Bab 3 Rona Awal_TSA

download Bab 3 Rona Awal_TSA

of 43

Transcript of Bab 3 Rona Awal_TSA

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    1/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    RONA LINGKUNGAN HIDUP

    3.1. KOMPONEN GEOFISIKA KIMIA

    3.2.KOMPONEN BIOLOGI

    3.3. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA

    3.3.1. Komponen Sosial

    3.3.1.1 Demografi

    A. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur

    Secara administrasi, lokasi kegiatan tambang batubara PT.

    Teguh Sinarabadi terletak di 3 kecamatan yakni Muara Pahu,

    Muara Lawa dan Melak yang meliputi 8 Kampung antara lain

    Kampung Empas, Empakuq dan Muara Bunyut masuk Kec.

    Melak, Kampung Lambing, Kampung Benggeris masuk

    wilayah Kec. Muara Lawa, dan kampung Dasaq, Mendung

    dan Kampung Jerang Melayu masuk wilayah Kec. Muara

    Pahu. Struktur penduduk menurut kelompok umur di

    kampung-kampung wilayah studi menunjukkan bahwa

    kelompok umur antara 15 64 tahun jumlahnya lebih besar

    dari kelompok umur 0 14 tahun (pra produktif) dan

    kelompok umur > 65 tahun (non produktif).

    Tabel 3.26. Struktur Penduduk Wilayah Studi Berdasarkan

    Kelompok Umur

    No.

    Kecamatan/Kampung

    Kelompok UmurJiwa KK0-

    1415-64 >65

    1. Melaka. Empas 165 419 24 608 173b. Empakuq 86 221 13 320 180c. Muara Bunyut 236 579 60 875 175

    III- 1

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    2/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    2. Muara Lawaa. Lambing 489 1232 93 1814 429

    b. Benggeris 151 367 40 558 1453. Muara Pahu

    a. Dasaq 246 616 50 912 455b. Mendung 79 203 10 292 59c. Jerang Melayu 60 149 12 221 78Sumber : Data Lapangan, 2009

    B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin

    Struktur penduduk Kampung wilayah studi berdasarkan jenis

    kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.27.

    Tabel 3.27. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

    Tahun 2009

    No.

    Kecamatan/NamaKampung

    Jumlah(Jiwa)

    Total

    (Jiwa)

    RasioJenis

    KelaminL P

    1. Kec. Melak

    a. Kampung Empas 243 365 608 66,57b. Kampung Empakuq 151 169 320 89,34c. Kampung MuaraBunyut

    400 475 875 84,21

    2. Kec. Muara Lawaa. Kampung Lambing 906 908 1.81

    499,78

    b. Kampung Benggeris 281 277 558 104,443. Kec. Muara Pahu

    a. Kampung Dasaq 365 547 912 66,72b. Kampung Mendung 120 172 292 69,76

    c. Kampung JerangMelayu 150 71 221 211

    Sumber : Data lapangan, 2009

    Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya

    penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada

    suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan

    banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.

    Dari Tabel 3.27 diatas terlihat misalnya bahwa rasio jenis kelamindi kampung terkait bervariasi antara 67 sampai dengan 211

    III- 2

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    3/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    artinya untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 67 sampai

    211 laki-laki. Secara umum kampung yang masuk wilayah studi,

    struktur penduduk berdasarkan rasio jenis kelamin pada umumnya

    lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Untuk kampung Jerang

    Melayu terdapat laki-laki paling dominan.

    C. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk

    Luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk kampung di

    wilayah studi ditampilkan pada Tabel 3.28. Secara

    administrasi, lokasi kegiatan tambang batubara PT. Teguh

    Sinarabadi terletak di 8 Kampung dan 3 Kecamatan.

    Tabel 3.28. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Wilayah

    Studi Tahun 2009

    No.

    Kecamatan/KampungLuasWilayah(Km2)

    Jiwa

    Kepadat

    an(Jiwa/Km

    2)1. Kec. Melak

    a. Kampung Empas 60,96 608 9,9b. Kampung Empakuq 85,84 320 3,72c. Kampung Muara

    Bunyut43,17 875 20,26

    2. Kec. Muara Lawaa. Kampung Lambing 51,91 1814 34,94b. Kampung Benggeris 71,38 558 7,82

    3. Kec. Muara Pahua. Kampung Dasaq 39,91 912 22,8b. Kampung Mendung 16,63 292 17,56c. Kampung Jerang

    Melayu24,39 221 9,06

    Sumber : Data lapangan, 2009

    Berdasarkan data pada Tabel 3.28 di atas terlihat bahwa jumlah

    total penduduk yang paling banyak terdapat pada Kampung

    Lambing Kec Muara Lawa adalah sebanyak 1.814 jiwa dengan rata-

    III- 3

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    4/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    rata kepadatan penduduk sekitar 34,94 jiwa/km2. Sedangkan untuk

    Kabupaten Kutai Barat adalah 4,67 jiwa/km2.

    D. Pertumbuhan Penduduk

    Pertumbuhan penduduk di Kabupaten ini, jika dilihat dari rata-

    ratanya selama 3 tahun (2000-2004) menunjukkan angka yang

    relative rendah, yakni 1,71%. Pada tiga kecamatan yang menjadi

    wilayah studi bahkan ada yang pertumbuhannya negatif, artinya

    selama lima tahun terjadi pengurangan, yakni Kecamatan Muara

    Lawa dengan pertumbuhan 3,56 pertahun. Pertumbuhan penduduk

    di wilayah studi yang paling tinggi adalah di Kecamatan Melak,

    yakni 2,57%, lebih tinggi dari pertumbuhan tingkat Kabupaten

    Kutai Barat. Sedangkan pertumbuhan penduduk mulai tahun 2006

    sampai dengan tahun 2009 secara rata-rata menunjukkan

    kenaikan pada tiga Kecamatan (Melak, Muara Lawa dan Muara

    Pahu) antara 7 - 9,5%/tahun dan kenaikan jumlah penduduk secara

    signifikan terdapat pada kampung Lambing Kec. Muara Lawa. Hal

    ini dapat dipahami, dimana kampung tersebut berdekatan dengan

    lokasi kegiatan tambang dan tersedianya sejumlah sarana

    prasarana ekonomi di daerah tersebut. Secara rinci pertumbuhan

    selama 4 tahun sebagaimana Tabel 3.29 berikut ini.

    Tabel 3.29. Pertumbuhan Penduduk Tingkat KecamatanTahun 2006-2009 pada Lokasi Studi.

    Kecamatan Tahun Persentase rata-rata pertumbuhan

    Penduduk2006 2009

    Melak 1303 1803 9,5%

    Muara Lawa 1764 2372 8,5%Muara Pahu 1113 1425 7%

    Sumber: Diolah Dari Data Kecamatan, 2009

    E. Komposisi Penduduk Menurut Suku/Etnis

    Komposisi penduduk Kabupaten Kutai Barat merupakan komunitas

    dengan latar belakang multi etnis, yang umumnya telah beberapagenerasi tinggal menetap di wilayah ini. Di wilayah studi, penduduk

    III- 4

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    5/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    yang berasal dari latar belakang etnis asli adalah Suku Dayak

    (dominan : Tunjung, Benuaq dan Kutai), selebihnya yakni etnis

    pendatang seperti Jawa, Melayu, Cina dan etnis lainnya.

    F. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

    Ratio Ketergantungan (DR) adalah perbandingan kelompok usia pra

    produktif dan non produktif dengan kelompok usia produktif.

    Berdasarkan data pada Tabel 3.30, rasio ketergantungan (DR) di

    wilayah studi adalah 43,84%-52,04 %.

    Tabel 3.30. Rasio Ketergantungan di wilayah studi

    No. Kecamata/Kampung

    JumlahPenduduk (Jiwa)

    Usia PraProduktif

    UsiaProdukt

    if

    UsiaNon

    Produktif

    DR (%)

    Jiwa Jiwa Jiwa1. Melak

    a. Empas 608 165 419 24 45,10b. Empakuq 320 86 221 13 44,70

    c. Muara Bunyut 875 236 579 60 51,122. Muara Lawa

    a. Lambing 1.814 489 1232 93 47,24b. Benggeris 558 151 367 40 52,04

    3. Muara Pahu

    a. Dasaq 912 246 616 50 48,05b. Mendung 292 79 203 10 43,84

    c. Jerang Melayu 221 60 149 12 48,32Sumber : Perhitungan Tim Studi, 2009

    G. Tingkat Pengangguran

    Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar areal tambang dilihat

    dari sisi kesempatan kerja relatif belum berkembang/maju.

    Sedangkan peluang kerja di perusahaan lain sangat kecil hal ini

    disebabkan terbatasnya perusahaan di sekitar kampung seperti

    IUPHHK. Demikian juga dengan krisis ekonomi sekarang yang

    berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat. Salah

    satu komoditas sebagai andalan Kab. Kutai Barat dan kampung-

    kampung terkait sebagai wilayah studi adalah karet, dimana pada

    III- 5

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    6/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    masa krisis ini harganya jauh turun sekitar Rp.4.000/kg. Sedangkan

    sebelum kondisi krisis ekonomi global harga getah karet secara

    rata-rata Rp. 8.000/kg. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap

    ekonomi masyarakat setempat. Sedangkan yang berprofesi

    sebagai pegawai negeri tergolong sangat kecil yaitu hanya tenaga

    pengajar pada sekolah yang ada di Kecamatan dan di kampung

    tersebut. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar areal

    tambang, jika dilihat dari sisi kesempatan kerja relatif belum

    berkembang. Alternatif lapangan kerja bagi masyarakat sekitar

    hanya sektor pertanian. Sedangkan perusahaan swasta (seperti

    perkebunan kelapa sawit) belum menjadi prioritas.

    H. Proses Penduduk

    Proses penduduk atau mobilitas penduduk adalah pergerakan

    jumlah penduduk pada suatu wilayah yang dipengaruhi oleh faktor-

    faktor : kelahiran, kematian, kepergian dan kedatangan penduduk.

    Masyarakat kampung studi sangat jarang bepergian (kampung

    Dasaq, Mendung dan Jerang melayu), kecuali untuk belanja

    kebutuhan hidup yang tidak tersedia di kampung tersebut, maka

    masyarakat belanja di ibukota Kecamatan. Berbeda dengan

    Kecamatan Melak dan Muara Lawa aksesibilitas sangat terjangkau

    dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Tingkat

    mobilitas penduduk kampung studi relatif kecil yaitu sekitar 2 3 %

    ( hanya dipengaruhi oleh faktor tingkat kelahiran dan tingkat

    kematian).

    3.3.1.2. Ekonomi

    A. Tingkat Pendapatan

    Perkembangan perekonomian kampung yang relatif baik

    dikarenakan kedekatannya dengan pusat perekonomian seperti

    III- 6

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    7/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Melak dan Kecamatan Muara Lawa dimana keberadaan perusahaan

    di sekitarnya yang dapat memberi kesempatan kerja dan peluang

    berusaha akan berimplikasi pada pendapatan/pengeluaran

    penduduk setempat.

    Tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat dapat dipakai

    untuk menggambarkan apakah masyarakat tersebut sudah berada

    pada taraf sejahtera atau masih miskin. Untuk menentukan kriteria

    bahwa seseorang itu ada pada pada kategori miskin atau bukan

    ada beberapa parameter yang dapat dipakai misalnya parameter

    yang dikeluarkan oleh BPS (2007) dan Bank Dunia (2007) serta

    kriteria berdasarkan Sayogyo (kriteria berdasarkan konsumsi

    kalori).

    Untuk memudahkan pengklasifikasian, pada studi ANDAL ini akan

    dipakai kriteria yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, dimana

    seseorang itu dikatakan miskin apabila pendapatannya kurang dari

    2 U$/orang/hari atau jika dikonversi ke nilai rupiah maka seseorang

    itu dikatakan miskin apabila pendapatannya kurang dari

    Rp.18.000/orang/hari (asumsi 1 U$ = Rp.9.000).

    Terkait dengan kondisi di wilayah studi, rata-rata dalam 1 KK di

    wilayah studi terdiri dari 3 5 jiwa dalam 1 KK. Maka dengan data

    tersebut dapat diasumsikan bahwa berdasarkan kriteria Bank

    Dunia bahwa keluarga tersebut masih dikatakan miskin apabila

    pendapatan keluarga tersebut perbulannya < Rp.18.000 x 4 jiwa x

    30 hari (1 bulan) atau < Rp. 2.160.000.

    Berdasarkan wawancara dengan responden (n=20-40), maka

    diperoleh kesimpulan bahwa sekitar sekitar 48 % berpenghasilan

    antara Rp. 575.000 s/d Rp. 2.160.000/bulan/KK sedangkan yang

    III- 7

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    8/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    berpenghasilan lebih besar dari Rp.2.160.000/bulan/KK sekitar 52

    %. Maka secara sederhana berdasarkan data-data tersebut

    penduduk di wilayah studi sekitar 48 % masih dalam kategori

    miskin s/d hampir miskin dan 52 % menuju ke taraf sejahtera.

    Berdasarkan daftar harga yang diperolah untuk kebutuhan

    sembilan bahan pokok, maka dapat dikemukakan semakin sulit

    keterjangkauan aksesibilitas suatu wilayah, maka harga barang

    akan semakin tinggi. Persoalan yang dihadapi dengan perbedaan

    harga juga akibat dari preferensi mayoritas penduduk atas bahan

    kebutuhan tersebut, dimana merk-merk tertentu yang harganya

    relatif lebih mahal justru di sukai. Dalam hal ini tidak lagi berlaku

    kebutuhan primer saja, tetapi juga sekunder dan bahkan tersier.

    Dua kebutuhan terakhir (sekunder dan tersier) seringkali disebut

    sebagai pola konsumtif masyarakat yang sering dikaitkan dengan

    persoalan prestise sosial atau gaya hidup, dimana situasi ini

    berkembang seiring dengan pertumbuhan perekonomian dan

    akses terhadap pasar.

    B. Mata Pencaharian

    Sebagian besar mata pencaharian penduduk yang berada di

    sekitar lokasi perusahaan adalah bertani-ladang (subsisten), dan

    menyadap di kebun karet alami (kampung Empas, Empakuq,

    Dasaq dan Mendung). Tetapi untuk kampung Jerang Melayu lebih

    dari 75 % masyarakat sudah mengandalkan pertanian menetap.

    Pekerjaan mencari ikan di sungai Kedang Pahu sebagai pekerjaan

    sampingan dan sebagian besar hasilnya hanya untuk digunakan

    sendiri. Mata pencaharian lainnya adalah usaha/dagang atau

    wiraswata yang jumlahnya kecil dan ada juga sebagian kecil yang

    bekerja di perusahaan. Sedangkan yang berprofesi sebagai

    pegawai negeri tergolong sangat kecil yaitu hanya tenaga pengajar

    di Kecamatan dan sekolah di kampung tersebut. Bagi kampung-

    III- 8

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    9/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    kampung yang bermata pencaharian bertani-ladang rata-rata

    setiap KK memiliki ladang seluas kurang lebih 1 2 ha lahan

    perladangan.

    Pola pertanian yang diterapkan adalah dengan cara tradisional

    yaitu tebas tebang bakar, tanpa pengolahan tanah, pemupukan,

    dan input pertanian lainnya. Kemudian setelah 58 tahun ditinggal,

    lahan bekas ladang ini dibuka kembali untuk perladangan.

    Penduduk yang bertani umumnya menggarap ladang atau lahan di

    pinggiran hutan atau di sepanjang aliran sungai. Berdasarkan hasil

    wawancara dengan masyarakat, hasil padi yang diperoleh dengan

    cara bertani ladang adalah dengan perbandingan apabila

    menanam 3 kaleng benih padi (sekitar 1 ha), maka padi yang

    dihasilkan pada saat panen rata-rata 40 50 kaleng, tergantung

    tingkat kesuburan tanah dan iklim sepanjang tahun. Sedangkan

    untuk ladang seluas 2 hektar padi yang dihasilkan adalah 80 100

    kaleng. Berbeda halnya untuk daerah Jerang Melayu, secara umum

    masyarakat sudah menerapkan pola pertanian menetap. Rapaq

    dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar setengah jam. Bagi

    beberapa rumah tangga yang masih memiliki ladang, mereka

    mencapai ladangnya dengan cara jalan kaki dan naik perahu.

    C. Kesempatan Kerja Dan Berusaha

    Peluang kerja yang paling banyak menyerap tenaga kerja

    masyarakat kampung di sekitar areal studi adalah sektor

    pertanian. Termasuk dalam sektor pertanian adalah pertanian

    tanaman pangan, perikanan (mencari ikan), sedangkan kehutanan

    meliputi pemungutan hasil hutan non kayu (rotan, madu, dll).

    Status pekerjaan di sektor pertanian tersebut pada umumnya

    adalah sebagai tenaga kerja keluarga.

    III- 9

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    10/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Dengan adanya kegiatan tambang batubara PT. Teguh Sinarabadi

    yang beroperasi di lokasi ini maka kesempatan kerja baru bagi

    penduduk angkatan produktif akan terbuka lebar, seperti kegiatan

    pengadaan bibit, penanaman, serta pemeliharaan tanaman yang

    akan memerlukan banyak tenaga kerja harian. Dengan makin

    banyak orang bekerja maka akan memberikan peluang berusaha

    lebih besar akibat konsumsi meningkat. Peluang berusaha pada

    sektor jasa misalnya warung kelontongan dsb untuk kebutuhan

    sehari-hari sangat terbuka bagi masyarakat sekitar yang

    mempunyai lokasi strategis.

    Pada saat ini perusahaan sudah melakukan rekruitmen tenaga

    kerja lokal. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah test

    kesehatan yang diharuskan oleh pihak perusahaan. Dari jumlah

    tenaga kerja yang akan direkrut dan sudah ditest, kegagalan

    terjadi pada test kesehatan. Sehingga perlu dipikirkan upaya

    penempatan atau menyeleksi tenaga kerja ini untuk ditempatkan

    pada bidang pekerjaan yang tidak membutuhkan syarat kualifikasi

    kesehatan yang tinggi. Disamping ini skill rata-rata tenaga kerja

    yang melamar juga secara umum adalah tamat SD, SMP dan SMA.

    Sehingga pihak perusahaan/kontraktor sangat kesulitan untuk

    merekrut dengan kualifikasi bidang yang dibutuhkan. Untuk

    mengatasi masalah ini perlu dilakukan peningkatan skill seperti

    pelatihan-pelatihan terhadap karyawan-karyawan sebelum

    recruitment.

    III- 10

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    11/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUHIII- 11

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    12/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Tabel 3.31. Laporan Karyawan PT. Teguh Sinarabadi dan Sub Kontraktor

    pada Bulan Mei 2009.

    Nama Perusahaan Keterangan

    Jumlah Karyawan Lokal Non LokalGran

    dTotal

    Lokal

    (%)

    NonLokal(%)

    Expatriate

    Staff

    NonStaf

    f

    Staff

    NonStaf

    f

    Total

    Staff

    NonStaf

    f

    Total

    PT. TSA 5 16 64 3 41 44 13 24 37 85 52% 44%Kontraktor PT. TSAPT. Neo Bor Survey dan

    Bor0 1 25 0 0 0 1 25 26 26 0% 100%

    PT. Anugrah Mallawali Bangunan/infrastruktur

    0 1 9 1 9 10 19 29 48 10 100%

    480%

    PT. Thiess Mine Project 5 62 400 5 300 305 50 100 150 467 65% 32%

    PT. Darma Secure Bergerak dibidangsecurity

    0 5 39 0 14 14 5 25 30 44 32% 68%

    PT. Sumagud SaptaSinar

    Pemboran 0 1 27 0 8 8 0 20 20 28 29% 71%

    Grand Total 5 70 500 6 331 337 75 199 274 575 59% 48%Sumeber : Dept P & A PT. TSA

    III- 12

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    13/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    D. Pola Pemilikan dan Penguasaan Lahan

    Secara garis besar bentuk penguasaan lahan di areal studi dapat

    digolongkan menjadi tiga bentuk yaitu penguasaan secara

    perorangan, komunal, dan kolektif. Hak perorangan berlaku pada

    lahan yang telah dikuasai oleh seseorang atau satu keluarga dan

    tidak dapat digunakan oleh orang lain kecuali dengan ijin pemilik

    lahan. Lahan perorangan tersebut biasanya berasal dari lahan

    hutan yang dibuka dan dimanfaatkan oleh penduduk kampung

    untuk tempat tinggal dan kegiatan usaha tani. Jenis lahan yang

    dikuasai secara perorangan antara lain berupa lahan pekarangan,

    ladang, kebun, dan semak belukar (bekas ladang). Hak komunal

    adalah penguasaan bersama warga suatu kampung terhadap lahan

    hutan dan segala isinya di wilayah yang secara adat merupakan

    lingkungan kehidupan mereka. Sementara itu pengusaaan secara

    kolektif adalah penguasaan terhadap lahan hutan yang telah

    dibuka atau dicadangkan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan

    umum di kampung seperti untuk bangunan kampung, lapangan,

    tanah kas kampung dan lain-lain.

    Status pemilikan lahan merupakan salah satu sumber konflik yang

    sering muncul antara perusahaan dan masyarakat setempat.

    Munculnya tuntutan masyarakat tersebut umumnya dikarenakan

    tuntutan kebutuhan hidup yang sangat tinggi pada masa sekarang

    ini yang tidak didukung oleh peningkatan tingkat pendapatan.

    E. Fasilitas Perekonomian

    Pusat perekonomian berada di Ibukota Kecamatan dan di Ibukota

    Kabupaten. Sarana perekonomian yang ada di kampung-kampung

    umumnya berupa warung yang menjual kebutuhan hidup sehari-

    hari. Di Kecamatan Muara Lawa terdapat Pasar dan Pertokoan,

    warung/toko kecil yang menjual kebutuhan hidup sehari-hari.

    III- 13

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    14/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Demikian juga dengan lokasi penginapan sudah tersedia di daerah

    ini.

    Hasil budidaya pertanian masyarakat setempat sebagian besar

    tidak diperjual belikan tetapi digunakan untuk konsumsi keluarga

    kecuali hasil tanaman kebun. Koperasi di setiap kampung sudah

    tersedia, tetapi pengelolaannya ada yang masih kurang optimal.

    Keberadaan koperasi cenderung untuk melayani simpan pinjam

    bagi masyarakat setempat.

    Tabel 3.32. Keberadaan Koperasi di Wilayah Studi

    Kampung

    Jumlah

    (Unit)

    Keterangan

    1. Empas 12.Empakuq

    3

    3. Muara

    Bunyut

    3

    4.Lambing

    1

    5.Benggeris

    2 Koperasi Simpan Pinjam danKoperasi Serba Usaha

    6. Dasaq 17.Mendung

    1

    8. JerangMelayu

    2 Koperasi Serba Usaha danUsaha Bersama Kampungyang bergerak di bidangsimpan pinjam.

    Sumber : Data lapangan, 2009

    F. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Produk Domestic

    Regional Bruto ( PDRB )

    Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Barat dapat dilihat melalui

    laju pertumbuhan pendapatan Regional Bruto Atas Dasar Harga

    Konstan. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Barat di

    tahun 2007 menunjukkan perkembangan yang positif yaitusebesar 6,45 persen. Petumbuhan tersebut didukung oleh

    III- 14

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    15/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    meningkatnya pertumbuhan Sektor Jasa-jasa, Sektor

    Pengangkutan dan Komunikasi serta Sektor Industri Pengolahan.

    Secara umum seluruh sektor di Kabupaten Kutai Barat mengalami

    pertumbuhan. Sektor yang mengalami kenaikan tertinggi adalah

    sektor bangunan/konstruksi yaitu sebesar 14,59 persen, sektor

    jasa-jasa sebesar 13,46 persen kemudian diikuti oleh sektor

    industri pengolahan sebesar 12,18 persen.

    Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Barat dapat dilihat melalui

    kontribusi sektor-sektor produksi yang membentuk nilai PDRB nya.

    Sepanjang tahun 2007, sektor Pertambangan dan Penggalian

    masih menjadi sektor unggulan di Kabupaten Kutai Barat

    dikarenakan kontribusinya yang cukup besar. Di tahun 2007 Sektor

    Pertambangan dan Penggalian menyumbang 47,52 persen bagi

    nilai PDRB Kabupaten Kutai barat. Sektor kedua yang dapat

    diandalkan adalah sektor Bangunan/kontribusi dengan kontribusi

    sebesar 19,13 persen. Sektor yang dapat diandalkan berikutnya

    adalah Sektor Pertanian dengan andil sebesar 18,48 persen.

    Namun jika dilihat lagi, dua dari tiga sektor yang diandalkan di

    Kabupaten Kutai Barat adalah sektor Primer yang sangat

    tergantung dengan Sumber Daya Alam yang terdapat di Kabupaten

    Kutai Barat. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai

    Barat harus dapat mengembangkan sektor-sektor yang lain agar

    perekonomian di wilayahnya tidak bergantung pada kondisi alam

    yang ada.

    Tabel 3.33. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten

    Kutai Barat Atas Dasar Harga Konstan dan Berlaku tahun

    2007

    Lapangan usaha PDRB dan Laju Pertumbuhan

    III- 15

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    16/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    PDRB 2007 (Rp.000) Lajupertumbuhan

    2007 (%)Berl

    akuKonsta

    nBerlakuKonstan

    Pertanian 735.273,76 531.279,04 18,48 2,40

    Pertambangan &penggalian

    1.890.239,641.286.564,33 47,52 4,37

    Industry pengolahan 73.691,62 61.970,88 1,86 12,18Listrik,gas & air minum 7.302,53 6.352,98 0,18 0,63Bangunan 761.068,37 376.118,20 19,13 14,59Perdagangan, hotel,restaurant

    238.573,64 211.569,70 6,00 10,54

    Pengangkutan dankomunikasi 60.892,48 40.479,44 1,53 8,24

    Keuangan, persewaan &jasa perusahaan

    80.612,26 64.583,73 2,03 10,11

    Jasa-jasa 130.254,60 105.603,81 3,27 13,46PDRB 3.977.908,8

    82.684.532,10 100,00 6,45

    Sumber : Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2008

    Nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto per kapita merupakan

    ukuran rata-rata nilai tambah Bruto yang diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat adanya aktifitas ekonomi sedangkan

    Pendapatan Per Kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan

    yang diterima oleh masing-masing penduduk sebagai keikut

    sertaannya dalam proses produksi. Pada tahun 2007 PDRB per

    kapita Kabupaten Kutai Barat mencapai 23,42 juta rupiah dan

    besarnya pendapatan regional per kapita Kabupaten Kutai Barat

    adalah sebesar 18,10 juta rupiah

    Tabel 3.34. Pendapatan Regional dan Angka Perkapita

    Kabupaten Kutai Barat atas Dasar Harga Konstan dan

    Berlaku Tahun 2007

    No Pendapatan Regional (satuan)Pendapatan Regional &Angka Perkapita 2007

    Berlaku Konstan5) 1 6) PDRB ( juta rupiah ) 3.597.809,5

    82.521.799,18

    III- 16

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    17/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    7) 2 8) Penyusutan (juta rupiah) 200.646,15 146.024,56

    3 Produk domestic Regional Netto atas

    dasar harga pasar (juta rupiah)

    3.397.163,4

    3

    2.375.774,63

    4 Pajak tidak langsung (juta rupiah) 616.905,21 470.957,62

    5 Produk Domestik Regional Netto atasBiaya faktor (juta rupiah)

    2.780.258,23

    1.904.817,00

    6 Jumlah penduduk pertengahan tahun(jiwa)

    153.589 153.589

    7 PDRB perkapita (rupiah) 23.424.917,04

    16.419.139,29

    8 Produk domestic regional Nettoperkapita (rupiah)

    18.101.935,85

    12.402.040,54

    Sumber : Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2008

    3.3.1.3. Budaya

    A. Adat Istiadat

    Masyarakat yang bermukim di kampung sekitar areal PT. Teguh

    Sinarabadi merupakan masyarakat Dayak dari etnis Dayak

    Tunjung, Benuag, Kutai dan beberapa suku pendatang. Kebiasaan

    seperti upacara adat yang masih dilakukan oleh etnis Dayak

    seperti, belian gugu tautn, kuangkai yang merupakan upacara adat

    kematian yang dipimpin oleh seorang wara. Dalam upacara ini

    tulang belulang keluarga yang sudah meninggal digali lagi,

    dibersihkan kemudian dikuburkan lagi. Sedangkan perubahan

    upacara adat masa lalu dibandingkan upacara adat sekarang,

    hanya berubah pada sisi jumlah bahan-bahan. Sedangkan pada sisi

    waktu upacara adat, gotong-royong upacara adat, dan tujuan adat,

    tidak terjadi perubahan atau masih sama. Kebiasaan masyarakat

    dalam usaha tani adalah budaya usaha tani ladang yang dibuka

    secara tebas bakar yang hingga sekarang masih dianut. Hal ini

    karena pertimbangan kepraktisan pelaksanaan dan keyakinan

    adanya abu sisa pembakaran yang dapat meningkatkan kesuburan

    tanah. Usaha tani yang diterapkan adalah ladang secara tradisional

    dengan tanaman semusim tahunan seperti padi, singkong, sayuran

    dan lain-lain serta dengan pemeliharaan minimal dan input yang

    III- 17

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    18/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    sangat terbatas, sebaliknya lahan perkarangan yang ada di setiap

    rumah masih banyak yang belum dimanfaatkan sebagai lahan

    pertanaman, umumnya dibiarkan tanpa tanaman. Sedangkan

    untuk kampung Jerang Melayu sudah menerapkan pola pertanian

    menetap. Kampung Jerang Melayu melaksanakan upacara adat

    hanyalah selamatan naik ayun anak. Berdasarkan wawancara

    dengan Petinggi kampung Jerang Melayu, secara keseluruhan

    hampir tidak ada perubahan pada upacara adat baik dari sisi waktu

    maupun bahan-bahan. Kecuali tingkat gotong royong yang

    dirasakan semakin kuat. Sedangkan dari sisi tujuan telah terjadi

    perubahan karena pada saat ini sudah ada kerjasama dengan

    pemerintah. Menurut petinggi, hampir tidak ada generasi muda

    yang mendapatkan pengetahuan-pengetahuan asli/tradisi dari para

    orang tua. Hal ini merupakan ancaman bagi kelangsungan budaya

    dan ilmu pengetahuan tradisi.

    B. Nilai dan Norma (Pranata Sosial)

    Norma ataupun pranata sosial sangat diperlukan dalam rangka

    mengatur dan mengarahkan kegiatan ataupun interkasi sosial agar

    dapat dicapai tujuan bersama (misalnya dalam pemanfaatan

    sumberdaya agar tetap lestari) serta menghindarkan konflik

    (akibat tujuan yang sama dengan kepentingan yang seringkali

    berbeda).

    Berbagai peraturan yang bersifat hukum positif maupun aturan

    agama dan masyarakat berlaku di masyarakat. Khusus untuk

    aturan agama dan atau norma lainnya kuat tidaknya daya ikat

    kepada masyarakat juga dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai

    latar belakang pendidikan, peran kepala/tokoh masyarakat, serta

    perubahan pola pikir.

    III- 18

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    19/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Demikian pula di kampung (lokasi studi) juga dijumpai beberapa

    norma/pranata sosial antara lain yang bersifat peraturan

    pemerintah, norma keagamaan, serta peraturan yang disusun dan

    disepakati sendiri antar warga. Menurut informasi keseluruhan

    peraturan/norma tersebut hingga sekarang masih diikuti dengan

    baik oleh warganya. Latar belakang dari upaya untuk tetap

    menaati norma atau peraturan tersebut adalah keinginan untuk

    hidup aman, tentram, rukun dan damai.

    Lembaga formal yang ada ialah lembaga Badan Perwakilan

    Kampung (BPK), PKK, dan Koperasi. Lembaga ini aktivitasnya

    terbatas pada aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan

    kebijakan yang diinstruksikan dari kecamatan.

    Lembaga non-formal yang ada terdiri dari lembaga agama dan

    lembaga adat. Lembaga ini pada aktivitas tertentu dapat

    merupakan satu kesatuan aktivitas dan pandangan. Misalnya

    kelompok pengurusan kematian dan perkawinan. Keberadaan

    lembaga non-formal dan formal dapat berdampingan secara

    harmonis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal keseharian,

    norma yang ditetapkan oleh lembaga non-formal memiliki

    efektivitas yang tinggi dalam mengarahkan dan mengendalikan

    kegiatan pada tingkat kampung tersebut. Tokoh masyarakat yang

    menjadi panutan dan didengarkan petuahnya adalah kepala

    kampung, tokoh agama dan tokoh adat.

    C. Proses Sosial (Asosiatif)

    Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat menggambarkan

    kedinamisan hidup suatu masyarakat. Proses sosial ini dapat

    III- 19

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    20/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    bersifat asosiatif (kerjasama dan akomodasi) dan disosiatif

    (persaingan dan konflik). Dalam kehidupan masyarakat di 3

    Kecamatan (Melak, muara Lawa, dan Muara Pahu), proses sosial

    yang bersifat asosiatif tergambar dari berbagai bentuk kerjasama

    masyarakat dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari

    (gotong royong, tenggang rasa dan toleransi terhadap nilai dan

    norma budaya lain).

    B. Proses Konflik Sosial (Disosiatif)

    Kompetisi terjadi bila beberapa pihak/individu memiliki tujuan yang

    sama dalam kesempatan yang terbatas. Kompetisi dapat bersifat

    positif bilamana mampu memacu prestasi dalam rangka

    menunjukkan kinerja/kemampuan terbaik yang dimiliki. Akan

    tetapi dapat pula menjadi hal yang negatif, bilamana berjalan tidak

    sehat, mengarah kepada kebencian atau upaya untuk saling

    menjatuhkan fihak yang lain dengan cara-cara yang curang/fitnah

    (contravention). Kondisi ini dapat berlanjut kepada konflik atau

    bahkan sengketa terbuka. Bilamana hal tersebut terjadi maka

    sudah semakin sulit pemecahannya.

    Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa perselisihan antar

    warga (horizontal conflicts) memang tidak dapat dihindarkan, akan

    tetapi isu persengketaan bersifat umum, dalam arti menyangkut

    persoalan kehidupan keseharian antar warga dari suatu komunitas.

    Warga tampak telah memahami permasalahan-permasalahan yang

    bersifat sensitif, yaitu berkenaan dengan tata batas kepemilikan

    lahan (land tenurial) termasuk di dalamnya persoalan ganti rugi.

    Demikian pula, masyarakat di lokasi sekitar kegiatan lebih

    cenderung memecahkan perselisihan dalam bentuk musyawarah.

    Upaya di luar pengadilan seperti itu tampakya lebih efektif karena

    tidak sekedar menghasilkan pemenang dan pecundang (winner

    III- 20

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    21/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    and looser), yang seringkali tidak memecahkan masalah yang

    sebenarnya.

    Dalam kaitannya dengan persoalan lahan dan ganti rugi lahan

    nantinya (terutama tanam tumbuh) yang ada di atasnya, maka ada

    baiknya perusahaan lebih melihat masalah ini lebih spesifik agar

    jangan terjadi konflik dengan pihak perusahaan (vertical conflicts).

    Dan perusahaan lebih mengendepankan aturan yang ada seperti

    Perda No. 21 Tahun 2007, tentang Penetapan harga dasar tanah

    dan tanam tumbuh dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat.

    Proses sosial yang bersifat disosiatif juga muncul mewarnai

    dinamika kehidupan masyarakat di wilayah ini. Persaingan untuk

    mencari nafkah hidup dan perbedaan etos kerja kadang-kadang

    memicu terjadinya konflik sosial yang dapat memicu timbulnya isu

    kecemburuan sosial antara pendatang dengan penduduk lokal.

    C. Kohesi Sosial

    Dalam suatu proses sosial yang berjalan secara dinamis, baik

    interaksi antar warga dan/atau dengan pihak perusahaan, maka

    disamping kedisharmonian juga dapat diukur dari kualita positif

    yang dicapai. Situasi ini disebut sebagai proses yang assosiatif.

    Interaksi positif tersebut sudah seharusnya dijaga atau bahkan

    ditingkatkan dengan berbagai upaya bersama.

    Berdasarkan data/informasi yang diperoleh di lapangan, maka

    kohesifitas warga terutama dalam menangani pekerjaan yang

    berkaitan dengan kepentingan publik cukup tinggi. Peran tokoh

    masyarakat sebagai penggerak juga sangat penting, dan hal

    tersebut menunjukkan posisi mereka yang dihormati.

    Kohesifitas yang tinggi dalam merealisasikan kepentingan bersama

    juga merefleksikan tingkat interaksi antar warga yang cukup

    III- 21

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    22/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    intensif, yang sekaligus menunjukkan rasa kebersamaan (in-group

    feeling). Meskipun demikian, pada saat kepentingan antar

    kelompok dalam masyarakat berseberangan, maka kohesifitas

    seperti ini juga dapat hilang begitu saja dan berganti dengan nilai

    kelompok atau individual, terutama bila tokoh masyarakat tidak

    lagi berwibawa. Biasanya kohesifitas relatif dapat terjaga bila

    didukung dengan sistem kelembagaan di masyarakat yang baik.

    D. Agama

    Sebagian besar penduduk di wilayah studi adalah beragama

    Kristen Katholik dan Protestan selebihnya adalah agama Islam

    (terutama pada kampung Jerang Melayu). Sarana ibadah yang

    terdapat di kampung sekitar lokasi adalah dapat dilihat pada Tabel

    3.35 di bawah ini :

    Tabel 3.35. Sarana Ibadah di Kampung Sekitar Lokasi

    No. Nama Kampung Sarana IbadahGereja Mesjid Surau

    1. Empas 3 - -2. Empaku

    q4 - -

    3. MuaraBunyut

    4 1 1

    4. Lambing 5 1 15. Bengger

    is2 1 -

    6. Dasaq 3 - -7. Mendun

    g2 - -

    8. JerangMelayu

    - 1 -

    Sumber : Data Lapangan, 2009

    Tingkat toleransi kehidupan antar agama pada

    masyarakat di wilayah studi dapat dikatakan sangat

    baik.

    III- 22

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    23/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    E. Sarana Prasarana Pendidikan

    Sarana prasarana pendidikan yang terdapat di sekitar areal PT.

    Teguh Sinarabadi dapat dikatakan masih sangat minim. Hal ini

    terlihat dari jumlah gedung sekolah belum memadai dan tidak

    terdapatnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah

    Menengah Umum (SMU). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

    Tabel 3.36 dibawah ini.

    Tabel 3.36. Jumlah Sarana Pendidikan di

    Lokasi Studi

    No Kampung TK SD SLTP SMU

    1 Empas1**

    1 - -

    2 Empakuq - 1 - -

    3 MuaraBunyut 1 1 1

    4 Lambing 2 3 1 1

    5 Benggeris

    1 1 - -

    6 Dasaq - 1 1 -

    7 Mendung - 1 - -

    8 JerangMelayu

    - 1 - -

    Sumber Data : Data Lapangan, 2009Ket : ** Kerjasama dengan yayasan PESAT dan PT. BANPU

    F. Mobilitas Penduduk

    Mobilitas penduduk adalah pergerakan jumlah penduduk pada

    suatu wilayah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: kelahiran,

    kematian, kepergian dan kedatangan penduduk. Masyarakat

    kampung studi sangat jarang bepergian, kecuali untuk belanja

    kebutuhan hidup ke Ibu Kota Kecamatan. Transportasi utama

    III- 23

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    24/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    keluar daerah untuk kampung Dasaq, Mendung dan Kampung

    Jerang Melayu menggunakan transportasi air yaitu spead boad,

    long boad, kapal, ces, dan sangat jarang menggunakan

    transportasi darat karena saat ini kondisi jalan rusak. Dengan

    demikian apabila mau bepergian keluar daerah maka akan

    membutuhkan biaya yang besar.

    Pada musim kemarau dimana air Sungai Mahakam menurun

    sehingga sulit untuk dilayari long boat/spead boat. Frekuensi

    perjalanan yang sering dilakukan oleh penduduk kampung adalah

    ke Kecamatan terutama untuk urusan-urusan kepemerintahan,

    sedangkan ke ibu kota Kabupaten di Sendawar banyak dilakukan

    pada saat mau mendaftarkan anak-anak masuk sekolah lanjutan.

    Disimpulkan tingkat mobilitas penduduk kampung studi relatif kecil

    yaitu sekitar 2 3 % ( hanya dipengaruhi oleh faktor tingkat

    kelahiran dan tingkat kematian).

    G. Sarana dan Prasarana Olahraga

    Sarana dan prasarana olah raga yang ada di kampung-kampung di

    sekitar lokasi perusahaan adalah dapat dilihat pada Tabel 3.37 di

    bawah ini :

    Tabel 3.37. Sarana dan Prasarana Olahraga

    No.

    NamaKampung

    Sarana Olah Raga

    Lap.SepakBola

    Lap.Volly

    Lap.BuluTangkis

    TenisMeja

    1. Empas

    1 1 - -

    2. Empa

    kuq

    - 2 - 1

    3. Muara

    1 1 1 -

    III- 24

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    25/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Bunyut

    4. Lambing

    1 1 1 1

    5. Benggeris

    1 2 - 1

    6. Dasaq

    - 1 1 -

    7. Mendung

    1 - -

    8. JerangMelayu

    - 1 - -

    Sumber : Kec. Muara Lawa Dalam Angka 2008, dan Data Primer, 2009

    H. Sikap Dan Persepsi Masyarakat Terhadap Usaha

    Penambangan Batubara

    Pada saat ini secara umum terdapat hubungan yang harmonis

    antara masyarakat dengan pihak perusahaan. Walaupun dari data

    lapangan bahwa beberapa kampung yang ada di sekitar kegiatan

    belum terdapat hubungan yang harmonis yang disebabkan olehjangkauan lokasi kegiatan dengan kampung terkait dan belum

    adanya realisasi kegiatan CSR/CD dari pihak perusahaan. Kondisi

    yang ada ini disebabkan antara lain oleh presepsi masyarakat

    terhadap aktivitas pihak perusahaan, baik yang berkaitan langsung

    ataupun tidak langsung dengan masyarakat, beserta dampak-

    dampak yang ditimbulkannya.

    Dampak positif (atau seringkali disebut sebagai manfaat) dan

    dampak negatif (risiko) senantiasa berjalan bersama, dengan

    intensitas dan lingkup yang dapat saja berbeda. Dampak-dampak

    tersebut seharusnya dikelola secara baik, dalam arti dampak positif

    ditingkatkan dan dampak negatif dilakukan mitigasi (pencegahan,

    penanggulangan, dan pengendalian).

    III- 25

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    26/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Persepsi masyarakat terhadap dampak lingkungan, kegiatan

    pembinaan masyarakat (community development) yang

    dilaksanakan oleh PT. Teguh Sinarabadi, serta perspektif mereka

    atas kehidupan/penghidupan mereka bersama berkaitan dengan

    keberadaan PT. Teguh Sinarabadi diuraikan secara lebih detil

    sebagaimana berikut ini.

    1. Dampak Lingkungan

    Kegiatan pembangunan pada dasarnya merupakan gangguan

    terhadap keseimbangan lingkungan, akan tetapi bertujuan guna

    memperoleh keseimbangan baru yang lebih meningkatkan aliran

    manfaat (dampak positif) dan mengurangi risiko (dampak negatif)

    bagi kehidupan masyarakat. Oleh karenanya setiap kegiatan

    senantiasa menimbulkan dampak, yang harus dikelola sebaik-

    baiknya agar tujuan pembangunan dapat direalisasikan.

    Dampak Positif ataupun dampak negatif dari beroperasinya PT.

    Teguh Sinarabadi menurut persepsi masyarakat sekitarnya (dan

    yang dapat berkembang menjadi opini publik) sesuai dengan hasil

    studi ini. Terlihat pada tabel, bahwa kehadiran PT. Teguh

    Sinarabadi berpotensi untuk memberikan lapangan kerja, dan

    bantuan fisik (sarana dan prasarana). Hal yang menarik, bahwa

    perusahaan juga merupakan obyek klaim bagi ganti rugi tanah dan

    tanam tumbuh. Situasi ini pada dasarnya juga menjadi risiko bagi

    perusahaan, yaitu akan semakin tingginya potensi dan sekaligus

    juga (yang telah terjadi) kasus konflik lahan. Terlebih bilamana

    tidak tersedia kepastian/standar atas harga tanah dan tanam

    tumbuh.

    III- 26

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    27/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Tabel 3.38. Persepsi Masyarakat tentang Dampak Positif

    dan Negatif dari Kegiatan PT. Teguh Sinarabadi di Wilayah

    Studi (Kampung Empas, Empakuq dan Muara Bunyut)

    Dampak Kecamatan MelakEmpas Empakuq Muara Bunyut

    Dampakpositif

    - Lapangan kerja - Lapangan kerja - Lapangan kerja- Ganti rugi lahan - Ganti rugi

    lahan

    - Ganti rugi lahan

    - Akses jalan - Akses jalan - Akses jalan- Perekonomian

    meningkat(kontrakan,sembako dll).

    - Perekonomianmeningkat(kontrakan,sembako dll).

    - Perekonomianmeningkat(kontrakan,sembako dll).

    Dampaknegative yangdirasakan

    - Tanah jaditandus setelahditambang

    - Tanah jaditandus setelahditambang

    - Tanah jaditandus setelahditambang

    - Dapat membuatsungai menjadi

    keruh

    - Dapatmembuat

    sungai menjadikeruh

    - Dapat membuatsungai menjadi

    keruh

    Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009

    Tabel 3.39. Persepsi Masyarakat tentang Dampak Positif

    dan Negatif dari Kegiatan PT. Teguh Sinarabadi di Wilayah

    Studi (Kampung Lambing, Benggeris)

    Dampak Kecamatan MelakEmpas Empakuq Muara Bunyut

    Dampakpositif

    - Lapangan kerja - Lapangan kerja - Lapangan kerja- Ganti rugi lahan - Ganti rugi

    lahan- Ganti rugi lahan

    - Akses jalan - Akses jalan - Akses jalan- Perekonomian

    meningkat(kontrakan,sembako dll).

    - Perekonomianmeningkat(kontrakan,sembako dll).

    - Perekonomianmeningkat(kontrakan,sembako dll).

    Dampaknegatif yangdirasakan

    - Tanah jaditandus setelahditambang

    - Tanah jaditandus setelahditambang

    - Tanah jaditandus setelahditambang

    III- 27

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    28/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009

    Tabel 3.40. Persepsi Masyarakat tentang Dampak Positif

    dan Negatif dari Kegiatan PT. Teguh Sinarabadi di Wilayah

    Studi (Kampung Dasaq, Mendung

    Dan Jerang Melayu)

    Dampak Kecamatan MelakDasaq Mendung Jerang Melayu

    Dampakpositif

    - Lapangan kerja - Lapangan kerja - Lapangan kerja- Ganti rugi lahan - Ganti rugi lahan - Ganti rugi lahan- Akses jalan - Akses jalan - Akses jalan- Perekonomian

    meningkat.- Perekonomian

    meningkat- Perekonomian

    meningkatDampaknegative yang

    dirasakan

    - Tanah jaditandus setelah

    ditambang- Dampak

    negatif tidakberpengaruhlangsung

    - Tanah jaditandus setelah

    ditambang- Dampak negatif

    tidakberpengaruhlangsung.

    - Tanah jaditandus setelah

    ditambang- Dampak negatif

    tidakberpengaruhlangsung.

    Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009

    Sedangkan persepsi ini, dampak positif (+) dapat dimanfaatkan

    dan dirawat sedangkan dampak negatif (-) dapat ditangani

    semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan perusahaan.

    2. Kegiatan CSR/Comdev

    Setiap pengusahaan sumberdaya alam, termasuk pertambangan

    batu bara, disamping menganut azas menguntungkan juga

    diharapkan memenuhi azas penghematan/ramah lingkungan (bagi

    non-renewable resources), serta azas manfaat. Azas terakhir

    terkait dengan kontribusi bagi perekonomian daerah serta ekonomi

    keluarga penduduk yang ada di sekitarnya. Beberapa bantuan

    III- 28

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    29/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    yang sudah diberikan oleh pihak perusahaan terhadap masyarakat

    sekitar yang dilaporkan sebagai bentuk CSR/CD, meliputi

    pengembangan sumber daya manusia, bantuan sarana dan

    prasarana (infrastruktur), bidang ekonomi kerakyatan dan bantuan

    sosial, seperti pada Tebel 3.41 berikut ini.

    III- 29

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    30/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Tabel 3.41. Bantuan PT. Teguh Sinarabadi Kepada Kampung-Kampung Sekitarnya Dalam

    Rangka Program Community Development (s/d bulan mei 2009)

    No BantuanBidang

    KampungEmpas Empakuq Muara

    BunyutLambing Benggeri

    sDasaq Mendung Jerang Melayu

    1. SumberDayaManusia

    Bantuandanaperayaankeagamaan

    Bantuandanaperayaankeagamaan

    Bantuandanaperayaankeagamaan.

    Bantuandanaperayaankeagamaan

    Bantuandanaperayaankeagamaan

    Bantuandanaperayaankeagamaan

    Bantuan danaperayaankeagamaan

    Bantuan danalembagapengembanganTilawatil quran.

    2. Sarana danPrasarana(infrastruktur)

    BantuanFisikberupapengadaan4 unit mejaguru dan 4unit kursi.

    - Bantuanpengadaancomputeruntuk SDdan SMPsatu atap.

    BantuandanauntuksaranadanprasaranauntukSMAN 9Sendawar.

    - - Bantuan Fisikberupapengadaan 4unit meja gurudan 4 unitkursi.

    Bantuan Fisikberupapengadaan 5 unitmeja guru dan 5unit kursi.

    3. Ekonomikerakyatan

    - - - - - - - -

    4. Bantuansosial

    Biayapengobatanmasyrakatsetempat

    - - - - - Bantuan sosialuntuk KepalaAdat Kampungmendung.

    -

    Sumber : Laporan bulanan realisasi Kegiatan CSR/CD sampai dengan PT. TSA, Mei tahun 2009.

    III- 30

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    31/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Pembinaan masyarakat (community development) atau dapat pula

    disebut sebagai pemberdayaan masyarakat (empowerment) yang

    dilaksanakan oleh PT. Teguh Sinarabadi pada dasarnya juga

    merupakan salah satu upaya untuk memberikan dukungan atas

    dampak positif yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan lainnya

    (misal perekrutan tenaga kerja dan pembukaan peluang berusaha).

    Sebagian bidang-bidang tertentu seperti ekonomi kerakyatan

    belum terealisasi sama sekali.

    Dari hasil evaluasi secara keseluruhan pelaksanaan CSR/CD,

    perusahaan harus merobah paradigma dimana pembangunan

    masyarakat terkadang hanya bersifat formalisme tanpa dilandasi

    semangat untuk memandirikan masyarakat dan pada umumnya

    juga bersifat charityatau derma. Hal ini banyak berkaitan dengan

    anggapan perusahaan bahwa urusan meningkatkan kualitas hidup

    masyarakat setempat adalah urusan pemerintah. Pada dasarnya

    konsep CSR adalah strategi pembangunan berkelanjutan yang

    mengintegrasikan dimensi ekonomi, ekologi dan sosial yang

    menghargai kemajemukan ekologi dan sosial budaya. Hal ini

    sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang

    Perseroan Terbatas, dimana salah satu pasalnya menyebutkan

    bahwa: setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang

    pengelolaan sumber daya alam, maka perusahaan tersebut wajib

    melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility atau yang

    biasa disingkat dengan CSR. Arti dari CSR ini adalah pihak

    perusahaan harus mempunyai kepedulian atau rasa tanggung

    jawab sosial terhadap masyarakat yang ada di sekitar lokasi

    kegiatan.

    Community Development adalah suatu kegiatan pengembangan

    komunitas/masyarakat sekitar yang diarahkan untuk memperbesar

    III- 31

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    32/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    akses komunitas sekitar usaha pertambangan untuk mencapai

    kondisi sosial ekonomi budaya yang lebih baik apabila

    dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan usaha

    pertambangan. Masyarakat sekitar usaha kegiatan diharapkan

    menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung keberadaan usaha

    pertambangan baik selama perusahaan beroperasi maupun

    sesudah selesai, yang dalam pelaksanaannya perlu dilakukan

    dengan membuat skala prioritas dan juga secara

    anggaran/ekonomis dan tidak akan mengganggu kelangsungan

    hidup perusahaan. Disamping itu program Community

    Developmentjuga akan dibuat sejalan dengan program yang

    dibuat oleh pemerintah setempat agar tidak tumpang tindih

    sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh

    masyarakat sekitar. Program ComDev yang akan dijalankan oleh

    pihak perusahaan terhadap masyarakat sekitar sebaiknya

    bersinergi dengan program pemerintah nantinya.

    3. Perspektif ke Depan

    Menggali harapan masyarakat terhadap keberadaan perusahaan

    PT. Teguh Sinarabadi dalam kenyataannya bukanlah hal yang

    mudah, mengingat terdapat suasana yang dilematis di masyarakat.

    Akibatnya banyak dari responden yang memilih tidak menjawab.

    Hanya saja dari yang memberikan jawaban, lebih besar responden

    yang mengharapkan PT. Teguh Sinarabadi tetap beroperasi,

    dengan harapan ada perbaikan signifikan yang akan dilaksanakan

    oleh pihak manajemen perusahaan guna meningkatkan dampak

    positif terhadap masyarakat sekitar atau mempererat kerjasama

    dengan mereka. Bagaimanapun kehadiran perusahaan telah

    membangkitkan perekonomian lokal, meskipun dirasakan belum

    optimal.

    III- 32

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    33/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Akan tetapi tidak satupun dari masyarakat yang menyadari bahwa

    sebagai perusahaan di bidang sumberdaya alam yang tak

    terbaharui, kekekalan kehadiran perusahaan pertambangan seperti

    PT. Teguh Sinarabadi tidaklah mungkin terealisir. Dengan kata lain

    mereka harus mampu memberdayakan atau memperkuat

    perekonomian mereka sendiri dengan fasilitasi awal dari pihak

    perusahaan. Diharapkan bahwa pihak perusahaan dapat

    menjelaskan kondisi ini terhadap masyarakat sekitar.

    Bagaimana persepsi masyarakat di lokasi studi terhadap masa

    depan mereka dengan melihat penting atau tidak pentingnya

    kehadiran PT. Teguh Sinarabadi dapat dilihat secara lebih jelas

    pada Tabel 3.42 berikut.

    Tabel 3.42. Persepsi Masyarakat tentang Perspektif ke

    Depan Kegiatan CSR/CD Kec Melak.

    PersepsiMasyaraka

    tl

    Kecamatan Melak

    Empas Empakuq Muara Bunyut

    Harapanterhadapkehadiranperusahaanke depan

    Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga

    kerja lokal harusdiutamakan.

    - Peningkatanekonomi

    - Perusahaan dapatmemfasilitasi batasantara melak danMuara Pahu.

    - Agar programCSR/CD dapatdirealisasikanseperti yang telahdilakukan oleh pihakPT. BANPU.

    - Masyarakatmengharapkanperhatianperusahaan untukbidang pendidikandan kesehatan.

    Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga

    kerja lokal harusdiutamakan.

    - Adanya fee,terutama untukpenguruskampung.

    - Dapatmemberikan

    beasiswaterhadap lulusanSLTP seperti yangtelah dilakukanoleh perusahaanlain.

    - Dapatberpartisipasiuntukpembersihansungai.

    Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga

    kerja lokal harusdiutamakan.

    - Dapat bekerja samadengan penguruskampung.

    - Dapat membantuuntuk bidngpendidikan dan

    kesehatan.- Dapat member

    bantuan berupalistrik/penerangan.

    Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009

    Tabel 3.43. Persepsi Masyarakat tentang Perspektif ke

    III- 33

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    34/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Depan Kegiatan CSR/CD untuk Kecamatan Muara LawaPersepsi

    Masyarakatl

    Kecamatan Muara Lawa

    Lambing BenggerisOptimisterhadapkemajuankampung kedepan

    Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga

    kerja lokal harusdiutamakan.

    - Peningkatan ekonomi- Pembebasan lahan

    dapat melibatkanaparat kampung.

    Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga kerja lokal harus

    diutamakan.- Harus ada dampak positif yang dirasakan

    oleh masyarakat setempat.- Agar masyarakat dapat dijadikan

    kontraktor lokal- Untuk mengembangkan peluang usaha,

    agar masyarakat setempat dapatdijadikan sebagai supplier barang.

    - Jika perusahaan punya budget maka

    comdev dapat meniru yang telahdilakukan oleh PT. BANPU.

    Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009

    Tabel 3.44. Persepsi Masyarakat tentang Perspektif ke

    Depan Kegiatan CSR/CD untuk Kecamatan Muara Pahu .

    PersepsiMasyarakatl

    Kecamatan Muara Pahu

    Dasaq Mendung Jerang MelayuHarapanterhadapkehadiranperusahaan kedepan

    Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga

    kerja lokal harusdiutamakan.

    - Masyarakat tidakterlalu berharapbanyak, karenaareal (lahan) yangberdekatan dengankampung tersebutbelum ada yangdigarap oleh pihakperusahaan.

    Semakin baikAlasan :- Menyerap

    tenaga kerjalokal harusdiutamakan.

    - Dapatmemperbaikiakses jalan

    - Bantuandibidangkesehatan.

    Semakin baikAlasan :- Menyerap tenaga kerja

    lokal harusdiutamakan.

    - Adanya kerjasamayang baik denganpengurus kampung.

    - Kegiatan CSR/Comdevdapat meniru yangtelah dilakukan oleh PT.BANPU.

    - Proposal sudahdisampaikan terhadappihak perusahaansehubungan dengan

    program-programkampung (sepertipembuatan jalan, dll).

    Sumber : Hasil Wawancara dan Pengolahan Tim Studi, 2009

    Hal yang sangat menggembirakan bahwa masyarakat merasa

    optimis atas masa depan mereka yang lebih baik. Optimisme

    semacam itu sangat penting dalam memberi motivasi membangun

    upaya bersama, tidak hanya antar warga masyarakat, tetapi juga

    dengan pihak perusahaan serta Pemerintah (Daerah) di sekitar

    III- 34

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    35/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    mereka. Pada umumnya masyarakat sudah mengetahui tentang

    rencana kegiatan pertambangan batubara oleh PT. Teguh

    Sinarabadi di daerah ini. Selain informasi yang diperoleh dari

    teman juga dari pihak perusahaan sendiri. Optimisme penduduk

    dengan beroperasinya tambang ini muncul oleh karena tersedianya

    peningkatan lapangan pekerjaan di masyarakat yang akan

    berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan, bantuan

    sosial dan pembangunan perekonomian wilayah.

    Persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap rencana

    penambangan batubara (Laporan Utama AMDAL, 2006 ),

    berdasarkan wawancara terstruktur dengan responden yang

    diambil sebagai sampel, pada umumnya masyarakat belum

    mengetahui bahwa PT. Teguh Sinarabadi akan melakukan

    penambangan batubara diwilayah Kutai Barat. Berdasarkan hasil

    wawancara langsung 58,33% responden belum mengetahui bahwa

    PT. Teguh Sinarabadi akan melakukan penambangan batubara.

    Namun 75 % responden merasa senang dengan informasi yang

    akan dilakukan kegiatan penambangan batubara, 20% merasa

    biasa saja dan sisanya 5% merasa keberatan. Responden yang

    merasa senang dengan alasan akan mendapat kompensasi tanam

    tumbuh, akan menambah penghasilan, sedangkan yang keberatan

    menyatakan bahwa pengalaman yang ada perusahaan tidak

    pernah melibatkan tenaga kerja lokal, kalau ada hanya sedikit dan

    kegiatan ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa debu dan

    berkurangnya lahan pertanian karena tambang.

    Harapan masyarakat terhadap kegiatan PT. Teguh Sinarabadi

    (Laporan Utama AMDAL 2006) adalah :

    III- 35

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    36/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    1. PT. Teguh Sinarabadi mengutamakan warga sekitar dalam

    penerimaan karyawan maupun kesempatan usaha (menjadi

    rekan/ kontraktor jasa atau logistik lainnya).

    2. PT. Teguh Sinarabadi memberikan bantuan sosial untuk

    kepentingan umum warga Kabupaten Kutai Barat terutama

    kampung-kampung yang akan terkena dampak lingkungan

    3. PT. Teguh Sinarabadi melakukan pemberdayaan masyarakat

    setempat.

    Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini (saat pembuatan

    Laporan Revisi AMDAL PT. Teguh Sinarabadi), harapan dan

    keinginan masayarakat masih sama terhadap perusahaan.

    I. Persepsi Masyarakat Terhadap Lingkungan Hidup

    Indikator-indikator yang dipergunakan dalam membahas

    persepsi/sikap masyarakat terhadap lingkungan hidup didekati dan

    diukur dengan persentase responden terhadap kualitas dan

    sumber air yang biasa digunakan sebagai air minum dan MCK,

    sistem pemilikan lahan, kerusakan hutan, perburuan satwa dan

    perladangan. Tolok ukur sikap masyarakat terhadap lingkungan

    hidup di dekati atas reaksi yang diberikan terhadap suatu aksi.

    Sikap tersebut sangat tergantung pada nilai budaya setempat,

    yakni apa yang baik atau buruk menurut sistem nilai masyarakat

    tersebut. Aspek yang dibahas dari sikap masyarakat tersebut

    meliputi kualitas dan sumber air yang biasa digunakan sebagai air

    minum dan MCK, pemilikan lahan, kerusakan hutan, perburuan

    satwa dan perladangan di hutan. Lingkungan alam disekitar tempat

    mereka tinggal merupakan lahan dan areal yang biasanya

    dipergunakan untuk mempertahankan hidup melalui usaha-usaha

    bertani, berburu, mencari ikan dan beternak. Penduduk setempat

    berpandangan bahwa alam sekitarnya, termasuk hutan dan sungai

    III- 36

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    37/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    merupakan tempat dipergunakannya untuk kegiatan menangkap

    ikan, mencari kayu dan berburu binatang.

    I. Adaptasi Ekologis

    Kearifan terhadap lingkungan dan alam merupakan salah satu nilai

    budaya yang mampu dipertahankan masyarakat Dayak, termasuk

    Dayak Tunjung, Benuaq hingga saat ini. Kearifan budaya seperti ini

    dapat dijadikan modal utama dalam pembangunan yang

    berwawasan lingkungan. Kehidupan masyarakat Dayak seperti

    disingung di bagian awal tidak bisa dilepaskan dari alam

    sekitarnya. Selama berpuluh-puluh tahun mereka telah menyatu

    dengan alam dan membentuk pola interaksi yang saling

    menguntungkan (mutualisme simbiosis). Semua kebutuhan

    masyarakat setempat diperoleh dari alam dan unsur-unsur yang

    ada di dalamnya mulai dari kebutuhan makanan, minuman, tempat

    tinggal, peralatan rumah tangga, perlengkapan berburu dan

    sebagainya.

    Dalam prespektif orang Dayak, alam tidak hanya dipandang

    sebagai komoditas dimana orang bisa seenaknya memanfaatkan

    kekayaan di dalamnya. Orang Tunjung dan Benuaq sangat

    menghargai eksistensi alam sehingga dalam pengelolaan dan

    pemanfaatan sumber daya alam senantiasa berdasar pada nilai-

    nilai kearifan budaya. Mereka memiliki tanggung jawab besar

    untuk tetap menjaga dalam melestarikan alam.

    Secara umum di dalam masyarakat setempat tidak ada konsep

    ilmiah atau teori-teori yang mereka pelajari tentang kelestarian

    alam. Mereka langsung belajar dari alam dan sinyal-sinyal atau

    pertanda yang disampaikan melalui binatang, pohon, angin, hujan

    dan lainnya. Dari waktu ke waktu, kecintaan, keakraban dan

    III- 37

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    38/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    kedekatan dengan alam makin kuat dan membentuk sikap kearifan

    orang Dayak terhadap alam. Kearifan inlah yang mendasari semua

    perilaku orang terhadap alam sekitarnya. Dalam praktek kehidupan

    sehari-hari perilaku ini tercermin dari adat-istiadat dan norma-

    norma budaya masyarakat Dayak yang menjunjung tinggi

    kelestarian alam.

    Adaptasi ekologis merupakan salah satu kearifan masyarakat

    setempat dalam memanfaatkan alam ini mampu mereka

    pertahankan secara konsisten dari generasi ke generasi dan

    mereka mewariskannya kepada anak-cucu sampai sekarang.

    3.4. Komponen Kesehatan Masyarakat

    3.4.1. Fasilitas Kesehatan

    * Fasilitas sarana dan prasarana kesehatan masyarakat di daerah

    studi cukup minim, kecuali untuk kampung-kampung yang

    berdekatan dengan pusat Kecamatan Melak dan Muara Lawa.

    Akibat dari kurangnya sarana dan prasarana ini maka penduduk

    yang sakitnya tidak dapat diobati di kampung akan dirujuk ke

    Ibukota Kecamatan atau Ibukota Kabupaten.

    * Kondisi sanitasi lingkungan umumnya kurang baik, hal ini terlihat

    dari kurangnya saluran pembuangan air dan umumnya air sungai

    masih dominan untuk kebutuhan sehari-hari. Jenis penyakit yang

    umumnya diderita penduduk antara lain ISPA, demam, disentri,

    muntaber dan malaria. Umumnya pertolongan pertama yang

    mereka gunakan adalah obat-obat tradisional dan apabila usaha

    tersebut tidak berhasil maka mereka pergi ke posyandu/polindes.

    Jumlah sarana kesehatan yang terdapat di sekitar lokasi studi

    seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Fasilitas kesehatan di

    kampung-kampung studi dapat dilihat pada Tabel 3.45.

    III- 38

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    39/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Tabel 3.45. Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah

    Studi

    No KampungPuskes

    mas

    Pustu

    (Unit)

    Posyandu

    (Unit)

    Keterangan

    1 Empas

    -- 1

    2 Empakuq

    -1 1

    3 MuaraBunyut

    -

    1 1 Dilayani oleh Dokterdari melak

    4 Lambing 1

    - 3 Dilayani oleh 2 Dokter(1 Dokter umum, 1Dokter gigi)

    5 Benggeris

    -- 1

    6 Dasaq

    -1 1

    7 Mend

    ung-

    - 1 Dilayani oleh bidan dan

    berkunjung setiap tgl 1awal bulan untukmelakukan kegiatanimunisasi.

    8 JerangMelayu

    -

    - 1 Posyandu ini dilayanioleh bidan danberkunjung setiap tgl 1awal bulan untukmelakukan kegiatanimunisasi.

    Sumber Data : Data Lapangan, 2009

    3.4.2. Sanitasi Lingkungan

    Sanitasi lingkungan dipengaruhi oleh kondisi rumah, saluran

    (drainase) pembuangan limbah cair, sampah dan tingkah laku

    hidup sehat masyarakat. Kondisi rumah pada umumnya cukup

    memadai, namun saluran drainase umumnya kurang baik,

    didukung oleh topografi lahan yang cukup datar, beberapa wilayah

    studi pernah mengalami banjir besar sebagai luapan dari sungai-

    III- 39

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    40/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    sungai besar seperti Mahakam. Sungai masih menjadi tempat MCK

    hampir disemua wilayah studi (kecuali daerah Melak (PDAM),

    Kampung Mendung dan Dasaq mengandalkan air Gunung sebagai

    sumber air minum).

    3.4.3. Vektor Penyakit

    Beberapa vektor penyakit yang umunya dijumpai di wilayah studi

    adalah lalat, tikus, kecoa dan nyamuk. Berdasarkan hasil

    pengamatan bahwa lalat dan nyamuk merupakan vektor penyakit

    terbanyak di wilayah studi, urutan selanjutnya tikus dan kecoa.

    Keberadaan berbagai vektor tersebut erat kaitannya dengan

    kondisi sanitasi lingkungan yang kurang sehat. Nyamuk sebagai

    vektor penyakit diprakirakan akan meningkat jumlahnya apabila

    terdapat peningkatan genangan air di lokasi kegiatan kegiatan

    tambang batubara PT. Teguh Sinarabadi terutama dengan adanya

    kegiatan pembukaan lahan, sehingga dalam perencanaan

    pengembangan yang ada nantinya harus benar-benar

    mengantisipasi kemungkinan adanya berbagai genangan yang

    dapat meningkatkan populasi nyamuk.

    Jenis nyamuk yang ditemukan pada saat survei di base camp

    hanya 1 (satu) jenis saja, yaitu Anopheles maculatus yang

    merupakan vektor penyakit malaria dengan daerah penyebaran

    Malaysia, Indonesia, Kalimantan , Filipina, Cina Selatan dan Bengal.

    Penyakit malaria umumnya lebih banyak menyerang anggota

    masyarakat yang sehari-harinya banyak bekerja dikebun dan

    penebangan kayu dan hal ini sesuai dengan tabel 3.37 yang

    menyatakan malaria termasuk 10 jenis penyakit penting di daerah

    Kutai Barat. Nyamuk sebagai vektor penyakit diprakirakan akan

    meningkat jumlahnya apabila terdapat peningkatan lubang yang

    tergenang air di lokasi kegiatan pertambangan batubara PT. TSA.

    III- 40

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    41/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    3.4.4. Prevalensi Penyakit

    Berdasarkan data sekunder dari kabupaten Kutai Barat dalam

    Angka 2008, jenis penyakit yang kerap diderita penduduk adalah

    penyakit lain lain (tak terinci) dan infeksi saluran pernapasan atas

    (ISPA).

    Demikian halnya dengan hasil wawancara penyakit yang kerap

    diderita pedagang pasar, sebagian besar responden (83,33%)

    menjawab bahwa penyakit yang kerap diderita adalah ISPA

    (termasuk batuk pilek) sisanya penderita malaria (3,33 %) pegal-

    pegal (8,33%) dan diare disentri ( 5%). Berdasarkan data dari

    Kabupaten Kutai Barat dalam Angka 2008 dan hasil wawancara

    langsung, kerawanan dari wabah penyakit menular, baik dari jenis

    penyakit menular yang disebarkan melalui udara (airborne disease)

    maupun melalui media air (waterborne disease) jarang terjadi.

    Penyakit menular yang masih dijumpai berdasarkan 10 jenis

    penyakit antara lain Diare, ISPA, disentri, penyakit kulit dan

    malaria. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kondisi kualitas

    kesehatan masyarakat tergolong kurang baik.

    Tabel 3.46. Data 10 Jenis Penyakit di Wilayah Kabupaten

    Kutai Barat

    No Jenis penyakit Jumlah %

    1 Peny.lain-lain 39502 41.172 ISPA 23349 24.333 Penyakit kulit 5939 6.194 Diare 5346 5.575 Hipertensi 5074 5.296 Peny.lain pd sal.

    Pernapasan4643 4.84

    7 Peny malaria 3961 4.138 Tukak lambung 3914 4.089 Peny. Gigi & rongga mulut 2984 3.1110 Peny. Mata 1237 1.29

    Jumlah 18.478 100Sumber ; Data Kabupaten Kutai Barat Dalam Angka Tahun 2008

    III- 41

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    42/43

    ANDAL PERUBAHAN PENAMBANGAN BATUBARA PT. TEGUH

    Gambar 3.9. Peta Lokasi Titik Sampel Komponen Sosial

    III- 42

  • 7/28/2019 Bab 3 Rona Awal_TSA

    43/43

    Gambar 3.10. Peta Lokasi Titik Sampel Komponen Geofisik

    Kimia- Biologi