1 · Web viewBAB X ANALISA LINGKUNGAN 10.1 UMUM ajian aspek lingkungan berdasarkan survai LHR tahun...

41
LAPORAN AKHIR BAB X ANALISA LINGKUNGAN 10.1 UMUM ajian aspek lingkungan berdasarkan survai LHR tahun 2014 dan survai rona lingkungan awal. Analisis lingkungan menitik beratkan pada analisis kualitas udara dan tingkat kebisingan yang dihitung berdasarkan data LHR jam sibuk (kendaraan / jam) pada kondisi jalan eksisting. Dari hasil analisis tersebut dibandingkan dengan baku mutu lingkungan kualitas udara dan tingkat kebisingan, hasilnya apakah sudah di atas atau masih di bawah baku mutu lingkungan atau berdasarkan hasil wawancara langsung kepada masyarakat yang bertempat tinggal berada pada sisi rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang. 10.2 LINGKUP SURVAI Survai lingkungan dilakukan untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner terhadap 53 kepala keluarga penduduk yang terkena dampak rencana pembangunan jalan Mangkang – Utara Kota Semarang (Jalan tikungan Arteri Utara Kaliwungu Km 19+200– sepanjang Perencanaan Teknis Jalan Mangkang Arteri Utara Kota Semarang Tahun Anggaran 2014 BAB X - 1 K

Transcript of 1 · Web viewBAB X ANALISA LINGKUNGAN 10.1 UMUM ajian aspek lingkungan berdasarkan survai LHR tahun...

1

LAPORAN AKHIR

BAB X

ANALISA LINGKUNGAN

10.1UMUM

ajian aspek lingkungan berdasarkan survai LHR tahun 2014 dan survai rona lingkungan awal. Analisis lingkungan menitik beratkan pada analisis kualitas udara dan tingkat kebisingan yang dihitung berdasarkan data LHR jam sibuk (kendaraan / jam) pada kondisi jalan eksisting. Dari hasil analisis tersebut dibandingkan dengan baku mutu lingkungan kualitas udara dan tingkat kebisingan, hasilnya apakah sudah di atas atau masih di bawah baku mutu lingkungan atau berdasarkan hasil wawancara langsung kepada masyarakat yang bertempat tinggal berada pada sisi rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang.

10.2 LINGKUP SURVAI

Survai lingkungan dilakukan untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner terhadap 53 kepala keluarga penduduk yang terkena dampak rencana pembangunan jalan Mangkang – Utara Kota Semarang (Jalan tikungan Arteri Utara Kaliwungu Km 19+200– sepanjang tambak/sawah wilayah Kelurahan Mangkang Kulon – Kelurahan Mangunharjo – Kelurahan Karanganyar – Kelurahan Tugurejo – Kelurahan Tambakharjo – Kelurahan Krapyak – sebelah utara Bandara A.Yani - Kelurahan Tawangsari – Arteri Utara Kota Semarang) baik langsung maupun tidak langsung dan dari survai LHR tahun 2014 dapat sebagai acuan dalam memprediksi analisa kelayakan Finansial dan kelayakan Lingkungan . Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku laporan tentang lingkungan dari BPS, Stasiun Klimatologi BMKG Kota Semarang atau instansi terkait lainnya .

10.3. HASIL SURVAI LINGKUNGAN

10.3.1 Kondisi Eksisting Lingkungan

10.3.1.1 Kualitas Udara.

Berdasarkan hasil Survai perhitungan volume lalu lintas LHR arus jam sibuk yang terdapat pada tabel rekapitulasi hasil Survai valume lalu lintas di wilayah Sepanjang Perencanaan DED Pembangunan Jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang yang meliputi di beberapa titik pengamatan yang dianggap mewakili sebagai berikut :

a. Daerah Persimpangan meliputi :

1. Persimpangan Jalan Arteri Utara Kota Semarang

2. Persimpangan dan Bundaran Kalibanteng Kota Semarang

3. Persimpangan Tol Krapyak Kota Semarang

4. Persimpngan Jrakah Kota Semarang

b. Wilayah Ruas jalan yang terus menerus meliputi :

1. Jalan raya Siliwangi – Mangkang Semarang

2. Jalan Arteri Utara Semarang

Dari hasil tersebut di atas dapat disajikan dalam table sebagai berikut :

Tabel . 10.1

Hasil LHR didasarkan untuk menganalisa Kelayakan Finansial Perencanaan DED Jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang tahun 2014

NO

Jenis Kendaraan

LHR

Waktu Tempuh

Selisih waktu tempuh(mnt)

VOC/jam

(Rp)

Hemat VOC /mnt (Rp)

Hemat total LHR

(Rp)

Hemat rata2/Kendaraan (Rp)

Lewt jln Eksisting

Lwt jln Rencana

1

Sedan.jeep

7.628

55,00

15,00

40,00

97.452,23

64.968,15

495.577.070,06

2

Pic up,kombi

1.492

55,00

15,00

40,00

48.055,20

32.036,80

47.786.093,91

3

Microbus

100

55,00

15,00

40,00

85.115,13

56.743,42

5.685.690,79

4

Bus

614

55,00

15,00

40,00

11.4432,57

76.288,38

46.860.135,69

5

Truk 2 As

5.118

55,00

15,00

40,00

46.568,23

31.045,48

158.886.131,79

6

Truk 3 As

4821

55,00

15,00

40,00

58.806,82

39.204,55

188.999.232,95

7

Total

19.773

943.794.355,20

Sumber : Hasil Analisa

Dengan panjang jalan 14,10 km dan jumlah kendaraan rata-rata /jam sebanyak 162 maka jarak kendaraan satu dengan yang lainnya sepanjang 40 m, maka besarnya polutan bahan bakar sebagai berikut :

Tabel 10.2

Besarnya Polutan Bahan Bakar ((G/M3) Berdasarkan Jarak Diperinci Menurut Jenis Kendaraan Pada LHR Arus Jam Sibuk di wilayah Studi

Titik – titik Survai

Besarnya Polutan pada LHR Arus Jam Sibuk

MC

LV

HV

CO

0,310

x 103

HC

345,74 x 10-3

Nox

1,19 x 10-3

PM

12,16

CO

0,301 x 103

HC

58,7 x 10-3

NOx

119,3 x 10-3

PM

3,96

CO

0,220x 103

HC

27,65 x 10-3

NOx

541,6x 10-3

PM

107,39

Titik A

151,28

0,169

0,6 x 10-3

5,934

52,67

10,3 x 10-3

20,9 x 10-3

0,693

7,7

0,97 x 10-3

18,97 x 10-3

3,76

Titik B

150,35

0,168

0,6 x 10-3

5,897

93,31

18,2 x 10-3

37 x 10-3

1,228

25,3

3,18 x 10-3

62,28 x 10-3

12,35

Titik C

173,29

0,193

0,7 x 10-3

6,797

140,27

27,4 x 10-3

55,6 x 10-3

1,845

1,76

0,22 x 10-3

4,33 x 10-3

0,86

Titik D

175,77

0,196

0,7 x 10-3

6,895

172,77

33,7 x 10-3

68,5 x 10-3

2,273

128,7

16,17 x 10-3

316,84 x 10-3

62,82

Total

650,69

0,726

2,6 x 10-3

25,523

459,02

89,6 x 10-3

182 x 10-3

6,039

183,46

20,54 x 10-3

402,41 x 10-3

79,79

Rata-2

162,67

0,182

0,65 x 10-3

6,381

114,75

22,4 x 10-3

45,5 x 10-3

1,510

40,87

5,135 x 10-3

100,6 x 10-3

19,95

Sumber : Hasil analisis,

Berdasarkan analisis lingkungan kualitas udara pada jalan eksisting dan kemudian dibandingkan baku mutu kualitas udara sesuai PPRI No 41 tahun 1999 tentang baku mutu udara ambien Nasional, maka semua komponen pencemar udara masih berada di bawah ambang batas baku mutu.

10.3.2. Tingkat Kebisingan

Tingkat kebisingan yang dihasilkan lalu lintas kendaraan yang lewat tergantung dari kecepatan kendaraan. Berdasarkan kondisi jalan yang ada di Kota Semarang dimungkinkan kendaraan melaju dengan kecepatan antara 30 – 60 km/jam, maka tingkat kebisingan kendaraan berat dapat diidentifikasi sekitar 80 – 90 dB (di atas ambang batas baku mutu lingkungan tingkat kebisingan yang sarankan 70 dB). Kebisingan dari sebuah kendaraan besar (HV) sama dengan kebisingan dari 9 kendaraan ringan (LV), maka tingkat kebisingan rata-rata adalah :

a. Sepeda motor (Motor Cycle): 65 dBA

b. Kendaraan ringan (Light Vihicle): 70 dBA

c. Kendaraan berat (Heavy Vihicle): 85 dBA

1. Tingkat kebisingan masing-masing jenis kendaraan

Tingkat kebisingan masing-masing jenis kendaraan sesuai FHWA dapat dihitung berdasarkan persamaan :

L n,i= La,i + 10 log (N/S) + 10 log (15/d)t + ( + F - 13 dBA

Perhitungannya sebagai berikut :

L MC= 65 + 10 log (525/43) + 10 log (15/60)1 +0,5 + 0 -13 dBA

L MC= 65 + 10,9 - 9,03 + 0 - 13 dBA = 53,87 dBA

L LC= 70 + 10 log (381/43) + 10 log (15/60)1 +0,5 + 0 -13 dBA

L LC= 70 + 9,47 – 9,03 + 0 - 13 dBA = 57,44 dBA

L HC= 85 + 10 log (186/43) + 10 log (15/60)1 +0,5 + 0 -13 dBA

L HC= 85 + 6,36 - 9,03 + 0 - 13 dBA = 69,33 dBA

2. Tingkat Kebisingan Total

Tingkat kebisingan total dari ketiga macam jenis kendaraan tersebut, digunakan persamaan :

Ltotal = 10 log ( 10 L MC/10 + 10 L LV/10 + 10 L HV/10)

Perhitungannya sebagai berikut :

Ltotal = 10 log ( 10 5,4 + 10 5,7 + 106,9)

Ltotal = 10 log (251.189 + 501.187 + 7.943.282)

Ltotal = 69,39 dBA

Kesimpulan :

Tingkat kebisingan total sebesar 69,39 dBA belum melebihi ambang batas baku mutu tingkat kebisingan yang disarankan 70 dBA, namun hampir mendekati ambang batas. Dengan demikian perlu mengantisipasi dan pengendalian kebisingan dengan cara penghijauan atau mengatur jarak rumah dengan jalan raya maupun dengan penanaman pohon penghijauan ditepi jalan sebelah kanan maupun dikiri jalan raya Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang dengan jenis tanaman pohon tertentu .

10.3.3 . RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL WILAYAH STUDI

Rencana Kelurahan-kelurahan yang akan terkena rencana DED pembangunan jalan Mangkang - Arteri Utara Kota Semarang yang meliputi : dari (Jalan tikungan Arteri Utara Kaliwungu Km 19+200 – sepanjang tambak/sawah wilayah Kelurahan Mangkang Kulon – Kelurahan Mangunharjo – Kelurahan Karanganyar – Kelurahan Tugurejo – Kelurahan Tambakharjo – Kelurahan Krapyak – sebelah utara Bandara A.Yani - Kelurahan Tawangsari – Arteri Utara Kota Semarang) di sepanjang rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang sepanjang 14,10 km.

Rona Lingkungan awal akan difokuskan pada tiga komponen utama yang akan dikaji di wilayah studi yakni komponen fisika kimia, biologi serta sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat (sosekbudkesmas).

10.3.3.1 Rona Lingkungan Fisika Kimia

Rona lingkungan fisika kimia yang dikaji meliputi kualitas udara/Iklim, kebisingan, kualitas air dan tanah :

a. Cuaca / Iklim

1) Temperatur ( C ) dan kelembaban (%)

Berdasarkan Keadaan Suhu/Temperatur dan Kelembaban di Kota Semarang yang diperinci menurut bulan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 10.3

Keadaan Suhu/Temperatur Dan Kelembaban Di Kota Semarang Menurut Bulanan Pada Tahun 2014

BULAN

TEMPERATUR/SUHU ( C )

KELEMBABAN (%)

Rata-rata

Maksimum

Minimum

Januari

25,9

28,9

23,9

90

Februari

26,5

29,6

24,6

88

Maret

27,5

30,8

24,8

85

April

28,3

32,1

25,6

82

Mei

29,1

33,1

25,9

76

Juni

28,7

32,9

25,4

69

Juli

27,7

32,3

24,6

75

Agustus

27,8

33,2

24,2

70

September

28,5

34,6

23,6

61

Oktober

29,5

35,2

25,0

64

November

28,7

33,4

25,0

72

Desember

27,5

31,0

25,2

83

RATA –RATA

Tahun 2014

28,0

32,3

24,8

76,2

Sumber : Stasiun Klimatologi BMKG Kota Semarang Tahun 2014

2) Arah Angin dan Kecepatan (Knots)

Keadaan arah angin dan kecepatan di Kota Semarang menurut bulanan Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 10.4

Keadaan Arah Angin Dan Kecepatan Angin Di Kota Semarang Menurut Bulanan Pada Tahun 2014

BULAN

KECEPATAN RATA-RATA (Knots)

ARAH ANGIN TERBANYAK

KECEPATAN ANGIN TERBESAR

ARAH ANGIN PADA KECEPATAN TERBESAR

Januari

7.3

Timur Laut

27

Timur Laut

Februari

7.2

Timur Laut

27

Timur Laut

Maret

5.6

Utara

22

Utara

April

5.2

Utara

22

Utara

Mei

6

Utara

25

Timur

Juni

5.8

Timur

22

Timur

Juli

6

Timur

22

Timur

Agustus

7

Timur

25

Timur

September

6

Timur

22

Timur

Oktober

7

Timur

27.8

Utara

November

6

Timur

22

Timur

Desember

4

Utara

22.0

Utara

RATA –RATA

Tahun 2014

6.03

Timur

23

Timur

Sumber : Stasiun Klimatologi BMKG Kota Semarang Tahun 2014

3) Keadaan Tinggi tempat , Curah Hujan dan Hari Hujan (mm)

Banyaknya hari hujan dan curah hujan di Kota Semarang pada tahun 2013 di rinci per Kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 10.5

Keadaan Tinggi Tempat , Curah Hujan dan Hari Hujan dirinci per Kecamatan Kota Semarang Tahun 2013

No

Kecamatan

Tinggi Tempat (Meter)

Curah Hujan (Mm)

Hari Hujan

1

Mijen

0.00

0.00

0.00

2

Gunungpati

0.00

2.855.00

109.00

3

Banyumanik

0.00

2.792.00

107.00

4

Gajahmungkur

0.00

0.00

0.00

5

Semarang Selatan

0.00

0.00

0.00

6

Candisari

0.00

0.00

0.00

7

Tembalang

0.00

0.00

0.00

8

Pedurungan

0.00

0.00

0.00

9

Genuk

0.00

2.572.00

132.00

10

Gayamsari

0.00

0.00

0.00

11

Semarang Timur

0.00

0.00

0.00

12

Semarang Utara

0.00

0.00

0.00

13

Semarang Tengah

0.00

0.00

0.00

14

Semarang Barat

0.00

0.00

0.00

15

Tugu

0.00

0.00

0.00

16

Ngaliyan

0.00

2.325.00

141.00

Rata-rata tahun 2013

0.00

10.544.00

489.00

Sumber :Kota Semarang dalam Angka Tahun 2014

Sedangkan banyaknya curah hujan setiap bulannya yang dirinci per wilayah Kecamatan di Kota Semarang pada tahun 2013 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel. 10.6.

Banyaknya Curah Hujan Perbulan Tiap Kecamatan Tahun 2013 di Kota Semarang

Kecamatan

Jan

feb

Mrt

Aprl

Mei

jun

jul

Agust

Sept

Okt

Nov

Des

Mijen

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Gunung Pati

480

280

208

300

274

392

128

0

0

40

361

415

Banyumanik

452

243

300

274

392

258

183

78

0

57

235

320

Gajah Mungkur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

CandiSari

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Tembalang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Pedurungan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Genuk

481

379

119

209

96

279

135

9

86

152

271

356

Gayamsari

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Smg timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Smg utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Smg Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Smg barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Tugu

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Ngaliyan

512

329

96

212

148

307

191

33

0

120

141

232

2013

1925

1231

723

1126

881

1114

634

120

86

369

1008

1323

2012

1155

803

1027

1798

1666

379

61

3

351

447

1971

1161

Sumber : Kota Semarang dalam angka tahun 2014

Tabel 10.7

Banyaknya Curah Hujan per bulan Di Kota Semarang

Pada Tahun 2013

BULAN

CURAH HUJAN (mm)

Januari

1.925

Februari

1.231

Maret

723

April

1.126

Mei

881

Juni

1.114

Juli

634

Agustus

120

September

86

Oktober

369

November

1.008

Desember

1.323

RATA –RATA

Tahun 2013

102

Sumber : Kota Semarang dalam Angka Tahun 2014

4) Banjir

Dari survai sosekbudkes yang dilakukan menyatakan bahwa 84,90% di lokasi tempat tinggalnya pernah mengalami banjir, sedangkan 15,10 % menyatakan tidak pernah mengalami banjir. Penyebab banjir antara lain adalah karena hujan terus menerus (67,92 %), luapan saluran drainase rusak (24,53 %),

Sedangkan upaya penanganan yang dilakukan masyarakat di wilayah perencanaan yaitu 60,38 % dengan memperbaiki saluran drainase yang tersumbat/rusak dan memasang karung-karung pasir di daerah aliran drainase/sungai yang mengalami kerusakan.

5) Kualitas Air

Wilayah Kota Semarang termasuk Satuan Wilayah Sungai (SWS) Semarang, Kebijaksanaan ini diambil untuk melindungi kelestarian fungsi sumber daya air.

Berdasarkan pada letak / posisinya sumber daya air dibedakan menjadi 3 golongan :

1). Air Permukaan

Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Studi yang melintas di wilayah Kecamatan Tugu dan Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang beserta lebar sungainya adalah sebagai berikut :

Tabel 10.8

Sungai - Sungai Di Wilayah Studi Rencana DED Pembangunan Jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang

Dan lebar sungai

No

Nama Sungai

Lebar sungai

1

Sungai Mangkang Kulon A

4,7 m- 3,7m

2

Sungai Mangkang Kulon B

4,4m-4,4m-1,9m

3

Sungai Plumbon

26m

4

Sungai Mangkang Wetan

8,7m

5

Sungai Beringin

45m

6

Sungai Randugarut

13m

7

Sungai Karanganyar

33,5m

8

Sungai Tapak

10m

9

Sungai Tugurejo A

7,8m

10

Sungai Tugurejo B

12m

11

Sungai Silandak

54m

12

Sungai Siangker

54m

13

Sungai Kalibanger

8,7m

14

Sungai Banjirkanal Barat

165m

Sumber : Hasil survai primer Kota Semarang Tahun 2014

2). Air Tanah Dangkal dan Air tanah Dalam

Air tanah dangkal berasal dari air hujan yang turun, sedangkan air tanah dalam berasal dari air hujan dan air terperangkap (tawar / payau).

Pada pertengahan tahun 2013 P2AT telah melakukan tes uji kualitas air , dari hasil analisis kimia kualitas air yang telah dilakukan, air dinyatakan tidak aman untuk dikonsumsi.

Masyarakat juga telah memanfaatkan air tanah dengan menggunakan sistem artetis (air bawah tanah / ABT). Pemanfaatan ABT digunakan untuk keperluan rumah tangga, industri dan perhotelan/perkantoran.

Pada tahun 2013, rumah tangga sebagian besar yang memanfaatkan air dari PDAM dimana PDAM dalam memproduksi air bersih belum semuanya menjangkau sampai wilayah studi, sehingga penduduk dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari didapatkan dari sumur artetis, sumur gali dan membeli air galon. Namun demikian kualitas air di wilayah studi secara umum masih menunjukkan keadaan normal, hal ini terbukti dengan tidak adanya perubahan warna, timbulnya bau serta keluhan dari masyarakat.

Banyaknya pelanggan dan banyaknya air minum di Kota Semarang secara rinci penggunaan dan jumlah pelanggan yang telah dilayani oleh PDAM Kota Semarang dapat dirinci sebagai berikut total jumlah pelanggan pada tahun 2013 sebanyak 144.626 pelanggan dengan total pemakaian air (M3) sebanyak 43.162.544 M3 termasuk diwilayah studi sudah terlayani air bersih dari PDAM Kota Semarang,untuk kebutuhan air bersih dan jumlah pelanggan terus meningkat disbanding jumlah pelanggan dan pemakaian air pada tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya penggunaan dan golongan tarif, jumlah pelanggan, dan jemlah pemakaian air (M3) di Kota Semarang dapat dilihat dalam table berikut :

Tabel 10.9

Banyaknya Pelanggan Dan Pemakaian Air Minum PDAM Di wilayah Kota Semarang Tahun 2013

Golongan Tarif

PELANGGAN

PEMAKAIAN (M3)

1. Sosial Khusus

1.104

647.427

2. Sosial Umum

465

893.967

3. Warung air

2

540

4. Rumah tangga 1-5

132.829

35.288.382

5.Rumah tangga niaga

22

5.345

6.Instansi Pemerintah 1-2

758

1.689.980

7.Lembaga Pendidikan 1-3

214

169.994

8.Niaga 1-6

9.060

3.115.277

9.Industri 1-3

139

300.469

10.Terminal Air

1

1.026

11.KU Khusus

12

1.050.137

Total 2013

144.626

43.162.544

Total 2012

141.563

42.059.153

Sumber : Kota Semarang dalam Angka tahun 2014

3) Kualitas tanah

Luas wilayah administrasi Kota Semarang seluruhnya 373.70 km2, berdasarkan pola penggunaan lahan tahun 2013, berdasarkan data Kota Semarang dalam angka tahun 2014, maka penggunaan lahan di Kota Semarang dapat diperinci sebagai berikut :

Tabel 10.10

Tabel Klasifikasi Penggunaan Areal Tanah/Lahan di Kota Semarang

Klasifikasi Penggunaan Lahan

2013 (Ha)

Pengairan

1.844.87

Tanah sawah

1.982.10

Tanah untuk bangunan

14.259.22

Tegalan/kebun/ladang

7.321.05

Tanah padang rumput

517.66

Rawa yang tidak ditanami

4.69

Tambak

2.140.30

Kolam

55.56

Tanah yang tidak diusahakan

2615.

Tanaman kayu-kayuan

965.74

Hutan Negara

1.939.35

Perkebunan Negara/swasta

0.00

Tanah kering lainnya

4.221.67

Sumber : Kota Semarang dalam angka Tahun 2014

Kualitas tanah dapat disebabkan oleh adanya sampah baik sampah rumah tangga maupun sampah lainnya di Kota Semarang.

Masuknya sampah kedalam tanah akan menyebabkan pencemaran tanah yang menyebabkan hilangnya atau menurunnya kualitas tanah terutama bahan buangan yang tidak dapat terurai.

Dari hasil Survai, menyatakan bahwa 52,83 % sampah rumah tangga dibuang dimasukan dalam lubang galian tanah dan 29,09 45,28 % sampah-sampah rumah tangga tersebut dibuang dimasukan dalam bak-bak sampah yang kemudian diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuang di tempat pembuangan semestara kemudian diambil oleh petugas kebersihan untuk diangkut dengan armada truk dibuang di Tempat pembuangan akhir (TPA).

Namun sampai saat ini masih belum menunjukkan adanya pencemaran tanah karena belum adanya keluhan dari masyarakat sekitarnya tentang bau atau lalat.

10.3.3.2 Rona Lingkungan Biologi yang dikaji meliputi flora dan fauna darat

a. Flora

Di wilayah studi terdapat Tanaman Angsana, Tanaman Waru, Tanaman Akasia, Tanaman Padi, Tanaman Mangrove, Tanaman Mangga, Tanaman Pisang, Tanaman Melanding, Tanaman Randu, Tanaman Rumput Gajah, Tanaman Papaya, Tanaman Pinus Laut, Tanaman Jati, Tanaman Krengsen, Tanaman Kelapa, Tanaman Ketela/Ubi-ubian, Tanaman Jagung, Tanaman Padi dan ,Tanaman Rumput-rumputan liar lainnya dan lain sebagainya

b. Fauna

Di wilayah studi terdapat beberapa jenis hewan ternak yang dipelihara oleh warga maupun jenis hewan liar lainnya, diantaranya Ayam, Kambing, Angsa , Bebek, Burung Kutilang, Burung Kutut, Burung Blekok, Burung Emprit, Burung Derkuku, Burung Pentet, Burung Dara, Burung Sriti, Burung Kuntul, Katak, Ular, Jangkrik, Kelabang, dan jenis hewan lain sebagainya

Sedangkan lahan tambak jenis ikan yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat meliputi Ikan Bandeng, Ikan Lele, Udang dan Ikan Mujair , Ikan Wader dan beberapa jenis ikan lainnya.

10.3.3.3 Rona Lingkungan Sosekbudkemas

Survai sosial kemasyarakatan, sosial ekonomi, sosial kesehatan lingkungan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum / awal tentang kondisi lingkungan sosial kemasyarakatan dan kesiapan masyarakat terhadap rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang dan respon atau persepsi masyarakat serta dukungan awal bagi masyarakat di wilayah perencanaan yang meliputi 2 (dua) Kecamatan Tugu dan Kecamatan Semarang Barat. Dalam survai ini tentu akan memperhatikan keinginan, dukungan dan harapan-harapan masyarakat untuk pelaksanaan nantinya guna mendapatkan perhatian baik Pemerintah Kota Semarang maupun Tim Teknis Instansi terkait lainnya.

Adapun secara garis besarnya hasil survai ini akan disajikan berupa tabel-tabel maupun analisa tabel antara lain sebagai berikut :

1. Informasi awal/sosialisasi rencana pembangunan Jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang.

Dari Survai terhadap 53 Orang di 2 (dua) wilayah Kecamatan yang dilalui rencana pembangunan jalan Mangkang- Arteri Utara Kota Semarang menunjukan bahwa masyarakat masih sebagian mendengar dan sebagian tidak tau, yaitu ditunjukan dalam tabel sebesar 1,89 % tidak pernah mendengar dan 98,11 % pernah mendengar/mengetahui informasi rencana pembangunan jalan Mangkang- Arteri Utara Kota Semarang. Untuk jelasnya lihat tabel berikut :

Tabel 10.11

Informasi awal/sosialisasi Rencana Pembangunan Jalan Mangkang- Arteri Utara Kota Semarang

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

A

Tidak pernah

1

1,89

B

Ya, pernah

52

98,11

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

2.Lokasi responden terhadap rencana pembangunan jalan Mangkang-Arteri Utara Kota Semarang .

Dari tabel menunjukan posisi tempat tinggal responden terhadap rencana pembangunan jalan Mangkang- Arteri Utara Kota - Semarang (jalan tikungan Arteri Utara Kaliwungu Km 19+200– sepanjang tambak/sawah wilayah Kelurahan Mangkang Kulon – Kelurahan Mangunharjo – Kelurahan Karanganyar – Kelurahan Tugurejo – Kelurahan Tambakharjo – Kelurahan Krapyak – sebelah utara Bandara A.Yani - Kelurahan Tawangsari – Arteri Utara ) Kota Semarang dimana posisinya tempat tinggal responden sebagian besar berada didekat jalur jalan Mangkang- Arteri Utara sebelah selatan sebanyak 90,57 % dan kemudian di luar jalur jalan alternatif sebanyak 9,43 %, untuk lebih jelasnya lihat tabel

Tabel 10.12

Lokasi responden terhadap rencana pembangunan jalan Mangkang- Arteri Utara Kota Semarang

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Pada Poros (jalur) rencana Jalan

0

0

b.

Di bantaran (selatan) jalan

48

90,57

c.

Di bantaran luar jalur jalan

5

9,43

d.

Lainnya.

0

0

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

3.Aset responden yang terkena rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang.

Dari hasil survai menunjukan aset responden yang akan terkena rencana pembangunan jalan Mangkang - Arteri Utara Kota Semarang yaitu berupa lahan pekarangan 5,66 %, sebagian besar lahan tambak dan sawah ada 90,57%, dan 3,77 % dalam bentuk lainnya Untuk lebih jelasnya lihat tabel .

Tabel 10.13

Aset Responden yang Terkena rencana pembangunan Jalan Mangkang-Arteri Utara Kota Semarang

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Lahan pekarangan

3

5,66

b.

Sebagian Rumah

0

0

c.

Rumah dan pekarangan

0

0

d.

Lahan (usaha) pertanian /sawah/tambak

48

90.57

e.

Lainnya.

2

3.77

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

4.Lama tinggal responden, status kepemilikan, kondisi tempat tinggal responden.

Masyarakat di sekitar rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang pada umumnya sudah menempati rumah / tempat tinggal diatas 10 tahun yaitu 98,12 %, kemudian 5-9 tahun yaitu 1,88 %, disamping itu status kepemilikan rumah/pekarangan/tegalan/tambak/sawahnya 100% milik sendiri, Adapun kondisi bangunan tempat tinggal responden yaitu 100 % permanen

Untuk lebih jelasnya lihat tabel sebagai berikut :

Tabel 10.14

Lama tinggal responden

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Kurang dari 2 tahun

0

0

b.

2 tahun – 5 tahun

0

0

c.

5 tahun – 9 tahun

1

1,88

d.

Lebih dari 10 tahun

52

98,12

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

Tabel 10.15

Status Kepemilikan lahan Rumah / Pekarangan/Tambak /sawah Responden

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Milik sendiri

53

100

b.

Sewa / kontrak

0

0

c.

Rumah dinas

0

0

d.

lainnya

0

0

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

Tabel 10.16

Kondisi Konstruksi Bangunan Rumah Tinggal Responden

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Permanen

53

100

b.

Semi Permanen

0

0

c.

Dinding papan/Kayu

0

0

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

Sedangkan kepemilikan atas rumah, lahan pekarangan/tambak/sawah dan bangunan yang ada saat ini berupa sertifikat tanah (hak milik/hak guna bangunan) sebagian besar masyarakat di wilayah rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang yaitu berupa sertifikat tanah(HM/HGB) sebanyak 20,75 %, kemudian 79,25 % masih letter D. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

Tabel 10.17

Bentuk Kepemilikan Bangunan Maupun Lahan tambak/sawah Yang Dikuasai oleh responden/penduduk

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Girik/leter D

42

79,25

b.

Sertifikat tanah(HM,HGB)

11

20,75

c.

Ijin mendirikan bangungan (IMB)

0

0

d.

Perjanjian kontrak

0

0

e.

lainnya

0

0

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

5.Pekerjaan pokok responden/penduduk dan tingkat pendapatan dan pengeluaran masyarakat responden.

Dari hasil survai menunjukan pekerjaan responden/masyarakat di wilayah perencanaan pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang terbanyak bekerja pada sector Lainnya yaitu sebesar 18,86 %, kemudian disektor nelayan sebanyak 16,98 % sedangkan yang terkecil/sedikit bekerja pada sector PNS/Pegawai swasta, dan sector pertaniaan yang masing-masing sebanyak 3,77 %.

Dilihat dari pendapatan masyarakat di sekitar rencana pembangunan jalan Mangkang-Arteri Utara Kota Semarang terutama di 2 wilayah Kecamatan Tugu dan Kecamatan Semarang barat yaitu rata-rata mereka mempunyai pendapatan atau penghasilan antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,-, sebanyak 30,18 % dan 22,64 % diatas Rp. 1.500.000,- Disamping itu ada sebagian kecil masyarakat yang mempunyai pendapatan sampingan yaitu usaha jualan / buka warung dengan alasan untuk menambah memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan untuk mencari kesibukan. Adapun pengeluaran masyarakat dalam 1 bulan terakhir ini pada umumnya rata – rata antara Rp.1.000.000,- sampai diatas 1 juta terutama untuk keperluan sekolah dan kebutuhan keluarga sehari – hari, lihat tabel berikut :

Tabel 10.18

Pekerjaan Pokok Responden/masyarakat di wilayah perencanaan pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

PNS/TNI/Polri

2

3,77

b.

Pegawai Swasta/wiraswasta

3

3,77

c.

Petani pemilik

3

3,77

d.

Buruh Tani/tambak

9

16,98

e.

Buruh Industri

5

9,42

f.

Buruh Bangunan

4

7,55

g.

Pedagang/jualan

8

15,09

h.

Pensiunan

0

0

i.

Nelayan

9

16,98

j.

Lainnya

10

18,86

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

Tabel 10.19

Pendapatan Tetap Masyarakat / Responden dalam 1 Bulannya

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Kurang dari Rp. 500.000,-

14

26,42

b.

Rp. 500.000,- - Rp. 1.000.000,-

16

30,18

c.

Rp. 1.000.000,- - Rp. 1.500.000,-

11

20,75

d.

Diatas - Rp. 1.500.000,-

12

22,64

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

6.Persepsi masyarakat dan partisipasi masyarakat terhadap rencana pembangunan jalan Mangkang Arteri Utara Kota Semarang .

Dalam setiap perencanaan pembangunan tentu sedini mungkin menekan meminimalkan dampak negative dan pengorbanan baik dipihak pemerintah maupun masyarakatnya. Demikian juga terhadap rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang, secara langsung akan terkena proyek pembangunan jalan, pengorbanan ini tidak hanya pekarangan / lahan/sawah/tambak saja melainkan sebagian rumah tempat tinggalnya (wilayah Perumahan Marina) terkena proyek tersebut. Namun hal ini tentu akan dilakukan sosialisasi atau penjelasan-penjelasan langsung oleh pejabat atau instansi terkait agar semua pihak ikut memahami dan diperlukan saling pengertian bersama manfaat dan kegunaan pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang tersebut dapat berjalan dengan lancar. Dari hasil survai menunjukan 98,11 % masyarakat di wilayah perencanaan pernah mendengar dan mengetahui rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang tersebut, namun ada 1,89 % tidak atau belum pernah mendengar atau mengetahui rencana pembangunan jalan tersebut

Tabel 10.20

Mengetahui dan mendengar rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Ya

52

98,11

b.

Tidak

1

1,89

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

Adapun kesediaan masyarakat apabila sebagian atau seluruh struktur bangunan maupun lahan pekarangan/sawah/tambak yang diperkirakan terkena proyek rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang ( Jalan tikungan Arteri Utara Kaliwungu Km 19+200– sepanjang tambak/sawah wilayah Kelurahan Mangkang Kulon – Kelurahan Mangunharjo – Kelurahan Karanganyar – Kelurahan Tugurejo – Kelurahan Tambakharjo – Kelurahan Krapyak – sebelah utara Bandara A.Yani - Kelurahan Tawangsari – Arteri Utara ) Kota Semarang pada umumnya menjawab setuju atau mendukung yaitu sebanyak 37,74 %, kemudian yang menjawab setuju dengan beberapa persyaratan sebanyak 54,71 % dan menjawab netral/terserah Pemerintah saja sebanyak 7,55 % hal ini menunjukan kedewasaan masyarakat untuk mendukung pengembangan pembangunan jalan tersebut selain itu juga ditunjukan oleh masyarakat di wilayah perencanaan bersedia untuk menerima konpensasi ganti untung atas sebagian miliknya untuk kepentingan pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang tersebut ,Namun kompensasi dari Pemerintah Kota Semarang diberikan untuk ganti untung atas bangunan dan lahan tambak/ sawah yang terkena proyek yang diinginkannya yaitu berupa uang tunai sebanyak 100 %. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 10.21

Tanggapan Kesedian responden/masyarakat atas rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Setuju

20

37,74

b.

Setuju dengan beberapa syarat

29

54,71

c.

Tidak setuju

0

0

d.

Netral/terserah pemerintah saja

4

7,55

e.

Lainnya

0

0

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

Tabel 10.22

Bentuk Kompensasi Ganti Untung yang Diinginkan Masyarakat

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Uang tunai

53

100

b.

Tanah/sawah/tambak pengganti

0

0

c.

Pemukiman kembali (resettlement)

0

0

d.

lainnya

0

0

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

Adapun hasil rekapitulasi saran-saran dan masukan serta harapan dari masyarakat terhadap rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang antara lain sebagai berikut :

1. Dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat

2. Tidak merusak lingkungan

3. Pada saat pelaksanaan pekerjaan pembebasan lahan harus transparan dan terbuka dan menguntungkan semua pihak

4. Melibatkan masyarakat (dalam rembug warga)

5. Segera untuk direalisasikan atau dibangunnya jalan tersebut

6. Dapat dibuat saluran drainase dan trotoar di kanan dan kiri jalan

7. Tidak merugikan warga masyarakat terutama yang berada di sisi kanan dan sisi kiri jalan

8. Mengurangi kemacetan lalu lintas

9. Harga kompensasi ganti untung yang wajar (kalau bisa yang lebih besar)

10. Memperlancar arus lalu lintas

11.Semakin ramai untuk berdagang

12. Keamanan dan ketertiban berlalulintas lebih baik dan lancar

13.Disisi kanan kiri jalan agar ditanamin pohon penghijauan agar

kebisingan dan polusi udara tidak terganggu

14.Akses keluar masuk agar lebih mudah dengan konstruksi yang

kuat.

Kalau dilihat dari partisipasi masyarakat terhadap hak dan kewajibannya untuk membayar PBB sangat tinggi, yaitu 100 % semuanya membayar dengan tepat waktu/tidak pernah menunggak. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.

Tabel 10.23

Prosentase Masyarakat di wilayah rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang dalam membayar PBB

No.

Jawaban

Jumlah

Prosentase

a.

Ya dan tidak pernah menunggak

53

100

b.

Tidak

-

-

Jumlah

53

100

Sumber : Hasil Tim Survai Data Primer Tahun 2015

7. Kondisi Nilai Kenyamanan

Dari hasil survey lapangan diketahui bahwa hampir semua responden adalah penduduk asli maupun pendatang, yang bertempat tinggal lebih dari 10 tahun, Sedangkan yang menyebabkan penduduk kerasan tinggal didaerah tersebut adalah karena merupakan tanah kelahiran , kehidupan masyarakat yang menyenangkan, Hal ini didukung oleh kondisi lingkungan yang nyaman 67,93 % dan 32,07% sangat nyaman tinggal di wilayahnya serta dengan dukungan keadaan kebersihan lingkungan udara yang bersih dan menyenangkan 32,07% meskipun adanya Kurang bersih meskipun tidak mengganggu sebanyak 67,93 %, sedangkan kebisingan udara yang kurang tenang meskipun tidak mengganggu sebanyak 66,04%, dan sangat tenang dan menyenangkan sebanyak 33,96 % dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel – tabel berikut :

Tabel : 10.24

Kondisi Kenyamanan Lingkungan wilayah perencanaan

No

Kenyamanan

Jumlah

Prosentase

1

Sangat Nyaman

17

32,07

2

Nyaman

36

67,93

3

Cukup Nyaman

0

0

4

Kurang Nyaman

0

0

5

Tidak Nyaman

0

0

6

Sangat Tidak Nyaman

0

0

Jumlah

53

100

Sumber: hasil tim survai data primer, tahun 2015

Tabel : 10.25

Kondisi Hubungan Antar Masyarakat di wilayah perencanaan

No

Hubungan masyarakat

Jumlah

Prosentase

1

Sangat nyaman

17

32,07

2

Nyaman

36

67,93

3

Cukup Nyaman

0

0

4

Kurang nyaman

0

0

5

Tidak nyaman

0

0

6

Sangat Tidak nyaman

0

0

Jumlah

53

100

Sumber: hasil tim survay primer,tahun, 2015

Tabel : 10.26

Keadaan Kebersihan Udara di wilayah perencanaan

No

Kebersihan udara

Jumlah

Prosentase

1

Bersih dan menyenangkan

17

32,07

2

Kurang bersih dan tidak mengganggu

36

67,93

3

Kurang bersih agak terganggu

0

0

4

Kotor dan Mengganggu

0

0

5

Sangat Kotor

0

0

Jumlah

53

100 %

Sumber: hasil tim survey, data primer, tahun, 2015

Sedangkan pencemaran lingkungan akibat kegiatan selama ini diwilayah tersebut responden menyatakan pernah terjadi genangan air/banjir yaitu 84,90 %, dan yang tidak pernah banjir daerahnya sebanyak 15,10 % terjadinya genangan air/banjir tersebut disebabkan bersumber dari luapan air hujan yang terus menerus 67,92 % dan rusaknya saluran drainase dan luapan sungai sebanyak 24,53 %.

8. Pola Hubungan Masyarakat sekitar proyek

Dari hasil survey menunjukkan pola hubungan masyarakat di wilayah perencanaan ada 100% menyatakan sangat baik (guyup, rukun, saling membantu) dan hal ini diwujudkan dengan adanya bantuan yang diberikan antar tetangga di wilayah tersebut berupa uang, tenaga, pikiran maupun bahan-bahan makanan apabila ada salah satu warga mempunyai hajat maupun tertimpa suatu musibah.

Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat secara gotong royong antara lain berupa pembuatan dan pemeliharaan tempat- tempat ibadah, pemeliharaan lingkungan dan perbaikan fasilitas umum misalnya jalan kampung, saluran air /drainage dan lainnya. Bentuk kegiatan sosial yang lain seperti pengajian, arisan dan pertemuan paguyuban keluarga, PKK, pertemuan RT, RW masih terpelihara dengan baik.

A. 9. Kondisi Lingkungan

B. Kesehatan lingkungan sekitar wilayah perencanaan pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang, dari pemanfaatan air bersih yang digunakan dalam kebutuhan mandi, minum, dan keperluan sehari-hari serta kondisi sarana lingkungan yang nampak sudah memadai.

C. Hasil survey menunjukkan pemanfaatan fasilitas air dari PDAM 100% dan memanfaatkan sumur gali yang disalurkan langsung kerumah-rumah dengan kualitas air cukup baik dan ada juga yang didapat dari membeli air bersih galon eceran. Untuk penggunaan jamban rumah tangga baik buang air kecil maupun air besar menggunakan WC pribadi dengan jamban septik tang sebanyak 94,34%, dan MCK umum sebanyak 1,88% , dan dibuang disungai/selokan sebanyak 3,76 %. sedangkan untuk pembuangan limbah rumah tangga disalurkan ke selokan /drainase 64,15% dan dirembeskan ke tanah 1,88%, dan dialirkan ke sungai 33,97%, selain itu pembuangan sampah padat rumah tangga sebagian besar di buang ke lubang galian tanah yang berada dihalaman rumah sebesar 52,83%, dan sebagian dibuang di bak/tong sampah yang disediakan di depan rumah masing-masing sebesar 45,28% yang kemudian diambil petugas untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara(TPS) terdekat, Dengan demikian dari pola kajian pemeliharaan lingkungan kesehatan masyarakat di wilayah perencanaan sudah cukup baik dan memadai, hal ini juga didukung dengan kondisi lingkungan rumah yang pada umumnya sudah permanen sebesar 100%, dengan kondisi lantai tegel, ventilasi di setiap ruang memenuhi syarat kesehatan dan ventilasi ada cukup memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan pencahayaan dari sinar matahari dapat langsung masuk ke rumah pada pagi dan siang hari, juga penerangan di wilayah ini sudah memanfaatkan saluran listrik PLN 100 % terlayani , sehingga dalam kehidupan masyarakat sekitar wilayah perencanaan pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang sudah dapat memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam menunjang kehidupan sehari-hari.

10.4 SARAN DAN REKOMENDASI

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan jumlah volume lalu lintas kendaraan bermotor dapat menyebabkan penurunan kualitas udara atau peningkatan pencemaran udara dan kebisingan.

1. Salah satu upaya untuk menanggulangi / mengurangi pencemaran dan kebisingan melalui upaya penghijauan dengan pohon pelindung yang merupakan upaya penataan lingkungan dengan menggunakan tanaman. Oleh karena itu jenis pohon pelindung yang sesuai untuk jalur hijau meliputi : tanaman Trembesi ,Angsana, Akasia, Ketapang, dan Mahoni, Asam Kranji, Bintangor laut, Cemara laut dan lainnya yang sesuai dengan arah angin maupun suhu dan kelembaban udara dan curah hujan serta sesuai dengan kondisi tanah wilayah studi /setempat.

2. Panjang jalan 14,10 km berarti lebih dari kriteria wajib AMDAL sehingga proyek rencana pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang ( Jalan tikungan Arteri Utara Kaliwungu Km 19 +200 – sepanjang tambak/sawah yang meliputi wilayah Kelurahan Mangkang Kulon – Kelurahan Mangunharjo – Kelurahan Karanganyar – Kelurahan Tugurejo – Kelurahan Tambakharjo – Kelurahan Krapyak – sebelah utara Bandara A.Yani - Kelurahan Tawangsari – Arteri Utara Kota Semarang) ini wajib melaksanakan studi AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan Hidup) sebelum kegiatan proyek tersebut berjalan.

3. Untuk penyelesaian kompensasi/ganti untung tanah pekarangan, sawah, tambak, tegalan maupun bangunan yang terkena proyek pembangunan jalan Mangkang – Arteri Utara Kota Semarang tersebut dapat dilakukan oleh tim panitia pembebasan lahan oleh Pemerintah Kota Semarang bersama-sama masyarakat yang terkena pembebasan sawah/tambak dan lahannya untuk duduk bersama melakukan musyawarah mufakat nilai/harga ganti kompensasinya secara terbuka dan transparan.

K

PAGE

BAB X - 1

Perencanaan Teknis Jalan Mangkang Arteri Utara Kota Semarang

Tahun Anggaran 2014