139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx
-
Upload
anugrahhaming -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of 139525025-Bahan-Pbl-Tumbuh-Kembang.docx
anak perempuan lahir pada tanggal 17 Desember 2010, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas pada tanggal 5 November 2011, karena Adinda tak seperti anak tetangga yang seusia dengannya. Usia anak = 50 minggu = 21 bulan
Dari anamnesis ibu, si anak lahir ditolong oleh bidan, dengan BB lahir 3200 gram : normal (N = 2500-4000 gram) PB 50 cm : normal (N = 48-53 cm)LK 32 cm : mikrosephali (N = 33-37 cm)tidak segera menangispuncak kepalanya bengkak, yang baru menghilang 3 hari kemudian
Pada usia 4 hari si bayi mulai malas menetekkulit di seluruh tubuh bayi tampak kuningpernah kejang 1x
Anak ini hanya mendapat ASI sampai usia 3 bulanmendapat bubur susu mulai usia 4 bulan.
Adinda belum bisa duduk walaupun kepalanya sudah tegak pada usia 6 bulanAnak bisa senyum spontan tetapi belum bisa mengoceh. Kerincingan dan mainan yang dipegangnya selalu jatuh.Sepulang kerja ibu sering mengajak bicara.
Adinda mendapat imunisasi dasar lengkap
Pada pemeriksaan ditemukan seorang anak yang belum bisa duduk, Tidak ditemukan anomali lain
BB saat ini, 7000 gram, 2 bulan lalu berturut-turut 6700 gram, 6900 gram, PB, saat ini 65 cm, 2 bulan lalu 63 cm (TB ayah 160 cm, Ibu 152 cm). LK 40 cm.
KLARIFIKASI ISTILAH
Imunisasi è memberikan kekebalan baik aktif maupun pasif, sehingga
anak tidak dapat terkena penyakit
ANALISIS INFORMASI
Keadaan fisik lahir
BB 2,6 kg : N (2500-4000 gr)
PB 50 cm : N (49-51 cm)
LK 32 cm : < nilai N (33-35 cm)
Menangis lahir setelah 5 menit : tanda asfiksia (> 20 detik)
Keadaan fisik 3 bulan terakhir- sekarang (11 bulan)
BB stabil 6000 gr : tidak normal
LK 39 cm : kurang dari batasan normal (N : > 40 cm)
Riwayat Diet
3 bulan susu formula : kurang baik
MP : baik
11 bulan diet makanan padat : kurang baik
Riwayat Imunisasi
BCG 1x : kurang
Polio 5x : berlebih
Hepatitis B 2x : kurang
DPT 2x : kurang
Campak (-) : kurang
Belum bisa memegang kerincingan : buruk
Belum bisa memasukkan benda ke mulut : buruk
Ibu kurang memberi stimlulasi dini ke bayi : buruk
Kamar bayi tertutup : sirkulasi udara lembab -> buruk
Mainan bayi ( kerincingan&boneka = cocok, sepeda roda tiga = tidak cocok)
PERTANYAAN PENTING
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
2. Bagaimana tahap-tahap normal tumbuh kembang anak < 1 tahun?
3. Sebutkan jenis-jenis imunisasi yang diberikan pada anak umur 0-12 bulan ?
4. Apa pengaruh keluhan utama anak dengan proses tumbuh kembangnya?
5. Apa hubungan tumbuh kembang anak pada skenario dengan kondisi
lingkungan, orang tua dan mainannya?
5. Bagaimana status gizi pada anak dalam skenario?
6. Bagaimana analisis kelainan tumbuh kembang anak pada skenario ?
1
2
JAWABAN PERTANYAAN
1.Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak
A. FAKTOR GENETIK
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung
di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan
B. FAKTOR LINGKUNGAN
1) Lingkungan Pranatal
Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan
maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering
menghasilkan bayi dengan BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah) atau lahir mati.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat
menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang
dilahirkan.
Toksin/ zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat
peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-
obatan anti kanker dsb dapat menyebabkan
kelainan bawaan.
Endokrin
Hormone-hormon yang mungkin berperan dalam
pertumbuhan janin adalah somatotropin,
hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18
minggu dapat menyebabkan kematian janin,
kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan
lainnya.
Infeksi
Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan
cacat bawaan adalah TORCH>
Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin antara
lain: cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.
Imunitas
Rhesus ABO inkomtabilitas sering menyebabkan
abortus, hidrops fetalis atau lahir mati.
Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan
pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan
BBLR (Berat badan Lahir Rendah)
2) Lingkungan Post-natal
Lingkungan biologis
Ras/ suku bangsa
Pertubuhan somatic juga dipengaruhi oleh ras/
suku bangsa.
Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit
dibandingkan anak perempuan.
Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita,
oleh karena pada masa itu anak mudah sakit
dan mudah terjadi kekurangan gizi.
Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam
tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak
berbeda dengan dewasa, karena makanan bagi
anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan,
diman dipengaruhi oleh ketahanan makanan
keluarga.
Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja
kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan
dan menimbang anak secara rutin setiap bulan,
akan menunjang pada tumbuh kembang anak.
Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka
diharapkan anak terhindar dari penyakit-
penyakit yang sering menyebabkan cacat atau
kematian.
Faktor fisik
Cuaca, musim dan keadaan geografis suatu
daerah
Musim kemarau yang panjang/ adanya bencana
alam, dapat berdampak pada tumbuh kembang
anak, antara lain : akibat gagalnya panen,
sehngga banyak anak yang kekurangan gizi.
Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peranan penting
yang cukup dominan dalam penyediaan
lingkungan yang mendukung kesehatan anak
dan tumbuh kembangnya.
Keadaan rumah
Keadaan perumahan yang layak dengan
konstruksi bangunan yang tidak membahayakan
3
penghuninya, serta tidak penuh sesak akan
menjamin kesehatan penghuninya.
Faktor psikososial
Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi terarah dan
teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan anak yang kurang/ tidak
mendapat stimulus.
Stress
Stress pada anak akan berpengaruh pada anak
berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai
dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang
dan perlakuan yang adil dari orang tuanya.
Kualitas interaksi anak dan orang tua
Interaksi timbale balik antara anak dan orang
tua, akan menimbulkan keakraban dalam
keluarga.
Faktor keluarga
Pekerjaan dan pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang baik akan menunjang
tumbuh kembang anak karena orang tua akan
menyediakan segala kebutuhan anak.
Pendidikan orang tua.
Merupakan salah satu faktor yang penting
dalam tumbuh kembang anak.
Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang
keadaan sosial ekonominya cukup akan
mengakibatkan berkurangnya perhatian dan
kasih saying yang diterima anak.
Stabilitas rumah tangga
Tumbuh kembang anak akan berbeda pada
keluarga yang harmonis dibandingkan dengan
mereka yang kurang harmonis.
Kepribadian orang tua
Kepribadian orang tua yang terbuka tentunya
berpengaruh berbeda tehadap tumbuh kembang
anak, bila dibandingkan dengan mereka yang
yang kepribadiannya tertutup.
2.Tahap-tahap tumbuh kembang anak :
LAHIR-3 BULAN
- Belajar angkat kepala & mengikuti objek
- Tersenyum
- Bereaksi dengan suara
- Mengenal pengasuhnya
- Mengoceh spontan
3-6 BULAN
Mengangkat kepala 90 derajat & mengangkat
dada dengan bertopang dagu
Belajar meraih benda disekitarnya
Menaruh benda di mulutnya
Memperluas lapangan pandang
Tertawa
6-9 BULAN
Dapat duduk tanpa dibantu
Dapat tengkurap bolak balik
Merangkak meraih benda, mendekati
seseorang
Memindahkan benda dari tangan yang satu
ke tangan yang lain
Memegang benda kecil dengan ibu jari &
telunjuk
Bergembira melempar suatu benda
Mengenal wajah keluarga, takut dengan
orang asing
Berpartisipasi dalam gerak tepuk tangan
9-12 BULAN
Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan
dengan dituntun
Menirukan suara
Mengulang bunyi yang didengar
Belajar satu atau dua kata
Mengerti perintah/larangan yang sederhana
Berpartisipasi dalam permainan
BERAT BADAN
Penambahan berat badan bayi pada tahun
pertama berkisar antara:
•700 – 1000 gr/bln pd triwulan I
•500 – 600 gr/bln pd triwulan II
•350 – 450 gr/bln pd triwulan III
•250 – 350 gr/bln pd triwulan IV
PANJANG BADAN
Penambahan panjang badan bayi pada tahun
pertama berkisar antara:
Trimester I : 2,8 – 4,4 cm / bulan
Trimester II : 1,9 – 2,6 cm / bulan
Trimester III : 1,3 – 1,6 cm / bulan
Trimester IV : 1,2 – 1,3 cm / bulan
LINGKAR KEPALA
4
Penambahan ukuran lingkar kepala bayi pada
tahun pertama berkisar antara:
• 0 - 3 bln = 2 cm/bln
• 4 - 6 bln = 1 cm/bln
• 6 – 12 bln = 0,5 cm/bln
3.Jenis-jenis imunisasi pada anak < 1 tahun
BCG
HEPATITIS B
POLIO
DPT
CAMPAK
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi
aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian
kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan
atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang
tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya
adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan
imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah
antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh
meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
kecelakaan.
Contoh lain adalah yang terdapat pada
bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima
berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah
placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi
terhadap campak.
JENIS IMUNISASI
Sesuai dengan program pemerintah, anak-
anak wajib mendapatkan imunisasi dasar terhadap
tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus,
batuk rejan (pertusis), polio, campak (measles,
morbili) dan hepatitis B.Sedangkan imunisasi
terhadap penyakit lain seperti gondongan (mumps),
campak Jerman (rubella), tifus, radang selaput otak
(meningitis) Hib, hepatitis A,cacar air (chicken pox,
varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi
dianjurkan.Berikut ini penjelasan mengenai beberapa
vaksin yang sering diberikan pada anak:
1. Vaksin BCG
Penularan penyakit TBC terhadap seorang
anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara
yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat
menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru
(paling sering terjadi),kelenjar getah bening, tulang,
sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yangterberat).
Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada
bayi yang barulahir sampai usia 12 bulan, tetapi
imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum,bayi
berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu
kali saja.Bila pemberian imunisasi ini "berhasil,"
maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan
akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan
meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan,
suntikan sebaiknya dilakukan dipaha kanan atas.
Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi tidak
menderita demam.
2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)
Kuman difteri sangat ganas dan mudah
menular. Gejalanya adalah demam tinggi dan
tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil
(amandel) yang dengan cepat meluas dan menutupi
jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman
difteri dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan
beberapa serabutsaraf. Racun dari kuman tetanus
merusak sel saraf pusat tulang
belakang,mengakibatkan kejang dan kaku seluruh
tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukupparah bila
menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat
menyebabkan kematian.Di Indonesia vaksin terhadap
difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3jenis
kemasan, yaitu: kemasan tunggal khusus untuk
tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT.
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejakbayi
berumur 2 bulan dengan selang waktu penyuntikan
minimal selama 4minggu. Suntikan pertama tidak
memberikan perlindungan apa-apa, itu sebabnya
suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali.
Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia 1 _ - 2
tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan
imunisasi dasar ke-3. Imunisasi ulang berikutnya
dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada
saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang
dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang terjadi
biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di
tempat suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini tidak
boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan
yang menderita kejang demam kompleks.
5
3. Vaksin Polio
Gejala yang umum terjadi akibat serangan
virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada
salah satu anggota geraknya setelah demam selama
2-5 hari.Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di
Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin
(kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya
melalui mulut.Di beberapa negara dikenal pula
Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan
polio.Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir
atau berumur beberapa hari dan selanjutnya
diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio
dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin
hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan
bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.
4. Vaksin Campak (Morbili, Measles)
Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala
yang khas adalah timbulnya bercak-bercak merah di
kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam,
batuk,atau pilek. Bercak merah ini mula-mula timbul
di pipi yang menjalar ke muka,tubuh, dan anggota
badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat
kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10
hari.Pada stadium demam, penyakit campak sangat
mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang
gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang
cukup berat seperti radang otak (encephalitis),
radang paru, atau radang saluran kencing. Bayi baru
lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif dari
ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini
bertahan hingga usia bayi mencapai 6
bulan.Imunisasi campak diberikan kepada anak usia
9 bulan. Biasanya tidak terdapatreaksi akibat
imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan
atau sedikitbercak merah pada pipi di bawah telinga,
atau pembengkakan pada tempat suntikan.
5. Vaksin Hepatitis B
Cara penularan hepatitis B dapat terjadi
melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik.
Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui
plasenta semasa bayi dalam kandungan atau pada
saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat
menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang
menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker hati
di kemudian hari.Imunisasi dasar hepatitis B
diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan
antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang
waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.
Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian
imunisasi dasar.
6. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)
Vaksin ini masih diimpor dan harganya
cukup mahal. Penyakit gondonga sebenarnya tidak
berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi
yang serius seperti radang otak dan radang buah
pelir (pada pria) atau kandung telur (pada wanita)
dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit
rubella sebenarnya ringan, tetapi dapat
membahayakan karena dapat merusak janin dalam
kandungan pada masa kehamilan muda. Imunisasi
MMR diberikan satu kali setelah anak berumur 15
bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak
berusia 12 tahun.
7. Vaksin Tifus/ Demam Tifoid
Vaksin ini tidak diwajibkan dengan
pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak berbahaya
pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi.
Gejala penyakit yang khas adalah demam tinggi yang
dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai
dengan lidah yang tampak kotor, sakit kepala, mulut
kering, rasa mual, lesu,dan kadang-kadang disertai
sembelit atau mencret. Ada 2 jenis vaksin demam
tifoid, yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan
(TyphimVi). Vaksin suntikan diberikan sekali pada
anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.Vaksin
oral diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih.
Kemasan vaksin oral terdiri dari 3 kapsul yang
diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari.
8. Vaksin Radang
Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe
B (Hib) Penyakit ini berbahaya dan paling sering
menyerang anak usia 6-12 bulan.Radang selaput
otak Hib sering mengakibatkan cacat saraf atau
kematian. DiIndonesia telah beredar 2 jenis vaksin
Hib, yaitu ActHIB buatan Perancis dan PedvaxHIB
buatan USA.PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2
kali pada usia 2-14 bulan dengan selang waktu 2
bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah
12 bulan, maka imunisasi ulangan harus diberikan
6
paling cepat 2 bulan setelah suntikan kedua. Untuk
anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia
lebih dari 15 bulan, maka imunisasi cukup diberikan
satu kali tanpa ulangan. ActHIB: Imunisasi dasar
diberikan pada usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali
dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan
diberikan 12 bulan setelah imunisasi terakhir. Bila
imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup
diberikan satu kali tanpa ulangan.
9. Vaksin Hepatitis A
Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih
berat dari hepatitis B, penyakit ini jarang
menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-
tandanya adalah demam, mual, lesu, mata dan kulit
kekuningan disertai warna kencing seperti air teh.
Biasanya akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu.
Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix diberikan 2 kali
dengan selang waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3
diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.
10. Vaksin Cacar Air (Varicella)
Cacar air merupakan penyakit yang sangat
menular, tetapi ringan. Gejalanya khas, mula-mula
timbul bintik kemerahan yang makin membesar
membentuk gelembung berisi air dan akhirnya
mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini mula-
mula muncul di daerah perut, dada dan punggung,
kemudian menyebar ke muka, kepala dan anggota
badan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah
radang kulit, radang paru (pneumonia), radang otak
(encephalitis), atau varicella kongenital bila ibu
menderita varicella pada kehamilan muda. Harga
vaksin (Varillix) masih mahal, karena itu
direkomendasikan diberikan pada anak berusia di
atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella
dan diulang 6-8 minggu kemudian.
Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
1 bulan : Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio
vaccine)
2 bulan : Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
3 bulan : DPT-2, OPV-3
4 bulan : DPT-3, OPV-4
7 bulan : Hepatitis B-3
9 bulan : Campak
7
Rekomendasi ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004*(*revisi September 2003)
vaksinumur pemberian imunisasi
Bulan tahunLhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
Program pengembangan imunisasi (PPI, diwajibkan)BCG 1Hepatitis B
1 2 3
Polio 0 1 2 3 4 5DPT 1 2 3 4 5 6 dT
atau TT
Campak
1 2
program pengembangan imunisasi non PPI (non PPI, diwajibkan)Hib 1 2 3 4MMR 1 2Tifoid Ulangan tiap tiga tahunHepatitis A
Diberikan 2 kali,interval 6-12 bln
Varisela
1
4.Hubungan keluhan dengn tumbuh kembang bayi pada skenario
Keluhan batuk pilek pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor imunitas
yang menurun yang dapat disebabkan oleh faktor gizi atau keadaan tempat
tinggal (hyeginis). Butuh anamnesis untuk mengetahui lebih lanjut tentang
keluhan utama.
Bayi ketika lahir mengalami suatu asfiksia neonatorum karena tidak
menangis spontan. Keadaan asfiksia ini bisa memberikan gangguan pada sel-sel
otak yang akan mengarah pada sekuele otak sebagai gejala sisanya. Tentunya
ini bergantung pada derajad asfiksianya. Derajad ini ditentukan berdasarkan
skor Apgar.
Tabel skor apgar:
Tanda 0 1 2
A: warna/appearance Biru/ pucat Tbh kemerahan,
anggt gerak biru
Slrh tbh kemerahan
P: pulse - < 100/m ≥ 100/m
G: grimace - Gerak otot muka
sedikit
Batuk/bersin
A: activity/tonus otot lumpuh Sedang, fleksi sdkt Baik, gerakan aktif
8
anggt gerak
R: respiration - Lambat tidak teratur Baik menangis kuat
9
Tabel derajad asfiksia:
Derajad asfiksia SA pH
Tidak asfiksia ≥ 7 > 7,2
Asfiksia ringan sedang 4-6 7,1-7,2
Asfiksia berat ≤ 3 < 7,1
Berat ringannya asfiksia dinilai pada menit pertama kemudian dilakukan
resusitasi dan dinilai keberhasilan resusitasinya pada menit ke lima.
Untuk kasus ini, kita tidak bisa menentukan derajad asfiksianya karena
kekurangan data yang mendukung.
Keadaan asfiksia bisa menyebabkan suatu retardasi mental pada
perkembangan bayi selanjutnya. Begitu pula dengan keadaan mikrosefali yang
juga bisa menyebabkan adanya suatu retardasi mental. Tetapi diagnosis pasti
ini nanti setelah pasien tersebut mendapatkan tes IQ dengan hasil kurang dari
70.
5.Hubungan tumbuh kembang anak dengan factor lingkungan,orang
tua,dan mainannya
FAKTOR LINGKUNGAN
Keluhan batuk pilek pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor imunitas
yang menurun yang dapat disebabkan oleh faktor gizi atau keadaan tempat
tinggal (hyeginis). Butuh anamnesis untuk mengetahui lebih lanjut tentang
keluhan utama
FAKTOR ORANG TUA
Ibu yang tak banyak bicara berpengaruh besar pada masa-masa bayi
bertumbuh dan berkembang karena melalui orang terdekatlah si bayi mendapat
stimulasi dini untuk kebutuhan tumbuh kembangnya. Jadi sangat dibutuhkan
peran si ibu dan juga pengetahuan si ibu bagaimana merawat bayi dengan
benar.
FAKTOR ALAT PERMAINAN
Kerincingan, cocok sebagai salah satu alat yang dapat menstimulasi
pendengaran si bayi agar bayi mendapat rangsangan suara. Disamping itu
niat bayi untuk meraih kerincingan tersebut juga baik untuk melatih refleks
bayi
Boneka, sangat baik untuk mengajarkan bagaimana berbgaia macam
bentuk serta warna yang bervariasi. Hal ini dapar menunjangan kemampuan
bayi untuk membedakan benda yang satu dengan yang lain dengan
pemahaman bentuk serta warna
Sepeda roda tiga, kurang cocok untuk anak usia bayi karena lebih bertujuan
untuk melatih bakat anak. Untuk usia bayi (11 bulan) sebainya digunaka
baby walker untuk melatih gerak berjalan si bayi
6.PENENTUAN SATUS GIZI ANAK
Dapat diketahui dengan cara antropometri dengan mengukur beberapa hal
yaitu:
- BB (Berat Badan)
- TB (Tinggi Badan)
- LK (Linkar Kepala)
- LLA (Lingkar Lengan Atas)
10
GROWTH CHART
11
ANALISIS MASALAH PADA SKENARIO
INFORMASI TAMBAHAN
Antibodi ibu disamping memberikan perlindungan pada bayi terhadap berbagai infeksi atau toksinnya ,dapat pula mengurangi respon terhadap antigen.misalnya
antibodi anti-campak asal ibu yang ada dalam kadar cukup pada bayi sampai usia 1 tahun akan mengahalangi respon bayi tersebut terhadap vaksin.Maka vaksinasi
campak sekarang dianjurkan diberikan kepada bayi usia 15 bulan.
12
Si anak mengalami sangat keterlambatan tumbuh kembang
Bisa oleh karena riwayat kelahiran, diet,serta kurangnya stimulasi yang diperoleh dari lingkungan
Sebaiknya si ibu mempunyai pengetahuan bagaimana merawatanak dengan baik, yakni dengan ASAH, ASIH, ASUH
Yang terpenting sekarang adalah bagaimana anak diberi pembelajaran,
Serta si ibu dapat cepat memahami kelainan2 yang terjadi pada anak