220399354-Anti-Anxietas-presentasi-Css-1-Coass-Jiwa (1)

17
ANTI ANXIETAS

description

anti ansietas

Transcript of 220399354-Anti-Anxietas-presentasi-Css-1-Coass-Jiwa (1)

ANTI ANXIETAS

Anxietas

• Etiologi

Patofisiologi

• Hiperaktivitas dari sistem limbik susunan saraf pusat (neuron-neuron dopaminergik, noradrenergik dan serotonergik, yang dikendalikan oleh neuron-neuron GABA-ergik).

Obat Anti Anxietas

Penggolongan:

• Benzodiazepine : Diazepam, Chlordiazepoxide, Lorazepam, Clobazam, Bromazepam, Oxazolam, Clorazepate, Aprazolam, Prazepam.

• Non-Benzodiazepine : Sulpiride, Buspirone, Hydroxyzine.

TABEL 3.1. SEDIAAN OBAT ANTI ANXIETAS DAN DOSIS ANJURAN2

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Diazepam LOVIUMMENTALIUMSTESOLIDVALISANBE VALIUM

Tab 2-5 mgTab 2-5-10 mgTab 2-5 mg Ampul 10 mg/2 ccRectalTube 5mg/2,5cc10mg/2,5ccTab 2-5mgTab 2-5 mgAmpul 10 mg/2cc

Oral = 10-30 mg/hari, 2-3x sehari<10kgbb=5mg>10kgbb=20mg

2 Chlordiazepoxide CETABRIUMTENSINYL

Drg 5-10mgCap 5mg

15-30mg/hari2-3x sehari

3 Lorazepam ATIVANREBAQUILMERLOPAM

Tab 0,5-1-2mgTab 1mgTab 0,5-2mg

2-3x1mg/h

4 Clobazam FRISIUM CLOBAZAM-DM

Tab 10mgTab 10mg

2-3x10mg/h

5 Bromazepam LEXOTAN Tab 1,5-3-6 mg 3x1,5mg/h

6 Aprazolam XANAXALGANAXCALMLETFEPRAXFRIXITASALVIZZYPRAX

Tab 0,25-0,5-1mgTab 0,25-0,5-1mgTab 0,25-0,5-1mgTab 0,25-0,5-1mgTab 0,25-0,5-1mgTab 0,25-0,5-1mgTab 0,25-0,5-1mg

3x0,25-0,5mg/h

7 Sulpiride DOGMATIL Cap 50mg 100-200mg/h

8 Busiprone BUSPARTRAN-QXIETY

Tab 10mgTab 10mgTab 10mg

15-30mg/h

9 Hydroxyzine ITERAX Caplet 25mg 3x25mg/h

Indikasi Penggunaan

• Gejala sasaran (target syndrome) : sindrom anxietas Meliputi: sindrom anxietas psikik, organik, situasional, dan sindrom anxietas penyerta.

Mekanisme Kerja

• Benzodiazepine : Obat anti anxietas Benzodiazepine bereaksi dengan reseptornya (Benzodiazepine Receptors) akan me-reinforce ”the inhibitory action of GABA-ergic neuron”, sehingga hiperaktivitas tersebut diatas mereda.

• Non-Benzodiazepine: mediasi reseptor serotonin (5-HT1A) (Buspirone); antihistamin dengan aktivitas antiemetik (Hidrokxyzine)

Efek Samping

• Sedasi

• Relaksasi otot

• Ketergantungan

• Rebound Phenomena

Interaksi Obat

• Benzodiazepine + CNS depressants (phenobarbital, alchohol, obat anti psikosis, anti depresi, opiates) potensiasi efek sedasi dan penekanan pusat napas, resiko timbulnya respiratory failure.

• Benzodiazepine + CNS stimulants (amphetamine, caffeine, appetite suppressants) = antagonisme efek anti anxietas, sehingga efek benzodiazepine menurun.

• Benzodiazepine + Neuroleptika = efek manfaat klinis dari Benzodiazepine mengurangi kebutuhan dosis neuroleptika, sehingga resiko efek samping neuroleptika berkurang.

Cara Penggunaan

Pemilihan Obat:• Golongan Benzodiazepine sebagai obat anti-

anxietas mempunyai therapeutic ratio lebih tinggi dang lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksisitas yang rendah, dibandingkan dengan meprobamate atau phenobarbital. Disamping itu, phenobarbital menginduksi enzim mikrosomal hepar, sedangkan golongan benzodiazepine tidak.

• Golongan Benzodiazepine = ”drug of choice” dari semua obat yang mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifisitas, potensi dan keamanannya.

• Spektrum klinis Benzodiazepine meliputi efek anti anxietas, anti konvulsan, anti insomnia, dan premedikasi tindakan operatif. – Diazepam / Chlordoazepoxide : ”Broadspectrum”– Nitrazepam / Flurazepam : dosis anti anxietas dan

anti insomnia berdekatan (non-dose related), lebih efektif sebagai anti insomnia.

– Midazolam : onset cepat dan kerja singkat, sesuai kebutuhan untuk premedikasi tindakan operatif.

– Bromazepam, Lorazepam, Clobazam : dosis anti anxietas dan anti insomnia berjauhan (dose-related), lebih efektif sebagai anti-anxietas.

• Beberapa spesifikasi :– Clobazam = 1,5 benzodiazepine = ”psychomotor

performance” paling kurang terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin lebih aktif.

– Lorazepam = Benzodiazepine dengan waktu paruh pendek & tidak mengalami akumulasi obat yang signifikan pada dosis klinik untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal.

– Alprazolam = efektif untuk anxietas antisipatorik, ”onset of action” lebih cepat dan mempunyai komponen efek antidepresi.

– Sulpiride-50 = efektif untuk meredakan gejala somatik dan sindrom anxietas dan paling kecil resiko ketergantungan obatnya.

Pengaturan Dosis: • ”Steady state” (keadaan dengan jumlah obat

yang masuk kedalam badan sama dengan jumlah obat yang keluar dari badan) dicapai setelah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali sehari (half life = < 24 jam). ”Onset of Action” cepat dan langsung memberikan efek.

• Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai ”steady state”.

• Pengaturan dosis tidak perlu seperti neuroleptika dan antidepresan.

• Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) naikkan dosis tiap 3-5 hari, sampai mencapai dosis optimal dipertahankan 2-3 minggu diturunkan 1/8x dosis sebelumnya (dosis terakhir yang sedang dipertahankan) setiap 2-4 minggu dosis minimal yang masih efektif (maintenance dose) bila kambuh dinaikkan lagi dan bila tetap efektif pertahankan 4-8 minggu tapering off.

Lama Pemberian:• Pada sindrom anxietas yang disebabkan faktor

situasi eksternal, pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan.

• Pemberian yang sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila sindrom anxietas dapat diramalkan waktu datangnya dan hanya pada situasi tertentu (anticipatory anxiety), serta terjadinya tidak sering.

• Penghentian selalu secara bertahap(stepwise)agar tidak menimbulkan gejala lepas obat (withdrawal symptoms).

Perhatian Khusus

• Kontraindikasi : Pasien dengan hipersensitifitas terhadap benzodiazepine, glaucoma, myasthenia gravis, chronic pulmonary insufficiency, chronic renal or hepatic disease.

• Gejala over dosis / intoksikasi :– Kesadaran menurun, lemas, jarang yang sampai

dengan coma.– Pernapasan, tekanan darah, denyut nadi menurun

sedikit.– Ataksia, disartria, ”convulsion”, refleks fisiologis

menurun. Terapi suportif : Tata laksana terhadap “Respiratory

Depression” dan “shock”.