1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

7
Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 1 PEMBANGUNAN INDUSTRI PERBENIHAN DAN PERBIBITAN SWASTA NASIONAL 1) (DEVELOPMENT OF NATIONAL SEED AND SEEDLING INDUSTRIES OF PRIVATE SECTOR) Achmad Baihaki 2) Motto (1) “Who ever could make two ears of corn or two blades of grass to grow upon a spot of ground where only one grew before, would deserve better of mankind, and do more essential ser- vice to his country than the whole race of politicians put together” Jonathan Swift, 1726 (2) “At the head of all sciences and arts, at the head of civilization and  progress, stands not militeris m, the science that kills, not commerce, the art of accumulating wealth, but agri- culture, the mother of industry and the maintainer of human life” James A. Garfield, 1881 Presiden AS ke-20 Abstract Seed industries is an important upstream industry in agricultural development. 1) Guru Besar Emeritus UNPAD. 2) Ketua Dew an Pakar MPPI.

Transcript of 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

  • 5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

    1/7

    Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 1

    PEMBANGUNAN INDUSTRI PERBENIHAN DAN PERBIBITAN

    SWASTA NASIONAL1)

    (DEVELOPMENT OF NATIONAL SEED AND SEEDLING INDUSTRIES OF

    PRIVATE SECTOR)

    Achmad Baihaki2)

    Motto

    (1) Who ever could make two ears of

    corn or two blades of grass to grow

    upon a spot of ground where only one

    grew before, would deserve better of

    mankind, and do more essential ser-

    vice to his country than the whole

    race of politicians put together

    Jonathan Swift, 1726

    (2) At the head of all sciences and

    arts, at the head of civilization and

    progress, stands not militerism, the

    science that kills, not commerce, the

    art of accumulating wealth, but agri-

    culture, the mother of industry and

    the maintainer of human life

    James A. Garfield, 1881

    Presiden AS ke-20

    Abstract

    Seed industries is an important upstream

    industry in agricultural development.1) Guru Besar Emeritus UNPAD.

    2) Ketua Dewan Pakar MPPI.

  • 5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

    2/7

    Zuriat, Vol. 19, No. 1, Januari-Juni 20082

    Plant variety protection is aiming to

    support and to develop seed industries

    through utilization, the challenger and its

    possible solution to seed industrial de-

    velopment in Indonesia will be discussed.

    Sari

    Industri perbenihan merupakan salahsatu industri bibit yang sangat penting di

    sektor pertanian. Perlindungan varietas

    tanaman (PVT) bertujuan untuk memba-

    ngun industri perbenihan dan perbibitan

    nasional melalui pemanfaatan potensi

    sumber daya manusia dan alam di In-

    donesia. Beberapa kendala belum bang-

    kitkan industri perbenihan di Indonesia

    maupun uraian solusi pemecahannya

    akan didiskusikan.

    Pendahuluan

    Salah satu tujuan terpenting dalam pem-bentukan Undang-undang No. 29 Th.

    2000 Tentang Perlindungan Varietas

    Tanaman adalah membangun industri

    perbenihan dan perbibitan swasta na-

    sional, yang mampu memanfaatkan po-

    tensi bangsa secara keseluruhan, yaitu

    potensi keanekaragaman biogeofisik

    dan sosial budaya bangsa bagi tercipta-

    nya kemakmuran dan kesejahteraan

    masyarakat pada umumnya dan khusus-

    nya masyarakat tani di pedesaan dan di

    kota. Sudah barang tentu undang-un-

    dang tersebut mendorong tumbuhnyakreativitas bangsa dalam menghasilkan

    terciptanya varietas-varietas unggul ba-

    ru berbagai komoditi pertanian berdaya

    saing tinggi, baik di pasar dalam negeri

    maupun di luar negeri untuk tanaman

    pangan, holtikultura, kehutanan, per-

    ikanan dan peternakan, serta tanaman

    perkebunan. Undang-undang tersebut

    juga memberikan suasana kondusif bagi

    investasi di bidang industri perbenihan

    dan pembibitan swasta nasional.

    Sektor pertanian, sebagaimana telah ter-

    bukti, merupakan sektor penopang sta-bilitas perekonomian makro kita. Sektor

    pertanian pun sebenarnya merupakan

    sektor penciptaan nilai yang besar dan

    apabila diupayakan sebagaimana mesti-

    nya akan terwujud terjadinya pertanian

    nasional yang maju dengan produk-pro-

    duk berdaya saing tinggi. Visi pem-

    bangunan pertanian yang dibangun oleh

    Departemen Pertanian sampai dengan

    tahun 2025, bertujuan untuk mewujud-

    kan kesejahteraan masyarakat pertanian

    melalui sistem pertanian industrial.

    Industri perbenihan dan perbibitan

    swasta nasional merupakan salah satu

    industri hulu di sektor pertanian pra-

    produksi, yang berperan sangat menen-

    tukan keberhasilan sektor pertanian se-

    cara keseluruhan, termasuk industri pas-

    ca panen, seperti industri pangan dan

    lain-lain. Yang dimaksud dengan indus-

    tri perbenihan dan perbibitan swasta na-

    sional adalah seluruh kegiatan dalam

    menghasilkan benih/bibit unggul baru

    berproduktivitas tinggi dan berkualitastinggi dengan daya saing tinggi, mem-

    perbanyaknya, mengedarkannya dan

    memasarkannya, baik dalam satu ke-

    lembagaan usaha ataupun bagiannya,

    seperti: penangkar benih dan lain-lain,

    yang memanfaatkan potensi sumber da-

    ya hayati nasional secara bijak dan

    lestari. Membangun industri perbenihan

    dan perbibitan swasta nasional merupa-

    kan upaya mendasar dalam pemba-

    ngunan sektor pertanian keseluruhan.

    Sebab benih dan bibit varietas unggul

    bermutu merupakan penentu batas atas

    produktivitas dan kualitas produk suatu

    usaha tani, baik itu usaha tani besar

    maupun usaha tani kecil.

    Membangun industri perbenihan dan

    perbibitan swasta nasional merupakan

    landasan yang baik bagi proses produksi

    dan industri pangan dan industri lainnya

    yang berbasis produk pertanian. Produk

    industri perbenihan dan perbibitan

    swasta nasional yang unggul dan ber-

    kualitas tinggi serta murah akan menja-

    min keuntungan dan memperkecil resi-

    ko bagi petani produsen, baik itu dariusaha tani kecil ataupun besar (komoditi

    pangan dan komoditi lainnya). Bagi pe-

    tani tanaman pangan penggunaan be-

    nih/bibit unggul yang spesifik wilayah

  • 5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

    3/7

    Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 3

    dari produk industri benih, akan mem-

    berikan jaminan keuntungan bagi usaha

    taninya. Dengan demikian upaya terse-

    but meningkatkan taraf hidup dan kese-

    jahteraan para petani di desa-desa, serta

    membantu mengentaskan kemiskinan di

    desa-desa.

    Namun demikian, khusus untuk komo-diti tanaman, sekalipun UU No. 29 Th.

    2000 Tentang PVT telah diundangkan

    7(tujuh) tahun yang lalu dan Kantor

    Pusat Perlindungan Varietas Tanaman

    telah bertugas selama kurang lebih 4

    tahun terakhir, kenyataan menunjukkan

    jumlah varietas unggul yang diusulkan

    untuk dilindungi di Kantor Pusat PVT

    relatif masih sedikit, sekalipun dalam

    tahun yang sedang berjalan ini tenden-

    sinya menunjukkan adanya peningkatan

    dalam jumlah varietas yang didaftarkan

    untuk dilindungi. Sebagian besar varie-tas yang akan dilindungi tersebut bersal

    dari industri benih multinasional. Indus-

    tri perbenihan swasta nasional nampak-

    nya belum bangkit seperti yang diharap-

    kan. Demikian juga varietas unggul

    produk kelembagaan penelitian milik

    Pemerintah masih sedikit yang diajukan

    untuk dilindungi.

    Kondisi tersebut tidak menguntungkan

    bagi pembangunan pertanian dan khu-

    susnya para petani produsen, serta

    menghambat upaya pengentasan kemis-

    kinan di kalangan petani produsenusaha tani kecil. Pembangunan dan

    pengembangan usaha industri perbe-

    nihan dan perbibitan swasta nasional

    tingkat menengah dan kecil perlu dipa-

    cu. Sementara itu impor benih cende-

    rung meningkat dan industri benih mul-

    tinasional berupaya mendominasi pasar

    benih dalam negeri.

    Belum bangkitnya industri perbenihan

    dan perbibitan swasta nasional perlu di-

    cari kendalanya. Demikian juga penye-

    bab masih sedikitnya produk pemuliaan

    lembaga penelitian pemerintah yangdidaftarkan untuk dilindungi.

    Kendala

    Kendala belum bangkitnya industri per-

    benihan dan perbibitan swasta nasional

    antara lain, adalah : (1) lemahnya pema-

    haman tentang manfaat UU No. 29 Th.

    2000 Tentang PVT, baik di kalangan

    para pengusaha maupun di kalangan

    para pejabat, (2) masih lemahnya per-modalan, karena belum adanya skema

    perkreditan untuk usaha penelitian pem-

    buatan varietas unggul dalam industri

    perbenihan dan perbibitan swasta nasio-

    nal, (3) pemahaman tentang industri

    perbenihan dan perbibitan swasta nasio-

    nal, baik pengertian maupun perannya

    dalam pembangunan pertanian yang

    mensejahterakan dan langgeng, masih

    lemah dan beragam, (4) Nasionalisme

    dan patriotisme di kalangan industria-

    wan perbenihan dan perbibitan masih

    perlu dibangkitkan, (5) belum ada ke-lembagaan pemerintah dan swasta yang

    fokus, terarah dan konsisten memba-

    ngun dan mengembangkan industri per-

    benihan dan perbibitan swasta nasional,

    (6) hambatan struktural dalam proses

    perlindungan varietas, (7) dirasakan ma-

    sih kurangnya minat para pemulia dan

    teknolog perbenihan untuk terjun ke da-

    lam industri perbenihan dan perbibitan

    swasta nasional.

    Kendala-kendala tersebut harus dicari-

    kan pemecahannya dan dilaksanakan

    dengan baik sehingga industri perbenih-an dan perbibitan swasta nasional tum-

    buh dan bangkit, serta menghasilkan va-

    rietas/jenis unggul baru dengan cepat

    dan sebanyak-banyaknya untuk berba-

    gai komoditi di berbagai wilayah yang

    spesifik, terjangkau dan disukai oleh

    produsen produk pertanian, disukai kon-

    sumen industri yang lebih hilir dan di-

    sukai oleh konsumen masyarakat peng-

    guna. Apabila hal tersebut terwujud,

    maka kesejahteraan petani akan me-

    ningkat secara keseluruhan. Kondisi ter-

    sebut akan membantu dalam pemera-taan kesejahteraan dan pengentasan ke-

    miskinan.

  • 5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

    4/7

    Zuriat, Vol. 19, No. 1, Januari-Juni 20084

    Kendala pertama tentang lemahnya pe-

    mahaman manfaat UU No. 29 Th. 2000

    Tentang PVT. Nampaknya perlu adanya

    perubahan strategi dalam sosialisasi

    PVT. Lebih diarahkan ke simpul-simpul

    penentu, sehingga akan berdampak le-

    bih cepat, yaitu sosialisasi di kalangan

    pejabat dan pengusaha, serta organisasi-

    organisasi profesi yang terkait dengan

    industri perbenihan/perbibitan.

    Kendala kedua, lemahnya permodalan.

    Tidak dapat disangkal bahwa industri

    perbenihan/perbibitan merupakan in-

    dustri pertanian hulu yang paling bere-

    siko dan bersifat khusus karena me-

    nyangkut benda hidup, yaitu tanaman

    dan hewan ternak, serta sifatnya sangat

    spesifik. Berlainan sifatnya dengan in-

    dustri pangan dan industri manufaktur,

    serta pada taraf produksi komoditi. In-

    dustri perbenihan/perbibitan yang utuh,tidak parsial, membutuhkan taraf pene-

    litian dalam membentuk varietas unggul

    baru yang bermutu, memakan waktu

    lama untuk memperoleh return dan

    beresiko tinggi, serta peluang sukses

    tidak terlampau besar. Oleh karena itu

    dalam sistem perbankan nasional belum

    pernah atau jarang yang memberikan

    kredit pada usaha ini. Padahal dewasa

    ini Bank Indonesia sedang kerepotan

    memikirkan bagaimana menyalurkan

    dana yang tersimpan 150160 triliun ru-

    piah di dalam perbankan nasional kita.

    Sebaiknya dana tersebut sebagian disa-

    lurkan ke sektor riil di bidang pertanian,

    yaitu investasi dalam industri perbenih-

    an dan perbibitan swasta nasional.

    Untuk itu Bank Indonesia diharapkan

    dapat merekayasa skema (scheme) per-

    kreditan khusus untuk industri perbe-

    nihan dan perbibitan swasta nasional,

    baik untuk tanaman (semusim, tahunan,

    tanaman kehutanan, hortikultura), mau-

    pun untuk hewan ternak.

    Kendala ketiga, pemahaman dan bera-

    gamnya pengertian industri perbenihandan perbibitan swasta nasional. Harus

    ada pemahaman yang sama tentang in-

    dustri perbenihan dan perbibitan swasta

    nasional. Saya menawarkan pengertian

    tersebut seperti apa yang dituliskan pa-

    da halaman pertama, saya ulang kem-

    bali :

    Industri perbenihan dan perbibitan

    swasta nasional adalah seluruh kegiatan

    dalam menghasilkan benih/bibit unggul

    baru berproduktivitas tinggi dan ber-

    kualitas tinggi dengan daya saing tinggi,memperbanyaknya, mengedarkannya

    dan memasarkannya, baik dalam satu

    wadah kelembagaan usaha yang utuh,

    ataupun kelembagaan usaha parsialnya,

    seperti penangkar dan lain-lain, yang

    mampu memanfaatkan potensi sumber

    daya hayati nasional secara bijak dan

    lestari.

    Kendala keempat, nasionalisme dan pa-

    triotisme di kalangan industriawan per-

    benihan dan perbibitan masih lemah un-

    tuk membangun ekonomi negara mela-

    lui pembangunan industri perbenihandan perbibitan swasta nasional. Daya

    juang dan spirit berkorban dalam mem-

    bangun industri perbenihan dan perbi-

    bitan swasta nasional perlu dibangkit-

    kan. Tanpa membangkitkan nasionalis-

    me dan patriotisme di kalangan indus-

    triawan benih/bibit, sulit untuk memba-

    ngun pertanian nasional Indonesia yang

    mampu memberi makan bangsa dan du-

    nia, maupun pensuplai bahan-bahan

    produk pertanian untuk industri nasio-

    nal dan dunia. Kecenderungan kegiatan

    mereka untuk impor benih adalah besar.Berlainan dengan para industriawan ke-

    delai di Amerika Serikat, mereka dalam

    tahun 1980 bertekad untuk menguasai

    kedelai dunia dan produk-produk kede-

    lai yang dihasilkan oleh industri mere-

    ka.

    Kebijakan impor benih dan bibit harus

    bertumpu kepada kepentingan nasional

    dalam membangkitkan dan menumbuh-

    kan industri benih nasional. Industri be-

    nih/bibit multinasional digandeng dan

    diajak turut serta dalam membangun in-

    dustri perbenihan swata nasional. Da-lam kaitan ini pembatasan impor benih

    padi hibrida selama dua tahun, seyog-

    yanya dibarengi dengan menumbuhkan

  • 5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

    5/7

    Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 5

    kerjasama antara pengusaha benih padi

    hibrida asing dengan pengusaha perbe-

    nihan padi hibrida nasional dengan cara,

    selama menunggu dua tahun, mereka

    membina usaha nasional dengan meng-

    alihkan teknologi dan setelah dua tahun

    padi hibrida tersebut harus diproduksi di

    dalam negeri.

    Kendala kelima, adalah belum ada ke-

    lembagaan pemerintah dan swasta yang

    fokus, terarah dan konsisten memba-

    ngun dan mengembangkan industri per-

    benihan dan perbibitan swasta nasional.

    Selama ini yang sangat gencar ditangani

    oleh pemerintah adalah bagaimana

    memproduksi benih dan bibit dan bagai-

    mana mengedarkannya sampai kepada

    petani produsen. Pengaturan dan aturan

    mengenai hal ini sangat lengkap dan

    komprehensif. Akan tetapi kelembagaan

    yang menangani secara khusus dankomprehensif dan konsisten dalam

    pembentukan dan pengembangan usaha

    industri perbenihan dan perbibitan

    swasta nasional swasta nasional, belum

    ada, kalaupun ada amat terbatas, masih

    dalam taraf sub dinas, itupun belum me-

    rata di seluruh Direktorat Jenderal.

    Mengingat peran kelembagaan industri

    benih/bibit swasta yang sangat vital da-

    lam urutan kegiatan pembangunan per-

    tanian, maka seyogyanya Pemerintah

    menanganinya seperti seriusnya dalam

    penanganan perbenihan. Demikian juga

    organisasi profesi seperti MPPI harus

    dengan giat bekerjasama dengan Peme-

    rintah mendorong tumbuh dan berkem-

    bangnya industri perbenihan/perbibitan

    swasta nasional.

    Kendala keenam, yaitu hambatan struk-

    tural dalam proses perlindungan va-

    rietas tanaman. Dalam kaitan ini karena

    Kantor Pusat PVT masih baru dan ma-

    sih menghadapi banyak kendala-kenda-

    la dalam melaksanakan fungsi dan tu-

    gasnya, sehingga dalam pelaksanaan tu-

    gasnya menghadapi, misalnya, mahal-nya biaya proses pemeriksaan uji BUS,

    sehingga daya tarik untuk mendaftar

    menjadi terkendala.

    Kendala ketujuh, masih kurangnya mi-

    nat para pemulia dan teknolog perbenih-

    an/perbibitan untuk terjun kedalam

    praktek industri perbenihan/perbibitan

    swasta nasional, terutama tenaga pemu-

    lia senior, baik yang ada di perguruan

    tinggi, apalagi yang ada di kelembagaan

    penelitian pemerintah. Sebenarnya su-

    dah cukup banyak lulusan Sarjana S1

    dan S2 yang dihasilkan oleh Perguruan

    Tinggi Nasional, yang cukup baik untuk

    membantu melaksanakan kegiatan in-

    dustri perbenihan/perbibitan swasta na-

    sional. Namun terkendala oleh sistem

    insentif yang belum memadai dibanding

    bila bekerja pada industri perbenih-

    an/perbibitan swasta multinasional.

    Pembangunan Industri Benih

    Motivasi dan sosialisasi kepada mereka

    dan tenaga-tenaga senior untuk berge-rak di bidang industri perbenihan/perbi-

    bitan swasta nasional perlu dilakukan

    secara intensif, disertai dengan investasi

    permodalan yang besar untuk menum-

    buhkan industri perbenihan/perbibitan

    swasta nasional tingkat menengah dan

    kecil. Perlu dikembangkan pula parti-

    cipatory plant breeding untuk menun-

    jang pengembangan industri perbenih-

    an/perbibitan oleh Perguruan Tinggi

    dan kelembagaan penelitian milik ne-

    gara yang memiliki tenaga-tenaga se-

    nior pemuliaan.Selain dari pada hal-hal yang diuraikan

    tadi, perlu pula ditekankan bahwa seja-

    lan dengan pengembangan industri per-

    benihan/perbibitan swasta nasional, di-

    arahkan pula agar industri tersebut da-

    lam menghasilkan varietas/jenis unggul

    baru yang bermutu lebih didorong

    menghasilkan varietas/jenis yang sesuai

    dengan daya dukung wilayah spesifik

    (Interaksi Genotip Lingkungan, atau

    G E harus diperhatikan). Varietas/je-

    nis unggul spesifik wilayah akan memi-

    liki daya saing yang tinggi di pasar da-lam negeri dibanding benih impor dan

    akan lebih terjangkau oleh para petani

    produsen.

  • 5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

    6/7

    Zuriat, Vol. 19, No. 1, Januari-Juni 20086

    Satu hal yang perlu dicermati dan difi-

    kirkan secara seksama adalah mengenai

    keanggotaan Negara Republik Indone-

    sia dalam organisasi dunia UPOV. Ba-

    nyak keuntungan yang bisa diraih dari

    keanggotaan UPOV dan juga kerugian

    yang perlu diwaspadai bila Indonesia

    menjadi anggota UPOV. Sejak awal pe-

    nyusunan RUU PVT telah digariskan

    agar undang-undang yang tersusun in

    conformity dengan perundangan

    UPOV, namun tetap mendahulukan ke-

    pentingan negara dan bangsa. Salah satu

    pasal dalam UU No. 29 Th. 2000 Ten-

    tang PVT, yaitu Pasal 7 dengan seluruh

    ayat-ayatnya, melindungi varietas lokal

    milik masyarakat, sebagai milik negara,

    dan peraturan UPOV tidak menghen-

    daki adanya pasal tersebut. Keanggota-

    an Indonesia dalam organisasi UPOV

    sebaiknya menunggu sampai produk in-

    dustri perbenihan/perbibitan swasta na-sional mampu bersaing di pasar, teruta-

    ma di pasar dalam negeri. Untuk sampai

    ke titik tersebut perlu dilakukan pengka-

    jian aspek sosial, ekonomi dan pera-

    turan perundangan yang seksama. Perlu

    waktu untuk sampai ke sana dan harus

    dikaji secara seksama.

    Penutup

    UU No. 29 Tahun 2000 Tentang PVT

    memberi landasan yang kuat dalam me-

    nunjang pembangunan industri perbe-nihan swasta nasional dan menumbuh-

    kan/mendorong kreativitas bangsa, serta

    menciptakan suasana kondusif bagi

    investasi di bidang industri perbenihan

    swasta nasional.

    Industri perbenihan/perbibitan merupa-

    kan industri hulu yang paling hulu, yang

    keberhasilannya memberikan dasar bagi

    keberhasilan rentetan kegiatan produksi

    pertanian dan industri pasca panen (a.l.

    industri pangan).

    Pembangunan industri perbenihan/per-

    bibitan swasta nasional masih dalam ta-

    raf perlu dipaculebih cepat.

    Pembangunan industri perbenihan/per-

    bibitan akan mampu memberikan dam-

    pak positif beruntun dalam sektor perta-

    nian, baik kegiatan produksi komoditi

    pertanian, maupun industri pasca panen,

    serta mampu meningkatkan pendapatan

    petani produsen dan membantu pengen-

    tasan kemiskinan di pedesaan.

    Sosialisasi PVT lebih diarahkan kepada

    simpul-simpul penentu kebijakan dan

    seminar nasional secara periodik.

    Perlu adanya skema perkreditan bagi in-

    vestasi dalam industri perbenihan dan

    perbibitan swasta nasional.

    Perlu bahasa yang sama dalam mengar-

    tikan industri perbenihan dan perbibitan

    swasta nasional.

    Membangun nasionalisme dan patriotis-

    me di kalangan indistriawan perbenihan

    dan perbibitan.

    Kebijakan impor benih dan bibit harus

    bertumpu pada upaya menumbuhkan

    dan membangun industri perbenih-

    an/perbibitan swasta nasional.

    Dibentuknya kelembagaan pemerintah

    dengan tugas membangun dan mengem-

    bangkan industri perbenihan/perbibitan

    swasta nasional. MPPI harus berparti-

    sipasi sesuai dengan arahan anggaran

    dasarnya.

    Sosialisasi dan motivasi kepada para pe-mulia muda dan senior untuk terjun dan

    membantu membangun industri perbe-

    nihan/perbibitan swasta nasional dan di-

    kembangkan participatory plant breed-

    ing yang lebih terarah.

    Industri diarahkan untuk menghasilkan

    varietas-varietas unggul spesifik wila-

    yah.

    Perlu ditelaah secara nasional status in-

    dustri perbenihan swasta nasional dewa-

    sa ini.

    Daftar Pustaka

    Abdullah, B. 2007. Menuju Pembangunan

    Berbasis Industri Pangan. Pemikiran Me-

  • 5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan

    7/7

    Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 7

    ngenai Revitalisasi Pertanian Yang Men-

    sejahterakan. Penganugerahan Gelar

    Doktor Honoris Causa Universitas Padja-

    djaran, 1 September 2007.

    Baihaki, A. 1996. Prospek Penerapan Breed-

    er Rights di Indonesia. Simposium Pe-

    muliaan IV.PERIPI. Surabaya, 2425

    Mei 1996.

    Baihaki, A. 1996. Mengembangkan Peran

    Industri Pertanian Dalam Peningkatan

    Daya Saing Produk Pertanian Melalui

    Pembentukan Hak Pemulia. Lokakarya

    Hak Kekayaan Intelektual dengan Fo-

    kus Pada Perlindungan Varietas Tanam-

    an. Jakarta 2526 Maret 1996. Kerja-

    sama ABSP, USAID, CRIFC.

    Baihaki, A. 1996. Upaya Mendorong dan

    Menciptakan Lingkungan Kondusif Bagi

    Tumbuhnya Industri Perbenihan, Semi-

    nar Peran Pemuliaan Dalam Menum-

    buhkan Industri Perbenihan Memasuki

    Abad ke-21. PERIPI KOMDA JA-BAR/PUSAT. Hotel Horison, Bandung.

    Baihaki, A., dan Meddy Rachmadi. 1997.

    Peningkatan Potensi Hasil, Produksi dan

    Produktivitas Kedelai Dengan Meman-

    faatkan Potensi Spesifik Wilayah Bera-

    gam Jawa Barat. Forum Perbenihan Di-

    nas Pertanian Tanaman Pangan DT I Ja-

    bar. Bandung, 27 Oktober 1997.

    Baihaki, A., Abdul Bari, dan H. Soemardjan.

    1997. Peningkatan Daya Saing Komoditi

    Pertanian Melalui Peningkatan Peran In-

    dustri Perbenihan.

    Baihaki, A. 2005. Peran dan Partisipasi Pe-

    neliti dalam Pengembangan Participatory

    Breeding. Makalah disampaikan dalam

    Seminar Harteknas: Participatory Breed-

    ing dalam Pengembangan Buah Nasio-

    nal, 12 Agustus 2005, Gedung II BPPT.

    IPB dan Kementrian Negara Ristek RI.

    Baihaki, A., dan N. Wicaksana. 2005. Inter-

    aksi Genotip Lingkungan, Adaptabi-

    litas dan Stabilitas Hasil Dalam Pengem-

    bangan Tanaman Varietas Unggul di In-

    donesia. ZURIAT 16 (1) : 18.

    Baihaki, A. 2006. Membumikan Pola Ilmiah

    Pokok Universitas Padjadjaran Dalam

    Perspektif Bidang Pertanian. Semiloka

    Lembaga Penelitian Unpad, 1617 Fe-

    bruari 2006. Hotel Sumber Alam, Cipa-

    nas, Garut.

    Badan Benih Nasional, Deptan. 2004. Stra-

    tegi Umum Pembangunan Perbenihan

    Nasional.

    Departemen Pertanian. 2006. Arah dan Stra-

    tegi Sistem Perbenihan Tanaman Na-

    sional.

    Departemen Pertanian. 2006. Visi dan Arah

    Pembangunan Pertanian Jangka Panjang.

    Undang-undang RI No. 29 Th. 2000 Ten-

    tang Perlindungan Varietas Tanaman.