1 Struktur dan Anatomi Telinga
Transcript of 1 Struktur dan Anatomi Telinga
.1 Struktur dan Anatomi Telinga
Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam.
Gambar 3.1 Anatomi telinga manusiacopied and modified from HERE
(http://www.britannica.com/EBchecked/topic-art/175622/530/Structure-of-the-human-ear)
a. Telinga luar (outer ear)
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga. Rangka daun telinga ini terdiri dari tulang rawan elastis yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran telinga luar. Panjang saluran telinga luar ini ±2,5 cm. Saluran ini memiliki sejenis kelenjar sebaceae (sejenis minyak) yang menghasilkan kotoran teling (cerumen). Cerumen dan rambut telinga ini dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.
b. Telinga tengah (middle ear)
Telinga bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran timpani (gendang telinga) yang didalamnya terdapat rongga kecil berisi udara yang terdiri atas tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes (sanggurdi). Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran eustacius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring. Antara telinga bagian dalam dan telinga bagian tengah dibatasi oleh tingkap oval (fenestra ovalis) dan tingkap bulat (venestra rotundra).
c. Telinga dalam (inner ear)
Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea (rumah siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis
semi sirkularis, sakulus dan ultrikulus.Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada bagain dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ corti.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
1. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Gbr. Struktur telinga pada manusia
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1. Tiga saluran setengah lingkaran2. Ampula3. Utrikulus4. Sakulus5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairanlimfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaputbasiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
Gbr. Alat-alat keseimbangan pada telinga
ndra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri
atas tiga bagian, yaitu
1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh
tulang ke telinga dalam.
3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan
melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung
organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus
akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini
berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi
sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus
terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus
tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas
meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan
temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan
sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa,
yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak
setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ).
Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.
Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia
diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh
epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang
terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas
membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran
shrapnell.
Telinga Tengah (kavum tympanikus)
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang
temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil),
inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan
melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani,
sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian
dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan
telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah
fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran
yang disebut membran tympani sekunder.
Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria
yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah
terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi
konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba
auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi
membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika
menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan
usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut
terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga
tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan
permukaan luar membran tympani.
Telinga Dalam (labirin)
Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-
rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa
membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga
tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin
osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini
merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe
mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh
lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin
membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh
jaringan-jaringan ikat.
Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah
siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).
Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di
depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui
fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung
kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus
yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh
terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut,
yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran
yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit.
Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan
menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang
terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut
ke pusat keseimbangan di otak.
Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang
vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut
ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat
Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan
posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel
reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel
penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh
gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe
akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan
mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.
Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk
seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan,
mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea
menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran
tersebut adalah:
Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir
pada tingkap jorong.
Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir
pada tingkap bulat.
Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani,
mengandung endolimfe.
Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran
reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.
Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel
reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang.
Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf
vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat
pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut:
Getaran suara memasuki liang telinga Menekan membran tympani melintas melalui
tulang-tulang pendengaran Menekan tingkap jorong Menimbulkan gelombang pada
jaringan perilimfe Menekan membran vestibularis dan skala basilaris merangsang
sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.
gambar kuncup pengecap
(sumber: www.bebas.vlsm.org)
Hubungan Bilateral Indonesia - India
Kunjungan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid ke India pada tanggal 8-9 Pebruari 2000 merupakan tonggak bersejarah dalam usaha memperteguh kerjasama politik, ekonomi, dan kebudayaan kedua negara. Presiden Abdurrahman Wahid menilai bahwa hubungan RI – India amat penting dan menduduki tempat tersendiri, mengingat banyak terdapat persamaan yang dimiliki kedua negara, baik dalam bidang kebudayaan, ekonomi, maupun politik. Hasil yang dicapai selama kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid ialah penandatanganan kesepakatan bersama diberbagai bidang yaitu :
1. MoU kerjasama di bidang pariwisata antara Pemerintah RI dan Pemerintah Republik India.
2. MoU antara KADIN dan MMTC (Metal and Mineral Trading Corporation) berbentuk imbal dagang yang meliputi kelapa sawit (crude palm oil), petrochemical products, natural gas products, kayu, semen, clinker dan bahan bangunan lainnya, fertiliser serta batu bara.
3. MoU kerjasama pembangunan jalan kereta api di Sumatera Selatan antara Mitra Jaya dan IRCON (Indian Railway Construction Company)
Kunjungan PM India Atal Bihari Vajpayee ke Indonesia yang berlangsung pada tanggal 10-14 Januari 2001 merupakan bukti semakin kuatnya keinginan kedua negara untuk memperteguh dan mempererat kerjasama di segala bidang, khususnya ekonomi.
Kunjungan yang disertai delegasi bisnis yang diorganisir FCCI telah menghasilkan berbagai kerjasama konkrit perdagangan, investasi, pariwisata, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam kunjungan ini telah ditandatangani MoU : (1) Pembentukan Komisi Bersama; (2) Kerjasama dalam Aktivitas-aktivitas Pertahanan; (3) Kerjasama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (4) Kerjasama Pertanian, serta (5) Program Pertukaran Kebudayaan.
Pada tanggal 6 Pebruari 2002, Delegasi Parlemen India yang dipimpin oleh H.E. Mr. Mohammad Anwarul Haque, mengadakan kunjungan kehormatan kepada Ketua MPR RI, Bapak Amien Rais dan dilanjutkan dengan pertemuan bersama Ketua DPR RI, Bapak Akbar Tandjung serta Ketua/Anggota Komisi I DPR dalam rangka membahas upaya peningkatan hubungan bilateral kedua negara serta menjelaskan posisi Pemerintah India dalam menghadapi ancaman teroris serta posisi negaranya terhadap persengketaan dengan Pakistan. Sementara itu atas undangan Parlemen India, delegasi DPR RI telah melakukan kunjunga ke India untuk menghadiri Golden Jubilee Parlemen India tanggal 21 – 26 Januari 2003.
Presiden RI Megawati Soekarno Putri melakukan kunjungan kenegaraan ke India tanggal 1-5 April 2002 dalam rangka memenuhi undangan PM India Atal Bihari Vajpayee. Kunjungan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kerjasama politik, ekonomi, khususnya perdagangan, investasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi kedua negara. Dalam kesempatan tersebut, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kedekatan hubungan bilateral di berbagai bidang, politik, ekonomi dan perdagangan serta bidang-bidang lain yang menjadi kepentingan kedua negara. Selain itu telah ditandatangani pula 3 MoU antara pemerintah Indonesia dan India yaitu : (1) MoU Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas; (2) MoU Peningkatan Kerjasama antara LAPAN dan Indian Space Research Organization (ISRO); dan (3) MoU Pendirian “Vocational Training Centre” mengenai konstruksi di Jakarta oleh India di bawah kerangka India’s ITEC Programme, serta 9 MoU antara pihak swasta Indonesia dan India yaitu :
1. MoU mengenai Pembangunan Jalan KA dan Pelabuhan Terminal di Sumatera Selatan (Sumsel) senilai US$ 260 juta yang akan dibayar dengan komoditi Indonesia seperti batubara, kayu dan minyak mentah antara Departemen Perhubungan, Pemda Sumsel dan PT Bukit Asam dengan Metal and Minerals Trading Corporation (MMTC)I Indian Railway Construction Co. (IRCON);
2. MoU mengenai Pengembangan Industri Kelapa Sawit di Indonesia antara Gabungan Asosiasi Produsen Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan MMTA;
3. MoU mengenai kerjasama Sektor Farmasi antara Indofarma dan Lupin Ltd.4. MoU mengenai kerjasama bidang Teknologi Komunikasi Informasi PT. Ekakarya
Teknik Cikara (ETC) dan Midas Communication Technologies Pvt. Ltd.;
5. MoU mengenai proyek-proyek perangkat lunak (software) dalam teknologi informasi antara Kopitime. Com.Tbk dan Elmaq Software Private Ltd.;
6. MoU dalam pengembangan Program Sumber Daya Manusia Sektor Perhotelan dan Restoran antara Indonesia Hotel and Restouran Association (IHRA) dan Federation of Hotel and Restourant Association of India (FHRAI).
7. Mau dalam program R&D Pengembangan Kayu Jati antara PT. Kaltimex Jaya dan National Research Development Cooperation (NRDC);
8. MoU peningkatan Kerjasama bidang Ekonomi antara KADIN dan Confederation of Indian Industry (CII);
9. MoU Peningkatan Berbagai Usaha Ekonomi dan Perdagangan antara KADIN dan Federasi Kamar Dagang dan Industri India (FICCI).
Dalam rangka menghadiri KTT Asia Afrika Kedua dan Peringatan 50 tahun KAA, PM India Manmohan Singh berkunjung ke Indonesia dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 April 2005. Dalam pertemuan tersebut Presiden RI mengharapkan agar kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, energi, kebudayaan teknologi dan pertahanan dapat ditindaklanjuti dan ditingkatkan. Presiden RI juga mengucapkan terima kasih atas bantuan Pemerintah India pada bencana alam di Aceh, Sumatera Utara dan Pulau Nias. Bantuan tersebut telah meringankan beban masyarakat di wilayah yang terkena bencana. Mengenai kemitraan strategis India-Cina, Indonesia mengharapkan hal tersebut dapat memberikan dampak positif bagi kawasan. Sementara itu PM India menyampaikan bahwa dalam KAA 1955, India merupakan salah satu Founding Fathers serta menyatakan kepuasannya atas hubungan kedua negara yang semakin erat dan dinamis. Pada kesempatan tersebut PM India mengundang Presiden RI untuk berkunjung ke India yang disambut baik oleh Presiden Yudhoyono.
Pada tanggal 21-24 November 2005, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono telah mengadakan kunjungan kenegaraan ke India atas undangan PM Manmohan Singh. Dalam kunjungan tersebut, kedua kepala Negara telah menandatangani Pernyataan Bersama yang dikenal dengan nama Joint Declaration between the Republic of Indonesia and The Republic of India. Pernyataan bersama tersebut memuat kesepakatan kedua negara untuk membangun New Strategic Partnership yang didasarkan pada kesamaan nilai-nilai, komitmen terhadap pluralisme demokrasi, supremasi hukum dan multilateralisme dalam hubungan internasional yang diharapkan dapat memperkuat dimensi hubungan bilaterial di sektor ekonomi, sosial dan politik sehingga dapat melayani kepentingan rakyat kedua negara khususnya serta membantu meningkatkan kerjasama keamanan dan stabilitas regional. Selain pernyataan Bersama tersebut, telah ditandatangani juga 3 (tiga) buah MoU antara Pemerintah RI dengan Pemerintah India yaitu : MoU between the Ministry of Marine Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia and the Ministry of Agriculture of the Republic of India on Marine and Fisheries Cooperation; MoU between the Departement of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and the Ministry of External Affairs of the Republic of India on Training Cooperation; dan Joint Study Group dalam kerangka Comprehensive Economic cooperation Agreement (CECA) between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of India.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla telah mengadakan kunjungan ke New Delhi, India pada tanggal 28-31 Januari 2007. Selain Wapres menghadiri Konferensi “Peace, nonviolence and Empowerment; Gandhian Philosophy in the 21st Century” atas undangan Presiden Partai Kongres India Mrs, Sonia Gandhi, Wapres juga melaksanakan Courtesy Call kepada PM India Manmohan Singh dan Wapres India Byron Singh Sekhawat. Dalam kesempatan itu dibicarakan banyaknya bidang kerjasama yang perlu ditingkatkan dalam kerangka New Strategic Partnership seperti kerjasama anti terorisme, energi, kelistrikan, penanganan benaca alam, kualitas pemerintahan, pertambangan, dan transportasi. Di samping itu, Wapres juga melakukan pertemuan dengan Conferederation of Indian Industry (CII) dan Federation of Indian Chambers of Commerce and Industry (FICCI) serta beberapa pengusaha besar India seperti Mittal Group, Tata Group, Essar Group, VideoCon, Reliance dan Bank of India.
Hambatan-hambatan yang masih dirasakan oleh pengusaha Indonesia adalah ;
1. Masih banyak barang-barang Indonesia yang masuk ke India terkena kebijakan anti dumping duties, sebagai upaya pemerintah India melindungi industri dalam negeri dari masuknya produk sejenis dari negara lain (termasuk Indonesia). Sementara itu sejak tahun 1978 sampai Desember 2003 ada 3 (tiga) komoditi ekspor Indonesia yang telah terkena tindakan safeguard, yaitu carbon black, phenil dan vegetable oil.
2. Masih kurang serius dan keengganan eksportir Indonesia, mengingat masih tingginya tarif bea masuk yang harus ditanggung oleh beberapa komoditi ekspor utama Indonesia terutama produk pertanian dan produk kendaraan bermotor.
3. Tingginya biaya transportasi karena tidak adanya jalur transportasi langsung antar kedua negara.
4. Dukungan Sektor keuangan/perbankan yang kurang memadai.5. Tingkat penyelundupan ke India yang masih sangat tinggi.6. Pembentukan blok kerjasama regional di kedua negara (SAARC dan AFTA) yang
membuat prioritas perdagangan dikosentrasikan kepada negara-negara anggotanya.
7. Masih terdapatnya keengganan di kalangan pengusaha Indonesia untuk mengadakan kontak/investasi dengan pengusaha India antara lain karena pengalaman buruk melakukan hubungan bisnis dengan India. Disamping itu, terdapat citra yang kurang baik mengenai pengusaha India di kalangan birokrasi, akademisi dan dunia bisnis.
Di bidang batubara, HC Gupta, Sekretaris (batubara) India, menyebutkan bahwa Pemerintah India telah mendaftar 4 negara yang akan dipertimbangkan untuk melakukan investasi dengan mempunyai konsesi pertambangan batubara. Keempat negara tersebut ialah Mozambique, Zimbabwe, Indonesia, dan Bangladesh. India memerlukan impor sebanyak 35 juta ton batubara hingga akhir tahun fiskal 31 Maret 2007.
Menteri kebudayaan dan Pariwisata RI telah mengadakan kunjungan kerja ke India pada tanggal 24 – 28 Juli 2005 dalam rangka meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata dan kebudayaan, khususnya di bidang industri perfilman antara kedua negara. Kunjungan
tersebut merupakan implementasi kerjasama pariwisata dan perfilman yang dicapai dalam Pertemuan Pertama Expert Working Group antara Indonesia dan India di New Delhi pada tanggal 24 Februari – 1 Maret 2005. Dalam kesempatan kunjungan di India, Menbudpar telah melakukan pertemuan dengan Menteri Pariwisata India dan Menteri Informasi Broadcasting India.
Dibidang pertahanan Republik Indonesia dan Republik India telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang kerjasama dibidang pertahanan dan kedua Negara telah meratifikasi perjanjian tersebut.
Hubungan kerjasama pertahanan kedua Negara selama ini berjalan cukup baik, menurut catatan 2 kapal perang dan sebuah kapal Logistik Angkatan Laut Republik India telah datang pada saat peringatan Hari TNI pada tanggal 5 Oktober 2000. para awak kapal ke tiga kapal perang tersebut telah bertemu dengan mitranya dari TNI AL serta melakukan latihan bersama dilautan India. Sedangkan dalam acara International Fleet Review di Mumbai, India, pada bulan Februari 2001, Indonesia telah mengirim beberapa pejabat/perwira Militer sebagai pengamat.