(106842942) 80538819-PEMERIKSAAN-UNTUK-GLAUKOMA

download (106842942) 80538819-PEMERIKSAAN-UNTUK-GLAUKOMA

If you can't read please download the document

Transcript of (106842942) 80538819-PEMERIKSAAN-UNTUK-GLAUKOMA

PEMERIKSAAN UNTUK GLAUKOMA

1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan

Pemeriksaan tajam penglihatan bukan merupakan pemeriksaan khusus untuk glaukoma.

2. Tonometri

Tujuan pemeriksaan dengan tonometri adalah untuk mengetahui tekanan bola mata seseorang. Tonometer yang ditaruh pada permukaan kornea akan menekan bola mata kedalam. Tekanan kedalam ini akan mendapatkan perlawanan tekanan dari bola mata melalui kornea. Keseimbangan tekanan tergantung dari beban yang digunakan untuk menekan permukaan kornea. Dikenal empat bentuk tonometri atau pengukur tekanan bola mata:

a. Digital (palpasi)

Dasar:

Merupakan pengukuran tekanan bola mata dengan jari pemeriksa. Alat:Jari telunjuk kedua tangan

Teknik:

Mata ditutup

Pandangan kedua mata menghadap kebawah

Jari-jari lainnya bersandar pada dahi dan pipi pasien

Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang kornea bergantian

Satu telunjuk menyeimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan bola mata

Nilai:

Didapat kesan berapa ringannya bola mata dapat ditekan. Penilaian dilakukan dengan pengalaman sebelumnya yang dapat dicatat, N : normal, N+1 : agak tinggi, N+2: untuk tekanan lebih tinggi, N+3 : untuk tekanan yang sangat tinggi, N-1 : tekanan lebih rendah dari normal, N-2 : lebih rendah lagi dan seterusnya.Sangat baik bila tonometer tidak dapat dipakai atau sulit dinilai, seperti pada sikatrik kornea, kornea ireguler dan infeksi kornea. Tetapi pemeriksaan ini memerlukan pengalaman pemeriksa karena terdapat faktor subjektif.

b. Tonometri Schiotz

Dasar:

Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea dengan beban yang dapat bergerak bebas pada sumbunya. Benda yang ditaruh pada kornea akan menekan bola mata kedalam dan mendapat perlawanan tekanan dari dalam melalui kornea. Keseimbangan tekanan tergantung pada beban tonometer.Tujuan:

Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata dengan tonometer.

Alat:

Obat tetes anestesi lokal (tetrakain atau pantokain)

otz

A a Tonome e Schiotz

Tonometer Schi

Teknik: l t t r

Pasien diminta melonggarkan pakaian termasuk dasi yang dipakai

Pasien diminta tidur telentang ditempat tidur

Mata ditetes dengan tetrakain/pantokain

Ditunggu sampai pasien tidak merasa perih

Kelopak mata pasien dibuka dengan telunjuk dan ibu jari (jangan tertekan bola mata pasien)Pasien diminta meletakkan ibu jari tangannya di depan matanya atau pasien melihat kelangit-langit ruangan pemeriksaan Telapak tonometer Schiotz diletakkan pada permukaan kornea

Setelah telapak tonometer menunjukkan angka yang tetap, dibaca nilai tekanan pada skala busur Schiotz.

Nilai:

Pembacaan skala dikonfersi pada tabel untuk mengetahui bola mata dalam mmHg. Tekanan bola mata normal 15-20 mmHg.Tonometer Schiotz tidak dapat dipercaya pada miopia dan penyakit tiroid karena terdapat pengaruh kekakuan sklera pada pemeriksaan.

c. Tonometri Aplanasi

Tujuan:

Pemeriksaan ini untuk mendapatkan tekanan intra okuler dengan menghilangkan pengaruh kekakuan sklera dengan mendatarkan permukaan kornea.Dasar:

Tekanan sama besar dengan tenaga dibagi dengan luas yang ditekan (P=F/A). Untuk mengukur tekanan mata harus diketahui luas penampang yang ditekan alat sampai kornea rata dan jumlah tenaga yang diberikan. Pada tonometer aplanasi Goldmann jumlah tekanan dibagi penampang dikali sepuluh dikonfirmasi langsung kedalam mmHg tekanan bola mata.

Dengan tonometer aplanasi tidak diperhatikan kekakuan sklera (scleral rigidity) karena pad atonometer aplanasi pengembangan mata dalam 0,5 mm3 sehingga tidak terjadi pengembangan sklera yang berarti.

Alat:

1. Slitlamp dengan sinar biru.

2. Tonometer aplanasi

3. Flouresein strip/tetes

4. Obat tetes anestesi lokal (tetrakai/pantokain)

na ma a Jadi dengan mudah di paka oleh eknis yaringan.

Pemeriksaan tonometri Aplanasi9

Teknik:

Mata yang akan diperiksa diberi anestesi topikal

Pada mata tersebut ditempelkan kertas fluoresein. Sinar oblik warna biru dari slitlamp disinarkan pada dasar telapak prisma tonometer aplanasi Goldmann

Pasien diminta duduk dan meletakkan dagunya pada slitlamp dan dahi tepat pada penyangganya.

Pada skala tonometer aplanasi dipasang tombol tekanan 10 mm

Telapak prisma aplanasi di dekatkan pada kornea perlahan-lahan

Tekanan ditambah sehingga gambar kedua setengah lingkaran pada kornea yang sudah diberi fluoresein terlihat berimpit antara bagian luar dengan bagian dalam.

Dibaca tekanan pada tombol putaran tonometer. Tekanan tersebut merupakan tekanan intra okuler dalam mmHg.

Nilai:

Dengan tonometer aplanasi tekanan bola mata lebih dari 20 mmHg dianggap menderita glaukoma.

c. Tonometri Non Kontak

Tonometri non kontak tidak seteliti tonometer aplanasi. Dihembuskan sedikit udara pada kornea. Udara terpantul dari permukaan kornea mengenai membran penerima tekanan pada alat ini.metoda ini tidak memerlukan anastesi, karena tidak ada bagian alat yang menge i t . i t i dan berguna dalam program pen

Pemeriksaan dengan Tonometri Non Kontak9

3. Pemeriksaan Lapangan Pandang a. Uji KonfrontasiTujuan

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat gangguan lapangan pandangan pasien. DasarMembandingkan lapangan pandangan pasien dengan pemeriksa.

Teknik

Pasien dan pemeriksa duduk dengan berhadapan muka dengan jarak kira-kira 1 meter Mata kiri pemeriksa ditutup dan mata kanan pemeriksa ditutup

Mata kanan pemeriksa dan mata kiri pasien saling berpandangan, sebuah benda diletakkan antara pasien dengan pemeriksa pada jarak yang samaBenda mulai digerakkan dari perifer ke arah sentral sehingga mulai terlihat oleh pemeriksa.Bila pemeriksa sudah melihat benda maka ditanya apakah benda sudah terlihat oleh pasien, hal ini dilakukan untuk semua arah. Percobaan dilakukan pada mata yang satunya baik pada pemeriksa maupun pada

pasien.

Nilai

Jika benda yang dilihat pemeriksa sama dengan pasien berarti lapangan pandangan sama. Bila pasien melihat terlambat, berarti lapangan pandang pasien lebih sempit daripada pemeriksa.

b. Perimetri Goldman

Tujuan

Perimetri dilakukan untuk mencari batas luar persepsi sinar perifer dan melihat kemampuan penglihatan daerah yang sama dan dengan demikian dapat dilakukan pemeriksaan defek lapangan pandangan.Dasar

Saraf yang mempunyai fungsi sama akan mempunyai kemampuan melihat yang sama. Bila ada rangsangan sinar pada retina maka retina akan melihat rangsangan tersebut.

Teknik

Pemeriksa menerangkan terlebih dahulu tentang perlunya kerjasama pada pemeriksaan, perlunya fiksasi terus menerus dan diminta untuk bereaksi cepat bila sudah melihat sinar yang datang dari perifer.Pasien dimintaduduk didepan perimetri Goldman dengan dagu terletak pada bantalan dagu. Sebelah mata ditutup.

Mata yang tidak ditutup diberi koreksi untuk jauh disertai kacamata adisi dan diminta fiksasi pada target yang terletak 33 cm didepanmata pasien.Objek bercahaya digeser dari perifer (tak terlihat) kearah sentral ( daerah terlihat) daerah fiksasiPasien harus segera memberitahu bila melihat cahaya, yang dicatat pada kartu kampus. Bila ditemukan defek lapang pandangan maka pemeriksaan diulang paling sedikit dua kali. Hal ini dilakukan pada 18-20 meridian.

Selama pemeriksaan pemeriksa dapat melihat kemampuan fiksasi melalui lobang pengintip.

Nilai

Dilihat defek lapang pandangan yang tergambar pada kartu kampus, dan berdasarkan susunan anatomik diketahui letak gangguan serat saraf. Dapat ditemukan kelainan retina, saraf, glaukoma, dan saraf optik.

Makin kecil objek, makin besar kemungkinan ditemukannya skotoma, karena makin cepat pasien sukar melihat sehinggga akan memberikan reaksi yang lebih cepat untuk menyatakan benda yang tidak terlihat.

Diagram Perimetri dan Computerized Perimetry

4. Funduskopi

a. Pemeriksaan ophtalmoskop langsung

Tujuan

Untuk menilai kelainan dan keadaan pada fundus okuli.

Dasar

Cahaya yang dimasukkan kedalam fundus akan menghasilkan reflek fundus. Gambaran fundus mata akan terlihat bila fundus diberi sinar . Funduskopi dilihat dikamar gelap.

Nilai

Pada papil saraf optik dapat terlihat apakah ada papil edema, hilangnya pulsasi vena, saraf optik, ekskavasi papil pada glaukoma dan atrofi saraf optik. Pada retina dapat dinilai kelainan seperti perdarahan subhialoid, perdarahan intraretina, lidah api, dots, blots, edema retina dan edema makula. Pembuluh darah retina dapat dilihat perbandingan atau ratio arteri vena, perdarahan arteri dan vena dan adanya mikroaneurisma dari vena.

Pada glaukoma dapat terlihat:

-kelainan papil saraf optik (papil glaukomatous) pembesaran cup yang konsententrik, saraf optik pucat atau atropi, saraf optik tergaung- kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atropi akan berwarna hijau

- tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar

Norma funduskopi11

Funduskopi pada pas en G aukoma

l i l 11

b. Ophtalmoskop Tidak Langsung

Alat ini digunakan untuk melengkapi pemeriksaan ophtalmoskopi langsung. Ophtalmoskop tidak langsung dipasang dikepala pemeriksa dan memungkinkan pandangan binokular melalui sepasang lensa dengan kekuatan lengkap. Pasien diminta melihat kearah kuadran yang diteliti. Sebuah lensa cembung dipegang beberapa inchi dari mata pasien dengan arah yang tepat sehingga serentak memfokuskan cahaya pada retina. Alat ini memberikan lapangan pandang yang jauh lebih lebar dengan pembesaran yang lebih lemah.

Pemeriksaan Ophtalmoskop tidak langsung

5. Gonioskopi

Tujuan

Melihat langsung keadaan patologik sudut bilik mata, dan untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing.

Dasar

Dengan sistem prisma dan penerangan yang cukup sudut bilik mata dapat dilihat

Pemeriksaan Gonioskopy10

Teknik

Pemeriksaan dilakukan di kamar gelap

Mata yang akan diperiksa diberikan tetes anastesi topikal

Pasien duduk menaruh dagu didepan slitlamp

Goniolens diletakkan di permukaan kornea

Disatukan sinar pada prisma goniolens degan pandangan

Yang dilihat pada prisma goniolens:

o Garis Schwalbe

o Trabekulum

o Saluran Schlemm

o Skleral spur

o Badan siliar

Nilai

Derajat 0, bila terlihat struktur sudut dan terdapat kontak kornea dengan iris

(sudut tertutup)

Derajat 1, bila tidak terlihat bagian jalinan trabekulum sebelah belakang dan garis Schwalbe terlihat disebut sudut sangat sempit Derajat 2, bila sebagian kanal Schlem terlihat

Derajat 3, belakang kanal Schlemm dan skleral spur masih terlihat Derajat 4, badan siliar terlihat (sudut terbuka)

6. Pachymetry

Tujuan:

Untuk melihat ketebalan dari kornea yang merupakan faktor risiko dari glaukoma. Pachymetry dapat juga digunakan untuk membaca tekanan intra okuler yang tinggi.

Dasar:

Tebal suatu benda dapat diukur dengan melihat bayangan benda tersebut pada suatu sistem pemisahan sinar pada kaca. Pachymetry merupakan alat ultrasounography yang mengukur tebal kornea pada daerah tertentu

Teknik:

Alat pechymetry ditempel pada slitlamp.

Cahaya kecil disinar tegak lurus pada kornea dan kemudian kaca digeser sampai dataran belakang kornea berimpit dengan dataran depannya pada kedua kaca yang digeser Baca pada skala pergeseran kaca

A a Pachyme e 10

l t t r

Nilai:

Tebal kornea dapat ditentukan, berdasarkan konversi pergeseran sinar. Dengan pachymetry dapat juga ditentukan tebal lensa dan dalamnya bilik mata depan