1234 fix
-
Upload
fiera-riandini -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of 1234 fix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati
terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses penyimpanan
energi, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang
masuk dalam tubuh kita, sehingga dapat kita bayangkan akibat yang akan
timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.
Sirosis hepatis adalah suatu penyakit di mana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah besar dan seluruh system arsitekture hati mengalami
perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (firosis)
di sekitar paremkin hati yang mengalami regenerasi. sirosis didefinisikan
sebagai proses difus yang di karakteristikan oleh fibrosis dan perubahan
strukture hepar normal menjadi penuh nodule yang tidak normal.
Di negar maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ke
tiga pada pasien yang berusai 45-46 tahun ( setelah penyakit kardiovaskuler
dan kanker). Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab
kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini.
Sirosis hati merupakan panyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang
perawatan penyakit dalam. Di Indonesia sirosis hati lebih sering di jumpai
pada laki – laki dari pada perempuan. dengan perbandingan 2 – 4 : 1.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Sirosis Hepatis ?
2. Bagaimana Etiologi Sirosis Hepatis ?
3. Bagaimana Patofisiologi Sirosis Hepatis ?
4. Bagaimana tanda dan gejala Sirosis Hepatis ?
5. Apa saja peeriksaan penunjang yang harus dilakukan oleh klien
dengan Sirosis Hepatis
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Sirosis Hepatis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai penyakit Sirosis
Hepatis.
2. Mengetahui tata laksana dan asuhan keperawatan pada klien Sirosis
Hepatis.
3. Mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan
keperawatan klien dengan penyakit Sirosis Hepatis.
D. Manfaat Penulisan
Dapat menambah wawasan pembaca mengenai pemahaman sirosis hepatis
dan penatalaksanaannya dalam asuhan keperawatan.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian sirosis Hepatis
Sirosis Hepatis adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distorsi
arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodula-
nodula regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan Vaskulatur normal
(Sylvia Price, 1994)
Sirosis Hepatis adalah penyakit hati menahun yang difus, ditandai
dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul (FK UI,1996).
Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) adalah penyakit hati menahun yang
difus, ditandai dengan adanya pembentukan jaringan disertai nodul. Dimulai
dengan proses peradangan, nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan
ikat dan usaha regenerasi nodul. (Iin Inayah, 2004).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Sirosis Hepatis adalah penyakit yang
hati yang menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat
disertai nodul dan tidak berkaitan dengan vaskulator normal.
B. Etiologi Sirosis Hepatis
Etiologi sirosis hepatis yang diketahui penyebabnya meliputi:
1. Hepatitis virus
Hepatitis virus sering juga disebut sebagai salah satu penyebab dari
sirosis hepatis. Dan secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis virus B
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 3
lebih banyak mempunyai kecenderungan untuk lebih menetap dan
member gejala sisa serta menunjukkan perjalanan yang kronis bila
dibandingkan dengan hepatitis virus A. Penderita dengan hepatitis aktif
kronik banyak yang menjadi sirosis karena banyak terjadi kerusakan hati
yang kronis.
2. Alkohol
Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum minuman
keras (Brunner &Suddarth, 1996). Alkohol dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan fungsi sel hati secara akut dan kronik. Kerusakan hati secara
akut akan berakibat nekrosis atau degenerasi lemak. Sedangkan kerusakan
kronik akan berupa sirosis hepatis. Efek yang nyata dari etil-alkohol
adalah penimbunan lemak dalam hati (SujonoHadi, 2002).
3. Malnutrisi
Faktor kekurangan nutrisi terutama kekurangan protein hewani
menjadi penyebab timbulnya sirosis hepatis.
4. Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan, biasanya terdapat pada orang-
orang muda dengan ditandai sirosis hepatis, degenerasi ganglia basalis
dari otak, dan terdapatnya cin cin pada kornea yang berwarna coklat
kehijauan disebut Kayser Fleiscer Ring. Penyakit ini diduga disebabkan
defisiensi bawaan dan sitoplasmin.
5. Hemokromatosis
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 4
Bentuk sirosis yang terjadi biasanya tipe portal. Ada 2
kemungkinan timbulnya hemo kromatosis, yaitu :
penderita mengalami kenaikan absorpsi dari Fe sejak dilahirkan
kemungkinan didapat setelah lahir (aquisita), misalnya dijumpai pada
penderita dengan penyakit hati alkoholik. Bertambahnya absorpsi dari
Fe, kemungkinan menyebabkan timbulnya sirosis hepatis.
6. Sebab-sebab lain
a. Kelemahan jantung yang lama dapat menyebabkan timbulnya
sirosis kardiak. Perubahan fibrotic dalam hati terjadi sekunder
terhadap anoksidan nekrosis sentrilibuler.
b. Sebagai akibat obstruksi yang lama pada saluran empedu akan
dapat menimbulkan sirosis biliaris primer. Penyakit ini lebih
banyak dijumpai pada kaum wanita.
Sedangkan, untuk etiologi sirosis hepatis yang tidak diketahui penyebabnya
dinamakan sirosis kriptogenik. Penderita ini sebelumnya tidak menunjukkan tanda-
tanda hepatitis atau alkoholisme, Sedangkan dalam makanannya cukup mengandung
protein. Berdasarkan etiologi-etiologi tersebut, sirosis hepatis digolongkan menjadi
tiga tipe (Brunner &Suddarth, 1996)., yakni:
1. Sirosis Laennec (Sirosis Alkoholik, Portal dan Sirosis Gizi)
Diamana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal.
Merupakan sirosis yang dihubungkan dengan penyalahgunaan alcohol
kronik, namun hubungan antara penyalahgunaan alcohol dengan
sirosis Laennec tidak diketahui. menyerang 50% atau lebih dari
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 5
seluruh kasus sirosis hepatis dan paling sering ditemukan di Negara
Barat.
2. Sirosis Post Nekrotik
Dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut
dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya. Menyerang kurang
lebih 20% dari seluruh kasus sirosis. Sirosis ini terjadi karena kelainan
metabolik, infeksi, dan post intoksikasi zat kimia.
3. Sirosis Biliaris
Dimana pembentukan jarigan parut terjadi dalam hati di sekitar saluran
empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan
infeksi (kolangitis). Insidenya lebih rendah dari pada insidens sirosis Laennec
dan post Nekrotik. Menyerang kurang lebih 15% kasus sirosis.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 6
C. Patofisiologi Sirosis Hepatis
Pathway Sirosis Hepatis
Inveksi hepatitis viral tipe B atau C menimbulkan peradangan sel hati.
Peradangan ini menyebabkan nekrosis meliputi daerah yang luas
( hepatoselular ), terjadi kolap lobulus hati dan ini memacu timbulnya jaringan
parut di sertai terbentukanya septa fibrosa difus dan nodul sel hati, sefta ini
dapat rebentuk dari sel retikulum penyangga yang kolap dan berubah menjadi
parut dan jaringan parut inilah yang jadi penghubung antara daerah porta
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 7
yang satu dengan yang lainnya atau forta dengan sentral. Beberapa sel tumbuh
kembali dan membentuk nodu; dengan berbagai ukuran yang menyebabkan
distorsi percabangan pembuluh hepatik dan gangguan aliran darah porta
sehingga timbulah hipertensi portal. Pada tahp berikutnya terjadi peradangan
dan nekrosis pada duktules, sinusoid, retikulo endotel, terjadi fibrogenesis dan
septa aktif jaringan kolagen berubah dari revrsibel menjadi ireversibel bila
telah terbentuk septa permanen yang aselular pada daerah porta dan parenkim
hati gambaran septa ini sangat tergantung pada etiologi sirosis. Pada sirosis
dengan etiologi hemokromatosis, besi mengakibatkan pibrosis daerah peri
portal sehingga pada sirosis alkoholik akan timbul sirosis pada daerah sentral.
Berdasarkan mekanismenya sirosis hati di bagi menjadi :
1. mekanik dimulai dari kejadian hepatitis piral akut, tmbulnya
peradangan luas, dan pembentukan jaringan ikat yang luas dan disertai
pembentukan nodul regenerasi oleh sel parenkim hati yang masih baik
2. imunologis, di mulai dengan kejadian piral yang akut yang
menimbulkan pradangan sel hati, nekrosis melalui hepatitis kronik
agresip diikuti sirosis hati
3. campuran
D. Tanda dan Gejala Sirosis Hepatis
Gejala sirosis dini biasanya hati membesar, terasa kenyal, tepi tumpul,
dan terasa nyeri bila ditekan. Gejala yang sering timbul antara lain :
1. Kelelahan (sering menjadi tanda pertama dan satu-satunya)
2. Kehilangan nafsu makan
3. Mual dan muntah (disertai dengan penurunan berat badan)
4. Pembesaran hati (disebabkan oleh penumpukan produk empedu dala hati)
5. Jaundice ( kuning pada bagian kulit dan putih mata)
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 8
6. Pembentukan batu empedu (karena kurangnya empedu dalam batu
empedu)
7. Akumulasi air di perut (ascites)
8. Akumulasi air di kaki (oedema)
9. Mudah terjadi memar atau perdarahan
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fungsi hepar: Bilirubin serum, amonia darah meningkat, PT
memanjang
2. Biopsi hepar
3. Ultrasound, skan CT, atau MRI (ukuran, derajat obstruksi dan aliran darah
hepatik)
4. Elektrolit serum (hipokalemia, alkalosis)
5. Darah lengkap: SDM, Hb, Ht, trombosit, SDP menurun
6. Urinalisis: hiperbilirubinemia
F. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Sirosis Hepatis
1. Pengkajian
Proses pengkajian pada pasien sirosis hepatika berfokuskan pada
awitan gejala dan riwayat faktor-faktor pencetus, khususnya
penyalahgunaan alkohol dalam jangka waktu yang lama disamping
asupan makanan dan perubahan dalam status jasmani serta rohani
penderita.
a. Kaji identitas klien : anamnesa data demografi
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 9
b. Kaji riwayat kesehatan dahulu : pola penggunaan alkohol (durasi dan
jumlahnya), kontak dengan zat-zat toksik selama melakukan
aktivitas.pernah menderita penyakit hepatitis B
c. Kaji riwayat kesehatan sekarang : lekas lelah, anoreksia, kembung,
ikterus
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adakah penyakit-penyakit yang dalam keluarga sehingga
membawa dampak berat pada keadaan atau yang menyebabkan cirosis
hepatis, seperti keadaan sakit DM, hipertensi, ginjal yang ada dalam
keluarga. Hal ini penting dilakukan bila ada gejala gejala yang
memang bawaan dari keluarga pasien.
e. Lakukan pemeriksaan fisik, distensi abdomen serta meteorismus
(kembung), perdarahan gastrointestinal, memar dan perubahan berat
badan perlu diperhatikan
f. Kaji status nutrisi melalui penimbangan BB yang dilakukan setiap hari,
pemeriksaan antropometri, pemantauan protein plasma, transferin,
serta kadar kreatinin.
g. Kaji data psikososial dan spiritual : tingkat kecemasan, status emosi,
pola koping, konsep diri, interaksi dengan pasien lain, hubungan
dengan keluarga dan lingkungan, kaji semangat hidup pasien
2. Diagnosa Keperawatan
a. DP 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perbesaran
hati.
b. DP 2 : Gangguan pemenuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal.
c. DP 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan
penurunan berat badan.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 10
d. DP 4 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
pembentukan edema.
3. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
A. DX 1 :
Tujuan : Nyeri berkurang dalam waktu 2 x 24 jam
Kriteria :
a. Rasa nyeri berkurang
b. Wajah semakin rileks
c. Klien merasa nyaman
Intervensi :
a) Pertahankan tirah baring ketika pasien mengalami gangguan rasa
nyaman pada abdomen.
Rasional : Mengurangi kebutuhan metabolik dan melindungi hati
b) Amati, catat dan laporkan keberadaan serta sifat rasa nyeri dan
gangguan rasa nyaman.
Rasional : Memberikan dasar untuk mendeteksi lebih lanjut
kemunduran keadaan pasien dan untuk mengevaluasi intervensi.
c) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain berhubungan dengan therapi
pengobatan (pemberian antispasmodik dan sedatif).
Rasional : Mengurangi iritabilitas traktus gastrointestinal dan
nyeri serta gangguan rasa nyaman pada abdomen.
B. Dx 2 :
Tujuan : Terpenuhinya status gizi dalam waktu 2 x 24 jam
Kriteria :
a. Rasa mual dan muntah berkurang
b. Pasien mau diberi makan
c. Ada asupan makanan yang masuk
Intervensi :
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 11
a) Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering
Rasional : Motivasi sangat penting bagi penderita anoreksia
dan gangguan gastrointestinal
b) Hidangkan makanan yang menimbulkan selera makan
Rasional : Makanan dengan porsi kecil dan sering ditolerir
oleh penderita anoreksia
c) Lakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain berhubungan
dengan terapi pengobatan untuk mengatasi mual, muntah, diare
atau konstipasi
Rasional : mengurangi gejala gastrointestinal
d) Amati gejala yang membuktikan adanya perdaraan
gastrointestinal
Rasional : Mendeteksi komplikasi gastrointestinal yang serius
C. DX 3 :
Tujuan : Peningkatan energi dan partisipasi dalam aktivitas
Kriteria :
a. Klien mampu beraktivitas walaupun harus dibantu
b. Proses penyembuhan menjadi lebih cepat
Intervensi :
a) Berikan diet tinggi kalori, tinggi protein
Rasional : memberikan kalori bagi tenaga dan protein bagi
proses penyembuhan
b) Berikan suplemen vitamin
Rasional : Memberikan nutrien tambahan untuk proses
penyembuhan
c) Motivasi pasien untuk melakukan latihan yang diselingi istirahat
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 12
Rasional : Menghemat tenaga pasien sambil mendorong pasien
untuk melakukan latihan dalam batas toleransi pasien
D. Dx 4 :
Tujuan : Memperbaiki integritas kulit dan proteksi jaringan yang
mengalami edema dalam waktu 2 x 24 jam
Kriteria :
a. Edema berkurang
b. Integritas kulit semakin baik
Intervensi :
a) Batasi natrium
Rasional : Meminimalkan pembentukan edema
b) Berikan perhatian yang cermat terhadap kulit
Rasional : Jaringan dan kulit yang mengalami edema
mengganggu suplai nutrien dan sangat rentan terhadap tekanan
dan trauma
c) Ubah posisi pasien tiap satu jam sekali
Rasional : Meminimalkan tekanan yang lama dan
meningkatkan mobilisasi edema
d) Lakukan latihan gerak secara pasif
Rasional : Meningkatkan mobilisasi edema
Implementasi
Lakukan tindakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada
tahap perencanaan.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Memperlihatkan kemampuan untuk turut serta
dalam aktivitas
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 13
2. Meningkatkan asupan nutrisi
3. Memperlihatkan perbaikan integritas kulit
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 14
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus
Tn U, 47 tahun sudah 3 hari dirawat di RSHS Bandung, Pasien mengeluh nyeri pada
seluruh kuadran perutnya. Keluhan disertai mual, pusing dan badan lemah. Alasan
masuk rumah sakit karena muntah darah. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan :Sklera
dan kulit seluruh tubuh ikterik, mulut kotor dan berbau, abdomen asites dan terasa
keras, tidak terdapat oedema di ekremitas. Pasien terpasang NGT dengan warna
cairan berwarna hitam, Infuse D5%, dan oksigen nasal kanule 2 lt/menit . Pasien
dipuasakan, urine warna kuning kecoklatan, BAB di RS baru 1 kali konsistensi lunak,
sedikit berwarna hitam. Tanda-tanda vital : 37 , Pulse : 88 x/menit, TD : 110/70
mmHg. Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
Pertanyaan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sirosis Hepatis
2. Identifikasi etiologi yang melatarbelakangi terjadinya Sirosis Hepatis.
Berdasarkan etiologi tersebut uraikan riwayat kesehatan sekarang, dahulu dan
keluarga yang harus di kaji pada kasus diatas
3. Identifikasi tanda dan gejala sirosis hepatis, mengapa tanda dan gejala tersebut
terjadi, Uraikan pemeriksaan fisik dan diagnostik yang harus dilengkapi pada
kasus tersebut.
4. Tentukan diagnose keperawatan yang muncul pada kasus diatas
5. Sebutkan prinsip intervensi sesuai diagnosa yang muncul pada kasus diatas
Sebutkan pendidikan kesehatan yang perlu diberikan kepada pasien atau
keluarga pada kasus diatas.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 15
Jawab :
1. Sirosis Hepatis adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh
distorsi arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodula-
nodula regenerasi sel hati, yang tidak berkaita dengan Vaskulatur normal (Sylvia
Price, 1994).
Sirosis Hepatis adalah penyakit hati menahun yang difus, ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul (FK UI,1996).
2. Ada beberapa etiologi Sirosis Hepatis diantaranya :
A. Hepatitis virus
Hepatitis virus sering juga disebut sebagai salah satu penyebab dari sirosis
hepatis. Dan secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis virus B lebih
banyak mempunyai kecenderungan untuk lebih menetap dan member
gejala sisa serta menunjukkan perjalanan yang kronis bila dibandingkan
dengan hepatitis virus A. Penderita dengan hepatitis aktif kronik banyak
yang menjadi sirosis karena banyak terjadi kerusakan hati yang kronis.
B. Alkohol
Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum minuman
keras (Brunner &Suddarth, 1996). Alkohol dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan fungsi sel hati secara akut dan kronik. Kerusakan hati secara
akut akan berakibat nekrosis atau degenerasi lemak. Sedangkan kerusakan
kronik akan berupa sirosis hepatis. Efek yang nyata dari etil-alkohol adalah
penimbunan lemak dalam hati (SujonoHadi, 2002).
C. Malnutrisi
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 16
Faktor kekurangan nutrisi terutama kekurangan protein hewani menjadi
penyebab timbulnya sirosis hepatis.
D. Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan, biasanya terdapat pada orang-orang
muda dengan ditandai sirosis hepatis, degenerasi ganglia basalis dari otak,
dan terdapatnya cin cin pada kornea yang berwarna coklat kehijauan
disebut Kayser Fleiscer Ring. Penyakit ini diduga disebabkan defisiensi
bawaan dan sitoplasmin.
E. Hemokromatosis
Bentuk sirosis yang terjadi biasanya tipe portal. Ada 2 kemungkinan
timbulnya hemo kromatosis, yaitu :
a) penderita mengalami kenaikan absorpsi dari Fe sejak dilahirkan
b) kemungkinan didapat setelah lahir (aquisita), misalnya dijumpai pada
penderita dengan penyakit hati alkoholik. Bertambahnya absorpsi dari
Fe, kemungkinan menyebabkan timbulnya sirosis hepatis.
F. Sebab-sebab lain
Kelemahan jantung yang lama dapat menyebabkan timbulnya sirosis
kardiak. Perubahan fibrotic dalam hati terjadi sekunder terhadap anoksidan
nekrosis sentrilibuler. Sebagai akibat obstruksi yang lama pada saluran
empedu akan dapat menimbulkan sirosis biliaris primer. Penyakit ini lebih
banyak dijumpai pada kaum wanita.
Sedangkan, untuk etiologi sirosis hepatis yang tidak diketahui penyebabnya
dinamakan sirosis kriptogenik. Penderita ini sebelumnya tidak menunjukkan tanda-
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 17
tanda hepatitis atau alkoholisme, Sedangkan dalam makanannya cukup mengandung
protein. Berdasarkan etiologi-etiologi tersebut, sirosis hepatis digolongkan menjadi
tiga tipe (Brunner &Suddarth, 1996)., yakni:
1. Sirosis Laennec (Sirosis Alkoholik, Portal dan Sirosis Gizi)
Diamana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal.
Merupakan sirosis yang dihubungkan dengan penyalahgunaan alcohol kronik,
namun hubungan antara penyalahgunaan alcohol dengan sirosis Laennec tidak
diketahui. menyerang 50% atau lebih dari seluruh kasus sirosis hepatis dan
paling sering ditemukan di Negara Barat.
2. Sirosis Post Nekrotik
Dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut
dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya. Menyerang kurang lebih
20% dari seluruh kasus sirosis. Sirosis ini terjadi karena kelainan metabolik,
infeksi, dan post intoksikasi zat kimia.
3. Sirosis Biliaris
Dimana pembentukan jarigan parut terjadi dalam hati di sekitar saluran
empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan
infeksi (kolangitis). Insidenya lebih rendah dari pada insidens sirosis Laennec
dan post Nekrotik. Menyerang kurang lebih 15% kasus sirosis.
Riwayat kesehatan yang harus dikaji :
a. Riwayat kesehatan dahulu : pola penggunaan alkohol (durasi dan jumlahnya),
kontak dengan zat-zat toksik selama melakukan aktivitas.pernah menderita
penyakit hepatitis B
b. Riwayat kesehatan sekarang : lekas lelah, anoreksia, kembung, ikterus
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 18
Kaji adakah penyakit-penyakit yang dalam keluarga sehingga membawa
dampak berat pada keadaan atau yang menyebabkan cirosis hepatis, seperti
keadaan sakit DM, hipertensi, ginjal yang ada dalam keluarga. Hal ini penting
dilakukan bila ada gejala gejala yang memang bawaan dari keluarga pasien.
3. Gejala sirosis dini biasanya hati membesar, terasa kenyal, tepi tumpul, dan terasa
nyeri bila ditekan. Gejala yang sering timbul antara lain :
a. Kelelahan (sering menjadi tanda pertama dan satu-satunya). Ini terjadi karena
hati bekerja keras dalam menjalankan tugasnya lebih dari biasanya (dalam
keadaan normal).
b. Kehilangan nafsu makan karena
c. Mual dan muntah (disertai dengan penurunan berat badan)
d. Pembesaran hati (disebabkan oleh penumpukan produk empedu dalam hati).
Pembesaran hati dapat ke atas mendesak diafragma dan ke bawah. Hati
membesar sekitar 2-3 cm, dengan konsistensi lembek dan menimbulkan rasa
nyeri bila ditekan.
e. Jaundice ( kuning pada bagian kulit dan putih mata). Timbulnya ikterus
(penguningan ) pada seseorang merupakan tanda bahwa ia sedang menderita
penyakit hati. Penguningan pada kulit dan mata terjadi ketika liver sakit dan
tidak bisa menyerap bilirubin. Ikterus dapat menjadi penunjuk beratnya
kerusakan sel hati. Ikterus terjadi sedikitnya pada 60 % penderita selama
perjalanan penyakit
f. Pembentukan batu empedu (karena kurangnya empedu dalam batu empedu)
g. Akumulasi air di perut (ascites) dan akumulasi air di kaki (oedema). Ketika
liver kehilangan kemampuannya membuat protein albumin, air menumpuk pada
kaki (edema) dan abdomen (ascites). Faktor utama asites adalah peningkatan
tekanan hidrostatik pada kapiler usus . Edema umumnya timbul setelah
timbulnya asites sebagai akibat dari hipoalbuminemia dan resistensi garam dan
air.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 19
h. Mudah terjadi memar atau perdarahan
Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan fungsi hepar: Bilirubin serum, amonia darah meningkat, PT
memanjang
b) Biopsi hepar
c) Ultrasound, skan CT, atau MRI (ukuran, derajat obstruksi dan aliran darah
hepatik)
d) Elektrolit serum (hipokalemia, alkalosis)
e) Darah lengkap: SDM, Hb, Ht, trombosit, SDP menurun
f) Urinalisis: hiperbilirubinemia
4. Dx 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perbesaran hati.
Dx 2 : Gangguan pemenuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal.
Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan berat
badan.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 20
5. DX 1 :
Tujuan : Nyeri berkurang dalam waktu 2 x 24 jam
Kriteria :
a. Rasa nyeri berkurang
b. Wajah semakin rileks
c. Klien merasa nyaman
Intervensi :
a) Pertahankan tirah baring ketika pasien mengalami gangguan rasa nyaman
pada abdomen.
b) Rasional : Mengurangi kebutuhan metabolik dan melindungi hati
c) Amati, catat dan laporkan keberadaan serta sifat rasa nyeri dan gangguan
rasa nyaman.
d) Rasional : Memberikan dasar untuk mendeteksi lebih lanjut kemunduran
keadaan pasien dan untuk mengevaluasi intervensi.
e) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain berhubungan dengan therapi
pengobatan (pemberian antispasmodik dan sedatif).
f) Rasional : Mengurangi iritabilitas traktus gastrointestinal dan nyeri serta
gangguan rasa nyaman pada abdomen.
Dx 2 :
Tujuan : Terpenuhinya status gizi dalam waktu 2 x 24 jam
Kriteria :
a. Rasa mual dan muntah berkurang
b. Pasien mau diberi makan
c. Ada asupan makanan yang masuk
Intervensi :
a) Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 21
b) Rasional : Motivasi sangat penting bagi penderita anoreksia dan
gangguan gastrointestinal
c) Hidangkan makanan yang menimbulkan selera makan
Rasional : Makanan dengan porsi kecil dan sering ditolerir oleh penderita
anoreksia
d) Lakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain berhubungan dengan terapi
pengobatan untuk mengatasi mual, muntah, diare atau konstipasi
Rasional : mengurangi gejala gastrointestinal
e) Amati gejala yang membuktikan adanya perdaraan gastrointestinal
Rasional : Mendeteksi komplikasi gastrointestinal yang serius
DX 3 :
Tujuan : Peningkatan energi dan partisipasi dalam aktivitas
Kriteria :
a. Klien mampu beraktivitas walaupun harus dibantu
b. Proses penyembuhan menjadi lebih cepat
Intervensi :
d) Berikan diet tinggi kalori, tinggi protein
Rasional : memberikan kalori bagi tenaga dan protein bagi proses
penyembuhan
e) Berikan suplemen vitamin
Rasional : Memberikan nutrien tambahan untuk proses penyembuhan
f) Motivasi pasien untuk melakukan latihan yang diselingi istirahat
Rasional : Menghemat tenaga pasien sambil mendorong pasien untuk
melakukan latihan dalam batas toleransi pasien
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 22
Pendidikan Kesehatan
1. Tekankan pentingnya nutrisi yang baik. Anjurkan menghidari bawang
dan keju padat. Berikan instruksi diet tertulis.
Rasional: Pemeliharaan diet yang tepat dan menghindari makanan
tinggi ammonia membantu perbaikan gejala dan men=mbatu
mencegah kerusakan hati. Instruksi tertulis akan membantu pasien
untuk rujukan di rumah.
2. Pembatasan natrium dan garam serta perlunya membaca label
makanan atau obat yang dijual bebas.
Rasional: Meminimalkan asites dan pembentukan edema. Penggunaan
berlebihan bahan tambahan mengakibatkan ketidakseimbangan
elektrolit lain. Makanan, produk yang dijual bebas/pribasi (contoh
antasida) dapat mengandung natrium tinggi atau alkohol.
3. Tekankan pentingnya menghindari alkohol. Berikan informasi tentang
pelayanan masyarakat yang ada untuk membantu dalam rehabilitasi
alkohol.
Rasinal: Alkohol menyebabkan terjadinya sirosis.
4. Informasikan pada pasien tentang efek gangguan karena obat pada
sirosis dan pentingnya penggunaan obat hanya yang diresepkan atau
dijelaskan oleh dokter yang mengenal riwayat pasien.Rasional:
Beberapa obat bersifat hepatotoksik (khususnya narkotik, sedatif, dan
hipnotik). Selain itu kerusakan hati telah menurunkan kemampuan
metabolisme semua obat, potensial efek akumulasi dan/atau
meningkatnya kecenderungan perdarahan.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 23
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Sirosis Hepatis adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distorsi
arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodula-nodula
regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan Vaskulatur normal. Penyebab
sirosis hati yaitu, hepatitis virus, alcohol, malnutrisi, hemokromatosis, dan
penyakit Wilson. Tanda dan gejala sirosis kelelahan, kehilangan nafsu makan,
mual dan muntah (disertai dengan penurunan berat badan), Pembesaran hati
(disebabkan oleh penumpukan produk empedu hati).
Komplikasi sirosis hati yaitu, Kegagalan hati, Hipertensi Portal Bila penyakit
berlanjut maka dari kedua kelompok komplikasi tersebut dapat timbul komplikasi
lain seperti ascites, ensephalopati, peritonitis bakterial, spontan, syndrome
hepatorenal. Pengkajiannya terdiri dari 3 jenis yaitu pengkajian anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pengkajian berpola. Salah satu diagnosanya adalah
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perbesaran hati.
Perencanaannya salah satunya yaitu pertahankan tirah baring ketika pasien
mengalami gangguan rasa nyaman pada abdomen
4.2 Saran
Sebagai perawat harus mengetahui konsep dasar penyakit maupun teori
asuhan keperawatan dengan benar sehingga bisa menangani klien sirosis hati.
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 24
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Noer Sjaefoellah, 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FK UI : Jakarta
Wijaya S Andra dkk, 2013. KMB1. Nuha Medika : Yogyakarta
http://sirosishati.com/ diakses tanggal 27 Oktober 2014 pukul 09.00 WIB
Keperawatan Medikal Bedah 1 Page 25