101540 Euis Lia Karwati Fsh

download 101540 Euis Lia Karwati Fsh

of 119

Transcript of 101540 Euis Lia Karwati Fsh

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    1/119

    METODE ALOKASI SURPLUSUNDERWRITINGDANA

    TABARRUPADA ASURANSI KERUGIAN SYARIAH

    (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

    Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

    Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

    Oleh:

    EUIS LIA KARWATI

    NIM : 106046201729

    KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

    PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1432 H / 2011 M

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    2/119

    METODE

    ALOKASI,SUftPT,

    AS

    UNDE

    RWMNNG

    DANA

    ,TABARR{T

    PADA ASURANSI

    KERUGIAN SYARIAH

    (Studi

    Pada

    Unit

    Syariah

    PT. Asuransi Umum

    Bumiputera

    Muda 1967)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas

    Syariah dan

    Hukum

    Untuk

    memenuhi

    Salah Satu

    SyaratMencapai

    Gelar

    Sarjana

    Ekonomi

    Syariah

    (S.E.Sy)

    Oleh:

    EUIS

    LIA

    KARWATI

    MM.106046201729

    Di

    Bawah Bimbingan

    Pembimbing

    I

    Pembimbing

    tr

    Fahmi Basyah,

    ST,

    MM,

    AAIK,

    AIIS,

    QIP

    NIP. 150370 227

    KONSENTRASI ASURANSI

    SYARIAH

    PROGRAM

    STUDI

    MUAMALAT

    (EKONOMI

    ISLAM)

    FAKULTAS

    SYARIAH DAN HUKUM

    UIN

    SYARIF

    HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    t432H

    l20ttM

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    3/119

    PENGESAHAN

    PANITIA

    UJIAN

    ,*ror,

    yang

    berjudul

    Metode

    Alokasi

    surplus

    underwriting

    Dana

    Tabarru

    pada

    Asuransi

    Kerugian

    syariah

    (studi

    pada

    unit

    syariah

    pr.

    Asuransi

    umum

    Bumiputera

    Muda

    1967),

    telah

    diujikan

    dalam

    sidang

    munaqi yah

    Fakultas

    Syariah

    dan

    Hukum

    UIN

    Syarif

    Hidayatullah

    Jakarta

    pada

    tanggal23

    luni

    2011.

    Skripsi

    ini

    telah

    diterima

    sebagai

    salah

    satu

    syarat

    untuk

    memperoleh

    gelar

    Sarjana

    program

    strata

    I

    (sl)

    pada

    Program

    studi

    Muamalat

    @konomi

    Islam)

    Panitia

    Ujian

    Munaqasyah

    Ketua

    : Dr.

    Euis

    Amalia,

    M.Ag

    NrP.

    1

    97

    I 07

    0t

    1998032002

    :

    Mu'min

    Rouf,

    M.A

    NIP.

    1

    97004161997031004

    Pembimbing

    I

    :

    Fahmi

    Basyah,

    ST,

    MM,

    AAIK,

    Pembimbing

    II:

    Abdurrauf, Lp,

    M.A

    NrP.

    t50370227

    Penguji

    t

    Dr.

    Euis

    Amalia,

    M.Ag

    NIP.

    I

    97 10701

    1998032002

    Dr. H.

    Supriyadi

    Ahmad,

    M.A

    NIP.

    19581

    128199403

    1001

    Sekretaris

    Jakarta,23

    Juni2017

    zDr.

    H.

    Muhammad

    Amin

    Suma,

    SH,MA,

    MM

    l

    9550505

    I

    9820310t2

    Penguji

    II

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    4/119

    ABSTRAK

    Euis Lia Karwati : 106046201729. Metode Alokasi Surplus UnderwritingDana Tabarru Pada Asuransi Kerugian Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT.

    Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967). Skripsi. Konsentrasi Asuransi

    Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan

    Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui tingkat surplus

    underwriting dana tabarruperiode tahun 2009 dan tahun 2010 pada Unit Syariah

    PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967; (2) Untuk mengetahui ketentuan yang

    digunakan dalam alokasi surplus underwritingdana tabarrupada Unit Syariah PT.Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967; (3) Mengetehuiperan surplus underwriting

    dana tabarrupadaprofit perusahaan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera

    Muda 1967.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, jenis

    penelitian yang digunakan merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan

    (library research) danpenelitianlapangan (field research) yakni penelitian

    kepustakaan dan penelitian lapangan. Data primer yang digunakan dalam bentuklaporan keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 periode

    2009-2010, company profile, serta hasi lwawancara pribadi. Data sekunder bersumber

    dari buku-buku, website, penelitian terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya.Kesimpulan ini secara singkat adalah (1) Berdasarkan perhitungan surplus

    underwriting tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami surplus underwriting dana

    tabarru yang sangat signifikan sebesar 88,45%. (2) berdasarkan PMK No. 18 dan

    Fatwa DSN-MUI No.53 pengalokasian surplus dana tabarruditetapkan berdasarkankebijaksanaan perusahaan yang telah disetujui oleh DPS dan calon peserta pada saat

    menandatangani pernyataan akad, komposisinya yaitu sebesar 30% untuk peserta,

    67,5% untuk pengelola dan 2,5% untuk cadangan.(3)Profitperusahaan diperoleh dariPendapatan pengelola yaitu : Penerimaan Ujrah, Penerimaan Alokasi Surplus

    Tabarru, Hasil investasi dana Pengelola serta Bagi Hasil investasi pengelolaan dana

    Tabarru. Selanjutnya dikurangi beban-beban yang harus dibayar yaitu :BebanPemasaran, Beban Umum, Beban Administrasi, Komisi, UjrahReasuransi, Beban

    lain-lain. Selisih yang terjadi akan diperoleh Profit Pengelola.

    Kata kunci : Alokasi surplus Underwriting dana tabarru, Asuransi

    Kerugian, Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera

    Muda 1967

    Pembimbing : 1. Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AAIS, QIP

    2. Abdurrauf Lc, M.A

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    5/119

    LEMBAR

    PERNYATAAN

    Dengan

    ini saya

    menyatakan

    bahwa :

    1.

    Skripsi

    ini

    merupakan

    hasil

    karya

    asli

    saya

    yang

    diajukan

    untuk memenuhi

    salah

    satu

    persyaratan

    memperoleh

    gelar

    strata 1

    di

    Universitas

    Islam

    Negeri

    Syarif

    Hidayatullah

    lakafia.

    2.

    Semua

    sumber

    yang

    saya

    gunakan

    dalam

    penulisan

    ini

    telah

    saya

    cantumkan

    sesuai dengan

    ketentuan

    yang

    berlaku

    di Universitas

    islam

    Negeri Syarif

    Hidayatullah

    Jakarta.

    3.

    Jika

    dikemudian

    hari

    terbukti

    bahwa karya

    ini

    bukan hasil

    karya

    asli

    saya

    atau

    merupakan

    hasil

    jiplakan

    dari karya

    orang

    lain,

    maka

    saya bersedia

    menerima

    sanksi

    yang

    berlaku

    di Universitas

    Islam

    Negeri

    Syarif

    Hidayatullah

    Jakarta.

    Jakarta,

    l0

    Juni

    201

    I

    METERAI

    TEMPEL

    PAlix

    r er6rN

    rtNcs/

    TGL

    2A

    3C411

    E)14$-\I ,u'59t:4tl

    6ww_w

    Euis

    Lia

    Karwati

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    6/119

    vi

    KATA PENGANTAR

    Segala puji serta syukur, penulis panjatkan kepada Dzat yang maha mengetahui

    semua yang ada dibumi dan dilangit, baik yang zahir dan yang bathin. Dialah

    pemilik alam semesta ini Allah SWT. Yang berkat taufiq, hidayah dan inayah-Nya

    penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

    selalu tercurahkan kepada baginda alam, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,

    sahabatnya hingga akhir zaman nanti.

    Banyak sekali rintangan serta hambatan yang penulis rasakan dalam penulisan

    skripsi ini, namun Alhamdulillah berkat pertolongan Allah SWT dan bantuan dari

    berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga akhirnya

    penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang masih jauh dari

    kesempurnaan. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan

    terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1.Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah

    dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2.Dr. Ibu Euis Amalia, M.Ag. Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan

    Hukum dan Bapak Mumin Rouf, S.Ag, MA, selaku Sekretaris Prodi

    Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum.

    3.Bapak Fahmi Basyah, ST, MM, AAIK, AIIS, QIP, dan Bapak Abdurrauf Lc,

    MA. selaku Dosen Pembingbing

    4.Bapak Drs. Saiful Hadi, pihak Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera

    Muda 1967 yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan segala ilmu

    pengetahuan, arahan dan sarannya, serta telah bersedia memberikan data-data

    yang penulis perlukan, sehingga penelitian ini terselesaikan.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    7/119

    vii

    5.Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakutas Syariah dan Hukum yang telah

    memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga selama

    masa perkuliahan.

    6.Kedua orang tua penulis yang terhormat Bapak Aos G. Muttaqin dan Ibu Eti

    Rohayati, terima kasih atas cinta dan kasih sayang, serta mendidik penulis

    dengan segala curahan hati dan doa restu yang diberikannya serta segala upaya

    dan jerih payahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan berbagai jenjang

    pendidikan sampai terselesaikannya skripsi ini. Kakak (Audung, Aaay, Teh

    Oop, Teh Tia) Adik (Ina, Mia, Ikbal) Ponakan Ku Ahmad Shahibul Wafa,

    terima kasih atas doa dan motivasinya.

    7.Orang-orang terdekat penulis Yaya, Ida, Bunyati, Novi, Sopyan, Eli you are

    the best friends, hanya ucapan terima kasih atas segala kebaikan yang kalian

    berikan yang telah memberikan nasehat serta bantuan dan itu sangat berarti

    bagi penulis dan setiap kenangan bersama kalian tak akan kulupakan.

    8.My Dear yang selalu memberikan semangat dan motivasinya disaat rasa jenuh

    datang dalam pembuatan skripsi ini.

    9.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    memberikan dorongan, semangat dan motivasi dalam kehidupan penulis,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

    semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada

    penulis dalam menyusun skripsi ini semoga Allah SWT senantiasa memberikan

    sinar terang kepada seluruh hambanya dan semoga aktifitas penulis selalu

    diberkahi-Nya dan diberikan hidayah-Nya. Akhir kata, penulis skripsi ini

    tentunya masih banyak kekurangan, namun semoga skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi semua kalangan.

    Jakarta, 10 Juni 2011

    Penulis

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    8/119

    viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH ............................................... iii

    ABSTRAK ............................................................................................................ iv

    LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. v

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

    DAFTAR ISI......................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ x

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 8

    C. Tujuan dan Manfaat penelitian ....................................................... 9

    D. Review Studi Terdahulu ................................................................. 10

    E.

    Kerangka Teori dan Kerangka konsep ........................................... 12F.

    Metode Penelitian ........................................................................... 14

    G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 17

    BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ASURANSI SYARIAH

    A. Konsep Asuransi Syariah ............................................................... 19

    1. Pengertian Asuransi Syariah ...................................................... 19

    2. Landasan Hukum Asuransi Syariah ........................................... 22

    3.

    Prinsip Dasar Asuransi Syariah ................................................. 26

    B. Konsep Dana Tabarru ..................................................................... 28

    1. Pengertian Dana Tabarru ........................................................... 28

    2. Landasan Hukum Penggunaan Dana Tabarru ........................... 30

    3. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru ..................................... 31

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    9/119

    ix

    4. Tujuan dan Manfaat Dana Tabarru ............................................ 36

    C. Implementasi Akad Tabarru dan Wakalah Bil Ujrah Pada

    Asuransi Umum Syariah .............................................................. 38

    D. Surplus Dana Tabarru dan Mekanisme Pendistribusiannya ........... 42

    BAB III GAMBARAN UMUM UNIT SYARIAH PT. ASURANSI UMUM

    BUMI PUTERA MUDA 1967

    A. Sejarah Singkat ............................................................................... 46

    B. Visi Misi ......................................................................................... 48

    C.

    Struktur Organisasi ......................................................................... 50

    D. Struktur Permodalan ....................................................................... 52

    E. Produk-Produk ............................................................................... 53

    F. Produk Standar Syariah .................................................................. 61

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Perhitungan Surplus Underwriting Dana Tabarru Unit Syariah

    PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 ................................ 63

    B. Ketentuan Dalam Alokasi Surplus DanaTabarru ........................... 68

    C. Pengalokasian Surplus Dana Tabarru Pada Unit Syariah PT.

    Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 ....................................... 72

    D. Peran Surplus Underwriting Dana Tabarru Pada Peningkatan

    Profit Perusahaan ............................................................................ 79

    BAB V PENUTUP

    A.

    Kesimpulan ..................................................................................... 81

    B. Saran ............................................................................................... 82

    DAFTARA PUSTAKA ........................................................................................ 84

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 86

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    10/119

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Perasuransian 2005-2009 ................. 1

    Tabel 4.1 Perhitungan Surplus UnderwritingDanaTabarruUnit Syariah PT.

    Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 2009 .......................... 65

    Tabel 4.2 Perhitungan Surplus UnderwritingDana TabarruUnit Syariah PT.

    Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 2010 .......................... 66

    Tabel 4.3 PengalokasianSurplusDanaTabarruTahun 2009 ............................... 73

    Tabel 4.4 Pengalokasian SurplusDana TabarruTahun 2010 ............................... 74

    Tabel 4.5 Contoh perhitungan insentif surplusbagian peserta dari tahun buku

    2009 yang akan berlaku untuk polis-polis yang jatuh tempo pada

    tahun 2010 .............................................................................................. 75

    Tabel 4.6 Contoh perhitungan insentif surplusbagian peserta dari tahun buku

    2010 yang akan berlaku untuk polis-polis yang jatuh tempo pada

    tahun 2011 .............................................................................................. 77

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    11/119

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Daftar Pertanyaan Wawancara

    2. Hasil Wawancara

    3. Laporan Surplus UnderwritingDana TabarruPer 31 Desember 2009

    dan 2010

    4.

    Laporan Perhitungan Perubahan Dana Tabarru

    5. Laporan Neraca Dana Tabarru

    6. Peraturan Mentri Keuangan Nomor. 18/PMK.010/2010 Tentang

    Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha

    Reasuransi Dengan Prinsip Syariah

    7. Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi

    8. Surat Mohon Data / Wawancara

    9. Surat Keterangan Penelitian dan Wawancara

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    12/119

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan bisnis ekonomi yang berbasis syariah di Indonesia di mulai

    dengan berdirinya Bank Muamalah Indonesia (BMI) pada tahun 1991, yang

    kemudian diikuti pembukaan windows-windows syariah pada bank konvensional.

    Lembaga keuangan syariah merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya

    dalam aktivitas perekonomian masyarakat modern, dimana sumua pihak

    membutuhkan lembaga ini sebagai pelantara atau media dalam pengelolaan dana

    masyrakat. Jumlah perusahaan perasuransian mengalami perkembangan seperti

    yang terlihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 1.11

    PERTUMBUHAN JUMLAH PERUSAHAAN PERASURANSIAN 2005 2009

    No Keterangan 2005 2006 2007 2008 20091 Asuransi Jiwa / Life Insurance 51 51 46 45 46

    a. Swasta Nasional / National Private 35 35 29 27 28

    b. Patungan / Joint Venture 16 16 17 18 18

    2 Asuransi Kerugian / Non Life Insurance 97 97 94 90 89

    a. Swasta Nasional / National Private 78 78 73 70 69

    b. Patungan / Joint Venture 19 19 21 20 20

    3 Reasuransi / Reinsurance 4 4 4 4 4

    a. Swasta Nasional / National Private 4 4 4 4 4

    b. Patungan / Joint Venture - - - - -

    4 Penyelenggara Program Asuransi Sosial dan JaminanSosial Tenaga Kerja

    2 2 2 2 2

    5 Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan TNI / POLRI 3 3 3 3 3

    6 Jumlah / Total (1 s.d. 5) / (1 to 5) 157 157 149 144 144

    7 Pialang Asuransi / Insurance Brokers 134 143 146 141 1428 Pialang Reasuransi / Reinsurance Brokers 21 23 23 21 22

    9 Penilai Kerugian Asuransi / Loss Adjusters 30 33 27 27 28

    10 Konsultan Aktuaria / Actuarial Consultants 28 30 30 28 29

    11 Agen Asuransi / Insurance Agents 6 7 8 10 14

    12 Jumlah / Total (7 s.d. 11) / (7 to 11) 219 236 234 227 235

    13 Jumlah / Total (1 s.d. 11) / (1 to 11) 376 393 383 371 379

    1www.bapepam.go.id/Buku_Perasuransian_Indonesia_2009,pdf

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    13/119

    2

    Seiring dengan pertumbuhan perbankan syariah yang cukup pesat dan

    menjanjikan, lembaga keuangan non bank juga tumbuh dan berkembang salah

    satunya asuransi syariah, asuransi dalam literatur keislaman lebih banyak

    bernuansa sosial daripada bernuansa ekonomi atau profit oriented (keuntungan

    bisnis). Hal ini dikarenakan oleh aspek tolong menolong yang menjadi dasar

    utama dalam menegakan praktik asuransi dalam islam. Maka, tatkala konsep

    asuransi tersebut dikemas dalam sebuah organisasi perusahaan yang berorientasi

    kepada profit, akan berakibat pada penggabungan dua visi yang berbeda yaitu,

    visi sosial yang menjadi landasan utama dan visi ekonomi yang merupakan

    landasan periferal.2

    tentunya kehadiran lembaga keuangan ini sangat dibutuhkan bagi

    masyarakat (muslim) di Indonesia. Sementara sebagian masyarakat muslim di

    Indonesia belum memilki kesadaran mengenai perlunya berasuransi. Hal ini

    disebabkan karena berbagai faktor seperti belum meratanya pendapatan

    masyarakat, pandangan yang di generalisasi secara teologis bahwa asuransi

    bertentangan dengan syariat islam juga sikap masyarakat yang belum berorientasi

    pada perencanaan atau proteksi atas resiko yang mungkin terjadi dimasa depan.

    Asuransi merupakan salah satu sarana yang mutlak yang diperlukan untuk

    menyeleksi persoalan umum masyarakat dengan cara kerja sama timbal balik,

    asuransi syariah ini merupakan satu kebutuhan dasar manusia, karena kecelakaan

    dan konsekuensi financialnya yang memerlukan santunan, asuransi merupakan

    2Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan

    Praktis(Jakarta: Kencana, 2006), hal. 55.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    14/119

    3

    hal yang universal, kematian mendadak, cacat, penyakit, kebakaran, banjir, badai,

    tenggelam dan kecelakaan-kecelakaan yang bersangkutan dengan transportasi,

    serta kerugian financial yang disebabkannya, tidaklah tergantung pada tindakan

    suka rela ataupun jenis pekerjaan dan sebagainya.

    Pada intinya manusia dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) dalam

    menghadapi atau menjalankan pola kehidupan. Oleh karena itu, keberadaan

    perusahaan asuransi syariah diperlukan guna menanggulangi atau meminimalisir

    kerugian akibat peristiwa yang di alami manusia.

    Dalam kegiatan bisnis asuransi segala sesuatu diarahkan untuk memproteksi

    keadaan dimasa mendatang yang belum pasti terjadi atas sebuah risiko yang

    berkaitan dengan nilai aktivitas ekonomi seseorang. Menghadapi masa yang akan

    datang (future time) merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri oleh manusia,

    walaupun dalam wujudnya keadaan yang akan terjadi dimasa mendatang itu

    belum jelas realitanya. Ini dikarenakan kenyataan dari kehidupan manusia

    berjalan secara linier yang terikat oleh masa lalu, masa sekarang dan masa yang

    akan datang. Seseorang tidak akan dapat memastikan apakah dia masih hidup atau

    masih dalam keadaan sehat dimasa satu minggu kedepan? Atau apakah keadaan

    harta seseorang akan tetap terhindar dari musibah atau bencana?

    Dalam hal ini manusia hanya dapat merencanakan dan memprediksi kejadian

    dimasa yang akan datang, sedang kepastian (certainty)hanya ada di tangan Tuhan

    Yang Kuasa atas segalanya. Darisini manusia dituntut untuk membaca (qiraah)

    terhadap kejadian yang ada di alam semesta agar dapat diambil pelajaran dari

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    15/119

    4

    peristiwa-peristiwa yang telah lalu. Dengan kejadian yang telah lalu manusia

    dapat mengukur dan mengkaji bagaimana seharusnya dia melangkah ke depan

    dengan membawa pengharapan yang lebih baik.3

    Upaya untuk mengatasi sifat alamiah yang berwujud sebagai suatu keadaan

    yang tidak pasti tadi, antara lain dilakukan oleh manusia dengan cara menghindari

    atau melimpahkannya kepada pihak-pihak lain diluar dirinya sendiri.

    Perusahaan asuransi syariah bersaing dengan perusahaan asuransi syariah

    lainnya dalam penyediaan perlindungan asuransi. Dan setiap sistem ekonomi

    bekerja menurut prinsip yang sama, yaitu motif ekonomi bahwasannya tiap-tiap

    orang atau masyarakat akan berusaha mencapai hasil yang sebesar-besarnya

    dengan harga yang serendah-rendahnya dan dalam waktu yang sesingkat-

    singkatnya Pesaing bisa kita jadikan sebagai sumber inspirasi dalam

    memperbaiki kinerja manajemen perusahaan sehingga menjadikan perusahaan

    selalu lebih profesional. pesaing dapat mendorong kita bekerja lebih kreatif dalam

    menghasilkan produk ataupun jasa dengan bekerja secara lebih efisiensi dan

    efektif.4

    Tujuan berbisnis yang benar adalah menghasilkan produk ataupun jasa yang

    dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dengan kualitas terbaik, dan harga

    3Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Historis, Teoritis dan Praktis ,

    hal. 93.4Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah (Jakarta: PT Grafindo, 2007), hal. 8.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    16/119

    5

    terjangkau bagi masyarakat sebagai konsumennya.5

    Secara umum pelaturan perasuransian syariah pada dasarnya sama dengan

    yang berlaku pada asuransi konvensional, terutama yang berkenaan dengan ihwal

    administrasi dan system pelaporannya. Tetapi yang membedakan dalam setiap

    kegiatan muamalah, termasuk asuransi syariah, tata cara dan operasinya harus

    berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW. Prinsip-prinsip tersebut tidak

    boleh dilanggar . oleh karena itu, salah satu ketentuan Al-Quran dan Hadist Nabi

    yang menjadi landasan setiap kegiatan yang bersifat muamalah harus

    menghindarkan unsur-unsur berikut, yaitu gharar, mayisir, dan riba sebagai

    gantinya islam selalu menekankan setiap bentuk usaha, suka sama suka dan

    kebersamaan dalam menghadapi resiko.

    Sebagaimana diketahui bahwa dalam mekanisme pengelolaan dana pada

    asuransi syariah terdapat alokasi distribusi dana yaitu dana tabarru dan dana

    saving, dimana pos-pos dana tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan

    dalam melakukan manajemen asuransi syariah.

    Akad yang mendasari kontrak asuransi kerugian syariah adalah akad

    tabarru. Dalam akad ini, pihak pemberi dengan ikhlas memberikan sesuatu

    dalam bentuk kontribusi/premi tanpa ada keinginan untuk menerima apapun dari

    orang yang menerima kontribusi/premi tersebut.

    Akad tabarru pada asuransi syariah dan reasuransi adalah semua bentuk

    akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong

    5Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, hal. 37.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    17/119

    6

    menolong antar peserta bukan untuk tujuan komersial6

    Dalam hal ini, dana tabarru merupakan kumpulan dari premi tabarru

    (sejumlah uang yang diserahkan pemegang polis atau peserta asuransi, yang

    secara tulus ikhlas dan tidak untuk diminta kembali, yang ditujukan untuk tolong

    menolong) yang mana perusahaan itu berkewajiban untuk mengelola dana

    tabarru, melalui aktifitas investasi dan perusahaan mendapat ujrah (fee) atas

    pengelolaan dana tersebut.

    Oleh karena itu, dana tabarrudisimpan dalam satu rekening khusus dimana

    apabila ada yang mendapat musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari

    rekening dana tabarru yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk

    kepentingan tolong menolong.

    Salah satu prinsip dasar pada asuransi syariah ialah prinsip saling

    melindungi dari berbagai kesusahan, para peserta asuransi syariah setuju untuk

    saling melindungi dari musibah, kesusahan, bencana dan sebagainya terutama

    melalui penghimpunan dana tabarru melalui perusahaan yang diberi

    kepercayaan untuk itu, yang imblasnya kepada masyarakat luas termasuk

    masyarakat non asuransi.

    Dengan adanya dana tabarruini dari peserta asuransi syariah maka semua

    dana untuk menanggung resiko dihimpun oleh para peserta sendiri. Premi yang

    terkumpul dari peserta (pemegang polis) merupakan milik peserta setelah

    6 Dewan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN NO 53/DSN-MUI/III/2006 Tentang akad

    tabarrupada Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    18/119

    7

    dikurangi pembiayaan dan fee (ujrah) perusahaan. Sebab pada hakikatnya

    perusahaan hanya bertindak sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya

    dengan akad wakalah dalam kaitan ini al wakalah bil ujrah.7

    Wakalah bil ujrah merupakan pemberian kuasa dari peserta kepada

    perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan pemberian ujrah (fee)

    dan dapat diterapkan pada produk asuransi yang mengandung unsur tabungan

    (saving) maupun unsur tabarru(non saving).8

    Oleh karena dana-dana yang terhimpun dan digunakan oleh dan dari peserta

    tersebut harus dikelola dengan secara baik, untuk itu peserta memberi kuasa

    kepada perusahaan asuransi untuk bertindak sebagai operator yang bertugas

    mengelola dana-dana tersebut secara baik

    Dalam hal ini, yang menjadi potensi permasalahan adalah ketika dana

    tabarru tersebut menggelembung seperti balon yang disebabkan karena dana

    tabarru akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah premi dan

    hasil investasi, sedangkan klaim yang dibayarkan dari dana tabarru kepada

    peserta lebih sedikit dari jumlah keseluruhan dana tabarru, maka yang terjadi

    adanya surplus dalam pengelolaan dana tabarru yang kita pahami sebagai

    surplus underwriting dengan didasarkannya kontrak asuransi syariah (kerugian)

    atas akad tabarru, perusahaan tidak diharuskan memberikan sesuatu kepada

    peserta. Namun, apabila perusahaan akan memberikan sesuatu berupa bonus atau

    7 Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system,

    aplikasi dan pemasaran (Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006), hal. 61.

    8 Dewan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN NO 52/DSN-MUI/III/2006 Tentang AkadWakalah bil Ujrahpada Asuransi dan Reasuransi Syariah.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    19/119

    8

    hadiah sebagai tanda terima kasih, itu diperbolehkan asal tidak dijadikan sebagai

    keharusan.9 Oleh karena itu, bagi hasil karena surplus dana tabarru bukan

    merupakan kewajiban bagi pengelola karena dana tabarruadalah dana yang di

    ikhlaskan hanya untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT.

    Lalu bagaimana perusahaan mengelola dana tabarru yang terhimpun dari

    dana peserta? Dan bagaimana metode perhitungan yang dilakukan oleh

    perusahaan?

    Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mempelajari dan karena

    itu penulis merasa tertarik mengangkat sebuah judul:

    Metode Alokasi Surplus Underwriting Dana Tabarrupada Asuransi

    Kerugian Syariah (Studi Pada Unit Syariah PT. Asuransi Umum

    Bumiputera Muda 1967)

    B.

    Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas serta

    menjaga kemungkinan penyimpangan dalam penelitian skripsi maka dalam

    penulisan ini penulis memfokuskan dan mambatasi pembahasannya pada hal-

    hal berikut : Metode alokasi surplus dana tabarru dibatasi pada ketentuan

    dalam pembagian surplus dana tabarru serta praktik yang dilakukannya pada

    asuransi syariah general umum di Unit Syariah PT. Asuransi Umum

    9 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah; Keberadaan dan kelebihannya di Tengah Asuransikonvensional (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006), hal. 81.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    20/119

    9

    Bumiputera Muda 1967, data yang diteliti dibatasi hanya pada tahun 2009-

    2010.

    2. Perumusan Masalah

    Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis merumuskan

    masalah sebagai berikut:

    a. Bagaimana tingkat surplus underwriting dana tabarrupada Unit Syariah

    PT. Asuransi umum Bumiputera Muda 1967 periode 2009 dan 2010 ?

    b.

    Bagaimana ketentuan dalam pembagian surplus underwriting dana

    tabarru?

    c. Bagaimana surplus underwriting dana tabarru memberikan

    sumbangannya kepadaprofitperusahaan?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Dengan adanya semua perumusan masalah diatas, diharapkan adanya suatu

    kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini.

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui tingkat surplus underwriting dana tabarru pada periode

    2009 dan 2010

    2.

    Untuk mengetahui ketentuan yang digunakan dalam pembagian surplus dana

    tabarru

    3. Untuk mengetahui peran surplus dana tabarrupadaprofitperusahaan

    Terkait dengan tujuan diatas, maka penulis ini memiliki manfaat bagi:

    1. Penulis : Penelitian ini sebagai study awal dalam mengetahui metode

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    21/119

    10

    alokasi surplus dana tabarrupada asuransi syariah

    2.

    Fakultas : Penelitian ini menambah khazanah ilmu pengetahuan dan

    sebagai bahan referensi bagi mahasiswa, staf pengajar dan

    yang lainnya.

    3. Perusahaan : Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu

    acuan atau masukan dalam metode alokasi surplus dana

    tabarru. Dan diharapkan metode yang dilakukan dalam

    mengalokasikan surplus dana tabarru akan lebih baik

    dimasa mendatang.

    4. Masyarakat : Merupakan sumber referensi dan saran pemikiran bagi

    kalangan akademisi dan praktisi di dalam menunjang

    penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan

    perbandingan bagi penelitian yang lain.

    D. Review Studi Terdahulu

    Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber

    kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang menjadi masalah pokok

    dalam penelitian ini tampaknya sangat penting

    Adapun kajian pustaka dalam penelitian ini dengan melihat beberapa

    penelitian skripsi:

    1. Perspektif Hukum I slam terhadap Apli kasi Dana Tabarru di PT Asuransi

    Mubarakah (Jakarta, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN

    Syarif Hidayatullah, 2009).

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    22/119

    11

    Penelitian ini membahas tentang perspektif hukum islam terhadap aplikasi

    dana tabarru di PT Asuransi Syariah Mubarakah, bagaimana aplikasi dana

    tabarrudari segi pengumpulan, pengelolaan dan penggunaanya, serta apakah

    ketiga aplikasi tersbut tidak bertentangan dengan hukum islam dan telah

    sesuai dengan apa yang telah termaktub dalam fatwa DSN.

    2. Tinjauan Ekonomi I slam terhadap Pengelolaan Dana Tabarr u pada PT

    Asuransi BRI ngin L if e Syari ah, Ainun Najiebah, 102046225363 (Jakarta,

    Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,

    2006).

    Penelitian yang dilakukan oleh saudari Ainun yaitu membahas tentang konsep

    ekonomi islam terhadap dana tabarru, serta mekanisme pengelolaan dana

    tabarrupada PT Asuransi BRIngin Life

    3.

    Konsep Dana Tabarr u Operasional dan Aplikasinya pada Asuransi syari ah

    (Tin jauan terhadap Praktek Takafu l Keluarga) (Jakarta, Jurusan Muamalat

    Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2003).

    Penelitian ini membahas tentang konsep serta pengelolaan dana tabarrudan

    bagaimana operasional dana tabarrupada Asuransi Takaful Keluarga.

    Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan mengenai metode

    alokasi surplus dana tabarru pada asuransi syariah general umum yaitu di

    PT Asuransi Bumiputera Muda 1967. Penulis akan membahas tentang

    metode perhitungan yang dilakukan dalam alokasi surplus dana tabarru,

    ketentuan dalam pembagian surplus dana tabarru dan praktik yang

    dilakukan dalam alokasi surplus dana tabarru.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    23/119

    12

    E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

    1.

    Kerangka Teori

    Pada perusahaan asuransi syariah dana premi yang masuk merupakan

    dana peserta setelah dikurangi fee (ujrah) perusahaan atas jasa pengelolaan

    dana premi. Ketika terjadi klaim, perusahaan tidak lagi mengeluarkan dana

    apapun yang berasal dari kas perusahaan karena penggantian klaim diambil

    dari dana tabungan peserta (tabarru)10

    Dari dana tabarrupada asuransi kerugian apabila terjadi surplus dana

    tabarru dibagikan baik kepada peserta maupun ke perusahaan pada setiap

    periodenya dengan besaran prosentase (nisbah) yang telah disepakati

    perusahaan dan nasabah diawal perjanjian.

    Penetapan besaran pembagian surplus dana tabarrutergantung kepada

    secara kolektif, regulator atau kebijakan manajemen.11

    a. Seluruh surplus sebagai cadangan dana tabarru

    b. Sebagian sebagai cadangan dana tabarru dan sebagian lainnya

    didistribusikan kepada peserta

    c. Sebagian sebagai cadangan dana tabarru, sebagian di distribusikan

    kepada peserta, dan sebagian lainnya didistribusikan kepada entitas

    pengelola.

    10 Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system,

    aplikasi dan pemasaran, (Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006), hal. 68.

    11PSAK No 108 Tentang Akuntansi Transaksi Asuransi syariah

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    24/119

    13

    Landasan teori dari penelitian ini adalah metode alokasi surplus dana

    tabarru yang meliputi metode perhitungan yang dilakukan, ketentuan

    pembagian serta praktek yang dilakukan dalam alokasi surplus dana tabarru?

    2. Kerangka Konsep

    Aliran Dana pada Asuransi Kerugian Syariah

    Pada perusahaan asuransi syariah dana premi yang diterima oleh

    perusahaan asuransi syariah akan dipisah ke dana pengelola (ujrah) dan dana

    tabarru. Dana pengelola (ujrah) itu digunakan untuk biaya akuisisi (biaya

    agen, diskon, bomus, hadiah, dan kain-lain), biaya operasional (biaya

    administrasi, biaya pemasaran, dan lain-lain). Ujrah reasuransi (ujrah R/A) dan

    margin ujrah. Sedangkan dana tabarru digunakan untuk membayar klaim,

    Kontribusi

    premi

    Dana

    Tabarru

    Beban

    Tabarr

    Surplus

    Tabarru

    Cadangan

    Dana

    Tabarru

    Bagian

    Peserta

    Ujrah InvestasiHasil

    Investasi

    Bagian Pendapatan Operator (perusahaan)

    Deposit

    Reksa

    dana

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    25/119

    14

    membayar R/A, dan lain-lain, dari dana tabarru tersebut, perusahaan akan

    mendapatkan surplus tabarruyang dialokasikan untuk perusahaan, cadangan

    dana tabarrudan peserta asuransi syariah.

    F. Metode Penelitian

    1. Jenis penelitian

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

    deskriftif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk

    kata-kata atau kalimat. metode penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu

    yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal yang

    seperti apa adanya, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang situasi-

    situasi dilapangan apa adanya.

    2. Objek Penelitian

    Objek dalam penelitian ini adalah Unit Syariah PT. Asuransi Umum

    Bumiputera Muda 1967 yang berlokasi di Jl. Wolter Mongonsidi No. 63

    Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12180, penulis beralasan memilih PT.

    Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Unit Syariah karena perusahaan ini

    salah satu perusahaan yang mengalami perkembangan keuangan yang baik

    dan dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan.

    3. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif karena data-data yang

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    26/119

    15

    diperoleh dalam bentuk angka pada sebuah laporan keuangan perusahaan

    asuransi syariah. Kualitatif karena data-data yang diperoleh berdasarkan

    buku-buku, majalah, koran, kajian pustaka terdahulu, serta artikel yang

    dikumpulkan penulis dan berhubungan dengan permasalahan dalam

    pembahasan skripsi ini.

    4. Jenis data dan sumber data

    Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber

    data yaitu:

    a. Sumber data primer

    Data yang diperoleh langsung dari Unit Syariah PT. Asuransi Umum

    Bumiputera Muda 1967

    b. Sumber data sekunder

    Merupakan sumber dari buku-buku, majalah, website, penelitian

    terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung

    informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

    4. Tekhnik pengumpulan data

    Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan

    data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut:

    a.

    Penelitian kepustakaan (library research)

    Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari buku-buku,

    jurnal, artikel, majalah dan internet yang mendukung serta berkaitan

    dengan pembahasan dalam skripsi ini

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    27/119

    16

    b. Penelitian lapangan (field research)

    Yaitu penulis mengumpulkan data secara langsung ke tempat objek

    penelitian. Teknik pengumpulan data dengan melalui dua cara, yaitu :

    1) Observasi, yaitu dengan observasi ke Unit Syariah PT. Asuransi

    Umum Bumiputera Muda 1967 untuk mendapatkan data yang valid

    bagi penelitian ini.

    2) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak yang terlibat

    dengan penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

    5. Teknik analisa data

    Data-data yang telah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua

    yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data-data kualitatif

    berupa kata-kata atau simbol, untuk selanjutnya dilakukan content analysis

    (riset dokumen), karena pengumpulan data dan informasi akan dilakukan

    melalui pengurusan arsip dan dokumen.

    Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan content analysis,

    maka penulis melanjutkan tahap analisis dengan menggunakan metode

    deskriftif analysis. Pada tahap ini, data disimpulkan dan dianalisis sedemikian

    rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat

    digunakan untuk menjawab persoalan dalam penelitian ini. Dalam

    menganalisis Alokasi surplus Dana Tabarru yang didapat perusahaan dengan

    metode perhitungan surplus dana tabarru, data yang digunakan adalah

    laporan keuangan Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    28/119

    17

    selama tahun berakhir yaitu 2009-2010.

    6.

    Teknik penulisan

    Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah

    menggunakan buku pedoman penulisan skripsi fakultas Syariah dan Hukum

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

    G. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun skripsi ini asalah

    sebagai berikut :

    BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

    perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,

    kerangka teori dan kerangka konsep, metode penelitian serta sistematika

    penulisan.

    BAB II Landasan Teori, bab ini membahas tentang konsep asuransi syariah,

    pengertian asuransi syariah, landasan hukum asuransi syariah, prinsip

    dasar asuransi syariah, mekanisme operasional asuransi syariah. Konsep

    dana tabarru, pengertian dana tabarru, landasan hukum dana tabarru,

    mekanisme pengelolaan dana tabarru, tujuan dan manfaat dana tabarru

    Implementasi akad tabarru dan wakalah bil ujrah pada asuransi umum

    syariah, surplus dana tabarru dan mekanisme pendistribusiannya

    BAB III Gambaran Umum Unit Syariah PT Asuransi Umum Bumiputera

    Muda 1967 bab ini memebahas tentang sekilas profil PT Asuransi

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    29/119

    18

    Umum Bumipuetra Muda 1967 produk yang dihasilkan, serta kinerja PT

    Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967

    BAB IV Hasil Penelitian, Bab ini membahas tentang metode yang digunakan

    dalam alokasi surplus dana tabarru oleh perusahaan asuransi syariah,

    ketentuan pembagian dalam alokasi surplus dana tabarru serta praktik

    yang dilakukannya.

    BAB V Penutupyang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    30/119

    19

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Konsep Asuransi Syariah

    1. Pengertian Asuransi Syariah

    Dalam literatur arab (fikih islam), asuransi dikenal dengan sebutan al-

    takaful dan al-tadhamun. Secara literal, al-takaful artinya pertanggungan

    yang berbalasan, atau hal saling menanggung, sedangkan at-tadhamun

    secara harfiah berarti solidaritasatau hal saling menanggung hak/kewajiban

    yang berbalasan.

    Sebutan lain bagi asuransi/takaful ialah at-tamin. Kata ini terambil dari

    akar kata amina, artinya aman, tenang dan tentram. Maksud kata aman disini

    ialah ketenangan jiwa dan hilangnya rasa takut/was-was. Asuransi itu

    dinamakan at-tamin disebabkan pemegang polis sedikit banyak telah merasa

    aman begitu ia mengikatkan dirinya sebagai anggota/nasabah sebuah asuransi.

    Dengan menjadi anggota asuransi, paling tidak secara teoritis yang

    bersangkutan merasa terhindar atau paling sedikit terkurangi rasa cemas akan

    menanggung beban berat manakala terjadi sesuatu terhadap diri dan atau harta

    bendanya.1

    Husain Hamid Hisan mengatakan bahwa asuransi adalah sikap taawun

    yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapih antara sejumlah besar

    1Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system,

    aplikasi dan pemasaran(Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006), hal. 40.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    31/119

    20

    manusia. Semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa jika sebagian

    mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong dalam

    menghadapi peristiwa tersebut, dengan sedikit pemberian (derma) yang

    diberikan oleh masing-masing peserta. Dengan pemberian (derma) tersebut,

    mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami oleh peserta yang

    tertimpa musibah.2

    Ahli fiqh kontemporer Wahhab Az-Zuhaili mendefinisikan asuransi

    dalam dua bentuk yaituAt-Tamin At-Tawuni(asuransi tolong menolong) dan

    At-Tamin biqist sabit(asuransi dengan pembagian tetap). Sedangkan Mustafa

    Ahnad Az-Zarqa memaknai asuransi sebagai suatu cara atau metode untuk

    memelihara manusia dalam menghindari risiko (ancaman) bahaya yang

    beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam perjalanan kegiatan

    hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya. Ia berpendapat bahwa sistem

    asuransi adalah sistem Taawun dan Tadhamun yang bertujuan untuk

    menutupi kerugian peristiwa-peristiwa atau musibah-musibah oleh

    sekelompok tertanggung kepada orang yang tertimpa musibah tersebut.

    Penggantian tersebut berasal dari premi mereka.

    Sedangkan di Indonesia asuransi syariah lebih dikenal dengan istilah

    Takaful yang berarti menjamin atau saling menanggung.Asuransi syariah

    menurut fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X?2001, adalah:

    2Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan System

    Operasional. (Jakarta: MUI,2006), hal. 29.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    32/119

    21

    Asuransi syariah (Tamin, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling

    melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui

    investasi dalam bentuk aset dan atau tabarrumemberikan pola pengembalian

    untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan

    syariah. Dengan akad takaffulidan dana tabarrutersebut menjadikan semua

    peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lainnya.3

    Pengertian ini berbeda dengan asuransi menurut Undang-Undang No. 2

    tahun 1992, yaitu: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua

    pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada

    tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian

    pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan

    yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang

    mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang

    tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas

    meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

    Menurut Juhaya S. Praja, pengertian asuransi syariah adalah saling

    memikul risiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang

    lainnya menjadi penanggung atas risiko lainnya. Saling pikul risiko itu

    dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara

    masing-masing mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditujukan untuk

    3 Dewan Syariah Nasional MUI, Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/IX/2001Tentang Pedoman

    Umum Asuransi Syariah.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    33/119

    22

    menanggung risiko tersebut.4

    Suhrawardi K. Lubis mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan

    asuransi syariah adalah pertanggungan yang berbentuk tolong menolong atau

    disebut juga dengan perbuatan kafalah, yaitu perbuatan saling menolong

    dalam menghadapi sesuatu risiko yang tidak diperkirakan sebelumnya.5

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa asuransi syariah

    merupakan penjaminan diantara para peserta asuransi dalam menghadapi

    risiko didasarkan atas tabarrumelalui perjanjian yang sesuai dengan syariah.

    2. Landasan Hukum Asuransi Syariah

    Seperti telah diketahui bersama, asuransi syariah belum memiliki

    fondasi hukum yang kuat, karena hanya diatur oleh regulasi dalam bentuk

    keputusan mentri keuangan (KMK).Hal ini turut mempengaruhi kinerja

    perusahaan asuransi syariah yang masih terpaku dan tunduk pada pelaturan

    (hukum positif).6 Kerangka acuan asuransi syariah dalam operasionalnya

    antara lain:

    a. Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Operasional Asuransi Syariah.

    b. Fatwa DSN-MUI No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah

    Musytarakah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.

    4Sofyan Syafri Harahap,Akuntansi Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal.99.

    5Suhrawardi K. Lubis,Hukum Ekonomi Islam(Jakarta: Sinar Grafika, 2000), hal. 82.

    6Abdul Ghoni dan Erny Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah, Antara Teori dan Praktek

    (Jakarta: Insco Consulting, 2007), hal. 13.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    34/119

    23

    c. Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil

    Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.

    d. Fatwa DSN-MUI No. 53/DSN-MUI/IV/2006 tentang Akad Tabarru Pada

    Asuransi dan Reasuransi Syariah.

    e. Pelaturan Mentri Keuangan (PMK) Nomor 18/PMK.010/2010 tentang

    Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha

    Reasuransi Dengan Prinsip Syariah.

    f.

    Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor

    426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan

    Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

    g. Peraturan Mentri Keuangan (PMK) Nomor 11/PMK.010/2011 tentang

    Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan

    Prinsip Syariah.

    h. Keputusan Direktur Jendral Lembaga Keuangan Nomor

    Kep.4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi

    Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Dengan Sistem Syariah.7

    Peraturan-peraturan tersebut yang selama ini menjadi acuan perusahaan

    asuransi syariah dalam menjalankan operasionalnya.Selain itu, landasan

    hukum normatif yang menjadi acuan perusahaan asuransi syariah dalam

    menjalankan usahanya secara syariah yaitu Al-Quran dan Sunnah Rasul.

    7Gemala Dewi, SH.,LL.M. Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian

    Syariah di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2006).,cet.3 hal. 142-143.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    35/119

    24

    Dasar hukum asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan hukum

    praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai

    wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada

    dalam ajaran islam, yaitu Al-Quran dan Sunnah Rasul, maka landasan yang

    dipakai dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh

    sebagian ahli hukum.8

    a. Al-Quran

    Apabila dilihat sepintas keseluruhan ayat Al-Quran, tak terdapat satu

    ayatpun yang menyebutkan istilah asuransi seperti yang kita kenal sekarang

    ini, baik istilah al-tamin ataupun al-takaful. Namun demikian,

    walaupun tidak menyebutkan secara tegas, terdapat ayat yang menjelaskan

    tentang konsep asuransi dan yang memiliki muatan nilai-nilai dasar yang

    ada dalam praktik asuransi. Diantara ayat-ayat Al-Quran tersebut antara

    lain:

    1)Perintah Allah untuk mempersiapkan hari esok

    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

    dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah

    diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah

    kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apayang kamu kerjakan. (Q.S Al-Hasyr : 18)

    2)Perintah Allah untuk saling menolong dan bekerja sama

    8AM. Hasan Ali, MA, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Teori Analisis Historis

    Teoritis dan Praktik(Jakarta: Kencana, 2004), hal. 104.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    36/119

    25

    Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak

    menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu

    mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu

    mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikankepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 185)

    3)Perintah Allah untuk saling melindungi dalam keadaan susah

    Artinya: yang telah memberi makanan kepada mereka untukmenghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari

    ketakutan. (QS. Al-Quraisy: 4)

    b. Sunnah Rasul

    .()

    Artinya: Dari Numan bin basyir ra, Rasulullah SAW bersabda,perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan

    kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuhbilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan

    dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak

    tidur atau ketika demam. (HR. Muslim)

    Hadits itu menggambarkan tentang adanya saling tolong menolong

    dalam masyarakat islam. Dimana digambarkan keadaannya seperti satu

    tubuh; jika ada satu anggota masyarakat yang sakit, maka yang lain ikut

    merasakannya. Minimal dengan menjenguknya, atau bahkan memberikan

    bantuan.Dan terkadang bantuan yang diterimajumlahnya melebihi biaya

    yang dikeluarkan untuk pengobatan.Sehingga terjadilah surplus, yang

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    37/119

    26

    minimal dapat mengurangi beban penderitaan orang yang terkena

    musibah.Hadits ini menjadi dasar filosofi tegaknya sistem asuransi syariah.

    3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah

    Asuransi syariah harus dibangun diatas fondasi dan prinsip dasar yang

    kuat serta kokoh. Dalam hal ini prinsip utama dalam asuransi syariah adalah

    taawanu ala al birr wa al-taqwa(tolong-menolonglah kamu sekalian dalam

    kebaikan dan taqwa) dan al-tamin (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para

    anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan

    yang lainnya saling menjamin dan menanggung risiko.Hal ini disebabkan

    transaksi yang dibuat dalam asuransi takaful adalah akad takafuli (saling

    menanggung), bukan akad tabaduli (saling menukar) yang selama ini

    digunakan oleh asuransi konvensional, yaitu pertukatan pembayaran premi

    dengan uang pertanggungan.9

    Prinsip-prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah ialah sebagai berikut :

    a. Prinsip ikhtiar dan berserah diri; Allah adalah pemilik mutlak atas segala

    sesuatu, karena itu menjadi kekuasaannya pula untuk memberikan atau

    mengambil sesuatunya kepada/dari hamba-hambanya yang ia kehendaki.

    Manusia memiliki kewajiban untuk berusaha (ikhtiar) sesuai

    dengankesanggupannya, tetapi pada saat yang bersamaan manusia juga

    9Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia,

    hal. 146.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    38/119

    27

    harus berserah diri (tawakkal) hanya kepada Allah.10

    b.

    Prinsip tolong-menolong (taawun)

    Prinsip paling utama dalam melaksanakan kegiatan harus didasari dengan

    semangat tolong-menolong antara anggota.Seseorang yang masuk

    asuransi, sejak awal harus mempunyai niat dan motivasi untuk membantu

    dan meringankan beban temannya yang pada suatu ketika mendapatkan

    musibah / kerugian.

    c.

    Prinsip bertanggung jawab

    Para peserta asuransi setuju untuk saling bertanggung jawab antara satu

    sama lain, dan harus melaksanakan kewajiban dibalik menerima yang

    menjadi hak-haknya.11

    d. Prinsip kerja sama

    Prinsip kerja sama atau saling membantu, yang berarti diantara peserta

    asuransi syariah yang satu dengan yang lainnya saling bekerja sama dan

    saling tolong-menolong dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena

    sebab musibah yang diderita. Sebagaimana hadits Nabi yang yang

    membicarakan perkara seperti ini yang artinya : Sesiapa yang memenuhi

    hajat saudaranya, Allah akan memenuhi hajatnya (H.R. Bukhari, Muslim

    dan Abu Daud).

    10Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system,

    aplikasi dan pemasaran(Ciputat: Kholam Pusdishing, 2006), hal.58.

    11Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional; teori, system,

    aplikasi dan pemasaran, hal. 59.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    39/119

    28

    e. Prinsip saling melindungi dari berbagai kesusahan

    Para peserta asuransi syariah setuju untuk saling melindungi dari musibah,

    kesusahan, bencana, dan sebagainya. Terutama melalui penghimpunan

    dana tabarru melalui perusahaan yang diberi kepercayaan untuk itu. Asas

    saling melindungi ini dijunjung tinggi dalam ajaran islam, sebagaimana

    dapat dipahami dari ayat al-Quran Q.S Al-Baqarah ayat 279

    Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),

    Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akanmemerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan

    riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya

    dan tidak (pula) dianiaya.(Q.S Al-Baqarah : 279)

    B. Konsep Dana Tabarru

    1. Pengertian Dana Tabarru

    Dana tabarruterdiri dari kata danadan tabarru. Dalam kamus bahasa

    Indonesia kata danaadalah uang yang disediakan atau sengaja dikumpulkan

    untuk suatu maksud, derma, sedekah, pemberian atau hadiah. Sedangkan

    tabarra berasal dari kata tabarraa-yatabarrou-tabarrauan, artinya

    sumbangan hibah, dana kebajikan, atau derma. Orang yang memberikan

    sumbangan disebut mutabarri dermawan. Tabarru merupakan pemberian

    sukarela seseorang kepada orang lain tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan

    berpindahnya kepemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    40/119

    29

    Tabarru dalam arti luas adalah mengerahkan segala daya dan upaya

    untuk memberikan harta atau manfaat kepada orang lain baik langsung atau

    dimasa yang akan datang tanpa mengharapkan kompensasi dengan tujuan

    semata-mata untuk kebaikan dan perbuatan amal shaleh.12

    Jumhur ulama mendefinisikan tabarrudengan akad yang mengakibatkan

    pemilik harta, tanpa ganti rugi yang dilakukan seseorang dalam keadaan hidup

    kepada orang lain secara sukarela.

    Niat tabarru (dana kebajikan) dalam akad asuransi syariah adalah

    alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara dalam melepaskan diri dari

    praktik gharar yang diharamkan oleh Allah SWT.13

    Menurut jumhur ulama, menunjukkan (hukum) anjuran untuk saling

    membantu antar sesama manusia, oleh sebab itu islam sangat menganjurkan

    seseorang yang mempunyai kelebihan harta untuk menghibahkannya kepada

    saudara-saudara yang memerlukan. Sedangkan dalam konteks akad dalam

    asuransi syariah, tabarru memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas

    untuk tujuan saling membantu diantara sesama peserta takaful (asuransi

    syariah) apabila ada diantaranya mendapat musibah. Dana klaim yang

    diberikan diambil dari rekening danatabarru yang sudah diniatkan oleh

    semua peserta ketika akan menjadi peserta asuransi syariah, untuk

    kepentingan dana kebajikan atau dana tolong-menolong.

    12http://bataviase.co.id/node/330210 Diakses pada tanggal 29 Desember 2010

    13http://www.syakirsula.com/index.Diakses pada tanggal 29 Desember 2010

    http://bataviase.co.id/node/330210http://bataviase.co.id/node/330210http://www.syakirsula.com/indexhttp://www.syakirsula.com/indexhttp://www.syakirsula.com/indexhttp://bataviase.co.id/node/330210
  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    41/119

    30

    2. Landasan Hukum Penggunaan Dana Tabarru

    Didalam Al-Quran kata tabarru tidak ditemukan. Akan tetapi,

    tabarru dalam arti dana kebajikan dari kata (Al-Birr)14

    dapat ditemukan

    dalam Al-Quran:

    Artinya:Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itusuatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah

    beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-

    kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada

    kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang

    memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan

    menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabilaia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,

    penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang

    yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yangbertakwa.(QS. Al-Baqarah: 177).

    Dana tabarru ini merupakan realisasi perintah Al-Quran

    Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dantakwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

    pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya

    Allah amat berat siksa-Nya. (QS: Al-Maidah: 2)

    14Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and general) Konsep dan System

    Operasional (Jakarta: MUI, 2006), hal. 35-36.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    42/119

    31

    3. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru

    Asuransi syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip

    syariah. Dasar didirikan asuransi syariah adalah penghayatan terhadap

    semangat saling bertanggung jawab, kerjasama dan perlindungan dalam

    kegiatan-kegiatan masyarakat demi terciptanya kesejahteraan masyarakat

    pada umumnya.

    Pengelolaan dana dalam istilah asuransi adalah cara kerja suatu

    perusahaan asuransi dalam mengurusi dana premi yang sudah terkumpul

    dengan cara menginvestasikannya. Kelembaga-lembaga keuangan lain untuk

    persediaan pembayaran ganti rugi pertanggungan.

    Perusahaan asuransi syariah sangat memperhatikan masalah

    pengelolaan dana, karena hal ini merupakan hal yang penting dalam memulai

    dan mengembangkan sebuah perusahaan. Cara yang ditempuh dalam

    mengelola dana harus sesuai dengan syariah islam yaitu dengan cara

    menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadi unsur gharar

    (ketidakpastian), maisir(untung-untungan), dan riba.

    Dana yang dibutuhkan perusahaan bersumber dari:

    a. Dana pemegang saham yaitu dana yang disiapkan oleh para pemegang

    saham sebagai modal setor bagi perusahaan, baik pada tahap awal berdiri

    perusahaan maupun penambahan setelah perusahaan berjalan, beserta

    hasil investasi atas dana tersebut.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    43/119

    32

    b. Dana dari peserta asuransi yaitu berupa premi.

    Dalam melaksanakan perjanjian antara perusahaan dengan peserta harus

    dilandasi dengan akad. Adapun akad yang melandasi asuransi syariah

    adalah akad tijarah dan akad tabarru. Akad tijarah merupakan semua

    bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial misalnya

    mudharabah, wadiah dan wakalah. Sedangkan akad tabarru merupakan

    semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong

    menolong tidak untuk komersial.

    Dana tabarru bisa diinvestasikan sepanjang tidak menghalangi

    pembayaran klaim. Jika hasil investasi diterima maka hasil (returnnya) tidak

    dibenarkan dialihfungsikan ke dana lain. Hasilnya harus semata-mata

    dimanfaatkan untuk dana tabarru untuk memperbesar kemampuan dalam

    membantu sesama pemegang polis. Dana tabarru ini harus dikelola sendiri

    terpisah dari dana tijarah. Dalam hal ini perusahaan sebagai pengelola harus

    membuat laporan periodik atas dana tabarru ini. Setiap periode dana

    tabarruini akan menghasilkan apakah surplusatau defisit tabarru. Surplus

    artinya total dana yang terkumpul lebih besar dari total klaim dan biaya-biaya

    untuk mengelola dana ini dalam satu periode. Sebaliknya kalau defisit artinya

    total klaim dan biaya lebih besar dari danatabarruyang masuk.15

    Sebagaimana diatur dalam PMK No. 18/PMK.010/2010 tentang

    penerapan prinsip dasar penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi

    15http://bataviase.co.id/node/330210 Diakses pada tanggal 29 Desember 2010

    http://bataviase.co.id/node/330210http://bataviase.co.id/node/330210http://bataviase.co.id/node/330210
  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    44/119

    33

    dengan prinsip syariah.maka Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi)

    adalah sebagai berikut :

    16

    a) Perusahaan wajib memisahkan kekayaan dan kewajiban dana tabarru

    dari kekayaan dan kewajiban perusahaan.

    b) Perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produk asuransi dengan

    prinsip syariah yang mengandung unsur investasi wajib memisahkan

    kekayaan dan kewajiban dana investasi peserta dari kekayaan dan

    kewajiban perusahaan maupun dari kekayaan dan kewajiban dana

    tabarru

    c) Perusahaan wajib membuat catatan terpisah untuk kekayaan dan

    kewajiban perusahaan, dana tabarru dan dana investasi peserta.

    Kekayaan dan kewajiban dana tabarru merupakan kekayaan dan

    kewajiban dana peserta secara kolektif, untuk itu perusahaan wajib

    menggunakan dana tabarru hanya untuk :

    a) Pembayaran santunan kepada peserta yang mengalami musibah atau

    pihak lain yang berhak.

    b) Pembayaran reasuransi

    c) Pembayaran kembaliQardhke perusahaan, dan

    d) Pengembalian dana tabarru akibat pembatalan polis dalam periode

    yang diperkenankan .

    Dalam pengelolaan dana / investasi, baik dana tabarru maupun

    16Peraturan Mentri Keuangan nomor 18/PMK.010/2010, Tentang Dasar Penyelenggaraan

    Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah , pasal 3.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    45/119

    34

    saving dapat digunakan akad wakalah bil ujrah atau mudharabah. Dengan

    akad wakalah bil ujrah perusahaan asuransi syariah sebagai wakil tidak

    berhak memperoleh bagian dari hasil investasi selain berupa fee atau ujrah

    karena akad yang digunakan adalah akad wakalah, fee yang didapat juga

    harus ditetapkan dalam jumlah yang sewajarnya atau tidak berlebihan dan

    telah mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari peserta.

    Dalam praktiknya kedudukan perusahaan asuransi syariah dalam

    transaksi asuransi kerugian adalah sebagai (mudhorib), pemegang amanah.

    Sedangkan peserta sebagai (shahibul mal). Mudhorib berkewajiban untuk

    membayarkan klaim, apabila ada salah satu dari peserta mengalami musibah,

    juga berkewajiban menjaga dan menjalankan amanah yang diembannya

    secara adil, transparan dan propesional dalam mengelola dana peserta yang

    terkumpul pada kumpulan dana tabarrumudhoribdiawasi secara tekhnis dan

    operasional oleh komisaris dan secara syari diawasi oleh Dewan Pengawas

    Syariah (DPS).

    Dalam pengelolaan dana setiap premi yang akan diterima akan

    dimasukan kedalam rekening tabarru yaitu rekening yang akan diniatkan

    derma/tabarru dan digunakan untuk membayar klaim kepada peserta apabila

    terjadi musibah/harta benda peserta itu sendiri.Kemudian diinvestasikan

    kedalam lembaga keuangan yang dibenarkan secara syari dan premi asuransi

    akan dikelompokan kedalam kumpulan dana peserta untuk syariah.

    Keuntungan investasi yang diperoleh akan dimasukan ke dalam kumpulan

    dana peserta untuk kemudian dikurangi beban asuransi (klaim, premi

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    46/119

    35

    asuransi). Bila terdapat keuntungan dibagikan menurut prinsip mudharabah

    bagian keuntungan milik peserta akan dikembalikan kepada peserta yang tidak

    mengalami musibah sesuai dengan penyertaannya. Sedangkan bagian

    keuntungan yang diterima perusahaan akan digunakan untuk membiayai

    operasional perusahaan.17

    Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariah

    islam. Keuntungan bagi hasil investasi setelah dikurangi dengan beban

    asuransi (klaim dan premi reasuransi), akan dibagi antara peserta dan

    perusahaan menurut prinsip al-mudharabah dalam suatu perbandingan tetap

    berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dan peserta.18

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam praktik

    asuransi paling tidak ada dua akad yang membentuknya, yaitu akad tabarru

    dan akadmudharabah. Akadtabarruterkumpul dalam rekening dana sosial

    yang tujuan utamanya digunakan untuk saling menanggung peserta asuransi

    yang mengalami musibah kerugian, sedangkan akad mudharabah terwujud

    tatkala dana yang terkumpul dalam perusahaan asuransi itu di investasikan

    dalam wujud usaha yang diproyeksikan menghasilkan keuntungan (profit).

    Asuransi kerugian yang tidak mengandung unsur tabungan (saving) terjadi

    akad mudharabah antara peserta dan perusahaan (pengelola). Landasan yang

    17Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di

    Indonesia, hal. 140-141.

    18Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa: Kosep Sistem Ekonomi

    Syariah (tt.,MES,tth). hal. 116-118.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    47/119

    36

    awal dari akad mudharabah ini adalah profit and loss sharing, maka jika

    dalam investasinyamendapat keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagi

    bersama sesuai dengan porsi (nisbah) yang disepakati. Sebaliknya,

    jikainvestasinya mengalami kerugian (loss atau negative return) maka

    kerugian tersebut dipikul bersama antara peserta asuransi dan perusahaan.19

    Dengan demikian peserta dan perusahaan tidak ada yang terdzalimi,

    karena konsep dari asuransi syariah adalah tolong-menolong, saling

    melindungi dan saling bantu-membantu. Bentuk tolong-menolong

    dimasukkan kedalam dana tabarru. Apabila salah satu peserta mendapat

    musibah, maka peserta yang lain ikut menanggung risiko, dimana kliamnya

    dibayarkan dari akumulasi dana tabarruyang terkumpul.

    4. Tujuan dan Manfaat DanaTabarru

    Dalam tabarru orang menolong/memberi tidak bermaksud untuk

    mengharapkan penggantian dari apa yang ia berikan. Tetapi dari tabarruini,

    para pesertanya mempunyai tujuan dan manfaat bagi peserta lainnya, yaitu:

    a. Untuk membayar klaim apabila terjadi musibah pada peserta lain

    b. Untuk menghindari sikap mementingkan diri sendiri pada peserta asuransi

    c. Saling tolong-menolong antara peserta yang tertimpa musibah

    d. Mempererat tali silatrurahim antara peserta yang tertimpa musibah

    e. Menumbuhkan rasa bertanggung jawab sesama, dengan memberikan

    sebagian kecil uang yang diniatkan untuk peserta lain apabila terjadi

    19AM. Hasan Ali, MA,Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Teori Analisis Historis

    Teoritis dan Praktik(Jakarta: Kencana, 2004), hal. 141.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    48/119

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    49/119

    38

    C.

    Implementasi Akad Tabarrudan Wakalah bil U jrahpada Asuransi Umum

    Syariah

    Perusahaan asuransi kerugian (umum) adalah perusahaan yang

    memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan

    manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketuga, yang timbul dari

    peristiwa yang tidak pasti.21

    Dalam polis asuransi dan perjanjian reasuransi dengan

    prinsip syariah wajib mengandung akad tabarrudan akad tijarah.22

    Akad yang menjadi fokus utama dalam business processAsuransi Umum

    Syariah adalah akad tabarru dan akad wakalah bil ujrah. Adapun mengenai akad

    mudharabah, mudharabah musyarakahmerupakan akad yang diimplementasikan

    dalam kegiatan investasi saja. Lain halnya dengan perusahaan asuransi jiwa yang

    memang dalam produk asuransinya ada yang mengandung unsur savingdan ada

    yang tidak.

    1. Akad Tabarrupada Asuransi Umum Syariah

    Premi tabarru, yaitu sejumlah dana yang dihibahkan oleh pemegang

    polis dan digunakan untuk tolong-menolong dalam menanggulangi musibah

    kematian yang akan disantunkan kepada ahli waris bila peserta meninggal

    21Undang-Undang No. 2 tahun 1992, tentang perasuransian, Pasal 1 Ayat (5)

    22Peraturan Mentri Keuangan nomor 18/PMK.010/2010, Tentang Dasar Penyelenggaraan

    Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah , pasal 7.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    50/119

    39

    dunia sebelum masa asuransi berakhir.23

    Niat tabarru (dana kebajikan/hibah) dalam akad asuransi syariah

    adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara dalam melepaskan diri

    dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah SWT. Dalam konteks akad

    pada asuransi syariah, tabarru bermaksud memberikan dana kebajikan

    dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara peserta asuransi

    jika ada yang mendapat musibah, dan dana tersebut ditempatkan secara

    terpisah pada rekening sekaligus pencatatannya dari dana pengelola

    (perusahaan asuransi syariah).

    Jadi dana tabarru merupakan dana kolektif diantara peserta yang

    hanya boleh digunakan untuk kepentingan peserta saja seperti klaim,

    cadangan tabarru dan reasuransi syariah. Dana tabarru ini dapat

    diinvestasikan oleh perusahaan sebagai pihak pengelola, dan jika terdapat

    surplus dari investasi dana tabarru itu akan dimasukkan kedalam rekening

    dana tabarru peserta dan pihak pengelola mendapat upah/bagi hasil sesuai

    dengan akad yang disepakati (wakalah bil ujrah, mudharabah, atau

    mudharabah musytarakah).24

    Selain itu juga terdapat surplus underwriting

    dari dana tabarru penetapan besaran pembagiannya tergantung kepada

    peserta kolektif, regulator atau kebijakan manajemen.

    2.

    Akad Wakalah bil Ujrahpada Asuransi Umum Syariah

    23Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangn Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 1

    hal.277.24Fatwa DSN-MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarrupada Asuransi Syariah

    dan Reasuransi Syariah

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    51/119

    40

    Wakalah bil ujrah yaitu pemberian kuasa dari peserta kepada

    perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan pemberian ujrah

    (fee). Dalam kontrak peserta menyetujui kontribusinya dijadikan tabarru dan

    digunakan untuk membantu peserta lain yang tertimpa musibah dalam bentuk

    hibah. Tercantum pula persetujuan kontribusi yang dimasukkan dapat di

    investasikan dan dikelola sesuai dengan prinsip syariah, persetujuan

    pembayaran kalim/manfaat asuransi, provisi dan cadangan sesuai dengan

    pedoman dan kebijakan otoritas.25

    Akad wakalah bil ujrahterjadi antara peserta dan perusahaan asuransi

    syariah melalui polis asuransi dimana peserta memberikan kuasa kepada

    perusahaan untuk mengelola dananya berupa premi yang disetor dan

    perusahan berhak untuk menerima fee (ujrah) atas jasa pengelolaan tersebut

    dan apabila terdapatsurplusdalam pengelolaan makasurplusakan dibagikan

    berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam perjanjian.

    Dalam konteks asuaransi syariah akad wakalah bil ujrah adalah

    pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola

    dana peserta dan atau melakukan kegiatan lain seperti, administrasi,

    pengelolaan dana, pembayaran klaim, underwriting pengelolaan portofolio

    risiko, pemasaran, dan investasi, dimana perusahaan mendapatkan imbalan

    dalam bentuk ujrah/feekarena jasanya tersebut.26

    25Soemitra,Bank dan Lembaga Keuangn Syariah, hal. 276.

    26Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah pada Asuransi

    Syariah dan Reasuransi Syariah

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    52/119

    41

    Setiap peserta memberikan amanah kepada perusahaan untuk

    mengelola dananya berupa premi yang disetor secara syariah dan memberikan

    perlindungan terhadap dirinya apabila mengalami musibah yang diperjanjikan

    dengan memberikanfeekepada perusahaan. Dalam akad wakalahperusahaan

    merupakan wakil dari peserta berdasarkan amanah yang telah diberikan

    olehnya untuk mengelola premi sesuai ketentuan syariah, akad wakalah bil

    ujrah ini sekurang-kurangnya harus menyebutkan mengenai hak dan

    kewajiban peserta dan perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi bertindak

    sebagai wakil (yang mendapat kuasa) tidak boleh mewakilkan kepada pihak

    lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali mendapat izin dari peserta dan

    selaku pemegang amanah wajib menginvestasikan dana yang terkumpul

    melalui investasi yang sesuai dengan syariah

    Premi/kontribusi yang dibayar peserta asuransi tidak serta merta

    menjadi pendapatan perusahaan asuransi tetapi milik peserta secara kolektif

    setelah dikurangi fee pengelolaan untuk perusahaan asuransi, premi tersebut

    diakumulasikan untuk membagi risiko yang timbul diantara peserta asuransi.

    Pada model wakalah ini, kontribusi yang dibayarkan peserta dipecah

    menjadi dua komponen yaitu pertama adalah upahwakalah yaitu upah bagi

    operator pengelola, upah wakalah ini menjadi dana pemegang saham / dana

    operator perusahaan yang biasanya digunakan untuk biaya akuisisi, biaya

    operasional dan sebagainya. Sedangkan komponen yang kedua adalah dana

    yang dikenal sebagai dana tabarru yang mencakup biaya-biaya seperti

    underwriting, cadangan, reasuransi, klaim dan sebagainya. Agar tidak diam

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    53/119

    42

    percuma dana tabarru tersebut diinvestasikan dan hasil investasinya akan

    dibagikan antara pengelola dan peserta. Jika terdapat defisit pada dana

    tabarru maka perusahaan memberikan pinjaman dari dana pengelola dengan

    akad qardh. Dalam hal ini, akad wakalah adalah bersifat amanah (yad

    amanah) sehingga perusahaan sebagai wakil tidak menanggung risiko

    terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang telah diterimanya

    kecuali karena kecorobohannya atau wanprestasi.27

    D. Surplus Underwr iti ng Dana Tabarrudan Mekanisme Pendistribusiannya

    Dalam kamus asuransi surplus adalah jumlah dimana mana aktiva

    melebihi pasiva.28

    Dan dana tabarru adalah sebagian dana yang disisihkan

    dari premi asuransi dengan memperhatikan faktor-faktor risiko dari calon

    peserta asuransi, dimana tabarru tersebut digunakan untuk menolong sesama

    peserta yang terkena musibah.

    Sedangkan surplus dana tabarru itu sendiri adalah hasil pengurangan

    dari dana peserta tabarru dikurangi dengan total jumlah klaim yang terjadi

    (beban tabarru) apabila hasil dari pengurangan tersebut positif, maka

    perusahaan akan mengalami surplus, dan apabila hasil dari pengurangan

    surplus tersebut negatif, maka perusahaan akan mengalami defisit.

    Menurut asuransi kerugian underwriting adalah proses seleksi untuk

    menetapkan jenis penawaran risiko yang harus diterima, bila diakseptasi, rate,

    27Wanprestasi adalah tidak melakukan apa yang tertulis didalam kontrak (melanggar kontrak)

    28Ali. A. Hasyim, dkk.,Kamus Asuransi(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002) hal. 309.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    54/119

    43

    syarat dan kondisinya harus dapat ditentukan. Underwriting menjalankan

    proses penyelesaian dan mengelompokan berbagai risiko yang akan

    ditanggung, yang bertujuan memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi

    risiko yang diperhitungkan akan menghasilkan laba.29

    Agar bisa mendapatkan

    keuntungan, perusahaan harus mengadakan evaluasi terlebih dahulu terhadap

    semua risiko yang hendak diasuransikan, keuntungan yang diperoleh dengan

    dijalankannya proses underwriting, jadi dengan pemilihan risiko-risiko itu, kita

    mengharapkan berapa keuntungan yang diinginkan untuk perusahaan asuransi

    tersebut.30

    Pada asuransi konvensional sebagaimana lazimnya semua industri

    asuransi, keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi

    reasuransi, dan hasil investasi, dalam satu tahun (untuk asuransi kerugian)

    adalah keuntungan perusahaan. Dan menjadi milik perusahaan yang kelak

    dalam RUPS akhir tahun dibagikan kepada pemegang saham atau

    dikembalikan lagi kepada perusahaan sebagai penyertaan modal.

    Dalam asuransi jiwa, keuntungan yang sebagian besar diperoleh dari

    hasil investasi, baik itu investasi melalui deposito bank, maupun instrument

    investasi lainnya, termasuk direct invesment, semuanya menjadi keuntungan

    perusahaan dan dibagikan kepada pemegang saham secara proporsinal pada

    29Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah(Jakarta: PT Grafindo,

    2007), .hal. 103

    30Abbas Salim,Asuransi dan Manajemen Risiko (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,

    2005), hal. 117

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    55/119

    44

    akhir tahun atau dikembalikan lagi ke perusahaan dalam bentuk penyertaan

    modal.

    Profit (laba) pada asuransi syariah untuk asuransi kerugian, yang

    diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi dan hasil investasi

    bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan sebagaimana mekanisme yang ada

    pada asuransi konvensinal. Tetapi, dilakukan bagi hasil (al-mudharabah)

    antara perusahaan dengan peserta sebagaimana yang telah diperjanjikan atau

    menjadi akad diawal ketika baru masuk asuransi syariah.

    Besarnya bagi hasil sangat tergantung kondisi perusahaan semakin

    sehat dan besar profit yang diperoleh perusahaan, semakin besar pula porsi

    bagi hasil yang dibagikan kepada peserta. Skim bagi hasil (50:50, 60:40, 70:30,

    80:20, atau 90:10) biasanya dievaluasi setiap periode tertentu misalnya 2 atau 3

    tahun sekali manakala perusahaan mengalami perubahan yang cukup

    signifikan (untung / rugi).31

    Dalam sistem operasional yang berlandaskan syariah, perusahaan

    asuransi syariah melakukan kerja sama dengan peserta berdasarkan prinsip al-

    mudharabah, yaitu membagi hasil keuntungan operasional kepada seluruh

    peserta yang tidak mengajukan klaim atau membatalkan polis. Dengan

    mekanisme pengelolaan dana yang sesuai dengan syariah, dana peserta yang

    ada diinvestasikan. Hasil investasi dimasukkan kedalam total kumpulan dana

    31Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan system

    Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hal. 319

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    56/119

    45

    peserta, kemudian dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi

    reasuransi). Surplus dana kumpulan peserta dibagikan sesuai dengan sistem

    bagi hasil (al-mudharabah). Dan mekanisme pendistribusian surplus

    underwriting ini sesuai dengan fatwa DSN No. 53 / DSN-MUI/ III / 2006

    tentang akad tabarru pada asuransi dan reasuransi syariah. Dalam hal dana

    tabarrujika terjadisurplus disimpan sebagai cadangan tabarrudan sebagian

    lainnya disistribusikan kepada peserta dan perusahaan sebagai pengelola,

    pilihan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh peserta asuransi.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    57/119

    46

    BAB III

    GAMBARAN UMUM

    UNIT SYARIAH PT. ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967

    A. Sejarah Singkat Perusahaan1

    PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 didirikan atas ide pengurus

    AJB Bumiputera 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili oleh Drs. H.I.K.

    Suprakto dan Mohamad S. Hasyim, MA sesuai dengan akte No. 7 tanggal 8

    Desember 1967 dari Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH yang

    berkedudukan di Jakarta dan diumumkan dalam tambahan Berita Negara

    Republik Indonesia No. 15 tanggal 20 Pebruari 1970.

    Kemudian memperoleh ijin operasi dari Direktorat Lembaga Keuangan,

    Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen Keuangan Republik

    Indonesia No. KEP. 350/ DJM / 111.3/ 7 / 1973 tanggal 24 Juli 1973 dan

    diperpanjang sesuai Keputusan Menteri Keuangan Tahun 1986.

    PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, selanjutnya disebut

    BUMIDA Bumiputera menuju cita-cita menjadi "The Big Ten" perusahaan

    asuransi umum, menguasai pasar retail di Indonesia, dan menjadi perusahaan

    yang berkualitas, dipercaya dan menguntungkan bagi semua pihak yang

    berkepentingan (stakeholder). Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 30

    1PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, Laporan Tahunan 2009(Annual Report),

    2009.

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    58/119

    47

    April 2004 memutuskan untuk menambah dan meningkatkan Modal Statutair

    menjadi Rp. 100 M. Pada tanggal 23 Maret 2007, AJB Bumiputera 1912

    menambah Modal Setor sebesar Rp. 30 M. Dengan demikian, modal setor

    Bumida yang sebelumnya hanya Rp. 70 M, saat ini telah genap mencapai Rp. 100

    M. Hal ini berarti Bumida telah memenuhi regulasi pemerintah yang tertuang

    melalui PP No. 63 tahun 1999 yang mewajibkan setiap perusahaan asuransi

    memiliki modal setor minimal Rp. 100 M. Dengan modal setor yang telah

    mencapai Rp. 100 M, tentunya makin menambah keyakinan manajemen

    bahwa cita-cita perseroan menjadi "THE BIG TEN" dapat segera terwujud.

    Selanjutnya pada 19 Februari 2004, sesuai dengan surat keputusan

    Menteri Keuangan RI No. Kep-075/KM.6/2004, perusahaan memperoleh izin

    membuka Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda (disingkat

    Bumida Syariah), yang secara resmi beroperasi sejak bulan April 2004.

    BUMIDA SYARIAH merupakan bagian kelompok bisnis AJB

    Bumiputera 1912, yang secara khusus bergerak di bidang asuransi

    umum/kerugian syariah. Dan induknya sendiri merupakan perusahaan yang

    mempelopori industri asuransi di Indonesia

  • 7/24/2019 101540 Euis Lia Karwati Fsh

    59/119

    48

    B. Visi, Misi, Falsafah Dasar, Nilai Dasar dan Budaya Perusahaan2

    VISI

    Tumbuh dan Berkembang Menjadi Perusahaan yang Lebih Sehat dan 10 Besar

    Asuransi Umum.

    MISI

    Mewujudkan Organisasi yang Prima, Bisnis yang Berkualitas, dan Sinergi yang

    Terpadu dengan Bumiputera Group.

    Falsafah Dasar

    1. Idealisme

    BUMIDA Bumiputera senantiasa memelihara semangat dan nilainilai

    kejuangan bangsa dalam upaya meningkatkan kemartabatan dan

    kesejahteraan bangsa melalui asuransi.

    2. Kebersamaan

    BUMIDA Bumiputera senantiasa memelihara dan meningkatkan nilai-nilai

    nasionalisme dan kejuangan dengan semangat kebersamaan untuk

    menghadapi era globalisasi melalui upaya sinergi dan optimalisasi manfaat

    bagi semua pihak yang berkepentingan.

    3. Profesionalisme

    BUMIDA Bumiputera