2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Studi Literatur ...
Transcript of 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1. Studi Literatur ...
9 Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Studi Literatur Tentang Kemasan
2.1.1. Sejarah Kemasan
Kemasan telah dipergunakan sejak tahun 8000 SM, material–material
kemasan diperoleh dari alam seperti tanah liat, anyam-anyaman rumput, kulit
pohon, daun-daunan, kerang, kulit hewan, dan tulang. Seiring waktu berjalan
material-material kemasan pun berkembang, dengan menggunakan kayu, batu,
keramik, kain dan kaca. Sayur labu yang berongga dan kandung kemih hewan
menjadi inspirasi untuk bentuk botol kaca, daun-daunan serta kulit hewan menjadi
asal muasal dari kantung kertas dan pembungkus plastik (Klimchuk & Krasovec,
2007).
Perubahan budaya manusia memiliki peranan yang penting dalam
perkembangan sejarah kemasan dari waktu ke waktu. Kemasan yang dulunya hanya
sekedar pelindung barang dari pengaruh cuaca ataupun proses alam lainnya,
mempermudah barang untuk dibawa, dan terkesan seadanya pun mulai
berkembang. Dengan adanya penambahan nilai-nilai fungsional, terutama pada
zaman sekarang di mana persaingan bisnis semakin tajam dan produsen saling
berlomba untuk menarik minat calon konsumen (Wirya, 1999). Kemasan harus
mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan
“membujuk” konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan
(Cenadi, 2000).
2.1.2. Pengertian Kemasan
Kemasan (packaging) berasal dari kata package yang berarti
“membungkus” atau “mengemas” dalam bahasa Indonesia. Sehingga pengertian
dari packaging sendiri adalah pembungkus atau kemasan. Kemasan (packaging)
dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah
atau bungkus suatu produk (Kotler, 2008).
10 Universitas Kristen Petra
Menurut Cenadi (2000), kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan
itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan,
yaitu:
a. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan
melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.
Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
b. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan
identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah
pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara
perusahaan membedakan produknya.
c. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin.
Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan
menarik perhatian konsumen. Selain , kemasan juga dapat mangurangi
kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.
2.1.3. Fungsi dan Peranan Kemasan
Fungsi kemasan secara umum adalah untuk melindungi dan mengamankan
produk. Namun perkembangan teknologi telah membuat kemasan berubah fungsi.
Yang sebelumnya “Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang
dijual),” sekarang menjadi “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa
yang dilindungi).” Dengan kata lain, kemasan juga harus dapat menjual produk
yang dikemasnya bukan sekedar pelindung atau wadah saja (Kartajaya, 2001).
Kemasan juga dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat identifikasi dalam
pemasaran (Klimchuk & Krasovec, 2007). Mengkomunikasikan kepribadian,
branding atau pencitraan yang unik dari suatu produk, dan membedakannya dengan
produk lainnya. Karena sebelum mencoba isinya, konsumen akan menangkap kesan
yang dikomunikasikan oleh kemasan. Dengan demikian kemasan produk baru
tersebut harus mampu “beradu” dengan kemasan produk-produk lainnya (Cenadi,
2000).
11 Universitas Kristen Petra
Menurut Iwan Wirya (1999), kemasan yang baik dan akan digunakan
semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat
menampilkan beberapa faktor, antara lain :
a. Faktor pengamanan
Kemasan berfungsi melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan
yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya:
cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain.
b. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan,
sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.
c. Faktor pendistribusian
Kemasan dirancang agar mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor
atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor,
kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
d. Faktor komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan
produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan
mudah dilihat, dipahami dan diingat.
e. Faktor ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan
mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi
bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai
produk atau konsumen.
b. Faktor estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup
pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf,
tata letak atau layout, dan maskot. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu
daya tarik visual secara optimal.
g. Faktor identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki
identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk
yang lain.
12 Universitas Kristen Petra
2.1.4. Daya Tarik Kemasan
Daya tarik visual tidak terlepas dari persepsi. Persepsi dapat didefinisikan
sebagai proses dimana manusia mengadakan kontak dengan lingkungannya dan
bagaimana manusia berinteraksi pada bentuk dan visual suatu objek tertentu.
Delapan puluh persen dari proses persepsi dilakukan melalui indera penglihatan
secara kasat mata. Sehingga unsur visual memegang peran terbesar dalam
penyampaian pesan dari kemasan. Daya tarik kemasan sendiri dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu daya tarik visual dan praktis (Wirya, 1999).
2.1.4.1. Daya Tarik Visual
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau label suatu
produk. Urutan visual yang terlihat oleh konsumen adalah warna, bentuk, merek,
ilustrasi, teks, serta layout. Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk
menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal.
a. Warna
Warna termasuk salah satu aspek yang paling berpengaruh, karena
konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada bentuk ataupun rupa. Warna
dengan daya pantul tinggi akan lebih terlihat dari jarak yang jauh, sehingga
memberi daya tarik lebih bagi kemasan. Warna memiliki kemampuan untuk
mengubah dan menerjemahkan pesan untuk menggerakkan manusia melampaui
ukuran dan bentuk produk (Drew & Mayer, 1991).
Peran warna dalam kemasan amatlah penting, antara lain adalah untuk
identifikasi dan menarik perhatian serta mendorong tindakan pembelian.
Komposisi ada baiknya memiliki perbedaan dengan produk kompetitor agar
konsumen dapat dengan mudah mengenali dan menemukan produk. Masing-
masing warna pun memiliki sifat dan karakteristik, tidak semua warna cocok
untuk dijadikan kemasan makanan. Oleh karena itu sangatlah penting untuk
mengetahui karakter dan simbolisasi warna atau bahasa rupa warna, mengingat
jika warna tersebut berubah atau bercampur maka karakteristiknya juga ikut
berubah (Wirya, 1999).
13 Universitas Kristen Petra
Berikut adalah makna dan pengaruh dari masing-masing warna
(Baswendro, 2012),
1. Merah, memiliki makna keberanian dan dapat menebarkan energi. Warna
ini dapat membuat suasana dapat menjadi cerah, meriah, dan penuh
pesona. Secara psikologis, warna merah dapat memicu detak jantung
sehingga dapat mempercepat aliran darah. Warna merah maroon dapat
membentuk suasana yang tegas dan anggun. Warna merah menyala dapat
memperkuat gaya kotemporer dan oriental. Sedangkan warna merah
terakota dapat menampakkan keceriaan alam dan kesan tradisional.
2. Kuning, makna memperkuat motivasi dan meningkatkan mood. Secara
psikologis, warna kuning dikaitkan dengan kecerdasan, kepercayaan diri,
dan ide cemerlang. Warna ini memiliki kesan positif yang dapat
menghilangkan keragu-raguan. Warna kuning keemasan memiliki
makna klasik yang mewah. Warna kuning menyala dapat memberikan
motivasi dan membangkitkan perasaan. Warna kuning kunyit dapat
memberikan keceriaan dan meningkatkan rasa percaya diri.
3. Oranye, memiliki kesan ceria dan eye catching. Secara psikologis, warna
ini identik dengan sifat seseorang yang ceria, komunikatif, dan gemar
bersosialisasi. Warna oranye juga melambangkan keramahan,
kehangatan, kesuksesan, semangat, dan antusiasme tinggi.
4. Biru, melambangkan intelektualitas, ketenangan, kepercayaan, keadilan,
dan konsistensi. Warna ini biasa digunakan sebagai obyek relaksasi dan
bersifat dingin. Warna biru tua melambangkan konsentrasi,
intelektualitas, kepercayaan, dan kematangan berpikir. Warna biru muda
identik dengan sifat teguh dalam berpendirian, bertahan, dan posesif
terhadap sesuatu. Warna biru keabuan digunakan untuk benda yang
berteknologi tinggi.
14 Universitas Kristen Petra
5. Hijau, melambangkan kesehatan, harmoni, keseimbangan, dan
pertumbuhan. Warna ini dapat memberikan efek batin yang berhubungan
dengan kesehatan. Warna hijau tua melambangkan sifat yang maskulin
dan konservatif. Warna hijau keabuan memberikan kesan ketenangan.
Warna hijau citrus dapat memberikan kesan cerah, ceria, dan segar.
6. Ungu, memberikan kesan mewah karena warna ini sulit ditemukan di
alam bebas. Secara psikologis, warna ini melambangkan keagungan,
kemewahan, kekayaan, dan kekuasaan. Warna ini dapat memberikan
suasana romantis dan dapat memberikan efek spiritual maupun meditatif.
Warna lyla memiliki karakter yang lembut, ringan, dan menyenangkan.
Warna ungu tua memberikan kesan misterius, mistis, dalam, dan angkuh.
7. Cokelat, memiliki sifat yang kalem, hangat, teduh, dan alami. Secara
psikologis, warna cokelat dapat membuat suasana lebih alami, klasik, dan
eksotis. Warna ini identik dengan kematangan usia dan nilai seni tinggi
sehingga warna ini banyak terdapat pada benda-benda seni dan benda-
benda antik.
b. Bentuk
Bentuk kemasan merupakan pendukung utama terciptanya daya tarik visual
kemasan secara utuh. Bentuk sendiri mampu membangkitkan emosi tertentu dan
memiliki konotasi spesifik, seperti bundar dan lengkungan berkonotasi feminim,
sedangkan bentuk tajam dan garis runcing berkonotasi maskulin (Shimp, 2003).
Bentuk yang sederhana pun banyak disukai karena lebih praktis, namun ada
kalanya bentuk yang rumit efektif dalam kondisi tertentu. Bentuk bujur sangkar
lebih disukai daripada persegi panjang karena proposinya yang paling seimbang.
Dan bentuk cembung lebih disukai daripada yang cekung karena produk terlihat
lebih padat. Namun semua hal ini tergantung pada sifat dan kondisi dari
produknya sendiri (Wirya, 1999).
15 Universitas Kristen Petra
c. Merek dan Logo
Merek adalah istilah yang telah digunakan selama berabad-abad dan
didefinisikan dalam banyak cara oleh berbagai profesi. Dari perspektif desain
kemasan, merek adalah sebuah nama, sebuah tanda khas pemilikan dan
representasi dari sebuah produk, jasa, orang, maupun tempat. Konsumen
seringkali membeli merek, terutama produk-produk yang dikira dapat
menaikkan gengsi atau status di lingkungannya. Jadi merek dapat memainkan
peranan penting untuk meningkatkan daya tarik kemasan (Klimchuk &
Krasovec, 2007; Wirya, 1999).
Logo merupakan bagian dalam corporate identity. Logo adalah
penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah
logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja.
Diantaranya adalah tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain.
Logo yang baik harus memenuhi beberapa syarat antara lain (Murphy &
Michael Rowe, 1998) :
• Original & Distinctive
Logo yang khas dan unik akan melekat pada benak khalayak, serta lebih
mudah diingat daripada sebuah nama.
• Legible
Logo haruslah mudah dibaca, apabila tidak, akan menjadi tidak efektif.
Logo haruslah tetap menyampaikan pesan yang sama.
• Simple
Logo yang sederhana akan membuatnya menjadi lebih mudah dikenali,
diingat, serta mudah diaplikasikan pada berbagai macam media.
• Memorable
Logo yang baik tidak hanya menimbulkan kesan sesaat namun kesan
yang selamanya.
• Easily associated with the company
Citra yang ingin dipresentasikan melalui logo haruslah tertampil dari
logo tersebut.
16 Universitas Kristen Petra
• Easily adoptable for all graphic media
Logo dapat mudah diaplikasikan pada seluruh media grafis.
d. Ilustrasi
Ilustrasi memegang peranan penting dalam aspek visual kemasan. Ilustrasi
berperan sebagai bahasa universal sehingga dapat lebih efektif daripada teks
pada kemasan. Ilustrasi yang baik harus disesuaikan dengan karakter produk dan
target market dari produk itu sendiri. Ilustrasi pada kemasan berfungsi sebagai
unsur penarik perhatian, menonjolkan keistimewaan produk, mendramatisir
pesan, merangsang keiingintahuan konsumen, menjelaskan, menciptakan dan
menonjolkan suatu merek atau menunjang slogan yang digunakan (Wirya,
1999). Selain itu ilustrasi atau foto dapat berfungsi sebagai penggugah selera
makan (Klimchuk & Krasovec, 2007).
e. Tipografi
Teks pada kemasan merupakan pesan yang digunakan untuk menjelaskan
produk yang ditawarkan sekaligus mengarahkan konsumen untuk bersikap dan
bertindak sesuai dengan harapan produsen (Wirya, 1999). Tipografi pun
menjadi aspek penting dari ekspresi visual produk. Tipografi adalah penggunaan
bentuk huruf untuk mengkomunikasikan secara visual suatu bahasa lisan.
Namun tipografi pada kemasan berbeda dengan media cetak lainnya yang dua
dimensi, karena tipografi pada desain kemasan digunakan untuk
mengkomunikasikan pesan pada media tiga dimensi yang harus mudah terbaca
dari jarak beberapa kaki jauhnya, dan dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat
dengan latar belakang yang berbeda-beda (Klimchuk & Krasovec, 2007).
f. Tata Letak/Layout
Tata letak adalah mengkombinasikan semua unsur grafis meliputi warna,
bentuk, merek, ilustrasi, dan tipografi menjadi satu kesatuan baru yang disusun
dan ditempatkan pada kemasan secara utuh dan terpadu. Tata letak pada
kemasan efektif bila dapat membantu konsumen dapat mencerna pesan yang
terkandung dalam kemasan dengan mudah.
17 Universitas Kristen Petra
Terdapat enam pertimbangan yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan tata letak, antara lain keseimbangan (balance), titik pandang
(focus), kontras (contrast), perbandingan (propotion), alur keterbacaan (gaze-
motion), dan kesatuan (unity) (Wirya, 1999).
2.1.4.2. Daya Tarik Praktis
Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang
ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Beberapa daya tarik praktis
lainnya yang perlu dipertimbangkan antara lain (Wirya, 1999; Cenadi, 2000,) :
- Dapat melindungi produk
- Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan
- Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman
- Dapat digunakan kembali (reusable)
- Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang
- Memudahkan pemakai untuk mengisi ulang produk (refill)
2.1.5. Jenis Kemasan
Secara umum kemasan terdiri atas tiga tingkatan bahan, yaitu (“What is
Packaging?”, 2007, p-13) :
a. Kemasan Dasar (Primary Packaging)
Material atau kemasan yang pertama kalai bersentuhan langsung dengan isi
produk. Contoh : botol, kaleng, aerosol spray, amplop, bungkus permen.
b. Kemasan Tambahan (Secondary Packaging)
Kemasan yang membungkus primary packaging atau kemasan yang
ukurannya lebih besar dan mewadahi beberapa primary packaging
sekaligus. Contoh : kardus atau shrink wrap.
18 Universitas Kristen Petra
c. Kemasan Pengiriman (Tertiary Packaging)
Kemasan yang digunakan untuk melindungi produk saat pengiriman atau
pendistribusian. Contoh : container, barrel.
2.1.6. Struktur dan Material Kemasan
Material yang digunakan dalam desain kemasan merupakan salah satu
bagian yang penting. Dengan penggunaan material yang tepat, produk yang ada
dalam kemasan dapat terlindung dengan baik dan aman. Seiring perkembangan
teknologi, muncul berbagai macam material kemasan yang menarik. Beberapa
material desain kemasan adalah sebagai berikut (Klimchuk & Krasovec, 2007) :
a. Kertas
Beda jenis dan tingkatannya, kertas juga memiliki perbedaan dalam penggunaan.
Beberapa jenis kertas yang biasa digunakan dalam kemasan antara lain (Roth,
1992) :
- Unbleached kraft, kertas coklat kasar yang kuat dan ekonomis. Biasanya
digunakan untuk mengemas dan membuat tas kertas. Bahan ini dapat dilapisi
dan dilaminasi dengan berbagai macam bahan yang bersifat melindungi seperti
plastik dan lilin.
- Glassine dan greaseproof papers, dapat digunakan secara polos, dicetak,
dipernis, diberi lilin, dibentuk, maupun dilaminasi. Bahan ini kedap air, uap air,
bau, dan sesuatu yang berminyak. Bahan ini biasanya digunakan untuk kantong,
tas, sekat, amplop, alas cupcake, dan makanan lainnya. 85% penggunaan kertas
ini untuk kemasan makanan.
- Perchment papers, kertas yang dibuat dengan menenggelamkan lembaran kertas
kedalam sulfuric acid. Kertas ini tebal, transparan, bebas serat, tahan air dan
minyak. Bahan ini cocok untuk digunakan sebagai kemasan produk yang
mengandung minyak dan air seperti: mentega, ikan, dan sayuran.
19 Universitas Kristen Petra
- Tissue, yang digunakan sebagai pembungkus dalam. Namun juga dapat
digunakan untuk membungkus rangkaian bunga, bahan untuk membuat craft,
atau untuk industri makanan. Ciri-ciri kertas ini adalah tipis, kuat, tembus
pandang, coated, dan acid free. Kertas ini tersedia dalam warna putih, pastel,
dan metalik.
- Sulfites dan chromecoats, biasanya digunakan untuk printing, labeling, dan
kemasan dekoratif. Jenis kertas ini memiliki dua tipe: dull finishing (coated dan
uncoated) dan glossy finishing. Biasanya digunakan untuk membungkus kotak
atau hadiah dengan emboss.
- Foils, lembaran logam tipis yang mudah dirobek. Bahan ini dibuat dengan
melaminasi metal foil dengan teknik gravure, yaitu kertas printing dari bubuk
metalik dan lacquers. Foil yang biasanya digunakan untuk membungkus
makanan adalah aluminium foil yang kedap air dan udara.
- Specially papers, bahan yang bertekstur, ber-glitter, dan mengkilap. Biasanya
digunakan untuk membungkus kotak dan kado yang mewah.
b. Kardus
Kardus merupakan lembaran yang terbuat dari kayu murni atau kertas
daur ulang. Kardus biasa digunakan sebagai bahan desain kemasan karena
fungsional, murah, dan dapat didaur ulang. Kardus secara umum mememiliki
variasi sebagai berikut :
- SBS (Solid Bleached Sulfate), dibuat dengan kandungan utama beberapa serat
murni yang diputihkan. Kardus jenis ini adalah yang paling mahal karena
memiliki kualitas yang baik. Dilapisi dengan tanah liat agar permukaan cetak
putih premium solid. Biasa digunakan untuk kemasan makanan, produk susu,
kosmetik, obat-obatan, serta produk farmasi.
- SUS (Solid Unbleached Sulfate), dibuat dengan kandungan utama beberapa
serat murni yang tidak dapat di putihkan. Kardus kraft alami ini tersedia dalam
bentuk permukaan yang dilapisi maupun tidak dilapisi. Kekuatan material ini
20 Universitas Kristen Petra
menjadikannya pilihan umum bagi kemasan minuman, produk hardware, dan
peralatan kantor.
- Daur Ulang (Recycled), material menggunakan bahan daur ulang dan terdapat
jenis yang dilapisi serta tanpa dilapisi. Yang tanpa dilapisi digunakan untuk
tabung komposit dan drum serat, sedangkan yang dilapisi untuk kemasan
makanan kering serta barang peralatan rumah tangga seperti kertas dan deterjen
bubuk.
- Plain Chipboard (Shirtboard), terbuat dari kertas limbah berwarna abu-abu
atau sawo matang. Digunakan untuk kotak jadi, karton lipat, karton pada
bagian belakang kemasan blister, kemasan murah, serta kemaan yang tidak
terlihat di rak etalase. Biasanya tidak cocok untuk dicetak langsung.
c. Kardus Gelombang (Corrugated Paperboard)
Terdiri dari kardus gelombang sebagai medium yang dilapisi dan disisipkan
pada lapisan kardus yang rata. Menurut dindingnya kardus ini terbagi menjadi
tiga: yaitu muka tunggal (single faced) yang bergelombang di satu sisi dan rata
di sisi lainnya; berdinding tunggal (single walled); dan dua muka (double
faced) yang merupakan kardus gelombang di tengah-tengah dan dilapisi kardus
rata di kedua sisinya.
Kardus berdinding tunggal, ganda, maupun rangkap tiga biasa ditemukan
pada kemasan bagian luar yang digunakan untuk pengiriman. Sedangkan
kardus gelombang hanya untuk mengemas produk yang mudah pecah dan
sebagai penyokong produk atau kemasan sekunder.
d. Karton Lipat
Merupakan karton yang didesain dengan konstruksi selembar karton yang
di-press, dan kemudian dilindas dengan alur tertentu untuk dilipat, di-staples,
atau dilem untuk menghasilkan sebuah bentuk struktur. Dan semua tindasan,
potongan, garis alur yang mendefinisikan setiap panel dan alur torehan lem
untuk menyatukan karton. Pola dapat termasuk detail lain tindasan pada bagian
dalam bentuk struktur atau potongan parsial yang menambah fungsi karton.
21 Universitas Kristen Petra
e. Kotak Jadi
Kotak jadi adalah struktur kaku yang telah dicetak dengan bagian atas dan
bawahnya. Umumnya kotak jadi dibuat dari kardus yang berat atau papan yang
terbuat dari serpihan kayu (chipboard) dan dilaminasi dengan kertas dekoratif,
material dekoratif lainnya yang menutup keseluruhan bagian luar dan tepi
kotak. Biasa digunakan untuk kosmetik, permen, perhiasan, dan produk kelas
atas lainnya. Strukturnya yang rumit juga memberikan kesan mewah dan dapat
menambah daya tarik visual produk.
f. Canister
Gulungan spiral kardus yang membentuk silinder dan diproduksi daam
berbagai variasi tebal dan panjang. Canister kelas bawah umumnya merupakan
kardus polos, contohnya untuk gulungan pada kertas tisu. Sedangkan canister
kelas atas sering digunakan untuk struktur premium pada kosmetik, pakaian
dalam, produk mewah, makanan dan minuman keras.
g. Plastik
Terdapat berbagai variasi plastik yang menawarkan kualitas dan properti
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Variasi plastik tersebut dapat
kaku atau fleksibel, bening, putih, atau berwarna, transparan atau tiak tembus
cahaya dan dapat dicetak kedalam berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda-
beda. Jenis-jenis plastik yang biasa digunakan antara lain :
- Low-density polyethylene (LDPE), digunakan untuk kontainer dan tas untuk
makanan dan pakaian, dalam bentuk film pembungkus yang disusun atau
direnggangkan.
- High-density polyethylene (HDPE), yang kaku dan opaque, digunakan untuk
kemasan susu, deterjen, cairan pembersih rumah tangga, produk perawatan
pribadi, dan botol kosmetik.
22 Universitas Kristen Petra
- Poly ethylene terephtalete (PET), adalah plastik bening seperti kaca dan
digunakan untuk produk air dan minuman berkarbonasi; makanan seperti
mustard, selai kacang, minyak, dan sirup; kantung makanan dan produk
kesehatan.
- Polypropylene, digunakan untuk botol, tutup botol dan pembungkus yang tahan
kelembapan.
- Polystyrene (PS), diproduksi dalam berbagai bentuk. Kristal polystyrene
digunakan untuk membuat kotak CD dan botol-botol pil. Dengan
pengaplikasian panas dan tekanan, polystyrene ini menjadi tahan banting dan
digunakan sebagai kontainer produk susu. Foamed polystyrene digunakan
untuk membuat gelas, pengemas telur dan baki daging.
h. Kemasan Blister
Kemasan ini merupakan jenis lain dari plastik kaku. Strukturnya dibentuk
dalam suhu dan tekanan tinggi, dan ditempatkan di depan produk sehingga
memungkinkan produk tersebut terlihat melalui plastik transparan. Blister
sering direkatkan ke kardus bagian belakang dan dicetak dengan desain grafis
kemasan. Umumnya kemasan digunakan untuk produk mainan, baterai,
elektronik dan produk perawatan pribadi.
i. Kaca
Kemasan kaca memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang sangat beragam
dan merupakan struktur umum bagi hampir semua kategoti produk konsumsi.
Kaca dapat dicetak menjadi bentuk yang beraneka ragam dengan bagian
bukaan dan ornamen emboss yang bervariasi, dengan pelengkap lainnya yang
dapat meningkatkan daya tarik secara utuh. Secara ilmiah, sifat kaca adalah
inert yang berarti tak bereaksi dengan isi produk. Oleh karena itu, kaca lebih
sesuai untuk beberapa produk makanan serta obat-obatan.
23 Universitas Kristen Petra
j. Logam
Terbuat dari timah, aluminium dan baja. Ketersediaan bahan baku produksi
telah membuat logam menjadi material berbiaya rendah. Makanan hasil olahan,
aerosol, cat, bahan kimia dan produk-produk otomotif adalah beberapa produk
konsumsi umum yang menggunakan kaleng atau botol baja. Aluminium sering
digunakan untuk produk minuman berkarbonasi dan produk kesehatan atau
kecantikan. Aluminium foil digunakan untuk produk bakery, daging dan
makanan siap saji.
k. Kaleng
Kemasan kaleng logam saat ini diberi lapisan agar produk tidak dapat
berinteraksi atau bereaksi langsung dengan material kemasannya. Kaleng ini
merupakan bahan yang kuat, hemat ruang, dan dapat didaur ulang. Karena
bahan bakunya merupakan logam yang mudah didapat maka biaya yang
dibutuhkan sangat rendah. Umumnya kaleng digunakan untuk produk makanan
dan minuman berkarbonasi.
l. Tube
Umumnya digunakan sebagai kemasan produk perbaikan rumah seperti
lem, obat-obatan, kesehatan, kecantikan seperti pelumas dan krim. Seperti
halnya kaleng, tube diberi lapisan agar produk tidak dapat berinteraksi atau
bereaksi langsung dengan material kemasannya. Oleh karena itu tube dapat
melindungi produk secara efektif namun tetap ringan.
m. Kemasan Fleksibel
Mencakup beragam struktur dan material atau kombinasi dari beberapa
material. Umumnya kemasan ini menggunakan kertas dan plasik yang tidak
kaku. Bentuk fleksibel yang umum dijumpai adalah tas, kantung, tabung, dan
pembungkus yang terbuat dari film.
24 Universitas Kristen Petra
2.2. Kriteria Penilaian Kemasan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sebuah kemasan, terutama
(Nitisemito, 1986; Wirya, 1999; Klimchuk & Krasovec, 2007) :
a. Faktor Pengamanan
Kemasan berfungsi sebagai wadah yang melindungi produk terhadap berbagai
kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang. Bila
produk terjamin aman maka kepercayaan konsumen pun meningkat dan penjualan
menjadi lebih lancar.
b. Faktor Ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga
biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Dapat dilakukan penggantian material
atau struktur inovatif yang dapat mengurangi biaya, ramah lingkungan serta
meningkatkan fungsionalitas.
c. Faktor Komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk,
citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat,
dipahami dan diingat.
d. Faktor Ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah
diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari
kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau
konsumen. Bentuk serta ukuran kemasan yang tepat pun harus
mempertimbangkan kategori dan sifat dari produk.
25 Universitas Kristen Petra
e. Faktor Estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup
pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata
letak atau layout, dan maskot. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik
visual secara optimal dan menambah nilai produk.
f. Faktor Identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan kompetitor lain,
harus dapat menampilkan keunikan yang memperkuat keseragaman dalam kesatuan
merek produk serta memperkuat perbedaan dengan kompetitor.
2.3. Data Produk
2.3.1. Jenis Produk
Jenis produk untuk perancangan kemasan ini merupakan produk makanan
yang berwujud, dapat dilihat, dirasakan, disimpan, dipindahkan serta disentuh.
Berdasarkan aspek daya tahannya, produk Lucy Deli merupakan produk yang tidak
tahan lama (nondurable goods). Berdasarkan tujuan konsumsinya, produk Lucy
Deli merupakan produk konsumsi (consumer’s goods) yang dapat dikonsumsi
secara langsung tanpa melalui proses lebih lanjut.
2.3.2. Merek/Brandname
Toko Kue Lucy Deli adalah sebuah toko kue yang terletak di Bukit Darmo
Golf R-27, Surabaya. Telah berdiri sejak tahun 2009 hingga sekarang dan dikelola
oleh Lucy Handoyo selaku pemilik dan pengurus. Produk Lucy Deli oleh Lucy
Handoyo sendiri bermacam-macam, mulai dari roti, cake, pastry, chiffon dan yang
paling baru adalah fruit salad dan macaron. Sistem pembeliannya ada yang
langsung tersedia di tokonya dan ada yang harus memesan terlebih dahulu.
2.3.3. Spesifikasi Produk, Diferensiasi, USP, dan Positioning
2.3.3.1.Spesifikasi Produk
26 Universitas Kristen Petra
Produk dari toko kue Lucy Deli yang diangkat pada perancangan kemasan
ini antara lain :
a. Cake
Gambar 2.1 Produk cake Lucy Deli Sumber : dokumentasi pribadi
Varian : Fruit cake, birthday cake, chocolate cake
Ukuran : diameter 22 cm – 24 cm
Harga : Rp 180.000,00 – Rp 300.000,00
Kemasan : box duplex
b. Chiffon
Gambar 2.2 Produk chiffon Lucy Deli Sumber : dokumentasi pribadi
Varian : Vanilla, pandan, chocolate
Ukuran : diameter 22 cm
27 Universitas Kristen Petra
Harga : Rp 40.000,00 – Rp 60.000,00
Kemasan : box duplex
c. Roti
Gambar 2.3 Produk roti Lucy Deli Sumber : dokumentasi pribadi
Varian : Roti cokelat, keju, pisang keju, pisang cokelat, sosis, daging
Ukuran : bervariasi
Harga : Rp 8.000,00 – Rp 20.000,00
Kemasan : Plastik bening dengan label
d. Pastry
Gambar 2.4 Produk pastry Lucy Deli Sumber : dokumentasi pribadi
Varian : Horn pastry, kue soes, pastry stick
Ukuran : bervariasi
28 Universitas Kristen Petra
Harga : Rp5.000,00 – Rp 18.000,00
Kemasan : box duplex
e. Jelly Fruit Salad
Gambar 2.5 Produk jelly fruit salad Lucy Deli Sumber : dokumentasi pribadi
Varian : hanya memiliki satu macam
Ukuran : diameter 9 cm
Harga : Rp25.000,00
Kemasan : mangkuk plastik dengan label
f. Macaron
Gambar 2.6 Produk macaron Lucy Deli Sumber : dokumentasi pribadi
Varian : Strawberry, coffee, rose, green tea, chocolate
Ukuran : diameter 5 cm, tebal 3 cm
29 Universitas Kristen Petra
Harga : Rp8.000,00
Kemasan : plastik bening dengan sablon logo
2.3.3.2.Diferensiasi
Produk dari Lucy Deli ini tidak banyak berbeda dengan toko kue dan
pastry lainnya. Yang berbeda adalah ukuran beberapa produk yang lebih besar
dengan harga yang serupa. Produk dibuat sendiri oleh pemilik toko dan rasa serta
bentuk dapat disesuaikan dengan selera konsumen sesuai dengan pesanannya.
Kesegaran produk juga terjamin karena produk hanya akan dibuat saat konsumen
telah menetapkan pesanan yang diinginkannya, sehingga rasa kue pun dapat tetap
terjaga dan fresh saat sampai di tangan konsumen. Bahan-bahan yang digunakan
pun berkualitas impor.
2.3.3.3.USP
USP dari Toko Kue Lucy Deli adalah produk eksklusif dibuat sendiri oleh
pemilik toko sehingga rasa serta bentuk dapat disesuaikan dengan selera konsumen
sesuai dengan pesanannya. Bahan-bahan yang digunakan pun berkualitas impor
sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk.
2.3.3.4.Positioning
Menurut Kotler (1997), ada beberapa cara product positioning yang dapat
dilakukan dalam memasarkan produknya, antara lain penentuan posisi menurut
atribut, manfaat, penggunaan, pemakai, pesaing, kategori produk, dan harga atau
kualitas. Toko Kue Lucy Deli menggunakan penentuan posisi menurut manfaat,
yaitu sebagai toko yang menjual kue homemade exclusive yang dapat disesuaikan
dengan keinginan konsumen dan fresh.
2.3.3.5.Brand Essence
• Function = - Tangible = toko kue homemade
- Intangible = kue yang enak dan spesial
• Personality = spesial, segar
30 Universitas Kristen Petra
• Positioning = positioning menurut manfaat, yaitu sebagai toko yang
menjual kue homemade exclusive yang dapat disesuaikan dengan
keinginan konsumen dan fresh
• Diferensiasi = ukuran produk lebih besar, eksklusif, segar
• Source of Authority = bahan impor
Brand Essence = toko kue homemade yang exclusive dan fresh
2.3.4. Konsumen
- Geografis : Hidup di Surabaya
- Psikografis : Mengutamakan gaya hidup, modern, mengikuti trend, memiliki
minat terhadap kue, roti, dan dessert.
- Demografis :
SES : A – B (menengah ke atas)
Gender : Pria dan Wanita
Usia : Pembeli antara 25 – 40 tahun
- Behavioral :
• Membeli untuk dikonsumsi langsung atau dibawa pulang
• Dikonsumsi sendiri, bersama keluarga, atau untuk event-event tertentu
(ulang tahun, anniversary)
• Cake & chiffon, harus pesan 1-2 hari sebelumnya, untuk dimakan
bersama keluarga di rumah atau untuk ulang tahun, anniversary,
terkadang tidak langsung habis dan disimpan di lemari es
• Macaron, tersedia di toko, dimakan di rumah, untuk konsumsi sendiri
atau bersama anak, biasa langsung beli banyak (kelipatan 4), sekali
makan langsung habis tapi terkadang tidak langsung habis dan
disimpan di lemari es
• Pastry & roti, tersedia di toko, dapat dimakan selama perjalanan atau
di rumah, jumlah yang dibeli tidak tentu, biasanya sekali makan
langsung habis
31 Universitas Kristen Petra
• Jelly fruit salad, tersedia di toko, dimakan di rumah, untuk konsumsi
sendiri atau bersama anak, jumlah yang dibeli kelipatan 2, biasanya
sekali makan langsung habis
• Secara umum, konsumen tidak memiliki pola dalam membeli produk
(random) dan membeli sesuka hati.
2.3.5. Wilayah Pemasaran
Toko Kue Lucy Deli terletak di Bukit Darmo Golf R-27, Surabaya, sehingga
produk Lucy Deli ini hanya dijual di wilayah Surabaya, terutama Surabaya Barat.
2.3.6. Sistem Pemasaran
Lucy Deli mempromosikan produk-produknya melalui word of mouth
dengan memberi tester sekaligus menanyakan komentar tentang produk kepada
teman-teman dan kenalan (orang tua siswa sekolah). Selain sebagai masukan untuk
cita rasa produk, dengan cara ini dengan sendirinya teman-teman serta kenalan pun
menceritakan dan mempromosikan produk Lucy Deli ke orang lain.
Sistem pembeliannya ada yang langsung tersedia di tokonya dan ada yang
harus memesan terlebih dahulu. Untuk produk roti, pastry, fruit salad dan macaron
dapat dibeli langsung di toko, di samping itu untuk produk cake dan chiffon harus
memesan terlebih dahulu.
2.4. Data Produk Kompetitor
2.4.1. Marilyn’s Cake
2.4.1.1.Jenis Produk Marilyn’s Cake
Jenis produk Marilyn’s Cake merupakan produk makanan yang berwujud,
dapat dilihat, dirasakan, disimpan, dipindahkan serta disentuh. Berdasarkan aspek
daya tahannya, produk Marilyn’s Cake merupakan produk yang tidak tahan lama
(nondurable goods). Berdasarkan tujuan konsumsinya, produk Marilyn’s Cake
merupakan produk konsumsi (consumer’s goods) yang dapat dikonsumsi secara
langsung tanpa melalui proses lebih lanjut.
32 Universitas Kristen Petra
2.4.1.2.Merek / Brandname Marilyn’s Cake
Marilyn’s Cake adalah sebuah toko homemade cake di Surabaya yang
memproduksi berbagai macam jenis cake dan pastry. Produk-produk dari Marilyn’s
Cake merupakan produk yang terbuat dari bahan premium yang menjadikannya
sangat terjamin kualitas dan rasanya, selain itu produk Marilyn’s Cake juga
merupakan produk yang rendah gula sehingga dapat menjadi pilihan khususnya
bagi masyarakat modern yang peduli akan kesehatan.
2.4.1.3.Spesifikasi Produk, Diferensiasi, USP, dan Positioning Marilyn’s Cake
1. Spesifikasi Produk
Produk dari toko kue Marilyn’s Cake lain :
• Cake
Gambar 2.7 Produk cake Marilyn’s Cake Sumber : Facebook Marilyn’s Cake
Varian : chocolate, vanilla, cheesecake, red velvet, rainbow
Ukuran : diameter 20 cm
Harga : Rp 270.000,00 – Rp 350.000,00
Kemasan : box duplex
33 Universitas Kristen Petra
• Mille Crepes
Gambar 2.8 Produk mille crepes Marilyn’s Cake Sumber : Facebook Marilyn’s Cake
Varian : chocolate, vanilla, oreo,milo
Ukuran : diameter 10 cm
Harga : Rp 285.000,00
Kemasan : box duplex
• Macaron
Gambar 2.9 Produk macaron Marilyn’s Cake Sumber : Facebook Marilyn’s Cake
Varian : chocolate, vanilla, strawberry, green tea
Harga : Rp 12.000,00 /pc
Kemasan : box duplex dengan mika pada bagian atas
34 Universitas Kristen Petra
• Eclair
Harga : Rp 8.000,00
Kemasan : box duplex
• Cupcake
Harga : Rp 15.000,00
Kemasan : box duplex
2. Diferensiasi
Produk-produk dari Marilyn’s Cake ini merupakan produk yang berkualitas
tinggi yang sangat terjamin kehigienisannya dan tidak kalah secara rasa jika
dibandingkan dengan produk cake yang ditawarkan oleh toko-toko lainnya.
Ditambah lagi, produknya rendah gula, mulai dari bahan dasar hingga
penggunaan gula pada proses pembuatannya cukup sedikit sehingga menjadikan
produk-produknya lebih sehat karena tidak mengandung gula berlebih.
3. USP
Produk dari Marilyn’s Cake ini rendah gula, mulai dari bahan dasar hingga
penggunaan gula pada proses pembuatannya cukup sedikit sehingga menjadikan
produk-produknya lebih sehat karena tidak mengandung gula berlebih.
4. Positioning
Marilyn’s Cake merupakan homemade cake berkualitas tinggi dan low
sugar yang dapat dinikmati kapan saja dengan harga yang terjangkau.
2.4.1.4.Konsumen Marilyn’s Cake
- Geografis : Hidup di Surabaya
- Psikografis : Mengutamakan gaya hidup, modern, mengikuti trend, peduli
kesehatan, memiliki minat terhadap kue, roti, dan dessert.
- Demografis :
SES : A – B (menengah ke atas)
35 Universitas Kristen Petra
Gender : Pria dan Wanita
Usia : Pembeli antara 18 – 35 tahun
- Behavioral : Membeli untuk dikonsumsi langsung atau dibawa pulang,
dikonsumsi sendiri, bersama keluarga.
2.4.1.5.Wilayah Pemasaran Marilyn’s Cake
Toko Kue Marilyn’s Cake terletak di Jalan Mojo Klanggru Wetan
Surabaya. Sehingga wilayah pemasaran produk Marilyn’s Cake ini adalah wilayah
Surabaya.
2.4.1.6.Sistem Pemasaran Marilyn’s Cake
Marilyn’s Cake mempromosikan produk-produknya melalui word of mouth.
Selain itu Marilyn’s Cake juga memiliki page Facebook untuk mempromosikan
produk, diskon dan event yang diadakan. Untuk pembelian produk, konsumen dapat
langsung membeli produk yang tersedia di toko ataupun delivery ke rumah.
2.4.2. De Melly’s Homemade Bakery
2.4.2.1.Jenis Produk De Melly’s Homemade Bakery
Jenis produk De Melly’s Homemade Bakery merupakan produk makanan
yang berwujud, dapat dilihat, dirasakan, disimpan, dipindahkan serta disentuh.
Berdasarkan aspek daya tahannya, produk De Melly’s Homemade Bakery
merupakan produk yang tidak tahan lama (nondurable goods). Berdasarkan tujuan
konsumsinya, produk De Melly’s Homemade Bakery merupakan produk konsumsi
(consumer’s goods) yang dapat dikonsumsi secara langsung tanpa melalui proses
lebih lanjut.
2.4.2.2.Merek / Brandname De Melly’s Homemade Bakery
De Melly’s Homemade Bakery adalah adalah sebuah homemade bakery di
Surabaya yang memproduksi berbagai macam jenis roti dan dessert.
2.4.2.3.Spesifikasi Produk, Diferensiasi, USP, dan Positioning De Melly’s
Homemade Bakery
1. Spesifikasi Produk
36 Universitas Kristen Petra
De Melly’s Homemade Bakery menjual berbagai macam produk antara lain :
• Roti
Gambar 2.10 Produk Roti De Melly’s Homemade Bakery Sumber : Instagram De Melly’s Homemade Bakery
Varian : Roti sobek, donat, pan bread, savory
Harga : Rp 5.000,00 – Rp 20.000,00
Kemasan : plastik bening dengan sablon logo, kemasan box duplex
• Donat Mini
Gambar 2.11 Produk Donat Mini De Melly’s Homemade Bakery Sumber : Instagram De Melly’s Homemade Bakery
Harga : Rp 20.000,00 / box isi 8
Kemasan : box duplex
37 Universitas Kristen Petra
• Roll Cake
Gambar 2.12 Produk Roll Cake De Melly’s Homemade Bakery Sumber : Instagram De Melly’s Homemade Bakery
Varian : chocolate, vanilla, pandan
Kemasan : box duplex
Harga : Rp 25.000,00 – Rp 35.000,00
• Brownies
Gambar 2.13 Produk Brownies De Melly’s Homemade Bakery Sumber : Instagram De Melly’s Homemade Bakery
Harga : Rp 45.000,00
Kemasan : box duplex
38 Universitas Kristen Petra
2. Diferensiasi
De Melly’s Homemade Bakery merupakan bakery yang terus berinovasi
memproduksi produk yang bervariasi, sehat dan bebas bahan pengawet sehingga
aman dikonsumsi seluruh anggota keluarga.
3. USP
De Melly’s Homemade Bakery memproduksi produk-produknya dengan
teknik tradisional, mengutamakan kebersihan dan tekstur kelembutan produk
yang disukai semua anggota keluarga.
4. Positioning
De Melly’s Homemade Bakery sebagai toko mengutamakan konsep keluarga
dengan menjual family bread yang menemani keluarga saat berkumpul.
2.4.2.4.Konsumen De Melly’s Homemade Bakery
- Geografis : Hidup di Surabaya
- Psikografis : Mengutamakan keluarga, modern, mengikuti trend, memiliki
minat terhadap kue, roti, dan dessert.
- Demografis :
SES : A – B (menengah ke atas)
Gender : Pria dan Wanita
Usia : Pembeli antara 25 – 40 tahun
- Behavioral : Membeli untuk dikonsumsi langsung atau dibawa pulang,
dikonsumsi sendiri, bersama keluarga.
2.4.2.5.Wilayah Pemasaran De Melly’s Homemade Bakery
Toko De Melly’s Homemade Bakery terletak di Jalan Dharmahusada
Surabaya. Sehingga wilayah pemasaran produk De Melly’s Homemade Bakery ini
adalah wilayah Surabaya.
2.4.2.6.Sistem Pemasaran De Melly’s Homemade Bakery
De Melly’s Homemade Bakery mempromosikan produknya lewat word of
mouth. Selain itu De Melly’s Homemade Bakery juga memiliki page Facebook dan
akun Instagram untuk mempromosikan produk, diskon dan event yang diadakan.
39 Universitas Kristen Petra
Untuk pembelian produk, konsumen dapat langsung membeli produk yang tersedia
di toko.
2.5. Analisis Data
SWOT Lucy Deli
Strength :
- Cake dan chiffon dapat dipesan sesuai keinginan konsumen
- Macaron lebih murah dan lebih besar dari kompetitor lainnya
- Jelly fruit salad unik yang belum dimiliki kompetitor lainnya
Weakness :
- Toko terletak dekat perumahan sehingga tidak setiap orang tahu lokasinya
- Promosi hanya sebatas word of mouth
- Kemasan tiap produk tidak konsisten
- Beberapa jenis produk disamakan kemasannya sehingga kurang menjamin
keamanan produk
- Beberapa produk tidak selalu tersedia di toko
- Belum memiliki akun medsos sendiri
Opportunity :
- Toko dapat ditambah tempat untuk makan, sejenis kafe
Threat :
- Terdapat banyak kompetitor yang memiliki produk sejenis
- Tidak mudah dikenali khalayak karena tidak ada akun khusus media sosial
untuk Lucy Deli
2.5.1. Analisis Tujuan Brand Positioning
Lucy Deli membangun brand positioning sebagai toko yang menjual kue
homemade exclusive yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen dan
fresh. Dengan menanamkannya ke benak konsumen, Lucy Deli selalu berusaha
untuk menghasilkan berbagai varian rasa maupun tampilan produk, terutama cake.
40 Universitas Kristen Petra
Didukung bahan-bahan dengan kualitas impor, tanpa menggunakan
pengawet berlebih, dapat membangun kepercayaan konsumen ketika
mengonsumsinya, bahwa produk Lucy Deli aman untuk dikonsumsi, sehingga pada
akhirnya akan dicapai kepuasan konsumen.
2.5.2. Analisis Kategori Produk
Produk yang menjadi objek perancangan ini adalah roti, cake, pastry, chiffon,
fruit salad dan macaron. Produk-produk ini digolongkan dalam merupakan produk
makanan yang berwujud, dapat dilihat, dirasakan, disimpan, dipindahkan serta
disentuh. Berdasarkan aspek daya tahannya, produk Lucy Deli merupakan produk
yang tidak tahan lama (nondurable goods) karena tidak menggunakan bahan kimia
pengawet. Berdasarkan tujuan konsumsinya, produk Lucy Deli merupakan produk
konsumsi (consumer’s goods) yang dapat dikonsumsi secara langsung tanpa
melalui proses lebih lanjut.
2.5.3. Analisis Kompetitor
Analisis menggunakan metode analisis SWOT dengan membandingkan
antara faktor internal (Strenght, Weakness) dengan faktor eksternal (Opportunity,
Threats). Analisis SWOT ini meliputi analisis dari keunggulan produk (Strenght),
kelemahan produk (Weakness), peluang atau kesempatan produk dalam dunia
bisnis (Opportunity), dan ancaman atau hambatan dari luar (Threat).
a. Marilyn’s Cake
Strength :
- Produk-produk rendah gula sehingga lebih sehat dikonsumsi
- Kemasannya konsisten dan dapat melindungi produk dengan baik
- Memiliki akun Facebook
- Memiliki sistem delivery sehingga memudahkan konsumen untuk memesan
tanpa mengunjungi toko
41 Universitas Kristen Petra
Weakness :
- Harga cenderung mahal
- Kemasan tidak terdapat identitas toko
- Belum banyak diketahui masyarakat
Opportunity :
- Website dalam proses pengerjaan dan dapat dimanfaatkan untuk informasi
dan promosi produk
- Cake yang low sugar cocok sebagai dessert untuk gaya hidup sehat
Threat :
- Persaingan ketat disebabkan banyak usaha homemade dengan harga yang
lebih murah
b. De Melly’s Homemade Bakery
Strength :
- Tekstur produknya lembut
- Memiliki akun Instagram dan akun Facebook yang aktif untuk promosi
- Kemasan tiap produk konsisten dan menarik
Weakness :
- Beberapa kemasan kurang dapat menjamin keamanan produknya
Opportunity :
- Masih dapat melakukan inovasi untuk produk-produknya
Threat :
- Penjualan dapat menurun karena terdapat kompetitor lainnya dengan produk
yang sejenis dengan harga lebih murah
42 Universitas Kristen Petra
2.5.4. Analisis Fitur Kemasan (VIEW)
Untuk memudahkan menganalisis kemasan Lucy Deli, maka digunakanlah
metode analisis VIEW yang meliputi beberapa aspek antara lain visibility,
information, emotional appeal, dan workability.
• Visibility
- Material kemasan dari produk Lucy Deli berupa box duplex tebal dan plastik
bening yang dicetak dengan teknik offset
- Ukuran kemasan roti 10 x 10 cm, cake 22 x 22 cm, dan pastry 10 x 24 cm
- Ukuran mangkuk plastik fruit salad diameter 9 cm
- Box duplex menggunakan warna gold dan maroon yang memberi kesan
elegan
- Jenis huruf yang digunakan adalah sans serif untuk informasi kontak dan
alamat toko
- Tata letak logo diletakkan pada sisi atas box dan plastik bening, dan
keterangan kontak serta alamat toko pada bagian bawah logo
• Information
Informasi pada kemasan plastik maupun box duplex tergolong standar
dengan mencantumkan logo, tagline, alamat, dan nomor telepon dari Lucy
Deli.
• Emotional appeal
Daya tarik pada kemasan box duplex maupun plastik bening kurang,
meskipun sudah memiliki desain sendiri, dan image yang ditonjolkan
berbeda dengan yang diinginkan.
• Workability
- Kemasan box dan mangkuk plastik kurang memudahkan untuk membawa
produk karena masih membutuhkan kantung plastik untuk membawa
produknya
- Box duplex berbahan tebal sehingga dapat menjamin keamanan produk saat
dibawa
- Kemasan plastik bening tidak melindungi produk dengan baik, terutama
produk macaron sehingga mudah remuk
43 Universitas Kristen Petra
2.5.5. Kesimpulan Analisis
Lucy Deli dengan dua kompetitor lainnya, Marilyn’s Cake dan De Melly’s
Homemade Bakery masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, baik
dalam bidang produk, produksi, pengemasan, promosi, maupun penjualan.
Persamaan yang dimiliki ketiga bisnis ini menjual jenis produk yang sama, produk
makanan yang berwujud, dapat dilihat, dirasakan, disimpan, dipindahkan serta
disentuh, produk yang tidak tahan lama (nondurable goods) yang dapat dikonsumsi
secara langsung tanpa melalui proses lebih lanjut. Varian produk juga mirip, dari
cake, pastry, roti, dan beragam dessert. Konsumen juga sebagian besar sama, yaitu
masyarakat kalangan menengah ke atas yang hidup di Surabaya, yang
mengutamakan gaya hidup, modern, mengikuti trend, memiliki minat terhadap kue,
roti, dan dessert.
Salah satu perbedaan yang paling menonjol dari Lucy Deli dengan kedua
kompetitornya adalah dalam bidang kemasan. Kemasan dari Lucy Deli pun masih
kurang konsisten, beberapa jenis produk disamakan kemasannya sehingga kurang
menjamin keamanan produk. Kemasan dari Marilyn’s Cake konsisten untuk tiap
produknya dan dapat menjamin keamanan produk, namun visualnya kurang
menarik dan tidak terdapat identitas toko. Sedangkan kemasan dari De Melly’s
Homemade Bakery tampak menarik dan konsisten untuk tiap produknya namun
kurang menjamin keamanan produk.
Berdasarkan hasil studi literatur dan analisis Lucy Deli beserta kedua
kompetitor, diperlukan pembaharuan kemasan untuk produk Lucy Deli. Struktur
kemasan yang baru harus mampu melindungi dan menjamin keamanan sesuai sifat
produk. Dengan elemen visual kemasan menarik yang dapat menunjukkan image
yang sesuai, serta menonjolkan positioning sebagai toko kue homemade exclusive
yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen dan fresh. Selain menarik
secara visual, juga tetap memperhatikan aspek ergonomi yang memudahkan untuk
membawa dan membuka kemasan. Dengan desain kemasan yang konsisten,
kemasan juga dapat menjadi sarana promosi yang kemudian dapat meningkatkan
penjualan Toko Kue Lucy Deli.