Mod 6 Survai Jembatan 2012

download Mod 6 Survai Jembatan 2012

of 74

description

perencanaan jembatan

Transcript of Mod 6 Survai Jembatan 2012

  • SURVEY PENDAHULUAN & DETAIL JEMBATAN

  • Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata diklat ini diharapkan peserta mampu menjelaskan dasar-dasar melakukan survey pendahuluan jembatan dan survai detail jembatan sesuai NSPM yang berlaku.

  • TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini peserta mampu :Menjelaskan survey pendahuluan untuk perencanaan jembatanMenjelaskan survey detail untuk perencanaan jembatan.

  • Survey PendahuluanTujuan Jenis KegiatanSurvey DetailInventarisasi JembatanSurvey TopografiSurvei BathymetriSurvei GeoteknikSurvei GeologiSurvei Lau LintasSurvei Teknik JembatanSurvei Hidrologi dan Hidrolika

  • INVENTARISASI JEMBATANTujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai kondisi jembatan yang ditinjau (jika untuk perencanaan jembatan yang telah ada).

  • SURVAI TOPOGRAFIa.Jenis kegiatanPekerjaan pengukuran topografi untuk perencanaan jembatan secara umum terdiri dari 4 bagian pekerjaan :Pekerjaan pengukuran lapanganPengolahan dataPenggambaranPelaporanTujuan pekerjaan pengukuran topografi ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometri, serta 1 : 500 untuk perencanaan jembatan

  • Ketentuan pengukuran penampang melintang.

    KondisiLebar koridor *)(m)Interval (m)Jembatan / longsoran

    Datar, landai, dan lurus75 + 7525Pegunungan75 + 7525Tikungan50 (luar) + 100 (dalam)25

  • SURVAI BATHYMETRI / PENGUKURAN KEDALAMAN DASAR SUNGAI (LAUT)

    Jenis kegiatanPekerjaan pengukuran dan pemetaan ini meliputi lingkup sebagai berikut :a).Pengukuran kedalaman dasar sungai (laut) / bathymetri pada daerah yang telah ditentukan.b).Pengamatan pasang surut yang dilakukan pada masa pengukuran.Hasil pengukuran disampaikan dalam bentuk peta bathymetri (peta kedalaman dasar sungai/laut) yang dibuat dengan skala 1 : 1000.

  • SURVAI GEOTEKNIK

    Jenis kegiatanPenyelidikan tanah ini dapat dibagi dua yaitu :Pengujian lapangan :Bor dangkal (hand boring)Bor dalam (menggunakan mesin bor)SPT (Standard Penetration Test)Sondir (Dutch Cone Penetration Test)Pengujian laboratoriumUji identifikasi umum (general identification test)Uji sifat mekanik tanah (engineering property test).

  • SURVAI GEOLOGI

    Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan secara detail dengan peta dasar topografi skala 1 : 250.000 s/d skala 1 : 100.000. Pencatatan kondisi geoteknik di sepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 - 1000 meter dan pada lokasi jembatan.

  • SURVAI LALU-LINTAS

    Survai lalu-lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu-lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jenis / golongan kendaraan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati jembatan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu-lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan jembatan, khususnya survai ini untuk penentuan jumlah lajur lalu-lintas pada jembatan.

  • SURVAI TEKNIK JEMBATAN

    Survai teknik jembatan ini bertujuan untuk mengetahui data struktural jembatan yang ada, meliputi lendutan konstruksi jembatan, pemeriksaan kekuatan struktur, pemeriksaan mutu bahan, pemeriksaan daya dukung tanah.

  • SURVAI HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

    Tujuan survai hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter / perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisa hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), pemeriksaan terhadap gerusan, pengarah arus yang diperlukan.

  • SURVAI PENDAHULUANPENENTUAN LOKASI JEMBATANKetentuan lokasi jembatan sbb :jembatan tegak lurus pada aliran sungaiBentangan jembatan sependek mungkin, karena makin panjang, mahal biayanyaKepala jembatan harus aman terhadap gerusan horizontal maupun vertikal

  • Posisi Pilar jangan mengganggu jalannya aliran air sungai, karena dengan terganggunya aliran sungai, maka akan terjadi erosi pada dasar sungaipanjang bentang jembatan sebaiknya standar bangunan atas yang sudah tersedia, sehingga tidak perlu membuat perencanaan yang khusustinggi timbunan jalan pendekat tidak terlalu tinggi / lebih kecil dari tinggi kritis,

  • PENENTUAN AREA SURVAI TOPOGRAFIsurvai topografi dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan oleh perencana berdasarkan survai lapangan. Area yang harus disurvai topografi pada umumnya :200 meter arah jalan masuk dan 200 meter arah jalan keluar jembatan. Juga pada daerah sungai sendiri sekitar 50 meter ke hulu dan 50 meter ke hilir untuk sungai yang lurus,tetapi untuk sungai yang berkelok paling sedikit 2 kelokan arah hulu sungai dan 1 kelokan ke arah hilir sungai.

  • PENGAMATAN PERILAKU (MORFOLOGI) SUNGAIMorfologi sungai perlu diamati, karena sangat berpengaruh terhadap perilaku gerusan sungai.yaitu :Frekuensi banjir besar yang terjadi, untuk kemudian dibandingkan dengan banjir 50 tahunan atau 20 tahunanDebit banjir yang akan terjadi dan banjir tahunan yang pernah terjadi untuk memperkirakan gerusanLamanya curah hujan yang pernah terjadiKecepatan aliran air rata-rata

  • DATA CURAH HUJANUntuk perhitungan banjir rencana 50 tahunan dalam perhitungan hidrologi dg menggunakan statistik, sehingga didapat besaran MAB rencana 50 tahunan untuk jembatan permanen dan 20 tahunan untuk jembatan semi permanen. Data ini digabungkan dg daerah tangkapan air hujan (catchment area) dg memperhitungkan kondisi lingkungan lokasi tsb, apakah sudah terjadi penggundulan hutan/tidak, karena hal tersebut berpengaruh pada besarnya banjir rencana yang akan terjadi. Juga intensitas serta kemiringan daerah aliran sungai perlu diperhitungkan.

  • Kedalaman sungai pada aliran sungai utamaBenda hanyutanDiameter batuan dasar sungaiKohesiKondisi dasar sungaiBangunan yang ada pada aliran sungai tersebut, beserta jarak terdekat dan pengaruh terhadap bangunan bawah jembatan yang akan direncanakanUsulan jenis bangunan pengaman yang diperlukan sesuai dengan kondisi sungai

  • PENYELIDIKAN HIDROLIKAUntuk memprediksi gerusan pada daerah aliran sungai tertentu yang mungkin akan terjadi digunakan untuk:

    Kedalaman fundasi jembatanJenis bangunan pengaman

  • PENYELIDIKAN TANAH (PT)PT yg harus dilaksanakan :PT untuk Pondasi jembatanPT untuk Jalan pendekat jembatan (bridge approach/oprit)PT untuk Stabilitas tebing sungai

    Lingkup PT dan Pengujian :Penyelidikan lapanganPengujian laboratorium

  • PEMILIHAN JENIS PENYELIDIKAN TANAHBentang < 20 meter, dilakukan dengan jenis penyelidikan tanah sondir (Dutch Cone) yaitu untuk mengetahui kedalaman dan daya dukung tanah keras yang berada di bawah tanah. Bentangan > 20 meter akan lebih baik dilakukan penyelidikan tanah dengan jenis bor, SPT. Disini akan diketahui jenis dan kedalaman lapisan tanah serta daya dukung untuk masing-masing lapiran tanah.

  • Ringkasan Informasi yang Diperlukan Dalam Pengujian Geoteknik

    Issu GeoteknikEvaluasi TeknisKebutuhan Informasi untuk AnalisisPengujian LapanganPengujian LaboratoriumPondasi Dangkal- Kapasitas daya dukung.- Penurunan- Shrink/swell pondasi tanah (tanah asli atau timbunan)- Kesesuaian kimia tanah dan beton- Gerusan (jembatan)- Beban extrim- Profil bawah permukaan- Parameter kuat geser-Parameter kompresibilitas- Sejarah tegangan- Komposisi kimia tanah- Perubahan kadar air- Berat isi- Peta geologi orientasi batuan- Vane shear test- SPT (granular)- CPT- Dilatometer- Bor batuan- Kepadatan nuklir- Plate loading- Geophisical test- 1-D Oedometer test- Direct shesr test- Triaxial test- Analisa saringan- Atterberg limit- pH, reisisivity test- kadar air- Berat isi- kadar organik- swell potensial-rock niaxial compression

  • Issu GeoteknikEvaluasi TeknisKebutuhan Informasi untuk AnalisisPengujian LapanganPengujian LaboratoriumPondasi tiang- pile-end bearing- pile skin friction- penurunan- down-drag pada tiang- tekanan tanah lateral- kompaktibiliti kimia tanah dan tiang- kemempuan dipancang- adanya bouder/lapisan keras- gerusan- vibrasi/kerusakan desakan struktur sekitar- beban extrim- profil bawah permukaan (tanah, aiar tanah, batuan)- parameter kuat geser- koefisien tekanan tanah horizontal- parameter interface friction (tanah dan tiang)- parameter kompresibiliti- komposisi kimia tanah/batuan- Berat isi- hadirnya shrink/swell- pete geologi termasuk karakteristik orientasi- SPT- test pancang- CPT- vane shear test- dilatometer- piezometer- pengeboran batuan- pengujian geophisikal- triaxial test- interface friction test- analisis saringan- 1-D oedometer test- pH, resistivity test- Atterberg Limit- kadar organis- kadar air- berat isi- collapse/swell potensil test- slake durability- rock uniaxial compression test- point load strength test

  • SONDIRKeuntungansangat cepat-khusus bila digunakan dg peralatan pendataan elektronik untuk merekam tekanan ujung dan atau tahanan sisi.Cara mengijinkan rekaman tahanan sampai menerus dalam lapis yang ditinjau.Sangat berguna dalam tanah sangat lembek dimana pengambilan contoh tidak terganggu akan sangat sulit.Mengijinkan sejumlah korelasi antara tahanan konus dan besaran teknik yang diperlukan.

    Kerugiancara ini hanya untuk tanah berbutir halus (lempung, lanau, pasir halus) dimana bahan tidak mempunyai tahan-an masif terhadap penetrasi konus.interpretasi jenis tanah berdasarkan tahanan konus memerlukan cukup pengalaman, atau pengambilan contoh untuk tes korelasi.

  • SPTKeuntungansangat ekonomis dalam ukuran biaya persatuan keterangan yang diperolehmengijinkan dilakukan pengujian penetrasi dan pengambilan contoh mengijinkan korelasi besaran bahan terhadap database SPT luas yang teus berkembang mempunyai peralatan pengujian yang mempunyai umur pelayanan panjanglangsung mengijinkan pengujian lain untuk melengkapi SPT bila pengeboran menunjukkan bahwa diperlukan penyempurnaan dalam pengumpulan contoh dan data.

    KerugianPengujian sulit diulang dan tergantung pada banyak kesalahan dalam praktek termasuk keterampilan operator.Tidak dapat diandalkan untuk kerikil dan tanah yang mengandung batu-batuan besar. Dalam kerikil lepas "split spoon" cenderung menggelincir ke dalam rongga-rongga sehingga memberikan tahanan penetrasi rendah "split spoon" juga cenderung memutar koral bulat pada waktu masuk kedalam rongga, jadi menghasilan pembacaan rendah. Bila split spoon tersumbat oleh kerikil, dapat diharapkan tahanan sangat besar terhadap penekanan.

  • TES PENETRASI KONUS DINAMIKKeuntungan lebih cepat dan lebih ekonomis dibanding denganpengeboran atau SPT terutama berguana dalam pemetaan susunan lapisan tanah selama tingkat permulaan eksplorasi bila jumlah pengeboran umumnya terbatas. Selama penyelidikan rinci beberapa ahli biologi dapat mengutamakan agar mengganti lubang bor tunggal oleh sejumlah tes konus dinamik tanpa meningkatkan biaya dan memperoleh keterangan lebih relevan antara pengeboranmemberi penetrasi menerus dari susunan lapisan yang diuji, sering meng-ungkapkan terdapatnya lapisan yang tidak terlihat atau teramati dalam pengambilan contoh tanah.

    Kerugiantidak diperoleh contoh tanah atau hanya contoh tanah tercuci yang diperoleh dan demikian susunan lapisan tidak dapat diidentifikasi secara pasti oleh penetrasi saja terdapatnya kerikil atau batu besar dalam susunan lapisan tanah dapat memberikan hasil menuju pada yang salah. Akibatnya interpretasi hsil yang diperoleh dari tes penetrasi konus dinamik memerlukan pengalaman yang cukup besar, khususnya dalam daerah-daerah dimana korelasi antara tahanan penetrasi dan besaran teknik tanah akan dikembangkan.

  • JEMBATAN BARU

  • explorasi

  • explorasi

  • explorasi

  • explorasi

  • SONDIRUntuk mencatat hambatan & geseran kerucut dalam tanah dg menggunakan geseran selubung (mantel) penetrometer kerucutSondir dihentikan saat qc 250 kg/cm2 atau kedalaman maks 60 meterPengujian 2 ttk/kepala jembatan atau 1 ttk per pilar

  • SONDIR- CONUS

  • alat sondir sederhana yang biasa digunakan di Indonesia.

  • PELAKSANAAN SONDIR

  • Mencari harga konus dan hambatan pelekatTahanan Konusqc= Cw Apl + Wcr AcDengan : Qc adalah tahanan konusCw adalah bacaan manometer untuk tahanan konusApl adalah luas pemanpang pistonWcr adalah berat konus dan batang untuk bacaan tersebutAc adalah luas penampang konus

    Hambatan LekatFs = (Tw Cw) Apl + Wcr AsDengan :Fs adalah hambatan lekatTw adalah bacaan manometer untuk tahanan konus dan selubungApl adalah luas penampang pistonWcr adalah berat konus dan batang untuk bacaan tersebutAs adalah luas penampang selubung

  • HASILSONDIR

  • PEMBORAN

  • BOR TANGAN Menggunakan pipa Auger Ivan Jurret, Auger spiral, dllUntuk tanah lembek 10-15 meter (lapisan padat, batuan tidak dapat ditembus)Undisturb sample diambil dg SPT (Standard Penetration Test) dg jarak pengambilan interval 3 meterTanah lepas ditembus dg selubung pipaMengangkat tanah lepas tsb dg Auger (timba pasir) dg katup (pompa pasir)Minimum 1 ttk tiap kepala jbt/pilar

  • BOR MESINPertimbangkan pencapaian lokasi, kedalaman pengeboran, kondisi tanah/batu, biayaSemua jenis tanah/batu dapat diselidiki (termasuk disturb dan undisturb sample dg SPT)Pengeboran dg pencucian/air harus dihindaritanh terlalu lembek/butir halus (undisturb sampling sulit ) maka gunakan Vane Test untuk dapatkan kekuatan geserSPT minimum 3 meterPengeboran berhenti setelah SPT 50 dicapai dg 5x berturutan jarak 1 m

  • Standard Penetration Test (SPT)Dilakukan dg pipa terpisahJumlah pukulan dicatat untuk mencapai kedalaman 3x15 cmSample digunakan untuk borlog untuk testTest untuk kepadatan relatif tanah berbutir kasar (untuk mengetahui daya dukung) & konsistensi tanah kohesifTdk bisa untuk daya dukung tanah kohesif (ada peranan penting lain : kemantapan, kadar air, telkanan air pori)

  • SPT (lanjutan)Beberapa jenis test tergantung berat palu, tinggi jatuh, dimensi pipa terpisah (split barrel)Standar test : split barrel dalam= 35 mm, luar = 50,8 mm, berat palu=63,5 kg, tinggi jatuh bebas=0,762 m, jumlah pukulan dicatat tiap 15 cm penurunan (3x penurunan berturut2)Nilai SPT (= N) adalah jumlah banyaknya pukulan dg penurunan 30 cm (15 cm yg kedua dan ketiga ditotal)

  • PROSEDUR PENGUJIAN SPTmenjatuhkan secara berulang palu dengan berat 63,5 kg dari ketinggian 760 mm untuk memasukkan split-spoon (split barrel) sampler berturut turut tiga untuk kenaikan 150 mm. Jumlah tumbukan yang diperlukan untuk memasukkan sampler dicatat untuk setiap kenaikan 150 mm. Kenaikan awal 150 mm dianggap sebagai seating drive. Tumbukan yang diperlukan untuk yang kedua dan ketiga dari kenaikan 150 mm ditotal untuk mendapatkan tumbukan/300 mm. Total tumbukan dinyatakan sebagai ketahanan SPT atau nilai N. Pembacaan tumbukan diambil setiap inteval 150 mm harus dicatat, meskipun untuk sitting increment. Sebagai tambahan, juga total seluruh pemasukan 450 mm harus dicatat. Tergantung pada bentuk sampler, ketahanan untuk kenaikan yang keempat 150 mm kadang-kadang dicatat. Akibat gesekan sisi sampler, nilai yang ke empat ini tidak diguanakan untuk perhitungan nilai N, tetapi hanya menyediakan tambahan untuk evaluasi stratigrafi.

  • PROSEDUR PENGUJIAN SPTKarena SPT ketergantungan tinggi pada peralatan dan operator dalam melaksanakan pengujian, akan kesulitan untuk memperoleh hasil yang diulang. SPT tidak boleh digunakan pada tanah yang mengandung kerikil kasar, karakal atau bongkahan batu, karena sampler tidak bisa masuk, yang akan menghasilkan nilai N yang tinggi. Pengujian juga jangan pada tanah lanau lepas tanpa kohesi karena efek dinamis dari ujung sampler akan ,menghasilkan kekuatan dan kompresibilitas yang salah.Bila melakukan SPT harus mencatat pada buku log lapangan hal yang dicatat antara lain :Nilai N dicatat dalam bilangan bolatTest dihentikan dan catat refusal bila 50tumbukan hanya menaikan 25 mm. Pada titik ini, tumbukan per 25 mm dicatat ump. 100/50 mm atau 50/ 25 mm.Bila nilai N kurang dari satu, teknisi atau geolog harus mencatat bahwa penetrasi terjadi akibat berat palu atau berat batang alat.

  • Contoh tidak terganggu

  • Pengambilan contoh tdk terganggu dg pipa dinding tipisPipa ditekan masuk ke dalam tanah yg dikehendakiGaris tengah contoh tdk terganggu = grs tengah pipa=50,80 mm 127 mmTepat untuk tanah kohesif yg kaku/kokoh (lempung / lanau)Untuk mencapai % yg tinggi penemuan kembali tanah lepas, lunak (kepasiran, kelanauan) pada kepala pipa maka dipasang bola klep

  • Pengambilan contoh dg TorakMenggunakan dinding tipis dilengkapi dg torak didalamnya yg stationerUntuk pengambilan tanah lepas hati2 dg penekanan terhadap contoh tanah tsbBila tabung contoh ditekan ke lapisan pasir > 5x panjang pipa maka gesekan pipa dan contoh mengakibatkan kepadatan pada contoh tsb (disturb)Untuk contoh pasir yg terlalu lepas (N
  • Pengambilan contoh dg pipa terpisahPipa/sendok terpisah bergaris tengah dalam 3,5 cmSelain untuk SPT juga pengambilan contohContoh yg didapat bukan undisturb sample tapi bagian struktur tanah yg asli tetap terpeliharaDapat digunakan untuk pemeriksaan visual dan klasifikasiSisa contoh disimpan dalam botol, gelas, plastik untuk uji laboratorium (kadar air, berat satuan, batas atterberg, penyebaran ukuran butir dll)

  • PENGUJIAN LABORATORIUMUntuk mendapatkan data, karakteristik fisik tanah :Klasifikasi tanahKandungan mineralDaya dukung tanahPenurunan lapis tanah dukung yg dapat ditekan di bawah pondasiStabilitas tanah, dll

  • Penyebaran Ukuran ButirAnalisa saringan untuk menentukan gradasi pasir dan kerikilAnalisa hydrometer untuk menentukan gradasi lanau dan lempungTanah diklasifikasikan ke karakteristik : bahan berbutir kasar (pasir/kerikil) dan bahan berbutir halus (lanau/lempung)Pasir/kerikil dideskripsikan atas ukuran butir kasar, sedang, halus

  • Penyebaran Ukuran ButirTanah dg penyebaran ukuran butir dari kasar sd halus = gradasi baik (well graded)Tanah dg ukuran butir satu jenis = gradasi seragamTanah yang kekurangan ukuran butir tertentu = gradasi celah/senjangPemeriksaan visual dg kaca pembesar (loupe) terlihat bentuk butir = bulat, hampir bulat, tajam, hampir tajam

  • Penyebaran Ukuran ButirKarakteristik lain yg dihasilkan dari pengamatan penyebaran butir :Tanah gradasi baik = kurang tembus air (permeable) dibanding dg tanah berbutir tajamTanah berbutir bulat = kurang tembus air (permeable)dibanding berbutir tajamBahan berbutir kasar = tidak memiliki kohesi (C), sehingga tinggi MAT faktor penting untuk analisa pondasi sumuran dan langsung pada jenis tanah ini

  • Definisi Unsur Pokok Tanah

    Bentuk tanahUraianBongkahButiran batu yang tidak lolos saringan 12 inKerakalButiran batu yang lolos saringan 12 in, tetapi tertahan saringan 3 inKerikilButiran batu yang lolos saringan 3 in, tetapi tertahan saringan 0,19 (4,75 mm) PasirButiran batu yang lolos saringan 0,19 in (4,75 mm) tetapi tertahan saringan 0,003 in (0,075 mmLanauTanah yang lolos saringan 0,003 in (0,075 mm) yang non plastis atau sedikit plastis dan mempunyai kekuatan yang rendah tau tidak samasekali bila kering udar.LempungTanah yang lolos saringan 0,003 in (0,075 mm) yang dapat menunjukkan plastisitas dalam rentang kadar air dan menunjukkan kekuatan yg meningkat bila kering udara.Tanah OrganikTanah yang mengandung cukup butiran organis yang mempengaruhi sifat tanah.GambutTanah yang mengandung terutama endapan tanaman dalam berbagai tahap dekomposisi biasanya dengan bau organic, berwarna coklat tua, konsistensi spongi dan bertektur fibrous samapai amorphous

  • Deskripsi lapangan Klasifikasi tanah bergradasi kasar

    JenisHalusGradasiLanau atau LempungGrup SimbulPasir atau KerikilDeskripsiKerikil< 10 %Gradasi baikGW< 15 %PasirKerikil gradasi baik< 10 %Gradasi BaikGW 15 % PasirKerikil gradasi baik dgn pasir< 10 %Gradasi JelekGP< 15 %PasirKerikil gradasi jelek < 10 %Gradasi JelekGP 15 %PasirKerikil gradasi jelek dgn pasir> 10 %LanauGM< 15 %PasirKerikil Kelanuan> 10 %LanauGM 15 %PasirKerikil kelanuan dgn pasir> 10 %LempungGP< 15 %PasirKerikil Kelempungan> 10 %LempungGP 15 %PasirKerikil Kelempungan dgn pasir

  • Deskripsi lapangan Klasifikasi tanah bergradasi kasar

    JenisHalusGradasiLanau atau LempungGrup SimbulPasir atau KerikilDeskripsiPasir< 10 %Gradasi BaikSW< 15 %KerikilPasir bergradasi baik< 10 %Gradasi BaikSW 15 %KerikilPasir bergradasi baik dgn kerikil< 10 %Gradasi JelekSP< 15 %KerikilPasir bergradasi jelek< 10 %Gradasi JelekSP 15 %KerikilPasir bergradasi baik dgn kerikil> 10 %LanauSM< 15 % KerikilPasir Kelanauan> 10 %LanauSM 15 %KerikilPasir kelanuan dgn Kerikil> 10 %LempungSC< 15 %KerikilPasir Kelempungan> 10 %LempungSC 15 %KerikilPasir Kelanuan dgn Kerikil