SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA...

88
PERBEDAAN KESEIMBANGAN STATIS ANTARA STATUS GIZI KURANG DAN STATUS GIZI LEBIH PADA SISWA MTs KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Oleh : OKI ELDITIA MARZA 2007/89556 JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Transcript of SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA...

Page 1: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

1

PERBEDAAN KESEIMBANGAN STATIS ANTARA STATUS GIZI

KURANG DAN STATUS GIZI LEBIH PADA SISWA MTs KOTA

PADANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Padang

Oleh :

OKI ELDITIA MARZA 2007/89556

JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

Page 2: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

2

Page 3: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

3

Page 4: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

4

ABSTRAK

Oki Elditia Marza (2012). Perbedaan Keseimbangan Statis Antara Status Gizi

Kurang dan Status Gizi Lebih Pada Siswa MTs Kota

Padang.

Terhalangnya kesanggupan siswa untuk berproduktifitas dalam proses

belajar di sekolah akibat dari masalah status gizi kurang dan gizi lebih menjadi

pendorong bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian ekspos fakto. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat keseimbangan statis antara status gizi

kurang (X1) dengan status gizi lebih (X2). Populasi penelitian adalah siswi MTs

Kota Padang yang mengalami masalah gizi kurang dan gizi lebih. Pengambilan

sampel ini dilakukan dengan teknik purposive random sampling yaitu murid

MTs Kuranji, MTs Lubuk Buaya, MTs Koto Tangah, MTs Durian Tarung dan

MTs Alfurqan dengan total sebanyak 50 orang (25 orang status gizi kurang dan 25

status gizi lebih). Pengumpulan data dilakukan dengan cara melaukan Tes stork

stand. Analisa data dan pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis

komparasi dengan menggunakan rumus uji beda mean (uji t) dengan taraf

signifikan α = 0,05.

Dari analisis data yang dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara tingkat keseimbangan statis pada status gizi

kurang dengan status gizi lebih, dimana diperoleh koefisien uji beda mean sebesar

5,12.Saran yang peneliti ajukan sebagai tindak lanjut hasil penelitian ini adalah

upaya para guru penjas untuk lebih mengefektifkan pembelajaran penjas sehingga

mampu menemukan tingkat obesitas pada anak didiknya, begitu juga bagi anak

yang gizi kurang perlu diupayakan memberikan bantuan perbaikan gizi khususnya

pada intansi yang terkait.

Kata kunci : Status Gizi Kurang, Status Gizi Lebih Dan Keseimbangan Statis.

i

Page 5: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Perbedaan Keseimbangan Statis Antara Status Gizi

Kurang dan Status Gizi Lebih Pada Siswa MTs Kota Padang”. Skripsi ini di

buat untuk melengkapi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar serjana

pada Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri

Padang (UNP).

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak

kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan. Dalam penyusunan skripsi ini

peneliti banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil

dari berbagai pihak untuk itu melalui ini peneliti menyampaikan terimakasih

kepada :

1. Drs. H. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan.

2. Drs. Maidarman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Kepelatihan Olahraga.

3. Prof. Dr. Sayuti Syahara, MS. AIFO selaku Pembimbing I dan Drs. Masrun,

M. Kes, AIFO selaku Pembimbing II

4. Drs. H. Alnedral, M.Pd, Roma Irawan, S.Pd, M.Pd, dan Drs. Hermanzoni,

M.Pd selaku team dosen penguji

5. Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.

6. Rekan-rekan Mahasiswa FIK UNP.

ii

Page 6: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

6

7. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan do’a sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak yang

membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan skripsi ini

bermamfaat bagi kita semua.

Padang, Juli 2012

Peneliti

iii

Page 7: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 11

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 12

D. Perumusan Masalah ............................................................... 12

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 12

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ........................................................................... 13

1. Gizi ................................................................................... 13

2. Gizi kurang ....................................................................... 15

3. Gizi lebih .......................................................................... 24

4. Keseimbangan ................................................................. 32

B. Kerangka Konseptual ............................................................. 36

iv

Page 8: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

8

C. Hipotesis ................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 40

C. Definisi Operasional............................................................... 40

D. Populasi dan sampel ............................................................... 41

E. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 44

F. Prosedur penelitian ................................................................. 44

G. Instrumen Penelitian............................................................... 45

H. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 46

I. Teknik Analisis Data .............................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Deskriptif ............................................................................... 49

1. Tingkat Keseimbangan Statis Status Gizi Kurang ......................... 49

2. Tingkat Keseimbangan Statis Status Gizi Lebih ............................ 51

B. Uji Normalitas ...................................................................................... 52

C. Uji Hipotesis ........................................................................................ 53

D. Pembahasan .......................................................................................... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 59

B. Saran-Saran .......................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60

v

Page 9: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan zaman harus seiring dengan kemajuan dan

perkembangan pendidikan.Sebab pendidikanmerupakan suatu bidang yang

memegang peranan penting untuk membangun manusia seutuhnya. Hal ini sesuai

dengan isi dari UU RI Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pada pasal 3 menyatakan bahwa ’’Pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi pendidik yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi dan bertanggung

jawab”, (Depdiknas,2003:98).

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional Madrasah Tsanawiyah

(MTS) merupakan salah satu bagian dari pendidikan formalyang memiliki

tanggung jawab kependidikan melalui kegiatan belajar dan pembelajaran yang

dituangkan kedalam seperangkat mata pelajaran.Untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah diprogramkan maka segala bentuk kegiatan belajar dan

pembelajaran dirancang dan disusun secara sistematik, terprogram dan

berkesinambungan.Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (2009:53)

menyebutkan “Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup gizi dan teratur,

remaja akan tumbuh sehat sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi,

kebugaran untuk mengikuti semua aktifitas dan sumber daya manusia yang

1

Page 10: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

2

berkualitas. Berdasarkan teori tersebut dapat dijelaskan bahwa tercapainya

tujuanpendidikan yang ditandai dengan meningkatnya prestasi siswa salah satunya

dipengaruhi oleh faktor gizi dari peserta didik, dimana gizi tersebut diperoleh dari

makanan yang mereka konsumsi. Kecukupan asupan gizi pada masa pertumbuhan

akan berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika

asupan gizi pada remaja terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya tentu

permasalahan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak tidak

terganggu dan membawa dampak yang baik terhadap keinginan dan keaktifannya

dalam belajar ataupun berkarya.

Namun permasalahan pada gizi anak akan terganggu jika asupan gizi pada

anak tidak sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak,

permasalahan ini meliputi tentang kekurangan gizi ataupun kelebihan gizi. Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (2009:59) menjelaskan“masalah kekurangan

dan kelebihan gizi pada remaja merupakan masalah penting, karena selain resiko

penyakit tertentu juga dapat mempengaruhi kebugaran dan konsentrasi remaja,

ada beberapa masalah gizi yang dijumpai pada remaja yaitu anemia, kurang energi

kronik dan gizi lebih”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masalah gizi yang

dialami oleh seorang remaja atau anak memberikan dampak dan pengaruh

terhadap kesehatan serta konsentrasi anak baik saat belajar ataupun pada saat tidak

belajar.Masalah gizi seperti kelebihan ataupun kekurangan gizi merupakan akibat

dari ketidak seimbangan antara asupan gizi dengan kebutuhan gizi yang

dibutuhkan oleh seorang anak.Kecukupan gizi seseorang didapatkan dari

Page 11: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

3

keseimbangan antara jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dengan

kebutuhan fungsi tubuh, sehingga bermanfaat bagi terpeliharanya fungsi

tubuh.Berdasarkan seperti pendapat yang telah dikutip bahwasannya kelebihan

gizi ataupun kekurangan gizi merupakan masalah yang harus menjadi perhatian

karena memberikan dampak yang tidak baik terhadap kebugaran atau kesehatan

anak.

Kelebihan gizi merupakan masalah yang menjadi momok bagi sebagian

remaja yang mungkin dapat mempengaruhi penampilan dirinya dimata teman-

teman sebayanya.Menurut Syafrizar dan Wilda (2009:116) menerangkan bahwa

kelebihan gizi merupakan masalah gizi yang disebabkan oleh ketidak seimbangan

antara asupan gizi dengan energi yang dikeluarkan.Masalah gizi lebih (obesitas)

yang dialami oleh seseorang membawa dampak negatif terhadap perkembangan

dan pertumbuhannya. Sebagai salah satu contoh, anak yang memiliki kelebihan

berat badan (obesitas) sulit untuk percaya diri bila harus tampil didepan teman-

temannya. Sebab hal ini mempengaruhi mental anak karena malu mempunyai

berat badan yang berlebih (obesitas). Tidak hanya sebatas itu, tidak bisa kita

pungkiri bahwa anak yang memiliki berat tubuh yang berlebih (obesitas) sering

mendapat ejekan dari teman-teman sebayanya. Jika hal ini terus berjalan

sepanjang kehidupan anak, maka sangat dikawatirkan hal ini berdampak buruk

terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berdasarkan hal tersebut, kelebihan gizi merupakan akibat dari besarnya

jumlah asupan gizi yang dikonsumsi dibandingkan dengan energi yang

dikeluarkan. Pada dasarnya penulis menduga gizi lebih dipengaruhi oleh beberapa

Page 12: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

4

faktor antara lain faktor ekonomi, lingkungan dan kebiasaan hidup yang praktis.

Dengan kondisi ekonomi yang dapat memenuhi segala kebutuhan hidup membuat

banyak orang sulit untuk mengendalikan konsumsi asupan gizi yang dibutuhkan

oleh tubuhnya.Kecenderungan seseorang mengkonsumsi berbagai macam

makanan adalah untuk memuaskan nafsu makan semata tanpa peduli kepada

kandungan zat gizi yang ada dalam makanan tersebut dimana hal ini membuka

peluang terhadap resiko masalah gizi. Berdasarkan hal tersebut, apabila

kecendrungan seseorang untuk selalu mengkonsumsi makanan yang melebihi dari

kebutuhan tubuhnya akan memperbesar peluang untuk mendapatkan masalah gizi

lebih seperti kegemukan (obesitas).

Selain faktor ekonomi, masalah kelebihan gizi juga disebabkan oleh

keadaan lingkungan tempat dimana individu tumbuh dan berkembang.Kebiasaan

suatu masyarakat untuk selalu mengkonsumsi makanan-makanan berlemak

berpengaruh terhadap keadaan gizi anak yang tumbuh dan berkembang didalam

masyarakat tersebut.Sebagai contoh keluarga yang punya kebiasaan makan malam

yang terlalu malam, dimana hal ini peluang besar bagi keluarga tersebut untuk

mendapatkan masalah gizi lebih, karena aktivitas fisik pada malam hari umumnya

lebih rendah dibandingkan dengan siang hari.Kebiasaan tersebut diperparah lagi

oleh kebiasaan seseorang untuk hidup praktis khususnya tentang masalah

makanan.Kebiasaan hidup praktis seperti mengkonsumsi makanan-makanan yang

praktis dan siap saji memiliki peran serta terhadap masalah gizi lebih yang

diderita oleh seseorang, sebab mereka tidak memperhatikan kandungan zat gizi

yang terkandung pada makanan tersebut.

Page 13: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

5

Masalah gizi yang harus menjadi perhatian bukan hanya saja tentang gizi

lebih melainkan juga tentang gizi kurang.Hampir sama halnya dampak buruk

masalah gizi lebih dengan dampak buruk masalah gizi kurang terhadap

pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai salah satu contoh adalah, sorang

yang memiliki tubuh sangat kurus akibat gizi kurang sering menjadi bahan

tertawaan dan diolok-olok oleh teman sebayanya dengan panggilan sikurus. Hal

ini tentu membuat psikologi anak akan terganggu sehingga sianak susah untuk

bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Bila hal ini berlangsung secara

terus-menerus dikawatirkan sianak lebih memilih memisahkan diri dengan teman-

temannya daripada bergaul dengan teman sebaya yang selalu mendapatan ejekan.

Salah satu masalah gizi kurang yang dialami banyak orang adalah

kekurangan energi kronik.Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (2009:61)

menjelaskan kekurangan energi kronik adalah masalah gizi yang terjadi akibat

kurangnya konsumsi zat gizi kususnya kekurangan zat gizi karbohidrat, dimana

masalah tersebut dapat mengakibatkan seseorang menderita kekurangan energi

kronik. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa jika tubuh tidak

dapat mencukupi kebutuhannya maka tubuh tersebut akan mengalami kekurangan

energi kronik yang menjadi masalah bagi tubuh itu sendiri. Dalam hal ini penulis

menduga masalah gizi kurang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, penyakit dan

faktor lingkungan.

Keadaan ekonomi orang tua yang hidup dalam garis kemiskinan menjadi

pemicu terhadap masalah gizi kurang pada anak.Dengan keadaan ekonomi

tersebut membuat sebahagian anak tidak mendapatkan asupan gizi yang sesuia

Page 14: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

6

dengan kebutuhan tubuh remaja atau anak.Asupan gizi utama yang didapatkan

oleh tubuh terutama didapat melalui makanan pokok dalam keseharian. Jika orang

tua tidak bisa meberikan asupan gizi yang cukup untuk anak akibatnya tubuh anak

akan kekurangan asupan gizi sehingga munculnya masalah gizi seperti

kekurangan energi kronik. Kekurangan energi kronik diakibatkan oleh kurangnya

asupan energi terutama komponen gizi karbohidrat.

Masalah gizi kurang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, namun

disisi lain faktor penyakit yang diderita seseorang dapat mempengaruhi keadaan

gizinya. Sebagai contoh seorang anak menderita penyakit yang mempengaruhi

terhadap nafsu makannya, dimana penderita tidak mendapatkan perawatan medis

karena kondisi orang tua yang tidak mampu.Akibat dari permasalahan tersebut,

penderita tidak hanya menderita penyakit yang makin lama makin parah namun

penderita beresiko terkena masalah gizi kurang.Resiko tersebut diakibatkan tubuh

tidak mendapatkan asupan gizi yang dibutuhkannya. Jika penderita mengalami hal

ini tanpa ada perwatan kusus tentu hal ini akan memperparah keadaan fisik anak,

sebagai contoh adalah penderita penyakit tifus.

Lingkungan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya individu,

artinya lingkungan ikut berperan terhadap segala sesuatu yang terjadi pada

individu, tidak terkecuali masalah gizi kurang.Individu yang hidup di tengah

kesibukan orang tua seringkali mendapatkan kurangnya perhatian dari orang tua,

kususnya masalah asupan gizi yang harus didapatkan oleh tubuh anak. Dengan

kesibukan orang tua tersebut, seorang anak memiliki kecendrungan untuk

membeli makanan siap saji yang kandungan gizinya tidak sesuai dengan yang

Page 15: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

7

dibutuhkan oleh tubuh. Jika hal ini tidak ada pengawasan dari orang tua maka

sianak akan beresiko mengalami gizi kurang.

Peranan mata pelajaran penjasorkes disekolah memiliki peran penting

terhadap masalah ini, karena hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak.Pembelajaran yang menitik beratkan kepada aktifitas fisik

memungkinkan untuk memperkecil resiko anak didik bermasalah dengan gizi

lebih seperti kegemukan (obesitas).Tidak hanya sebatas itu, pembelajaran yang

memberikan pemahaman terhadap siswa dan siswi tentang bagaimana tubuh yang

sehat dan bugar dapat terhindar dari masalah gizi kurang harus diberikan oleh

seorang guru kepada siswanya, agar anak didik mampu mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika pembelajaran penjasorkes tidak

berjalan seperti yang diharapkan kuat kemungkinan anak didik memiliki peluang

yang besar beresiko mengalami gizi lebih maupun gizi kurang.

Dari masalah-masalah gizi yang telah dijelaskan baik masalah gizi lebih

ataupun masalah gizi kurang pada dasarnya memberikan masalah terhadap

keterampilan dan kemampuan seseorang untuk berproduktivitas dalam

kehidupannya, kususnya kemampuan untuk beraktifitas fisik dalam kegiatan

olaharaga. Menurut Sayuti (2009:18) mengatakan “kapasitas fisik anak untuk

melakukan kegiatan olahraga tergantung dari struktur fisik dan bagaimana cara

pengembangannya dari usia dini sampai dewasa”. Berdasarkan teori tersebut

dapat disimpulkan bahwa kemampuan seorang anak untuk melakukan suatu

aktifitas fisik sangat ditentukan oleh keadaan fisik dari tubuh anak seperti

kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan dan keseimbangan, dan lain-lain.

Page 16: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

8

Kekuatan merupakan komponen dasar kondisi fisik tubuh.Menurut

Ismaryati (2008:111) mengatakan kekuatan adalah uasaha maksimal yang

dilakukan oleh otot untuk berkontraksi dalam mengatasi suatu

tahanan.Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan merupakan

kemampuan otot-otot tubuh untuk mengatasi suatu tahanan atau pembebanan.

Namun terkait dengan kondisi tubuh seseorang yang menderita gizi kurang atau

gizi lebih akan menimbulkan masalah terhadap kondisi fisik kekuatan dari tubuh

penderita. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan mampu melakukan latihan

push- up, hal ini disebabkan dengan kondisi tubuh yang menderita gizi kurang.

Sebab penderita gizi kurang sperti penderita kurang energi kronik, dimana

penderita kekurangan energi didalam tubuhnya.Berdasarkan hal tersebut sesorang

tidak mampu melakukan latihan push- up karena tidak mempunyai energi untuk

mempertahankan otot agar tetap berkontraksi dan berelaksasi.

Status gizi kurang dan gizi lebih yang diderita oleh seseorang akan

menimbulkan masalah terhadap kemampuan fisik kecepatan.” Kecepatan adalah

kemampuan berpindah dari satu tempat ketempat yang lain dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya (Widiastuti, 2011:16). Berdasarkan teori tersebut dapat

disimpulkan bahwa kecepatan merupakan kemampuan tubuh untuk

menyelesaikan suatu aktivitas dengan cepat dan tepat. Kondisi kecepatan

seseorang akan terganggu jika orang tersebut menderita gizi lebih. Sebagai

contoh, anak yang menderita status gizi lebih dengan berat badan yang berlebih

akan mengalami kesulitan untuk berlari, hal ini disebabkan dengan bobot tubuh

yang besar sehingga menguras energi yang besar untuk berlari.

Page 17: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

9

Kondisi fisik kelentukan merupakan suatu komponen kondisi fisik tubuh

manusia yang berhubungan dengan persendian tubuh. Menurut Hendri (2010:57)

mengatakan “kelentukan (flexibility) adalah kemungkinan gerak maksimal yang

dapat dilakukan oleh suatu persendian”. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa

kelentukan merupakan kemampuan dari persendian tubuh untuk mampu bergerak

secara leluasa kesegala arah. Namun bagi penderita gizi lebih seperti seorang anak

yang mengalami kegemukan hal ini diduga akan bermasalah terhadap kondisi

kelentukan yang dimilikinya. Sebab dengan postur tubuh yang gemuk akan

membatasi tiap-tiap persendian tubuhnya untuk leluasa bergerak kesegala arah

yang diinginkan.

Kecenderungan banyak anak untuk bergerak dengan lincah dalam aktivitas

fisik keseharianya, baik dalam berolahraga maupun bermain. Namun kemampuan

kelincahan tersebut akan terganggu jika anak memiliki status gizi lebih, sebagai

contoh dengan postur tubuh yang gemuk hal ini dapat menganggu kemampuan

anak untuk berlari merubah arah dalam intensitas kerja yang tinggi. Begitu juga

dengan keseimbangannya, dimana keseimbangan adalah merupakan salah satu

komponen kondisi fisik yang dimiliki oleh setiap individu.Keseimbangan

merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ tubuhnya dalam

mencapai keseimbangan sewaktu tubuh mengalami gangguan, seperti tergelincir

pada saat berjalan (Sajoto, 1995:9).

Kemampuan seorang anak seperti kemampuan anak gizi lebih dengan anak

gizi kurang terhadap aktifitas fisik diduga memiliki perbedaan. Berdasarkan

penelitian Emily M. Miller menyatakan bahwa obesitas atau kegemukan akan

Page 18: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

10

mengganggu keseimbangan, dimana penelitian ini juga didasarkan atas pernyataan

Dale,dkk (2007) yang mengatakan bahwa keseimbangan akan menurun akibat

obesitas. Berdasarkan teori yang telah dikutip, bahwasannya keadaan fisik yang

gemuk akibat gizi lebih dan keadaan fisik yang kurus akibat gizi kurang diduga

memiliki kemampuan yang berbeda terhadap kemampuan keseimbangan

tubuhnya.

Keseimbangan yang dimaksud didalam penelitian ini adalah keseimbangan

statis. Menurut Ismaryati (2008:48) mengatakan “keseimbangan statis adalah

kemampuan mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan diam”.

Sedangkan menurut Widiastuti (2011:144) mengatakan “setiap orang sangat

memerlukan keseimbangan yang dapat mempertahankan stabilitas posisi tubuh

untuk melaksanakan tugas sehari-hari”. Berdasarkan pendapat tersebut hal ini

sangat erat kaitannya dengan permasalahan gizi kurang dan gizi lebih yang terjadi

pada seorang anak, dimana masalah ini salah satunya dapat mempengaruhi

tingkat keseimbangan anak sehingga dapat mempengaruhi produktivitas diri

seorang anak untuk berkarya dalam kehidupannya

Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kota padang tahun

2011 tentang rekap hasil skrining-screening kesehatan murid SMP/MTS Kota

Padang menunjukan bahwa pada populasi murid MTS yang berjumlah 1.591

orang memiliki status gizi kurang sebanyak 5,59% dan gizi lebih sebanyak 5,85%.

Walaupun dilihat dari presentase yang relatif kecil, tetapi hal ini tetap menjadi

masalah bagi mereka yang memiliki gizi kurang maupun gizi lebih khususnya

terhadap kemampuan fisik maupun produktivitas hidupnya.Berdasarkan data

Page 19: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

11

tersebut, untuk itu perlu dilakukan penelitian terkait dengan masalah melalui

pengumpulan data yang berhubungan dengan perbandingan status gizi lebih dan

kurang terhadap keseimbangan statis.

B. Identifikasi Masalah

1. Apakah faktor ekonomi berpengaruh terhadap kondisi gizi kurang

maupun gizi lebih?

2. Apakah faktor lingkungan (gaya hidup) berpengaruh terhadap kondisi gizi

kurang maupun gizi lebih?

3. Apakah kebiasaan hidup praktis berpengaruh terhadap kondisi gizi kurang

maupun gizi lebih?

4. Apakah peranan mutu pelajaran Penjasorkes berpengaruh terhadap

kondisi gizi kurang maupun gizi lebih?

5. Apakah Gizi lebih berpengaruh terhadap kondisi kekuatan?

6. Apakah Gizi lebih berpengaruh terhadap kondisi kecepatan?

7. Apakah Gizi lebih berpengaruh terhadap kondisi kelenturan?

8. Apakah Gizi lebih berpengaruh terhadap kondisi kelincahan?

9. Apakah Gizi lebih berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan statis?

10. Apakah Gizi lebih berpengaruh terhadapproduktifitas kerja?

11. Apakah Gizi kurangberpengaruh terhadap kondisi kekuatan?

12. Apakah Gizi kurangberpengaruh terhadap kondisi kecepatan?

13. Apakah Gizi kurangberpengaruh terhadap kondisi kelenturan?

14. Apakah Gizi kurangberpengaruh terhadap kondisi kelincahan?

15. Apakah Gizi kurangberpengaruh terhadap kondisi keseimbangan statis?

Page 20: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

12

16. Apakah Gizi kurangberpengaruh terhadapproduktivitas kerja?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah ternyata masalah gizi banyak

dipengaruhi oleh banyak faktor seperti yang telah teridentifikasi

sebelumnya.Faktor gizi bisa dipengaruhi oleh banyak macam faktor.Supaya

penelitian ini lebih terfokus maka penelitian ini dibatasi pada gizi kurang dan gizi

lebih terhadap salah satu faktor komponen fisik yaitu keseimbangan statis.

D. Perumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan tingkat keseimbangan statis antara anak yang

bergizi kurang dengan anak yang bergizi lebih?

E. Tujuan Penelitian

Untuk melihat perbedaan dampak gizi kurang dan gizi lebih terhadap

keseimbangan statis.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada

Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP

2. Sebagai pengetahuan bagi orang tua tentang dampak gizi lebih dan gizi

kurang terhadap anak

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru penjasorkes dalam penyusunan

materi pembelajaran

4. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa

5. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya

Page 21: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Gizi

Siklus hidup manusia dimulai dari bayi, anak, remaja, dewasa hingga tua

melewati tahap-tahap yang cukup rumit dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan yang mereka lalui. Oleh karena itu, setiap individu membutuhkan

gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Menurut Riyadi dalam

Syafrizar dan Wilda (2009:1) mengatakan “gizi adalah cabang ilmu yang

mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh

yang diakibatkannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya”. Sedangkan

Menurut Suhardjo dalam Agnesa (2011) mengatakan “status gizi adalah keadaan

tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gizi merupakan faktor

yang berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Makanan yang

dikonsumsi membawa zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, dimana zat

tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan kondisi tubuh agar

tetap tumbuh dan berkembang.

Kecukupan gizi seorang anak harus mendapat perhatian yang serius bagi

orang tua, hal ini merupakan usaha untuk mencegah terjadinya permasalahan gizi

bagi anak. Kecenderungan banyak orang tua yang tidak sengaja mengabaikan

perhatiannya terhadap asupan gizi anak, sehingga hal ini baru disadari setelah

anak mengalami masalah gizi baik gizi lebih maupun gizi kurang. Apabila

13

Page 22: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

14

konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh

maka akan terjadi kesalahan gizi yang mencakup kelebihan dan kekurangan gizi

(Supariasa dalam Agnesa, 2011). Permasalahan gizi, baik gizi lebih maupun gizi

kurang cendrung banyak dialami oleh tiap-tiap negara, dimana masalah tersebut

membawa pengaruh terhadap gaya hidup dan produktivitas kerja

seseorang.Sebagai contoh seseorang yang memiliki tubuh gemuk akibat gizi lebih

akan kesulitan untuk beraktivitas dan berproduktivitas dalam kehidupannya.

Namun permasalahan gizi yang terjadi ditiap-tiap negara jelas berbeda, hal

ditentukan oleh kemajuan negara masing-masing baik dari segi IPTEK maupun

ekonomi. Menurut Soekirmandalam Agnesa (2011) mengatakan “Negara miskin

cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan

negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa di negara miskin

kecenderungan masyarakatnya banyak mengalami masalah gizi kurang.

Kecukupan gizi seseorang sangat ditentukan oleh kondisi ekonomi. Negara miskin

pada umumnya terdapat banyak keluarga yang berada dalam kondisi ekonomi

lemah atau keluarga miskin. Hal ini membawa dampak terhadap status gizi anak

dalam keluarga tersebut. Orang tua yang tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi

anak memiliki peluang besar terkena resiko gizi kurang. Namun lain halnya

dinegara maju, dengan kondisi ekonomi keluarga yang berada diatas garis

menengah keatas memiliki kesanggupan untuk mencukupi kebutuhan gizi anak.

Tetapi munculnya suatu permasalahan adalah, dengan kesanggupan orang tua

untuk memenuhi gizi anak sering kali mengabaikan keseimbangan gizi anak

Page 23: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

15

sehingga muncul masalah gizi lebih terhadap anak. Hal semacam ini diakibatkan

dari pengontrolan orang tua terhadap anak untuk menkonsumsi makanan melebihi

kebutuhan tubuhnya. Seharusnya orang tua mampu mengatur keseimbangan gizi

anaknya, dengan cara memberi pemahaman dan bahkan langsung mengatur menu

konsumsi makanan dalam kesehariannya.

2. Gizi Kurang (buruk)

a. Pengertian

Munculnya masalah gizi kurang merupakan cerminan pengaturan gizi

yang tidak seimbang terhadap penderita. Menurut Syafrizar dan Wilda

(2009:3) menjelaskan “gizi kurang: suatu keadaan tidak sehat yang terjadi

karena tidak cukup makanan yang dikonsumsi sehingga tidak memenuhi

kebutuhan energi dan zat gizi lainnya dalam jangka waktu tertentu”. Team

Dosen Jurusan Gizi POLTEKES Malang (2005:74) menyatakan “status gizi

tidak seimbang dapat dipresentasikan dalam bentuk gizi kurang yaitu jumlah

asupan zat gizi kurang yang dibutuhkan”. Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa gizi kurang merupakan suatu permasalahan gizi yang

diakibatkan oleh ketidak seimbangan jumlah asupan zat gizi melalui

konsumsi makanan dengan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Artinya, jumlah energi yang diperoleh melalui makanan tidak mencukupi

terhadap jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pada dasarnya energi

tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas dalam

kehidupan, namun dengan jumlah energi yang diterima oleh tubuh lebih kecil

dari jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh mengakibatkan munculnya

Page 24: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

16

masalah gizi kurang. Sebab tubuh tidak memiliki cadangan energi yang dapat

dipakai lagi untuk melakukan berbagai aktifitas fisik.

b. Faktor Penyebab Gizi Kurang

Masalah gizi kurang merupakan masalah penting, karena selain

mempunyai resiko penyakit tertentu juga dapat mempengaruhi kemampuan

aktivitas seseorang untuk berkarya dan berproduktivitas dalam hidupnya.

Pengetahuan yang kurang terhadap pemahaman gizi yang seimbang memicu

munculnya berbagai permasalahan gizi seperti masalah gizi kurang.

Pengabaian terhadap faktor-faktor penyebab masalah gizi kurang merupakan

suatu keadaan yang membuka peluang besar untuk munculnya masalah gizi

kurang ditengah masyarakat. Syafrizar dan Wilda (2006:84) mengatakan” bila

terjadi kekurangan atau kelebihan konsumsi zat gizi, maka akan berakibat

terjadi salah gizi kurang atau gizi lebih”. Sunita (2002:301) mengatakan

“masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya

persedian pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan dan

adanya daerah miskin gizi”.

Pendapat lain mengenai faktor penyebab munculnya masalah gizi

kurang yang dapat mengancam kemampuan sipenderita untuk beraktivitas

dan berproduktivitas dalam kesehariannya antara lain sebagai berikut. Azrul

dalam Agnesa (2011:24) menjelaskan;

“Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan

oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya

kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi.

Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi

Page 25: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

17

pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya

pengetahuan tentang gizi “.

Berdasarkan pendapat di atas, problema masalah gizi kurang

disebabkan oleh berbagai faktor penyebab. Kemiskinan merupakan salah satu

faktor pemicu munculnya masalah gizi kurang, sebab pada dasarnya

kemisikinan mempunyai hubungan yang erat terhadap kemampuan seseorang

atau masyarakat untuk memperoleh makanan yang kaya akan zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Kecenderungan bagi keluarga miskin konsumsi

makanan hanya dilatarbelakangi atas dasar mengatasi lapar semata, bagi

mereka dapat makan untuk hidup adalah hal yang terpenting tanpa

menghiraukan kwalitas dan jumlah zat gizi yang terkandung didlam makanan

yang mereka konsumsi. Hal semacam ini lah yang melatarbelakangi banyak

kasus gizi kurang terjadi pada masyarakat miskin.

Masalah kemiskinan erat kaitannya dengan faktor ketersediaan pangan

dan pengetahuan ruang lingkup gizi bagi masyarakat dan keluarga miskin.

Kemiskinan membuat mereka tidak mampu menyediakan cadangan makanan

yang memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, mereka

hanya mampu memiliki makanan seadanya. Sehingga hal ini berdampak

kepada status gizi anak, dimana tubuh anak tidak mendapatkan asupan gizi

yang sesuai dengan tuntutan tubuhnya.

Disamping itu, faktor penyebab terjadinya gizi kurang pada anak tidak

hanya dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tua yang miskin semata.

Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap ruang lingkup gizi menjadi hal

pemicu munculnya kasus gizi kurang ditengah masyarakat atau keluarga yang

Page 26: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

18

berekonomi mencukupi. Hal ini terlihat ketika menurunya status gizi anak

tanpa disadari oleh orang tua. Menurut Team Dosen Jurusan Gizi

POLTEKES Malang (2005:9) menyebutkan “penyebab menurunnya status

gizi anak adalah: (a) Anak senang sekali jajan, (b) Anak sering memilih

makanan yang salah tetapi disukai, (c) Anak terlalu lelah bermain disekolah,

sehingga nafsu makan menjadi berkurang”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor

penyebab gizi buruk tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan dan kurangnya

cadangan makanan pada sebuah keluarga. Namun, masalah gizi kurang yang

pada anak juga disebabkan oleh kurangya perhatian orang tua dan kurangnya

pemahaman orang tua terhadap konsep gizi seimbang. Sebagai contoh,

kebiasaan jelek anak-anak yang cendrung lebih suka jajan dari pada makan

lambat laun menimbulkan masalah terhadap gizinya. Problema ini muncul

dikarenakan anak malas dan sukar untuk disuruh makan, sebab mereka lebih

suka jajan diluar dari pada makan dirumah, sedangkan kandungan zat gizi

didalam jajanan tersebut tidak sesuai dengan jumlah dan jenis zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuhnya.

Perhatian orang tua terhadap anak memiliki peran yang penting

terhadap satatus gizi anak. Orang tua harus mampu mengontrol setiap

kegiatan yang dilakukan oleh anak baik di rumah, sekolah dan sesama teman

bermainnya. Tingginya tingkat aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak

membawa dampak terhadap nafsu makan anak seperti yang di sebutkan pada

teori diatas bahwa kegiatan fisik yang berlebihan dapat menurunkan nafsu

Page 27: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

19

makan anak. Dengan demikian, jika nafsu makan anak menurun tentu asupan

jumlah zat gizi kedalam tubuh ikut menurun, sementara kegiatan fisik yang ia

lakukan semakin meningkat. Artinya terjadi ketidak seimbangan gizi, dimana

jumlah energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan lebih kecil

dibandingkan dengan jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh melalui

kegiatan fisik yang mereka lakukan sehingga munculnya masalah gizi kurang

pada anak.

c. Penanggulangan Masalah Gizi Kurang

Penanggulangan masalah gizi kurang merupakan suatu usaha yang

penting, karena masalah gizi kurang memberikan peluang yang besar

terhadap penderita untuk mendapatkan penyakit tertentu lainya yang dapat

menganggu kesehatan mereka. Berbagai faktor menjadi kendala bagi orang

tua untuk mengatasi masalah gizi kurang yang dihadapi oleh anak, sehingga

hal ini mengakibatkan anak yang menderita gizi kurang mendapat resiko yang

mudah terserang berbagai penyakit lainnya. Oleh karena itu penanggulangan

masalah gizi kurang harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak

yang memiliki peran andil pada masalah tersebut. Menurut Sunita (2002:306)

mengatakan;

“penanggulangan maslah gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu

antar departemen dan kelompok profesi, melalui upaya-upaya

peningkatan pengadaan pangan, peningkatan status sosial ekonomi,

pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta peningkatan teknologi hasil

pertanian dan teknologi pangan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahawa penanggulangan

masalah gizi kurang tidak hanya menjadi tugas bagi keluarga yang

Page 28: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

20

menghadapi masalah tersebut, tetapi masalah ini harus menjadi tugas dan

tanggung jawab departemen dan orang-orang yang profesional dalam masalah

gizi seperti departemen kesehatan dan para ahli gizi. Peningkatan status sosial

ekonomi merupaka hal yang mendasar dari berbagai usaha untuk

penanggulangan masalah gizi kurang. Jika status ekonomi suatu masyarakat

atau keluarga meningkat dan berada diatas garis kemiskinan hal ini dapat

memperkecil keluarga tersebut untuk menghadapi masalah gizi kurang. Sebab

dengan ekonomi yang baik membuat orang mampu untuk membeli berbagai

kebutuhan hidupnya, salah satunya kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh

keluarganya.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (2009:54) menjelaskan;

“gizi seimbang dalam hidangan sehari-hari dapat mencegah terjadinya

keadaan gizi kurang atau gizi lebih. Hidangan seimbang adalah

makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun,dan zat

pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam sehari secara teratur sesuai

dengan kecukupan gizi”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penanggulangan masalah gizi kurang terletak pada pengaturan dan

keseimbangan hidangan atau konsumsi gizi sehari-hari. Keseimbangan yang

dimaksud adalah adanya keaneka ragaman zat-zat gizi yang terkandung

didalam makanan yang dikonsumsi. Makanan yang seimbang tersebut antara

lain mengandung unsur zat tenaga yang menjadi sumber energi bagi tubuh,

zat pengatur dan zat pembangun. Team Dosen Jurusan Gizi Poltekes Malang

(2005:74) mengatakan “status gizi baik (seimbang) bila jumlah asupan zat

gizi sesuai dengan yang dibutuhkan”. Namun kecenderungan yang dilakukan

Page 29: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

21

oleh sebagian masyarakat adalah tidak menghiraukan keseimbangan tersebut,

mereka lebih mementingkan jumlah gizi dari pada kualitas zat gizi yang

mereka dapatkan melalui menu dan hidangan makanan sehari-hari. Hal ini

terjadi mungkin ketidak sanggupan mereka untuk mendapatkan atau

memperoleh makanan yang bergizi atau kebiasaan makan yang memilih-

milih makanan.

d. Resiko Gizi Kurang

Munculnya permasalahan gizi kurang di tengah masyarakat

merupakan akibat dari gaya hidup yang tidak sehat. Permasalahan gizi kurang

yang dialami oleh sebuah keluarga bukan hanya dipengaruhi oleh faktor

ekonomi keluarga yang tidak mendukung atau miskin sehingga tidak mampu

membeli dan memiliki makanan yang mengandung zat gizi yang lebih baik.

Namun disisi lain, kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat salah satu pemicu

munculnya masalah gizi kurang. Gaya hidup yang tidak sehat menimbulkan

salah satunya masalah gizi kurang yang memungkinkan seorang penderita

untuk beresiko menghadapi berbagai penyakit antara lain anemia, KEK

(kekurangan energi kronik), KEP (kekurangan energi protein) dan lainya.

Anemia merupakan dampak dari masalah gizi kurang yang dihadapi

oleh penderita. Menurut sunita (2002:304) mengatakan anemia merupakan

resiko dari masalah gizi kurang, anemia merupakan masalah yang diakibatkan

kekurangan zat besi oleh tubuh. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa penyebab dari anemia disebabkan oleh tubuh yang

Page 30: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

22

kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari. Tanda-tanda fisik yang dapat

dilihat dari penderita anemia adalah letih, lemah, lesu, lelah dan lalai.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (2009:60) mengatakan:

“akibat anemia:

1. Menurunnya kemampuan tubuh

2. Menurunya konsentrasi belajar

3. Menurunya kebugaran tubuh

4. Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit

5. Menghambat tumbuh kembang”

Berdasarkan pendapat di atas maka penderita anemia harus

mendapatkan pertolongan yang serius. Menurunya kemampuan tubuh,

menurunya kebugaran tubuh dan mudahnya tubuh terserang penyakit

mengakibatkan penderita anemia tidak dapat beraktivitas dan berproduktivitas

sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain dari anemia, ancaman yang dihadapi oleh kasus gizi kurang

adalah munculnya masalah kurang energi protein (KEP). Menurut Sunita

(2002:303) mengatakan;

“kurang energi protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan makan

sumber energi secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada

anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap

penyakit terutama penyakit imfeksi dan mengakibatkan rendahnya

tingkat kecerdasan”.

Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kekurangan

energi protein yang diderita seseorang diakibatkan tubuhnya kekurangan zat

gizi protein yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Resiko yang ditimbulkan dari

penyakit ini adalah terhambatnya laju pertumbuhan tubuh anak. Disamping

itu, penyakit tersebut mengakibatkan rendah dan menurunnya tingkat

Page 31: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

23

kecerdasan anak. Oleh karena itu, kekurangan zat gizi protein harus diatasi

dengan serius dan mencegahnya sedini mungkin. Hal ini dapat dilakukan

dengan mencukupi kebutuhan zat gizi protein yang dibutuhkan oleh tubuh

melalui konsumsi makanan yang mengandung zat gizi protein seperti telur,

daging dan kacang-kacangan.

Resiko lain yang akan muncul dari masalah gizi kurang adalah

kekurangan energi kronik (KEK). Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

(2009:61) menjelaskan “kurangnya konsumsi zat gizi khususnya kurang

energi (sumber karbohidrat) yang terus menerus dapat mengakibatkan remaja

menderita kekurangan energi kronik (KEK) “. Berdasarkan pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa kekurangan energi kronik merupakan salah satu

kasus gizi kurang yang disebabkan kekurangan zat gizi karbohidrat. Pada

dasarnya karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh untuk

melakukan berbagai aktifitas fisik.

Berdasarkan dari beberapa akibat yang ditimbulkan oleh masalah gizi

kurang seperti diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah gizi kurang

memberikan berbagai resiko terhadap sipenderita. Salah satuu resiko yang

dihadapi adalah masalah yang muncul terhadap keterbatasan mereka

melakukan berbagi kegiatan fisik seperti kegiatan yang menuntut kekuatan,

kecepatan, daya tahan, kelenturan dan keseimbangan. Hal ini disebabkan oleh

masalah gizi kurang yang mereka hadapi membatasi kemampuan mereka

untuk beraktifitas khususnya aktifitas fisik.

Page 32: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

24

3. Gizi lebih (Obesitas)

a. Pengertian

Gizi lebih (obesitas) merupakan salah satu permasalahan gizi yang terjadi

pada seseorang akibat konsumsi gizi yang tidak seimbang atau melebihi dari

kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Permasalah gizi lebih tersebut

cendrung menjadi momok bagi setiap orang yang mengalaminya, sehingga hal

ini membawa pengaruh dan dampak terhadap aktivitas hidup dalam

kesehariannya. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (2006:61)

menyataka “gizi lebih suatu kondisi yang diakibatkan oleh asupan energi yang

melebihi kebutuhan tubuh”. Menurut samsudin dalam Syafrizar dan Wilda

(2006:84) mengatakan “yang dimaksud dengan gizi lebih adalah berat badan

yang relatif berlebihan dengan usia atau tinggi anak yang sebaya sebagai

akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak

tubuh”. Wurtman dalam Ade Rahmawati (2006) mengatakan “obesitas adalah

simpanan energi yang berlebihan dalam bentuk lemak, yang berdampak buruk

pada kesehatan dan perpanjangan usia”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa gizi lebih

merupakan masalah yang muncul akibat dari tidak seimbangnya antara gizi

yang dikonsumsi oleh seseorang dengan kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh

tubuhnya. Dimana asupan gizi yang dikonsumsi oleh seseorang lebih besar

jumlahnya dibandingkan dengan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh

tubuhnya, sehingga energi yang melebehi dari kebutuhan tubuh tersebut

menumpuk di dalam tubuh. Seharusnya energi yang diperoleh oleh tubuh

Page 33: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

25

melalui makanan yang dikonsumsi harus dikeluarkan lagi oleh tubuh melalui

berbagai aktivitas fisik, jika seseorang dalam kesahariannya mengurangi

aktivitas fisik dan meningkatkan asupan gizi maka cenderung mendapatkan

resiko gizi lebih.

b. Faktor Penyebab Gizi Lebih (Obesitas)

Kelebihan gizi yang dialami oleh seseorang mencerminkan pola makan

yang tidak baik dalam kehidupannya. Berdasarkan akibat dari ketidak

seimbangan antara jumlah zat gizi yang dikonsumsi dengan kebutuhan gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh menjadi peluang besar untuk mendatangkan

resiko gizi lebih.Konsumsi makanan dalam kehidupan sehari-hari menjadi

penentu terhadap status gizi seseorang. Makanan yang mengandung

kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak atau gula yang

ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan sebagian

besar keseimbangan energi yang positif ini.

Dipicu dari jumlah zat energi yang melebihi dari kebutuhan zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh dan dengan pengeluaran energi yang sedikit oleh

tubuh mengakibatkan terjadinya kelebihan gizi. Artinya energi yang diperoleh

oleh tubuh melalui makanan tidak sebanding dengan energi yang dikeluarkan

oleh tubuh atau terjadinya penurunan pengeluaran energi dimana energi yang

dikonsumsi oleh tubuh semakin meningkat. Gizi lebih (obesitas) disebabkan

oleh banyak faktor. Menurut Wahlqvist dalam Syafrizar dan Wilda (2006:85)

mengatakan “obesitas disebabkan oleh faktor makanan, faktor hormonal,

faktor genetik, faktor aktifitas fisik dan fisikologis”.

Page 34: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

26

Menurut Gibney et al dalam Agnesa (2011) mengatakan faktor peneyebab

gizi lebih (obesitas) adalah (1) kelebihan energi, (2) kurang gerak , (3)

Kemajuan ekonomi, (4) Kurang pengetahuan akan gizi seimbang, (5) Aktifitas

fisik golongan masyarakat rendah, dan (6) Tekanan hidup/stress.

Gizi lebih (obesitas) dianggap sebagi suatu permasalahan ketika seorang

penderita menghadapi kendala untuk beraktivitas dan berproduktivitas dalam

kehidupannya. Munculnya masalah gizi lebih ketika kita tidak sadar bahwa

faktor-faktor penyebab dari gizi lebih tidak lagi menjadi acuan bagi kita

terhadap konsumsi makanan. Menurut Courtney More (1997:347-348)

menjelaskan;

“Penyebab obesitas adalah multifaktor. Faktor-faktor dibawah ini

sedikitnya terlibat pada beberapa kasus obesitas:

1. Genetik: anak-anak dari orang tua obesitas cendrung tiga sampai

delapan kali menjadi obesitas dibandingkan dari orang tua berat badan

normal, walaupun mereka tidak dibesarkan oleh orang tua kandungnya.

2. Lingkungan: pengaruh keluarga misalnya penggunaan makanan sebagai

hadiah, tidak boleh makan makanan pencuci mulut sebelum semua

makanan di piring habis) membantu pengembangan kebiasaan makan

yang dapat menyebabkan obesitas.

3. Psikologi: makan berlebihan dapat terjadi sebgai respon terhadap

kesepian, berduka atau depresi; dapat merupakan respons terhadap

rangsangan dari luar seperti iklan makanan atau kenyataan bahwa ini

adalah waktu makan.

4. Fisiologi: energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia,

dan ini sering menyebabkan peningkatan berat badan pada usia

pertengahan.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas gizi lebih (obesitas) yang dialami

oleh seseorang dipicu oleh banyak faktor. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa gizi lebih (obesitas) pada dasarnya disebabkan oleh tidak seimbangnya

antara jumlah asupan gizi yang dikonsumsi dengan jumlah energi yang

dikeluarkan oleh tubuh yang berasal dari makanan. Makanan yang dikonsumsi

Page 35: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

27

mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh baik untuk

pertumbuhan, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan sebagai sumber

energi untuk melakukan berbagai aktivitas dalam keseharian.

Namun kecendrungan sebagian orang tidak dapat menyeimbangkan antara

jumlah energi yang dikonsumsi dengan jumlah energi yang dikeluarkan.

Keseimbangan yang dimaksud adalah, dengan jumlah energi yang didapat

oleh tubuh melalui makanan hendaknya dikeluarkan lagi melalui berbagai

aktifitas gerak dalan keseharian. Dengan demikian tubuh akan lebih

meningkatkan metabolisme untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh

otot-otot tubuh untuk berkontraksi dan berelaksasi untuk mengatasi suatu

pembebanan. Menurut Umar dan Masrun (2008:2) mengatakan “untuk

melakukan berbagai aktivitas tubuh memerlukan gerak, gerak dihasilkan dari

kontraksi dan relaksasi otot rangka, untuk bisa bekerja otot rangka

memerlukan energi”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa energi merupakan

sumber komponen yang dibutuhkan oleh otot untuk berkontraksi dan

berelaksasi. Jadi jika energi yang diperoleh oleh tubuh seseorang melalui

makanan dan diiringi dengan aktivitas fisik yang seimbang hal ini akan

mencegah terjadinya penimbunan energi dalam bentuk lemak oleh tubuh yang

bisa mengakibatkan gizi lebih (obesitas).

c. Penanggulangan Gizi Lebih

Masalah gizi lebih (obesitas) menjadi momok bagi sebagian orang yang

mengalaminya. Sebab dengan kondisi tubuh mereka yang gemuk membawa

Page 36: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

28

dampak negatif terhadap perkembangan emosinya. Kecenderungan dari

sebagian penderita gizi lebih (obesitas) merasa kurang percaya diri dengan

penampilannya. Dilain hal, dalam aktiftas kesehariannya gizi lebih (obesitas)

akan membatasi kemampuannya untuk melakukan sesuatu. Salah satu contoh,

seorang anak obesitas mendapat cemoohan dari teman bermainnya ketika

tidak mampu untuk berlari dengan cepat. Berdasarkan hal tersebut masalah

gizi lebih (obesitas) harus mendapat penanggulangan yang tepat dari berbagai

pihak terutama orang tua. Menurut Almatsier dalam Agnesa, dkk (2011: 21-

23) mengatakan penanggulangan gizi lebih antara lain:

1. Menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui

pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olahraga

serta menghindari tekanan hidup/stress.

2. Membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari

konsumsi alkohol.

3. penyuluhan kepada masyarakat luas

4. Peningkatan teknologi pengolahan makanan tradisional Indonesia

siap santap, sehingga makanan tradisional yang lebih sehat ini

disajikan dengan cara-cara dan kemasan yang dapat menyaingi cara

penyajian dan kemasan makanan Barat.

Berdasarkan pendapat tersebut menyeimbangkan masukan energi dan

pengeluaran energi oleh tubuh merupakan salah satu upaya untuk

menanggulangi resiko gizi lebih (obesitas). Artinya, energi yang masuk

ketubuh melalui makanan digunakan oleh tubuh untuk melakukan aktifitas

Page 37: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

29

fisik dalam keseharian, sehingga tidak terjadi penumpukan energi dalam

bentuk lemak didalam tubuh yang memicu terjadinya masalah gizi lebih

(obesitas). Lemak dan karbohidrat merupakan komponen zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh, tetapi jumlah karbohidrat dan lemak yang menumpuk

didalam tubuh mendatangkan resiko bagi seseorang untuk menghadapi gizi

lebih (obesitas).

Membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak merupakan salah satu cara

untuk mencegah resiko gizi lebih (obesitas). Syafrizar dan Wilda (2006:8)

mengatakan “karbohidrat merupakan zat gizi yang berperan dalam

menghasilkan energi utama dalam tubuh”. Berdasarakan pendapat teersebut

membuat banyak orang untuk slalu berusaha mencukupi kebutuhan

karbohidrat dalam tubuhnya. Kebutuhan tersebut pada akhirnya menjadi suatu

kebiasaan buruk, dimana terjadinya konsumsi karbohidrat yang melebihi

kebutuhan tubuh dan diiringi dengan aktifitas fisik yang menurun.

Seharusnya jumlah energi yang masuk kedalam tubuh harus diseimbangkan

dengan jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh melalui aktifitas fisik

seperti olahraga.

Tingkat pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap gizi yang

seimbang diduga menjadi salah satu pemicu munculnya masalah gizi lebih

(obesitas). Pada dasarnya bagi orang yang tidak memiliki pengetahuan

tentang gizi hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan gizi anaknya, tanpa

diiringi dengan pengaturan gizi yang seimbang terhadap anak. Oleh karena itu

bagi pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap masalah gizi dan kesehatan

Page 38: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

30

seperti puskesmas dan dinas kesehatan harus mampu memberikan

penyuluhan bagi masarakat tentang ruang lingkup gizi.

Dampak globalisasi dewasa ini membawa banyak perubahan terhadap

tatanan kebiasaan hidup sebahagian masyarakat Indonesia seperti gaya hidup,

berpakaian, makanan (kuliner). Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

(2009:5) menjelaskan “globalisasi, menyebabkan budaya barat yang cendrung

bebas, misalnya kebebasan dalam pergaulan laki-perempuan ditiru oleh

sebagian remaja ..... hal ini diperburuk dengan lemahnya pengawasan dari

orang tua”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa globalisasi

membawa dampak perubahan bagi kebiasaan masyarakat sebagai contoh

adalah dari segi kebiasaan makanan (kuliner). Kecendrungan masyarakat

pribumi akan mencontoh kebiasaan makan dan menu makan barat, karena hal

ini menjadi suatu hal yang baru dan nilai lebih dari dirinya, seperti kebiasaan

masyarakat sekarang mengkonsumsi pizza hut dan lain sebagainya. Oleh

karena itu, makanan-makanan asli Indonesia harus mampu menyaingi

makanan barat sehingga masyarakat akan kembali mengkonsumsi makanan

asli product lokal yang tinggi nilai kesehatannya.

Penanggulangan masalah gizi lebih merupakan suatu tindakan yang

harus dilakukan sedini mungkin agar penderita gizi lebih memiliki peluang

besar untuk mendapatkan status gizi ideal dalam hidupnya. Sunita (2002:308)

menjelaskan;

Page 39: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

31

“masalah gizi lebih disebabkan kebanyakan masukan energi

dibandingkan dengan keluaran energi. Penanggulangannya adalah dengan

menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan

makanan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari

tekanan hidup/stress”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemicu

munculnya masalah gizi lebih diakibatkan oleh besarnya jumlah energi yang

masuk kedalam tubuh dibandingkan dengan energi yang dapat dikeluarkan

oleh tubuh. Penanggulangan gizi lebih dapat dilakukan dengan cara

menyeimbangkan jumlah energi yang masuk kedalam tubuh dengan jumlah

energi yang dapat dikeluarkan oleh tubuh. Keseimbangan tersebut dapat

dilakukan dengan cara melakukan berbagai aktifitas fisik yang rutin dalam

kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh aktifitas fisik yang baik dilakukan

adalah berolahrga, sebab dengan berolahraga otot-otot rangka dituntut untuk

terus bekerja selama tubuh terus melakukan aktifitas. Dengan demikian,

tubuh akan mensuplai energi yang ada kepada otot-otot rangka yang sedang

aktif bekerja sehingga dengan demikian tidak energi yang tersimpan atau

menumpuk didalam tubuh.

d. Resiko Gizi Lebih

Seseorang yang mengalami status gizi lebih membuat dirinya memiliki

kemampuan yang terbatas untuk beraktivitas dan berproduktivitas dalam

hidupnya. Resiko semacam ini menjadi ancaman bagi setiap orang yang

memiliki peluang utuk terkena masalah gizi lebih (obesitas). Courtney More

(1997:348) mengatakan “resiko kesehatan meningkat secara progresif dengan

Page 40: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

32

beratnya derajat obesitas”. Sedangkan Sunita (2002:308) mengatakan “

dampak masalah gizi lebih pada orang tampak dengan semakin meningkatnya

penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, diabetes militus, hipertensi dan

penyakit hati”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masalah gizi lebih

(Obesitas) membawa dampak buruk secara umum terhadap kesehatan. Gizi

lebih (obesitas) pada tingkat yang berat memungkinkan seseorang untuk

terkena penyakit berat seperti jantung koroner, diabetes, hipertensi dan

penyakit hati. Tubuh yang sehat merupakan suatu kebutuhan hidup yang

dapat menunjang manusia untuk dapat beraktifitas dan berproduktifitas dalam

kehidupan. Namun masalah gizi lebih menjadi masalah dan ancaman

terserang berbagai penyakiti bagi tubuh seseorang, sehingga hal ini

menghambat seseorang untuk dapat beraktifitas dan berproduktifitas dalam

kehidupannya.

4. Keseimbangan

a. Pengertian

Berbagai aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh tubuh

sangat ditentukan oleh kondisi fisik dari tubuh. Dengan kondisi fisik tubuh

yang prima kecenderungan seseorang akan lebih mudah melakukan berbagai

kegitan fisik seperti belari, berenang, bersepeda dan berbagai kegitan yang

lainnya. Tetapi jika seseorang menghadapi masalah terhadap kondisi fisiknya

tentu tidak akan dapat melakukan berbagai aktifitas fisik dengan baik dan

Page 41: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

33

benar. Salah satu unsur kondisi fisik yang dimiliki oleh tubuh adalah kondisi

keseimbangan.

Menurut Widiastuti (2011:144) mengatakan; “keseimbangan adalah

kemampuan mempertahankan sikap posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri

(static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance)”.

Menurut Sajoto (1995:9) mengatakan “keseimbangan (balance) adalah

kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti dalam

hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang

berjalan kemudian terganggu (misalnya tergelincir dan lain-lain”.Berdasarkan

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesimbangan merupakan

kemampuan tubuh seseorang untuk dapat mempertahankan sikap tubuhnya

baik dalam keadaan diam maupun dalam keadaan bergerak. Jika dilihat dari

berbagai aktifitas fisik yang dilakukan dalam keseharian kondisi

keseimbangan memiliki peran andil dalam kegitan tersebut. Sebagai contoh,

sering kita lihat anak kecil yang belajar berdiri yang melakukan gerakan

berdiri kemudian jatuh dan begitu seterusnya. Gerakan jatuh dan kembali

berdiri yang dilakukan oleh anak kecil tersebut diduga pengaruh kondisi

keseimbangan yang dimiliki oleh anak. Artinya dalam kehidupan sehari-hari

untuk berdiri dengan posisi yang baik dan benar tubuh membutuhkan

keseimbangan.

Bukti lain yang menunjukan keikut sertaan peranan kondisi

keseimbangan dalam berbagai aktifitas fisik adalah pada saat seorang

tergelincir pada saat berjalan. Seseorang akan merobah posisi tubuhnya dari

Page 42: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

34

posisi berdiri sambil berjalan ke posisi terduduk atau telentang akibat

tergelincir. Perubahan posisi tubuh tersebut diduga akibat dari ketidak

mampuan kondisi keseimbangan tubuh mengatasi pembebanan secara

mendadak seperti tergelinciri. Berdasarkan contoh realita yang terjadi

tersebut, keseimbangan yang dimiliki oleh tubuh pada dasarnya terbagi

menjadi dua bentuk. Ismaryati (2008:48) mengatakan “terdapat dua macam

keseimbangan yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis”.

b. Keseimbangan Statis

Keseimbangan tubuh sangat berperan terhadap aktivitas fisik yang

dilakukan oleh tubuh. Keseimbangan statis merupakan bagian dari komponen

fisik tubuh yang banyak berperan pada aktifitas fisik tubuh dalam keadaan

diam. Menurut Ismaryati (2008:48) mengatakan “keseimbangan statis adalah

kemampuan mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan diam”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keseimbangan statis

merupakan komponen fisik yang berperan mempertahankan keseimbangan

tubuh dalam keadaan statis atau diam. Salah satu contoh gerakan statis yang

melibatkan peran dari keseimbangan tubuh adalah membuat sikap tubuh

seperti pesawat terbang, dengan cara menunduk, rentangkan kedua tangan

kesamping (luruskan kedepan), gerakan ini bertumpu dengan satu kaki

sedangkan kaki yang lainnya diluruskan kebelakang sejajar dengan

punggung. Gerakan ini terbilang sulit dilakukan, sebab jika seseorang tidak

memiliki kondisi keseimbangan tubuh yang baik diduga akan sulit dan tidak

Page 43: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

35

mampu mempertahankan sikap tubuh seperti gerakan tersebut dalam waktu

yang relatif lama.

Kondisi keseimbangan tubuh yang baik memiliki peranan yang amat

penting terhadap seseorang untuk mempertahankan sikap tubuhnya, baik

dalam keadaan diam maupun dalam keadaan bergerak. Kondisi keseimbangan

yang baik dari tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor penunjang. Menurut

Widiastuti (2011:144) mengatakan “ kemampuan untuk mempertahankan

keseimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: visual dan

telinga”. Pendapat tersebut mengatakan bahwa kondisi keseimbangan tubuh

seseorang dalam suatu keadaan mempertahankan sikap tubuh dalam keadaan

seimbang dipengaruhi oleh penglihatan dan pendengaran. Sebagai contoh,

ketika mata ditutup sesorang terlihat berjalan seperti meraba-raba, hal ini

diduga karena tubuh tidak bisa menjaga keseimbangannya untuk berdiri dan

berjalan tanpa adanya penglihatan.

c. Tingkat Keseimbangan

Kemampuan fisik yang dimiliki oleh setiap anak tentu memiliki

perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan tersebut dipicu oleh berbagai faktor

diantaranya faktor jenis usia dan kelamin. Untuk menentukan perbedaan dan

tingkat keseimbangan seseorang dapat dilakukan melalui tes dan pengukuran

yang dilakukan terhadap anak. Test yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat keseimbangan seseorang adalah test keseimbangan yaitu Stork Stand.

Widiastuti (2011:144) mengatakan setiap orang membutuhkan kondisi

Page 44: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

36

keseimbangan yang berguna untuk mempertahankan stabilitas posisi tubuh

baik dalam keadaan statik ataupun dinamis, tes Stork Stand merupakan tes

yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keseimbangan seseorang.

Berdasarkan pendapat tersebut dijelaskan bahwa keseimbangan merupakan

kondisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam hal

mempertahankan kestabilan tubuh, baik dalam keadaan bergerak maupun

dalam keadaan diam.

Pendapat tersebut juga menjelaskan bahwa untuk menentukan tingkat

keseimbangan tubuh seseorang perlu dilakukan tes dan pengukuran terhadap

individu yang bersangkutan. Tes yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat keseimbangan seseorang dalam keadaan statis adalah stork stand tes.

B. Kerangka Konseptual

1. Gizi kurang berpengaruh terhadap kemampuan keseimbangan statis

Gizi kurang merupakan suatu masalah gizi yang diakibatkan kurangnya

jumlah zat gizi yang diperoleh oleh tubuh melalui makanan dibandingkan

dengan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi tersebut

diantaranya adalah zat energi. Jika tubuh kekurangan energi tentu seseorang

tidak akan mampu untuk melakukan berbagai aktifitas fisik tanpa adanya

sumber energi yang cukup. Sebab tuntutan kerja fisik seperti keseimbangan

membutuhkan kerja dari otot-otot rangka, sedangkan kemampuan otot untuk

berkontraksi dan berelaksasi membutuhkan energi yang cukup. Keseimbangan

statis mrupakan kemampuan tubuh untuk mempertahankan keadaan seimbang

Page 45: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

37

dalam kondisi diam. Salah satu akibat dari gizi kurang tubuh kekurangan

energi. Tubuh seseorang akan tetap dalam keadaan seimbang apabila otot-otot

tubuh mendapatkan energi dari tubuh sesuai dengan kebutuhannya, tetapi jika

tidak tubuh tidak akan mampu menjaga keseimbanganya dalam batasan waktu

tertentu

2. Gizi lebih berpengaruh terhadap kemampuan keseimbangan statis.

Gizi lebih merupakan suatu masalah yang muncul akibat besarnya jumlah

asupan gizi yang masuk kedalam tubuh dibandingkan dengan jumlah zat gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu masalah yang muncul akibat gizi lebih

adalah obesitas. Kegemukan (obesitas) merupakan suatu masalah gizi yang

disebabkan oleh penumpukan energi dalam tubuh yang tersimpan dalam

bentuk lemak. Obesitas memberikan resiko atau masalah terhadap kemampuan

fisik tubuh, yaitu keseimbangan statis. Keseimbangan merupakan suatu

kemampuan yang dimiliki oleh tubuh untuk dapat mempertahankan sikap

tubuh dalam keadaan normal pada keadaan diam.

Namun, penderita obesitas akan mengalami masalah terhadap kondisi

keseimbangannya dalam mempertahankan sikap tubuh tetap dalam keadaan

normal. Sebab penderita obesitas memiliki berat badan yang lebih, sehingga

untuk tetap berdiri dalam waktu yang relatif lama diduga kondisi

keseimbangan statis seorang obesitas tidak dapat mampu mempertahankan

tubuhnya tetap berdiri dalam keadaan normal pada watu yang relatif lama.

Page 46: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

38

3. Perbedaan keseimbangan statis antara status gizi kurang dan gizi lebih.

Gizi lebih merupakan masalah gizi yang muncul akibat besarnya jumlah

zat gizi yang masuk kedalam tubuh dibandingkan dengan jumlah zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu akibat dari gizi lebih adalah obesitas atau

kegemukan. Obesitas adalah penumpukan jumlah energi yang disimpan dalam

bentuk lemak, karena energi tersebut melebihi jumlah energi yang dibutuhkan

oleh tubuh. Oleh sebab itu tubuh kelebihan berat badan, sehingga berpengaruh

terhadap kondisi keseimbangan satatis tubuh.

Sedangkan gizi kurang merupakan masalah gizi yang terjadi akibat tubuh

tidak mendapatkan asupan zat gizi sesuai dengan jumlah zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu akibat dari gizi kurang tubuh kekurangan

energi, sehingga tubuh tidak memiliki energi yang cukup untuk melakukan

aktifitas fisik seperti kondisi keseimbangan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa status gizi lebih dan status gizi kurang

berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan statis, namun pengaruh gizi lebih

terhadap kondisi keseimbangan statis berbeda dengan pengaruh gizi kurang

terhadap kondisi keseimbangan statis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

gambar kerangka konseptual dibawah ini.

Page 47: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

39

Gambar: Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa gizi

lebih dan gizi kurang berpengaruh terhadap keseimbangan statis. Meskipun

gizi lebih dan gizi kurang berpengaruh terhadap keseimbangan statis namun

belum dapat diketahui perbedaan tingkat pengaruh gizi lebih dan gizi kurang

terhadap keseimbangan statis. Hipotesis adalah terdapat perbedaan

keseimbangan statis antara status gizi kurang dan status gizi lebih pada siswa

MTs Kota Padang.

GIZI LEBIH KESEIMBAN

GAN STATIS GIZI

KURANG

Page 48: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian ekspos fakto (exspost

facto research). Menurut Sukmadinata (2005:55) mengatakan “penelitian

ekspos fakto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau

diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti”. Dapat

disimpulkan bahwa penelitian ekspos fakto merupakan jenis penelitian yang

meneliti hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat

tanpa adanya perlakuan atau pengontrolan terhadap variabel penelitian, artinya

peneliti hanya melihat sebab-akibat yang terjadi dengan sendirinya. Didalam

penelitian ini, peneliti akan melihat bagaimana tingkat dan perbandingan

keseimbangan statis sampel sebagai akibat dari gizi lebih dan gizi kurang.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTS Kota Padang (MTS Alfurqan, MTS Air

Dingin, MTS Belimbing, MTS Lubuk Buaya, MTS Durian Tarung) padang,

sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 April 2012 sampai

28 Mei 2012.

C. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan menyamakan persepsi terhadap variabel di dalam

penelitian ini maka dapat dilihat pada defenisi operasional berikut.

40

Page 49: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

41

1. Gizi lebih yang dimaksud adalah kondisi berat badan yang relatif

berlebihan dengan usia atau tinggi anak yang sebaya sebagai akibat

terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh

yang diukur berdasarkan indek masa tubuh.

2. Gizi kurang adalah suatu keadaan tidak sehat yang terjadi karena tidak

cukup makanan yang dikonsumsi sehingga tidak memenuhi kebutuhan

energi dan zat gizi lainnya dalam jangka waktu tertentu yang diukur dengan

indeks masa tubuh.

3. Keseimbangan statis adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan

keadaan tubuhnya dalam keadaan seimbang pada saat tubuh dalam keadaan

diam, yang dapat diukur dengan instrumen keseimbangan statis.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi (1998:115) mengatakan “populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan seluruh

subjek yang menjadi fokus utama dalam sebuah penelitian. Pemilihan populasi

penelitian sangat erat kaitannya dengan sampel yang akan kita gunakan dalam

suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi MTS

sekota padang yang terdaftar dalam hasil screaning data tingkat status gizi

siswa MTS Kota Padang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di dalam Tabel

berikut.

Page 50: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

42

Data Tingkat Status Gizi Siswa Puteri MTS Kota Padang

No Sekolah

Status Gizi

Gizi

kurang

Gizi

lebih

1 MTS Alai 15 7

2 MTS Koto Tangah 31 6

3 MTS PGAI 4 4

4 MTS Lubeg 6 2

5 MTS Kuranji 8 6

6 MTS Lubuk Buaya 7 37

7 MTS Pauh 2 0

8 MTS Bungus 1 2

9 MTS Aisyiah 1 5

10 MTSDurianTarung 14 24

11 MTS Alfurqan 19 11

Jumlah 108 104

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Padang

2. Sampel

Menurut Winarno (2011:83) mengatakan “sampel adalah bagian dari

populasi yang menjadi pusat perhatian penelitian kita, dalam ruang lingkup dan

waktu yang kita tentukan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa sampel merupakan pusat perhatian, artinya data-data melalui tes dan

pengukuran terhadap sampel akan menjadi sumber informasi dari hasil

penelitian. Sampel yang dipilih haruslah sama ciri dan karakteristiknya dengan

populasi atau sampel yang dipilih dapat mewakili populasi.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan purposive

sampling. Menurut Winarno (2011:87) mengatakan pengambilan sampel secara

purposiverandom sampling merupakan salah satu cara penarikan sampel atas

pertimbangan tertentu atau tujuan tertentu dari peneliti.Berdasarkan pendapat

tersebut untuk menentukan sampel yang akan dijadikan sebagai sampel di

Page 51: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

43

dalam penelitian ini dipilih atas pertimbangan peneliti. Dalam penelitian ini

sekolah yang dijadikan sampel adalah 5 sekolah dari populasi yang ada

mengingat pertimbangan biaya, waktu dan tenaga dalam pengumpulan data.

Serta ke lima sekolah tersebut merupakan sekolah yang relatif lebih banyak

memiliki siswa untuk dijadikan sampel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel sampel penelitian

Dengan mempertimbangkan tenaga, biaya serta waktu yang dibutuhkan

dalam penelitian ini maka sampel diambil hanya sebanyak 50 orang dengan

rincian ( status gizi kurang berjumlah 25 orang dan 25 orang status gizi lebih).

Jumlah ini didapat dengan cara memilih anak yang mengalami tingkat gizi

lebih dan gizi kurang sebanyak 5 orang ditiap-tiap sekolah yang dijadikan

sampel berdasarkan urutan terbanyak yang mengalami gizi kurang dan gizi

lebih.

No Sekolah

Status Gizi Puteri

Gizi

Kurang

Gizi

Lebih

1 MTS Kuranji 5 5

2 MTS Alfurqan 5 5

3 MTS Koto tangah 5 5

4 MTS Lubuk Buaya 5 5

5 MTS Durian Tarung 5 5

Jumlah 25 25

Page 52: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

44

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dijadikan pusat informasi dalam penelitian ini adalah

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh

langsung melalui tes dan pengukuran dari sampel penelitian. Sedangkan data

sekunder merupakan data yang diperoleh melalui bantuan pihak lain seperti

data siswa dan siswi MTS Kota Padang yang menderita gizi lebih dan gizi

kurang dari Dinas Kesehatan kota padang.

2. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berasal dari tes dan

pengukuran terhadap sampel melalui tes keseimbangan statis yaitu tes stork

stand.

F. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah

sistematis dengan berbagai persiapan sebagai berikut.

1. Langkah persiapan tes

a. Mendapatkan surat izin penelitian dari dekan fakultas FIK UNP

dan surat izin dari masing-masing sekolah atau MTS yang

dijadikan sebagai sampel.

b. Menetapkan hari, tanggal dan waktu pelaksanaan tes dan

pengukuran sampel.

c. Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan

tes dan pengukuran (stopwatch yang sudah dilakukan uji tera,

Page 53: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

45

media dokumentasi dan tempat yang datar serta kering, timbangan

badan dan meteran)

d. Menyiapkan tenaga pembantu pelaksanaan tes dan pengukuran

2. Langkah pelaksanaan tes

a. Menimbang berat badan anak dan mengukur tinggi badan anak

untuk menentukan indeks masa tubuh anak melalui rumus indeks

masa tubuh, dengan rumus sebagai berikut.

Batas ambang IMT di Indonesia adalah sebagai berikut:

KATEGORI IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5

Normal >18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Sumber: Dinkes Provinsi Sumatera Barat 2009

b. Mengumpulkan serta memberikan penjelasan tentang tata cara

pelaksanaan tes stork stand kepada sampel.

c. Memisahkan tes dan pengukuran sampel antara sampel gizi lebih

dan gizi kurang.

d. Melaksanakan tes dan pengukuran terhadap sampel.

IMT = Berat badan (kg)

Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Page 54: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

46

G. Instrumen penelitian

Menurut Ismaryati (2008:1) mengatakan “tes adalah instrumen atau alat

yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah alat

yang dipilih oleh peneliti untuk mendapatkan imformasi dari sampel melalui

pengukuran langsung terhadap sampel penelitian. Instrumen atau alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes stork stand yang bertujuan untuk

mengukur tingkat keseimbangan statis seseorang.

H. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum dilakukan tes keseimbangan statis terlebih dahulu peneliti

memastikan bahwa sampel benar-benar berada pada status gizi kurang status

gizi lebih dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan sampel

kemudian dimasukan kedalam rumus indeks masa tubuh. Setelah, untuk

memperoleh data tingkat keseimbangan statis dari sampel maka dilakukan tes

dan pengukuran terhadap sampel dengan instrumen stork stand. Untuk

memperoleh data yang baik dan benar maka tes dan pengukuran yang

dilakukan harus mempunyai prosedur pelaksanaan yang sistematis dan jelas.

Adapun prosedur pelaksanaan dan penilaian tes stork stand dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1. Tujuan : mengukur keseimbangan statis

2. Perlengkapan : stopwatch

3. Pelaksanaan:

Page 55: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

47

a. Testi berdiri di atas satu kaki yang dominan, kaki yang lain

diletakan di samping lutut, tangan berada di pinggang.

b. Dengan diberi aba-aba “ya” testi mengangkat tumitnya dari lantai

(jinjit) dan mempertahankan sikap ini selama mungkin tanpa

gerakan apapun atau meletakan tumitnya menyentuh lantai

c. Saat mengangkat tumit dan mempertahankannya tangan tidak

boleh lepas dari pinggang.

d. Dilakukan 3 kali pengulangan

Gambar. TesStork stand

Sumber: Ismaryati (2008:49)

4. Penilaian

Waktu yang terlama dalam mempertahankan keseimbangan

merupakan waktu yang digunakan untuk menilai keseimbangan testi.

Waktu dicatat dalam detik , dimulai dari saat testi mengangkat (jinjit)

tumitnya sampai testi kehilangan keseimbangan atau tumitnya jatuh

kelantai.

Page 56: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

48

I. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh kondisi gizi kurang dan gizi lebih

terhadap tingkat keseimbangan statis seseorang maka data yang diperoleh

dianalisis dengan teknik analisa data komparasi (analisis komparasi) dengan

menggunakan rumus Uji-t. Namun sebelum data dianalisis untuk membuktikan

hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data menggunakan

rumus Uji-t antara lain.

1. Uji normalitas data menggunakan uji liliefors masing-masing data (data

keseimbangan statis sampel gizi lebih dan gizi kurang)

2. Analisis kesalahan sampling (Standart Error Of The Mean) masing-

masing sampel dengan rumus, MSE =

1

SD

N

MSE = Besarnya kesesatan mean sampel

SD = Standar deviasi yang diteliti

N = Banyaknya subjek yang diteliti

1 = Bilangan konstanta

3. Melihat perbedaan mean sampel (standart error mean sampel), dengan

Rumus M2 -M1SE =2

M2

2

M1SE SE

M2 -M1SE = koefisien perbedaan mean

M1SE = koefisien standart eror sampel 1

M2SE = koefisien standart eror sampel 2

4. Analisis uji hipotesisi menggunakan rumus uji beda mean atau uji “t”

dengan rumus

t = M2 - M1

21

SE

M-M

Page 57: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

49

t = koefisien harga t

1M = Mean sampel pertama

2M = Mean sampel kedua

M2 -M1SE = koefisien perbedaan mean sampel

Sumber : Anas (2010:282-284)

Page 58: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Deskriptif

Dalam hal ini akan disajikan hasil pengukuran dan analisis data dari tes

keseimbangan statis pada sampel penderita gizi kurang dan gizi lebih pada siswa

MTs yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya dapat

dijelaskan melalui uraian masing-masing deskripsi data sebagai berikut.

1. Tingkat keseimbangan statis status gizi kurang

Berdasarkan tes dan pengukuran yang menggunakan instrumen keseimbangan

statis pada 25 orang penderita gizi kurang diperoleh skor terbesar 2,97 detik dan

skor terkecil2,07 detik, rata-rata tingkat keseimbangan statis dari 25 orang sampel

adalah 2,47 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel :

Distribusi frekuensi tingkat keseimbangan status gizi kurang

Interval (dtk)

Frekuensi

Absolut (Fi) Relatif

(%)

3,03 – 3,31 0 0%

2,75 – 3,02 5 20%

2,19 – 2,74 17 68%

1,91 – 2,18 3 12%

1,63 – 1,90 0 0%

25 100%

50

Page 59: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

51

Gambar: Histogram tingkat keseimbangan statis penderita gizi kurang

Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas,

maka diperoleh hasildari 25 orang sampel penderita gizi kurang, 5 orang (20%)

memiliki tingkat keseimbangan statis berkisar antara 2,75 – 3,02 dtk, 17 orang

(68%) memiliki tingkat keseimbangan statis berkisar antara 2,19 – 2,74 dtk, 3

orang (12%) memiliki tingkat keseimbangan statis berkisar antara 1,91 – 2,18 dtk,

sedangkan tingkat keseimbangan yang berkisar 3,03 – 3,31 dtk dan 1,63 – 1,90

dtk tidak dimiliki sampel atau 0% dimiliki responden.Berdasarkan skor rata-rata

dari kemampuan keseimbangan yang diperoleh sebesar 2,47 detik maka dapat

disimpulkan bahwa penderita gizi kurang yang dijadikan sampel memiliki

kemampuan keseimbangan statis memiliki tingkat keseimbanga berkisar antara

2,19 – 2,74 dtk.

2. Tingkat Keseimbangan Statis status Gizi Lebih

Hasil berdasarkan tes dan pengukuran yang menggunakan instrumen

keseimbangan statis pada 25 orang penderita gizi lebih diperoleh skor terbesar

0

5

17

3 0 0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

3,03 – 3,31 2,75 – 3,02 2,19 – 2,74 1,91 – 2,18 1,63 – 1,90

Page 60: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

52

2,98 detik dan skor terkecil1,05 detik, rata-rata tingkat keseimbangan statis dari

25 orang sampel adalah 1,87 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel :

Distribusi frekuensi tingkat keseimbangan status gizi lebih

Interval (dtk)

Frekuensi

Absolut (Fi) Relatif

(%)

2,85 – 3,34 0 0%

2,36 – 2,84 2 8%

1,38 – 2,35 19 76%

0,89 – 1,37 3 12%

0,40 – 0,88 0 0%

25 100%

Gambar: Histogram tingkat keseimbangan statis penderita gizi lebih

Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas,

maka diperoleh hasildari 25 orang sampel penderita gizi lebih, 2 orang (8%)

memiliki tingkat keseimbangan statis berkisar antara 2,36 – 2,84 dtk, 19 orang

(76%) memiliki tingkat keseimbangan statis berkisar antara 1,38 – 2,35 dtk.

0 2

19

3 0 0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

2,85 – 3,34 2,36 – 2,84 1,38 – 2,35 0,89 – 1,37 0,40 – 0,88

Page 61: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

53

3orang (12%) memiliki tingkat keseimbangan statis berkisar antara 0,89 – 1,37

dtk, sedangkan tingkat keseimbangan yang berkisar antara 2,85 – 3,34 dtk dan

0,40 – 0,88 dtk tidak dimiliki sampel atau 0% dimiliki responden. Berdasarkan

skor rata-rata dari kemampuan keseimbangan yang diperoleh sebesar 1,87 dtk

maka dapat disimpulkan bahwa penderita gizi lebih yang dijadikan sampel

memiliki kemampuan keseimbangan statis berkisar antara 1,38 – 2,35 dtk.

B. Uji normalitas

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan maka

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap variabel-variabel sebagai

pesyaratan analisis. Uji normalitas data dari variabel-variabel dilakukan dengan

menggunakan uji lilifors. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Rangkuman uji normalitas sebaran data

No Variabel n Lo Ltab Distribusi

1 Status gizi kurang (X1) 25 0,103 0.173 Normal

2 Status gizi lebih (X2) 25 0,099 0.173 Normal

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk data

keseimbangan sampel gizi kurang (X1), skor Lo = 0.103 dengan n = 25,

sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,173 yang

lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari

tes keseimbangan pada sampel berststus gizi kurang berdistribusi normal.

Selanjutnya pengujian untuk data keseimbangan sampel gizi lebih (X2), skor Lo =

0,099 dengan n = 25, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05

diperoleh 0,173 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor

Page 62: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

54

yang diperoleh dari tes keseimbangan pada sampel berststus gizi lebih

berdistribusi normal.

Berdasarkan uraian di atas ternyata variabel X1 dan X2 data tersebut

tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya lebih kecil

dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data

masing-masing variabel penelitian ini tersebut normal atau populasi dari mana

data sampel diambil berdistribusi normal.

C. Uji hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah “terdapat perbedaan antara status gizi

kurang dan lebih terhadap keseimbangan statis”.Berdasarkan analisis komparasi

dengan rumus uji beda mean(uji t) yang dilakukan maka diperoleh analisis uji

beda mean (uji t) sebagai berikut :

Tabel 5

Analisis uji beda mean (uji t) antara status gizi kurang dan gizi lebih

Dk=

(N1+N2-2) th

ttab

α = 0,05 Kesimpulan

48 5,12 2,01 Signifikan

Keterangan :

th = koefesien uji beda mean hitung

ttab = koefesien uji beda mean tabel

Hasil analisis uji beda mean tersebut menyatakan terdapat

perbedaankeseimbangan statis yang signifikan antara status gizi kurang (X1)

dengan status gizi lebih (X2), sebab dari analisis di atas didapat th = 5,12>ttabel =

2,01 pada taraf signifikansi α = 0,05maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

Page 63: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

55

perbedaan yang signifikan antara keseimbangan statis status gizi kurang (X1)

dengan status gizi lebih (X2).

D. Pembahasan

Status gizi seseorang erat kaitannya dengan cara atau pola seseorang untuk

melengkapi kebutuhan konsumsi tubuhnya. Kebutuhan konsumsi makanan setiap

individu akan berbeda dengan individu lainya, hal ini mungkin dipicu oleh

lingkungan, tingkat ekonomi, aktifitas fisik dan lainya. Dalam upaya memenuhi

konsumsi makanan yang dibutuhkan oleh tubuh terkandang sering menjadi

masalah bagi seseorang kerena ketidak tauan terhadap bagaimana cara memenuhi

kebutuhan konsumsi tubuh yang baik. Pada dasarnya makanan yang dikonsumsi

merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan berbagai

aktifitas dalam hidup.

Keselahan atau cara mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai dengan

jumlah asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh terkadang membawa masalah

terhadap indeks masa tubuh seseorang seperti contoh munculnya kasus gizi

kurang dan kasus gizi lebi. Berdasarkan norma indeks masa tubuh, jika indeks

masa tubuh seseorang kurang dari 17,0 maka orang tersebut berada pada masalah

gizi kurang dengan kategori kurus. Sedangkan indeks masa tubuh seseorang yang

lebih dari 27,0 maka orang tersebut berada pada masalah gizi lebih dengan

kategori gemuk (obesitas). Masalah gizi kurang dan gizi lebih akan berpengaruh

terhadap kemampuan tubuh seseorang untuk berproduktifitas dalam

Page 64: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

56

kehidupannya, seperti kemampuan keseimbangan tubub seperti focus padala

penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata terdapat

perbedaan yang signifikan antara keseimbangan individu yang berada pada status

gizi kurang (kurus) dengan individu yang berada pada status gizi lebih

(gemuk/obesitas). Hal berdasarkan analisis uji beda mean, dimana diperoleh

koefisien uji beda mean hitung sebesar 5,12 dengan koefisien uji beda mean tabel

sebesar 2,01. Perbedaan tersebut dapat diartikan bahwa individu berstatus gizi

kurang dengan individu yang berstatus gizi lebih memiliki tingkat keseimbangan

yang berbeda, artinya produktifitas diri masing-masing individu berkaitan dengan

keseimbangan statis jelas berbeda. Kondisi keadaan status gizi seseorang baik

status gizi kurang maupun status gizi lebih dipengaruhi oleh banyak faktor, antara

lain pola makan yang tidak teratur, faktor ekonomi, kebiasaan hidup yang praktis

dan aktifitas fisik. Pola makan yang teratur maksudnya adalah cara-cara yang

dilakukan oleh seseorang untuk menkonsumsi makanan tanpa berorientasi kepada

kebutuhan zat gizi yang sedang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sebagai contoh adalah

meningkatnya kebutuhan gizi anak pada masa pubertas harus mendapat perhatian

dari orang tua. Menurut Giriwijoyo (2007:86) menyebutkan bahwa seorang anak

akan mengalami pertumbuhan yang cepat, oleh karena itu tata gizi kebutuhan

anak pubertas yang aktif harus sesuai dengan meningkatnya kebutuhan

energi,vitamin, mineral dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masa

pertumbuhan anak meningkat pesat pada saat masa pubertasnya. Oleh karena itu,

Page 65: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

57

orang tua harus mencukupi kebutuhan asupan gizi anak sesuai dengan unsur-unsur

zat gizi yang sedang dibutuhkan dan dengan takaran yang tepat. Kasus gizi kurang

dan gizi lebih yang banyak terjadi pada anak remaja diduga erat kaitannya dengan

pola makan yang tidak teratur, sehingga menimbulkan masalah terhadap status

gizi tubuhnya. Untuk menghindari masalah gizi kurang dan gizi lebih orang tua

harus mengetahui besarnya kebutuhan gizi anak, yang dapat dilihat dari faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Menurut Wiramihardja, dkk (1991:200)

mengatakan besarnya kebutuhan gizi dipengaruhi antara lain oleh faktor yang

relatif tetap (berat, tinggi badan, umur dan jenis kelamin), faktor yang relatif tidak

tepat). Jika orang tua secara tepat dan bisa mengatur pola makan anak secara tepat

dan teratur maka hal ini adalah suatu usaha yang dilakukan oleh orang tua untuk

memperkecil resiko masalah gizi kurang dan gizi lebih pada anak.

Berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anak maka

hal ini erat kaitannya dengan tingkat ekonomi orang tua. Unsur-unsur zat gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh bersumber dari makanan yang dikonsumsi oleh

tubuh. Masalah yang sering terjadi terkait dengan maslah gizi lebih ataupun gizi

kurang pada anak adalah konsumsi asupan gizi anak yang melebihi atau kurang

dari kebutuhan asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan kondisi ekonomi

orang tua baik orang tua yang mampu ataupun tidak memiliki kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan asupan gizi anak hal ini terkandang orang tua sering terlalai

terhadap pola makan anak yang tidak teratur, kususnya individu remaja pada masa

pubertas. Menurut Giriwijoyo, dkk (2007:86) mengatakan “survey nutrisi

menunjukan bahwa anak-anak pubertas pola makannya tidak teratur dan sering

Page 66: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

58

sebagian besar dari asupan nutrisinya diperoleh dari makanan-makanan kecil

(snacks) diantara waktu-waktu makannya yang tidak teratur, dan bahkan sering

melupkan sarapan dan makan siangnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa kondisi ekonomi

orang tua erat kaitannya dengan pola makan anak yang tidak teratur. Pada saat

orang tua tidak memperhatikan pola makan anaknya, maka pada saat itu anak

lebih cenderung memakan makanan-makanan kecil disela-sela waktu makannya,

dengan demikian anak mengalami masalah terhadap nafsu makannya sampai

malas untuk makan bahkan mendapat paksaan dari orang tua. Tanpa disadari anak

lebih mementingkan untuk memakan makanan kecil (snacks) sehingga terlupa

untuk makan. Jika kondisi ini tidak disadari secara cepat oleh orang tua dan tidak

mendapat perlakuan yang tepat maka kondisi ini akan memberikan peluang yang

cukup besar munculnya masalah gizi kurang maupun masalah gizi lebih pada

anak.

Pada dasarnya kegunaan makanan bagi tubuh adalah sebagai sumber

energi yang sewaktu-waktu dibutuhkan pada saat tubuh melakukan berbagai

aktifitas. Menurut Umar dan Masrun (2008: 2) mengatakan untuk melakukan

berbagai aktifitas, tubuh memerlukan gerakan yang dihasilkan dari kontraksi dan

relaksasi otot rangka, agar otot rangka mampu untuk bergerak maka tubuh

memerlukan energi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa energi

yang ada didalam tubuh yang didapat melalui makanan yang dikonsumsi semata-

mata berguna untuk menunjang berbagai aktivitas yang dilakukan oleh tubuh.

Artinya, semakin berat aktivitas yang dilakukan oleh tubuh maka semakin besar

Page 67: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

59

pula jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh agar kativitas tersebut terlaksana

dengan efektif dan efisien. Namun permasalahan yang banyak muncul pada saat

sekarang kususnya pada remaja adalah ketidak seimbangan antara jumlah energi

yang masuk kedalam tubuh dengan aktifitas fisik yang dilakukan oleh tubuh.

Masalah gizi lebih yang terjadi pada seseorang seperti obesitas adalah akibat dari

jumlah energi yang masuk kedalam tubuh melebihi dari jumlah energi yang

dibutuhkan oleh tubuh dan kurangnya aktifitas fisik dilakukan oleh tubuh. Hal ini

mengakibatkan menumpuknya jumlah energi didalam tubuh, sehingga kondisi ini

memaksa tubuh untuk menyimpan energi tersebut dalam bentuk lemak yang

memicu munculnya masalah gizi lebih seperti Obesitas.

Berdasarkan hal tersebut seseorang harus mengimbangi jumlah energi

yang masuk kedalam tubuh dengan aktifitas fisik yang hendak dikerjakan oleh

tubuh. Jika hal ini mampu dilkukan dengan baik dan benar maka usaha ini akan

memperkecil peluang munculnya masalah gizi kurang maupun masalah gizi lebih

yang terjadi pada anak.

Page 68: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab terdahulu dapat

dikemukakan kesimpulan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara

tingkat keseimbangan statis status gizi kurang dengan status gizi lebih, dimana

diperoleh koefisien uji beda mean sebesar 5,12.

B. Saran-saran

Berdasarkan pada kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Bagi setiap individu agar selalu memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi guru penjasorkes agar dapat memotivasi anak melakukan akvitas-

aktivitas fisik pada saat pembelajaran guna menghindari resiko masalah gizi

lebih maupun gizi kurang.

3. Bagi orang tua siswa diharapkan selalu memperhatikan dan meningkatkan

kecukupan kebutuhan konsumsi gizi anak dalam kesehariannya secara tepat

dan benar.

4. Kepada peniliti yang ingin melakukan studi lebih mendalam tentang tingkat

keseimbangan dengan kaitannya dengan status gizi agar lebih memperluas

bahasan tentang faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhinya.

60

Page 69: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

61

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Agnesa, Adnan, dkk. 2011. Gizi Lebih.Padang:http://kesmas-

unsoed.blogspot.com/2011/03/makalah-gizi-lebih-tugas-mata-

kuliah.

Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Courtney Moore, Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta: Hipokarates

Depdiknas, 2003.Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Dinkes Provinsi Sumbar. 2009. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja (PKPR). Padang.

Giriwijoyo, Santoso, dkk. 2007. Ilmu kesehatan olahraga (sports medicine).

Bandung: FPOK UPI Bandung.

Irawadi, Hendri. 2010. Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: FIK UNP

Ismaryati. 2008. Tes & Pengukuran Olahraga..Surakarta: UNS Press.

Miller, M, et.al. 2007. Effects Of Obesity On Balance In Response To Small

Postural Perturbations. Padang: www.biomechanics.esm.vt.edu/

Nawawi, Umar dan Masrun. 2008. Fisiologi Olahraga. Padang: FIK UNP.

Rahmawati siregar, Ade. 2006. Harga Diri Pada Remaja Obesitas. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Sajoto, M. 1995. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fiisik Dalam

Olahrag. Semarang: Dahara Prize.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Syafrizar dan Wilda Welis. 2006. Gizi olahraga.Malang : Wineka Media.

______________________2009.Gizi olahraga.Malang : Wineka Media.

61

Page 70: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

62

Syahara, Sayuti. 2004. Senam dasar. Padang: FIK UNP.

_______________2009.Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik &

Motorik.Padang: FIK UNP.

Team Dosen Jurusan Gizi Poltekes Malang. 2005. Buku praktis ahli gizi. Malang:

Poltekes Malang.Terpadu. Jakrta: Depdiknas

Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya.

Winarno, M.E. 2011. Metodologi penelitian dalam pendidikan jasmani. Malang:

Media Cakrawala Utama Press.

Wiramihardja, Kunkun K, dkk. 1991. Manusia dan olahraga. Bandung: ITB dan

FPOK IKIP Bandung

.

Page 71: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

63

Lampiran 1

TABEL DATA TES KESEIMBANGAN STATIS UNTUK SAMPEL

PENDERITA GIZI KURANG

NO ASAL SEKOLAH NAMA

TB

(meter)

BB

(Kg) IMT

Status

Gizi Keseimbangan

1 MTsN Koto Tangah RIMA HIDAYANI 1,38 32 16,8 GK 2,78

2 MTsN Koto Tangah AULIA LIBERTY 1,58 40 16,02 GK 2,07

3 MTsN Koto Tangah AINU SYAIFA 1,54 40 16,87 GK 2,29

4 MTsN Koto Tangah MARINI 1,37 31 16,52 GK 2,74

5 MTsN Koto Tangah YESI GUSNI 1,56 41 16,85 GK 2,41

6 MTsN Lubuk Buaya SILVA AULIA 1,56 41 16,85 GK 2,25

7 MTsN Lubuk Buaya ISLAMIATI PUTRI 1,54 40 16,87 GK 2,22

8 MTsN Lubuk Buaya PUTRI AISYAH 1,42 34 16,86 GK 2,29

9 MTsN Lubuk Buaya AGNES DIANA 1,57 41 16,63 GK 2,62

10 MTsN Lubuk Buaya SHINTA FALEVI 1,59 42 16,61 GK 2,59

11 MTsN Durian Tarung AFRIDA WATI 1,58 42 16,82 GK 2,12

12 MTsN Durian Tarung KHAIRANI 1,62 44 16,77 GK 2,25

13 MTsN Durian Tarung ENDITA DWIKAIRANI 1,63 45 16,94 GK 2,97

14 MTsN Durian Tarung

DWITA AYUNDA

SYAMA 1,56 40 16,44 GK 2,53

15 MTsN Durian Tarung DARNA KURNIATI 1,63 43 16,18 GK 2,21

16 MTsN Kuranji

AULIAWIDYA

FALENTERA 1,55 40 16,65 GK 2,48

17 MTsN Kuranji

CTRA PUTRI

ASWARA 1,54 40 16,87 GK 2,54

18 MTsN Kuranji NINDI SUWANDI 1,54 38 16,02 GK 2,85

19 MTsN Kuranji DELA RIYANI 1,42 34 16,86 GK 2,66

20 MTsN Kuranji NOLA 1,56 40 16,44 GK 2,22

21 MTs Al Furqan VIONA IRVIANDA 1,5 38 16,89 GK 2,2

22 MTs Al Furqan PUTRI MAYANG SARI 1,54 39 16,44 GK 2,65

23 MTs Al Furqan NUR FAJRI AZIZAH 1,52 39 16,88 GK 2,89

24 MTs Al Furqan NINA FHADILA 1,58 42 16,82 GK 2,96

25 MTs Al Furqan ADNA RAHMIATI 1,57 41 16,63 GK 2,08

Keterangan :

TB : Tinggi Badan

BB : Berat Badan

IMT : Indeks Masa Tubuh

GK : Gizi Kurang

Page 72: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

64

TABEL DATA TES KESEIMBANGAN STATIS UNTUK SAMPEL

PENDERITA GIZI LEBIH

NO ASAL SEKOLAH Nama

TB

(meter)

BB

(Kg) IMT

Status

Gizi Keseimbangan

1 MTsN Koto Tangah FIRA ANDRAINI 1,48 59 26,94 GL 2,34

2 MTsN Koto Tangah NITA SYAFIRA 1,55 65 27,06 GL 2,07

3 MTsN Koto Tangah ATIKA MULIDA 1,46 56 26,27 GL 2,31

4 MTsN Koto Tangah ANITA KURNIA 1,49 58 26,12 GL 1,92

5 MTsN Koto Tangah RIRI WULANDARI 1,45 57 27,11 GL 2,01

6 MTsN Lubuk Buaya ARNI JUSMITA 1,43 56 27,39 GL 1,68

7 MTsN Lubuk Buaya JESICA P A 1,55 65 27,06 GL 2,13

8 MTsN Lubuk Buaya PERMATA HAYATI 1,45 57 27,11 GL 1,34

9 MTsN Lubuk Buaya LINDUNG WULANDARI 1,43 56 27,39 GL 2,23

10 MTsN Lubuk Buaya SILVIA GUSNANDA 1,56 66 27,12 GL 2,98

11 MTsN Durian Tarung MIFTAHUL JANNAH 1,52 63 27,27 GL 2,01

12 MTsN Durian Tarung VENY NURMA A 1,42 55 27,28 GL 2,24

13 MTsN Durian Tarung RURI SARI HAKRIMA 1,47 59 27,3 GL 1,05

14 MTsN Durian Tarung SUCI AUDINA 1,5 63 28 GL 1,23

15 MTsN Durian Tarung PUTRI MUTIARA 1,5 59 26,22 GL 1,38

16 MTsN Kuranji WATI SRINOVA 1,46 58 27,21 GL 1,92

17 MTsN Kuranji CINTIA KHAIRANI 1,41 54 27,16 GL 1,51

18 MTsN Kuranji ESHA CHAIRANI PUTRI 1,47 59 27,3 GL 1,07

19 MTsN Kuranji JIHAN YASRIL 1,52 63 27,27 GL 1,63

20 MTsN Kuranji SITI NURHALIZA 1,5 62 27,56 GL 2,66

21 MTs Al Furqan RANI PERMATA SARI 1,55 65 27,06 GL 1,92

22 MTs Al Furqan

WIDYA LAURA

FRANTIKA 1,53 64 27,34 GL 1,43

23 MTs Al Furqan EVITA PERONNIKA J 1,45 57 27,11 GL 1,38

24 MTs Al Furqan FITRI YENI 1,41 54 27,16 GL 2,32

25 MTs Al Furqan PUTRI EKA RAMADANI 1,45 58 27,59 GL 2,08

Keterangan :

TB : Tinggi Badan

BB : Berat Badan

IMT : Indeks Masa Tubuh

GL : Gizi Lebih

Page 73: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

65

Lampiran 2 Tabel

Analisis uji normalitas sebaran data keseimbangan sampel gizi kurang(X1)

No Xi Fi X-Xi Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi))

1 2,07 1 -0,4 -1,43 0,4236 0,0764 0,04545 0,0309

2 2,08 1 -0,39 -1,39 0,4177 0,0823 0,09091 0,0086

3 2,12 1 -0,35 -1,25 0,3944 0,1056 0,13636 0,0308

4 2,2 1 -0,27 -0,96 0,3315 0,1685 0,18182 0,0133

5 2,21 1 -0,26 -0,93 0,3238 0,1762 0,22727 0,0511

6 2,22 2 -0,25 -0,89 0,3133 0,1867 0,27273 0,0860

7 2,25 2 -0,22 -0,79 0,2852 0,2148 0,318182 0,1034

8 2,29 2 -0,18 -0,64 0,2389 0,2611 0,36364 0,1025

9 2,41 1 -0,06 -0,21 0,0832 0,4168 0,40909 0,0077

10 2,48 1 0,01 0,04 0,016 0,516 0,45455 0,0615

11 2,53 1 0,06 0,21 0,0832 0,5832 0,50000 0,0832

12 2,54 1 0,07 0,25 0,0987 0,5987 0,54545 0,0532

13 2,59 1 0,12 0,43 0,1664 0,6664 0,59091 0,0755

14 2,62 1 0,15 0,54 0,2054 0,7054 0,63636 0,0690

15 2,65 1 0,18 0,64 0,2389 0,7389 0,68182 0,0571

16 2,66 1 0,19 0,68 0,2518 0,7518 0,72727 0,0245

17 2,74 1 0,27 0,96 0,3315 0,8315 0,77273 0,0588

18 2,78 1 0,31 1,11 0,3665 0,8665 0,81818 0,0483

19 2,85 1 0,38 1,36 0,4131 0,9131 0,86364 0,0495

20 2,89 1 0,42 1,50 0,4332 0,9332 0,90909 0,0241

21 2,96 1 0,49 1,75 0,4599 0,9599 0,95455 0,0054

22 2,97 1 0,5 1,79 0,4633 0,9633 1,00000 0,0367 Jumlah 25

Lo tertinggi =0,1034

Dengan n = 25dantarafnyata α = 0,05didapatLtab = 0,173

Berarti Lo <Ltab, sehinggapopulasidarimana data sampeldiambilberdistribusi normal.

Mean = 2,47

StandarDeviasi =0,28

Minimum = 2,98

Nilai Maximum = 1,05

Page 74: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

66

Tabel

Analisis uji normalitas sebaran data keseimbangan sampel gizi lebih (X2)

No Xi Fi X-Xi Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi))

1 1,05 1 -0,82 -1,67 0,4525 0,0475 0,0400 0,0075

2 1,07 1 -0,8 -1,63 0,4484 0,0516 0,0800 0,0284

3 1,23 1 -0,64 -1,31 0,4049 0,0951 0,1200 0,0249

4 1,34 1 -0,53 -1,08 0,3599 0,1401 0,16 0,0199

5 1,38 1 -0,49 -1,00 0,3413 0,1587 0,2000 0,0413

6 1,39 1 -0,48 -0,98 0,3365 0,1635 0,2400 0,0765

7 1,43 1 -0,44 -0,90 0,3159 0,1841 0,28 0,0959

8 1,51 1 -0,36 -0,73 0,2673 0,2327 0,32 0,0873

9 1,63 1 -0,24 -0,49 0,1879 0,3121 0,3600 0,0479

10 1,68 1 -0,19 -0,39 0,1517 0,3483 0,4 0,0517

11 1,92 1 0,05 0,10 0,0398 0,5398 0,4400 0,0998

12 1,94 1 0,07 0,14 0,0557 0,5557 0,4800 0,0757

13 1,96 1 0,09 0,18 0,0714 0,5714 0,52 0,0514

14 2,01 1 0,14 0,29 0,1141 0,6141 0,56 0,0541

15 2,05 1 0,18 0,37 0,1443 0,6443 0,6 0,0443

16 2,07 1 0,2 0,41 0,1591 0,6591 0,64 0,0191

17 2,08 1 0,21 0,43 0,1664 0,6664 0,68 0,0136

18 2,13 1 0,26 0,53 0,2019 0,7019 0,72 0,0181

19 2,23 1 0,36 0,73 0,2673 0,7673 0,76 0,0073

20 2,24 1 0,37 0,76 0,2764 0,7764 0,8 0,0236

21 2,31 1 0,44 0,90 0,3159 0,8159 0,84 0,0241

22 2,32 1 0,45 0,92 0,3212 0,8212 0,88 0,0588

23 2,34 1 0,47 0,96 0,3315 0,8315 0,92 0,0885

24 2,66 1 0,79 1,61 0,4463 0,9463 0,96 0,0137

25 2,98 1 1,11 2,27 0,4884 0,9884 1 0,0116

Jumlah 25

Lo tertinggi= 0,0998

Dengan n = 25dantarafnyata α = 0,05didapatLtab = 0,173

Berarti Lo <Ltab, sehinggapopulasidarimana data sampeldiambilberdistribusi normal.

Mean = 1,87

StandarDeviasi =0,49

Minimum = 2,98

Nilai Maximum =1,05

Page 75: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

67

Lampiran 3 DAFTAR

NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS

Ukuran

Sampel

TarafNyata

0.01 0.05 0.10 0.15 0.20

4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300

5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285

6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265

7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247

8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233

9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223

10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215

11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206

12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199

13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190

14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183

15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177

16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173

17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169

18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166

19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163

20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160

25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142

30 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131

1.031 0.886 0.805 0.768 0.736

n >30 n n n n n

Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973

Page 76: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

68

Lampiran 4

Tabel . Analisis uji beda mean (Uji t)

N Sampel Jumlah Mean SD

25

Gizi Kurang

(X2) 61,87 2,47 0,28

25 Gizi lebih (X2) 46,84 1,87 0,49

1. Pengujian hipotesis

a. Analisis standar erorr mean sampel (Standar Error Of The Mean)

1. Sampel gizi kurang

MSE = 1

SD

N

= 125

0,28

= 24

0,28

MSE = 06,0

2. Sampel gizi lebih

MSE = 1

SD

N

= 125

0,49

= 24

0,49

MSE = 10,0

b. Analisis Standar Erorr perbedaan mean dua sampel

M2 -M1SE =2

M2

2

M1SE SE

= 22 10,006,0

= 0136,0

M2 -M1SE =0,117

Page 77: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

69

c. Analisis uji signifikansi perbedaan mean (uji t)

t0 = M2 - M1

21

SE

M-M

t0 = 0,117

1,87-2,47

t0 = 5,12

Taraf signifikan df = (N1+ N2-2) = 25+25-2= 48, dengan α = 0,05 maka diperoleh

nilai t tabel pada tabel nilai kritis untuk uji beda mean t0 = 2,01

Berdasarkan hal tersebut, t0> tt atau 5,12 >2,01 jadi dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat keseimbangan statis antara

individu yang menderita gizi kurang dengan individu yang menderita gizi lebih.

Page 78: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

70

Lampiran 5

Dokumentasi

Gambar: Pengukuran tinggi badan sampel gizi kurang

Gambar: Pengukuran berat badan sampel gizi kurang

Page 79: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

71

Gambar: Pelaksanaan tes keseimbangan statis sampel gizi kurang

Gambar: Pengukuran tinggi badan sampel gizi lebih

Page 80: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

72

Gambar: Pengukuran berat badan sampel gizi lebih

Gambar: Pelaksanaan tes keseimbangan statis sampel gizi lebih

Page 81: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

73

Page 82: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

74

Page 83: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

75

Page 84: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

76

Page 85: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

77

Page 86: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

78

Page 87: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

79

Page 88: SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

80