RESUME Tumbuh Kembang
Embed Size (px)
Transcript of RESUME Tumbuh Kembang

RESUME
Kelainan Pubertas
Pada Remaja Perempuan
Skenario D :
Ibu A membawa anak perempuannya yang berumur 13 tahun ke dokter karena mendapat
haid sebanyak 2 kali dalam 1 bulan. Anaknya mendapat haid pertama pada umur 12 tahun dan
selama ini haid anaknya memang tidak teratur. Tinggi badan anaknya sekarang 160 cm dan
telah melebihi tinggi badan ibunya.
Uraian :
Salah satu ciri khas dari makhluk hidup adalah kemampuannya untuk bertumbuh dan
berkembang. Tumbuh-kembang adalah peristiwa yang terjadi sejak masa pembuahan sampai
masa dewasa yang mencakup perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, pematangan bentuk dan fungsi organ, serta perubahan aspek sosial dan
emosional akibat pengaruh lingkungan. Oleh sebab itu, proses tumbuh-kembang dapat dibedakan
atas tumbuh-kembang fisis, tumbuh –kembang intelektual, dan tumbuh-kembang emosional.
Tumbuh-kembang fisis meliputi : perubahan ukuran besar dan fungsi organ atau individu,
mulai dari tingkat molekuler sampai metabolisme yang kompleks dan perubahan fisik sampai
masa pubertas. Tumbuh-kembang intelektual berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dan
menangani berbagai masalah abstrak dan simbolik, seperti berbicara, bermain, berhitung, atau
membaca. Tumbuh-kembang emosional berkaitan dengan kemampuan membentuk ikatan batin,
kasih sayang, mengelola rangsang dari luar serta kemampuan menangani kegelisahan akibat
suatu kegagalan.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama proses tumbuh-kembang, baik itu perubahan
fisis, intelektual, maupun emosional, dimulai dari masa anak-anak sampai dewasa dan terus
1

berlanjut hingga tahap lansia (lanjut usia). Perubahan yang sangat kompleks dapat dilihat pada
masa tumbuh-kembang remaja karena masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak
dengan masa dewasa. Pada masa ini terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai
fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan kognitif dan psikologis. Peristiwa yang penting
semasa remaja adalah pubertas, yaitu perubahan morfologis, dan fisiologis, yang pesat dari masa
anak-anak ke masa dewasa, terutama maturasi sistem reproduksi. Perubahan psikososial yang
menyertai pubertas disebut adolesen.
Setiap remaja akan mengalami pubertas, yang juga merupakan masa awal pematangan
seksual, yakni suatu periode di mana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan
seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi. Pada awal masa pubertas, kadar hormon
LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) akan meningkat, sehingga
merangsang pembentukan hormon seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon
tersebut menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya siklus
menstruasi. Di samping itu juga timbulnya ciri-ciri seksual sekunder, misalnya tumbuhnya
rambut kemaluan dan rambut ketiak.
Pubertas pada remaja perempuan umumnya terjadi pada usia 9-16 tahun. Tampaknya usia
pubertas dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan gizi, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan.
Remaja perempuan yang gemuk cenderung mengalami siklus menstruasi pertama lebih awal.
Sedangkan remaja perempuan yang kurus dan kekurangan gizi cenderung mengalami siklus
menstruasi pertama lebih lambat. Siklus menstruasi pertama juga terjadi lebih awal pada remaja
putri yang tinggal di kota. Hal yang khas pada masa pubertas remaja perempuan adalah ketika
seorang gadis mengalami menstruasi. Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali
pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan
membentuk siklus menstruasi.
Menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11-12 tahun.
Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan
pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarke
2

sampai terjadinya menopause. Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada
hari ke-1 dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi
yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat
sebelum menopause.
Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur pada masa-masa awal
adalah hal yang normal. Mungkin saja remaja putri mengalami jarak antar 2 siklus berlangsung
selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2 siklus. Namun, setelah beberapa lama siklus
menstruasi akan menjadi lebih teratur.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan
menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14
terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu
tuba falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan,
sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah
kehamilan.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan
dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung
selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium
kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
3

Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 fase, yakni fase folikuler, fase ovulatoir, dan fase
luteal.
Fase Folikuler
Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit
meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing
mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan
lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan
sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang
hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika
perdarahannya sangat hebat.
Fase Ovulatoir
4

Fase ovulatoir dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel
telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan
sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian
bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit
sampai beberapa jam.
Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan
telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang
menghasilkan sejumlah besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit
meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan
suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus
luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika
telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin).
Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa
menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan
kadar HCG.
Siklus menstruasi pada remaja perempuan sering juga tidak selalu normal. Keadaan
dimana siklus haid tidak seperti keadaan normal baik dalam hal banyaknya pendarahan,
durasi,maupun rasa nyeri. Normalnya siklus haid 21-35 hari (rata- rata 28 hari) dengan durasi 3-
5 hari, dan jumlah darah haid 60 – 80 ml ( 3- 5 pembalut/hari ).
Beberapa kelainan haid yang sering terjadi
Polimenorea
5

Pada polimenorea, siklus haid lebih pendek dari normal (kurang dari 21 hari). Jumlah
perdarahan kurang-lebih sama dengan haid biasa. Polimenorea dapat disebabkan oleh
gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi.
Hipermenorea ( Menoragia )
Adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (ganti pembalut sampai > 6 kali
sehari), atau lebih lama dari normal (lebih dari 6 hari). Kelainan ini dapat disebabkan
karena adanya kelainan dalam uterus, seperti mioma uteri, polip endometrium dan
sebagainya.
Hipomenorea dan brakimenorea
Brakimenora adalah jika jumlah hari haid yang lebih pendek dari normal (< 2 hari).
Hipomenorea adalah bila jumlah darah haid sangat sedikit (ganti pembalut < 2 kali
sehari). Sering disebabkan karena gangguan endokrin.
Amenorea (sekunder)
Bila seorang wanita usia reproduksi yang pernah mengalami haid, namun haidnya
berhenti untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.Tidak datang bulan adalah normal pada
keadaan ; belum akil balik, hamil, menopause. Penyebab tidak datangnya haid dapat
disebabkan oleh organ-organ yang bertanggung jawab terhadap proses terjadinya siklus
haid dan terhadap proses pengeluaran darah haid itu sendiri. ( rahim,indung
telur,pengaturan hormone di otak )
Dismenorea
Dismenorea atau nyeri haid, merupakan gejala paling sering yang menyebabkan wanita
muda pergi ke dokter untuk konsultasi pengobatan. Dismenore dapat disebabkan karena
adanya infeksi pada organ reproduksi, tetapi juga bisa disebababkan oleh factor
kejiwaan.
Perkembangan pubertas juga ditandai dengan adanya perubahan fisik pada tubuh remaja
perempuan, termasuk perkembangan alat reproduksinya, serta munculnya tanda-tanda seks
sekunder pada dirinya.
6

Tanda seks sekunder pada remaja perempuan
Adapun aspek kronogis pubertas pada perempuan diawali dengan proses percepatan
pertumbuhan badan, kemudian menyusul pertumbuhan mammae (payudara) dan rambut
pubis, rambut axilla (ketiak), dan terakhir yaitu menarche (menstruasi pertama). Terdapat 5
tahapan perkembangan payudara yang diuraikan oleh Dr. James Tanner, yang juga dikenal
dengan Skala Tanner. Tahapan itu antara lain :
Tahap 1 : Pubertas, belum tampaknya jaringan payudara
Tahap 2 : Tahap bakal payudara: gundukan kecil jaringan payudara dibawah puting
susu, pertumbuhan areola sedikit yang bisa diabaikan.
Tahap 3 : Selama pembesaran payudara dan areola tapi tidak terpisah dari strukturnya.
Tahap 4 : Bentuk areola dan putting susu sedikit terpisah diatas posisi payudara.
Tahap 5 : Pematangan sempurna payudara dewasa, dengan hanya proyeksi puting susu
di atas posisi payudara.
Skala Tanner juga dapat menggambarkan luasnya perkembangan rambut pubis seperti di
bawah ini :
Tahap 1 : Tidak ada rambut pubis
Tahap 2 : Pertumbuhan tipis, rambut hitam, tegang/keriting, dan disepanjang vagina
luar.
Tahap 3 : Rambut lebih hitam dan lebih keriting dan sekarang penyebarnnya secara
tipis di atas simpisis pubis.
Tahap 4 : Rambut lebih tebal dan terlihat seperti orang dewasa, tapi menutupi sebagian
besar daerah.
Tahap 5 : Rambut dewasa baik dalam jumlah dan jenisnya, menyebar diseluruh daerah
segitiga, atas dan bawah.
Perkembangan alat reproduksi
Alat reproduksi wanita terdiri dari alat genital externa dan alat genital interna.
1. Organ-organ Internal, terdiri dari :
- Dua ovarium (indung telur)
- Dua tuba fallopii (saluran telur)
7

- Uterus (rahim)
- Vagina
2. Organ-organ eksternal, terdiri dari :
- Mons pubis
- Labia Mayora
- Labia Minora
- Klitoris
- Vestibulum
- Meatus Uretra
- Introitus vagina
Perkembangan alat reproduksi wanita juga dipengaruhi oleh perkembangan hormon.
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap perkembangan alat reproduksi wanita antara lain :
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-
ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh,
rambut kemaluan,dan lain-lain. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan
vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
8

endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk
hormon HCG.
Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar
estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga
kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
FSH (Folikel Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari
folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi
korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
Perkembangan fisik tubuh pada masa pubertas remaja perempuan.
Segera sebelum pubertas, kecepatan pertumbuhan tinggi badan menurun, tetapi pada masa
pubertas, terjadi percepatan pertumbuhan tinggi badan yang disebut pacu tumbuh (height
spurt) sehingga mencapai kecepatan puncak tinggi badan selama 2 tahun yang diikuti
dengan penurunan kecepatan tinggi badan selama 3 tahun. Pertumbuhan remaja pada
umumnya mengikuti pola kaudorostral, di mana ukuran sepatu akan lebih dahulu membesar,
kemudian diikuti ukuran celana, dan diakhiri dengan peningkatan ukuran baju.
Pada remaja perempuan, rata-rata pacu tumbuh adalah pada usia 9 tahun dan kecepatan
puncak tinggi badan sekitar umur 11,5 tahun. Sebelum pacu tumbuh, rata-rata kecepatan
pertambahan tinggi badan perempuan adalah 5,5 cm/tahun, sedangkan setelah mencapai
puncak tinggi badan, kecepatan pertambahan tinggi badan remaja perempuan mencapai 8
cm/tahun sampai 6-12 bulan sebelum menarche, kemudian dalam 2 tahun berikutnya
mengalami penurunan kecepatan.
9

Pertambahan berat badan tidak mencerminkan perubahan pertumbuhan yang substantif,
karena berat badan menggambarkan jumlah massa berbagai jaringan tubuh. Apalagi dengan
adanya pandangan saat ini bahwa badan yang langsing merupakan badan yang ideal,
sehingga berat badan normal seringkali tidak tercapai. Pada masa prasekolah, kecepatan
peningkatan berat badan adalah 2 kg/tahun, kemudian pada masa pra-pubertas 3-3,5
kg/tahun dan pada puncak pacu tumbuh berat badan pada remaja perempuan mencapai 8
kg/tahun.
Selama pubertas, juga terjadi pertumbuhan panggul remaja perempuan, yang walaupun
secara kuantitatif sama dengan pertumbuhan panggul laki-laki, tetapi karena pertumbuhan
badan remaja perempuan lebih kecil daripada laki-laki, amaka akan tampak panggul remaja
perempuan lebih besar daripada panggul remaja laki-laki. Pada masa pubertas, semua otot
juga mengalami pertumbuhan. Namun, pertumbuhan otot ini terjadi terutama pada remaja
laki-laki. Hal ini juga merupaka peran dari hormon androgen yang berperan untuk
pertumbuhan massa otot dan kekuatan otot.
Pertumbuhan jaringan lemak pada remaja laki-laki berbeda dari remaja perempuan. Pada
umumnya, remaja laki-laki mengalami penurunan jaringan lemak selama masa pubertas,
terutama pada daerah anggota gerak, sedangkan pada remaja perempuan tidak pernah
kehilangan massa lemak selama pubertas, bahkan terjadi penambahan jaringan lemak yang
kontinyu. Akumulasi lemak pada remaja perempuan terutama perdapat pada anggota gerak,
tubuh bagian bawah dan paha bagian belakang, sehingga dicapai bentuk tubuh perempuan
dewasa. Selain itu, jerawat yang sering tumbuh pada awal mulainya pubertas dan dapat
terjadi sepanjang masa remaja (10 tahun). Hal ini sering lebih baik/ tergambar pada akhir
masa remaja. Pada dewasa muda seharusnya membersihkan wajah mereka tiap hari dengan
sabun dan air agar kulit selalu bersih. Demikian pula dengan bau yang baru di daerah axilla
dan tempat-tempat lainnya pada tubuh mungkin berkembang. Bau tubuh ini didapat pada
tiap-tiap orang. Hormon pubertas yang mempengaruhi kelenjar pada kulit dan kelenjar-
kelenjar tersebut akan membuat zat-zat kimia yang membuat bau menjadi lebih keras.
Mandi dan mencuci badan tiap hari dapat menolong menurunkan bau badan ini, begitu juga
dengan deodorant.
10

Selama pubertas orang-orang muda merasa lebih sensitif atau menjadi mudah tersinggung.
Perasaan cemas mengenai bagaimana perubahan yang terlihat pada tubuhnya adalah satu
dari beberapa hal pada orang muda yang lebih sensitif. Kehilangan watak lebih sering dan
marah pada teman-taman dan anggota keluarga lainnya terjadi sangat mudah. Juga sering
merasa sedih dan kadang-kadang depresi. Orang-orang muda seharusnya berbicara pada
orang dewasa secara jujur mengenai perasaan marah, sedih atau depresi yang mereka alami.
Selain adanya perkembangan tanda seks sekunder, perkembangan alat reproduksi, dan
perkembangan fisik pada tubuh, remaja yang sedang pubertas juga mengalami perkembangan
dalam bidang kognitif / intelektual dan dalam psikososial.
Masa remaja seringkali dianggap sebagai masa yang penuh dengan penentangan dan
pemberontakan, karena banyaknya perubahan yang harus dihadapi oleh remaja dibandingkan
dengan masa-masa sebelumnya. Salah satu perkembangan yang harus dihadapi oleh remaja
adalah kemampuannya berpikir secara lebih dewasa dan rasional serta memiliki pertimbangan
yang lebih matang dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapinya. Kemampuan berpikir
dan mengamati dalam memecahkan suatu permasalahan atau rangsang dari luar disebut kognitif.
Manusia mengalami perkembangan kognitif secara bertahap. Keating menyatakan bahwa ada 5
ciri kemampuan kognitif remaja, yaitu :
1. Mampu berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan, baik yang telah terjadi maupun
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
2. Berpikir dengan hipotesis.
3. Berpikir jauh ke depan, membuat rencana ke depan, dan merencanakan suatu strategi yang
tepat.
4. Metakognisi, yaitu berpikir tentang berpikir, mampu mengukur kemampuan diri, memiliki
tujuan serta mampu menganalisa alternatif pemecahan masalah.
5. Berpikir tanpa batas dan bersifat abstrak, misal : agama, politik, moral, dan hubungan
antarmanusia.
Remaja harus dapat menyesuaikan dirinya terhadap 3 lingkungan, yaitu keluarga, sekolah,
dan teman sebaya. Seringkali remaja mengharapkan kebebasan dari lingkunagn keluarga dan
kemampuan untuk mandiri yang tidak jarang menimbulkan konflik dengan orang tua dan akan
11

menimbulkan depresi bila tidak dapat diselesaikan dengan baik. Remaja biasanya belum dapat
menentukan norma-normanya sendiri, sehingga ia mengharapkan bimbingan dari orang tua,
guru, atau orang dewasa di lingkungannya. Remaja juga tidak mudah berkomunikasi, sangat
sensitif, dan mudah tersinggung. Selain itu, remaja juga mulai senang berkumpul dengan
kelompok sebayanya dan ini cenderung berperan untuk meningkatkan berbagai kegiatan
bersama, seperti keagamaan, kelompok belajar, olah raga, kesenian, dan sebagainya.
Perkembangan yang sangat penting pada masa remaja adalah pembentukan identitas diri
yang merupakan proses yang panjang dan kompleks serta dipengaruhi oleh lingkungan sosial di
mana remaja tersebut berkembang, baik di lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, maupun,
lingkungan kecil dalam kelompok-kelompok kegiatan yang dimasuki remaja tersebut. Proses
identitas diri akan semakin panjang akibat bertambah lamanya ketergantungan dan masa
pendidikan formal.
Perkembangan fisik remaja seringkali menimbulkan permasalahan sendiri, di mana remaja
perempuan takut tubuhnya terlalu gemuk, sementara yang laki-laki takut tubuhnya terlalu
pendek. Untuk itu, remaja harus berusaha untuk menerima dan mensyukuri keadaan tubuhnya
dan menggunakannya secara efektif. Dengan demikian, remaja tidak akan rendah diri, tidak akan
merasa terkucil, dan tidak akan timbul keinginan untuk menentang dan memberontak.
Dengan makin berkembangnya remaja menuju kedewasaan, maka mereka mulai
mengevaluasi dirinya serta perubahan-perubahan di sekitarnya. Perasaan ingin memberontak
yang sering muncul pada masa-masa sebelumnya sudah mulai mereda, mereka mulai mendekati
keluarga walaupun dengan sikap yang berbeda dibandingkan dengan masa sebelumnya. Selain
itu, juga mulai timbul kemampuan untuk melakukan hubungan interpersonal yang empatik dan
keinginan mengembangkan konsep-konsep yang obyektif dan independen.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh-kembang pada remaja, antara lain :
1. Faktor genetik
Faktor genetik adalah faktor-faktor yang diturunkan melalui gen. Anak yang tinggi
seringkali berasal dari keluarga yang tinggi juga, demikian pula dengan anak yang pendek.
Jenis kelamin juga mempengaruhi tumbuh-kembang, anak perempuan akan mencapai
pubertas lebih dahul dibandingkan anak laki-laki. Aspek genetik lain dalam tumbuh-
12

kembang adalah adanya variabilitas bentuk tubuh yang dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu
ektomorfik, mesomorfik, dan endomorfik. Somatotipe ektomorfik ditandai oleh bentuk
tubuh yang langsing, tulang tipis dan renggang, serta massa jaringan tubuh yang relatif
kurang dibandingkan dengan tinggi badan. Somatotipe endomorfik ditandai oleh bentuk
tubuh yang pendek, gemuk dan banyak mengandung jaringan lunak. Sedangkan ciri
somatotipe mesomorfik terletak di antara somatotipe ektomorfik dan endomorfik.
2. Faktor hormonal
Faktor hormonal yang turut berperan pada proses tumbuh-kembang dapat dibagi dalam 2
kelompok, yaitu faktor hormonal pranatal dan pasca natal. Faktor hormonal pranatal adalah
somatotropin (growth hormone, GH), hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dan insulin-
like growth factors (IGFs). Sedangkan faktor hormonal pasca natal adalah hormon
pertumbuhan, tiroid, glukokortikoid, dan hormon seks. Hormon pertumbuhan somatotropin
dihasilkan oleh hipofisis sejak minggu ke-9 kehidupan janin dan merupakan pengatur utama
pertumbuhan somatis pasca natal, terutama pertumbuhan tulang, tetapi perannya pada
pertumbuhan pranatal masih belum jelas. Hormon tiroid juga berperan pada pertumbuhan
dan maturasi tulang pasca natal. Hormon plasenta dihasilkan oleh plasenta dan tidak dapat
masuk ke tubuh janin; fungsinya untuk mengatur nutrisi plasenta. Glukokortikoid
mempunyai efek negatif terhadap tumbuh kembang pasca natal, yaitu menghambat
pertumbuhan dan menyebabkan osteoporosis. Hormon seks, baik testosteron,
dehidroandrosteron, maupun estrogen, akan memacu pertumbuhan pada masa pubertas,
tetapi sesudah beberapa lama justru akan menghentikan pertumbuhan.
3. Faktor lingkungan (gizi, psikologis, dan kesehatan)
Faktor gizi sangat berpengaruh dalam proses tumbuh-kembang, juga pada masa pubertas.
Asupan gizi yang adekuat dan baik akan menyokong pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal pada diri seseorang. Khususnya pada seorang remaja perempuan yang sedang
memasuki masa-masa pubertas. Seperti yang diketahui bahwa bila seorang remaja
perempuan memasuki masa pubertas, dia akan mengalami menarche (menstruasi pertama).
Dalam hal ini, status gizi seorang remaja perempuan bisa menentukan terjadinya menarche
pada dirinya. Pada waktu terjadi pubertas, maka salah satu perubahan yang khas pada
13

seorang perempuan yaitu meningkatnya jaringan lemak secara merata pada tubuhnya.
Lemak tubuh yang ada berkisar 20-24%, minimal 17%. Bila terjadi kekurangan gizi atau
nilai lemaknya di bawah / <17%, maka menarchenya pun akan jadi terlambat. Sebaliknya,
bila terjadi kelebihan gizi atau obesitas, maka proses menarche atau menstruasinya pun
cepat terjadi.
Pola makan anak remaja sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor :
Lingkungan : sos-bud, keluarga, teman, dan model / idola
Pendapatan dan pendidikan keluarga
Gaya hidup dan pola makan keluarga
Hubungan dengan orang tua dan keluarga
Pendapatan sendiri
Keperluan waktu
Makanan siap santap yang tidak terlalu bergizi
Pengaruh personal atau individual
Kebutuhan faali
Harga diri
Kepercayaan dan pengetahuan gizi
Kebutuhan psikologis
Jati diri
Gambaran tubuh (takut gemuk)
Kepercayaan, tahyul/ pantangan makanan berhubungan dengan kewanitaan/
kejantanan, kesuburan, misal buah dan sayuran tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan terdiri atas 3 tingkatan, antara lain :
Tingkat I : faktor-faktor- terpenting
Rasa lapar
Nafsu makan
Kurang waktu makan oleh karena kegiatan sekolah atau olah raga
Kemudahan memperoleh makanan
Tingkat II : faktor-faktor yang tidak terlalu penting
14

Keberadaan / availabilitas makanan
Makanan keluarga tidak selalu tersedia
Pengaruh orang tua
Tingkat III : faktor-faktor kurang penting
Keadaan emosi (mood)
Gambaran tubuh
Harga (makanan murah sering hanya terdiri dari karbohidrat saja)
Media
Gaya hidup vegetarian
Makanan selingan tidak terlalu perlu
Aspek psikologis juga berpengaruh pada masa-masa pubertas dan sering berdampak pada
kehidupan remaja tersebut. Pada masa puber, biasanya kejiwaan remaja adalah sebagai
berikut :
Kesadaran dan kecemasan mendalam akan perubahan tubuh
Pandangan belum matang
Perilaku ragu-ragu
Keinginan pengakuan, cinta kasih, pengertian, dan bimbingan orang tua
Keinginan menunjukkan jati diri
Sering frustasi dan stres yang dapat menyebabkan kebiasaan makan buruk dan
gangguan pencernaan.
Perkembangan pubertas terkadang tidak selalu normal. Dalam masa-masa pubertas ada
beberapa kelainan yang menyertainya, antara lain :
a) Pubertas terlambat
Pada perempuan, pubertas terlambat adalah tidak membesarnya payudara sampai umur
13 tahun atau tidak adanya menstruasi sampai umur 15 tahun. Sedangkan, pada laki-laki,
pubertas terlambat adalah bila panjang testis tidak mencapai 2,5 cm dan volume testis tidak
mencapai 4 ml. Namun, sebagian besar keterlambatan pubertas masih dalam batas normal,
tetapi sebagian disebabkan oleh kelainan hormonal.
b) Pubertas prekoks
15

Pubertas prekoks adalah ditemukannya tanda-tanda pubertas pada anak perempuan
sebelum berumur 8 tahun atau pada anak laki-laki sebelum berumur 9 tahun. Tanda-tanda
perkembangan seksual yang terlalu cepat dan abnormal adalah :
Pembesaran payudara sebelum berumur 8 tahun
Menarche sebelum umur 10 tahun
Tumbuh rambut yang kasar dan tebal di pubis dan ketiak
Pembesaran penis atau clitoris yang tidak sesuai dengan umur anak
Gejala pubertas lainnya, seperti pertumbuhan rambut wajah, acne, perubahan suara,
pigmentasi putting susu, dan pigmentasi alat kelamin.
Ada 2 macam pubertas prekoks, yaitu :
Pubertas prekoks sejati, disebabkan oleh aktivasi prematur aksis hipotalamus-hipofisis,
ditandai oleh pertumbuhan ciri seks sekunder yang lebih cepat, pembesaran gonad
disertai pembentukan spermatozoa dan ovum yang matang. Kelaina ini dapat disebabkan
oleh kelainan cerebral (tumor, ensephalitis, hidrocephalus).
Pubertas prekoks semu, disebabkan oleh sekresi gonadotropin ektopik atau sekresi steroid
seks otonom; ditandai oleh pertumbuhan ciri seks sekunder yang lebih cepat, tanpa
disertai pematangan gonad maupun pembentukan spermatozoa dan ovum. Kelainan ini
dapat disebabkan oleh tumor yang menghasilkangonadotropin, tumor yang menghasilkan
estrogen, produksi androgen yang berlebihan, hipotiroidisme berat, dan kista ovarium.
16

Daftar Pustaka
1. Harijanto, P.N. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.4. Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006 : 94-9
2. Sherwood, L. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Ed.2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2001 : 710-17
3. Modul Blok 13 : TUMBUH KEMBANG
4. http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/PertumbuhanAnak030106.htm
5. http://situs.kesrepro.info/krr/referensi3.htm
6. http://www.medicastore.com/nutrafor/balance/isi.php
7. perpus-akmr.blog.co.uk/2008/11/15/remaja-dan-pubertas
8. http://www.majalah-farmacia.com
9. sehatkita.com/artikel.php?kategori=Kandungan&idartikel=14
17