08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02
description
Transcript of 08. Kajian Rona Awal Lingkungan Rev 02
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
BAB 3. KAJIAN RONA AWAL
LINGKUNGAN
3.1 Pokok Kajian Terhadap Lingkungan
Setiap proyek pelabuhan selain menuntut pengelola pelabuhan untuk
mempertimbangkan aspek teknis den ekonomis, juga harus ikut dipertimbangkan
aspek lingkungan dan pencegahan pencemaran. Faktor yang terakhir ini terkadang
lebih berperan dibandingkan faktor teknis dan ekonomis sehingga terkadang
mendorong perencana untuk berusaha meminimalisir dampak negatif yang akan
terjadi.
Konsep Green Port adalah kerangka pengelolaan pelabuhan untuk mencapai
kesetimbangan antara nilai biaya lingkungan dan manfaat ekonomi, sehingga ada
harmonisasi aspek komersial dan lingkungan dalam menunjang pengelolaan yang
berkelanjutan. Oleh karenanya master plan pelabuhan tidak hanya menyangkut
segi ekonomis/komersial dan prospek, tetapi juga harus mengakomodasi aspek
lingkungan mulai dari tahap perencanaan, perancangan, dan pengoperasian.
Lingkungan dapat diartikan sebagai semua faktor baik fisik, kimia, biologi, maupun
sosial yang membawa akibat baik secara langsung maupun tidak langsung, cepat
atau lambat pada makhluk hidup. Setiap gangguan terhadap sistem ini diartikan
sebagai dampak dan survei lingkungan bertujuan untuk menemukan,
memperkirakan, dan mengatasi dampak tersebut. Saat membuat rencana induk
pelabuhan, sangatlah perlu diperhatikan aspek-aspek tersebut. Pengembangan
suatu pelabuhan dapat membawa perubahan pada sifat kimia, fisik, dan biologi
wilayah tersebut, Seperti :
a. Peningkatan kadar debu dan peningkatan kebisingan
Sumber dampak bersumber dari aktivitas proses pembangunan dan
pengembangan pelabuhan dan aktivitas pelabuhan ketika operasional.
PT. Marga Nusantara Persada1
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
b. Penurunan kualitas air di sekitar wilayah pelabuhan.
Sumbar dampak barasal dari limbah rumah tangga yang masuk ke dalam
perairan pelabuhan serta aktifitas perkapalan.
c. Tata ruang kawasan pelabuhan
Terjadinya tidak keserasian tata ruang kawasan pelabuhan, pemukiman
penduduk dan fasilitas umum di dalam lingkungan kerja pelabuhan serta
penumpukkan barang yang melebihi kapasitas.
d. Penurunan populasi makhluk hidup akuatis, misalnya plankton, benthos, dan
kerang-kerangan serta Ikan. Sumber dampak berasal dari limbah rumah
tangga yang masuk ke dalam perairan pelabuhan serta aktivitas perkapalan.
Dan kegiatan penimbunan dan pembangunan dermaga.
e. Peningkatan jumlah penduduk, serta adanya sarana dan prasarana yang
menyangkut utilitas umum di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan.
f. Gangguan kesehatan barasal dari tingginya kandungan debu akibat kegiatan
pengangkutan komoditi curah kering di dalam lingkungan kerja pelabuhan.
3.2 Rona Lingkungan Awal
Kondisi lingkungan saat ini (awal) disajikan untuk menggambarkan kondisi
lingkungan pada saat sebelum Rencana Induk Pelabuhan ini dilaksanakan, dan
sebagai bahan dalam menganalisa dampak-dampak yang akan terjadi. Adanya
kegiatan yang dilakukan disekitar kawasan Pelabuhan Barus akan membawa
dampak-dampak terhadap perubahan kualitas perairan maupun kualitas udara baik
dikawasan pelabuhan Barus sendiri maupun di kawasan sekitarnya.
Data yang disajikan merupakan hasil dari pengumpulan data secara langsung di
lapangan dan data sekunder meliputi aspek: fisik-kimia, biologi dan sosial-ekonomi-
budaya, pengumpulan data serta laporan-laporan dari instansi-instansi terkait,
literatur/laporan-laporan lainnya. Rona lingkungan awal ini juga menjelaskan data-
data dalam garis-garis pokok kajian yang diharapkan dapat menjadi panduan untuk
ditelaah lebih tajam pada dokumen rona lingkungan awal dalam penyusunan
dokumen Amdal ataupun UKL-UPL.
3.2.1 Keadaan Iklim dan Geografis
3.2.1.1 Iklim
Sebagian besar wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan
dengan lautan, sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong daerah
beriklim tropis. Dalam periode Bulan Januari-Desember 2013 suhu udara suhu udara
maksimum bisa mencapai 33,1ᵒC dan suhu minimum mencapai 20,8ᵒC. Rata-rata
suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah selama tahun 2013 sebesar 26,35ᵒC.
PT. Marga Nusantara Persada2
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai
musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada
Bulan Juni sampai September dan musim penghujan biasanya terjadi pada Bulan
November sampai Bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim
pancaroba.
3.2.1.2 Geografis
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai
Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0-1266 m di atas permukaan laut serta terletak
pada 1ᵒ11’00’’ - 2ᵒ22’00” Lintang Utara dan 98ᵒ07’-98ᵒ12’ Bujur Timur.
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
Sebelah selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan
Sebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai luas 2.194,98 km2, sebagian besar berada
di daratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau-pulau kecil di sekitar
wilayah kabupaten ini.
Barus adalah kota yang terdapat pada daratan rendah yang memiliki lebar sekitar
15 km terletak diantara laut dan bukit barisan di Sumatera. Barus secara
administrasi adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera
Utara. wilayah Barus berada di antara 10 26-20 11 Lintang Utara dan 910-980 53
Bujur Timur. Sebelum pemekaran Kecamatan Barus berbatasan langsung dengan
Provinsi Aceh dan Kabupaten Tapanuli Utara. Setelah pemekaran maka Kecamatan
Barus berbatasan dengan :
Sebelah Timur dengan Kecamatan Sosorgadong
Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia (Lautan Hindia)
Sebelah Barat Kecamatan Andam Dewi
Sebelah Utara Kecamtan Barus Utara
Luas area Kecamatan Barus sebesar 21,81 km2, dengan jumlah desa 11 desa dan 2
kelurahan.
3.2.2 Komponen Fisika dan Kimia
3.2.2.1 Kualitas Air Luat
Berdasarkan observasi dilapangan kualitas air laut di wilayah rencana Pelabuhan
Barus secara fisik tidak berbau dan tingkat kekeruhan rendah (cerah) hal ini juga
PT. Marga Nusantara Persada3
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
dapat dilihat dari belum adanya aktivitas pelayaran ataupun aktivitas lainnya yang
ada di sekitar lokasi pelabuhan.
Gambar 8. 1 Kualitas air laut secara fisik di Pelabuhan Barus.
3.2.2.2 Kualitas Udara dan Kebisingan
Kualitas udara di suatu daerah tergantung pada kondisi geografis, topografi,
klimatologi dan meteorologi daerah tersebut. Selain itu kualitas udara dipengaruhi
pula oleh sumber pencemaran yang ada didaerah tersebut atau disekitarnya.
Tidak adanya data sekunder tentang kualitas udara di Pelabuhan Barus Kecamatan
Barus ini membuat analisis mengenai kondisi kualitas udara di lokasi ini sulit untuk
diprediksi maka oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan pengukuran dikawasan
Pelabuhan Barus dan Sekitarnya. Hal ini perlu dilakukan karena mengingat kegiatan
yang akan dilakukan di Pelabuhan Barus ini akan memberikan dampak penurunan
terhadap kualitas udara. Dengan dilakukannya pengukuran tingkat pencemaran
terhadap kualitas udara ambient dan dibandingkan dengan peraturan pemerintah
nomor 41 tahun 1999 tentang pencemaran udara diharapkan dapat dilakukan
upaya pengendalian terhadap pencemaran tersebut apabila pencemaran yang
terjadi sudah melebihi Baku Mutu.
Namun hasil observasi dilapangan kondisi kualitas udara di Pelabuhan Barus Masih
dirasakan cukup baik. Begitu juga dengan kebisingan. Hal ini dikarenakan belum
adanya aktivitas pelayaran atau kegiatan yang lainnya.
3.2.3 Komponen Biologi
Kondisi lingkungan biologi di daerah tapak kegiatan biasanya dibedakan menjadi 3
(dua) kelompok, yaitu Flora dan Fauna.
Dalam sistem hidrologi, peranan vegetasi sangat penting artinya, karena
kemungkinan intervensi manusia terhadap unsur tersebut sangat besar. Vegatasi
dapat merubah sifat fisik dan kimia tanah dalam hubungannya dengan air, dapat
mempengaruhi kondisi permukaan tanah, dengan demikian akan mempengaruhi
besar kecilnya aliran air permukaan. Secara umum, pengaruh vegetasi penutup
tanah terhadap erosi adalah :
PT. Marga Nusantara Persada4
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
Melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan (menurunkan
kecepatan dan memperkecil diameter air hujan)
Menurunkan kecepatan dan volume air larian
Menahan partikel partikel tanah pada tempatnya melalui sistem
perakaran
Mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air.
Keberadaan biota air di wilayah sekitar rencana kegiatan memiliki nilai ekologi dan
ekonomi yang penting. Nilai penting secara ekonomi dapat terlihat dari aktivitas
masyarakat melakukan kegiatan penangkapan ikan dan biota air laut. Sedangkan
nilai ekologi saat ini berbagai vegetasi pantai sudah mulai banyak yang terganggu
karena adanya dampak dari pembangunan dikawasan pelabuhan. Kegiatan
dimaksud membawa pengaruh terhadap ekosistem biota darat serta biota laut
dengan terusiknya habitat tempat berkembang biaknya vegetasi. Oleh sebab itu
perlu dilakukan analisis mengenai biota darat dan laut ini agar ekosistem laut tetap
terjaga.
3.2.3.1 Flora
Berdasarkan hasil observasi dilapangan disekitar wilayah pelabuhan yang dicatat
dan diamati pada analisis ini untuk Pelabuhan Barus mencapai 3 jenis flora. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 8. 1 Jenis flora yang ada di Pelabuhan Barus.
No Jenis Nama Latin Famili
1 Kelapa Cocos nucifera L Arecaceae
2 Tapak Kambing Ipomoea pes-caprae Ipomoea pes-caprae
3 Bakau Rhizopora sp. Rhizoporaceae
4)Sumber : Hasil observasi konsultan, PT. Marga Nusantara Persada, 2015
3.2.3.2 Fauna
Berdasarkan observasi dilapangan untuk jenis fauna yang terdapat di sekitar
pelabuhan Barus diantaranya terdapat ayam dan kambing.
3.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan
3.2.4.1 Jumlah Penduduk
Penduduk Tapanuli Tengah hasil sensus penduduk terakhir yang diselnggarakan
pasca tahun 2010 (SP 2010) berjumlah 311.232 jiwa, dengan kepadatan
penduduknya sebesar 142 jiwa per km2. Pada tahun 2013 penduduk Kabupaten
Tapanuli Tengah meningkat menjadi 324.006 jiwa, dengan kepadatam sebesar
penduduk sebesar 148 jiwa per km2. Komposisi penduduk di Kabupaten Tapanuli
Tengah lebih banyak Laki-laki (50,19 %) daripada perempuan (49,81 %) sehingga
PT. Marga Nusantara Persada5
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
rasio jenis kelamin/sex ratio penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun
2013 sebesar 100,75 %.
Lokasi rencana Pelabuhan Barus terletak di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli
Tengah. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2013 maka untuk jumlah
penduduk Kecamatan Barus sebesar 15.745 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki
sebesar 7.935 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 7.810 jiwa. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. 2 Jumlah penduduk Kecamatan Barus.
Laki-laki Perempuan Jumlah
Barus 21,81 7.935 7.810 15.745 101,6 721,92
KecamatanLuas (km2)
Penduduk Ratio Jenis Kelamin
Kepadatan Penduduk
5)Sumber : Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka Tahun 2014
3.2.4.2 Mata Pencaharian
Untuk menunjang kehidupan yang layak maka perekonomian sangat menentukan
tingkat kemakmuran suatu daerah. Di Kecamatan Barus mata pencarian
masyarakatnya sebagai tulang punggung penunjang kehidupan yang layak
tersebut. Profesi masyarakatnya ada yang menjadi nelayan, pegawai, petani dan
berdagang. Mata pencarian ini dapat dibagi menjadi berbagai sektor di antaranya
sektor perikanan atau kelautan, sektor perindustrian, sektor Jasa dan perdagangan.
3.2.4.3 Tingkat Pendidikan
Keberhasilan pembangunan daerah sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya.
Semakin maju pendidikan berarti akan membawa berbagai pengaruh positif bagi masa depan
berbagai bidang kehidupan. Demikian pentingnya peranan pendidikan, tidaklah mengherankan
kalau pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat.
Dalam bidang pendidikan di Kecamatan Barus khususnya dan Kabupaten Tapanuli
Tengah umumnya sedikit agak terlambat perkembangan di bandingkan dengan
daerah-daerah lain. Akan tetapi bukan berarti dari sini tidak lahir cendikiawan yang
disegani dalam bidangnya sebut saja Prof. Dachnil Kamars M.A (UNP), Prof.P.Marbun
(UI), Dr.BahdiNur Tanjung (UMSU)dan lain-lain, dan saat ini banyak putra-putri asal
Barus sedang melanjutkan studi dijenjang S-2 dan S-3 baik dalam dan luar negeri.
Gambaran secara umum perkembangan pendidikan di Kecamatan Barus dapat dilihat sebagai
berikut.
Tabel 8. 3 Jumlah fasilitas pendidikan, murid, dan guru Kecamatan Barus.
PT. Marga Nusantara Persada6
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
Negeri Swasta Jumlah Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah
Barus 1 5 6 436 396 832 20 49 69
Barus 1 2 3 422 398 820 24 31 55
Barus 1 2 3 378 323 701 30 30 60
Barus 1 1 2 243 399 642 25 34 59
Barus 1 - 1 200 287 487 9 21 30
Sekolah Murid
Madrasah Ibdidayah
SMP
Madrasah Tsanawiyah
SMA
Madrasah Aliyah
MuridKecamatan
5)Sumber : Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam Angka Tahun 2014
3.2.4.4 Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat tergantung pola hidup serta fasilitas kesehatan yang
mendukung yang ada di Kecamatan Barus. Berdasarkan data Badan pusat Statistik
tahun 2014 adapun jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Barus terdiri
dari 1 unit rumah sakit umum, 1 unit Puskesmas, 4 unit puskesmas pembantu, dan
18 posyandu.
3.2.5 Kondisi Sarana dan Prasarana
3.2.5.1 Jaringan Jalan
Akses jalan darat dari perkampungan menuju lokasi pelabuhan sudah tidak baik
lagi. Dengan kondisi banyak terdapat lubang dan jalan bergelombang dengan lebar
jalan ± 3 m. Perlu adanya perbaikan sebagai fasilitas penunjang menuju pelabuhan.
Selain itu juga dapat mengurangi debu yang bertebaran yang dapat menurunkan
kualitas udara di sekitar pelabuhan. Sedangkan untuk akses jalan yang berada di
rencana wilayah pelabuhan kondisinya juga belum baik, bahkan jalur menuju
dermaga masih berupa jalan setapak tanah dan banyak terdapat ekosistem
tumbuhan rumput yang ada di pesisir pantai.
Gambar 8. 2 Kondisi akses jalan di Pelabuhan Barus.
PT. Marga Nusantara Persada7
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
3.2.5.2 Jaringan Air Bersih
Sumber daya air merupakan sumber daya alam yang memiliki sifat terbatas baik
secara kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Keterbatasan kualitas air adalah mutu air yang tidak layak untuk digunakan atau
dikonsumsi manusia. Penggunaan air yang tidak layak tersebut untuk berbagai
keperluan manusia dapat menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan.
Rendahnya kualitas air merupakan masalah yang serius, namun ternyata terdapat
juga masalah berupa distribusi sumber air yang tidak merata. Tentunya kondisi
kurangnya sumber daya air yang dapat dimanfaatkan memerlukan sebuah
pengelolaan yang memadai untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih.
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah
secara umum dikelolah oleh 2 (dua) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Tirta
Nadi yang di kelolah oleh Provinsi Sumatera Utara dan PDAM Mual Nauli di kelola
oleh BUMD Kabupaten Tapanuli Tengah, namun masih cukup banyak masyarakat
yang memanfaatkan air sumur rumah tangga. Tingkat pelayanan PDAM Tirta Nadi
pada Tahun 2013 mencapai 42 % dengan pengaliran selama 24 jam dan tingkat
kebocoran sebesar 16 %. Sedangkan tingkat pelayanan PDAM Mual Nauli
Kabupaten Tapanuli Tengah pada Tahun 2013 mencapai 33,80 % dan tingkat
kebocoran 50% Sistem pelayanan PDAM Tirta Nadi dan Mual Nauli dilakukan
dengan sistem gravitasi.
Tabel 8. 4 Sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih perpipaan di Kabupaten Tapanuli Tengah.
No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan
1 Pengelola PDAM MUAL NAULI
2 Tingkat Pelayanan % 33.80 3 Kapasitas Produksi Lt/detik 74.2 4 Kapasitas Terpasang Lt/detik 106 5 Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit 3.763 6 Jumlah Kran Air Unit - 7 Kehilangan Air (UFW) % 50 8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) m3 750 9 Jumlah pelanggan per kecamatan
- Kecamatan Sorkam Pelanggan 868
- Kecamatan Manduamas Pelanggan 288
- Kecamatan Sosorgadong Pelanggan 140
- Kecamatan Badiri Pelanggan 210
- Kecamatan Kolang Pelanggan 215
- Kecamatan Tukka Hutanabolon Pelanggan 296
- Kecamatan Tapian Nauli Pelanggan 254
- Kecamatan Pandan Pelanggan 189
- Kecamatan Pinangsori Pelanggan 432
- Kecamatan Barus Pelanggan 571
- Kecamatan Sibabangun Pelanggan 300
6)Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2015
PT. Marga Nusantara Persada8
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
3.2.5.3 Jaringan Air Limbah dan Drainase
Pada umumnya air limbah dapat menimbulkan dampak, yaitu dampak terhadap
kehidupan biota air, dampak terhadap kualitas air tanah, dampak terhadap
kesehatan, dampak terhadap estetika lingkungan. Pada wilayah perkotaan mudah
terlihat adanya sarana air limbah yang dialirkan melalui saluran-saluran, dimana air
limbah dari rumah tangga tersebut segera dialirkan ke saluran-saluran yang ada di
sekitar wilayah permukiman sampai ke badan air anak sungai dan sungai terdekat
dan juga di alirkan ke dalam septiktank individu. Dimana umumnya di Kabupaten
Tapanuli Tengah pembuangan air limbah yang bersumber dari limbah cair rumah
tangga baik berupa limbah dapur ataupun kamar mandi tersebut langsung melalui
sistem drainase lingkungan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu dan belum
tersedianya Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) ataupun Instalasi Pengelolaan
Air Limbah (IPAL).
Pengelolaan air limbah domestik dengan menggunakan sistim off site masih 2 unit
di Kabupaten Tapanuli Tengah yang melayani 100 kk penduduk. Khusus limbah
lumpur tinja, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah belum
memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) begitu juga armada truk penguras
tinja belum ada. Selama ini masyarakat terutama yang tinggal di daerah
perbatasan dengan Kota Sibolga dan Ibu Kota Kabupaten menggunakan fasilitas
Pemerintah Kota Sibolga.
Tabel 8. 5 Layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Sarana Tidak Layak Huni
Off Site
Berbasi KomunalKawasan Terpusat
KKCupluk,Tangki Septikn Tidak
Aman (KK)
J amban Keluarga dgn tangki septik
aman (KK)
MCK Umum / J amban
Bersama (KK)
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal
(KK)
Sambungan Rumah
Kecamatan Barus 1,572 1,038 533 - - - - -
1 Patupangan 172 113 58 - - - - -
2 Kedai Gedang 155 102 52 - - - - -
3 Sigambo-gambo 101 67 34 - - - - -
4 Padang Masiang 215 142 73 - - - - -
5 Kampung Solok 103 68 35 - - - - -
6 Pasar Batu Gerigis 143 95 49 - - - - -
7 Pasar Terandam 234 154 79 - - - - -
8 K i n a l i 32 21 11 - - - - -
9 Ujung Batu 79 52 27 - - - - -
10 Kampung Mudik 76 50 26 - - - - -
11 Gabungan Hasang 120 80 41 - - - - -
12 Aek Dakka 74 49 25 - - - - -
13 Bungo Tanjung 68 45 23 - - - - -
No Nama Kecamatan/ Kelurahan
BABS+
Sarana layak
On Site System
Individual
6)Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2015
PT. Marga Nusantara Persada9
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
3.2.5.4 Persampahan
Sistem Pengelolaan persampahan di Kabupaten Tapanuli Tengah belum semuanya
dapat terlayani dengan baik, di Kecamatan Barus masyarakat mengelolanya sendiri
baik di bakar ataupun di buang ke sungai, selokan, laut ataupun ke halaman
belakang.
Saat ini kondisi sampah yang ada di sekitar pelabuhan Barus hanya terdapat
sampah organik seperti ranting pohon, dedaunan, rumput yang ada dipesisir, serta
batok kelapa. Tidak adanya sampah anorganik seperti sampah plastik ataupun botol
bekas minuman hal ini dikarenakan belum adanya aktivitas apapun baik pelayaran,
perdagangan, maupun perikanan yang ada di lokasi pelabuhan. Namun hal ini tetap
perlu di perhatikan sesuai dengan rencana pengembangan pelabuhan yang akan
menjadi tempat kapal berlabuh baik bagi kapal penumpang maupun barang
kegiatan ini pasti akan menimbulkan masalah terutama sampah. Hal ini
menyebabkan perlunya menyediakan tempat sampah ataupun upaya pengelolaan
sampah yang baik agar kondisi wilayah pelabuhan ini tetap bersih dan terjaga.
3.3 Analisa Sumber Dampak dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan
Berdasarkan rona lingkungan awal wilayah Pelabuhan Barus dan rencana
pembangunan baik fasilitas darat maupun laut hal ini akan memberikan dampak
bagi lingkungan sekitarnya. Maka hal tersebut perlu diminimalisir agar aktivitas
pembangunan tetap sejalan dengan upaya kelestarian lingkungan. Dengan
mengidentifikasi sumber dampak serta rencana pengelolaannya. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
PT. Marga Nusantara Persada10
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
Tabel 8. 6 Analisis sumber dampak serta rencana pengelolaan lingkungan di Pelabuhan Barus.
Lokasi Periode Pelaksana Pengawas Laporan
PRA KONSTRUKSI
Persepsi Negatif Masyarakat
Gangguan Kawasan konservasi
ada/tidaknya penolakan masyarakat
menghindari terjadinya konflik dan penolakan masyarakat
Pengembangan kawasan sesuai dengan peruntukan dalam RTRW dan aspirasi masyarakat
kelurahan/desa sekitar
1x ketika pembebasan
lahanPelabuhan Barus
Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumatera Utara * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
KONSTRUKSI
Kerusakan JalanLalu lintas kendaraan berat
Jalan rusakMemelihara kualitas jalan umum
memperbaiki jalan yang rusak akibat mobilisasi alat berat dan pengangkutan material
sepanjang lintasan
1x setelah selesai konstruksi
Pelabuhan BarusDLLAJ Kabupaten Tapanuli Tengah
*Pemprov Kepri * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Penurunan Kualitas Udara
emisi gas buang dan penyebaran debu
Baku mutu Ambientmeminimalkan penyebaran debu dan emisi gas buang
menutup kendaraan pengangkut material yang berpotensi menyebarkan debu
sepanjang lintasan
selama kegiatan konstruksi
Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Kepri * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Penyerapan Tenaga Kerja
kebutuhan tenaga konstruksi
Jumlah tenaga local yang terlibat
Memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal
menginformasikan kebutuhan tenaga lokal di setiap kelurahan sekitar pelabuhan
kelurahan/desa sekitar
2x per tahun selama konstruksi
Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Kepri * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Adanya Peluang Usaha
kebutuhan thidup pekerja
Jumlah pelaku usaha lokal yang terlibat
memaksimalkan keterlibatan penduduk lokal untuk berusaha sebagai pendukung
memfasilitasi dan memberi prioritas kepada penduduk lokal untuk berusaha di bidang jasa pendukung kegiatan konstruksi
kelurahan/desa sekitar
2x per tahun selama konstruksi
Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Kepri * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
OPERASI
Kerusakan JalanLalulintas kendaraan berat
Jalan rusakMemelihara kualitas ja;an umum
mewajibkan kendaraan yang terlibat dalam operasi pelabuhan mematuhi aturan tentang emisi jalan maskimal
sekitar pintu gerbang
pelabuhanselama operasi Pelabuhan Barus
PU Kabupaten Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumatera utara
Penurunan Kualitas Udara
emisi gas buang kendaraan
Baku mutu Ambientmeminimalkan penyebaran emisi gas buang
mewajibkan kendaraan yang terlibat dalam operasi pelabuhan mematuhi aturan tentang emisi gas buang kendaraan
sekitar pintu gerbang
pelabuhanselama operasi Pelabuhan Barus
Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Penurunan Kualitas Air
ceceran oli dan sampah
PermenLH No. 51/2004 Lampiran 1
menjaga kebersihan/mutu air laut di kolam pelabuhan
membuat larangan pembuangan sampah dan oli bekas ke laut
kolam pelabuhan selama operasi Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Sampah Domestikkegiatan manusia dipelabuhan
Timbulan sampahkawasan darat dan perairan pelabuhan bebas dari sebagaran sampah
menyediakan bak bak sampah di setiap sudut kawasan dan dekat tambatan kapal, menerapkan larangan pembuangan sampah ke perairan
kawasan pelabuhan dan
kolam pelabuhanselama operasi Pelabuhan Barus
Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Penyerapan Tenaga Kerja
kebutuhan tenaga operasi bongkar muat
Jumlah Tenaga lokal yang terlibat
Memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal
menginformasikan kebutuhan tenaga lokal di setiap kelurahan sekitar pelabuhan
kelurahan/desa sekitar
1x per tahun Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Adanya Peluang Usaha
kebutuhan pekerja dan penunjang pelabuhan
Jumlah pelaku usaha lokal yang terlibat
memaksimalkan keterlibatan penduduk lokal untuk berusaha sebagai pendukung
memfasilitasi dan memberi priroritas kepada penduduk lokal untuk berusaha di bidang jasa pendukung pelabuhan
kelurahan/desa sekitar
1x per tahun Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Apresiasi Positif Masyarakat
adanya manfaatn pelabuhan
Jumlah konflik dengan masyarakat
menghindari terjadinya konflik dan penolakan masyarakat
Pengembangan kawasan sesuai dengan peruntukan dalam RTRW dan aspirasi masyarakat
kelurahan/desa sekitar
1x per 3 tahun Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Pengembangan Wilayah
kegiatan ekonomi pendukung pelabuhan
Peningkatan Infrastruktur wilayah
memaksimalkan pengaruh positif pelabuhan terhadap masyarakat
berpartisipasi dalam pembangunan insfrastruktur di masyarakat sekitar pelabuhan
kelurahan/desa sekitar
1x tahun Pelabuhan BarusPemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah
*Pemprov Sumut * BLHD Kabupaten Tapanuli Tengah
Pengelolaan Lingkungan Institusi Pengelolaan LingkunganJenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur DampakTujuan Pengelolaan
LingkunganRencana Pengelolaan Lingkungan
4)Sumber : Hasil analisa konsultan, PT. Marga Nusantara Persada, 2015
PT. Marga Nusantara Persada11
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
CONTENTSBAB 3....................................................................................................................8-1
BAB 4....................................................................................................................8-1
BAB 5....................................................................................................................8-1
BAB 6....................................................................................................................8-1
BAB 7....................................................................................................................8-1
BAB 8. KAJIAN RONA AWAL LINGKUNGAN.............................................................8-1
8.1 Pokok Kajian Terhadap Lingkungan..........................................................8-1
8.2 Rona Lingkungan Awal..............................................................................8-2
8.2.1 Keadaan Iklim dan Geografis.............................................................8-2
8.2.2 Komponen Fisika dan Kimia...............................................................8-3
8.2.3 Komponen Biologi..............................................................................8-4
8.2.4 Komponen Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan.......................................8-5
8.2.5 Kondisi Sarana dan Prasarana............................................................8-7
8.3 Analisa Sumber Dampak dan Rencana Pengelolaan Lingkungan............8-10
Tabel 8. 1 Jenis flora yang ada di Pelabuhan Barus................................................8-5
Tabel 8. 2 Jumlah penduduk Kecamatan Barus.......................................................8-6
Tabel 8. 3 Jumlah fasilitas pendidikan, murid, dan guru Kecamatan Barus.............8-6
Tabel 8. 4 Sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih perpipaan di Kabupaten
Tapanuli Tengah..............................................................................................8-8
Tabel 8. 5 Layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.8-9
Tabel 8. 6 Analisis sumber dampak serta rencana pengelolaan lingkungan di Pelabuhan Barus.
.......................................................................................................................................8-11
Gambar 8. 1 Kualitas air laut secara fisik di Pelabuhan Barus................................8-4
Gambar 8. 2 Kondisi akses jalan di Pelabuhan Barus..............................................8-7
PT. Marga Nusantara Persada12
LAPORAN ANTARAPenyusunan Rencana Induk Pelabuhan Barus Provinsi Sumatera Utara
PT. Marga Nusantara Persada13