JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU...

63
i SILAT TRADISIONAL KUMANGO DI KECAMATAN KUPITAN KABUPATEN SIJUNJUNG SKRIPSI Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Kepelatihan Olahraga Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH : NOFRIZAL EFFENDI 2005/65997 JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Transcript of JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU...

  • i

    SILAT TRADISIONAL KUMANGO DI KECAMATAN KUPITANKABUPATEN SIJUNJUNG

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Kepelatihan Olahraga SebagaiSalah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    OLEH :

    NOFRIZAL EFFENDI2005/65997

    JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGAFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012

  • ii

  • iii

  • iv

    ABSTRAK

    NOFRIZAL EFFENDI. 2012. Silat Tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung

    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pencak silatTradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung, pertanyaandalam penelitian ini adalah “ Sejarah atau asal-usul pencak silat Kumango”,Persyaratan belajar silat Kumango dan bentuk gerakan pokok pencak silatTradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung.

    Jenis Penelitian ini adalah Pendekatan Kualitatif dengan metodeDeskriptif. Informan dalam penelitian ini ada lima orang yaitu, satu informankunci, tiga informan utama dan satu informan tambahan. Teknik pengumpulandata yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, wawancaraterstruktur, rekam, catat. Selanjutnya digunakan kamera canon 1000D dan SoniPocket dalam pengambilan foto, serta mengunakan software Jet Audio dalamperekaman suara.

    Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pencak SilatTradisional Kumango ini pertama kali dikembangkan oleh Rajo Age Oguang Satidan dilanjutkan oleh Jalismi Ompang Sati, pencak silat Kumango berkembang diKecamatan kupitan 1943 – 1988.

    Bentuk gerakan pokok atau ciri khas pencak silat Kumango ini secaraumum terlihat pada gerakan tangan dan elakan, secara khusus akan terlihat padapola langkah serangan bela yang ada di dalam serangan, elakan dalam polatangkapan serta kuncian.

  • v

    KATA PENGANTARPenulis mengucapakan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapattersusun dan terselesaikan sebagaimana mestinya. Salawat dan salam kepada NabiBesar Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah sebagai pedomanhidup untuk keselamatan dunia dan akhirat.

    Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratanmemperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Padang dengan judul, “Silat Tradisional Kumango DiKecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung”.

    Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan danmasukan pemikiran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Dalamkesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginyakepada:1. Bapak Prof. Dr. Z. Mawardi Efendi. M.Pd selaku Rektor

    UNP yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikanperkuliahan.

    2. Bapak Drs. Arsil. M.Pd selaku Dekan Fakultas IlmuKeolahragaan Universitas Negeri Padang.

    3. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan KepelatihanOlahraga.

    4. Bapak Drs. Afrizal S, M.Pd dan Drs.Suwirman, M.Pd. selaku Pembimbing Idan Pembimbing II yang telah memberikan masukan dan arahan dalampengolahan dan penyusunan skripsi ini.

    5. Bapak Drs. Maidarman. M.Pd , Donie, S.Pd, M.Pd danRoma Irawan, S. Pd, M.Pd selaku tim penguji yang sudah banyak sekalimemberikan saran dan keritikan demi kesempurnaan skripsi ini.

    6. Kakak - kakak, Adek – adek dan teman – teman yang telahmemotivasi dan membantu dalam peneyelesaian penyusunan skripsi ini.

    Semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk Bapak/ Ibuk, dan teman-temanyang telah berikan, menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang berlipatganda dari Allah SWT. Amin ya Rabbal ‘Alamiin. Akhirnya penulis menyadaribahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan jauh dari sempurna.Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dansaran yang bersifat membangun dari semua pihak. Mudah-mudahan skripsi inibermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.

    Padang, Mei 2012

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

    ABSTRAK .............................................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ............................................................................ v

    DAFTAR ISI ......................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3

    C. Batasan Masalah………………………………………………….. 4

    D. Rumusan Masalah………………………………………………… 4

    E. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 5

    F. Manfaat penelitian………………………………………………... 5

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Kajian Teoritis

    1. Hakikat Pencak Silat…………………………………………… 7

    2. Hakikat Silat Tradisonal………………………………………... 8

    3. Sejarah…………………………………………………………. 9

  • vii

    4. Persyaratan Belajar Silat Tradisional……………………………. 12

    5. Gerakan Inti…………………………………………………….. 13

    B. Kerangka Konseptual………………………………………………. 14

    C. Pertanyaan Penelitian………………………………………………. 15

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian………………………………………………………. 16

    B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. 16

    C. Informan Penelitian…………………………………………………. 17

    D. Jenis dan Sumber Data………………………………………………. 17

    E. Instrumen Penelitian………………………………………………… 18

    F. Teknik Analisa Data………………………………………………… 18

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Sejarah Silat Tradisional……………………………………………… 20

    B. Persyaratan Belajar Silat Tradisional Kumango……………………….. 21

    C. Bentuk Gerakan Pokok Silat Tradisional Kumango……………………. 23

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan………………………………………………………….. 37

    B. Saran…………………………………………………………………. 37

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Kerangka konseptual………………………………………………. 19

    2. Langkah tuo 1……………………………………………………… 26

    3. Langkah tuo 2……………………………………………………… 26

    4. Pelaksanaan cakak…………………………………………………. 27

    5. Sambut cakak………………………………………………………. 27

    6. Tangkisan pisau……………………………………………………. 28

    7. Sambut pisau………………………………………………………. 28

    8. Sambut Rambah…………………………………………………… 29

    9. Pegangan tangan dan siku pada sambut ramba……………………. 29

    10. Sambut cancan……………………………………………………... 30

    11. Sambut ampang……………………………………………………. 30

    12. Tangkisan ampang…………………………………………………. 31

    13. Sambut patah tabu…………………………………………………. 31

    14. Patah tabu………………………………………………………….. 32

    15. Pola serangan antak siku…………………………………………... 32

    16. Sambut dalam antak siku…………………………………………... 33

    17. Pola tangkapan sandang…………………………………………… 33

    18. Sambut kabek……………………………………………………… 34

    19. Kuncian kabek …………………………………………………….. 34

    20. Pegangan ucaktangguang…………………………………………... 35

    21. Sambut ucak tangguang…………………………………………….. 35

  • ix

    22. Tangkok ucak lapeh…………………………………………………. 36

    23. Serangan ucak lapeh ………………………………………………… 36

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Data Informan …………………………………………….. 40

    Lampiran 2 : Pedoman Wawancara …………………………………….. 42

    Lampiran 3 : Jawaban Responden ………………………………………. 44

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang

    beranekaragam baik adat istiadat, tradisi, dan bahasa yang perlu dipelihara.

    Keanekaragaman ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya

    yang kompleks yang tak ternilai harganya dan sebagai cerminkan kepribdian

    bangsa. Sebagai bentuk wujud perhatian dan upaya pelestarikan kebudayaan,

    pemerintah telah menggariskan dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan

    Nasional bab 1 tentang ketentuan umum pasal 1 ayat 2 yang berbunyi :

    Keolahragaan Nasional adalah Keolahragaan yang berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945 yangberakar pada nilai-nilai Keolahragaan, Kebudayaan nasional Indonesia,dan tanggap terhadap tuntutan perkembangan Olahraga.

    Berdasakan kutipan diatas menunjukan bahwa dalam pelaksanaan

    pembangunan nasional sangat berintegrasi dengan pembangunan kebudayaan

    bangsa yaitu menciptakan masyarakat yang aman, adil dan makmur. Dari

    sekian banyak unsur kebudayaan nasional yang dimiliki bangsa Indonesia

    diantaranya adalah pencak silat. Pencak silat adalah seni beladiri bangsa

    Indonesia yang telah membudaya secara turun temurun dari nenek moyang

    sampai sekarang. Pencak silat selalu berkembang secara kuantitas dan

    kuantitas, hal ini dapat dilihat dari banyaknya perguruan pencak silat yang

    berkembang diseluruh nusantara bahkan sudah berkembang diberbagai

  • 2

    pelosok dunia. Pencak silat merupakan olahraga bela diri tradisional yang

    berfungsi sebagai bela diri dari bahaya yang mengancam diri.

    Di Sumatera Barat terdapat berbagai aliran silat yang sudah lama

    berkembang. Salah satunya silat tradisional Kumango yang terdapat di

    Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. Berdasarkan hasil wawancara

    dengan orang tua Silat dan beberapa pemuka masyarakat setempat, dahulunya

    silat tradisional Kumango berkembang dengan baik di Kecamatan Kupitan,

    bahkan sampai ke jorong-jorong.

    Didalam kehidupan masyaraka Nagari Padang Sibusuk, silat tradisional

    Kumango tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk bela diri tetapi juga

    berfungsi sebagai pertunjukan seni seperti memperingati hari Kemerdekaan 17

    Agustus, acara perkawinan, acara sunah rasul, dan lain-lain.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa silat tradisional

    Kumango kaya dengan nilai-nilai budaya dan bermanfaat bagi perwujudan

    manusia yang berkepribadian, berahklak mulia dan beriman kepada Tuhan

    yang Maha Esa. Dengan demikian sewajarnya silat tradisional Kumango ini

    dilestarikan dan dikembangkan agar senantiasa tetap terjaga sebagai

    kebudayaan yang ada dinagari Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan

    Kabupaten Sijunjung.

    Fenomena yang terjadi dilapangan saat ini silat tradisional Kumango

    berangsur hilang dari tradisi masyarakat Nagari Padang Sibusuk, seperti

    minimnya pengetahuan dan motivasi pemuda-pemuda Nagari Padang Sibusuk

    untuk mempelajari silat Kumango sehingga minat pemuda-pemuda Nagari

  • 3

    Padang sibusuk untuk berlatih rendah, selanjutnya tempat dan pelatih juga

    silat Kumango sudah sulit ditemukan, bahkan cerita-cerita tentang asal-usul

    silat tradisional Kumango ini telah berkurang di tengah-tengah masyarakat,

    rendahnya peranan pemerintah dan masyarakat dalam memperkenalkan silat

    tradisional Kumango pada pemuda, pengaruh perkembangan zaman yang

    semakin modren dimana pemuda lebih tertarik pada media-media elektronik

    yang menyediakan permainan yang lebih menarik dari pada silat Kumango

    serta faktor ekonomi yang yang semakin meningkat sehingga masyarakat

    lebih fokus dalam pemenuhan kebutuhannya hal ini mengakibatkan perhatian

    masyarakat menjadi kurang terhadap perkembangan silat Kumango.

    Berdasarkan kenyataan tersebut, silat tradisional Kumango perlu

    wadah pelestarian yang tepat, agar dapat dipertahankan dan dikembangkan di

    tengah masyarakat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian tentang Pencak Silat Kumango. Sehingga penulis dapat

    memperkenalkan, mempelajari, serta dapat memelihara kelestarian silat

    Kumango ditenga-tengah masyarakat, khususnya pada pemuda-pemuda di

    Nagari Padang Sibusuk Sijunjung.

    B. Identifikasi Masalah

    Bedasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat

    didefinisikan masalah sebagai berikut:

    1. Sejarah silat tradisional Kumango

    2. Silat tradisional Kumango saat ini tidak lagi berkembang dimasyarakat

  • 4

    3. Peran masyarakat dalam mengangkat silat tradisional Kumango agar dapat

    berkembang

    4. Minat masyarakat dalam mempelajari silat tradisional Kumango tersebut ?

    5. Upaya para guru-guru silat dalam mempertahankan silat tradisional

    Kumango

    6. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan silat tradisional

    Kumango

    7. Peranan pemerintah daerah dalam perkembangan silat tradisional

    Kumango

    8. Persyaratan belajar silat tradisional Kumango

    9. Bentuk gerakan pokok silat tradisional Kumango

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi

    dalam:

    1. Sejarah silat tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten

    Sijunjung

    2. Persyaratan belajar silat tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan

    Kabupaten Sijunjung

    3. Bentuk gerakan pokok silat tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan

    Kabupaten Sijunjung

  • 5

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi, pembatasan masalah,

    maka secara spesifik dapat dikemukakan rumusan masalah yang diteliti

    sebagai berikut :

    1. Bagaimana sejarah silat Kumango ?

    2. Apa saja persyaratan belajar silat Kumango ?

    3. Apa saja bentuk-bentuk gerakan pokok silat Kumango ?

    E. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan

    penjelasan atau informasi yaitu tentang :

    1. Sejarah atau asal-usul silat tradisional Kumango

    2. Persyaratan belajar silat tradisional Kumango

    3. Bentuk gerakan pokok silat tradisional Kumango

    F. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam

    mengembangkan pencak silat tradisional yang ada di Indonesia, yaitu:

    1. Memberikan sumbangan dalam melengkapi dan memperkaya hasil karya

    ilmiah, terutama dibidang pencak silat tradisional

    2. Bagi pemerintah daerah setempat, sebagai masukan dalam

    mengembangkan kembali silat tradisional Kumango

    3. Bagi masyarakat, sebagai pedoman dalam memotivasi diri untuk

    mempelajari silat tradisional Kumango

  • 6

    4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan

    keolahragaan tradisional dan sebagai pedoman nantinya untuk

    mengembangkan lebih jauh silat tradisional Kumango

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teoritis

    1. Hakikat Pencak Silat

    Pencak silat adalah nama seni bela diri bangsa indonesia, pencak silat

    merupakan dua kata yang telah di gabungkan dari kata pencak dan silat di

    beberapa daerah di Jawa lazim digunakan nama pencak. Sebagaimana

    Suwirman (2006:8) mengatakan bahwa:

    pencak mempunyai pengertian gerak dasar beladiri yang terikat padaperaturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silatmempunyai pengertian sebagai gerak beladiri yang sempurna yangbersumber kepada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diriatau kesejahteraan bersama menghindarkan diri atau bala ataubencana (perampok, penyakit, tenung, dan segala sesuatu yang jahatatau merugikan masyarakat).

    Selanjutnya Lazib dalam Jusni (1995:10), menjelaskan pencak dan silat

    sebagai berikut:

    (a). Pencak adalah gerakan serang bela yang berupa tari dan beriramadengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang biasanya untukpertunjukan umum; (b). Silat adalah intisari dari pencak, untukperkelahian membela diri mati – matian yang tidak dapatdipertunjukan di depan umum.

    Berdasarkan kutipan-kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kata

    pencak dan silat merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan erat

    untuk membentuk gerak dasar dan seni beladiri yang sempurna bertujuan

    untuk keselamatan diri, kesejahteraan bersama dan untuk menghindarkan

    diri dari segala malapetaka.

  • 8

    Kemudian Suwirman (2005:3) menjelaskan beberapa aspek yang

    terkandung dalam pencak silat, yaitu: olahraga, seni, beladiri dan sarana

    pembinaan mental spiritual”.

    Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pencak silat

    dalam perwujudannya pada masyarakat indonesia, berperan dan berfungsi

    sebagai olahraga, seni, beladiri, dan sebagai sarana pembinaan mental

    spiritual bangsa indonesia. Peran dan fungsi ini telah membudaya dan

    berkembang sejalan dengan pembangunan masyarakat indonesia.

    2. Hakikat Silat Tradisional

    Silat mempunyai pengertian sebagai gerak bela diri yang sempurna

    dan bersumber pada kerohanian yang suci murni, menggunakan keselamatan

    diri atau kesejahteraan bersama menghindarkan diri dari bencana

    (perampokan, penyakit dan segala sesuatu yang jahat atau merugikan

    masyarakat).

    Sumatera Barat yang lebih dikenal dengan nama silat, seperti yang

    dijelaskan oleh Efendi(2006:8)

    Silat merupakan olahraga tradisional yang telah turun menurun didaerah sumatera barat, dalam pengangkatan raja-raja, penghulu-penghulu an keramaian anak nagari lainnya, maka silat ditampilkandalam bentuk corak kesenian dimana diperlihatkan bunga-bunga silatyang dilahirkan dalam bentuk gerak seperti tari piring, tari babuai,tari rantak, dan lain-lain.

    Sejalan dengan itu Lazib dalam Zainal (2006:10) menjelaskan: “silat

    adalah intisari dari pencak, untuk membela diri mati-matian yang tidak

    dapat dipertunjukan didepan umum”.

  • 9

    Berdasakan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa silat dapat

    ditampilkan dalam seni pertunjukan seperti tari piring , randai dan lain -

    lain yang akan memperlihatkan bunga-bunga silat. Kemudian silat

    tradisional merupakan jenis bela diri yang masih bersifat tradisional belum

    pernah terpengaruh oleh budaya asing dan membudaya secara turun-

    temurun di Indonesia. Selanjutnya kedua pendapat ini menjelaskan bahwa

    silat yang masih bersifat tradisional ini ada yang dapat ditampilkan

    didepan umum dan ada yang tidak, silat yang tidak dapat ditampilkan

    didepan umum adalah bunga-bunga silat yang berupa jenis permainan dari

    pencak yang menampilkan gerakan sedangkan silat adalah intisari dari

    pencak yang bersifat beladiri yang tidak dapat ditampilkan didepan umum.

    Kemudian menurut Suwirman (1999:1) bahwa:

    pencak silat merupakan salah satu olahraga tradisional yang tumbuhdan berkembang di Indonesia disamping itu, pencak silat jugamerupakan beladiri yang telah dibudayakan dan dikembangkan olehnenek moyang bangsa Indonesia dan tersebar diseluruh pelosok tanahair, bukti telah berkembang di mancanegara.

    Berdasarkan pendapat diatas menjelaskan bahwa pencak silat

    merupakan salah satu jenis bela diri tradisional yang telah dibudayakan dan

    dikembangkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.

    3. Sejarah

    Sejarah adalah ilmu yang menceritakan tentang kejadian-kejadian yang

    terjadi di masa lampau yang dapat dibuktikan dengan benda-benda

    bersejarah atau pelaku sejarah itu sendiri, misalnya: sejarah tentang

  • 10

    perjuangan kemerdekaan Indonesia, sejarah kerajaan Minangkabau dan

    sejarah perkembangan pencak silat.

    Menurut W.H Fredirick dan Socri Suroto dalam Darwis (1999:2)

    menjelaskan bahwa: ”istilah sejarah diambil dari bahasa arab, syajara, atau

    syanjaratun berarti pohon; syanjarah an-nasab berarti pohon silsilah asal-

    usul, keturunan kemudian berkembang kata syajarah dalam bahasa melayu,

    dan akhirnya menjadi kata syajarah dalam bahasa Indonesia ”. Kemudian

    Ghazaiba dan Bertons dalam Hariyano (1995:51) menjelaskan istilah sejarah

    “sejarah berasal dari bahasa arab syajarah, mempunyai arti pohon atau

    silsilah, badad, tarikh, legenda, dan sebagainya”.

    Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah

    riwayat masa lampau, suatu riwayat yang menjelaskan asal dan proses suatu

    peristiwa. Dengan demikian sejarah merupakan taksiran suatu upaya

    pemikiran manusia dengan kekuatan dan kelemahannya masa tidak bisa

    dihindarkan lagi, tetapi sejarah pemikiran sejarah pemikiran yang digunakan

    manusia untuk mengerti diri dalam kerangka waktu, sama sekali tidak bisa

    dimatikan, maka istilah sejarah adalah sebagai gambaran silsilah atau

    keturunan salah satu bentuknya adalah silsilah yang menggambarkan asal-

    usul seorang penguasa.

    Berdasarkan pendapat mengenai pengertian sejarah Abdul Kiram dan

    Yeyen Kiram (2003:1) menyimpulkan pengertian sejarah sebagai berikut:

    “sejarah adalah merupakan perhatian segala bangsa atau manusia.Dimana dalam perjalanan hidupnya dari masa ke masa penuh denganperjuangan dalam pengertian luas, yang memuat tidak hanyakeberhasilan namun juga kegagalan yang bermanfaat tidak hanya

  • 11

    untuk dirinya sendiri, namun juga bagi masyarakat luas sesudahnya,hingga tempo yang tidak terbatas”.

    Sejalan dengan itu Iim Imanudin, S.S (2004:1) juga menjelaskan:

    sejarah merupakan disiplin ilmu yang dinamis terus mengalamiperkembangan, baik menyangkut sisi metode maupun metode baginya,sejarah baru dengan genrenya sejarah struktural menggunakanpendekatan Dari berbagai dimensi yang dikenal denganpendekatanilmu sosial lain, seperti sosiologi, antropologi, ekonomi,politik, hukum, arkeologi, dan sebagainya.

    Berdasarkan pendapat diatas menjelaskan bahwa sejarah merupakan

    salah satu kejadian pernah dialami oleh seseorang dimasa yang lalu yang

    harus diperhatikan oleh setiap bangsa. ilmu sejarah merupakan ilmu yang

    dinamis berkembang sesuai dengan perkembangan zaman ilmu sejarah

    menggunakan pendekatan dengan ilmu sosial seperti ilmu sosiologi

    ,antropologi, ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Selanjutnya menurut

    Iskandar (1992:3) menjelaskan bahwa:

    sejarah adalah segala kejadian yang ada hubungannya dengan kegiatanmanusia, sedemikian rupa sehingga berpengaruh pada kehidupansosial ekonomi, politik dan kebudayaan serta berkembang sesuaidengan keadaan tempat dan waktu. Setiap gerak sejarah selalumempunyai perkembangan.

    Sehubungan dengan hal diatas Suwirman (2006:1) menjelaskan

    bahwa:

    pencak silat merupakan salah satu jenis bela diri yang sudah tuaumurnya. Namun dari berbagai literatur yang tersedia tidak dapatdipastikan dari mana asalnya,kapan dan siapa yang menciptakannya.Oleh karena itu, sesuai dengan naluri dan kebutuhan hidup manusiayangcenderung untuk mempertahankan diri dari berbagai ancamanyang berasal dari lingkungannya , maka sejarah perkembangan pencaksilat akan dihubungkan dengan perkembangan sejarah manusia.

  • 12

    Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan adanya saling

    berhubungan antara sederet kejadian-kejadian sejarah, yang mana deretan

    tersebut sejajar menurut skala waktu. Kejadian sejarah tidak hanya terjadi

    pada seorang dan satu tempat saja, akan tetapi selalu terjadi akibat adanya

    saling hubungan antara sesama manusia, kemudian dapat diperluas antar

    daerah bahkan antar Negara. ketiga faktor sejarah yaitu faktor manusia,

    faktor tempat, dan faktor waktu, harus ada secara keseluruhan dan tidak

    dapat dipisahkan satu sama lain. Pencak silat merupakan salah satu sejarah

    yang sudah tua umurnya yang bersifat bela diri dan merupakan warisan

    peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia, maka sejarah pencak silat

    sejarah pencak silat tradisional kumango dapat dihubungkan dengan

    perkembangan sejarah manusia yang berada di Padang sibusuk.

    4. Persyaratan Belajar Silat Tradisional

    Dalam penerimaan anak sasian (murid) dalam belajar silat ada

    beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang anak sasian (murid).

    Persyaratan tersebut sangat tergantung kepada guru-guru silat itu sendiri.

    Menurut Neldi (1986:29) menyatakan bahwa: “sebelum belajar silat, terlebih

    dahulu murid-murid harus menyediakan beberapa persyaratan yang

    diserahkan kepada guru”. Selanjutnya Zainal (2006:22) menjelaskan bahwa :

    “pada saat mendaftar atau saat belajar silat, seorang anak sasian (murid)

    harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus diserahkan kepada guru

    pada hari pertama belajar silat”.

  • 13

    Berdasarkan kutipan tersebut disimpulkan bahwa dalam mempelajari

    silat, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh anak sasian, baik

    persyaratan untuk diri sendiri maupun persyaratan menjadi murid.

    Persyaratan dalam belajar silat adalah merupakan alah satu sarat harus

    dipenuhi oleh seorang murid yang akan diserahkan kepada guru sebagai

    anak latihan. Setiap persyaratan yang diserahkan mempunyai arti dan makna

    tersendiri, tergantung pada masing-masing aliran silat itu sendiri.

    5. Gerak Inti

    Menurut Kiram (1999:9) bahwa: ”gerak adalah sebagai perubahan

    tempat, posisi dan kecepatan tubuh manusia yang terbagi dalam suatu

    dimensi, ruang, waktu, dan kecepatan tubuh manusia yang terbagi dalam

    dimensi, ruang, waktu, dan dapat diamati secara objektif ”. Kemudian Kiram

    (1992:1) menjelaskan gerakan merupakan sesuatu yang ditampilkan oleh

    manusia secara nyata dan dapat diamati. Namun manusia yang

    melatarbelakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan yang

    nyata dalam suatu unjuk kerja, sangat beranekaragam sesuai dengan hakekat

    keberadaan dan kebutuhan manusia yang penuh perbedaan. Sejalan dengan

    itu Suwirman (2006:14) menyatakan bahwa: “sebagai tahap awal dalam

    mepelajari pencak silat, berbagai sikap dan gerak dasar perlu dipahami dan

    dimantapkan. Dengan memahami dan mengusai sikap gerak dasar yang

    baik, maka akan memudahkan dalam mempelajari dan melakukan gerakan

    pembelaan dan serangan “.

  • 14

    Berdasarkan kutipan ini menjelaskan bahwa gerak dibutuhkan manusia

    untuk bekerja dan mempertahankan kehidupannya dari ancaman yang

    datang dari lingkungannya. Kemampuan gerak manusia sulit untuk

    mendapatkan kelangsungan hidup. Gerak merupakan suatu kenyataan yang

    ditemui dalam kehidupan sehari-hari, bahwa melalui gerak manusia

    berusaha untuk meraih sesuatu sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang

    menyangkut dengan kebutuhan kehidupannya seperti bekerja dan

    mempertahankan hidup dari ancaman yang datang dari lingkunganya. Tanpa

    gerak manusia sulit untuk melangsungkan kehidupannya didunia ini. Dalam

    belajar keterampilan pencak silat, gerak merupakan hal utama yang dimiliki

    seseorang, keterampilan gerak yang dituntut dalam pencak silat ini adalah

    gerak pokok dari gerakanya, pola langkah dan teknik penampilan gerak yang

    khas.

    B. Kerangka Konseptual

    Di dalam mengembangkan suatu silat tradisional Kumango perlu

    adanya variabel – variabel yang sesuai dengan pembahasan masalah dan

    kajian teori yang dapat di jelaskan secara konseptual variabel tersebut terdiri

    dari:

  • 15

    Gambar 1. Kerangka Konseptual

    C. Pertanyaan Penelitian

    1. Dari manakah asal-usul silat tradisional Kumango tersebut?

    2. Apa saja persyaratan belajar silat tradisional Kumango tersebut?

    3.Bagaimanakah bentuk gerakan pokok silat tradisional Kumango tersebut?

    Sejarah SilatKumango

    BentukGerak

    PersyaratanBelajar

    Pencak Silat KumangoKecamatan Kupitan

    Sijunjung

  • 16

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti maka penelitian ini

    termasuk penelitian kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Riduan (2000)

    menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang

    berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau

    berupa kata-kata dan biasanya didapat dari wawancara. Sehubungan dengan

    pendapat di atas, maka pada penelitian ini mengungkapkan tentang

    sejarah/asal-usul,persyaratan belajar silat dan bentuk gerak pokok silat

    tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung.

    B. Tempat dan Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kupitan Kabupaten

    Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Yang dimulai dari tanggal 12 november s/d 25

    januari. Alasan peneliti memilih Kecamatan Kupitan karena daerah tersebut

    mudah ditempuh dengan tranformasi darat, tempat yang dekat dengan

    perkotaan, dan peneliti sudah mengetahui bagaimana keadaan daerah ini,

    karena merupakan tempat kelahiran peneliti. Sehingga dapat mempermudah

    dalam meneliti silat tradisional Kumango.

  • 17

    C. Informan Penelitian

    Informan dalam penelitian ini terdiri atas Lima informan, yaitu satu

    informan kunci. Tiga informan utama dan satu informan tambahan, informan

    kunci berfungsi sebagai sumber untuk menentukan informan utama dan

    tambahan. Informan kunci yang digunakan adalah guru silat kumango yang

    masih hidup di kecamatan kupitan. Informan utama berfungsi sebagai sumber

    data utama dalam penelitian. Di dalam pelaksanaannya informan utama dibantu

    oleh informan tambahan yang berfungsi sebagai pengoreksi.

    D. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis

    Jenis data penelitian ini adalah jenis data primer yang diperoleh

    dari informan dari hasil wawancara dan observasi partisipan. Diharapkan

    dengan data tersebut dapat mengungkapkan tentang sejarah atau asal-usul,

    persyaratan belajar silat, dan bentuk gerakan pokok silat tradisional

    Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung.

    2. Sumber data

    Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka yang menjadi sumber

    data penelitian ini adalah para pemuka masyarakat , guru-guru silat dan

    anak sasian(murid) yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi

    partisipas

    E. Instrumen Penelitian

    Oleh karena tujuan penelitian ini untuk menggambarkan dan

    menungkapkan tentang silat tradisional di Kecamatan Kupitan, maka data

  • 18

    yang di kumpulkan menggunakan pedoman wawancara dan observasi

    partisipasi.

    F. Teknik Analisis Data

    Data yang diperoleh dianalisa sesuai dengan tujuan dan pernyataan

    penelitian, yaitu melalui analisis deskriptif yang digunakan untuk melihat,

    meninjau, mengamati dan mengungkapkan apa adanya pada saat penelitian

    dilakukan (Arikunto,1990).

    G. Penjelasan Istilah

    Untuk menghindari pendapat yang berbeda-beda terhadap istilah-istilah

    yang digunakan dalam penulisan ini, maka perlu dijelaskan agar tidak terjadi

    salah penafsiran dari pembaca. Istilah yang dimaksud adalah:

    1. Olahraga tradisional adalah olahraga yang berkembang secara turun

    temurun yang masih mempertahankan khasnya dan cirri-cirinya yang asli

    serta belum banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan asing (Benson

    dalam Putra, 2005:9). Olahraga tradisional yang dimaksud adalah silat

    tradisioanal Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung

    2. Perkembangan adalah menjadi berkembang, maju dan sempurna (W.J.S.

    Poerwadarminta dalam Putra, 2005:9). Perkembangan yang dimaksud

    adalah silat tradisional silat tradisional Kumango di Kecamatan Kupitan

    Kabupaten Sijunjung

    3. Pembinaan adalah setiap usaha meningkatkan serta usaha meningkatkan

    suatu kegiatan. Pembinaan yang dimaksud adalah silat tradisional

    Kumango di Kecamatan Kutipan Kabupaten Sijunjung

  • 19

    4. Sasaran adalah tempat berlatih ( gelanggang ). Sasaran silat ialah tempat

    berlatih silat

    5. Guru adalah orang yang kerjanya mengajar (W.J.S. Poerwadarminta dalam

    Putra, 2005:10). Guru silat ialah orang yang mengajar di perguruan silat.

    6. Anak Sasian adalah murid ( W.J.S. Poerwadarminta dalam Putra, 2005:10)

  • 20

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Dalam bab ini dikemukakan hasil penelitian mengenai Silat tradisional

    Kumango di Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung. Hasil penelitian ini

    berdasarkan temuan yang di peroleh dari hasil observasi dan wawancara lapangan.

    Hasil penelitian berupa sejarah silat Kumango, persyaratan dalam belajar silat

    Kumango, dan bentuk gerakan-gerakan pokok Silat tradisional Kumango di

    Kecamatan Kuipitan, Kabupaten Sijunjung.

    1. Sejarah Silat tradisional Silat tradisional Kumango

    Pada tahun 1938, Silat Kumango dibawa pertama kali dibawa ke Nagari

    Padang Sibusuk oleh Rajo Age Ojuang Sati, beliau belajar silat ini dengan gurunya

    yang bernama Muhammad Ali yang berasal dari daerah Medan, Sumatera utara,

    sedangkan Muhammad Ali belajar silat kumango dari Syekh Abdurrahman Al-

    Khalidi. Sekian lama Rajo Age Ojuang Sati merantau sepakat ingin pulang ke

    kampung halamannya, setibanya di kampung halaman Padang Sibusuk, mulailah

    Rajo Age Ojuang Sati mendirikan sasaran Silat dan mengajarkan silat kepada

    masyarakat di Nagari Padang Sibusuk, sejak di bukanya sasaran Silat di Padang

    Sibusuk mulailah pengembangan Silat Kumango. Pada tahun 1963 lanjut Rajo Age

    Ojuang Sati berpulang ke rahmatullah. Murid-murid beliau antara lain Ompang

    jalismi, Sutan Sandaro, Malin Ameh, Rajo Gobah, sedangkan murid beliau yang

    aktif mengembangkan Silat Kumango di Nagari Padang Sibusuk adalah Ompang

  • 21

    Jalismi. Hal ini kerena Ompang Jalismi yang bermukim di Nagari Padang Sibusuk

    sedangkan muridnya yang lain pergi merantau.

    Pada tahun 1963-1988 Ompang Jalismi yang menjadi generasi penerus

    sekaligus pelatih Silat Kumango Di Padang Sibusuk saat itulah masa jayanya dan

    berkembangnya silat kumango hampir seluruh anak muda di padang sibusuk balajar

    silat kumango. Menurut Ompang Jalismi secara keseluruhan Silat tradisional

    Kumango ini berkembang dengan pesat pada tahun 1943 s/d 1988, karena pada saat

    itu penduduk Padang Sibusuk beranggapan setiap anak laki-laki haruslah pandai Silat,

    bagi anak laki laki yang tidak mau belajar Silat akan merasa tersisihkan di

    masyarakat.

    Sejak tahun 1988 masyarakat Padang Sibusuk mulai kurang belajar Pencak

    Silat Kumango. Hal ini terjadi karena berbagai faktor diantaranya kemajuan

    teknologi, adanya jaminan keamanan dari pemerintah, dan banyaknya masyarakat

    pendatang dan menetap di Padang Sibusuk, remaja Padang Sibusuk kurang berminat

    untuk belajar Pencak Silat dan bahkan adat istiadat atau tradisi di Padang Sibusuk

    sehingga silat Kumango ini berangsur hilang di tengatengah masyarakat Padang

    Sibusuk.

    2. Persyaratan Belajar Silat Kumango

    Berdasarkan informasi yang didapat dalam penelitian ini menyatakan

    bahwa dalam penerimaan anak sasian (murid), tidak terdapat pembatasan bagi

    anak sasian (murid) untuk mempelajari silat ini, anak sasian (murid) dapat

    diterima dari seluruh lapisan masyarakat dengan tidak memandang latar belakang

    ekonominya, pendidikan, dan sukunya. persyaratan utama untuk belajar Silat

  • 22

    tradisional Kumango ini adalah murid yang sudah baliq (berakal), adanya

    kemauan, mempunyai fisik dan mental yang sehat dan kuat.

    Selain syarat utama ada persyaratan lain yang harus dipenuhi loeh anak

    sasian saat mendaftar yang diserahkan kepada guru pada hari pertama belajar silat.

    Persyaratan tersebut sudah sudah ketetapan dalam aliran Silat tradisional

    Kumango, saat seseorang ingin belajar silat tersebut. Adapun syarat tersebut

    sebagai berikut :

    a. Ayam satu ekor

    b. Kain putih sekabung

    c. Pisau

    d. Sisir

    e. Cermin

    Menurut informasi semua persyaratan tersebut diatas, mengandung makna

    tertentu dalam aliran silat tradisional Kumango ini.

    a. Ayam satu ekor

    Mengadakan selamatan, selamatan disini artinya pembuka dengan

    menyembelih ayam untuk mendarahi sasaran dan makan do’a selamat, kemudian

    makan bersama-sama saat memulai latihan. Selamatan ini adalah supaya

    didalam belajar kita dapat dilindungi allah SWT, sehingga terhindar dari bahaya

    yang nantinya dapat mengganggu dalam belajar Silat tradisional Kumango.

    b. Kain putih sekabung

    Kain putih sekabung maknanya adalah keputihan dan bersih jiwanya saat

    belajar Silat tradisional Kumango, dengan kata lain murid itu benar-benar ingin

  • 23

    menuntut ilmu tanpa mempunyai niat-niat tertentu untuk kejahatan. Demikian

    juga ilmu yang diajarkan ini diibaratkan sebagai kain putih bersih yang harus

    dijaga oleh murid agar jangan sampai dikotori oleh perbuatan yang tercela dan

    anak sasian harus pandai-pandai menggunakanya di tengah-tengah masyarakat.

    c. Pisau

    Pisau maknanya supaya berkat ilmu yang didapat dan tajam sehingga

    melekat didirinya ilmu Silat tradisional Kumango yang dipelajari.

    d. Sisir

    Sisir mempunyai makna setelah mempelajari silat kumango digunakan

    sebaiknya dan licin ketika bersilat

    e. Cermin

    Cermin dipergunakan untuk melihat dan berkaca, ketika memainkan silat

    tradisional kumango ini bisa dilihat dan ditonton oleh orang banyak, jadi silat

    tradisional kumango bisa di lihat oleh orang banyak.

    3. Bentuk Gerakan Pokok Silat Tradisional Kumango

    Dalam Silat Kumango ada beberapa tingkatan pelajaran. Mulai dari

    ”BATANG” yang berupa gerak-gerak pokok atau gerak dasar yang harus

    dikuasai secara tuntas (mahir) oleh pesilat. Batang inilah nanti yang menjadi

    dasar dari segala gerakan selanjutnya, gerakan itu antara lain pecahan pertama

    dan kedua, serta galuik. Pelajaran mengenai batang ini sangat penting karena

    tanpa penguasaan gerak-gerak dasar ini tingkatan-tingkatan lanjutan tidak dapat

    dikuasai.

  • 24

    Ada dua belas macam gerak dasar dalam Silat Kumango, yang dalam

    dunia persilatan sering disebut dengan jurus. Penulis tidak menggunakan istilah

    jurus untuk kedua belas gerakan tersebut karena dalam pengertian penulis, jurus

    adalah satu atau beberapa gerakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, baik

    menyerang maupun menangkis. Dalam silat kumango jurus dalam pengertian

    seperti itu tidak hanya dua belas. Kedua belas gerakan ini masih dapat

    berkembang menjadi beberapa gerakan dalam bentuk lain.

    Kedua belas gerakan ini sudah merupakan bentuk baku, dalam arti tidak

    boleh ditambah atau dikurangi. Ini tidak berarti bahwa silat ini tidak berkembang.

    Sebagai hasil budaya silat tentu saja akan berkembang sesuai dengan

    perkembangan zaman. Namun perubahan tentu saja tidak merombak sendi-sendi

    dasarnya. Pada silat kumango ini ada suatu wadah untuk menerima perubahan-

    perubahan yang dilafazkan dalam ungkapan ”cancang talandeh jadi ukia”. Setiap

    gerakan itu dapat saja berubah sesuai dengan kondisi dan situasi, misalnya dalam

    kondisi dan situasi tertentu gerakan pertama dapat berubah menjadi gerakan

    kelima dan sebagainya. Kedua belas gerakan dasar tersebut antara lain: (1)

    Langkah tuo, (2) Cakak, (3) Pisau, (4) Rambah, (5) Cancang, (6) Ampang, (7)

    Paatah tabu, (8) Antak siku, (9) Sandang, (10) Kabek, (11) Ucak tangguang, (12)

    Ucak lapeh

    Selain dari langkah tuo semuanya adalah nama-nama dari gerakan

    serang-bela, dan dalam hal ini lebih dititik beratkan pada belaan (sambuik).

    Istilah- istilah itu ada yang berdasarkan serangan dan ada pula yang berdasarkan

    belaan atau tangkisannya (sambuik). Ada satu hal yang perlu dijelaskan di sini,

  • 25

    bahwa mungkin saja gerakan-gerakan dalam silat ini sama bentuknya dengan

    silat lain. Hal itu adalah sesuatu yang lumrah juga terjadi karena silat adalah hasil

    akal budi manusia yang mempunyai induk budaya yang sama.

    Silat di Minangkabau didasari oleh akar budaya yang sama. Namun

    demikian perlu pula diingatkan bahwa suatu gerakan yang serupa dalam aliran

    silat yang berbeda secara lahiriah tidak berarti sama dalam hakekat dan tujuan,

    dan karenanya tidak dapat dijadikan dasar untuk menyamaratakan atau sebagai

    dasar untuk menyatakan adanya percampuran antara silat yang satu dengan yang

    lainya. Apalagi untuk menuduh bahwa silat yang satu mengambil gerakan silat

    yang lainya. Harus dibuktikan benar tidaknya, sebab yang serupa itu belum tentu

    sama “tahu dirupo urang mancaliak, tidak di raso urang mamakan”. Bentuk

    gerakan dan penjelasan dari setiap gerakan tersebut satu persatu.

    1. Langkah Tuo

    Gerakan ini merupakan unsur terpenting dalam Silat tradisional kumango,

    ia merupakan dasar dari semua gerakan yang ada. Ada satu hukum yang berlaku

    dalam Silat ini” mati jo langkah, iduik jo langkah”. Artinya semua gerakan dalam

    silatbaik menyerang, menangkis, mengunci dan membuka kuncian haruslah

    dengan langkah, misalnya mati langkah satu iduik langkah duo, mati di langkah

    duoiduk ka langkah tigo begitu seterusnya.

  • 26

    Gambar 1:

    Dalam posisi ini kedua pesilatmelakukan gerakan menarik kaki kanankebelakang, kedua lutut di bengkokkanatau di patahakan, badan turun sedikitdengan posisi tetap tegak lurus. Kepaldipalingkan sedikit ke kiri tangan kiridikepalkan dan siku di bengkokkan,kepalan sejajar dengan bahu kiri, tangankanan dikepalkan berada didepan perutatau dada.

    Gambar 1 : Langkah Tuo 1.

    Gambar 2 :

    Dengan bersumbu pada tumit kiri danujung jari kaki kanan badan di putar (di gelek) ke kiri. Tangan kanan dan jariterbuka dimajukan ke depan melaluibawah lengan kiri, tangan kiri di tarikke depan dada atau perut hingga bahukanan menghadap lawan.

    Gambar 2 : Langkah Tuo 2.

    2. Cakak

    Suatu serangan agar mencapai sasaranya haruslah menggunakan gerakan-

    gerakan tertentu yang dapat juga di katakan sebagai hukum menyerang. Gerakan

    ini harus dilakukan penuh perhitungan terhadap segala kemungkinan yang akan

    terjadi “basiang sabalun tumbuah, malantai sabalun luluih”

  • 27

    Gambar 3 :

    Posisi pesialat A adalah menyerangdengan tinju kanan diarahkan kekepala dan kaki kana menendang kearah perut, sedangkan pesilat B menantiserangan.

    Gambar 3 : Pelaksanaan Cakak

    Gambar 4 :

    Posisi pesilat A menangkap dengantangan kiri dan memilin ( memutar )pergelangan tangan dengan erat,sedangkan pesilat B melakukanserangan berusaha melepaskan tanganyang ditangkap.

    Gambar 4 : Sambut Cakak ( Pilin )

  • 28

    3. Pisau

    Serangan pisau adah serangan yang diarahakan ke perut atau ke dada.

    Gambar 5 :

    Posisi pesilat A melakukan serangpisau dengan tangan kanan mengarahkedada lawan, sedangkan kaki kananmenendang dengan arah sasaran perut.Posisi pesilat B menangkis seranganpisau dengan tangan kanan, sedangkansiku kiri menangkis tendangan kaki.

    Gambar 5 : Tangkisan Pisau.

    Gambar 6 :

    Posisi pesilat A menangkap danmemilin tangan, menekan siku lawan.Posisi pesilat B berusaha melepaskantangan yang di pilin lawan.

    Gambar 6 : Sambut Pisau

  • 29

    4. Rambah

    Rambah adalah suatu bentuk serangan dengan menggunakan sisi telapak

    tangan yang daerah sasaranya adalah leher.

    Gambar 7 :

    Posisi pesilat A melakukan tangkapandari luar serangan dengan menagkapkepala dari samping dengan tangankiri dan tangan kana siap merambahleher lawan. Posisi pesilat Bmelakukan serangan tangan kedepandan bersiap melakukan pelepasanserangan lawan.

    Gambar 7 : Sambut Rambah

    Gambar 8 :

    Posisi pesilat A melakukan serangandengan menggunakan sisi telapaktangan kanan ( rambah ).Posisi pesilatB menangkap serangan denganmemilin (memutar) tangan lawan.

    Gambar 8 : Pegangan tangan dan siku pada sambut rambah.

  • 30

    5. Cancang

    Cancang adalah semacam serangan dengan telapak tangan.

    Gambar 9 :

    Pesilat A menghindari seranganlawanyang berusaha menyerangkepala dengan menangka tanganlawan.

    Gambar 9 : Sambut Cancang

    6. Ampang

    Serangan ini samapa polanya dengan cakak.Gambar 10 :

    Posisi pesilat A menyambut seranganyang di arahkan lawan kearah kepala.Posisi pesilat B mengarahkan pukulancancang kearah kepala dan berhasil ditangkap oleh pesilat A.

    Gambar 9 : Sambut Ampang

  • 31

    Gambar 11 : Tangkisan Ampang

    7. Patah Tabu

    Serangan maupun sambut patah tabu inisama polanya dengan ampang.

    Gambar 12 : Sambut Patah Tabu

    Gambar 11 :

    Posisi pesilat A melakukan serangandengan tangan kanan dan kakikanan. Posisi pesilat B menyambutserangan dengan tangan kanan dansikut kiri.

    Gambar 12 :

    Posisi pesilat A menangkapserangan tangan kanan lawandengan posisi tangan kananmengunci pergelangan tanganlawandan tangan kiri berada disiku yang siap untuk di patahkan.Posisi pesilat B melakukanserangan dengan tangan kananmeninju kea rah dada lawan danberusaha melepaskan tangan yangdi tangkap dan siap untuk dipatahkan.

  • 32

    Gambar 13 : Patah Tabu

    8. Antak Siku

    Antak siku yang mempunyai pola serangan dan pola sambut hampir sama

    dengan patah tabu.

    Gambar 14 : Pola Serangan Antak Siku

    Gambar 13 :

    Posisi pesilat A melakukanserangan dengan tangan kiri.Posisi pesilat B menangkapserangan memegang pergelangantangan dengan tangan kiri danmenekan siku dengan lutut kananyang siap untuk di patahkan.

    Gamabar 14 :

    Posisi pesilat A menangkapserangan tangan denganmemegang pergelangan tangandan menarik sedikit ke depan dansiap melakukan serangan dengansiku kearah kepala lawan. Posisipesilat B melakukan serangandengan tangan kanan danmenangkis serangan antak sikulawan.

  • 33

    Gambar 15 : Sambut Dalam Antak Siku

    9. Sandang

    Sandang adalah pembelaaan dengan kekuata bahu.

    Gambar 16 : Pola Tangkapan Sandang

    Gambar 15 :

    Posisi pesilat A menangkapserangan lawan memegangpergelangan tangan di angkatkeatas dengan tangan kiri dantangan kanan berada di bahulawan. Posisi pesilat B dengankeadaan posisi terkunciberusaha untuk melepaskankuncian lawan

    Gambar 16 :

    Posisi pesilat A melakukanpembelaan dari serangan lawanmemegang telapak tangan lawandengan kedua telapak tangan danmengangkat tangan lawan keatasbahu lawan siap di sandangdengan kekuatan bahu badandorongan badan.

  • 34

    10. Kabek

    Kabek adalah mengikat atau mengunci hingga lawan tidak bias melakukan

    gerakan apapun.

    Gambar 17 : Sambut Kabek

    Gambar 18: Kuncian Kabek

    Gambar 17 :

    Posisi pesilat A melakukankuncian tangan kiri memegangpergelangan tangan kananlawan tangan kananmemegang siku dan akanmelakukan tarikan tanganlawan ke belakang sedngkankaki kiri menginjak kaki kiribagian belakang lawan.

    Gamabar 18 :

    Posisi pesilat A melakukankuncian dari belakangsehingga posisi pesilat Btakabek ( terikat)

  • 35

    11. Ucak Tangguang

    Ucak tangguang adalah gerakan melempar lawan tetapi tidak dengan

    melepaskan lawan dari pegangan.

    Gambar 19 : Pegangan Ucak Tangguang

    Gambar 20 : Sambut Ucak Tangguang

    Gamabar 19 :

    Posisi pesilat A menangkapserangan lawan memutartangan ke belakang dengantangan kiri dan memukulrahang lawan dengan tinjukanan.

    Gambar 20 :

    Pesilat A menangkap serangantinju lawan yang mengarah kedada, menangkap dengan kedua tangan, tangan kanandiatas pergelangan tangankanan lawan dan tangan kirimemegang pergelangan bawahdan siap untuk melemparlawan.

  • 36

    12. Ucak Lapeh

    Ucak Lapeh adalah gerakan melempar lawan dengan melepaskan lawan dari

    pegangan.

    Gambar 21 : Tangkok Ucak Lapeh

    Gambar 22 : Serangan Ucak Lape

    Gambar 21:

    Pesilat A menangkapserangan dan memutartangan lawan kebelakangsehingga posisi pesilat Aberada pas di belakangpesilat B.

    Gambar 22 :

    Pesilat A menagkapserangan lawan dengantangan kiri memegangtangan kanan lawansedangkan tangan kananmencengkram wajahdengan sasaran jari tengahberada dalam matasedangkan ibu jari menekanleher.

  • 37

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai hasil penelitian yang telah

    dilakukan serta pembahasan yang telah di kemukakan, maka dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Sejarah silat tradisional kumango ini menurut informan yaitu pada saat

    wawancara,memberikan keterangan bahwa silat ini berkembang sekitar tahun

    1934. Silat ini menurut informan berasal dari daerah kumango Batu sangkar

    dan dibawa ke medan sumatera utara dari medan silat ini di bawa ke padang

    sibusuk kecamatan kupitan oleh Rajo Age Ojuang Sati

    2. Persyaratan yang harus di penuhi untuk belajar silat ini menurut informan

    yaitu adalah mengadakan selamatan, ayam satu ekor, kain putih sekabung,

    pisau, sisir, cermin, masing-masing persyaratan tersebut menurut informan

    mempunyai makna yang berbeda

    3. Gerakan pokok silat tradisional kumango menurut informan mengatakan

    bahwa secara umum ada pada kecepatan tangan pola langkah dan permainan

    serang bela seperti serangan tangkisan, elakan dan tangkapan.

    B. Saran

    Untuk mengembangkan dan melestarikan silat tradisional kumango ini di

    tengah-tengah masyarakat di masa yang akan datang, maka saran yang dapat penulis

    sampaikan untuk usaha mengembangkannya adalah :

  • 38

    1. Perlu di adakan lagi suatu penelitian lanjutan,guna mendapat informasi yang

    lebih jelas tentang sejarah pencak silat kumango di Kecamatan Kupitan

    Kabupaten Sijunjung di samping untuk memperoleh`data yang lebih lengkap.

    2. Diharapkan adanya perhatian pemerintah daerah setempat supaya dapat

    memberikan bantuan serta motivasi yang tinggi terhadap guru-guru pencak

    Silat Kumango ini

    3. Diharapkan kepada Guru-guru pencak Silat Tradisonal kumango dapat

    menerima pembaharuan dan memodifikasi persyaratan secara bertahap

    sehingga generasi muda tertarik untuk belajar silat tradisional Kumango ini

    serta di dalam memberikan materi gerakan Pencak Silat secara bervariasi dan

    bertahap dari yang mudah ke yang sulit sehingga anak sasian tidak merasa

    bosan dan setiap materi yang diberikan. Sehingga materi tersebut dapat

    dipahami dan dilakukan dengan baik.

    4. Diharapkan kepada generasi muda didaerah sebaiknya mempelajari silat

    daerahnya karena silat sangat berguna sekali untuk menjaga keselamatan

    bekal diri untuk menjaga dari bencana yang akan mengancam.

    5. Diharapkan agar Pencak Silat Tradisonal ini di masukkan ke dalam mata

    pelajaran olahraga dan dikembangkan di sekolah seperti: SMP dan SMA di

    Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung

  • 39

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

    Iskandar, Atok dkk. 1992. Ketetapan MPR No.IV/MPR/1993 Garis-garis besar

    Haluan Negara

    Johor, Zainul. 2004. Buku Ajar Pencak Silat. FIK UNP: Padang.

    Jusni. 1995. Hubungan antara kecepatan reaksi dan kelincahan terhadap

    prestasi pencak silat pendalaman mahasiswa FPOK IKIP Padang.TESIS.

    FPOK IKIP: Padang.

    Kiram, Yanuar. 1992. Belajar motorik. Jakarta: Depdikbud Dikti.

    Poerwadarmita W. J. S. 1984. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.

    Balai Pustaka

    Riduan. 2002. Variabel-variabel Penelitian. Bandumg: Afabeta.

    Siregar, MF. 1980. Ilmu Pengetahuan Melatih. Jakarta: proyek pembinaan dan

    Aktivitas massa.

    Suwirman. 2006. Pencak Silat Padang : FIK UNP

    Trannova Nora. 2006. Tari Sado Dinagari Pitalah Kecamatan Batipuh

    Kabupaten Tanah Datar Tinjauan Koreografi Padang : FBBS UNP

    Yandri. 2004. Pembinaan prestasi sepak takraw kabupaten kerinci Propinsi

    Jambi. FIK UNP: Padang

    Zulman. 1995. Pembinaan Pencak Silat di sekolah Dasar. Tesis. FPOK IKIP:

    Padang

  • 40

    Lampiran 1

    Data Imforman

    A. Informan Kunci

    Nama : Jalismi Ompang Sati

    Tempat Wawancara : Rumah

    Umur : 72 tahun

    Pekerjaan : Petani

    Alamat : Jorong Pasi

    B. Informan Utama

    1) Nama : Badarudin Sutan Marajo

    Tampat Wawancara : Rumah

    Umur : 62 tahun

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Alamat : Jorong Guguak Tinggi

    2) Nama : Rasyad Malin Ameh

    Tempat Wawancara : Rumah

    Umur : 58 tahun

    Pekerjaan : Pedagang

    Alamat : Jorong Tapi Balai

    3) Nama : Amri Mangkuto Alam

    Tempat Wawancara : Rumah

    Umur : 55 tahun

    Pekerjaan : Wiraswasta

  • 41

    Alamat : Jorong Korong Gadang

    C. Informan Tambahan

    Nama : Afrizal Zuki

    Tempat Wawancara : Rumah

    Umur : 49 tahun

    Pekerjaan : Guru

    Alamat : Muaro Gambok

  • 42

    Lampiran 2

    Pedoman Wawancara

    1. Menurut sepengetahuan bapak sejak kapankah pencak silat kumango ini

    berkembang dikecamatan kupitan?

    2. Siapakah yang mula-mula mengembangkan pencak silat kumango ini

    dikecamatan kupitan?

    3. Menurut sepengetahuan bapak dari manakah asal usul pencak silat

    kumango ini?

    4. Sejauhmana usaha dari perguruan untuk mengembangkan pencak silat

    kumango ini?

    5. Bagaiman usaha dari perguruan untuk memperkeenalkan pencaksilat

    kuamngo ini?

    6. Apa saja saran dan prasarana yang diperlukan anak sasian(muri) dalam

    belajar pencaksilat kumango di kecamatan kupitan?

    7. Apa saja yang diperluan anak sasian dalam belajar pencak silat kumango

    ini?

    8. Apa syarat yang harus dipenuhin oleh sesorang untuk belajar pencak silat

    kumango?

    9. Umur berapakah yang bpaling baik untuk beelajar pencak silat tradisional

    pencak silat kumango?

    10. Dimana sajakah adanya sasarna pencak silat kumango ini?

    11. Sudah berapa tahun bapk mengajar pencak silat kumango ini?

  • 43

    12. Pernahkah pencak silat tradisional kumango ini dipertandingkan pada

    kejuaraan-kejuaraan pencak silat?

    13. Apakah ada perbedaan antara gerakan pencak silat tradisional kumango ini

    dengan aliran silat lainnya dikecamatan kupitan?

    14. Apa saja manfaatnya kalu kita mempelajari pencak silat kumango ini dan

    apa pula ruginya kalau kita tidak mempelajarinya?

    15. Apakah ada peranan pemerintah dalam usaha pengembangan pencak silat

    kumango ini di kecamatan kupitan?

    16. Apa saran-saran bapak dalam usaha mengembangkan pencak silat

    kumango kepada masyarakat?

  • 44

    Lampiran 3

    Jawaban Responden

    1. Jawaban dari Jalismi Ompang Sati

    Memurut pak jalismi pencak silat tradisional kumango berkembang

    di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang dibawa oleh rajo age ojuang

    sati dari negeri kumango batu sangkar. Usaha perguruan untuk

    mengembangkan pencak silat kumango ini yaitu dengan memperkenalkan

    kepada masyarakat dan setelah itu, masyarakat yang akan datang dengan

    sendirinya untuk belajar keperguruan sampai kehendak yang diinginkan

    tercapai. Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar

    penca silat kumangao adalah lapangan terbuka yang bisa untuk bermain

    silat, serta adanya niat dan kemauan yang tinggi dari anak sasian. Adapun

    syarat-syarat yang diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat kumngo

    adalah satu helai kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir dan

    Cermin. Umur yang ideal untuk belajar pencak silat kumango sebaiknya

    dimulai dari umur balig atau 17 tahun keatas. Sasaran pencak silat

    kumango pada saat sekarang hanya tinggal yang satu ini. Saya mengajar

    pencak silat kumango ini sudah sejak tahun 1972 sampai sekarang, kira-

    kira sudah mencapai 40 tahun.

    Pencak silat kumango tidak pernah dipertandingkan, karena tujuan

    pencak silat kumango bukan untuk dipertandingkan melainkan pelindung

    diri. Perbedaanya dengan pencak silat lain pasti ada, contohnya saja dari

    langkahnya sudah beebeda dengan silat-silat yang lain. Adapun

  • 45

    manfaatnya kita mempelajari pencak silat kumango yaitu dapat

    menghidarkan dari pertengkaran antar sesama anggota masyarakat, dan

    adapun ruginya yaitu manusia itu akan selalu menghadang musuh yang

    datang. Sejauh ini peranan pemerintah untuk mengembangkan pencak silat

    kumango tidak ada sama sekali dan sedikit kalau saya boleh bersaran, saya

    hanya ingin ada pandangan pemerintah terhadap perkembangan pencak

    silat kumango, sehingga pencak silat kumango ini tidak akan hilang begitu

    saja karena kurangnya perhatian pemerintah.

    2. Jawaban dari Badarudin Sutan Marajao

    Memurut pak Sutan pencak silat tradisional kumango berkembang

    di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang kembangkan oleh rajo age

    ojuang sati, pencak silat kumango ini beraal dari negeri kumango batu

    sangkar. Usaha-usaha yang dilakukan oleh perguruan untuk

    mengembangkan pencak silat kumango ini yaitu dengan cara merekrut

    masyarakat yang mau belajar dengan niat yang ihkalas untuk kemajuan

    dan perkembangan pencak silat sampai tujuan yang akan dicapainya dalam

    belajar tercapai.

    Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar pencak silat

    kumangao adalah lapangan terbuka yang bisa untuk bermain silat, serta

    adanya niat dan kemauan yang tinggi dari anak sasian. Adapun syarat-

    syarat yang diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat kumngo adalah

    satu helai kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir dan Cermin.

    Umur yang ideal untuk belajar pencak silat kumango sebaiknya dimulai

  • 46

    dari umur balig atau 7 tahun keatas. Sasaran pencak silat kumango pada

    saat sekarang hanya tinggal yang satu ini.

    Saya mengajar pencak silat kumango ini sudah sejak tahun 1978

    sampai sekarang, kira-kira sudah mencapai 34 tahun. Pencak silat

    kumango tidak pernah dipertandingkan, karena tujuan pencak silat

    kumango bukan untuk dipertandingkan melainkan pelindung diri.

    Perbedaanya dengan pencak silat lain pasti ada, salah atunya adalah salam.

    Adapun manfaatnya kita mempelajari pencak silat kumango yaitu dapat

    menghidarkan dari pertengkaran antar sesama anggota masyarakat, dan

    adapun ruginya yaitu manusia itu akan selalu menghadang musuh yang

    datang. Peran pemerintah untuk mengembangkan pencak silat kumango di

    kecamatan kupitan belum ada, adapun saran saya yaitu agar pemerintah

    memperhatikan perkembangan silat-silat tradisional yang ada di Indonesia

    pada umunya dan kecamatan kupitan pada khususnya.

    3. Jawaban dari Rasyad Malin Ameh

    Memurut pak Rasyad pencak silat tradisional kumango

    berkembang di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang dibawa oleh rajo

    age ojuang sati dari negeri kumango batu sangkar. Usaha perguruan untuk

    mengembangkan pencak silat kumango ini yaitu dengan memperkenalkan

    kepada masyarakat dan setelah itu, masyarakat yang akan datang dengan

    sendirinya untuk belajar keperguruan sampai kehendak yang diinginkan

    tercapai. Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar

  • 47

    penca silat kumangao adalah lapangan terbuka yang bisa untuk bermain

    silat, serta adanya niat dan kemauan yang tinggi dari anak sasian.

    Syarat-syarat yang diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat

    kumngo adalah satu helai kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir

    dan Cermin. Umur yang ideal untuk belajar pencak silat kumango

    sebaiknya dimulai dari umur balig atau 10 tahun keatas. Sasaran pencak

    silat kumango pada saat sekarang hanya tinggal yang satu ini. Saya

    mengajar pencak silat kumango ini sudah sejak tahun 1982 sampai

    sekarang, kira-kira sudah mencapai 30 tahun. Pencak silat kumango tidak

    pernah dipertandingkan, karena tujuan pencak silat kumango bukan untuk

    dipertandingkan melainkan pelindung diri. Perbedaanya dengan pencak

    silat lain pasti ada, contohnya saja dari langkahnya sudah beebeda dengan

    silat-silat yang lain.

    Manfaatnya kita mempelajari pencak silat kumango yaitu dapat

    menghidarkan dari pertengkaran atau menahan diri dari perkelahian antar

    sesama anggota masyarakat, dan adapun ruginya yaitu manusia itu akan

    selalu menghadang musuh yang datang. Sejauh ini peranan pemerintah

    untuk mengembangkan pencak silat kumango tidak ada sama sekali dan

    saya bersaran terhadap anak sasian untuk tidak menyalah gunakan apa

    yang sudah dipelajari serta kepada pemerintah, agar memperhatikan

    perkembangan pencak silat kumango agar tidak menghialng dari tengah-

    tengah masyarakat begitu saja.

  • 48

    4. Jawaban dari Amri Mangkuto Alam

    Penjelasan dari pak Amri bahwa pencak silat tradisional kumango

    berkembang di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang dibawa oleh rajo

    age ojuang sati, asala mula pencak silat kumango adalah dari negeri

    kumango batu sangkar. Usaha perguruan untuk mengembangkan pencak

    silat kumango ini yaitu dengan memperkenalkan kepada masyarakat dan

    setelah itu, masyarakat yang akan datang dengan sendirinya untuk belajar

    keperguruan sampai kehendak yang diinginkan tercapai. Adapun sarana

    dan prasarana yang diperlukan dalam belajar penca silat kumangao adalah

    lapangan terbuka yang bisa untuk bermain silat, serta adanya niat dan

    kemauan yang tinggi dari anak sasian. Adapun syarat-syarat yang

    diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat kumngo adalah satu helai

    kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir dan Cermin. Umur yang

    ideal untuk belajar pencak silat kumango sebaiknya dimulai dari umur

    balig atau 17 tahun keatas. Sasaran pencak silat kumango pada saat

    sekarang hanya tinggal yang satu ini.

    Saya mengajar pencak silat kumango ini sudah sejak tahun 1985

    sampai sekarang, kira-kira sudah mencapai 27 tahun. Pencak silat

    kumango tidak pernah dipertandingkan, karena tujuan pencak silat

    kumango bukan untuk dipertandingkan melainkan pelindung diri.

    Perbedaanya dengan pencak silat lain pasti ada, salah satunya adalah

    langkah awal. Adapun manfaatnya kita mempelajari pencak silat kumango

    yaitu dapat menghidarkan dari pertengkaran antar sesama anggota

  • 49

    masyarakat, dan adapun ruginya yaitu manusia itu akan selalu

    menghadang musuh yang datang. Sejauh ini peranan pemerintah untuk

    mengembangkan pencak silat kumango tidak ada sama sekali dan sedikit

    kalau saya boleh bersaran, saya hanya ingin ada pandangan pemerintah

    terhadap perkembangan pencak silat kumango, sehingga pencak silat

    kumango ini tidak akan hilang begitu saja karena kurangnya perhatian

    pemerintah.

    5. Jawaban dari Afrizal Zuki

    Mendengar penjelasan dari pak AfrizL pencak silat tradisional

    kumango berkembang di kecamatan kupitan sejak tahun 1938 yang

    dibawa oleh rajo age ojuang sati dari negeri kumango batu sangkar. Usaha

    perguruan untuk mengembangkan pencak silat kumango ini yaitu dengan

    memperkenalkan kepada masyarakat dan setelah itu, masyarakat yang

    akan datang dengan sendirinya untuk belajar keperguruan sampai

    kehendak yang diinginkan tercapai.

    Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam belajar penca silat

    kumangao adalah lapangan terbuka yang bisa untuk bermain silat, serta

    adanya niat dan kemauan yang tinggi dari anak sasian. Syarat-syarat yang

    diperlukan oleh anak sasian untuk belajar silat kumngo adalah satu helai

    kain putih dengan panjang 4 meter, Pisau, Sisir dan Cermin. Umur yang

    ideal untuk belajar pencak silat kumango sebaiknya dimulai dari umur

    balig atau 6-7 tahun keatas. Sasaran pencak silat kumango pada saat

    sekarang hanya tinggal yang satu ini. Saya mengajar pencak silat kumango

  • 50

    ini sudah sejak tahun 1982 sampai sekarang, kira-kira sudah mencapai 30

    tahun.

    Pencak silat kumango tidak pernah dipertandingkan, karena tujuan

    pencak silat kumango bukan untuk dipertandingkan melainkan pelindung

    diri. Perbedaanya dengan pencak silat lain pasti ada, contohnya saja dari

    langkahnya sudah beebeda dengan silat-silat yang lain. Manfaatnya kita

    mempelajari pencak silat kumango yaitu dapat menghidarkan dari

    pertengkaran atau menahan diri dari perkelahian antar sesama anggota

    masyarakat, dan adapun ruginya yaitu manusia itu akan selalu

    menghadang musuh yang datang. Sejauh ini peranan pemerintah untuk

    mengembangkan pencak silat kumango tidak ada sama sekali dan saya

    bersaran terhadap anak sasian untuk tidak menyalah gunakan apa yang

    sudah dipelajari serta kepada pemerintah, agar memperhatikan

    perkembangan pencak silat kumango agar tidak menghialng dari tengah-

    tengah masyarakat begitu saja.

  • 51

  • 52

  • 53