201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

download 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

of 31

Transcript of 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    1/31

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses yang umum dan

    kompleks di rumah sakit. Tindakan-tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang

    lengkap dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring pasien yang

    berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan berkelanjutan, rehabilitasi,

    akhirnya transfer maupun pemulangan ( discharge) . Anestesi dan sedasi umumnya

    dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan ( continuum) dari sedasi minimal sampai

    anestesi penuh. Karena respons pasien dapat berada pada sepanjang kontinuum, maka

    penggunaan anestesi dan sedasi dikelola secara terintegrasi.

    B. Ruang Lingkup

    C. Batasan Operasional

    1. Bedah

    Pembedahan merupakan cabang dari ilmu medis yang ikut berperan terhadap

    kesembuhan dari luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi

    dengan tangan. Hal ini memiliki sinonim yang sama dengan kata Chirurgia (dibaca;

    KI-RUR- JIA). Dalam bahasa Yunani Cheir artinya tangan; dan ergon artinya

    kerja.

    Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk mengobati

    kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan

    sederhana (Potter, 2006)

    Perkembangan baru juga terjadi pada pengaturan tempat untuk dilaksanakan prosedur

    operasi. Bedah sehari ( ambulatory surgery ), kadangkala disebut pembedahan tanpa

    rawat inap ( outpatient surgery ) atau pembedahan sehari ( one-day surgery ).

    2. Jenis Pembedahan

    A. Bedah Minor

    Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan secara

    sederhana, tidak memiliki risiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan

    bantuan asisten untuk melakukannya, seperti: membuka abses superficial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial neuroktomi dan tenotomi

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    2/31

    2

    B. Bedah Mayor

    Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih sulit untuk

    dilakukan daripada pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan risiko

    terhadap nyawa pasien, dan memerlukan bantuan asisten, seperti: bedah caesar,

    mammektomi, bedah torak, bedah otak.

    C. Bedah Antiseptik

    Bedah antiseptik merupakan pembedahan yang berhubungan terhadap penggunaan

    agen antiseptik untuk mengontrol kontaminasi bakterial.

    D. Bedah konservatif

    Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai cara untuk

    melakukan perbaikan terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak dapat

    mengalami perbaikan, daripada melakukan amputasi, seperti: koreksi dan

    imobilisasi dari fraktur pada kaki daripada melakukan amputasi terhadap kaki.

    E. Bedah Radikal

    Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau sumber dari

    penyakit tersebut dibuang, seperti: pembedahan radikal untuk neoplasma,

    pembedahan radikal untuk hernia.

    F. Pembedahan Rekonstruktif

    Pembedahan rekonstruktif merupakan pembedahan yang dilakukan untuk

    melakukan koreksi terhadap pembedahan yang telah dilakukan pada deformitas

    atau malformasi, seperti: pembedahan terhadap langit-langit mulut yang terbelah,

    tendon yang mengalami kontraksi.

    G. Bedah Plastik

    Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk memperbaiki

    defek atau deformitas, baik dengan jaringan setempat atau dengan transfer

    jaringan dari bagian tubuh lainnya.

    3. Sifat Operasi:

    A. Bedah Elektif

    Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan tanpa

    membahayakan nyawa pasien.

    B. Bedah Emergensi

    Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan sangat

    mendadak untuk menghindari komplikasi lanjut dari proses penyakit atau untukmenyelamatkan jiwa pasien.

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    3/31

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    4/31

    4

    BAB II

    STANDAR KETENAGAAN

    A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

    1. Kualifikasi Tenaga Di Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit WARAS WIRIS

    - Dokter Bedah Instalasi kamar Operasi menggunakan jasa Pelayanan dokter tamu

    (dokter spesialis bedah)

    2. Kualifikasi Tenaga Perawat Instalasi Kamar Operasi RS WARAS WIRIS

    - Perawat instalasi kamar Operasi memiliki: sertifikat Penanggulangan Penderita

    Gawat Darurat (PPGD), Basic Cardiac Life Support (BCLS).

    - Mempunyai sertifikat Pelatihan dasar instrumen.

    - Perawat Ruang Pulih Sadar memiliki sertifikat Penanggulangan Penderita Gawat

    Darurat (PPGD) dan Basic Cardiac Life Support (BCLS)

    B. Distribusi Ketenagaan

    Dalam pelayanan bedah perlu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten,

    cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga

    dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar tersebut di

    atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-

    sumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan bedah di instalasi kamar operasi, maka

    dibutuhkan tenaga dokter, perawat yang mempunyai pengalaman, keterampilan dan

    pengetahuan yang sesuai.

    C. Pengaturan Dinas

    Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat untuk

    melaksanakan tugas pelayanan di instalasi kamar operasi sehingga semua kegiatan

    pelayanan bedah dapat terkoordinir dengan baik. Pengaturan dinas dibuat 4 shift dalam 24

    jam yaitu:

    Dinas Pagi Jam 07.00 sampai dengan Jam 14.00. Dinas Pagi Jam 10.00 sampai dengan Jam 17.00 Dinas Sore Jam 14.00 sampai dengan Jam 21.00. Dinas Malam Jam 21.00 sampai dengan Jam 07.00.

    On Call Jam 21.00 sampai dengan 07.00

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    5/31

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    6/31

    6

    BAB III

    STANDAR FASILITAS

    A. Denah Ruangan

    ......................................................

    B. Standar Fasilitas

    Fasilitas yang tersedia pada pelayanan bedah terdiri dari:

    Tabel 3.1 Alat yang Tersedia di Instalasi Kamar Operasi Rumah Sakit WARAS WIRIS

    No Nama Alat Jumlah Keterangan

    1 Set Dasar I 1 Set Bisa dipakai untuk operasilaparotomi, dan sectio C,apendiktomi.

    2 Set Dasar II 1 Set Bisa dipakai untuk operasilaparotomy, sectio C, apendiktomi.

    3 Set Dasar III 1 Set Bisa dipakai untuk operasilaparotomi, sectio C, apendiktomi.

    4 Set Dasar IV 1 Set Bisa dipakai untuk operasilaparatomi, sectio C, apendiktomi.

    5 Set Dasar V 1 Set Bisa dipakai untuk operasilaparatomi, sectio C, Apendiktomi.

    6 Set Dasar VI 1 Set Bisa dipakai untuk operasilaparotomi, sectio C, Apendiktomi.

    7 Set Kecil (Ekstirpasi ) 2 Set Bisa dipakai untuk operasi kecil.

    8 Set Hernia Anak 1 Set

    Gambar 3.1 Denah Instalasi Kamar Operasi

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    7/31

    7

    9 Set Hernia Dewasa 1 Set

    10 Set Ortopedi 1 Set

    11 Set Struma 1 Set

    12 Set Tonsilektomi 1 Set

    13 Set Pediatri I 1 Set

    14 Set Pediatri II 1 Set

    15 Set Plastik I 3 Set

    16 Set Trepanasi 1 Set

    17 Set Onkologi 1 Set

    18 Set Neurologi 1 Set

    19 Set Kuretase 1 Set

    20 Set Gall blass atau Ginjal 2 Set

    21 Set Sectio Caesaria 4 Set

    22 Reseksi Usus Anak 1 Set

    23 Reseksi Usus Dewasa 2 Set

    24 Set Histerektomi 2 Set

    25 Set Tambahan 1 Set

    26 Set Spinal 16 Set

    27 Set Mangkok Operasi 15 Set

    28 Set Bangkok Sikat 6 Set

    29 Set Kocker 1 Set

    30 Set Vena Seksi 1 Set31 Liposuction 1 Set

    32 Buka Gip 1 Set

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    8/31

    8

    BAB IV

    TATA LAKSANA PELAYANAN

    Tata laksana pelayanan bedah meliputi:

    A. Persiapan Instrumen

    1. Persiapan operasi Exterpasi Persiapan alat menggunakan Set kecil Set mangkok Set Linen Suction kauter

    2. Persiapan kuretase Persiapan alat menggunakan Set kuret Set mangkok Set Linen Suction kauter

    3. Persiapan operasi TUR (Reseksi Prostat Transuretra)

    Persiapan alat menggunakan Set tambahan. Set mangkok. Set Linen. Suction kauter

    4. Persiapan operasi apendiktomi. Persiapan alat menggunakan Set dasar.

    Set mangkok Set Linen Suction kauter

    5. Persiapan operasi hernia Persiapan alat menggunakan Set Hernia. Set mangkok

    Suction Set Linen

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    9/31

    9

    kauter

    6. Persiapan Operasi struma Persiapan alat menggunakan Set Struma Set mangkok Set Linen Suction Kauter

    7. Persiapan Operasi Sectio caesaria. Persiapan alat menggunakan Set dasar dan Set SC Set mangkok Set Linen Suction kauter

    8. Persiapan alat Hemoroid Persiapan alat menggunakan Set Dasar. Set mangkok Set Linen Suction

    kauter

    9. Persiapan Operasi Kista / Myoma Uteri Persiapan alat menggunakan Set Dasar dan Set Histerektomi Set mangkok Set Linen Suction kauter

    10. Persiapan Operasi laparotomi Persiapan alat menggunakan Set dasar dan Set tambahan. Set mangkok Set Linen Suction Cauter

    11. Persiapan operasi Labioplastik

    Persiapan alat menggunakan Set plastik dan set kecil Set mangkok

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    10/31

    10

    Set Linen Suction kauter

    12. Persiapan Operasi Cholesistectomy Persiapan alat menggunakan Set Dasar dan Galblaas. Set mangkok Set Linen Suction Kauter

    13. Persiapan operasi neprectomi Persiapan alat menggunakan Set dasar dan Galblass. Set mangkok Set Linen Suction kauter

    14. Persiapan operasi ortopedi Persiapan alat menggunakan Set Orthopedi dan Set dasar/ Set kecil . Set mangkok Set Linen

    Suction Kauter

    15. Persiapan Operasi Fraktur mandibula Persiapan alat menggunakan Set Plastik dan Set kecil Set mangkok Set Linen. Suction

    kauter16. Persiapan operasi skin graft

    Persiapan alat menggunakan Set Plastik dan Set kecil Set mangkok Set Linen Suction Kauter

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    11/31

    11

    17. Persiapan Trepanasi Persiapan alat menggunakan Set neurologi dan set kecil. Set mangkok Set Linen Suction kauter

    B. Persiapan Linen

    Linen packing sesuai dengan kebutuhan operasi.

    C. Tata Laksana Anggota Tim Asuhan Pasien Intra Operatif

    Anggota tim asuhan pasien intra operatif dibagi dalam dua bagian yang terdiri dari:

    1. Anggota steril.

    Ahli bedah utama / operator

    Asisten ahli bedah

    Scrub Nurse / Perawat Instrumen

    2. Anggota tim yang tidak steril

    Ahli atau pelaksana anaesthesi.

    Perawat sirkulasi

    Anggota lain (teknisi yang mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit)

    D. Prinsip Tindakan Selama Pelaksanaan Operasi Persiapan psikologis pasien Pengaturan posisi

    Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien adalah:

    Letak bagian tubuh yang akan dioperasi Umur dan ukuran tubuh pasien Tipe anestesi yang digunakan Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (artritis).

    Prinsip-prinsip di dalam pengaturan posisi pasien :

    Atur posisi pasien dalam posisi yang nyaman Sedapat mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah dan kakinya

    ditutup dengan duk

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    12/31

    12

    Amankan pasien di atas meja operasi dengan lilitan sabuk yang baik yang

    biasanya dililitkan di atas lutut. Saraf, otot dan tulang dilindungi untuk menjaga

    kerusakan saraf dan jaringan.

    Jaga pernafasan dan sirkulasi vaskuler pasien tetap adekuat, untuk meyakinkan

    terjadinya pertukaran udara.

    Hindari tekanan pada dada atau bagian tubuh tertentu, karena tekanan dapat

    menyebabkan perlambatan sirkulasi darah yang merupakan faktor predisposisi

    terjadinya trombus.

    Jangan izinkan ekstremitas pasien terayun di luar meja operasi karena hal ini dapat

    melemahkan sirkulasi dan menyebabkan terjadinya kerusakan otot.

    Hindari penggunaan ikatan yang berlebihan pada otot pasien. Yakinkan bahwa sirkulasi pasien tidak berhenti di tangan atau di lengan. Untuk posisi litotomi, naikkan dan turunkan kedua ekstremitas bawah secara

    bersamaan untuk menjaga agar lutut tidak mengalami dislokasi.

    Membersihkan dan Menyiapkan Kulit Penutupan Daerah Steril Mempertahankan Surgical Asepsis Menjaga suhu tubuh pasien dari kehilangan panas tubuh Penutupan luka pembedahan Perawatan drainase Pengangkatan pasien ke Ruang Pemulihan, Instalasi Pelayanan Intensif

    E. Tata Laksana Perawatan Pasien di Ruang Pulih Sadar Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada pasien dengan

    pembiusan umum, sedang pada pasien dengan anestesi regional posisi kepala pasien

    semi fowler.

    Pasang pengaman pada tempat tidur. Monitor tanda vital: Tekanan darah, Nadi, respirasi setiap 15 menit. Penghisapan lendir daerah mulut dan trakea Beri O 2 sesuai program. Observasi adanya muntah. Catat intake dan output cairan.

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    13/31

    13

    F. Tata Laksana Pengeluaran Pasien dari Ruang Pulih Sadar

    Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien:

    Pasien harus pulih dari efek anestesi

    Tanda-tanda vital harus stabil Tidak ada drainase yang berlebihan dari tubuh. Efek fisiologis dari obat bius harus stabil Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah sempurna. Pengawasan pasca operasi selanjutnya diserahkan pada perawat unit.

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    14/31

    14

    BAB V

    LOGISTIK

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    15/31

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    16/31

    16

    5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi

    yang terbuka dengan pasien.

    6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan

    untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian

    itu timbul.

    7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan

    informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada

    sistem pelayanan.

    Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.

    Standar tersebut adalah:

    1. Hak pasien

    2. Mendidik pasien dan keluarga

    3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

    4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan

    program peningkatan keselamatan pasien

    5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien

    6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien

    7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan

    pasien.

    Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit:

    1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan

    pasien rumah sakit.

    2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun

    3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan

    karyawan

    5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

    6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di

    atas

    7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan

    melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah sakit

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    17/31

    17

    8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit

    9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit

    dan kejadian tidak diharapkan.

    Sasaran Keselamatan Pasien Pada Pelayanan Bedah di Rumah Sakit WARAS

    WIRIS

    1. Ketepatan Identifikasi Pasien

    Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak

    awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang

    diterima oleh pasien.

    2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif

    Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur:

    Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm).

    3. Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai ( high-alert )

    Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan terjadi

    kesalahan atau kesalahan serius ( sentinel event ), obat yang berisiko tinggi

    menyebabkan dampak yang tidak diinginkan ( adverse outcome )

    4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi

    Penandaan lokasi operasi adalah tata cara yang wajib dilakukan sebelum tindakan

    pembedahan oleh dokter spesialis bedah untuk memberikan tanda di lokasi yang

    akan dibedah pada semua pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan.

    Tepat lokasi adalah melaksanakan tindakan pembedahan secara tepat pada lokasi

    yang diharapkan. Tepat prosedur adalah melaksanakan tindakan pembedahan

    sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Tepat pasien adalah melaksanakan

    tindakan pembedahan sesuai dengan pasien yang tepat yang terjadwal operasi

    (perawat harus selalu melakukan identifikasi pasien sebelum pasien dimasukkan

    kamar operasi).

    5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

    Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi

    saluran kemih, infeksi pada aliran darah, pneumonia yang sering berhubungan

    dengan ventilasi mekanis. Pokok eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain

    adalah cuci tangan ( hand hygiene ) yang tepat.

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    18/31

    18

    6. Pengurangan risiko pasien jatuh

    Pengurangan risiko pasien jatuh adalah pengurangan pengalaman pasien yang

    tidak direncanakan untuk terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja

    pada seseorang pada saat istirahat yang dapat dilihat atau dirasakan atau kejadian

    jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti stroke,

    pingsan, dan lainnya.

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    19/31

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    20/31

    20

    - Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas

    atau terlalu dingin

    - Tidak tersedia alat-alat pengaman

    - Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.

    a. Perlindungan Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Petugas Kesehatan Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan

    mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan

    pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika terpajan.

    Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum

    mengenai penyakit tersebut.

    Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus

    menjaga fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik

    dan menjaga kebersihan tangan.

    b. Petunjuk Pencegahan infeksi untuk Petugas Kesehatan Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan kesehatan,

    petugas harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai untuk

    kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan Isolasi (berdasarkan penularan secara kontak,

    droplet, atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.

    Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit

    menular yang sedang dihadapi.

    Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk

    memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari

    kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di instalasi perawatan

    intensif (IPI), ruang rawat anak, ruang bayi.

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    21/31

    21

    BAB VIII

    PENGENDALIAN MUTU

    Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan

    ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria, serta standar yang akan digunakan untuk

    mengukur mutu pelayanan. Indikator Mutu pada Pelayanan Bedah RS WARAS WIRIS

    mengacu pada Pedoman Indikator Mutu RS WARAS WIRIS yaitu:

    1. Kejadian Kematian Di Kamar Operasi

    Ruang lingkup : Kejadian Kematian Di Kamar Operasi

    Dimensi mutu : Keselamatan, efektivitas dan kompetensi

    Tujuan : Tergambarkannya efektivitas pelayanan bedah dan anestesi dan

    kepedulian terhadap keselamatan pasien

    Definisi operasional : Kematian di meja operasi adalah kematian yang terjadi di kamar

    operasi pada saat operasi berlangsung, atau selama pasien di

    ruang sadar pulih, yang diakibatkan oleh tindakan anestesi

    maupun tindakan pembedahan

    Kriteria inklusi :

    Kriteria eksklusi :

    Numerator : Jumlah pasien yang meninggal di kamar operasi dalam satu

    bulan

    Denominator : Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dalam satu

    bulan

    Standar : 0,5%

    2. Keterlambatan Waktu Operasi

    Ruang lingkup : Keterlambatan Waktu Operasi

    Dimensi mutu : Efektivitas

    Tujuan : Tergambarkannya efektivitas pelayanan bedah

    Definisi operasional : Angka Kejadian Tertundanya Operasi Lebih Dari 30 menit

    Kriteria inklusi : Semua pasien yang saat mulainya operasi tertunda lebih dari

    30 menit yang bukan disebabkan oleh karena faktor pasien atau

    keluarganya

    Kriteria eksklusi : Semua pasien yang saat mulainya operasi tertunda lebih dari 30

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    22/31

    22

    menit yang disebabkan oleh faktor pasien dan atau keluarganya

    Numerator : Jumlah pasien yang operasinya tertunda 30 menit per bulan

    Denominator : Jumlah pasien operasi dalam bulan tersebut

    Standar : 2 %

    3. Ketidaklengkapan Laporan Operasi

    Ruang lingkup : Ketidaklengkapan Laporan Operasi

    Dimensi mutu : Efektivitas

    Tujuan : Tergambarkannya efektivitas pelayanan bedah dan kepedulian

    terhadap keselamatan pasien

    Definisi operasional : Ketidaklengkapan penulisan laporan operasi setelah pasien

    keluar dari kamar operasi

    Kriteria inklusi : Semua laporan tindakan operasi

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Jumlah ketidaklengkapan laporan operasi pada bulan tersebut

    Denominator : Jumlah pasien operasi pada bulan tersebut

    Standar : 1 %

    4. Ketidaklengkapan Laporan Anestesi

    Ruang lingkup : Ketidaklengkapan Laporan Anestesi

    Dimensi mutu : Efektivitas

    Tujuan : Tergambarkannya efektivitas pelayanan anestesi dan kepedulian

    terhadap keselamatan pasien

    Definisi operasional : Ketidaklengkapan penulisan laporan anestesi setelah pasien

    keluar dari kamar operasi

    Kriteria inklusi : Semua laporan tindakan anestesi di kamar operasi

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Jumlah ketidaklengkapan laporan anestesi pada bulan tersebut

    Denominator : Jumlah pasien anestesi pada bulan tersebut

    Standar : 1 %

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    23/31

    23

    5. Insiden Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap

    Ruang lingkup : Ketidaktepatan identifikasi pasien yang dirawat Rumah Sakit

    Dimensi mutu : Keselamatan pasien

    Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien rawat inap

    Definisi operasional : Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah kesalahan penentuan

    identitas pasien sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien

    keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.

    Kriteria inklusi : - Ketidaktepatan penulisan identitas (nama, tanggal lahir,

    alamat, nomor RM)

    - Ketidaktepatan pemilihan gelang identitas

    - Ketidaktepatan prosedur konfirmasi identitas pasien (antara

    lain konfirmasi dengan pertanyaan terbuka)

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Jumlah ketidaktepatan identifikasi pasien

    Denominator : Jumlah pasien yang menggunakan gelang identitas

    Standar : 0 %

    6. Insiden Komunikasi Yang Kurang Efektif

    Ruang lingkup : Komunikasi lisan /melalui telepon yang kurang efektif antar

    pemberi pelayanan tentang pelaporan kembali hasil pemeriksaan

    dan kondisi pasien.

    Dimensi mutu : Keselamatan pasien

    Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui komunikasi lisan

    yang efektif

    Definisi operasional : Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan yang

    tidak menggunakan prosedur: Write back, Read back dan Repeat

    Back (reconfirm)

    Kriteria inklusi : - Kesalahan Prosedur komunikasi lisan/via telepon: Write

    back, Read back dan Repeat Back (reconfirm )

    - Pelaporan secara lisan yang tidak menggunakan prosedur

    SBAR

    - Prosedur spelling /ejaan tidak digunakan untuk obat yang

    bersifat LASA / NORUM

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    24/31

    24

    Kriteria eksklusi : Komunikasi non lisan / tertulis

    Numerator : Jumlah ketidaktepatan komunikasi lisan / via telepon

    Denominator : -

    Standar : 0

    (SBAR: Situation, Background, Assessment, Recommendation )

    7. Insiden Keamanan Obat Yang Kurang Diwaspadai

    Ruang lingkup : Kurangnya keamanan pengelolaan obat-obatan yang bersifat

    NORUM atau LASA dan elektrolit konsentrat

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien melalui peningkatan keamanan

    obat

    Definisi operasional : Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang sering

    menyebabkan KTD atau kejadian sentinel

    Kriteria inklusi : - Penyimpanan obat NORUM atau LASA dan elektrolit

    konsentrat tidak sesuai prosedur (penyimpanan terpisah,

    elektrolit konsentrat diberi stiker orange, obat NORUM atau

    LASA diberi stiker hijau)

    - Pemberian obat NORUM atau LASA dan elektrolit

    konsentrat tidak menggunakan prosedur 6 B

    - Tidak ada daftar obat NORUM atau LASA dan elektrolit

    konsentrat di masing-masing unit.

    - Prosedur ejaan tidak digunakan untuk obat yang bersifat

    LASA atau NORUM

    Kriteria eksklusi : Obat-obatan yang tidak tergolong elektrolit konsentrat dan

    NORUM atau LASA

    Numerator : Insiden kejadian kesalahan yang terkait dengan obat yang perlu

    diwaspadai ( high alert medications )

    Denominator : -

    Standar : 0

    8. Insiden Kejadian Tidak Tepat Lokasi, Prosedur, dan Pasien Operasi

    Ruang lingkup : Kejadian tidak tepat lokasi, tidak tepat prosedur operasi dan

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    25/31

    25

    tidak tepat pasien pada tindakan operasi

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien melalui prosedur tepat lokasi,

    prosedur dan pasien operasi.

    Definisi operasional : Kesalahan lokasi, kesalahan prosedur operasi dan kesalahan

    pasien pada tindakan operasi.

    Kriteria inklusi : - Tidak dilakukan penandaan lokasi operasi atau kesalahan

    penandaan lokasi operasi

    - Tidak dilakukannya checklist keselamatan bedah pada pasien

    yang akan dilakukan tindakan operasi

    - Tidak dilakukan TIME OUT pada pasien operasi sebelum

    dilakukan incisi

    - Kesalahan pasien pada tindakan operasi

    Kriteria eksklusi : Pasien yang tidak dilakukan tindakan operasi

    Numerator : Insiden kejadian kesalahan yang terkait dengan lokasi, prosedur

    dan pasien operasi pada bulan tersebut.

    Denominator : Jumlah pasien operasi pada bulan tersebut.

    Standar : 0%

    9. Insiden Ketidakpatuhan Cuci Tangan

    Ruang lingkup : Ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan.

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui kegiatan mencuci

    tangan.

    Definisi operasional : Ketidakpatuhan mencuci tangan meliputi ketidakpatuhan waktu

    atau 5 momen cuci tangan dan ketidakpatuhan 6 langkah cuci

    tangan

    Kriteria inklusi : - Tidak melakukan cuci tangan pada 5 momen cuci tangan

    - Tidak melakukan cuci tangan sesuai 6 langkah cuci tangan

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Insiden kejadian ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas

    kesehatan

    Denominator : -

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    26/31

    26

    Standar : 0

    10. Insiden Angka Kejadian Pasien Jatuh

    Ruang lingkup : Terjadinya pasien jatuh di lingkungan rumah sakit

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien melalui pengurangan risiko

    jatuh.

    Definisi operasional : Pasien jatuh di lingkungan rumah sakit oleh sebab apa pun.

    Kriteria inklusi : Tidak melakukan pengkajian Skala Morse Fall Risk pada pasien

    dewasa, skala Humpthy Dumpty pada pasien pediatrik, skala

    Ontario -Sidney Scoring pada pasien geriatri yang menjalani

    Rawat Inap

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Angka kejadian pasien jatuh

    Denominator : -

    Standar : 0

    11. Insiden Kesalahan Jenis Operasi

    Ruang lingkup : Terjadinya Insiden kesalahan jenis operasi pada pasien.

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien dengan tidak terjadinya

    Insiden salah jenis operasi.

    Definisi operasional : Terjadinya Insiden Kesalahan jenis operasi pada saat pasien

    dilakukan tindakan operasi.

    Kriteria inklusi : Tidak melakukan prosedur insiden keselamatan pasien yang ke

    empat: kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien

    operasi dan tidak melakukan time out dikamar operasi.

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Insiden kejadian salah jenis operasi.

    Denominator : -

    Standar : 0

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    27/31

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    28/31

    28

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien dengan ketidakterjadinya

    insiden tertinggalnya intrumen.

    Definisi operasional : Terjadi Insiden tertinggalnya instumen pada luka operasi, pada

    saat pasien dilakukan tindakan operasi.

    Kriteria inklusi : Tidak melakukan prosedur insiden keselamatan pasien yang ke

    empat: kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien

    operasi dan tidak melakukan time out di kamar operasi.

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Insiden kejadian tertinggalnya Instrumen.

    Denominator : -

    Standar : 0

    15. Insiden Operasi Tanpa Spesialis Anestesi

    Ruang lingkup : Terjadinya Insiden operasi tanpa spesialis anestesi

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien dengan tidak terjadinya insiden

    operasi tanpa spesialis anestesi.

    Definisi operasional : Terjadinya insiden dilakukan tindakan pembiusan pada pasien

    yang dioperasi tanpa dokter spesialis anestesi.

    Kriteria inklusi : Tidakan operasi dilakukan pembiusan tanpa dokter anestesi,

    hanya oleh asisten atau operator saja.

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Insiden kejadian operasi tanpa spesialis anestesi.

    Denominator : -

    Standar : 0

    16. Insiden Operasi Dengan Kekurangan Darah

    Ruang lingkup : Terjadinya Insiden operasi kekurangan darah

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien dengan mengurangi terjadinya

    risiko insiden operasi dengan kekurangan darah

    Definisi operasional : Terjadinya Insiden kekurangan darah yang dibutuhkan pada saat

    pasien dilakukan tindakan operasi.

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    29/31

    29

    Kriteria inklusi : Kekurangan darah yang disebabkan oleh apapun pada saat

    pasien dilakukan tindakan operasi.

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Insiden kejadian operasi kekurangan darah.

    Denominator : -

    Standar : 0

    17. Konsultasi Durante Operasi

    Ruang lingkup : Terjadinya Insiden konsultasi durante operasi

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien.

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien dengan mengurangi terjadinya

    insiden konsultasi durante operasi.

    Definisi operasional : Terjadinya Insiden konsultasi durante operasi kepada dokter

    spesialis / sub spesialis lain untuk penanganan pasien lebih

    lanjut.

    Kriteria inklusi : Terjadinya konsultasi pada dokter spesialis / sub spesialis lain

    pada saat durante operasi yang disebabkan oleh apapun.

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Insiden kejadian konsultasi durante operasi.

    Denominator : -

    Standar : 0

    18. Insiden Perluasan Operasi

    Ruang lingkup : Terjadinya Insiden perluasan operasi

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien dengan mengurangi terjadinya

    insiden perluasan operasi.

    Definisi operasional : Terjadinya Insiden perluasan luka operasi yang disebabkan oleh

    kondisi penyakit yang ditemukan pada durante operasi.

    Kriteria inklusi : Terjadinya tindakan perluasan luka operasi pada saat durante

    operasi yang disebabkan oleh penyakit pasien.

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Insiden kejadian perluasan operasi.

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    30/31

    30

    Denominator : -

    Standar : 0

    19. Insiden Kesalahan Diagnosis Pra Operasi

    Ruang lingkup : Terjadinya Insiden Kesalahan Dagnosis Pra Operasi

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien dengan mengurangi terjadinya

    insiden kesalahan diagnosis pra operasi.

    Definisi operasional : Terjadinya insiden kesalahan diagnosis pada pasien pra operasi,

    yang baru diketahui oleh operator pada saat durante tindakan

    operasi.

    Kriteria inklusi : Terjadinya insiden kesalahan diagnosis pra operasi yang

    disebabkan oleh apapun.

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Insiden kesalahan diagnosis pra operasi.

    Denominator : -

    Standar : 0

    20. Kesalahan Persiapan Operasi

    Ruang lingkup : Terjadinya Insiden Kesalahan Persiapan Operasi.

    Dimensi mutu : Keselamatan Pasien

    Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien dengan mengurangi terjadinya

    insiden kesalahan persiapan operasi pada pasien.

    Definisi operasional : Terjadinya Insiden kesalahan persiapan operasi oleh petugas

    rumah sakit terhadap program dokter kepada pasien, sehingga

    dapat menunda dan membatalkan tindakan operasi yang telah di

    rencanakan terhadap pasien tersebut.

    Kriteria inklusi : Terjadinya insiden kesalahan persiapan operasi yang dapat

    disebabkan oleh apapun.

    Kriteria eksklusi : -

    Numerator : Jumlah Insiden kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang

    Denominator : -

    Standar : 0

  • 8/9/2019 201857663 Pedoman Pelayanan Bedah AKREDITASI 2012 Noname

    31/31