2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA...
Transcript of 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1 Studi ... · 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA...
8
Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA
2.1 Studi Literatur
2.1.1 Desain
Desain berarti pola atau rancangan , kemudian disesuaikan dengan lafal kita
menjadi “desain”. Nirmana adalah sesuatu yang telah dirancang, ditata, disusun
menjadi sebuah karya yang mengikuti pola kebaikan atau keindahan. Hal dalam
mengatur, menata, menyusun dalam kalimat diatas bisa disebut mengkomposisikan.
Komposisi mempunyai arti mengatur, menata, menyusun, mengorganisir, unsur-
unsur seni rupa sebagai sarana mengungkap ide yang dinyatakan secara utuh menjadi
sebuah kesatuan yang tidak terpisah-pisah, selaras, seimbang, memukau, menarik,
dan komunikatif (Sakri, 6).
Dalam seni rupa, unsur-unsur tersebut pada dasarnya berupa media yang
visualistik yaitu berupa garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur. Sebuah karya seni
rupa terdiri dari unsur-unsur rupa yang disusun dengan penuh kesadaran dan kejiwaan
sebagai hasil transformasi gejolak jiwa yang optimal, kotemplatif, menggunakan
dasar-dasar pengetahuan yang diikuti sebagai acuan yang dominan dalam
mengembangkan nilai estetiknya.
Prinsip-prinsip atau asas tersebut berupa medium yang digunakan sebagai
pendukung arah guna mencapai nilai rasa yang memikat pandangan menjadi kesatuan
yang tak terpecah-pecah. Sehingga menghasilkan karya yang estetik, memiliki nilai
kesatuan, daya tarik, bermakna dan komunikatif, oleh karena itu asas atau prinsip-
prinsip itu sangat mutlak diperlukan sebagai bahan kajian dan pembelajaran.
Pertama nilai kesatuan: berupa cakupan asas yang tidak terpisah-pisah, saling
memiliki hubungan, prasarat untuk mencapai sebuah kesatuan berupa asas kontras,
variasi, tradisi dan dominant.
Kedua asas keseimbangan: yaitu pengertian mengungkapkan ide yang dapat
ditangkap pandangan menjadi karya yang seimbang dan selaras, dengan pengertian
bahwa sebuah karya memiliki nilai keserasian yang seimbang.
9
Universitas Kristen Petra
Ketiga proposional: yaitu nilai pengukuran dari elemen-elemen yang ditata,
diorganisir secara terukur, baik dalam jarak maupun bentuk. Dalam hal ini nilai
perbandingan menjadi mutlak untuk dipertimbangkan dalam sebuah karya.
Keempat bahwa sebuah karya sudah dapat dipastikan mempunyai dinamika
gerakan yang teratur, yaitu memiliki arah yang sudah dikonsep secara matang
menjadi gerakan yang mempunyai nilai komunikatif, mampu menyentuh emosi,dan
berupa irama.
2.1.1.1 Unsur Desain
Sebagai media desain visual, unsur-unsur itu wajib dikenali oleh perupa, agar
mampu mengekploitasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, untuk
mentranformasi idea tau gagasannya ke dalam bidang dua dimensi atau tiga dimensi.
Unsur-unsur desain tersebut menjadi bagian penting untuk dipahami dan
diaktualisasikan dengan penuh kesadaran sebagai ajang pelatihan ketrampilan.
Apabila hal itu sudah dikuasai maka akan lebih mudah mentransformasikan idenya ke
dalam konsep visual secara strategis. Sedang peningkatan pemahaman hanya dapat
dilakukan melalui proses panjang.
Pembelajaran dan bahan kajian unsur desain dalam mata kuliah nirmana tidak
harus diarahkan kepada sebuah karya optimal semata-mata, namun dititik beratkan
pada penguasaan teknik ketrampilannya, pemahaman pengetahuan dasar tentang
hakekat nilai estetik, pemaknaan, kreativitas, dan intelenjensia.
a. Garis
Pengertian garis sebagai media ialah sesuatu yang memiliki bentuk yang
bersifat memanjang, tanda tepi sebuah bentuk, juga sebagai bentuk yang bersifat
tulisan, sebagai ungkapan ekspresi gerakan-gerakan emosional
Menurut Anne Vincent bahwa dengan garis bisa diciptakan: mulai ruang,
bentuk, gerakan atau suasana batin. Menurut Rathbun dan Hayers, garis dapat
dibedakan menjadi empat macam (Irawan 5-9) yaitu:
• Calligraphic lines
• Out lines
10
Universitas Kristen Petra
• Countour Lines
• Expressive lines
Garis tidak mempunyai ukuran tertentu, hanya memiliki dimensi memanjang
dan berarah. Mempunyai sifat-sifat seperti pendek, panjang, vertikal, horizontal,
lengkung, berombak, dan sebagainya (Rusmussen 6).
b. Bidang
Beberapa garis lebih dari dua buah yang saling bersimpangan atau melintas
pada bagian ujung dan pangkalnya akan membentuk bidang, yaitu bentukan dua
dimesi atau dua mantra yang mempunyai ukuran panjang dan lebar saja. Bentukan
bidang terdiri dari bidang geometris dan non geometris (organis, pendekatan natural
dan abstrak).
Kedudukan bidang dengan bidang-bidang lain dapat dikelompokan sebagai berikut:
• Bergandengan/ bersinggungan: artinya sebagian dari sisinya menyentuh sisi
bidang yang lain.
• Bertumpukan: bidang yang satu berada diatas atau menutup bidang yang lain.
• Transparan: bidang yang satu bertumpukan dengan yang lain, tetapi bidang
yang ditumpuk masih terlihat.
• Berkaitan: sebagian dari bidang masuk atau menusuk bidang yang lain.
• Berjarak/ berdekatan: posisi satu bidang dengan bidang lain tidak
berhubungan atau ada jarak.
• Beranyaman: beberapa bidang bertumpang tindih-berulang-ulang bergantian.
Istilah raut/shape/rupa adalah karakteristik awal dari bidang yang ditentukan
oleh kontur bidang. Bidang dapat digradasikan sebagaimana unsur-unsur seni rupa
yang lain. Dari bentuk lingkaran berangsur-angsur menjadi segi empat disebut
roncetan (gradasi). Antara bentuk awal sampai bentuk akhir terjadi bentukan yang
mirip, sedang bentuk awal dan bentukan akhir disebut kontras atau cengkah (Irawan
10-15).
11
Universitas Kristen Petra
c. Ruang
Beberapa bidang yang sisi-sisinya bersinggungan sehingga membentuk
beberapa bidang positif maka disebut ruang dengan pengertian memiliki tampak
panjang, tinggi, dan lebar.
Susunan ruang ”dalam taferil” atau dua dimensi sama halnya dengan susunan
bidang.
• Berdekatan
• Bertumpukan
• Transparan
• Berkaitan atau tusukan
• Bersinggungan
• Beranyaman
Ruang dapat dibedakan:
• Ruang negatif: yaitu ruangan yang bersifat kosong di luar ruang positif.
• Ruang positif: yaitu ruang massif atau ruang yang bersifat padat atau berisi
tidak berongga (Irawan 15-18).
d. Warna
Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia. Oleh karena warna mempunyai kekuatan kesan yang universal.
Mulai kebutuhan visual sampai dengan keperluan hidup manusia hampir-hampir
tidak meninggalkan penggunaan warna. Baik kebutuhan praktis sampai dengan yang
non praktis semuanya menggunakan makna busana, peralatan, industri, seni, rumah
sakit, pendidikan, dan sebagainya kebanyakan menggunakan warna sebagai medium
yang berpengaruh dan fungsional. Disamping itu warna dapat menjadi medium
mengungkap gagasan menjadi bentuk visual yang mampu mempengaruhi jiwa
manusia. Sifat-sifat dan kandungan makna universal memantapkan fungsinya dalam
kehidupan manusia. Ada dua jenis warna, yaitu warna cahaya dan warna pigmen.
Warna cahaya atau spectrum ditemukan pada abad XVII oleh Isaac Newton yaitu
warna sinar yang dipantulkan ke sebuah prisma, dari pembiasan itu menghasilkan
sinar pelangi.
12
Universitas Kristen Petra
Munsell memperkenalkan nada dan kunci nada dalam penggunaannya dalam desain,
menguraikan masalah kalasifikasi dalam warna. Klasifikasi warna tersebut yaitu:
• Kualitas warna (hue) atau sifat, nama warna, sehingga dapat dibedakan warna
satu dengan warna lainnya.
• Value (nada) nilai warna yang diukur dengan jenjang gelap dan terang,
melalui kandungan warna putih atau hitam. Nilai dari sebuah warna
tergantung dari cerah dan redupnya. Bukan diukur melalui luas dan
kekuatannya.
• Intensitas (khroma) menunjukan kekuatan warna yang diukur dengan banyak
sedikitnya pigmen warna. Desain yang ditimbulkan merupakan perbedaan
banyak sedikitnya pigmen keluasan obyek dalam warna yang sama.
Lingkaran warna Munsell dengan lima warna pokok, lima warna sekunder, sehingga
sejumlah titik dalam diagram warna Munsell menjadi 10 buah.
Gambar 2.1. Lingkaran warna Munsell
Sumber : http://www.google.co.id/imgres
imgurl=http://www.igl.net.au/images/MunsellColorWheel.png
Dalam menyusun sebuah desain atau komposisi yang terdiri dari susunan
unsur-unsur seni rupa, diperlukan prinsip-prinsip keselarasan, agar mencapai hasil
secara maksimal memenuhi ide dan makna yang diharapkan. Untuk mecapai
pewarnaan yang harmonis, selaras penuh dengan nilai estetik, disamping nilai yang
13
Universitas Kristen Petra
terkandung perupa wajib memahami pengetahuan tentang warna sesuai dengan asas
yang diikuti. Beberapa teori menyelaraskan warna dapat diterapkan dalam penciptaan
desain antara lain (Irawan 19-31):
• Keselarasan warna tunggal (monochrom)
• Keselarasan warna senada (analogus)
• Keselarasan warna segitiga (tiga warna)
• Keselarasan warna berlawanan (komplementer)
• Keselarasan warna berlawanan tunggal memancar (split complementer)
e. Tekstur
Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan bidang, jadi jelasnya tekstur
adalah nilai raba pada suatu permukaan baik berupa bidang atau bentuk. Tekstur
dibedakan menjadi 2 jenis:
• Tekstur nyata yaitu suatu permukaan apabila dilihat nilainya sama dengan
apabila diraba (halus-kasarnya).
• Tekstur semu yaitu suatu permukaan apabila dilihat tidak sama dengan nilai
rabanya.
Tujuan membuat tekstur semata-mata tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan
artistik akan tetapi juga untuk keperluan fungsional mempertegas atau mendukung
suasana. Untuk memperluas atau mempersempit kesan suatu ruang atau bidang
(Irawan 32-34).
f. Tipografi
Tidak dapat dipungkiri bahwa huruf merupakan bagian terkecil dari suatu
struktur bahasa tulis. Huruf juga merupaka elemen dasar untuk membangun sebuah
kata dan kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata dan kalimat dapat memberikan
suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek atau gagasan, tetapi juga memiliki
kekmampuan untuk menyuarakan suatu citra secara visual.
Tipografi adalah pengetahuan mengenai huruf yang dipelajari memalu sebuah
disiplin seni (Sihombing 3). Seperti halnya tubuh manusia, huruf juga memiliki organ
yang berbeda. Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang
menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau dengan
14
Universitas Kristen Petra
‘b’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponen
visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan
Austia memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Salah satu
hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal sebuah gambar
diperlukan adanya kontras antara ruang positif (figure) dan ruang negatif (ground).
Langkah awal untuk mempelajari sebuah tipografi adalah mngenali atau
memahami anatomi huruf. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan
identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain.
Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat
mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf. Berikut ini adalah komponen
visual yang terstruktur dalam fisik huruf, antara lain:
• Baseline adalah sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas
dari bagian terbawah dari setiap huruf besar.
• Capline adalah sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi batas
dari bagian teratas dari setiap huruf besar.
• Meanline adalah sebuah garis maya lurus horisontal yang menjadi
batas dari bagian teratas dari setiap huruf kecil.
• X-Height adalah jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. X-
Height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara yang termudah
mengukur ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan
huruf ‘x’.
• Ascender adalah bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di
antara meanline dan capline.
• Descender adalah bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada
dibawah baseline.
Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh
James Craig (Sihombing 5), antara lain:
a. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-
15
Universitas Kristen Petra
garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan
feminin.
b. Egyptian
adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti
papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan
adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.
c. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip
pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama.
Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern dan kontemporer.
d. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau
pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat
pribadi dan akrab.
e. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada.
Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah
dekoratif dan ornamental.
2.1.2 Tinjauan Promosi
2.1.2.1 Pengertian Promosi
Promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu penjualan suatu
produk atau jasa di tiap tempat jaringan penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi
yang digunakan seorang tenaga penjualan ketika melakukan penawaran hingga siaran
niaga di televisi atau iklan di surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar
memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang diiklankan (Mangun 4).
Philip Kotler (1997:142) mendefinisikan promosi sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mengomunikasikan manfaat dari produknya dan
untuk meyakinkan konsumen agar membeli. Sedangkan Rambat Lupiyaadi
(2001:108) mendefinisikan promosi sebagai salah satu variable dalam bauran
16
Universitas Kristen Petra
pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaaan dalam memasarkan
produk jasa. Selain itu, Julian Cummins (1991:11) mendefinisikan promosi sebagai
serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran penjualan atau
pemasaran dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah
pada produk atau jasa baik kepada para perantara maupun pemakai langsung,
biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.
Ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi bukan
saja berfungsi sebgai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen melainkan
juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian sesuai
keinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat
promosi.
2.1.2.2 Bauran Promosi
Pemasar mengembangkan promosi (promotion) untuk mengkomunikasikan
informasi mengenai produk mereka dan mempengaruhi konsumen untuk
membelinya. Untuk menciptakan dan memelihara keunggulan pembeda (differential
advantage) dari apa yang ditawarkan pesaing maka sebagian besar produk dan merek
yang berhasil membutuhkan promosi. Keempat jenis promosi (Peter dan Olson 181-
185). adalah :
a. Iklan
Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi
seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk
mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau
bertindak, sesuai dengan keinginan si pemasang iklan.
Iklan (advertising) adalah penyajian informasi nonpesonal mengenai produk,
merek, perusahaaan atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan
biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya. Iklan ditujukan untuk
mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen. Dalam praktiknya, iklan telah dianggap
sebagai manajemen citra (image management), menciptakan dan memelihara citra
17
Universitas Kristen Petra
dan makna dalam benak konsumen. Walaupun pertama-tama iklan akan
memengaruhi perilaku pembelian konsumen.
Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media (TV, radio, cetakan
majalah, surat kabar, papan billboard, papan tanda, macam-macam media).
b. Promosi Penjualan
Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang
ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Banyaknya jenis promosi
penjualan termasuk di dalamnya penurunan harga temporer melalui kupon, rabat,
penjualan multi kardus, kontes dan undian, perangko dagang, pameran dagang, dan
eksibisi.
c. Penjualan Personal
Penjualan personal (personal selling) melibatkan interaksi personal langsung
antara seorang pembeli potensial dan seorang salesmen. Penjualan personal dapat
menjadi metode promosi yang hebat untuk 2 alasan berikut.
Pertama, komunikasi personal dengan salesmandapat meningkatkan keterlibatan
konsumen dengan produk dan atau proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
konsumen dapat lebih termotivasi untuk masuk dan memahami informasi yang
disajikan salesman tentang suatu produk. Kedua, situasi komunikasi saling
silang/interaktif memungkinkan salesman mengadaptasi apa yang disajikan agar
sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pembeli potensial. Beberapa produk
konsumsi tertentu biasanya dipromosikan melalui penjualan personal seperti produk
asuransi.
d. Publisitas
Publisitas (publicity) adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan,
produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan pembayar. Misalnya,
penjabaran produk atau merek baru, perbandingan merek di jurnal dagang, surat
kabar, majalah berita, diskusi di radio dan talk show di TV semuanya menyajikan
berbagai informasi produk bagi para konsumen. Kadangkala publisitas dapat lebih
efektif daripada iklan karena konsumen dapat dikatakan telah siap untuk menerima
18
Universitas Kristen Petra
pesan yang disampaikan. Di samping itu, komunikasi publisitas dapat dianggap lebih
berwibawa karena tidak disajikan oleh organisasi pemasaran.
2.1.2.3 Strategi Promosi
Telah terjadi perubahan signifikasi dalam era persaingan global saat ini.
Media iklan tidak lagi bersifat satu arah tetapi dua arah dengan melibatkan target
audience dalam berbagai bentuk komunikasi, media yang semula bersifat masal
menjadi lebih spesifik, dominasi produsen dalam mengendalikan pasar telah berubah
menjadi dominasi retailer yang dipengaruhi oleh konsumen, dan promosi melalui
iklan yang bersifat umum bergeser menjadi data-based marketing. Menghadapi
perubahan-perubahan ini, perusahaan mau tidak mau harus terus berinovasi dan
kreatif dalam menyusun strategi dan program promosinya.
Integrated Marketing Communication (IMC) merupakan strategi promosi
yang kreatif untuk memperoleh dampak penjualan yang luar biasa. Implementasi
IMC telah terbukti jauh lebih efektif dibandingkan penggunaan alat-alat promosi
tradisional secara terpisah. Dalam dunia digital saat ini, konsep IMC menggabungkan
berbagai kekuatan online marketing seperti search engine optimization (SEO), pay-
per-click, banner, webinar, dan blog maupun offline marketing melalui koran,
majalah, billboard, radio, dan TV secara seimbang (Rangkuti 7).
2.1.3 Tinjauan Batik
2.1.3.1. Sejarah Batik di Indonesia
Sejarah perkembangan batik Indonesia merupakan sejarah warisan leluhur
dari generasi ke generasi. Istilah batik berasal dari “amba”(Jawa), yang artinya
menulis dan “nitik”. Kata batik sendiri merunjuk pada teknik pembuatan corak
menggunakan canting atau cap dan pencelupan kain, dengan menggunakan bahan
perintang warna corak, bernama “malam” (lilin) yang diaplikasikan di atas kain.
Sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris, teknik ini
dikenal dengan istilah “wax-resist dyeing”. Jadi, kain batik adalah kain yang
19
Universitas Kristen Petra
memiliki ragam hias (corak) yang diproses dengan “malam” menggunakan canting
atau cap sebagai media gambarnya.
Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami,
seperti katun, sutra, wol. Dan tidak bisa diterapkan di atas kain polyester (serat
buatan). Sementara, kain yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak
menggunakan teknik perintang warna dikenal sebagai kain bermotif batik. Biasanya
kain-kain seperti itu dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print). Karena
itu tidak bisa disebut kain batik.
Batik, kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Di masa lampau, para perempuan
Jawa menjadikan keterampilan membatik mereka sebagai mata pencaharian. Karena
itu kerja membatik menjadi kerja eksklusif para perempuan sampai ditemukannya
batik cap yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin
seperti yang dapat dilihat pada corak mega mendung. Di beberapa daerah pesisir,
pekerjaan membatik lazim bagi kaum lelaki.
Sejarah pembatikan di Indonesia terkait erat dengan perkembangan kerajaan
Majapahit dan penyebaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan,
pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, yang
dilanjutkan pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi, kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan
Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan dan raja-raja berikutnya. Batik
menjadi semacam tradisi bagi msyarakat Indonesia, khususnya Jawa, akhir abad ke-
18 atau awal abad ke-19. Mulanya, hanya dikenal batik tulis, hingga awal abad ke-20
mulai berkembang batik kreasi baru, yakni batik cap. Adapun kaitannya dengan
penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat batik di Jawa adalah daerah-
daerah santri. Selanjutnya batik menjadi penguat perjuangan tokoh-tokoh pedagang
Muslim melawan perekonomian Belanda dan Cina.
Kerajian batik merupakan suatu kerajinan gambar di atas kain untuk pakaian.
Dalam perkembangan selanjutnya, batik merupakan salah satu ikon budaya keluarga
20
Universitas Kristen Petra
bangsawan Indonesia pada zamn dahulu. Awalnya batik dikerjakan terbatas di dalam
keraton saja. Hasilnyapun hanya untuk dipakai raja, keluarga, dan para abdi
dalemnya. Karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar kraton, proses
mengerjakan kerajinan ini dibawa dan dikerjakan di rumah masing-masing. Lama-
kelamaan, masyarakat di luar kraton banyak yang menjadi pengrajin batik. Dan
selanjutnya, meluas menjadi pekerjaan rumahan kaum perempuan untuk mengisi
waktu senggang.
Terjadilah perubahan, batik yang awalnya hanya dijadikan pakaian keluarga
kraton, kini menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik perempuan maupun pria.
Untuk diketahui mori (bahan kain putih) yang dipakai membatik pada waktu
itu hasil tenunan sendiri. Mengenai ragam corak dan warna batik pada
perkembangannya banyak dipengaruhi berbagai pengaruh asing.
Pada awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas. Beberapa
corak bahkan hanya diperbolehkan dipakai oleh karangan tertentu, khususnya
lingkungan kraton saja, tetapi para pedagang asing, termasuk para penjajah,
memepengaruhi corak-corak lokal sehingga corak-corak tersebut mulai berubah.
Seperti halnya bati di daerah pesisir yang banyak menyerap pengaruh-pengaruh itu.
Contohnya, corak-corak yang terpengaruh oleh budaya tionghoa, banyak
memakai warna merah cerah, yang dinamakan corak phoenix. Corak-corak batik
yang terpengaruh Eropa, terpengaruh corak bebungaan yang sebelumnya tak dikenal
(seperti bunga tulip), juga benda-benda bawaan penjajah (seperti kereta kuda atau
gedung). Pilihan warna dominan pada batik yang terpengaruh Eropa adalah biru.
Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada
keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga
teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah
dibawa para pedagang India. Kini, batik dapat ditemukan di banyak negara, seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Srilanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga
sangat populer di beberapa negara Afrika. Batik yang paling terkenal di dunia adalah
batik Indonesia, khususnya batik Jawa.
21
Universitas Kristen Petra
Bahan-bahan pewarna yang dipakai untuk membatik, biasanya dari pewarna
alami. Terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri, antara lain :
pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan tradisional lainnya.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (terutama Jawa) yang
sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh
Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Pada 2
Oktober 2009, UNESCO menetapkan bahwa batik Indonesia merupakan warisan
budaya Indonesia (Hamidin 7-9).
2.1.3.2. Pengertian Batik
Batik merupakan salah satu bentuk ekspresi kesenian tradisi dari hari ke hari
semakin menampakkan jejak kebermaknaannya dalam khazanah kebudayaan
Indonesia. Batik sebagai seni tradisi merupakan ekspresi kultur dari kreativitas
individual dan kolektif yang lahir dari kristalisasi pengalaman manusia hingga pada
akhirnya membentuk identitas kepribadian. Kiranya batik sebagai salah satu jenis
tekstil pada akhirnya tidak dapat dipisahkan dari ekspresi budaya suatu masyarakat
pendukungnya. Batik tumbuh dan berkembang di bumi Indonesia sebagai manifestai
dari kekayaan budaya daerah-daerah perbatikan, seperti Solo, Yogyakarta,
Pekalongan, Cirebon, Indramayu, Lasem, Sukoharjo, dan daerah perbatikan lainnya.
Batik sebagai sebuah kesenian, bukan sekedar kain-kain lainnya yang
berisikan keragaman motif, hiasan, dengan pewarnaan dan teknik yang khas. Ragam
hias dan juga pewarnaan yang dituangkan pada batik merupakan refleksi estetis dan
berkesenian masyarakat Indonesia. Batik sebagai salah satu seni tradisional Indonesia
menyimpan konsep artistik yang tidak dibuat semata-mata hanya untuk keindahan.
Batik juga berfungsi sebagai pilihan busana sehari-hari, untuk keperluan upacara,
adat, tradisi, kepercayaan, agama, bahkan status sosial. Batik bukan hanya indah,
tetapi juga bermakna. Indahnya bukan hanya sebagai pemuas mata, melainkan juga
berhubungan dengan nilai-nilai moral, adat, tabu, agama.
Karya batik merupakan karya yang tumbuh secara universal yang ditemukan
di Jawa, India, Mesir, Jepang, Srilanka, Cina, Turki, dan Afrika dengan karakteristik
22
Universitas Kristen Petra
dan coraknya yang khas, memiliki ciri sendiri-sendiri. Kekhasan batik Indonesia
dalam pandangan Brandes dinilai sebagai salah satu budaya asli Indonesia.
Batik adalah kain yang dibuat secara printing dengan penggunaan lilin untuk
bagian yang tidak diberi pewarna. Cara pemberian pewarna seperti ini sudah dikenal
orang sejak abad kedelapan. Pembuatan batik dengan motif-motif yang khas
merupakan kerajinan Indonesia yang sanagat terkenal. Teknik ini terutama sangat
maju di pulau Jawa. Beberapa pusat pembuatan batik yang terkenal ialah Pekalongan,
Solo, Yogjakarta, Ponorogo, Tasikamalaya, Banyumas, dan beberapa kota lain di
Jawa (Hamidin 7).
2.1.3.3. Ragam Hias Batik
Budaya batik dikenal hampir oleh semua suku di Indonesia, ragam hias batik
juga banyak sekali macamnya. Ragam hias (motif) batik ada yang dibuat hanya untuk
memenuhi selera keindahan, tetapi ada pula yang dibuat dengan tujuan lain. Di Pulau
Jawa hampir seluruh motif batik diciptakan dengan suatu harapan. Misalnya, motif
batik sido mukti mempunyai garis-garis corak yang merupakan pengungkapan
harapan agar pemakainya dapat mengalami hidup mulia dan berkecukupan.
Di Pulau Jawa ragam batik dapat dibagi dalam dua golongan besar, yakni
motif batik Solo-Jogja, dan pesisir. Ragam hias batik Solo-Jogja bersifat simbolis
atau perlambang, dengan latar belakang kebudayaan Hindu dan Kejawen. Antara lain
ada motif sawat atau lar yang melambangkan mahkota atau penguasa tinggi. Motif
meru atau pagoda melambangkan alam, bumi atau gunung. Gambaran
melambangkan air. Burung melambangkan dunia atas atau angin. Modang atau lidah
api melambangkan panas atau nyala api. Batik Solo-Jogja juga ditandai dengan
warna-warna yang dominan, yakni coklat sogan, biru wedelan (indigo), hitam dan
putih.
Motif batik pesisir banyak dipengaruhi oleh ragam hias yang berasal dari
budaya asing, terutama Cina. Bentuk gambarnya lebih bersifat naturalis. Warna batik
itu juga lebih beraneka ragam. Bati pesisiran yang terkenal adalah batik Pekalongan,
Lasem, Madura dan Cirebon.
23
Universitas Kristen Petra
Pembagian batik atas dua golongan besar itu, masih dapat dibagi lagi menurut
ciri daerah masing-masing. Masing-masing memiliki ciri khusus, baik pada ragam
hias maupun pada warnanya.
Pola-pola gambar yang akan tetap putih dilapisi lilin kemudian kain itu
dicelupkan kedalam zat warna yang dikehendaki dan dikeringkan. Lilin kemudian
dihilangkan dengan cara penggodokan atau dengan menggunakan pelarut seperti
benzena. Proses ini harus diulangi untuk setiap warna yang digunakan dan ada
beberapa contoh batik yang mengguankan enam belas macam untuk memperoleh
pola akhir. Lilin itu dilekatkan dengan tangan menggunakan “canting” atau “cap”
berupa blok-blok yang di buat dari kayu yang diberi potongan- potongan tembaga
hingga diperoleh gambaran-gambaran yang menonjol. Blok-blok itu kemudian
dicelupkan ke dalam lilin yang panas (cair) dan ditempelkan pada kain itu.
Cara pembuatannya pun sudah mengalami perkembangan pula. Kini, selain
batik yang dibuat dengan cara tradisional, yakni di tulis tangan, ada pula batik yang
diproduksi secara besar-besaran di pabrik dengan teknologi modern.
Kain batik ada beberapa macam. Yang paling baik dan paling tradisional
adalah kain batik tulis. Selain itu ada pula batik cap. Ada lagi batik yang merupakan
perpaduan antara batik tulis dengan batik cap, yang biasanya disebut juga dengan
batik kombinasi. Kemudian sejak tahun 1960-an dikenal pula dengan batik sablon.
Jenis batik ini kemudian disusul dengan batik printing. Dari jenis-jenis batik itu yang
paling mahal adalah batik tulis, karena kain batik tulis terbuat dari bahan yang
bermutu tinggi dan dirawat dengan cara tradisional dan dapat bertahan lama. Ada
yang masih tetap bagus penampilannya setelah 75 tahun.
Mode pakaian wanita Indonesia banyak dipengauhi oleh perkembangan mode
pakaian dari luar negeri. Selain itu, untuk keperluan sehari-hari, biaya berkain kebaya
juga lebih besar dibandingkan dengan rok atau daster. Karena itu, sejak beberapa
puluh tahun terakhir ini wanita Indonesia hanya mengenakan kain kebaya pada acara-
acara tertentu saja.
Berbagai cara sudah ditempuh pemerintah untuk melestarikan budaya batik.
Antara lain dengan mengharuskan pengenaan pakaian seragam batik bagi anak-anak
24
Universitas Kristen Petra
sekolah pada hari-hari tertentu. Pegawai negeri, melalui Korp Pegawai Negeri
(Korpri) juga harus mengenakan kemeja batik lengan panjang pada setiap tanggal 17
dan hari-hari besar nasional.
Namun sebenarnya usaha pemerintah mengenai keharusan berseragam batik
itu agak kurang mengena. Batik yang digunakan untuk pakaian seragam selau
merupakan produk pabrik. Dengan demikian peraturan itu sama sekali sama sekali
tidak menyentuh para pengrajin batik tardisional, terutama pengrajin batik tulis.
Sementara itu, bimbingan dan pengarahan dari Departemen Perindustrian juga lebih
banyak diarahkan untuk menyehatkan usaha batik pada skala besar. Begitu pula
bantuan permodalan, hingga kini masih belum mengarah pada para pengrajin,
terutama yang ada di desa-desa. (Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 3 139-140).
2.1.3.4. Motif-Motif Batik
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan
batik yang sangat pesat, terlebih yang terjadi di pulau Jawa. Seperti yang telah
dipaparkan sebelumnya, bahwa selembar batik tidak sekedar menyimpan nilai-nilai
estetis dari jalinan ragam hias dan paduan tata warnanya saja. Akan tetapi, lebih dari
itu juga menyimpan sistem nilai, simbol, dan strategi adaptasi masyarakat
pendukungnya.
Oleh karena itu, karena sistem perbedaan sistem nilai, simbol dan strategi
adaptasi. Maka, ungkapan karya batik yang dibuat masyarakat yang satu akan
berbeda dengan masyarakat lainnya. Perbedaan itu menjadi sangat unik dan khas
serta dalam konteks Indonesia menjadi sebuah mozaik budaya yang kaya. Setiap
sentral perbatikan yang ada di Indonesia memiliki karakteristik perbatikannya
masing-masing seperti yang terjadi pada batik Solo, batik Yogyakarta, batik
Pekalongan, batik Tuban, batik Sidoharjo, batik Indramayu, batik Garut, batik
Tasikamalaya, batik Bali, batik Palembang, dan beberapa sentral perbatikan lainnya.
25
Universitas Kristen Petra
a. Motif Batik Solo
Corak batik-batik dari Solo sangat kental dengan makna-makna simbolis yang
dipengaruhi kebudayaan Hindu. Beberapa cara untuk mengetahui ciri khas batik Solo
di antaranya adalah banyak ditemukan motif-motif seperti sawat, meru, naga, burung,
dan modang.
Secara umum, corak batik Solo menggunakan perpaduan bentuk-bentuk
geometris yang ukurannya kecil-kecil.
Ciri khas yang terlihat pada batik Solo tampak dalam pewarnaannya.
Misalnya saja, warna batik hitam, tidak sepenuhnya hitam, namun cenderung
kecoklatan. Hampir serupa dengan warna hitamnya, dalam pewarnaan warna putih
batik, unsur cokelatnya tetap menonjol dan kuat.
Motif batik Solo paling terkenal, diantaranya : truntum, sidoluhur, alas-alasan,
dan lain sebagainya.
b. Motif Batik Yogyakarta
Serupa dengan batik Solo, batik Yogyakarta juga memiliki makna-makna
simbolis kebudayaan Hindu di tiap-tiap motifnya. Bahkan, sedikit lebih ekstrem, di
Yogyakarta ada larangan memakai batik-batik yang coraknya sudah dipakai keluarga
sultan atau keturunan kraton.
Secara garis besar, motif batik Yogyakarta banyak memadukan bentuk-bentuk
geometris dan nongeometris yang ukurannya berbanding terbalik dengan motif batik
Solo.
Soal pewarnaan, batik Yogyakarta sangat jauh berbeda dengan batik Solo.
Apabila, batik solo cenderung memakai warna-warna cokelat yang mengarah gelap,
pada batik Yogyakarta justru sebaliknya. Pewarnaan batik Yogyakarta kebanyakan
memakai warna-warna terang dan bersih. Di mana hitamnya cenderung kebiruan.
Motif batik paling terkenal dari batik Yogyakarta, di antaranya : Sumbagen
Huk, Kawung, dan Parang.
c. Motif Batik Pekalongan
Batik Pekalongan tergolong ke alam batik Pesisiran. Jenis-jenis batik di
daerah ini sangat dipengaruhi tingkat kesukaan konsumen terhadap dinamika
26
Universitas Kristen Petra
perkembangan dunia perbatikan. Karena itu, tata warna dan motif dari batik
Pekalongan berani mengeksplorasi keragaman corak, demi mencapai kepuasan
konsumen. Akan tetapi, kedinamisan tersebut bukan berarti batik Pekalongan tidak
memiliki kekhasannya. Ada ciri-ciri khusus dari batik Pekalongan, yakni gambaran
motif serta pewarnaannya bersifat naturalis.
Di Pekalongan tumbuh genre batik Encim. Genre batik ini dikembangkan
oleh para pengusaha Cina, dan bisanya batik Pekalongan disukai oleh orang-orang
Belanda. Sementara, batik Pekalongan yang disukai konsumen pribumi, karena
memiliki pola warna yang lebih semarak.
Batik Pekalongan memiliki corak serta komposisi warna yang lebih kaya.
Motifnya kebanyakan bernuansa pesisisr. Misalnya, motif bunga laut dan binatang
laut. Ini berbeda dengan batik Solo ataupun batik Yogyakarta motif berdominan
bentuk garis, kotak-kotak, dan konstruksi geometris lainnya. Walau bentuk tangkai,
bunga, atau hewan lebih mendominasi.
d. Motif Batik Tuban
Batik Tuban banyak menerima pengaruh dari budaya Cina. Motif lok chan
begitu akrab dengan daerah perbatikan ini. Motif batik Tuban yang terkenal di
antaranya adalah guntingan dan macanan.
Tata warna batik Tuban pada mulanya terbatas pada warna biru indigo, merah
mengkudu, hitam dan putih, serta kekuning-kuningan (akar mengkudu). Belakangan
muncul tata warna putihan (latar putih dengan corak hiasan berwarna biru tua atau
hitam), pipitan (latar putih corak berwarna merah atau biru tua), dan bangrod (latar
putih dengan motif berwarna merah).
e. Motif Batik Sidoarjo
Batik Sidoarjo menunjukan pengaruh dari batik Madura, hal ini disebabkan
karena di daerah ini banyak ddatangi oleh para pendatang yang berasal dari Madura.
Karakteristik batik Sidoarjo adalaha tegas, jelas, dan ekspresif dengan pewarnaan
yang mencolok dari warna hitam, coklat, dan merah.
27
Universitas Kristen Petra
f. Motif Batik Cirebon
Seperti halnya batik Solo dan batik Yogyakarta, batik Cirebon pun
menyimpan makna-makna simbolis pada setiap motifnya. Motif batik Cirebon
termasuk motif batik Pesisiran, yang pada umumnya ditandai dengan sistem
pembabaran (rekavisual) yang lebih dinamis, meriah dengan banyak warna dan
sangat ditentukan oleh permintaan pasar. Akan tetapi, juga memiliki perkembangan
batik kraton. Beberapa motif batik yang tergolong batik Cirebon di antaranya adalah
taman arum sunyaragian, wadas singa, patran kangkung, mega mendung, ayam alas,
supit urang, taman teratai dan naga seba.
Dalam sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang menegmbangkan
dengan seorang putri Cina bernama Ong Tie. Istri beliau ini sangat menaruh perhatian
pada bidang seni, khususnya keramik. Motif-motif pada keramik yang dibawa dari
negeri Cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi perpaduan
antara kebudayaan Cirebon-Cina.
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik mega
mendung atau awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun
warnanya bergaya selera Cina. Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan
yang di nanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif
ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingga biru tua. Warna biru tua
menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan,
sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan (Hamidin
26-40).
Masih banyak batik nusantara lagi lainnya, diantaranya batik Garut,
Tasikmalaya, Gresik, batik Ponorogo, batik Banyumas, batik Pacitan, batik
Trenggalek, batik Demak-Kudus, batik Rembang-Juwana-Pati, batik Madura, batik
Bali, batik Kalimantan, batik Irian dan batik Sumatra. Semuanya memiliki
kekhasannya masing-masing sebagai khazanah kekayaan budaya bangsa.
Di Surabaya pun terdapat batik khas Surabaya yang bernama batik mangrove
adalah batik yang bahannya terbuat dari alam. Yakni dibuat dari bahan tumbuhan
mangrove itu sendiri, mulai dari pewarna dan motifnya.
28
Universitas Kristen Petra
g. Motif Batik Mangrove
Motif batik mangrove sangat beraneka ragam. Motif batik ini terinspirasi dari
ekosistem yang terdapat di hutan mangrove, selain daun, bunga, juga terdapat motif
ekosistem hewan yang terdapat di hutan mangrove. Seperti : ikan, kepiting, udang,
dan siput. Serta ekosistem lainnya yang terdapat di hutan mangrove tersebut. Nama
motif batik mangrove tersebut juga kebanyakan diambil dari bagian-bagian dari
tumbuhan mangrove yang beraneka ragam itu, contohnya : motif mange kasihan,
motif tanjung putih, motif bogem, motif nyamplung, motif widuri, dan masih banyak
motif-motif lainnya yang sudah dibuat pakemnya oleh si produsen.
2.1.3.5. Batik dan Pemakainya
Dalam budaya pakaian adat di Pulau Jawa, terutama di lingkungan keraton,
ada motif-motif batik tertentu yang terlarang bagi rakyat kebanyakan. Misalnya, di
lingkungan sekitar keraton Yogya da Solo, motif batik parang barong hanya boleh
dikenakan oleh raja dan pangeran. Rakyat biasa dan orang kaya seklipun, dilarang
mengenakannya. Pada jaman dahulu pelanggaran ketentuan adat ini mendapat sanksi,
karena dianggap ingin menyamai kedudukan raja. Tetapi kini, orang yang
mengenakannya paling-paling hanya ditertawakan orang.
Karena motif batik diciptakan dengan bentuk gambaran simbolik yang
melambangkan harapan dan doa, pemakaiannya juga disesuaikan dengan isi
perlambangan itu. Misalnya, kain batik motif parang tak boleh dikenakan oleh
pengantin. Pengantin harus mengenakan kain dengan motif sido mukti, sido luhur,
sido mulyo atau sido asih. Pada upacara pernikahan, orang tua pengantin, baik yang
laki-laki maupun yang perempuan, mengenakan motif kain batik truntum, karena
motif batik itu melambangkan tuntunan orang tua pada anaknya. Sementara itu orang-
orang golongan tua lainnya, selain orang tua kandung si pengantin, mengenakan kain
batik dengan motif wirasat.
29
Universitas Kristen Petra
2.1.3.6. Usaha Batik
Di lingkungan usaha pembatikan masa kini, dikenal tiga jenis bahan kain
mori. Yang paling halus dan dinilai paling tinggi kualitasnya adalah mori primissima,
biasanya disingkat dengan sebutan primis. Yang kualitasnya di bawah itu adalah kain
mori prima, dan yang kualitas menengah adalah mori biru. Untuk jenis kasar,
terkadang kain blaco juga dipakai sebagai bahan kain batik. Namun, penggunaan
blanco biasanya hanya pada masa sulit, misalnya pada jaman pendudukan balatentara
jepang dulu.
Sejak sekitar tahun 1960-an, ada pula merek kain mori lainnya yang masuk ke
Indonesia. Misalnya kain mori yang disebut cambric dan white cambric. Jenis yang
ini jarang digunakan untuk bahan kain batik yang halus dan batik tulis.
Dikalangan pengusaha batik, ukuran panjang dan lebar mori menggunakan
yard dan inci. Tetapi di kalangan masyarakat pemakai dan pedagang eceran, dipakai
ukuran kacu. Ukuran kacu adalah ukuran kain selebar 42 inci yang kemudian
mengalami pengerutan akibat proses pembuatan batik sehingga menjadi sekitar 105
sentimeter. Seperti diketahui, 1 inci sama dengan 2,54 sentimeter.
2.1.3.7. Proses Pembuatan Batik
Sebelum menjadi kain batik yang siap pakai, mori harus melalui beberapa
proses pembuatan. Proses dan tahapan pembuatannya pun ada beberapa macam,
tergantung daerah pembuatannya. Tahap pengerjaan kain batik yang dibuat dengan
teknik tradisional, meliputi :
a. Mencuci
Kain mori yang akan digunakan, sehingga kotoran dan bahan yang membuat kain
kaku, semacam kanji, larut dalam air. Untuk mencuci dipakai air bersih saja, dibilas
berulang kali. Khusus untuk bahan kain jenis primissima, tidak usah dicuci dulu.
Sesudah kain itu dianggap bersih, dilakukan penganjian.
b. Mengaji
Kain mori harus dilakukan hati-hati. Selain agar kain menjadi agak kaku, kanji juga
dimaksudkan untuk memudahkan menggambar motif batiknya nanti. Kalau kanjinya
30
Universitas Kristen Petra
terlalu pekat, malam batik yang digunakan untuk menggambari kain itu akan sukar
menempel sehingga mutu gambar menurun. Kanji yang terlalu encer akan
menyebabkan gambar mudah membelobor. Lagi pula, kanji yang encer akan
menyulitkan proses penghilangan malam batik pada tahap selanjutnya.
c. Pengemplongan
Hal ini dilakukan dengan maksud agar kain itu menjadi pulen, tak terlalu kaku dan
tak terlalu lemas, lagi pula mudah dibatik. Kain yang akan dikemplong, digulung dan
dilipat, ditaruh di atas kayu, kemudian dipukuli dengan martil atau gada kayu. Agar
pengemplongan itu dapat rata betul, susunan lipatan dan gulungan kain itu pun harus
beberapa kali dibalik. Selain itu, gulungan dan lipatan kain mori itu juga dibanting-
banting dilandasan kayu.
d. Ngelowong
Ngelowong adalah proses pembuatan motif dasar dari gambaran batik. Dengan
menggunakan canting atau cap batik, kain mori itu digambari dengan motif batik
yang dikehendaki. Menggambari motif batik pada suatu sisi ini disebut ngengreng.
Karena penggambaran motif batik itu hanya dapat dilakukan pada satu sisi saja,
menggambar ulang motif itu pada sisi lainnya merupakan pekerjaan tersendiri. Ini
disebut nerusi.Pada proses ngelowong ini, malam batik yang digunakan adalah jenis
yang nanti akan mudah dikerok.
e. Nembok
Nembok adalah proses menutup bagian-bagian mori yang nanti akan berwarna putih.
Bagian itu ditutup dengan malam khusus, sehingga zat pewarna yang pada proses
selanjutnya akan diberikan tidak merembes ke bagian itu. Jika proses nembok ini
kurang cermat, atau jenis malamnya kurang tepat, kelak kain itu akan kotor dan
kurang rapi.
f. Medel
Medel adalah proses mewarna mori yng telah diberi gambaran batik dengan zat
pewarna yang disebut wedel, atau tom.Zat pewarna ini dibuat dari tanaman indigo
yang warnanya biru, mirip biru tinta tulis. Proses ini agak lama. Pekerjaannya harus
sabar dan teliti agar warna birunya cukup matang dan merata. Zat pewarna wedel ini
31
Universitas Kristen Petra
lambat sekali meresap ke kain mori. Jadi harus dilakukan berulang kali, sampai
kebiruannya dianggap cukup.
Kini, dengan zat pewarna sintesis, pekerjaan medel dapat lebih mudah dan
lebih cepat. Warna birunya pun ada berbagai macam, sehingga memungkinkan lebih
banyak pilihan. Karena proses pembiruannya lebih cepat, para pengusaha batik lebih
suka menggunakan zat pewarna sintesis ini. Namun para penggemar kain batik tulis
umumnya lebih suka memproses dengan bahan tradisional, karena kebiruannya lebih
serasi dengan bahan warna tradisional lainnya. Lagipula warna wedel lebih tahan
lama.
g. Ngerok
Ngerok adalah membuang bagian-bagian malam batik yang menempel pada mori,
setelah proses wedelan. Bagian motif batik yang hendak diberi warna coklat, dibuang
malam batiknya dengan cara mengeroknya dengan pisau. Orang yang mengerok
harus mengetahui motif gambaran batiknya agar tidak keliru mengerok bagian yang
salah.
h. Menyoga
Menyoga atau nyoga, proses memberi warna cokelat, paling banyak menyita waktu
dalam pembuatan batik secara tradisional. Warna cokelat secara tradisional diperoleh
dari ramuan sejenis kulit pohon soga yang direbus bersama dengan beberapa ramuan
lainnya. Proses pewarnaan ini harus dilakukan berulang-ulang, karena zat pewarna itu
lambat meresap ke dalam serat-serat mori. Lebih lambat dibandingkan dengan zat
warna wedel. Lagi pula, sebelum pencelupan ulang, kain yang baru saja disoga harus
dikeringkan dulu dengan dianginkan, tidak boleh dijemur di sinar matahari.
Akibatnya, prose ini memakan waktu sampai berminggu-minggu.
Dengan zat pewarna sintesis, proses menyoga ini kini dapat dilakukan jauh
lebih cepat. Kini, perusahaan batik hanya memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk
menyoga batik warna gelap , dan hanya 30 menit untuk batik biasa. Namun hasilnya
belum dapat menyamai keindahan zat pewarna tradisional.
32
Universitas Kristen Petra
i. Ngelorod
Ngelorod adalah membuang atau melepaskan seluruh malam batik yang menempel
pada kain, pada proses akhir pembuatan batik. Caranya adalah dengan mencelup-
celupkan kain batik itu pada air mendidih, berulang-ulang, dibantu dengan
penggosokan. Karena panas, untuk menggosok-gosok permukaan kain itu digunakan
sebilah kayu. Pada perusahaan batik yang besar, ngelorod dilakukan dengasn
menyemprotkan air panas pada kain yang digelar melebar pada sebuah palang bambu.
Malam batik atau lilin yang digunakan dalam proses pembatikan merupakan
campuran atau ramuan dari berbagai jenis bahan. Setelah dicampur dan dipanaskan,
bahan-bahan itu didinginkan sampai beku. Bahan utama pembuatan malam batik
adalah gondorukem (biasanya didatangkan dari daerah Aceh atau diimport), damar
mata kucing, malam tawon atau kote, lemak minyak kelapa, parafin dan mikrowas.
Parafin yang dipakai biasanya berwarna putih atau kuning pucat.
Lilin bekas pakai kadang-kadang masih digunakan untuk proses pembatikan
kain batik berkualitas rendah. Malam bekas ini biasanya disebut malam lorodan atau
lilin lanceng . Malam batik semacam ini mudah dikenali dengan warnanya yang
cokelat tua kehitaman dan banyak kotorannya. Agar tidak terlalu rendah kualitasnya,
lilin lanceng itu umumnya hanya dipakai sebagai pencampur malam batik yang masih
baik. Tujuannya adalah untuk merendahkan ongkos produksi.
Merek dan Label untuk kelancaran perdagangan berbagai jenis batik di
dalam negeri maupun yang untuk ekspor, Menteri Perindustrian menetapkan semua
batik yang dipasarkan harus memakai merek dan label. Ketetapan itu juga
dimaksudkan untuk melindungi konsumen batik. Pada setiap batik yang ditulis
tangan, bagian tepinya diharuskan memakai tulisan BATIK TULIS, sedangkan pada
batik cap ditulis BATIK CAP. Begitu pula yang merupakan kombinasi antara tulis
dan cap. Tekstil bermotif batik juga harus membubuhi pada pinggiran kainnya,
tulisan : TEKSTIL MOTIF BATIK. Dengan ketentuan itu diharapkan para konsumen
yang bukan ahli tentang batik tidak akan salah pilih (Ensiklopedia Nasional
Indonesia jilid 3 206-209).
33
Universitas Kristen Petra
2.1.3.8 Perkembangan Fungsi Batik
Kegunaan batik selanjutnya berkembang ke dalam berbagai bidang kebutuhan
busana, perlengkapan rumah tangga, dan arsitektur.
Sebagai hasil peradaban batik mengalami perubahan akibat perkembangan
teknologi, lingkaran, dan pergeseran nilai-nilai budaya. Hal itu memperluas lingkup
gerak perkembangan dunia perbatikan. Penggunaan batik dalam berbagai kreasi
busana modern, juga untuk kebutuhan interior dan rumah tangga sebagaimana telah
disebutkan, memberi gambaran yang nyata. Meluasnya area fungsi batik pun
membuka banyak kemungkinan bagi peran baru batik di dalam masyarakat
penggunanya (Heriyanto 16).
2.1.4. Pengertian Bakau
Bakau ialah sekelompok tumbuh-tumbuhan yang hidup di tepi pantai.
Berbagi jenis tersebar luas di Indonesia, pada daerah-daerah yang disebut hutan
payau atau mangrove. Hasil utama dari jenis-jenis bakau ini adalah kayu, selain kayu
yang merupakan hasil utama, jenis-jenis bakau ini menghasilkan juga kulit kayu yang
mengandung bahan penyamak. Bagi masyarkat nelayan, buah muda bakau jenis
Rhizophora banyak dimanfaatkan sebagai sayuran. Karena memiliki sistem perakaran
yang khas, bakau mampu menahan lumpur yang diendapkan di tempat tumbuhnya.
Juga karena perakarannya itu, bakau mampu menahan pantai dan tepi sungai dari
hempasan gelombang dari pengaruh arus pasang surut. Bakau mampu mengambil
unsur-unsur logam berat, misalnya unsur Hg, sehingga dapat berfungsi pula sebagai
penyaring pengaruh pencemaran. Bakau juga dapat memberikan bahan-bahan organik
yang berfungsi sebagai sumber daya makanan pada beberapa jenis ikan. Akibatnya,
daerah hutan bakau punn berfungsi sebahgai tempat berkembang biak pelbagai jenis
ikan. Selain itu, pelbagai jenis burung dan kalong menggunakan hutan bakau sebagai
tempat bersarang dan beristirahat. Dengan demikian hutan bakau dapat juga berfungsi
sebagai suakamargasatwa(Ensiklopedia Nasional Indonesia jilid 3 68-69).
34
Universitas Kristen Petra
2.2. Identifikasi Data Perusahaan
2.2.1. Data Perusahaan
Batik Mangrove merupakan batik jumputan dan tulis dengan menggunakan
desain motif mangrove dan bahan warna dari limbah UKM olahan mangrove dan
hasil penjualan batik mangrove ini disisihkan sebagian untuk penanaman mangrove.
Demi menjaga keaslian batik, maka disertakan sertifikat dalam paket pembelian batik
mangrove. Batik mangrove ini kemudian diberi nama Batik Seru (Seni Batik Motif
Mangrove Rungkut Surabaya) Batik Seru alami Lulut adalah batik mangrove khas
Surabaya digagas dan tercipta Desember 2007 karena adanya pembalakan liar di
hutan mangrove pantai Timur Surabaya.
2.2.1.1. Nama Perusahaan : Batik Seru
2.2.1.2. Pengelola Perusahaan : Lulut Sri Yuliani, Dra, MM
2.2.1.3. Produk-produk yang Dipasarkan :
Sabun Cair Mangrove, batik mangrove, Tempe Mangrove, Pasta Sabun cair
Mangrove, Tepung Mangrove, Bordir Mangrove, Kerupuk Mangrove, Wedang
Mangrove, Bakom(Bakteri Antagonis Kompositing), Pewarna Dekorasi Mangrove.
2.2.1.4. Potensi Perusahaan :
Batik Mangrove ini sudah sampai dikirim ke mancanegara seperti : Amerika,
Australia, Jepang, Singapura, dan Bangkok.
2.2.1.5. Lokasi Perusahaan
Produsen batik Mangrove ini belokasi di jalan Wisma Kedung Asem Indah J-
28, Rungkut-Surabaya.
35
Universitas Kristen Petra
2.2.2. Data Produk
Sabun Cair Mangrove, Sabun ini diciptakan tahun 2005 dari hasil
eksperimen selama satu tahun dan diproduksi bersama masyarakat tahun 2006. Pada
waktu itu, produsen batik mangrove menjadi instruktur BPHM WILAYAH I Bali
pada tanggal 5 maret 2009, ditugaskan oleh Walikota Surabaya untuk belajar
mengenai mangrove di BPHM WILAYAH I Bali, Dan diminta untuk mengajarkan
cara membuat olahan mangrove dan menuliskannya ke dalam buku yang berjudul
“Oleh-oleh Olahan Mangrove” yang dibagikan kepada peserta pelatihan untuk
dibawa pulang ke daerah asalnya masing-masing di seluruh Indonesia. Pada tahun
2009-2010 disosialisasikan ke seluruh Indonesia bersama BPHM Wilayah II Medan,
Sumatera Utara serta Departement Kelautan dan Perikanan RI.
Batik Mangrove, Batik jumputan dan tulis menggunakan desain motif
mangrove dan bahan warna dari limbah UKM olahan mangrove serta hasil penjualan
disisihkan sebagian untuk penanaman mangrove. Demi menjaga keaslian batik, maka
disertakan sertifikat dalam paket pembelian batik mangrove.
Batik mangrove digagas dan diciptakan pada tahun 2007, disosialisasikan ke
Masyarakat Rungkut pada tanggal 22-27 maret 2009 bersamaan dengan pelatihan dari
Dinas Tenaga Kerja Surabaya untuk Gakin dan pelatihan dari Bappemas Surabaya
dan langsung ditindak lanjuti untuk produksi masal pada April 2009.
Batik Seru sudah dipatenkan merk dagangnya oleh Pemerintah Kota Surabaya
pada tanggal 22 Desember 2009 no. D00 2009034031 Dep.HUKUM & HAM.Tahun
2009 terbangun Komunitas batik Seru dengan kegiatan yang cukup padat, diantaranya
: mengikuti pameran di seluruh Indonesia, Kunjungan tamu yang ingin belajar dari
berbagai daerah di Indonesia dan pada tanggal 4 agustus 2010 akan dikunjungi tamu
dari USA, Jepang, Singapore, dan Australia. Serta produksi untuk memenuhi
permintaan produk baik untuk domestik maupun manca negara.
Dampak komunitas batik Seru Alami Lulut dapat menambah penghasilan
keluarga pra sejahtera yang tergabung dalam komunitas dengan omset rata-rata
sebesar 20-30 juta/bulan.
36
Universitas Kristen Petra
Batik mangrove sudah berbadan hukum Koperasi Kampung Unggulan
No.286/BK/XVI.37/2010 yang disahkan oleh Menteri Negara Urusan Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah Repblik Indonesia dan Walikota Surabaya.
Tempe Mangrove (Tempe Khas Surabaya), Tempe mangrove terdiri dari 2
versi digagas pada bulan Maret 2009: Tempe daun dan bungkus plastik berbahan ragi
Hibiscus Tilisislus dengan kedelai murni tanpa campuran memiliki rasa lebih gurih
dari tempe biasa. Setelah diteliti Forum Tempe Indonesia ternyata tempe ini sehat dan
bermanfaat untuk memperpanjang masa menopouse, mengobati penyakit jantung
koroner, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah osteoporosis. Jika dimakan
mentah dapat bermanfaat untuk mengobati diare, maag, dan meningkatkan daya tahan
tubuh. Tempe daun, dibungkus dengan daun Hibiscus Tilisiauslus berbentuk segitiga,
sedangkan tempe yang dibungkus plastik berbentuk kotak.
Tempe mangrove sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia bahkan Singapore.
Rencana akan dipasarkan juga ke Jepang dan negara-negara lain. Hak paten sedang
dalam proses.
Tepung Mangrove, Eksperimen tahun 2010 disosialisasikan juga pada tahun
2010 ke seluruh wilayah pesisir bersama BPHM Wil. I dan II. Hak paten sedang
dalam proses.
Bordir Mangrove, Eksperimen tahun 2007-2009, yang dipersembahkan oleh
kelurahan Kedung Baruk untuk produk unggulan daerah Surabaya, disosialisasikan
ke warga pada tahun 2009. Persiapan tempat produksi, karena anggota komunitas
merupakan penghuni kos-kosan/rumah petak yang tidak memungkinkan untuk
produksi di tempat tinggal, maka produksi akan dilakukan secara masal pada bulan
september 2010 dengan menyewa sebuah tempat yang memungkinkan. Desain
khusus motif mangrove sudah dipersiapkan sejak tahun 2008-2009 oleh produsen
batik mangrove itu sendiri dengan bahan kain dan benang bercorak mangrove. Pakem
Suroboyoan dipersiapkan menjadi produk unggulan Jawa Timur, khususnya
Surabaya. Hak paten sedang dalam proses.
37
Universitas Kristen Petra
Kerupuk Mangrove, Disosialisasikan tahun 2009-2010 di BPHM Wil. I Bali
dan BPHM Wil. II Medan, disosialisasikan dan diproduksi oleh Kel. Kedung Baruk
tahun 2009-2010. Produk Kerupuk Mangrove adalah antara lain :
Kerupuk Mujair, Kerupuk Alur, Kerupuk Acanthus Ilicifolius, Kerupuk
Sesuvium Portulacastrum, Kerupuk Bruguiera Sp, Kerupuk Avecennia Sp, Kerupuk
Sonneratia Sp, Kerupuk Jijibus Mauritiana (Bekul), Kerupuk Nypa Fruitiicans,
Kerupuk Beluntas, Kerupuk Mengkudu, Kerupuk Yuyu Bekalsium, Kerupuk
Jangkang, Kerupuk Ebi.
Wedang Mangrove, Pada tahun 2009, disosialisasikan dan diproduksi oleh
kelurahan Kedung Baruk sebagai produk unggulan.
Bakom (Bakteri Antagonis Komposting), Pada tahun 2008, dilakukan
eksperimen selama 2 minggu dan disosialisasikan kepada warga Kedung Baruk yang
kemudian dilakukan kegiatan produksi. Dan disosialisasikan pula melaui BPHM I
Bali bagi peserta pelestarian dan pemanfaatan mangrove seluruh Indonesia, MARES
2009, selain itu disosialisasikan pula ke warga Surabaya dan Jawa Timur tahun 2008-
2010.
Pewarna Dekorasi Mangrove, digunakan untuk cat dekorasi kayu, kain, dan
sebagainya.
2.2.2.1. Jenis Produk : Kain
2.2.2.2. Nama Brand/Merek : Batik Seru (Seni Batik Motif Mangrove Rungkut
Surabaya)
2.2.2.3. Spesifikasi Produk :
Sabun Cair Mangrove terbuat dari Sonneratia Caseolaris, Sonneratia Alba,
Sonneratia Ovata, Vitex Ovata, bunga Cerbera Mangas, Jijibus Mauritiana,
Calophyllum Inophyllum, bunga Calophyllum Inophyllum, bunga Caleptropis
Gigantea.
38
Universitas Kristen Petra
Batik Mangrove yang terbuat dari pewarna alami dari tumbuhan
mangrove(Limbah UKM Mangrove) seperti : Calophyllum Inophyllum (Nyamplung)
memberikan warna kuning, Hibiscus (Waru laut) dan bunga achantus memberikan
warna biru, Bruguiera Gymnorizha (tanjang merah) memberikan warna merah,
Rhizopora(api-api) dan Nypa Fruiticans(buyuk) memberikan warna coklat, Suedia
Maritima (alur) dan Carbera Mangas(bintaro) memberikan warna tua atau
kehitaman, Caloptropis (widuri) memberikan warna ungu muda atau warna muda,
Bringtonia Asitican (Bringtonia atau bogem) memberikan warna coklat muda, Daun
achantus, beluntaas, dan buah avecenia memberikan warna hijau, dan masih banyak
bagian dari mangrove yang dapat dimanfaatkan.
Tempe Mangrove, Terdiri dari 2 versi. Tempe daun dan dibungkus plastik
terbuat dari ragi Hibiscus Tilisislus dengan kedelai murni tanpa campuran.
Sedangkan, tempe daun dibungkus dengan daun Hibiscus Tilisiaslus berbentuk
segitiga. Tempe mangrove berbahan ragi Hibiscus Tilisiasius dan Avecennia sp.
Berwarna hijau kehitaman, diproduksi waktu panen saja. Dikemas bentuk keripik
tempe mangrove, tempe segi tiga dan kotak dalam plastik.
Tepung Mangrove, terbuat dari berbagai macam bagian dari limbah
mangrove, diantaranya : tepung Nypa Fruitican, tepung Avicennia Sp, tepung
Sonneratia Sp, tepung tempe mangrove, tepung Bruguiera Sp, tepung Sueda
Maritima, tepung Jijibus Mauritiana, tepung Sexuvium Portulacastrum, tepung
Acanthus Ilicifolius, tepung Acrostichum Aureum, tepung ikan berkalsium, tepung
beluntas, tepung mengkudu, tepung kepiting, tepung rajungan, tepung jangkang,
tepung yuyu(ketam).
Kerupuk Mangrove, terbuat dari bahan utama tepung mangrove seperti :
1. Kerupuk Mujair
Bahan : Ikan mujair plus tulang, Sueda maritima, tepung tapioka, rempah-rmpah
2. Kerupuk Alur
Bahan : Sueda maritima (alur tepung tapioka, rempah-rempah)
39
Universitas Kristen Petra
3. Kerupuk Acanthus Ilicifolius
Bahan : Acanthus Ilicifolius (Jerujun muda tanpa duri), teoung tapioka, rempah-
rempah.
4. Kerupuk Acrostuchum Aureum
Bahan : Acrostichu Aureum (paku laut), tepung tapioka, rempah-rempah.
5. Kerupuk Sesuvium Portulacastrum
Bahan : Sesuvium Portulacastrum (kerokot laut), tepung tapioka, rempah-rempah.
6. Kerupuk Bruguiera Sp
Bahan : Tepung Bruguiera Sp., tepung tapioka, rempah-rempah, Ebi kering.
7. Kerupuk Avecennia Sp
Bahan : Tepung Avecennia Sp., Tepung tapioka, rempah-rempah, jangkang.
8. Kerupuk Sonneratia Sp
Bahan : Tepung Sonneratia Sp, tepung tapioka, rempah-rempah, jangkang.
9. Kerupuk Jijibus Mauritiana (Bekul)
ahan : Tepung Jijibus Mauritiana, tepung tapioka, rempah-rempah, jangkang.
10. Kerupuk Nypa Fruitiicans
Bahan : Tepung nypa Fruitiicans, tepung tapioka, rempah-rempah, kerang.
11. Kerupuk Beluntas
Bahan : Tepung beluntas, tepung tapioka, rempah-rempah, jangkang.
12. Kerupuk Mengkudu
Bahan : Tepung Mengkudu, tepung tapioka, rempah-rempah, yuyu
13. Kerupuk Yuyu Bekalsium
Bahan : Tepung yuyu, tepung tapioka, rempah-rempah.
14. Kerupuk Jangkang
Bahan : tepung jangkang, tepung tapioka, rempah-rempah.
15. Kerupuk Ebi
Bahan : tepung ebi, tepung tapioka, rempah-rempah.
40
Universitas Kristen Petra
2.2.2.4. Harga Produk : Batik mangrove (Batik Seru) tergantung jenis kain dan
motif yang dibuat. Kainnya menggunakan kain katun, rayon, dan sutera berukuran 2
meter. Harganya berkisar dari Rp 125.000- Rp 300.000.
2.2.2.5. Positioning Produk : Batik mangrove merupakan produk batik yang ramah
lingkungan,karena berbahan dasar alam. Dalam soal harga yang ditawarkan memang
lebih tinggi dari batik-batik lainnya, hal tersebut dapat dikarenakan batik ini
memakan waktu yang cukup lama dalam proses pembuatannya.
2.2.2.6. Target Audience Produk : Semua golongan terutama golongan menengah
ke atas, laki-laki maupun perempuan semua usia
2.2.2.7. Foto produk
Gambar 2.1. Kain sutera batik mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.2.Kain katun dan rayon batik mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
41
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.3. Batik mangrove motif sia-sia
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.4. Batik mangrove motif ikan
Sumber : Dokumentasi pribadi
42
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.5. Batik mangrove motif kerang
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.6. Batik mangrove motif prapat
Sumber : Dokumentasi pribadi
43
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.7. Batik mangrove motif nipah
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.8. Batik mangrove motif Saman sigi
Sumber : Dokumentasi pribadi
44
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.9. Bahan limbah mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.10. Proses pewarnaan batik mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.11. Bordiran mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
45
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.12. Packaging batik mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.13. Keripik pisang mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
46
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.14. Sirup mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.15. Sabun cair mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
47
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.16. Tempe mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.17. Kerupuk mujair mangrove
Sumber : Dokumentasi pribadi
48
Universitas Kristen Petra
2.2.3. Data Pemasaran
2.2.3.1. Strategi Pemasaran : Pemasaran batik mangrove ini dipasarkan melalui
bantuan dan kerjasama dari pemertintah daerah kota Surabaya, dengan mengundang
wartawan dan para media massa untuk meliput industri batik mangrove tersebut.
2.2.3.2. Wilayah Pemasaran : Batik mangrove ini sudah dipasarkan di propinsi
Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara dan lampung. Masing-
masing 30 orang binaan. Batik mangrove ini juga sudah mencapai luar negeri, seperti
di negara Amerika, Australia, Jepang, dan Singapura, bahkan rencananya sebentar
lagi akan dipasarkan di negara Thailand.
2.2.3.3. Potensi Pasar : Batik mangrove Surabaya ini sudah mencapai pasar
mancanegara atas bantuan dan kerja sama dengan pemerintah daerah Surabaya.
2.2.3.4. Visi dan Misi Perusahaaan :
Batik Seru Alami Lulut adalah batik mangrove khas Surabaya, Visi dari UKM
ini adalah mengurangi kemiskinan dan berkarya dimulai dari teras rumah (Griya
Karya Tiara Kusuma) demi mengerakkan ekonomi bangsa.
Misi UKM ini adalah :
1. Tanpa mengenal lelah mencurahkan seluruh daya upaya untuk
mensejahterahkan masyarakat pra sejahtera.
2. Rela berkorban dan selalu menyediakan waktu untuk UKM yang dibentuk.
3. Tidak pelit untuk memberikan ilmu pengetahuan dan selalu berinovasi produk
unggulan bila berhubungan dengan lingkungan dan pemberdayaan
masyarakat.
4. Maju terus untuk melakukan eksperimen dan inovasi teknologi tepat guna
sederhana untuk masyarakat.
5. Memotivasi masyarakat untuk tidak mudah putus asa dalam membangun
usaha.
49
Universitas Kristen Petra
2.3 Identifikasi Data Kompetitor
2.3.1 Data Perusahaan : Kampung Batik tercipta sejak dari zaman Belanda,
Kampung tersebut dinamai kampung batik karena di daerah tersebut terdapat rumah-
rumah yang rata-rata berusaha batik. Rumah yang kebetulan penulis teliti adalah
rumah bapak M.Yazid yang sudah memulai usaha batiknya semenjak tahun 1965.
2.3.1.1. Nama Perusahaan : Kerajinan Batik Tulis Rahmad
2.3.1.2. Pengelola Perusahaan : M.Yazid
2.3.1.3. Produk-produk yang Dipasarkan : Kain Batik Sidoarjo, Sprei Batik,
Selendang batik, Sarung batik, Vas, dan taplak bunga batik.
2.3.1.4. Potensi Perusahaaan : Batik Sidoarjo ini sudah sampai dikirim ke luar
negeri. Seperti : Belanda, Inggris, dan Jepang.
2.3.1.5. Lokasi Perusahaaan : Batik Sidoarjo ini berlokasi di jalan Jetis Gg IV
No. 150, Sidoarjo
2.3.2. Data Produk
2.3.2.1. Jenis Produk : Kain
2.3.2.2. Nama Brand/Merek : Batik Tulis Rahmad
2.3.2.3. Spesifikasi Produk : Batik jetis ini dibuat menggunakan pewarna kimia dan
semua batik yang dibuat berjenis batik tulis. Dibuat dengan diberi minyak kacang.
2.3.2.4. Harga Produk : Kain batik berbahan Prima ukuran 2 m 110 ribu/buah
Kain batik berbahan Primis ukuran 2m 250 ribu/kain tergantung motif yang
digunakan, jika semakin rumit motifnya maka harganya semakin mahal.
50
Universitas Kristen Petra
2.3.2.5. Positioning Produk : Batik jetis ini merupakan batik khas sidoarjo memiliki
corak warna yang hampir sama dengan batik madura, sehingga konsumen batik ini
kebanyakan orang madura.
2.3.2.6.Target Audience Produk : Semua golongan terutama golongan menengah ke
atas, laki-laki maupun perempuan semua usia. Kebanyakan konsumennya berasal dari
madura, bugis, dan ujung pandang.
2.3.2.7. Foto produk
Gambar 2.18. Kain batik Sidoarjo motif kupu
Sumber : Dokumentasi pribadi
51
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.19. Kain batik Sidoarjo motif daun (sebelum pewarnaan)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.20. Kain batik Sidoarjo motif daun (sesudah pewarnaan)
Sumber : Dokumentasi pribadi
52
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.21. Kain batik Sidoarjo motif merak (pesanan terbanyak)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.22. Berbagai motif dan jenis batik Sidoarjo
Sumber : Dokumentasi pribadi
53
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.23. Proses pewarnaan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.24. Tempat proses perebusan kain batik Sidoarjo
Sumber : Dokumentasi pribadi
54
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.25. Tempat proses pencucian kain batik Sidoarjo
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar 2.26. Proses pencucian batik Sidoarjo lebih Lanjut
Sumber : Dokumentasi pribadi
55
Universitas Kristen Petra
2.3.2. Data Pemasaran
2.3.2.1. Strategi Pemasaran : Pemasaran batik jetis ini sama dengan batik mangrove
yaitu dipasarkan melalui bantuan dan kerjasama dari pemertintah daerah Sidoarjo,
dengan mengundang wartawan dan para media massa untuk meliput industri batik
Jetis yang terdapat di kampun batik tersebut.
2.3.2.2. Wilayah Pemasaran : Batik Jetis ini sudah dipasarkan di berbagai propinsi
di Indonesia. Batik Jetis ini juga sudah mencapai luar negeri, seperti di negara
Belanda, Inggris, dan Jepang.
2.3.2.3. Potensi Pasar : Batik Jetis Sidoarjo ini sudah mencapai pasar mancanegara
atas bantuan dan kerja sama dengan pemerintah daerah Sidoarjo.
2.3.2.4. Visi dan Misi Perusahaaan : Visi dan misi perusahaaan ini adalah berharap
agar batik Indonesia lebih maju dan berkembang lagi.
2.4. Data Survey dan Wawancara
2.4.1. Analisis Data Survey
Berdasarkan survey yag telah dilakukan diperoleh sejumlah fakta tentang
keberadaan dan keeksistensian batik mangrove Surabaya di tengah pasar batik dalam
negeri. Dimana dari fakta-fakta tersebut dapat diperoleh gambaran secara nyata
tentang posisi dari batik mangrove tersebut.
Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh beberapa fakta, yaitu : Batik
mangrove adalah batik yang berpusat di Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan
Rungkut, Kota Surabaya. Pusat batik mangrove ini sering dikunjungi oleh wisatawan
baik dalam negeri maupun mancanegara. Wisatawan dalam negeri yang kebanyakan
berkunjung adalah wisatawan dari Kediri, Sidoarjo, Lampung, dan Bali. Sedangkan
wisatawan luar negeri yang berkunjung adalah USA, Jepang, Singapura, dan
Australia. Pemasaran batik mangrove ini kurang luas, tidak seperti batik Solo, batik
Pekalongan dan batik Jojya yang sudah dikenal hampir di seluruh penjara tanah air.
56
Universitas Kristen Petra
Keberadaan batik mangrove ini masih kurang dikenal dan populer, hal ini
dapat disebutkan karena ketika menanyakan tentang batik mangrove orang-orang
kurang mengetahui tentang batik mangrove tersebut. Padahal diketahui bahwa batik
mangrove Surabaya merupakan batik ramah lingkungan yang paling khas di kota
Surabaya. Tetapi tidak semua orang mengetahui batik mangrove, hanya orang-orang
tertentu yang memiliki sifat behavioral menyukai kain-kain tradisional yang tahu dan
mengenal batik mangrove Surabaya.
2.4.2. Analisa Data Wawancara
Selain survei atau pengamatan. Dilakukan pula wawancara dengan
narasumber ibu Lulut selaku pemilik batik alami SERU, yang merupakan produsen
serta distributor terbesar di sentra industri batik mangrove Surabaya di kecamatan
Rungkut ini.
2.5 Analisa Data
2.5.1. Analisa SWOT, USP, POSITIONING
2.5.1.1. Analisa SWOT
Strength :
− Dibuat secara manual/handmade dan ramah lingkungan.
− Motif khas mangrove
− Pewarnaan yang khas dari bahan limbah mangrove
− Teknik pembuatan batik yang hanya melalui batik tulis
− Batik khas Surabaya
− Mampu menembus pasar batik di luar negeri yaitu : Amerika, Singapura,
Jepang, dan Australia.
Weakness :
− Kurang dikenal masyarakat
− Tidak ada label yang menarik
− Promosi yang dilakukan kurang efektif
− Proses pembuatannya yang relatif lebih lama
57
Universitas Kristen Petra
− Harga yang ditawarkan lebih tinggi dari batik lainnya.
Opportunity :
− Mulai berkurangnya batik di pasar luar negeri
− Satu-satunya batik yang ramah lingkungan
− Mampu bertahan dalam pasar dalam negeri dengan brand batik SERU
Threat :
− Adanya kompetitor, baik langsung dan tidak langsung
− Banyaknya jenis-jenis batik yang ada dipasaran
2.5.1.2. Analisa USP
USP merupakan kepanjangan dari Unique Selling Preposition. Dengan
adanya USP ini diharapkan suatu corporate dapat lebih mudah fokus dalam penetrasi
ke benak konsumen. Sehingga dapat lebih meningkatkan penjualan suatu produk.
Dari hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa
USP yang dapat diangkat adalah bahwa batik mangrove Surabaya adalah batik tulis
yang ramah lingkungan.
2.5.1.3. Analisa Positioning
Kottler mengungkapkan bahwa positioning adalah apa yang kita lakukan ke
benak konsumen. Positioning yang dapat diangkat adalah batik mangrove Surabaya
merupakan batik ramah lingkungan khas kota Surabaya.
2.5.2. Kesimpulan Analisa Data
Dari analisa SWOT, USP, dan positioning maka dapat disimpulkan bahwa
batik mangrove Surabaya adalah batik tulis yang ramah lingkungan khas kota
Surabaya. Akan tetapi brand batik mangrove Surabaya kurang dikenal dalam pasar
batik, baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini dikarenakan kurangnya promosi
secara tepat yang dilakukan oleh para pelaku usaha batik di sentra industri batik
mangrove Surabaya yang terdapat di Kecamatan Rungkut, Kabupatan Kedung Baruk,
Kota Surabaya.