Ukl Upl Emma

33
Kajian Lingkungan Peningkatan Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-Payungan BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pembangunan yang berkesinambungan sebagai upaya sadar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijak untuk meningkatkan mutu hidup, maka setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup perlu dikaji agar diambil langkah-langkah pencegahan, pengelolaan dan pemantauan sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Daerah ubud sangat terkenal sebagai daerah wisata yang ada di Bali . banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung hingga tinggal dan menginvestasikan dana mereka untuk membuat villa , hotel, resort karena merupakan tempat yang masih sangat kental dengan alamnya yang natural, disamping itu ubud adalah daerah yang mempunyai nilai seni yang tinggi yang dapat menarik banyak wisatawan untuk mengunjunginya. Dengan demikian dalam pelaksanaan pembangunan terutama daerah pariwisata didukung teknologi, dengan suatu perencanaan yang teratur dan mendapat suatu pemantauan agar benar-benar mencapai tujuan yang direncanakan.Setiap pembangunan proyek memiliki dampak terhadap lingkungan yang berbeda-beda. Pembangunan Ubud Wanna resort yang 1

description

ukl upl sodetan

Transcript of Ukl Upl Emma

Tabel 3

Kajian Lingkungan Peningkatan Dan Pemanfaatan Mata Air Rendang-PayunganBAB IPENDAHULAN

1.1. Latar BelakangDalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pembangunan yang berkesinambungan sebagai upaya sadar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijak untuk meningkatkan mutu hidup, maka setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup perlu dikaji agar diambil langkah-langkah pencegahan, pengelolaan dan pemantauan sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.Daerah ubud sangat terkenal sebagai daerah wisata yang ada di Bali . banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung hingga tinggal dan menginvestasikan dana mereka untuk membuat villa , hotel, resort karena merupakan tempat yang masih sangat kental dengan alamnya yang natural, disamping itu ubud adalah daerah yang mempunyai nilai seni yang tinggi yang dapat menarik banyak wisatawan untuk mengunjunginya. Dengan demikian dalam pelaksanaan pembangunan terutama daerah pariwisata didukung teknologi, dengan suatu perencanaan yang teratur dan mendapat suatu pemantauan agar benar-benar mencapai tujuan yang direncanakan.Setiap pembangunan proyek memiliki dampak terhadap lingkungan yang berbeda-beda. Pembangunan Ubud Wanna resort yang dilakukan di kawasan padat penduduk dan juga dekat dengan akses Jalan Raya.Menurut pendapat warga, dalam pembangunan tersebut terdapat beberapa dampak yang terjadi diantaranya, jalan akses retak serta kotor akibat truk-truk muatan material yang tidak dibersihkan sewaktu keluar dari lokasi proyek.Pada tahap prakonstruksi dan konstruksi Ubud Wanna Resort diperkirakan akan dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif terhadap lingkungan.Berdasarkan hal tersebut diatas, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Pedoman Pelaksanaannya, maka kegiatan Pembangunan Ubud Wanna Resort wajib membuat atau menyusun UKL dan UPL.Melalui pengkajian ini akan diperkirakan jenis-jenis dampak yang akan terjadi untuk dapat dicarikan jalan pemecahannya sehingga dampak negatif yang timbul dapat ditekan sedini mungkin dan dampak positifnya dapat dikembangkan seluas-luasnya untuk peningkatan taraf hidup masyarakat banyak.

1.2. Peraturan Perundang-Undangan Yang BerlakuPeraturan dalam Perundang-undangan yang menjadi acuan dilaksanakannya UKL dan UPL ini adalah:1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL.3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. 4. Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1999 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 4 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali5. Keputusan Gubernur Bali Nomor 515 Tahun 2000 tanggal 27 Nopember tentang Standar Baku Mutu Lingkungan.6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan RI Nomor Kep-056 Tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

1.3. Kebijaksanaan Pelaksanaan Pengelolaan LingkunganPembangunan merupakan upaya sadar untuk mengelola sumberdaya alam meningkatkan mutu kehidupan rakyat. Kita ketahui bahwa sumberdaya alam bukanlah merupakan sesuatu yang tidak terbatas, baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Disisi lain kebutuhan manusia terhadap sumberdaya alam semakin meningkat sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya kebutuhan hidup. Sejalan dengan hal tersebut daya dukung lingkungan dapat terganggu dan kualitas lingkungan dapat menurun.Pelaksanaan pembangunan merupakan kegiatan yang mengandung resiko akan terjadinya perubahan kualitas lingkungan yang dapat mengganggu ekosistem dan sosial. Karena itu dalam pelaksanaan pembangunan yang bijaksana harus dilandasi dengan suatu prinsip wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai kesinambungan dan menjadi jaminan bagi generasi sekarang dan yang akan datang.Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan undang-undang yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup, yaitu UU No. 23 tahun 1997 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 untuk menjaga kesinambungan antara penggunaan sumberdaya alam dan ketersediaan serta kesinambungannya. Sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang tersebut dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan. Di dalam peraturan tersebut di tetapkan bahwa setiap rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL).Kegiatan pembangunan Ubud Wanna Resort di Daerah Nyuh kuning, Ubud, Gianyar, Bali. pada tahap operasional diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baku mutu lingkungan.

1.4. Tujuan dan Kegunaan UKL-UPLTujuan studi UKL-UPL adalah:1. Mengidentifikasi rencana kegiatan pembangunan yang akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.2. Mengidentifikasi rona lingkungan yang akan terkena dampak oleh adanya kegiatan dan sebaliknya kemungkinan dampaknya terhadap Pembangunan Ubud Wanna Resort.3. Memperkirakan dan mengevaluasi dampak penting yang terjadi terhadap lingkungan baik yang terjadi pada tahap awal sampai tahap pembangunan Ubud Wanna Resort.4. Memberikan arahan untuk penyusunan Upaya Rencana Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) yang akan dilaksanakan selama kegiatan berlangsung.

Kegunaan studi UKL-UPL adalah:1. Memberikan gambaran yang terinci tentang pengaruh kegiatan pembangunan Ubud Wanna Resort terhadap lingkungan hidup serta keterkaitannya satu dengan yang lain.2. Membantu Menteri Lingkungan Hidup, Gubernur Bali, dan Instansi-instansi pemberi ijin di dalam pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan dari rencana kegiatan yang akan dilakukan.3. Memberikan masukan bagi Pemrakarsa dan Konsultan perencana untuk menyusun desain dan rincian teknis dari rencana kegiatan.4. Memberikan masukan dalam menyusun rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan kegiatan pembangunan UUbud Wanna Resort dan sekitarnya.5. Memberikan informasi bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindari dampak negatif yang akan timbul dari rencana kegiatan pembangunan Ubud Wanna Resort tersebut.

BAB IIDESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

2.1. Data Umum Perusahaan a. PemrakarsaNama: Mr. Chen .Alamat: SurabayaTelepon:

b. Penanggung Jawab Nama: HeruAlamat: Jl. Nyuh Kuning UbudTelepon:

c. Bidang Usaha: PropertyNama: Ubud Wanna ResortAlamat: Jl. Nyuh Kuning, Ubud, Gianyar, BaliTelepon: 0366 21336

d. Lokasi Usaha: Daerah Pariwisata . Batas-batas lokasi usaha :- Sebelah utara: Rumah Penduduk- Sebelah timur: Tanah Sawah- Sebelah selatan: Monkey Forest- Sebelah barat: Jalan Umum

e. Keterangan Badan Usaha :-

f. Rencana Penggunaan Lahan Luas lahan: 4400 m2 Luas Bangunan: 4100 m2

2.2. Jarak Kegiatan dengan Kegiatan Lain- Pemukiman penduduk lokal : berada di sekitar Ubud Wanna Resort- Bangunan Property untuk tourist: berada di sekitar Ubud Wanna Resort- Tempat Pendidikan: 750 m- Tempat Prawisata Monkey Forest: 600 m- Pusat kearamaian Ubud: 3 km- Pasar seni Ubud: 10 km- Jalan Umum: 0,5-1 km- SPBU: 5 km

2.3. Fasilitas PenunjangUntuk kelancaran operasional Ubud Wanna Resort maka akan dilengkapi berbagai fasilitas utama terdiri dari: Direksi Keet Alat berat Gudang Material Pagar Pembatas

BAB IIIRONA LINGKUNGAN

3.1. Komponen Geofisik-kimiaKomponen iklim yang dikaji dalam penelitian ini meliputi tipe iklim, suhu udara, kelembaban, curah hujan dan hari hujan, kecepatan angin, kualitas udara dan pola iklim mikro.

1. Tipe IklimSama halnya dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali, perbedaan iklim di Kabupaten Gianyar tidak terlalu nyata. Dari unsur-unsur iklim yang ada, perbedaan iklim hanya bisa dilihat dari curah hujan. Curah hujan ini merupakan unsur iklim yang utama yang berpengaruh bagi kehidupan masyarakat di Kabupaten Gianyar, juga Daerah lain di Bali.Keadaan iklim Kabupaten Gianyar adalah iklim laut Tropis. Kabupaten Gianyar yang merupakan bagian dari Pulau Bali terletak diantara 2 (dua) Benua dan 2 (dua) Samudra sehingga memiliki 2 (dua) musim yaitu Musim Kemarau yang jatuh pada bulan April sampai dengan Oktober, dan Musim hujan yang jatuh pada bulan Oktober sampai dengan April tahun berikutnya. Diantara dua musim tersebut diselingi oleh musim Pancaroba, yaitu musim peralihan yang terdapat pada saat pergantian musim dari Musim Kemarau ke Musim Hujan dan sebaliknya.

2. Suhu dan Kelembaban UdaraMenurut data fluktuasi, suhu udara lokasi rencana kegiatan dan sekitarnya berkisar antara Suhu udara di Kabupaten Gianyar rata-rata adalah 26 Celcius, dimana suhu udara terendah sekitar 23 Celcius dan yang tertingi 29 Celcius, dengan kelembaban udara rata-rata 82%.Dari Alat Pencatat Hujan Station Gianyar, terbaca curah hujan sebesar 963 mm selama periode 2007 tercatat 56,6 mm merupakan bulan terkering ditahun itu.Curah hujan sebelumnya berturut-turut : tahun 2004 = 1811 mm; tahun 1995 = 1722 mm; tahun 1994 = 1765 mm; tahun 1993 = 1294 mm; tahun1992 = 1437 mm dan tahun 1991 tercatat 1415 mm.2.2. FisiografiWilayah Kabupaten Gianyar membentang dari Utara yaitu wilayah atas ke Selatan berupa wilayah pantai dari lautan samudra Indonesia. Keadaan tanah rata-rata tidak begitu tinggi diatas permukaan laut. Bagian Selatan daerah ini 30% diantaranya merupakan daratan, sedangkan bagian wilayah Utara merupakan daerah yang bergelombang. Tanah yang mencapai ketinggian 750 Meter dari permukaan laut tidak begitu luas (2.463,5 Ha), dibandingkan dengan luas daratan.Di bagian Selatan merupakan tanah-tanah datar dan agak rendah karena dekat dengan laut. Di daerah ini terbentang pantai berpasir hitam sepanjang + 20 Km. Wilayah Kabupaten Gianyar tidak memiliki Danau maupun Gunung.Formasi Batuan di Kabupaten Gianyar terdiri dari formasi kwarter berasal dari lafa dan endapan lahar Buyan, Bratan dan Batur. Tutupan lafa dan lahar cukup tebal sehingga sungai yang terdapat di daerah ini mempunyai lembah aliran yang sempit dan dalam, terutama pada daerah yang bergelombang di bagian Utara Kabupaten Gianyar.Sungai mengalir dari pegunungan di daerah Utara kearah Selatan menuju Samudra Indonesia. Sunagi-sungai ini kebanyakan bersifat permanen dan mengalirkan air sepanjang tahun. Nma-nama dan panjang Sungai yang mengalir dan mengairi Wilayah Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut: Sungai Yeh Oos panjangnya 44.000 M, SungaiPetanu : 38.100 M, Pakerisan : 36.500 M, Sangsang : 32.500 M, Sangku : 6.500 M, Dos : 453.500 M, Dan Nangka : 7.000 M. Sungai Cangkir merupakan batas dengan Kabupaten Badung, dan Sungai Melangit merupakan pembatas Wilayah Kabupaten Gianyar dengan Kabupaten Klungkung.

BAB IVPRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Prakiraan dampak yang terjadi akibat kegiatan pembangunan Ubud Wanna Resort diuraikan mulai dari kegiatan yang dilakukan tahap prakonstruksi dan konstruksi .

1. Tahap Pra Konstruksia. Sumber dampak Kelengkapan perijinan yang dimiliki pemrakarsa Penetapan tata letak Ubud Wanna Resort Sosialisasi rencana usaha

b. Jenis dampak Kelengkapan perijinan yang dimiliki pemrakarsa kurang lengkap Keresahan masyarakat sekitar Timbulnya cemburu sosial

c. Besaran dampak Adanya keresahan pemilik lahan dan masyarakat walaupun kecil dan lokal, namun bila terjadi secara akumulatif, maka pengaruhnya cukup besar. Adanya kecemburuan sosial masyarakat dalam persaingan usaha pengaruhnya kecil dan bersifat lokal.

d. Keterangan Timbulnya keresahan masyarakat sekitar akan terjadi bila penetapan tata letak Ubud Wanna Resort menyimpang dari batas kepemilikan tanah dan melanggar hukum yang berlaku. Kecemburuan sosial akan timbul sebagai akibat persaingan ekonomi dan usaha yang sama di sekitar wilayah rencana proyek.

2. Tahap Konstruksia. Sumber dampak Mobilisasi Tenaga Kerja Mobilisasi Material Mobiliasisi dan Demobilisasi Alat Berat Pengadaan Material Pematangan Lahan Penyiapan Tanah Dasar Pekerjaan konstruksi Perilaku buruh atau tenaga kerja proyek tidak mendukung kebersihan dan keamanan lingkungan sehingga mengurangi estetika lingkungan sekitarnya

b. Jenis dampak Keresahan penduduk lokal dan mancanegara kerusakan badan jalan Timbulnya debu dan kebisingan Terganggunya lalu lintas Merusak estetika daerah tersebut

c. Besaran dampak Besarnya dampak penurunan nilai estetika tergolong kecil, karena hanya terjadi pada areal proyek. Besarnya dampak keresahan sosial akibat mobilisasi tenaga kerja akan menimbulkan keresahan masyarakat sekitar dan adat istiadat karena tenaga kerja yang dipekerjakan bukan penduduk lokal. Besarnya dampak kerusakan badan jalan akibat mobilisasi alat berat dan material yang menimbulkan kersehan dan ketidaknyamanan masyarakat lokal dan mancanegara. Dampak terhadap debu dan kebisingan termasuk besar, terutama kebisingan (melebihi ambang batas) akan terjadi pada waktu proses penggunaan alat berat. Dampak gangguan lalu lintas yang akan terjadi pada saat mobilisasi material tidak terlalu besar mengingat jalan raya yang dilalui merupakan jalan pedesaan dan situasinya tidak ramai.

d. Keterangan Menurunnya estetika, buruknya sanitasi lingkungan sekitar proyek . Keresahan masyarakat lokal akan terjadi, bila tenaga kerja bukan orang lokal yang mengerti adat istiadat pada daerah tersebut. Kebisingan dan debu perlu dikelola dengan baik, karena jarak lokasi kegiatan ada yang cukup dekat dengan pemukiman penduduk. Gangguan lalu lintas akan terjadi terutama bila pengangkutan peralatan/material dilakukan pada siang hari (jam sibuk).

3. Tahap Operasionala. Sumber dampak Perekrutan tenaga kerja Operasional Resort dan sarana penunjang Penanganan limbahb. Jenis dampak Keresahan penduduk lokal Terganggunya kenyamanan masyarakat sekitar Keresahan masyarakat dan terganggunan ekosistem

c. Besaran dampak Dampak terhadap keresahan penduduk lokal akibat perekrutan tenaga kerja, cukup kecil karena akan diutamakan tenaga kerja lokal sesuai kualifikasi kebutuhan. Dampak terhadap kenyamanan penduduk sekitar cukup besar, Karena setiap saat akan adanya pengunjung yang datang ke resort baik pagi, siang maupun dimalam hari. Dampak terhadap keresahan masyarakat cukup kecil dan terhadap ekosistem juga cukup kecil karena sudah disediakan tempat penampungan sisa sisa buangan limbah.d. Keterangan Timbulnya keresahan penduduk lokal pada waktu perekrutan tenaga kerja perlu dicermati, karena akan berdampak kurang kondusif terhadap lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya. Timbulnya ketidaknyamanan perlu dicermati dan dikaji lebih dalam serta ditekan sekecil mungkin Timbulnya keresahan masyarakat berdampak pada ekosistem tanah dan udara kerena akan banyaknya sisa sisa buangan yang berupa limbah padat, maupun cair.

Tabel 4.1. Sumber dan Jenis DampakSumber DampakJenis DampakBesaran DampakKeterangan

Tahap PrakonstruksiPerijinanPenetapan tata letakSosialisasiKeresahan Kecemburuan sosial.Kecil

Tahap KonstruksiMobilisasi materiil dan alatMobilisasi tenaga kerja

Pekerjaan konstruksi

Tahap OperasionalPerekrutan tenaga kerja

Operasional Resort

Kerusakan badan jalan.

Debu dan kebisingan.

Keresahan penduduk lokal.Kecil

Besar

Kecil

terjadi pada waktu proses penggunaan alat berat, jarak lokasi kegiatan ada yang cukup dekat dengan pemukiman penduduk.

BAB VUPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

5.1. Tahap Pra Konstruksi1. Sumber dampaka. Kelengkapan perijinan yang dimiliki pemrakarsab. Penetapan tata letak Ubud Wanna Resort c. Sosialisasi rencana usaha

2. Jenis dampak a. Kelengkapan perijinan yang dimiliki pemrakarsa kurang lengkapb. Keresahan masyarakat sekitarc. Timbulnya cemburu sosial

3. Upaya pengelolaan dampaka. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perijinan yang diwajibkan terhadap LPM Ubud.b. Mengikut sertakan penyading dalam pengukuran atau penetapan batas-batas dan tata letak Resort.c. Mensosialisasikan atau paling tidak memberitahukan rencana kegiatan pembangunan Ubud Wanna Resort tersebut kepada Kepala Desa setempat dan khususnya kepada warga masyarakat desa setempat yang rumah atau tanahnya dilintasi Ubud Wanna Resort.

5.2. Tahap Konstruksi1. Sumber dampaka. Mobilisasi Tenaga Kerja b. Mobilisasi Materialc. Mobiliasisi dan Demobilisasi Alat Berat d. Pematangan Lahane. Penyiapan Tanah Dasarf. Pekerjaan konstruksig. Perilaku buruh atau tenaga kerja proyek tidak mendukung kebersihan dan keamanan lingkungan sehingga mengurangi estetika lingkungan sekitarnya

2. Jenis dampaka. Keresahan penduduk lokal dan mancanegarab. Konflik Adat istiadatc. kerusakan badan jalan d. Timbulnya debu dan kebisingane. Terganggunya lalu lintas f. Merusak estetika daerah tersebut

3. Upaya pengelolaan dampaka. Meyakinkan penduduk setempat bahwa akan dilakukan perbaikan jalan oleh pihak kontraktor b. Untuk mencegah dan menanggulangi meningkatnya debu hendaknya dilakukan penyiraman dengan air, terutama pada saat kegiatan persiapan lahan musim kemarau, untuk mengurangi intensitas bising dapat dilakukan dengan penjadwalan penggunaan peralatan mekanis secara bersamaan serta tidak mengoperasikan peralatan bermesin pada malam hari yang dapat mengganggu kenyamanan penduduk setempat.c. Penyediaan tenaga SATPAM untuk melakukan kontrol dan memantau perilaku tenaga kerja di barak/proyek.d. Terganggunya lalu lintas akibat mobilisasi material dapat diatasi dengan cara menjadwalkan mobilisasi material pada jam yang tidak ramai kendaraan (malam hari).e. Terganggunya estetika lingkungan sekitar dapat diatasi dengan membuat pagar-pagar pembatas di sekitar proyek.

5.3. Tahap Operasional1. Sumber dampaka. Pemanfaatan sarana utama dan penujangb. Perekrutan tenaga kerjac. Pengelolaan tenaga kerja, peralatan kerja dan kesehatan karyawan

2. Jenis dampaka. Kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakatb. Ketertiban dan keamananc. Keselamatan dan kesehatan kerja

3. Upaya pengelolaan dampaka. Penugasan SATPAM dan kerjasama dengan pihak kepolisian/Polsek kota agar tidak terjadi tindak kriminal. b. Pemberian peralatan keselamatan kerja, kedisiplinan kerja, pergantian jam kerja serta asuransi kecelakaan kerja.c. Pemeriksaan kesehatan karyawan serta pemasangan rambu peringatan/tanda bahaya.

Tabel 5.1. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)

No.Jenis KegiatanJenis DampakIndikator DampakPengelolaan Lingkungan

1.Tahap Prakonstruksi

Keresahan masyarakat sekitar.

Timbulnya cemburu sosial

Adanya keresahan masyarakat lokal akibat tidak adanya sosialisasi atau pemberitahuan tentang rencana pembangunan Ubud Wanna Resort khusunya kepada warga masyarakat desa setempat.

Mensosialisasikan atau paling tidak memberitahukan rencana kegiatan pembangunan Ubud Wanna Resort tersebut kepada Kepala Desa setempat dan khususnya kepada warga masyarakat desa setempat yang rumah atau tanahnya dilintasi Ubud Wanna Resort.

2.

3.

Tahap Konstruksi

Tahap OperasionalKeresahan penduduk lokal dan mancanegara

kerusakan badan jalan

Timbulnya debu dan kebisingan.

Terganggunya lalu lintas

Merusak estetika daerah tersebut

Kesempatan kerja dan berusaha

Keresahan masyarakat

Kesehatan dan keselamatan kerja

Keresahan masyarakat lokal akan terjadi, bila tenaga kerja bukan orang lokal yang mengerti adat istiadat pada daerah tersebut.

kerusakan badan jalan akibat mobilisasi alat berat dan material

debu & kebisingan akan terjadi pada waktu proses penggunaan alat berat.

akan terjadi pada saat mobilisasi material

estetika daerah tersebut terganggu akibat kegiatan ini.

Tenaga kerja lokal yang terserap

Usaha sampingan bagi masyarakat sekitarIkut terlibat dalam kegiatanKeresahan masyarakatProtes dan gugatan masyarakatGangguan

Ada tidaknya kecelakaan kerja

Kejadian kecelakaan kerja

Ada tidaknya chek up kesehatan

Penyediaan tenaga SATPAM untuk melakukan kontrol dan memantau perilaku tenaga kerja di barak/proyek.

Meyakinkan penduduk setempat bahwa akan dilakukan perbaikan jalan oleh pihak kontraktor

meningkatnya debu hendaknya dilakukan penyiraman dengan air, untuk mengurangi intensitas bisingdilakukan dengan penjadwalan penggunaan peralatan diatasi dengan cara menjadwalkan mobilisasi material pada jam yang tidak ramai kendaraan (malam hari).

dapat diatasi dengan membuat pagar-pagar pembatas di sekitar proyek.

Mengutamakan tenaga kerja lokal Sosialisasi pada masyarakat Membuat kesepakatan dan kontribusi dengan pihak masyarakat lingkungan sekitar.

UMR sesuai aturan. Jam kerja mengikuti aturan Disnaker. Tersedianya kotak P3K. Peralatan kerja yang memadai. Tunjangan kesehatan/BPJS Ikut JAMSOSTEK. Baik sehat untuk lingkungan kerja. Adanya tenaga pengatur lalu lintas keluar masuk.

BAB VIUPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

6.1. Tahap PrakonstruksiPada masa prakonstruksi tidak terdapat kegiatan proyek yang akan menjadi sumber dampak terhadap lingkungan, oleh karena pada masa ini kegiatan lebih banyak bersifat on the desk. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengurusan kelengkapan perijinan, pembuatan master plan dan detail plan dari rencana kegiatan, dan pengukuran Ubud Wanna Resort. Untuk penyusunan master plan dan detail plan pihak pemrakarsa terus melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Konsultan Perencana.

6.2. Tahap Konstruksi1. Jenis sumber dampak yang dipantau:a. Pematangan lahan. b. Penyiapan Tanah dasar c. Mobilisasi tenaga kerja, peralatan dan material proyek d. Perilaku buruh atau tenaga kerja proyek tidak mendukung kebersihan dan keamanan lingkungan sehingga mengurangi estetika lingkungan sekitarnyae. Kegiatan konstruksi fisik Ubud Wanna Resort dan konstruksi fasilitas pemipaan.

2. Parameter yang dipantau :a. Kualitas konsentrasi udara dan intensitas bising serta mobilisasi terhadap kendaraan keluar masuk lokasi proyekb. Tingkat kriminalitas, seperti pencurian, keributan dan sebagainya yang dialami penduduk lokal, serta adanya protes penduduk lokal mengenai kekecewaan mereka dalam penerimaaan serta prilaku pekerja proyek yang menyinggung keberadaan penduduk setempatc. Jumlah tenaga kerja lokal yang terserap bekerja di proyek dan peluang berusaha yang dapat diambil oleh penduduk sekitarPada pembangunan fisik Ubud Wanna Resort

3. Lokasi Pemantauan:a. Lokasi Proyekb. Pemantauan kualitas udara dan kebisingan di lokasi kegiatan dan pemukiman penduduk setempat

4. Upaya Pemantauan Lingkungan a. Pemantauan terhadap estetika lingkungan meliputi kerapihan dan kebersihan serta panorama alam di lokasi kegiatan dan sekitarnyab. Pemantauan untuk konsentrasi debu dan kebisingan dengan manual, jika dirasa terlalu bising dan sangat mengganggu, maka penyebab kebisingan tersebut dikurangi.c. Pemantauan kriminalitas dilakukan secara langsung dilapangan melalui observasi dan wawancara dengan penduduk lokal dan tokoh-tokoh masyarakat setempatd. Memantau jalannya konstruksi Ubud Wanna Resort yang telah direncanakan sesuai dengan kesepakatan.

5. Waktu Pemantauan a. Untuk waktu pemantauan pembuatan barak, tingkat kriminalitas, perekrutan tenaga kerja serta kegiatan konstruksi Ubud Wanna Resort dan fasilitas pemipaan dipantau sejak awal proyek sampai masa konstruksi selesai.b. Untuk pemantauan kualitas debu dan intensitas bising, dilakukan setiap hari selama masa konstruksi berlangsung dimulai dari awal proyek.

6.3. Tahap Operasional1. Jenis sumber dampak yang dipantau:a. Pemanfaatan sarana dan prasaranab. Pengelolaan tenaga kerja, peralatan kerja dan kesehatan karyawan

2. Parameter yang dipantau :a. Adanya kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakatb. Kesehatan karyawan, kecelakaan kerja dan gangguan keselamatan pekerja 3. Lokasi Pemantauana. Pemantauan untuk kesempatan kerja, kesehatan karyawan, kecelakaan kerja dan gangguan keselamatan pekerja dipantau di kantor setempat.b. Peningkatan pendapatan masyarakat dipantau melalui wawancara dengan masyarakat sekitar proyek.

4. Upaya Pemantauan Lingkungan:a. Bekerja sama dengan banjar atau desa adat setempat dalam keamanan lingkungan setempat.b. Pemantauan terhadap kondisi peralatan kerja serta pembuatan jadwal pergantian jam kerja.c. Pemerikasaan kesehatan karyawan dan memberikan asuransi kecelakaan kerja serta meningkatkan kedesiplinan kerja.

Tabel 6.1. Matrik Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) No.Jenis DampakIndikator DampakPemantauan LingkunganInstitusi Pemantau

1Kesempatan kerja dan berusahaTenaga lokal yang terserap.Usaha sampingan masyarakat.Terlibatnya pengusaha lokal.Koordinasi dengan pihak DusunJumlah tenaga lokal yang terserap.Ada tidaknya usaha sampingan masyarakat.Terlibatnya pengusaha lokal.Koordinasi dengan pihak Dusun.Pemrakarsa

Tim UKL dan UPL Gianyar

2Keresahan masyarakatKeresahan masyarakat.Protes dan gugatan masyarakat.Gangguan kamtibmas.

Ada tidaknya surat persetujuan/sosialisasi dengan masyarakat.Ada tidaknya protes masyarakat.Ada tidaknya gangguan kamtibmas.Pemrakarsa

Tim UKL dan UPL Gianyar

3Kesehatan dan Keselamatan KaryawanSarana dan prasarana kerja.Kejadian kecelakaan kerja.Kesehatan karyawan.Kondisi peralatan kerja.Petugas sesuai dengan bidang keahlian.Ada tidaknya papan pengumuman tanda bahaya.Kondisi peralatan dan umurnya.Pengelolaan karyawan.Jam kerja dan pergantiannya.Pemeriksaan kesehatan.Ikut askes dan jamsostek.

Pemrakarsa

Tim UKL dan UPL Gianyar

4

Ketertiban dan keamanan

Keresahan masyarakat.Keresahan dan protes karyawan.Protes masyarakat.Gangguan kamtibmas.Perilaku tamu dan karyawan.Ada tidaknya koordinasi dengan lingkungan/dusun.Ada tidaknya demonstrasi karyawan.Ada tidaknya kejadian kriminalitas.

Pemrakarsa

Tim UKL dan UPL Gianyar

BAB VIIPELAPORAN

Hasil pelaksanaan UKL dan UPL akan dilaporkan kepada instansi terkait sebagai berikut:7.1. Intansi yang dilapori:a. Dinas Lingkungan Hidup Desa Ubudb. Dinas Tenaga Kerja Desa Ubudc. Dinas Pertamanan dan Kebersihan Desa Ubudd. Desa Ubud daerah Nyuh Kuninge. Desa Adat Ubud

7.2. Materi PelaporanMateri laporan yang dimaksud adalah laporan mengenai pemantauan lingkungan yang berisi:a. Pelaksanaan pemantauan lingkunganb. Waktu dan frekwensi pemantauanc. Metode dan peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemantauan d. Hasil analisis atau hasil kajian sosial antara lain gangguan lalu lintas, fasum dan fasos, keresahan masyarakat dan gangguan kamtibmas.

7.3. Frekwensi Waktu LaporanPelaporan terhadap pemantauan lingkungan dilaksanakan pada tahap operasional. Waktu pelaporan dilakukan 6 bulan sekali (sudah diterima oleh instansi-instansi yang dilapori/dituju).

1