110990294-Refrat-CKD

download 110990294-Refrat-CKD

of 32

Transcript of 110990294-Refrat-CKD

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    1/32

    BAB I

    GAGAL GINJAL KRO NIK

    I. PENDAHULUAN

    Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penuruna n fungsi

    ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Hal ini terjadi apabila

    laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 mL/mnt. Gagal ginjal kronik sesuai dengan

    tahapannya, dapat ringan, se dang atau berat. Gagal ginjal tahap akhir (end stage) adalah

    tingkat gagal ginjal yang dapat mengakibatkan kematian kecuali jika dilakukan terapi pengganti.

    Insufisiensi ginjal kronik adalah penurunan faal ginjal yang mena hun tetapi lebih ringan dari

    GGK.

    Perbedaan ini tida k selalu sama diseluruh dunia, te tapi ada baiknya dibedakan sat

    sama lain untuk mencega h kesimpangsiuran. Istilah azot emia menunjukkan peningkatan kadar

    reum da n kreatinin darah, akan t etapi belum ada gejala gagal ginjal yang nyata. Sedangkan

    remia adalah fese simtomatik gagal ginjal dimana gejala gagal ginjal dapat dideteksi dengan

    jelas.

    II. DEFI NISI

    Gagal ginjal ditandai oleh ketidakmampuan ginjal mempertahankan fungsi normalnya untuk

    me mpertahankan volum dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal.

    Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak massa nefron.

    Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan

    irreversibel yang berasal dari berbagai penyebab. Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai

    macam penyakit yang merusak massa nefron ginjal. Bila proses penyakit tidak dihambat, maka

    pada semua kasus seluruh nefron akhirnya hancur dan diganti dengan jaringan parut. Meskipun

    penyebabnya banyak, ga mbaran klinis gagal ginjal kronik sangat mirip satu dengan yang lain.

    1

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    2/32

    Kriteria penyakit ginjal kronik adalah :

    1.uKerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, berupa kelainan struktur ata

    fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filrasi glomerulus (L FG), be rdasarkan :

    - Kelainan patologik ata

    - Petanda kerusakan ginjal, termasuk kelainan pada komposisi darah atau urin, ata

    kelainan pada pemeriksaan pencitraan.

    2.uLFG

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    3/32

    DERAJAT PENJELASAN LFG (ml/mn/1.73m2)

    1 Kerusakan ginjal dgn LFG normal ata = 90

    2 Kerusaka n ginjal dgn LFG ringan 60 89

    3 Kerusaka n ginjal dgn LFG ringan 30 59

    4 Kerusaka n ginjal dgn LFG ringan 15 29

    5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

    IV. GAMBARAN KLINIS

    Tinjauan mengenai perjalanan umum gagal ginjal kronik dapat diperole h dengan melihat

    hubungan antara bersihan kreatinin dengan laju filtrasi glomerulus sebagai persentase dari

    keadaan normal, t erhadap kreatinin serum dan kadar nitrogen urea darah (BUN) karena massa

    nefron dirusak secara progresif oleh penyakit gagal ginjal kronik.

    Perjalanan klinis umum gagal ginjal progresif da pat dibagi menjadi 3 stadium :

    Stadium pertama

    Disebut penurunan cadangan ginjal. Selama stadium ini kreatini n serum dan kadar BUN

    normal, dan pasien asimt omatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat terdeteksi dengan

    memberi beban kerja yang berat pada ginjal tersebut, seperti tes pemekatan urine

    yang lama atau dengan mengadakan tes GFR yang t eliti.

    Stadium kedua

    Perkembangan tersebut disebut insufisiensi ginjal, bila lebih dari 75% jaringan yang

    berfungsidtelah rusak (GFR besarnya 25% dari normal) . Pada tahap i ni kadar BUN bar

    mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda-beda,

    bergantung pada kadar protei n dalam maka nan. Pada stadium ini, kadar kreatinin

    serum mulai meningkat melebihi kadar normal. Azotemia biasanya ringan ( kecuali bila

    pasien me ngalami stress akibat infeksi, gagal jantung, atau dehidrasi). Pada stadium

    insufisiensi ginjal ini mulai timbul gejala-gejala nokturia dan poliuria ( akibat gangguan

    3

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    4/32

    kemampuan pemekatan). Gejala gejala ini timbul sebagai respon t erhadap stress dan

    perubahan makanan atau minuman yang tiba-tiba. Pasien biasanya tidak terlal

    memperhatikan gejala-gejala ini, sehingga gejala tersebut hanya akan terungkap

    dengan mengajuka n pertanyaan-pertanyaan yang teliti. Nokturia (berkemih dimalam

    hari) didefinisikan sebagai gejala pe ngeluaran urin waktu malam hari yang menetap

    sampai sebanya k 700 ml atau pasien terbangun untuk berkemih beberapa kali wakt

    malam hari. Nokturia diseba bkan oleh hilangnya pola pemekatan urine di urnal normal

    sampai tingkat tertent u dimalam hari. Dalam keadaan normal perbandingan jumlah

    rine siang hari dan malam hari adalah 3:1 atau 4:1. Sudah tent u, nokturia kadang

    kadang dapat terjadi juga sebagai respon kegelisahan atau minum cairan yang

    berlebihan, terutama teh, kopi atau bir yang diminum sebelum tidur.

    Stadium ketiga

    Disebut stadium akhir atau uremia. ESRD (gagal ginjal stadium akhir) terjadi apabila

    sekitar 90% dari massa nefron telah ha ncur. Nilai GFR hanya 10% dari normal. Pada

    keadaan ini kreatinin dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat mencolok. Pasien

    mulai mersakan gejala-gejala yang cukup parah. Pasien menjadi oligourik karena

    kegagalan glomerulus.

    Pada sta dium akhir (sindrom uremik) terjadi kompleks gejala yang berkaitan dengan

    retensi metabolit nitrogen.Dua kelompok gejala klinis dapat terjadi pada sindrom

    remik. Pertama, gangguan fungsi pengat uran dan ekskresi , kelaina n volum cairan dan

    elektrolit, ketidak seimbagan asam basa, retensi metabol it nitrogen dan metabolit

    lainnya, serta anemia yang disebabkan oleh defisiensi sekresi ginjal. Kedua, timbul

    gejala yang merupakan gabungan kelainan kardi ovaskular, neuromuskular, saluran

    cerna dan kelainan lainnya.

    V. ETIOLOGI

    Umumnya penyakit ginjal kronis disebabkan penyakit ginjal instrinsik difus dan

    me nahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir dengan gagal

    ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar ginjal, misal nefropati obstruktif dapat menye babkan

    4

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    5/32

    kelainan ginjal intrinsik dan berakhir dengan gagal ginjal kronik. Glomerulonefritis, hipertensi

    ese nsial dan pielonefritis merupakan penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik, kira-kira

    60%. Penyakit ginjal kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nef ropati

    obstruktif hanya 15-20%.

    Glomerulonefritis kronik merupakan penyakit parenkim gagal progresif dan difus, sering

    kali berakhir dengan penyakit ginjal kronik. Glomerul onefritis mungkin berhubungan dengan

    penyakit penyakit sist emi (glomerulonefritis sekunder) seperti SLE, poliartritis nodosa,

    granulomat osus Wagener. Glomerulonefritis yang berhubungan dengan diabetes mellitus

    (glomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan penyakit ginjal kronik.

    Glomerulonefritis yang berhubungan de nga n amiloidosis sering dijumpai pada pasien dengan

    penyakit menahun seperti tuberculosis, lepra, ost eomielitis, arthritis rheumatoid dan miel oma.

    Penya kit ginjal hipertensif (arteriolar nephrosclerosis) merupaka n salah satu penyebab penyakit

    ginjal kronik. Insiden hipertensi es ensial berat yang berakhir dengan gagal ginjal kronik

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    6/32

    pasien GGK yang masuk fase terminal oleh karena memerlukan atau sedang menjalani dialisi s.

    Dari data yang didasarkan atas kreatinin serum abnormal, saat ini diperkirakan pasien GGK

    adalah sekitar 2000 per juta penduduk (PJP). Kebanyakan diantara pasien ini tidak memerlukan

    pengobatan pengganti, karena sudah t erlebih dahulu meninggal oleh sebab lain. Dibandingkan

    dengan penyakit jantung koroner, strok, DM, dan kanker, angka ini jauh lebih kecil, akan tetapi

    me nimbulkan masalah besar oleh karena biaya pengobatannya amat mahal. Dari data Negara

    maju (Australia, Amerika serikat,Inggris, Jepang) didapatkan variasi yang cukup besar pada

    insidensi dan prevalensi GGK t erminal. Insidensi berkisar antara 77-283 per juta penduduk

    (PJP), seda ngkan Prevale nsi yang menjalani dialisis antara 476-1150 PJP. Perbe daan ini

    disebabkan antara lain perbedaan kriteria, geografis, et nik, dan fasilitas kesehatan yang

    disediakan.

    Data dan studi epidemiologis tentang GGK di Indonesia dapat dikatakan tidak ada. Yang

    ada tetapi juga langka, adalah set udi atau data epidemiologis klinis. Pada saat ini tidak dapat

    dike mukakan pola prevalensi diIndonesia, demikian pula pola morbiditas dan mortalitas. Data

    klinis yang ada, berasal dari RS ruj ukan Nasional, RS rujukan Propinsi, dan RS Swasta

    Spesialistik. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa data tersebut be rasal dari kelompok

    khusus.

    VII. DIAGNOSIS GGK

    Bila GGK telah bergejala, umumnya diagnosis tidak sukar dit egakkan. Gejala dan tanda

    GGK akan dibicarakan sesuai dengan gangguan sistem yang ti mbul.

    6

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    7/32

    Gangguan Pada Sistem Gastrointestinal

    Anoreksia, nausea dan vomitus, yang berhubungan dengan gangguan

    metabolism prot ein didalam usus, terbentuknya zat -zat toksik akibat

    metabolisme bakteri usus seperti ammonia dan metal guanidine, serta

    sembabnya mukosa usus.

    Foetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur diuba h oleh

    bakteri di mulut menjadi amonia sehingga napas berbau a monia. Akibat yang

    lain adalah timbulnya stomatitis dan parotitis.

    Cegukan (hiccup) sebabnya yang pasti belum diketahui.

    Gastritis erosif ulkus peptik, dan kolitis uremik.

    Kulit

    Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kunigan akibat penimbunan

    rokrom. Gatal-gatal dengan ekskoriasi akibat toksin uremik dan pengendapan

    kalsium dipori-pori kulit.

    Ekimosis akibat gangguan hematologis.

    Urea frost : akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat, (jarang dijumpai).

    Bekas-bekas garukan karena gatal.

    Sistem Hema tologis

    Anemia, dapat disebabkan berbagai fact or antara lain :

    1.uBerkurangnya produksi eritropoetin, sehingga rangsangan eritropoesis pada

    sumsum tulang menurun.

    2.uHemolisis, akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia

    toksis.

    3.uDefisiensi besi, asam foiat, dan lain-lain, akibat nafsu makan yang berkurang.

    4.uPerdarahan, paling sering pada saluran cema dan kulit.

    5.uFibrosis sumsum tulang akibat hiperparatiroidisme sekunder.

    Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia.

    Mengakibatkan perdarahan akibat agregasi dan adhesi trombosit yang

    berkurang serta menurunnya faktor trombosit III dan ADP (adenosin difosfat).

    7

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    8/32

    Gangguan fungsi leukosit.

    Fagositosis dan kemotaksis berkurang, fungsi limfosit menurun sehingga

    imunitas juga menurun.

    Sistem Saraf dan Otot

    Restless leg syndrome

    Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan.

    Burning feet syndrome

    Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama di telapak kaki.

    Ensefalopati metabolik

    Lemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus,

    kejang.

    Miopati

    Kelemahan dari hipotrofi otot-otot terutama ot ot-otot ekstremitas proksimal.

    Sistem Kardiovaskuler

    Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan aktifitas

    sistem renin-agiotensin-aldost eron.

    Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi perikardial, penyakit

    jantung koroner akibat atrerosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibatpenimbunan cairan dan hipertensi.

    Gangguan irama jantung akibat at erosklerosis dini, gangguan elektrolit dan

    kalsifikasi metastatik.

    Edema akibat penimbunan cairan.

    Sistem Endokrin

    Gangguan seksual : libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki akibat

    produksi testosteron dan spermatogenesi menurun. Sebab lain juga

    dihubungkan dengan metabolik tertent u (seng, hormon paratiroid). Pada wanita

    timbul gangguan menstruasi, gangguan ovulasi sampai amenorea.

    Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.

    Pada gagal ginjal yang lanjut (klirens kreatinin < 15 mL/menit), terjadi

    8

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    9/32

    penurunan klirens metabolik insulin menyebabkan wakt u paruh hormon aktif

    memanjang. Keadaan ini da pat menyebabkan kebutuhan obat penurun glukosa

    darah akan berkurang.

    Ganggguan metabolisme lemak.

    Gangguan metabolesme vitamin D.

    Gangguan sistem lain

    Tulang : ost eodistrofi renal, yaitu osteomalasia, osteitis fibrosa, osteosklerosis,

    dan kalsifikasi metastatik.

    Asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik sebagai hasil metabolisme.

    Elektrolit : hiperfosfatemia, hiperkalemia, hipokalsemia.

    Karena pada gagal ginjal kronik telah terjadi gangguan keseimbangan homeostatik pada

    seluruh tubuh, gangguan pada suat u sistem akan berpengaruh pa da siste m lain, sehingga suat

    gangguan metabolik dapa t menimbulkan kelainan pada berbagai sistem/organ tubuh.

    VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA GGK

    Pemeriksaan Laborat orium

    Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, Elektrolit (Na,K,Ca,Phospat), Hema tologi

    (Hb,Trombosit,Ht,Leukosit), Protein, Antibody (kehilangan protein dan

    immunoglobulin).

    Pemeriksaan Urine : Warna, PH, BJ, Kekeruhan, Volume, Glukosa, Protein,

    Sedi men, SDM, Keton, SDP, TKK/CCT.

    Pemeriksaan EKG

    Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan

    gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalsemia).

    Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

    Menilai besar dan bentuk ginjal, t ebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal,

    anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal kandung kemih serta prostat.

    Pemeriksaan Radiologi

    9

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    10/32

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    11/32

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    12/32

    7.uCairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urine se hari ditambah pengeluaran cairan

    melalui keringat dan pernapasan ( 500 ml)

    8.uVitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folar, vitamin C, dan

    vitamin D.

    Jenis Diet dan indikasi pembelian

    Ada tiga jenis diet ya ng diberikan menurut berat badan pasien, yaitu;

    Diet protein rendah I ; 30 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat

    badan 50 kg.

    Diet protein rendah II : 35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat

    badan 60 kg.

    Diet protein rendah II I : 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat

    badan 65 kg.

    Karena kebut uhan gisi pasi en penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keadaan

    dan berat badan peroranga n , maka jumlah protei n yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih

    rendah dari pada standar. Mutu protein dapat ditingkatka n dengan memberikan asam amino

    ese nsial murni.

    12

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    13/32

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIE N

    Nama : Nn. YU

    Jenis kelamin : Perempuan

    Umur : 28 tahun

    Alamat : Jln. Kalase Rena Gowa

    Status : Belum Menikah

    Agama : Islam

    No. RM : 413408

    Tgl Masuk : 29 Desember 2009

    Ruangan : Lontara 1 Bawah Kelas 3 kamar 5.

    II. ANAMNESIS

    Keluhan UtamaO: Sesak Nafas

    Anamnesis Terpimpin: Dialami sejak 12 jam SMRS, sesak timbl tiba-tiba. Riwayat

    transfusi 4 kantung sebelumnya di RS Gowa, dan sesak timbul saat pasien selesai transfusi.

    Sesak terus menerus, pasien dapat tidur dengan satu bantal, sesak disertai dengan jantung

    berdebar-debar. Nyeri dada ada, bat uk ada, lendir ada warna putih, darah ada, riwayat

    sering nyeri tenggorokan ada. Demam tidak ada, riwayat dema m tidak ada, sakit kepala

    tidak ada, lemas ada sejak 2 minggu SMRS, mual ada, muntah ada frek. 2x isi sisa makanan

    dan cairan, nyeri ulu hati ada. Nafsu makan menurun dan barat badan osi menurun.

    BAB : Biasa

    BAK : Lancar warna kuning

    Riwayat Penyakit Sebelumnya:

    - Riwayat berobat di dokter prakt ek dan d/ gastritis & anemi

    - Riwayat diabetes melitus tidak ada

    - Riwayat hiperte nsi ada, saa t kontrol 1 bulan yang lalu didokter TD 170/100

    13

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    14/32

    - Riwayat BA K berpasir tidak ada

    - Riwayat HD regular tidak ada

    III.uPEMERIKSAAN FISIS

    SP : sakit berat/ gizi cukup/ composmentis

    Berat Badan : 43 Kg

    Tinggi badan : 155 cm

    IMT : 17,89 kg/m 2

    Tanda vital

    Tekanan Darah : 160/100 mmHg

    Pernapasan : 32x/ menit

    Nadi : 112x/ menit

    Suhu : 36,8 Co

    Kepala: Anemis (+), ikters (-), sianosis (-)

    Leher : Massa tumor (-). Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar getah

    bening (-), DVS R-2 cmHuO

    2

    Thorax :

    Inspeksi : Simetris kiri= kanan

    Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), Vokal fremitus kiri=kanan

    Perkusi : Sonor kiri= kanan. Batas paru hepar setinggi ICS V kanan

    Depan

    Auskultasi : BP broncovesikuler, Ronchi +/ +(difus), wh -/-

    JantungO:

    Inspeksi : Ictus cordis ti dak tampak

    Palpasi : Ictus kordis tidak teraba

    Perkusi: Pekak

    Batas jant ung kanan : Lin. Parasternalis Dextra

    14

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    15/32

    Batas jantung kiri : Linea Midclavicularis Sinistra

    Auskultasi : Bunyi jant ung I/II murni, regular, bising (-).

    Abdomen :

    Inspeksi : Cembung, ikut gerak napas

    Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal

    Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), H/L tt b

    Perkusi : Timpani

    Ekstremitas: Edema +/+

    IV.uDIAGNOSA SEMENTARA

    CKD stage V e.c susp. nefropati hipertensi

    V.uPENATALAKSANAAN AWAL

    O2 2-4 L pm

    Diet rendah garam,re ndah purin,rendah kalium,rendah protein 0,8 gr/kgBB/hr

    Lasix 1 ampul/IV (ekstra)

    Rencana HD

    Rencana Peme riksaan:

    Urin lengkap

    SGOT/SGPT

    Ureum/ krea tinin

    Albumin, globulin, protein total

    HBsAg, Anti HCV, Fe, ADT, TIBC

    Elektrolit

    Foto thorax PA

    USG abdomen

    15

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    16/32

    VI. FOLLOW UP

    Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokt er

    29/12/09 Perawatan hari 1 : R/

    T: 160/100 S: Sesak napas (+), batk (+), lendir - Diet rendah garam, rendah

    mmHg warna putih (+), darah (+ ), demam (-) purin, rendah kalium, rendah

    N: 112x/ menit mual (+), muntah (+) frek. 2x, nyeri ul protein 0,6 gr/kg BB/hr

    P: 32x/ menit hati (+). - Lasix 1 amp/IV (ekstra)

    S: 36,8uC : SB/GC/CM

    o

    Anemis (+), DVS R+2 cmH2O Rencana Pemeriksaan:

    BP : br.vesikuler Foto Thorax PA

    BT : Rh +/+ (difus) Wh -/- USG AbdomenBJ I/II murni regular CK_CKMB

    Peristaltik (+) Urin lengkap

    Edema +/+ Konsul ginjal HT

    A: Ssp. Edema paru akt (keluarga sudah setuju HD )

    Ckd stage V e.c nefropati HT

    Efusi pleura

    Trombositopenia

    Peningkatan enzim transaminase

    Dislipidemia

    Hasil lab : 29-12-09

    WBC : 11.190u/L

    RBC : 4,65 10x6

    HGB : 13.4 gr/dL

    HCT : 38,3 %

    PLT : 84.000 /L

    GDS : 74

    Ur/Cre : 331/18,9 TKK : 2,79

    16

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    17/32

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    18/32

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    19/32

    01/01/2010 Perawatan hari ke- 4 : R/

    : Sesak napas , batuk (+), lendir sulitT: 150/100

    S - Diet rendah garam, rendah

    mmHg dikeluarkan, darah (+), demam (+). purin, rendah kalium, rendah

    N: 86 x/ menit : SS/GC/CM protein 34,2 gr/kg BB/hr

    P: 26 x/ menit Anemis (+), DVS R+2 cmH2O - Lasix 2 amp/12 jam IV (bila

    S: 37,5 C BP : br.vesikuler TDS = 100 mmHg)o

    BT : Rh +/+ Wh -/- - NTG 10 g/mnt (bila TDS =

    BB : 43 BJ I/II murni regular 100 mmHg) (tunda)

    BB koreksi : Asites (+) - O2 2-4 Lpm

    34,4 Edema +/+ Awasi TV/jam

    Balance cairan : A: Edema par akt Balance cairan

    -34 Ckd stage V e.c nfropati HT Rencana HD hari ini

    Imbalance elektrolit

    Rencana pemeriksaan:

    ADT, Fe, TIBC (tunggu hasil)

    Kontrol elektrolit

    UL

    Protein total/albumin

    02/01/2010 Perawatan hari ke- 5 : R/

    T: 170/110 S: Sesak napas (+), bat uk (+), lendir (+)u- Diet rendah garam, rendah

    mmHg demam (+). purin, rendah kalium, rendah

    N: 96x/ menit : SS/GC/CM protein 34,2 gr/kg BB/hr

    P: 26x/ menit Anemis (+) - Lasix 2 amp/12 jam IV (bila

    S: 36,5 C BP : br.vesikuler TDS = 100 mmHg)o

    BB : 43 BT : Rh +/+ Wh -/- - NTG 10 g/mnt (bila TDS =

    BB koreksi : BJ I/II murni regular 100 mmHg)

    34,4 Asites (+) - O2 2-4 Lpm

    Balance cairan : Edema +/+ Awasi TV/jam

    -34 Kontrol elektrolit

    19

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    20/32

    A: Edema par akt Rencana pemeriksaan:

    Ckd stage V e.c nefropati HT ADT, Fe, TIBC

    Imbalance elektrolit UL

    Protein total/albumin

    ( Semuanya tunggu hasil )

    03/01/2010 Perawatan hari ke- 6 : R/

    T: 150/90 S: Sesak , batk (+) - Diet rendah garam, rendah

    mmHg : SS/GC/CM purin, rendah kalium, rendah

    N: 84 x/ menit Anemis (+) protein 34,2 gr/kg BB/hr

    P: 24 x/ menit BP : br.vesikuler - IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    S: 36,7 C BT : Rh +/+ Wh -/- - Lasix 2 amp/12 jam IV (bilao

    BJ I/II murni regular TDS = 100 mmHg)

    Asites (+) - NTG stop

    Edema +/+ dorsum pedis - O2 2-4 Lpm

    A: Ckd stage V e.c nefropati HT - Restriksi cairan 500 cc + vol

    Imbalance elektrolit rin/hr

    - Herbesser CD 200 0-1-0

    - Balance cairan

    -HD reguler

    (selasa,kamis,sa btu)

    Rencana pemeriksaan:

    -ADT, Fe, TIBC (cek ulang

    hasil)!

    -UL (tunggu hasil)

    -Protein total/albumin (sdh

    dibuat pengantar)

    - Kontrol ele ktrolit (sdh dibuat

    pengantar)

    20

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    21/32

    04/01/2010 Perawatan hari ke- 7 : R/

    T: 150/80 S: Sesak napas (+), bat uk (+), lendir (+)u- Diet rendah garam, rendah

    mmHg demam (+). purin, rendah kalium, rendah

    N: 92 x/ menit : Anemis (+) protein 34,2 gr/kg BB/hr

    P: 24 x/ menit BP : br.vesikuler - IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    S: 37,8uC BT : Rh -/+ Wh -/- infus lepas

    o

    BJ I/II murni regular - Lasix 1 amp/12 jam IV (bila

    Peristaltik (+) kesan normal TDS = 100 mmHg)

    Edema +/+ dorsum pedis - Codein 10 mg 3x1

    A: Ckd stage V e.c nefropati HT - Herbesser CD 200 0-1-0

    Imbalance elektrolit - Balance cairan

    -HD reguler

    (selasa,kamis,sa btu)

    Rencana pemeriksaan:

    Kontrol DR

    Ureum/ kreatinin

    05/01/2010 Perawatan hari ke- 8 : R/

    T: 140/80 S: Sesak napas (+), batk (+), lendir (+),u- Diet rendah garam, rendah

    mmHg darah (+) berupa bercak, demam (+) purin, rendah kalium, rendah

    N: 96 x/ menit BAK : 850 cc/24 jam protein 34,2 gr/kg BB/hr

    P: 32 x/ menit : A nemis (+) - IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    S: 37,9uC BP : br.vesikuler - Lasix 1 amp/12 jam IV (bila

    o

    BT : Rh +/+ Wh -/- TDS = 100 mmHg)

    BJ I/II murni regular - Codein 10 mg 3x1

    Edema pretibial/dorsum pedis +/+ - Herbesser CD 200 0-1-0

    A: Ckd stage V e.c nefropati HT - Balance cairan

    -HD regular

    (selasa,kamis,sa btu)

    21

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    22/32

    Rencana pemeriksaan:

    DR, elektrolit

    Ureum/ kreatinin

    06/01/2010 Perawatan hari ke- 9: R/

    T: 100/50 S: Sesak napas (-), bat k (-) berkrang, - Diet rendah garam, rendah

    mmHg BAK : vol urine 800/24 jam purin, rendah kalium, rendah

    N: 92 x/ menit : Anemis (+) protein 34,2 gr/kg BB/hr

    P: 24 x/ menit BP : br.vesikuler - IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    S: 37,2uC BT : Rh +/+ Wh -/- - Lasix 1 amp/12 jam IV (bila

    o

    BJ I/II murni regular TDS = 100 mmHg)

    Peristaltik (+) kesan normal - Codein 10 mg 3x1

    Edema pretibial/dorsum pedis +/+ - Herbesser CD 200 0-1-0

    A: Ckd stage V e.c nefropati HT - Balance cairan

    -HD regular

    Hasil Lab : 29-12-2009 (selasa,kamis,sa btu)

    CK : 849 (< 167)

    CK_MB : 47 (

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    23/32

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    24/32

    TDS = 100 mmHg)BP : br.vesikuler

    BT : Rh +/+ Wh -/- - Codein 10 mg 3x1 (K/P)

    BJ I/II murni regular - Herbesser CD 200 0-1-0

    Peristaltik (+) kesan normal - Balance cairan : (-350)

    Edema dorsum pedis +/+ - HD regular (selasa, kamis,

    A: Ckd stage V e.c nefropati HT sabtu)

    Hasil Lab :( 6-01-2010) Rencana pemeriksaan:

    Ureum : 233 Kontrol DR post transfusi

    Kreatinin : 10,43

    As. Urat : 6,2 (2,4 - 5,7)

    El ektrolit :

    Na : 128

    K : 4,3

    Cl : 103

    (8-01-2010)

    WBC : 8080

    HgB : 10,3

    HCT : 31,4

    PLT : 81.000

    09/01/2010 Perawatan hari ke- 12 : R/

    T : 130/70 S: De mam (+), batk (+), lendir (+). - Diet rendah garam, rendah

    mmHg BAK : Sedikit, Vol. urine 500 cc/24 jam purin, rendah kalium, rendah

    N : 88 x/mnt : Anemis (+) protein 34,2 gr/kg BB/hr

    P : 24 x/mnt BP : br.vesikuler -IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    S : 37,3 C BT : Rh +/+ Wh -/- - Lasix 1 amp/12 jam IV

    BJ I/II murni regular - Codein 10 mg 3x1

    Peristaltik (+) kesan normal - Herbesser CD 200 0-1-0

    Edema dorsum pedis +/+ - HD regular

    24

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    25/32

    A: Ckd stage V e.c nefropat i HT (selasa,kamis,sa btu)

    -Rencana pasang cimino

    10/01/2010 Perawatan hari ke- 13 : R/

    T : 130/70 S: Sesak (-), bat k (-), sakit dada (-), - Diet rendah garam, rendah

    mmHg demam (-). protein 30 gr/kg BB/hr

    N : 88 x/mnt : A nemis (+) -IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    P : 24 x/mnt BP : vesikuler - Lasix 1 amp/12 jam IV

    S : 36,5 C BT : Rh -/- Wh -/- - Codein 10 mg 3x1

    BJ I/II murni regular - Herbesser CD 200 0-1-0

    Peristaltik (+) kesan normal -Pasang kateter

    Edema dorsum pedis -/- -HD regular

    A: Ckd stag e V e.c nefropati HT (salasa,kamis,sabt u)

    Rencana pemeriksaan:

    Ur/Cr, Elektrolit

    11/01/2010 Perawatan hari ke- 14 : R/

    T : 130/80 S: Sesak (-), bat uk (+), sakit dada (-), - Diet rendah garam, rendah

    mmHg demam (+). protein 30 gr/kg BB/hr

    N : 90 x/mnt : A nemis (+) -IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    P : 20 x/mnt BP : vesikuler - Lasix 1 amp/12 jam IV

    S : 37,4 C BT : Rh +/+ Wh -/- - Codein 10 mg 3x1

    BJ I/II murni regular - Herbesser CD 200 0-1-0

    Urine : Peristaltik (+) kesan normal -HD regular

    24 jam: 600 cc Edema dorsum pedis -/- (selasa,kamis,sa btu)

    A: Ckd stag e V e.c nefropati HT

    Rencana pemeriksaan:

    Ur/Cr, Elektrolit

    25

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    26/32

    12/01/2010 Perawatan hari ke- 15 : R/

    T : 140/90 S: Sesak (-), bat k (-), sakit dada (-), - Diet rendah garam, rendah

    mmHg demam (-). protein 30 gr/kg BB/hr

    N : 84 x/mnt : A nemis (-) -IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    P : 24 x/mnt BP : vesikuler - Lasix 1 amp/12 jam IV

    S : 36,5 C BT : Rh -/- Wh -/- - Codein 10 mg 3x1

    BJ I/II murni regular - Herbesser CD 200 0-1-0

    Peristaltik (+) kesan normal -HD regular

    Edema dorsum pedis -/- (selasa,kamis,sa btu)

    A: Ckd stag e V e.c nefropati HT

    13/01/2010 Perawatan hari ke- 16 : R/

    T : 120/80 S: Sesak (-), bat k (-), sakit dada (-), - Diet rendah garam, rendah

    mmHg demam (-), mual (-), muntah (-). protein 30 gr/kg BB/hr

    N : 72 x/mnt : A nemis (-), udem palpebra (+) -IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm

    P : 20 x/mnt BP : vesikuler - Lasix 1 amp/12 jam IV

    S : 36,8 C BT : Rh -/- Wh -/- - Codein 10 mg 3x1

    BJ I/II murni regular - Herbesser CD 200 0-1-0

    Peristaltik (+) kesan normal -HD reguler

    Edema dorsum pedis -/- (selasa,kamis,sa btu)

    A: Ckd stag e V e.c nefropati HT

    Rencana pemeriksaan:

    -Ur/Cr, DR

    -Konsul B. thorax & Vaskuler

    ntuk ci mino

    10.00 Ku : Baik -Pro cimino (jika keluarga

    S : Sesak (-) setuj u)

    -Tunggu jadwal

    26

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    27/32

    14/01/2010 Perawatan hari ke- 17 : R/

    T : 120/80 S: Sesak (-), bat k (-), sakit dada (-), - Diet rendah garam, rendah

    mmHg demam (-), mual (-), muntah (-). protein 30 gr/kg BB/hr

    N : 76 x/mnt : A nemis (+), udem palpebra (+) -IVFD NaCl 0,9 % 10 tpm aff

    P : 20 x/mnt BP : vesikuler infus

    S : 36,9 C BT : Rh -/- Wh -/- - Lasix 1 amp/12 jam IV

    BJ I/II murni regular stop ganti oral

    Peristaltik (+) kesan normal - F rosemid 40 mg 1-0-0

    Edema dorsum pedis -/- - Herbesser CD 200 0-1-0

    A: Ckd stag e V e.c nefropati HT -HD reguler

    (selasa,kamis,sa btu)

    VII. RESUME

    Perempuan umur 28 tahun mas uk RS dengan keluhan Dyspne u yang dialami sejak 12

    jam SMRS, dispneu timbul setelah transfusi transfusi 4 ka ntung di RS Gowa. Sesak terus

    me nerus, pasien dapat tidur dengan satu bantal, sesak disertai dengan jantung berdebar-debar.

    Nyeri dada ada, batuk ada, sput um ada warna putih, darah ada, riwayat sering nyeri

    tenggorokan ada. Demam tidak a da, sakit kepala tidak ada, l emas ada sejak 2 minggu SMRS,

    mual ada, vomitus yang frek. 2x isi sisa makanan dan cairan, nyeri ul u hati ada, Nafsu makan

    me nurun dan barat badan osi menurun. Defekasi biasa, miksi lancar warna kuning. Riwayat DM

    tidak ada, riwayat hipertensi ada, saat kontrol satu bulan yang lalu didokt er TD 170/100,

    riwayat BAK berpasir tidak ada, riwayat penyakit jant ung tidak ada, riwayat HD regular tidak

    ada.

    Pada pemeriksaan fisis, status present pasien adalah sakit berat, gizi kucup dan

    komposmentis. Pada pemeriksaan tanda vital TD 160/100 mmHg, nadi 112 x/mnt (takikardi),

    pernapasan 32 x/mnt, suhu 36,8 C. Pada pemeriksaan kepala didapatkan anemis (+). Pada

    pemeriksaan leher, thorax, jantung, abdomen, dalam bat as normal. Pada ekstremitas

    ditemukan edema (+).

    27

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    28/32

    Pada pemeriksaan laboratorium saat pasien masuk RS, leukosit (WBC : 11.190 x 10 /L),

    anemi (HgB : 13,4 gr/dl), PLT (84.000), GDS (74), ureum (331), kreatinin (18,9) dengan TKK

    (2,79), SGOT/SGPT (149/130), Alb/Glob (3,2/3,3), Chol. T otal (293), HDL (40), LDL (179), Na

    (126), K (5,9), Cl (93). Hasil urinalisa dari protein (+3), blood (+3), Pada se diaan eritrosit (20-30),

    leukosit (4-6), epitel sel (6-9). Hasil laboratorium kontrol WBC (7.960), HgB (7,1), ureum (233),

    kreatinin (10,43).

    Hasil USG abdomen menunjukkan a danya acites dan efusi ple ura kanan. Pada CXR

    me nunjukkan edema paru dan efusi pleura bilateral.

    Berdasarkan hasil ana mnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan laborat orium, serta

    pemeriksaan penunja ng CXR dan USG abdomen, maka diagnose yang ditegakkan adalah e dema

    paru dan CKD Stage V e.c Nefropati HT.

    VII. DISKUSI

    Pasien masuk RS de ngan keluhan sesak nafas sejak 12 jam SMRS, diperkirakan

    kemungkinan beberapa penyakit seperti penyakit paru dan jantung serta penyakit selain

    jantung. Dari hasil anamnesis dan fisis pasien, kami me ndiagnosis CKD dengan adanya sesak

    tiba-tiba setelah transfusi akibat kerja jantung yang tiba-tiba memberat karena pemberian

    beban transfusi, anemis, ronkhi difus, edema (edema paru akut), mual (+), muntah (+),

    hipert ensi, penurunan LFG, dengan ini ka mi mengarah ke CKD.

    Diketahui penyebab CKD adalah DM tipe I dan II, hipertensi, glomerulonefritis, nefritis

    interstitial, kista, penyakit sistemik, dan neoplasma.

    Pada CKD terjadi gangguan fungsi ginjal sebagai berikut :

    1.uFiltrasi,pada pasi en ini kemungkinan terjadi kerusakan ginjal dengan adanya kebocoran

    protein di glomerulus sehingga terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan ascites dan

    edema ekstremitas. Namun pada pasien ini ti dak dilakukan pemeriksaan albumin sehingga

    tidak dapat dibuktikan. A danya ascites pada pasien ini dapat dipikirkan suatu diagnosis

    bandi ng sirosis hepatis tetapi tidak ditemukan stigma sirosis (eritema pal maris dan spider

    28

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    29/32

    nevi) dan tidak dilakukan pemeriksaan USG abdomen, albumin, globulin sehingga diagnosis

    ini dapat disingkirkan. Ascites juga disebabkan ol eh asupan makanan yang kurang atau diet

    rendah protein. CKD sudah terjadi kerusakan pada glomerulus yang menyebabkan protein

    keluar dari ginjal, sehingga tekanan onkotik menurun, tekana n hidrostatik kapiler

    meningkat yang menyebabkan cairan menumpuk di ekstraseluler. Edema ekstremitas

    (pretibial dan dorsum pedis) terjadi akibat bendungan di jant ung kanan sehingga aliran

    balik vena cava inferior meningkat.

    2.uReabsorbsi,pada gagal ginjal terjadi reabsorbsi elektrolit termasuk ure um dan kreatinin

    sehingga jumlahnya meningkat dalam darah yang dapat menimbulkan sindrom uremik

    yang akan menimbulkan gejala dispepsia yaitu mual dan muntah. Penimbunan cairan di

    ekstraseluler akan meningkatkan kerja jant ung sehingga lama - kelamaan jantung tidak

    mampu lagi berkontraksi dan terjadi kong estif yang aka n menimbulkan aliran balik darah

    dari atrium kiri ke jaringan interstitial paru yang dapat menyebabkan edema paru akut

    ditandai dengan ronkhi. E dema paru akut yang bermanifestasi klinis sebagai dispneu dan

    kadang kadang bat uk.

    3.uSekresi,ginjal mensekresi hormon EPO yang berperan dalam eritropoesis. Pada pasien ini

    terjadi defisiensi EPO yang menyebabka n anemia. Pada CKD terjadi uremia yang bersifat

    racun yang dapat me nginaktifka n EPO sehingga umur eritrosit lebih pendek, disamping it

    kece nderungan t erjadinya hemolitik. Sekresi renin-angiotensin-aldosteron (RAA) dapat

    meningkatkan reabsorbsi Na ,K,Cloleh tubulus distal da n tubulus kolektivus, dengan+

    + -

    de mikian sistem RAA mendorong retensi garam yang menaikan tekanan darah, selain it

    angiotensin II juga merupakan vasokonstrikor kuat bagi arteriol sehingga secara langsung

    meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan resistensi perifer total.

    4.uEkskresi,ginjal diharapkan mengatur keseimba ngan elektrolit dan pengeluaran ureum dan

    kreatinin. Namun pada pasien ini terjadi peningkatan ureum dan kreatinin dalam darah,

    yang kemungkina n terjadi gangguan ekskresi ureum dan kreatinin dalam urin.

    29

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    30/32

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    31/32

    2.OKalsium Antagonis, pasien ini diberikan Diltiazem (herbesser) HCl 1-0-0 yang merpakan

    golongan nondi hiropiridin, yang efeknya akan memperlambat pembent ukan impuls

    spontan di nodus SA ya ng membuat denyut jantung sedikit melambat atau menghambat

    influks kalsium langsung pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard.

    3.OAntitusif, pasien ini diberikan kodein 10 mg 1-1-1, dimana perlangsngan batk pasien

    yang mulanya berlendir menjadi batuk kering.

    Cimino dilakukan untuk memudahkan akses vaskuler saat HD, yang sebelumnya

    dilakukan pemeriksan Doppler untuk menilai vaskuler dan tempat yang baik unt uk pe masangan

    cimino.

    31

  • 7/28/2019 110990294-Refrat-CKD

    32/32