2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

42
Universitas Kristen Petra 9 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang Kota Malang 2.1.1 Sejarah Kota Malang Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur dan memiliki nilai historis yang tinggi. Kota Malang mulai berkembang pada saat zaman kolonial Belanda. Pada zaman itu, fasilitas umum yang dimiliki oleh kota Malang dengan sengaja direncanakan dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga Belanda yang berada di Tengah kota Malang. Sedangkan untuk masyarakat pribumi hanya diberikan fasilitas yang sangat minim yang terletak di daerah pinggiran. Hal tersebut pada saat ini dapat dibuktikan dengan keberadaan Jalan Ijen yang kini merupakan kawasan elit kota Malang. Gambar 2.1.1 Malang Tempoe Doeloe Sumber: (http://halomalang.com/serba-serbi/sejarah-kota-malang) Sebelum masa Kolonial Belanda, Malang merupakan sebuah daerah yang berbentuk seperti kerajaan, yang pada zaman itu dipimpin oleh Raja Gajayana dan memiliki pusat pemerintahan di Dinoyo. Kemudian pada tahun 1767, Kompeni mulai memasuki kota Malang dan pada tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda dipusatkan di sekitar Kali Brantas. Selang dua tahun tepatnya pada tahun 1823, Malang memiliki Asisten Residen. Dan Pada tahun 1882, terjadi perombakan yang terjadi di sekitar Alun-Alun Kota Malang. Alun-Alun Kota Malang dibangun dan di bagian barat banyak rumah-rumah yang didirikan. Pada tanggal 1 April 1914, Malang telah ditetapkan sebagai Kotapraja. Hal ini terjadi ketika Jepang masih belum menduduki Kota Malang pada 8 Maret 1992.

Transcript of 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Page 1: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

9

2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA

2.1 Tinjauan Tentang Kota Malang

2.1.1 Sejarah Kota Malang

Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur dan memiliki

nilai historis yang tinggi. Kota Malang mulai berkembang pada saat zaman kolonial

Belanda. Pada zaman itu, fasilitas umum yang dimiliki oleh kota Malang dengan

sengaja direncanakan dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga

Belanda yang berada di Tengah kota Malang. Sedangkan untuk masyarakat pribumi

hanya diberikan fasilitas yang sangat minim yang terletak di daerah pinggiran. Hal

tersebut pada saat ini dapat dibuktikan dengan keberadaan Jalan Ijen yang kini

merupakan kawasan elit kota Malang.

Gambar 2.1.1 Malang Tempoe Doeloe

Sumber: (http://halomalang.com/serba-serbi/sejarah-kota-malang)

Sebelum masa Kolonial Belanda, Malang merupakan sebuah daerah yang

berbentuk seperti kerajaan, yang pada zaman itu dipimpin oleh Raja Gajayana dan

memiliki pusat pemerintahan di Dinoyo. Kemudian pada tahun 1767, Kompeni mulai

memasuki kota Malang dan pada tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda

dipusatkan di sekitar Kali Brantas. Selang dua tahun tepatnya pada tahun 1823,

Malang memiliki Asisten Residen. Dan Pada tahun 1882, terjadi perombakan yang

terjadi di sekitar Alun-Alun Kota Malang. Alun-Alun Kota Malang dibangun dan di

bagian barat banyak rumah-rumah yang didirikan.

Pada tanggal 1 April 1914, Malang telah ditetapkan sebagai Kotapraja. Hal

ini terjadi ketika Jepang masih belum menduduki Kota Malang pada 8 Maret 1992.

Page 2: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

10

Barulah kemudian pemuda bangsa berhasil merebut kemerdkaan. Pada tanggal 21

September 1945, Kota Malang akhirnya masuk ke Wilayah Republik Indonesia.

Tetapi keberhasilan tersebut tidak bertahan lama, tepat pada tanggal 22 Juli 1947

Belanda kembali menduduki Kota Malang. Tetapi pada akhirnya, kekuasaan tersebut

dapat direbut kembali oleh pemuda bangsa dan tepat pada tanggal 1 Januari 2001

setelah melalui proses yang panjang, Kota Malang secara resmi menjadi kota yang

ada di wilayah Pemerintahan Republik Indonesia.

Pada sekitar tahun 1987, perkembangan Kota Malang mulai terlihat sangat

pesat. Hal ini ditandai saat kereta api sudah mulai beroperasi di Kota Malang. Mulai

saat itulah, kebutuhan masyarakat Kota Malang mulai meningkat. Dan seiring

dengan perkembangan zaman, perubahan tata guna tanah di Kota malang juga

semakin meningkat, berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemajuan pun semakin

marak. Hal ini dapat terlihat dari perubahan fungsi yang terjadi pada lahan pertanian

yang kemudian mulai berubah menjadi kawasan perumahan dan industri. Dan

sampai saat ini kota Malang terus berkembang pesat dan memiliki penduduk yang

cukup padat.

2.1.2 Sosial Budaya Kota Malang

Seperti halnya dengan kota-kota lainnya, kota Malang juga memiliki

kekayaan budaya, etnis, dan tradisi-tradisi. Kekayaan budaya dan etnis ini

berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya kesenian

tradisional yang terkenal di kota Malang yaitu Wayang Topeng Malangan (Topeng

Malang) dan Seni Tari Beskalan Putri. Namun dengan seiring perkembangan zaman,

kekayaan budaya ini semakin terkikis oleh kesenian modern. Selain kesenian

tradisionalnya, kota Malang juga memiliki tempat yang digunakan sebagai sarana

apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur. Tempat ini

merupakan sarana bagi masyarakat kota Malang untuk mempertunjukkan aneka

budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit,

Reog, Kuda Lumping, Sendratari, dan Kesenian Bantengan.

Selain dari bidang keseniannya, kota Malang juga memiliki festival tahunan

yang menjadi acara ikon kota. Acara ini merupakan acara yang diadakan setiap

tahun. Beberapa festival kota tahunan tersebut antara lain Festival Malang Kembali,

Page 3: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

11

Karnaval Bunga, dan Karnaval Lampion. Festival Malang Kembali diadakan untuk

memperingati HUT Kota Malang, biasanya acara ini digelar pada tanggal 21 Mei.

Festival ini dikonsep dengan mengusung situasi kota pada masa lalu, mengubah

suasana jalan-jalan pusat utama kota Malang seperti Jalan Ijen, Jalan Semeru, Jalan

Wilis menjadi suasana pada lampau. Acara ini diadakan selama kurang lebih 3

hingga 4 hari. Sedangkan untuk acara Karnaval Bunga, dan Karnaval Lampion

biasanya diadakan untuk merayakan hari raya imlek.

2.2 Tinjauan Tentang Tari Beskalan Putri

2.2.1 Sejarah Tari Beskalan Putri

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Yongki Irawan, selaku staf Dewan

Kesenian Malang menjelaskan tentang sejarah Tari Beskalan Putri. merupakan salah

satu tari tradisional yang dimiliki oleh kota Malang. Tarian ini dianggap sebagai

bentuk tari yang yang muncul pertama kali atau tari tertua. Tarian ini bermula sekitar

tahun 1920-an, di mana pada saat itu lahir seorang penari legendaris Beskalan yaitu

Miskayah. Ia berasal dari Desa Ngadirekso, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten

Malang.

Cerita awal dari Tari Beskalan Putri ini bermula, pada saat Miskayah atau

yang sebelumnya bernama Sukanti ini masih berusia belasan tahun, ia sudah bekerja

menjadi tandak pada Andong atau yang disebut juga dengan penari jalanan. Pada

suatu ketika, Sukanti tidak dapat menjalankan pekerjaannya sebagai penari karena

sakit yang tidak diketahui sebabnya. Dalam keadaan sakit tersebut, Sukanti bermimpi

bertemu dengan seorang putri dari kerajaan Mataram yang bernama Proboretno yang

sedang mencari kekasihnya bernama Baswara. Baswara merupakan seorang pemuda

yang berasal dari Cirebon. Pencarian itu sudah dilakukan sebelum Proboretno

meninggal. Dalam mimpinya, Proboretno berpesan kepada Sukanti, yaitu : “Sukanti,

marilah ikut aku, kamu akan sembuh dari sakitmu dan akan aku ajarkan menari.

Tetapi kamu harus membantu aku mencari pemuda yang bernama Baswara”.

Seketika itu pula Sukanti terbangun dan langsung menari dan Sukanti meminta

tariannya diiringi dengan kendangan. Dan setelah Sukanto terbangun dan menarikan

tarian tersebut, seketika itu pula Sukanti yang awalnya sakit tanpa diketahui

sebabnya sembuh. Biasanya orang desa memiliki kebiasaan yang sangat taat untuk

Page 4: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

12

memenuhi nazar. Dan dengan kejadian ini, akhirnya mereka memenuhi nazarnya

dengan cara mengganti nama Sukanti menjadi Miskayah.

Pada semasa hidupnya, Miskayah adalah seorang penari Andong yang cukup

terkenal. Miskaya juga menceritakan bahwa tarian yang dilakukan ketika Ia terserang

sakit yang tidak diketahui sebabnya itu adalah Tari Beskalan Putri. Tari Beskalan

Putri ini merupakan tarian yang menjadi awal atau sumber perkembangan tari Tayub

dan juga tari Remo Putri di Malang.

Selanjutnya Bapak Yongki Irawan pada blog resminya yaitu

http://www.lintasbudayakotamalang.blogspot.com memaparkan bahwa Tari

Beskalan Putri ini memiliki keistimewaan yaitu tarian ini tetap digunakan oleh

masyarakat sebagai tarian pembuka pada sebuah acara. Hal ini sudah terjadi sejak

Tari Beskalan Putri ini pertama kali muncul dan masih dilakukan hingga sekarang.

Pada zaman dulu, tarian ini digunakan untuk mengawali sebuah ritual khusus. Ritual

tersebut sebagai bentuk penghormatan roh leluhur yaitu Dewi Sri. Dewi Sri

dipercaya sebagai Dewi Kesuburan ketika akan menanam padi. Tetapi dengan

seiring berjalannya waktu, Tari Beskalan Putri tidak lagi digunakan sebagai tarian

ritual kepada leluhur melainkan digunakan sebagai tarian pembuka pada acara

pernikahan atau penyambutan tamu-tamu. Tari Beskalan Putri ini merupakan sebuah

tarian yang menggambarkan adanya seorang putri yang sedang berhias untuk

mempercantik dirinya.

Tari Beskalan Putri ini kemudian diteliti dan populerkan kembali oleh Alm.

A. Munardi. Beliau merupakan seorang koreografer yang berasal dari Yogyakarta

yang bermukim di Kota Surabaya. Tarian ini dipopulerkan kembali oleh beliau

melalui Konsevatori Karawitan Indonesia Surabaya (Sekolah Menengah karawitan

Indonesia di Surabaya). Kemudian gerakan dari koreografi Tarian Beskalan Putri ini

disusun dan disempurnakan kembali oleh Bapak Chattam AR (Ensiklopedi Seni

Musik dan Seni Tari Daerah Jawa Timur).

Tari Beskalan ini juga pernah mendapatkan pengakuan dari Belanda.

Diceritakan pada saat jaman Kolonial Belanda, pada saat itu terdapat 4 orang penari

Beskalan Putri yang sedang menarikan tarian ini, dan di saat yang sama terdapat

Kolonial Belanda yang memperhatikan dan tertarik dengan tarian ini. Dan pada

beberapa waktu kemudian, Kolonial Belanda memberikan surat atas apresiasi

Page 5: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

13

terhadap Tari Beskalan Putri.

Gambar 2.2.1 Surat Apresiasi Kolonial Belanda

(Sumber: Yongki Irawan)

2.2.2 Fungsi Tari Beskalan Putri

Pada awalnya, Tari Beskalan Putri merupakan sebuah bentuk tarian ritual

khususnya ritual ritus tanah yang berhubungan dengan kesuburan tanah. Ritual ritus

tanah ini biasanya dilakukan ketika ada masyarakat yang baru membuka lahan atau

mendirikan bangunan-bangunan besar yang baru. Pengharapan ritus tanah ini

dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada manivestasi tanah yang telah

memberikan rejeki melimpah.

Sebelum Tari Beskalan Putri dipertunjukkan, terdapat beberapa tahap yang

harus dilewati sebagai bentuk ritual. Pada saat mengawali penggalian tanah selalu

diadakan upacara penanaman tumbal yang biasanya berupa kepala kerbau sebagai

kurban. Pada saat itu diselenggarakan juga pertunjukkan Tayub yang diawali dengan

mempertunjukkan Tari Beskalan Putri. Beskalan dianggap sebagai simbol yang

memiliki makna yang sama dengan Cok Bakal (sesajen) yang artinya simbol dari

segala kehidupan.

Tetapi dengan berkembangnya zaman, fungsi Tari Beskalan Putri ini sudah

tidak digunakan sebagai tarian ritual. Melainkan digunakan sebagai tarian untuk

menyambut tamu atau acara-acara kebudayaan. (Wawancara dengan Yongki Irawan

pada tanggal 4 Maret 2013).

Page 6: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

14

2.2.3 Tata Rias dan Gaya Rambut

Tata Rias yang digunakan untuk Penari Beskalan Putri biasanya rias wajah

yang terlihat cantik, segar, dan cerah. Oleh karena itu, penggunaan warna-warna

pada rias wajah menggunakan warna-warna yang cerah tetapi tetap terlihat cantik

karena Tari Beskalan Putri sendiri merupakan tarian yang menggambarkan seorang

putri yang sedang berhias untuk mempercantik dirinya. Warna-warna segar yang

dimaksud misalnya warna merah pada bibir yang selalu digunakan oleh Penari

Beskalan Putri.

Selain tata rias wajah, adapun beberapa hal dari tatanan rambut yang harus

dimiliki oleh Penari Beskalan Putri, yaitu sunggar, sanggul, Cundhuk Menthul,

hiasan melati-melatian dan Bunga mawar. Cundhuk Menthul merupakan hiasan atau

aksesoris rambut yang digunakan pada bagian atas sanggul. Cundhuk Menthul yang

digunakan oleh Penari Beskalan Putri ini berjumlah 3 buah. Serta pada bagian atas

sanggul dimana cundhuk menthul tersebut diletakkan, terdapat aksesoris hiasan

melati-melatian. Hiasan lainnya juga terdapat bunga mawar atau Kembang Mekrok.

2.2.4 Kostum dan Perlengkapan

Kostum yang digunakan oleh penari Beskalan Putri ini jika kita lihat sangat

menggambarkan ciri khas busana dari Jawa Timur. Adapun beberapa hal yang

diperlukan untuk melengkapi busana Penari Beskalan Putri, yaitu:

- Kemben yang dipadu dengan ilat-ilatan

- Mekak Sabuk

- Sampur

- Rapek

Rapek terdiri dari 2 yaitu rapek depan dan rapek belakang.

- Celana Panji

Celana panji merupakan celana pendek yang digunakan sebelum rapek depan.

- Sampur

Sampur merupakan selendang yang juga merupakan ciri khas utama dari

tarian ini, karena tarian ini banyak memainkan selendang pada gerakannya.

- Pedang-pedangan

Page 7: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

15

Pedang-pedangan terdiri dari 2 macam yaitu pedang-pedangan kanan dan kiri.

- Kaos kaki putih

- Gongseng

Semacam kerincing yang digunakan di kaki. Gongseng berfungsi sebagai

ritme gerakan saat kaki dihentakkan.

- Giwang (Anting)

- Kalung

- Gelang

2.2.5 Musik Pengiring

Tari Beskalan Putri awalnya hanya diiringi oleh alat musik sederhana yang

disebut jidor. Jidor merupakan sebuah alat pemukul yang terbuat dari bambu atau

kayu jati yang dipahat. Namun seiring dengan perkembangan zaman, jidor tidak lagi

digunakan sebagai alat musik pengiring Tari Beskalan Putri. Kini alat musik

pengiring Tari Beskalan Putri menggunakan gamelan Jawa yang digunakan lengkap

dengan Laras Slendro. Laras Slendro juga merupakan ciri khas alat musik gamelan

Jawa Timuran (Bambang Priatono).

2.2.6 Gerak Tari

Bapak Chattam AR yang merupakan penyusun dari gerakan Tari Beskalan

Putri membagi gerakan tersebut ke dalam 30 ragam gerakan. Pengambilan nama

dari tiap-tiap gerakan tersebut diambil secara spontanitas pada saat penyusunan

gerakan tanpa memiliki suatu arti khusus. Pengambilan nama hanya disesuaikan

dengan gerakannya. Berikut merupakan 30 ragam gerakan beserta rincian dari

gerakan tersebut, yaitu:

1. Gejug Gawang

2. Kebyok Walikan

3. Gejug-Singget

4. Persiapan Junjungan

5. Kebyok Kepat Sampur

6. Persiapan – Ongkekan - Walikan

7. Ukel Pakis – Ongkekan Walikan

Page 8: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

16

8. Ngrawit – Seblak – Wiwir Sampur

9. Ngrawit Atas Bawah

10. Ceklekan Lombo Rangkep

11. Selut

12. Lawung – Walikan – Sekar Suwun

13. Singget Puketan – Singget Kebyokan

14. Persiapan Singget Puketan

15. Ayam Alas – Kebyokan - Mentang

16. Gejugan Keter

17. Gejugan Mundur

18. Lampah Telu

19. Persiapan – Pentangan Sampur

20. Kebyok – Labas - Kebyokan

21. Kebyok Walikan - Singget

22. Buka Bumi - Singget

23. Sembahan – Kebyok – Sirig Masuk

2.2.7 Beskalan Putri Sebagai Tarian Gaya Putri

Tari Beskalan Putri sendiri merupakan sebuah tarian gaya putri yang terdiri

dari beberapa rangkaian ragam. Rangkaian ragam-ragam tersebut disebut dengan

‘Solah’. Solah disusun dengan penghubung-penghubung gerak tertentu yang disebut

‘Sendi’. Artinya gerakan tariannya bersifat non representative. Terkadang, penari

Beskalan Putri juga ikut menyanyikan lagu-lagu daerah setempat. Lagu rakyat

tersebut dipentaskan dengan diiringi gending laras Slendro sesuai dengan daerah

setempat di mana tarian tersebut dipentaskan.

Tari Beskalan Putri ini merupakan landasan dasar dari tarian putri untuk gaya

Malangan. Tarian gaya Malangan tersebut, antara lain Dewi Sekartadji, Ragil

Kuning dan sejenisnya. Tari Beskalan Putri ini sempat mendapat pujian pada jaman

kolonial Belanda. Karena tarian ini dianggap memiliki nilai-nilai peradaban yang

sangat tinggi (Wawancara dengan Yongki Irawan pada tanggal 4 Maret 2013).

Page 9: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

17

2.3 Tinjauan Literatur Tentang Buku

2.3.1 Tinjauan Buku

Menurut Ensiklopedia 223, secara luas buku mencakup semua tulisan dan

gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papyrus, lontar,

perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya; berupa gulungan, dilubangi, dan

diikat dengan atau dijild muka belakangnya dengan perbanyakan (multiplikasi) yang

paling popular dan awet. Buku memiliki perbedaan dengan majalah atau surat kabar

yaitu tanggal penerbitannya tidak terlalu mempengaruhi, karena sesuai dengan

fungsinya buku direncanakan untuk dibaca dengan tidak seberapa memperdulikan

kebaruannya.Oleh karena tersebut, buku merupakan alat komunikasi yang berjangka

panjang dan berpengaruh terhadap perkembangan kebudayaan manusia. Buku juga

sebagai alat pendidikan yang berpengaruh kepada anak-anak didik daripada sarana-

sarana yang lain, dengan adanya sistem perbanyakan modern sekarang harga tiap

eksemplar buku semakin murah, sehingga produksi semakin banyak dan masyarakat

semakin mudah untuk membeli alat komunikasi jangka panjang ini.

2.3.2 Sejarah dan Perkembangan Buku di Dunia

Pada masa lampau, untuk berkomunikasi manusia menyampaikan informasi,

cerita, ilmu pengatahuan, syair dilakukan secara lisan dari mulut ke mulut. Seiring

dengan kebutuhannya, semakin banyak informasi yang harus dihafalkan, sehingga

manusia tidak mampu lagi untuk menghafalkan semuanya. Bedasarkan alasan

tersebut, maka terpikirlah pemikiran untuk menuangkan informasi yang didapat ke

dalam tulisan yang pada saat itu disebut buku kuno. Buku kuno merupakan tulisan-

tulisan yang dituliskan di atas kepingan batu yang disebut prasasti atau dapat juga

merupakan tulisan yang dituliskan di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus

(sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil).

Bangsa Mesir merupakan bangsa pertama yang mengenal tulisan dan mereka

menyebut tulisan dengan sebutan hieroglif. Tulisan hieroglif ini pada awal mulanya

berbentuk binatang atau gambar-gambar yang dituliskan pada batu atau kertas

papyrus yang berbentuk gulungan.

Page 10: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

18

Selain Mesir, terdapat juga bangsa lain yang menggunakan papyrus yaitu

bangsa Romawi. Gulungan Papyrus terpanjang terdapat di British Museum di

London yang mencapai 40,5 meter. Panjang gulungan papyrus yang mencapai

puluhan meter. menjadi hambatan masyarakat untuk menulis ataupun membaca

informasi-informasi yang dicatat. Oleh karena itu, gulungan-gulungan papyrus itu

akhirnya dipotong menjadi bagian-bagian kecil untuk memudahkan orang yang ingin

menulis dan membacanya (Ensiklopedia Umum 223).

Kesulitan menggunakan gulungan papyrus menimbulkan sebuah inovasi baru

pada zaman itu. Bedasarkan kebutuhan untuk sisi kemudahannya, maka awal Abad

Pertengahan gulungan Papyrus digantikan dengan lembaran kulit domba yang

terlipat dan dilapisi oleh kulit kayu yang keras yang diberi nama codex (Hidayati,

par.4).

Kata codex diambil dari bahasa Latin yang memiliki arti blok kayu. Blok

kayu ini nantinya pada bagian atasnya di dilapisi dengan lilin yang akhirnya

membentuk menjadi buku kuno. Pada zaman tersebut, codex disebut juga sebagai

kumpulan naskah kuno yang berisi tentang ajaran agama. Codex dianggap memiliki

kelebihan dibandingkan dengan papyrus, karena codex dapat dipakai ulang.

Pemakaian ulang tersebut dapat dilakukan dengan cara memanaskan lapisan lilinnya

hingga meleleh dan kosong. (Hidayati, par.5).

Sekitar abad ke-7, terdapat peralihan kembali yang membuat masyarakat

beralih menggunakan perkamen. Perkamen merupakan semacam kulit binatang

(domba, anak sapi, keledai) yang dimasak menjadi tipis dan licin. Perkamen yang

sudah ditulisi dengan tulisan tangan, dilipat dan disusun dalam bentuk buku seperti

sekarang. Harga perkamen pada saat itu tergolong sangat mahal, sehingga untuk

menghemat seringkali lembaran buku digosok sampai bersih dan kemudian ditulis

kembali.

Berbeda lagi dengan Negara Cina, di sana penulisan menggunakan sutra yang

kemudian ditemukan pembuatan kertas dari potongan-potongan kain. Pada abad ke-

14 pada zaman kebesaran Yunani dan Romawi, pembuatan kertas mulai dikenal yang

dan dibawa oleh orang Cina ke Eropa. Pada abad ke-15, mesin cetak pertama kali

ditemukan. Mesin cetak ini ditemukan oleh Gutenberg dan merupakan tahap

Page 11: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

19

perkembangan selanjutnya. Sejak saat itu, perkembangan pembuatan buku

berkembang pesat hingga saat ini (Ensiklopedia Umum 223).

2.3.3 Perkembangan Buku di Indonesia

Pada saat kedatangan Belanda pada tahun 1956, percetakan di Indonesia

mulai berkembang. Perkembangan percetakan ini sangat erat hubungannya dengan

VOC. Pada tahun 1624, percetakan dikenalkan pertama kali di Hindia Belanda oleh

seorang misionaris Gereja Protestan Belanda dengan cara membeli sebuah mesin

cetak di Belanda untuk menerbitkan literatur Kristen yang diterbitkan dalam bahasa

daerah, untuk keperluan penginjilan. Tetapi dengan banyaknya keterbatasan pada

zaman tersebut, mesin cetak tersebut masih belum dapat begitu berfungsi secara

maksimal, karena kurangnta tenaga sebagai operator untuk menjalankannya.

Pada tahun 1776 dibawah pemerintahan VOC, L. Dominicus menerbitkan

surat kabar yang diberi nama Vendu News. Surat kabar ini merupakan surat kabar

yang pertama yang langsung berhubungan dengan masyarakat Indonesia. Medan

Prijaji yang merupakan surat kabar pertama yang terbit di Jakarta menjadi tanda

bahwa perkembangan percetakan di Indonesia mulai berkembang. Medan Prijaji

terbit pada tahun 1910 dan memiliki pabrik pabrik kertas pertama yang bernama N.

V. Papier Fabriek Padalarang yang memiliki kapasitas produksi 9 ton per hari.

Sejak saat itu, percetakan di Indonesia mulai berkembang pesat khususnya pada

tahun 1910 hingga 1949.

Pada zaman sekarang ini, percetakan di Indonesia sudah sangat berkembang.

Saat ini, percetakan besar di Indonesia mulai mengadopsi teknologi Computer to

Press berupa digital imaging (tanpa master) dan banyak menggunakan teknologi

digital printing. Dan juga banyak percetakan-percetakan di Indonesia juga sudah

melengkapi peralatannya tidak hanya dengan pre-press, tetapi sudah mulai

merambah ke post-press (proses finishing). Sehingga perkembangan percetakan di

Indonesia kini sudah tergolong sangat maju dan menjadi bisnis yang cukup

menjanjikan.

2.3.4 Jenis-jenis buku

Menurut jenisnya, buku dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:

Page 12: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

20

2.3.4.1 Kamus

Merupakan sejenis buku rujukan yang di dalamnya menjelaskan dan

menerangkan makna sebuah kata. Kamus memiliki fungsi untuk membantu

mengenalkan sebuah makna dan perkataan baru, sebagai pedoman sebutan,

dan juga etimologi (asal usul) suatu perkataan. Untuk memperjelas sebuah

makna, di dalam kamus juga dijelaskan melalui sebuah ilustrasi. Biasanya hal

ini digunakan di dalam kamus bahasa asing. (“Pengertian Kamus”, par.1)

2.3.4.2 Buku Panduan

Buku yang digunakan sebagai buku panduan untuk diri sendiri dengan

inoformasi yang diberikan di dalam buku.

2.3.4.3 Ensiklopedia

Buku yang berisi tentang penjelasan setiap cabang ilmu pengetahuan yang

disusun menurut abjad dan menurut kategori secara singkat dan padat.

2.3.4.4 Novel

Merupakan karya fiksi prosa dalam bentuk buku cerita yang disajikan secara

tertulis dan naratif. Kata novel berasal dari kata “Novella” yang diambil dari

bahasa Italia. Kata Novella memiliki arti yaitu sebuah kisah atau sepotong

berita. Novel memiliki ciri khas yang berbeda dari buku biasa lainnya.

Novelterdiri dari kurang lebih 40.000 kata, bersifat lebih kompleks dari

cerpen, tidak terbatasi keterbatasan structural dan metrical sandiwara atau

sajak. Secara umum, novel menceritakan tentang tokoh-tokoh dan sifat-

sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. Novel bahasa Indonesia dibedakan

menurut roman, artinya roman pada alur cerita dibedakan menurut ceritanya

yang lebih kompleks dan jumlah pemeran beserta dengan tokoh ceritanya

yang banyak. (“Pengertian Novel”, par.1)

2.3.4.5 Majalah

Merupakan jenis buku yang penerbitannya dilakukan secara berkala dan

berisi bermacam-macam artikel dalam subjek yang bervariasi. Majalah

biasanya diterbitkan lebih sering dibandingkan dengan jenis buku yang lain.

Majalah biasanya diterbitkan secara mingguan, dwi mingguan (diterbitkan

dua minggu sekali), dan bulanan. Artikel pada majalah biasanya membahas

Page 13: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

21

tentang topik umum yang sedang populer dan ditulis dengan bahasa yang

mudah dimengerti oleh masyarakat.

2.4 Tinjauan Buku panduan

2.4.1 Pengertian Buku Panduan

Kata ‘Panduan’ berasal dari kata dasar ‘pandu’ dan berkembang menjadi kata

lain yaitu ‘memandu’ dan ‘dipandu’. Kata memandu dan dipandu diibaratkan

menjadi dua sisi logam, artinya jika ada yang memandu, tentu ada juga yang

dipandu. Pihak yang memandu disebut juga dengan sumber panduan. Sumber

panduan dapat juga berupa orang, benda (misalnya buku), atau juga dapat berupa

gabungan keduanya (misalnya guru dan buku). Bedasarkan pengertian di atas, buku

panduan dapat diartikan menjadi buku yang didesain agar dapat digunakan oleh

peserta panduan untuk memandu diri sendiri. Adapun beberapa jenis buku yang

termasuk sebagai buku panduan antara lain, buku panduan, buku paket pelajaran, dan

buku latihan soal (Rusli 5).

Adapun beberapa ciri-ciri khusus yang membedakan buku panduan dengan

buku lainnya, antara lain:

1. Isi buku

- Setiap babnya terdapat rumusan tujuan yang jelas

- Disajikan rangkuman sebelum memasuki materi

- Isi disusun secara sistematis dan disajikan secara sederhana, jelas, dan

ringkas.

2. Tata kebahasaan

- Dalam buku panduan, bahasa menggunakan bahasa yang tidak formal,

seperti bahasa yang familiar atau bahasa lisan.

- Menggunakan rumus 6x6, artinya dalam satu paragraf paling banyak

terdapat 6 kalimat dan di dalam 2 baris paling banyak terdapat 6 kata.

3. Sumber Bacaan

- Dalam buku panduan, terdapat keterangan sumber bacaan atau referensi

yang digunakan.

- Buku panduan dilengkapi dengan sumber bacaan lanjut atau perluasan

bahan.

Page 14: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

22

2.4.2 Fungsi Buku Panduan

Menurut Cohen, B.J. 1992, buku panduan memiliki fungsi utama sebagai alat

yang bukan hanya sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran terhadap

pembacanya melainkan juga memberikan kesempatan pembacanya untuk

bertanggung jawab pada diri mereka sendiri untuk mengikuti instruksi yang

disampikan dalam buku panduan. Maka dari itu, pembaca dapat memiliki

kemampuan lebih untuk menentukan tujuan yang nyata dalam membuat rencana

kerja, mengembangkan strategi dalam menangani situasi yang baru dan tidak

terduga. Bedasarkan hal-hal di atas, maka dapat disimpulkan juga untuk merancang

sebuah buku diperlukan beberapa pertimbangan terhadap beberapa faktor, yaitu

waktu yang digunakan untuk proses belajar, kebutuhan belajar, pengetahuan awal,

serta tipe belajar agar fungsi dari buku tersebut dapat tersalurkan dengan baik dan

sesuai harapan.

2.4.3 Isi Buku Panduan

Sebelum menyusun sebuah buku, khususnya buku panduan terlebih dahulu

harus diketahui apa saja tujuan dan sasaran dari buku panduan tersebut. Hal ini

dimaksudkan agar perancang mengetahui tujuan secara umum apa yang diharapkan

pembaca setelah memabaca buku panduan ini.

Buku panduan dibuat untuk memudahkan pembacanya untuk belajar. Oleh

karena itu buku panduan dibuat sesederhana dan sepraktis mungkin agar dapat

dipahami oleh pembaca dengan mudah. Berikut merupakan isi dari buku panduan

secara garis besar, antara lain:

1. Terdapat bagian pendahuluan yang menjelaskan tujuan buku paduan.

2. Terdapat daftar isi yang jelas.

3. Terdapat glossary atau daftar padanan kata untuk mejelaskan istilah yang

asing atau istilah yang sulit.

4. Terdapat ringkasan materi pada setiap babnya.

5. Terdapat daftar pustaka yang dicantumkan dengan jelas.

6. Terdapat bagian lampiran yang berisikan data-data yang berkaitan dengan

materi panduan.

Page 15: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

23

2.4.4 Potensi Buku Panduan di Indonesia

Respon yang positif dari masyarakat terhadap jenis buku panduan, membuka

peluang besar bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, termasuk penulis buku itu

sendiri. Seperti yang terjadi pada penulis-penulis yang cukup ternama Anand

Krishna dan Andrias Harefa. Anand Krishna misalnya, selama tahun 1999, dalam

setahun ia mampu menghasilkan 15 judul buku. Jumlah tersebut merupakan jumlah

yang cukup tinggi yang dapat dihasilkan oleh seorang penulis Indonesia dalam satu

tahun. Lain halnya dengan yang dialami oleh Andrias Harefa, menurutnya menjadi

penulis buku merupakan pekerjaan yang cukup menjanjikan. Dalam satu tahun,

secara materi ia dapat menghasilkan 40 juta sampai 60 juta dari hasil royalty

penjualan buku-bukunya.

Buku-buku jenis buku panduan ini cukup diminati oleh masyarakat, karena

masyarakat menilai banyak manfaat yang dapat diambil dari buku panduan. Buku

panduan dapat memberikan cara belajar suatu hal dengan lebih praktis dan lebih

mudah. Hal ini diungkapkan melalui hasil jajak pendapat Kompas terhadap 931

pemilik telepon yang tersebar di kota besar di Indonesia.

Minat masyarakat terdapat panduan juga terlihat pada buku-buku panduan

berjenis buku how to atau self help. Hal ini terlihat dari 60% responden yang

mengaku pernah membaca buku-buku jenis panduan yang berisi kiat-kiat, petunjuk

praktis suatu tata cara, dan pemberdayaan diri. Prosentase ini tergolong tinggi,

apalagi seperti yang kita ketahui di Indonesia budaya membaca buku masih

tergolong rendah.

2.5 Tinjauan Tentang Layout

2.5.1 Pengertian dan pembahasan Layout

Di dalam buku yang berjudul “Layout Dasar dan Penerapannya,” karya

Surianto Rustan, S.Sn., layout merupakan tata letak elemen-elemen desain terhadap

suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang

dibawanya. Layout merupakan salah satu aspek penunjang yang penting agar dari

sebuah buku agar buku tersebut terlihat bagus dan menarik. Me-layout juga

merupak-nan salah satu proses tahapan bekerja dalam dunia desain. Menurut

Surianto Rustan, S.Sn., buku dan layout dapat diumpamakan menjadi arsitek dan

Page 16: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

24

pekerjanya, di mana buku dianggap sebagai arsiteknya dan layout merupakan

pekerjanya.

Untuk mendapatkan layout yang baik terdapat beberapa prasyarat yaitu yang

pertama, layout harus bekerja sesuai dengan fungsinya, artinya layout tersebut harus

dapat mempermudah pemahaman terhadap suatu karya desain. Layout harus

tersusun secara jelas, rapi, efisien, dan menarik perhatian publik. Agar layout dapat

bekerja sesuai dengan fungsinya maka sebelum membuat kita harus mengetahui

terlebih dahulu tujuan pembuatan, target karya desain ini ditujukan ke pada siapa,

dan di mana karya desain tersebut akan ditempatkan nantinya.

Syarat yang kedua, di dalam layout harus terdapat urutan informasi yang

ditemptkan pada urutan pertama. Artinya informasi yang dianggap paling penting

dan dapat menarik perhatian orang diletakkan pertama dan kemudian diikuti dengan

informasi pendukung lainnya. Semua informasi-informasi yang disajikan harus

tersusun secara baik agar dapat diinformasikan dengan jelas.

Untuk syarat yang terakhir, layout harus disusun semenarik mungkin agar

layout yang disajikan tetap dapat mencolok dan menarik perhatian diantara

keramaian. Maka untuk itu, untuk mendapatkan syarat yang terakhir layout yang

dibuat harus memiliki ciri khas dan berbeda daripada yang lain (Siebret, 20).

2.5.2 Perkembangan Layout

Komposisi pada sebuah layout semakin lama semakin berkembang, tidak

hanya melalu vertikal dan horizontal saja, namun juga dalam penataan miring atau

bahkan objek yang digambarkan di tepi atau di pinggir media gambar. Sama halnya

pada saat kita ingin menggambar wajah atau proporsi tubuh manusia. Penggambaran

tidak lagi digambarkan secara frontal, tetapi dapat digambarkan dengan posisi

menyamping atau tiga per-empat.

Di dalam perkembangannya, layout memiliki beberapa aturan-aturan yang

berlaku yang disebut juga dengan Hukum layout. Berikut merupakan beberapa

hokum layout yang dikemukakan oleh Jefkins:

1. The law of unity (kesatuan)

Merupakan cara pengorganisasian yang membentuk kesatuan di antara unsur-

unsur pendukung layout.

Page 17: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

25

2. The law of variety (variasi)

Untuk menghindari suatu kesan yang monoton atau membosankan, salah satu

unsur dapat ditampilkan lebih menonjol dari unsur yang lainnya sebagai fokus.

3. The law of balance (keseimbangan)

Suatu keseimbangan dalam layout dapat tercapai bila unsur-unsurnya disusun secara

sepadan, serasi, dan selaras atau dengan pengertian lain jika bobot setiap elemen

layout itu setelah diorganisir menghasilkan kesan tang mantap. Jenis hukum The law

of balance ini memiliki 2 kategori,yaitu:

a. Formal Balance (simetris)

Apabila unsur-unsur bentuknya sama posisinya pada kedua belah sisi dan garis

poros (tengah) ruang layout.

b. Informal Balance

Apabila unsur-unsur pendukung bentuk layout pada kedua belah sisinya sedikit

tidak sama dari garis poros ruang layout.

4. The law of rhythm (ritme atau irama)

Irama perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah layout. Karena suatu irama

diperlukan untuk mencapai kesatuan. Irama dapat dicapai dengan kesamaan

pengulangan penempatan unsur-unsur layout, pengulangan bentuk dan unsur-

unsur layout atau dengan pengulangan warna.

5. The law of harmony

Keselarasan atau keserasian antara unsur-unsur layout yang memberikan kesan

kenyamanan dan keindahan.

6. The law of proportion

Proporsi merupakan suatu perbandingan yang menunjukkan hubungan antara satu

unsur dengan unsur lainnya, serta hubungan antara unsur layout dengan dimensi

ruang layoutnya (bidang gambar).

7. The law of scale (kontras)

Merupakan perpaduan antara warna gelap terang, hitam putih, besar dan kecil dari

unsur-unsur layout dalam suatu hubungan yang tidak seimbang (kontras).

Page 18: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

26

2.5.3 Grid

Grid merupakan garis khayalan atau garis semu yang mebagi-bagi bidang

desain dalam jumlah dan ukuran tertentu. Menurut Ambrose, sebuah grid diciptakan

sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah

ruang. Grid system digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan

sebuah komposisi visual. Melalui grid system, seorang perancang dapat membuat

sebuah sistematika yang berguna untuk menjaga konsistensi dalam melakukan

repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama penggunaan

grid system dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang

komunikatif dan memuaskan secara estetik.

Untuk menyusun sebuah layout secara sistematis maka diperlukan adanya

sebuag grid. Struktur grid menciptakan kesatuan dan fleksibilitas diantara elemen-

elemen grafis, membantu menampung berbagai macam elemen grafis, dan

memudahkan desainer untuk membuat layout elemen-elemen grafis tersebut dengan

berbaai varias sehingga layout setiap halaman tidak tampak monoton, tetapi memiliki

kesatuan karena pengaturannya didasarkan oleh pengaturan grid yang sama. Dan

juga melalui grid system, seorang desainer grafis dapat membuat sistematika untuk

menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi sebuah komposisi yang sudah

diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid system adalah untuk menciptakan

suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik (Muller-Brockman,

155).

Pada dasarnya grid dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

1. Manuscript Grid

Manuscript Grid disebut juga dengan “Block Layout”. Jenis grid ini

merupakan sebuah modul grid tunggal dengan margin dan marker

seperlunya. Struktur grid ini digunakan untuk penataan jumlah teks

yang banyak, seperti dalam sebuah buku. Margin yang lebih luas

memungkinkan ruang kososng yang dapat membantu mata untuk tetap

fokus.

Page 19: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

27

Gambar 2.5.3 Manuscript Grid

Sumber: http://finearts.fontbonne.edu/tech/layout/grid_type.html

Gambar 2.5.3 Manuscript Grid

Sumber: http://finearts.fontbonne.edu/tech/layout/grid_type.html

2. Column Grid

Grid jenis ini membagi kolom menjadi 2, 3 dan seterusnya. Dan juga

perlu mempertimbangkan kesesuaiannya dengan ukuran font. Jika

proporsi font terlalu esar, akan ada banyak kata yang terputus, dan teks

menjadi sulit dibaca. Jika proporsi font terlalu kecil, pembaca akan sulit

untuk membedakan baris-baris yang berdampingan.

Gambar 2.5.3 Column Grid

Sumber: http://www.w3.org/TR/css3-grid/

Page 20: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

28

3. Modular Grid

Modular grid terdiri atas column grid yang terbagi dalam garis-garis

horizontal. Sistem grid ini sangat berguna untuk menampilkan isi yang

kompleks dan biasanya digunakan untuk layout koran.

Gambar 2.5.3 Modular Grid

Sumber: http://www.thinkingwithtype.com/contents/grid/

Gambar 2.5.3 Modular Grid

Sumber: http://www.thinkingwithtype.com/contents/grid/

4. Hierarchical Grid

Struktur hierarchical grid dibentuk berdasarkan pertimbangan isi yang

akan ditampilkan. Ukuran, penempatan, dan pertimbangan layout lainnya

sangat penting untuk membuat sistem hierarchical grid. Halaman-

halaman website pada dasarnya terbentuk dari hierarchical grid.

Page 21: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

29

Gambar 2.5.3 Hierarchical Grid

Sumber: http://www.johnroach.net/dm/pdf/hierarchy_grid_slides.pdf

Gambar 2.5.3 Hierarchical Grid

Sumber: http://www.johnroach.net/dm/pdf/hierarchy_grid_slides.pdf

2.5.4 Tinjauan Golden Section

Sebelum membuat sebuah grid, diperlukan sebuah halaman untuk

meletakkannya. Di bidang seni grafis, golden section menjadi dasar pembuatan

ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan

sebuah desain. Golden Section ditemukan pada jaman kuno untuk menghadirkan

proporsi yang sangat sempurna dan indah.

Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8:13 berarti

bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya

akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis

yang lebih panjang tadi.

Golden Section juga dikenal dengan sebutan deret bilangan, yaitu fibonacci.

Fibonacci memiliki arti yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil

jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini

memiliki rasio 8:13 yaitu rasio golden section. Bilangan ini biasanya sering

Page 22: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

30

digunakan dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout

sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144

233 377…

Sebuah objek yang memiliki golden section memiliki sifat mampu

memuaskan mata dan sekaligus tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun dan

spiral dalam rumah keong adalah contoh yang sangat populer.

2.5.5 Tinjauan Symetrical Grid

Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti

bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dia margin yang sama, baol

margin luar atapun margin bagian dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar

memiliki bidang yang lebih lebar. Ada layout klasik yang dipelopori oleh Jan

Tschichold (1902-1974) yang merupakan seorang typographer dari Jerman ini

didasari ukuran halaman dengan proporsi 2:3.

2.6 Tinjauan Tentang Fotografi

2.6.1 Pengertian Fotografi

Kata Fotografi merupakan hasil kata serapan dari bahasa Yunani yaitu

“Photon” yang berarti cahaya dan “Graphos” yang memiliki arti gambar. Di dalam

bahasa Indonesia sendiri ‘Graphos’ diartikan sebagai suatu proses bagaiman

merekam atau menggambar dengan bantuan cahaya untuk menghasilkan suatu

gambar atau foto (Mustapha 9). Sehingga menurut hal di atas dapat kita ketahui

bahwa aspek terpenting dari fotografi adalah cahaya.

Secara umum orang yang terjun ke dalam dunia fotografi atau melibatkan diri

memiliki beberapa faktor. Antara lain untuk sekedar memperoleh rekaman peristiwa-

peristwa, bahan informasi foto-foto berita, terutama dengan melihat motto :ssebuah

gambar bernilai ribuan kata-kata”, kebutuhan akan data-data tertentu yang

melengkapi usaha atau kerja pokok, keperluan promosi, hanya untuk mencari

kesenangan atau hiburan, dan ekspresi diri (Soeprapto 1-2).

Page 23: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

31

2.6.2 Jenis-jenis fotografi

Fotografi merupakan penemuan yang jasanya dinikmati dan bermanfaat bagi

banyak manusia. Kebutuhan seseorang untuk mendokumentasikan sesuatu, baik

untuk kepentingan personal maupun umum, menjadi bagian yang tak terpisahkan

dari dinamika zaman. Perkembangan teknologi kamera yang pesat memudahkan

setiap orang untuk mengabadikan sesuatu. Kini, fotografi menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir setiap bidang kehidupan

memanfaatkan fotografi.

Fotografi tersegmentasi sedemikian banyak. Kategori dalam jenis fotografi

menjadi keragaman kajian fotografi dalam spesialisasi. Kegunaan, kepentingan,

teknik, fungsi, dan medan membedakan beragam jenis fotografi. Fotografi memiliki

banyak spesialisasi, hal tersebut tidak terlepas dari kemajemukan kehidupan itu

sendiri. Pembagian kategori fotografi bertujuan untuk lebih memudahkan pemaknaan

realitas dalam sifat yang lebih homogeny. Hingga saat ini fotografi terspesialisasikan

kurang lebih ke dalam beberapa kategori, yaitu:

1. Fotografi Komersial

Fotografi Komersial dapat dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

a. Still Life Photography

Fotografi ini dibagi menjadi 2, yaitu fotografi still life benda diam dan

bergerak. Untuk fotografi benda diam meliputi pemotretan produk, seperti

jam tangan, perhiasan emas dan berlian, peralatan elektronik. Sedangkan

untuk benda bergerak misalnya tetesan air yang membentuk butiran,

gelombang air, dsb.

b. Photojurnalism

Merupakan jenis fotografi dengan melihat kehidupan dunia dalam

berbagai sisi. Bahwa kehidupan itu beragam, orang bisa dihadirkan dalam

tawa atau tangis, gembira atau sedih dalam foto. Jenis fotografi ini

bercerita tentang manusia, hubungan manusia dengan manusia, hubungan

manusia dengan alam.

c. Wedding Photography

Merupakan sebuah tahap seremonial yang teragenda dengan rapi

mengikuti budaya dan adat istiadat tempat pernikahan dilangsungkan.

Page 24: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

32

d. Landscape Photography

Merupakan foto dengan prioritas utamanya adalah pemandangan dengan

mempertajam view dan mengeksplorasi keindahan.

2. Street Photography

Merupakan jenis fotografi yang mengkhususkan pengambilan gambar

secara candid tentang aktivitas kehidupan masyarakat urban.

3. Model Photography

Merupakan jenis fotografi yang penyajiannya menggunakan foto model

dan foto model ini biasanya perempuan.

4. Architectural Photography

Merupakan seni menampilkan bangunan dalam bentuk foto. Di mana

desain bangunan bisa bersifat level makro-mikro, eksterior maupun

interior.

5. Documentary Photography

Pembagian genre ini meliputi dokumen pribadi, dokumen

negara/pemerintahan, dan dokumen kemasyarakatan. Foto dokumen dapat

menjadi foto jurnalistik ketika dipublikasikan ke media dan punya nilai

berita.

6. Aerial Photography

Merupakan fotografi yang diambil dari udara dengan menggunakan media

bergerak di udara.

7. Etnophotography

Merupakan penggunaan fotografi sebagai metode analisis kebudayaan, tata

hidup, pengaturan, dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

8. Underwater Photography

Merupakan fotografi yang pengambilan gambarnya dilakukan di air.

2.7 Tinjauan Fotografi Sebagai Ilustrasi

2.7.1 Pengertian Ilustrasi

Menurut Groiler (1990:48) dilihat dari segi etimologinya, Ilustrasi berasal

dari Bahasa Latin yaitu “Lustrate”. Lustrate memiliki arti yang berarti memurnikan

Page 25: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

33

atau menerangi. Sebenarnya kata “Lustrate” sendiri merupakan kata turunan dari

bahasa Indo-Eropa yaitu leuk-. Leuk sendiri berarti ‘cahaya’.

Ilustrasi merupakan hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing,

lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan

sunjek dengan tulisan yang berupa bentukan gambar. Salah satu kegunaan utama

ilustrasi adalah digunakan untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tlisan,

puisi, atau informasi tertulis lainnya. Dengan adanya bantuan visual, diharapkan

tulisan tersebut dapat membantu agar lebih mudah untuk dicerna.

Oleh karena itu, Ilustrasi memiliki makna lain, yaitu:

a. Proses grafis membuat goresan atau menciptakan sosok dan bentuk pada

suatu permukaan ddengan menggunakan alat-alat tertentu.

b. Upaya untuk mengekspresikan kesan atau menampakkan secara visual

yang ada disekitar kita sehingga orang lain mampu untuk menangkap

gagasan kita.

c. Upaya untuk menjelaskan obyek dan lingkungan dengan mendetailkan

suatu bentuk.

d. Memahami, mengevaluasi dan mencari pemecahan masalah desain.

Misalnya menjadikan suatu bentuk menjadi bentuk lain. Ilustrasi dapat

berupa diagram, bilangan/angka, ilustrasi vocabulary atau kata-kata dan

huruf, fotografi, dan sebagainya. Namun yang dimaksud ilustrasi dalam

perancangan ini yaitu gambar ilustrasi yang menjelaskan suatu subjek

dengan lukisan ataupun gambar. Ilustrasi mempergunakan teknik

gabungan antara manual dan komputerisasi. Material pendukung, seperti

pensil, computer, dan sebagainya.

2.7.2 Pemahaman Fotografi Sebagai Ilustrasi

Fotografi ilustrasi merupakan teknik ilustrasi yang dipergunakan sejak

ditemukannya alat atau kamera yang diperlukan untuk memotret pada tahun 1665.

Yang merupakan penggambaran atau melukis objek dengan menggunakan cahaya.

Fotografi terbagi menjadi dua macam, yaitu fotografi dokumentasi yang memotret

objek atau peristiwa penting tanpa memperhatikan segi estetisnya. Sedangkan yang

kedua adalah fotografi yang sangat memperhatikan estetis dan keindahan dari objek

Page 26: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

34

yang akan dipotret serta hasil dari fotografi tersebut, yang kemudian menjadi media

ekspresi keindahan dan seni baru yang disebut pictorial.

2.7.3 Fotografi Ilustrasi Bedasarkan Bidang Kajian

Dalam konteks ini, fotografi bersifat jurnalistik. Fotografi telah

mempengaruhi cara banyak budaya untuk mengerti and memahami dunianya. Salah

satu bidang utama dalam fotografi yang terkait dengan paradigma ini adalah foto

jurnalistik. Foto jurnalistik merupakan penerapan fotografi untuk menyampaikan

berita melalui media seperti koran, majalah, televisi, dan internet. Penggabungan

fotografi ke dalam laporan berita ini sudah sangat meluas di mana banyak audience

sekarang merasa suatu berita kurang lengkap tanpa kehadiran sebuah foto dan

mereka merasa hanya mampu menyerap berita itu hanya separuh. Konsumen

bergantung pada foto jurnalistik untuk memberi mereka gambaran yang dapat

membuat merea merasa terhubung pada realita-realita yang jauh dan kemudian dapat

dididik oleh realita-realita itu (Dillon Wesrbrook 1).

Foto jurnalistik berbeda dengan fotografi-fotografi professional lainnya

karena terkait pada prinsip-prinsip jurnalisme, yaitu ketepatan waktu, akurasi,

penggambaran yang jujur konteks suatu peristiwa dan realita, serta dapat

dipertanggung jawabkan kepada publik. Berbeda halnya dengan fotografi wedding,

walaupun sifatnya mendokumentasikan realita suatu acara juga, tetapi tanggung

jawab yang diberikan hanya kepada klien saja. Di sisi lain, seorang foto jurnalis

harus menghasilkan foto yang mampu melaporkan berita akurat ke publik.

Seorang foto jurnalis harus berhati-hati untuk tidak meniadakan bagian-

bagian yang penting pada suatu realita yang diliputnya. Sebagai contoh, potret

seirang perusuh yang memecahkan kaca sebuah took bias terlihat seperti seorang

pencuri jika fotografernya tidak menampilkan konteks peristiwa social yang lebih

besar. Sehingga kejadian tersebut terlihat seperti tindak criminal yang bersifat

individual.

2.7.4 Fotografi Ilustrasi Bedasarkan Sifat dan Fungsi

Bedasarkan sifatnya, menurut F.X. Arie Soeprapto (1-4), fotografi dibedakan

menjadi 3 bagian, yaitu:

Page 27: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

35

- Fotografi yang bersifat dokumentatif, artinya fotografi ini arahnya sangat

terbatas, hanya berkaitan dengan apa atau siapa yang tertera pada foto itu dan

tidak membutuhkan keindahan yang tinggi. Foto yang dihasilkan tampak apa

adanya.

- Fotografi yang bersifat ilustratif, artinya fotografi ini memiliki ruang lingkup

yang lebih luas dan mengutamakan keindahan, serta mampu menggerakkan

dan mensugesti seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau membeli

barang dan jasa. Contohnya, foto pada majalah hiburan, brosur-brosur

pariwisatam dan lain-lain.

- Fotografi yang bersifat interpretative, artinya fotografi ini sepenuhnya

merupakan ekspresi diri dari fotografernya. Jadi karya yang dihasilkan

cenderung melanggar norma-norma artistika dan tidak banyak yang bias

menikmatinya.

Sedangkan fotografi bedasarkan fungsinya, seseorang terlibat dalam dunia fotografi

berdasarkan dorongan-dorongan antara lain sebagai berikut:

- Untuk sekedar memperoleh rekaman peristiwa-perstiwa, seperti foto

perkawinan, ulang tahun, dan lain-lain

- Sebagai bahan informasi, seperti foto berita, dan lain-lain.

- Untuk kebutuhan akan data-data tertentu yang melengkapi usaha pokok.

- Untuk keperluan-keperluan promosi, antara lain foto iklan, foto fashion, dan

lain-lain

- Untuk mencari kesenangan/hiburan semata. Fotografi ini bersifat pribadi.

- Sebagai perwujudan ekspresi diri.

2.7.5 Fotografi Ilustrasi Berdasarkan Teknik

Fotografi merupakan menulis atau menggambar sesuatu menggunakan

cahaya. Dan untuk menghasilkan gambar yang baik, maka diperlukan beberapa hal

perlu diperhatikan antara lain:

• Komposisi, ada beberapa macam kategori yaitu

- Komposisi Simetris

- Komposisi Asimetris

Page 28: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

36

- Komposisi Sentral

- Komposisi Diagonal

- Komposisi Vertikal

- Komposisi Horizontal

• Ruang Tajam Luas dan sempit

Untuk teknik ruang tajam luas tampilan yang dihasilkan adalah keseluruhan

objek yang dipotret terlihat tajam atau tidak ada yang blur. Teknik ini

biasanya digunakan untuk memotret pemandangan alam. Sedangkan untuk

teknik ruang tajam sempit bertujuan untuk memberi penonjolan lebih pada

objek utama sehingga tampilan dari teknik ini adalah latar belakang yang blur

atau tidak tajam.

• Freezing

Teknik ini digunakan untuk menghasilkan gambar dari keseluruhan objek

yang bergerak dengan menampilkan yang tajam, sehingga seolah-olah objek

yang bergerak ini dibekukan.

2.8 Tinjauan Teori Belajar

2.8.1 Pengertian Belajar Menurut Benjamin S. Bloom

Benjamin S. Bloom (1956) merupakan seorang tokoh pakar pendidikan dan

pencetus konsep taksonomi belajar. Menurut Benjamin S. Bloom (Nana Sudjana,

2009:22), hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah menerima sebuah proses pengalaman belajarnya. Berdasarkan hal tersebut,

menurutnya kemampuan belajar dapat dikelompokkan berdasarkan hasil belajar yang

dicapai seseorang. Pengelompokkan dalam belajar tersebut terbagi menjadi 3 ranah

(domain), yaitu kemampuan kognitif, kemampuan psikomotorik, dan kemampuan

afektif.

2.8.2 Kemampuan Kognitif

Kemampuan Kognitif merupakan kemampuan dalam berpikir, kompetensi,

pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran yang diamati

sebagai hasil-hasil kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan melalui

pengalaman sendiri. Menurut Benjamin S. Bloom (1956), kemampuan kognitif dapat

Page 29: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

37

diklasifikasikan lagi ke dalam 6 jenjang proses berpikir, yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge), adalah kemampuan seseorang untuk mengingat

atau mengenali kembali tentang nama, ide, istilah, rumus dan sebagainya

tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pada tahap ini,

kemampuan seseorang dalam menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan

saja. Untuk itu, pengetahuan dikategorikan sebagai proses berpikir yang

paling rendah.

b. Pemahaman (comprehension), adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu tersebut diketahui dan

diingat. Pada kemampuan ini, seseorang dikatakan memahami jika orang

tersebut dapat menguraikan dan menyatakan suatu yang lebih rinci

dengan kata-katanya sendiri dengan memberi contoh suatu konsep atau

prinsip. Pada tahap ini, pemahaman merupakan jenjang kemampuan

berppikir yang setingkat lebih tinggi dibandingkan pengetahuan.

c. Penerapan (application), adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan

atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, teori, rumus, dan sebagainya

dalam situasi yang baru.

d. Analisis (analysis), adalah kemampuan untuk menguraikan informasi ke

dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dengan

pendapat, dan menemukan sebab akibat.

e. Sintesis (synthesis), adalah kemampuan untuk merinci dan menguraikan

suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan

memapu memahami hubungan di antara faktor yang satu dengan faktor

lainnya dengan menggunakan unsur-unsur logis sehingga dapat menjadi

suatu pola atau struktur yang baru.

f. Evaluasi (evaluation), adalah kemampuan untuk mengvaluasi informasi,

seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya

melakukan judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.

2.8.3 Kemampuan Afektif

Kemampuan afektif merupakan kemampuan yang berhubungan dengan sikap

(attitude), apresiasi (appreciation), motivasi (motivation) siswa dalam hal belajar dan

Page 30: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

38

mengajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001)

membagi kemampuan afektif menjadi 5 bagian, yaitu:

a. Penerimaan (receiving), bagian ini meliputi penerimaan secara pasif

terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan. Bagian ini

termasuk tingkat afektif terendah.

b. Jawaban (responding), bagian ini meliputi kesenangan dan keinginan

menanggapi atau merealisasikan sesuatu dengan nila-nilai yang dianut

masyarakat.

c. Penilaian (valuing), bagian ini mengacu pada nilai dan kepercayaan

terhadap gejala dan stimulus tertentu. Reaksi yang muncul dapat berupa

hal menerima, menolak, atau tidak menghiraukan.

d. Organisasi (organization), bagian ini meliputi konseptualisasi nilai-nilai

menjadi satu system nilai. Sikap-sikap yang membuat lebih konsisten

dapat menimbulkan konflik internal dan membentuk suatu nilai internal.

e. Karakteristik (caracterization), merupakan keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorangyang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah lakunya.

2.8.4 Kemampuan Psikomotorik

Keterampilan motorik (motor skills) merupakan suatu kemampuan yang

berupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan

gerakan dasar, ketepatan, dan ekspresif. Dalam bagian ini, secara garis besar

dibedakan ke dalam 4 ranah, yaitu:

a. Meniru, merupakan suatu kemampuan untuk melakukan gerakan sesuai

dengan contoh yang diamatinya walaupun belum memahami makna dari

keterampilan tersebut.

b. Memanipulasi, merupakan suatu kemampuan melakukan keterampilan

sesuai dengan yang diajarkan dan mampu memilih mana yang diperlukan.

c. Pengalamiahan, merupakan suatu tindakan di mana hal-hal yang

diajarkan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan

ditampilkan dengan lebih meyakinkan.

Page 31: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

39

d. Artikulasi, merupakan suatu tahap di mana seseorang dapat melakukan

suatu gerakan dengan lebih kompleks terutama dengan hal yang

berhubungan dengan gerakan interpretatif.

2.9 Teori Desain Instruksional

Menurut Hartono Karnadi, desain dan instruksi memiliki arti masing-masing.

Desain merupakan sebuah bentuk potongan, model, pola, konstruksi, mode, tujuan

dengan maksud merencanakan dan membuat pola-pola. Sedangkan instruksi juga

memiliki arti tersendiri, yaitu pengajaran, pelajaran, perintah, manual buku, buku

panduan, dan pedoman. Dan dengan kedua arti tersebut, maka desain instruksional

juga memiliki arti sendiri, yaitu desain instruksional merupakan suatu pola

pengajaran, pelajaran, atau perintah yang di interpretasikan dalam bentuk rancangan

gambar atau foto, agar menjadi lebih mudah untuk dipahami oleh target audience

sehingga menjadi tepat guna. Penyampaian dari instruksi tersebut dilakukan dengan

cara mengungkapkan dan mengidentifikasi sesuatu hal atau memberi informasi

tentang bagaimana sebuah benda bekerja, struktur pembentukan benda maupun

fungsinya.

Desain instruksional dapat disajikan dalam wujud gambar atau foto.

Penyajian ini diharapkan dapat mampu mengatasi atau memenuhi kebutuhan akan

informasi secara visual, artinya diharapkan dapat mampu memengatasi kesulitan

dalam memperjelas informasi secara verbal yang dimana terkadang menjadi

hambatan. Misalnya bahasa verbal. Di dalam membuat mendesain secara

instruksional diperlukan kemampuan untuk berpikir gambar (visual thinking), sebab

objek harus digambar atau difoto secara benar bagian demi bagian. Gambar yang

dibuat juga harus dapat dipahami secara rasional oleh pengamat.

Gambar 2.9

sumber: Hartono Karnadi

Page 32: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

40

Sebagai bahasa komunikasi visual, gambar atau foto dipilih menjadi sarana

untuk meyampaikan suatu instruksi ini, memiliki beberapa kekhasan, yaitu:

1. Gambar atau foto hadir melalui bahasa visual, bentuk, warna,

komposisi yang lebih bebas, tidak seperti tulisan yang lebih kuat

terikat oleh simbol atau struktur bentuk-bentuk hasil suatu

kesepakatan.

2. Faktor keserentakan unsur-unsur pembangun gambar atau foto saat

dipisahkan memungkinkan ia lebih cepat ditangkap ungkapannya

daripada tulisan yang umum dibaca huruf demi huruf, kata demi kata,

hingga keseluruhan kalimat.

3. Muatan nilai-nilai emosional gambar atau foto seringkali sangat kuat,

utamanya pada saat menyajikan ide, rekaman fakta dan informasi.

4. Ruang gerak dalam menyajikan ruang visual sangat fleksibel

sehingga mampu diolah dan ditampilkan mengikuti keutuhan

informasi yang hendak disampaikan.

5. Di dalam beberapa hal, gambar atau foto sering digunakan sebagai

jalan keluar untuk mengatasi berbagai hambatan bahasa verbal.

Desain instruksional juga merupakan suatu cara untuk mendapatkan efisiensi

atau memperlihatkan suatu subjek. Hal tersebut memiliki bebrapa maksud dan

tujuan, yaitu:

1. Untuk menggambarkan suatu cara kerja subjek.

2. Sebagai suatu panduan agar benar, tepat guna, dan aman.

3. Menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian yang dinilai sedikit

mustahil bila dilakukan dengan teks semata.

4. Memperjelas teks dengan bahasa verbal.

5. Menjelaskan mengenai susunan suatu ilustrasi dalam bidang medis

atau teknik, dengan gambar yang memperlihatkan bagaiman susunan

otot atau cara kerja sebuah mesin.

6. Menggambarkan sesuatu secara rinci seperti ilustrasi untuk ilmu

tumbuh-tumbuhan yang mengurai bagian tampak dari tumbuhan.

Page 33: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

41

2.9.1 Jenis-jenis Desain Instruksional

Menurut Hartono Karnadi, jika dilihat dari cara kerjanya, desain instruksional

dikelompokkan ke dalam beberapa jenis sesuai dengan cara kerja dan tunjuannya.

Pengelompokkan tersebut, antara lain:

1. Potongan (Cutaway)

Teknik ini menampilkan bagian dari mekanik sebuah benda yang tidak

terlihat dari luar. Objek dari benda tersebut dipotong menjadi ¼ atau ½

bagian dengan penampakan secara enprofil. Artinya dari bagian yang

dipotong akan disajikan detail mekanik benda.

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

Page 34: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

42

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

2. Ilustrasi Trasparan (Ghosted Illustration)

Teknik ini menggunakan objek yang dipresentasikan dapat dilihat secara

langsung dari luar (tembus pandang).

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

Page 35: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

43

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

3. Teknik Gabungan (Cutaway dan Ghosted Illustration)

Teknik ini merupakan perpaduan dari teknik potongan dan teknik

transparan (tembus pandang).

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

4. Diagram (Chart/Sceme/Scetch)

Teknik ini dapat diartikan sebagai bentuk lain dari sketsa dimensional.

Karakteristik yang menonjol dari teknik ini hanya mengandalkan garis

outline yang membentuk dan struktur bendanya.

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

Page 36: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

44

Gambar 2.9.1

Sumber: Karnadi

5. Separasi (Separate)

Teknik ini menggunakan penggambaran secara terpisah dari bagian

detail-detail suatu benda atau obyek.

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

Gambar 2.9.1

Sumber: Hartono Karnadi

Page 37: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

45

2.9.2 Penyajian Desain Instruksional

Penyajian dari desain instruksional dikelompokkan ke dalam beberapa

kategori, yaitu:

1. Bentuk instruksinya disajikan dengan dan digambarkan dalam beberapa

urutan atau rangkaian gambar (sequence).

Gambar 2.9.2

Sumber: Hartono Karnadi

2. Instruksi yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar atau foto

dilengkapi dengan garis petunjuk dan angka-angka dan teks penjelasannya.

Gambar 2.9.2

Sumber: Hartono Karnadi

Gambar 2.9.2

Sumber: Hartono Karnadi

Page 38: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

46

3. Instruksi yang dipresentasikan ke dalam bentuk satu gambar atau foto

keseluruhan dari suatu objek lalu dipisah dalam beberapa bagian gambar

yang dilengkapi oleh simbol-simbol tertentu. Misalnya ✔, ✗ atau

ç è é ê ë ì í î, dll.

Gambar 2.9.2

Sumber: Hartono Karnadi

Gambar 2.9.2

Sumber: Hartono Karnadi

4. Instruksi yang diperagakan dengan cara peragaan. Biasanya model

memperagakan cara kerja suatu hal.

Gambar 2.9.2

Sumber: Hartono Karnadi

Page 39: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

47

Gambar 2.9.2

Sumber: Hartono Karnadi

Gambar 2.9.2

Sumber: Hartono Karnadi

2.10 Data Visual

Buku-buku tentang panduan menari saat ini sudah sangat sukar ditemui. Dari

survey yang telah dilakukan oleh penulis ke beberapa toko buku yang ada di

Surabaya, buku-buku panduan menari tersebut sudah tidak ada lagi. Adapun

buku panduan yang ditemui adalah buku panduan seni bela diri yang tidak

dilengkapi dengan foto-foto, hanya terdapat panduan yang dijelaskan melalui

tulisan. Tetapi penulis medapatkan referensi buku panduan menari yang

diperoleh dari internet dengan judul Buku Seni Tari Jawa Tradisi Surakarta.

Buku ini merupakan karya dari Clara Brakel Papenhuyzen kerja sama dengan

Ngaliman S dan dengan penerbit dari Proyek Pengembangan Bahasa

Indonesia, Universitas Leiden, Belanda. Cetakan tahun 1991 dengan ukuran

buku 16 x 24 cm, dengan jumlah halaman 336 halaman. Buku ini berisi tentang

panduan menari yang terdiri dari 80 halaman ilustrasi gerakan tari dan 15 foto

contoh gerakan yang diperagakan oleh penari.

Page 40: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

48

Gambar 2.9 Buku Seni Tari Jawa Tradisi Surakarta

(sumber: Toko Bagus, 2013)

Gambar 2.9 Isi Buku Tari Jawa Tradisi Surakarta

(sumber: Toko Bagus, 2013)

Gambar 2.9 Isi Buku Tari Jawa Tradisi Surakarta

(sumber: Toko Bagus, 2013)

Page 41: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

49

Gambar 2.9 Isi Buku Tari Jawa Tradisi Surakarta

(sumber: Toko Bagus, 2013)

Gambar 2.9 Isi Buku Tari Jawa Tradisi Surakarta

(sumber: Toko Bagus, 2013)

Gambar 2.9 Isi Buku Tari Jawa Tradisi Surakarta

(sumber: Toko Bagus, 2013)

Page 42: 2. LANDASAN DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Tinjauan Tentang ...

Universitas Kristen Petra

50

2.10.1 Analisis

• Strength

- Buku membahas lengkap mengenai panduan tata rias, tata kostum, dan

koreografi

- Bisa dipakai setiap saat tanpa persiapan khusus

- Bisa disimpan dengan umur yang panjang

• Weakness

- Karena buku ini bersifat cetakan sehingga memiliki nilai yang tidak

seperti e-book

- Distribusinya lebih terbatas daripada e-book yang memiliki daya sebar

lebih luas

• Opportunity

- Banyak sekolah yang masih memiliki mata pelajaran tambahan seperti

ekstrakulikuler seni tari, sehingga buku panduan menari dibutuhkan.

- Buku panduan tentang menari saat ini sudah sangat sukar ditemui

sehingga tidak banyak kompetitor.

• Threats

- Ebook

- VCD Beskalan Putri Malang