16-31-1-SM

5
MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN … (BASUKI ANONDHO, DKK) JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 10. NO. 1 MARET 2014 │7 MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN KINERJA SEKTOR KONSTRUKSI DENGAN PENINGKATAN DAYA SAING Basuki Anondho, Lydiawati Soeleiman, Yusuf Latief, Chaidir A Makarim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara e-mail: [email protected] ABSTRACT Science technology development through research, should have an impact not only on the science itself, but also has implications for the growth of a country that increases its competitiveness appropriately. The same thing applies in the construction sector. Development, or research conducted, the science of construction is expected to help increase the competitiveness of a country. This paper discusses the relationship between these factors with the development of the construction sector's competitiveness performance of a country as are search base. This is because the onset of the relationship of two factors, namely the field of civil engineering, aspart of a sector, and sector performance, as part of the development of a country. This paper emphasis on describing a model to identify the relationship construction project performance in relation to the growth development indicators in Jakarta. The indetifying results showed that there are relationship between construction performance with GDP and HDI index, while the technology indexis lessrelated. Keywords: Construction, Sector performance, Indicator ABSTRAK Pengembangan suatu bidang ilmu, selayaknya memberikan dampak bukan hanya pada ilmu itu sendiri, tetapi juga berdampak bagi pertumbuhan suatu negara sehingga meningkatkan daya saingnya. Hal yang sama berlaku di sektor konstruksi.Pengembangan, atau penelitian, ilmu konstruksi diharapkan dapat membantu peningkatan daya saing suatu negara.Makalah inimembahas hubungan antara faktor-faktor pembangunan dengan kinerja daya saing sektor konstruksi suatu negara sebagai dasar suatu penelitian. Hal ini disebabkan karena timbulnya kinerja sektor, sebagai bagian dari pembangunan suatu negara. Paparan penelitian dalam makalah ini mencoba menggambarkan suatu model identifikasi hubungan kinerja proyek konstruksi dalam hubungannya dengan pertumbuhan indikator pembangunan di Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa teridentifikasi hubungan PDB, indeks HDI dengan kinerja, sedangkan indeks teknologi kurang berhubungan. Kata kunci: Konstruksi, Kinerja Sektor, Indikator PENDAHULUAN Sektor industri jasa konstruksi, sebagaimana diketahui, merupakan salah satu penyumbang pembangunan suatu negara[6], yang diidentifikasikan melalui sumbangannya pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto.Hal yang sama berlaku untuk Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang. Sektor konstruksi juga memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan pembangunan Indonesia yang karakteristiknya merupakan negara sedang berkembang. Dari grafik Gambar 1, dapat dilihat bahwa kinerja industri konstruksi di Indonesia masih dapat dioptimalkan, hal ini berdasarkan pada sumber World Bank [1], yang menyatakan bahwa kontribusi sektor konstruksi ideal di suatu negara sedang berkembang adalah 8% sampai 12% [1]. Untuk itu, Indonesia masih dapat melakukan optimalisasi proses ditengah segala keterbatasan yang ada. Usaha Gambar 1. Karakteristik Kontribusi Sektor Konstruksi terhadap PDB Indonesia.

description

MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN KINERJA SEKTOR KONSTRUKSI DENGAN PENINGKATAN DAYA SAING Basuki Anondho, Lydiawati Soeleiman, Yusuf Latief, Chaidir A Makarim

Transcript of 16-31-1-SM

  • MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN (BASUKI ANONDHO, DKK)

    JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 10. NO. 1 MARET 2014 7

    MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN KINERJA SEKTOR

    KONSTRUKSI DENGAN PENINGKATAN DAYA SAING

    Basuki Anondho, Lydiawati Soeleiman, Yusuf Latief, Chaidir A Makarim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

    e-mail: [email protected]

    ABSTRACT

    Science technology development through research, should have an impact not only on the science itself, but also

    has implications for the growth of a country that increases its competitiveness appropriately. The same thing

    applies in the construction sector. Development, or research conducted, the science of construction is expected

    to help increase the competitiveness of a country. This paper discusses the relationship between these factors

    with the development of the construction sector's competitiveness performance of a country as are search base.

    This is because the onset of the relationship of two factors, namely the field of civil engineering, aspart of a

    sector, and sector performance, as part of the development of a country. This paper emphasis on describing a

    model to identify the relationship construction project performance in relation to the growth development

    indicators in Jakarta. The indetifying results showed that there are relationship between construction

    performance with GDP and HDI index, while the technology indexis lessrelated.

    Keywords: Construction, Sector performance, Indicator

    ABSTRAK

    Pengembangan suatu bidang ilmu, selayaknya memberikan dampak bukan hanya pada ilmu itu sendiri, tetapi

    juga berdampak bagi pertumbuhan suatu negara sehingga meningkatkan daya saingnya. Hal yang sama berlaku

    di sektor konstruksi.Pengembangan, atau penelitian, ilmu konstruksi diharapkan dapat membantu peningkatan

    daya saing suatu negara.Makalah inimembahas hubungan antara faktor-faktor pembangunan dengan kinerja

    daya saing sektor konstruksi suatu negara sebagai dasar suatu penelitian. Hal ini disebabkan karena timbulnya

    kinerja sektor, sebagai bagian dari pembangunan suatu negara. Paparan penelitian dalam makalah ini

    mencoba menggambarkan suatu model identifikasi hubungan kinerja proyek konstruksi dalam hubungannya

    dengan pertumbuhan indikator pembangunan di Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa teridentifikasi

    hubungan PDB, indeks HDI dengan kinerja, sedangkan indeks teknologi kurang berhubungan.

    Kata kunci: Konstruksi, Kinerja Sektor, Indikator

    PENDAHULUAN

    Sektor industri jasa konstruksi,

    sebagaimana diketahui, merupakan salah

    satu penyumbang pembangunan suatu

    negara[6], yang diidentifikasikan melalui

    sumbangannya pada pertumbuhan Produk

    Domestik Bruto.Hal yang sama berlaku

    untuk Indonesia sebagai salah satu negara

    sedang berkembang. Sektor konstruksi

    juga memberikan sumbangan terhadap

    pertumbuhan pembangunan Indonesia

    yang karakteristiknya merupakan negara

    sedang berkembang. Dari grafik Gambar 1,

    dapat dilihat bahwa kinerja industri

    konstruksi di Indonesia masih dapat

    dioptimalkan, hal ini berdasarkan pada

    sumber World Bank [1], yang menyatakan

    bahwa kontribusi sektor

    konstruksi ideal di suatu negara sedang

    berkembang adalah 8% sampai 12% [1].

    Untuk itu, Indonesia masih dapat

    melakukan optimalisasi proses ditengah

    segala keterbatasan yang ada. Usaha

    Gambar 1. Karakteristik Kontribusi Sektor

    Konstruksi terhadap PDB Indonesia.

  • MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN (BASUKI ANONDHO, DKK)

    JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 10. NO. 1 MARET 2014 8

    optimasi menjadi bagian untuk

    meningkatkan daya saing, baik negara

    maupun sektor konstruksi, dalam konteks

    persaingan pasar terbuka dimana sektor

    konstruksi merupakan salah satu sektor

    yang akan segera menghadapi pasar bebas

    regional. Berdasarkan konsep ini, maka

    usaha optimasi sektor konstruksi dilatar

    belakangi oleh usaha untuk meningkatkan

    kinerja jasa konstruksi berbasis daya saing.

    Sehubungan dengan daya saing,

    Porter dalam competitivedvantage [2]

    menyatakan bahwa ada empat hal yang

    menentukan suatu negara atau

    pemerintahan membentuk lingkungan

    berdaya saing bagi dunia usaha

    domestiknya yaitu: Kondisi faktor

    produksi, Kondisi permintaan, Kondisi

    industri pendukung dan yang berhubungan

    (baik vertikal maupun horisontal), Struktur

    industri (yang menentukan sifat persaingan

    industri domestik) yang dikombinasikan

    dengan konteks kebudayaan (yang

    menentukan tujuan perusahaan dan

    individu di dalamnya) [2]. Porter sangat

    menekankan perlunya diciptakan

    lingkungan dunia usaha yang baik agar

    dapat memberikan dasar bagi suatu

    industri domestik untuk dapat berhasil di

    pasaran dunia.Semua itu berhubungan

    dengan peranan kebijakan pemerintah serta

    kemampuan dunia usaha memanfaatkan

    peluang (melalui berbagai informasi yang

    ada) di pasaran dunia.Secara ringkas,

    kinerja suatu sektor dipengaruhi

    banyaknya investasi pada sektor tersebut

    (yang tergantung kondisi perekonomian),

    kualitas sumber daya manusianya dan

    kemajuan tingkat teknologi yang

    digunakan [3]. Sehingga kinerja suatu

    sektor dapat ditulis sebagai berikut:

    f (K) = f (I + SDM +T) .........................(1)

    K : Kinerja

    I : Investasi/Ekonomi

    SDM : Sumber Daya Manusia

    T : Teknologi

    Untuk industri konstruksi, kinerja

    tergantung pada bagaimana proyek

    konstruksi mengendalikan variabel utama

    Biaya, Mutu dan Waktu. Pengaruh faktor

    eksternal dalam bentuk indikator

    pembangunan [3] menguatkan konsep

    bahwa kinerja sektor industri jasa

    konstruksi terkait dengan faktor-faktor

    tersebut di atas. Beberapa penelitian juga

    menyatakan bahwa kinerja industri

    konstruksi dipengaruhi oleh faktor-faktor

    eksternal yaitu investasi dan sumber daya

    manusia [5]. Sedangkan pengaruh faktor

    teknologi dinyatakan berdampak pada

    kinerja konstruksi terkait produktivitas [6].

    Penelitian tersebut selaras dengan konsep

    peningkatan daya saing di atas.Atas dasar

    tersebut makalah ini akan membahas

    model identifikasi hubungan antara

    indikator-indikator dari variabel:

    Investasi, Sumber Daya Manusia dan

    Teknologi seperti tersebut di atas, dengan

    kinerja industri konstruksi di Jakarta.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Untuk membuktikan hal tersebut di

    atas, suatu model disusun sebagai berikut:

    1. Identifikasi faktor eksternal terukur melalui studi sumber data yang

    bersifat umum dan dapat diperoleh

    secara luas terkait variabel Investasi,

    Sumber Daya Manusia dan Teknologi.

    2. Identifikasi indikator yang umum terdapat dalam sumber data yang

    bersifat umum dan mudah diakses

    untuk kepentingan praktis.

    3. Tetapkan variabel kinerja sektor konstruksi sebagai variabel dependen

    dan tetapkan beberapa indikator dari

    faktor investasi, sdm dan teknologi

    sebagai variabel independen (variabel

    pembangunan).

    4. Kumpulkan data variabel-variabel. 5. Lakukan analisis multivariat. 6. Tarik kesimpulan bentuk hubungan

    antara kinerja sektor konstruksi

    dengan indikator pembangunan.

  • MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN (BASUKI ANONDHO, DKK)

    JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 10. NO. 1 MARET 2014 9

    Berdasarkan konsep dasar

    metodologi penelitian di atas, maka

    disusun kerangka berpikir sebagai

    sistematika penelitian yang bertujuan

    untuk menjadi kerangka kerja dalam

    menetapkan model identifikasi hubungan

    kinerja dengan peningkatan daya saing

    seperti terlihat pada gambar 2. Dalam

    penelitian kali ini, batasan indikator yang

    membentuk variabel adalah:

    1. Variabel kinerja sektor konstruksi dipergunakan: Kontribusi sektor

    konstruksi terhadap PDB.

    2. Variabel daya saing: a. Investasi: PDB keseluruhan b. Sumber daya Manusia: Indeks

    Perkembangan Manusia.

    c. Teknologi: Indeks Kesiapan Teknologi (Technologies

    Readiness)

    G

    Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian

    Hubungan Kinerja Sektor Konstruksi Dengan

    Peningkatan Daya Saing.

    Indikator variabel daya saing bisa

    lebih dari satu untuk setiap jenis

    variabel.Indikator variabel daya saing

    adalah jenis indikator terukur yang

    merupakan indikator pembangunan

    negara.Analisis hubungan menggunakan

    analisis multivariat dependen.

    STUDI KASUS

    Penerapan dasar pemodelan

    tersebut di atas, diterapkan di Jakarta yang

    OK ?

    MODEL

    IDENTIFIKASI HUBUNGAN

    KINERJA SEKTOR KONSTRUKSI

    DENGAN PENINGKATAN DAYA

    SAING

    f (K) = f (I + SDM +T)

    Studi Literatur:

    Variabel-Variabel

    peningkatan daya

    saing: K, I, SDM, T

    dan Indikator-

    indikatornya

    Studi lapangan:

    1. Sumber

    Informasi data

    Umum.

    2. Data Proyek

    Penyusunan Rancangan

    Model Hubungan

    Analisis Hubungan

    Model Hubungan Kinerja Sektor

    Konstruksi dengan Peningkatan Daya

    saing

    Tidak

    Y

    a

  • MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN (BASUKI ANONDHO, DKK)

    JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 10. NO. 1 MARET 2014 10

    memiliki jumlah proyek konstruksi gedung

    cukup banyak dan memenuhi syarat

    sebagai kota di negara sedang berkembang

    yang membutuhkan peningkatan daya

    saing apalagi dalam rangka menghadapi

    pasar regional di tahun 2015 yang akan

    segera datang.

    Variabel Interpendensi yang

    dipergunakan: untuk variabel kinerja yang

    dipilih adalah kontribusi sektor konstruksi

    terhadap PDB.Penggunaan PDB sektor ini

    tergantung ketersediaan data dengan

    batasan geografi. Artinya apabila terdapat

    data yang bersifat area lokal maka hal

    tersebut akan memberikan analisis yang

    lebih baik secara lokasi. Apabila tidak

    tersedia data secara area lokal, maka dapat

    dipergunakan data secara nasional atau

    internasional.

    Variabel Interpenden lainnya untuk

    persamaan (1) di atas dipilih:

    1. Variabel Investasi dipergunakan PDB sebagai salah satu indikator

    pembangunan.

    Sumber data: Biro Pusat Statistik

    Indonesia.

    2. Variabel Sumber Daya Manusia dengan indikator Indeks Pembangunan

    Manusia. Sumber Data: Biro Pusat

    Statistik Indonesia dan World Bank.

    3. Variabel Teknologi Dipergunakan data Technology

    Readiness sebagai data yang

    sumbernya meliputi banyak negara

    atau bersifat global.

    Sumber data: World Economic Forum.

    Penelitian ini mengambil rentang

    waktu data dari tahun 2000 sampai dengan

    2014. Hal ini dikarenakan keterbatasan

    sumber data yang diperoleh.

    Analisis dilakukan dengan metode

    analisis korelasi atau interpendensi untuk

    mencari hubungan antara variabel PDB

    Konstruksi, PDB Nasional, Indeks

    Pembangunan Manusia (HDI - Human

    Development Index) dan Kesiapan

    Teknologi (Technology Readines).

    Dalam penelitian ini dipergunakan alat

    bantu program statistik dalam perhitungan

    analisis korelasinya.

    Tabel 1. Luaran Hasil Analisis Korelasi

    Analisis hubungan menggunakan

    koefisien korelasi pearson. Hasil analisis

    menunjukan dalam analisis secara

    menyeluruh (bukan parsial) diperoleh

    adanya hubungan korelasi yang cukup

    tinggi (mendekati 1) antara:

    1. PDB Konstruksi dan PDB Nasional dengan nilai koefisien korelasi sebesar

    0.996

    2. PDB Konstruksi dan HDI dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.846

    3. PDB Nasional dan HDI dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.858

    Sedangkan 1 variabel, yaitu

    teknologi memiliki hubungan yang lemah

    terhadap 3 variabel lainnya yang dapat

    dilihat dari besar koefisien korelasi sebagai

    berikut:

    1. Teknologi dan PDBK sebesar 0.251 2. Teknologi dan PDB sebesar 0.210 3. Teknologi dan HDI sebesar 0.259

    Sedangkan analisis signifikansi

    hasil korelasi menunjukan bahwa adanya

    kecukupan yang cukup signifikan hasil

    korelasi antara: PDBK dan PDB, PDBK

    dan HDI, PDB dan HDI. Dari hasil analisis

    Correlations

    Zscore(PDBK) Zscore(PDB) Zscore(HDI) Zscore(T)

    Zscore(PDBK) Pearson Correlation 1 ,996** ,846

    ** ,251

    Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,366

    N 15 15 15 15

    Zscore(PDB) Pearson Correlation ,996** 1 ,858

    ** ,210

    Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,453

    N 15 15 15 15

    Zscore(HDI) Pearson Correlation ,846** ,858

    ** 1 ,259

    Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,351

    N 15 15 15 15

    Zscore(T) Pearson Correlation ,251 ,210 ,259 1

    Sig. (2-tailed) ,366 ,453 ,351

    N 15 15 15 15

    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  • MODEL IDENTIFIKASI HUBUNGAN (BASUKI ANONDHO, DKK)

    JURNAL KAJIAN TEKNOLOGI VOL. 10. NO. 1 MARET 2014 11

    signifikansi diatas, menunjukan bahwa

    adanya korelasi diantara 3 variabel yang

    memiliki hasil signifikansi yang didapat

    lebih kecil dari 0.05.

    Sedangkan satu variabel yaitu

    teknologi memiliki hasil korelasi sebagai

    berikut :

    1. Teknologi dan PDBK sebesar 0.366 2. Teknologi dan PDB sebesar 0.453 3. Teknologi dan HDI sebesar 0.351

    Dari hasil analisis signifikansi

    variabel teknologi diatas, menunjukan

    bahwa terdapat signifikansi yang

    lemahdalam korelasi dengan ke 3 variabel

    lainnya dikarenakan hasil signifikansi yang

    didapat lebih besar dari 0.05

    KESIMPULAN

    1. Berdasarkan metodologi di atas, model identifikasi hubungan antara kinerja

    sektor konstruksi dengan beberapa

    faktor lain cukup dapat dipergunakan

    sebagai dasar dalam suatu

    pengembangan ilmu/ penelitian.

    2. Hasil analisis studi kasus dengan model identifikasi di atas, diperoleh

    kinerja industri konstruksi memiliki

    hubungan dengan variabel investasi

    (yang dinyatakan dalam studi kasus ini

    dengan PDB) dan Sumber Daya

    Manusia (yang dinyatakan dengan

    Indeks Pembangunan Manusia IPM/HDI), sedangkan faktor Teknologi

    kurang cukup mempunyai hubungan

    dengan variabel lainnya.

    3. Terkait dengan variabel Teknologi yang belum berhasil teridentifikasi

    walaupun beberapa penelitian

    terdahulu sudah menyatakannya,

    kemungkinan dapat disebabkan oleh

    jenis indikator teknologi yang kurang

    tepat mengingat konsep indikator

    teknologi dalam daya saing masih

    relatif baru.

    SARAN

    Model identifikasi hubungan

    tersebut dapat diukur lebih lanjut dan rinci

    dengan menggunakanpendekatan pengaruh

    variabel-variabel terukur dari investasi dan

    sumber daya manusia terhadap kinerja

    industri konstruksi. Untuk itu dapat

    dilakukan penelitian lebih lanjut

    yangmengakomodasi pengukuran kinerja

    industri jasa konstruksi secara lebih detail

    sehingga dapat mewakili karakteristik dari

    industri di negara berkembang seperti

    Indonesia sebagai salah satu dasar

    penelitian.

    REFERENSI

    [1] World Bank, The Construction Industry: Issues and Strategies in

    Developing Country, The World Bank, Washington DC, USA.1984.

    [2] Porter, Michael E;Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan

    mempertahankan Kinerja Unggul, Binarupa Aksara, Jakarta.1994.

    [3] Boediono,Ekonomi Indonesia Mau Kemana?; Kumpulan Esai

    Ekonomi,Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan

    Freedom Institute, Jakarta.2010.

    [4] Kuncoro, Mudrajad,Mudah memahami dan Menganalisis Indikator

    Ekonomi, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.2013.

    [5] J. Hoffman, Greg,E. Thal Jr, Alfred; S. Webb, Timothy,D Wier, Jeffrey, 2007,Estimating Performance Time for Construction Project, ASCE, Journal of Construction Management

    and Engineering, USA October 2007.

    [6] M. Goodrum, Paul; T Haas,Caldas, Carlos, Dong Zhai, Yeiser,

    Jordan,Homm, Daniel,Model Predict the Impact of Technology on

    Construction Productivity,ASCE, Journal of Construction Management

    and Engineering September 2011,

    USA.