bsnp-indonesia.org€¦ · 2013-06-08 · Author: Prof Udin Created Date: 6/13/2013 4:13:52 PM
13-52-1-PB
-
Upload
muhamad-yusuf -
Category
Documents
-
view
25 -
download
2
Transcript of 13-52-1-PB
PENINGKATAN KREATIVITAS MENULIS PUISI
MELALUI TEKNIK PROBING PROMPTING
SISWA KELAS IIIB MINU WARU I KUREKSARI SIDOARJO
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Alumni Jurusan PGMI IAIN Sunan Ampel Surabaya
Abstrak: Latar belakang peneliti memilih judul di atas adalah siswa kurang
memiliki kreativitas dalam menulis puisi yang disebabkan kurang penguasaan
kosa kata, keberanian rendah, dan budaya belajar yang searah sehingga hasil
belajar siswa rendah. Dari 27 siswa kelas IIIB MINU WARU I, hanya 12 siswa
(44,44%) yang berhasil mencapai KKM 75 sedangkan 15 siswa (55,56%)
masih belum tuntas. Untuk meningkatkan kreativitas siswa tersebut, peneliti
mengambil tindakan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan
teknik probing prompting yang dilakukan dengan tiga siklus.
Untuk menemukan hasil penelitian, peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Taggart. Dimana dalam satu siklus
terdiri dari Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data
kualitatif di analisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis
menggunakan rumus nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. penerapan pembelajaran kreatif
menulis puisi dengan teknik probing prompting berjalan dengan baik melalui
perbaikan-perbaikan pada tiap siklus. Dalam PBM aktivitas guru meningkat
dari skor perolehan 70,46% pada siklus I, menjadi 81,82% pada siklus II dan
90,91% pada siklus III. Aktivitas siswa meningkat dari skor perolehan 73,15%
pada siklus I, menjadi 77,47% pada siklus II dan 82,10% pada siklus III. 2.
Tingkat kreativitas menulis puisi siswa pun meningkat dari rata-rata nilai
perolehan siswa dari 73,67 pada siklus I yang secara klasikal belum tuntas atau
belum memenuhi KKM 75, menjadi 79,56 pada siklus II dan 84,26 pada siklus
III yang secara klasikal kedua siklus ini sudah tuntas. Begitu pula dengan
ketuntasan belajar yang meningkat dari 66,67% pada siklus I dengan kategori
cukup, menjadi 81,48% pada siklus II dengan kategori tinggi dan 92,60% pada
siklus III dengan kategori sangat tinggi.
Kata Kunci: Kreativitas menulis puisi, Pendekatan kontekstual, Teknik
probing prompting
Pendahuluan
Didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya
dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang mereka
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
peroleh hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan
praktis kehidupan mereka baik di lingkungan kerja maupun di masyarakat.
Pembelajaran yang selama ini mereka terima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dan
sekian rentetan topik atau pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman
yang bisa diterapkan ketika mereka berhadapan dengan situasi baru dalam
kehidupannya.30
Belajar itu suatu perubahan yang relatif tetap pada tingkah laku atau
pengetahuan sebagai akibat dari pengalaman. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin
diperoleh bila murid itu dengan keaktifan sendiri bereaksi dengan lingkungan.
Dengan begitu pemahaman akan dicapai ketika mereka dihadapkan dengan situasi
baru dalam kehidupan.
Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi, sedangkan belajar sastra adalah
belajar menghargai manusia dan kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulis serta
menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia.31
Salah satu bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
adalah berpuisi dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan menulis dan
membaca yang melibatkan aspek lafal, intonasi, kebermaknaan, ekspresi, dan
gagasan.
Berpuisi sangat penting dalam membangun karakter siswa karena mengandung
unsur seni. Di dalamnya ada aspek rasa keindahan, baik sebagai karya tulis maupun
dalam pendeklamasiannya, sehingga dengan berpuisi kecerdasan intelektual,
emosional, dan bahkan spiritual siswa dapat tumbuh dan berkembang.
30
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), 40 31
Arisul Ulumuddin, Pengembangan Metode Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Dengan
Menggunakan Metode Group Field Tour, (Oktober 22, 2010).
http://ikippgrismg.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=138:pengembangan-
metode-pembelajaran-pembelajaran-menulis-kreatif-puisi-dengan-menggunakan-metode-group-field-
tour&catid=45:artikel&Itemid=91
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
Puisi selain memberi kenikmatan seni juga dapat memperkaya kehidupan batin,
kehalusan budi bahkan sering juga membangkitkan semangat hidup yang menyala,
mempertinggi rasa ketuhanan dan keimanan.32
Pembelajaran sastra khususnya puisi sampai saat ini masih menghadapi
berbagai masalah. Masalah yang dihadapi antara lain proses pembelajaran yang
cenderung monoton dan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan, hal ini
menimbulkan kurang minatnya siswa terhadap pembelajaran, sehingga hasil karya
puisi siswa tidak mengandung unsur keindahan.
Kemampuan menulis tidak bisa lepas dari proses kreatif, sebab proses inilah
yang akan melahirkan sebuah karya, sebuah tulisan yang berharga bagi penulis dan
pembacanya. Tinggi rendahnya kualitas sebuah tulisan sangat dipengaruhi oleh
proses kreativitas penulisnya. Semakin tinggi kualitas proses kreativitas seorang
penulis biasanya akan melahirkan karya yang juga semakin baik.33
Namun pada umumnya siswa kurang memiliki kreativitas tersebut sehingga
motivasi terhadap materi menulis puisi juga kurang sekali. Kurangnya kreativitas ini
bisa disebabkan karena kurang penguasaan kosa kata, keberanian rendah dan rasa
malu tinggi, pola komunikasi guru pada siswa searah, dan budaya belajar yang masih
senang menerima.
Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila guru sebagai bagian
yang menentukan keberhasilan pembelajaran, mampu menentukan metode yang
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa.
Memberikan ilmu pengetahuan menurut kadar kemampuan akalnya, dengan
cara memberikan materi yang lebih mudah dahulu lalu beranjak pada materi yang
sulit, dari yang konkret menuju abstrak.34
Menurut teori belajar mutakhir (Peter Sheal, dalam Erman, 2004: 7)
mengemukakan bahwa belajar yang paling bermakna hingga mencapai 90 % adalah
dengan cara melakukan, mengalami dan mengkomunikasikan. Agar pembelajaran
32
Nunung Kusaeni, Upaya Meningkatkan Mutu Proses Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Strategi
Kontekstual, (Nopember, 2006). http://lppm.upi.edu/penelitian/index.php?lemlit=detil&idj=16&id=76 33
Kaswan Darmadi, Meningkatkan kemampuan Menulis, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 1996), 31 34
Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Triganda Karya, 1993), 55
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
sesuai dengan prinsip tersebut, materi pelajaran haruslah disesuaikan dan diangkat
dari konteks aktual yang dialami siswa dalam kehidupannya. Pembelajaran seperti ini
(Depdiknas, 2002) menyebutnya dengan istilah Pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning, CTL).35
Selain itu, dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, teknik bertanya dan
penyediaan umpan balik yang bermakna juga menentukan keberhasilan pembelajaran.
Teknik ini biasa disebut teknik probing prompting. Serangkaian pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan
pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang
dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep, prinsip, aturan menjadi
pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Hasil refleksi peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas IIIB MINU WARU I
kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi. Dari 27 siswa, hanya 12 siswa (44,44%)
yang berhasil mencapai KKM 75 sedangkan 15 siswa (55,56%) masih belum tuntas.
Sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis puisi dibutuhkan suatu
pendekatan yang efektif, dalam hal ini yaitu pendekatan kontekstual dengan teknik
probing prompting.36
Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: (1) Bagaimana penerapan teknik probing prompting dalam meningkatkan
kreativitas menulis puisi siswa kelas IIIB MINU WARU 1 kureksari Sidoarjo? (2)
Bagaimana tingkat kreativitas menulis puisi siswa kelas IIIB MINU WARU 1
Kureksari Sidoarjo setelah menggunakan teknik probing prompting?
Kajian Teori
Pembelajaran Kreatif Menulis Puisi
35
Atit Suryati, Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitas
Siswa, (April 29, 2008). http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/implementasi-pendekatan-kontekstual-
untuk-meningkatkan-kemampuan-kreativitas-siswa/ 36
Lathifah, Guru Mata pelajaran Bhs.Indonesia kelas IIIB MINU WARU I Kureksari Sidoarjo,
wawancara pribadi, 1 April 2011.
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
Puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memperhatikan keindahan
bahasa yakni dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.
Unsur-unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin. 37
Struktur batin
puisi terdiri dari tema, rasa, nada, amanat. Sedangkan struktur fisik tipografi, diksi,
imaji, kata konkret, bahasa figuratif, verifikasi.
Puisi akan bernilai lebih jika memuat kedua unsur-unsurnya yaitu
Dari struktur fisik, puisi terlihat indah dengan pilihan kata yang menarik, baik dari
pembentukan larik, majas maupun persajakkannya sehingga menimbulkan
kenikmatan dan kepuasan pada pembacanya (emosional estetis). Sedangkan dari
struktur batinnya, puisi lebih bermakna dengan adanya keterjalinan komunikatif
yaitu amanat puisi yang dimaksudkan penulis dapat dipahami sekaligus dinikmati
pembaca.
Kreativitas adalah kemampuan berkreasi, daya mencipta, mengembangkan
potensi pada diri untuk menciptakan suatu hal yang baru dalam kehidupan. Adapun
ciri-ciri orang kreatif, 38
diantaranya keberanian, ekspresif, humor, intuisi.
Tinggi rendahnya kualitas sebuah tulisan sangat dipengaruhi oleh proses
kreativitas penulisnya. Semakin tinggi kualitas proses kreativitas seorang penulis
biasanya akan melahirkan karya yang juga semakin baik. 39
Proses menjadi kreatif yaitu keterbukaan pada informasi baru dan kemauan
untuk berubah, sehingga mampu membangun argumen dengan bukti nyata dan logika
yang masuk akal. 40
Kualitas sebuah karya sastra puisi sangat dipengaruhi oleh kreativitas.
Kreativitas penulis bisa dilihat dari kebebasan dalam menggunakan bahasa yang
tercipta dari imajinasinya. Disamping itu, karya sastra yang bernilai juga
menunjukkan daya cipta dan keaslian ciptanya (orisinil).
37
Herman J waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1995), 29 38
Joice Wycoff, Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan Pikiran, (Bandung: Kaifa, 2002),
49-50 39
Kaswan Darmadi, Meningkatkan kemampuan Menulis, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 1996), 31 40
Elaine B.Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: MLC, 2007), 184
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
Pendekatan Kontekstual Dengan Teknik Probing Prompting
Pendekatan kontekstual adalah Konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.41
Diantara asas-asas dalam pembelajaran kontekstual yaitu: konstruktivisme,
inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, autentic assessment. 42
Probing question (Pertanyaan menggali) adalah pertanyaan yang diarahkan
untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban. Jenis
pertanyaan ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Prompting question (Pertanyaan mengarahkan atau menuntun) adalah pertanyaan
yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat
memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.43
Teknik probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses
berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan
pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep,
prinsip, aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak
diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan
menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi
aktif. Pemberian waktu (pausing) untuk berpikir setelah guru bertanya merupakan
faktor yang penting. Pemberian waktu ini akan menghasilkan beberapa keuntungan
diantaranya siswa yang merespon bertambah, banyak pikiran muncul, siswa mulai
berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya, banyak siswa bertanya bertambah,
atau guru cenderung meningkatkan variasi bertanya.
41
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), 41 42
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK, (Jakarta: Kencana, 2006), 118-123 43
Wina Sanjaya, Pembelajaran……….., 158-159
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
Bila guru bertanya, dan siswa tidak dapat menjawab, kemudian pertanyaan
tersebut diarahkan kepada siswa lain, maka guru tersebut telah melakukan “pindah
gilir” dalam bertanya. Pindah gilir ini yaitu pertanyaan yang sama yang diarahkan
kepada beberapa siswa. 44
Selain itu juga diperlukan untuk menggunakan beberapa media, diantaranya
gambar-gambar ataupun benda-benda yang ada dalam kehidupan siswa dan media
lingkungan sekitar yang mendukung siswa lebih bisa mengaitkan antara pengetahuan
dan kondisi dunia nyata siswa.
Penerapan Pendekatan Kontekstual Dengan Teknik Probing Prompting Dalam
Pembelajaran Kreatif Menulis Puisi
a. Guru memperlihatkan setangkai bunga melati, dengan teknik probing-prompting
siswa tergali pengetahuan dengan membuat kalimat melalui deskripsi ciri-ciri
bunga melati.
b. Siswa diarahkan untuk berimajinasi yaitu memberikan jiwa pada kalimat yang
telah dibuat dengan menganggap bunga melatih itu hidup, dengan menyebut
melati dengan kata engkau.
c. Kalimat-kalimat tadi disusun menjadi puisi dengan bahasa yang indah, meliputi
diksi, rima dan tipografi.
d. Guru membahas puisi tersebut tentang istilah dasar puisi seperti tema, rima, larik,
dan juga dalam presentasinya seperti apresiasi, penjiwaan, intonasi, dan mimik.
e. Guru mendeklamasikan puisi dan beberapa siswa mendeklamasikannya secara
bergantian
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif
44
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan
Teoretis Psikologis, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2005), 100
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya
bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrument pertama
dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.45
Penelitian ini dilakukan di MINU WARU 1 Kureksari Sidoarjo. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IIIB yang berjumlah 27 siswa terdiri atas 12 siswa
laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model
Kemmis dan Taggart. Dimana dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat
komponen, meliputi: Perencanaan (planning), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan refleksi.
Analisis Data
Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif seperti respon guru dan siswa dalam PBM dianalisis secara
kualitatif. Untuk menguji derajat kebenaran penelitian dalam menganalisis data
kualitatif ini peneliti melakukan validasi dengan triangulasi, yaitu analisis dari si
peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti.46
Triangulasi ini dilakukan
berdasarkan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang guru, siswa, dan peneliti sendiri.
Analisis Aktivitas Guru dan Siswa
Aktivitas guru dan siswa dalam PBM serta hasil belajar yang dicapai siswa
dianalisis dengan deskriptif persentase. Sesuai dengan pernyataan Prof. Dr. Suharsimi
Arikunto bahwa untuk dapat dicatat sebagai suatu prestasi belajar, guru diwajibkan
untuk mengubah skor mentah yang diperoleh menjadi skor berstandar 100.47
Maka
untuk analisis aktivitas guru dan siswa dalam PBM dianalisis dengan mengklasifikasi
tingkat keaktifan dalam kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Selanjutnya
jumlah skor yang diperoleh dari pengklasifikasian tersebut dibandingkan dengan skor
maksimum lalu dikalikan 100% untuk mengubah skor mentah menjadi skor
berstandar 100.
45
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 46 46
Kunandar, Langkah …………., 108 47
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 236
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
Analisis Hasil Tes Siswa
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa
setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara memberikan tes
berupa penilaian produk pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan
menggunakan statistik sederhana berikut:
Penilaian Tes
Penilaian hasil tes siswa didasarkan pada 4 aspek yaitu aspek emosional estetis,
komunikatif, orisinil, dan imajinatif dengan masing-masing aspek diklasifikasikan
dalam tiga tingkatan sesuai kriteria penilaian yang ditetapkan dalam RPP.
Untuk analisis hasil tes siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang
diperoleh siswa menjadi nilai siswa.
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal (1)
Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-
rata. Sudjana menyatakan bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan
menggunakan rumus :
X = (2)
Keterangan X : Nilai rata-rata
∑x : Jumlah semua nilai siswa
∑N : Jumlah siswa
Penilaian Ketuntasan Belajar
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa tingkat pencapaian
untuk tes formatif adalah 75% 48
, maka peneliti menganggap bahwa pendekatan
kontekstual dengan teknik probing prompting dikatakan berhasil dalam
meningkatkan kreativitas menulis puisi jika siswa mampu menyelesaikan puisi dan
memenuhi ketuntasan belajar yaitu minimal 75% dengan kriteria tingkat keberhasilan
belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut49
:
Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Belajar
Tingkat keberhasilan (%) Arti
91-100%
71-90%
41-70%
21-40%
<20%
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa dapat digunakan rumus50
:
p = x 100% (3)
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisi ini digunakan
sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing
48
Suharsimi Arikunto, Dasar…………., 48 49
Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV.Yrama
Widya, 2009), 42 50
Haris Supatno, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru / PLPG 2008, ( surabaya : departemen
unesa, 2008), 185
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
indikator lebih besar dari 75%.51
Sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
untuk mata pelajaran Bahasa indonesia kelas IIIB di MINU WARU I ini adalah 75.52
Berdasarkan Kriteria ideal ketuntasan belajar di atas, maka prosentase
ketuntasan belajar yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah 75%. Dan
berdasarkan KKM mata pelajaran Bahasa indonesia tersebut, maka siswa dikatakan
tuntas dalam mengerjakan tes jika memenuhi nilai 75 baik secara klasikal maupun
individu.
Pembahasan
Hasil Penelitian Persiklus
Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus
pembelajaran yang dilakukan dalam tiga siklus sebagaimana pemaparan berikut:
Siklus I
Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus I ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Menyusun rencana pembelajaran
2) Membuat jadwal kunjungan kelas dan pertemuan mingguan
3) Menyiapkan instrumen
4) Menyiapkan media pembelajaran
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 25 April
2011. Pada saat awal siklus pertama ini, siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
kreatif menulis puisi dengan teknik probing-prompting. Namun untuk mengatasi
masalah pada siklus pertama ini, guru mengarahkan siswa untuk mendeskripsikan
suatu benda melalui ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut. Hingga pada akhirnya
siklus pertama siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran kontekstual teknik probing
51
Iyandri, Hakikat Kriteria Dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran (Januari 30, 2011).
http://id.shvoong.com/how-to/writing/2109453-hakikat-kriteria-dan-indikator-
keberhasilan/#ixzz1LGGj6lsv 52
Lathifah, Guru Mata pelajaran Bhs.Indonesia kelas IIIB MINU WARU I Kureksari Sidoarjo,
wawancara pribadi, 18 Mei 2011.
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
prompting. Hal ini terlihat dari siswa mampu menyusun kalimat dengan kata-kata
indah dengan bantuan media bunga melati. Dengan begitu mereka bisa merasakan
secara langsung apa saja yang dimiliki bunga melati itu baik ukuran, warna, dan
baunya. Dengan keleluasaan dalam mengutarakan pemikiran mereka dalam puisi,
maka hasil karya puisi siswa juga lebih bervariasi.
Observasi
Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus pertama dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel Perolehan Aktivitas Siswa Siklus I
N
o
Nama Siswa Minat Partisipasi Presentasi Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 A.Rizal Muhaimin 7
2 Achid Shofiaji 9
3 Akbar Su’udi 8
4 Alifah Nabila
Azzahro
9
5 Dani Divian Iqbal
M
10
6 Dwi Aprilia
Rachma
9
7 Firdaus Asyifah 9
8 Fita Mufadila 10
9 Ikhlas Rahmani
Yuri
9
1
0
Imro’atul Mufida
Pasha
10
1
1
Lailiya Maulidiyah 9
1 Lia Rizki Nur laili 8
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
2
1
3
M.Rizqi Fauzi 10
1
4
Maharani Puspita
Nur A
9
1
5
Mas Zubaidah Putri 8
1
6
M.Bagas Galang A 9
1
7
M.Hamzah Lutfani 8
1
8
M.Maulana
Andiansyah
7
1
9
M.Andi Maulana 9
2
0
M.Khotib Targhoni 8
2
1
M.Nisful Muharrom 7
2
2
Nabila Balqis
Yudharini
8
2
3
Nailus Sa’adah 9
2
4
Rosa Amalia 10
2
5
Syilviana Siti Hajar 9
2
6
Yeni Feryandari 9
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
2
7
Zadanillah Ilma A.T 10
Rata-rata Skor 8,78
Persentase = Rata-rata skor perolehan x 100%
Skor maksimal
= 8,78 x 100%
12
73,15
%
Secara keseluruhan siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan
menggunakan pembelajaran teknik probing prompting. Hal ini bisa dilihat dari hasil
observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM secara keseluruhan hanya mencapai
rata-rata 73,15%
Hasil observasi aktivitas guru
Tabel Perolehan Aktivitas Guru Siklus I
No Kegiatan 4 3 2 1
1 Apersepsi
2 Penjelasan materi
3 Penjelasan pendekatan
Kontekstual
4 Teknik Probing prompting
5 Penguasaan kelas
6 Penggunaan media
7 Kemampuan melakukan
evaluasi
8 Memberikan penghargaan
siswa
9 Menentukan nilai siswa
10 Menyimpulkan materi
pembelajaran
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
11 Menutup pembelajaran
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus
pertama tergolong rendah dengan perolehan skor 31 atau 70,46% sedangkan skor
idealnya adalah 44. Perolehan skor ini karena guru lebih banyak berdiri didepan kelas
dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan
pembelajaran dengan teknik probing prompting.
Hasil tes siswa
Tabel Hasil Tes Siswa Siklus I
No
Absen
Nilai Keterangan No
Absen
Nilai Keterangan
T TT T TT
1 71 15 67
2 75 16 75
3 67 17 67
4 71 18 71
5 79 19 75
6 75 20 75
7 71 21 67
8 79 22 71
9 75 23 75
10 79 24 75
11 75 25 75
12 75 26 75
13 75 27 79
14 75 Jumlah 1989
Jumlah Nilai 1989
Nilai Maksimal 2700
Rata-rata Nilai Tercapai = X =
= 1989 = 73,67
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
27
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes
siswa
Jumlah siswa yang
tuntas
Persentase
ketuntasan
belajar
73,67
18
= x
100%
= 18 x 100% = 66,67
27
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan teknik probing
prompting dalam pembelajaran kreatif menulis puisi pada siklus I, diperoleh nilai
rata-rata tes siswa adalah 73,67 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% dengan
jumlah siswa yang tuntas belajar 18 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara
klasikal nilai yang dicapai siswa belum tuntas karena siswa yang memperoleh nilai
≥ 75 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki
yaitu sebesar 75%. Dari perolehan persentase ketuntasan belajar diatas, menurut tabel
tingkat keberhasilan belajar menunjukkan bahwa kreativitas siswa masih
dikategorikan cukup.
Refleksi
Adapun hasil yang diperoleh dari siklus I adalah sebagai berikut:
1) Secara klasikal hasil belajar yang diperoleh siswa belum mencapai ketuntasan,
namun jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya sudah mengalami
peningkatan yang berarti, dari ketuntasan 44,44% menjadi 73,15%.
2) Dalam penulisan puisi pada siklus I ini, siswa hanya sebatas mendeskripsikan
ciri suatu benda sehingga keindahan puisi yang dihasilkan belum sampai
keterkaitan dengan kehidupan mereka.
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
3) Untuk memperbaiki pembelajaran siklus I ini, guru akan lebih mengarahkan
siswa untuk mengaitkan puisi dalam kehidupan dengan cara memilihkan tema
tertentu yang disesuaikan dengan kehidupan siswa melalui media gambar.
Gambar tersebut misalnya buku, sepatu, sepeda, layang-layang, air dan kucing.
Siklus II
Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Menyusun rencana pembelajaran sesuai hasil refleksi siklus I
2. Menyiapkan instrumen
3. Menyiapkan media gambar
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2011.
Pembelajaran sudah mengarah pada teknik probing prompting. Tugas yang diberikan
guru dengan menggunakan lembar kerja siswa, mampu dikerjakan dengan baik. Hal
ini terlihat dari siswa mampu menulis puisi dengan tema berdasarkan gambar yang
diperoleh. Walaupun masih nampak bahasa yang digunakan siswa masih sederhana.
Namun sudah menunjukkan kekreatifan siswa dengan memunculkan imajinasi
mereka kedalam puisi dengan mengaitkan puisi yang dibuatnya dengan kehidupan
sehari-hari.
Observasi
Hasil observasi aktivitas siswa
Tabel Perolehan Aktivitas Siswa Siklus II
N
o
Nama Siswa Minat Partisipasi Presentasi Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 A.Rizal Muhaimin 8
2 Achid Shofiaji 9
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
3 Akbar Su’udi 9
4 Alifah Nabila
Azzahro
9
5 Dani Divian Iqbal
M
10
6 Dwi Aprilia
Rachma
9
7 Firdaus Asyifah 9
8 Fita Mufadila 10
9 Ikhlas Rahmani
Yuri
10
1
0
Imro’atul Mufida
Pasha
11
1
1
Lailiya Maulidiyah 9
1
2
Lia Rizki Nur laili 9
1
3
M.Rizqi Fauzi 10
1
4
Maharani Puspita
Nur A
9
1
5
Mas Zubaidah Putri 9
1
6
M.Bagas Galang A 9
1
7
M.Hamzah Lutfani 9
1
8
M.Maulana
Andiansyah
9
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
1
9
M.Andi Maulana 10
2
0
M.Khotib Targhoni 9
2
1
M.Nisful Muharrom 8
2
2
Nabila Balqis
Yudharini
9
2
3
Nailus Sa’adah 10
2
4
Rosa Amalia 10
2
5
Syilviana Siti Hajar 9
2
6
Yeni Feryandari 9
2
7
Zadanillah Ilma A.T 10
Rata-rata Skor 9,30
Persentase = Rata-rata skor perolehan x 100%
Skor maksimal
= 9,30 x 100%
12
77,47
%
Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah pada
pembelajaran probing prompting. Siswa mampu berpartisipasi dan mempresentasikan
hasil puisinya dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari data hasil observasi terhadap
aktivitas siswa meningkat menjadi rata-rata 77,47%.
Hasil observasi aktivitas guru
Tabel Perolehan Aktivitas Guru Siklus II
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
No Kegiatan 4 3 2 1
1 Apersepsi
2 Penjelasan materi
3 Penjelasan pendekatan Kontekstual
4 Teknik Probing prompting
5 Penguasaan kelas
6 Penggunaan media
7 Kemampuan melakukan evaluasi
8 Memberikan penghargaan siswa
9 Menentukan nilai siswa
10 Menyimpulkan materi pembelajaran
11 Menutup pembelajaran
Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong sedang.
Dalam hal ini mengalami peningkatan dengan perolehan skor 36 atau 81,82%.
Perolehan skor ini karena guru sudah bisa melakukan pembelajaran dengan teknik
probing prompting dengan baik.
Hasil tes siswa
Tabel Hasil Tes Siswa Siklus II
No
Absen
Nilai Keterangan No
Abse
n
Nilai Keterangan
T TT T TT
1 79 15 71
2 79 16 84
3 71 17 71
4 75 18 75
5 92 19 79
6 75 20 79
7 75 21 71
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
8 88 22 71
9 79 23 88
10 83 24 84
11 83 25 75
12 83 26 79
13 88 27 88
14 83 Jumla
h
2148
Jumlah Nilai 2148
Nilai Maksimal 2700
Rata-rata Nilai Tercapai = X =
= 2148 = 79,56
27
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1
2
3
Nilai rata-rata tes siswa
Jumlah siswa yang
tuntas
Persentase ketuntasan
belajar
79,56
22
= x 100%
= 22 x 100% = 81,48
27
Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes siswa adalah 81,48 dan ketuntasan
belajar mencapai 79,56% dengan 22 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa penerapan teknik probing prompting dalam pembelajaran kreatif
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
menulis puisi pada siklus II ini secara klasikal nilai yang dicapai siswa sudah
tuntas karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebesar 79,56% lebih besar dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%. Dari perolehan persentase
ketuntasan belajar diatas, menurut tabel tingkat keberhasilan belajar menunjukkan
bahwa kreativitas siswa dikategorikan baik.
Refleksi
Adapun hasil yang diperoleh dari siklus II adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari 73,17% pada
siklus I menjadi 77,47% pada siklus II. Hal ini didukung oleh meningkatnya
aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran yang diarahkan pada teknik
probing prompting. Peningkatan aktivitas guru ini dari perolehan 70,46% pada
siklus I menjadi 81,82% pada siklus II. Hasil belajar (kreativitas) siswa pun
sudah mencapai ketuntasan, dengan kata lain mengalami peningkatan dari rata-
rata nilai 73,67 pada siklus I dengan ketuntasan 66,67% menjadi rata-rata nilai
79,56 pada siklus II dengan ketuntasan 81,48%.
2) Dalam proses pembelajaran siswa mampu mengerjakan tes, namun karena tema
puisi yang dibuat siswa ditentukan oleh gambar yang mereka terima, sebagian
siswa merasa terikat dan kurang leluasa dalam menulis puisi.
3) Untuk memperoleh hasil yang lebih meningkat lagi, maka guru akan
melaksanakan siklus ketiga dengan mengajak siswa melakukan pembelajaran
diluar kelas. Pembelajaran dimana siswa akan lebih merasakan secara langsung
kondisi di alam sekitar. Selain itu guru juga akan memberikan reward
(penghargaan) pada hasil puisi siswa. Dengan begitu diharapkan siswa akan lebih
terpacu untuk membuat puisi dengan bahasa yang lebih indah.
Siklus III
Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus III ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Menyusun rencana pembelajaran sesuai hasil refleksi siklus II
2. Melakukan pembelajaran diluar kelas
3. Menyiapkan instrument
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
4. Memberi penghargaan (reward)
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2011.
Pembelajaran dengan teknik probing prompting sudah bisa dipahami siswa. Hampir
semua siswa termotivasi untuk bertanya dan mencari apa yang ia ketahui tentang
keadaan sekitar. Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk menentukan tema
yang akan dipilih dalam menulis puisinya. Siswa pun antusias menulis puisi dengan
bahasa yang indah. Sehingga suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan
tercipta.
Observasi
Hasil observasi aktivitas siswa
Tabel Perolehan Aktivitas Siswa Siklus III
No Nama Siswa Minat Partisipasi Presentasi Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 A.Rizal Muhaimin 9
2 Achid Shofiaji 10
3 Akbar Su’udi 9
4 Alifah Nabila
Azzahro
10
5 Dani Divian Iqbal
M
11
6 Dwi Aprilia
Rachma
10
7 Firdaus Asyifah 10
8 Fita Mufadila 11
9 Ikhlas Rahmani
Yuri
10
10 Imro’atul Mufida
Pasha
11
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
11 Lailiya Maulidiyah 9
12 Lia Rizki Nur laili 9
13 M.Rizqi Fauzi 11
14 Maharani Puspita
Nur A
10
15 Mas Zubaidah
Putri
9
16 M.Bagas Galang A 9
17 M.Hamzah Lutfani 9
18 M.Maulana
Andiansyah
9
19 M.Andi Maulana 10
20 M.Khotib
Targhoni
10
21 M.Nisful
Muharrom
9
22 Nabila Balqis
Yudharini
9
23 Nailus Sa’adah 10
24 Rosa Amalia 11
25 Syilviana Siti
Hajar
10
26 Yeni Feryandari 10
27 Zadanillah Ilma
A.T
11
Rata-rata Skor 9,85
Persentase = Rata-rata skor perolehan x 100%
Skor maksimal
= 9,85 x 100%
82,10
%
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
12
Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah pada pembelajaran probing
prompting yang lebih baik. Siswa mampu berpartisipasi dan mempresentasikan hasil
puisinya dengan sangat baik seiring juga dengan meningkatnya minat siswa. Hal ini
bisa dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat menjadi rata-
rata 82,10%.
Hasil observasi aktivitas guru
Tabel Perolehan Aktivitas Guru Siklus III
No Kegiatan 4 3 2 1
1 Apersepsi
2 Penjelasan materi
3 Penjelasan pendekatan Kontekstual
4 Teknik Probing prompting
5 Penguasaan kelas
6 Penggunaan media
7 Kemampuan melakukan evaluasi
8 Memberikan penghargaan siswa
9 Menentukan nilai siswa
10 Menyimpulkan materi pembelajaran
11 Menutup pembelajaran
Hasil observasi siklus ketiga aktivitas guru dalam PBM mendapat skor
perolehan 40 dari skor ideal 44 atau 90,91%. Hal ini berarti menunjukkan adanya
peningkatan yang sangat signifikan. Perolehan skor ini karena guru melakukan
pembelajaran dengan teknik probing prompting dengan maksimal.
Hasil tes siswa
Tabel Hasil Tes Siswa Siklus III
No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
Absen T TT Absen T TT
1 79 15 71
2 79 16 84
3 71 17 71
4 75 18 75
5 92 19 79
6 75 20 79
7 75 21 71
8 88 22 71
9 79 23 88
10 83 24 84
11 83 25 75
12 83 26 79
13 88 27 88
14 83 Jumlah 2148
Jumlah Nilai 2148
Nilai Maksimal 2700
Rata-rata Nilai Tercapai = X =
= 2275 = 84,26
27
Keterangan : T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III
1
2
3
Nilai rata-rata tes siswa
Jumlah siswa yang tuntas
Persentase ketuntasan belajar
84,26
25
= x 100%
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
= 25 x 100% = 92,60
27
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes siswa adalah 84,26 dan
ketuntasan belajar mencapai 92,60% dengan 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa penerapan teknik probing prompting dalam pembelajaran kreatif
menulis puisi pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II.
Secara klasikal nilai yang dicapai siswa sudah tuntas karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 75 sebesar 92,60% lebih besar dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 75%. Dari perolehan persentase ketuntasan belajar diatas,
menurut tabel tingkat keberhasilan belajar menunjukkan bahwa kreativitas siswa
dikategorikan sangat baik.
Refleksi
Adapun hasil yang diperoleh dari siklus III adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari 77,47% pada
siklus II menjadi 82,10% pada siklus III. Begitu pula dengan aktivitas guru yang
juga mengalami peningkatan dari perolehan 81,82% pada siklus II menjadi
90,91% pada siklus III. Ketuntasan hasil belajar (kreativitas) siswa pun
mengalami peningkatan dari rata-rata nilai 79,56% pada siklus II dengan
ketuntasan 81,48% menjadi rata-rata nilai 84,26 pada siklus III dengan
ketuntasan 92,60%.
2) Pada siklus III guru telah menerapkan teknik probing prompting dengan baik dan
dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi berjalan dengan
baik serta kreativitas siswa yang telah mencapai ketuntasan, maka tidak perlu
revisi terlalu banyak. Tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya
adalah memaksimalkan dan mempertahankan agar pelaksanaan proses belajar
mengajar dengan menerapkan teknik probing prompting dapat meningkatkan
hasil belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kesimpulan
Ainia Nadlifatul Qolbiyah
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut: Penerapan pembelajaran kreatif menulis puisi dengan
teknik probing prompting berjalan dengan baik melalui perbaikan-perbaikan pada
tiap siklus. Hasil yang diperoleh menunjukkan penerapan pembelajaran kreatif
menulis puisi dengan teknik probing prompting berjalan dengan baik melalui
perbaikan-perbaikan pada tiap siklus. Pada siklus pertama, penerapan pembelajaran
memberikan motivasi yang baik. Dalam proses pembelajarannya dilakukan dengan
menggunakan bunga melati sebagai media. Dengan siswa bisa merasakan secara
langsung tentang bunga melati itu, mereka lebih mudah mendeskripsikan ciri-ciri
bunga melati dan mulai berani mengungkapkannya melalui puisi. Pada siklus kedua,
siswa mulai bisa memunculkan imajinasi mereka ke dalam puisi dengan
menggunakan media gambar. Media gambar ini untuk menentukan tema yang akan
digunakan dalam menulis puisi siswa. Karya puisi siswa mulai menunjukkan unsur
keindahan dengan imajinasi tersebut. Pada siklus ketiga, suasana menyenangkan
diciptakan melalui kegiatan diluar kelas mengamati lingkungan sekolah. Siswa dapat
mengaitkan puisi mereka kedalam kehidupan mereka, karena siswa diberi kebebasan
untuk menentukan tema yang akan mereka buat dalam menulis puisi. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa
yang mengalami peningkatan, aktivitas guru meningkat dari skor perolehan 70,46%
pada siklus I, menjadi 81,82% pada siklus II dan 90,91% pada siklus III. Aktivitas
siswa meningkat dari skor perolehan 73,15% pada siklus I, menjadi 77,47% pada
siklus II dan 82,10% pada siklus III.
Pembelajaran dengan teknik probing prompting memiliki dampak positif dalam
meningkatkan kreativitas menulis puisi siswa yang ditandai dengan peningkatan
hasil nilai rata-rata siswa dan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap
siklus. Dengan meningkatnya proses belajar mengajar diatas menyebabkan tingkat
kreativitas menulis puisi siswa pun meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai
perolehan siswa pada tes yang berupa penilaian produk dari 73,67 pada siklus I yang
Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting
Jurnal PGMI Madrasatuna
Volume 03, Nomor 02, Maret 2012
Hal 187-215
secara klasikal belum tuntas atau belum memenuhi KKM 75, menjadi 79,56 pada
siklus II dan 84,26 pada siklus III yang secara klasikal kedua siklus ini sudah
mengalami ketuntasan. Begitu pula dengan ketuntasan belajar yang meningkat dari
66,67% pada siklus I dengan kategori kreativitas cukup, menjadi 81,48% pada siklus
II dengan kategori kreativitas tinggi dan 92,60% pada siklus III dengan kategori
kreativitas sangat tinggi.
Dengan demikian, pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan teknik
probing prompting ini dapat memberikan pengalaman kepada siswa untuk menulis
puisi dengan menyenangkan dan hal tersebut telah menumbuhkan kreativitas yang
tinggi.
Daftar Pustaka
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK. Bandung:
CV.Yrama Widya,
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara
Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Djamarah, Syaiful Bahri . 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan
Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MLC
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang
Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Muhaimin dan Abd. Mujib, 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Triganda
Karya
Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi KBK. Jakarta: Kencana
Supatno, Haris. 2008. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru / PLP., Surabaya :
departemen unesa.
Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga
Wycoff, Joice. 2002. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan Pikiran.
Bandung: Kaifa