Alfianah Nuraini Putri-fsh

111
PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : ALFIANAH NURAINI PUTRI NIM: 106046101593 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Transcript of Alfianah Nuraini Putri-fsh

Page 1: Alfianah Nuraini Putri-fsh

PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA

DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA

DI WILAYAH JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

ALFIANAH NURAINI PUTRI

NIM: 106046101593

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: Alfianah Nuraini Putri-fsh

i

PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA

DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA

DI WILAYAH JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

ALFIANAH NURAINI PUTRI

NIM: 106046101593

Dibawah bimbingan

Dr. Asep Saepuddin Jahar, M. A

NIP: 196912161996031001

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 3: Alfianah Nuraini Putri-fsh

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya

dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA Di Wilayah Jakarta Utara,

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada

Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 10 Maret 2011

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Prof. Dr. H. Muhammad. Amin Suma, SH, MA, MM.

NIP: 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

1. Ketua : Dr. Euis Amalia, M. Ag (………………….)

NIP: 197107011998032002

2. Sekretaris : Mu’min Roup, S.Ag, M. Ag (………………….)

NIP: 150281979

3. Pembimbing I : Dr. Asep Saepuddin Jahar, M. A (………………….)

NIP: 196912161996031001

4. Penguji I : Dr. Phil. JM Muslim, M. A (………………….)

NIP:150295489

5. Penguji II : Fahmi M Ahmadi, S.Ag, M.Si (………………….)

NIP: 197412132003121002

Page 4: Alfianah Nuraini Putri-fsh

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kita untuk

urusan ini. Tidaklah akan selesai segala urusan dan usaha seseorang kecuali

mendapatkan petunjuk serta pertolongan dari Allah swt. Semoga keselamatan dan

kesejahteraan selalu dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad dan Rasul di akhir

zaman yang telah membimbing umatnya untuk menuju jalan yang benar.

Dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu mampu menyelesaikan skripsi ini

sebagai tugas akhir dari serangkaian perkuliahan di Konsentrasi Perbankan

Syariah Jurusan Muamalat Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengambil judul

PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA

DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI

WILAYAH JAKARTA UTARA

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali

bantuan-bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: Alfianah Nuraini Putri-fsh

iv

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag, dan Bapak Mu’min Roup, S. Ag., M. Ag. sebagai

Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar M.A selaku dosen pembimbing atas segenap

waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga

akhir penulisan skripsi ini.

4. Segenap pimpinan BAZIS Jakarta Utara beserta stafnya yang telah membantu

penulis memberikan informasi yang sangat berharga dalam penyelesaian penulisan

skripsi.

5. Papah Mamah tercinta yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan

segala kasih sayangnya kepada penulis selama hayat. Semoga Allah swt

mengampuni segala dosanya dan melimpahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya

kepada beliau berdua.

6. Pendamping dunia dan akhiratku Sumawijaya yang memberikan motivasi dan

selalu siaga disaat lapang maupun sempit.

7. Adik-adikku tersayang : Maryam Jundiah Rahmah, Cindy Ziyadatul Hikmah, Vika

Zakiyatun Nisa, Urfa Rizka Fauziyah dan Adam As’ad Hifzhillah serta semua keluarga

yang penulis cintai, atas semangat dan dorongan yang diberikan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini

baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 6: Alfianah Nuraini Putri-fsh

v

Jazakumullahu Khairul Jaza. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima

oleh Allah swt dan di balas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin. Mudah-

mudahan pula skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para

pembaca yang budiman pada umumnya.

Jakarta, 10 Maret 2011

Alfianah Nuraini Putri

Page 7: Alfianah Nuraini Putri-fsh

vi

ABSTRAK

Alfianah Nuraini Putri NIM : 106046101593, Pendistribusian Dana Bantuan

Bazis dan Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA di

Wilayah Jakarta Utara.

BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara yang telah eksis dihadapan kita

memiliki program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan

berupa beasiswa kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu namun

berprestasi dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun yang di

maksud dengan beasiswa itu sendiri diberikan untuk biaya belajar. Harapan BAZIS,

yakni dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tersebut dipakai untuk memenuhi

kebutuhan sekolah, jangan sapai putus sekolah karna tidak adanya biaya dan juga

membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi. Pada akhirnya melahirkan

anak bangsa yang berpengetahuan luas, pendidikan tinggi dan akan membangun

negara.

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan

belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang

diberikan guru berupa raport yang merupakan hasil dari beberapa bidang studi yang

telah dipelajari oleh peserta didik.

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan melalui wawancara, yaitu

penulis mengadakan wawancara dengan pihak BAZIS, kemudian dengan observasi,

peyebaran quesioner dan studi dokumentasi. Ditentukan variabel X, pendistribusian

dana ZIS, sedangkan variabel Y adalah prestasi siswa setelah menerima dana

BAZIS. Setelah data tersebut diperoleh, penulis menganalisa data dan melakukan uji

hipotesis. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil penelitian dalam bentuk analisis

interpretasi data.

Setelah penelitian ini dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian bahwa

terdapat hubungan positif yang signifikan antara pendistribusian dana BAZIS

dengan prestasi belajar siswa SLTA. Kontribusi pendistribusian dana BAZIS

terhadap prestasi belajar siswa adalah 0.323. Adapun 0.677 lainnya dipengaruhi oleh

faktor lain. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa SLTA ditentukan atau

dipengaruhi oleh pendistribusian dana BAZIS sebanyak 32,3% dan 67,7% lagi

ditentukan oleh faktor yang lain.

Page 8: Alfianah Nuraini Putri-fsh

vii

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain (QS. al-Insyirah: 6-7).

Menunda pekerjaan, sama dengan menabung penderitaan. Lakukan apa yang bisa kita

lakukan saat ini, karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada esok hari.

(penulis).

Sebuah kesuksesan terwujud

karena diikhtiarkan, melalui...

perencanaan yang matang, keyakinan,

kerja keras, keuletan dan niat baik

Page 9: Alfianah Nuraini Putri-fsh

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

ABSTRAK .............................................................................................................. vi

MOTTO .................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8

D. Review studi terdahulu ................................................................. 10

E. Sistematika Penulisan .................................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Distribusi .................................................................... 14

B. Dasar Hukum Zakat, Infak, Dan Shadaqah (ZIS) ........................ 14

C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah

(BAZIS) .......................................................................................... 21

D. Pengelolaan Dana ZIS DKI .......................................................... 26

E. Hakikat Prestasi Belajar ............................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 36

Page 10: Alfianah Nuraini Putri-fsh

ix

B. Populasi dan Sampel .................................................................... 38

C. Pengumpulan Data ....................................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BAZIS ............................................................ 46

1. Latar belakang bazis ................................................................ 46

2. Visi Misi dan Tujuan Serta Prinsip Pengelolaan BAZIS ....... 48

3. Pemberdayaan Dana ZIS Bagi Pendidikan ............................. 49

B. Mekanisme Penyaluran Dana BAZIS .......................................... 53

C. Pemberdayaan Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS

Kota ADM Jakarta Utara ............................................................ 58

D. Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 61

E. Analisi Data .................................................................................. 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 79

B. Saran-saran ................................................................................... 81

DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................................. 83

LAMPIRAN ........................................................................................................... 86

Page 11: Alfianah Nuraini Putri-fsh

x

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indoneisa ................ 2

Table 3.1 Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif .................... 42

Table 4.1 Perkembangan Jumlah PenerimaBeasiswa BAZIS Jakarta Utara

tahun 2007-2010 ........................................................................... 57

Table 4.2 Norma reliabilitas ......................................................................... 63

Page 12: Alfianah Nuraini Putri-fsh

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Prestase Responden Bedasarkan Perkerjaan Orang Tua .............. 63

Gambar 4.2 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Manajemen

Pengelolaan BAZIS ...................................................................... 69

Gambar 4.3 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Penyampaian Informasi

Mengenai Penyaluran Beasiswa Melalui WE ............................... 71

Gambar 4.4 Presentase Jawaban Responden Tentang Melaksanakan atau

Mengelola Pendistribusian Dana ................................................... 72

Gambar 4.5 Presentase Jawaban Responden Tentang Pengontrolan dan

Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa ............................ 73

Gambar 4.6 Presentase Jawaban Responden Tentang Penggunaan Dana

BAZIS Sesuai Tujuan ................................................................... 74

Gambar 4.7 Presentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar ........... 77

Gambar 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Peningkatan Rengking .. 78

Page 13: Alfianah Nuraini Putri-fsh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan dalam ekonomi pembangunan pada suatu negara salah satunya

adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan fenomena yang tidak terpisahkan dari

dinamika kehidupan masyarakat. Kemiskinan pula merupakan masalah klasik yang

sudah ada dalam catatan sejarah manusia, berbagai usaha telah dilakukan untuk

menghapuskan masalah kemiskinan ini, akan tetapi masalah kemiskinan tetap saja

muncul sampai sekarang. Kemiskinan membuat orang menjadi lemah, baik dari gizi

tidak tercukupi maupun dari pendidikan yang layak. Sebagai akibatnya pendidikan

yang rendah telah membuat kualitas sumber daya manusia ikut menjadi rendah.Oleh

karenanya, miskin harta berimplikasi kepada miskin keahlian dan tentunya berakhir

pada miskin produktivitas.

Sistem ekonomi yang berlaku dewasa ini telah berkontribusi dalam

memberikan berbagai macam kemajuan material dan sedang dalam proses kearah

kemajuan-kemajuan yang tidak bisa dibayangkan. Sistem ekonomi yang berjalan juga

belum mampu dalam mengentaskan masalah kemiskinan, kenyataannya dewasa ini

menunjukkan bahwa kemiskinan tetap saja merajalela, terutama kemiskinan yang

melanda umat Islam1.

1 Masdar F. Mas‟udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatkan

Zakat,Infak dan Shodaqah. h. 126

Page 14: Alfianah Nuraini Putri-fsh

2

Tabel 1

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indoneisa

(Dalam Juta)

Tahun Jumlah Persentase

2006 36,20 16,66

2007 35,10 15,97

2008 39,30 17,75

2007 37,17 16,58

2008 34,96 15,24

2009 32,53 14,15

2010 31,02 13,33

Sumber: Berita Resmi Statistik

Menurut Harian Republika jumlah dan persentase penduduk miskin di

Indoneisa (dalam juta)2 sebagaimana tersebut pada tabel di atas.

Melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sejak 2006 memang sudah

terjadi penurunan persentase penduduk miskin. Tapi, lagi-lagi terlihat bahwa

penurunan tersebut sangat lambat. Dari bagan diatas menggambarkan bahwa

Pertumbuhan ekonomi dan penurunan jumlah orang miskin menunjukkan, bahwa

pertumbuhan ekonomi yang selama ini terjadi tidak terbagi rata.

2 Harian Republika, Potret Kemiskinan edisi 21 Juli tahun 2010.

Page 15: Alfianah Nuraini Putri-fsh

3

Mengapa jeratan kemiskinan ini terus melanda rakyat Indonesia? bisa saja

karena sebagian orang-orang kaya yang menjadi penyebab miskinnya orang lain.

Sebagian kelompok orang kaya yang tidak mau hidup berbagi rezeki, enggan

mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, padahal dalam ibadah bahwa zakat dan infak

bukan semata-mata ibadah vertikal kepada Yang Maha Kuasa, namun secara

horizontal dapat memberi efek positif dalam meminimalis kemiskinan.

Allah berfirman dalam al-Qur'an Surah al-Taubah ayat 11:

“Jika mereka bertaubat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, Maka

(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-

ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.

Zakat merupakan salah satu instrumen keuangan negara dan ajaran yang

melandasi bertumbuh kembangnya sebuah kekuatan sosial ekonomi umat Islam.

Seperti empat rukun Islam yang lain, ajaran zakat menyimpan beberapa dimensi yang

kompleks meliputi nilai privat, publik, vertikalhorizontal, serta ukhrawi duniawi.

Nilai-nilai tersebut merupakan landasan pengembangan kehidupan kemasyarakatan

yang komprehensif. Bila semua dimensi yang terkandung dalam ajaran zakat ini

Page 16: Alfianah Nuraini Putri-fsh

4

dapat diaktualisasikan, maka zakat akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar

bagi pembangunan umat menuju kebangkitan kembali peradaban Islam.3

Indonesia sebuah bangsa yang sudah lebih dari setengah abad merdeka dari

penjajahan Belanda dan Jepang, ternyata belum mampu bangkit menjadi negara maju

berpenduduk makmur sejahtera. Bermacam-macam tipe pemimpin di Indonesia, tetap

saja menyisakan sebuah titik persamaan realita yakni anggaran pendidikan sebesar

20% yang termuat dalam Anggaran Belanja Pendapatan Negara (APBN) kita yang

merupakan amanah Undang-Undang Dasar 1945 belum juga terwujud.

Coba lihat pendidikan kita, banyak orang tua yang tidak mampu

menyekolahkan anaknya karena alasan tak mampu membayar sumbangan

penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan masih banyak lagi siswa terancam putus

sekolah karena biaya pendidikan mahal. Padahal pendidikan adalah investasi masa

depan untuk melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu

bangsa di segala aspek kehidupan berbanding lurus dengan kualitas pendidikan

bangsa.

Dana zakat didistribusikan dalam berbagai macam bentuk, salah satunya

bentuk konsumtif kreatif yakni zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang

konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi

permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut dengan

3 Safwan Idris, Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pendekatan

Transformatif (Jakarta: Citra Putra Bangsa,1997), Cet. I, h. 33

Page 17: Alfianah Nuraini Putri-fsh

5

harapan dapat bermanfaat lebih baik,semisal beasiswa, peralatan sekolah dan

pakaian anak-anak yatim.4

Tentu saja dengan melihat anggaran 20 % yang belum terwujud, para pengelola

zakat dituntut untuk lebih kreatif, amanah dan professional. Dan tentunya, hal ini

sangat membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan. Dengan

menfasilitasi warga negara yang beragama Islam dalam menunaikan zakat,

pemerintah tidak hanya memberi kebebasan kepada warga negara dalam menjalankan

agama dan kepercayaan sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat (1)

dan (2), namun secara langsung pemerintah telah mempercepat cita-cita bangsa

mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD

1945.

Dalam bahasa yang mudah dipahami, masalah zakat bukan lagi masalah umat

Islam, tetapi telah menjadi masalah bersama Bangsa Indonesia. Peran pemerintah dan

masyarakat secara simultan merupakan akselerasi bagi perwujudan amanah para

pendiri bangsa bahwa pendidikan adalah hak dasar warga negara. Inilah salah satu

bagian dari istimewanya ajaran Islam. Keselarasannya dengan fitrah manusia, Islam

telah memberikan perhatian secara seimbang terhadap unsur materi dan unsur ruhani.

Kita dapat melihat sisi keistimewaan tersebut, misalnya pada perintah wajib zakat.

4 Didin Hafiduddin dkk, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelola Zakat Tenggara,

(UIN Malang,2008) cet 1, h.13

Page 18: Alfianah Nuraini Putri-fsh

6

Bila zakat diterapkan secara benar dan menyeluruh, ia memiliki peran yang

sangat esensial yang selanjutnya akan merealisasikan keadilan sosial, mencerdaskan

kehidupan bangsa melalui zakat pendidikan, dan juga melahirkan pertumbuhan

ekonomi yang sehat dan pesat. Alih-alih menunggu tanpa kepastian anggaran sebesar

20% untuk pendidikan dari pemerintah, masyarakat -dalam hal ini diwakili oleh

lembaga pengelola zakat- tentu telah bisa menjawab ketidak pastian tersebut.

Masalah-masalah seperti inilah yang seharusnya dapat dijawab dengan konsep

atau program tertentu dalam rangka mendayagunakan fungsi zakat, sebagaimana

dikehendaki oleh ajaran Islam. Dalam hal ini program-program yang dapat dilakukan

BAZIS dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, memberikan bantuan kepada

organisasi atau yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan baik berupa uang

pengelolanya diserahkan penuh kepada pengurus. Kedua, memberikan bantuan biaya

sekolah kepada anak-anak tertentu atau sifatnya tetap dalam bentuk beasiswa kepada

beberapa anak, sehingga ia dapat melanjutkan sekolah atau belajar sampai jenjang

tertentu yang ditetapkan oleh pengelola atau pengurus BAZIS.5

Kehadiran BAZIS provinsi DKI Jakarta memiliki pengaruh yang sangat

signifikan, terutama bagi masyarakat Jakarta. Kerja kultural dan struktural terus

menerus dilakukan. Dengan berpijak pada surat keputusan Gubernur DKI Jakarta no.

120 Tahun 2002 BAB II mengenai kedudukan dan fungsi, maka BAZIS propinsi

5 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional

(Yogyakarta: Penerbit Grahana Ilmu, 2005) cet 1 h. 45

Page 19: Alfianah Nuraini Putri-fsh

7

DKI Jakarta berusaha terus memberi arti bagi masyarakat Jakarta.6 Dengan cara

memberikan bantuan bagi masyarakat diwilayah DKI Jakarta.

BAZIS DKI yang telah eksis sejak tahun 1968 memiliki program peduli

pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa kepada

siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu dan berprestasi dari pendidikan

dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun yang dimaksud dengan beasiswa itu

sendiri adalah uang yang diberikan untuk biaya belajar.

Adapun harapan BAZIS, yakni dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tersebut

dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah agar tetap melanjutkan sekolah dan

membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi, yang pada akhirnyamelahirkan

anak bangsa yang akan membangun negara ini.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian pada badan

amil, zakat, infak, dan shadaqah (BAZIS), yang selama ini telah memberikan dana

bantuan kepada sejumlah siswa/i sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Penulis

berupaya untuk mengetahui aktivitas BAZIS wilayah Jakarta Utara dalam

pengelolaan zakatnya, khususnya dalam penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah.

Oleh karena itu, penulis megajukan skripsi dengan judul PENDISTRIBUSIAN

DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA

6 Bazis Propinsi DKI Jakarta, Manajemen Zis Bazis Propinsi DKI Jakarta, h. 42

Page 20: Alfianah Nuraini Putri-fsh

8

B. Pembatasandan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah diatas, tentu akan sangat luas jika

masalah tersebut dibahas secara keseluruhan dalam skripsi ini. Maka penulis

menganggap perlu menyajikan hanya sebatas ”Distribusi dana ZIS yang diberikan

oleh BAZIS wilayah Jakarta utara yang ditujukan untuk siswa-siswi SLTA yang

berprestasi dan kurang mampu”.

2. Perumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang dan pembatasan masalah maka untuk lebih

memfokuskan pembatasan, maka penulis mencoba untuk merumuskan beberapa

permasalahan dalam tulisan ini, sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme penyaluran dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS

Kota Administrasi Jakarta Utara kepada siswa SLTA?

b. Adakah Hubungan antara Pendistribusian Dana BAZIS dengan peningkatan

Prestasi Belajar Siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Seiring dengan perumusan dan pembatasan masalah di atas, maka

yang akan menjadi tujuan penelitian adalah:

Page 21: Alfianah Nuraini Putri-fsh

9

a. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dana bantuan ZIS yang

diberikan BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara kepada siswa SLTA di

wilayah Jakarta Utara.

b. Untuk mengetahui hubungan antara Pendistribusian Dana BAZIS dengan

peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA

2. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian dan penulisan ini

adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

1) Menambah wawasan keilmuan ekonomi Islam tentang lembaga

keuangan yakni penyaluran zakat, infak dan sedekah (ZIS) dan bagi

masyarakat pada umumnya.

2) Bagi peneliti diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan

penelitian efektifitas penyaluran dana BAZIS untuk pemberdayaan

ekonomi masyarakat selanjutnya.

3) Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan khususnya bagi

penulis sendiri dan umumnya bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan

akademis lainnya.

b. Manfaat Praktis

1) Agar masyarakat mengetahui dan memahami penyaluran dana BAZIS di

antaranya untuk membantu para siswa dari keluarga yang kurang

Page 22: Alfianah Nuraini Putri-fsh

10

mampu namun berprestasi serta lebih meningkatkan prestasi belajar

mereka.

2) Agar masyarakat terpacu dan termotivasi dalam berpartisipasi lebih aktif

lagi untuk menyalurkan dananya kepada BAZIS Kota Administrasi

Jakarta Utara demi meningkatkan ekonomi orang tua siswa yang kurang

mampu, Sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan sekolah dan tetap

melanjutkan sekolah sehingga pada akhirnya membuat siswa lebih

semangat dalam meraih prestasi.

3) Sebagai bahan masukan bagi BAZIS dalam penerapan, pemberdayaan

dan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) khususnya dalam

program pendidikan.

D. ReviewStudi Terdahulu

Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah:

1. Abdul Waiz, 203046101654, Efektifitas Zakat Produktif Terhadap Tingkat

Pendapatan Masyarakat Petani, (Jakarata, Program Studi Perbankan Syariah

Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,

2008).

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Abdul Waiz membahas

bagaimana konsep dan pengaruh zakat produktif terhadap kehidupan

masyarakat petani. Apakah dengan adanya zakat produktif akan membantu

Page 23: Alfianah Nuraini Putri-fsh

11

ekonomi masyarakat petani yang berada dilingkungan Lembaga Sosial Dompet

Dhuafa Republika Bogor.

2. Lisa Hafiza, 102046125301, Efektifitas PenyaluranDana Zakat BAZDA Kota

Tangerang Terhadap Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Mikro, (Jakarta,

Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2006).

Penelitian yang dilakukan saudari Lisa Hafiza membahas tentang

penyaluran dana zakat dalam pemberdayaan pengusaha kecil dan menengah.

Serta melihat keefektifan atas penyaluran dana zakat BAZDA Kota Tangerang

terhadap pemberdayaan pengusaha kecil dan mikro.

3. Devy Sukmawati, 204046102902, Efektifitas Penyaluran Dana lazis

muhammadiyah bagi Siswa Berprestasi Di SMK Muhammadiyyah 01 Ciputat,

(Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008)

Penelitian yang dilakukan Saudari Devy Sukmawati membahas tentang

keefektifan dari penyaluran dana zakat Lazis Muhammdiyah bagi siswa

berprestasi di SMK Muhammadiyah terhadap prestasi belajar siswa.

Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan

penelitian sebelumnya. Berdasarkan data-data yang sudah penulis kumpulkan

dari berbagai sumber kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang

menjadi masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting. Penulis akan

Page 24: Alfianah Nuraini Putri-fsh

12

membahas tentang "pendistribusian dana bantuan BAZIS dan hubungannya

dengan peningkatan prestasi belajar siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara)".

Dalam hal ini penulis akan meneliti prosedur pendistribusian dana BAZIS

yang telah dihimpun dari masyarakat kepada para siswa/I dan penulis akan

meneliti dana BAZIS yang telah distribusikan kepada para siswa yang kurang

mampu namun berprestasi yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar

siswa atau malah sebaliknya.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih sistematis, maka tata uraian

terbagi menjadi lima bab dengan susunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan landasan pada bab-bab berikutnya. Oleh karena itu, bab

ini didalamnya akan membahas tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang pengertian dan konsep pendistribusian, dasar

hukum zakat, infak, dan shadaqah (ZIS), mengambarkan pula secara

deskripsi kerangka teori mengenai landasan teori penyaluran ZIS pada

badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS), pengelolaan ZIS DKI dan

hakekat prestasi belajar.

Page 25: Alfianah Nuraini Putri-fsh

13

BAB III METODE PENELITIAN

Jenis penelitian, pendekatan penelitian, jenis data dan sumber data,

populasi dan sempel, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen

penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Merupakan bab yang membahas mengenai latar belakang berdirinya

BAZIS, visi misi, pemberdayaan ZIS bagi pendidikan. Mekanisme

penyaluran dana BAZIS, pemberdayaan program pengembangan

pendiddikan di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, Uji instrumen

penelitian dan analisis.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Page 26: Alfianah Nuraini Putri-fsh

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Distribusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), distribusi adalah

penyaluran (pembagian atau pengiriman) dari yang kelebihan kepada yang

kekurangan ke beberapa orang atau kebeberapa tempat7. Jadi distribusi zakat

adalah penyaluran atau pembagian harta yang kelebihan kepada orang-orang

yang kekurangan harta yaitu mustahik.

Zakat sebagai pendistribusian, sepertinya sangat ideal untuk dijadikan satu

model alternatif dalam upaya pengentasan orang-orang yang termasuk

kekelompok ekonomi lemah. Dengan demikian, bahwa zakat dapat melindungi

umat dari kemiskinan dan dari segala bentuk bahaya yang ditimbulkannya, serta

menghindarkan umat atau negara dari ideologi-ideologi luar yang menunggangi

kemiskinan sebagai kudanya.

B. Dasar Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS)

1. Hakikat Zakat

Zakat berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “zaka” yang artinya

berkah, tumbuh, berkembang, kebajikan dan membersihkan.8 Kata zakat ini

7Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia

”Disrtibusi” (Jakarta: Balai Pustaka,1999). h. 209 8 Samit Athif Zyn, Mujma’ul Bayanil Hadits Tafsir Mufradat al-Fadzil Qur’anil Karim (Beirut:

Syirkah Alamiyah) kitab 5 .m.l 1994, cet III h 391.

Page 27: Alfianah Nuraini Putri-fsh

15

dalam berbagai bentuk derivasinya disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak 60

kali, yang tersebar dalam surat-surat makiah dan madaniah.9

a. Menurut syara’ , zakat dapat berarti:

1) Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada

orang-orang yang berhak.10

2) Mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri juga disebut zakat.

3) Mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai

sedekah wajib kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syariat-syariat

yang telah ditentukan oleh hukum Islam.11

4) Merupakan salah satu rukun Islam: yaitu kewajiban yang dibebankan atas

kekayaan tiap pribadi yang dibebankan atas harta kekayaan tiap pribadi

muslim wanita atau pria, bahkan anak-anak yang belum aqil baligh.12

Semua pengertian tersebut tidak salah, sekalipun berbeda-beda

perumusannya. Hanya saja masing-masing rumusan masih kurang lengkap unsur-

unsur pengertiannya.

Menurut Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK

No.109) tentang Akuntansi Zakat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh

9 Syarifuddin Abdullah, Zakat Profesi, (Jakarta: Moyo Segoro Agung 2003) h. 19.

10 Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul

(Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003), h 19 11

Moh. Rifa‟i, ”Fiqih Islam Lengkap”, (Semarang: CV Toha Putra, 1978), h.346. 12

Pemda DKI, ”Pedoman Pengelolaan ZIS”, (Jakarta,1992),cet 1.hal 2

Page 28: Alfianah Nuraini Putri-fsh

16

muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya (Mustahik). Infak atau sedekah adalah harta yang diberikan secara

sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun

tidak dibatasi.

Para pemikir ekonomi Islam mendefinisikan zakat sebagai harta yang telah

ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang kepada masyarakat umum atau

individual yang bersifat mengikat, final, tanpa mendapat imbalan tertentu yang

dilakukan pemerintah sesuai dengan kemampuan pemilik harta. Zakat itu

dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan delapan golongan yang telah ditentukan

oleh al-Quran, serta untuk memenuhi tuntutan politik bagi keuangan Islam.13

Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat,

zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang

dimiliki oleh muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang

berhak menerimanya.

M. Fuadz Baqi, menunjukkan bahwa hukum dasar zakat sangat kuat di

dalam al- Qur‟an, di antaranya:

13

Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul

(Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003), h. 3

Page 29: Alfianah Nuraini Putri-fsh

17

Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan

zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami

menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.(al-Taubah: 11)

Adapun dasar hukum berdasarkan sunnah yaitu:

“Dari Ibnu Abbas r.a”ia berkata: aku diberitahu oleh Abu Sufyan r.a, lalu ia

menyebutkan hadits Nabi saw, ia mengatakan: “Nabi saw menyuruh kita supaya

mendirikan shalat, menunaikan zakat, silaturahmi (menghubungi keluarga) dan ifaf

(yakni menahan diri dari perbuatan buruk)”. (Bukhari II,1993: 320)

Berdasarkan unsur-unsur pengertian tersebut, maka definisi zakat secara

lengkap adalah sebagai berikut: zakat adalah rukun Islam ketiga yang berupa

sejumlah harta tertentu yang terselip dalam kekayaan yang dimiliki secara riil oleh

setiap pribadi muslim yang diwajibkan oleh Allah untuk disedekahkan kepada

orang-orang yang berhak atas itu setelah mencapai nisab dan haul, guna

membersihkan harta kekayaan dan menyucikan jiwa pemiliknya.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur

pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sabab itu hukum zakat adalah wajib

(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat

termasuk dalam kategori ibadah (seperti salat, haji dan puasa) yang telah diatur

secara rinci dan paten berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah, sekaligus merupakan

amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai

dengan perkembangan umat manusia.

Page 30: Alfianah Nuraini Putri-fsh

18

2. Hakikat Infak

Di dalam al-Qur‟an banyak pula menyinggung masalah infak. Infak adalah

pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rezeki,

sebanyak yang dikehendaki sendiri. Infak berarti pula sebagai belanja untuk

menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga atau sering kita dengar dengan

istilah nafkah khusus di Indonesia, kata infak lebih cenderung diartikan sebagai

sifat kedermawanan. Dimana kata infak tersebut kadang digunakan untuk

menunjukan pengertian pemberian wajib (zakat) digunakan untuk menunjukkan

pengertian pemberian biasa atau infak.

Dasar hukum yang berkaitan dengan infak yaitu tercantum dalam surat

al-Baqarah ayat 267, yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami

keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-

buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau

mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan

ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Dari ayat diatas terdapat kata “anfiqu” yang merupakan kata dalam bentuk

perintah. Ini berarti bahwa kata infak dalam al-Quran kadang digunakan untuk

menunjukkan pengertian pemberian wajib (zakat harta). Kadang pula digunakan

Page 31: Alfianah Nuraini Putri-fsh

19

untuk menunjukkan pengertian pemberian biasa (infak anjuran / sunnah). Yang

membedakan dengan zakat ialah bahwa zakat itu ditetapkan nisbahnya sedangkan

infak tidak ada penetapan berapa besarnya yang harus dikeluarkan, tetapi

diserahkan langsung kepada orang yang bersangkutan.

Infak dikeluarkan oleh orang yang beriman baik itu orang yang

berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit.

Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah infak itu berarti memberikan sebagian

dari harta baik itu untuk keluarganya maupun untuk orang lain.

3. Hakikat Sedekah

Sedangkan shodaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang

dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. terutama kepada orang miskin, setiap

kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya.

Antara kata sedekah dengan kata zakat dalam al-Qur‟an sering digunakan silih

berganti.“Pungutlah zakat (sedekah) dari harta kekayaan mereka (dengan itu)

engkau membersihkan dan menyucikan mereka”.14

Shadaqoh disinggung pula oleh al-Qur‟an dalam berbagai bentuk seperti di

ungkapkan dalam surat al-Taubah ayat 103 yang berbunyi sebagai berikut:

14

al-Qur'an, 9:103

Page 32: Alfianah Nuraini Putri-fsh

20

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Kata Infak dan shodaqoh sering kali disamakan, padahal Untuk

mengeluarkan infak adalah pada waktu menerima rezeki (karunia) dari Allah tanpa

ditentukan kadar jumlah yang dikeluarkan. Sedangkan pada sedekah lebih luas dan

lebih umum lagi. Tidak ditentukan jenis, jumlah, waktu dan peruntukannya.

Mengenai jenisnya, sedekah dapat berupa:

Pemberian benda atau uang.

Bantuan tenaga atau jasa

Menahan diri untuk tidak berbuat kejahatan.

Mengucapkan takbir, tahmid, tahlil, istigfar,dsb

Rasulullah saw. mewajibkan setiap pribadi muslim untuk bersedekah setiap

hari. Seperti hadis Nabi yang mengatakan “adalah satu kewajiban atas tiap

pribadi muslim bersedekah setiap hari matahari terbit”.15

Dari seluruh uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sedekah adalah

keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan setiap muslim untuk menciptakan

kesejahteraan sesama umat manusia, termasuk untuk kelestarian lingkungan hidup

dan alam semesta ciptaan ilahi guna memperoleh hidayah dan ridha Allah swt”.

15

Pemda.DKI,”Pedoman Pengelolaan ZIS”(Jakarta:1992). Cet 1 hal 5.

Page 33: Alfianah Nuraini Putri-fsh

21

Sedekah berarti termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum

dimana kata zakat digunakan dalam al-Quran dan Sunnah. zakat telah disebutkan

pula dengan sedekah karena zakat merupakan jenis derma yang diwajibkan. Hanya

saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib. Sedangkan sedekah

adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan

wajib, sedangkan sedekah lainya dibayar secara sukarela .16

jumlah nisab zakat

ditetapkan sedangkan sedekah yang lain sepenuhnya tergantung pada keinginan

orang yang menyumbangnya.

C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah (BAZIS)

Dalam menghimpun dana untuk kesejahteraan masyarakat, BAZIS Kota

Administrasi Jakarta Utara tidak hanya menerima dan menyalurkan hasil

pengumpulan ZIS dari umat Islam (muslim), tetapi juga amal sosial yang diberikan

oleh umat non muslim. Dengan menyadari bahwa warga Ibukota itu bersifat

majemuk (aneka ragam, termasuk aneka ragam yang dipeluknya) maka dengan

tetap berpegang teguh pada akidah dan syarak agama Islam maka penyaluran hasil

pengumpuln ZIS dan amal sosial disampaikan kepada yang berhak secara

proposional sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

Di dalam al-Quran telah ditetapkan delapan kelompok (ashnaf) penerima

zakat, yaitu : fakir, miskin, amil (pengelola dana zakat), muallaf (orang yang baru

16

Afsalur Rahman. ”Doktrin Ekonomi Islam”(Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 2002). jilid

3 h. 241.

Page 34: Alfianah Nuraini Putri-fsh

22

masuk Islam), riqab (orang yang membebaskan budak), gharimin ( orang yang

berhutang untuk kemaslahatan dirinya atau masyarakat), sabilillah (orang yang

berusaha menegakkan kepentingan agama atau ummat), dan ibn sabil (orang yang

kehabisan bekal diperjalanan).

al-miskin al-mahrum yakni orang yang tidak mampu akan tetapi menjaga

kehormatan diri, tidak mau minta-minta. Sedangkan orang yang meminta-minta

tetap disebut dengan fakir dan termasuk dalam pengertian ini adalah orang

gelandangan. Nama fakir mencakup sa’il dan mahrum sa’il yaitu orang fakir yang

meminta-minta dan sekarang disebut dengan gelandangan, pengemis sedangkan

mahrum adalah orang fakir yang tidak mahu meminta-minta, menjaga kehormatan

diri dan disebut dengan miskin.

Barangkali orang miskin mampu menjaga kehormatan dirinya, tidak mau

meminta-minta itu karena mempunyai harga diri yang kuat atau karena memang

kefakirannya tidak separah orang fakir dari kemungkinan yang kedua inilah

al-Syafi„i dan mayoritas pengikutnya berpendapat bahwa fakir lebih jelek

keadaannya dari pada miskin.

Sedangkan menurut mazhab Abu Hanifah dan Malik, miskin lebih jelek

keadaanya dari pada fakir miskin. Jadi disini ada perbedaan pendapat yang

bertolak belakang antara golongan Syafi‟iyyah dan golongan Hanafiyyah. Sayyid

Sabiq berusaha ingin mengkompromikan. Ia menjadikan satu kategori fakir dan

Page 35: Alfianah Nuraini Putri-fsh

23

miskin, yaitu orang-orang yang tidak memperoleh kecukupan hidup, lawan kata

orang-orang kaya, yaitu mereka yan mendapatkan kecukupan kebutuhan hidupnya.

BAZIS Kota Administrasi Jakarta mengikuti cara Sayyid Sabiq, yaitu

keduanya adalah sama-sama mustahik yang memiliki harta tetapi tidak dapat

memenuhi keperluan hidupnya. Jadi mereka itu adalah mustahik yang mempunyai

satu atau dua ciri: (a) kelemahan dalam bidang harta, (b) kelemahan dalam bidang

fisik.

Bahkan al-Qaradawi menganggap perbedaan pendapat tentang hakikat fakir

dan miskin itu tidak menghasilkan buah manfaat yang dapat dipetik dalam bab ini.

Akan tetapi bagaimana juga mencari perbedaan antara dua hakikat itu besar juga

manfaatnya, yaitu dalam pembagian zakat, apabila hasil pungutan zakat itu sangat

terbatas, meski tentang perbedaan namanya itu tidak demikian penting. Dalam

keadaan hasil koleksi zakat sangat terbatas, menurut Malik, harus diprioritaskan

golongan yang paling membutuhkan, yaitu fakir menurut pengertian golongan al-

Syafi‟iyyah atau miskin menurut pengertian Abu Hanifah dan Malik.

Dana ZIS yang ada di BAZIS Kota Administrasi Jakarta hanya disalurkan

kepada enam kelompok saja, yaitu selain riqab dan amil, dengan alasan bahwa

budak tidak ada di indonesia dan hak amil sudah ditanggung oleh anggaran

pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI membaginya menjadi tiga kelompok:

fakir miskin, sabilillah dan muallaf, gharim, ibn sabil. Hanya saja, pengertian

kelompok fakir miskin tidak lagi diartikan sebatas mereka yang tidak punya

Page 36: Alfianah Nuraini Putri-fsh

24

pekerjaan, atau punya pekerjaan tetapi tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk

pengembangan pendidikan anak tingkat SD/MI s.d perguruan tinggi.

Argumentasinya adalah bahwa pendidikan penting untuk mengangkat taraf

kehidupan ekonomi masyarakat miskin, demikian menurut mantan kepala BAZIS

DKI Jakarta, Abdul Shomad Muin (Republika, 8 Desember. 2000).17

Untuk mendapatkan bantuan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta,

mustahik harus mengisi formulir sesuai kategorinya masing- masing formulir

sesuai kategorinya masing-masing (BAZIS,1996). Penggunaan formulir santunan

anak asuh dan sumbangna wajib belajar modal A adalah sebagai berikut:

Model A1 digunakan untuk isian permohonan calon penerima santunan anak

asuh murid SD.

Model A2 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangna wajib

belajar murid SMP.

Model A3 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbanga anak

asuh murid madrasah ibtidaiyah.

Model A4 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangann

wajib belajar murid madrasah tsanawiyah.

Model A5 digunakan untuk islam permohonan calon penerima beasiswa

pascasarjana.

17

Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta:CED,Center for entrepreneurship development

2005)cet 1 hal 103

Page 37: Alfianah Nuraini Putri-fsh

25

Penggunaan formulir bantuan Sabilillah Model S adalah sebagai berikut:

1) Model S1 digunakan untuk isian permohonan bantuan fisik keagamaan.

2) Model S2 digunakan untuk isian permohonan bantuan kegiatan keagamaan.

3) Model S3 digunakan untuk isian bantuan/ santunan guru ngaji yang tidak

mempunyai penghasilan tetap dan merbot masjid.18

Dalam penyaluran dan pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS, BAZIS

melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:19

a. Pada akhir tahun anggaran mengeluarkan pemberitahuan atau pengumuman

kepada khalayak ramai, agar para mustahik mengusulkan permintaan bantuan

(santunan) kepada BAZIS DKI melalui jalur masing- masing, seperti:

1) Petugas operasioal zis kelurahan, untuk musrahik kelurahan.

2) Petugas operasional ZIS kecamatan, untuk mustahik kecamatan.

3) Pelaksana BAZIS kotamadya, untuk mustahik kotamadya.

b. Menerima usulan- usulan dari petugas operasional ZIS wilayah dan unit/satua

kerja.

c. Merumuskan kebijakan gubernur kepada daerah dalam pendayagunaan ZIS,

sesuai dengan aspirasi/ usulan dari musrtahik.

d. Menetapkan rincian penyaluran dan pendayagunaan ZIS sesuai dengan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh gubernur kepala daerah.

18

Ibid hal 105.

19

Bazis DKI Jakarta Pengelolaan Zakat, Infak/Sedekah h. 34

Page 38: Alfianah Nuraini Putri-fsh

26

e. Menyalurkan/mendayagunakan dana ZIS kepada mustahik.

f. Memonitor dan membina pemanfaatan ZIS yang diterima mustahik.

g. Mengevaluasi pendayagunaan ZIS, untuk mengetahui apakah penyaluran telah

mencapai sasaran secara optimal, yaitu meningkatkan kesejahterahan umat

khususnya para dhuafa.

h. Meningkatkan tertib Administrasiinistrasi.

D. Pengelolaan Dana ZIS DKI

1. Pengalokasian dana ZIS

Aparat BAZIS di DKI Jakarta telah diberikan pedoman kerja dalam

mengelola ZIS, tetapi masih dalam ketentuan-ketentuan yang masih terpisah-

pisah. Pedoman-pedoman kerja ini ada yang dituangkan (dimuat) dalam

Keputusan, Instruksi, Surat Seruan, Surat Edaran dan ada pula yang dituangkan

dalam surat pemberitahuan. Kebijaksanaan umum pendayagunaan ZIS dan

amal sosial ditetapkan dengan keputusan gubernur kepala daerah, sedangkan

rincian dan pelaksanaannya ditetapkan dengan keputusan dan ketua BAZIS

DKI Jakarta.20

Dari pejabat atau instansi yang mengeluarkan, ada yang dikeluarkan oleh

Gubernur -Kepala Daerah, Wakil Gubernur atau pejabat lain atas nama

Gubernur Kepala Daerah, ada yang dikeluarkan oleh Kanwil Agama dan ada

20

Cholid Fadlullah. ”Mengenal Hukum ZIS (Zakat Dan Infak/Sedekah) Pengamalannya di DKI

Jakarta”Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta.

Page 39: Alfianah Nuraini Putri-fsh

27

pula yang dikeluarkan oleh Ketua BAZIS DKI Jakarta. Dikeluarkannya

petunjuk kerja ini biasanya didasarkan pada kebutuhan nyata dalam mengatasi

berbagai masalah yang dihadapi dalam mengelola ZIS Atau sebagai

pelaksanaan terhadap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh atasan dalam

mengurus masalah ZIS21

.

Karena pedoman-pedoman kerja yang ditetapkan tadi dalam keadaan

terpisah-pisah maka tidak mustahil apabila tidak setiap pejabat atau petugas

pelaksana memahaminya secara utuh dan menyeluruh. Dari segi ilmu

manajemen dinyatakan bahwa dalam mengemban misi dan tujuan organisasi,

baik lembaga instansi maupun organisasi formal, setiap tahunnya harus

mempunyai sasaran atau target yang hendak dicapai. Sasaran atau target ini

ditetapkan oleh pejabat atau pimpinan berkewenangan. Atas dasar target atau

sasaran ini, lembaga yang bersangkutan menyusun rencana dan program kerja

serta cara melaksanakan rencana dan program kerja tersebut.

Langkah selanjutnya adalah melaksanakan program kerja dalam kegiatan

nyata sehari-hari. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan menjaga agar

tidak terjadi penyimpangan perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan.

Kemudian diadakan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan program kerja.

Hasil evaluasi ini dijadikan bahan masukan dalam merumuskan dan

21

BAZIS provinsi DKI Jakarta”Bagaimana cara mengelola ZIS di DKI jakarta” artikel diakses

pada 9 Januari 2011dari http://bazisdki.go.id/panduan/zakat/145-bagaimana-cara-mengelola-zis-di-dki-

jakarta

Page 40: Alfianah Nuraini Putri-fsh

28

menentukan rencana dan program kerja pada tahun berikutnya. Dalam

mengelola ZIS di DKI Jakarta, urutan kegiatannya adalah sebagai berikut.22

a. Setiap awal tahun Gubernur menetapkan target pengumpulan ZIS dan

strategi prioritas pendayagunaannya.

b. Berdasarkan target dan strategi tersebut, BAZIS DKI Jakarta menyusun

rencana dan program kerja, termasuk cara-cara yang harus ditempuh dalam

pelaksanaannya.Rencana dan program kerja ini disampaikan kepada Badan

Pembina untuk memperoleh persetujuan (restu).

c. Setelah memperoleh restu Badan Pembina, Ketua BAZIS DKI Jakarta

menyampaikan dan menjelaskan rencana dan program kerja tadi kepada

seluruh aparat jajaran BAZIS, untuk pelaksanaan lebih lanjut.

d. Unit-unit operasional (BAZIS tingkat Pemerintah Kotamadya, Kecamatan

dan Kelurahan serta BAZIS-BAZIS Unit/Satuan Kerja) melaksanakan

rencana dan program kerja yang telah ditetapkan. Dengan diberikan

kebebasan bertindak dalam pengembangan teknis operasional pengumpulan

ZIS sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan

kebijaksanaan atasan. Hasil pengumpulan Z1S tersebut disetorkan dan

dilaporkan secara berkala kepada BAZIS DKI Jakarta.

e. BAZIS DKI Jakarta menerima, memonitor dan memberikan bimbingan yang

diperlukan. Kemudian menyimpan hasil pengumpulan ZIS di Bank yang

22

Bazis DKI Jakarta, Pengelolaan Zakat dan Infak/Sedekah di DKI Jakarta, April 1999 h 30-31.

Page 41: Alfianah Nuraini Putri-fsh

29

ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah dan melaporkan penyimpanan

tersebut kepada Gubernur Kepala Daerah melalui Badan Pembina.

f. Dalam rangka penyaluran dan pendayagunaan dana ZIS yang terkumpul,

BAZIS DKI Jakarta menampung dan menyeleksi semua usulan

pendayagunaan ZIS yang berasal dari para mustahik yang dikoordinasikan

oleh Pemerintah Kotamadya, Kecamatan, Kelurahan serta Unit/Satuan

Kerja.

g. Merumuskan strategi kebijaksanaan penyaluran dan pendayagunaan ZIS

untuk tahun yang bersangkutan, untuk diusulkan kepada Gubernur Kepala

Daerah guna memperoleh penetapan lebih lanjut.

h. Berdasarkan ketetapan kebijaksanaan Gubernur tersebut, Ketua BAZIS DKI

Jakarta menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan tentang alokasi dan rincian

pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS serta menyalurkan secara bertahap

kepada yang berhak menerimanya.

i. BAZIS DKI Jakarta menyalurkan kepada mustahik dan membina usaha

produktif para mustahik. Dalam pembinaan ini BAZIS DKI Jakarta

melakukan kerja sama dengan semua instansi/lembaga sosial

kemasyarakatan yang terkait.

j. Mengadakan evaluasi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan pada

tahun itu dan merumuskan program dan rencana kerja untuk tahun

Page 42: Alfianah Nuraini Putri-fsh

30

berikutnya berdasarkan kebijaksanaan (target dan strategi) pendayagunaan

yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.

2. Kriteria ZIS yang Bersifat Konsumtif dan Produktif

Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sosial sebagai sarana saling

berhubungan sesama manusia terutama antara orang kaya dan orang miskin,

karena dana zakat dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk mengatasi

kemiskinan yang merupakan masalah sosial yang selalu ada dalam kehidupan

masyarakat.

Dari delapan Asnaf, ada yang mempunyai hak menerima bantuan, ada

juga yang menerima hak santunan dan ada pula yang menerima hak imbalan. Di

samping itu ada pula asnaf yang di samping menerima hak santunan dan

sekaligus dapat menerima hak bantuan, yaitu fakir-miskin. Dalam hal ini

BAZIS memberikan dana untuk keperluan konsumtif, seperti untuk membeli

makanan dan pakaian dia menerima hak santunan. Tetapi bagi fakir-miskin

yang ingin berusaha untuk berusaha mandiri, dan karena itu kepadanya

diberikan modal usaha, berarti dia menerima bantuan.

Khusus bagi amilin, mereka adalah menerima hak imbalan. Karena

mereka bekerja yaitu memungut atau mengumpulkan ZIS maka wajarlah

apabila kepada mereka diberikan imbalan (balas jasa, kontra prestasi). Banyak

mustahik yang belum atau kurang memahami cara untuk memperoleh bantuan

atau santunan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.

Page 43: Alfianah Nuraini Putri-fsh

31

Agar dana zakat yang disalurkan itu dapat berdayaguna dan berhasil

guna, maka pemanfaatannya harus selektif untuk kebutuhan konsumtif atau

produktif. Masing- masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif kemudian

dibagi dua, yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif keatif, sedangkan yang

berbentuk produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan produktif

kreatif.

Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan

sebagai berikut:23

Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh

mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan zakat dibagikan kepada

mustahik dengan secara langsung untuh kebutuhan konsumsi sehari-hari,

seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada faqir miskin

setiap idul fitri atau pembagian zakat mal secara langsung oleh para muzakki

kepada mustahiq yang sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau

karena mengalami musibah. Pola ini merupakan program jangka pendek

dalam mengatasi permasalahan umat.

Konsumtif kreatif adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang

konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi

permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara

lain berupa alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana

23

Lili Bariadi dkk, Zakat & Wirausaha, cet. 1 Jakarta, hal 34-35.

Page 44: Alfianah Nuraini Putri-fsh

32

ibadah seperti sarung dan mukena, bantuan alat petani, seperti cangkul untuk

petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil dan sebagainya.

Produktif tradisional yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang

produksi, dimana dengan menggunakan barang-barang tersebut, para

mustahiq dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak

kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin

jahit dan sebagainya.

Produktif kreatif yaitu pendayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk

modal, baik untuk membangun suatu proyek sosial seperti membangun

sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun menambah modal

pedagang untuk berwirausaha sebagai modal usaha untuk membantu atau

bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.24

Yang dimaksud dengan bantuan adalah dana yang diberikan oleh BAZIS

yang dipergunakan untuk kepentingan usaha produktif, antara lain:25

a. Dana untuk membangun tempat ibadah, sarana dan prasarana pendidikan

Islam.

b. Dana untuk membantu pelajar/mahasiswa yang berupa beasiswa.

24

Departemen agama, manajemen pengelola zakat, direktorat pengembangan zakat dan wakaf,

jakarta, 2005, hlm 35-36 25

BAZIS Provinsi DKI Jakarta”petunjuk Praktis Bagi Mustahik“diakses pada 9 januari 2011 dari

http://www.bazisdki.go.id/panduan/zakat/157-petunjuk-praktis-bagi-mustahik

Page 45: Alfianah Nuraini Putri-fsh

33

c. Dana untuk modal usaha, seperti untuk membuka warung nasi, jualan

makanan, jualan bakso dan lain-lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan santunan adalah pemberian sejumlah

uang dari BAZIS kepada mustahik yang sedang dilanda kesulitan terutama

masyarakat yang kurang mampu, yang bersifat konsumtif.

E. Hakekat Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi

didefinisikan dengan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan. Diciptakan

baik secara individu maupun kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan.26

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh

dengan jalan bekerja.27

Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat tundamental dalam setiap penyelenggara jenis jenjang pendidikan. ini

menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu tidak

terlalu tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa, akan tetapi

keadaan psikologis siswa juga yang paling mendukung dalam dunia pelajar. Tidak

26

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: balai pustaka,1988). Cet ke I h. 786

27

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,balai pustaka 1988)h.700.

Page 46: Alfianah Nuraini Putri-fsh

34

konsentrasi akan penjelasan guru dan tidak fokus dalam belajar ini pun menjadi

pemicu dari peningkatan belajar siswa.

Dalam perspektif Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang

beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat

kehidupan mereka. Hai ini dinyatakan dalam al-quran surat al-mujaadilah ayat 11:

"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Belajar juga merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan

dan sikap. Belajar dimulai dari kecil sampai akhir hayat seseorang: Rasulullah saw

mengatakan dalam salah satu haditsnya bahwa manusia harus belajar sejak dari

ayunan hingga liang lahat.28

Memperhatikan uraian di atas, dapat diketahui betapa urgennya arti belajar

bagi kehidupan kita. Karena Allah swt dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk

belajar agar kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat mengantarkan

28

Martinis Yamin, Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi ,(Jakarta: Gaung Persada Press,

2004). h. 97.

Page 47: Alfianah Nuraini Putri-fsh

35

kita kearah kehidupan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan derajat

kehidupan kita.

Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar menurut Kamus Bahasa

Indonesia Komtemporer adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukkan dengan niai tes atau angka

nilai yang diberikan oleh guru.29

Abdul Ghafur berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang

dinyatakan dalam bentuk skor.30

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama

berlangsungnya proses belajar dalam rangka waktu tertentu. Prestasi belajar dalam

bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi

sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya.

Adapun prestasi yang ingin diketahui oleh penulis yakni adanya pengakuan

peningkatan motivasi belajar, keingin tahuan lebih banyak akan ilmu yang

ditimbulkan setelah mendapatkan biaya bantuan pendidikan kepada siswa. Dengan

adanya bantuan biaya pendidikan dapat membantu biaya sekolah dan Prestasi

belajar siswa bertambah, keingin tahuan akan ilmupun terpenuhi dengan membeli

buku-buku pengetahuan karena prestasi belajar merupakan suatu gambarkan

tingkat keberhasilan dari proses belajar dalam kurun waktu tertentu.

29

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta: Modern

English ,1991)h. 1190. 30

Abdul Ghafur, Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2 h 91

Page 48: Alfianah Nuraini Putri-fsh

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Robert Bogdan dan Steven J.Taylor, yang di maksud dengan

metodologi penelitian ilmiah adalah: “The process, principles and procedures by

which approach problemsand seek answers.in the social sciences the tern applies to

how one conducts research”.31

Metodologi pada hakekatnya berusaha untuk

memberikan pedoman tentang cara-cara seseorang ilmuwan untuk mempelajari,

menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya. Sedangkan

yang dimaksud dengan penelitian ialah usaha untuk menghimpun serta menemukan

hubungan-hubungan yang ada antara fakta-fakta yang diamati secara seksama.

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah field researh (penelitian lapangan).

Field research adalah pengumpulan data dilakukan secara langsung untuk

memperoleh data yang diperlukan dan melakukan peninjauan langsung ke lokasi,

BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara bertempatan di Ruang Bahari Kantor

Wali kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian penulis dapat mengamati langsung

kegiatan-kegiatan yang terjadi di sana.

31

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), cet.3, h.46.

Page 49: Alfianah Nuraini Putri-fsh

37

1. Pendekatan penelitian dan jenis penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif dengan memakai statistik,

namun pembahasan lebih mendalam akan dilakukan secara kualitatif. Penelitian

ini bersifat deskriptif analisis,32

yang bertujuan untuk memberikan gambaran

dan informasi yang akurat dari berbagai sumber dan memainkan peran yang

amat penting dalam menciptakan hipotesis .

2. Jenis data dan sumber data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber

data yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-

pihak BAZIS selaku pengelola dana ZIS yang berkopeten dalam

memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan pada skripsi ini.

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data yang diperoleh dari laporan data-data yang

dikeluarkan oleh BAZIS. Juga diperoleh dari literature-literatur kepustakaan

seperti buku-buku serta lainnya yang berkaitan dengan meteri penulis skripsi

ini.

32

S.Nasution, Metode Resseach, (Jakarta: Bumi Aksa, 2002), h 24

Page 50: Alfianah Nuraini Putri-fsh

38

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang berupa manusia,

hewan, tumbuh- tumbuhan, gejala, nilai dan lainya. Populasi amat beragam

dillihat dari pengertian diatas dan populasi dalam penelitian ini termasuk pada

populasi terbatas.33

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLTA di

wilayah Jakarta Utara yang telah menerima dana ZIS (beasiswa) di BAZIS

Kota Administrasi Jakarta Utara pada priode tahun 2009 sampai 2011, dengan

jumlah siswa 205. Dengan ketentuan siswa yang menerima bantuan biaya

pendidikan BAZIS Administrasi Jakarta Utara pada tahun 2009- 2010 sebanyak

100 siswa dan untuk periode tahun 2010- 2011 sebanyak 105 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara- cara

tertentu yang memiliki karakteristik yang jelas, lengkap dan mewakili

populasi.34

Teknik penarikan sample dengan cara populasi sampling

berdasarkan pendapat Arikunto (1993, hal 107) sebagai berikut: Apabila

subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil 10%-15% atau 20%-25% atau tergantung dari:

33

Burhan Bungin, Motode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Orenada Media Group, 2005) h. 99

34

Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2002)h. 58.

Page 51: Alfianah Nuraini Putri-fsh

39

a. kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana ( biaya).

b. Sempitnya atau luasnya wilayah penelitian dari setiap subjek, karena

hal ini menyangkut sedikit banyaknya data.

c. Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti, untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan

lebih baik.

Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis sampel

homogen yaitu siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang mana dalam

pengambilan sampel minimal 10% dari jumlah populasi yang ada. Dalam

penelitian ini, jumlah populasi yang menerima dana bantuan BAZIS sebanyak

205 siswa.

Dari total jumlah 205 siswa tersebut yang tercatat telah menerima dana

bantuan BAZIS selama dua periode tahun 2009 sampai 2011 sebanyak 40

siswa (terlampir). Oleh karenanya, penulis mengambil sampel dalam penelitian

ini sebanyak 40 siswa dan jumlah ini telah memenuhi dari persyaratan dalam

jenis penelitian sampel homogen minimal 10 % dari total populasi. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel acak

sederhana atau simple random sampling.

Page 52: Alfianah Nuraini Putri-fsh

40

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan

data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian lapangan (field research) yakni

penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi, BAZIS wilayah Jakarta

Utara di Ruang Bahari Kantor Wali Kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian

penulis dapat mengamati langsung kegiatan-kegiatan yang terjadi disana.

Sebagai langkah strategi untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah, maka

program ini diorientasikan dalam bentuk pemberian beasiswa kepada siswa

SLTA yang berprestasi dari keluarga kurang mampu.

Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui 4

cara, yaitu:

d. Wawancara

Wawancara atau kuisioner lisan adalah suatu proses tanya jawab lisan,

dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat

melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari

suaranya.35

Adapun wawancara dalam penelitian ini telah dilakukan oleh

penulis dengan Bapak Drs. Muh Alwi. M selaku Kepala Pelaksana BAZIS

Kota Administrasi Jakarta Utara. 36

(Hasil wawancara terlampir).

35

Sukandarumidi, Metodologi Penelitian, h.100 36

Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis

Jakarta Utara, 9 februari

Page 53: Alfianah Nuraini Putri-fsh

41

e. Quesioner

Kuisioner atau angket dapat dipandang sebagai interview tertulis

dimana sample atau responden dihubungi melalui suatu daftar pertanyaan.37

Tujuan pokok pembuatan quesioner adalah untuk memperoleh informasi

yang relevan dengan tujuan penelitian, hasil quesioner tersebut akan

berbentuk angka dan tabel.

Dalam penyebaran angket dilakukan dengan cara menyebarkan skala

yang berisi pernyataan, skala adalah ukuran gabungan untuk suatu variabel.

Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert,

dimana pernyataan menyatakan dua kutub sikap, dari yang paling positif

sampai yang paling negatif. Skala ini disusun berdasarkan indikator-

indikator variable yang merupakan ciri- ciri perilaku yang hendak diteliti.

Format respon yang diberikan dengan menggunakan skala model

likert, Biasanya ada lima altenatif jawaban untuk subyek sangat setuju (SS),

setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

Namun, kelemahan skala ini adalah sulit untuk menginterpretasikan

jawaban pada kategori ragu-ragu serta menghindari social desirability.

Namun ternyata ada kecendrungan responden untuk mengamankan

jawaban mereka ditempat netral. Sehinga beberapa penelitian sama sekali

menghilangkan angka netral dan mengurangi skala menjadi 4 yaitu sangat

37

Progo Nudjaman, dkk, Metodologi Penelitian Social:Terapan Dan Kebijaksanaan (Jakarta,

BPP Depdagri RI,),2000,h.69

Page 54: Alfianah Nuraini Putri-fsh

42

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) Sehingga

dalam penelitian ini hanya terdapat 4 katagori jawaban yang dibagi menjadi

dua kategori, yaitu setuju dan tidak setuju.

Tabel 3.1

Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif

Skala Favorable Unfavorable

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak setuju (TS) 2 3

Sangat tidak setuju (STS) 1 4

(Sumber: Metodologi Penelitian Bisnis, Eti Rochaety)

f. Observasi

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) observasi adalah

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang

berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian

di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati

tersebut. Observasi dalam penelitian ini yakni Pengamatan langsung

terhadap kegiatan penyaluran dana zakat, infak dan shadaqah yang dilakukan

oleh peneliti di walikota jakarta utara.

Page 55: Alfianah Nuraini Putri-fsh

43

g. Studi dokumentasi

Dilakukan dengan cara mempelajari laporan tahunan dan dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan aktivitas yang telah dilakukan oleh

BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.

2. Variable yang Digunakan

Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) variable yaitu

variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah pendistribusian dana ZIS dan

variabel Y adalah Prestasi Belajar siswa Post Penerimaan Dana BAZIS.

Gambar: 1 Gambar Hubungan Variabel X dan Y

3. Teknik Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan

total 39 item, skala pendistribusian Dana ZIS terdiri dari 19 item dan skala

Peningkatan prestasi siswa SLTA terdiri dari 20 item. Adapun tujuan dari

pelaksana uji instrumen ini dilakukan dengan maksud:

a. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor setiap item dikorelasikan dengan

skor total.

b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur

tingkat reliabilitas skala tersebut.

Y X

Pendistribusian dana ZIS

Prestasi Belajar siswa

Post Penerimaan

Dana BAZIS

Page 56: Alfianah Nuraini Putri-fsh

44

Validitas adalah ukuran yang benar- benar untuk mengukur apa yang akan

diukur, yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi

pengukuran.38

Dalam penelitian ini teknik uji validitas menggunakan “product

moment” dengan menghitung dengan menghitung korelasi antar masing- masing

pernyataan dengan skot total, yang rumusnya seperti berikut:

rxy

NN

N

yxxy

yyxx2222

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi variabel x dengan variabel y.

xy = jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y.

x = jumlah nilai setiap item.

y = jumlah nilai konstan.

N = jumlah subyek penelitian.

Setelah uji validitas, diberlakukan uji realibilitas yaitu indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan, alpha cronbach dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen

pertanyaan yang jawabannya berskala, reabilitas alpha crombach juga

dipergunakan untuk menguji reliabilitas pertanyaan- pertanyaan esai.39

Dalam

38

Eti Rochaeti, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi Spss (jakarta: mitra wacana

media, 2009) h. 57 39

Burhan Nurgiantoro dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial (Yogyakarta,

Gadjah Mada University Press, 2002, Cet: 2) H 329.

Page 57: Alfianah Nuraini Putri-fsh

45

penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula

Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS dengan rumus :

r =

xS

jS

k

k2

2

11

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I

Sx = jumlah varians skor total

4. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data menggunakan analisis bersifat deskriptif- analitis adalah

teknik yang memberikan gambaran atau lukisan secara sistematis fuktual dan

akurat mengenai fakta- fakta yang terkait dengan pembahasan. Dan teknik ini

bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang

timbul di masyarakat.

Analisis data akan dilakukan dengan bantuan SPSS dengan pengolahan data

statistik deskriptif, yaitu frequencies ini hanya untuk mengetahui besarnya

presante jawaban responden dalam peningkatan prestasi siswa SLTA yang

mendapat dana bantuan pendidikan (beasiswa) di BAZIS Kota Administrasi

Jakarta Utara.

Page 58: Alfianah Nuraini Putri-fsh

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BAZIS DKI

1. Latar belakang Bazis DKI Jakarta

Dalam konsep ekonomi Islam, al-Qur'an melarang manusia untuk

mengeksploitasi harta secara berlebihan. Islam mengajarkan agar manusia

memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki seperlunya. Karenanya, islam

mengingatkan kepada orang-orang yang mempunyai harta tentang perlunya

tanggung jawab sosial. Bagaimana menciptakan strata ekonomi yang lebih adil

antara golongan ekonomi lemah dengan golongan ekonomi yang lebih kuat.

Zakat dapat menjadi altenatif pemerataan ekonomi bila dikelola dengan

baik. Ia merupakan potensi besar yang belum digali secara maksimal. Bisa

dibayangkan, jika kesadaran membayar zakat sudah menyeluruh pada kalangan

umat islam, maka akan sangat banyak dana terkumpul yang bisa dilakukan

untuk membangun berbagai sarana yang berkaitan dengan peningkatan

ekonomi umat.

Lemahnya kesadaran masyarakat untuk membayar zakat juga disebabkan

oleh beberapa hal diantaranya adalah masalah kepercayaan terhadap proses

pengelolaan zakat. Disinilah, perlunya lembaga pengelola zakat didirikan.

Adalah bagaimana zakat yang terkumpul dari masyarakat itu bisa dimanfaatkan

Page 59: Alfianah Nuraini Putri-fsh

47

dengan sebaik-baiknya. Dan lembaga ini pula yang bertanggung jawab terhadap

proses pengumpulan dan pengambilan zakat dari masyarakat.40

Badan amil zakat, infak dan sedekah (BAZIS) adalah sebuah lembaga

yang bertujuan untuk mengumpulkan zakat, infak dan sedekah, dari masyarakat

(umat Islam) serta kemudian menyalurkannya kepada yang berhak.

Pengeluaran zakat, infak dan sedekah (ZIS) itu sendiri merupakan salah satu

perintah dalam ajaran Islam bagi orang-orang yang mampu. Dalam hal ini

BAZIS merupakan badan pengelola dan koordinator pengeluaran dan

pembagian ZIS dari yang berkewajiban kepada yang berhak.

Sejak berdiri dari tahun 1968 hingga tahun 1973, badan amil zakat (BAZ)

DKI Jakarta telah berjalan dengna cukup baik. Hanya saja pada aspek

penghimpunan zakat yang terhimpun masih jauh dari potensi ZIS yang dapat

digali dari masyarakat. Hal ini disebabkan lembaga ini membatasi diri pada

penghimpunan dana zakat saja.

Pembentukan BAZIS dilandasi oleh Instruksi Menteri Agama No. 16/Th.

1989 serta Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.

29/Th. 1991. BAZIS merupakan badan otonom yang berada di tiap propinsi,

tanpa ada koordinasi pada tingkat nasional. Kepengurusan BAZIS berbeda-

beda dari satu propinsi ke propinsi yang lain. Ada yang menjadi bagian dari

40

Bazis DKI Jakarta Pengelolaan Zakat dan Infak/ Sedekah di DKI Jakarta. Jakarta :1999,

hal 5.

Page 60: Alfianah Nuraini Putri-fsh

48

struktur pemerintah daerah setempat, ada pula yang dikelola sendiri oleh

masyarakat.

Untuk memperluas sasaran operasional dan karena semakin kompleknya

permasalahan zakat di provinsi DKI Jakarta maka Gubernur Provinsi DKI

Jakarta pada 1973 melalui keputusan No.D.III/B/14/6/73 tertanggal 22

Desember 1973, menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan

infak/shadaqah yang selanjutnya disingkat menjadi BAZIS.41

BAZIS DKI Jakarta merupakan bagian dari birokrasi Pemerintah Daerah

DKI Jakarta, dalam arti bahwa pengurus badan tersebut merupakan pegawai

pemerintah daerah. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.

280/Th. 1991, pengurus atau badan pelaksana ini berwenang untuk mengambil

kebijakan teknis dalam hal pengumpulan dan pembagian ZIS. Kontrol terhadap

kinerja BAZIS dilakukan oleh Dinas Inspektorat Daerah DKI Jakarta, untuk

audit internal. Sedang untuk audit eksternal dilakukan oleh Akuntan Publik.42

2. Visi, Misi, Tujuan Pengelolaan Dana BAZIS

Visi BAZIS provinsi DKI jakarta adalah untuk ”Menjadi Badan

Pengelola ZIS yang Unggulan dan Terpercaya, Misinya adalah Mewujudkan

Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang Amanah Profesional, Transparan,

41

BAZIS Provinsi DKI jakarta Manajemen ZIS bazis provinsi DKI Jakarta cet pertama: juni

2006 h,13. 42

Bazis DKI Jakarta, diakses pada 9 Januari 20 dari http: //www .lp3es.or.id/ direktori /fund/

bazis.htm

Page 61: Alfianah Nuraini Putri-fsh

49

Akuntabel dan Mandiri dijakarta menuju masyarakat yang sejah

terah,berbudaya dan bertakwa”.43

Didirikannya Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah di provinsi DKI

Jakarta memiliki tujuan sebagai berikut:44

a. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq

dan sedekah sesuai dengan tuntunan agama.

b. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya

mewujudkan kesejahterahaan masyarakat dan keadilan sosial.

c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat,infaq dan sedekah.

3. Pemberdayaan Dana ZIS Bagi Pendidikan

Berdasarkan system ekonomi islam, zakat merupakan upaya menciptakan

distribusi pendapatan menjadi lebih merata. Selain untuk tujuan distribusi,

berdasarkan analisis fiskal, zakat merupakan sumber pendapatan dan

pembiayaan kegiatan ekonomi. Zakat merupakan salah satu instrument

pemerataan pendapatan. Zakat yang dikelola dengan baik, mendorong

pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan (Ahmad Muflih Saefudin,

1986:33).

Dana zakat dapat pula difungsikan dalam pemberdayaan ekonomi bagi

siswa-siswa putus sekolah. Pemberdayaan dapat diartikan kekuatan dalam diri

43

BAZIS Badan Amil Zakat,Infak/Sedekah Dki Jakarta,Tugas Pokok Dan Fungsi Bazis, diakses

pada 9 januari 2011 dari http://www.bazisdki.go.id

44

BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Institut Manajemen Zakat,Manajemen ZIS BAZIS Provinsi

DKI Jakarta, (Jakarta: BAZIS provinsi DKI jakarta), h.16.

Page 62: Alfianah Nuraini Putri-fsh

50

manusia, suatu sumber kreativitas. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai

upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya

pendayagunaan potensi. Pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang

memuaskan. Ini berarti masyarakat diperdayakan untuk melihat dan memilih

sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang

berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk

mendapat pilihan-pilihan.

Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan

kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat menyumbang kemampuannya

secara maksimal untuk mencapai tujuannya. Kartasasmita menyatakan bahwa

keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu

bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang

bersangkutan.45

Pendidikan merupakan investasi masa depan untuk melangsungkan

kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa di segala aspek

kehidupan seperti pertumbuhan dan perkembangan perekonomian berbanding

lurus dengan kualitas pendidikan bangsa tersebut.

Zakat untuk pendidikan sebetulnya telah lama berjalan di masyarakat

terlebih dengan munculnya beberapa lembaga pengelola zakat yang kreatif,

amanah dan professional di Indonesia. Hampir seluruh di Indonesia termasuk

45 Lili Bariadi, Zakat dan Wirausahai (Jakarta: CED,2005)cet1 H.27

Page 63: Alfianah Nuraini Putri-fsh

51

BAZIS wilayah Jakarta Utara yang telah eksis sejak puluhan tahun memiliki

program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan

kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu dari pendidikan

dasar hingga jenjang perguruan tinggi.

Peran serta zakat yang murni bersumber dari kalangan grass root untuk

membiayai pendidikan sangat mendukung upaya pemerintah dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Indoensia. Pengalokasian dana zakat pada

sektor pendidikan oleh lembaga pengelola zakat meski masih memiliki

prosentase lebih kecil jika dibandingkan dengan alokasi untuk pemberdayaan

ekonomi berupa pemberian modal, sangat membantu masyarakat miskin dalam

mengakses pendidikan. Alih-alih menunggu tanpa kepastian anggaran sebesar 20

persen untuk pendidikan dari pemerintah, masyarakat dalam hal ini diwakili oleh

lembaga pengelola zakat telah bisa menjawab ketidak pastian tersebut.

Kembali pada persoalan awal tentang eksistensi zakat yang digunakan

sebagai biaya pendidikan, pada hakikatnya zakat dalam arti zakat mal (harta)

yang dikumpulkan, secara eksplisit tidak ada larangan dalam ajaran Islam apabila

dioptimalkan guna kepentingan pendidikan. Bahkan akan sangat produktif bila

zakat tersebut mengambil peran dalam memberi kemaslahatan terhadap kondisi

pendidikan terutama di Indonesia yang semakin lama seolah-olah semakin

terkesampingkan yang dipicu oleh kompetisi pengayaan oknum tertentu secara

Page 64: Alfianah Nuraini Putri-fsh

52

materil selama pendistribusian zakat tersebut tidak menyimpang dari ketentuan-

ketentuan yang telah tercantum dalam dogmatis Islam.

Fenomena di atas keprihatian sekaligus kepedulian masyarakat terhadap

pendidikan haruslah disikapi dengan tangan terbuka dan kooperatif oleh

pemerintah. Sikap ini berupa upaya timbal balik pemerintah yang diwujudkan

dengan keseriusan pemerintah dalam memerhatikan perzakatan di Indonesia.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia

belum memberikan perubahan yang signifikan dalam menaikkan jumlah wajib

zakat: alih-alih memberi tekanan kepada muzaki, UU tersebut justru memberi

pengawasan ketat kepada Lembaga Pengelola Zakat, satu-satunya ujung tombak

penggiat zakat46

Dana zakat dapat pula difungsikan dalam pemberdayaan ekonomi bagi

siswa-siswa putus sekolah. Pemberdayaan dapat diartikan kekuatan dalam diri

manusia, suatu sumber kreativitas. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya

memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan

potensi. Pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini

berarti masyarakat diperdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah

yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapat pilihan-pilihan.

46 Untung Kasirin”zakat dan pendidikan”diakses pada 1 januari 2011 dari

http://Www.Pesantrenvirtual.Com/Index.Php/Seputar-Zakat/1171-Zakat-Dan-Pendidikan

Page 65: Alfianah Nuraini Putri-fsh

53

Negara Indonesia memang bukanlah negara Islam yang menganut ajaran

Islam 100 %, akan tetapi menerapkan sebagian ajaran Islam di negara Indonesia

bukanlah hal yang salah, termasuk di dalamnya masalah pembiayaan pendidikan

melalui zakat. Karena dari biaya pengumpulan zakat tersebut, maka sebagian

besar masyarakat Indonesia akan merasakan kesejahteraan yang selama ini

mereka dambakan.

B. Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan BAZIS

Berbicara mengenai zakat, infak dan shadaqoh, berbicara mengenai

masalah ekonomi. ZIS yang dipungut atau dihimpun dari orang-orang Islam yang

sudah wajib berzakat yang umumnya kaya, untuk kemudian disalurkan kepada

fakir, miskin dan pihak-pihak lain yang berhak. Dalam penyaluran tersebut

lembaga amil zakat, infak dan shadaqah tidak berprinsip sekedar

menyalurkannya saja, tetapi juga mengusahakan agar ZIS yang disalurkan

tersebut harus mencapai sasarannya yaitu meningkatlan kesejahterahan ekonomi

umat.

Adapun usaha- usaha yang telah dilakukan oleh pengumpulan dalam

keberhasilan pengumpulan ZIS Wilayah kota Administrasi. Jakarta Utara sebagai

berikut.47

47

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara Laporan tahunan bazis kota adm. Jakarta utara

tahun 2010, h 7-9.

Page 66: Alfianah Nuraini Putri-fsh

54

1. Rapat koordinasi penetapan target pengumpulam ZIS dilakukan di kantor

walikota Jakarta Utara pada tanggal 12 februari 2010 dipimpin oleh Walikota

Jakarta Utara yang di hadiri para petugas Operasional unit kerja, Kecamatan

dan Kelurahan.

2. Menetapkan target/ sasaran pengumpulan ZIS unit kerja. Adapun target dan

sasaran ZIS untuk tahun 2010 berdasarkan surat walikota Jakarta Utara N0.

525/085.28 hal. Target/ sasaran pengumpulan ZIS dan amal sosial Kecamatan/

Kelurahan Walikota kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2010 dan surat

Walikota Jakarta Utara No 4511/085.28 hal himbauan penunaian ZIS bagi

pejabat pemerintah kota Administrasiinistrasi Jakarta Utara tahun 2010 dan

telah terealiasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 sebesar

Rp5.115.831.097 (lima milyar seratus lima belas juta delapam ratus tiga puluh

satu ribu sembilam tujuh rupiah) (terlampir). Bila dibandingkan dengan hasil

tahun 2009 sebesar Rp 3.835.657.397. terdapat kenaikan sebesar Rp.

1.280.137.700 (33,38%) dengan demikian terget tahun 2010 sebesar Rp 3.8

milyar telah terlampaui.

3. Memasyarakatkan ZIS melalui rapat Koordinasi di tingkat peparanan

pemerintah yang dimotori oleh Walikota Jakarta Utara disetiap pertemuan

(Rapim) yang selalu menghimbau kepada Pimpinan Unit, Karyawan (PNS

maupun Swasta), Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Dewan Kelurahan,

Page 67: Alfianah Nuraini Putri-fsh

55

RT/RW ikut berperan aktif dalam pengumpulan ZIS dalam wilayah kota

administrasi Jakarta Utara.

4. Mengadakan kegiatan monitoring pembukuan ZIS di tingkat Kecamatan dan

Kelurahan sebanyak 2 kali dilaksanaknan pada tanggal juni 2010 dan pada

tanggal 13 sampai dengan 15 Desember 2010 dan aktif mengawasi

pelaksanaan pengumpulan ZIS mulai tinggkat unit kerja.

5. Mengadakan rapat Kordinasi untuk mengevaluasi hasil pengumpulan ZIS

dengan para petugas operasional uni kerja kecamatan dan kelurahan. Dan

pelaksanaaan pendistribusian Map Gar yang dilaksanakan pada tanggal 9

agustus 2010 bertempat di kantor Walikota Jakarta Utara.

6. Mengadakan silaturahmi pejabat pemerintah kota Jakarta Utara dengan para

pengusaha dalam rangka pengumpulan ZIS dilaksanaknan pada tanggal 1

bulan september 2010 bertempat dengan moment bulan Ramadhan 1431 H.

Dan mendapat respon dari pengusaha dalam membayar ZIS mencatat dan

membukukan hasil pengumpulan ZIS.

7. Mengadakan kerja sama optimalisasi pengumpulan dan pendayagunaan ZIS

dengan MUI jakarta utara pada tanggal 12 oktober 2010 bertempat di ruangan

fatahillah Kantor Walikota Jakarta Utara disaksikan oleh Walikota Jakarta.

Hal tersebut ditindak lanjuti oleh MUI Jakarta Utara. Hal tersebut ditindak

lanjuti oleh MUI Jakarta Utara dengan membentuk lembaga zakat, infaq dan

shadaqah (LAZIS) MUI Jakarta Utara untuk mengumpulkan ZIS di

Page 68: Alfianah Nuraini Putri-fsh

56

masyarakat melalui kupon BAZIS, dan tidak tumpang tindih dengan petugas

operasional ZIS (PO) ZIS dikecamatan dan Kelurahan.

Mekanisme penyaluran dana ZIS untuk dana pendidikan di BAZIS Jakarta

Utara terdapat aturan prosedur yang berlaku. Adapun prosedur penyaluran dana

BAZIS Jakarta Utara dalam program beasiswa SLTA sebagai berikut48

:

1. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara menginformasikan, tentang

pengumunan beasiswa, menerima pendaftaran dan menyeleksi calon peserta

program beasiswa SLTA, serta lengkap dengan persyaratan lainnya.

2. Keputusan akhir yang berhak menerima program beasiswa SLTA ada pada

Bazis DKI Jakarta.

3. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara menyerahkan dana beasiswa sebesar

@ Rp150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) perbulan persiswa dalam empat

tahap setiap tahun.

Sedangkan mekanisme pendayagunaan atas dana beasiswa BAZIS

Jakarta Utara yang diterima oleh siswi-siswa berprestasi, yaitu:

1. Dana beasiswa yang telah dikirim oleh BAZIS DKI Jakarta dan diterima oleh

Bazis wilayah Jakarta Utara diberikan langsung kepada siswa penerima

program sesuai dengan surat keputusan Bazis Jakarta Utara.

2. Dana beasiswa yang disalurkan kepada penerima beasiswa, memiliki manfaat:

48

Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis

Jakut, 9 februari.

.

Page 69: Alfianah Nuraini Putri-fsh

57

a. Bagi siswa sebagai hadiah atas prestasi yang diraihnya sekaligus membantu

mengatasi kesulitan biaya pendidikan.

b. Bagi sekolah, dana beasiswa merupakan bentuk penghargaan atas prestasi

anak didiknya dan juga membantu mengatasi masalah kesulitan biaya

operasional pendidikan, akibat tunggakan iuran pendidikan.

c. Bagi Bazis wilayah Jakarta Utara, merupakam bentuk perhatian dari

BAZIS Jakarta Utara dalam mendayagunakan dan ZIS terhadap masalah

biaya pendidikan.

Di bawah ini akan disajikan data perkembangan jumlah penyaluran dana

BAZIS Jakarta Utara untuk program beasiswa, sejak tahum 2007-2010:

Table 4. 1

Perkembangan Jumlah Penerima

Beasiswa BAZIS Jakarta Utara tahun 2007-2010

Tahun

Jumlah Penerima

Beasiswa

2007 90

2008 100

2009 100

2010 105

Berdasarkan data pada table 4.l terlihat jelas bahwa penerima beasiswa

terus meningkat dari tahun sebelumnya ke tahun sesudahnya. Contoh pada

tahun 2007 jumlah penerima beasiswa sebanyak 90 siswa, sedangkan pada

tahun 2008 mengalami kenaikan jumlah penerima beasiswa menjadi 100

Page 70: Alfianah Nuraini Putri-fsh

58

siswa. Kemudian, pada tahun 2010 mengalami peningkatan jumlah penerima

beasiswa yaitu sebanyak 150 siswa .

Dengan demikian, dari data di atas Dapat diambil kesimpulan bahwa

penyaluran dana beasiswa BAZIS Jakarta Utara dapat dikatakan

pendistribusiannya cukup baik, karena dari tahun 2007-2010 tingkat

perkembangan penerima beasiswa BAZIS Jakarta Utara selalu meningkat.

Sebagai bahan pelengkap (terlampir) daftar rincian dana yang telah

diberdayakan pada tahun anggaran 2010, yang disalurkan oleh pelaksanaan

BAZIS Kota Administrasiistrasi Jakarta Utara, diambil dari alokasi dana

pendayagunaan hasil ZIS tahun 2009 .

C. Pemberdayaan Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS Kota

Administrasi Jakarta Utara

Ilmu pengetahuan dapat diperoleh secara baik dan benar dengan

menempuh pendidikan. Pendidikan itu sendiri adalah sebuah proses perubahan

transformasi masyarakat dari kebodohan menuju cerdas pandai. Pendidikan juga

adalah proses perubahan masyarakat dari ketidakmampuan menjadi keahlian.

Sekaligus pendidikan adalah sarana mengubah kemalasan dan kejumudan

menjadi kesadaran dan tindakan. Dengan demikian, pendidikan menjadi fondasi

yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.49

49

Ahmad Juwaini, Pendidikan Dasar Harus Gratis, artikel ini diakses pada 1 April 2008 dari

http://www.amilzakat.com/2007/05/pendidikan-dasar-harus-gratis.html

Page 71: Alfianah Nuraini Putri-fsh

59

Oleh karena itu, Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS Jakarta

Utara, saya rasa cukup signifikan untuk mengatasi putusnya mata rantai

kemiskinan dalam bidang pendidikan, sebab dari awal pembentukan program

pengembangan pendidikan dengan pemberian bantuan beasiswa ini memang di

khususkan untuk siswa Kelas 3 saja, agar pendidikan yang mereka tempuh tidak

berhenti ditengah jalan, karena pendidikan mereka sudah mencapai tahap akhir.

Jadi, dengan adanya bantuan beasiwa dari BAZIS Jakarta Utara ini sangat

membantu biaya pendidikan para siswa-siswi berprestasi dari keluarga kurang

mampu, meskipun masih jauh di atas mencukupi. Namun, walaupun demikian

siwa-siswi sudah merasa terbantu dengan kepedulian dari BAZIS Jakarta Utara

dalam program pengembangan pendidikan dengan pemberian beasiswa ini, yang

secara sukarela memikirkan nasib anak-anak bangsa dalam mencapai cita-cita

mereka yang memang sangat memiliki semangat yang tinggi untuk menuntut

ilmu.

Kita memperoleh pengertian bahwa Islam mewajibkan pemeluknya agar

menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan

dan jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan

menganalisis segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang

berhubungan dengan „aqidah dan ibadah, serta hubungannya dengan soal-soal

keduniaan dan segala keperluan hidup.

Page 72: Alfianah Nuraini Putri-fsh

60

Pendidikan itu sangat penting sekali diberikan kepada setiap orang. Oleh

karena itu, program pengembangan pendidikan yang dijalankan oleh BAZIS

Jakarta Utara akan membuat para siswa-siswi menyadari bahwa mereka masih

memiliki harapan untuk tetap menuntut ilmu dengan cara berusaha menjadi siswa

yang berprestasi.

Menurut pendapat Bapak Alwi Kepala pelaksana BAZIS Kota

Administrasi Jakarta Utara mengatakan, “Memang, bantuan yang diberikan oleh

BAZIS Jakarta Utara lebih diutamakan diberikan tuntuk masyarakat miskin,

sebab BAZIS Jakarta Utara sangatlah kuat, agar talisilaturrahmi antara

masyarakat miskin tidak terputus dan agar terwujudnya kesejahteraan ekonomi

bagi masyarakat, sehingga mereka lebih mengutamakan membantu masyarakat

yang berada di lingkup kemiskinan terlebih dahulu. Tetapi, tidak menutup

kemungkinan juga untuk membantu masyarakat miskin di luar lingkup

kemiskinan yang memang membutuhkan dana untuk menunjang pendidikan

mereka”.50

Selain bantuan berupa biaya pendidikan atau beasiwa, BAZIS Jakarta Utara

juga memberikan bantuan berupa buku-buku ilmu pengetahuan lainnya kepada

sekolah-sekolah korban bencana alam. Bantuan tersebut adalah hasil kerja sama

BAZIS Jakarta Utara dengan sejumlah perusahaan. Bantuan ini merupakan

50

Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis

Jakut, 9 februari.

Page 73: Alfianah Nuraini Putri-fsh

61

bentuk rasa kepedulian dari sejumlah perusahaan terhadap anak-anak bangsa

kurang mampu yang memang masih seharusnya mendapatkan ilmu pengetahuan.

Merupakan suatu kebanggaan yang memang pantas untuk diperlihatkan

oleh BAZIS Jakarta Utara, bahwa mereka dapat serempak dan bekerja sama

dalam mewujudkan kehidupan anak-anak bangsa ke arah yang lebih baik dengan

cara memberikan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu untuk mendapatkan

pendidikan.

D. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji validitas

Validitas adalah ukuran yang benar- benar, untuk mengukur apa yang

akan diukur, yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan

fungsi pengukurannya, yaitu 0.324 pada uji validitas ini dari 39 item.

2. Uji reabilitas

Reabilitas berhubungan dengan konsisten. Suatu instrumen penelitian

disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan

penelitian atas apa yang diukur. Jika hasil penelitian yang diberikan oleh

instrumen tersebut konsisten, maka memberikan jaminan bahwa instrumen

tersebut dapat dipercaya atas apa yan diukur. Jika hasil penelitian yang

diberikan oleh instrumen tersebut konsisten, maka memberikan jaminan

bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya.

Page 74: Alfianah Nuraini Putri-fsh

62

Uji realibitas yang dilaksanakan dengan sampel uji instrumen sebanyak

40 responden. Uji realibilitas ini mengggunakan uji statistik alpha cronbach

dengan menggunakan program SPSS versi 18.0.

Uji Reabilitas

(Hasil penghitungan SPSS 18)

Hasil uji reabilitas skala distribusi ZIS dan skala peningkatan prestasi

siswa skala diperoleh hasil, bahwa koefesien realibilitas skala adalah 0.785

yang berarti skala tersebut reliabel. Karena, menurut kaidah rabilitas Guiford

(dalam azwar, 2003) menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien reabilitas

mendekati angka 1.00 maka semakin tinggi reabilitas dan artinya skor hasil tes

semakin terpercaya atau reliabel, begitu pula sebaliknya.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,785 39

Page 75: Alfianah Nuraini Putri-fsh

63

Berikut norma reabilitas yang dijelaskan Guilford & Fruchter pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.2

Norma reliabilitas

(Sumber: Penyusunan Skala Psikologi, Azwar Saifuddin

E. Analisis Data

Gambar 4.1

Prestase Responden

Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

N= 40

(Sumber: Berdasar Hasil Olah Data)

Nilai Status

>0,90 Sangat reliable

0,70-0,90 Reliabel

0,40-0,70 Cukup reliable

0,20-0,40 Kurang reliable

<0,20 Tidak reliable

Page 76: Alfianah Nuraini Putri-fsh

64

Dari gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa 5% pekerjaan orang tua

responden bekerja sebagai wiraswasta, supir sebesar 2 %, orang tua responden

yang sudah pensiun sebesar 2,5%, pedagang 20%, karyawan 5%, IRT 10% dan

dari 40 responden 55% pekerjaan orang tua yang menjadi buruh. Bisa dikatakan

untuk pendistribusian dana bantuan biaya pendidikan dari tahun 2009- 2011 sudah

dikatakan tepat, karena persyaratan dari penerimaan biaya bantuan pendidikan

adalah bagi siswa yang kurang mampu.

1. Uji Regresi Sederhana

Analisa regresi merupakan suatu analisis yang mengukur pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini

melibatkan satu variabel bebas (X) dan variable terikat (Y) dinamakan analisis

regresi linier sederhana.51

Adapun menggunakan rumus regresi linier sederhana

perhitungan statistik menggunakan alat SPSS 18.0. Rumus regresi linier

sederhana yang digunakan adalah:

Y = a + bX

Y = variable dependen (variable terpengaruh) dan

X = variable independen (variable bebas)

a = konstanta

b = marjinal (koefisien regresi), besarnya a dan b dapat dicari dengan

menggunakan rumus:

51

Danang Sunyoto, Statistik Ekonomi Induktif Metode Pengujian & Pengambilan Keputusan

(Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009) h. 149

Page 77: Alfianah Nuraini Putri-fsh

65

(∑y) (∑ x2) - (∑x) (∑ xy)

α =

n(∑xy) - (∑x) (∑y)

b =

Adapun hasil out put regresi linier sederhana pada SPSS adalah:

Dari hasil output di atas dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi

untuk distribusi dana BAZIS dan peningkatan prestasi yaitu:

Y= 27.009 + 0.658X

Angka konstanta sebesar 27.009 menyatakan bahwa, jika tidak ada

pendistribusian dana ZIS, maka peningkatan prestasi siswa hanya 27%

dalam periode 2009-2011.

Koefisien regresi 0.658 menyatakan bahwa setiap pemberian dana ZIS dapat

mempengaruhi peningkatan prestasi sisiwa sebesar 65,8% dalam periode

2009-2011.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 27,009 8,494 3,180 ,003

Prestasi ,658 ,155 ,568 4,258 ,000

Dependent Variable: ZIS

n (x²) - (x)²

n (x²) - (x)²

Page 78: Alfianah Nuraini Putri-fsh

66

2. Uji Hipotesa

Untuk menguji hipotesis apakah pendistribusian dana ZIS berpengaruh

secara linier terhadap peningkatan preastasi siswa.

X ↑ (naik) → Y ↑ (naik)

Ho = P = 0 tidak terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara

pendistribusian dana Bazis dengan tingkat prestasi belajar.

H = P ≠ 0 terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara pendistribusian

dana Bazis dengan tingkat prestasi belajar.

Hasil out put 4.4 diatas sebesar 0.000 dengan alpha 0.05. hasil angka berikut

0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan menerima Ha. Artinya hubungan kedua

variable linier. Maka model regresi yang digunakan sudah benar dan layak.

3. Uji Koefisien Determinan

Untuk mengetahui menentukan besarnya pengaruh frekuensi

pendistribusian dana ZIS terhadap peningkatan prestasi siswa, maka digunakna

angka R Square atau koefisien determinan (KD).

Model Summary

Mod

el

R

R

Sq

uar

e

Adjus

ted R

Squar

e

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Chang

e

1 ,568 ,32

3

,305 4,54960 ,323 18,134 1 38 ,000

Page 79: Alfianah Nuraini Putri-fsh

67

Besarnya angka R Squer adalah 0.323 artinya 32,3% variabilitas

pendistribusian dana ZIS saat ini dapat dijelaskan oleh variable peningkatan

prestasi siswa , atau besarnya pengaruh pendistribusian dana ZIS terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 32,3%, sedangkan sisanya 67,7%

dijelaskan oleh faktor lain diluar variable pendistribusian dana. Misalnya faktor

lingkungan sosial. Yang termasuk lingkungan ini ialah52

: lingkungan

keluarga,sekolah dan masyarakat. Lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri

dan lingkungan non sosial yang termasuk dalam lingkungan sosial ini.

4. Analisis Data Angket

a. Analisis Pendistribusian Dana BAZIS

Dana ZIS yang ada di BAZIS DKI Jakarta hanya disalurkan kepada

enam kelompok saja, yaitu selain riqab dan amil, dengan alasan bahwa

budak tidak ada di Indonesia dan hak amil sudah ditanggung oleh anggaran

pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI membaginya menjadi lima

kelompok: fakir miskin, sabilillah dan muallaf, gharim, ibn sabil.

Hanya saja, pengertian kelompok fakir miskin tidak lagi diartikan

sebatas mereka yang tidak punya pekerjaan, atau punya pekerjaan tetapi

tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk pengembangan pendidikan anak

52

M.Ngalim purwanto.psokologi pendidikan,(bandung PT Remaja Rosdakarya,2000) cet ke-3.h

105

Page 80: Alfianah Nuraini Putri-fsh

68

tingkat SD/MI sampai dengan perguruan tinggi. Argumentasinya adalah

bahwa pendidikan penting untuk mengangkat taraf kehidupan ekonomi

masyarakat miskin, demikian menurut mantan Kepala BAZIS DKI Jakarta,

Abdul Shomad Muin. (Republika, 08 Desember 2000).53

Adapun dalam melakukan analisa data angket terkait

pendistribusian dana bantuan ZIS yang diberikan oleh BAZIS kepada siswa,

penulis mengkategorikan data tersebut ke dalam lima kategori atau

kelompok, yaitu:

1) Kemampuan Membuat Program Kerja.

Dari jawaban responden tentang program kerja BAZIS, dapatlah di

analisa bahwa BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara telah melakukan

berbagai program program kerja yang telah terealisasi diantara adalah

pada bulan februari tahun 2010 menghadiri pembicara pembinaan mental

dari yayasan Al- Husna Cente yang di hadiri sebanyak 205 orang, dari

100 siswa dan 105 mahasiswa, bertempat di kantor wali kota Jakarta

Utara ruang bahari lantai 14 dibarengi dengan pendistribusian dana

beasiswa ini.

Menurut keterangan Ketua BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara

Bapak Drs. M. Alwi menyatakan bahwa pendistribusian dana ZIS untuk

53

Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta: CED: Center For Entrepreneurship Development,

2005)cet. 1 hal.103

Page 81: Alfianah Nuraini Putri-fsh

69

siswa dilakukan bertahap, di mulai dari bulan Juni (ajaran baru) sebagai

tahap awal, kemudian pendistribusian dilakukan secara periodik yaitu

triwulan (tiga bulan) sekali dalam setahun. Adapun alokasi tempat

pendistribusian dana dilakukan dimasing-masing kantor wali kota madya

setempat.

2) Menguasai Metode Pendistribusian Dana.

Pernyataan dalam angket, responden menjawab hal yang positif

terhadap BAZIS dalam hal penguasaan metode yang diterapkan dalam

pendistribusian dana sudah sesuai dengan kebutuhan para penerima dan

bantuan ZIS. Hal ini dapat dilihat dari:

a) Manajemen pengelolaan yang teroganisir, baik dari sejak perekrutan

sampai pada penyaluran dana ZIS di kantor BAZIS Kota Administrasi

Jakarta Utara.

Gambar 4.2

Deskripsi Jawaban Responden Tentang Manajemen Pengelolaan

BAZIS

(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)

Page 82: Alfianah Nuraini Putri-fsh

70

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada gambar di atas,

diketahui bahwa 59,5% para siswa setuju dan 29,7% siswa

perpendapat sangat setuju akan Manajemen pengelolaan yang

teroganisir, baik dari sejak perekrutan sampai pada penyaluran di

wilayah Jakarta Utara. Mengenai lokasi saat pendistribusian cukup

pariatif dibanding tahun 2008, walaupun pariatif tetap diperhatikan

kekondusifan lokasi, agar para siswa dan mahasiswa berkumpul semua

didalam gedung pada saat acara pendistribusian berlangsung. Adapun

siswa yang berpendapat 2,7 % berpendapat sangat tidak setuju dan

8,1% tidak setuju.

b) Informasi mengenai penyaluran beasiswa, juga dapat dirasakan dengan

mudah dalam mengaksesnya, karena siswa dapat melihat berbagai info

yang dibutuhkan dengan mudah dengan jasa layanan internet yang

telah tersedia di situs resmi WEB BAZIS.

Page 83: Alfianah Nuraini Putri-fsh

71

Gambar 4.3

Deskripsi Jawaban Responden Tentang Penyampaian Informasi

Mengenai Penyaluran Beasiswa Melalui WEB

(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)

Dari hasil SPSS dapat diketahui bahwa 59,5% siswa merasa

terbantu dengan bantuan jasa internet, dengan adanya WEB Bazis Jakarta

Utara memudahkan siswa dalam mengakses aktifitas (program) Bazis.

5,4% siswa berpendapat sangat tidak setuju dan 5,4% siswa berpendapat

tidak setuju dikarnakan siswa tidak puas akan WEB Bazis dan IKPA

(selaku mitra BAZIS) yang kurang aktif atas keterbaruan info- info

mengenai penyaluran beasiswa periode berikutnya.

c) Melaksanakan atau Mengelola Pendistribusian Dana.

Page 84: Alfianah Nuraini Putri-fsh

72

Gambar 4.4

Presentase Jawaban Responden Tentang

Pelaksanaan atau Pengelolaan Pendistribusian Dana

(

(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)

Dalam hal pengelolaan seperti yang pernah dijelaskan di atas bahwa

pengelolaan BAZIS sudah cukup baik, dan ini terealisasi dalam

pelaksanaanya dilapangan. Responden mayoritas menjawab kepuasannya

terhadap kinerja dari kakak-kakak IKPA di lapangan sebesar 40% setuju

dan 37,5 sangat setuju.

Dalam item pernyataan disebutkan bahwa perekrutan siswa

penerima dana ZIS itu tidak sulit dan mudah. Persyaratan yang diminta

pun tidak membuat susah siswa dalam melengkapi data administrasinya.

Dalam setiap pendistribusian dana ZIS, selalu dilakukan penyuluhan

terlebih dahulu sebagai pembekalan untuk siswa. Salah satu acara bentuk

penyuluhan tersebut adalah dengan memberikan pengertian tentang

“Bahaya Virus HIV/AIDS” pada tangal 9

Terealisasinya Pendistribusian Dana

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat setuju 15 37,5 37,5 37,5

Setuju 16 40,0 40,0 77,5

Tidak setuju 9 22,5 22,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Page 85: Alfianah Nuraini Putri-fsh

73

Februari 2011. Ragam acara tersebut merupakan wujud rasa peduli

BAZIS terhadap generasi penerus masa depan bangsa yang lebih baik.

Namun, tentu ada beberapa kekurangan dalam pendistribusian

tersebut, diantaranya, 22,5% pengakuan siswa tidak setuju dikarna pernah

mengalami kebingungan pada saat mengambil dana ZIS dan dalam hal

perekrutan siswa penerima dana ZIS dirasakan belum ada pemerataan

jumlah kuota di sekolah-sekolah, sehingga masih ada sekolah yang

mendapat kuota paling sedikit dan banyak dalam perekrutan penerima

dana ZIS tersebut.

d) Pengontrolan dan Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa.

Gambar 4.5

Presentase Jawaban Responden Tentang Pengontrolan dan

Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa

Pengontrolan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak

Setuju

16 40,0 40,0 40,0

Setuju 5 12,5 12,5 52,5

Tidak Setuju 19 47,5 47,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)

Dalam hal pengontrolan terhadap siswa, 47,5% responden

menyatakan ketidak puasannya dan 40% sangat tidak puas. Hal ini

dikarenakan tidak ada tindakan nyata dilapangan (sekolah) dari pihak

Page 86: Alfianah Nuraini Putri-fsh

74

Bazis yang melakukan pengontrolan terhadap siswa penerima dana

bantuan ZIS, baik terkait prestasi belajar siswa maupun terhadap

peruntukkan dana yang telah diberikan Bazis kepada siswa.

Dalam hal Pendampingan (pengecekkan) terhadap siswa juga

dirasakan oleh para responden sangat kurang, sehingga para siswa yang

telah menerima dana bantuan ZIS tersebut merasa kurang diperhatikan

dalam hal proses belajar di sekolah. Mungkin itu kekurang yang perlu

dievaluasi, minimal setahun dua kali pada saat pendistribusian dana ZIS

para siswa dianjurkan untuk membawa rapor mereka.

e) Penggunaan Dana BAZIS Sesuai Tujuan.

Gambar 4.6

Presentase Jawaban Responden Tentang

Penggunaan Dana BAZIS Sesuai Tujuan

(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)

Dalam menganalisa penggunaan dana bantuan ZIS, sejumlah responden

memberikan jawaban yang beragam. Sejumlah responden menyatakan dana

bantuan ZIS untuk biaya SPP sekolah sudah dirasakan mencukupi dan

Page 87: Alfianah Nuraini Putri-fsh

75

digunakan sesuai kebutuhannya. Namun, 7,5% responden lainnya menyatakan

ketidak cukupannya akan jumlah dana bantuan ZIS tersebut, sehingga masih

banyak keperluan untuk prasaran sekolah (proses belajar siswa) yang belum

terpenuhi. Namun, 62,5% siswa kompak dalam menyatakan bahwa dana yang

diberikan telah digunakan sesuai dengan tujuannya yakni untuk biaya SPP

sekolah dan pemenuhan kebutuhan proses belajar lainnya. Perbedaan jawaban

responden lebih kepada jumlah dana bantuan yang diterima dan itu menurut

penulis adalah hal yang wajar, karena ukuran cukup atau tidaknya dana bantuan

ZIS tersebut tergantung individu dalam mengelola dana bantuan ZIS tersebut

dan tingkat kebutuhan yang dirasakan para siswa tentu juga berbeda-beda.

b. Analisis Peningkatan Prestasi Siswa

Prestasi belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazim ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan

oleh guru.54

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal

selama berlangsungnya proses belajar dalam rangka waktu tertentu. Prestasi

belajar dalam bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa

sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang

diberikannya. Biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau

kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

54

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta: modern

English 1991)h. 1190.

Page 88: Alfianah Nuraini Putri-fsh

76

Abdul Ghafur berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan

siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes

belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor, misalkan raport atau transkip

nilai.55

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa berhasil

dalam proses belajar apabila mampu meguasai suatu pelajaran tertentu yang

semula belum tahu. Apabila hal ini terjadi, dengan sendirinya prestasi belajar

siswa akan meningkat.

Adapun prestasi yang ingin diketahui oleh penulis yakni adanya

pengakuan peningkatan motivasi belajar, keingintahuan lebih banyak akan ilmu

yang ditimbulkan setelah mendapatkan biaya bantuan pendidikan kepada siswa.

Dengan adanya bantuan biaya pendidikan ini semangat akan sekolah dan

Prestasi belajar siswa bertambah, keingintahuan akan ilmu pun terpenuhi

dengan membeli buku-buku pengetahuan karena prestasi belajar merupakan

suatu gambarkan tingkat keberhasilan dari proses belajar dalam kurun waktu

tertentu.

Berikut analisa prestasi belajar siswa dari data angket yang telah diisi oleh

responden.

1) Prestasi Belajar

55

Abdul Ghafur, Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2 h 91

Page 89: Alfianah Nuraini Putri-fsh

77

Gambar 4.7

Presentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar

(

(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)

Dari beberapa item pernyataan di angket yang menyatakan adanya

peningkatan prestasi setelah menerima dana bantuan ZIS, 52,5% responden

menyatakan kesesuainnya. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa

pendistribusian dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS telah mendorong

siswa untuk selalu meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam penelitian ini

sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa memang telah terjadi peningkatan

prestasi terhadapa siswa yang menerima dana bantuan ZIS dari Bazis.

PeningkatanPrestasi

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat

Setuju

21 52,5 52,5 52,5

Setuju 19 47,5 47,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Page 90: Alfianah Nuraini Putri-fsh

78

2) Rangking

Gambar 4.8

Deskripsi Jawaban Responden Tentang

(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)

Dalam item pernyataan, Nilai rapor saya mengalami peningkatan yang

lebih baik setelah menerima beasiswa Bazis. 42,5% dan responden

menyatakan sangat kesesuaiannya 37,5% responden menyatakan sesuai dari

item pernyataan tersebut, dengan dibubuhi tanda di kolom sangat sesuai di

data angket yang disebar ke para siswa. Dengan demikian, tidak hanya terjadi

peningkatan prestasi siswa di sekolah saja, akan tetapi peningkatan yang

signifikan juga terjadi di nilai rapor para siswa yang menerima dana bantuan

siswa tersebut (dalam pengakuan siswa).

Page 91: Alfianah Nuraini Putri-fsh

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari apa yang telah penulis paparkan di atas, penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan data yang dilihat dari tabel perkembangan penyaluran dana

bantuan beasiswa BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, maka mekanisme

penyaluran dana bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara yang disebut dengan

Program Beasiswa SLTA, yang diberikan untuk siswa-siswi berprestasi dari

keluarga kurang mampu sudah terlaksana dengan optimal. Hal ini dapat dilihat

dari tingkat jumlah penerima beasiswa sejak tahun 2009 – 2011.

Di setiap tahunnya BAZIS mempunyai target pencapaian dana ZIS yang

dikumpulkan dan Alhamdulillah pencapaian dana ZIS melebihi target selama 2

tahun periode ini dan dampaknya, semakin banyak jumlah kuota mustahik

BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara. Prosedur penyaluran yang

dilaksanakan oleh BAZIS Jakarta Utara dalam program beasiswa SLTA

tersebut mudah dan langsung tersalurkan oleh yang menerima beasiswa.

Kemudian, pihak penerima beasiswa tersebut dapat langsung digunakan untuk

biaya SPP atau keperluan sekolah lainnya. Jadi, bantuan beasiswa BAZIS

Page 92: Alfianah Nuraini Putri-fsh

80

Jakarta Utara sangat membantu siswa-siswi yang mengalami kesulitan dalam

ekonomi.

2. Berdasarkan analisa penulis bahwa program pengembangan pendidikan di

BAZIS Jakarta Utara, saya rasa cukup signifikan dan positif, sebab dari awal

pembentukan program pengembangan pendidikan dengan pemberian bantuan

beasiswa ini memang dikhususkan untuk siswa yang berprestasi namun lemah

dalam perekonomian, agar pendidikan yang mereka tempuh tidak berhenti di

tengah jalan. Walau bagaimanapun pendidikan sangat penting, akan sangat

disayangkan siswa putus sekolah dikarnakan tidak adanya dana.

3. Terdapat hubungan yang cukup positif dan signifikasi antara peningkatan

pretasi belajar siswa terhadapa beasiswa yang diberikan oleh BAZIS Kota

Administrasi Jakarta Utara dengan nilai siswa sesudah menerima beasiswa

BAZIS kota Administrasi Jakarta Utara yaitu sebesar 0.323 artinya 32,3%

variabilitas pendistribusian dana ZIS saat ini dapat dijelaskan oleh variable

peningkatan prestasi siswa , atau besarnya pengaruh pendistribusian dana ZIS

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 32,3%, sedangkan sisanya

67,7% dijelaskan oleh faktor lain diluar variable pendistribusian dana artinya

terdapat pengaruh yang cukup positif.

Dengan adanya bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara maka dapat

memberikan motivasi belajar bagi siswa itu sendiri. Kemudian dapat dilihat

Page 93: Alfianah Nuraini Putri-fsh

81

pula bahwa adanya perubahan peningkatan yang signifikasi antara nilai siswa

sebelum dan sesudah siswa menerima BAZIS

Jakarta Utara.

B. Saran-Saran

Setelah penulis memaparkan kesimpulan tentang pembahasan yang diteliti,

maka terakhir penulis memeberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS) Kota Administrasi Jakarta

Utara dalam melaksanakan program Pemberdayaan Pendidikan dengan

memberikan bantuan untuk meningkatkan prestasi melalui dana sekolah sebagai

motivasi dan dorongan siswa sudah cukup baik, serta pelaksanaannya cukup

terkoordinasi. Namun, dari program BAZIS Jakarta Utara tersebut masih

banyak sekali yang mungkin dapat dikembangkan serta ditingkatkan sebagai

bentuk kerja keras BAZIS Jakarta Utara dalam peningkatan program

pendidikan. Misalnya, program bantuan fasilitas pendidikan sarana dan

prasarana pendidikan.

2. Sebaiknya untuk ke depannya, kriteria atau persyaratan siswa yang akan

mendapatkan beasiswa BAZIS Jakarta Utara lebih spesifik, artinya lebih

diperketat kalau tujuannya lebih fokus kepada siswa yang dikatagorikan kurang

mampu namun berprestasi.

3. Dalam prosedur penyaluran dana bantuan beasiswa yang sudah dilaksanakan

oleh BAZIS Jakarta Utara, diharapkan kedepannya dapat terlaksana lebih baik

Page 94: Alfianah Nuraini Putri-fsh

82

lagi agar dapat menghasilkan manfaat yang lebih baik juga untuk para penerima

dana BAZIS Jakarta Utara. BAZIS Jakarta Utara terus berusaha

memperbanyak jaringan donatur-donatur agar dapat memperluas dalam

pemberian bantuan untuk kaum dhuafa. Baik untuk bidang pendidikan, bidang

usaha maupun yang lainnya.

4. Bagi siswa-siswi yang mendapatkan beasiswa BAZIS Jakarta Utara harus

memiliki rasa tanggung jawab untuk lebih giat atau semangat dalam belajar

dengan adanya bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara. Kemudian, pihak

sekolah secepatnya untuk memberikan laporan hasil belajar siswa ke BAZIS

Jakarta Utara, sebagai laporan bahwa siswa-siswi yang menerima beasiswa

BAZIS Jakarta Utara benar-benar berprestasi.

5. Badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS) Jakarta Utara dapat lebih

meningkatkan dalam mengembangkan program – program yang sudah ada di

BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, bukan hanya dalam bidang pendidikan

saja.

6. Perlu adanya penelitian lebih lanjut/ kajian-kajian yang lebih mendalam secara

kontinyu tentang dana zakat, infak dan shadaqah yang digunakan untuk biaya

pendidikan yang bertujuan untuk memajukan Negara. Sebab dengan adanya

penididkan yang cukup, maka akan mngurangi tingkat kebodohan bagi anak-

anak bangsa.

Page 95: Alfianah Nuraini Putri-fsh

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syarifuddin, Zakat Profesi, (Jakarta: Moyo Segoro Agung 2003) .

Ali, Mohammmad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf (Jakarta:UI-

PRESS 1988) cet 1.

Alwi , Kepala BAZIS Kota ADMINISTRASI. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi,

Kantor Bazis Jakarta Utara, 9 Februari.

BAZIS Provinsi DKI Jakarta Bagaimana Cara Mengelola ZIS di DKI jakarta artikel

diakses pada 9 januari 2011dari http://bazisdki.go.id/panduan/zakat/145-

bagaimana-cara-mengelola-zis-di-dki-jakarta

BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Manajemen Zis Bazis Propinsi DKI Jakarta.

BAZIS DKI Jakarta Pengelolaan Zakat dan Infak/ Sedekah di DKI Jakarta (Jakarta

:1999),

BAZIS Provinsi DKI jakarta Manajemen ZIS bazis provinsi DKI Jakarta cet pertama:

juni 2006.

BAZIS DKI Jakarta, diakses pada 9 Januari 20 dari http://www .lp3es.or.id

/direktori/fund/bazis.htm

BAZIS Badan Amil Zakat,Infak/Sedekah Dki Jakarta, Tugas Pokok Dan Fungsi

Bazis, diakses pada 9 januari 2011 dari http://www.bazisdki.go.id

BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Institut Manajemen Zakat,Manajemen ZIS BAZIS

Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta: BAZIS provinsi DKI jakarta)

Badriadi, Lili . Zakat Dan Wirausaha (Jakarta: CV,Pustaka Amri,2005)

Bungin, Burhan. Motode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Orenada Media Group,

2005)

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,balai pustaka 1988)

Page 96: Alfianah Nuraini Putri-fsh

84

F.Mas‟udi, Masdar. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas

Pemanfaatkan Zakat,Infak dan Shodaqah.

Fadlullah, Cholid. Mengenal Hukum ZIS (Zakat Dan Infak/Sedekah)

Pengamalannya di DKI Jakarta Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah

(BAZIS) DKI Jakarta.

Ghafur, Abdul. Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2

Hadi Punomo, Sjechul. Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan

Nasional, (Jakarta: Pustaka Firdaus,1992)

Hafiduddin, Didin dkk, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelola Zakat

Tenggara, (UIN Malang,2008) cet 1.

Harian Republika, Potret Kemiskinan edisi 21 Juli tahun 2010.

Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002)

Idris, safwan. Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pendekatan

Transformatif (Jakarta: Citra Putra Bangsa,1997), Cet. I.

Inayah, Gazi. Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan &

Nailul (Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003)

Juwaini, Ahmad. Pendidikan Dasar Harus Gratis, artikel ini diakses pada 1 April

2008 dari http://www.amilzakat.com/2007/05/pendidikan-dasar-harus-

gratis.html

Kasirin, Untung. Zakat Dan Pendidikan, diakses pada 1 Januari 2011 dari

http://Www.Pesantrenvirtual.Com/Index.Php/Seputar-Zakat/1171-Zakat-

Dan-Pendidikan

Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta:CED,Center for entrepreneurship

development 2005)cet 1.

Nasution, S. Metode Resseach, (Jakarta: Bumi Aksa, 2002)

Nurgiantoro Burhan. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial

(Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2002, Cet: 2)

Page 97: Alfianah Nuraini Putri-fsh

85

Nudjaman, Progo. Metodologi Penelitian Social:Terapan Dan Kebijaksanaan

(Jakarta, BPP Depdagri RI,),2000.

Pemda DKI, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta,1992),cet 1

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta:

Modern English ,1991)

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: balai pustaka,1988). Cet

ke I.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa

Indonesia ”Disrtibusi” (Jakarta: Balai Pustaka,1999)

Rifa‟i, Moh. Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: CV Toha Putra, 1978)

Rahman, Afsalur. Doktrin Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa,

2002) jilid 3.

Rochaeti, Eti. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi Spss (jakarta: mitra

wacana media, 2009)

Suprayitno, eko. Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan

Konvensional (Yogyakarta: Penerbit Grahana Ilmu, 2005)

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), cet.3

Sukandarumidi, Metodologi Penelitian.

Yamin, Martinis. Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi ,(Jakarta: Gaung

Persada Press, 2004).

Zyn, Samit Athif. Mujma’ul Bayanil Hadits Tafsir Mufradat al-Fadzil Qur’anil

Karim (Beirut: Syirkah Alamiyah) kitab 5 .m.l 1994, cet III h 391.

Page 98: Alfianah Nuraini Putri-fsh

86

KISI-KISI PENDISTRIBUSIAN DANA BAZIS DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Variabel Dimensi/ Indikator Nomor Angket

Jumlah Positif Negatif

Pendistribusia

n dana Bazis

(variable X)

Pendistribusian dana

a. Kemampuan membuat

program kerja

1,

22

1

1

b. Menguasai metode

pendistribusian dana

3,4,5 2

c. Melaksanakan/ mengelola

pendistribusian dana

6,7,8,9,10,1

1

13,14,15,16,

17,18,

12

d. Pengontrolan dan

pendampingan(pengecekan)

kepada siswa

e. Penggunaan dana Bazis

sesuai tujuan.

19,20,21

Prestasi

belajar siswa

(variable Y)

"Setelah

menerima

dana Bazis"

Semangat belajar siswa

a. Cara memberikan semangat

belajar siswa

b. Usaha-usaha meningkatkan

belajar siswa

c. Pendekatan/ metode

meningkatkan nbelajar siswa

Perilaku belajar siswa

a. Pertanggung jawaban siswa

setelah menerima dana Bazis

1

b. Percaya diri 2,3,4,5,6

Hasil belajar siswa

a. Prestasi belajar

7,8,9,10,11,12,13

b. Rangking 14

Page 99: Alfianah Nuraini Putri-fsh

87

Page 100: Alfianah Nuraini Putri-fsh

88

ANGKET PRESTASI BELAJAR SISWA ( VARIABEL Y)

No

Pernyataan - pernyataan

A

B

C

D

1. Setelah mendapatkan beasiswa saya

merasa malas belajar

2. Mendapat beasiswa dari BAZIS

menambah kepercayaan diri saya di

depan teman-teman.

3. Ketika teman-teman tau saya mendapat

dana bantuan pendidikan dari BAZIS,

Saya merasa minder disekolah.

4. Dengan dana dari BAZIS Saya merasa

senang karna saya tidak lagi dipanggil

oleh kepala sekolah.

5. Dipanggil oleh kepala sekolah karna

nunggak membayar SPP, membuat saya

minder dengan teman-teman.

6.

Setelah saya mendapat beasiswa, Saya

dapat membeli peralatan sekolah yang

saya inginkan, sehingga menambah

kepercayaan diri saya di depan teman-

teman.

7. Prestasi belajar saya meningkat setelah

mendapatkan dana bantuan Bazis

8. Setelah mendapatkan dana bantuan

Bazis kepercayaan diri bertambah untuk

mendapatkan prestasi yang lebih baik.

9. Nilai ujian saya meningkat karena saya

tidak memikirkan tunggakan SPP

Page 101: Alfianah Nuraini Putri-fsh

89

10. Saya bisa lebih konsentrasi belajar

setelah menerima dana Bazis

11.

Beasiswa BAZIS dapat mengurangi

beban pikiran saya dalam membayar

uang sekolah bulan ini, sehingga saya

bisa lebih fokus belajar.

12.

Dana dari bazis tidak terlalu

berpengaruh dalam semangad belajar

saya, sehingga nilai saya tidak ada

perubahan disetiap semesternya.

13.

Saya tidak lagi memikirkan bayaran

karna sudah mendapatkan beasiswa

selama setahun,sehingga saya fokus

dalam belajar.

14.

Karena nilai saya meningkat, maka

rangking saya meningkat tiap

semesternya.

15. Saya akan merasa gelisah ketika saya

melangar salah satu peraturan disekolah

16. Saya mendapat beasiswa dari lembaga

lain selain bazis, sehingga saya biasa

menghambur-hamburkan uang.

17. Beasiswa dari bazis membuat orang tua

saya senang dan tenang,

18.

Memdapat beasiswa terus-menerus

membuat saya ingin membeli baju-baju

yang bagus dan melupakan biaya

sekolah.

Page 102: Alfianah Nuraini Putri-fsh

90

19. 2 kali mendapat beasiswa, saya senang

sekali karna terbebas dari biaya-biaya

sekolah.

20 Saya akan merasa gelisah karna belum

membayar bendahara kelas.

21. Saya akan merasa marah bila teman-

teman saya yang mendapat beasiswa

dari bazis diolok-olok.

22. Peraturan bazis yang disiplin membuat

saya tertatik untuk memdapatkan

bantuan lagi ditahun mendatang.

23. Orang tua saya tidak mendukung dan

tidak menghargai hasil prestasi saya.

24. Saya tertarik mendapat beasiswa dari

bazis karena adanya dorongan dari

teman-teman dekat.

25. Saya tertarik mendapat beasiswa dari

BAZIS karna dana yang diberikan

besar.

26. Saya daftar menjadi penerima beasiswa

di bazis karna saya tidak pernah

mendapatkan beasiswa.

27. Saya daftar menjadi penerima bazis

karna teman-teman saya juga mendaftar.

28. Dapat beasiswa dari bazis hanya ingin

membahagiakan orang tua saya.

29.

Menerima beasiswa dari bazis karna

melihat teman-teman saya yang

semangat dan bersungguh-sungguh

dalam studinya.

30. Saya tidak tertarik menjadi penerima di

bazis karna dana yang diberikan sedikit.

Page 103: Alfianah Nuraini Putri-fsh

91

31.

Saya tidak tertarik menjadi penerima di

bazis karna kata teman saya,

pembagiannya tidak teratur, sehingga

membuat bingung.

32. Keluarga merasa bangga dan senang

ketika saya mendapat beasiswa dari

bazis.

33.

Sebelum mendapat beasiswa dari bazis

selesai sekolah, saya membantu orang

tua berjualan. Sehingga waktu belajar

saya berkurang.

34. SPP saya sering nunggak dan akhirnya

Orang tua saya sering bertengkar,

semua ini membuat saya males sekolah.

35. Semangad saya bertambah setelah

menerima beasiswa ZIS, sehingga tiap

malam saya belajar.

36.

Karna kebutuhan sekolah saya

terpenuhi, saya tidak merasa terkucilkan

lagi didepan teman-teman sekolah.

Sehingga saya sering mengadakan kerja

kelompok.

37. Sebelum mendapat beasiswa dari bazis,

saya sering tidak masuk sekolah karna

tidak ada uang transport.

38. Saya merasa malas masuk sekolah karna

uang jajan saya sedikit.

39.

uang yang seharusnya untuk SPP dari

orang tua, saya gunakan untuk

mendaftar BIMBEL karna uang

beasiswa saya peroleh dari BAZIS.

40 Dengan mengikuti bimbel, motivasi

belajar saya meningkat.dan saya dapat

Page 104: Alfianah Nuraini Putri-fsh

92

bersaing dengan teman yang lainnya.

41. Karna uang transport tidak ada, saya

pernah tidak masuk sekolah.

42. Semangad belajar saya meningkat karna

saya bias prifat, sehingga saya bias

menguasai pelajaran disekolah.

42.

Setelah mendapat beasiswa dari zis.

uang yang seharusnya untuk spp dari

orang tua dialihkan jadi uang jajan

sehingga uang jajan saya bertambah.

43. Karna Nilai saya bagus saya dapet

hadiah dari orang tua

44. Karna Nilai bagus uang jajan saya

meningkat

45. Menberikan contoh2 suri teladan yang

bagus, sehingga anak merasa semangad

47. Guru member motivasi kepada siswa.

48. Guru memberikan cerita orang-orang

yang sukses dari bawah, sehingga saya

ingin seperti mereka.

Page 105: Alfianah Nuraini Putri-fsh

93

Daftar Rincian Dana

Tahun Anggaran 2010 Yang Disalurkan Oleh Pelaksanaan

Bazis Kota Administrasiistrasi Jakarta Utara Diambil Dari Alokasi Dana

Pendayagunaan Hasil ZIS Tahun 2009

1. Fakir Miskin (dana zakat)

a. Bantuan biaya pendidikan tingkat SD/ MI dan SLTP/ MTs.

b. Bantuan biaya pendidikan tingkat SLTA/MA dan Mahasiswa (S1)

No Wilayah SD/ MI

Alokasi dana

(Rp)

SLTP/

MTs

Alokasi dana

(Rp)

1 Kec. Penjaringan 100 30.000.000 29 12.180.000

2 Kec. Pademangan 39 11.700.000 16 8.720.000

3 Kec. Tg Priok 207 62.100.000 252 105.840.000

4 Kec. Koja 156 46.800.000 162 68.040.000

5 Kec. Kelapa Gading 41 12.300.000 51 21.420.000

6 Kec. Cilincing 464 139.200.000 258 108.360.000

7 Tingkat kota 93 27.900.000 32 13.440.000

Jumlah 1100 330.000.000 800 338.000.000

No Pendidikan

Jumlah

Mustahik

Alokasi

dana (Rp)

1

Periode Januari s.d

Juni 2010

Tingkat SLTA/

MA 100 90.000.000

2

Tingkat

Mahasiswa

(S 1) 80 96.000.000

Periode Juli s.d

Page 106: Alfianah Nuraini Putri-fsh

94

c. B

antuan kemanusiaan

No Uraian Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)

1

Bantuan Dhuafa

(perorangan) 166 57.708.000

2 Santunan Ramadhan 115 23.000.000

3 Santunan Ramadhan (JCC) 100 30.000.000

4 Santunan Dhuafa 100 10.000.000

Jumlah 481 120.708.000

2. Fisabilillah (Dana Zakat)

a. Bantuan Pendidikan Dasar Ulama (PDU)

No Uraian Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)

1 Beasiswa Mahasiswa PDU 40 48.000.000

Jumlah 40 48.000.000

b. Bantuan Guru ngaji/ Merbot

No.

Wilayah

Jumlah Mustahik

Alokasi Dana (Rp)

1 Kec. Penjaringan 67 26.800.000

2 Kec. Pademangan 37 14.800.000

3 Kec. Tg Priok 86 34.400.000

4 Kec. Koja 64 25.600.000

5 Kec. Kelapa Gading 32 12.800.000

Desember 2010

1

Tingkat SLTA/

MA 105 94.500.000

2

Tingkat

Mahasiswa (S 1) 100 120.000.000

Jumlah 385 400.500.000

Page 107: Alfianah Nuraini Putri-fsh

95

6 Kec. Cilincing 91 36.400.000

7 Tingkat kota 173 69.200.000

Jumlah 550 220.000.000

a. Bantuan Guru Madrasah Honorer

No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)

1 Kec. Penjaringan 73 29.200.000

2 Kec. Pademangan 32 12.800.000

3 Kec. Tg Priok 118 47.200.000

4 Kec. Koja 98 39.200.000

5 Kec. Kelapa Gading 59 23.600.000

6 Kec. Cilincing 209 83.600.000

7 Tingkat kota 161 64.400.000

Jumlah 750 300.000.000

b. Bantuan Monumental

No Wilayah Jumlah Mustahik

Alokasi Dana

(Rp)

1 Kec. Penjaringan 1 50.000.000

MI Al Bahr Kel. Kamal Muara

2 Kec. Cilincing 1 50.000.000

RS. Islam Sukapura Kel.

Sukapura

Jumlah 2 100.000.000

1. Bantuan Sosial Keagamaan (Dana Infaq dan Shadaqah)

a. Bantuan Lembaga Keagamaan/ Kegiatan (Non Fisik)

Page 108: Alfianah Nuraini Putri-fsh

96

No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)

1 Kec. Penjaringan 11 12.500.000

2 Kec. Pademangan 30 31.500.000

3 Kec. Tg Priok 38 44.500.000

4 Kec. Koja 14 17.000.000

5 Kec. Kelapa Gading 28 37.500.000

6 Kec. Cilincing 4 5.500.000

Jumlah 125 148.500.000

b. Bantuan Lembaga Keagamaan/ Pembangunan dan Renovasi (fisik)

No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)

1 Kec. Penjaringan 7 14.500.000

2 Kec. Pademangan 6 14.500.000

3 Kec. Tg Priok 17 41.000.000

4 Kec. Koja 17 44.000.000

5 Kec. Kelapa Gading 22 51.000.000

6 Kec. Cilincing 5 12.500.000

Jumlah 74 177.500.000

2. Pendidikan Keterampilan Mustahik (Dana Infaq dan Shodaqah)

No

Wilayah Jumlah Mustahik

Alokasi Dana

(Rp)

1

Pelatihan Tata Boga

(Bogasari) 50 16.140.000

Jumlah 50 16.140.000

Page 109: Alfianah Nuraini Putri-fsh

97

RESPONDEN PENELITIAN (SAMPEL YANG DIAMBIL)

NAMA SEKOLAH PEKERJAAN ORANG

TUA

SMKN.55/XI/TM Pedagang

SMK Nusantara II/XI/OT Buruh

SMK PGRI 3/XI/Ak IRT

SMK PGRI 3/X/SEK Buruh

SMK PGRI 3 /XI/AK Buruh

SMK Nusantara II/X/OT Buruh

SMKN.12 /X/AP Buruh

SMK Nusantara/X/OT Pedagang

SMK Nusantara II/XII/M.O Buruh

SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M IRT

SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M IRT

MAN 5/X-3/ Karyawan

SMK PGRI 3 /XI Buruh

SMK Tj.Priuk II/X/Ak Buruh

SMK Nusantara 1 Buruh

SMAN 13/X-6 Pensiunan

SMK Dinamika/XI/Listrik Buruh

Page 110: Alfianah Nuraini Putri-fsh

98

SMK Diinamika/XI/T.Av Buruh

SMK Barunawati/XI/AP IRT

SMK Sari Putra/XI/AP Buruh

SMAN 92/X-7/ Buruh

SMK Nusantara 2/X/Oto Pedagang

SMK AL khoir bah/X/ak Buruh

SMK Nusantara 1/XI/AP Buruh

SMK Barunawati/X/AK Buruh

SMAN 110/XI/IPS Wiraswasta

SMK PGRI 3/X/AP Pedagang

SMA.N 80/XI/IPS Buruh

SMKN 12/XI/AP Pedagang

SMK Nusantara/XI/Ak Pedagang

SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M Buruh

SMA YAPPENDA/XI/IPB Karyawan

SMK Ar raudhah/XI AP Buruh

MAN 5/X-2/ Wirasswata

SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M Buruh

SMK.N 49/XI/Pemasaran Pedagang

SMK Ar raudhah/X/ AP Buruh

Page 111: Alfianah Nuraini Putri-fsh

99

……………………………………..

SMK Yappenda/X/AP Supir

SMK Gunung Jati/X/AP Pedagang

SMK Ar raudhah/XI AP Buruh