2007-3-00484-TIAS Bab 2

29
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman (Apple, tahun 1990: 2). Tata letak pabrik juga merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi perancangan fasilitas (Facilities design). Facilities design sendiri terdiri dari pelokasian pabrik (plant location) dan perancangan gedung (building design) dimana sebagaimana diketahui bahwa antara tata letak pabrik (plant layout) dengan penanganan material (material handling) saling berkaitan erat (Fred E. Meyers , tahun1993 : 1). Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan, disamping itu akan menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat bila penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif.

Transcript of 2007-3-00484-TIAS Bab 2

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

    Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk

    konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada

    umumnya digambarkan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik

    (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan

    antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang

    diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman (Apple, tahun

    1990: 2). Tata letak pabrik juga merupakan salah satu bagian terbesar dari suatu studi

    perancangan fasilitas (Facilities design). Facilities design sendiri terdiri dari

    pelokasian pabrik (plant location) dan perancangan gedung (building design) dimana

    sebagaimana diketahui bahwa antara tata letak pabrik (plant layout) dengan

    penanganan material (material handling) saling berkaitan erat (Fred E. Meyers ,

    tahun1993 : 1).

    Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan daerah

    kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan, disamping itu akan menjamin

    keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat bila

    penyusun tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif.

  • 13

    2.2 Latar Belakang Perlunya Tata Letak Pabrik

    Dalam suatu pabrik banyak dijumpai berbagai macam fasilitas produksi agar suatu

    kegiatan operasional produksi dapat berjalan dengan lancar, baik berupa mesin,

    peralatan produksi, pekerja dan fasilitas penunjang lainnya yang harus disediakan dan

    ditempatkan pada tempat masing-masing agar berfungsi secara optimal. Perancanaan

    tata letak pabrik akan senantiasa diperlukan oleh perusahaan, selain alasan tersebut

    diatas beberapa alasan lain adalah sebagai berikut (Wignjoesoebroto, tahun 1990: 65)

    1. Adanya perubahan rancangan produk yang mencolok dari produk lama,

    dikarenakan rancangan produk lama sudah tidak diminati oleh pasar.

    2. Adanya produk baru

    Penambahan produk baru yang akan diproduksi, akan mengakibatkan

    perubahan pada tata letak pabrik.

    3. Adanya perubahan kapasitas produksi yang besar

    Meningkatnya jumlah permintaan barang akan berpengaruh terhadap tata

    letak pabrik, oleh karena itu perlu dievaluasi kembali secara cepat, karena

    dimungkinkan adanya penambahan jumlahmesin baik baru maupun lama.

    4. Sering terjadinya kecelakaan pada proses produksi

    Jika dalam suatu pabrik sering terjadi kecelakaan kerja, maka layout perlu

    ditinjau kembali agar keselamatan kerja dan keamanan dapat terjamin.

    5. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan atau sehat

  • 14

    Kondisi kerja yang bising, kotor ataupun suhu udara yang terlalu panas atau

    dingin dalam pabrik sangat mempengaruhi kerja daripada karyawan. Hal ini

    dapat diselesaikan dengann tata letak pabrik yang baik.

    6. Pemindahan tempat perusahaan atau konsentrasi terhadap pasar

    Pindahnya tempat pasar akan menakibatkan pindahnya tempat perusahaan dan

    inipun menyebabkan berubahnya tata letak pabrik, untuk menghemat biaya

    pengiriman barang ke konsumen.

    7. Penghematan biaya

    Dengan menggunakan tata letak pabrik yang baik, proses produksi akan

    berjalan secara efektif dan efisien. Hal tersebut menghemat waktu, biaya

    pemindahan material, dan menekan biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh

    perusahaan.

    2.3 Tujuan Perancangan Tata Letak Pabrik

    Jika sebuah tata letak berfungsi untuk menggambarkan sebuah susunan yang

    ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan , dimana barang-barang dapat

    diproduksi secara ekonomis, maka seyogyanya dirancang dengan memahami tujuan

    penata letak. Tujuan utama tadi adalah (Apple, tahun 1990 : 5) :

    1. Memudahkan proses manufaktur

    Tata letak harus dirancang sedemikian sehingga proses manufaktur dapat

    dilaksanakan dengan cara yang sangat efektif. Saran-saran khusus untuk itu adalah :

  • 15

    a. Susun mesin,peralatan, dan tempat kerja sedemikian hingga barang dapat

    bergerak dengan lancar sepanjang suatu jalur, selangsung mungkin.

    b. Hilangkan hambatan-hambatan yang ada. Telah umum dikatakan bahwa 80

    persen dari waktu dari sepotong barang dilewatkan dalam pabrik, baik selagi

    dipindahkan maupun selama disimpan hanya 20 persen dari waktunya

    yang merupakan waktu produktif.

    c. Rencanakan aliran, sehingga pekerjaan yang melalui sebuah tempat dapat

    dikenali dan dihitung dengan mudah, dengan kemungkinan kecil tercampur

    dengan komponen lain atau onggokan lain dalam tempat yang berhampiran.

    d. Jaga mutu pekerjaan dengan merencanakan pemenuhan syarat-syarat yang

    mengarhkan pada mutu yang baik.

    2. Meminimumkan pemindahan barang

    Tata letak yang baik harus dirancang sedemikian sehingga pemindaha barang

    diturunkan sampai batas minimum. Jika dapat dilaksanakan, pemindahan harus

    mekanis, dan semua pemindahan harus dirancang untuk memindahakan komponen

    menuju daerah pengiriman. Jika mungkin, komponen harus dalam keadaan

    diproses sambil dipindahkan, seperti misalnya ketika dicat, dipanggang,

    dibersihkan, dan lain-lain.

    3. Memelihara keluwesan susunan dan operasi

    Perubahan jenis produk, proses maupun kemampuan produksi pada suatu pabrik

    adalah suatu kenyataan yang harus diantisipasi dari awal pendirian sebuah pabrik.

  • 16

    Hal yang umum untuk mengantisipasi perubahan tersebut adalah dengan

    membangun atau memasang sistem utilitas pada tempat-tempat yang sambungan-

    sambungan pelayanannya dapat dipasangkan dengan mudah ketika bangunan

    didirikan.

    4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi

    Untuk volume barang setengah jadi yang tinggi, pada kondisi ideal tentunya

    barang akan berjalan tanpa berhenti dari awal sampai akhir proses. Namun pada

    kenyaataannya hal tersebut jarang terjadi. Maka hal yang mungkin dilakukan adalah

    dengan menurunkan tingkat persediaan barang setengah jadi sampai sekecil

    mungkin. Dengan demikian, maka waktu peredaran total akan berkurang, jumlah

    barang setengah jadi akan berkurang yang pada akhirnya akanmenurunkan biaya

    produksi.

    5. Menekan modal tertanam pada peralatan

    Susunan mesin yang tepat dan susunan departemen yang tepat dapat membantu

    menurunkan jumlah peralatan yang diperlukan. Misalnya, dua komponen yang

    berbeda, keduanya memerlukan pemakaian gerinda , mungkin dapat dilewatkan

    pada mesin yang sama, sehingga dapat mengurangi biaya mesin kedua.

    6. Menghemat pemakaian ruang bangunan

    Setiap meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya. Maka

    sebaiknya tiap meter persegi digunakan seoptimal mungkin sehingga ongkos tak

    langsung untuk tiap satuan produk dapat ditekan. Untuk lantai produksi yang tidak

  • 17

    terpakai harus dikurangi sekecil mungkin karena justru akan menambah beban

    biaya produksi atas sebuah produk.

    7. Meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja

    Saran-saran berikut dapat meningkatkan keefektifan pemakaian tenaga kerja :

    a. Kurangi pemindahan barang yang dilakukan secara manual, sampai sekecil

    mungkin.

    b. Minimumkan jalan kaki untuk kegiatan yang tidak penting.

    c. Seimbangkan siklus mesin sehingga mesin dan pekerja tidak ada yang

    menganggur.

    d. Berikan supervisor yang efektif yang dapat membimbing bawahannya.

    8. Memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan pada pekerja

    Keselamatan dapat dijamin dengan perancangan tata letak yang tepat. Mesin-

    mesin dan peralatan lain harus ditempatkan sedemikian sehingga dapat mencegah

    kecelakaan pada pegawai dan kerusakan barang serta peralatan lainnya.

    Keselamatan harus digabung kedalam rancangan tata letak dengan pengkajian yang

    cermat tentang susunan tempat kerja, tata cara pemindahan barang, teknik-teknik

    penyimpanan, pergantian udara, penerangan (pencahayaan) perlindungan dari

    kebakaran , dan factor lain yang terlibat dalam satu operasi.

  • 18

    2.4 Prinsip-prinsip Dasar didalam Perancangan Tata Letak Pabrik

    Prinsip dasar perencanaan tata letak pabrik merupakan tujuan dari perencanaan

    tata letak pabrik itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut antara lain (Wignjoesoebroto,

    tahun 1990: 55) :

    1. Prinsip integrasi secara total.

    Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah integrasi secara total

    dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.

    2. Prinsip jarak pemindahan bahan yang paling minimal

    Dalam proses pemindahan bahan dari satu unit operasi ke unit operasi yang

    lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak pemindahan

    tersebut.

    3. Prinsip aliran dari suatu proses kerja

    Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik,

    gerakan memotong.

    4. Prinsip pemanfaatan ruangan

    Dalam merencanakan tata letak pabrik, kita harus mepertimbangkan faktor-

    faktor dimensi ruang serta gerakan-gerakan dari orang, bahan, atau mesin.

    5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja.

    Kepuasan dan keselamatan kerja yang terjamin akan memberikan moral kerja

    yang lebih baik dari karyawan dan hal ini akan mengurangi ongkos produksi

  • 19

    serta meningkatkan kemauan kerja karyawan sehingga otomatis perusahaan

    akan mendapatkan keuntungan ganda.

    2.5 Ruang Lingkup Perancangan Tata Letak Pabrik

    Pekerjaan perancangan tata letak seringkali hanya berhubungan dengan

    perencanaan yang cermat dan terinci tentang susunan peralatan produksi. Padahal

    perencanaan demikian hanya merupakan salah satu tahap saja dari suatu rangkaian

    kegiatan yang sangat luas yang saling berhubungan dan yang secara keseluruhan

    membentuk kegiatan perancangan tata letak pabrik.

    Ruang lingkup pekerjaan perancangan tata letak pabrik mencakup satu kajian yang

    cermat paling tidak dari bidang-bidang berikut (Apple, tahun 1990: 3) :

    1. Pengangkutan 10. Pergudangan

    2. Penerimaan 11. Pengiriman

    3. Gudang bahan-baku 12. Perkantoran

    4. Produksi 13. Fasilitas

    5. Perakitan 14. Bangunan

    6. Pengemasan dan pengepakan 15. Bangunan

    7. Pemindahan barang 16. Lokasi

    8. Pelayanan pegawai 17. Keamanan

    9. Kegiatan produksi penunjang 18. Buangan

  • 20

    2.6 Persoalan yang dijumpai pada Perancangan Tata Letak Pabrik

    Meskipun pembicaraan sampai saat ini memberi gambaran bahwa semua rancang

    fasilitas atau proyek tata letak dilakukan untuk fasilitas baru, tidaklah seluruhnya

    demikian. Seringkali masalah yang dihadapi melibatkan penataletakan ulang dari satu

    proses yang telah ada atau perubahan beberapa bagian dari susunan peralatan tertentu.

    Masalah tata letak jenisnya beragam (Apple, tahun 1990 : 16 ) :

    1. Perubahan rancangan.

    Seringkali perubahan rancangan produk menuntut perubahan proses atau

    operasi yang diperlukan. Perubahan ini mungkin hanya memerlukan

    penggantian sebagian kecil tata letak yang tela ada, atau berbentuk

    perancangan ulang tata letak, bergantung pada perubahan-perubahan yang

    terjadi.

    2. Perluasan Departemen

    Jika perubahan tata letak hanya untuk mengakomodasi penambahan produk

    tertentu, hal mungkin dapat diatasi dengan penambahan ruang atau modifikasi

    proses. Namun, jika tipe produk yang akan dibuat mencapai ratusan mungkin

    diperlukan pemasangan sekelompok mesin serbaguna

    3. Pengurangan Departemen

    Masalah ini menyerupai kebalikan masalah yang baru dikemukakan di atas.

    Jika jumlah produksi berkurang secara drastis dan menetap, perlu

  • 21

    dipertimbangkan pemakaian proses yang berbeda dari proses sebelumnya

    yang digunakan untuk produksi tinggi.

    4. Penambahan produk baru

    Jika produk yang ditambah adalah serupa dengan produk yang ada, maka

    jalan keluarnya adalah perluasan departemen. Namun jika produk baru ini

    berbeda dari yang sedang diproduksi, maka kemungkinan solusi yang

    ditawarkan adalah dengan penambaha seksi baru atau departemen baru

    mungkin juga pabrik baru.

    5. Memindahkan satu departemen

    Memindahankan satu departemen dapat menimbulkan masalah tata letak yang

    besar. Jika tata letak yang ada sekarang masih memenuhi, hanya diperlukan

    pemindahan ke lokasi lain. Jika tata letak yang ada sekarang tidak memenuhi

    lagi, kesempatan ini menghadirkan kemungkinan untuk pembetulan

    kekeliruan yang lalu. Hal ini dapat berubah kearah penataletakan ulang pada

    wilayah yang baru.

    6. Penambahan departemen baru

    Masalah ini dapat timbul dari harapan untuk mengkonsolidasikan, misalnya,

    pekerjaan mesin bor dari seluruh departemen kedalam satu departemen

    terpusat; atau mungkin ini akibat kebutuhan akan pengadaan suatu

    departemen untuk pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya. Masalah

  • 22

    seperti ini mungkin timbul jika kita menetapkan untuk membuat suatu

    komponen yang selama ini dibeli dari perusahaan lain.

    7. Peremajaan peralatan yang rusak

    Persoalan ini mungkin menuntut pemindahan peralatan yang berdekatan untuk

    mendapatkan tambahan ruang.

    8. Perubahan metode produksi

    Setiap perubahan kecil dalam satu tempat kerja seringkali mempunyai

    pengaruh terhadap tempat kerja yang berhampiran atau wilayah yang

    berhampiran. Hal ini akan menuntut peninjauan kembali atas wilayah yang

    terlibat.

    9. Penurunan biaya

    Hal ini tentunya merupakan akibat dari setiap keadaan di atas.

    10. Perencanaan fasilitas baru

    Persoalan ini merupakan persoalan tata letak terbesar. Di sini rekayasawan

    umumnya tidak dibatasi oleh kendala fasilitas yang ada. Dia bebas

    merencanakan tata letak yang paling efektif yang dapat dipakai. Bangunan

    dapat dirancang untuk menampung tata letak setelah diselesaikan. Ini adalah

    tata letak yang ideal yang dapat dicapai. Namun tetap saja rekayasawan selalu

    merasa adanya tatanan yang lebih baik yang mestinya dia dapatkan.

  • 23

    2.7 Jenis-jenis Tata Letak Pabrik

    Dilihat dari pengurutan mesin-mesin dan peralatan, bentuk tata letak pabrik ini

    dibagi dalam empat macam (Wignjoesoebroto, tahun 1990: 110) :

    1) Proses tata letak

    Penyusunan tata letak pabrik tipe ini adalah berdasarkan proses pengerjaan yang

    sama, dimana mesin-mesin atau peralatan yang sama terletak pada suatu daerah,

    misalnya mesin bor dipasang pada antar ruang tersebut. Demikian juga dengan

    mesin-mesin dan peralatan lainnya.

    Gambar 2.1 : Process Layout

    NO KEUNTUNGAN NO KEKURANGAN 1 2 3 4 5 6

    Meningkatkan penggunaan mesin Alat serbaguna dapat digunakan Fleksibilitas dalam pelokasia personel dan peralatan. Kebutuhan material handling mesin sejenis dikurangi. Penyebaran tugas tiap-tiap personel Supervisi khusus dimungkinkan

    1 2 3 4 5

    Meningkatkan kebutuhan material handling mesin yang berbeda Kontrol produksi yang lebih rumit Meningkatkan jumlah barang yang dalam pengerjaan. Jalur produksi yang lebih panjang Membutuhkan skill yang tinggi untuk menangani pekerjaan yang beragam

    Tabel 2.1 : Keuntungan dan kekurangan Process Layout

  • 24

    2) Fixed Tata Letak

    Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan tempat, dimana produk yang

    dikerjakan tetap tinggal pada tempatnya, dengan demikian semua fasilitas yang

    diperlukan seperti manusia, mesin-mesin atau peralatan dan bahan bergerak

    menuju produk, misalnya pembuatan kapal.

    Gambar 2.2 : Fixed Layout

    NO KEUNTUNGAN NO KEKURANGAN 1 2 3 4 5

    Pergerakan bahan baku dikurangi Sangat fleksibel dalam mengako-modasi perubahan product design, product mix dan product volume. Nilai tambah yang tinggi akan hasil dan kualitas kerja oleh tiap personel yang menyelesaikan pekerjaannya Menyediakan kesempatan peker- jaan yang bervariasi Kesinambungan proses pengerjaan

    1 2 3 4 5 6

    Operator dan peralatan yang bergerak akan meningkat Membutuhkan skill operator yang sangat tinggi Membutuhkan general supervision Membutuhkan pengendalian tertutup dan koordinasi dengan penjadwalan produksi. Membutuhkan area yang luas Duplikasi penggunaan peralatan

    Tabel 2.2 : Keuntungan dan kekurangan Fix Layout

  • 25

    3) Produk tata letak

    Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan urutan proses produksi,

    dimana mesin-mesin atau peralatan disusun menurut urutan proses, dengan

    demikian suatu pengerjaan akan diikuti oleh pengerjaan berikutnya, sesuai

    dengan urutan-urutan prosesnya.

    Gambar. 2.3 : Product Layout

    NO KEUNTUNGAN NO KEKURANGAN 1 2

    3 4 5 6 7

    Aliran produk lebih lancar dan sederhana. Persediaan barang dalam proses cukup kecil Total produksi part per unit kecil Pengurangan material handling Tidak membutuhkan skill tinggi dari operator Pengendalian produksi lebih sederhana Penggunaan mesin serba guna dimungkinkan

    1 2 3 4

    5

    Investasi awal yang cukup tinggi Product design berubah dikarenakan layout menjadi mutlak. Dibutuhkan General Supervision Mesin macet dapat menghentikan jalur produksi Stasiun yang lambat menyebabkan penumpukan part.

    Tabel 2.3 : Keuntungan dan kekurangan Product Layout

  • 26

    4) Tata Letak Kelompok Produk

    Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen

    yang dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan langkah-

    langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai. Pada tipe ini pula,

    mesin-mesin atau fasilitas produksi akan dikelompokkan dan ditempatkan dalam

    sebuah manufacturing cell.

    Gambar 2.4 : Kelompok Produk

    NO KEUNTUNGAN NO KEKURANGAN 1 2

    3 4 5

    Dengan mengelompokkan produk, efisiensi penggunaan mesin meningkat Aliran produksi lancar dan memperpendek jarak antar proses dibanding process layout Kelompok kerja antar tiap bagian saling bekerja sama Memimalisasi penggunaan mesin serba guna Memiliki keunggulan proses dibanding product layout dan process layout

    1 2 3 4

    5

    Dibutuhkan General Supervision Dibutuhkan skill tinggi dari operator dalam suatu team untuk seluruh operasi permesinan. Kritikal operasi tergantung kontrol pembagian beban kerja di tiap-tiap stasiun kerja Jika alur proses tidak seimbang, stok barang mentah dan barang yang sedang dalam proses akan meningkat Memiliki kelemahan proses dibanding product layout dan process layout

    Tabel 2.4 : Keuntungan dan kekurangan Kelompok Produk

  • 27

    5) Kombinasi atau Mix tata letak

    Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan pada penggabungan dari

    proses tata letak, yaitu penyusunan tata letak pabrik menurut pengerjaan

    komponen benda kerja dimana mesin-mesin atau peralatan-peralatan disusun

    berdasarkan urutan pengerjaan komponen tertentu.

    Gambar 2.5 : Kombinasi Lay Out

  • 28

    2.8 Perencanaan Tata Letak Secara Sistematis

    Suatu pendekatan sistematis dan teroganisir untuk perencanaan tata letak pabrik lebih

    diintroduksikan oleh Richard Muther (1973) yang dikenal dengan Systematic Layout

    Planning (SLP). Pendekatan ini banyak digunakan untuk berbagai macam persoalan

    meliputi antara lain problem produksi, transportasi, pergudangan, supporting services

    dan aktifitas-aktifitas yang dijumpai dalam perkantoran (office layout). Gambar

    berikut ini akan menjelaskan prosedur pelaksanaan SLP : (James A.Tompkins , tahun

    1996 : hal 295).

    Data Masukan dan Aktifitas

    1. Aliran Material 2. Hubungan Aktifitas

    3. String Diagram

    4. Kebutuhan Luas Area 5. Luas Area Tersedia

    6. Space Relation Diagram

    7. Pertimbangan Modifikasi

    8. Batasan-batasan praktis

    A

  • 29

    Diagram 2.1 : Prosedur untuk merencanakan Systematic Layout Planning

    2.8.1 Operation Process Chart

    Operation Process Chart (OPC) bertujuan untuk menentukan langkah-langkah

    pekerjaan dari komponen part atau memetakkan proses dan inspeksi dari komponen.

    Pada pembuatan peta proses operasi ini garis vertikal akan menggambarkan aliran

    umum dari proses yang dilaksanakan, sedangkan garis horisonatal yang menuju

    kearah garis vertikal akan menunjukkan adanya material yang akan bergabung

    dengan komponen yang akan dibuat.

    Beberapa keuntungan dan kegunaan dari Operation Process Chart ini adalah

    (Apple, tahun 1990:140):

    1) Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap komponen

    2) Menunjukkan urutan operasi untuk tiap komponen

    3) Menunjukkan urutan pabrikasi dan rakitan untuk tiap komponen

    4) Menunjukkan hubungan antar komponen

    9. Perancangan Alternatif Tata Letak

    A

    10. Evaluasi

  • 30

    5) Membedakan antara komponen yang dibuat dengan dibeli.

    Untuk lebih jelasnya berikut adalah contoh dari Operation Process Chart.

    Diagram 2.2 Contoh Operation Process Chart

    Seperti yang telah diuraikan diatas maka dalam peta proses operasi yang dicatat

    hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan atau innspeksi saja. Kadang-

    kadang pada akhir proses bisa ditambahkan tentang penyimpanan (storage). Dengan

    adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalu peta proses operasi, banyak

    manfaat yang bisa diperoleh yaitu (Apple, tahun 1990:148):

  • 31

    (1) Data kebutuhan jenis proses operasi atau inspeksi, macam dan spesifikasi

    mesin atau fasilitas produksi, serta urutan-urutan prosesnya.

    (2) Data kebutuhan bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi pada setiap

    elemen operasi kerja atas inspeksi.

    (3) Pola tata letak fasilitas operasi aliran pemindahan bahannya.

    (4) Alternatif-alternatif perbaikan prosedur dan tata kerja yang sedang dipakai.

    Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan OPC ini adalah sebagai berikut:

    1. Urutan pengerjaan komponen tidak boleh terbalik.

    2. Tidak boleh lupa.

    Semua langkah dan syarat pengerjaan harus dipenuhi karena OPC ini

    mempengaruhi pengerjaan konsep selanjutnya.

    Simbol Pengertian

    Operasi. Operasi terjadi bilamana sebuah benda kerja mengalami

    perubahan bentuk baik secara fisik maupun kimiawi

    Pemeriksaan. Pemeriksaan terjadi jika suatu obyek diuji atau

    diperiksa untuk perincian atau untuk pemeriksaan mutu atau jumlah

    sesuai sifat-sifatnya.

  • 32

    Penyimpanan. Penyimpanan terjadi bilamana obyek disimpan dalam

    jangka waktu yang cukup lama.

    Kegiatan gabungan. Jika diinginkan untuk menunjukkan kegiatan-

    kegiatan yang dilaksanakan baik kebersamaan maupun oleh operator

    yang sama pada suatu tempat kerja yang sama.

    Menunggu. Proses menunggu terjadi bila material, benda kerja,

    operator atau fasilitas kerja dalam keadaan berhenti atau tidak

    mengalami kegiatan apapun.

    Transportasi. Kegiatan transportasi terjadi bilamana sebuah obyek

    dipindahkan dari suatu lokasi ke lokasi lain.

    Tabel 2.5 : Simbol-simbol Operation Process Chart

    2.8.2 Activity Relationship Chart

    Activity Relationship Chart (ARC) atau sering pula disebut sebagai Relation Chart

    (REL-Chart) bias dipakai untuk memberi pertimbangan-pertimbangan kualitatif

    didalam perancangan layout. REL Chart akan memberikan pertimbangan mengenai

    derajat kedekatan (closenses) dari suatu departemen terhadap departemen lainnya

  • 33

    dengan ukuran-ukuran yang lebih bersifat kualitatif seperti : mutlak atau tidak mutlak

    harus berdekatan, cukup penting untuk diletakkan berdekatan dan lain-lain.

    REL Chart ini hampir mirip penggambarannya seperti from to chart hanya saja

    disini angka-angka kuantitatif dalam bentuk bobot / volume material atau jarak

    pemindahan material seperti yang dijumpai dalam from to chart akan digantikan

    dengan suatu penilaian kualitatif mengenai derajat kedekatan seperti berikut :

    SIMBOL HURUF DERAJAT KEDEKATAN SIMBOL GRAFIS

    A

    Mutlak Perlu

    E

    Sangat penting

    I

    Penting

    O

    Biasa

    U

    Tidak Perlu

    Tidak ada

    X

    Tidak Diharapkan

    Tabel 2.6 : Simbol-simbol REL-Chart

    Untuk selanjutnya diberikan suatu contoh penggambaran REL Chart yang

    menggambarkan hubungan aktifitas dari fasilitas-fasilitas (departemen) yang ada.

    Derajat hubungan aktifitas masing-masing fasilitas atau departemen tersebut dan

  • 34

    pertimbangan-pertimbangan yang diberikan dalam matrik REL Chart sebagai

    berikut :

    Diagram 2.3 : Matrik REL-Chart

    SIMBOL

    Deskripsi Alasan / Keterangan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Urutan aliran kerja

    Melaksanakan pekerjaan yang sama

    Memerlukan peralatan tersebut

    Memerlukan akses yang cepat

    Menggunakan keterampilan atau skill

    Memakai stasiun kerja yang sama

    Tabel 2.7 : Keterangan Simbol-Simbol dan Deskripsi Alasan

  • 35

    2.8.3 String / REL Diagram

    Pada tahap ini akan mencoba merangkum dimana posisi kelompok fasilitas kerja

    atau departemen akan diatur letaknya dan kemudian dihubungkan dengan garis sesuai

    dengan jarak pemindahannya. Garis akan digambarkan sesuai dengan derajat

    hubungan antara departemen satu dengan lainnya yang sudah dinilai terlebih dahulu.

    String diagram ini akan menggambarkan pengaturan dan penempatan fasilitas

    pada kondisi paling optimal (tanpa mempertimbangkan luasan area yang diperlukan).

    Penempatan dilaksanakan melalui metode trial & error. Pertama kali prioritas

    diberikan pada lokasi-lokasi yang memiliki derajat hubungan aktifitas A (4 garis

    lurus), kemudian berturut-turut aktifitas E (3 garis lurus), aktifitas I (2 garis lurus)

    dan seterusnya (lihat tabel 2.6). Berikut contoh string diagram :

    Diagram 2.4 Contoh String Diagram

  • 36

    2.8.4 Diagram Tulang Ikan

    Diagram tulang ikan (fish bone diagram) adalah salah satu metode untuk

    mengidentifikasi permasalahan-permasalahan apa saja yang terjadi. Diagram ini juga

    dikenal dengan diagram Sebab-Akibat (Cause & Effect Diagram). Dalam diagram ini

    pokok permasalahan akan diurai menjadi sub sub yang lebih kecil. Umumnya sub

    masalah yang sering digunakan adalah :

    (1) Mesin

    (2) Metode

    (3) Manusia dan

    (4) Lingkungan.

    Diagram 2.5 Contoh Fish bone Diagram

  • 37

    2.8.5 Line Balancing

    Salah satu aplikasi atau pemanfaatan dari ditemukannya waktu baku / standard

    adalah guna menyeimbangkan lintasan produksi (the balancing of production lines).

    Proses keseimbangan lintasan pada dasarnya merupakan satu hal yang tidak pernah

    mencapai kesempurnaan. Disini sedikit waktu lebih (extra time) yang lebih dikenal

    dengan istilah balancing delay tetap harus ditambahkan pada hampir semua

    stasiun kerja. Hal ini tentu saja akan menambah besarnya waktu baku yang telah

    dihitung atau ditetapkan. Kondisi inilah yang merupakan satu hal yang merugikan

    dan yang dijumpai dalam sistem lintasan perakitan (assembly line).

    Meskipun merugikan disamping kerugian dalam hal pertambahan besarnya

    waktu standard ada juga kerugian dalam aspek-aspek sosial psikologis aplikasi dari

    konsep lintasan perakitan tetap saja dijalankan di lingkungan industri ; karena disisi

    lain bisa dijumpai beberapa keuntungan-keuntungan seperti pengurangan aktifitas

    material handling , pembagian tugas secara merata sehingga kongesti (kemacetan)

    bisa dihindari, serta memacu operator untuk selalu bekerja dengan target-target

    tertentu yang harus dicapai, dan lain-lain. (Wignjoesoebroto, tahun 1995: 297)

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Process Planning

    untuk membagi beban kerja tiap-tiap stasiun kerja. Dalam Process Planning ini

    penulis menganalisa pembagian proses pengelasan apa saja yang dapat dilakukan

    ditiap stasiun kerja. Metode yang dilakukan oleh penulis adalah uji coba (trial and

    error) pada stasiun kerja tersebut. Hal-hal yang membatasi penulis dalam melakukan

  • 38

    uji coba tersebut adalah kemampuan mesin , tingkat kualitas yang diinginkan, dan

    Basic Manufacutring Planning.

    FRONT FRAME

    ST2

    SET 10 NET 18

    LOAD 28 MOVING 12 UNSET 5

    UNLOAD 17 CT 30 PART NAME :

    1. PIPE COMP FRAME MAIN

    UNIT 2. PLATE COMP PIVOT STATIONS 1

    R/B : 2

    M/C : 2 MAG ROBOT ( 120 cm/s )

    JIG : 2

    REAR FRAME 1

    W/L : 530 mm

    CT : 30

    M/P : 2 ORANG

    Tabel 2.8 : Contoh Process Planning

    30

    2

    R50

    Z

    VIE

    R4R

    R1

    90

    Fo

  • 39

    2.8.6 Part Placement

    Sama halnya dengan Process Planning , fungsi utama dari Part Placement ini

    mengatur komposisi dan jumlah kapasitas part pada tiap-tiap pos distribusi sebelum

    dikirimkan ke tiap-tiap stasiun kerja.

    Dengan seimbangnya komposisi part dan lancarnya pola distribusi pengiriman part,

    diharapkan tercipta suatu harmonisasi kerja pada jalur produksi tersebut. Pada

    akhirnya akan meningkatkan kinerja operator dan mengoptimalkan kapasitas

    produksi yang direncanakan.

    Tabel 2.9 : Contoh Part Placement

  • 40

    2.8.7 Perencanaan dan Perhitungan Luas Area

    Luas area yang dibutuhkan dalam perencanaan ini meliputi luas dari beberapa

    komponen-komponen sebagai berikut :

    a) Luas area umum, meliputi luas area Line 1 Welding Frame Body Comp.

    b) Luas area stasiun kerja, yang meliputi luas area mesin, jig, robot, tool store.

    c) Luas area material store, yang meliputi kereta part, meja transfer, pallet dan

    kereta shooter

    d) Luas area penting lainnya, antara lain kereta finished good , dan hand lift

    Luas area yang disebutkan diatas ini dihitung berdasarkan jumlah mesin dan

    peralatan lain yang dibutuhkan, ditambah dengan allowance yang secukupnya.