icha pbl 13 tumbuh kembang
description
Transcript of icha pbl 13 tumbuh kembang
Pemeriksaan pada Bayi baru Lahir
Marry Salvatrix Mekeng 102013065 (D6)
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.Telephone : (021) 5694-2061
Pendahuluan
Bayi yang sehat setelah dilahirkan biasanya langsung menangis dan bergerak secara aktif,
serta tubuh bayi biasanya berwarna kemerahan.Setelah bayi dilahirkan seorang ibu
dianjurkan untuk memberikan ASI secara eksklusif selama enam bulan. Setelah lebih dari
enam bulan bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat lain sebagai makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia dua tahun. Bayi yang
sehat harus diberikan nutrisi yang seimbang serta perawatan khusus agar bayi dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik.Selain itu, bayi juga harus diberikan imunisasi rutin dan
lengkap untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai macam
penyakit.
Pembahasan
Anamnesis
Berdasarkan skenario yaitu, seorang bayi perempuan cukup bulan dilahirkan secara spontan
di puskesmas dari seorang ibu berusia 26 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu dengan
bantuan oleh dokter umum. Beberapa saat setelah dilahirkan, dokter memeriksa bayi
tersebut.Kita mengambil data secara alloanamnesis dikarenakan yang bersangkutan harus
memberikan informasi dengan bantuan ibunya yang kita kumpulkan datanya adalah sebagai
berikut :
1. Identitas seperti nama, tempat tanggal lahir dan usia
2. BB = 3000 gram, panjang = 50 cm, kondisi = baik sehat, warna kulit = normal,
pernpasan = 30x permenit
1
Riwayat kehamilan.Dalam hal ini dapat ditanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan
kehamilan ibu bayi tersebut, seperti :
Apakah nutrisi ibu saat mengandung cukup?
Apakah saat mengandung ibu melakukan control teratur selama kahamilan?
Apakah sebelumnya pernah hamil? Berapa kali?
Apakah pernah keguguran? Berapa kali? Usia kehamilan?
3. Riwayat penyakit
Adakah penyakit berat atau kronis yang pernah dialami?
4. Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit keturunan?
Adakah riwayat cacat atau kelainan dalam keluarga?
Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
ANC adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi
persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara
wajar.
Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)
Metode Asuahan,
Asuahan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen, kebidanan dengan
langkah, pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencananevaluasi
dan dokumentasi.
Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara
sistematisberkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.
Identifikasi ibu hamil
Bidan memlakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotipasi ibu,suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan
teratur.
Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memeberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan
2
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya
anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV
(Human Imumuno Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas,
mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan
kelainan, mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya
untuk tindakan selanjutnya.
Palpasi Abdomenal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama dan melakukan abdominal
secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan; serta bila
umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tetap waktu.
Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan
semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat dan merujuknya.
Pemeriksaan Persalinan
Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan
yang bersih dan aman suasana yang menyengkan akan direncanakan dengan baik,
disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi
keadaan gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
Penatalaksanaa Ante Natal Care (ANC)
Timbang berat badan
Ukuran berat badan kg tanpa sepatu dan memakai yang seringan-ringannya. Berat
badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Ukur tekanan darah.
3
Ukur (Tinggi) Fundus Uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Pemberian imunisasi TT lengkap
Untuk mencegah tetanus neonatorum,
Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan antenatal sebauknya di lakukan 4 kali selama kehamilan, yaitu:
Satu kali trimester pertama
Satu kali trimester kedua
Dua kali trimester ke tiga
Kriteria Keteraturan ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut:
Pemeriksaan pertama kali yng ideal sedini mungkin ketika haid nya terlambat satu
bulan
Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan
Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
Pemeriksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan
Berdasarkan keterangan di atas dapat di simpulkan bahwa, ibu hamil secara ideal
melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13-15 kali. Dan minimal 4 kali, yaitu 1
kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III, Namun
jika terdapatt kelainana dalam kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di
sesuaikan menurut kebutuhan masing-masing sehingga dapat di simpulkan bahwa
dikatakan teratur jika ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan >4 kali
kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan dan tidak
teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan < 2 kali kinjungan.
Dampak Ibu Hamil Tidak ANC
Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu
4
Kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.1
Pemeriksaan Fisik
Segera setelah bayi lahir, pemeriksaan yang singkat dan teliti pada wajah, mata, mulut, dada,
abdomen, tulang belakang, dan ekstremitas harus dapat menyingkirkan kelainan
mayor.Tangisan yang kuat serta warna kemerahan pada wajah dan tubuh menunjukkan
penyesuain diri yang baik terhadap kehidupan yang independen.
Cuci tangan wajib dikerjakan sebelum memulai pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan sebaiknya dimulai dari kepala hingga kaki untuk memastikan bahwa
pemeriksaan berjalan sistematis dan menyeluruh.
Pemeriksaan dilakukan menurut kesempatan yang ada :
1. Bila bayi tenang, jantung dan paru dapat diperiksa
2. Bila bayi menangis dan pemeriksa dapat melihat palatum dan mencetuskan
rangsang isap, telan, dan muntah, dengan harapan pemeriksa dapat
melakukannya, dengan harapan bahwa ini akan menenangkan sang bayi
sehingga pemeriksaan dapat dilanjutkan.
Pemeriksa harus selalu mengukur kembali lingkar kepala dan suhu (aksila)
sebelum melakukan pemeriksaan. Suhu aksila neonatus aterm adalah sebesar
36,5-37,2o C. Bila suhu ini berada dalam kisaran normal, pemeriksaan boleh
dimulai.
Pemeriksa harus menanggalkan semua pakaian bayi agar inspeksi dapat
dikerjakan secara menyeluruh setiap saat dan memberi ruang gerak yang optimal,
contohnya, pada pemeriksaan panggul.2
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan fisik umum lainnnya yang dapat dilakukan adalah pemeriksa tanda-tanda vital
diantaranyadengan hitung frekuensi napas, pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan
menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal pada
bayi apabila frekuensinya antara 24-35 kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara
merintih saat ekspirasi.Hitung denyut jantung dengan stetoskop, pemeriksaan denyut jantung
untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan yang menyebabkan jantung dalam keadaan
tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas.
Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara 120 kali per
5
menit.Serta pemeriksaan nadi permenit dikatakan normal pada bayi adalahh 120-130 x/mnt.
Serta pemeriksaan suhu tubuh karena hipotalamus bayi belum sempurna, sehingga suhu
tubuh belum stabil, terutama jika bayi terpapar udara yang dingin. Bayi mempertahankan
suhu tubuh dengan sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi pernafasan dan aktivitasnya.. 2
APGAR Score
Ada lima hal pokok yang akan dievaluasi pada bayi Anda, yaitu :
Appearance (penampilan) – dilihat dari warna kulit
Pulse (detak jantung)
Grimace (respons reflek)
Activity (aktivitas/tonus otot)
Respiration (pernapasan)
Pada tes ini, bayi diuji pertama kali untuk menentukan seberapa baik proses kelahirannya,
dan kemudian diuji seberapa baik ia menyesuaikan diri dengan kehidupannya di luar rahim
ibu. Bayi Anda akan diberikan skor tertentu antara nol sampai dengan dua untuk setiap
karakteristik, yang kemudian hasilnya akan dijumlahkan. Umumnya, tes skala APGAR ini
dilakukan antara satu dan lima menit dari proses kelahiran.
Rincian skala APGAR :
1. APPEARANCE (PENAMPILAN)
0 – bila seluruh tubuh bayi berwarna kebiruan atau pucat
1 – bila warna tubuh bayi normal (merah muda), dengan sedikit warna biru pada kaki
dan tangan
2 – bila warna tubuh bayi normal (merah muda) seluruhnya.
2. PULSE (DETAK JANTUNG)
0 – bila tidak ada detak jantung
1 – bila detak jantung bayi kurang dari 100 kali per menit
6
2 – bila detak jantung bayi lebih dari 100 kali per menit.
3. GRIMACE (RESPONS REFLEK)
0 – bila tidak ada respon saat dokter membersihkan salurannya
1 – bila bayi merespon dengan menyerigai saat penyedotan (suctioning)
2 – bila bayi menyerigai, batuk, bersin, atau memberontak saat penyedotan
4. ACTIVITY (GERAK OTOT)
0 – bila tidak ada gerakan bayi yang terdeteksi
1 – bila bayi menunjukkan gerakan (lemah)
2 – bila bayi bergerak dengan penuh semangat
5. RESPIRATION (PERNAPASAN)
0 – bila bayi tidak bernapas
1 – bila bayi menangis lemah seperti merengek dan napas lambat
2 – bila bayi menangis kuat dengan napas rata-rata normal
Penilaiannya adalah sebagai berikut :
bila bayi Anda mendapatkan skor 7-10, menandakan bayi Anda normal dan tidak
membutuhkan perawatan khusus pasca kelahiran
bila bayi Anda mendapatkan skor 4-6, menandakan interpretasi yang agak rendah,
bayi Anda mungkin saja membutuhkan pertolongan pernapasan seperti penyedotan
lendir atau pemberian oksigen
bila bayi Anda mendapatkan skor di bawah 4, menandakan bayi Anda membutuhkan
perawatan medis yang serius dan cepat.
Pada dasarnya, bila bayi Anda mendapatkan skor yang rendah dalam tes satu menit, itu tidak
menandakan bahwa bayi Anda tidak sehat sepenuhnya.Tes APGAR ini masih dapat diulangi
7
untuk melihat adanya peningkatan pada bayi. Karena banyak bayi yang baru lahir melalui
operasi caesar misalnya, atau bayi lahir prematur, yang mayoritas mereka mendapatkan skor
rendah, tapi kemudian bisa sehat total.3
Antropometri
Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan),
lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran antropometri terdapat dua cara
dalam pengukuran, yaitu pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan
usia. Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia, tinggi badan
berdasarkan usia, dan lain-lain. Sedangkan pengukuran tidak berdasarkan usia misalnya
pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi
badan, dan lain-lain.4
Pengukuran berat badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh
sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak.Selain menilai
berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang anak. Berat badan juga dapat digunakan sebagai
dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.4
1. Timbang berat badan dengan menggunakan timbangan bayi
2. Lakukan penilaian dari hasil penimbangan, dengan kategori :
a. Normal :2500-3500 gram
b. Prematur : < 2500 gram
c. Makrosomia :> 3500 gram.
Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar NCHS (National
Center for Health Statistics) yaitu menggunakan persentil sebagai berikut: persentil ke 50-3
dikatakan normal, sedangkan persentil kuran atau sama dengan 3 termasuk kategori
malnutrisi.
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan
persentase dari median sebagai berikut: antara 80-100% dikatakan malnutrisi sedang dan
kurang dari 80% dikatakan malnutrisi akut (wasting).
8
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar baku NCHS yaitu
menggunakan persentil sebagai berikut : persentil 75-25 dikatakan normal, persentil 10-5
dikatakan malnutrisi sedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakan malnutrisi berat.
Pengukuran tinggi badan (panjang badan)
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.Pengukuran ini dapat
dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak. Penilaian tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar baku NCHS
yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut : lebih dari atau sama dengan
90% dikatakan normal, sedangkan kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal).
Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut, 1 tahun 1,5 x TB
lahir, 4 tahun 2 x TB lahir, 6 tahun 1,5 x TB setahun, 13 tahun 3 x TB lahir, dewasa 3,5 x TB
lahir (2 x TB 2 tahun).
1. Ukur panjang badan dengan menggunakan pengukur panjang badan
2. Lakukan penilaian dari hasil pengukuran, dengan kategori normal 45-50cm.4
Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai
pertumbuhan otak.Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini apabila terjadi
pertumbuhan orak mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang dapat mengakibatkan adanya
retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal (volume kepala
meningkat) yang dapat disebabkan oleh penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan kurva lingkar kepala.
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala ini lebih besar
dari lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm, umur 1
tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm. Pertambahan lingkar kepala pada 6 bulan
pertama adalah 10 cm atau sekitar 50% dari pertambahan lingkar kepala dari lahir sampai
dewasa. Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian pula
sebaliknya.Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi pada trimester ketiga kehamilan sampai 6
bulan pertama setelah lahir.Pada masa ini terjadi pembelahan sel-sel otak yang pesat, setelah
itu pembelahan melambat dan terjadi pembesaran sel-sel otak saja.Sehingga pada wakt lahir
berat otak bayi ¼ berat otak dewasa tetapi jumah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak
orang dewasa.
9
1. Ukur lingkar kepala dengan pita pengukur (meteran)
2. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian
anterior menuju oksipital pada bagian posterior.
Lakukan penilaian hasil pengukuran, bandingkan dengan lingkar dada, jika diameter kepala
lebih besar 3 cm dari lingkar dada, bayi mengalami hidrosefalus dan jika diameter kepala
lebih kecil 3 cm dari lingkar dada, bayi tersebut mengalami mikrosefalus.4
Penatalaksanaan
Imunisasi
Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas,
memberikanimunitas protektif dengan menginduksi respons memori terhadap patogen
tertentu/toksin denagn menggunakan preparat antigen nonvirulen/nontoksik.
Rute imunisasi.Pemberian subkutan (SK) atau intramuskular (IM) merupakan rute tersering
dan terbaik dalam vaksinasi aktif atau pasif untuk menginduksi respons antibodi. Suntikan
intravena akan mengurangi respons imun. Imunoglobulin disuntikam intravena (IV) kepada
penderita dengan defisiensi imun humoral seperti hipogamaglobulinemia Bruton.Pemebrian
oral digunakan untuk imunisasi polio (Sabin) galur (strain) virus yang dilemahkan yang dapat
berkembang dalam mukosa usus kecil. Subyek yang diimunisasi akan mengeluarkan virus
dalam tinja, yang dapat disebarkan ke orang lain disamping mengimunisasinya. Pemberian
intranasal menginduksi sistem imun yang menyerupai pajanan alamiah terhadap patogen
yang disebarkan melalui udara dan dapat memberikan keuntungan oleh karena memberikan
respons berupa produksi produksi sIgA.5
Sifat pejamu. Berbagai fakor mempengaruhi respons terhadap imunisasi seperti faktor
endogen berupa usia, genetik, kesehatan umum dan faktor eksogen berupa infeksi intermiten,
status gizi dan medikasi. Defisiensi vitamin A dapat mengurangi daya pertahanan
pejamu.Untuk keberhasilan imunisasi, resipien harus ada dalam keadaan
imunokompeten.Mereka yang kurang imunkompeten seperti ada infeksi, defek herediter atau
mendapat pengobatan dengan obat imunosupresif, tidak hanya menunjukkan respons imun
buruk, tetapi juga menunjukkan risiko dari bahan vaksin. Hal ini dapat terjadi bila digunakan
vaksin virus yang dilemahkan.6
Dosis.Dosis antigen diharapkan tidak mengganggu respons imun. Jumlah berlebihan atau
dosis berulang akan mengganggu respons imuns.
Imunisasi aktif
10
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan
menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya cell memory. Jika benar-benar
terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons.Dalam imunisasi aktif terdapat
empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya, yang dijelaskan sebagai berikut.
Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan (berupa polisakarida,
toksoid, virus yang dilemahkan. Atau bakteri yang dimatikan).
Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan
Preservatif, stabiliser, dan antibiotik yang brguna untuk mencegah tumbuhnya
mikroba sekaligus untuk stabilisasi antigen
Adjuvans yang terdiri atas garam alumunium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen
Imunisasi pasif
Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang
digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) dan
ada juga yang hanya dianjurkan.Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan
oleh WHO ditambah dengan hepatitis B. sedangkan imunisasi yang hanya dianjurkan oleh
pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit
endemik atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) misalnya jemaah haji yang disuntikkan
imunisasi meningitis.
Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang
disuntikkan, waktu antara pemberian imunisasi, dan status nutrisi terutama kecukupan protein
karena protein diperlukan untuk menyintesis antibodi. Mengingat efektif dan tidaknya
imunisasi tersebut dapat bergantung pada berbagai faktor yang memengaruhinya, sehingga
kekebalan tubuh tersebut dapat diharapkan dari diri anak.
11
Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit
Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau
mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan
dari ibu ke bayi saat persalinan.
Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk
rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia
2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian
imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi
Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak
diberikan saat bayi berumur 9 bulan.
Efek samping Imunisasi
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping.Ini adalah tanda baik yang membuktikan
vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai
berikut:
BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan
kemudian menjadi luka dengan garis tengah ±10 mm. Luka akan sembuh sendiri
dengan meninggalkan luka parut kecil.
DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi
panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit,
merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu
mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak
timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan
perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
Polio: Jarang timbuk efek samping.
Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah
penyuntikan.
12
Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.
Edukasi
Dalam masa tumbuh-kembang anak ada banyak faktor yang turut serta mempengaruhi hal
tersebut.Oleh sebab itu, para orang tua, diharapkan memahami hal ini guna mendukung
perkembangn anak.Peran dokter dalam memberikan edukasi penting untuk memberi
penjelasan kepada orang tua terutama di pihak ibu untuk menyadari hal ini.
Edukasi dalam tumbuh kembang anak didasarkan atas pemahaman mengenai faktor –faktor
utama yang mempengaruhi tumbuh-kembang anak, yaitu faktor genetik, termasuk berbagai
faktor bawaan normal danpatologik, jenis kelamin, suku bangsa/bangsa; faktor lingkungan;
faktor fisik (cuaca, sanitasi, keadaan rumah, radiasi); faktor psiokososial (stimulasi, motivasi
belajar, ganjaran/hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih
sayang, kualitass interaksi anak – orang tua); faktor keluarga dan adat istiadat
(pekerjaan/pendapatan keuarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam
keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah ibu, norma adat istiadat, tabu-abu, agama,
urbanisasi, kehidupan politik masyarakat).7
Faktor lingkungan merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi hingga akhir hayatnya, dibagi menjadi 2 garis besar,
faktor lingkungan pranatal (anak masih dalam kandungan) dan faktor lingkungan postnatal
(tumbuh kembang anak setelah lahir).
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir, antara lain: gizi ibu pada waktu hamil. Gizi ibu yang jelek sebelum
terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan BBLR
(berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.Disamping
itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir,
bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dsb.Selain itu, terdapat juga faktor mekanis,
toksin/zat kimia.Endokrin, radiasi, infeksi (TORCH – toxoplasmosis, rubella,
cytomegalovirus, herpes simplex), stres, imunitas (rhesus atau ABO inkomtabilitas), dan
faktor anoksia embrio.
Faktor lingkungan postnatal.Bayi baru lahir berhasil melewati masa transisi dari suatu sistem
yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang
tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.Pemberian
13
ASI segera setelah bayi lahir merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh-kembang anak.
Terdapat interaksi timbal balik dalm proses meyusui antara ibu dan anak.
Didalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut terdapat keuntungan yang timbal
balik.Keuntungan untuk bayi selain nilai gizi ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI
yang melindungi bayi terhadap berbagai macam infeksi.Disamping itu, bayi juga merasakan
sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih sayang dari ibunya, serta mendaaptkan kehangatan
yang penting untuk tumbuh kembangnya. Sedangkan keuntungan yang diperoleh untuk ibu,
adalah selain menimbulkan perasaan senang dan dibutuhkan oleh bayinya sehingga
menimbulkan rasa percaya diri, juga adanya sekresi hormon oksitosin akan mempercepat
berhentinya perdarahan setelah melahirkan dan prolaktin akan mencegah terjadinya ovulasi
yang mempunyai efek menjarangkan kehamilan.
Selain ASI, faktor lain yang termasuk faktor post-natal adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, fungsi metabolisme, hormon.
Kebutuhan dasar anak yang lain juga turut mempengaruhi bayi segera setelah lahir, yakni
ASUH (kebutuhan fisik biomedis–pangan/gizi, perawatan kesehatan dasar/ASI, imunisasi,
papan/pemukiman, dll), ASIH (ekbutuhan emosi kasih sayang, kontak fisik ibu dan anak saat
menyusui), dan ASAH (kebutuhan akan stimulasi mental–rangsangan kecerdasan,
keterampilan, kemandirian, kreativitas dll).
Nutrisi
Susu
Susu merupakan sumber yang kaya energi, protein, dan mineral.Susu merupakan satu-
satunya sumber nutrisi selama saatu bulan pertama dan menyediakan bagian yang penting
dari energi, protein, dan kalsium untuk anak prasekolah.Susu sapi memiliki kandungan
mineral dan osmolalitas yang tinggi.Susu formula bayi dimodifikasi untuk menyerupai
kandungan dalam ASI.
Susu sapi yang tidak dimodifikasi sebaiknya tidak diberikan sebelum berusia 6 bulan, dan
hampir semua merekomendasikan ASI atau susu formula hingga usia 12 bulan. Sebagai
aturan, anak-anak seharusnya meminum susu formula hingga usia 12 bulan. Sebagai aturan,
anak-anak seharusnya meminum susu formula, bukan susu tanpa lemak. Susu sapi
mengandung jumlah vitamin dan besi yang tidak banyak. Suple,em dibutuhkan pada usia bayi
kecuali sudah dapat mengkonsumsi makanan padat.8
ASI
14
Praktik pemberian ASI pada bayi dipengaruhi oleh gaya hidup. Para ibu dapat merasa bahwa
pemberian ASI akan membatasi aktivitas sosial mereka, membuat pakaian tidak rapi, atau
sangat repot. Keluarga yang mampu di jaman dahulu memperkerjakan orang untuk
menyusui : dewasa ini susu botol sudah banyak tersedia. Sekitar 60% ibu memberikan asi
setelah melahirkan, namun berhenti dalam minggu pertama. Jarang sekali terjadi kegagalan
dalam mengeluarkan air susu. Wanita merespons pemberian informasi, nasihat, dan dorongan
semangat. Tidak ada orang yang ingin melihat seorang wanita yang tidak mau memberikan
ASI dipaksa untuk melakukannya, namun ada suasana yang menyenangkan diantaranya dan
hal yang sama dikatakan oleh banyakdokter dan perawat.
Asi memiliki kandungan nutrisi yang ideal bagi bayi aterm. ASI tidak mahal, langsung
tersedia, dan mudah dikonsumsi. Pemberian ASI, walau untuk satu bulan, merupakan awal
yang sempurna bagi bayi untuk memulai kehidupannya. Perlindungan dari infeksi merupakan
hal yang penting untuk bertahan hidup di negara berkembang.
Bayi yang diberikan ASI biasanya tergantung pada jam (biasanya setiap 4 jam). Namun,
laktasi sebaiknya diberikan sesering mungkin sesuai dengan permintaan; setelah menyusui
bayi dapat beristirahat dan makan berikutnya diberikan ketika bayi terbangun dan terlihat
lapar.Menangis tidak selalu berarti lapar dan tidur tidak berarti kenyang.Menyusui dapat
menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi ibu dan bayinya. Di Inggris 60-70%
dari semua ibu memberikan ASI setelah melahirkan, namun hanya tinggal 40% yang
menyusui hingga minggu keenam, dan hanya 25% yang mencapai 3 bulan. Variasi pada
tingkat menyusui cukup besar hampir 90% ibu kelas sosial 1 memilih
untuk menyusui. Di Inggris, pada umumnya menyusui berhenti pada usia 4-9 bulan, pada
negara berkembang aturannya selama 2 tahun. Namun demikian, tidak ada bukti bahwa bayi
yang diberi susu botol mengalami kemunduran, baik fisik maupun mental.
Banyak obat-obatan yang diekskresi melalui ASI namun pengobatan maternal merupakan
pengecualian kontaindikasi dalam pemberian ASI.British National Formulary menawarkan
berbagai macam obat-obatan.Menyusui dikontraindikasikan pada penggunaan steroid dosis
tinggi, obat-obatan sitotoksik, dan agen imuno supresif.ASI mengandung sangat sedikit
vitamin K. adanya transmisi viral menunjukkan bahwa pemberian ASI merupakan
kontraindikasi jika diketahui adanya infeksi HIV pada ibu.Ikterus akibat ASI bukanlah alasan
untuk berhenti memberikan ASI.
Pemberian susu formula dapat dilakukan dalam dua bentuk : dominan air dadih (60% air) dan
dominan kasein (30% air). Bentuk pertama lebih dekat dengan jenis ASI dan seharusnya
menjadi pilihan pertama. Empat produsen susu di Inggris masing-masing memproduksi dua
15
macam susu sehingga seorang ibu dapat berganti-ganti susu tanpa perlu berganti produsen.
Tidak ada bukti yang valid mengenai perbedaan keunggulan
susu dari produsen yang berbeda, dan orang tua harus di arahkan agar tidak terbiasa
melakukan pergantian susu. Perhatian yang cermat dalam mempersiapkan makanan
merupakan hal yang penting.Makanan tambahan buatan, yang sudah lama disimpan, atau
sereal tambahan harus dihindari. Makanan-makanan tersebut akan menambahkan kalori yang
mendorong kemungkinan obesitas, dan campuran-campuran ekstra yang menyebabkan rasa
haus, dan iritabilitas. Biasanya makanan dihangatkan hingga sesuai pada suhu tubuh sebelum
diberikan pada bayi, namun banyak bayi yang dapat menerima makanan yang diberikan
langsung dari lemari es tanpa menagkibatkan sakit.
Pemberian makan harus dilakukan baik setiap 4 jam atau tergantung permintaan bayi. Bayi
yang baru dilahirkan membutuhkan makanan hampir setiap waktu, namun setelah beberapa
minggu sudah tidak menuntut makanan saat larutmalam.Selama bayi masih menuntut
makanan saat larut malam, hal tersebut harus diberikan.Mengabaikan bayi menangis tidak
bijaksana dan merupakan sikap yang kejam.
Makanan campuran
Istilah menyapih secara beragam digunakan untuk tujuan melepaskan bayi dari ASI atau
memperkenalkan pada makanan padat.Usia dimana bayi diperkenalkan pada makanan selain
susu tergantung pada tren yang berlaku. Bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan normal
tidak akan mengalami defisiensi nutrisi dalam 4 bulan sejak kelahiran dan mayoritas bayi
telah mendapatkan makanan padat sejak usia 3 bulan. Memberikan makanan padat sebelum
usia 3 bulan merupakan keputusan yang salah. Rekomendasi untuk memberikan makanan
padat dan susu (campuran) seharusnya setelah mencapai usia 4-6 bulan.
Berikan buah-buahan yang dihaluskan, sayuran, dan sereal sebagai makanan pertama
Yakinkan bahwa makanan yang pertama kali diperkenalkan mengandung protein dan
zat besi yang sesuai
Perkenalkan satu jenis makanan baru pada satu saat, dimulai dengan jumlah kecil
Jika makanan baru yang diperkenalkan tidak disukai oleh bayi, coba sesuatu yang
lain. Kesulitan makan bisa merupakan akibat dari orangtua yang memaksakan untuk
memberikan suatu makanan yang tidak disukai bayi
Tingkatkan kepadatan makanan seiring bayi mulai mengunyah saat usia sekitar 6
bulan
16
Pada usia 1 tahun, rata-rata bayi akan mendapatkan 3 kalimakan besar dalam satu
hari, dengan tambahan sedikit minuman atau cemilan saat pagi menjelang siang,
mengjelang sore, dan saat pergi tidur. Konsumsi susu sebanyak 20-30 ons per hari.
Suplemen vitamin dan zat besi
Kondisi defisiensi vitamin secara klinis jarang terjadi dan bayi sehat yang mendapatkan
cukup susu dan makanan campuran sejak usia 6 bulan tidak membutuhkan suplemen vitamin.
Asam folat didaptkan dari sayuran dan buah-buahan.Vitamin D dapat di turunkan dari
kolesterol dengan bantuan sinar matahari.Kolesterol terdapat dalam ikan yang berlemak,
liver, dan margarin. Peningkatan proporsi pemasukan vitamin didapat dari makanan yang
‘diperkaya’ susu formula, roti, sereal saat sarapan, dan minuman rasa buah. Jika orangtua
memutuskan untuk memberikan suplemen vitamin, bukan merupakan hal yang buruk.Dalam
masalah kelahiran preterm, penyakit kronis, atau diet yang buruk, suplemen vitamin menjadi
penting.
Susu formula lanjutan tersedia bagi bayi sejak usia 6 bulan. Susu tersebut mengandung kadar
protein dan kalsium yang ditingkatkan dan ditambahkan vitamin serta zat besi.
Kesimpulan
Ketika bayi dilahirkan harus melakukan pemeriksaan pada bayi tersebut, supaya dapat di
ketahui apakah bayi ini lahir dengan normal atau tidak dan pada kasus ini bayi lahir normal
dan spontan.Dan juga harus diberikan edukasi pada ibu tentang gizi dan makanan yang baik
untuk pertumbuhan dan perekembangan bayi.
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan: Jakarta : PT Bina Pustaka;2011
2. Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika;2008.h.26-32
3. Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Buku kuliah 3 ilmu kesehatan
anak. Jakarta: Infomedika.
4. Berhman E, Arvin AM, Kliegman RM. Ilmu kesehatan anak nelson. Edisi ke-15.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.h.37-56.
5. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi dasar. Edisi ke 8. Jakarta:
FKUI;2009.h.560-605
17
6. Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.2008;h.54-8
7. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.2000;h.1-17, 71-3
8. Meadow R, Newell S. Lecture notes pediatrika. Edisi ke-7. Jakarta: Penerbit
Erlangga;2005.h.80-4
18