139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

15
anak perempuan lahir pada tanggal 17 Desember 2010, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas pada tanggal 5 November 2011, karena Adinda tak seperti anak tetangga yang seusia dengannya. Usia anak = 50 minggu = 21 bulan Dari anamnesis ibu, si anak lahir ditolong oleh bidan, dengan BB lahir 3200 gram : normal (N = 2500-4000 gram) PB 50 cm : normal (N = 48-53 cm) LK 32 cm : mikrosephali (N = 33-37 cm) tidak segera menangis puncak kepalanya bengkak, yang baru menghilang 3 hari kemudian Pada usia 4 hari si bayi mulai malas menetek kulit di seluruh tubuh bayi tampak kuning pernah kejang 1x Anak ini hanya mendapat ASI sampai usia 3 bulan mendapat bubur susu mulai usia 4 bulan. Adinda belum bisa duduk walaupun kepalanya sudah tegak pada usia 6 bulan Anak bisa senyum spontan tetapi belum bisa mengoceh. Kerincingan dan mainan yang dipegangnya selalu jatuh. Sepulang kerja ibu sering mengajak bicara. Adinda mendapat imunisasi dasar lengkap Pada pemeriksaan ditemukan seorang anak yang belum bisa duduk, Tidak ditemukan anomali lain BB saat ini, 7000 gram, 2 bulan lalu berturut-turut 6700 gram, 6900 gram, PB, saat ini 65 cm, 2 bulan lalu 63 cm (TB ayah 160 cm, Ibu 152 cm). LK 40 cm. KLARIFIKASI ISTILAH Imunisasi è memberikan kekebalan baik aktif maupun pasif, sehingga anak tidak dapat terkena penyakit ANALISIS INFORMASI Keadaan fisik lahir BB 2,6 kg : N (2500-4000 gr) PB 50 cm : N (49-51 cm) LK 32 cm : < nilai N (33-35 cm) Menangis lahir setelah 5 menit : tanda asfiksia (> 20 detik) Keadaan fisik 3 bulan terakhir- sekarang (11 bulan) BB stabil 6000 gr : tidak normal LK 39 cm : kurang dari batasan normal (N : > 40 cm) Riwayat Diet 3 bulan susu formula : kurang baik MP : baik 11 bulan diet makanan padat : kurang baik Riwayat Imunisasi BCG 1x : kurang Polio 5x : berlebih Hepatitis B 2x : kurang DPT 2x : kurang Campak (-) : kurang Belum bisa memegang kerincingan : buruk Belum bisa memasukkan benda ke mulut : buruk Ibu kurang memberi stimlulasi dini ke bayi : buruk Kamar bayi tertutup : sirkulasi udara lembab -> buruk Mainan bayi ( kerincingan&boneka = cocok, sepeda roda tiga = tidak cocok) PERTANYAAN PENTING 1

Transcript of 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

Page 1: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

anak perempuan lahir pada tanggal 17 Desember 2010, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas pada tanggal 5 November 2011, karena Adinda tak seperti anak tetangga yang seusia dengannya. Usia anak = 50 minggu = 21 bulan

Dari anamnesis ibu, si anak lahir ditolong oleh bidan, dengan BB lahir 3200 gram : normal (N = 2500-4000 gram) PB 50 cm : normal (N = 48-53 cm)LK 32 cm : mikrosephali (N = 33-37 cm)tidak segera menangispuncak kepalanya bengkak, yang baru menghilang 3 hari kemudian

Pada usia 4 hari si bayi mulai malas menetekkulit di seluruh tubuh bayi tampak kuningpernah kejang 1x

Anak ini hanya mendapat ASI sampai usia 3 bulanmendapat bubur susu mulai usia 4 bulan.

Adinda belum bisa duduk walaupun kepalanya sudah tegak pada usia 6 bulanAnak bisa senyum spontan tetapi belum bisa mengoceh. Kerincingan dan mainan yang dipegangnya selalu jatuh.Sepulang kerja ibu sering mengajak bicara.

Adinda mendapat imunisasi dasar lengkap

Pada pemeriksaan ditemukan seorang anak yang belum bisa duduk, Tidak ditemukan anomali lain

BB saat ini, 7000 gram, 2 bulan lalu berturut-turut 6700 gram, 6900 gram, PB, saat ini 65 cm, 2 bulan lalu 63 cm (TB ayah 160 cm, Ibu 152 cm). LK 40 cm.

KLARIFIKASI ISTILAH

Imunisasi è memberikan kekebalan baik aktif maupun pasif, sehingga

anak tidak dapat terkena penyakit

ANALISIS INFORMASI

Keadaan fisik lahir

BB 2,6 kg : N (2500-4000 gr)

PB 50 cm : N (49-51 cm)

LK 32 cm : < nilai N (33-35 cm)

Menangis lahir setelah 5 menit : tanda asfiksia (> 20 detik)

Keadaan fisik 3 bulan terakhir- sekarang (11 bulan)

BB stabil 6000 gr : tidak normal

LK 39 cm : kurang dari batasan normal (N : > 40 cm)

Riwayat Diet

3 bulan susu formula : kurang baik

MP : baik

11 bulan diet makanan padat : kurang baik

Riwayat Imunisasi

BCG 1x : kurang

Polio 5x : berlebih

Hepatitis B 2x : kurang

DPT 2x : kurang

Campak (-) : kurang

Belum bisa memegang kerincingan : buruk

Belum bisa memasukkan benda ke mulut : buruk

Ibu kurang memberi stimlulasi dini ke bayi : buruk

Kamar bayi tertutup : sirkulasi udara lembab -> buruk

Mainan bayi ( kerincingan&boneka = cocok, sepeda roda tiga = tidak cocok)

PERTANYAAN PENTING

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?

2. Bagaimana tahap-tahap normal tumbuh kembang anak < 1 tahun?

3. Sebutkan jenis-jenis imunisasi yang diberikan pada anak umur 0-12 bulan ?

4. Apa pengaruh keluhan utama anak dengan proses tumbuh kembangnya?

5. Apa hubungan tumbuh kembang anak pada skenario dengan kondisi

lingkungan, orang tua dan mainannya?

5. Bagaimana status gizi pada anak dalam skenario?

6. Bagaimana analisis kelainan tumbuh kembang anak pada skenario ?

1

Page 2: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

2

Page 3: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

JAWABAN PERTANYAAN

1.Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

anak

A. FAKTOR GENETIK

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam

mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang

anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung

di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat

ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan

B. FAKTOR LINGKUNGAN

1) Lingkungan Pranatal

Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan

maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering

menghasilkan bayi dengan BBLR (Berat Badan

Lahir Rendah) atau lahir mati.

Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat

menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang

dilahirkan.

Toksin/ zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat

peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-

obatan anti kanker dsb dapat menyebabkan

kelainan bawaan.

Endokrin

Hormone-hormon yang mungkin berperan dalam

pertumbuhan janin adalah somatotropin,

hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin.

Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18

minggu dapat menyebabkan kematian janin,

kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan

lainnya.

Infeksi

Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan

cacat bawaan adalah TORCH>

Stress

Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat

mempengaruhi tumbuh kembang janin antara

lain: cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.

Imunitas

Rhesus ABO inkomtabilitas sering menyebabkan

abortus, hidrops fetalis atau lahir mati.

Anoksia Embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan

pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan

BBLR (Berat badan Lahir Rendah)

2) Lingkungan Post-natal

Lingkungan biologis

Ras/ suku bangsa

Pertubuhan somatic juga dipengaruhi oleh ras/

suku bangsa.

Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit

dibandingkan anak perempuan.

Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita,

oleh karena pada masa itu anak mudah sakit

dan mudah terjadi kekurangan gizi.

Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam

tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak

berbeda dengan dewasa, karena makanan bagi

anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan,

diman dipengaruhi oleh ketahanan makanan

keluarga.

Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja

kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan

dan menimbang anak secara rutin setiap bulan,

akan menunjang pada tumbuh kembang anak.

Kepekaan terhadap penyakit

Dengan memberikan imunisasi, maka

diharapkan anak terhindar dari penyakit-

penyakit yang sering menyebabkan cacat atau

kematian.

Faktor fisik

Cuaca, musim dan keadaan geografis suatu

daerah

Musim kemarau yang panjang/ adanya bencana

alam, dapat berdampak pada tumbuh kembang

anak, antara lain : akibat gagalnya panen,

sehngga banyak anak yang kekurangan gizi.

Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peranan penting

yang cukup dominan dalam penyediaan

lingkungan yang mendukung kesehatan anak

dan tumbuh kembangnya.

Keadaan rumah

Keadaan perumahan yang layak dengan

konstruksi bangunan yang tidak membahayakan

3

Page 4: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

penghuninya, serta tidak penuh sesak akan

menjamin kesehatan penghuninya.

Faktor psikososial

Stimulasi

Anak yang mendapat stimulasi terarah dan

teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan anak yang kurang/ tidak

mendapat stimulus.

Stress

Stress pada anak akan berpengaruh pada anak

berpengaruh pada tumbuh kembangnya.

Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai

dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang

dan perlakuan yang adil dari orang tuanya.

Kualitas interaksi anak dan orang tua

Interaksi timbale balik antara anak dan orang

tua, akan menimbulkan keakraban dalam

keluarga.

Faktor keluarga

Pekerjaan dan pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang baik akan menunjang

tumbuh kembang anak karena orang tua akan

menyediakan segala kebutuhan anak.

Pendidikan orang tua.

Merupakan salah satu faktor yang penting

dalam tumbuh kembang anak.

Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang

keadaan sosial ekonominya cukup akan

mengakibatkan berkurangnya perhatian dan

kasih saying yang diterima anak.

Stabilitas rumah tangga

Tumbuh kembang anak akan berbeda pada

keluarga yang harmonis dibandingkan dengan

mereka yang kurang harmonis.

Kepribadian orang tua

Kepribadian orang tua yang terbuka tentunya

berpengaruh berbeda tehadap tumbuh kembang

anak, bila dibandingkan dengan mereka yang

yang kepribadiannya tertutup.

2.Tahap-tahap tumbuh kembang anak :

LAHIR-3 BULAN

- Belajar angkat kepala & mengikuti objek

- Tersenyum

- Bereaksi dengan suara

- Mengenal pengasuhnya

- Mengoceh spontan

3-6 BULAN

Mengangkat kepala 90 derajat & mengangkat

dada dengan bertopang dagu

Belajar meraih benda disekitarnya

Menaruh benda di mulutnya

Memperluas lapangan pandang

Tertawa

6-9 BULAN

Dapat duduk tanpa dibantu

Dapat tengkurap bolak balik

Merangkak meraih benda, mendekati

seseorang

Memindahkan benda dari tangan yang satu

ke tangan yang lain

Memegang benda kecil dengan ibu jari &

telunjuk

Bergembira melempar suatu benda

Mengenal wajah keluarga, takut dengan

orang asing

Berpartisipasi dalam gerak tepuk tangan

9-12 BULAN

Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan

dengan dituntun

Menirukan suara

Mengulang bunyi yang didengar

Belajar satu atau dua kata

Mengerti perintah/larangan yang sederhana

Berpartisipasi dalam permainan

BERAT BADAN

Penambahan berat badan bayi pada tahun

pertama berkisar antara:

•700 – 1000 gr/bln pd triwulan I

•500 – 600 gr/bln pd triwulan II

•350 – 450 gr/bln pd triwulan III

•250 – 350 gr/bln pd triwulan IV

PANJANG BADAN

Penambahan panjang badan bayi pada tahun

pertama berkisar antara:

Trimester I : 2,8 – 4,4 cm / bulan

Trimester II : 1,9 – 2,6 cm / bulan

Trimester III : 1,3 – 1,6 cm / bulan

Trimester IV : 1,2 – 1,3 cm / bulan

LINGKAR KEPALA

4

Page 5: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

Penambahan ukuran lingkar kepala bayi pada

tahun pertama berkisar antara:

• 0 - 3 bln = 2 cm/bln

• 4 - 6 bln = 1 cm/bln

• 6 – 12 bln = 0,5 cm/bln

3.Jenis-jenis imunisasi pada anak < 1 tahun

BCG

HEPATITIS B

POLIO

DPT

CAMPAK

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi

aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian

kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan

atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang

tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya

adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan

imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah

antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh

meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti

Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka

kecelakaan.

Contoh lain adalah yang terdapat pada

bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima

berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah

placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi

terhadap campak.

JENIS IMUNISASI

Sesuai dengan program pemerintah, anak-

anak wajib mendapatkan imunisasi dasar terhadap

tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus,

batuk rejan (pertusis), polio, campak (measles,

morbili) dan hepatitis B.Sedangkan imunisasi

terhadap penyakit lain seperti gondongan (mumps),

campak Jerman (rubella), tifus, radang selaput otak

(meningitis) Hib, hepatitis A,cacar air (chicken pox,

varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi

dianjurkan.Berikut ini penjelasan mengenai beberapa

vaksin yang sering diberikan pada anak:

1. Vaksin BCG

Penularan penyakit TBC terhadap seorang

anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara

yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat

menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru

(paling sering terjadi),kelenjar getah bening, tulang,

sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yangterberat).

Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada

bayi yang barulahir sampai usia 12 bulan, tetapi

imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum,bayi

berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu

kali saja.Bila pemberian imunisasi ini "berhasil,"

maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan

akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan

meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan,

suntikan sebaiknya dilakukan dipaha kanan atas.

Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi tidak

menderita demam.

2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)

Kuman difteri sangat ganas dan mudah

menular. Gejalanya adalah demam tinggi dan

tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil

(amandel) yang dengan cepat meluas dan menutupi

jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman

difteri dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan

beberapa serabutsaraf. Racun dari kuman tetanus

merusak sel saraf pusat tulang

belakang,mengakibatkan kejang dan kaku seluruh

tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukupparah bila

menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat

menyebabkan kematian.Di Indonesia vaksin terhadap

difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3jenis

kemasan, yaitu: kemasan tunggal khusus untuk

tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT.

Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejakbayi

berumur 2 bulan dengan selang waktu penyuntikan

minimal selama 4minggu. Suntikan pertama tidak

memberikan perlindungan apa-apa, itu sebabnya

suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali.

Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia 1 _ - 2

tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan

imunisasi dasar ke-3. Imunisasi ulang berikutnya

dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada

saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang

dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang terjadi

biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di

tempat suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini tidak

boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan

yang menderita kejang demam kompleks.

5

Page 6: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

3. Vaksin Polio

Gejala yang umum terjadi akibat serangan

virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada

salah satu anggota geraknya setelah demam selama

2-5 hari.Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di

Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin

(kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya

melalui mulut.Di beberapa negara dikenal pula

Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan

polio.Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir

atau berumur beberapa hari dan selanjutnya

diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio

dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin

hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan

bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.

4. Vaksin Campak (Morbili, Measles)

Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala

yang khas adalah timbulnya bercak-bercak merah di

kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam,

batuk,atau pilek. Bercak merah ini mula-mula timbul

di pipi yang menjalar ke muka,tubuh, dan anggota

badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat

kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10

hari.Pada stadium demam, penyakit campak sangat

mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang

gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang

cukup berat seperti radang otak (encephalitis),

radang paru, atau radang saluran kencing. Bayi baru

lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif dari

ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini

bertahan hingga usia bayi mencapai 6

bulan.Imunisasi campak diberikan kepada anak usia

9 bulan. Biasanya tidak terdapatreaksi akibat

imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan

atau sedikitbercak merah pada pipi di bawah telinga,

atau pembengkakan pada tempat suntikan.

5. Vaksin Hepatitis B

Cara penularan hepatitis B dapat terjadi

melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik.

Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui

plasenta semasa bayi dalam kandungan atau pada

saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat

menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang

menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker hati

di kemudian hari.Imunisasi dasar hepatitis B

diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan

antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang

waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.

Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian

imunisasi dasar.

6. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)

Vaksin ini masih diimpor dan harganya

cukup mahal. Penyakit gondonga sebenarnya tidak

berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi

yang serius seperti radang otak dan radang buah

pelir (pada pria) atau kandung telur (pada wanita)

dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit

rubella sebenarnya ringan, tetapi dapat

membahayakan karena dapat merusak janin dalam

kandungan pada masa kehamilan muda. Imunisasi

MMR diberikan satu kali setelah anak berumur 15

bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak

berusia 12 tahun.

7. Vaksin Tifus/ Demam Tifoid

Vaksin ini tidak diwajibkan dengan

pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak berbahaya

pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi.

Gejala penyakit yang khas adalah demam tinggi yang

dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai

dengan lidah yang tampak kotor, sakit kepala, mulut

kering, rasa mual, lesu,dan kadang-kadang disertai

sembelit atau mencret. Ada 2 jenis vaksin demam

tifoid, yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan

(TyphimVi). Vaksin suntikan diberikan sekali pada

anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.Vaksin

oral diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih.

Kemasan vaksin oral terdiri dari 3 kapsul yang

diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari.

8. Vaksin Radang

Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe

B (Hib) Penyakit ini berbahaya dan paling sering

menyerang anak usia 6-12 bulan.Radang selaput

otak Hib sering mengakibatkan cacat saraf atau

kematian. DiIndonesia telah beredar 2 jenis vaksin

Hib, yaitu ActHIB buatan Perancis dan PedvaxHIB

buatan USA.PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2

kali pada usia 2-14 bulan dengan selang waktu 2

bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah

12 bulan, maka imunisasi ulangan harus diberikan

6

Page 7: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

paling cepat 2 bulan setelah suntikan kedua. Untuk

anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia

lebih dari 15 bulan, maka imunisasi cukup diberikan

satu kali tanpa ulangan. ActHIB: Imunisasi dasar

diberikan pada usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali

dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan

diberikan 12 bulan setelah imunisasi terakhir. Bila

imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup

diberikan satu kali tanpa ulangan.

9. Vaksin Hepatitis A

Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih

berat dari hepatitis B, penyakit ini jarang

menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-

tandanya adalah demam, mual, lesu, mata dan kulit

kekuningan disertai warna kencing seperti air teh.

Biasanya akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu.

Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix diberikan 2 kali

dengan selang waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3

diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.

10. Vaksin Cacar Air (Varicella)

Cacar air merupakan penyakit yang sangat

menular, tetapi ringan. Gejalanya khas, mula-mula

timbul bintik kemerahan yang makin membesar

membentuk gelembung berisi air dan akhirnya

mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini mula-

mula muncul di daerah perut, dada dan punggung,

kemudian menyebar ke muka, kepala dan anggota

badan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah

radang kulit, radang paru (pneumonia), radang otak

(encephalitis), atau varicella kongenital bila ibu

menderita varicella pada kehamilan muda. Harga

vaksin (Varillix) masih mahal, karena itu

direkomendasikan diberikan pada anak berusia di

atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella

dan diulang 6-8 minggu kemudian.

Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib

1 bulan : Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio

vaccine)

2 bulan : Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2

3 bulan : DPT-2, OPV-3

4 bulan : DPT-3, OPV-4

7 bulan : Hepatitis B-3

9 bulan : Campak

7

Page 8: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

Rekomendasi ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004*(*revisi September 2003)

vaksinumur pemberian imunisasi

Bulan tahunLhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12

Program pengembangan imunisasi (PPI, diwajibkan)BCG 1Hepatitis B

1 2 3

Polio 0 1 2 3 4 5DPT 1 2 3 4 5 6 dT

atau TT

Campak

1 2

program pengembangan imunisasi non PPI (non PPI, diwajibkan)Hib 1 2 3 4MMR 1 2Tifoid Ulangan tiap tiga tahunHepatitis A

Diberikan 2 kali,interval 6-12 bln

Varisela

1

4.Hubungan keluhan dengn tumbuh kembang bayi pada skenario

Keluhan batuk pilek pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor imunitas

yang menurun yang dapat disebabkan oleh faktor gizi atau keadaan tempat

tinggal (hyeginis). Butuh anamnesis untuk mengetahui lebih lanjut tentang

keluhan utama.

Bayi ketika lahir mengalami suatu asfiksia neonatorum karena tidak

menangis spontan. Keadaan asfiksia ini bisa memberikan gangguan pada sel-sel

otak yang akan mengarah pada sekuele otak sebagai gejala sisanya. Tentunya

ini bergantung pada derajad asfiksianya. Derajad ini ditentukan berdasarkan

skor Apgar.

Tabel skor apgar:

Tanda 0 1 2

A: warna/appearance Biru/ pucat Tbh kemerahan,

anggt gerak biru

Slrh tbh kemerahan

P: pulse - < 100/m ≥ 100/m

G: grimace - Gerak otot muka

sedikit

Batuk/bersin

A: activity/tonus otot lumpuh Sedang, fleksi sdkt Baik, gerakan aktif

8

Page 9: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

anggt gerak

R: respiration - Lambat tidak teratur Baik menangis kuat

9

Page 10: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

Tabel derajad asfiksia:

Derajad asfiksia SA pH

Tidak asfiksia ≥ 7 > 7,2

Asfiksia ringan sedang 4-6 7,1-7,2

Asfiksia berat ≤ 3 < 7,1

Berat ringannya asfiksia dinilai pada menit pertama kemudian dilakukan

resusitasi dan dinilai keberhasilan resusitasinya pada menit ke lima.

Untuk kasus ini, kita tidak bisa menentukan derajad asfiksianya karena

kekurangan data yang mendukung.

Keadaan asfiksia bisa menyebabkan suatu retardasi mental pada

perkembangan bayi selanjutnya. Begitu pula dengan keadaan mikrosefali yang

juga bisa menyebabkan adanya suatu retardasi mental. Tetapi diagnosis pasti

ini nanti setelah pasien tersebut mendapatkan tes IQ dengan hasil kurang dari

70.

5.Hubungan tumbuh kembang anak dengan factor lingkungan,orang

tua,dan mainannya

FAKTOR LINGKUNGAN

Keluhan batuk pilek pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor imunitas

yang menurun yang dapat disebabkan oleh faktor gizi atau keadaan tempat

tinggal (hyeginis). Butuh anamnesis untuk mengetahui lebih lanjut tentang

keluhan utama

FAKTOR ORANG TUA

Ibu yang tak banyak bicara berpengaruh besar pada masa-masa bayi

bertumbuh dan berkembang karena melalui orang terdekatlah si bayi mendapat

stimulasi dini untuk kebutuhan tumbuh kembangnya. Jadi sangat dibutuhkan

peran si ibu dan juga pengetahuan si ibu bagaimana merawat bayi dengan

benar.

FAKTOR ALAT PERMAINAN

Kerincingan, cocok sebagai salah satu alat yang dapat menstimulasi

pendengaran si bayi agar bayi mendapat rangsangan suara. Disamping itu

niat bayi untuk meraih kerincingan tersebut juga baik untuk melatih refleks

bayi

Boneka, sangat baik untuk mengajarkan bagaimana berbgaia macam

bentuk serta warna yang bervariasi. Hal ini dapar menunjangan kemampuan

bayi untuk membedakan benda yang satu dengan yang lain dengan

pemahaman bentuk serta warna

Sepeda roda tiga, kurang cocok untuk anak usia bayi karena lebih bertujuan

untuk melatih bakat anak. Untuk usia bayi (11 bulan) sebainya digunaka

baby walker untuk melatih gerak berjalan si bayi

6.PENENTUAN SATUS GIZI ANAK

Dapat diketahui dengan cara antropometri dengan mengukur beberapa hal

yaitu:

- BB (Berat Badan)

- TB (Tinggi Badan)

- LK (Linkar Kepala)

- LLA (Lingkar Lengan Atas)

10

Page 11: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

GROWTH CHART

11

Page 12: 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx

ANALISIS MASALAH PADA SKENARIO

INFORMASI TAMBAHAN

Antibodi ibu disamping memberikan perlindungan pada bayi terhadap berbagai infeksi atau toksinnya ,dapat pula mengurangi respon terhadap antigen.misalnya

antibodi anti-campak asal ibu yang ada dalam kadar cukup pada bayi sampai usia 1 tahun akan mengahalangi respon bayi tersebut terhadap vaksin.Maka vaksinasi

campak sekarang dianjurkan diberikan kepada bayi usia 15 bulan.

12

Si anak mengalami sangat keterlambatan tumbuh kembang

Bisa oleh karena riwayat kelahiran, diet,serta kurangnya stimulasi yang diperoleh dari lingkungan

Sebaiknya si ibu mempunyai pengetahuan bagaimana merawatanak dengan baik, yakni dengan ASAH, ASIH, ASUH

Yang terpenting sekarang adalah bagaimana anak diberi pembelajaran,

Serta si ibu dapat cepat memahami kelainan2 yang terjadi pada anak