2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

36
Universitas Kristen Petra 12 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori Dalam seni rupa, fotografi merupakan proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Istilah fotografi berasal dari bahasa Inggris Photo yang berarti cahaya dan graphis yang berarti gambar karena itu Fotografi dapat diartikan sebagai proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Dalam perjalanan sejarahnya Fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura. Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10). Menurut Szarkowski dalam (Hartoyo 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611: By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.”

Transcript of 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Page 1: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

12

2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA

2.1. Landasan Teori

Dalam seni rupa, fotografi merupakan proses pembuatan lukisan dengan

menggunakan media cahaya. Istilah fotografi berasal dari bahasa Inggris Photo yang

berarti cahaya dan graphis yang berarti gambar karena itu Fotografi dapat diartikan

sebagai proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek

dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang

peka cahaya.

Dalam perjalanan sejarahnya Fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam

buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New

Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM),

seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding

ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu

akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo

Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.

Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi

fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang

ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian

berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal

sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta

menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap

bayangan gambar (Bachtiar: 10).

Menurut Szarkowski dalam (Hartoyo 21), nama camera obscura diciptakan oleh

Johannes Keppler pada tahun 1611:

“By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.”

Page 2: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

13

Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Angelo

Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah

menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi berkebangsaan Jerman, Johan

Heinrich Schulse, pada 1712 melakukan percobaan dan membuktikan bahwa

menghitamkan pelat chloride perak yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh

panas merupakan sebuah fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan

mungkin lebih awal lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan

cahaya matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying

ia gagal mempertahankan gambar secara permanent.

Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama

Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada

camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera

yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi hasilnya sangat

mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana juga Schulse, membuat

gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya

matahari, pada kulit atau kertas putih yang telah disaputi komponen perak.

Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih

lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan

cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui

camera obscura tanpa lensa.

Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-

Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan

dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya

mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah

imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent.

Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang

disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal

fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of

Texas di Austin, AS.

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung

opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk

mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre

Page 3: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

14

berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda

yang dilahirkan zaman.”

Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal

dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang

pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen

pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama

satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini

disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam

dapur dan asir suling.

Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama

kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi

yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun

awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi

adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang

dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada

pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan

temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai

pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia

secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh

dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus

dilakukan.

Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut

Szarkowski (Hartoyo 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang

pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak

Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta

menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam

dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.

Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada

kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai

memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai

dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid

Page 4: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

15

mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan

film.

2.1.1. Alat dan Peralatan Fotografi

2.1.1.1 Kamera

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini

didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal

untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja

kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk

mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia

fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu

bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk

gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan

elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu

diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.

2.1.1.2 Lensa

Distorsi adalah bentuk atau garis yang aslinya lurus menjadi tampak

melengkung karena pengaruh lensa. Garis yang seharusnya lurus, karena pengaruh

lensa bisa menjadi melengkung keluar (barrel distorsion) atau melengkung ke dalam

(pincushion distortion). Dalam foto beauty distorsi sangat dihindarkan. Penggunaan

lensa yang salah dapat membuat orang terlihat lebih gemuk atau lebih kurus, kepala

akan terlihat terlalu lonjong dan sebagainya. Biasanya lensa yang menghasilkan

distorsi adalah lensa dengan rentang yang lebar atau disebut juga lensa wide

(Adimodel 14)

Untuk menghasilkan foto beauty yang sempurna, penggunaan lensa yang dengan

rentang kurang atau di bawah dari 50 mm harus dihindarkan karena dapat

menyebabkan foto distorsi. Foto yang menggunakan rentang lensa 50 mm dan 50

mm ke atas akan terlihat lebih proposional. Sedangkan untuk memperoleh hasil

gambar yang tajam, biasanya digunakan jenis lensa dengan rentang tetap dan tidak

berubah – ubah atau lensa fix. Biasanya lensa yang digunakan dalam pemotretan

beauty dan fashion adalah lensa 85 mm dan 105 mm.

Page 5: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

16

2.1.1.3 Peralatan Aksesori Lighting

Dalam pemotretan, peralatan lighting yang digunakan memiliki karakteristik

yang berbeda- beda. Adapun lampu dan aksesoris lampu yang ada adalah :

a. Standard Reflector

Merupakan aksesori standar dari sebuah lampu. Berbentuk bulat dan dilapisi materi

bewarna perak didalamnya. Standard Reflector mempunyai ukuran diameter yang

berbeda- beda. Lampu yang hanya menggunakan Standard Reflector akan

menghasilkan cahaya yang jatuh menjadi sangat keras dan terarah sesuai jarak dan

besar diameter Standard Reflector yang digunakan. Bayangan yang dihasilkan juga

keras dan dalam.

b. Softbox

Aksesori yang terbuat dari bahan transparan, yang berguna untuk menghaluskan atau

melembutkan. Biasanya terdiri dari satu atau 2dua buah lapisan bahan transparan.

Sehingga cahaya yang dihasilkan lembut dan halus. Bayangan yang jatuh juga cukup

lembut.

c. Umbrella

Aksesori lampu berbentuk paying yang digunakan untuk memantulkan chaya dari

lampu

Silver Umbrella

Lampu yang menggunakan Silver Umbrella memiliki karakteristik yang cukup keras,

tetapi penyebarannya cukup lebar dan merata.

White Umbrella

Cahaya yang dihasilkan dengan White Umbrella karakteristik cahaya yang

dihasilkan cenderung lebih lembut daripada Silver Umbrella penyebarannya juga

merata.

Transparent Umbrella

Biasa digunakan dengan cara “ditembak langsung” dan hasilnya mirip dengan

menggunakan softbox, cahaya yang halus. Bedanya arah jatuhnya cahaya agak

terarah dan tidak menyebar seperti softbox.

d. Snoot

Page 6: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

17

Aksesori yang berbentuk kerucut dengan lubang kecil diujungnya. Dipasang pada

lampu untuk menghasilkan cahaya yang sangat terkonsentrasi. Cahaya yang

dihasilkan karakteristiknya sangat keras dan arah jatuhnya sempit dan terarah.

Sebagian snoot ada pula yang menggunakan honeycomb yang dapat menghaluskan

cahaya yang jatuh

e. Honeycomb

Honeycomb adalah grid yang terdiri dari sel – sel berbentuk heksagonal. Digunakan

untuk menyaring cahaya sehingga menghasilkan cahaya yang lebih halus dan arah

jatuh yang cukup sempit dan terarah.

f. Beauty Dish

Aksesori lampu yang biasa digunakan untuk pemotretan potrait atau beauty.

Pencahayaan dengan menggunakan beauty dish cukup halus dan merata. Arahnya

cukup terkonsentrasi tetapi penyebarannya luas. Kelebihan lain menggunakan Beauty

Dish adalah refleksi cahaya yang berbentuk bulat pada mata model.

g. Ring Flash

Ring Flash adalah lampu yang berbentuk melingkar. Biasanya digunakan untuk

pemotretan make up atau potrait. Lensa kamera dimasukkan ke dalam bagian yang

bolong dari Ringflash. Sehingga cahaya yang dihasilkan oleh Ring Flash cukup

keras dan penyebarannya merata persis ditengah – tengah sehingga foto atau gambar

yang dihasilkan nyaris tanpa bayangan pada wajahnya.

h. Standard Flash dengan Filter

Filter adalah lembaran plastik yang transparan dan berwarna-warni, digunakan untuk

memberi warna pada cahaya. Biasanya menggunakan plastik khusus yang tidak

rentan panas. Cahaya yang jatuh akan berubah warnanya sesuai dengan filter yang

digunakan. Umumnya filter digunakan untuk Background dan Rimlight

2.1.2 Teknik dan Klasifikasi Foto

Dalam dunia Fotografi beberapa teknik dasar yang perlu diketahui dan menjadi

dasar dalam sebuah pemotretan adalah

a. Sumber / Asal Cahaya

• Main Light

Page 7: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

18

Main Light merupakan cahaya utama yang digunakan dalam pemotretan. Biasanya

lampu Main Light diatur memiliki intensitas cahaya yang paling besar dari lampu –

lampu yang lain. Main light terkadang disebut juga dengan istilah key light.

(Adimodel 24)

• Fill Light

Fill Light adalah “ cahaya pengisi “ yang digunakan untuk membantu menerangi

daerah – daerah yang gelap atau berbayang. Biasanya peletakan fill Light

berlawananan arah dengan main light (cahaya utama). Fill Light atau lebih sering

disebut dengan istilah Fil–in juga bisa digunakan untuk membantu karakteristik dari

wajah model. Intensitas lampu fill-in biasanya lebih kecil dari pada main light. (

Adimodel 124)

• Back Light / Rim Light

Terjadi ketika sumber cahaya berasal dari belakang subjek dan berada lebih tinggi

atau berada di salah satu sisi. Sehingga menghasilkan garis cahaya yang berada di

atas atau disisi – sisi subjek yang disebut Rimlighting. Rimlighting cukup efektif

digunakan untuk menonjolkan bentuk dari subjek atau dari Background

• Hair Light

Hair Light adalah cahaya yang digunakan untuk menerangi rambut model.

Dihasilkan dengan mengarahkan lampu yang berasal dari atas atau dari belakang

model. Pencahayaan tipe ini sering digunakan untuk fashion Photography atau

Beauty Photography karena selain dapat menambahkan kesan bercahaya dan

mengilap pada rambut juga menambahkan kesan indah dan hidup.

• Background Light

Background Light digunakan untuk menerangi Background sehingga dapat

memisahkan subjek dengan Background. Selain itu juga digunakan untuk

memberikan pencahayaan pada latar belakang. Background Light bisa

menggunakan standard reflector untuk hasil yang lebih luas, sedangkan untuk hasil

penyebaran yang sempit dapat digunakan honeycomb atau snoot.

• Catch Light

Adalah refleksi atau pantulan cahaya yang terdapat pada mata model, biasanya

bentuk yang dihasilkan berbeda – beda bergantung pada sumber cahaya yang

digunakan. Catch Light sering digunakan dalam Fashion Photography atau Beuty

Page 8: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

19

Photography, karena selain dapat menambahkan kesan hidup juga dinilai dapat

menambahkan nilai estetis yang ada.

b. Angle / Sudut pengambilan gambar

Dalam sudut teknis sudut pengambilan gambar / angle memiliki peranan yang

penting dalam Beauty Photography, karena dalam Beauty Photography model harus

terlihat memiliki kecantikan yang sempurna dan tidak boleh ada distorsi sedikit pun

pada wajah model, bagian wajah yang menjadi fokus harus ditonjolkan dengan baik.

Beberapa angle yang digunakan dalam Beauty Photography adalah :

• Eye Level

Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera sejajar dengan objek. Secara

teknis gambar yang dihasilkan memiliki proporsi normal seuai dengan apa yang

dilihat oleh mata. Eye level merupakan sudut pengambilan gambar yang umum dan

paling sering digunakan dalam berbagai bidang dalam fotografi.

• High Angle

Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera berada lebih tinggi

dibandingkan dengan posisi obyek. Secara teknis gambar yang dihasilkan memiliki

ditorsi yang terjadi pada bagian atas dari objek yang berada di dekat kamera, dimana

objek yang ada di dekat kamera menjadi lebih besar daripada proporsi awalnya. High

level merupakan variasi pengambilan gambar yang cukup sering digunakan dalam

pengambilan foto.

• Low Angle

Pengambilan gambar dilakukan dengan posisi kamera berada lebih rendah daripada

obyek. Secara teknis gambar yang dihasilkan akan memiliki distorsi yang

berlawanan dari high level, dimana bagian bawah obyek yang berada di dekat kamera

akan mengalami distorsi sehingga akan tampak lebih besar daripada proporsi

awalnya. Tingkat besarnya distorsi yang terjadi bergantung pada derajat pengambilan

gambar yang dilakukan.

• Full Potrait

Pengambilan gambar di mana model dan fotografer berada dalam posisi yang sama –

sama tegak lurus dan berhadapan. Tinggi kamera sejajar dengan garis mata sehingga

Page 9: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

20

wajah model tidak terlihat distorsi atau proposional. Pada posisi wajah tegak lurus

seperti ini model dapat mengangkat atau menundukkan dagu untuk mendapat sudut

wajah yang berbeda. Sudut pengambilan ini tidak disarankan untuk model yang

memiliki muka bulat, rahang terlalu persegi atau telinga yang agak lebar.

• Side Angle

Sudut pengambilan gambar dimana muka model membentuk sudut dengan kamera.

Sudut yang baik membentuk 30 hingga 60 derajat dari kamera. Sudut miring seperti

ini sering digunakan untuk memperkuat karakter wajah model terutama yang

memiliki rahang yang bagus. Pengambilan gambar dengan sudut miring sangat

sering digunakan pada foto beauty karena mampu menonjolkan bagian – bagian

tertentu pada wajah serta menghasilkan pencahayaan yang dramatis. (Adimodel,

2010: hal 18)

• Profile

Profile adalah sudut pemotretan model dari samping dan membentuk sudut 90 derajat

dari kamera. Sehingga menonjolkan bentuk wajah dari samping. Biasanya foto

profile digunakan untuk membentuk siluet wajah dan tubuh. Foto yang menonjolkan

bentuk dan tata rambut biasanya sering menggunakan sudut pengambilan profile.

• High Angle

Sudut pengambilan dilakukan dari atas dengan tujuan untuk menonjolkan rambut dan

mata dari model. Sudut ini akan membuat bagian atas kepala dan wajah terlihat lebih

besar dari pada bagian bawah. Pengambilan sudut ini sebaiknya lebih berhati – hati

karena dapat menyebabkan distorsi.

• Low Angle

Sudut pengambilan dilakukan dari bawah untuk menonjolkan rahang, tulang pipi,

bibir dan mata dari model. Sama seperti high angle sudut ini akan menghasilkan

distorsi sehingga membuat bagian bawah kepala lebih besar dari pada bagian atas.

Dan diusahakan pengambilan gambar tidak terlalu jauh dan menggunakan lensa

normal (50 mm) ke atas agar distorsi yang dihasilkan tidak terlalu besar. (Adimodel

,2010: hal 20)

• Back Side Angle

Sudut pengambilan dari belakang (pundak) model. Dalam pemotretan ada yang

menampilkan wajah ada pula yang tidak dan hanya menampilkan bagian belakang

Page 10: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

21

model. Pengambilan yang memperlihatkan wajah model hendaknya mata model

yang berada di sisi yang jauh tetap terambil.  Sudut  ini  digunakan  untuk 

memberikan variasi dari side angle, dengan menambahkan sedikit bentuk bahu 

ke  dalam  frame.  Selain  tetap  menonjolkan  keindahan  wajah,  sudut  ini  turut 

menonjolkan keindahan lengan, leher, dan bahu model.

Sedangkan jenis pengambilan gambar juga terbagi lagi menjadi beberapa

jenis, yaitu:

a. Long Shot

Jarak pengambilan yang luas sehingga menampilkan situasi dan kondisi di

sekeliling obyek. Teknik ini umumnya digunakan dalam fotografi landscape

dengan tujuan untuk menunjukkan detail keindahan alam yang di atur dalam

komposisi sedemikian rupa. Untuk obyek manusia, karakteristik umum yang

dapat dilihat dari teknis ini adalah semua bagian tubuh terlihat dengan

perbandingan 1:5 antara obyek dan latar.

b. Medium Long Shot

Jarak pengambilan gambar tidak seluas long shot. Untuk obyek manusia,

karakteristik umum yang dapat dilihat adalah semua bagian tubuh terlihat dengan

perbandingan 1:3 antara obyek dan latar sehingga masih ada ruang bagi latar atau

background ikut terekam dalam hasil foto.

c. Full Shot

Jarak pengambilan gambar tidak seluas Medium Long Shot. Untuk objek

manusia, karakteristik umum yang dapat dilihat adalah ukuran obyek dalam

sebuah frame, dari ujung kaki hingga kepala terlihat pas dengan perbandingan

1:2 antara obyek dan latar sehingga background hanya tampak sedikit saja.

d. Medium Shot

Teknik Medium shot, pada pemotretan yang melibatkan model manusia,

memiliki karakteristik dimana obyek manusia itu ditampilkan lebih detail dari

pusar atau pinggang hingga kepala. Umumnya background masih dapat terlihat

sedikit.

Page 11: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

22

e. Medium Close Up

Teknik Medium close up, memiliki karakteristik dimana obyek manusia

ditampilkan dengan lebih detail dari bagian dada hingga kepala. Umumnya

background sudah tidak lagi terlihat, meskipun ada hanya sedikit saja. Medium

close up pada umumnya digunakan untuk fotografi beauty shot untuk

mempromosikan salon atau produk kosmetik dan kecantikan dengan

menunjukkan detail tata rias.

f. Close Up

Teknik Close Up, memiliki karakteristik dimana obyek ditampilkan sebatas leher

hingga batas atas kepala. Sama hal nya dengan Medium Close Up, Close up juga

digunakan dalam pemotretan beauty shot namun kecenderungannya untuk

menonjolkan tata rias dan promosi komersial produk kosmetik.

g. Extreme Close Up

Teknik Extreme Close Up, memiliki karakteristik dengan menghasilkan gambar

obyek dengan penekanan pada satu anggota atau bagian tubuh. Teknik ini

digunakan dalam pemotretan beauty shot yang ingin menunjukkan detail tata rias

dan tekstur.

2.2. Data Primer

2.2.1. Fotografi Beauty Shot

Menurut Stephanus Yusanto Gunawan., ST., fotografer Magazine

Photoboutique, fotografi Beauty Shot merupakan salah satu jenis fotografi yang

bekerja dengan objek seorang model dengan pengambilan foto yang dibatasi sampai

pundak atau disebut juga close up. Pada umumnya, fotografi ini lebih mengutamakan

pada pengambilan foto secara mendetail terhadap tata rias wajah dan rambut, di

mana hal ini harus diperhatikan secara seksama karena warna – warna yang

digunakan dalam tata rias sering kali menjadi pudar atau kurang tampak di foto. Dan

untuk menjadi Fotografer Beauty shot yang baik, sebaiknya memiliki pengetahuan

tentang tata rias yang mendasar. Karena beberapa warna kurang nampak di foto, dan

pengaplikasian warna yang tepat sering kali bergantung pada kondisi warna kulit

model.

Page 12: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

23

Dalam pemotretan beauty shot digunakan background polos untuk

menampilkan dimensi dan membuat model menjadi lebih terfokus dalam sebuah

karya foto. Penataan lampu studio juga bergantung pada konsep foto yang hendak

diangkat. Jika menggunakan teknik high key maka lampu studio yang digunakan

akan lebih dari 3 lampu, yaitu main light yang bias berasal dari soft box, ataupun

beauty disc. fill in light, yang bertuuan untuk mengisi bayangan agar tidak terlihat

pekat, biasanya menggunakan soft box ataupun standard reflector. Kemudian

ditambah penggunaan effect light yang bertujuan untuk memberi efek pencahayaan

tambahan pada objek, umumnya menggunakan background light dan jika

disesuaikan dengan konsep tatanan rambut, maka digunakan juga hair light.

Penggunaan lampu ini akan menghasilkan pencahayaan yang terang dan merata

sehingga detail dari tata rias wajah dan rambut akan nampak. Sedangkan jika ingin

menggunakan teknik pencahayaan low light, maka dapat digunakan dua buah lampu

saja, sebagai main light dan sebagai fill in light. Penggunaan aksesoris untuk lampu

studio dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konsep yang telah ada.

Beauty shot atau beauty photography cenderung mengangkat sisi

kecantikan atau tata rias dari model. Sehingga sering digunakan sebagai promosi

produk tata rias dan alat kecantikan. Karena banyaknya foto beauty shot yang telah

ada, maka sebaiknya konsep yang digunakan dalam pembuatan karya beauty shot

lebih unik, ekspresif dan jarang ditemukan dalam karya publik.

2.2.2. Tata Rias

Dalam dunia Beauty Shot, tata rias memiliki peranan yang penting karena

akan menjadi sesuatu yang umumnya akan ditonjolkan. Menurut Marina Adia Indra,

Pimpinan dari Rêver Hair and Make Up Academy Surabaya,umumnya tata rias

dibagi menjadi dua bagian, tata rias rambut dan tata rias wajah, dua hal ini saling

berhubungan dan saling mengikat dalam kesempurnaan dari tampilan seseorang.

Dalam Beuty Shot yang selalu menuntut kesempurnaan dan kecantikan tata rias yang

detail telah menjadi suatu tuntutan yang mendasar, karena hasil pemotretan yang

baik adalah hasil pemotretan yang dapat menangkap keindahan yang mendetail. Tata

rias untuk pemotretan juga diusahakan menggunakan warna- warna yang mencolok

Page 13: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

24

atau ‘keluar’ dari pada dalam penggunaan sehari – hari karena warna – warna tata

rias cenderung akan tampak lebih pudar atau soft.

Sedangkan untuk tata rias rambut, lebih baik untuk dibuat lebih bervolume

dan serat rambut yang terlihat jelas dan perwanaan yang akan digunakan dengan

kebutuhan sehingga rambut tampak lebih indah di dalam foto.

Dalam segi konsep, tentunya konsep-konsep yang unik dapat lebih menarik

perhatian masyarakat akan foto tersebut karena foto-foto yang dihasilkan akan

nampak lebih eye cathing bagi para benikmat foto. Maka dari itu foto yang baik

harus disertai dengan konsep yang menarik, teknis fotografi yang baik, serta tidak

lupa tata ras wajah dan rambut yang baik sehingga tampilan foto yang dihasilkan

akan sempurna.

2.2.3. Konsep Pemilihan Bunga

Pemilihan bunga yang akan digunakan sebagai aksesori dan aksentuasi

pendukung dalam make up dan penataan rambut adalah kategori Bunga Nusantara

atau disebut juga Bunga Indonesia. Pemilihan bunga didasarkan bunga khas

Indonesia atau bunga yang memiliki keterikatan dengan masyarakat dan budaya

Indonesia, bunga yang dibudidayakan Indonesia dan memiliki kemampuan nilai

komoditi atau diekspor.

Pemilihan warna dan desain tata rias yang akan digunakan sesuai dengan

warna bunga yang akan dipilih dan diusahakan agar pemilihan bunga memiliki

keunikan atau kekhasan tersendiri yang membedakannya dari bunga yang lain.

2.3. Data Sekunder 

2.3.1. Beauty Shoot

Definisi dari beauty shoot adalah foto yang menampilkan atau menonjolkan

kecantikan. Biasanya foto ini berupa close-up atau tampak dekat, mulai dari ujung

kepala hingga leher. Pada foto beauty , tat arias dan tata rambut yang diaplikasikan

pada model menjadi focus utama. Ada pula foto beauty yang menampilkan bagian-

bagian tertentu dari wajah yang ingin difokuskan seperti misalnya mata, hidung,

bibir, dan sebagainya.

Page 14: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

25

Foto beauty menampilkan suatu keindahan atau kecantikan. Dan secara

umum, orang memandang kecantikan sebagai sesuatu yang harus ditampilkan secara

sempurna. Flawless, tanpa cacat. Foto beauty termasuk salah satu kategori foto yang

cukup sulit dalam pengaturan pencahayaannya, karena foto beauty menuntut

kesempurnaan baik di dalam detail tat arias rambut, pose, hingga ekspresi pada

wajah model. Untuk itulah pencahayaan juga perlu ditata dengan sempurna untuk

menghasilkan foto yang sempurna pula. (Adimodel 9)

2.3.2. Tata Rias dalam dunia Fashion Photography dan Beauty Shot

Dalam fotografi fashion dan beauty shot, tata rias memiliki peranan yang

cukup besar dan dominan. Terutama bagi pemotretan yang menggunakan model.

Tata rias wajah adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya

dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Walaupun dikatakan mengubah dari bentuk

asli, pengubahan tersebut dilakukan dengan permainan warna dan pengaplikasian

tata rias sehingga tampak berbeda dari yang asli. Istilah tata rias lebih sering

ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh

bisa di hias.

Tata rias wajah membutuhkan banyak pengetahuan tentang:

a. Anatomi (untuk memberikan bentuk ideal anggota tubuh).

b. Karakterisasi Warna dan garis (untuk memberikan karakterisasi personal).

c. Gradasi Warna (untuk memperhalus hasil akhir tata rias).

d. Komposisi Warna.

tata rias dalam fotografi dibagi dalam 3 kelompok besar berdasarkan

tujuannya, yaitu:

a. Tata rias korektif

Tata rias korektif adalah tata rias yang bisa digunakan untuk membuat bentuk

lebih indah, menutupi kekurangan dan membuat wajah seseorang menjadi

tampak lebih ideal. Aplikasinya adalah untuk menutupi jerawat, mengkoreksi

mata, hidung, rahang, dan lainnya sehingga tampak lebih sempurna atau lebih

baik.

b. Tata rias dekoratif

Page 15: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

26

Tata rias ini tujuannya untuk mnyampaikan tren, menciptakan gambaran dari

suatu waktu yang berbeda. Aplikasinya misalnya pada saat ingin menonjolkan

motif-motif floral pada wajah model. Hal ini biasa digunakan untuk keperluan

dalam bidang seni dan fashion.

c. Tata rias karakter

Banyak digunakan untuk kepentingan dunia akting dan hiburan. Setiap warna dan

bahan kosmetika yang digunakan ditujukan untuk membentuk karakter atau

watak tertentu, misalnya penggunaan eye shadow gelap untuk memberi karakter

galak

2.3.3. Bunga Nusantara

2.3.3.1. Melati ( Jasmine )

Gambar 2.1. Bunga Melati

Bunga Melati mempunyai daya tarik yang tinggi bagi masyarakat Indonesia,

berbagai upacara adat, perayaan, dan pernikahaan selalu menggunakan bunga

Melati. Pemanfaatan Bunga Melati ini karena keserasian bentuknya yang kecil dan

aromanya yang semerbak mewangi di samping makna ritualnya. Menurut bahasa

Jawa, Melati berarti 'Ing salebeting ati' (selalu mengisi hati) atau tetap dikenang

sepanjang masa. Bunga Melati mempunyai bentuk yang mungil, warna putih,

aromanya khas dan abadi serta melambangkan cinta kasih yang suci. Hal tersebut

mendorong penetapan bunga Melati sebagai simbol bangsa dan ditetapkan sebagai

Puspa Bangsa oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 juni 1990.

Dalam penggunaanya bunga Melati sering digunakan sebagai penyedap teh,

karena memiliki wangi yang menyenangkan dan dipercaya dapat menenangkan

Page 16: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

27

serta memiliki kemampuan anti penuaan dini. Selain itu bunga Melati juga sering

digunakan sebagai aroma terapi karena dapat merangsang pengaturan kelenjar

andrenalin dan menenangkan sistem saraf, sehingga menimbulkan perasaan senang,

tenang, dan dapat menghilangkan shock.

2.3.3.2. Anggrek Bulan ( Moon Orchid )

Gambar 2.2. Bunga Anggrek Bulan

Sumber : http://www.ibujempol.com/gambar-bunga-jenis-jenis-bunga-tanaman-hias/

Anggrek bulan termasuk dalam tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau memanjang dengan akarnya berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang serta terasa berdaging. Bunganya memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang dapat bertahan hingga sebulan. serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih dan memiliki bunga yang mekar 10 hingga 20 bunga per batangnya. Keberadaan Anggrek bulan menyebar di hutan tropis Indonesia dan mudah ditemui di wilayah Indonesia terutama pulau Jawa. Karena memiliki kesan yang indah dan elegan, bunga yang merupakan spesies asli bangsa Indonesia ini kemudian pada tanggal 5 Juni 1990 ditetapkan sebagai Puspa Pesona, salah satu dari 3 puspa yang ditetapkan Presiden Soeharto. Bunga yang memiliki banyak penggemar ini sering digunakan sebagai tanaman hias indoor yang sering ditemui masyarakat.

Page 17: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

28

2.3.3.3. Rafflesia ( Rafflesia Arnoldi )

Gambar 2.3. Bunga Rafflesia Arnoldi

Sumber : www.flickr.com

Patma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.

Bunga Rafflesia yang hanya ada di Indonesia ini, merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Presentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.

Page 18: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

29

2.3.3.4. Kamboja ( Adenium )

Gambar 2.4. Bunga Kamboja kuning

Kamboja kuning, seperti yang ada disamping adalah salah satu dari banyak varietas yang ada di Indonesia. Dan merupakan satu – satunya bunga asli dari Indonesia, sedangkan varietas kamboja yang lainnya adalah varietas yang masuk dari Negara lain atau telah mengalami persilangan dengan kamboja jenis lain. Bunga kamboja sering kali disalahpahami sebagai bunga yang berasal dari Negara kamboja, karena nama bunganya, padahal bunga ini berasal dari daratan Asia Barat dan Afrika dari daerah gurun pasir yang kering. Sehingga sebutannya di sana adalah Mawar Padang Pasir ( desert rose ). Karena berasal dari daerah kering, tanaman jenis ini lebih menyukai kondisi media yang kering disbanding terlalu basah. Bunga ini juga disebut Adenium karena berasal dari daerah Aden (Ibukota Yaman).

Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar. Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak. Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing.

Page 19: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

30

Bunga Kamboja kuning sering kali dianggap sebagai bunga yang angker atau

menakutkan serta disertai nuansa mistis oleh masyarakat Jawa karena sering

dijumpai di kuburan. Sedangkan di Bali bunga kamboja banyak ditemui dan sering

digunakan sebagai sesajen atau ritual kepercayaan masyarakat Bali.

2.3.3.5. Asoka ( Ixora )

Gambar 2.5. Bunga Asoka

Asoka adalah salah satu bunga yang paling populer di Asia Tenggara.

Bunga asoka ini berbunga hingga 60 bunga per batangnya dan menjadi satu rangkain

membulat di ujung batangnya. Memiliki warna merah, merah ke oranyean, kuning,

merah muda dan warna putih. Asoka dapat tumbuh hingga setengah meter dan

memiliki daun yang lebih kecil dari bunga lain pada umumnya. (Periplus, 1996: hal

35)

Nama Asoka diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti "bebas dari rasa sedih" (a-: tanpa, soka:sedih). Tumbuhan ini didatangkan dari India dan di Surakarta dan Yogyakarta biasa ditanam di pekarangan keraton dan rumah-rumah bangsawan. Bunga ini seringkali digunakan dalam upacara agama Hindhu dan menurut kepercayaan Siddharta, penyebar agama Buddha, dipercaya lahir di bawah pohon ini.

Page 20: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

31

2.3.3.6. Sedap Malam ( Polyanthes Tuberose)

Gambar 2.6. Bunga Sedap Malam

Sedap malam (Polyanthes tuberosa) adalah tumbuhan hijau abadi dari suku

Agavaceae. Minyak dari bunga ini digunakan dalam pembuatan parfum. Bunga ini

memiliki keunikan mekar di malam hari dan mengeluarkan bau harum yang manis,

dan unik dan dapat bertahan selama 10 hari. (East Java Regional Investment

Coordinating Board, 1993: hal 35)

Tanaman ini diperkirakan berasal dari Meksiko. Bangsa Astek mengenalnya

dengan nama omixochitl, "bunga tulang". Nama bunga ini di India bagian timur

adalah ratkirani, yang berarti "ratu malam". Bunga ini juga digunakan di Hawaii

untuk pengantin dan dahulu di zaman Viktoria digunakan sebagai bunga kuburan.

Harum bunga ini digambarkan sebagai kompleks, eksotis, manis, dan khas bunga.

Tanaman ini tumbuh hingga 45 cm dan menghasilkan rumpun bunga putih. Daunnya

panjang dan berwarna hijau muda yang mengumpul di pangkal batangnya.

Bunga ini mudah ditemui dan termasuk umum di Indonesia, terutama ketika

menjelang bulan purnama setiap tanggal 1 dan 15 bulan imlek karena bagi pemeluk

agama Kong Hu Chu pada hari – hari tersebut sering dilakukan upacara penyambutan

tahun baru dan bunga ini selalu digunakan di ruangan kelenteng dan hiasan di altar.

Bunga ini sering digunakan sebagai penghias di altar kelenteng, selain dalam

keagamaan bunga ini juga sering digunakan sebagai rangkaian bunga sekaligus

pengharum ruangan.

Page 21: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

32

2.3.3.7. Mawar (Rose)

Gambar 2.7. Bunga Mawar

Sumber : Sumber : http://www.ibujempol.com/gambar-bunga-jenis-jenis-bunga-tanaman-hias/

Mawar sering dianggap sebagai bunga potong, karena keindahan dan

aromanya yang harum. Bahkan banyak orang mengakuinya sebagai “ Queen of the

flower ” (East Java Regional Investment Coordinating Board, 1993: hal 35)

Dalam kesehariannya bunga mawar cukup sering digunakan oleh

masyarakat Indonesia. Bunga ini memiliki wangi yang harum dengan bentuk yang

khas yang tentunya hampir dikenal oleh semua orang. Bagi masyarakat jawa, dengan

wangi yang harum dan kelopaknya yang lembut indah, bunga ini sering digunakan

ketika menyekar atau menghias kuburan dengan melempar kelopak bunga di atas

makam. Selain digunakan untuk menyekar bunga Mawar ini juga digunakan untuk

mandi kembang. Bagi adat Jawa pengantin yang akan menikah biasanya dilakukan

mandi kembang terlebih dulu, karena dapat memelihara kecantikan kulit dan

menghasilkan wangi yang harum di tubuh pengantin. Budaya ini berasal sejak dulu

ketika parfum belum ada dan untuk menghasilkan wangi yang harum pada tubuh

dilakukan mandi kembang. Sedangkan pada saat ini bunga mawar sering digunakan

untuk pembuatan parfum atau aroma therapy.

Page 22: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

33

2.3.3.8. Teratai ( Water Lily / Lotus )

Gambar 2.8. Bunga Teratai

Hampir semua taman yang memiliki kolam kecil dihiasi oleh bunga teratai

yang sering kali menutupi sebagian air dengan daunnya yang bulat dan bunganya

yang besar dan indah yang selalu mekar siang dan malam. Bunga Teratai memiliki 3

varietas besar yang dikenal masyarakat. Yang pertama adalah Egyptian Lotus, yang

memiliki bentuk sedikit berbeda dari lotus pada umumnya, dengan dominasi

berwarna putih dengan semburat merah muda, Cape blue water lily, berwarna biru

keunguan dan yellow water lily, yang memiliki ukuran lebih kecil dengan warna

yang lebih beraneka berbaur. (Periplus, 1996: hal 62)

Teratai dalam bahasa inggris disebut Waterlily yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh dunia. �Sebagai tanaman air yang populer di berbagai belahan dunia, teratai atau seroja merupakan tanaman yang banyak menyuntikkan insiprasi pada kaum penyair maupun penggubah lagu. Selebihnya, berbagai bangsa di muka bumi menempatkan tumbuhan air ini dalam posisi sarat nilai. Bunga ini sering digunakan sebagai simbolisasi agama Budha, salah satu agama yang dipeluk penduduk Indonesia. Ajaran Budha menegaskan bahwa proses mekarnya bunga teratai merupakan lambang pencapaian kesempurnaan menuju nirwana. Kuncupnya melambangkan awal usaha dan puncak mekar bunga menjadi tanda tercapainya kesempurnaan. Pemeluk agama Budha menganggap bunga ini sebagai lambang kesucian, tercermin dalam berbagai lukisan dan patung yang menggambarkan Sang Budha sedang duduk bersemedi di atas bunga teratai. Beberapa perguruan tinggi terkemuka di tanah air juga menggunakan bunga teratai

Page 23: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

34

sebagai logo lembaga pendidikannya. Kecantikan teratai pun terukir pada tongkat dan singgasana Syiwa, dewa bertangan empat dalam ajaran Hindu. Singgasana itu bernama padmasana yang datang dari nama "padma" dan "astana" (posisi terbaik dalam memuja).

Demikian istimewanya tanaman ini, hingga para pengamat memberinya

gelar sebagai kembang nirwana. Akan tetapi, ironis bunga suci ini justru senang

tinggal di antara lumpur. Fakta ini membuat para filsuf mempertimbangkan nilai-

nilai hidup dalam lumpur penderitaan. Ini filosofinya, berterima kasih pada semua

masalah (yang dianalogikan sebagai lumpur) karena seperti teratai dengan itu kita

dapat mengumpulkan kekuatan diri.

2.3.3.9. Krisan ( Chrysanthemum )

Gambar 2.9. Bunga Krisan

Sumber : Sumber : http://www.ibujempol.com/gambar-bunga-jenis-jenis-bunga-tanaman-hias/

Krisan, adalah salah satu jenis bunga potong yang cukup familiar bagi

manusia. Tidak hanya di Indonesia tapi juga sudah dikenal di dunia. Hal itu karena

prospek budidaya krisan sebagai bunga potong sangat cerah, didukung dengan pasar

yang sangat potensial, karena tanaman hias krisan merupakan salah satu tanaman

bunga potong yang penting di dunia. Diantara pasar potensial tersebut adalah Jerman,

Inggris, Swiss, Italia, Austria, America Serikat, Swedia dsb.

Saat ini krisan termasuk bunga yang paling populer di Indonesia karena

memiliki beberapa keunggulan antara lain warna bunganya cukup beragam seperti

merah tua, kuning, hijau, putih, campuran merah putih dan lainnya, Bunga krisan

juga tahan lama dalam pot selama 10 hari. Dari beberapa jenis varietas, krisan

berwarna kuning dan hijau adalah yang paling banyak dicari.

Page 24: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

35

Peluang untuk mengembangkan budidaya tanaman krisan, guna memenuhi

kebutuhan baik dalam maupun luar negeri tetap terbuka. Seiring dengan permintaan

bunga potong krisan yang semakin meningkat maka peluang agribisnis perlu terus

dikembangkan. Regional Agribusiness Competitiness Specialist Amarta (lembaga di

bawah naungan USAID yang peduli dengan kondisi pertanian), Erik Meliala,

mengungkapkan, seiring permintaan bunga potong krisan yang semakin meningkat,

maka peluang agribisnis tanaman ini sangat menarik dikembangkan sebagai lahan

investasi.

Di Indonesia, Tanah Karo merupakan daerah yang memproduksi bunga

krisan tetapi produksinya belum bisa memenuhi permintaan pasar, bahkan untuk

pasar Medan sekalipun. Karena tingginya permintaan bunga di Kota Medan

seringkali harus mendatangkannya dari wilayah Jawa Barat. Bunga asli China yang

dikembangkan oleh Jerman dan Belanda ini, menurut Erik, sudah sejak lama

dibudidayakan di Indonesia termasuk di Tanah Karo. Namun kenyataannya

perkembangannya tidak menggembirakan. Kemajuan budidaya yang dilakukan para

petani bunga di krisan di Tanah karo tidak semaju budidaya yang dikembangkan oleh

petani di Jawa Barat. Ini terbukti dari kurang bisanya petani bunga krisan di Tanah

Karo memenuhi permintaan pasar. (Potensi Budidaya Krisan sebagai Komoditas

Ekspor, 2009, p.1) Di Indonesia, selain digunakan sebagai tanaman hias, bunga

krisan juga digunakan sebagai teh bunga krisan. Selain memiliki rasa yang berbeda

dan unik, teh ini juga memiliki manfaat untuk meringankan gejala panas dalam. Dan

sudah cukup banyak di produksi di Indonesia dalam bentuk minuman kaleng atau

botol.

Page 25: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

36

2.3.3.10. Gladiol ( Gladiolus )

Gambar 2.10. Bunga Gladiol

berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti bentuk

daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun

1730 mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda. Tanaman gladiol

yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dan tanaman ini

membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru.

Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan lama

sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu. (Bunga Gladiol, 2009, p.1)

Bunga yang bisa tumbuh di ketinggian 600-1400 m dpl ini, mempunyai nilai

ekonomis cukup baik. Tanaman yang berasal dari Afrika Selatan ini mempunyai

nama latin ”Gladius”, yang berarti ”pedang kecil”, Sentra produksi bunga gladiol di

Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana

(Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan

(Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang). Gladiol

diproduksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi dan memiliki nilai

estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara

kenegaraan dan keperluan ritual lainnya. Gladiol merupakan salah satu bunga potong

yang paling banyak dicari, baik untuk hiasan di gedung pesta atau di rumah huni.

Tanaman gladiol akan berbunga sekitar 60-90 hari setelah tanam. Ukuran bunganya

yang relatif besar membuatnya eye catching dan pantas dibeli. Gladiol juga kaya

warna. Ada gladiol merah muda, putih bergaris ungu, oranye muda, oranye, kuning,

Page 26: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

37

gladiol dua warna, dan tentunya putih.

2.4. Referensi Visual

Gambar 2.11. Make Up Store Vol 13 Gambar 2.12. Make Up Store Vol 6

Page 27: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

38

Gambar 2.13. Make Up Store vol 12 Gambar 2.14. Make Up Store vol 12

Gambar 2.15. Make Up Store vol 12 Gambar 2.16. Make Up Store vol 12

Page 28: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

39

Gambar 2.17. Make Up Store vol 4 Gambar 2.18. Make Up Store vol 4

Gambar 2.19. Make Up Store vol 10 Gambar 2.20. Make Up Store vol 13

Page 29: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

40

Gambar 2.21. Make Up Store vol 11 Gambar 2.22. Make Up Store vol 4

Gambar 2.23. Make Up Store vol 4 Gambar 2.24. Make Up Store vol 11

Page 30: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

41

Gambar 2.25. Make Up Store vol 11 Gambar 2.26. Make Up Store vol 10

Gambar 2.27. Make Up Store vol 4 Gambar 2.28. Make Up Store vol 10

Page 31: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

42

Gambar 2.29. Make Up Store vol 8 Gambar 2.30. Make Up Store vol 7

Gambar 2.31. Make Up Store vol 7 Gambar 2.32. Make Up Store vol 7

Page 32: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

43

Ga

mb

ar

2.3

3.

Ma

ke

Up

Sto

re

vol

13

Gambar 2.34. Make Up Store vol 6

Gambar 2.35. Make Up Store vol 4 Gambar 2.36. Make Up Store vol 13

Page 33: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

44

Gambar 2.37. Make Up Store vol 4 Gambar 2.38. Make Up Store vol 13

Gambar 2.39. Make Up Store vol 13 Gambar 2.40. Make Up Store vol 13

Page 34: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

45

Gambar 2.41. Make Up Store vol 8 Gambar 2.42 Make Up Store vol 4

2.5. Analisa Data

Dari data yang dikumpulkan, foto beauty shot yang baik merupakan

penggabungan dari perancangan konsep yang menarik dan unik disertai dengan

tampilan tata rias wajah dan rambut yang baik, kemudian disempurnakan dengan

teknis fotografi dan editing yang baik. Untuk membuat perancangan foto yang

menarik tata rias wajah dan rambut sebaiknya menggunakan tingkat seni yang tinggi,

mendetail, dan berani disesuaikan dengan konsep yang diangkat. Selain bergantung

pada tata rias penempatan aksesoris dan setting yang menarik dapat pula

menghasilkan foto beauty shot yang menarik dan terkesan berbeda, karena

banyaknya hasil foto beauty shot saat ini terlalu berpatokan pada background yang

polos dan kosong. Penempatan aksesoris dan background yang menarikselain dapat

meningkatkan nilai estetis juga mampu menonjolkan kesan dan suasana dari foto

yang ingin ditampilkan. Pemilihan setting atau background yang ingin digunakan

sebaiknya melalui proses pertimbangan mengenai cocok tidaknya dengan kosep dan

tidak “menenggelamkan ” model yang ingin ditonjolkan.

Page 35: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

46

Setelah model, aksesoris, dan setting telah sesuai dengan konsep yang ada,

hal yang tak kalah penting adalah kemampuan teknis dalam pemotretan, pengaturan

cahaya, dan pengaturan pose model. Hal ini sangat berpengaruh penting dalam

pemotretan beauty shot. Model yang baik bergantung pula pada pengemasan seorang

fotografer untuk menampilkan keindahan dan rasa seni untuk dituangkan menjadi

sebuah karya foto yang berseni. Untuk itu dibutuhkan pencahayaan yang menarik

dan sesuai dengan Konsep Perancangan Beauty Shot Indonesian Flower.

Dalam perancangan beauty shot Indonesian Flower, bunga yang dipilih

adalah bunga yang berada di Indonesia dan memiliki ikatan dengan masyarakat

Indonesia. Baik itu dari kebiasaan, budaya, agama, menjadi identitas, bahkan yang

memiliki peluang nilai komoditi Ekspor. Dalam karya foto ini, bunga-bunga yang

digunakan akan menjadi aksentuasi dan aksesoris model sehingga dapat menarik

perhatian pengunjung yang melihat karya foto ini.

2.6. Kesimpulan Analisa Data

Berdasarkan analisa yang telah ada, maka dapat disimpulkan konsep-

konsep yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. The Pure White Jasmine, bunga Melati melambangkan suci dan bersih, dan

sering digunakan dalam pernikahan.

b. The Mystic Andenium, bunga Kamboja kuning sering dianggap orang Jawa

sebagai bunga angker dan mistis karena tumbuh di kuburan dan digunakan dalam

ritual religius di Bali.

c. The Moon “Charming “ Orchid, anggrek bulan bunga asli Indonesia yang

memiliki keindahan dan keanggunan sehingga ditetapkan sebagai Puspa Pesona

Bangsa Indonesia.

d. The Enduring Rafflesia Arnoldi, bunga terbesar di dunia dan hanya ada di

Indonesia dan ditetapkan sebagai Puspa Padma. bunga ini juga merupakan bunga

parasit yang memakan serangga dengan mengeluarkan bau dan mampu bertahan

lama dan termasuk kuat diantara bunga lainnya.

Page 36: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Landasan Teori

Universitas Kristen Petra

47

e. The Persistant Lotus, bunga ini menjadi simbol dan pokok ajaran dalam agama

Budha, bahwa manusia harus seperti teratai walaupun berada dalam lumpu,

namun tetap bersih dan bertahan dari cobaan yang ada.

f. The Oriental Chrysanthemum, bunga krisan berasal dari Cina dan memiliki kesan

Oriental, umumnya digunakan dalam the bunga krisan yang membantu

menyembuhkan panas dalam..

g. The Mystery Of Rose, bunga mawar yang kokoh dalam statusnya sebagai “Queen

Of The Rose ” sering digunakan dalam berbagai upacara (pemakaman,

pernikahan, dsb ) dan kebiasaan ( mandi kembang ) masyarakat Indonesia,

karena bentuknya yang indah dan wanginya yang harum..

h. The Soothing Fragrance, bunga sedap malam memiliki keunikan yang hanya

mekar di malam hari dan mengeluarkan wangi yang menenangkan sehingga

sering digunakan di Vihara – vihara dan ritual agama lain.

i. The Illuminating Ixora, bunga soka sering digunakan dalam ritual upacara

agama hindhu dan membawa kesan tenang dan spiritual.

j. The Ever Elegant Gladiol, bunga Gladiol memiliki rasa elegan dan keindahan

yang unik sehingga sering digunakan sebagai tanaman hias indoor dan dalam

pelaksanaan upacara pernikahan dan tradisional.