2. Hub. Terapetik
Transcript of 2. Hub. Terapetik
HUBUNGAN TERAPEUTIK
Anas Tamsuri
PENGERTIAN
Hubungan terapeutik merupakan satu set iklim/situasi yang diciptakan diantara orang-orang yang memerlukan dan memberikan bantuan dalam setting pelayanan kesehatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Dalam perawatan adalah untuk pemenuhan kebutuhan dasar klien
Situasi ini dikenal juga sebagai hubungan perawat-klien (nurse-client relationship).
TUJUAN
Tujuan ditentukan secara kooperatif dan ditetapkan dalam suatu area pemenuhan kebutuhan dasar. Secara umum tujuan hubungan terapeutik antara lain adalah :• Peningkatan independensi klien, melalui proses yang
memungkinkan realisasi diri, penerimaan diri dan penghargaan terhadap diri
• Peningkatan rasa penghargaan terhadap klien• Meningkatkan kesejahteraan klien dengan
peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan dan mencapai tujuan personal yang realistik
KARAKTERISTIK
Bersifat dinamis, individu atau kelompok orang yang berinteraksi menjadi partisipan yang aktif dalam rangka mencapai tujuan
Memiliki tujuan dan dalam waktu yang terbatas. Orang yang memberikan bantuan dalam
hubungan terapeutik memiliki peran dominan. Ia memiliki responsibilitas (tanggungjawab) terhadap peran dan fungsi sesuai dengan kemampuannya.
Beda Komunikasi Terapeutik & Komunikasi Sosial
KOMPONENHUBUNGAN
HUBUNGANSOSIAL
HUBUNGANTERAPEUTIK
Kesengajaan Spontan Terencana
Tujuan Kurang jelasJelas dan difokuskanpada individu tertentu
Isi informasi Sosial Professional
Fokus informasiPerhatian pada kedua
fihakPerhatian pada klien
Waktu Tidak terbatas terbatas
TAHAP HUBUNGAN (1)TAHAP
HUBUNGANTUGAS
Pra interaksi Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri.Analisa kekuatan dan kelemahan profesionalismeindividualMendapatkan data tentang klien jika memungkinkanMerencanakan pertemuan pertama
Perkenalan atauOrientasi
Menentukan alasan klien memerlukan pertolonganMembina hubungan saling percaya, menerima danmenjalin komunikasi terbukaMerumuskan kontrak bersamaEksplorasi fikiran, perasaan dan perbuatan klienMengidentifikasi masalah klienMerumuskan tujuan dari hubungan dengan klien
TAHAP HUBUNGAN (2)
Kerja Mengeksplorasi stressor yang tepatMendorong perkembangan kesadaran diri klien danpemakaian mekanisme koping yang konstruktifMengatasi penolakan perilaku adaptif
Terminasi Menciptakan realitas perpisahanMembicarakan proses terapi dan pencapaian tujuanSaling mengeksplorasi perasaan penolakan dankehilangan, sedih, marah dan perilaku lainnya
TUJUAN TAHAP
HUBUNGANTUJUAN KLIEN
Pra interaksi -Orientasi - Klien akan memanggil perawat menggunakan nama
- Klien dapat menjelaskan secara akurat peran dariklien dan perawat dalam hubungan
- Klien dan perawat membuat kesepakatan tentang : Tujuan dari hubungan Lokasi, frekuensi dan lama hubungan Durasi hubungan
Kerja - Klien akan secara aktif berpartisipasi dalam membinahubungan
- Klien akan kooperatif dalam aktivitas kerja untukpencapaian tujuan yang dapat diterima
- Klien akan mengekspresikan perasaan dan memilikiperhatian terhadap perawat
Terminasi - Klien akan berpartisipasi dalam mengidentifikasipencapaian tujuan dan atau perkembangan pencapaiantujuan
- Klien akan menyatakan perasaan terhadap terminasihubungan
Tahap Pra Interaksi
perawat melakukan dua kegiatan utama yaitu kegiatan internal dan kegiatan eksternal.
Kegiatan internal : orientasi tugas, peningkatan kesadaran akan peran dan fungsi dalam membina hubungan dan menilai kekuatan dan kelemahan diri.
Eksternal: mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang klien yang akan dihadapinya; maupun meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada klien secara konseptual
Tahap Orientasi (1)
Pada tahap orientasi perawat dan klien bertemu dan belajar untuk mengidentifikasi masing-masing individu dengan menggunakan nama. Pada fase ini perawat juga mengklarifikasikan peran dari masing-masing untuk menunjukkan adanya tanggung jawab yang diemban oleh masing-masing dalam membina hubungan. Pada fase ini perawat berperan sebagai pemimpin (dalam hubungan) dalam artian perawat lebih dituntut untuk berperan aktif dan memulai setiap ide dalam membina hubungan dengan klien.
Tahap Orientasi (2)
Pada fase ini dibuat kontrak dengan klien tentang :• nama individu (perawat dan klien)• peran dari perawat dan klien• tanggung jawab perawat dan klien• harapan perawat dan klien• tujuan hubungan• tempat pertemuan• waktu dan lama pertemuan• situasi terminasi• kerahasiaan
Tahap Orientasi (3)
Selain melakukan kontrak; pada fase ini perawat berperan untuk melakukan ekspolasi pikiran, perasaan, perbuatan klien dan mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama klien dalam konteks hubungan profesional.
Tujuan akhir dari fase ini adalah tercapainya suatu kepercayaan antara kedua belah fihak (terbina hubungan saling percaya), namun demikian pengembangan nilai-nilai kepercayaan dapat dilanjutkan pada fase kerja.
Tahap Kerja
Pada fase kerja, perawat dan klien mengeksplorasi masalah-masalah yang terjadi pada klien untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah terindentifikasi sebelumnya pada masa orientasi.
Tugas perawat pada fase ini adalah memenuhi kebutuhan dan mengembangkan pola-pola adaptif klien. Pada tahap kerja perawat memberikan bantuan yang dibutuhkan,
Perawat mendiskusikan dengan klien teknik-teknik untuk mencapai tujuan
Tahap Kerja (2)
Selain sebagai pemberi pelayanan (care giver) peran perawat sebagai pengajar dan konselor sangat diperlukan pada fase ini. Peran ini meliputi upaya peningkatan motivasi klien dan untuk mengekspresikan perasaan/pengalaman yang berhubungan dengan masalah kesehatan maupun kebutuhan perawatan yang terjadi.
Adanya interaksi yang memuaskan akan memberikan situasi/suasana yang meningkat-kan integritas klien dgn adanya minimalisasi ketakutan, kecemasan, ketidakpercayaan dan tekanan pada klien.
Tahap Terminasi Tahapan terminasi terjadi manakala perawat
mengakhiri hubungan dengan klien. Tugas perawat pada fase ini adalah menghadapi
realitas perpisahan. Klien dan perawat secara bersama-sama melakukan tinjauan terhadap hubungan yang terbentuk, pencapaian tujuan, serta melakukan eksporasi terhadap perasaan yang ditimbulkan akibat terminasi seperti penolakan, kesedihan dan sekaligus melakukan ekspresi terhadap perasaan diatas.
Fase terminasi diatasi dengan menggunakan konsep kehilangan dimana perawat membantu dan mensupport klien bahwa situasi yang terjadi bukan merupakan kesalahan klien.
Sikap perawat dlm hub. terapeutik
Egan dlm Kozier (1983) : 5 sikap untuk menghadirkan diri secara fisik:
Berhadapan (“saya siap untuk anda”) Mempertahankan kontak mata Membungkuk ke arah pasien Mempertahankan postur terbuka dan atur jarak
Hall = intim (0-45 cm); Personal 25-120 cm, sosial 1,2-3,6 m; Publik > 3,6 m
Rileks
Materi dalam hub. terapeutik
Materi dalam melakukan hubungan terapeutik meliputi isi dan teknik penyampaian
Disebut KOMUNIKASI TERAPEUTIK Diselenggarakan untuk menjaga nilai-nilai
hubungan profesional Terdapat dua persyaratan untuk terjadinya
komunikasi efektif : Semua komunikasi ditujukan untuk menjaga integritas & harga diri; dan komunikasi menciptakan saling pengertian dgn beri saran, informasi, masukan
TERIMA KASIH
Materi dilanjutkan dengan KOMUNIKASI TERAPEUTIK