152199498 Deskripsi Kasus Casereport Belum Revisi Fitria Apriliani 1102009117 Drug Abuse Kel 5...

download 152199498 Deskripsi Kasus Casereport Belum Revisi Fitria Apriliani 1102009117 Drug Abuse Kel 5 Autosaved

of 14

description

k

Transcript of 152199498 Deskripsi Kasus Casereport Belum Revisi Fitria Apriliani 1102009117 Drug Abuse Kel 5...

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL,KELUARGA,INDIVIDU SEBAGAI AWAL MULA PENYALAHGUNAAN OPIOID

Oleh :

Fitria Apriliani

1102209117

Kelompok 5 Bidang Kepeminatan Ketergantungan Obat

Tutor : dr. H. Achmad Sofwan M.Kes PATahun 2011-2012

Laporan Kasus

Blok Elektif`

ABSTRACTObjective: Data center and information Department of Health reported that 98.2% of drug users are opioid users, and 89.9% are young people aged between 15-29 years. Motivation and the reason why people take these drugs can vary among others as an act of rebellion because of the rejection by the environment such as a feeling of inferiority, the backdrop of a broken family.Description of Cases:. Mr. SA since high school has been using drugs. He knew illicit goods from his friends. And it turns out some families such as brother and sister users. The reason he was taking drugs because of family issues, the environment, the lack of attention and supervision from parentsDiscussion: The Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) defines opioid abuse as a maladaptive pattern of opioid use leading to clinically significant impairment or distress occurring in any of the following areas, within a 12-month period. Factors causing substance misuse: (1) social conditions that are not healthy or prone, (2) factors on the quality and consistency of family management, family communication, family relationships and parental role-modeling. (3) individuals who are experiencing changes in biological, psychological and social growth.Conclusion : Factors that encourage abuse of opioid only genetic and personality factors. There is an impression that the limited role as a contributing factor to the behavior that has been chosen by the individual according tendencies.Keywords : opioid abuse narcotic social environment familyLATAR BELAKANG

Penyalahgunaan zat merupakan suatu masalah yang memiliki dimensi yang cukup komplek, terkait dengan berbagai segi kehidupan serta berdampak negatif, baik bagi pengguna, keluarga, masyarakat, bahkan dapat pula membahayakan masa depan bangsa dan negara. Dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah pengguna NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya) menunjukkan kecenderungan peningkatan yang cukup pesat, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Hasil Survei BNN-UI (2008) estimasi Estimasi penyalahguna narkotika 1,99% populasi (3,3 juta). Dari 3,3 juta, populasi laki-laki 2,9 juta dan perempuan 410 orang. Presentasi penyalahgunaan narkoba tahun 2008 dalam kalangan pelajar atau mahasiswa adalah sebesar 59,70%. Jumlah Pecandu Narkotika yang harus direhabilitasi berdasarkan estimasi pecandu teratur pakai sekitar 27 % (lebih kurang 700 ribu). Dari data residen BNN berdasarkan jenis penyalahgunaan zat didapat 33% methampetamin, 24% opiat, 23% Tetrahydrocannabinol (THC), 13% Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine), 7% Benzodiazepine, 2% cocain.

Gambar 1. Presentasi penyalahgunaan narkoba dalam kalangan pelajar atau mahasiswa

Gambar 2. Data berdasarkan jenis penyalahgunaan zat

Opioid yang baik berasal dari alami opium (misalnya heroin) atau dibuat secara sintetis (misalnya metadon, buprenorfin). Jika digunakan terus menerus, mereka memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis dalam waktu 2-10 hari. Opioid memiliki dua efek utama: berdampak analgesik dan efek euforia. Ini adalah efek euforia mereka yang merupakan alasan mengapa mereka dapat disalahgunakan. Mereka dapat digunakan secara intravena (IV), subkutan, dan intranasal atau merokok. Heroin mempunyai efek jauh lebih tinggi dari pada morfin. Pengguna heroin beresiko tinggi untuk kecanduan-diperkirakan bahwa sekitar 23 persen dari individu yang menggunakan heroin menjadi tergantung pada ituMotivasi dan penyebab mengapa orang mengkonsumsi obat-obatan tersebut dapat bermacam-macam antara lain sebagai tindakan pemberontakan karena adanya penolakan oleh lingkungan seperti adanya perasaan minder, latar belakang dari keluarga yang berantakan, patah hati, atau hal-hal lain. Penyebab lain adalah sebagai tindakan untuk mengurangi stres dan depresi, sekedar mencoba untuk mendapatkan perasaan nyaman dan menyenangkan, sebagai tindakan agar diterima dalam lingkungan tertentu dan adanya rasa gengsi atau sebagai tindakan untuk lari dari realita kehidupan. Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkoba hanya untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan dan teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka sendiri. Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkotik dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan mereka (McInthosh 2002).DESKRIPSI KASUSTuan SA, umur 29 tahun belum menikah telah mengkonsumsi Narkotik sejak dia duduk dibangku SMA tahun 1999. Tuan SA mengaku pertama kali mengenal narkoba dari teman-temannya, alasan ia memakai karena banyaknya masalah keluarga, lingkungan pergaulannya, dan kurang perhatian dan pengawasan dari pihak keluarga bahkan beberapa keluarganya seperti om, kakak, dan adeknya juga memakai barang haram tersebut. Jenis narkoba yang ia pakai pertama kali adalah putaw dengan cara disuntik dengan dosis 0.1 gram - 0,5 gram sehari lalu dosis ditingkatkan, tidak hanya putaw ia juga mencoba heroin, shabu dan ganja. Namun tuan SA lebih menyukai dan sering memakai putaw dengan alasan putaw itu bisa bikin saya tenang, merasa happy, masalah hilang dan dunia itu kaya milik kita ungkap tuan SA.Di kampung halamannya Tuan SA tinggal bersama ibu kandung, 3 kakak perempuan dan 1 adik laki-lakinya. Ayah tuan SA sudah lama meninggal. Ia merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Penghasilan keluarga bertumpu dari hasil ladang pertanian milik keluarga. Setelah 2 tahun pemakaian dan uang sudah habis, Ibu tuan SA pun mengetahui anaknya pemakai. Pada tahun 2005 tuan SA pernah tertangkap oleh polisi dan ibunya harus membayar uang jaminan sebesar Rp. 250.000.000.- yang mengakibatkan harta keluarga terkuras. Kemudian tuan SA pergi merantau ke Ibu Kota untuk mencari pekerjaan. Namun karena tidak mudah mendapat pekerjaan di Ibu Kota dan ketergantunggannya pada narkoba memaksanya untuk menghalalkan berbagai cara untuk mendapat uang, seperti menipu pacar dan orang lain. Sama seperti ketika tuan SA di Lampung, pergaulannya di Jakarta pun dikelilingi oleh orang-orang pemakai, keluar malam dan pergi ke club-club malam, dan sex bebas sudah menjadi kebiasaannya. Uang yang dia dapat pun hanya cukup untuk membeli paket putaw dan kehidupan sehari-hari. Jika tidak ada uang ia pun terpaksa berhutang pada bandar yang ia kenal baik, sebagai dampak jika tidak dapat membayar hutangnya bandar akan melaporkannya ke polisi dan masuk penjara.

Seiring berjalannya waktu masalah semakin menumpuk, uang habis, hidup berantakan, dan ditinggal pacar. Maka tuan SA berkeinginan untuk lepas dari ketergantungan narkoba, hal ini tidak lepas dari nasehat ibunya. Pada tahun 2011 tuan SA pertama kali mendaftar sebagai residen di Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido di Sukabumi. Awalnya sangat tidak mudah bagi tuan SA, beberapa kali ia mengalami sakaw yang membuat tubuhnya kesakitan hingga tulang terasa mau remuk, serta emosi dan kesadarannya pun tidak terkontrol. Tidak hanya itu dia pun harus lepas komunikasi dari dunia luar dan mengikuti beberapa serangkaian pemeriksaan dan kegiatan di BNN. Tuan SA sangat bersyukur karena dari beberpa pemeriksaan yang ia jalani ia dinyatakan terbebas dari penyakit menular HIV/AIDS yang bagi kebanyakan pengguna narkoba itu adalah bonus. Karena keinginannya dan tekadnya yang kuat untuk membahagiakan ibunya,menjalani hidup yang lebih baik dan mendapat jodoh maka tuan SA berusaha untuk pulih. DISKUSI Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baiksintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahankesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapatmenimbulkan ketergantungan. NARKOTIKA dibedakan kedalam golongan-golongan [1] : a) Narkotika Golongan I :Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukanuntuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja).b) Narkotika Golongan II :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapatdigunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin).c) Narkotika Golongan III :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuanpengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein). Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I :

1. Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain2. Ganja atau kanabis,marihuana, hashis3. Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun kokaOpioid adalah jenis NAPZA yang mempunyai potensi ketergantungan paling kuat. Golongan ini terdiri dari berbagai turunan dan zat sintesisnya. Turunan tersebut antara lain : opium, morfin, diasetilmorfin/ diamorfin (heroin, smack, horse, dope), metadon, kodein, oksikodon (percodan, percocet), hidromorfon (dilaudid), levorfanol (levo-dromoran), pentazosin (talwin), meperidin (demerol), propeksipen (dorvon) (Kosten,2002). Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder edisi keempat Revisi Text (DSM-IV) mendefinisikan penyalahgunaan opioid sebagai pola maladaptif dari penggunaan opioid yang mengarah ke penurunan klinis yang signifikan atau tekanan yang terjadi di salah satu bidang berikut, dalam 12 - bulan periode [6]: 1. Kegagalan untuk memenuhi kewajiban pekerjaan utama di tempat kerja, sekolah, atau rumah 2. Berulang opioid digunakan dalam situasi berbahaya, seperti mengemudi atau mengoperasikan mesin berat sementara terganggu3. Opioid-terkait masalah hukum4. Masalah sosial dan interpersonal yang disebabkan oleh atau diperparah oleh penggunaan opioidKebanyakan individu yang memenuhi kriteria penyalahgunaan opioid dan terus menggunakan akhirnya memenuhi kriteria ketergantungan opioid.Kata opiat dan opioid berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Papaver somniferum, yang mengandung kira-kira 20 alkoloid opium, termasuk morfin. (Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder edisi keempat [DSM-IV] menggunakan kata "opioid untuk mencakup opiat, suatu preparat atau derivat dari opium, dan guna opioid, suatu narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapat dari opium.) Opiat yang didapatkan alami diselundupkan ke Amerika Serikat dari Timur Tengah. Opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin (diacethylmorphine), kodein (3-methrixymorphine), dan hydromorphine (Dilaudid). Heroin kira-kira dua kali lebih kuat dari morfin dan opiat yang paling sering digunakan pada orang dengan gangguan berhubungan dengan opioid [2]. Jika opioid digunakan terus menerus, mereka memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis dalam waktu 2-10 hari. Opioid memiliki dua efek utama: berdampak analgesik dan efek euforia. Ini adalah efek euforia mereka yang merupakan alasan mengapa mereka dapat disalahgunakan. Mereka dapat digunakan secara intravena (IV), subkutan, dan intranasal atau merokok. Ingat bahwa jika seseorang melaporkan penyalahgunaan opioid, mereka juga mungkin menyalahgunakan obat lainGolongan opioid mampu melewati sawar darah otak. Dalam hal ini heroin memiliki kemampuan 100 kali dibandingkan dengan kemampuan morfin, oleh karena itu heroin dinamakan hero drug, dan oleh karena alasan ini pula, heroin menduduki peringkat tertinggi untuk disalahgunakan, terutama dengan menggunakan jarum suntik yaitu sebesar 75,63 % (PPIKB/CME,2002).

FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN ZAT

1. Lingkungan Sosial Hawari dalam disertasinya tahun 1990 menemukan bahwa faktor lingkungan substance availability berperan sebagai faktor pencetus perilaku penyalahgunaan zat pada individu dengan predisposisi gangguan kepribadian [5].Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi faktor terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang pada gilirannya terlibat penyalahgunaan/ketergantungan narkoba. Lingkungan sosial yang rawan tersebut antara lain : 1) Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan. 2) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari dimana sering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba. 3) Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang bersifat pornografi dan kekerasan.

4) Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan.

5) Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum. 6) Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi 7) Lemahnya penegakan hukum

8) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung9) Berteman dengan penyalahguna.

10) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.

Di sekolah:

1) Sekolah yang kurang disiplin.2) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA.3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif.4) Adanya murid yang menggunakan NAPZAPengaruh yang ditimbulkan dari lingkungan sosial pelaku, baik lingkungan sekolah, pergaulan dan lain-lain. Hal tersebut dapat terjadi karena benteng pertahanan dirinya lemah, sehingga tidak dapat membendung pengaruh negatif dari lingkungannya. Pada awalnya mungkin sekedar motif ingin tahu dan coba-coba terhadap hal yang baru, kemudian kesempatan yang memungkinkan serta didukung adanya sarana dan prasarana. Tapi lama kelamaan dirinya terperangkap pada jerat penyalahgunaan narkoba.Penelitian di Universitas Airlangga ini pada kelompok individu yang tidak menyalahgunakan zat dan kelompok pecandu opioid yang keduanya menghadapi lingkungan dengan substance availability sama, ternyata menemukan bahwa faktor yang mendorong penyalahgunaan opioid hanya faktor genetik dan kepribadian. Terdapat kesan bahwa lingkungan berperan terbatas sebagai faktor pendukung untuk perilaku yang telah dipilih sendiri oleh individu sesuai kecenderungan [5]. 2. Keluarga Keluarga telah digambarkan sebagai yang paling mempengaruhi masa kanak-kanak dalam faktor mengontrol anak dan dalam membentuk adaptasi kemudian hari. Pengaruh dari keluarga pada penyalahgunaan narkoba remaja pada dasarnya penting, tapi kompleks. faktor tentang kualitas dan konsistensi dari manajemen keluarga, komunikasi keluarga, hubungan keluarga dan role-modelling orangtua telah konsisten diidentifikasi sebagai prediksi dari penyalahgunaan obat [3]. Menurut Kartono dalam Wina (2006) keluarga merupakan satu organisasi yang paling penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga didalam masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan biologis anak manusia.

Penyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) pengguna narkoba b. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada jalan keluar yang memuaskan semua pihak dalam keluarga. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara. c. Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut anaknya harus menuruti apapun kata orang tua, dengan alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidak setujuan. d. Keluarga tidak harmonis

Menurut Hawari dalam Wina (2006), keluarga harmonis adalah persepsi terhadap situasi dan kondisi dalam keluarga dimana didalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang.3. IndividuKebanyakan penyalahgunaan zat dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan zat. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciri-ciri tersebut antara lain :

a. Cenderung membrontak dan menolak otoritas.b. Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti Depresi, cemas, Psikotik, keperibadian dissosial.c. Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlakud. Rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem)e. Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktiff. Mudah murung, pemalu, pendiamg. Mudah merasa bosan dan jenuhh. Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasarani. Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun)j. Keinginan untuk mengikuti mode, karena dianggap sebagai lambang keperkasaan dan kehidupan modernk. Keinginan untuk diterima dalam pergaulan.l. Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang jantanm. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegasn. Kemampuan komunikasi rendaho. Melarikan diri sesuatu ( kebosanan, kegagalan, kekecewaan, ketidakmampuan, kesepian dan kegetiran hidup,malu dan lain-lain)p. Putus sekolahq. Kurang menghayati iman kepercayaannya

PANDANGAN ISLAM TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Di dalam agama Islam, terdapat beberapa ayat al-Quran dan hadits yang melarang manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Di era Rasulullah, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras (khamar). Kemudian pada zaman modern seperti sekarang ini, Narkoba juga dapat dianalogikan sebagai hal-hal yang memabukkan.

Dalam al-Quran surat Al-Maidah ayat 90 dijelaskan :

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS Al-Maidah : 90)

Kemudian pada ayat yang selanjutnya dijelaskan :

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(QS Al-Maidah : 91)Anak dan istri digunakan Allah SWT untuk menguji kesabaran bagi manusia. Karena dalam perjalanan hidup di dunia ini tidak lepas dengan lingkungan (social interaction), sehingga dibutuhkan etika atau norma-norma dalam bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.Dalam Al-Quran Surat At-Tagabun (64) Allah memperingatkan (yang artinya) :Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak- anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS 64:14)Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah-lah pahala yang besar.Ini senada dengan QS Al-Anfal (8:28):Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS 64:15)Baik-buruknya kondisi lingkungan luar keluarga, dampaknya sangat besar pada pertumbuhan anak. Karena umumnya si anak lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan luar, seperti sekolahan, tetangga, teman sepermainan, dsb. Sehingga lingkungan itulah yang membentuk dan mempengaruhi olah pikir serta perilaku anak. Bila lingkungan pergaulan anak buruk, dapat saja mengakibatkan anak itu cenderung melakukan hal-hal negatif. Salah satunya adalah mengkonsumsi obat-obat terlarang atau penyalahgunaan narkoba.Pada awalnya mungkin hanya sebuah tawaran, mencoba atau sengaja mengkonsumsi, atau terpaksa menggunakan narkoba. Bisa juga si anak ditantang utuk membuktikan kejantan-annya, apakah ia berani mencoba narkoba. Bila si anak tidak kuat imannya, ia akan mudah tergoda. Pertama hanya ikut-ikutan, lalu kecanduan.Allah telah menetapkan dan memutuskan, bahwa dalam berkehidupan di masyarakat dapat mencontoh Rasulullah, sehingga kita bisa membedakan antara yang haq dan yang bathil. Sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh para rasul (nabi) yang diangkat Allah SWT. Dalam firman-Nya di QS Al-Azhab :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah.(QS 33:21)KESIMPULAN DAN SARAN

Faktor yang mendorong penyalahgunaan opioid hanya faktor genetik dan kepribadian. Terdapat kesan bahwa lingkungan berperan terbatas sebagai faktor pendukung untuk perilaku yang telah dipilih sendiri oleh individu sesuai kecenderungan. faktor individu sendiri dapat kita bentuk sejak dini dari pihak keluarga yang harmonis, hubungan komunikasi antara anak - orang tua atau kakak adik semua berjalan baik . tidak luput juga dibutuhkannya pengawasan orang tua dalam lingkungann sosial yang baik dan sehat. Maka dari itu setiap orang perlu menanamkan keimanan dan taqwa kepada Allah SWT di lingkungan, keluarga bahkan diri sendiri agar terhindar dari hal-hal buruk baik dunia maupun akhirat.DAFTAR PUSTAKA1. Departemen Kesehatan RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta2. Kaplan & Sadock. Sinopsis Psikiatri Jilid satu. Binarupa Aksara. Jakarta 1997.3. National Drug and Alcohol Research Centre, Univers ity of New South Wales. Causes and Correlates of Adolescent Drug Abuse and Implications For Treatment. Sydney, Australia. 19994. National Institute of Drug Abuse. Prescription Drugs: Abuse and Addiction, October 20125. Nurdin AE. Madat, Sejarah, Dampak Klinis dan Penanggulangannya. Penerbit Mutiara Wacana. Semarang 20076. Preda A. Opioid AbuseClinical Presentation. Available at http://emedicine.medscape.com/article/287790-clinical (last update 2012, Juli 5)

LINGKUNGAN

KELUARGA

INDIVIDU

13