BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab...

21
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan. Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Diagram ini menjelaskan mengenai alur proses penelitian yang dilakukan pada penilitan ini.

Transcript of BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab...

Page 1: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan.

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Diagram ini menjelaskan mengenai alur proses penelitian yang dilakukan pada penilitan ini.

Page 2: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

106

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan)

3.2 Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan pada PT. Trafoindo Prima Perkasa dilakukan

sebagai langkah awal dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai

kondisi perusahaan serta mengetahui masalah-masalah yang terjadi di

perusahaan. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan cara observasi

langsung dan wawancara.

Observasi langsung dilakukan dengan tujuan agar mendapat gambaran

sejelas-jelasnya mengenai kegiatan yang berlangusng di lingkungan pabrik

CT&VT. Dengan melakukan observasi langsung dapat memudahkan penulis

untuk memahami permasalahan yang terjadi serta mampu memperoleh hipotesis

awal penyebab timbulnya masalah. Selama melakukan observasi penulis

Page 3: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

107

didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

dapat melakukan proses wawancara. Selain dengan pembimbing lapangan,

wawancara juga dilakukan dengan Direktur Utama, wakil bagian PPIC, wakil

bagian HRD, wakil bagian ISO, wakil bagian QC, wakil bagian produksi, serta

operator-operator bagian produksi. Dalam wawancara selain melakukan tanya

jawab dilakukan juga proses brainstorming.

3.3 Identifikasi Masalah Dengan Diagram Sebab-Akibat

Setelah melakukan penelitian pendahuluan, maka penulis dapat

menentukan permasalahan yang akan diangkat. Masalah yang diangkat

merupakan masalah yang memiliki keterkaitan dengan bidang teknik industri dan

manajemen sehingga dapat dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan

kemampuan penulis. Setelah menentukan masalah tersebut penulis mulai

mengidentifikasi penyebab umum timbulnya masalah. Berikutnya penulis

mengambil beberapa hal yang kemungkinan merupakan penyebab khusus atau

dengan kata lain akar utama timbulnya masalah. Hal ini dilakukan dengan

berdasar pada hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.

Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi penyebab umum dan

penyebab khusus tersebut dibuatlah diagram sebab akibat. Dengan diagram ini

penulis mampu mengidentifikasi akar penyebab suatu masalah dengan lebih

terstruktur, selain itu juga sangat membantu dalam membangkitkan ide-ide untuk

solusi suatu masalah. Dalam pembuatan diagram ini penulis mengembangkan

beberapa pertanyaan dengan urutan sebagai berikut :

1. Bagian/Divisi apa yang berpotensi menyebabkan timbulnya masalah

utama ?

2. Bagaimana kondisi dari tiap divisi tersebut ?

Page 4: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

108

3. Kondisi manakah yang paling berpengaruh mengakibatkan timbulnya

masalah ?

Jawaban dari pertanyaan pertama ditulis sebagai tulang besar, jawaban

dari pertanyaan kedua ditulis sebagai tulang-tulang ikan berukuran sedang,

sedangkan jawaban dari pertanyaan ketiga akan ditulis sebagai kepala ikan pada

diagram sebab akibat yang mengidentifikasi penybab khusus. Pertanyaan diatas

juga digunakan untuk membuat diagram sebab akibat kedua. Penempatan

jawaban pertanyaan pertama dan kedua dilakukan dengan cara yang sama dengan

pembuatan diagram sebelumnya, sedangkan jawaban ketiga merupakan akar

timbulnya masalah.

Alasan mengapa diagram sebab akibat dibuat terpisah dalam

mengidentifikasi penyebab umum dan khusus adalah untuk memudahkan

penempatan tulang-tulang ikan. Apabila hanya dibuat satu diagram saja maka

penyebab-penyebab khusus tersebut akan menjadi tulang kecil pada tulang

sedang yang memiliki kondisi paling bermasalah. Selain itu dengan membagi

diagram menjadi dua bagian akan lebih mudah membaca dan memahami diagram

tersebut.

3.4 Perumusan Masalah

Setelah melakukan identifikasi masalah dan penyebab umum maupun

khusus maka selanjutnya penyebab khusus itulah yang akan diteliti lebih jauh dan

dijadikan perumusan masalah. Perumusan masalah atau pertanyaan penelitian

merupakan tahap akhir pada penemuan masalah setelah peneliti memilih bidang

dan pokok masalah yang diteliti. Perumusan masalah dibuat sebagai batasan

ruang lingkup terhadap masalah yang ingin dibahas didalam penelitian ini, yaitu

Page 5: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

109

bagaimana agar perusahaan dapat memenuhi jadwal produksi yang teah

ditetapkan.

3.5 Studi Literature

Setelah mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan, kemudian

dilakukan pencarian buku-buku referensi, baik berupa text book, diktat, jurnal,

informasi dari internet maupun sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan

topik penelitian. Studi literature ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang

tepat dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan. Hasil dari

studi literature ini akan dimasukkan dalam landasan teori.

3.6 Pengumpulan Data

Data yang dikumpukan berasal dari dua sumber yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan sendiri

oleh penulis dengan melakukan pengamatan, dan pengukuran secara langsung di

lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen

atau arsip perusahaan.

Data yang merupakan data sekunder pada penelitian ini antara lain :

a. Data Pemesanan

Data ini memperlihatkan tipe-tipe CT&VT yang dipesan oleh customer, serta

jumlah dan waktu pemesanannya. Data pemesanan yang diperoeh dari

perusahaan berperiode tahun 2008 (Januari-Desember) dan Tahun 2009

(Januari-Oktober). Data ini dikumpulkan untuk diolah dalam menentukan tipe

CT&VT yang akan diteliti lebih lanjut. Seain itu juga digunakan sebagai

Page 6: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

110

sumber data simulasi pemesanan yang akan dibuat untuk memberikan contoh

usulan format penjadwalan bagi operator.

b. Data Keterlambatan Pemenuhan Pesanan

Dari data ini dapat diperoeh informasi menengenai tipe CT&VT yang dipesan,

jumlah pemesanannya, cutomer yang memesan, waktu rencana pengiriman

pesanan, dan waktu pengiriman pesanan aktual. Data tersebut akan

memperjelas bahwa perusahaan mengalami masalah dalam pemenuhan

pesanan tepat waktu, sebab terdapat perbedaan waktu rencana pengiriman

pesanan dengan waktu pengiriman aktual.

c. Data Keterlambatan Jadwal Produksi

Dari diagram sebab akibat yang telah dibuat pada proses pengidentifikasian

masalah diketahui bahwa penyebab timbulnya masalah keterlambatan

pemenuhan pesanan adalah karena adanya keterlambatan waktu penyelesaian

pembuatan produk dari jadwal yang telah ditetapkan. Untuk memperjelas hal

itu maka diperlukan data yang dapat memperlihatkan keterlambatan tersebut.

Dari data ini dapat diketahui tipe CT&VT yang diproduksi, jumlahnya, waktu

rencana penyelesaiannya, serta waktu penyelesaian aktual, dan sisa jumlah

produk yang harus dibuat untuk periode penjadwalan berikutnya.

Data yang dapat dikumpulkan adalah data periode bulan desember tahun 2009,

berdasarkan kebijakna perusahaan.

Page 7: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

111

d. Jadwal Produksi

Data yang dimaksud disini adalah data yang diberikan kepada pihak lantai

produksi untuk menginformaiskan kepada mereka tipe dan jumlah CT&VT

yang harus mereka produksi dan batas waktu penyelesaiannya. Data ini

diberikan setiap kali penjadwalan selesai diakukan, umumnya setiap seminggu

sekali. Pengumpulan data jadwal produksi bertujuan untuk mengetahui apakah

informasi yang terdapat pada jadwal produksi yang diberikan kepada pihak

lantai produksi telah sesuai dengan yang mereka butuhkan

Data yang diperoleh adalah data periode bulan desember tahun 2009 dimana

data keterlambatannya telah ditunjukkan pada tabel sebelumnya.

e. Waktu Baku Tiap Stasiun Kerja

Waktu baku yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu input data yang

digunakan saat melakukan penjadwalan. Data ini dikumpulkan untuk

mengetahui apakah waktu baku yang selama ini digunakan perusahaan masih

sesuai dengan kondisi di lapangan saat ini, selain itu data ini juga digunakan

untuk melakukan contoh perhitungan sederhana dalam memberikan usulan

format penjadwalan untuk operator.

f. Jumlah Mesin

Selain data waktu baku dalam melakukan contoh usulan format penjadwalan

tersebut diperlukan juga data jumlah mesin dan untuk oven perlu diketahui

kapasitas mesinnya.

Page 8: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

112

g. Set-up Time dan Down Time Tiap Proses

Set-up time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mmpersiapkan hal-hal

yang dibutuhkan sebelum memulai pekerjaan, sedangkan down time adalah

waktu untuk membereskan tempat kerja, baik itu untuk mematikan meisn

ataupun meletakan peralatan ke tempat penyimpanan.

Data ini akan digunakan untuk perhitungan dalam pembuatan contoh usulan

format penjadwalan bagi operator. Meskipun perhitungan pada format tersebut

hanya dibuat untuk memudahkan penjelasan format jadwal namun sebaiknya

tetap dihtung dengan langkah-langkah yang semirip mungkin dengan

perhitungan nyatanya.

h. Persentase Defect

Data ini diperlukan untuk menentukan apakah pada periode bulan tersebut

operator berhak mendapat insentif, dan besarnya insentif juga dihitung dengan

menggunakan persentse defect ini. Data persentase defect yang digunakan

untuk contoh perhitungan pemberian insentif adalah data tahun 2008, sebab

data tahun 2009 belum mengalami proses audit.

Persentase defect yang diberikan merupakan persentase defect dari kesluruhan

produk yang dihting per bulan, hal ini cukup membantu dalam penghitungan

insentif sebab insentif yang diusulkan akan diberikan setiap periode akhir/awal

bulan bersamaan dengan pemberian upah.

.

Page 9: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

113

Data yang merupakan data primer pada penelitian ini antara lain :

a. Wakru Siklus Tiap Stasiun

Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengukur lamanya waktu yang

dibutuhkan operator untuk menyelesaikan pekerjaannya per satu unit

menggunakan stop watch. Pengumpulan data ini dilakukan sebanyak 30 kali

untuk setiap stasiun pada masing-maisng tipe CT&VT yang diteliti (total 1080

data waktu siklus) Tiap stasiun diwakili oleh satu orang operator, operator

yang dijadikan sampel dipilih atas rekomendasi Supervisor. Data ini

dikumpulkan untuk perhitungan waktu baku aktual tiap stasiun kerja.

b. Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggaran

Kedua faktor ini diperlukan dalam perhitungan waktu baku tiap stasiun kerja.

Data faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran dikumpulkan dengan

melakukan pengamatan langsung baik terhadap operator maupun terhadap

lingkungan kerja. Hasil pengamatan tersebut dinilai dengan menggunakan

Tabel Wesstinghouse.

Alasan penggunaan Tabel Westinghouse adalah karena tabel ini memiliki

pengklasifikasikan faktor-faktor yang jelas beserta nilai untuk setiap kondisi

pada faktor-faktor tersebut, sehingga penulis dapat melakukan penilaian

dengan lebih mudah dan lebih objektif.

c. Layout Stasiun Kerja Aktual

Layout ini dibuat untuk memberikan gambaran ynag lebih jelas mengenai

kondisi layout yang akan diteliti lebih lanjut (layout stasiun kerja merakit dan

melepas rakitan) dan untuk dijadikan perbandingan pada kondisi layout

Page 10: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

114

usulan. Penggambaran layout ini dilakukan dengan menggunakan software

AutoCad, sebab dengan software ini penggambaran layout dapat dilakukan

dengan lebih mudah dan lebih teratur, selain itu keunggulan lainnya adalah

dapat menampilkan gambar 2D & 3D untuk berbagai posisi pandangan (atas,

bawah, depan, belakang, kanan, dan kiri) dengan sekali pembuatan saja.

d. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Aktual

Peta ini dibuat untuk memberi penjelasan mengenai gerakan-gerakan kerja (

dalam hal ini kegiatan merakit) pada kondisi aktual agar memudahkan penulis

untuk menganalisa gerakan-gerakan tersebut dan dapat mmberikan usulan

perbaikan gerakan yang lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan peta

ini selain mengetahui gerakan tangan apa saja yang dilakukan operator juga

dapat diketahui waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap

pergerakannya.

3.7 Pengolahan Data

Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya penulis

akaa melakukan pengolahan data.

a. Simulasi Data Permintaan

Langkh-langkah pengolahan :

• Menetapkan distribusi probabilitas untuk variabel-variabel utama.

Cara yang digunakan dalam menetapkan distribusi probabilistik dari

variabel yang ada adalah dengan menganalisa data-data historis (data

permintaan Tahun 2008 pada bulan Jnauari, Februari, dan Maret).

Probabilitas atau frekuensi relative untuk setiap hasil yang mungkin

Page 11: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

115

dari sebuah variabel didapat dengan membagi frekuensi observasi

dengan total jumlah observasi.

• Menetapkan distribusi kumulatif untuk setiap variabel. Setelah

menentukan distribusi probabilitas, langkah selanjutnya mengubah

distribusi probabilitas tersebut menjadi distribusi cumulatife dengan

cara mengakumulasikan hasil dari distribusi probabilitas yang

menghasilkan akumulasi dari masing-masing kelas sebagai total

akumulasi dari kelas sebelumnya.

• Menentukan interval dari bilangan-bilangan acak untuk setiap

variabel. Setelah ditentukan distribusi probabilitas kumulatif untuk

setiap variabel yang terlibat dalam simulasi, selanjutnya ditentukan

bilangan-bilangan tertentu untuk mempresentasikan setiap nilai atau

hasil yang mungkin didapatkan. Ini sebagai acuan bilangan acak.

• Pembangkitan Bilangan Random. Bilangan acak dibangkitkan untuk

masalah-masalah simulasi dalam penelitian ini dilakukan secara

manual, pemilihan bilangan acak dapat dilakukan dengan memilih

angka-angka dari tabel bilangan acak. Dimana setiap digit atau angka

dalam tabel memiliki kesempatan yang sama untuk muncul.

• Menjalankan atau memperoleh hasil simulasi

Simulasi ini perlu dilakukan agar penuls memiliki data pemesanan periode 1

minggu dimana kemungkinan tipe yang dipesan adalah tipe yang saat ini

sedang ditleiti (CTB-24, CT-24-2C2R, VT1-24-1, VT-24A). Simulasi

dilakukan sebanyak 2 kali sebab diperlukan hasil simulasi mengenai tipe yang

muncul pada periode tersebut dan berapa jumlah yang dipesan dari tipe yang

muncul. Hasil simulasi ini akan digunakan penuls utnuk memberikan contoh

Page 12: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

116

format usulan jadwal yang sebaiknya diberikan kepada pihak lantai rpoduksi

agar mereka mampu melakukan kegiatan poduksi tepat waktu.

Metode simulasi yang digunakan adalah metode Monte Carlo, sebab metode

ini cukup sederhana dan metode ini sering digunakan untuk mensimulaiskan

kemungkinan permintaan, dan iinventory.

b. Usulan Jadwal Urutan Pengerjaan

Langkah-langkah pengolahan :

• Pembuatan usulan format tabel jadwal untuk operator

• Menghitung jumlah yang dapat dibuat oleh oeprator saat mulai

bekerja hingga harus berhenti bekerja ( saat istirahat atau pergantian

shift) untuk tipe yang telah ditentukan dari hasil simulasi.

Penulis memberikan usulan format jadwal yang akan diberikan kepada

operator lantai produksi sebab jadwal yang sebelumnya diberikan oleh

perusahaan kurang membantu operator. Pada jadwal ini penulis memberikan

urutan pengerjaan yang jelas disertai batas waktu penyelesaiannya.

Diharapkan dengan format baru ini operator akan lebih mudah untuk mencapai

target penyelesaian produk. Data yang digunakan untuk memberikan contoh

usulan fromat jadwal ini adalah data waktu baku perusahaan, data set-up time

dan down time, serta data pemesanan hasil simulasi. Contoh usulan fromat ini

dilakukan untuk periode 1 minggu sebab perusahaan melakukan penjadwalan

baru setiap satu minggu sekali.

Page 13: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

117

c. Penghitungan Waktu Baku Aktual

Langkah-langkah pengolahan :

• Pengujian Kenormalan Data

• Pengujian Keseragaman Data

• Penghitungan Kecukupan Data

• Melengkapi pengukuran

Langkah-langkah pasca pengukuran

• Menghitung Waktu Siklus

• Menghitung Waktu Normal

• Menghitung Waktu Baku

Langkah awal dalam proses pengolahan waktu siklus untuk memperoleh waktu

baku adalah melakukan uji terhadap data waktu siklus tiap stasiun, sebab apabila

data tersebut tidak lolos uji maka hasil perhitungan kurang akurat. Jenis

pengujian terhadap data waktu siklus adalah Uji Nomralitas, Uji Keseragaman,

dan Uji Kecukupan Data. Berikut adalah penjelasan dari ketiga pengujian

tersbeut ;

- Uji Nomrlitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari

populasi yang sebarannya normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

software SPSS, alasan penggunaan software ini adalah selain lebih mudah

dan menghemat waktu, penggunaan software ini juga telah banyak digunakan

oleh peneliti statistik lainnya sehingga keakuratan hasilnya cukup terpercaya.

Pada landasan teori di BAB 2 telah dijelaskan bahwa uji normalitas dengan

menggunakan SPSS dapat dilakukan dengan beberapa cara, pada penelitian

ini cara yang digunakan adalah cara kedua karena cara kedua tersebut lebih

Page 14: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

118

akurat dan lebih mudah dibandingkan ketiga cara lainnya. Penulis

menenutkan besarnya tingkat kepercayaan 95%.

- Uji Keseragaman

Data waktu siklus yang dikumpulkan harus merupakan data yang seragam,

sebab apabila terdapat data yang tidak seragam itu artinya pada sistem kerja

yang diteliti terjadi suatu perubahan dan hasil pengolahan datanya akan

menjadi hasil yang tidak sesuai dengan sistem kerja yang sesunguhnya

sedang diteliti.

Pengujian dilakukan dengan melalui 2 tahap yaitu :

Perhitungan dengan rumus yang telah dicantumkan pada landasan teori untuk

memperoleh BKA (Batas Kontrol Atas) dan BKB (Batas Kontorl Bawah)

Setelah semua data tidak melebihi batas-batas tersebut maka dilanjutkan

dengan pengujian menggunakan software SPPS. Pengujian dengan

menggunakan software ini adalah untuk membuktikan bahwa data-data telah

seragam. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95%.

- Uji Kecukupan Data

Perhitungan jumlah kecukupan data dimaksudkan untuk menentukan jumlah

sampel minimum yang dapat diolah untuk proses perhitungan selnajutnya.

Perhitungan ini dilakukan untuk melihat apakah data yang telah dikumpulkan

sudah cukup atau belum. Bila dari hasil perrhitungan tersebtu diketahui

bahwa data yang dikumpulkan telah cukup maka perhitungan waktu baku

dapat diteruskan. Nmaun apabila ternyata jumlah data belum cukup maka

pengambilan data harus dilakukan lagi hingga mencapai jumlah yang

Page 15: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

119

dibutuhkan. Penulis menenutkan besarnya tingkat kepercayaan 95% dan

tingkaat ketelitian sebesar 10%, dan uji ini dilakukan dengan mnggunaknan

rumus seperti yang telah tercantum pada landasan teori pada BAB 2.

Data waktu siklus yang telah lolos uji normalitas, uji keseragaman, maupun

uji kecukupan data akan dilanjutkan ke perhitungan waktu baku. Perhitungan

waktu baku ini dihutng untuk tiap stasiun kerja untuk masing-maisng tipe

yang diteliti (total 36 data waktu baku aktual). Sebelum menghitung waktu

baku terebih dahulu perlu dihtung waktu normal dengan menggunakan faktor

penyesuaian, selanjutnya waktu normal tersebut akan dihtung untuk

mendapatkan waktu baku, dalam perhtungan tersebut diperlukan faktor

kelonggaran. Perhitungan dilakukan dengan rumus perhitungan waktu baku

yang terdapat pada landasan teori.

Perhitungan ini dilakukan agar dapat membandingkan waktu baku yang kini

telah digunakna perusahaan dengan waktu baku aktual dairi haisl

perhtiungan. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya

maka penulis akan menganalisa penyebabnya dan memberikan usulan untuk

menangani hal tersebut.

d. Layout Usulan

Langkah-langkah pengolahan :

• Pengamatan layout aktual

• Memikirkan beberapa alternatif usulan perbaikan tata letak

• Memilih alternatif

• Pembuatan layout usulan

Page 16: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

120

Setelah melakukan pengamatan terhadap layout aktual dan menemukan

beberapa permasalahan penempatan fasilitasnya maka penulis memberikan

usulan tata letak fasilitas yang dapat memudahkan operator dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Usulan tersebut diberikan dengan berdasar pada

prinsip-prinsip perancangan layout, serta prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan.

Pembuatan layout usulan dilakukan dengan mengunakan software autocad.

e. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan

Pembuatan peta ini dilakukan untuk menganalisa gerakan tangan

operator saat melakukan perakitan, serta untuk mengetahui pengaruh

perbaikan layout terhadap keefektifan dan keefisienan gerakan tangan

tersebut.

f. Usulan Pemberian Insentif dan Reward

Langkh-langkah pengolahan :

• Membandingkan persentase defect tiap section per bulan dengan

standard defect perusahaan.

• Menghitung besar insentif bagi operator dengan metode Halsey ,

Bedaux, dan Rowan Plan

Penulis memilih metode Halsey, Bedaux, dan Rowan Plan sebab dengan

metode ini penulis dapat menentukan besarnya insentif yang akan diterima

operator tanpa perlu mengetahui atau menghitung upah yang diterima operator

tiap unitnya (digunakan upah standard per bulan). selain itu metode ini lebih

mudah dijelaskan kepada operator. Rasio partisipasi pekerja (p) untuk halsey

adalah sebesar 50% sedangkan untuk Bedaux sebesar 75%.

Page 17: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

121

Pemberian insentif dilakukan setiap satu bulan sekali, operator dinyatakan

berhak untuk mendapatkan insentif apabila section dimana dia bertugas

berhasil memperoleh persentase defect yang lebih kecil dibanidngkan dengan

persentase defect standard perusahan yaitu sebesar 5%.

3.8 Implementasi Layout Usulan

Layout usulan yang telah dibuat kemdian diuji coba untuk mengetahui

apakah layout usulan tersebut dapat mempercepat proses kerja dan apakah

operator merasa nyaman dengan layout tersebut. Apabila dari hasil uji coba

ternyata hasilnya belum memuaskan seperti waktu yang dibutuhkan lebih lambat

atau sama dnegan waktu saat pada kondisi layout aktual maka layout yang

diusulkan harus dirubah dan diganti dengan layout usulan yang baru hingga

dihasilkan layout usulan yang benar-benar mampu mempercepat proses kerja.

Pengujian dilakukan dengan mengukur waktu siklus dan pembuatan Peta Tangan

Kiri dan Tangan Kanan satu orang operator pada kondisi layout usulan. Uji coba

dilakukan sebanyak 1 kali karena keterbatasan waktu dan tipe produk yang dibuat

saat itu adalah tipe CT-24-2C2R.

3.9 Analisa Hasil

Berdasarkan hasil pengolahan data dan beberapa data yang telah

dikumpulkan maka penulis melakukan analisa penelitian yaitu :

a. Analisa Diagram Sebab Akibat

Kondisi faktor-faktor yang terdapat pada tulang-tulang berukuran sedang

dijelaskan lebih lanjut pada analisa ini, juga diterangkan apakah kondisi

Page 18: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

122

tersebut merupakan salah satu akar penyebab timbulnya masalah atau bukan

disertai alasan dari keterangan itu.

b. Analisa Diagram Pareto

Menerangkan hasil dari diagram pareto yaitu tipe yang akan diteliti lebih

lanjut didasarkan pada jumlah tipe yang paling banyak dipesan dan total

persentasenya melebihi 50% serta alasan dasar pemilihan tersebut baik untuk

tipe CT maupun VT.

c. Perbandingan Jadwal Untuk Lantai Produksi Aktual Dengan Jadwal

Untuk Lantai Produksi Usulan

Disini penulis menjelaskan kelebihan dari usulan format jadwal untuk lantai

produksi khususnya operator dibandingkan dengan jadwal yang selama ini

diberikan perusahaan. Selain itu juga diterangkan manfaat dari usulan format

tersebut.

d. Analisa Hasil Uji Data Waktu Siklus

Analisa ini dilakukan untuk menrangkan hasil uji yang dilakukan pada waktu

siklus baik itu untuk uji kenormalan, kesragaman, maupun uji kecukupan data.

Berapa nilai-nilai sig yang diperoleh dan apa arti dari nilai tersebut.

e. Analisa Faktor Penyesuaian

Menerangkan kondisi masing-maisng faktor penyesuaian dan alasan pemilihan

kelas bagi masing-maisng faktor tersebut. Analisa dilakukan untuk tiap

operator yang diukur untuk tiap stasiun kerja.

Page 19: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

123

f. Analisa Faktor Kelonggaran

Menerangkan pemberian nilai kelonggaran pada faktor-faktor kelonggaran

beserta alasannya untuk tiap-tiap stasiun kerja. Juga dijelaskan kondisi nyata

untuk tiap faktor tersebut.

g. Perbandingan Waktu Baku Perusahaan Dengan Waktu Baku Aktual

Analisa yang dilakukan adalah mengenai perbedaan waktu aktual dengan

waktu baku perusahaan, seberapa besar perbedaannya, faktor apa yang

menyebabkan perbedaan tersebut, dan apa pengaruhnya terhadap masalah

keterlambatan.

h. Perbandingan Kondisi Layout Aktual dan Kondisi Layout Usulan

Penulis menjelaskan kondisi layotu aktual seperti jarak, benda-benda yang

terdapat pada layout beserta fungsinya, kekuranga dari kondisi tersebut dan

dampaknya. Selanjutnya penulis akna menjelaskan kondisi layout usulan

mulai dari usulan penempatan benda-benda beserta alasannya, manfaat dari

penempatan tersebut, serta landasan teori yang digunakan dalam memberikan

usulan perbaikan.

i. Perbanidngan Gerakan Merakit dan Melepas Rakitan Layout Aktual dan

Layout Usulan

Dari pembuatan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan dapat diketahui apakah

gerakan yang dilakukan operator selama ini telah efektif dan efisien, apa

alasan-alasan dari penilaian tersebut. Selain itu dapat diketahui apakah dengan

layout usulan gerakan tangan operator menjadi lebih efektif dan efisien.

Page 20: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

124

j. Analisa Keunggulan Metode Insentif Yang Diusulkan

Penulis menjelaskan alasan pemilihan metode insentif yang dipilih, dan alasan

mengapa perlu diberikannya insentif bagi operator.

3.10 Kesimpulan dan Saran

Setelah melakukan pengolahan data dan juga analisa hasil pengolahan

data, dilakukan penarikan kesimpulan dan juga saran. Kesimpulan berisi inti dari

hasil pengolahan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Saran dapat berguna

bagi perusahaan sebagai salah satu masukan agar perusahaan menjadi lebih baik

dari sebelumnya.

3.11 Penjelasan Alur Penelitian Secara Umum

Setelah mengidentifikasi masalah yaitu keterlambatan pemenuhan

pesanan maka penulis mencari akar penyebab timbulnya masalah dengan

diagram sebab akibat. Dari diagram tersebut diketahui bahwa akar masalah ada

pada lantai produksi karena sering kali terlambat menyelesaikan pesanan.

Diagram sebab akibat kedua dibuat untuk mengetahui penyebab kondisi itu. Dari

diagram tersebut maka penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan pada

format jadwal produksi sehingga hal tersebut berdampak pada tata cara kerja

operator. Meski tata cara kerja telah diperbaiki namun apabila penjadwalan yang

dilakukan menggunakan waktu baku dan data nilai persentase defect yang tidak

sesuai maka perbaikan tata cara kerja akan sia-sia saja. Untuk itu pertama-tama

penulis melakukan perhitungan waktu baku untuk memastikan apakah waktu

baku perusahaan masih sesuai dengan waktu baku kondisi aktual. Dari hasil

perhitungan ternyata dua stasiun memiliki waktu baku yang lebih lama dari

Page 21: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00484-MNTI-Bab 3.pdf107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus

125

waktu baku perusahaan dengan selisih cukup besar. Untuk membuat waktu baku

tersebut kembali pada standar waktu baku perusahaan dilakukanlah perbaikan

tata letak fasilitas.

Setelah langkah pertama selesai yaitu melakukan penyesuaian pada

waktu baku, selanjutnya perlu dilakukan juga penyesuaian pada persentase

defect. Pada proses penjadwalan variabel persentase defect di input dengan nilai

5%. Nilai tersebut harus terjaga bahkan lebih baik diperkecil, hal ini bisa

dilakukan dengan memotivasi operator, dengan memberi mereka insentif apabila

persentase defect mereka lebih kecil dari 5%.

Apabila waktu baku perusahaan telah sesuai dengan waktu baku aktual,

persentase defect sama atau lebih kecil dari standar perusahaan, dan operator

mengikuti aturan tata cara kerja yang baru dengan konsisten maka bagian

produksi akan mampu untuk menyelesaikan produksi sesuai jadwal yang telah

ditentukan.