03. Leadership
-
Upload
muncul-wiyana -
Category
Documents
-
view
523 -
download
35
Embed Size (px)
Transcript of 03. Leadership

Muncul Wiyana, M.Kep

PENGERTIAN
Usaha yang positif untuk mempengaruhi/mengerahkan orang lain untuk tetap atau lebih bersemangat melakukan tugas atau mengubah tingkahlaku mereka

Inti Leadership Leadership utamanya adalah satu proses yang
melibatkan proses mempengaruhi, yakni satu proses dimana seorang pemimpin merubah tindakan atau perilaku beberapa anggota kelompok atau bawahan.
Secara umum leadership berkaitan dengan penggunaan teknik mempengaruhi yang tidak memaksa.
Hal ini berarti bahwa leadership mendasarkan diri pada perasaan positif antara pemimpin dan yang dipimpin.
Dengan kata lain bawahan menerima pengaruh dari pemimpin karena mereka menghormati, menyukai, atau menghargai pemimpinnya, bukan hanya karena para pemimpin tersebut memegang jabatan dari kekuasaan secara formal.

Leadership melibatkan penggunaan pengaruh untuk satu maksud tertentu, yakni untuk mencapai tujuan kelompok atau tujuan organisasi.
Leadership merupakan satu proses dua arah.
Seseorang tidak dapat memimpin kecuali ada pengikut.

Leaders vs Managers
Tidak semua leaders adalah managers Tidak semua managers adalah leaders Hanya sedikit yang berfungsi sebagai
keduanya, yakni sebagai managers sekaligus sebagai leaders.

Memimpin vs MengelolaPemimpin manager
Melakukan Inovasi Mengembangkan Memberikan Inspirasi Memiliki pandangan
jangka panjang Menanyakan apa dan
mengapa Memunculkan Menantang status quo Melakukan Sesuatu yang
benar
Mengurus Mempertahankan Mengendalikan Memiliki pandangan
jangka pendek Menanyakan bagaimana
dan kapan Mengawali Menerima status quo Melakukan sesuatu
dengan benar

Adanya pengikut atau bawahan Adanya pembagian kekuasaan (yang tidak seimbang) Pemimpin dapat mempengaruhi bawahan
Unsur pokok kepemimpinan

Establishing Direction Aligning People Motivating and Inspiring
Fungsi kepemimpinan

Teori LAhirnya Kepemimpinan• Teori Genetis (Keturunan).
Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat).
Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan..

Teori Sosial. • Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa
“Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati).
• Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

Teori Ekologis. • Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya
berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan.
• Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
• Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran.

Model Kepemimpinan
Kepemimpinan Menurut Teori Sifat (Trait Theory)
Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)
Situational LeadershipTheory
Transformational Leadership

Kepemimpinan Menurut Teori Sifat (Trait Theory)
AsumsiAsumsi• SSecara alamiah orang dibekali dengan bakat ecara alamiah orang dibekali dengan bakat
kepemimpinan, yaitu sejumlah kepemimpinan, yaitu sejumlah sifatsifat tertentu tertentu yang memungkinkan dia menjadi “leader” yang yang memungkinkan dia menjadi “leader” yang berhasil dalam situasi apapunberhasil dalam situasi apapun
• Sifat yang dimaksud (biasanya) berkaitan Sifat yang dimaksud (biasanya) berkaitan dengan “karakteristik fisik“ (tinggi badan, dengan “karakteristik fisik“ (tinggi badan, penampilan, dsb), “ability” (kemampuan penampilan, dsb), “ability” (kemampuan berbicara, intelegensi)berbicara, intelegensi) dan Kepribadian dan Kepribadian (personality(personality

Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)
Fokus dari Pendekatan Perilaku • Fungsi-fungsi Kepemimpinan (leadership
functions)• Gaya Kepemimpinan (leadership styles)
Fungsi utama yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin yang efektif :
• Fungsi pemecahan masalah, yaitu fungsi yang berhubungan dengan
tugas (Initiating Structure)• Fungsi sosial
yaitu fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok (Consideration)

Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory) dikembangkan oleh :• Hersey dan Blanchard, 1992 (Ohio)• University of Michigan Studies • Robert Blake dan Jane Mouton
(managerial grid theory)• Robert Tannenbaum dan Warren H
Schmidt (Continuum of Leadership behavior)

Model Kepemimpinan Ohio
• Hersey dan Blanchard, 1992 Melahirkan teori dua faktor tentang gaya kepemimpinan
• Initiating structure :• Struktur inisiasi mengacu kepada perilaku pemimpin
dalam menggambarkan hubungan antara dirinya dengan anggota kelompok kerja dalam upaya membentuk pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang ditetapkan dengan baik.
• Consideration : • Adapun konsiderasi mengacu kepada perilaku yang
menunjukkan persahabatan, kepercayaan timbal-balik, rasa hormat dan kehangatan dalam hubungan antara pemimpin dengan anggota stafnya (bawahan).

Model kepemimpinan Ohio tersebut dalam implementasinya mengacu pada empat kuadran, yaitu : • Model kepemimpinan yang rendah konsiderasi
maupun struktur inisiasinya• Model kepemimpinan yang tinggi konsiderasi
maupun struktur inisiasinya• Model kepemimpinan yang tinggi
konsiderasinya tetapi rendah struktur inisiasinya• Model kepemimpinan yang rendah
konsiderasinya tetapi tinggi struktur inisiasinya.

Studi Ohio mengenai Gaya Kepemimpinan
Tinggi
Tinggi
Rendah
Orientasi Pekerjaan Rendah dan Orientasi
PekerjaTinggi
Orientasi Pekerjaan dan Orientasi PekerjaTinggi
Orientasi Pekerjaan dan Orientasi Pekerja
Rendah
Orientasi Pekerjaan Tinggi dan Orientasi
Pekerja Rendah
Orientasi Pekerja(Consideration)
Orientasi Pekerjaan(Initiating Structure)

University of Michigan Studies
Pemimpin yang berorientasi pada : • Karyawan (employee oriented)• Pekerjaan ( Job Oriented)
Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.
Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
Dikembangkan dengan penelitian Rensis Likert


• Kisi-kisi (Grid) Manajerial Robert Blake dan Jane Mouton
mengembangkan kisi-kisi manajerial dengan dua sumbu yaitu
• perhatian pada orang • dan perhatian pada produksi.
Perhatian pada orang dan produksi yang tinggi bersimbol (9,9)
sedangkan perhatian pada oran dan produksi yang rendah diberi simbol (1,1).
Simbol (1,9),(9,1), (5,5) merupakan simbol diantara keduanya.
Gaya kepemimpinan (9,9) merupakan gaya kepemimpinan yang paling efektif.


Continuum of Leadership behavior.Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt
Continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya.
Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.

Situasional Leadhership Theory
Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya.
Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.

Empat dimensi situasi yang akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang. • Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi
kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.
• Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.
• Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
• Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.

Model Situasional
•Fiedler’s Contingency Model of Leadership
• LIFE CYCLE THEORY OF LEADERSHIP LIFE CYCLE THEORY OF LEADERSHIP (Harsey Blancard)(Harsey Blancard)

Fiedler’s Contingency Model of Leadership
Keberhasilan/efektivitas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya ditentukan oleh
Faktor situasional
Interaksi pemimpin dengan situasi yang
berkembang

Fiedler’s Contingency Model of Leadership
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu• Task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah
structured task atau unstructured task
• Leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
• Position power : ukuran aktual seorang pemimpin,

Struktur tugas (task strukture)•Merupakan elemen terpenting
kedua dan dapat diukur berdasarkan evaluasi bawahan terhadap:
Kejelasan tujuan yang harus dicapai Tingkat konsistensi dari suatu
keputusan Keragaman alternatif prosedur kerja
atau pemecahan dari suatu masalah

Hubungan pemimpin dengan bawahan/anggota • Merupakan elemen yang paling kritis dalam
membuat suatu situasi yang baik/disukai. • Elemen ini dapat diketahui dengan
mengevaluasi tingkat penerimaan bawahan terhadap pemimpin/atasannya
Posisi kekuasaan leader yang diperoleh dari otoritas formal. • Elemen ini dapat diukur dengan mengevaluasi
tingkat pengaruh pimpinan terhadap bawahannya antara lain dengan melihat seberapa banyak “hukuman” yang harus digunakan untuk mempengaruhi bawahan

Sumber kekuatan pemimpin
Referent power (karisma) Legitimate power (pengakuan/sah) Expert power (Keahlian) Reward Power (hadiah) Coercive Power (paksaan)

SITUATIONSITUATION 11 22 33 44 11 22 33 44
AA GOODGOOD POORPOOR
BB STST USUS STST USUS
CC SS WW SS WW SS WW SS WW
Structured Unstructured
Strong Weak
Hasil interaksi ke 3 (tiga) elemen tersebut di atas akan membentuk situasi sebagai berikut:
Menurut hasil penelitian, gaya kepemimpinan yang task oriented atau controlling leader lebih efektif bila digunakan pada situasi 1,2,3 dan 8 (situasi yang paling mudah dan yang paling sukar) sedangkan untuk situasi 4,5,6 dan 7 (situasi pertengahan/moderat), gaya yang paling efektif adalah yang relation oriented atau permissive leader

LIFE CYCLE THEORY OF LIFE CYCLE THEORY OF LEADERSHIP LEADERSHIP
(Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard)
Dalam pandangan teori ini, efektivitas kepemimpinan seseorang sangat erat hubungannya dengan:
Tingkat kematangan (maturity) bawahan
Kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya dengan kondisi kematangan bawahan (gaya kepemimpinan)

•Kematangan (maturity) adalah kesiapan kerja bawahan yang meliputi:
•Ability, menunjukkan kesiapan kerja bawahan yang berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan keterampilan bawahan dalam menjalankan tugas
•Willingness, merupakan kesiapan psikologis bawahan dalam menjalankan tugas dan berkaitan dengan keyakinan, komitmen, keinginan dan motivasi untuk maju serta kesediaan untuk bertanggungjawab

Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa
M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.

Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
Gaya 1 : • telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi
pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya. Gaya 2 :
• selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.
Gaya 3 : • participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk
menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
Gaya 4 : • delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan
pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Berdasarkan 2 (dua) dimensi diatas, kematangan dibagi menjadi :
R1....Kematangan rendah...........unable and unwilling (insecure)
R2....Kematangan moderate........unable but willing (confident)
R3....Kematangan moderate........able but unwilling (insecure)
R4... Kematangan tinggi..............able and willing (confident)
LOWLOW MODERATEMODERATE HIGHHIGH
R1R1 R2R2 R3R3 R4R4

Transformational Leadership Robert house menyampaikan teorinya bahwa
kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya.
Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.
Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.

Pemimpin transformasional membuat para pengikut menjadi lebih peka terhadap nilai dan pentingnya pekerjaan, mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dan menyebabkan para pengikut lebih mementingkan organisasi.
Hasilnya adalah para pengikut merasa adanya kepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin tersebut, serta termotivasi untuk melakukan sesuatu melebihi dari yang diharapkan darinya.
Efek-efek transformasional dicapai dengan menggunakan karisma, kepemimpinan inspirasional, perhatian yang diindividualisasi serta stimulasi intelektual.
Pada umumnya, para pemimpin transformasional memformulasikan sebuah visi, mengembangkan sebuah komitmen terhadapnya, melaksanakan strategi-strategi untuk mencapai visi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru.

Type Kepemimpinan
Tipe Otokratis. • kriteria atau ciri sebagai berikut:
Menganggap dirinya paling berkuasa, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; Sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

Tipe Militeristis.
• Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer.
• Ciri2 : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung
kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Tipe Paternalistis.
• Ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak dewasa; Bersikap terlalu melindungi (overly
protective); Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan; Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil inisiatif; Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya;
dan sering bersikap maha tahu.

Tipe Karismatik.
• Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma.
• Umumnya pemimpin mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar
• Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
• Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.

Tipe Demokratis. • Pengetahuan tentang kepemimpinan telah
membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.
• Karakteristiknya sebagai berikut : Penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia;
Selalu mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahan
Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan
Mengutamakan kerjasama dan teamwork Memberikan kebebasan bawahanuntuk kreatif Mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.

Tipe Laissez FaireCiri-ciri antara lain :• Memberi kebebasan kepada para bawahan• Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan• Semua pekerjaan dan tanggung jawab
dilimpahkan kepada bawahan• Tidak mempunyai wibawa• Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang
baik

Tipe Open Leadership Tipe ini hampir sama dengan tipe
demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan.
Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.

Kalau Anda JAdi Pemimpin ………………..
Mau pake gaya apa……….?