08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

17
LAPORAN ANTARA Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara BAB 3. KAJIAN RONA AWAL LINGKUNGAN 3.1 Pokok Kajian Terhadap Lingkungan Setiap proyek pelabuhan selain menuntut pengelola pelabuhan untuk mempertimbangkan aspek teknis den ekonomis, juga harus ikut dipertimbangkan aspek lingkungan dan pencegahan pencemaran. Faktor yang terakhir ini terkadang lebih berperan dibandingkan faktor teknis dan ekonomis sehingga terkadang mendorong perencana untuk berusaha meminimalisir dampak negatif yang akan terjadi. Konsep Green Port adalah kerangka pengelolaan pelabuhan untuk mencapai kesetimbangan antara nilai biaya lingkungan dan manfaat ekonomi, sehingga ada harmonisasi aspek komersial dan lingkungan dalam menunjang pengelolaan yang berkelanjutan. Oleh karenanya master plan pelabuhan tidak hanya menyangkut segi ekonomis/komersial dan prospek, tetapi juga harus mengakomodasi aspek lingkungan mulai dari tahap perencanaan, perancangan, dan pengoperasian. Lingkungan dapat diartikan sebagai semua faktor baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang membawa akibat baik secara langsung maupun tidak langsung, cepat atau lambat pada makhluk hidup. Setiap gangguan terhadap sistem ini diartikan sebagai dampak dan survei lingkungan bertujuan untuk menemukan, memperkirakan, dan mengatasi dampak PT. Marga Nusantara Persada 1

description

Rona Lingkungan

Transcript of 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

Page 1: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

BAB 3. KAJIAN RONA AWAL

LINGKUNGAN

3.1 Pokok Kajian Terhadap Lingkungan

Setiap proyek pelabuhan selain menuntut pengelola pelabuhan untuk

mempertimbangkan aspek teknis den ekonomis, juga harus ikut dipertimbangkan

aspek lingkungan dan pencegahan pencemaran. Faktor yang terakhir ini terkadang

lebih berperan dibandingkan faktor teknis dan ekonomis sehingga terkadang

mendorong perencana untuk berusaha meminimalisir dampak negatif yang akan

terjadi.

Konsep Green Port adalah kerangka pengelolaan pelabuhan untuk mencapai

kesetimbangan antara nilai biaya lingkungan dan manfaat ekonomi, sehingga ada

harmonisasi aspek komersial dan lingkungan dalam menunjang pengelolaan yang

berkelanjutan. Oleh karenanya master plan pelabuhan tidak hanya menyangkut

segi ekonomis/komersial dan prospek, tetapi juga harus mengakomodasi aspek

lingkungan mulai dari tahap perencanaan, perancangan, dan pengoperasian.

Lingkungan dapat diartikan sebagai semua faktor baik fisik, kimia, biologi, maupun

sosial yang membawa akibat baik secara langsung maupun tidak langsung, cepat

atau lambat pada makhluk hidup. Setiap gangguan terhadap sistem ini diartikan

sebagai dampak dan survei lingkungan bertujuan untuk menemukan,

memperkirakan, dan mengatasi dampak tersebut. Saat membuat rencana induk

pelabuhan, sangatlah perlu diperhatikan aspek-aspek tersebut. Pengembangan

suatu pelabuhan dapat membawa perubahan pada sifat kimia, fisik, dan biologi

wilayah tersebut, Seperti :

a. Peningkatan kadar debu dan peningkatan kebisingan

Sumber dampak bersumber dari aktivitas proses pembangunan dan

pengembangan pelabuhan dan aktivitas pelabuhan ketika operasional.

PT. Marga Nusantara Persada1

Page 2: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

b. Penurunan kualitas air di sekitar wilayah pelabuhan.

Sumbar dampak barasal dari limbah rumah tangga yang masuk ke dalam

perairan pelabuhan serta aktifitas perkapalan.

c. Tata ruang kawasan pelabuhan

Terjadinya tidak keserasian tata ruang kawasan pelabuhan, pemukiman

penduduk dan fasilitas umum di dalam lingkungan kerja pelabuhan serta

penumpukkan barang yang melebihi kapasitas.

d. Penurunan populasi makhluk hidup akuatis, misalnya plankton, benthos, dan

kerang-kerangan serta Ikan. Sumber dampak berasal dari limbah rumah

tangga yang masuk ke dalam perairan pelabuhan serta aktivitas perkapalan.

Dan kegiatan penimbunan dan pembangunan dermaga.

e. Peningkatan jumlah penduduk, serta adanya sarana dan prasarana yang

menyangkut utilitas umum di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan.

f. Gangguan kesehatan barasal dari tingginya kandungan debu akibat kegiatan

pengangkutan komoditi curah kering di dalam lingkungan kerja pelabuhan.

3.2 Rona Lingkungan Awal

Kondisi lingkungan saat ini (awal) disajikan untuk menggambarkan kondisi

lingkungan pada saat sebelum Rencana Induk Pelabuhan ini dilaksanakan, dan

sebagai bahan dalam menganalisa dampak-dampak yang akan terjadi. Adanya

kegiatan yang dilakukan disekitar kawasan Pelabuhan Barus akan membawa

dampak-dampak terhadap perubahan kualitas perairan maupun kualitas udara baik

dikawasan pelabuhan Barus sendiri maupun di kawasan sekitarnya.

Data yang disajikan merupakan hasil dari pengumpulan data secara langsung di

lapangan dan data sekunder meliputi aspek: fisik-kimia, biologi dan sosial-ekonomi-

budaya, pengumpulan data serta laporan-laporan dari instansi-instansi terkait,

literatur/laporan-laporan lainnya. Rona lingkungan awal ini juga menjelaskan data-

data dalam garis-garis pokok kajian yang diharapkan dapat menjadi panduan untuk

ditelaah lebih tajam pada dokumen rona lingkungan awal dalam penyusunan

dokumen Amdal ataupun UKL-UPL.

3.2.1 Keadaan Iklim dan Geografis

3.2.1.1 Iklim

Sebagian besar wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan

dengan lautan, sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong daerah

beriklim tropis. Dalam periode Bulan Januari-Desember 2013 suhu udara suhu udara

maksimum bisa mencapai 33,1ᵒC dan suhu minimum mencapai 20,8ᵒC. Rata-rata

suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah selama tahun 2013 sebesar 26,35ᵒC.

PT. Marga Nusantara Persada2

Page 3: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai

musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada

Bulan Juni sampai September dan musim penghujan biasanya terjadi pada Bulan

November sampai Bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim

pancaroba.

3.2.1.2 Geografis

Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai

Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0-1266 m di atas permukaan laut serta terletak

pada 1ᵒ11’00’’ - 2ᵒ22’00” Lintang Utara dan 98ᵒ07’-98ᵒ12’ Bujur Timur.

Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

Sebelah selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan

Sebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara

Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia

Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai luas 2.194,98 km2, sebagian besar berada

di daratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau-pulau kecil di sekitar

wilayah kabupaten ini.

Barus adalah kota yang terdapat pada daratan rendah yang memiliki lebar sekitar

15 km terletak diantara laut dan bukit barisan di Sumatera. Barus secara

administrasi adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera

Utara. wilayah Barus berada di antara 10 26-20 11 Lintang Utara dan 910-980 53

Bujur Timur. Sebelum pemekaran Kecamatan Barus berbatasan langsung dengan

Provinsi Aceh dan Kabupaten Tapanuli Utara. Setelah pemekaran maka Kecamatan

Barus berbatasan dengan :

Sebelah Timur dengan Kecamatan Sosorgadong

Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia (Lautan Hindia)

Sebelah Barat Kecamatan Andam Dewi

Sebelah Utara Kecamtan Barus Utara

Luas area Kecamatan Barus sebesar 21,81 km2, dengan jumlah desa 11 desa dan 2

kelurahan.

3.2.2 Komponen Fisika dan Kimia

3.2.2.1 Kualitas Air Luat

Berdasarkan observasi dilapangan kualitas air laut di wilayah rencana Pelabuhan

Barus secara fisik tidak berbau dan tingkat kekeruhan rendah (cerah) hal ini juga

PT. Marga Nusantara Persada3

Page 4: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

dapat dilihat dari belum adanya aktivitas pelayaran ataupun aktivitas lainnya yang

ada di sekitar lokasi pelabuhan.

Gambar 8. 1 Kualitas air laut secara fisik di Pelabuhan Barus.

3.2.2.2 Kualitas Udara dan Kebisingan

Kualitas udara di suatu daerah tergantung pada kondisi geografis, topografi,

klimatologi dan meteorologi daerah tersebut. Selain itu kualitas udara dipengaruhi

pula oleh sumber pencemaran yang ada didaerah tersebut atau disekitarnya.

Tidak adanya data sekunder tentang kualitas udara di Pelabuhan Barus Kecamatan

Barus ini membuat analisis mengenai kondisi kualitas udara di lokasi ini sulit untuk

diprediksi maka oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan pengukuran dikawasan

Pelabuhan Barus dan Sekitarnya. Hal ini perlu dilakukan karena mengingat kegiatan

yang akan dilakukan di Pelabuhan Barus ini akan memberikan dampak penurunan

terhadap kualitas udara. Dengan dilakukannya pengukuran tingkat pencemaran

terhadap kualitas udara ambient dan dibandingkan dengan peraturan pemerintah

nomor 41 tahun 1999 tentang pencemaran udara diharapkan dapat dilakukan

upaya pengendalian terhadap pencemaran tersebut apabila pencemaran yang

terjadi sudah melebihi Baku Mutu.

Namun hasil observasi dilapangan kondisi kualitas udara di Pelabuhan Barus Masih

dirasakan cukup baik. Begitu juga dengan kebisingan. Hal ini dikarenakan belum

adanya aktivitas pelayaran atau kegiatan yang lainnya.

3.2.3 Komponen Biologi

Kondisi lingkungan biologi di daerah tapak kegiatan biasanya dibedakan menjadi 3

(dua) kelompok, yaitu Flora dan Fauna.

Dalam sistem hidrologi, peranan vegetasi sangat penting artinya, karena

kemungkinan intervensi manusia terhadap unsur tersebut sangat besar. Vegatasi

dapat merubah sifat fisik dan kimia tanah dalam hubungannya dengan air, dapat

mempengaruhi kondisi permukaan tanah, dengan demikian akan mempengaruhi

besar kecilnya aliran air permukaan. Secara umum, pengaruh vegetasi penutup

tanah terhadap erosi adalah :

PT. Marga Nusantara Persada4

Page 5: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

Melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan (menurunkan

kecepatan dan memperkecil diameter air hujan)

Menurunkan kecepatan dan volume air larian

Menahan partikel partikel tanah pada tempatnya melalui sistem

perakaran

Mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air.

Keberadaan biota air di wilayah sekitar rencana kegiatan memiliki nilai ekologi dan

ekonomi yang penting. Nilai penting secara ekonomi dapat terlihat dari aktivitas

masyarakat melakukan kegiatan penangkapan ikan dan biota air laut. Sedangkan

nilai ekologi saat ini berbagai vegetasi pantai sudah mulai banyak yang terganggu

karena adanya dampak dari pembangunan dikawasan pelabuhan. Kegiatan

dimaksud membawa pengaruh terhadap ekosistem biota darat serta biota laut

dengan terusiknya habitat tempat berkembang biaknya vegetasi. Oleh sebab itu

perlu dilakukan analisis mengenai biota darat dan laut ini agar ekosistem laut tetap

terjaga.

3.2.3.1 Flora

Berdasarkan hasil observasi dilapangan disekitar wilayah pelabuhan yang dicatat

dan diamati pada analisis ini untuk Pelabuhan Barus mencapai 3 jenis flora. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 8. 1 Jenis flora yang ada di Pelabuhan Barus.

No Jenis Nama Latin Famili

1 Kelapa Cocos nucifera L Arecaceae

2 Tapak Kambing Ipomoea pes-caprae Ipomoea pes-caprae

3 Bakau Rhizopora sp. Rhizoporaceae

4)Sumber : Hasil observasi konsultan, PT. Marga Nusantara Persada, 2015

3.2.3.2 Fauna

Berdasarkan observasi dilapangan untuk jenis fauna yang terdapat di sekitar

pelabuhan Barus diantaranya terdapat ayam dan kambing.

3.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan

3.2.4.1 Jumlah Penduduk

Penduduk Tapanuli Tengah hasil sensus penduduk terakhir yang diselnggarakan

pasca tahun 2010 (SP 2010) berjumlah 311.232 jiwa, dengan kepadatan

penduduknya sebesar 142 jiwa per km2. Pada tahun 2013 penduduk Kabupaten

Tapanuli Tengah meningkat menjadi 324.006 jiwa, dengan kepadatam sebesar

penduduk sebesar 148 jiwa per km2. Komposisi penduduk di Kabupaten Tapanuli

Tengah lebih banyak Laki-laki (50,19 %) daripada perempuan (49,81 %) sehingga

PT. Marga Nusantara Persada5

Page 6: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

rasio jenis kelamin/sex ratio penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun

2013 sebesar 100,75 %.

Lokasi rencana Pelabuhan Barus terletak di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli

Tengah. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2013 maka untuk jumlah

penduduk Kecamatan Barus sebesar 15.745 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki

sebesar 7.935 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 7.810 jiwa. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 8. 2 Jumlah penduduk Kecamatan Barus.

Laki-laki Perempuan Jumlah

Barus 21,81 7.935 7.810 15.745 101,6 721,92

KecamatanLuas (km2)

Penduduk Ratio Jenis Kelamin

Kepadatan Penduduk

5)Sumber : Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka Tahun 2014

3.2.4.2 Mata Pencaharian

Untuk menunjang kehidupan yang layak maka perekonomian sangat menentukan

tingkat kemakmuran suatu daerah. Di Kecamatan Barus mata pencarian

masyarakatnya sebagai tulang punggung penunjang kehidupan yang layak

tersebut. Profesi masyarakatnya ada yang menjadi nelayan, pegawai, petani dan

berdagang. Mata pencarian ini dapat dibagi menjadi berbagai sektor di antaranya

sektor perikanan atau kelautan, sektor perindustrian, sektor Jasa dan perdagangan.

3.2.4.3 Tingkat Pendidikan

Keberhasilan pembangunan daerah sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya.

Semakin maju pendidikan berarti akan membawa berbagai pengaruh positif bagi masa depan

berbagai bidang kehidupan. Demikian pentingnya peranan pendidikan, tidaklah mengherankan

kalau pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat.

Dalam bidang pendidikan di Kecamatan Barus khususnya dan Kabupaten Tapanuli

Tengah umumnya sedikit agak terlambat perkembangan di bandingkan dengan

daerah-daerah lain. Akan tetapi bukan berarti dari sini tidak lahir cendikiawan yang

disegani dalam bidangnya sebut saja Prof. Dachnil Kamars M.A (UNP), Prof.P.Marbun

(UI), Dr.BahdiNur Tanjung (UMSU)dan lain-lain, dan saat ini banyak putra-putri asal

Barus sedang melanjutkan studi dijenjang S-2 dan S-3 baik dalam dan luar negeri.

Gambaran secara umum perkembangan pendidikan di Kecamatan Barus dapat dilihat sebagai

berikut.

Tabel 8. 3 Jumlah fasilitas pendidikan, murid, dan guru Kecamatan Barus.

PT. Marga Nusantara Persada6

Page 7: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

Negeri Swasta Jumlah Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah

Barus 1 5 6 436 396 832 20 49 69

Barus 1 2 3 422 398 820 24 31 55

Barus 1 2 3 378 323 701 30 30 60

Barus 1 1 2 243 399 642 25 34 59

Barus 1 - 1 200 287 487 9 21 30

Sekolah Murid

Madrasah Ibdidayah

SMP

Madrasah Tsanawiyah

SMA

Madrasah Aliyah

MuridKecamatan

5)Sumber : Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka Tahun 2014

3.2.4.4 Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat tergantung pola hidup serta fasilitas kesehatan yang

mendukung yang ada di Kecamatan Barus. Berdasarkan data Badan pusat Statistik

tahun 2014 adapun jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Barus terdiri

dari 1 unit rumah sakit umum, 1 unit Puskesmas, 4 unit puskesmas pembantu, dan

18 posyandu.

3.2.5 Kondisi Sarana dan Prasarana

3.2.5.1 Jaringan Jalan

Akses jalan darat dari perkampungan menuju lokasi pelabuhan sudah tidak baik

lagi. Dengan kondisi banyak terdapat lubang dan jalan bergelombang dengan lebar

jalan ± 3 m. Perlu adanya perbaikan sebagai fasilitas penunjang menuju pelabuhan.

Selain itu juga dapat mengurangi debu yang bertebaran yang dapat menurunkan

kualitas udara di sekitar pelabuhan. Sedangkan untuk akses jalan yang berada di

rencana wilayah pelabuhan kondisinya juga belum baik, bahkan jalur menuju

dermaga masih berupa jalan setapak tanah dan banyak terdapat ekosistem

tumbuhan rumput yang ada di pesisir pantai.

Gambar 8. 2 Kondisi akses jalan di Pelabuhan Barus.

PT. Marga Nusantara Persada7

Page 8: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

3.2.5.2 Jaringan Air Bersih

Sumber daya air merupakan sumber daya alam yang memiliki sifat terbatas baik

secara kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Keterbatasan kualitas air adalah mutu air yang tidak layak untuk digunakan atau

dikonsumsi manusia. Penggunaan air yang tidak layak tersebut untuk berbagai

keperluan manusia dapat menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan.

Rendahnya kualitas air merupakan masalah yang serius, namun ternyata terdapat

juga masalah berupa distribusi sumber air yang tidak merata. Tentunya kondisi

kurangnya sumber daya air yang dapat dimanfaatkan memerlukan sebuah

pengelolaan yang memadai untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih.

Pemenuhan kebutuhan akan air bersih penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah

secara umum dikelolah oleh 2 (dua) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tirta

Nadi yang di kelolah oleh Provinsi Sumatera Utara dan PDAM Mual Nauli di kelola

oleh BUMD Kabupaten Tapanuli Tengah, namun masih cukup banyak masyarakat

yang memanfaatkan air sumur rumah tangga. Tingkat pelayanan PDAM Tirta Nadi

pada Tahun 2013 mencapai 42 % dengan pengaliran selama 24 jam dan tingkat

kebocoran sebesar 16 %. Sedangkan tingkat pelayanan PDAM Mual Nauli

Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2013 mencapai 33,80 % dan tingkat

kebocoran 50% Sistem pelayanan PDAM Tirta Nadi dan Mual Nauli dilakukan

dengan sistem gravitasi.

Tabel 8. 4 Sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih perpipaan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan

1 Pengelola PDAM MUAL NAULI

2 Tingkat Pelayanan % 33.80 3 Kapasitas Produksi Lt/detik 74.2 4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 106 5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 3.763 6 Jumlah Kran Air Unit - 7 Kehilangan Air (UFW) % 50 8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) m3 750 9 Jumlah pelanggan per kecamatan

- Kecamatan Sorkam Pelanggan 868

- Kecamatan Manduamas Pelanggan 288

- Kecamatan Sosorgadong Pelanggan 140

- Kecamatan Badiri Pelanggan 210

- Kecamatan Kolang Pelanggan 215

- Kecamatan Tukka Hutanabolon Pelanggan 296

- Kecamatan Tapian Nauli Pelanggan 254

- Kecamatan Pandan Pelanggan 189

- Kecamatan Pinangsori Pelanggan 432

- Kecamatan Barus Pelanggan 571

- Kecamatan Sibabangun Pelanggan 300

6)Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2015

PT. Marga Nusantara Persada8

Page 9: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

3.2.5.3 Jaringan Air Limbah dan Drainase

Pada umumnya air limbah dapat menimbulkan dampak, yaitu dampak terhadap

kehidupan biota air, dampak terhadap kualitas air tanah, dampak terhadap

kesehatan, dampak terhadap estetika lingkungan. Pada wilayah perkotaan mudah

terlihat adanya sarana air limbah yang dialirkan melalui saluran-saluran, dimana air

limbah dari rumah tangga tersebut segera dialirkan ke saluran-saluran yang ada di

sekitar wilayah permukiman sampai ke badan air anak sungai dan sungai terdekat

dan juga di alirkan ke dalam septiktank individu. Dimana umumnya di Kabupaten

Tapanuli Tengah pembuangan air limbah yang bersumber dari limbah cair rumah

tangga baik berupa limbah dapur ataupun kamar mandi tersebut langsung melalui

sistem drainase lingkungan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu dan belum

tersedianya Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) ataupun Instalasi Pengelolaan

Air Limbah (IPAL).

Pengelolaan air limbah domestik dengan menggunakan sistim off site masih 2 unit

di Kabupaten Tapanuli Tengah yang melayani 100 kk penduduk. Khusus limbah

lumpur tinja, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah belum

memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) begitu juga armada truk penguras

tinja belum ada. Selama ini masyarakat terutama yang tinggal di daerah

perbatasan dengan Kota Sibolga dan Ibu Kota Kabupaten menggunakan fasilitas

Pemerintah Kota Sibolga.

Tabel 8. 5 Layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Sarana Tidak Layak Huni

Off Site

Berbasi KomunalKawasan Terpusat

KKCupluk,Tangki Septikn Tidak

Aman (KK)

J amban Keluarga dgn tangki septik

aman (KK)

MCK Umum / J amban

Bersama (KK)

MCK++ (KK)

Tangki Septik Komunal (KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

Kecamatan Barus 1,572 1,038 533 - - - - -

1 Patupangan 172 113 58 - - - - -

2 Kedai Gedang 155 102 52 - - - - -

3 Sigambo-gambo 101 67 34 - - - - -

4 Padang Masiang 215 142 73 - - - - -

5 Kampung Solok 103 68 35 - - - - -

6 Pasar Batu Gerigis 143 95 49 - - - - -

7 Pasar Terandam 234 154 79 - - - - -

8 K i n a l i 32 21 11 - - - - -

9 Ujung Batu 79 52 27 - - - - -

10 Kampung Mudik 76 50 26 - - - - -

11 Gabungan Hasang 120 80 41 - - - - -

12 Aek Dakka 74 49 25 - - - - -

13 Bungo Tanjung 68 45 23 - - - - -

No Nama Kecamatan/ Kelurahan

BABS+

Sarana layak

On Site System

Individual

6)Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2015

PT. Marga Nusantara Persada9

Page 10: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

3.2.5.4 Persampahan

Sistem Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tapanuli Tengah belum semuanya

dapat terlayani dengan baik, di Kecamatan Barus masyarakat mengelolanya sendiri

baik di bakar ataupun di buang ke sungai, selokan, laut ataupun ke halaman

belakang.

Saat ini kondisi sampah yang ada di sekitar pelabuhan Barus hanya terdapat

sampah organik seperti ranting pohon, dedaunan, rumput yang ada dipesisir, serta

batok kelapa. Tidak adanya sampah anorganik seperti sampah plastik ataupun botol

bekas minuman hal ini dikarenakan belum adanya aktivitas apapun baik pelayaran,

perdagangan, maupun perikanan yang ada di lokasi pelabuhan. Namun hal ini tetap

perlu di perhatikan sesuai dengan rencana pengembangan pelabuhan yang akan

menjadi tempat kapal berlabuh baik bagi kapal penumpang maupun barang

kegiatan ini pasti akan menimbulkan masalah terutama sampah. Hal ini

menyebabkan perlunya menyediakan tempat sampah ataupun upaya pengelolaan

sampah yang baik agar kondisi wilayah pelabuhan ini tetap bersih dan terjaga.

3.3 Analisa Sumber Dampak dan Rencana

Pengelolaan Lingkungan

Berdasarkan rona lingkungan awal wilayah Pelabuhan Barus dan rencana

pembangunan baik fasilitas darat maupun laut hal ini akan memberikan dampak

bagi lingkungan sekitarnya. Maka hal tersebut perlu diminimalisir agar aktivitas

pembangunan tetap sejalan dengan upaya kelestarian lingkungan. Dengan

mengidentifikasi sumber dampak serta rencana pengelolaannya. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

PT. Marga Nusantara Persada10

Page 11: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

Tabel 8. 6 Analisis sumber dampak serta rencana pengelolaan lingkungan di Pelabuhan Barus.

Lokasi Periode Pelaksana Pengawas Laporan

PRA KONSTRUKSI

Persepsi Negatif Masyarakat

Gangguan Kawasan konservasi

ada/tidaknya penolakan masyarakat

menghindari terjadinya konflik dan penolakan masyarakat

Pengembangan kawasan sesuai dengan peruntukan dalam RTRW dan aspirasi masyarakat

kelurahan/desa sekitar

1x ketika pembebasan

lahanPelabuhan Barus

Pemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumatera Utara * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

KONSTRUKSI

Kerusakan JalanLalu lintas kendaraan berat

Jalan rusakMemelihara kualitas jalan umum

memperbaiki jalan yang rusak akibat mobilisasi alat berat dan pengangkutan material

sepanjang lintasan

1x setelah selesai konstruksi

Pelabuhan BarusDLLAJ Kabupaten Tapanuli Tengah

*Pemprov Kepri * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Penurunan Kualitas Udara

emisi gas buang dan penyebaran debu

Baku mutu Ambientmeminimalkan penyebaran debu dan emisi gas buang

menutup kendaraan pengangkut material yang berpotensi menyebarkan debu

sepanjang lintasan

selama kegiatan konstruksi

Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Kepri * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Penyerapan Tenaga Kerja

kebutuhan tenaga konstruksi

Jumlah tenaga local yang terlibat

Memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal

menginformasikan kebutuhan tenaga lokal di setiap kelurahan sekitar pelabuhan

kelurahan/desa sekitar

2x per tahun selama konstruksi

Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Kepri * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Adanya Peluang Usaha

kebutuhan thidup pekerja

Jumlah pelaku usaha lokal yang terlibat

memaksimalkan keterlibatan penduduk lokal untuk berusaha sebagai pendukung

memfasilitasi dan memberi prioritas kepada penduduk lokal untuk berusaha di bidang jasa pendukung kegiatan konstruksi

kelurahan/desa sekitar

2x per tahun selama konstruksi

Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Kepri * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

OPERASI

Kerusakan JalanLalulintas kendaraan berat

Jalan rusakMemelihara kualitas ja;an umum

mewajibkan kendaraan yang terlibat dalam operasi pelabuhan mematuhi aturan tentang emisi jalan maskimal

sekitar pintu gerbang

pelabuhanselama operasi Pelabuhan Barus

PU Kabupaten Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumatera utara

Penurunan Kualitas Udara

emisi gas buang kendaraan

Baku mutu Ambientmeminimalkan penyebaran emisi gas buang

mewajibkan kendaraan yang terlibat dalam operasi pelabuhan mematuhi aturan tentang emisi gas buang kendaraan

sekitar pintu gerbang

pelabuhanselama operasi Pelabuhan Barus

Pemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Penurunan Kualitas Air

ceceran oli dan sampah

PermenLH No. 51/2004 Lampiran 1

menjaga kebersihan/mutu air laut di kolam pelabuhan

membuat larangan pembuangan sampah dan oli bekas ke laut

kolam pelabuhan selama operasi Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Sampah Domestikkegiatan manusia dipelabuhan

Timbulan sampahkawasan darat dan perairan pelabuhan bebas dari sebagaran sampah

menyediakan bak bak sampah di setiap sudut kawasan dan dekat tambatan kapal, menerapkan larangan pembuangan sampah ke perairan

kawasan pelabuhan dan

kolam pelabuhanselama operasi Pelabuhan Barus

Pemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Penyerapan Tenaga Kerja

kebutuhan tenaga operasi bongkar muat

Jumlah Tenaga lokal yang terlibat

Memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal

menginformasikan kebutuhan tenaga lokal di setiap kelurahan sekitar pelabuhan

kelurahan/desa sekitar

1x per tahun Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Adanya Peluang Usaha

kebutuhan pekerja dan penunjang pelabuhan

Jumlah pelaku usaha lokal yang terlibat

memaksimalkan keterlibatan penduduk lokal untuk berusaha sebagai pendukung

memfasilitasi dan memberi priroritas kepada penduduk lokal untuk berusaha di bidang jasa pendukung pelabuhan

kelurahan/desa sekitar

1x per tahun Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Apresiasi Positif Masyarakat

adanya manfaatn pelabuhan

Jumlah konflik dengan masyarakat

menghindari terjadinya konflik dan penolakan masyarakat

Pengembangan kawasan sesuai dengan peruntukan dalam RTRW dan aspirasi masyarakat

kelurahan/desa sekitar

1x per 3 tahun Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Pengembangan Wilayah

kegiatan ekonomi pendukung pelabuhan

Peningkatan Infrastruktur wilayah

memaksimalkan pengaruh positif pelabuhan terhadap masyarakat

berpartisipasi dalam pembangunan insfrastruktur di masyarakat sekitar pelabuhan

kelurahan/desa sekitar

1x tahun Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten

Tapanuli Tengah

*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah

Pengelolaan Lingkungan Institusi Pengelolaan LingkunganJenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur DampakTujuan Pengelolaan

LingkunganRencana Pengelolaan Lingkungan

4)Sumber : Hasil analisa konsultan, PT. Marga Nusantara Persada, 2015

PT. Marga Nusantara Persada11

Page 12: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

CONTENTSBAB 3....................................................................................................................8-1

BAB 4....................................................................................................................8-1

BAB 5....................................................................................................................8-1

BAB 6....................................................................................................................8-1

BAB 7....................................................................................................................8-1

BAB 8. KAJIAN RONA AWAL LINGKUNGAN.............................................................8-1

8.1 Pokok Kajian Terhadap Lingkungan..........................................................8-1

8.2 Rona Lingkungan Awal..............................................................................8-2

8.2.1 Keadaan Iklim dan Geografis.............................................................8-2

8.2.2 Komponen Fisika dan Kimia...............................................................8-3

8.2.3 Komponen Biologi..............................................................................8-4

8.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan.......................................8-5

8.2.5 Kondisi Sarana dan Prasarana............................................................8-7

8.3 Analisa Sumber Dampak dan Rencana Pengelolaan Lingkungan............8-10

Tabel 8. 1 Jenis flora yang ada di Pelabuhan Barus................................................8-5

Tabel 8. 2 Jumlah penduduk Kecamatan Barus.......................................................8-6

Tabel 8. 3 Jumlah fasilitas pendidikan, murid, dan guru Kecamatan Barus.............8-6

Tabel 8. 4 Sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih perpipaan di Kabupaten

Tapanuli Tengah..............................................................................................8-8

Tabel 8. 5 Layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.8-9

Tabel 8. 6 Analisis sumber dampak serta rencana pengelolaan lingkungan di Pelabuhan Barus.

.......................................................................................................................................8-11

Gambar 8. 1 Kualitas air laut secara fisik di Pelabuhan Barus................................8-4

Gambar 8. 2 Kondisi akses jalan di Pelabuhan Barus..............................................8-7

PT. Marga Nusantara Persada12

Page 13: 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02

LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara

PT. Marga Nusantara Persada13