan NaCl dan Kcl ekstra

Pembasahan yang baik, ini diperoleh dengan penambahan musin

Larutan agak pekat agar tidak cepat kluar dari rongga mulut, efek ini

diperoleh dengan penambahan polimer hidrofil yang mengikat air, seperti

karboksi metil selulosa dan musin

Penghambatan pertumbuhan bakteri, CNS- dengan laktoperosidase mampu

menghambat metabolisme bakteri

Meningkatkan remineralisasi dan menghambat demineralisasi, dengan

kandungan garam kalsium, fosfat dan fluoride

20

Page 22: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Pengaruh buffer, dengan penambahan fosfat. Dengan menambahkan KH2PO4

dan K2HPO4 dengan perbandingan yang cukup, maka pH akan mendekati

normal dan stabil

Rasa yang menyenangkan, ditambah mentol, xilitol, sorbitol, minyak sitrun.

Cairan

1) hypromellose (pH 8.0) merupakan kombinasi antara hidroxipropilmetil

selulosa buatan dengan sakharin. 5

2) V.A. oralube (pH 7.0) merupakan zat untuk merangsang viskositas dan

tingkat elektrolit seluruh saliva. Bahan ini didesain untuk menimbulkan

remineralisasi email dan dentin. Saat ini ada produk Luborant yang dibuat

dengan formulasi yang mirip telah dipasarkan. 5

3) Obat kumur metylselulose (misal metyl selulosa 10.0 g per liter air),

merupakan pengganti saliva yang sangat bermanfaat bila digunakan sebelum

makandan efeknya bertahan selama setengah jam. 6

Tabel 2. Susunan beberapa pengganti ludah yang tersedia

(Amerongen, 1991)

21

Page 23: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Tabel 3. Formulasi V.A. Oral Lubricant (Kidd dan Bekal, 1992)

Spray1) Saliva orthana (pH 7.0) mengandung ion kalsium, fosfat, natrium,

magnesium dan kalium, juga berisi musin sebagai pengganti

karboksimetilselulosa untuk mendapatkan viskositas. Glikoprotein hidrofilik

dengan berat molekul yang tinggi terdapat pada musin mampu menurunkan

tegangan permukaan, sehingga secara teoritis mampu melindungi gigi

ataupun membran epitel.5

2) Glandosan (pH 5.1) komposisi hampir serupa dengan saliva orthana, namun

tanpa kandungan fluor dan hidroksimetil selulosa. pH nya rendah karena

mengandung karbondioksida untuk mempermudah penyemprotan.5

Tablet isap

Polyox adalah tablet isap yang berisi oksida polietilen yangbersifat visikoelastik

sama dengan saliva jika dilarutkan dalam mulut. Sekitar satu sampai dua persen

larutan ini mampu membantu mencekatkan gigi palsu. 5

Beberapa contoh merk saliva substituts: 1

• Carboxymethyl, or hydroxyethylcellulose solutions:

• Entertainer's Secret® (KLI Corp) , spray

• Glandosane® (Kenwood/Bradley) spray

• Moi-Stir® (Kingswood Labs) spray

• Moi-Stir® Oral Swabsticks (Kingswood Labs) swabs

22

Page 24: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

• Optimoist® (Colgate-Palmolive) spray

• Saliva Substitute® (Roxane Labs) liquid

• Salivart® (Gebauer) preservative-free aerosol

• Salix® (Scandinavian Natural Health & Beauty) tablets

• V. A. Oralube® (Oral Dis. Res. Lab) sodium-free; liquid

• Xero-Lube® Artificial Saliva (Scherer) sodium-free; spray

• Mucopolysaccharide Solutions

• MouthKote® (Parnell) , spray

Nasihat pemilihan makanan 4, 6

Pentingnya kesadaran pasien akan bahaya yang akan muncul bila keluhan mulut kering

tidak dirawat dengan baik. Untuk meringankan keluhan pasien, berikut ini beberapa tips

untuk penderita xerostomia dalam memilih makanan:

Diet yang tepat dan higiene mulut yang terjaga baik

Es batu, yogurt, butter milk, merupakan minuman yang mampu melembabkan mulut

secara sederhana.

Asupan alkohol dan kafein tidak boleh terlalu berlebih

Pasien dengan mulut kering, harus selalu minum saat makan, demikian pula minum

diantara waktu makan

Makanan yang sulit dikunyah perlu dilumatkan dahulu

Bahan makanan yang tidak menimbulkan rasa sakit dan sedikit mengandung gula :

contoh ketimun, tomat

Makanan lunak atau cair kaya protein lebih dianjurkan dari pada makanan keras

X. PENUTUP

Xerostomia merupakan masalah yang sering dialami oleh orang dewasa. Bila

xerostomia ini dibiarkan maka akan menimbulkan keluhan-keluhan yang akan

23

Page 25: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

mempengaruhi kualitas hidup seseorang, baik mempengaruhi gizi (asupan makanan),

kesehatan gigi, kehidupan sosial, dan sebagainya.

Xerostomia atau mulut kering merupakan suatu gejala/keluhan yang

disebabkan oleh berbagai macam hal, ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat

permanen. Terapi untuk mengatasi keluhan xerostomia disesuaikan dengan kondisi

pasien. Dengan perawatan yang tepat maka keluhan xerostomia ini dapat dikurangi atau

dihilangkan. Selain mengatasi penyebab dan penggunaan saliva substitut atau saliva

stimulans, pengaturan cara memilih makanan juga merupakan hal yang penting untuk

mengurangi keluhan akibat xerostomia. Dengan perawatan yang tepat maka keluhan

xerostomia ini dapat dikurangi atau dihilangkan sehingga akan tercapai kualitas hidup

yang lebih baik.

24

Mulut Kering:problem dengan gigi &

mukosaproblem dalam menelan

makananproblem dalam berbicarabau nafas

Perubahan:Tubuh lemasCemasKetergantunganSedihTerkucilkanApatis

SalingBerhubungan

Dampak negatif terhadapKehidupan biologi dan sosial

Page 26: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

DAFTAR PUSTAKA

1. Bartels, Cathy L. 2009. Xerostomia information for dentists : Helping patients with dry

mouth. http://www.oralcancerfoundation.org/dental/xerostomia.htm. 18 November 2009.

2. Thornhill, Martin. 2009. Xerostomia: Care And Management.

http://betteroralhealth.info/orbit_us/professional-area/research/xerostomia-relief/

xerostomia-care-and-management/index.htm. 18 November 2009.

3. Hasibuan, Sayuti. 2002. Keluhan Mulut Kering Ditinjau Dari Faktor Penyebab,

Manifestasi Dan Penanggulangannya. http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-sayuti.pdf.

18 November 2009.

4. Amerongen, AVN, 1991. Ludah dan Kelenjar Ludah: Arti bagi Kesehatan Gigi.

Xerostomia Sindroma Mulut Kering. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Hal.

194-212.

5. Kidd, Edwina AM., dan Bechal, Sally Joston. 1992 Dasar-dasar Karies (nyakit dan

Penanggulangannya) : Karies dan Saliva. Diterjemahkan oleh Sumawinata, Narlan, dan

Faruk, Safrida. Jakarta. EGC. hal: 66-73.

6. Walsh, Declan. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi : Xerostomia. Jilid I. Jakarta.

EGC. Hal : 432-440.

7. Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran (Edisi ke Sembilan). Jakarta :

EGC. hal: 1016-1018.

8. Cohen, Robert B. 2009. Xerostomia.

http://www.merck.com/mmpe/sec08/ch094/ch094f.html. 18 November 2009.

25

Page 27: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

9. Nederfors, T. 2000. Xerostomia and Hyposalivation.

http://adr.sagepub.com/cgi/reprint/14/1/48. 18 November 2009.

10. American Dental Association. 2008. Xerostomia (Dry Mouth).

http://www.simplestepsdental.com/SS/ihtSS/r.WSIH000/st.32219/t.25069/pr.3.html. 18

November 2009.

11. Nikolov, Nikolay P dan Gabor G. Illei. 2009. Pathogenesis of Sjögren's

syndrome.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2766246/?tool=pmcentrez. 18

November 2009.

12. Wikipedia. 2009. Sindrom Sjögren. http://id.wiki.detik.com/wiki/Sindrom_Sj

%C3%B6gren 18 November 2009.

13. Graamans, K. dan H. P. van den Akker. 1991. Diagnosis of Salivary Gland Disorders :

Sialometry and Sialochemistry. http://www.salivalis.com/diagnosis.htm 18 November

2009.

14. Adam, George L., et al. 1997. Boies : Buku Ajar Penyakit THT. Cetakan ke III. Jakarta.

EGC.

26

Page 28: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Bagaimana cara melakukan sialometri?Jawab: Sialometri, merupakan suatu pemeriksaan tambahan yang berfungsi untuk mengukur kecepatan/aliran produksi saliva dari glandula salivatorius dengan menempatkan suatu alat khusus di duktus ekskresi glandula salivatorius. Hasil pemeriksaan ini dalam satuan mL/gland/mnt. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan stimulus asam sitrat. Yang sering dipakai adalah glandula Parotis, diukur selama 5 menit. Saat istirahat sekresi saliva berkisar antara 0-0.1 mL/mnt, setelah dirangsang dengan asam sitrat meningkat menjadi 0.4-1.5ml/mnt. Bila sekresi setelah dirangsang di bawah 0.3 mL/mnt dianggap patologis.8, 13

2. Bagaimana cara melakukan sialografi?Jawab:Pemeriksaan sialografi merupakan suatu teknik imaging untuk mengidenifikasi batu pada glandula saliva atau massa. Sialografi, merupakan suatu pemeriksaan radiologik dengan menggunakan kontras yang larut dalam air atau minyak yang dimasukan melalui duktus submandibula atau parotis. Setelah dilakukan pemakaian anestesi topikal, lalu dilakukan penekanan lembut pada kelenjar, muara duktus nampak sebagai lubang yang mengeluarkan air liur. Muara tersebut dilebarkan dengan sonde lakrimal, kemudian dimasukan kateter, kemudian masukan kontras 1.5-2 mL secara lembut, sampai penderita merasakan adanya tekanan tapi tidak mengeluh nyeri. Kemudian dilakukan pemotoan.14

3. diantara beberapa preparat saliva stimulans, manakah yang dirasa lebih efektif?Jawab:Stimulan dengan cara mekanik (misal; pengunyahan) adalah suatu stimulus yang terkuat untuk merangsang sekresi saliva, terutama glandula Parotis. Penggunaan permen karet sugar free lebih banyak memberikan manfaat dibanding preparat stimulans yang lain, hal ini karena permen karet sugar free tidak mengandung gula atau zat asam seperti preparat lain, sehingga permen karet sugar free tidak mempunyai resiko terhadap karies gigi. Ada penelitian yang mengatakan bahwa penggunaan permen karet sugar free mampu merangsang sekresi saliva 7 kali lebih besar dibanding orang yang tidak mengunyah permen tersebut. 4, 5, 8

4. Bagaimana cara membedakan xerostomia reversibel dan ireversibel? Apa gold standart dari xerostomia?Jawab:

Xerostomi yang irreversibel : pada kasus Sjögren’s syndrome, anomali kongenital,

HIV/AIDS, radiasi 2

Xerostomi yang reversibel : pada keadaan cemas, akibat obat-obatan, infeksi akut,

dehidrasi 2

27

Page 29: 23243202 Makalah Kiki Xerostomia

Untuk membedakan keduanya melalui anamnese yang lengkap, yaitu adakah resiko radiasi dengan dosis berapa, adakah penyakit dasarnya, adakah riwayat minum obat tertentu, dllPemeriksaan gold standartnya berupa suatu pemeriksaan tambahan yaitu sialometri, karena pada kasus xerostomia ini disebabkan oleh suatu hiposalivasi yang pembuktianya melalui pengukuran kecepatan sekresi saliva.8, 13

5. Berikan contoh merk paten dari saliva substituts?Jawab: Entertainer's Secret® (KLI Corp) , spray Glandosane® (Kenwood/Bradley) spray Moi-Stir® (Kingswood Labs) spray Optimoist® (Colgate-Palmolive) spray Salivart® (Gebauer) preservative-free aerosol Xero-Lube® Artificial Saliva (Scherer) sodium-free; spray MouthKote® (Parnell) , spray Aquae dry mouth spray, tiap 1 mL berisi :

Carmellose Sodium 10mgSorbitol Solution 42.86mgSodium Chloride 0.84mgPotassium Chloride 1.2mgCalcium Chloride 0.14mgMagnesium Chloride 0.06mgPotassium Phosphate Monobasic 0.34mgKemasan 25mL dan 100mL

Aqwet spray, berisi:Composition Sodium Carboxymethylcellulose 1.00 % Potassium chloride IP 0.12 %Sodium chloride IP 0.0844 %Magnesium chloride IP 0.0052 %Calcium chloride IP 0.0146 %Potassium dihydrogen phosphate BP 0.0342 %Kemasan 50mL

Berikut ini merupakan alur terjadinya Sindroma Sjogren:

28Ekspresi 223 RNAt

Pada gen 193Ekspresi Gen IFN regulator

Pada glandula Produksi IFN α naikMonositSel T Sel epitel kelenjar

Produksi BAFF( B Cell Activating Fakctor )Sel B teraktifasi

Dan berikatan dengan sel sekresi

Sel B menginfiltrasi dan bertahan hidup pada sel kelenjarPenurunan Sekresi

PDCs( Plasmacytoid Dendritic Cells )Secara spontan