1 Sampul UKL UPL - dpmptsp.palukota.go.iddpmptsp.palukota.go.id/download_file.php?filename=1 UKL UPL...
Transcript of 1 Sampul UKL UPL - dpmptsp.palukota.go.iddpmptsp.palukota.go.id/download_file.php?filename=1 UKL UPL...
D O K U M E N
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DANUPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
PEMBANGUNAN/PENGELOLAAN TEMPAT PENYIMPANANSEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 FLY ASH DAN BOTTOM ASH KEGIATAN
OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
DI KELURAHAN LAMBARA KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU
PEMRAKARSA:
PALU, MARET 2017
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) FlyAsh dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
i
KATA PENGANTAR
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL UPL) rencana usaha dan/atau kegiatan
Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
Limbah B3 Fly Ash dan Bottom Ash Kegiatan Operasional PLTU oleh
PT. Pusaka Jaya Palu Power di Kelurahan Lambara Kecamatan Tawaeli
Kota Palu disusun sebagai salah satu dokumen yang harus dipenuhi oleh
pemrakarsa sehubungan dengan rencana usaha/kegiatan tersebut di atas.
Dokumen ini merupakan pedoman bagi pemrakarsa dalam melakukan
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan terhadap kegiatan
pembangunan TPS tersebut. Dengan dokumen ini, diharapkan pemrakarsa
dapat melaksanakan tahapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup di lokasi kegiatan dan sekitarnya untuk menekan dampak negatif
sekecil mungkin dan memperbesar dampak positif sebesar mungkin,
sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kerangka penyusunan dokumen ini mengacu dari Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, dan proses administrasi dan
perizinan di bidang lingkungan hidup mengikuti Peraturan Pemerintah No.
27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada tim penyusun atas
selesainya dokumen ini. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan dokumen ini.
Palu, Maret 2017PT. Pusaka Jaya Palu Power
Albert WuDirektur
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) FlyAsh dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
A. IDENTITAS PEMRAKARSA ............................................................ 1
B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ..................................... 1
1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.................................. 1
2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan................................. 1
3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ................... 3
4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ....... 8
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ............................................. 41
D. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN................... 62
E. SURAT PERNYATAAN .................................................................... 63
F. DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 64
LAMPIRAN
Lampiran 1. Bukti Formal Surat-surat Perusahaan
Lampiran 2. Rona Awal Lingkungan Hidup
Lampiran 3. Foto-foto
Lampiran 4. Peta-Peta
Lampiran 5. Bukti Hasil Analisis Laboratorium
Lampiran 6. Gambar Detail Perencanaan TPS fly ash dan bottom ash
Lampiran 7. Biodata Tim Penyusun
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
1
DOKUMEN UKL - UPL:
PEMBANGUNAN/PENGELOLAAN TEMPAT PENYIMPANANSEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 FLY ASH DAN BOTTOM ASHKEGIATAN OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
UAP (PLTU) PALU
DI KELURAHAN LAMBARA KECAMATAN TAWAELI KOTA PALU
PEMRAKARSA: PT. PUSAKA JAYA PALU POWER
A. IDENTITAS PEMRAKARSA
Nama : Albert WuJabatan : DirekturPerusahaan : PT. Pusaka Jaya Palu PowerAlamat Kegiatan : Kel. Lambara Kec. Tawaeli Kota PaluAlamat Kantor : Jln. Yodo PanauNo. HP : 0451 492509
B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly
Ash Dan Bottom Ash Kegiatan Operasional PLTU Palu.
2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Secara adaministratif, lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan berada di
Kelurahan Lambara Kecmatan Tawaeli Kota Palu. Luasan rencana lokasi
sekitar 2,1 Ha, berada relatif jauh dari pemukiman sekitar 1-2 km.
Lingkungan di sekitar lokasi banyak tanaman yang tumbuh didominasi
oleh semak belukar. Kendaraan yang dapat mengakses berupa roda dua
maupun roda ampat, dengan kondisi jalan tidak beraspal. Peta lokasi
ditunjukkan pada Lampiran (4).
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
2
Tabel 1: Koordinat lokasi TPS dalam UTM 50S Zone dan decimal
KodePatok
UTM DecimalX Y X Y
P1 820520,2652 9917878,859 119,87945 -0,74203P2 820514,7651 9917821,535 119,87941 -0,74255P3 820473,1994 9917804,076 119,87903 -0,74271P4 820457,1388 9917776,759 119,87889 -0,74295P5 820492,4549 9917776,068 119,87921 -0,74296P6 820529,2109 9917764,087 119,87954 -0,74307P7 820564,5283 9917765,400 119,87985 -0,74306P8 820584,1389 9917766,491 119,88003 -0,74305P9 820602,6306 9917770,022 119,88019 -0,74301P10 820632,9310 9917767,563 119,88047 -0,74304P11 820667,1223 9917746,075 119,88077 -0,74323P12 820687,1694 9917743,511 119,88095 -0,74325P13 820674,8622 9917829,956 119,88084 -0,74247P14 820673,1156 9917886,617 119,88083 -0,74196P15 820643,9254 9917887,526 119,88056 -0,74195P16 820549,2236 9917880,612 119,87971 -0,74202P17 820539,0939 9917883,717 119,87962 -0,74199
Sumber: Hasil survey lapangan, 2017
Tabel 2: Koordinat lokasi TPS dalam derajat menit sekon (DMS)
KodePatok
Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)D M S D M S
P1 119 52 46,03 0 44 31,31P2 119 52 45,86 0 44 33,18P3 119 52 44,52 0 44 33,75P4 119 52 44,00 0 44 34,63P5 119 52 45,14 0 44 34,66P6 119 52 46,33 0 44 35,04P7 119 52 47,47 0 44 35,00P8 119 52 48,10 0 44 34,97P9 119 52 48,70 0 44 34,85P10 119 52 49,68 0 44 34,93P11 119 52 50,78 0 44 35,63P12 119 52 51,43 0 44 35,71P13 119 52 51,03 0 44 32,90P14 119 52 50,97 0 44 31,06P15 119 52 50,03 0 44 31,03P16 119 52 46,97 0 44 31,25P17 119 52 46,64 0 44 31,15
Sumber: Hasil survey lapangan, 2017
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
3
3. Skala Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Menurut PP. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), kegiatan Penyimpanan Limbah B3 adalah
kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil
Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah B3 yang
dihasilkannya.
Kegiatan penyimpanan Limbah B3 fly ash dan bottom ash oleh PT.
Pusaka Jaya Palu Power pada prinsipnya untuk menempatkan Limbah
B3 untuk meminimalisasi dampak terhadap media lingkungan, serta
berada jauh dan aman dari permukiman masyarakat sekitar.
Gambar 1: Site lokasi PLTU Palu yang menunjukkan letak Limbah B3 fly ash
dan bottom ash
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
4
Gambar 2: Garis besar rencana kegiatan penyimpanan Limbah B3 fly ashdan bottom ash pada Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 model waste
impoundment semi landfill dengan lapisan geomembran
Rencana luasan lokasi yang digunakan untuk pembangunan TPS fly
ash dan bottom ash oleh PT. Pusaka Jaya Palu Power seluas 2,1 Ha.
Fasilitas utama dalam luasan ini yaitu Fasilitas Penyimpanan, yang
terdiri dari 3 unit, yang dilengkapi dengan komponen fasilitas penunjang
lainya, seperti kantor, jalan khusus, drainase, lahan parkir,
gudang/garasi alat berat, tempat pencucian mobil, bak penampungan
sampah, dan ruang terbuka hijau serta taman. Untuk lebih rincinya
mengenai luasan setiap komponen ditunjukkan pada Tabel (3),
kemudian gambar layout rencana lokasi TPS fly ash dan bottom ash
ditunjukkan pada Gambar (1).
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
5
Tabel 3: Komponen fasilitas TPS beserta ukuran luasan
No Komponen Fasilitas TPS Luas (m2) Persentase (%)
1 TPS unit 3 2.000 9,33
2 TPS unit 2 3.200 14,93
3 TPS unit 1 3.200 14,93
4 Kantor 220 1,02
5 Pos jaga 1 20 0,09
6 Pos jaga 2 20 0,09
7 Lahan parkir 360 1,68
8 RTH dan taman 8.108,258 37,82
9 Gudang dan parkir alat berat 240 1,12
10 Tempat pencucian mobil 120 0,56
11 Bak penampungan sampah 300 1,40
12 Jalan khusus 2.516,809 11,74
13 Drainase 1.132,051 5,28
Total Luas Lahan 21.437,145 100
Fungsi Komponen Fasilitas TPS
1. Posa Jaga Tempat mencegah dan mendeteksi penyusup, kegiatan
atau orang masuk secara tidak sah, vandalisme atau penerobosan di
wilayah tempat bertugasnya, melakukan upaya kepatuhan, penegakan
tata tertib, menerapkan kebijakan, peraturan kerja, dan taktik dalam
rangka pencegahan tidak kejahatan, melakukan kontrol atau
pengendalian pengaturan lalulintas (orang, kendaraan dan barangnya)
untuk menjamin perlindungan, serta menangani hal pelanggaran.
2. Jalan khusus - Prasarana transportasi yang meliputi segala bagian
komponen TPS yang digunakan perusahaan untuk kepentingan
sendiri.
3. TPS - Fasilitas tempat penyimpanan sementara (TPS) yang
dikhususkan untuk menampung fly ash dan bottom ash sebelum
dilakukannnya kegiatan pemanfaatan dan/atau penimbusan akhir.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
6
4. Drainase - Sebagai pengendali air permukaan, mengendalikan erosi
tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada, mengendalikan air
hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir. Drainase
yang dirancang model saluran terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok
untuk drainase air hujan untuk mengatur/mengendalikan aliran dari
alas tutupan fly ash, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/mengganggu lingkungan.
5. Kantor Tempat mengurus pekerjaan terkait TPS, pengaturan
administrasi, sumber informasi, memiliki unit perlatan tanggap
darurat untuk TPS misal fire portable.
6. Lahan Parkir Sarana untuk mengfasilitasi kendaraan karyawan yang
masuk ke dalam lokasi TPS.
7. Tempat pencucian mobil - Sebagai tempat pencucian/pembersihan
kendaraan alat berat, operasional seperti dump truk yang mengangkut
Limbah B3 fly ash dan bottom ash agar tetap terjaga bersih dari abu
terbang yang melengket pada kendaraan, yang telah membawa dan
menyimpan Limbah B3 fly ash dan bottom ash, sekaligus merawat
bagian luar kendaraan.
8. Gudang dan parkir alat berat Sebagai tempat penyimpanan/parkir,
dan perawatan alat berat yang beroperasi di lokasi TPS
9. Bak penampungan sampah Sebagai tempat penampungan sampah
domestik (limbah padat non Limbah B3) baik organik maupun non
organik. Setiap berkala dilakukan pembakaran langsung terhadap
sampah yang telah tertumpuk dalam bak.
10. RTH dan taman - Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun
yang sengaja ditanam. jalur hijau (green belt) ini juga berfungsi sebagai
filter agar abu/debu agar tidak terbang secara langsung/menghalangi
keluar dan/atau berdampak kepada lingkungan sekitar.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
7
Fasilitas penyimpanan dibuat dengan model waste impoundment semi
landfill dengan lapisan geomembran, sesuai dengan PP. 101 tahun 2014
pasal 15 ayat 1 dan 3. Model ini dipilih untuk mengamankan letak fly
ash dan bottom ash agar tidak berinteraksi dengan angin dan hujan,
yang dapat menerbangkan abu tersebut serta menghasilkan lindi pada
saat penyimpanan.
Berdasarkan hasil pengukuran, letak eksisting Limbah B3 tersebut
berada pada area seluas 12.395 m2 dengan rata-rata ketinggian 5 m.
Sehingga dapat disimpulkan total volume yang hendak dipindahkan ke
TPS sebesar 61.975 m3 = 62.000 m3. Kemudian, berdasarkan informasi
dari pemrakarsa laju produksi fly ash dan bottom ash mencapai 70
ton/hari. Sebelum dilakukaan pemanfaatan dan penimbunan fly ash
dan bottom ash dari kegiatan penyimpanan, maka perlu diperhitungkan
berapa lama daya tampung TPS yang digunakan (selain untuk limbah
yang telah tertumpuk/ada), jika dibutuhkan selama waktu 1 tahun =
365 hari untuk menunggu fasilitas tersebut, maka fly ash dan bottom
ash akan terproduksi sebesar 25.550 m3.
Jadi, perlu dirancang TPS yang mampu menampung jumlah volume
sebesar 63.000 m3 + 25.550 m3 = 87.550 m3 dengan waktu tunggu 1
tahun. Sehingga, fasilitas penyimpanan dirancang dengan 3 unit. Unit 1
dan 2 dapat menampung fly ash dan bottom ash dengan volume 35.024
m3 + 35.024 m3 = 70.048 m3, sedangkan unit 3 memiliki kapasitas
20.840 m3. Jadi, total tampungan fasilitas penyimpanan tersebut
sebesar 90.888 m3. Desain detail fasilitas penyimpanan dapat dilihat
pada Lampiran (6).
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
8
4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a) Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang
Berdasarkan surat Keterangan Rencana Kota (KRK) dari Dinas
Penataan Ruang dan Perumahan Kota Palu Nomor: 650/131/X/TR-
04/DPRP/2016 dan Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Palu
2030 (Lampiran 1) oleh Pemerintah Kota Palu melalui Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
(BAPPEDA dan PM) disampaikan bahwa lokasi yang dimaksud
sebagai tempat penyimpanan sementara (TPS) fly ash dan bottom ash
merupakan Kawasan Peruntukkan Lainnya.
b) Penjelasan Mengenai Persetujuan Prinsip Rencana Kegiatan
Dukungan secara prinsip untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan TPS fly ash dan bottom ash, hanya terdapat dalam
berita acara KRK di atas Nomor: 650/134/XI/TR/DPRP/2016, dari
berabagai pihak yaitu:
No Nama Jabatan/Institusi Tanggapan
1 Ir. Hi.
Rahmat H.S.
Kawaroe,
M.Si., M.M.
Kadis. Dinas
Penataan Ruang
dan Perumahan
(DPRP) Kota Palu
a) Sebaiknya proses pembebasan
sebagaian lahan dipercepat sehingga
proses adminstrasi dapat
berlangsung cepat pula
b) Mempertimbangkan dampak
pembuangan limbah terhadap
lingkungan sekitar yang akan
berpengaruh dimasa ayang akan
datang
2 Ir. Uhud P.
Mangkona,
M.T.
Kabid. Penataan
Ruang DPRP Kota
Palu
a) Segera membuat kajian
lingkungannya agar mempercepat
proses penyelesaian izin lingkungan
b) Segera memproses penyelesaian izin
lokasi/surat keputusan penetapan
lokasi oleh Walikota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
9
c) Membuat laporan ambang batas
terhadap pencemaran lingkungan
sekitar secara berkala
d) Memanfaatkan hasil limbah untuk
pembuatan konsentrate semen,
paving blok, batako, dll
3 Zulkifli,
S.Sos.,
M.Sos.
Camat Tawaeli a) Segera menyelesaikan proses
pembebasan lokasi agar tidak
menimbulkan keributan masyarakat
b) Membuat pagar batas untuk
keseluruhan lokasi
c) menanm pohon di sekeliling
lokasi/melakukan penghijauan
untuk pemenuhan RTH
d) membuat akses jalan menuju lokasi
pembuangan limbah
4 A. Arwien,
S.T., M.T.
Kabid. Ekbang
Bappeda Kota
Palu
a) Memastikan bahwa lokasi lahan
yang akan digunakan masuk dalam
wilayah Kota Palu dikarenakan
berbatasan dengan Kabupaten
Donggala
b) Memproses izin lingungan (Amdal)
untuk keseluruhan lokasi, hal ini
untuk memudahkan izin untuk
keseluruhan lokasi
5 Hasniwati Kabid.
Peternakan, Dinas
Pertanian,
Kehutanan,
Perkebunan, dan
Kelautan Kota
Palu
a) Lokasi merupakan kawasan
peternakan dapat dialihkan ke arah
utara yang merupakan alternatif
lokasi peternakan lainnya
b) Lokasi merupakan lahan milik
masyarakat bukan lahan milik
negara, sehingga kawasan
peternakan tersebut dapat dialihkan
ke lokasi lainnya
6 Irfan, S.T.,
M.Si.
Kasi. Perencanaan
Ruang DPRP
a) Membuat surat pernyataan
mengenai batas-batas wilayah
dengan pihak setempat
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
10
c) Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan yang Dapat
Menimbulkan Dampak Lingkungan
1) Tahap Prakonstruksi
Sosialisasi Rencana Pembangunan/Pengelolaan TPS
Sosialisasi rencana pembangunan/pengelolaan TPS fly ash dan
bottom ash dilakukan melalui beberapa cara sosialisasi, secara
formal dan wawancara terarah dengan masyarakat sekitar dan
pejabat di Kelurahan Lambara. Sosialisasi dilakukan selama 4
kali, 2 kali dilakukan oleh pemerintah kelurahan dengan
masyarakat dan 2 kali dilakukan oleh tim survey dari
perusahaan. Adapun hasil dari sosialisasi tersebut dirangkum
dalam sub bab rona lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan masyarakat.
Selain melalui sosialisasi tersebut, pengumuman mengenai
pelaksanaan proyek dilakukan dengan pemasangan papan
pengumuman di sekitar lokasi rencana pembangunan TPS fly
ash dan bottom ash.
Walaupun sosialisasi rencana rencana pembangunan TPS fly
ash dan bottom ash secara formal, namun PT. Pusaka Jaya
Palu Power secara rutin melakukan komunikasi dengan
pemangku kepentingan untuk memperoleh masukan dan
tanggapan masyarakat.
Kemungkinan dampak yang timbul yaitu keresahan
masyarakat jika sekiranya keberadaan TPS fly ash dan bottom
ash tersebut akan mengganggu aktivitas dan mencemari
lingkungan mereka.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
11
Pembebasan/Pengadaan Lahan
Syarat utama pembuatan Fasilitas Penyimpanan/TPS Limbah
B3 yaitu perusahaan wajib menguasai suatu lahan yang
hendak dijadikan TPS. Selain itu kegiatan ini dilakukan dalam
rangka mengantisipasi adanya klaim dari masyarakat
mengenai kepemilikan lahan.
Lahan rencana lokasi kegiatan pembangunan TPS fly ash dan
bottom ash adalah lahan milik masyarakat yang telah
dibebaskan. Rencana pembangunan TPS tersebut beserta
fasilitas penunjangnya berada dalam luasan 2,1 Ha ex-lahan
milik Pak Lisman. Peta lokasi bidang lahan ditunjukkan pada
Lampiran (4).
Prosedur pengadaan lahan dilakukan berdasarkan antara
kesepakatan masyarakat dengan PT. Pusaka Jaya Palu Power
yang disaksikan oleh Pemerintah Kelurahan Lambara dan
Kecamatan Tawaeli. Bukti kepemilikan lahan dapat dilihat
pada Lampiran (1).
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah keresahan
dari pemilik lahan jika ganti rugi/pembelian lahan yang
diberikan kepadanya tidak sesuai dengan yang diinginkannya
atau tidka sesuai dengan harga yang berlaku.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
12
Survei dan Pengukuran
Survei lapangan terdiri dari kegiatan pengukuran dan
pemetaan lokasi pembangunan TPS. Tujuan dan lingkup
survey ini ialah mengumpulkan data-data teknis dan
lingkungan yang akan digunakan dalam analisis tahap
perencanaan proyek. Kegiatan ini membutuhkan sejumlah alat
ukur dan tenaga kerja (tenaga ahli dan tenaga kerja
kasar/lapangan).
Kemungkinan dampak yang akan timbul dari kegiatan
survey dan pengukuran di lokasi adalah keresahan dan
persepsi warga sekitar yang tidak memahami tentang tujuan
kegiatan tim survei.
Desain Rencana Pembangunan TPS
Kegiatan ini meliputi penyusunan desain teknis pembangunan
TPS yang disesuaikan dengan kondisi fisik wilayah. Pekerjaan
ini merupakan pekerjaan lapangan dan studio. Luas lahan
yang akan digunakan sebagai lokasi TPS secara keseluruhan
adalah seluas 2,1 Ha. Dalam hal ini akan disunan desain
teknis, site plan, pemilihan lokasi fasilitas penyimpanan dan
jalur jalan yang digunakan.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah keresahan
masyarakat jika sekiranya hasil desain lokasi TPS tersebut
mengganggu aktivitas mereka dan keresahan pengguna jalan
sehubungan dengan letak lokasi TPS yang relatif dekat dengan
jalan raya dan permukiman.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
13
Pemasangan Batas/Pondasi/Pagar dan Papan Proyek
Setelah kegiatan tersebut di atas selesai dilakukan, maka
kegiatan selanjutnya adalah pemasangan batas kawasan
pembangunan TPS fly ash dan bottom ash. Batas-batas
tersebut berupa pemagaran dengan tembok/pondasi beton di
sekeliling lokasi. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya mengetahui jenis kegiatan dan batas kempilikan lahan,
juga dipasang papan proyek sebagai identitas kegiatan.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah keresahan
dari pemilik lahan lainnya yang ada di sekitarnya jika
pemasangan batas lahan tidak sesuai dengan batas
kepemilikan lahan lokasi TPS fly ash dan bottom ash.
2) Tahap Konstruksi
Rekruitmen Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan selama kegiatan konstruksi
membutuhkan berbagai jenis pekerjaan/keterampilan seperti
mandor, tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang cat,
mekanik, listrik, operator alat berat dan genset, serta sopir, di
samping itu akan dipekerjakan juga tenaga untuk staf
(perencana dan pengawas) dan tenaga keamanan (security).
Jumlah kebutuhan tenaga kerja pada tahap konstruksi
mencapai 125 orang dengan pendidikan minimum seperti yang
disajikan pada Tabel (4). Pada tabel tersebut, selain pendidikan
minimum juga dibutuhkan keterampilan akan pekerjaan itu
kecuali buruh kasar/helper. Distribusi tenaga kerja yang
digunakan disesuaikan dengan jenis kegiatan.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
14
Tabel 4: Rencana jumlah kebutuhan tenaga kerja konstruksi yangdibutuhkan
No Pekerja Jumlah Pend. Minimum
1 Site Manager 2 D3
2 Mandor 5 D3
3 Pengawas 3 D3
4 Juru Ukur 3 D3
5 Kepala Tukang Batu 1 SMK/SMU
6 Kepala Tukang Kayu 1 SMK/SMU
7 Kepala Tukang Besi 1 SMK/SMU
8 Kepala Tukang Pipa 1 SMK/SMU
9 Tukang Batu 10 SMP
10 Tukang Kayu 5 SMP
11 Tukang Besi 5 SMP
12 Tukang Pipa 3 SMP
13 Juru Las 4 SMK/SMU
14 Operator Alat Berat 10 SMK
15 Mekanik 10 D3
16 Elektrik 10 D3
17 Buruk Kasar/Helper 40 SD
18 Sopir 5 SD
19 Keamanan 3 SD
20 Staf Perencana 3 S1
Total 125
Tenaga kerja yang diperkerjakan akan diprioritaskan kepada
penduduk sekitar lokasi rencana pembangunan TPS dengan
persyaratan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan dan
keterampilan yang dimiliki. Rekruitmen tenaga kerja dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan
pekerjaan.
Asal tenaga kerja diutamakan sekitar lokasi kegiatan dan
tenaga kerja yang karena spesialisasi dan keahliannya akan di
datangkan dari luar lokasi kegiatan.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
15
Jumlah pekerja yang terlibat ini hanya berdasarkan estimasi
dari sudut pandang Konsultan Perencana. Pada tataran
pelaksanaan, jumlah pekerja yang dilibatkan kemungkinan
akan berubah. Waktu bekerja adalah 8 jam/hari, 6
hari/minggu.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah keresahan
masyarakat jika sekiranya rekrutmen tenaga kerja tidak atau
kurang memperhatikan masyarakat setempat. Namun
demikian, hal ini akan memberikan kesempatan kerja dan
berusaha bagi warga di sekitar dalam kurun waktu yang relatif
lama di sekitar lokasi.
Penyediaan Sarana Jalan Menuju Lokasi TPS
Berdasarkan survey lapangan dimana akses jalan menuju TPS
akan melewati 2 alternatif jalan, yaitu melewati sungai melalui
Jln. Trans Palu-Parigi dan Jln. Trans Palu-Lorong Anja. Pada
Jln. Trans Palu-Parigi meupakan jalan nasional yang
menghubungkan antar kota maupun provinsi, sedangkan Jln.
Trans Palu-Lorong Anja merupakan jalan nasional kemudian
masuk kedalam jalan desa/lorong di Kelurahan Lambara
menuju TPS. Pada umumnya arus lalulintas untuk kedua
jalan nasional tersebut didomonasi oleh mobil penumpang,
kendaraan berat dan motor. Sedangkan untuk jalan menuju
TPS melalui jalan kolektor didominasi oleh motor, hal ini bisa
dilihat pada hasil survey lalu lintas beikut ini.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
16
Tabel 5: Data eksisting jalan
LokasiLebar
perkerasan
Lebar bahu
jalanKeterangan
Jln. Trans Palu-Parigi 6,10 m 1,8 m Jalan Nasional
Jln. Trans Palu-Lorong
Anja5.25 m 1.5 m Jalan Nasional
Sumber: Hasil survey lapangan, 2017
Berdasarkan hasil survey bahwa kedua jalan tersebut
menggunakan perkerasan beraspal dan berdasarkan fungsi
jalan keduanya merupakan jalan arteri utama yang
menghubungkan wilayah Barat dan Timur Provinsi Sulteng.
Perencanaan TPS ini nantinya akan dilewati truk dengan
kapasitas angkut sekitar 4 ton dan akan melewati Jln. Trans
Palu-Parigi kemudian melewati Sungai Tawaeli tanpa
perkerasan dengan sedikit timbunan (Lampiran 4). Selain itu,
alternatif lain melewati jalan kolektor dari Jln. Trans Palu-
Lorong Anja berupa jalan timbunan kerikil sehingga dapat
berdampak polusi berupa debu dan kebisingan di daerah
pemukiman masyarakat. Sehingga alternatif kedua ini
kemungkinan besar tidak akan digunakan sehubungan dengan
adanya presepsi dan keresahan masyarakat yang menolak arus
lalulintas menuju TPS. Sehingga keputusan rute jalur yang
digunakan menuju lokasi TPS fly ash dan bottom ash melalui
Jalan Trans Sulawesi (Kebun Kopi) Jalur Palu-Parigi sepanjang
2370 m, kemudian memotong Sungai Tawaeli sepanjang
214 m, kemudian memasuki rencana rute jalan yang akan
dibuka/digunakan sepanjang 1120 m.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
17
Tabel 6: Keterangan panjang, lebar, luas lahan untuk rencana jalan
Pemilik L P Penambahan Luas (m)
Arifudin 0 14,8 9 133,2
Mardan 0 54 9 486
Sirman 0 66 9 594
Maswa 0 41,2 9 370,8
Tamsir 3,4 38 5,6 212,8
Suandi 0 64,21 9 577,89
Miral 4,1 173,8 4,9 851,62
Gasli
4,9 292,3 4,1 1198,43
0 119,11 9 1071,99
Mahyudin 0 66 9 594
Tasran 2,9 78,9 6,1 481,29
Najlir 0 32 9 288
Total 6860,02
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
18
Selain itu, persoalan lahan juga ditemui pada saat penyusunan
rencana rute jalur mobilisasi kegiatan, dimana rencana
tersebut melewati lahan-lahan milik masyarakat lainnya yang
harus dibebaskan. Lahan yang hendak dibebaskan untuk
rencana jalan dimulai dari Sungai Tawaeli hingga lokasi TPS
dengan panjang 1120 m (Lampiran 4).
Rencana pelebaran jalan yang dilakukan selebar 9 m, akan
tetapi ada beberapa yang hanya dilebarkan sekitar 5 m. Lahan-
lahan tersebut milik Pak Arifudin, Pak Mardan, Pak Sirman,
Pak Maswa, Pak Tamsir, Pak Suandi, Pak Miral, Pak Gasli, Pak
Mahyudin, Pak Tasran, dan Pak Najlir. Peta rute jalan yang
melewati lahan milik masyarakat ditunjukkan pada Lampiran
(4).
Berdasarkan hasil survey pemetaan dan perhitungan (Tabel 6)
mengenai rekomendasi penambahan jalan maka luas total
lahan yang mesti dibebaskan yaitu 6860 m2.
Prosedur pengadaan lahan dilakukan berdasarkan antara
kesepakatan masyarakat dengan PT. Pusaka Jaya Palu Power
yang disaksikan oleh Pemerintah Kelurahan Lambara dan
Kecamatan Tawaeli. Bukti kepemilikan lahan dapat dilihat
pada Lampiran (1).
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
19
Gambar 3: Salah satu gambar rencana pelebaran jalan setelah melewatiSungai Tawaeli menuju lokasi TPS
Kemungkinan dampak yang timbul dari kegiatan penyediaan
saran/pembukaan jalan yaitu keresahan masyarakat yang
lahannya masuk dalam rencana rute jalan jika ganti
rugi/pembelian lahan yang diberikan kepada pemilik lahan
tidak sesuai dengan yang diinginkannya atau tidak sesuai
dengan harga yang berlaku.
Selain itu, karena rencana rute melewati badan Sungai Taweli
sehingga dampak yang mungkin akan timbul yaitu perubahan
morfologi (bentang alam) sungai tersebut.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
20
Selanjutnya, kegiatan pembukaan jalan ini akan dilakukan
secara bertahap dimulai dengan konstruksi hingga
pemeliharaan yang akan mengoperasikan alat berat dan
sejumlah tenaga kerja. Sehingga, kemungkinan dampak yang
juga akan timbul yaitu berkurangnya vegetasi dan/atau
gangguan fauna setempat, penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan.
Mobilisasi Peralatan dan Bahan Material
Kegiatan pengangkutan peralatan/bahan dan material untuk
pembangunan TPS dan fasilitas fasilitas penunjangnya, akan
menggunakan jasa angkutan darat. Jalur yang digunakan Jln.
Trans Palu-Parigi, memotong badan Sungai Tawaeli, dan jalan
khusus yang dibuka (Rute jalur dapat dilihat pada Lampiran
4). Kendaraan yang melewati jalur tersebut tujuan Palu-Parigi,
dan ke lokasi kebun masyarakat sekitar. Pada jalur tersebut
akan dimobilisasi sejumlah peratalan yang akan digunakan
untuk pekerjaan konstruksi, seperti yang tertera dalam Tabel
(7).
Jenis-jenis peralatan yang akan digunakan didatangkan secara
khusus baik oleh pemrakrsa maupun oleh kontraktor seperti
yang tertera pada Tabel (7). Kemudian, bahan material yang
dibutuhkan untuk pembangunan TPS fly ash dan bottom ash
seperti: besi, plat baja, pipa, batu kali, batu bata, tripleks,
semen, pasir, kayu, beton mix, sirtu, tanah timbun dan
sebagainya. Adapun jenis jumlah material yang akan
dimobilisasi disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
rencana kegiatan.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
21
Tabel 7: Jenis, jumlah, dan kegunaan peralatan untuk tahap persiapan
No Jenis Peralatan Jumlah Kegunaan
1. Buldozer 2 Penggalian dan penimbunan
2. Excavator 3 Penggalian dan penimbunan
3. Stoom walls 2 Pemadatan tanah
4. Stamper 3 Pemadatan tanah
5. Dump truck 5 Pengangkutan material
6. Truk biasa 5Pengangkutan bahan dan
material
7. Truk tangki air 2Pengangkutan air dan
penyiraman
8. Truk tangki solar 2 Pengangkutan BBM solar
9. Truk tronton 1 Pengangkutan alat berat
10. Peralatan tukang kayu 10 set Pembuatan direksi keet
11 Alat ukur khusus 4 set Pengukuran
12 Peralatan tukang batu 50 setPekerjaan pondasi, pasangan
batu dan saluran
13 Peralatan tukang kayu 50 setPekerjaan kayu kuzen dan
rangka
14 Peralatan tukang besi 5 set Pekerjaan pengelasan
15 Peralatan tukang listrik 5 set Pemasangan instalasi listrik
16 Peralatan tukang pipa 5 setPemasangan instalasi
air/pelambing
17 Mobil pick up 5Pengangkutan bahan dan
material
18 Alat ukur khusus 4 set Pengukuran
19 Service crane 3 Pengangkat barang berat
20 Stager/perancah
Sesuai
kebutuha
n
Pengecoran lantai 2
21 Mesin molen beton 5 Pengaduk campuran beton
22 Vibrator 5 Pemadatan tanah
23 Alat ukur khusus 2 set Pengukuran
24 Genset listrik 2 Penerangan dan pengelasan
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
22
Semua bahan/material di datangkan baik dari dalam maupun
di luar Kota Palu, kecuali tanah timbunan. Tanah timbunan
diperoleh di sekitar lokasi dengan sistem cut and fill. Pasir dan
batu kali diperoleh dari beberapa perusahaan di sekitar lokasi
yang sudah memiliki izin usaha tambang.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah penurunan
kualitas udara berupa meningkatnya polutan debu dan gas-gas
buangan serta peningkatan kebisingan dari kendaraan alat
berat. Dampak lainnya adalah kemungkinan terjadinya
gangguan lalulintas dan kerusakan segmen jalan yang dilalui
oleh kendaraan alat berat.
Pembangunan Basecamp
Basecamp yang dibangun diperuntukkan bagi para pekerja
yang memiliki tempat tinggal relatif jauh dari lokasi proyek.
Pembangunan basecamp diharapkan mampu mengefisienkan
dan memperlancar kegiatan pembangunan TPS. Besecamp ini
juga difungsikan bagi para pekerja yang tidak langsung seperti
perencana dan pengawas serta gudang peralatan. Basecamp
berukuran 20 m x 15 m dengan bangunan semi permanen dan
dilengkapi dengan fasilitas MCK dan mushallah sedang.
Basecamp ini tidak berfungsi sebagai tempat tinggal tetap,
melainkan hanya berfungsi sebagai tempat istirahat bagi para
pekerja.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
23
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah keresahan
dari warga sekitarnya jika sekiranya para tenaga kerja yang
menempati basecamp, terutama bagi yang berasal dari luar
Kelurahan Lambara/di sekitar lokasi, membawa kebiasaannya
yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat yang
berlaku di kelurahan/di sekitar lokasi tersebut. Dampak
negatif lainnya adalah meningkatnya limbah domestik di
sekitar lokasi tersebut. Namun kemungkinan munculnya
dampak positif juga akan terjadi. Paling tidak, keberadaan
mereka yang membutuhkan kebutuhan hidup sehari-hari akan
menguntungkan kios-kios/warung yang ada di Kelurahan
Lambara/di sekitar lokasi tersebut dan hal ini bisa
menumbuhkan perekonomian lokal.
Pematangan Lahan
Kegiatan ini meliputi land clearing, perataan/penimbunan, dan
kembali. Pematangan lahan dilakukan dalam kaitan meratakan
permukaan tanah terutama pada pembangunan fasilitas TPS.
Kegiatan utama adalah land clearing dan cut and fill pada
lahan seluas 2,1 Ha. Kegiatan land clearing dilakukan pada
lokasi TPS dan fasilitas pendukung karena didominasi oleh
semak belukar dan beberapa pepohonan. Volume cutting
diprakirakan mencapai 50.400 m3 (hasil perhitungan konsultan
perencana, 2017). Kegiatan filling dilakukan setelah dinding
penahan telah dibangun untuk kemudian tanah timbunan
dihampar pada lokasi tersebut untuk kemudian dipadatkan.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
24
Prinsip pemadatan adalah tanah yang tidak padat menjadi
padat. Alat yang digunakan untuk pemadatan antara lain roller
whell atau drum whell. Alat tersebut dijalankan pada tanah
dalam beberapa lintasan. Peralatan tersebut melintas beberapa
kali hingga tanah dinyatakan padat sehingga mampu menahan
beban diatasnya.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah potensi
kecelakaan kerja, hilangnya vegetasi setempat dan gangguan
terhadap fauna, meningkatnya aliran permukaan, perubahan
bentang alam lokasi, serta rentan terhadp erosi.
Pembangunan Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 fly ash
dan bottom ash
Model Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 fly ash dan bottom
ash dibuat berdasarkan PP. 101 Tahun 2014 konsep waste
impoundment (pengurung limbah). Model ini dirancang dengan
konsep semi landfill mengggunakan lapisan alas dan penutup
geomembran. Dalam pembangunan ini digunakan sejumlah
alat berat seperti yang tertera pada Tabel (7).
Model dibuat seperti bak terbuka dengan dinding dibuat
berteras-teras. Dimensi rancangan fasilitas penyimpanan dapat
dilihat pada Lampiran (6). Fasilitas Penyimpanan tersebut
terdiri atas tiga uni, unit 1 menampung fly ash dan bottom ash
35.024 m3, unit 2 menampung fly ash dan bottom ash 35.024
m3, dan unit 3 menampung fly ash dan bottom ash 20.840 m3.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
25
Kemudian, geomembran yang digunakan diperuntukkan
sebagai bahan tahan air, tekanan alat berat, tahan terhadap
korosi, minyak, asam dan panas tinggi. Sehingga alas dari
geomembran akan dapat menahan infiltrasi jika terdapat
kebocoran dari lapisan penutup (akan dibuat pada tahap
operasi).
Geomembran yang akan digunakan tipe HDPE (high density
polyethlene) dengan ukuran ketebalan 1,5-2 mm. Lebar
standar geomembran adalah 7 m. Sedangkan panjangnya
menyesuaikan dengan ketebalan geomembran itu sendiri.
Sebagai contoh misalnya geomembran tebal 1.5 mm, maka
ukuran dalam rollnya adalah 7m x 184m.
Ukuran tersebut tidak memenuhi dimensi fasilitas
penyimpanan (Lampiran 6), sehingga untuk memenuhi ukuran
luasan fasilitas penyimpanan fly ash dan bottom ash, segmen-
segmen geomembran tersebut kemudian disambung.
Prinsip dasar penyambungan geomembran HDPE adalah
pemanasan dan cooling time (by melting or softening) dari 2
bagian yang disambung dengan diberikan tekanan agar kedua
bagian tersebut menyatu/bersenyawa. Kadangkala
peyambungan geomembran diperlukan penambahan HDPE rod
agar benar-benar menyatu.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
26
Kemudian, drainase ditempatkan pada sisi-sisi fasilitas
penyimpanan dengan lebar 1-1,5 m dan panjang saluran 80 m.
Drainase yang dirancang model saluran terbuka, yaitu saluran
yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang akan
mengatur/mengendalikan aliran dari alas tutupan fly ash.
Gambar 4: Tahapan pembuatan fasilitas penyimpanan fly ash dan bottomash waste impoundment (urutan dari atas ke bawah)
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah potensi
terjadinya kecelakaan kerja, penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan dari kegiatan oeprasional alat berat,
serta rentan terjadi longsor lokal dan kecil jika tebing waste
impoundment tidak segara menempatkan fly ash dan bottom
ash sebagai penyangga tebing.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
27
Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Penunjang
Pengadaan Sumber Air
Pengadaan air bersih untuk mendukung proses
pembangunan/pengelolaan TPS fly ash dan bottom ash
bersumber dari PDAM Palu melalui jaringan pipa dan air
tanah (sumur bor) yang ditarik dengan mesin. Peruntukkan
penggunaan air untuk kegiatan operasional di lokasi TPS
digunakan untuk air minum, MCK, penyiraman tanaman,
dan pencucian mobil pengangkut Limbah B3 fly ash dan
bottom ash.
Hirarki kebutuhan minimal air; diasumsikan anggota
karyawan berjumlah yaitu 30 orang. Kemudian, kebutuhan
paling utama ialah jangka pendek air minum diperkirakan
4 liter/org/hari, untuk wudhu 30 liter/org/hari, MCK 70
liter/org/hari.
Untuk menghitung total kebutuhan air yang dibutuhkan
menggunakan persamaan: Jumlah air yang dibutuhkan =
jumlah pemakai x kebutuhan air. Hasil perhitungan
estimasi/perkiraan jumlah kebutuhan air bersih dapat
dilihat pada Tabel (3).
Tabel 3: Estimasi kebutuhan air bersih perorangan
Jumlah
Pemakai
Jumlah Pemakaian Air Bersih
Air minum
(4 ltr/org/hr)
Wudhu
(30 ltr/org/hr)
MCK
(70 ltr/org/hr)
Total
(ltr/hr)
30 orang 120 900 2.100 3.120
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
28
Kemudian, wadah yang digunakan untuk penyiraman
tanaman yaitu ember dengan ukuran tinggi 50 cm dan jari-
jari 10 cm, memiliki kapasitas tampungan 15 liter. Rata-
rata penggunaan air untuk penyiraman tanaman
digunakan 10 ember, jadi total air yang dibutuhkan 150
liter/hari. Kemudian, rata-rata penggunaan air yang
digunakan untuk pencucian 1 mobil dapat mencapai 300
liter, dengan rencana mobil drump truk 4 mobil, maka
total air yang dibutuhkan untuk cuci mobil 1.200
liter/hari.
Jadi, berdasarkan hasil estimasi total keseluruhan
kebutuhan air 3.120 + 150 + 1.200 = 4.470 liter/hari.
Semua asumsi dari hasil pemakaian air bersih terkecuali
untuk air minum akan menjadi limbah domestik/cair. Jadi
, untuk menghitung banyak jumlah limbah domestik/cair
yang dihasilkan = kebutuhan air total kebutuhan air
minum, dalam hal ini menggunakan data pada Tabel 3.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah
keresahan masyarakat karena merasa beban sumber air
semakin besar yang dapat menyebabkan penurunan debit
air PDAM yang diperuntukan bagi masyarakat, serta
kemungkinan terganggunya sumur bor lainnya yang ada di
sekitar lokasi.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
29
Pengadaan Sumber dan Jaringan Listrik
Pengadaan jaringan energi listrik bersumber dari PLN.
Untuk mengantisipasi energi listrik dari PLN yang terbatas
dan sering terganggu maka pihak pengelola juga berusaha
sendiri dengan mengadakan mesin genset sebagai sumber
listrik alternatif dan/atau langsung memasang instalasi
langsung dari PLTU selama kegiatan pembangunan dan
operasional TPS fly ash dan bottom ash.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah potensi
kecalakaan kerja, peningkatan kebisingan dan keresahan
masyarakat sekitar. Keresahan ini terutama timbul karena
adanya tambahan beban bagi PLN yang bisa mengganggu
kesinambungan suplai energi listrik dari PLN, yang akan
merugikan masyarakat sekitar.
Jalan Khusus dan Drainase
Sarana jalan khusus yang dibangun dalam lokasi TPS
digunakan sebagai penghubung kendaraan yang
berkepentingan, terkait dengan kegiatan
pengelolaan/pengoperasian TPS.
Rancangan jalan ini ditunjukkan pada Lampiran (6), yang
didesain agar mengakses selurah area yang ada di dalam
lokasi TPS. Rancangan desain jalan memiliki panjang 6
meter yang dilewati oleh truk dan alat berat, serta drainase
jalan dengan lebar 1 m untuk mengsalurkan aliran
permukaan. Detail drainase dapat dilihat pada Lampiran
(6).
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
30
Kegunaan dari pembuatan jariangan drainase di dalam
lokasi TPS sebagai pengendali air permukaan,
mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan
yang ada, mengendalikan air hujan yang berlebihan
sehinga tidak terjadi bencana banjir. Desain saluran
drainase akan dibuat dengan cermat sehingga mampu
menampung debit puncak dengan kala ulang 25 tahunan.
Tabel (4): Hasil perhitungan curah hujan durasi untuk setiap periode ulang
Durasi Periode ulang (tahun)
(menit) 2 5 10 25
5 271,42 371,15 437,18 520,61
10 170,99 233,81 275,41 327,96
15 130,49 178,43 210,17 250,28
20 107,71 147,29 173,50 206,60
45 62,73 85,78 101,04 120,32
60 51,78 70,81 83,41 99,32
120 32,62 44,61 52,54 62,57
180 24,90 34,04 40,10 47,75
240 20,55 28,10 33,10 39,42
300 17,71 24,22 28,53 33,97
Sumber: Laporan studi kelayakan, 2017
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah potensi
kecalakaan kerja, peningkatan kebisingan dan debu
semasa konstruksi, namun kegiatan transportasi dan aliran
air permukaan akan lancar dan teratur.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
31
Kantor
Pembangunan unit kantor di lokasi TPS bertujuan untuk
mengurus pekerjaan pengaturan administrasi, informasi,
dan manajamen, serta pengarsipan mengenai log book
Limbah B3 fly ash dan bottom ash. Kantor ini juga
dilengkapi dengan unit perlengkapan tanggap darurat
kebakaran dan K3, selain terdapat ruang tamu, ruang kerja
karyawan dan kamar mandi/WC.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah potensi
kecalakaan kerja, peningkatan kebisingan dan debu
semasa konstruksi, dan timbulnya limbah padat/cair dari
aktivitas di kantor, namun dengan adanya kantor maka
urusan yang terkait dengan administrasi dan manajemen
dapat dilaksanakan.
Gudang/Parkir Alat Berat dan Tempat Pencucian Mobil
Pembangunan gudang/parkir alat berat berfungsi untuk
tempat penyimpanan perlengkapan dan perawatan atau
parkir alat berat, agar alat berat yang telah beroperasi
memiliki tempat parkir yang tidak mengganggu transportasi
dalam lingkungan TPS. Selain alat berat yang parkir,
kendaraan truk juga dapat menempati tempat tersebut.
Dimensi gudang/parkir alat berat tersebut yaitu 20 m x 12
m, desainnya dapat dilihat pada Lampiran (6).
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
32
Kemudian tempat pencucian mobil kendaraan operasional
TPS, berfungsi untuk mencuci/membersihkan abu terbang
(fly ash) yang masih terdapat di kendaraan pengangkut
sebelum keluar area TPS agar tidak mencemari udara dan
kesehatan masyarakat. Konsep tempat pencucian yang
digunakan dengan menyambungkan selang-selang air
hingga sampai ke tempat mobil yang hendak dicuci.
Selanjutnya air yang merupakan sisa hasil pencucian
langsung disalurkan melalui drainase.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah
peningkatan kebisingan dan debu semasa konstruksi, serta
terganggunya kuantitas sumber air. namun dapat
meminimalkan potensi pencemaran udara dan kesehatan
masyarakat secara tidak langsung.
Lahan Parkir, RTH, dan Taman
Lahan parkir didesain dengan dimensi 30 m x 12 m untuk
kendaraan karyawan dan tamu seperti sepeda motor dan
mobil. Tujuan penyediaan lahan parkir yaitu untuk menata
kendaraan yang ditempatkan pada satu titik.
Sedangkan RTH dan taman dibuat memanjang/jalur
dan/atau mengelompok mengelilingi lahan TPS, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
33
Jalur hijau (green belt) ini juga berfungsi sebagai filter agar
abu/debu dari kegiatan operasional tidak terbang secara
langsung/menghalangi keluar dan/atau berdampak kepada
lingkungan sekitar.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah
peningkatan kebisingan dan debu semasa konstruksi, serta
terganggunya kuantitas sumber air. namun dapat
meminimalkan potensi pencemaran udara dan kesehatan
masyarakat secara tidak langsung.
Bak Sampah (Limbah Padat)
Sebagai tempat penampungan sampah domestik (limbah
padat non Limbah B3) baik organik maupun non organik.
Setiap berkala dilakukan pembakaran langsung terhadap
sampah yang telah tertumpuk dalam bak.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah
timbulnya gangguan penyakit yang dibawa oleh lalat-lalat
yang hinggap di bak sampah jika sampah tertumpuk, dan
tidak langsung dibakar. Dampak turunannya adalah
gangguan kesehatan dan keresahan dari masyarakat
sekitar.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
34
3) Tahap Operasi
Demobilisasi Peralatan dan Bahan Material
Dengan berakhirnya kegiatan pembangunan/konstruksiTPS fly
ash dan bottom ass beserta berbagai fasilitas pendukungnya,
maka sebagian peralatan yang tercantum dalam Tabel (7) di
atas dimobolisasi lagi keluar dari lokasi, mengikuti rute jalan
semula.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah penurunan
kualitas udara berupa meningkatnya polutan debu dan gas-gas
buangan serta peningkatan kebisingan dari kendaraan alat
berat. Dampak lainnya adalah kemungkinan terjadinya
gangguan lalulintas dan kerusakan segmen jalan yang dilalui
oleh kendaraan alat berat.
Pengoperasian dan Pemeliharaan TPS Fly Ash dan Bottom
Ash
Seperti yang telah dijelaskan pada Gambar (2), setelah fly ash
dan bottom ash diangkut dari PLTU, Limbah B3 tersebut
kemudian di disimpan pada fasilitas penyimpanan model waste
impoundment. Mula-mula dibuat suatu cekungan/bak terbuka
yang tanahnya dilapisi oleh geomembran, kemudian
menuangkan/menyimpan fly ash dan botom ash ke dalamnya,
hingga tertumpuk (tinggi maskisum 6 m). Untuk mengatasi
dampak dari angin dan air hujan, Limbah B3 tersebut
kemudian dilapisi kembali dengan geombran yang disambung
hingga ke tepi drainase, sehingga air akan mengalir pada
saluran tersebut sehingga tidak terjadi proses pelindian dan
abu tersebut tidak terbang tertiup angin.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
35
Jadi, konsep ini seakan-akan mengurung Limbah B3 (waste
impoundment) yang menggunakan sistem proteksi berlapis
terhadap pencemaran lingkungan akibat interaksi angin dan
hujan. Lapisan 1 yaitu lapisan penutup geomembran berfungsi
menahan hujan dan tiupan angin, lapisan 2 yaitu lapisan
geomembran untuk menahan air jika sewaktur-waktu terjadi
rembesan, lapisan 3 yaitu tanah setempat yang telah
dipadatkan yang memenuhi nilai kriteria kepadatan tertentu.
Dalam proses pengoperasian digunakan sejumlah alat berat,
tenaga lapangan, dan kendaraan pengangkut. Kendaraan
pengangkut berupa drump truk yang memiliki kapasitas 4 ton
yang akan membawa Limbah B3 dari PLTU menuju lokasi TPS.
Berdasarkan rata-rata laju produksi fly ash dan bottom ash
yaitu ukuran 20 truk yang akan masuk ke TPS dalam sehari.
Setelah limbah yang telah ditempatkan di TPS, kemudian
diatur/dipadatkan pada lapisan atas geomembran agar padat
dan mengisi ruang (space) yang kosong dalam waste
impoundment hingga dapat menyangga tebing dan tertumpuk
untuk menghindari longsor lokal/kecil akibat getaran yang
ditimbulkan oleh kendaraan operasional.
Sementara itu, kegiatan pemeliharaan TPS bertujuan untuk
memantau dan menjaga agar fasilitas penyimpanan tetap
berada pada kondisi sistem yang direncanakan. Hal ini
dilakukan secara rutin dan berkala untuk mengcek kondisi
lapisan geomembran, kondisi tebing, kondisi drainase agar
limbah tetap sediakala terkurung.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
36
Gambar 5: Tahapan penempatan/penyimpanan fly ash dan bottom ashpadd waste impoundment (urutan dari atas ke bawah)
Kemungkinan dampak yang akan timbul dari kegiatan ini
yaitu potensi kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan
pekerja dari kegiatan pengelolaan abu terbang, kerusakan
segmen jalan dan gangguan lalu lintas, penurunan kualitas
udara dan peningkatan kebisingan selama kegiatan
operasional. Selain itu, jika terdapat kesalahan teknis yang
tidak teliti untuk merekatkan geomembaran sesuai rancangan,
maka akan terdapat lapisan yang bocor. Sebagai contoh jika
lapisan penutup bocor maka, air hujan merembes dan akan
berakumulasi dengan fly ash dan bottom ash hal ini akan
merentankan lapisan alas di bawahnya, serta angin pun akan
mudah menerbangkan Limbah B3 tersebut.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
37
Pemanfaatan dan Penimbunan Akhir Limbah B3 Fly Ash
dan Bottom Ash dari TPS
Menurut PP. 101 Tahun 2014, Pemanfaatan Limbah B3
adalah kegiatan penggunaan kembali, daur ulang, dan/atau
perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah Limbah
B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi
bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang
aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
Kemudian, Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan
menempatkan Limbah B3 pada fasilitas penimbunan dengan
maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan hidup.
Berdasarkan PP. 101 Tahun 2014 Pasal 26 huruf (d) Kewajiban
pemegang Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Penyimpanan Limbah B3 wajib melakukan Pemanfaatan
Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan
Limbah B3 yang dilakukan sendiri atau menyerahkan kepada
Pengumpul Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah
Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3.
Kemudian, Dalam PP. 101 Tahun 2014 Pasal 28 huruf (b) ayat
4 waktu lama penyimpanan Limbah B3 kategori 2 dari sumber
spesifik khusus selama 365 hari sejak Limbah B3 dihasilkan.
Berdasarkan peraturan tersebut dengan kegiatan yang terkait
penyimpanan fly ash dan bottom ash, maka PT. Pusaka Jaya
Palu Power akan melakukan kegiatan pemanfaatan dan
penimbunan terhadap Limbah B3 tersebut.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
38
Kegiatan pemanfaatan dilakukan di areal PLTU, dimana fly
ash/bottom ash diangkut dari TPS menuju ke lokasi
pemanfaatan melalui rute semula. Fly ash/bottom ash yang
layak digunakan melalui suatu pengujian tertentu, dikonversi
menjadi suatu bahan yang bernilai ekonomis dan ramah
lingkungan. Selain itu, fly ash/bottom ash yang tidak layak
untuk dimanfaatkan, akan dibawa ke lokasi penimbusan akhir
(sistem landfill) dimana Limbah B3 tersebut akan diisolasi
selamanya di dalam tanah melalui proses penimbunan dan
rekayasa teknologi perlindungan terhadap media lingkungan
hidup. Kedua kegiatan ini melalui pengurusan izin secara
tersendiri.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah potensi
kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja dari
pekerjaan pengelolaan abu terbang, penurunan kualitas udara
dan peningkatan kebisingan dari kendaraan pengangkut yang
membawa fly ash dan bottom ash ke lokasi pemanfaatan
dan/atau penimbusan akhir.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
39
4) Tahap Pasca Operasi
Penutupan TPS Fly Ash dan Bottom Ash
Berdasrkan PP. 101 Tahun 2014 Pasal 21 ayat 1 Izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan hanya
berlaku untuk 5 tahun.
Setelah waktu tunggu/kegiatan lain yang dilakukan oleh PT.
Pusaka Jaya Palu Power yaitu pembangunan fasilitas
pemanfaatan dan/atau penimbusan akhir telah selesai dan
dapat dioperasionalkan, maka fasilitas TPS fly ash dan bottom
ash dalam kurun waktu 5 tahun ini akan segera ditutup.
Namun jika terdapat kendala, maka izin tersebut akan
diperpanjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Lahan TPS yang hendak ditutup merupakan aset milik PT.
Pusaka Jaya Palu Power. Konsep penutupan mengikuti PP. 101
Tahun 2014 Pasal 30 ayat 1 dan 2, yaitu pemrakarsa wajib
melakukan pemulihan fungsi lingkungan. Tentunya setelah fly
ash dan bottom ash dipindahkan untuk dimanfaatkan atau
ditimbun, maka lokasi tersebut akan menyisakan bentang
alam dengan model bak terbuka. Sehingga bentang alam
tersebut harus direklamasi dan direhabilitasi kembali dengan
tutupan urugan (timbunan) hingga TPS tertutup dan ditanami
oleh pepohonan atau tanaman hias lainnya untuk menahan
laju aliran.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara(TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di Kelurahan Lambara Kecamatan TawaeliKota Palu
40
Setelah pemulihan fungsi lingkungan selesai dikerjakan,
kedepan lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan lainnya sesuai dengan rencana jangka panjang
dari PT. Pusaka Jaya Palu Power untuk pemanfaatan lahan ex-
TPS fly ash dan bottom ash.
Kemungkinan dampak yang akan timbul adalah penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan, akibat kendaraan
alat berat yang diopreasionalkan selama kegiatan pemulihan
fungsi lingkungan untuk penutupan TPS.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
41
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Matriks UKL-UPL Rencana Pembangunan/Pengelolaan TPS fly ash dan bottom ash
NoSumberDampak
JenisDampak
BesaranDampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup InstitusiPengelola/Pemantau
Ket.Bentuk UKL Lokasi UKL Periode UKL Bentuk UPL Lokasi UPL Periode UPL
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)Tahap Prakonstruksi1 Sosialisasi
rencanapembangunan/pengelolaan TPS fyash danbottom ash
Keresahanmasyarakat
Masyarakat disekitarlokasi
Melakukan sosialisasikepada masyarakatsebelum rencanakegiatan dilakukan.
Di sekitarlokasiproyek
KelurahanLambara
Selamakegiatansosialisasi
Memantaubanyaknya/jumlahpenduduk yangmengeluh danmengidentifikasi jeniskeluhan yang timbuldengan adanya rencanapembangunan TPS flyash dan bottom ash.
Di sekitarlokasiproyek
KelurahanLambara
Diakhirkegiatansosialisasi
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
Pengawas:
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
2 Pembebasan/Pengadaan Lahan
Keresahanmasyarakat
Masyarakat disekitarlokasi
Memberikan informasiyang jelas kepadamasyarakat, terutamayang berbatasanlangsung dengan
Di sekitarlokasiproyek
Kelurahan
Selamakegiatanpembebasan/pengadaan lahan
Memantau keresahanmasyarakat tentangharga dan batas/luasanlahan yang terkaitdengan kepemilikan dan
Di sekitarlokasiproyek
Kelurahan
Diakhirkegiatanpembebasan/pengadaan lahan
Pengelola:
Pemrakarsa
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
42
lokasi rencanakegiatan, sertamanfaat yang dapatdiperoleh masyarakatsekitar proyek, melaluipendekatan yangintensif.
Penentuan batasdilakukan secaramusyawarah denganmasyarakat sekitardan diberi patokpermanen, berkaitandengan penentuanposisi tapak proyek.
Melakukan sosialisasipengukuran daninteventarisasi pemiliktanah lokasi TPS flyash dan bottom ash,dan mencapaikesepakatanpengadaan tanahnyadenganmemperhatikan hargakompensasi tanahyang disepakatiantara kedua belahpihak PT. PJPP danmasyarkat.
Hasil kesepakatandituangkan dalambentuk berita acarayang ditandatanganioleh yangberkepentingan.
Melakukan koordinasidengan instansiterkait.
Lambara pembebasan lahan, Lambara Pemantau:
Pemrakarsa
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Pengawas:
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Dinas LH
Kota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
43
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)3 Survey dan
pengukuran
Keresahanmasyarakat
Presepsimasyarakat
Masyarakat disekitarlokasi
Memberikan informasiyang jelas kepadapenduduk setempattentang tujuanpelaksanaan survey danpengukuran. Pemberianinformasi dapatdilakukan di tempatumum atau denganmendatangi satu persaturumah penduduk,khususnya masyarakatyang berbatasanlangsung denganrencana lokasipembangunan/pengelolaan TPS fly ash danbottom ash
Di sekitarlokasiproyek
Selamakegiatansurvey danpengukuran
Memantaubanyaknya/jumlahpenduduk yangmengeluh danmengidentifikasi jeniskeluhan yang timbuldengan adanya rencanapembangunan TPS flyash dan bottom ash.
Memantau persepsimasyarakat terhadapkeberadaan kegiatanpembangunan TPS flyash dan bottom ash.
Di sekitarlokasiproyek
Diakhirkegiatansurvey danpengukuran
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Pengawas:
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Dinas LH
Kota Palu
4 Desainrencanapembangunan TPS flyash danbottom ash
Keresahanmasyarakat
Masyarakat disekitarlokasi
Melakukan konsolidasidan negosiasi tentangdesain rencanakegiatan yang tidakmenyalahi PeraturanDaerah Kota Palu.
Mengikuti aturan tataruang Kora Palusebagai dasar desainrencana kegiatan.
Mensosialisasikankepada masyarakat
Di sekitarlokasiproyek
Selamakegiatandesain
Memantau saran danpendapat masyarakattentang desain TPS flyash dan bottom ash.
Di sekitarlokasiproyek
Diakhirkegiatandesain
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas Tata
Ruang dan
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
44
tentang desain rencanatersebut danmenginformasikankepada masyarakatmengenai rencanabentuk pengelolaanTPS fly ash dan bottomash.
Pertanahan
Kota Palu
Pengawas:
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Dinas LH
Kota Palu
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)5 Pemasanga
nbatas/pondasi/pagar
Keresahanmasyakarat
Masyarakat disekitarlokasi
Menentukan denganjelas batas-batas lahanmilik masyarakat.
Melibatkan masyarakatdan secara bersama-sama dengan merekadalam memasangpatok-patok batas lokasiproyek.
Di sekitarlokasiproyek
Selamakegiatanpemagaran/batas
Memantaubanyaknya/jumlahpenduduk yangmengeluh danmengidentifikasi jeniskeluhan yang timbul
Memantau persepsimasyarakat terhadappemasangan bataslokasi pembangunanTPS fly ash dan bottomash.
Di sekitarlokasiproyek
KelurahanLambara
Diakhirkegiatanpemagaran/batas
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Masyarakat
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Pengawas:
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Dinas LH
Kota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
45
Tahap Konstruksi(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)6 Rekruitmen
tenagakerja
Keresahanmasyarakat
Masyarakat disekitarlokasi
Rekrutmen tenaga kerjaharus dilakukan secaraproporsional denganprioritas utamamasyarakat di sekitarlokasi.
Memberi pengarahankepada tenaga kerjapendatang hendaknyaberadaptasi danberinteraksi denganmasyarakat setempat.
KelurahanLambara
Selamakegiatanrekruitmentenaga kerja
Memantau jumlahpenduduk setempatyang diterima sebagaitenaga kerja
Memantau jumlah/jenisusaha sektor informalyang muncul akibatpenerimaan tenagakerja
Memantau tingkatpendapatan penduduksetempat
Memantauperkembangankamtibmas selama dansetelah kegiatanpembangunan TPS flyash dan bottom ashberlangsung
KelurahanLambara
Diakhirkegiatanrekruitmentenaga kerja
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Dinas
Tenaga Kerja
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
Pengawas:
Dinas
Tenaga Kerja
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
7 Penyediaansaranajalanmenujulokasi TPS
Keresahanmasyarakat
Perubahanmorfologisungai
Berkurangnyavegetasidangangguanfauna
Penurunan
Masyarakat disekitarlokasi
Buangan gas,debu,danbisingyangdihasilkan darikendaraanoperasional
Sepanjang jalan
Penentuan batasperuntukkan jalandilakukan secaramusyawarah denganmasyarakat sekitardan diberi patokpermanen.
Melakukan sosialisasipengukuran daninteventarisasi pemiliktanah untukperuntukan jalan, danmencapaikesepakatanpengadaan tanahnyadenganmemperhatikan hargakompensasi tanah
Rencana
rute jalur
Kelurahan
Lambara
Selamakegiataanpenyediaan/pembuatanjalan
Memantau jumlah danjenis keluhan darimasyarakat terkaitkegiatan pembukaanjalan
Memantau jumlah/jenisusaha sektor informalyang muncul akibatadanya saran jalanyang dibuka
Memantau kondisi fisikSungai Tawaeli dengancara pengukuran debitdan pengamatanmorfologi sungai
Memantau jumlah danjenis flora-fauna yangterganggu/hilang yang
Rencana
rute jalur
Kelurahan
Lambara
Diakhirkegiataanpenyediaan/pembuatanjalan
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Masyarakat
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Dinas
perhubungan
Pengawas:
Lurah
Lambara
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
46
kualitasudara
Peningkatankebisingan
yangdilalui,disekitarlokasi
Jumlahdanjenisflora-faunayang disekitar
yang disepakatiantara kedua belahpihak PT. PJPP danmasyarkat.
Melakukan koordinasidengan instansiterkait dan lembagayang ada diKelurahan Lambara.
Memasang rambu-rambu lalu lintas ataupapan pemberitahuanyang adahubungannya dengankegiatan tersebut,seperti: hati-hatikendaraan proyekkeluar-masuk,kurangi kecepatan(kecepatan max. 40km/jam).
Melakukan rekayasatimbunan di SungaiTawaeli hingga polaarus dan debit sungaitetap sediakala
Menutup materialangkutan di mobil trukdengan terpal
Menyiram tapakpembukaan jalansecara berkala
Memasang prasaranajalan dan menanampohon kembali disekitar pinggir jalan
Melakukan pekerjaandiluar jam sibuk danpadat lalu lintas,sehingga tidak
memiliki nilaipenting Memantau kadar debu
dan gas-gas oksidakarbon, oksida nitrogendan oksida sulfur diudara.
Memantau kondisi jalandan jumlah kecelakanyang terjadi akibatadanya kendaraanpembangunan TPS flyash dan bottom ash.
Memantau tingkatkebisingan yang timbuldiakibatkan olehkendaraan proyek.
Masyarakat
Dinas
perhubungan
Dinas Tata
Ruang dan
Pertanahan
Kota Palu
Dinas LH
Kota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
47
mengganggu jamistirahat dan aktivitasmasyarakat
Melakukanpengecekankelayakan operasiperalatan dankendaraanpengangkut.
Tidak membunyikankelakson secaraberlebihan
Pelaksana konstruksidiwajibkanmenggunakan alat-alat berat ataukendaraanpengangkut materialdan peralatankonstruksi yang telahlulus uji emisi.
Pelaksana konstruksidiharuskanmelakukanpenyiraman padabagian areal kerjayang berdebu(khususnya padajalan ekisting yangmelintasipermukiman).
Melaksanakan danmembuat papanpengumumanlarangan menebangpohon/tanaman yangmemiliki nilai pentingdan berburu hewanspesies tertentu diwilayah kerja proyek.
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
48
Melaksanakan danmembuatpenyuluhan/pengumuman pada pekerja danmasyarakat tentanglaranganmengganggu satwaliar. Penyuluhandilakukan terhadapmasyarakat yangtinggal di sekitarlokasi proyek. Materiyang disampaikanterutama adalahinformasi tentangjenis-jenis satwa liaryang dilindungi danharus tetap terjagakelestarian dankeberadaannya.
Melakukan revegetasiberupa tanamanpelindung danbeberapa tanamanhias
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)8 Mobilisasi
peralatandan bahanmaterial
Penurunankualitasudara
Peningkatankebisingan
Gangguanlalulintas
Kerusakan
Buangan gas,debu,danbisingyangdihasilkan darikendaraanoperasional
Sepanjang jalan
Menggunakan jalan diluar waktu-waktukesibukan (pergi-pulangkantor, pasar dansekolah).
Memasang rambu-rambu lalu lintas ataupapan pemberitahuanyang ada hubungannyadengan kegiatantersebut, seperti: hati-hati kendaraan proyekkeluar-masuk, kurangikecepatan (kecepatan
Di sekitarlokasiproyek
KelurahanLambara
Selamakegiatanmobilisasiperalatandan bahanmaterial
Memantau kadar debudan gas-gas oksidakarbon, oksida nitrogendan oksida sulfur diudara.
Memantau kondisi jalandan jumlah kecelakanyang terjadi akibatadanya kendaraanpembangunan TPS flyash dan bottom ash.
Memantau tingkatkebisingan yang timbuldiakibatkan oleh
Di sekitarlokasiproyek
Diakhirkegiatanmobilisasiperalatandan bahanmaterial
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Dinas
Perhubungan
Polantas
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
49
segmenjalan
yangdilalui,disekitarlokasi
max. 40 km/jam). Menutup material
angkutan di mobil trukdengan terpal
Menyiram jalan lokasl (2kali sehari) yang dilaluioleh kendaraanpengangkut.
Menggunakankendaraan operasionalyang memenuhi standarkualitas emisi.
Melakukanpemeliharaan jalansecara berkala
kendaraan proyek. Pengawas:
Dinas
Perhubungan
Polantas
Dinas LH
Kota Palu
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)9 Pembangu
nanbasecamp
Keresahanmasyarakat
Gangguanestetika
Masyarakat disekitarlokasi
Sejumlahlimbahpadatdan cairdankegiatanpekerjadibasecamp
Membangun basecampdalam kawasan, .kalaupun dekat denganpermukiman, harussepengetahuanmasyarakat setempat
Pembuatanprasarana/saranapengolahan limbahpadat dan cairsementara
Di sekitarlokasiproyek
Selamakegaitanpembangunanbasecamp
Memantau saran dankeinginan masyarakattentang kegiatan dalambasecamp.
Di sekitarlokasiproyek
Diakhirkegiatanpemabngunanbasecamp
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Masyarakat
Pengawas:
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
50
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)10 Pematanga
n Lahan Penuru
nankualitasudara
Peningkatankebisingan
Hilangnyavegetasidangangguanfauna
Kecelakaankerja
Meningkatnyaaliranpermukaan
Perubahanbentangalamdanerosi
Masyarakat disekitarlokasi
Naiknyabesarandebudankonsentrasipartikulat dankebisingan dariprosespekerjaankonstruksi
Sejumlahpekerjadi lokasi
Jumlahdanjenisflora-faunayang disekitar
Perubahanrelieftopografi
Membangun batasproyek dengan pagarseng setinggi 2,5 m,untuk menghalangiabu/tanah lepas dipermukaan darikegiatan cut and fill,menuju ke luar lokasiproyek
Menyiapkan topi/helm,sepatu, kaos tangan,masker dan fasilitasPPPK (pertolonganpertama padakecelakaan) bagi parapekerja
Menutup bak kendaraanketika mengangkutbahan material
Melakukan penyiramanrutin terjadap timbunanyang mengalamikekeringan
Melakukan pengecekankelayakan operasiperalatan dankendaraan pengangkut,
Tidak membunyikankelakson secaraberlebihan
Pelaksana konstruksidiwajibkanmenggunakan alat-alatberat atau kendaraanpengangkut materialdan peralatankonstruksi yang telahlulus uji emisi.
Di sekitarlokasiproyek
Selamakegiatanpematanganlahan
Memantau kadar debudan gas-gas oksidakarbon, oksida nitrogendan oksida sulfur diudara.
Memantau tingkatkebisingan yang timbuldiakibatkan olehkendaraan proyek.
Memantau jumlahkeluhan masyarakattentang pelaksanaankegiatan pematanganlahan
Memantau jumlah danjenis flora-fauna yangterganggu/hilang yangmemiliki nilaipenting
Memantau perubahanrelief elevasi yangrentan mengalami erosi
Memantau jumlahpekerja danmasyarakat yangmenderitasakit/kecelakaan
Di sekitarlokasiproyek
Diakhirkegiatanpematanganlahan
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Masyarakat
Dinas
Tenaga Kerja
Dinas LH
Pengawas:
Lurah
Lambara
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
51
Membuka lahan sesuaidengan tatabatas/rencana yangditetapkan.
Melaksanakan danmembuat papanpengumuman laranganmenebangpohon/tanaman yangmemiliki nilai pentingdan berburu hewanspesies tertentu dilokasi pematanganlahan wilayah kerjaproyek.
Melaksanakan danmembuatpenyuluhan/pengumuman pada pekerja danmasyarakat tentanglarangan mengganggusatwa liar. Penyuluhandilakukan terhadapmasyarakat yang tinggaldi sekitar lokasi proyek.Materi yangdisampaikan terutamaadalah informasitentang jenis-jenissatwa liar yangdilindungi dan harustetap terjaga kelestariandan keberadaannya.
Melakukan revegetasiberupa tanamanpelindung danbeberapa tanaman hias
Selain dari revegetasijuga akan dibangunparit calon drainase
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
52
untuk mengatur aliranpermukaan danmenekan laju erosi, jikaterjadi hujan lebat
Mempertahankanhabitat satwa liardiantaranya denganmeminimalkanpembukaan lahan,terbatas pada lokasiyang digunakan untukpembangunan pabrikdan fasilitaspenunjangnya.
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)11 Pembangu
nanfasilitaspeyimpanan LimbahB3 fly ashdan bottomash
Penurunankualitasudara
Peningkatankebisingan
Kecelakaankerja
Rentanlongsorlokal/kecil
Naiknyabesarandebudankonsentrasipartikulat dankebisingan dariprosespekerjaankonstruksi
Sejumlahpekerjadi lokasi
Dindingfasilitaspenyimpananfly ashdan
Menyiapkan topi/helm,sepatu, kaus tangan,sumbat telinga (earplug), masker danfasilitas PPPK bagipara pekerja.
Secara berkalamenyirami sekitarlokasi yang berpotensimenimbulkan debu(sedikitnya 2 x sehari).
Menanam pepohonan(sebaiknya yangbernilai keindahan) disekililing lokasi yangdapat berfungsisebagai pohonpelindung sertapenyaring debu danperedam kebisingan.
Membangun pagarbeton/batako setinggi 3,5 m di sekililing lokasiyang dapat berfungsiuntuk menahan debu
Di sekitarlokasiproyek
Selamatahappembangunan fasilitaspeyimpananLimbah B3fly ash danbottom ash
Memantau tingkatpenurunan kualitasudara terutama kadardebu dan partikulat lain.
Memantau intensitastingkat kebisinganselama kegiatanpembanunan fasilitaspenyimpananberlangsung
Memantau keluhanmasyarakat sekitar
Memantau kestabilantanah/dinding fasilitaspenyimpanan fly ashdan bottom ash
Memantau jumlahpekerja danmasyarakat yangmenderitasakit/kecelakaan
Memantau kondisifasilitas penyimpananyang harus sesauidengan PP. 101 Tahun
Di sekitarlokasiproyek
Diakhirkegiatanpembangunan fasilitaspeyimpananLimbah B3fly ash danbottom ash
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Dinas
Tenaga Kerja
Masyarakat
Pengawas:
Dinas
Tenaga Kerja
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
53
bottomash
permukaan untuk tidakkeluar lokasi dansebagai barrierkebisingan.
Kekuatan bangunanharusmempertimbangkanfaktor kegempaanwilayah ini. Gempaterbesar yg pernahterjadi di sekitar wilayahini 7,6 SR.
Dilarang parkirkendaraan alat beratdan dump truk disekitar fasilitaspenyimpanan wasteimpoundment, agartidak ada beban diatasnya
Selain kegiatanoperasionalpenyimpanan,kendaraan alat beratdilarang untukberaktivitas agar tidakmenimbulkan getaranyang berlebihan dankontinu
Melakukan galiandengan sistem tanahlapisan dibuat berteras,dan segeranmenempatkan fly ashdan bottom ashsebagai penyanggauntuk menghindarilongsor lokal/kecil.
2014 dan perencanaanselama pembangunan
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
54
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)12 Pembangu
nan/pengadaanfasilitaspenunjang:
Sumberair
Sumberdanjaringanlistrik
Jalankhususdandrainase
Kantor Gudang/
parkiralat beratdanpencucian mobil
Parkir,RTH, dantaman
Baksampah
Keresahanmasyarakat
Kecelakaankerja
Gangguankuantitas airtanah
Penurunankualitasudara
Peningkatankebisingan
Gangguankesehatan
Gangguanestetika
Masyarakat disekitarlokasi
Penurunandebitdistribusi PDAMdanproduksi airtanah
Naiknyabesarandebudankonsentrasipartikulat dankebisingan dariprosespekerjaankonstruksi
Sejumlahpekerjadi lokasi
Timbulan baudanvektorpenyakit
Menyiapkan topi/helm,sepatu, kaus tangan,sumbat telinga (earplug), masker danfasilitas PPPK bagipara pekerja.
Melakukanpencampuran semendengan hati-hatisedemikian debunyatidak terbang kemana-mana.
Secara berkalamenyirami sekitarlokasi yang berpotensimenimbulkan debu(sedikitnya 2 x sehari).
Kekuatan bangunanharusmempertimbangkanfaktor kegempaanwilayah ini. Gempaterbesar yg pernahterjadi di sekitar wilayahini 7,6 SR.
Menanam pepohonan(sebaiknya yangbernilai keindahan) disekililing lokasi yangdapat berfungsisebagai pohonpelindung sertapenyaring debu danperedam kebisingan(bibit disiapkan olehpemrakarsa).
Menggunakan materialperpipaan yang standardan tidak mudah
Di sekitarlokasiproyek
SelamatahapPembangunan/pengadaan fasilitaspenunjang
Memantau tingkatpenurunan kualitasudara terutama kadardebu dan partikulat lain.
Memantau intensitastingkat kebisinganselama kegiatanpembanunanberlangsung
Memantau jumlahpekerja danmasyarakat menderitasakit/kecelakaan
Memantau kualitas dandebit air tanah (sifatfisik, kimia dan biologi)yang digunakan
Memantau kebersihanlingkungan sekitar
Memantau kondisisumur waga sekitar
Memantau jenis dankualitas komponenlistrik yang digunakan
Memantau keluhan darimasyarakat sekitarproyek
Di sekitarlokasiproyek
DiakhirkegiatanPembangunan/pengadaan fasilitaspenunjang
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Dinas
Tenaga Kerja
Masyarakat
Pengawas:
Dinas
Tenaga Kerja
Masyarakat
Dinas LH
Kota Palu
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
55
terkena karat danpatah. Dengan sistemdistribusi tertutup, yaitumenggunakan pipayang memunuhistandar yang telahditentukan. Usahakansambungan antara pipatidak ada yang bocor.
Menempatkan kran disetiap terminal pipauntuk menghindari airtidak terbuangpercuma.
Penggunaan air harusterkontrol dan tetapmemperhatikankebutuhan masyarakatdi sekitar lokasipembangunan/pengelolaan TPS flyash dan bottom ash.
Menggunakankomponen listrik yangberkualitas tinggi untukmenghindari terjadinyahubungan pendek.
Mengurangipenggunaan alat yangdapat menambahkebisingan.
Jika dalam keadaandarurat, digunakangenset yang palingrendah mengeluarkangetaran dan bising.
Menempatkan gensetpada ruang terisolasitetapi tempat tersebutmempunyai ventilasi
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
56
Lantai lapangan parkirmenggunakan papinatau pasir dan kerikilyang diratakan, bukancor beton yangmenutupi lahan secarakeseluruhan
Mengisi taman dengantumbuhan berdaunrindang.
Penguraian tinja olehbakteri anaerob (tanpaoksigen) membutuhkanlingkungan yangkedap, sehingga septictank harus tertutup dandiberi lapisan semen disemua sisi, sebab jikatidak dilapisi tidakhanya akan mencemariair tanah tetapi jugamembuat prosespenguraian tinja secaraanaerob terhambat.Jika septic tank penuhmaka akan dihisapoleh mobil penghisaptinja
Menempatkan septictank berjarak jaruh darisumber air bawahpermukaan
Membuang sampahpada tempatnya, jikafull langsung dibawa ketempat penampungansampah dan langsungdibakar untukmenghindari lalat, bau,dan gangguan estetika
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
57
Menyiapkan TPSlimbah B3/fasilitaspenyimpanan olibekasdi bengkel.Limbah oli bekasditampung dalam drumyang diletakkan padalantai rata, tidakbergelombang dankedap terhadaprembesan fluida agartidak ada ceceran oliyang merembes ketanah. Oli bekas tsbsama sekali tidak bolehdi buang ke laut atausungai atau di tempat-tempat lain yg bisamencemari danmerusak lingkunganhidup. Sebaiknya tetapditampung sambilmenunggu ataumencari orang yangkemungkinan bisamenggunakan oli bekastersebut untuk tujuanlain.
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)Tahap Operasi13 Demobilisa
si peralatandan bahanmaterial
Penurunankualitasudara
Peningkatankebisingan
Gangguan
Buangan gas,debu,danbisingyangdihasilkan darikendaraan
Menggunakan jalan diluar waktu-waktukesibukan (pergi-pulangkantor, pasar dansekolah).
Memasang rambu-rambu lalu lintas ataupapan pemberitahuanyang ada hubungannyadengan kegiatan
Di sekitarlokasiproyek
KelurahanLambara
Selamatahappascakonstruksi
Memantau kadar debudan gas-gas oksidakarbon, oksida nitrogendan oksida sulfur diudara.
Memantau kondisi jalandan jumlah kecelakanyang terjadi akibatadanya kendaraanpembangunan TPS fly
Di sekitarlokasiproyek
KelurahanLambara
Diakhirkegiatandemobilisasiperatan danbahanmaterial
Pengelola:
Pemrakarsa
Pemantau:
Pemrakarsa
Dinas
Perhubungan
Polantas
Masyarakat
UKL-UPL Pembangunan/Pengelolaan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Fly Ash dan Bottom Ash di KelurahanLambara Kecamatan Tawaeli Kota Palu
58
lalulintas
Kerusakansegmenjalan
operasional
Sepanjang jalanyangdilalui,disekitarlokasi
tersebut, seperti: hati-hati kendaraan proyekkeluar-masuk, kurangikecepatan (kecepatanmax. 40 km/jam).
Menutup materialangkutan di mobil trukdengan terpal
Menyiram jalan lokal (2kali sehari) yang dilaluioleh kendaraanpengangkut.
Menggunakankendaraan operasionalyang memenuhi standarkualitas emisi.
Melakukanpemeliharaan jalansecara berkala
ash dan bottom ash. Memantau tingkat
kebisingan yang timbuldiakibatkan olehkendaraan proyek.
Pengawas:
Dinas
Perhubungan
Polantas
Dinas LH
Kota Palu
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii)14 Pengopera
sian danPemeliharaan TPS flyash danbottom ash
Penurunankualitasudara
Peningkatankebisingan
Gangguanlalulintas
Kerusakansegmenjalan
Kecelakaankerjadan
Buangan gas,debu,danbisingyangdihasilkan darikendaraanoperasional
Sepanjang jalanyangdilalui,disekitarlokasi
Penuru
Menyiapkan topi/helm,sepatu, kaos tangan,masker dan fasilitasPPPK (pertolonganpertama padakecelakaan) bagi parapekerja
Menggunakan jalandilakukan di luar waktu-waktu kesibukan (pergi-pulang kantor dansekolah).
Memasang rambu-rambu lalu lintas ataupapan pemberitahuanyang ada hubungannyadengan kegiatantersebut, seperti: hati-hati kendaraan proyekkeluar-masuk, kurangi
Di sekitarlokasiproyek
KelurahanLambara
Selamakegiatanoperasional
Memantau penurunankualitas air tanahwarga
Memantau kadar debudan gas-gas oksidakarbon, oksidanitrogen dan oksidasulfur di udara.
Memantau jumlahpekerja danmasyarakat mende