1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
-
Upload
balqis-abdullah -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
-
5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
1/7
Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 1
PEMBANGUNAN INDUSTRI PERBENIHAN DAN PERBIBITAN
SWASTA NASIONAL1)
(DEVELOPMENT OF NATIONAL SEED AND SEEDLING INDUSTRIES OF
PRIVATE SECTOR)
Achmad Baihaki2)
Motto
(1) Who ever could make two ears of
corn or two blades of grass to grow
upon a spot of ground where only one
grew before, would deserve better of
mankind, and do more essential ser-
vice to his country than the whole
race of politicians put together
Jonathan Swift, 1726
(2) At the head of all sciences and
arts, at the head of civilization and
progress, stands not militerism, the
science that kills, not commerce, the
art of accumulating wealth, but agri-
culture, the mother of industry and
the maintainer of human life
James A. Garfield, 1881
Presiden AS ke-20
Abstract
Seed industries is an important upstream
industry in agricultural development.1) Guru Besar Emeritus UNPAD.
2) Ketua Dewan Pakar MPPI.
-
5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
2/7
Zuriat, Vol. 19, No. 1, Januari-Juni 20082
Plant variety protection is aiming to
support and to develop seed industries
through utilization, the challenger and its
possible solution to seed industrial de-
velopment in Indonesia will be discussed.
Sari
Industri perbenihan merupakan salahsatu industri bibit yang sangat penting di
sektor pertanian. Perlindungan varietas
tanaman (PVT) bertujuan untuk memba-
ngun industri perbenihan dan perbibitan
nasional melalui pemanfaatan potensi
sumber daya manusia dan alam di In-
donesia. Beberapa kendala belum bang-
kitkan industri perbenihan di Indonesia
maupun uraian solusi pemecahannya
akan didiskusikan.
Pendahuluan
Salah satu tujuan terpenting dalam pem-bentukan Undang-undang No. 29 Th.
2000 Tentang Perlindungan Varietas
Tanaman adalah membangun industri
perbenihan dan perbibitan swasta na-
sional, yang mampu memanfaatkan po-
tensi bangsa secara keseluruhan, yaitu
potensi keanekaragaman biogeofisik
dan sosial budaya bangsa bagi tercipta-
nya kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dan khusus-
nya masyarakat tani di pedesaan dan di
kota. Sudah barang tentu undang-un-
dang tersebut mendorong tumbuhnyakreativitas bangsa dalam menghasilkan
terciptanya varietas-varietas unggul ba-
ru berbagai komoditi pertanian berdaya
saing tinggi, baik di pasar dalam negeri
maupun di luar negeri untuk tanaman
pangan, holtikultura, kehutanan, per-
ikanan dan peternakan, serta tanaman
perkebunan. Undang-undang tersebut
juga memberikan suasana kondusif bagi
investasi di bidang industri perbenihan
dan pembibitan swasta nasional.
Sektor pertanian, sebagaimana telah ter-
bukti, merupakan sektor penopang sta-bilitas perekonomian makro kita. Sektor
pertanian pun sebenarnya merupakan
sektor penciptaan nilai yang besar dan
apabila diupayakan sebagaimana mesti-
nya akan terwujud terjadinya pertanian
nasional yang maju dengan produk-pro-
duk berdaya saing tinggi. Visi pem-
bangunan pertanian yang dibangun oleh
Departemen Pertanian sampai dengan
tahun 2025, bertujuan untuk mewujud-
kan kesejahteraan masyarakat pertanian
melalui sistem pertanian industrial.
Industri perbenihan dan perbibitan
swasta nasional merupakan salah satu
industri hulu di sektor pertanian pra-
produksi, yang berperan sangat menen-
tukan keberhasilan sektor pertanian se-
cara keseluruhan, termasuk industri pas-
ca panen, seperti industri pangan dan
lain-lain. Yang dimaksud dengan indus-
tri perbenihan dan perbibitan swasta na-
sional adalah seluruh kegiatan dalam
menghasilkan benih/bibit unggul baru
berproduktivitas tinggi dan berkualitastinggi dengan daya saing tinggi, mem-
perbanyaknya, mengedarkannya dan
memasarkannya, baik dalam satu ke-
lembagaan usaha ataupun bagiannya,
seperti: penangkar benih dan lain-lain,
yang memanfaatkan potensi sumber da-
ya hayati nasional secara bijak dan
lestari. Membangun industri perbenihan
dan perbibitan swasta nasional merupa-
kan upaya mendasar dalam pemba-
ngunan sektor pertanian keseluruhan.
Sebab benih dan bibit varietas unggul
bermutu merupakan penentu batas atas
produktivitas dan kualitas produk suatu
usaha tani, baik itu usaha tani besar
maupun usaha tani kecil.
Membangun industri perbenihan dan
perbibitan swasta nasional merupakan
landasan yang baik bagi proses produksi
dan industri pangan dan industri lainnya
yang berbasis produk pertanian. Produk
industri perbenihan dan perbibitan
swasta nasional yang unggul dan ber-
kualitas tinggi serta murah akan menja-
min keuntungan dan memperkecil resi-
ko bagi petani produsen, baik itu dariusaha tani kecil ataupun besar (komoditi
pangan dan komoditi lainnya). Bagi pe-
tani tanaman pangan penggunaan be-
nih/bibit unggul yang spesifik wilayah
-
5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
3/7
Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 3
dari produk industri benih, akan mem-
berikan jaminan keuntungan bagi usaha
taninya. Dengan demikian upaya terse-
but meningkatkan taraf hidup dan kese-
jahteraan para petani di desa-desa, serta
membantu mengentaskan kemiskinan di
desa-desa.
Namun demikian, khusus untuk komo-diti tanaman, sekalipun UU No. 29 Th.
2000 Tentang PVT telah diundangkan
7(tujuh) tahun yang lalu dan Kantor
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman
telah bertugas selama kurang lebih 4
tahun terakhir, kenyataan menunjukkan
jumlah varietas unggul yang diusulkan
untuk dilindungi di Kantor Pusat PVT
relatif masih sedikit, sekalipun dalam
tahun yang sedang berjalan ini tenden-
sinya menunjukkan adanya peningkatan
dalam jumlah varietas yang didaftarkan
untuk dilindungi. Sebagian besar varie-tas yang akan dilindungi tersebut bersal
dari industri benih multinasional. Indus-
tri perbenihan swasta nasional nampak-
nya belum bangkit seperti yang diharap-
kan. Demikian juga varietas unggul
produk kelembagaan penelitian milik
Pemerintah masih sedikit yang diajukan
untuk dilindungi.
Kondisi tersebut tidak menguntungkan
bagi pembangunan pertanian dan khu-
susnya para petani produsen, serta
menghambat upaya pengentasan kemis-
kinan di kalangan petani produsenusaha tani kecil. Pembangunan dan
pengembangan usaha industri perbe-
nihan dan perbibitan swasta nasional
tingkat menengah dan kecil perlu dipa-
cu. Sementara itu impor benih cende-
rung meningkat dan industri benih mul-
tinasional berupaya mendominasi pasar
benih dalam negeri.
Belum bangkitnya industri perbenihan
dan perbibitan swasta nasional perlu di-
cari kendalanya. Demikian juga penye-
bab masih sedikitnya produk pemuliaan
lembaga penelitian pemerintah yangdidaftarkan untuk dilindungi.
Kendala
Kendala belum bangkitnya industri per-
benihan dan perbibitan swasta nasional
antara lain, adalah : (1) lemahnya pema-
haman tentang manfaat UU No. 29 Th.
2000 Tentang PVT, baik di kalangan
para pengusaha maupun di kalangan
para pejabat, (2) masih lemahnya per-modalan, karena belum adanya skema
perkreditan untuk usaha penelitian pem-
buatan varietas unggul dalam industri
perbenihan dan perbibitan swasta nasio-
nal, (3) pemahaman tentang industri
perbenihan dan perbibitan swasta nasio-
nal, baik pengertian maupun perannya
dalam pembangunan pertanian yang
mensejahterakan dan langgeng, masih
lemah dan beragam, (4) Nasionalisme
dan patriotisme di kalangan industria-
wan perbenihan dan perbibitan masih
perlu dibangkitkan, (5) belum ada ke-lembagaan pemerintah dan swasta yang
fokus, terarah dan konsisten memba-
ngun dan mengembangkan industri per-
benihan dan perbibitan swasta nasional,
(6) hambatan struktural dalam proses
perlindungan varietas, (7) dirasakan ma-
sih kurangnya minat para pemulia dan
teknolog perbenihan untuk terjun ke da-
lam industri perbenihan dan perbibitan
swasta nasional.
Kendala-kendala tersebut harus dicari-
kan pemecahannya dan dilaksanakan
dengan baik sehingga industri perbenih-an dan perbibitan swasta nasional tum-
buh dan bangkit, serta menghasilkan va-
rietas/jenis unggul baru dengan cepat
dan sebanyak-banyaknya untuk berba-
gai komoditi di berbagai wilayah yang
spesifik, terjangkau dan disukai oleh
produsen produk pertanian, disukai kon-
sumen industri yang lebih hilir dan di-
sukai oleh konsumen masyarakat peng-
guna. Apabila hal tersebut terwujud,
maka kesejahteraan petani akan me-
ningkat secara keseluruhan. Kondisi ter-
sebut akan membantu dalam pemera-taan kesejahteraan dan pengentasan ke-
miskinan.
-
5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
4/7
Zuriat, Vol. 19, No. 1, Januari-Juni 20084
Kendala pertama tentang lemahnya pe-
mahaman manfaat UU No. 29 Th. 2000
Tentang PVT. Nampaknya perlu adanya
perubahan strategi dalam sosialisasi
PVT. Lebih diarahkan ke simpul-simpul
penentu, sehingga akan berdampak le-
bih cepat, yaitu sosialisasi di kalangan
pejabat dan pengusaha, serta organisasi-
organisasi profesi yang terkait dengan
industri perbenihan/perbibitan.
Kendala kedua, lemahnya permodalan.
Tidak dapat disangkal bahwa industri
perbenihan/perbibitan merupakan in-
dustri pertanian hulu yang paling bere-
siko dan bersifat khusus karena me-
nyangkut benda hidup, yaitu tanaman
dan hewan ternak, serta sifatnya sangat
spesifik. Berlainan sifatnya dengan in-
dustri pangan dan industri manufaktur,
serta pada taraf produksi komoditi. In-
dustri perbenihan/perbibitan yang utuh,tidak parsial, membutuhkan taraf pene-
litian dalam membentuk varietas unggul
baru yang bermutu, memakan waktu
lama untuk memperoleh return dan
beresiko tinggi, serta peluang sukses
tidak terlampau besar. Oleh karena itu
dalam sistem perbankan nasional belum
pernah atau jarang yang memberikan
kredit pada usaha ini. Padahal dewasa
ini Bank Indonesia sedang kerepotan
memikirkan bagaimana menyalurkan
dana yang tersimpan 150160 triliun ru-
piah di dalam perbankan nasional kita.
Sebaiknya dana tersebut sebagian disa-
lurkan ke sektor riil di bidang pertanian,
yaitu investasi dalam industri perbenih-
an dan perbibitan swasta nasional.
Untuk itu Bank Indonesia diharapkan
dapat merekayasa skema (scheme) per-
kreditan khusus untuk industri perbe-
nihan dan perbibitan swasta nasional,
baik untuk tanaman (semusim, tahunan,
tanaman kehutanan, hortikultura), mau-
pun untuk hewan ternak.
Kendala ketiga, pemahaman dan bera-
gamnya pengertian industri perbenihandan perbibitan swasta nasional. Harus
ada pemahaman yang sama tentang in-
dustri perbenihan dan perbibitan swasta
nasional. Saya menawarkan pengertian
tersebut seperti apa yang dituliskan pa-
da halaman pertama, saya ulang kem-
bali :
Industri perbenihan dan perbibitan
swasta nasional adalah seluruh kegiatan
dalam menghasilkan benih/bibit unggul
baru berproduktivitas tinggi dan ber-
kualitas tinggi dengan daya saing tinggi,memperbanyaknya, mengedarkannya
dan memasarkannya, baik dalam satu
wadah kelembagaan usaha yang utuh,
ataupun kelembagaan usaha parsialnya,
seperti penangkar dan lain-lain, yang
mampu memanfaatkan potensi sumber
daya hayati nasional secara bijak dan
lestari.
Kendala keempat, nasionalisme dan pa-
triotisme di kalangan industriawan per-
benihan dan perbibitan masih lemah un-
tuk membangun ekonomi negara mela-
lui pembangunan industri perbenihandan perbibitan swasta nasional. Daya
juang dan spirit berkorban dalam mem-
bangun industri perbenihan dan perbi-
bitan swasta nasional perlu dibangkit-
kan. Tanpa membangkitkan nasionalis-
me dan patriotisme di kalangan indus-
triawan benih/bibit, sulit untuk memba-
ngun pertanian nasional Indonesia yang
mampu memberi makan bangsa dan du-
nia, maupun pensuplai bahan-bahan
produk pertanian untuk industri nasio-
nal dan dunia. Kecenderungan kegiatan
mereka untuk impor benih adalah besar.Berlainan dengan para industriawan ke-
delai di Amerika Serikat, mereka dalam
tahun 1980 bertekad untuk menguasai
kedelai dunia dan produk-produk kede-
lai yang dihasilkan oleh industri mere-
ka.
Kebijakan impor benih dan bibit harus
bertumpu kepada kepentingan nasional
dalam membangkitkan dan menumbuh-
kan industri benih nasional. Industri be-
nih/bibit multinasional digandeng dan
diajak turut serta dalam membangun in-
dustri perbenihan swata nasional. Da-lam kaitan ini pembatasan impor benih
padi hibrida selama dua tahun, seyog-
yanya dibarengi dengan menumbuhkan
-
5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
5/7
Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 5
kerjasama antara pengusaha benih padi
hibrida asing dengan pengusaha perbe-
nihan padi hibrida nasional dengan cara,
selama menunggu dua tahun, mereka
membina usaha nasional dengan meng-
alihkan teknologi dan setelah dua tahun
padi hibrida tersebut harus diproduksi di
dalam negeri.
Kendala kelima, adalah belum ada ke-
lembagaan pemerintah dan swasta yang
fokus, terarah dan konsisten memba-
ngun dan mengembangkan industri per-
benihan dan perbibitan swasta nasional.
Selama ini yang sangat gencar ditangani
oleh pemerintah adalah bagaimana
memproduksi benih dan bibit dan bagai-
mana mengedarkannya sampai kepada
petani produsen. Pengaturan dan aturan
mengenai hal ini sangat lengkap dan
komprehensif. Akan tetapi kelembagaan
yang menangani secara khusus dankomprehensif dan konsisten dalam
pembentukan dan pengembangan usaha
industri perbenihan dan perbibitan
swasta nasional swasta nasional, belum
ada, kalaupun ada amat terbatas, masih
dalam taraf sub dinas, itupun belum me-
rata di seluruh Direktorat Jenderal.
Mengingat peran kelembagaan industri
benih/bibit swasta yang sangat vital da-
lam urutan kegiatan pembangunan per-
tanian, maka seyogyanya Pemerintah
menanganinya seperti seriusnya dalam
penanganan perbenihan. Demikian juga
organisasi profesi seperti MPPI harus
dengan giat bekerjasama dengan Peme-
rintah mendorong tumbuh dan berkem-
bangnya industri perbenihan/perbibitan
swasta nasional.
Kendala keenam, yaitu hambatan struk-
tural dalam proses perlindungan va-
rietas tanaman. Dalam kaitan ini karena
Kantor Pusat PVT masih baru dan ma-
sih menghadapi banyak kendala-kenda-
la dalam melaksanakan fungsi dan tu-
gasnya, sehingga dalam pelaksanaan tu-
gasnya menghadapi, misalnya, mahal-nya biaya proses pemeriksaan uji BUS,
sehingga daya tarik untuk mendaftar
menjadi terkendala.
Kendala ketujuh, masih kurangnya mi-
nat para pemulia dan teknolog perbenih-
an/perbibitan untuk terjun kedalam
praktek industri perbenihan/perbibitan
swasta nasional, terutama tenaga pemu-
lia senior, baik yang ada di perguruan
tinggi, apalagi yang ada di kelembagaan
penelitian pemerintah. Sebenarnya su-
dah cukup banyak lulusan Sarjana S1
dan S2 yang dihasilkan oleh Perguruan
Tinggi Nasional, yang cukup baik untuk
membantu melaksanakan kegiatan in-
dustri perbenihan/perbibitan swasta na-
sional. Namun terkendala oleh sistem
insentif yang belum memadai dibanding
bila bekerja pada industri perbenih-
an/perbibitan swasta multinasional.
Pembangunan Industri Benih
Motivasi dan sosialisasi kepada mereka
dan tenaga-tenaga senior untuk berge-rak di bidang industri perbenihan/perbi-
bitan swasta nasional perlu dilakukan
secara intensif, disertai dengan investasi
permodalan yang besar untuk menum-
buhkan industri perbenihan/perbibitan
swasta nasional tingkat menengah dan
kecil. Perlu dikembangkan pula parti-
cipatory plant breeding untuk menun-
jang pengembangan industri perbenih-
an/perbibitan oleh Perguruan Tinggi
dan kelembagaan penelitian milik ne-
gara yang memiliki tenaga-tenaga se-
nior pemuliaan.Selain dari pada hal-hal yang diuraikan
tadi, perlu pula ditekankan bahwa seja-
lan dengan pengembangan industri per-
benihan/perbibitan swasta nasional, di-
arahkan pula agar industri tersebut da-
lam menghasilkan varietas/jenis unggul
baru yang bermutu lebih didorong
menghasilkan varietas/jenis yang sesuai
dengan daya dukung wilayah spesifik
(Interaksi Genotip Lingkungan, atau
G E harus diperhatikan). Varietas/je-
nis unggul spesifik wilayah akan memi-
liki daya saing yang tinggi di pasar da-lam negeri dibanding benih impor dan
akan lebih terjangkau oleh para petani
produsen.
-
5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
6/7
Zuriat, Vol. 19, No. 1, Januari-Juni 20086
Satu hal yang perlu dicermati dan difi-
kirkan secara seksama adalah mengenai
keanggotaan Negara Republik Indone-
sia dalam organisasi dunia UPOV. Ba-
nyak keuntungan yang bisa diraih dari
keanggotaan UPOV dan juga kerugian
yang perlu diwaspadai bila Indonesia
menjadi anggota UPOV. Sejak awal pe-
nyusunan RUU PVT telah digariskan
agar undang-undang yang tersusun in
conformity dengan perundangan
UPOV, namun tetap mendahulukan ke-
pentingan negara dan bangsa. Salah satu
pasal dalam UU No. 29 Th. 2000 Ten-
tang PVT, yaitu Pasal 7 dengan seluruh
ayat-ayatnya, melindungi varietas lokal
milik masyarakat, sebagai milik negara,
dan peraturan UPOV tidak menghen-
daki adanya pasal tersebut. Keanggota-
an Indonesia dalam organisasi UPOV
sebaiknya menunggu sampai produk in-
dustri perbenihan/perbibitan swasta na-sional mampu bersaing di pasar, teruta-
ma di pasar dalam negeri. Untuk sampai
ke titik tersebut perlu dilakukan pengka-
jian aspek sosial, ekonomi dan pera-
turan perundangan yang seksama. Perlu
waktu untuk sampai ke sana dan harus
dikaji secara seksama.
Penutup
UU No. 29 Tahun 2000 Tentang PVT
memberi landasan yang kuat dalam me-
nunjang pembangunan industri perbe-nihan swasta nasional dan menumbuh-
kan/mendorong kreativitas bangsa, serta
menciptakan suasana kondusif bagi
investasi di bidang industri perbenihan
swasta nasional.
Industri perbenihan/perbibitan merupa-
kan industri hulu yang paling hulu, yang
keberhasilannya memberikan dasar bagi
keberhasilan rentetan kegiatan produksi
pertanian dan industri pasca panen (a.l.
industri pangan).
Pembangunan industri perbenihan/per-
bibitan swasta nasional masih dalam ta-
raf perlu dipaculebih cepat.
Pembangunan industri perbenihan/per-
bibitan akan mampu memberikan dam-
pak positif beruntun dalam sektor perta-
nian, baik kegiatan produksi komoditi
pertanian, maupun industri pasca panen,
serta mampu meningkatkan pendapatan
petani produsen dan membantu pengen-
tasan kemiskinan di pedesaan.
Sosialisasi PVT lebih diarahkan kepada
simpul-simpul penentu kebijakan dan
seminar nasional secara periodik.
Perlu adanya skema perkreditan bagi in-
vestasi dalam industri perbenihan dan
perbibitan swasta nasional.
Perlu bahasa yang sama dalam mengar-
tikan industri perbenihan dan perbibitan
swasta nasional.
Membangun nasionalisme dan patriotis-
me di kalangan indistriawan perbenihan
dan perbibitan.
Kebijakan impor benih dan bibit harus
bertumpu pada upaya menumbuhkan
dan membangun industri perbenih-
an/perbibitan swasta nasional.
Dibentuknya kelembagaan pemerintah
dengan tugas membangun dan mengem-
bangkan industri perbenihan/perbibitan
swasta nasional. MPPI harus berparti-
sipasi sesuai dengan arahan anggaran
dasarnya.
Sosialisasi dan motivasi kepada para pe-mulia muda dan senior untuk terjun dan
membantu membangun industri perbe-
nihan/perbibitan swasta nasional dan di-
kembangkan participatory plant breed-
ing yang lebih terarah.
Industri diarahkan untuk menghasilkan
varietas-varietas unggul spesifik wila-
yah.
Perlu ditelaah secara nasional status in-
dustri perbenihan swasta nasional dewa-
sa ini.
Daftar Pustaka
Abdullah, B. 2007. Menuju Pembangunan
Berbasis Industri Pangan. Pemikiran Me-
-
5/25/2018 1_pembangunan Industri Perbenihan Dan Perbibitan
7/7
Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional 7
ngenai Revitalisasi Pertanian Yang Men-
sejahterakan. Penganugerahan Gelar
Doktor Honoris Causa Universitas Padja-
djaran, 1 September 2007.
Baihaki, A. 1996. Prospek Penerapan Breed-
er Rights di Indonesia. Simposium Pe-
muliaan IV.PERIPI. Surabaya, 2425
Mei 1996.
Baihaki, A. 1996. Mengembangkan Peran
Industri Pertanian Dalam Peningkatan
Daya Saing Produk Pertanian Melalui
Pembentukan Hak Pemulia. Lokakarya
Hak Kekayaan Intelektual dengan Fo-
kus Pada Perlindungan Varietas Tanam-
an. Jakarta 2526 Maret 1996. Kerja-
sama ABSP, USAID, CRIFC.
Baihaki, A. 1996. Upaya Mendorong dan
Menciptakan Lingkungan Kondusif Bagi
Tumbuhnya Industri Perbenihan, Semi-
nar Peran Pemuliaan Dalam Menum-
buhkan Industri Perbenihan Memasuki
Abad ke-21. PERIPI KOMDA JA-BAR/PUSAT. Hotel Horison, Bandung.
Baihaki, A., dan Meddy Rachmadi. 1997.
Peningkatan Potensi Hasil, Produksi dan
Produktivitas Kedelai Dengan Meman-
faatkan Potensi Spesifik Wilayah Bera-
gam Jawa Barat. Forum Perbenihan Di-
nas Pertanian Tanaman Pangan DT I Ja-
bar. Bandung, 27 Oktober 1997.
Baihaki, A., Abdul Bari, dan H. Soemardjan.
1997. Peningkatan Daya Saing Komoditi
Pertanian Melalui Peningkatan Peran In-
dustri Perbenihan.
Baihaki, A. 2005. Peran dan Partisipasi Pe-
neliti dalam Pengembangan Participatory
Breeding. Makalah disampaikan dalam
Seminar Harteknas: Participatory Breed-
ing dalam Pengembangan Buah Nasio-
nal, 12 Agustus 2005, Gedung II BPPT.
IPB dan Kementrian Negara Ristek RI.
Baihaki, A., dan N. Wicaksana. 2005. Inter-
aksi Genotip Lingkungan, Adaptabi-
litas dan Stabilitas Hasil Dalam Pengem-
bangan Tanaman Varietas Unggul di In-
donesia. ZURIAT 16 (1) : 18.
Baihaki, A. 2006. Membumikan Pola Ilmiah
Pokok Universitas Padjadjaran Dalam
Perspektif Bidang Pertanian. Semiloka
Lembaga Penelitian Unpad, 1617 Fe-
bruari 2006. Hotel Sumber Alam, Cipa-
nas, Garut.
Badan Benih Nasional, Deptan. 2004. Stra-
tegi Umum Pembangunan Perbenihan
Nasional.
Departemen Pertanian. 2006. Arah dan Stra-
tegi Sistem Perbenihan Tanaman Na-
sional.
Departemen Pertanian. 2006. Visi dan Arah
Pembangunan Pertanian Jangka Panjang.
Undang-undang RI No. 29 Th. 2000 Ten-
tang Perlindungan Varietas Tanaman.