01088ki10-Pengembangan Modul Analisis Volumetri Dengan Model Learning Cycle 5 Fase Untuk Sekolah...
-
Upload
asepsyaefunnazmi -
Category
Documents
-
view
1.611 -
download
9
Transcript of 01088ki10-Pengembangan Modul Analisis Volumetri Dengan Model Learning Cycle 5 Fase Untuk Sekolah...
PENGEMBANGAN MODUL ANALISIS VOLUMETRI DENGAN MODEL
LEARNING CYCLE 5 FASE UNTUK SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
SKRIPSI
Oleh TASRIFAH
NIM 105331479019
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Februari 2010
PENGEMBANGAN MODUL ANALISIS VOLUMETRI DENGAN MODEL
LEARNING CYCLE 5 FASE UNTUK SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Kimia
Oleh
TASRIFAH
NIM 105331479019
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Februari 2010
Skripsi oleh Tasrifah ini
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Malang, 29 Januari 2010
Pembimbing I
Drs. Darsono Sigit, M.Pd
NIP 195409111980021002
Malang, 29 Januari 2010
Pembimbing II
Dra. Nazriati, M.Si
NIP 196709231998022001
Skripsi oleh Tasrifah ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 8 Februari 2010
Dewan Penguji
Dra. Hayuni Retno W., M.Si Ketua NIP 196408051990012001
Drs. Darsono Sigit, M.Pd Anggota
NIP 195409111980021002
Dra. Nazriati, M.Si Anggota
NIP 196709231998022001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kimia
Drs. Prayitno, M.Pd
NIP 195103081976031002
Mengesahkan,
Dekan Fakultas MIPA
Dr. H. Istamar Syamsuri, M.Pd
NIP 194908231979031001
ABSTRAK
Tasrifah. 2010. Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Analisis Kimia. Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Darsono Sigit, M.Pd, (II) Dra. Nazriati, M.Si.
Kata Kunci: Modul, RPP, Analisis Volumetri, Learning Cycle 5 Fase, SMK.
Tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dipengaruhi oleh sistem pendidikannya. Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia adalah dengan meningkatkan jumlah SMK yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkompeten. Adanya keterbatasan dalam bahan ajar menjadi hambatan dalam pelaksanaannya. Oleh karenya, diperlukan suatu program pengembangan bahan ajar untuk SMK. Pengembangan yang dilakukan dapat berupa modul. Agar pembelajaran dengan modul berjalan efektif maka hasil pengembangan dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi guru. Modul dan RPP yang dikembangkan mengacu pada model Learning Cycle 5 fase. Tujuan penelitian pengembangan antara lain: (1) mengetahui bentuk dan isi modul analisis volumetri, (2) mengetahui bentuk dan isi RPP analisis volumetri, dan (3) mengetahui kelayakan modul analisis volumetri dan RPP analisis volumetri dengan validasi isi.
Model pengembangan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan modul adalah model Borg dan Gall yang memiliki sepuluh tahapan pengembangan. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu dan biaya untuk penelitian, maka pengembangan dibatasi sampai langkah ketiga. Ketiga tahapan tersebut adalah penelitian dan pengumpulan data, perencanaan pengembangan produk, dan pengembangan produk awal. Uji validasi yang dilakukan untuk mengukur kelayakan produk pengembangan hanya sebatas uji validasi isi oleh validator dan belum dilakukan uji validasi empirik. Validasi isi dilakukan oleh 1 orang dosen kimia Universitas Negeri Malang dan 2 orang guru SMK Negeri 7 Malang. Instrumen pengumpulan data berupa angket dan teknik analisis data menggunakan analisis persentase.
Hasil penelitian pengembangan adalah (1) modul analisis volumetri yang terdiri dari beberapa bagian yaitu, pra pendahuluan, pendahuluan, kegiatan belajar, umpan balik, kunci jawaban, dan suplemen materi, (2) RPP analisis volumetri dikembangkan menjadi lima RPP antara lain, RPP I membahas tentang dasar-dasar analisis volumetri, RPP II membahas tentang analisis berdasarkan reaksi penetralan yang dikhususkan pada titrasi asidi-alkalimetri, RPP III membahas tentang analisis berdasarkan reaksi pengendapan yang dikhususkan pada titrasi argentometri, RPP IV membahas tentang analisis berdasarkan reaksi oksidasi-reduksi yang dikhususkan pada titrasi iodo-iodimetri, dan RPP V membahas tentang analisis berdasarkan reaksi pembentukan kompleks yaitu titrasi kompleksometri, (3) hasil validasi terhadap modul analisis volumetri dan RPP menunjukkan persentase rata-rata sebesar 77,49% yang berarti valid dan 75,67% yang berarti cukup valid, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul dan RPP Analisis Volumetri dengan pembelajaran Learning Cycle 5 fase layak untuk
dilakukan uji lapangan atau validasi empirik oleh guru dalam pembelajaran analisis volumetri di kelas XI SMK program keahlian analisis kimia.
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning Cycle 5
Fase Untuk Sekolah Menengah Kejuruan dalam Program Keahlian Analisis
Kimia”. Skripsi disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Kimia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Istamar Syamsuri, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang yang telah memberikan ijin
penelitian.
2. Drs. Prayitno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Kimia yang telah memberikan
kemudahan dalam perijinan penggunaan sarana dan prasarana jurusan kimia.
3. Drs. Darsono Sigit, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Dra. Nazriati, M.Si,
selaku Pembimbing II atas kesediaan waktu, arahan, bimbingan dan saran
yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Dra. Hayuni Retno W., M.Si, selaku Penguji Utama yang telah memberikan
koreksi, masukan dan saran untuk perbaikan skripsi.
5. Drs. Moh. Shodiq Ibnu, M.Si, Tri Pangastuti, S.Pd, Yanuarita Tri Harini, S.Si
selaku validator instrumen penelitian.
6. Kepala SMK Negeri 7 Malang, yang telah memberikan kemudahan pada
penulis dalam melaksanakan penelitian di SMK Negeri 7 Malang.
7. Orangtua penulis Alm. Bapak Ngasito dan Ibu Mukatini. Tak ada kata yang
bisa penulis ungkapkan untuk menyatakan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Alm. bapak dan ibu tercinta, yang telah memberikan materi,
perhatian, kasih sayang dan doa yang tak pernah putus.
8. Keluarga di Trenggalek, mbak Isna dan mas Machrum, terima kasih atas
perhatian, semangat, doa, dan kasih sayangnya.
9. Sahabat tercinta (Ndung, Limit, Pino, Ann, Taro) terima kasih atas kasih
sayang, cinta, doa dan semangat yang telah diberikan.
10. Teman-teman kimia (pendidikan dan non pendidikan) angkatan 2005
khususnya off A, atas semangat yang telah diberikan.
11. Teman-teman dan adik kos 469, terima kasih untuk kebersamaannya.
12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran studi dan skripsi baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari skripsi yang telah tersususn masih kurang sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Malang, Februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3 C. Tujuan Pengembangan ................................................................... 4 D. Spesifikasi Produk .......................................................................... 5 E. Pentingnya Pengembangan............................................................. 5 F. Asumsi Pengembangan .................................................................. 6 G. Keterbatasan Pengembangan .......................................................... 6 H. Definisi Operasional ....................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ............................................. 8 B. Program Keahlian Analisis Kimia .................................................. 9 C. Modul Pembelajaran..................................................................... 10 D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 11 E. Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase ................................ 14 F. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ......................... 17 G. Tinjauan Materi Analisis Volumetri............................................. 20 H. Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model
Learning Cycle 5 Fase .................................................................. 21 BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan .................................................................. 23 B. Prosedur Pengembangan .............................................................. 24 C. Validasi Produk Pengembangan ................................................... 27 D. Jenis Data ..................................................................................... 28 E. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 29 F. Teknik Analisis Data .................................................................... 29
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
A. Penyajian Data .............................................................................. 31 B. Analisis Data dan Pembahasan ..................................................... 52 C. Revisi Produk Pengembangan ...................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 64 B. Saran ............................................................................................. 65
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 66
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 69
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 329
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Analisis Volumetri ... 21 3.1 Kriteria Persentase Validitas ...................................................................... 30 4.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar ....................................................... 39 4.2 Data Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri ......................................... 48 4.3 Komentar dan Saran dari Validator tentang Modul Analisis Volumetri .... 50 4.4 Data Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis
Volumetri ................................................................................................... 51 4.5 Komentar dan Saran dari Validator tentang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri .................................................... 52 4.6 Revisi Modul Analisis Volumetri .............................................................. 62 4.7 Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri ..... 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Persentase Rata-rata Hasil Validasi Modul terhadap Aspek Penilaian ...... 49 4.2 Persentase Rata-rata Hasil Validasi RPP terhadap Aspek Penilaian .......... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1 Data Nilai Persentase Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri ........... 69
2 Data Nilai Persentase Hasil Validasi RPP Analisis Volumetri ............... 74 3 Rekapan Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri ................................ 76 4 Rekapan Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Analisis Volumetri .................................................................................. 78 5 Angket Validasi ....................................................................................... 79 6 Surat-surat ............................................................................................. 100 7 Modul Analisis Volumetri .................................................................... 103 8 Suplemen Modul ................................................................................... 227 9 Silabus ................................................................................................... 265 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 267 11 Lembar Penilaian .................................................................................. 322
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh
yang sangat besar bagi kehidupan manusia, khususnya dalam kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM). Tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
erat kaitannya dengan sistem pendidikan dalam suatu negara. Sistem pendidikan
yang mampu mendukung pembangunan adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik sehingga yang bersangkutan mampu
menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Dalam hal
ini, pemerintah Indonesia selalu berusaha meningkatkan sistem pendidikan
nasional agar tidak tertinggal dibanding negara lain. Salah satunya dengan
menambah keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sekaligus
meningkatkan kualitas lulusannya. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya terdapat
beberapa kendala, misalnya adanya keterbatasan bahan ajar bagi guru. Kendala ini
dapat diatasi dengan melakukan pengembangan dan penyusunan terhadap bahan
ajar yang sesuai untuk SMK.
Salah satu bahan ajar yang dianjurkan untuk digunakan dalam sistem
pembelajaran konstruktivistik adalah modul. Penggunaan media pembelajaran
yang tepat akan memusatkan perhatian siswa (Arifin, 2005:149). Penggunaan
modul dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa menjadi lebih aktif dan
mandiri dalam belajar, sehingga tugas guru hanya sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa. Salah satu model yang dikembangkan dalam pembelajaran
konstruktivistik adalah model Learning Cycle 5 Fase. Model pembelajaran
Learning Cycle 5 Fase menghubungkan pengetahuan awal siswa untuk
membentuk pengetahuan baru melalui beberapa tahapan atau fase yaitu
engagement (membangkitkan minat dan rasa keingintahuan), exploration
(eksplorasi), explanation (penjelasan konsep), elaboration (penerapan konsep),
dan evaluation (evaluasi). Agar proses pembelajaran dengan menggunakan modul
sebagai media pembelajaran berjalan dengan lancar dan efektif, maka perlu
dikembangkan suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terhadap materi
tertentu.
Beberapa modul yang telah dikembangkan dengan menggunakan model
Learning Cycle 5 Fase, diantaranya adalah Pengembangan Modul Termokimia
Model Learning Cycle 5-E untuk SMA/MA Kelas XI Semester I sebagai
Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Masyrufah, 2007),
Pengembangan Modul Pemisahan Campuran untuk SMP/MTs Kelas VII Semester
I dengan Model Learning Cycle 5 Fase berdasarkan Penunjang Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Nikmah, 2008), dan Pengembangan Modul
Perubahan Fisika dan Kimia Untuk SMP/MTs Kelas VII dengan Model Belajar
Learning Cycle 5 Fase Sebagai Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(Yustisia, 2008). Dari beberapa pengembangan modul tersebut diketahui bahwa
pengembangan modul masih terbatas untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan program keahlian
analisis kimia mempunyai beberapa kompetensi yang harus dipelajari oleh siswa.
Salah satu kompetensinya adalah analisis volumetri. Hasil observasi dan
wawancara kepada beberapa guru di SMK program keahlian analisis volumetri
menunjukkan bahwa bahan pengajaran pada materi analisis volumetri memiliki
kendala yaitu keterbatasan bahan ajar. Dikembangkannya modul analisis
volumetri yang menggunakan model Learning Cycle 5 Fase, diharapkan dapat
memudahkan siswa dalam memahami konsep analisis volumetri.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin menyusun dan
mengembangkan modul yang dilengkapi dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian
analisis kimia dengan judul penelitian adalah “Pengembangan Modul Analisis
Volumetri dengan Model Learning Cycle 5 Fase untuk SMK Program
Keahlian Analisis Kimia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian pengembangan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah bentuk dan isi modul analisis volumetri yang dikembangkan
dengan model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) program keahlian analisis kimia?
2. Bagaimanakah bentuk dan isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
analisis volumetri yang dikembangkan dengan model Learning Cycle 5 Fase
untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia?
3. Apakah bentuk modul analisis volumetri dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan sesuai atau layak berdasarkan
validasi isi?
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penelitian pengembangan adalah sebagai berikut.
1. Menghasilkan produk berupa modul analisis volumetri dengan model
Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program
keahlian analisis kimia.
2. Menghasilkan produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
analisis volumetri dengan model Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia.
3. Mengetahui kesesuaian atau kelayakan modul analisis volumetri dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dengan model
Learning Cycle 5 Fase untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program
keahlian analisis kimia.
D. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan
antara lain:
1. Modul yang dikembangkan adalah modul analisis volumetri dengan model
Learning Cycle 5 Fase untuk kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dalam program keahlian analisis kimia.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan adalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi analisis volumetri
dengan model Learning Cycle 5 Fase yang dapat digunakan bagi guru dalam
proses pembelajaran di kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam
program keahlian analisis kimia.
E. Pentingnya Pengembangan
Pentingnya pengembangan modul dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) analisis volumetri adalah sebagai berikut.
1. Manfaat pengembangan bagi guru antara lain, membantu guru dalam
menerapkan pembelajaran konstruktivistik di kelas, memudahkan guru
dalam menyampaikan materi analisis volumetri dalam proses belajar
mengajar, dan sebagai masukan bagi guru dalam menyusun suatu bahan ajar
yang mengacu pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
berlaku.
2. Manfaat pengembangan bagi siswa antara lain, dapat memudahkan siswa
dalam mempelajari dan memahami materi analisis volumetri secara aktif
dan mandiri, dan memperkaya sumber belajar siswa.
3. Manfaat pengembangan bagi peneliti adalah menjadi suatu pengalaman baru
untuk mengembangkan bahan ajar berbasis konstruktivistik dengan model
Learning Cycle 5 Fase sebagai bekal untuk pembelajaran analisis kimia di
SMK, dan sebagai sarana dalam penyelesaian tugas akhir kuliah.
4. Manfaat pengembangan bagi peneliti yang lain adalah dapat digunakan
untuk penelitian selanjutnya yaitu implementasi pembelajaran dengan
modul atau sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan modul
dengan model Learning Cycle 5 Fase pada kompetensi lain di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
F. Asumsi Pengembangan
Asumsi penelitian pengembangan modul dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) analisis volumetri adalah sebagai berikut.
1. Dosen yang menjadi validator memahami materi analisis volumetri dan
mengetahui model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase.
2. Guru yang menjadi validator berpengalaman dalam mengajar analisis
volumetri.
G. Keterbatasan Pengembangan
Keterbatasan dalam penelitian pengembangan modul dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri adalah sebagai berikut.
1. Penelitian pengembangan terbatas pada materi analisis volumetri untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian analisis kimia.
2. Pengembangan produk hanya dilakukan validasi isi, karena adanya
keterbatasan waktu dan biaya.
3. Penelitian pengembangan hanya dibatasi pada tahap ketiga dari model Borg
dan Gall.
H. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara peneliti dengan pihak-pihak
yang akan memanfaatkan produk hasil pengembangan maka perlu definisi istilah
sebagai berikut.
1. Modul adalah salah satu bahan ajar yang bersifat mandiri disusun secara
sistematis, operasional, dan terarah mengenai suatu bahasan tertentu agar
dapat digunakan oleh siswa dan guru serta dilengkapi petunjuk
penggunaannya (Mulyasa, 2003:43).
2. Model Learning Cycle 5 Fase adalah model pembelajaran yang terdiri dari 5
fase. Fase-fase dalam Learning Cycle 5 Fase yaitu Engagement (menarik
perhatian siswa dan mendorong kemampuan berfikirnya), Exploration
(eksplorasi), Explanation (penjelasan konsep), Elaboration (penerapan
konsep) ,dan Evaluation (evaluasi) (Dasna, 2006:79-84).
3. Validasi isi menunjukkan hasil dari penggunaan instrumen. Suatu instrumen
dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar
mengukur aspek atau segi yang akan diukur (Sukmadinata, 2005:228).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan
kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS,
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22
tahun 2006, untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan, materi
yang diajarkan di SMK dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Program Normatif
Program normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma
kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota
masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia.
Program ini berisi materi yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan
perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di
samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Materi
pada kelompok normatif berlaku untuk semua program keahlian. Materi yang
diajarkan meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya.
2. Program Adaptif
Program adaptif adalah kelompok materi yang berfungsi membentuk
peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan
kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Materi dalam
program adaptif sama untuk semua program keahlian, tetapi ada beberapa materi
yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan
masing-masing program keahlian. Program adaptif terdiri atas mata pelajaran
Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi, dan Kewirausahaan.
3. Program produktif
Program produktif terdiri atas sejumlah pengetahuan yang membekali
siswa agar memiliki kompetensi kerja sesuai kebutuhan tiap program keahlian dan
berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Program produktif diajarkan
secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.
B. Program Keahlian Analisis Kimia
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan
lapangan kerja. Program keahlian tersebut dikelompokkan menjadi bidang
keahlian sesuai dengan kelompok bidang industri/usaha/profesi. Tujuan program
keahlian analisis kimia secara umum mengacu pada isi Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional
dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan khusus dari Program Keahlian
Analisis Kimia adalah membekali peserta didik dengan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap agar berkompeten dalam, (1) mengelola laboratorium, (2)
membuat larutan, (3) melakukan sampling laboratorium, (4) melakukan analisis
bahan, (5) melakukan verifikasi dan validasi, dan (6) mengelola usaha di bidang
analisis kimia. Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan adalah Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada Bidang Kimia Analisa.
C. Modul Pembelajaran
Modul merupakan suatu paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematik untuk
membantu siswa mencapai tujuan belajar. Dari pengertian tersebut modul
mempunyai satu ciri yaitu merupakan suatu paket belajar yang disediakan untuk
belajar mandiri. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul
memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam belajar, sehingga tugas
guru dalam hal ini hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing siswa.
Pembelajaran dengan sistem modul memiliki beberapa keunggulan.
Mulyasa (2003:46) menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
2. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta didik.
3. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitannya antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
Di samping keunggulan, Mulyasa (2003:47) juga menuturkan
keterbatasan modul sebagai berikut.
1. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Sukses atau gagalnya suatu modul tergantung pada penyusunannya. Modul mungkin saja memuat tujuan dan alat ukur berarti, akan tetapi pengalaman belajar yang termuat di dalamnya tidak ditulis dengan baik atau tidak lengkap. Modul yang demikian kemungkinan besar akan ditolak oleh peserta didik, atau lebih parah lagi peserta didik harus berkonsultasi dengan fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang dari karakteristik utama sistem modul.
2. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional, karena setiap peserta didik menyelesaikan modul dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing.
3. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri. Berbeda dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti alat peraga dapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran.
Setiap penyusunan suatu modul yang merupakan salah satu sumber
belajar memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusunan suatu modul
yang baik membutuhkan keahlian tertentu diantaranya memahami konsep materi
pelajaran, teori tentang modul, dan strategi tertentu untuk meminimalkan
keterbatasan modul sehingga penyusunan modul dapat terlaksana.
D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus (Mulyasa, 2006:212). Fungsi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yaitu mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan
perencanaan yang matang dan mampu mengefektifkan proses pembelajaran sesuai
dengan apa yang direncanakan (Mulyasa, 2006:213).
Adapun komponen dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
antara lain:
a. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal dari
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada suatu
materi. Standar kompetensi merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan
materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian hasil.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
hasil belajar dalam suatu materi. Langkah penting yang harus dilakukan oleh guru
adalah harus mampu menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator
kompetensi, yang siap dijadikan pedoman pembelajaran dan acuan penilaian.
c. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah perilaku yang dapat diukur atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian terhadap materi. Indikator hasil belajar dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator hasil belajar dapat
menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik.
d. Uraian Materi
Uraian materi mencakup materi-materi yang berkaitan dengan topik
yang akan dibahas dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Seorang guru
harus mampu mengidentifikasi uraian materi yang akan diajarkan berdasarkan
kompetensi dari silabus.
e. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta
didik mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
f. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk proses pembelajaran oleh guru di
kelas. Kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan merupakan kegiatan awal
dalam suatu pertemuan pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan
motivasi, kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi, dan kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran.
g. Penilaian
Penilaian pembelajaran dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi dan
menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi belum tercapai.
E. Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase
Siklus belajar Learning Cycle adalah suatu strategi belajar yang
melibatkan siswa secara langsung pada kegiatan penelitian (investigation) secara
aktif . Model Learning Cycle menuntun siswa untuk mengembangkan
pemahamannya terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba (hand-on
activities) sebelum diperkenalkan dengan kata-kata melalui diskusi atau
memperoleh informasi dari buku. Oleh sebab itu, Learning Cycle dapat
mengembangkan keterampilan proses siswa, memberi kesempatan siswa
melakukan percobaan sains secara langsung, dan membuat pembelajaran menjadi
bermakna.
Model pembelajaran Learning Cycle merupakan salah satu model
pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan konstruktivistik. Model
Learning Cycle dikembangkan dari teori perkembangan kognitif Piaget. Piaget
menyatakan bahwa belajar merupakan perkembangan aspek kognitif yang
meliputi tiga aspek yaitu: struktur, isi, dan fungsi. Struktur intelektual merupakan
organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang memudahkan individu untuk
memecahkan masalah-masalah dalam lingkungan. Isi merupakan perilaku khas
individu dalam merespon suatu masalah yang dihadapi. Fungsi dalam
perkembangan intelektual mencakup adaptasi dan organisasi (Arifin, 2005:73-74).
Model pembelajaran Learning Cycle menyarankan agar proses
pembelajaran dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif sehingga
terjadi proses asimilasi, akomodasi, dan organisasi dalam struktur kognitif siswa.
Bila terjadi proses konstruksi pengetahuan dengan baik maka pembelajaran akan
dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Model siklus
belajar pada mulanya terdiri dari tiga fase yaitu: eksplorasi, pengenalan konsep,
dan penerapan konsep. Fase eksplorasi paralel dengan tahap asimilasi dan
ketidakseimbangan kognitif, fase pengenalan konsep sesuai dengan tahap
akomodasi, dan fase penerapan konsep merupakan tahap organisasi dalam teori
Piaget. Fase-fase Learning Cycle kemudian berkembang menjadi 4 fase dan 5
fase.
Menurut Lorsbach (dalam Dasna, 2006:79-84) tahap-tahap Learning
Cycle 5 Fase adalah sebagai berikut.
1. Fase Pendahuluan (Engagement)
Kegiatan pada fase pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan perhatian
siswa, mendorong kemampuan berpikirnya, dan membantu mereka mengakses
pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Hal penting yang perlu dicapai oleh
guru pada fase pendahuluan adalah timbulnya rasa ingin tahu siswa tentang tema
atau topik yang akan dipelajari. Keadaan tersebut dapat tercapai dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang fakta atau fenomena
yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Metode pembelajaran
yang dapat diterapkan pada fase engagement antara lain: demonstrasi,
menganalisis bacaan, menunjukkan gambar dan lain sebagainya.
2. Fase Eksplorasi (Exploration)
Fase eksplorasi memberikan siswa kesempatan untuk bekerja baik secara
mandiri maupun kelompok tanpa instruksi atau pengarahan langsung dari
pengajar. Siswa bekerja memanipulasi suatu objek, melakukan percobaan (secara
ilmiah), melakukan pengamatan, mengumpulkan data, sampai pada membuat
suatu kesimpulan dari percobaan yang dilakukan. Dalam kegiatan eksplorasi guru
berperan sebagai fasilitator membantu siswa agar bekerja pada lingkup
permasalahan.
3. Fase Penjelasan (Explanation)
Kegiatan belajar pada fase penjelasan bertujuan untuk melengkapi,
menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Guru
memotivasi siswa untuk menjelaskan konsep yang telah diperoleh dengan kata-
kata sendiri, memberikan contoh-contoh yang berhubungan dengan konsep untuk
melengkapi penjelasannya. Pada fase penjelasan sangat penting adanya diskusi
antar kelompok untuk mengkritisi penjelasan konsep dari siswa yang satu dengan
yang lain.
4. Fase Penerapan Konsep (Extend/Elaboration)
Kegiatan belajar pada fase penerapan konsep mengarahkan siswa
menerapkan konsep yang telah dipahami dan ketrampilan yang dimiliki pada
situasi yang baru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa
tentang apa yang mereka ketahui, dengan menerapkan konsep yang telah
diperoleh pada situasi yang baru, siswa dapat melakukan akomodasi melalui
hubungan antar konsep sehingga pemahaman siswa lebih mantap. Fase penerapan
konsep dapat dilaksanakan dengan kegiatan menjawab soal-soal latihan.
5. Fase Evaluasi (Evaluation)
Terdapat dua hal yang ingin diketahui pada fase evaluasi yaitu;
(1) pengalaman yang telah diperoleh siswa; (2) refleksi untuk melakukan siklus
lebih lanjut yaitu untuk pembelajaran pada konsep berikutnya. Pada tujuan yang
pertama, guru mengamati perubahan pada siswa sebagai akibat kegiatan belajar.
Penilaian kelas meliputi penilaian proses dan evaluasi penguasaan konsep oleh
siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan mengadakan tes.
Pada tujuan kedua, guru dapat mengajukan pertanyaan terbuka yang dapat
dijawab dengan menggunakan observasi, fakta, dan data penjelasan sebelumnya
yang dapat diterima.
F. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Borg dan Gall (1989, dalam Sukmadinata, 2005:169-182)
mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information
Collecting)
Penelitian dan pengumpulan data meliputi: pengukuran kebutuhan, studi
literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi
nilai. Pengukuran kebutuhan merupakan pemilihan produk yang dikembangkan
berdasarkan kebutuhan pendidikan terhadap produk, kesesuaian produk yang
dikembangkan dengan bidang keahlian dan kemampuan pengembang, kelayakan
waktu, peralatan, dan biaya. Studi literatur yaitu mempelajari literatur tentang
konsep-konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan.
2. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan meliputi perencanaan rancangan produk yang akan
dikembangkan dan proses pengembangan berdasarkan pada hasil-hasil dari tahap
penelitian dan pengumpulan data. Rancangan produk yang akan dikembangkan
mencakup tujuan penggunaan produk, siapa pengguna produk, dan komponen-
komponen produk dan penggunaannya. Dalam proses pengembangan perlu
dirumuskan langkah pengembangan produk awal sampai distribusi dan diseminasi
produk yang akan dihasilkan. Dalam proses pengembangan juga perlu
dipertimbangkan perhitungan biaya, orang-oarang yang membantu dan
berpartisipasi dalam pengembangan, alat dan bahan yang diperlukan, serta
perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan semua kegiatan penelitian
dan pengembangan.
3. Pengembangan Draft Produk Awal (Develop Preliminary Form)
Pengembangan draft produk awal meliputi pengembangan bahan
pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. Pengembangan draft
produk awal dilakukan oleh pengembang yang bekerja sama atau dibantu oleh
para ahli. Sebelum diuji cobakan di lapangan, diperlukan uji coba di atas meja
yang bersifat perkiraan, berdasarkan analisis dan pertimbangan logika dari para
ahli.
4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
Uji coba lapangan awal merupakan uji coba lapangan terhadap produk
yang telah disempurnakan berdasar hasil uji coba di atas meja. Uji coba dilakukan
pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba. Selama uji coba
diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
5. Penyempurnaan Produk Awal (Main Product Revision)
Revisi hasil uji coba dilakukan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan hasil uji coba. Revisi produk dapat berupa masukan, komentar,
kritik, dan saran-saran bagi penyempurnaan produk.
6. Uji coba lapangan (main field testing)
Uji coba lapangan menggunakan sampel yang lebih besar daripada uji
coba yang pertama karena sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah
maupun karakteristiknya. Data kuantitatif yang diujicobakan dikumpulkan. Hasil-
hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan
kelompok pembanding.
7. Menyempurnakan Produk Hasil Uji Lapangan (Operasional Product
Revision)
Penyempurnaan produk hasil uji lapangan dilakukan berdasarkan hasil
uji coba lapangan atau uji coba tahap kedua. Masukan, hasil pengamatan, dan
diskusi dengan pengamat menjadi bahan dalam rapat para pengembang bagi
penyempurnaan produk.
8. Uji Pelaksanaan Lapangan (Operasional Field Testing)
Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai
dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan
observasi.
9. Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product Revision)
Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan
tahap kedelapan dari Borg dan Gall. Penyempurnaan dilakukan untuk
menghasilkan produk final.
10. Diseminasi dan Implementasi (Disemination and Implementation)
Langkah terakhir merupakan kegiatan melaporkan hasil dalam
pertemuan profesional dan dalam jurnal, bekerja sama dengan penerbit untuk
penerbitan, dan memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas. Apabila
kesepuluh langkah penelitian pengembangan diikuti dengan benar, maka produk
yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan dan siap dioperasikan di sekolah-
sekolah.
G. Tinjauan Materi Analisis Volumetri
Kurikulum sains disempurnakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, khususnya ilmu kimia yang merupakan salah satu mata pelajaran
sains yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam proses
pembelajarannya, kimia menyediakan pengalaman belajar yang mencakup baik
konsep maupun proses sains dimana ada keseimbangan antara kemampuan
konseptual dan kemampuan prosedural. Standar kompetensi yang digunakan
sebagai acuan pengembangan kurikulum SMK adalah Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) pada bidang Kimia Analisa.
Konsep analisis volumetri meliputi dasar-dasar analisis volumetri, titrasi
berdasarkan reaksi penetralan, titrasi berdasarkan reaksi pengendapan, titrasi
berdasarkan reaksi oksidasi reduksi, dan titrasi berdasarkan reaksi pembentukan
kompleks. Materi analisis volumetri dalam kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) mempunyai satu standar kompetensi dan lima kompetensi
dasar. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tersebut
ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Analisis Volumetri
H. Pengembangan Modul Analisis Volumetri dengan Model Learning
Cycle 5 Fase
Pengembangan modul dengan model Learning Cycle 5 Fase diawali
dengan menelaah Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan materi
yang tertuang dalam Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasar
hal tersebut, dapat ditentukan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan materi
pokok yang dibutuhkan siswa untuk menguasai materi yang akan diajarkan.
Pengalaman-pengalaman belajar tersebut, ditransformasikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan belajar berdasarkan model Learning Cycle 5 Fase. Pada setiap
kegiatan belajar perlu evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang akan dipelajari.
Modul analisis volumetri dikembangkan dengan empat kegiatan belajar
antara lain : kegiatan belajar I (Titrasi Asidi-Alkalimetri), kegiatan belajar II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Melaksanakan analisis volumetri
1. Menjelaskan dasar-dasar analisis volumetri 2. Melaksanakan analisis volumetri berdasar reaksi
penetralan3. Melaksanakan analisis volumetri berdasar reaksi
pengendapan 4. Melaksanakan analisis volumetri berdasar reaksi
oksidasi reduksi 5. Melaksanakan analisis volumetri berdasar reaksi
pembentukan kompleks
(Titrasi Argentometri), kegiatan belajar III ( Titrasi Iodo-Iodimetri), dan kegiatan
belajar IV (Titrasi Kompleksometri). Tiap-tiap kegiatan belajar terdiri dari 5 fase,
yaitu fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi (exploration), fase
penjelasan (explanation), fase penerapan konsep (elaboration), dan fase evaluasi
(evaluation).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan sebagai
pelengkap dalam pembelajaran modul analisis volumetri. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) digunakan bagi guru sebagai acuan dalam melaksanakan
proses belajar mengajar dengan menggunakan modul, khususnya pada materi
analisis volumetri. Model pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model Learning Cycle 5 Fase. Berdasarkan
Tabel 2.2 diketahui bahwa terdapat lima Kompetensi Dasar (KD) pada materi
analisis volumetri. Oleh karena itu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
analisis volumetri dikembangkan menjadi lima Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan alokasi waktu yang berbeda-beda.
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
Bab III akan diuraikan tentang model pengembangan, prosedur
pengembangan dan uji ahli produk.
A. Model Pengembangan
Model pengembangan mengacu pada kesepuluh langkah penelitian dan
pengembangan menurut Borg dan Gall (1989, dalam Sukmadinata, 2005:170-
181). Akan tetapi, karena keterbatasan waktu dan biaya untuk penelitian dan
pengembangan yang dilakukan hanya dibatasi sampai pada langkah ketiga.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian pengembangan adalah sebagai
berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan data
Tahap penelitian dan pengumpulan data meliputi pengukuran kebutuhan,
studi literatur, dan penelitian dalam skala kecil.
2. Perencanaan pengembangan produk
Tahap perencanaan pengembangan meliputi rancangan produk yang
mencakup tujuan penggunaan produk, dan proses pengembangan, alat dan bahan
yang diperlukan, serta waktu yang diperlukan untuk melaksanakan semua
kegiatan-kegiatan pengembangan.
3. Pengembangan produk awal
Tahap pengembangan produk awal meliputi penyusunan produk awal.
Meskipun masih merupakan produk awal yang bersifat draft kasar tetapi sudah
disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Selanjutnya dilakukan validasi isi
oleh para ahli sehingga diperoleh masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan
penyempurnaan produk awal.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan modul dan rancangan pelaksanaan
pembelajaran dilakukan melalui beberapa tahap antara lain.
1. Penelitian dan Pengumpulan Data
Pada tahap penelitian dan pengumpulan data dilakukan pengukuran
kebutuhan, studi literatur, dan penelitian dalam skala kecil. Peningkatan jumlah
SMK dengan berbagai jenis program keahlian memberikan banyak kendala dalam
sistem pembelajarannya. Terutama kendala mengenai bahan ajar yang akan
digunakan sebagai acuan bagi guru untuk mengajar dan sebagai panduan belajar
bagi siswa pada materi tertentu. Hal ini didukung dari hasil observasi dan
wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa guru kimia di SMK Negeri 7
Malang, bahwa guru-guru kimia mengalami kesulitan dalam menetapkan materi
yang akan diajarkan. Oleh karena itu, pengembang berkeinginan untuk
mengembangkan bahan ajar untuk SMK dalam program keahlian analisis kimia
berdasarkan kurikulum SMK yang berlaku. Bahan ajar yang dikembangkan
berupa modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Modul yang dikembangkan
bertujuan agar siswa dapat belajar secara aktif dan mandiri. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dikembangkan bagi guru sebagai acuan dalam mengajar.
Studi literatur yang dilakukan dalam mengembangkan modul dan
rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain mengkaji Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) khususnya dalam program keahlian analisis kimia,
Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) khususnya dalam materi
analisis volumetri, dan mengkaji model pembelajaran yang digunakan yaitu
Learning Cycle 5 Fase, serta mencari referensi buku-buku kimia atau artikel-
artikel yang relevan dengan materi yang dikembangkan.
Pengembangan modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
model Learning Cycle 5 Fase diharapkan dapat membantu siswa menkonstruksi
pengetahuannya melalui fase-fase Learning Cycle 5 Fase. Dengan adanya produk
pengembangan berupa modul dan recana pelaksanaan pembelajaran diharapkan
proses pembelajaran dapat sesuai dengan paradigma pembelajaran
konstruktivistik.
2. Perencanaan Pengembangan Produk
Tahap perencanaan produk meliputi perumusan tujuan pengembangan
yang hendak dicapai dan rancangan komponen-komponen produk yang
dikembangkan. Tujuan pengembangan adalah menghasilkan produk berupa modul
dan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5 Fase pada
materi analisis volumetri. Komponen-komponen modul yang dikembangkan
adalah sebagai berikut.
a. Halaman depan atau cover
b. Kata pengantar
c. Daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar
d. Petunjuk penggunaan modul
e. Kegiatan belajar meliputi tahap-tahap kegiatan belajar dengan model
Learning Cycle 5 Fase.
f. Rangkuman, untuk mempermudah siswa dalam mengingat kembali konsep
yang telah dipelajari dalam modul
g. Soal pendalaman, untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep
dalam modul dan juga sebagai refleksi untuk siswa mampu melanjutkan pada
modul berikutnya.
h. Umpan balik, untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan siswa
terhadap materi dipelajari
i. Kunci jawaban, agar siswa dapat mengetahui tingkat-tingkat penguasaan
terhadap materi yang telah dipelajari.
j. Suplemen materi, digunakan sebagai panduan bagi siswa dalam mempelajari
konsep dan menjawab pertanyaan di tiap-tiap kegiatan belajar dalam modul.
Komponen-komponen dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dikembangkan antara lain.
h. Standar kompetensi
i. Kompetensi dasar
j. Indikator pencapaian kompetensi
k. Uraian Materi
l. Metode pembelajaran
m. Kegiatan pembelajaran
n. Lembar Penilaian
3. Pengembangan Produk Awal
Tahap pengembangan produk awal meliputi penyusunan produk
pengembangan (modul dan rencana pelaksanaan pembelajaran), melakukan
validasi, analisis data, dan melakukan revisi. Pengembangan produk awal
merupakan kegiatan utama dari tahap pengembangan.
C. Validasi Produk Pengembangan
Validasi produk merupakan suatu tindakan atau proses pengujian
terhadap kesahihan isi produk pengembangan berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Validasi produk pengembangan terdiri dari beberapa bagian, antara lain.
1. Desain Validasi
Desain uji coba yang biasa digunakan untuk menguji bahan ajar terdiri
dari validasi isi (content) dan validasi empirik. Validasi isi berarti dilakukan uji
coba dengan para ahli di bidangnya. Validasi empirik yang berarti dilakukannya
uji coba di lapangan. Validasi isi dilakukan dengan memberi angket penilaian
terhadap produk pengembangan yang dikembangkan kepada validator. Validasi
untuk produk pengembangan berupa modul analisis volumetri terdiri dari 1 dosen
kimia Universitas Negeri Malang, yaitu Drs. Muhammad Shodiq Ibnu, M.Si dan 2
guru kimia SMK Negeri 7 Malang, yaitu Tri Pangastuti, S.Pd dan Yanuarita Tri
Harini, S.Si. Validasi untuk produk pengembangan berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terdiri dari 2 guru kimia SMK Negeri 7 Malang, yaitu Tri
Pangastuti, S.Pd dan Yanuarita Tri Harini, S.Si. Pengembangan hanya sampai
tahap validasi isi dan belum dilakukan validasi empirik atau uji coba lapangan
mengingat keterbatasan dalam segi biaya dan waktu.
2. Subyek Validasi
Subjek validasi atau validator hasil pengembangan adalah dosen jurusan
kimia dan guru kimia SMK Negeri 7 Malang. Beberapa ketentuan dari subjek
validasi antara lain.
a. Dosen
Dosen yang menjadi validator untuk produk pengembangan merupakan
dosen jurusan kimia di perguruan tinggi, menguasai bidang sesuai dengan materi
yang akan dikembangkan dalam bahan ajar, dan mengetahui tentang model
pembelajaran Learning Cycle 5 Fase.
b. Guru
Guru yang menjadi validator untuk produk pengembangan merupakan guru yang
mengajar di SMK Negeri 7 Malang, berpengalaman mengajar materi analisis
volumetri, dan mengetahui model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase.
D. Jenis Data
Data yang dihasilkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif berupa nilai persentase yang diperoleh dari angket validasi yang
disusun dengan skala Likert (skala bertingkat). Data kualitatif berupa saran dan
komentar yang dituangkan dalam angket dari validator. Data yang dihasilkan
berkaitan dengan kelayakan atau kesesuaian modul untuk digunakan sebagai
bahan ajar dengan model Learning Cycle 5 Fase dalam pembelajaran analisis
volumetri di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket atau
kuesioner. Angket yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu, bagian I berupa
angket penilaian dan bagian II berupa lembar komentar, tanggapan, saran, kritik
dari validator terhadap produk pengembangan yang diuji kelayakannya. Jawaban
dari angket penilaian menggunakan skala Likert. Skala Likert yang digunakan
terdiri dari 4 kategori pilihan dengan alternatif sebagai berikut.
Angka 4 berarti = sangat baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 3 berarti = baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 2 berarti = kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 1 berarti = sangat kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil
validasi adalah dengan menggunakan perhitungan persentase. Rumus yang
digunakan untuk menghitung hasil angket dari validator adalah perhitungan nilai
persentase yang disusun dari rumus perhitungan persentase sebagai berikut.
P = ∑∑
xix
x 100%
Keterangan : P = Persentase
∑x = Jumlah Jawaban Penilaian
∑xi = Jumlah Jawaban Tertinggi
Kriteria validasi berdasarkan teknik analisis persentase yang dihasilkan
dari perhitungan terdapat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Validitas
Persentase Kriteria validitas 76-100 Valid 56-75 Cukup valid 40-55 Kurang valid (perlu revisi) 0-39 Tidak valid (revisi total)
(diadaptasi dari Arikunto,1993:210)
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
Bab IV akan diuraikan tentang deskripsi hasil pengembangan, data hasil
validasi, analisis data, dan revisi produk. Adapun produk pengembangan modul
dan rencana pelaksanaan pembelajaran analisis volumetri dapat dilihat pada
bagian Lampiran 7 dan Lampiran 10.
A. Penyajian Data
1. Deskripsi Hasil Pengembangan
a. Modul Analisis Volumetri
Produk hasil pengembangan berupa modul analisis volumetri yang dapat
digunakan sebagai bahan ajar untuk pembelajaran analisis volumetri. Materi yang
terdapat dalam modul meliputi : titrasi asidi-alkalimetri, titrasi argentometri, titrasi
iodo-iodimetri, dan titrasi kompleksometri. Modul yang dikembangkan terdiri dari
beberapa bagian, yaitu pra pendahuluan, pendahuluan, kegiatan belajar, umpan
balik, kunci jawaban, dan suplemen materi.
1) Pra Pendahuluan
Bagian pra pendahuluan dalam modul meliputi halaman depan (cover),
kata pengantar, petunjuk penggunaan modul (petunjuk untuk guru dan siswa),
tahap-tahap penggunaan modul, daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel.
2) Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), dan indikator pencapaian hasil belajar. Bagian pendahuluan terletak di awal
masing-masing kegiatan belajar yang bertujuan agar siswa dapat mengetahui
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3) Kegiatan Belajar
Berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam
analisis volumetri, maka kegiatan belajar dalam modul dikembangkan menjadi
empat kegiatan belajar yaitu kegiatan belajar I (Titrasi Asidi-Alkalimetri),
kegiatan belajar II (Titrasi Argentometri), kegiatan belajar III (Titrasi Iodo-
Iodimetri), dan kegiatan belajar IV (Titrasi Kompleksometri). Tiap-tiap kegiatan
belajar terdiri dari lima fase, yaitu fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi
(exploration), fase penjelasan (explanation), fase penerapan konsep (elaboration),
dan fase evaluasi (evaluation). Adanya fase-fase tersebut menunjukkan model
Learning Cycle 5 Fase yang digunakan dalam modul. Masing-masing kegiatan
belajar siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a) Kegiatan Belajar I
Kegiatan belajar I bertujuan agar siswa mampu memahami konsep titrasi,
mengidentifikasi larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi serta
kurva titrasi, mampu mengidentifikasi analisis volumetri berdasarkan reaksi
penetralan, dan melakukan perhitungan berdasarkan titrasi asidi-alkalimetri.
Deskripsi kegiatan belajar I tentang titrasi asidi-alkalimetri dalam tiap
fasenya adalah sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Fase pendahuluan bertujuan untuk mengarahkan siswa menuju konsep
titrasi asidi-alkalimetri melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Siswa
diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang
titrasi asidi-alkalimetri.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Fase eksplorasi dalam modul disajikan dalam bentuk kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum yang dilakukan berkaitan dengan titrasi asidi-alkalimetri,
yaitu (1) pembuatan larutan standar NaOH, (2) standarisasi larutan NaOH, (3)
standarisasi larutan HCl dengan menggunakan larutan standar NaOH, dan (4)
penentuan kadar larutan asam cuka dengan teknik titrasi asidi-alkalimetri.
Prosedur percobaan dalam modul disusun secara acak agar siswa dapat belajar
lebih aktif dan mandiri. Fase ini dilengkapi beberapa pertanyaan yang berkaitan
dengan kegiatan praktikum yang dilakukan.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Fase penjelasan bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan
mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Pada fase penjelasan siswa
dijelaskan tentang pengertian titrasi asidi-alkalimetri, titik ekivalen, titik
akhir,larutan standar, berat ekivalen, perhitungan pH larutan, dan perhitungan
analisis berdasarkan titrasi asidi-alkalimetri.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam fase penerapan konsep
adalah menyelesaikan beberapa soal terapan yang berhubungan dengan konsep
titrasi asidi-alkalimetri.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Adanya beberapa soal evaluasi yang diberikan kepada siswa bertujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa.
b) Kegiatan Belajar II
Kegiatan belajar II bertujuan agar siswa mampu memahami konsep titrasi
pengendapan khususnya titrasi argentometri atau pengendapan. Kompetensi lain
yang harus tercapai yaitu mampu mengidentifikasi analisis volumetri berdasarkan
reaksi pengendapan, dan melakukan perhitungan berdasarkan titrasi argentometri.
Deskripsi kegiatan belajar II tentang titrasi argentometri dalam tiap fasenya adalah
sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Fase pendahuluan mengandung beberapa pertanyaan yang mengarahkan
siswa menuju konsep titrasi argentometri melalui contoh-contoh dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan
gambaran tentang titrasi argentometri.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Kegiatan praktikum yang dilakukan dalam fase eksplorasi berkaitan
dengan titrasi argentometri, yaitu pembuatan larutan standar AgNO3, pembuatan
larutan standar NH4CNS, standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N
menggunakan indikator K2CrO4, standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N
menggunakan indikator Fluorescein, standarisasi larutan AgNO3 dengan NH4CNS
0,1 N, penentuan kadar berat Cl- dalam NaCl, dan penetapan bromida dalam KBr.
Prosedur percobaan yang terdapat dalam modul disusun dalam bentuk bagan agar
memudahkan siswa dalam mempelajari kegiatan praktikum yang dilakukan.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Fase penjelasan menjabarkan tentang pengertian titrasi argentometri, cara
penentuan titik akhir yaitu cara Mohr, Fajans, dan Volhard, berat ekivalen, dan
perhitungan analisis berdasarkan titrasi argentometri. Penjelasan tentang konsep
tersebut disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan agar siswa
dapat berfikir dan belajar secara aktif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga
dikaitkan dengan kegiatan praktikum yang terdapat dalam fase eksplorasi.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam fase penerapan konsep
adalah menyelesaikan beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang
berhubungan dengan konsep titrasi argentometri.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah
diperoleh siswa. Terdapat beberapa soal evaluasi yang diberikan yang telah
mencakup konsep titrasi argentometri.
c) Kegiatan Belajar III
Kegiatan belajar III bertujuan agar siswa mampu memahami konsep
mengenai titrasi oksidasi-reduksi khususnya titrasi iodo-iodimetri, mampu
mengidentifikasi analisis volumetri berdasarkan reaksi oksidasi-reduksi, dan
melakukan perhitungan berdasarkan titrasi iodo-iodimetri. Deskripsi kegiatan
belajar III tentang titrasi iodo-iodimetri dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Konsep titrasi iodo-iodimetri diberikan kepada siswa dalam bentuk
pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-
hari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan
gambaran tentang titrasi iodo-iodimetri.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Fase eksplorasi mengarahkan siswa dalam melakukan beberapa kegiatan
praktikum yang berhubungan dengan titrasi iodo-iodimetri. Kegiatan praktikum
tersebut meliputi pembuatan larutan standar Na2S2O3, standarisasi larutan
Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 0,1 N, pembuatan larutan baku I2 0,1 N, standarisasi
larutan I2 dengan larutan standar Na2S2O3, penetapan kadar klor aktif dalam
kaporit (Iodometri), dan penentuan kadar vitamin C (Iodimetri). Pada tiap-tiap
kegiatan praktikum terdapat prosedur percobaan yang disusun secara acak
sehingga siswa dapat belajar lebih aktif dengan menyusun prosedur percobaan
yang benar.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Fase penjelasan bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan
mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Konsep yang harus dipelajari oleh
siswa meliputi pengertian titrasi iodo-iodimetri, perbedaan iodometri dengan
iodimetri, larutan standar yang digunakan, larutan indikator, berat ekivalen, dan
perhitungan analisis berdasarkan titrasi iodo-iodimetri. Penjelasan tentang konsep
tersebut disajikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan agar siswa
dapat berfikir dan belajar secara aktif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga
berkaitan dengan kegiatan praktikum yang terdapat dalam fase eksplorasi.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Fase penerapan konsep bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan
memperdalam pemahaman siswa terhadap konsep titrasi iodo-iodimetri. Kegiatan
belajar yang dilakukan siswa adalah menyelesaikan beberapa soal terapan yang
terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi iodo-iodimetri.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Tingkat pemahaman yang telah diperoleh siswa mengenai konsep titrasi
iodo-iodimetri diketahui dengan menjawab beberapa soal dalam fase evaluasi.
d) Kegiatan Belajar IV
Kegiatan belajar IV bertujuan agar siswa mampu memahami konsep
mengenai titrasi kompleksometri, mampu mengidentifikasi analisis volumetri
berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks, dan melakukan perhitungan
berdasarkan titrasi kompleksometri. Adapun deskripsi kegiatan belajar IV tentang
titrasi kompleksometri dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Konsep titrasi kompleksometri diberikan kepada siswa dalam bentuk
pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-
hari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan
gambaran tentang titrasi kompleksometri.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Fase eksplorasi memberikan pengarahan bagi siswa dalam melakukan
beberapa kegiatan praktikum yang berkaitan dengan titrasi kompleksometri.
Beberapa kegiatan praktikum tentang titrasi kompleksometri meliputi :
(1) pembuatan larutan EDTA, (2) pembuatan larutan standar kalsium,
(3) standarisasi larutan EDTA dengan indikator EBT, (4) penetapan kesadahan
total (Ca2+ + Mg2+), dan (5) penetapan kesadahan tetap terhadap air sadah.
Prosedur percobaan dalam kegiatan praktikum disusun secara skematis yang
memudahkan siswa memahami kegiatan praktikum yang akan dilakukan.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Konsep titrasi kompleksometri yang meliputi pengertian titrasi
kompleksometri, indikator melakromatik, kesadahan air dalam titrasi
kompleksometri, dan perhitungan analisis berdasarkan titrasi kompleksometri
dipaparkan dalam bentuk pertanyaan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berfikir
dan belajar secara aktif. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada fase ini juga
masih berkaitan dengan kegiatan praktikum yang terdapat dalam fase eksplorasi.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah dengan menyelesaikan
beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan
konsep titrasi kompleksometri.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah
diperoleh siswa. Terdapat beberapa soal evaluasi yang diberikan yang telah
mencakup konsep titrasi kompleksometri.
4) Umpan Balik
Lembar umpan balik berisi tentang cara penilaian untuk mengukur sejauh
mana pemahaman yang dicapai siswa pada materi analisis volumetri dalam modul
khususnya pada fase evaluasi dan soal pendalaman. Setelah mengerjakan soal-soal
tersebut, siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dengan menghitung
skor sesuai rumusan yang terdapat pada lembar umpan balik yang telah tersedia.
Adapun contoh kriteria tingkat keberhasilan belajar tertera pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar
Skor Kriteria ≥ 91 Istimewa
82 – 90 Baik Sekali 65 – 81 Baik 55 – 64 Cukup Baik
< 54 Kurang Baik (Harus Mengulang)
Apabila hasil yang diperoleh siswa sudah memenuhi kriteria yang telah
ditentukan, maka siswa dapat melanjutkan ke materi berikutnya. Apabila hasil
yang diperoleh siswa belum memenuhi kriteria yang ditentukan, maka siswa
sebaiknya mengulang kegiatan-kegiatan dalam modul yang belum dipahami
dengan baik.
5) Kunci Jawaban
Kunci jawaban yang disediakan dalam modul analisis volumetri
merupakan kunci jawaban pada fase evaluasi (evaluation) dan soal pendalaman.
Adanya kunci jawaban diharapkan dapat memudahkan siswa untuk mengetahui
tingkat keberhasilan belajarnya dan tingkat penguasaan terhadap konsep materi.
6) Suplemen Materi
Sumplemen materi berisi uraian materi tentang konsep analisis volumetri.
Suplemen materi berfungsi sebagai panduan bagi siswa dalam mengerjakan
pertanyaan-pertanyaan dalam modul dan mempermudah pemahaman siswa
mengenai konsep. Suplemen materi berisi lima bab yang terdiri dari dasar-dasar
analisis volumetri, titrasi asidi-alkalimetri, titrasi argentometri, titrasi iodo-
iodimetri, dan titrasi kompleksometri.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Produk hasil pengembangan selain modul adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) analisis volumetri. RPP dikembangkan untuk melengkapi
pengembangan modul analisis volumetri. RPP dapat digunakan sebagai acuan
bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan modul, khususnya
pada pembelajaran analisis volumetri.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan
menggunakan model Learning Cycle 5 Fase sesuai dengan kajian dalam modul
analisis volumetri. RPP tentang materi analisis volumetri dikembangkan menjadi
lima RPP yang disesuaikan dengan kurikulum dari Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) program keahlian analisis kimia. Masing-masing RPP tentang materi
analisis volumetri dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
Proses pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I
direncakan selama 4 kali pertemuan atau 8 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran
adalah 45 menit. Materi yang diajarkan tentang dasar-dasar analisis volumetri
yang meliputi pengertian analisis volumetri, berat ekivalen, jenis-jenis titrasi,
pengertian larutan standar, dan syarat-syarat reaksi dalam titrasi. Pembelajaran
dilakukan dengan model Learning Cycle 5 fase.
Deskripsi rencana pelaksanaan pembelajaran I dalam tiap fasenya adalah
sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengingatkan siswa
pada materi sebelumnya yaitu standarisasi larutan yang telah diajarkan. Siswa
diberi beberapa pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan diajarkan yaitu
tentang dasar-dasar analisis volumetri yang meliputi pengertian analisis volumetri,
berat ekivalen, jenis-jenis titrasi, pengertian larutan standar, dan syarat-syarat
reaksi dalam titrasi.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Pada fase eksplorasi siswa dalam kelompok diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi dengan cara mencari bahan-bahan di perpustakaan atau
browsing melalui internet tentang dasar-dasar analisis volumetri yang meliputi
pengertian analisis volumetri, berat ekivalen, jenis-jenis titrasi, pengertian larutan
standar, dan syarat-syarat reaksi dalam titrasi.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Kegiatan belajar pada fase penjelasan dilakukan dengan mengarahkan
siswa untuk melakukan diskusi kelompok tentang hasil pada tahap eksplorasi.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Fase penerapan konsep bertujuan untuk memperkuat pengetahuan dan
memperdalam pemahaman siswa terhadap materi. Adapun kegiatan belajar yang
dilakukan siswa yaitu melakukan diskusi kelompok untuk membahas soal yang
diberikan oleh guru. Apabila terdapat soal yang belum terselesaikan, maka
pembahasan soal akan dilanjutkan dalam kegiatan diskusi kelas.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah
diperoleh siswa. Pada fase ini dilakukan penilaian atau evaluasi terhadap tingkat
pemahaman siswa mengenai materi dasar-dasar analisis volumetri.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II dialokasikan dalam 7 kali
pertemuan atau 18 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Proses
pembelajaran yang direncanakan berkaitan dengan beberapa kegiatan praktikum
di laboratorium. Materi yang diajarkan tentang analisis berdasarkan reaksi
penetralan yang meliputi pengertian titrasi asidi-alkalimetri, berat ekivalen,
indikator asam basa, larutan standar dalam titrasi asidi-alkalimetri, dan
perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi asidi-alkalimetri. Pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 fase. Adapun deskripsi
rencana pelaksanaan pembelajaran II dalam tiap fasenya adalah sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Fase pendahuluan bertujuan untuk mendorong kemampuan berfikir siswa.
Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengingatkan siswa pada materi
mengenai asam, basa, dan reaksi penetralan dalam contoh-contoh di kehidupan
sehari-hari. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan
gambaran tentang pengertian titrasi asidi-alkalimetri.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Dalam fase eksplorasi, siswa diarahkan untuk merencanakan, melakukan
kegiatan praktikum, dan menganalisis hasil percobaan mengenai titrasi asidi-
alkalimetri secara berkelompok.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Konsep tentang titrasi asidi-alkalimetri diberikan kepada siswa dengan
cara diskusi kelompok. Guru dapat menggunakan beberapa pertanyaan dalam
modul analisis volumetri yang telah dikembangkan atau dari buku panduan
Kimia.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Adapun kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menganalisis
beberapa soal terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan
konsep titrasi asidi-alkalimetri secara berkelompok.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah
diperoleh siswa.
c) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III dialokasikan dalam 7 kali
pertemuan atau 18 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Proses
pembelajaran yang direncanakan berkaitan dengan kegiatan praktikum di
laboratorium. Materi yang diajarkan tentang analisis berdasarkan reaksi
pengendapan yang meliputi pengertian titrasi argentometri, berat ekivalen,
beberapa jenis cara penentuan titik akhir titrasi dan perhitungan dalam analisis
volumetri dalam titrasi argentometri. Pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan model Learning Cycle 5 fase.
Adapun deskripsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III dalam tiap
fasenya adalah sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengingatkan siswa
tentang garam. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan sehingga
mendapatkan gambaran tentang manfaat titrasi argentometri dalam kehidupan
sehari-hari.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Dalam fase eksplorasi, siswa diarahkan untuk merencanakan, melakukan
kegiatan praktikum, dan menganalisis hasil percobaan mengenai titrasi
argentometri secara berkelompok.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Konsep tentang titrasi argentometri diberikan kepada siswa dengan cara
diskusi kelompok. Materi yang akan diajarkan meliputi pengertian titrasi
argentometri, berat ekivalen, beberapa jenis cara penentuan titik akhir titrasi dan
perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi. Hasil diskusi akan dibahas
dalam diskusi kelas.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menganalisis beberapa soal
terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi
argentometri secara berkelompok.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah
diperoleh siswa.
d) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV dialokasikan dalam 7 kali
pertemuan atau 18 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Proses
pembelajaran yang direncanakan berkaitan dengan kegiatan praktikum di
laboratorium. Materi yang diajarkan tentang analisis berdasarkan reaksi oksidasi-
reduksi yang meliputi pengertian dan perbedaan titrasi iodometri dengan
iodimetri, berat ekivalen, larutan indikator, larutan standar dalam titrasi iodo-
iodimetri, dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi iodo-iodimetri.
Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 fase.
Deskripsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV dalam tiap
fasenya adalah sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan memberi beberapa
pertanyaan tentang kandungan buah jeruk dan manfaat pemakaian kaporit,
sehingga siswa mendapat gambaran tentang manfaat titrasi iodo-iodimetri dalam
kehidupan sehari-hari.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Fase eksplorasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merencanakan, melakukan kegiatan praktikum, dan menganalisis hasil percobaan
mengenai titrasi iodo-iodimetri secara berkelompok.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Konsep titrasi iodo-iodimetri diberikan kepada siswa dengan diskusi
kelompok. Materi yang akan diajarkan meliputi pengertian dan perbedaan titrasi
iodometri dengan iodimetri, berat ekivalen, larutan indikator, larutan standar
dalam titrasi iodo-iodimetri, dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam
titrasi iodo-iodimetri. Hasil diskusi akan dibahas dalam diskusi kelas.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menganalisis beberapa soal
terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi iodo-
iodimetri secara berkelompok.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah
diperoleh siswa. Pada fase evaluasi dilakukan penilaian atau evaluasi terhadap
tingkat pemahaman siswa mengenai konsep titrasi iodo-iodimetri.
e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran V
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) V dialokasikan dalam 7 kali
pertemuan atau 18 jam pelajaran, dimana 1 jam pelajaran adalah 45 menit. Proses
pembelajaran yang direncanakan berkaitan dengan kegiatan praktikum di
laboratorium. Materi yang diajarkan tentang analisis berdasarkan reaksi
pembentukan kompleks yang meliputi pengertian titrasi kompleksometri, larutan
EDTA, penerapan titrasi kompleksometri dalam kehidupan sehari-hari dan
perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi kompleksometri. Pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan model Learning Cycle 5 fase.
Deskripsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) V dalam tiap fasenya
adalah sebagai berikut.
• Fase Pendahuluan (Engagement)
Guru mendorong kemampuan berfikir dan menarik perhatian siswa dengan
mengingatkan siswa pada pengetahuan mengenai air sadah. Siswa diminta
menjawab beberapa pertanyaan sehingga mendapatkan gambaran tentang manfaat
titrasi kompleksometri dalam kehidupan sehari-hari.
• Fase Eksplorasi (Exploration)
Siswa diarahkan untuk merencanakan, melakukan kegiatan praktikum, dan
menganalisis hasil percobaan mengenai titrasi kompleksometri secara
berkelompok.
• Fase Penjelasan (Explanation)
Konsep tentang titrasi kompleksometri diberikan kepada siswa dengan
cara diskusi kelompok. Materi yang akan diajarkan tentang pengertian titrasi
kompleksometri, larutan EDTA, penerapan titrasi kompleksometri dalam
kehidupan sehari-hari dan perhitungan dalam analisis volumetri dalam titrasi
kompleksometri. Hasil diskusi akan dibahas dalam diskusi kelas.
• Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
Kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah menganalisis beberapa soal
terapan yang terkait dengan artikel yang berhubungan dengan konsep titrasi
kompleksometri secara berkelompok.
• Fase Evaluasi (Evaluation)
Fase evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman yang telah
diperoleh siswa.
2. Data Hasil Validasi
a. Modul Analisis Volumetri
Data hasil validasi terhadap modul analisis volumetri diperoleh dari
beberapa validator yang terdiri dari 1 dosen kimia Universitas Negeri Malang dan
2 guru kimia SMK Negeri 7 Malang dalam program keahlian analisis kimia. Pada
bab III telah dijelaskan bahwa pengembangan modul analisis volumetri hanya
dilakukan validasi isi dan tidak diujicobakan di lapangan karena keterbatasan
waktu dan biaya. Oleh karena itu, data yang disajikan adalah data hasil validasi isi
dari validator. Data hasil validasi modul analisis volumetri dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Rangkuman data hasil validasi modul secara keseluruhan terdapat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri
No. Aspek yang Dinilai Persentase (%) Kriteria
1. Halaman Depan (Cover) 80,58 Valid
2. Kata Pengantar 81,25 Valid
3. Petunjuk Penggunaan Modul 75 Cukup valid
4. Tahap-Tahap Penggunaan Modul 86,11 Valid
5. Model Pembelajaran 72,2 Cukup valid
6. Daftar Isi 91,67 Valid
7. Daftar Gambar 91,67 Valid
8. Daftar Tabel 80,58 Valid
9. Kompetensi 70,83 Cukup valid
10. Kegiatan Belajar Siswa 75,83 Valid
11. Gambar 70,83 Cukup valid
12. Tabel 75 Cukup valid
13. Rangkuman 72,22 Cukup valid
14. Soal Pendalaman 75 Cukup valid
15. Kunci Jawaban 75 Cukup valid
16. Umpan Balik 75 Cukup valid
17. Suplemen Materi 73,80 Cukup valid
G
K
18. Daftar R
Data
Gambar 4.1.
Gambar
Keterangan :
Rujukan
Persentase R
a hasil valida
.
r 4.1 Persentas
1. Cover 2. Kata Pen3. Petunjuk4. Tahap-ta5. Model P6. Daftar Is7. Daftar G8. Daftar T9. Kompete
10. Kegiatan
Rata-rata
asi modul sec
se Rata-rata H
ngantar k Penggunaan Mahap Pengguna
Pembelajaran dsi
Gambar Tabel ensi n Belajar Siswa
7
7
cara keseluru
Hasil Validasi
Modul aan Modul dalam Modul
a
72,22
77,49
uhan lebih je
Modul terhad
1112131415161718
Cukup
Val
elasnya disaj
dap Aspek Pe
. Gambar
. Tabel
. Rangkuman
. Soal Pendalam
. Kunci Jawaba
. Umpan Balik
. Suplemen Ma
. Daftar Rujuk
p valid
lid
jikan pada
nilaian
man an
k ateri an
Skala kriteria validasi yang digunakan adalah skala Likert. Pada gambar 4.1 grafik dimulai dari skala 50 % dengan tujuan untuk memperjelas tampilan gambar, sehingga lebih mudah melihat perbandingan nilai rata-rata yang diperoleh pada tiap aspek penilaian.
Data hasil validasi secara keseluruhan diperoleh persentase rata-rata
sebesar 77,49%. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria ini sudah valid. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa modul Analisis Volumetri untuk kelas XI
Sekolah Menengah Kejuruan tidak perlu direvisi total dan sudah layak untuk
dilakukan uji lapangan dalam pembelajaran dengan modul analisis volumetri di
sekolah.
Data kualitatif berupa komentar dan saran dari validator terhadap modul
analisis volumetri dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Komentar dan Saran dari Validator tentang Modul Analisis Volumetri
No. Aspek Komentar dan Saran 1. Kata Pengantar • Dalam kata pengantar sebaiknya penulisannya
dirapikan dengan cara rata kanan dan kiri 2. Petunjuk Penggunaan
Modul • Dalam petunjuk penggunaan modul untuk siswa lebih
diperjelas dengan memberi arah panah. 3. Model Pembelajaran
dalam Modul • Dalam fase exploration sebaiknya disebutkan adanya
tahapan siswa mengembangkan prosedur percobaan dan mendiskusikan hasil
4. Kompetensi • Dalam penulisan kompetensi dasar sebaiknya diperjelas dengan materi yang akan dibahas dalam modul.
5. Kegiatan Belajar Siswa • Pertanyaan hal. 21, no.3 pada fase explanation pada kegiatan belajar I sebaiknya dihilangkan karena dianggap terlalu sulit.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Analisis Volumetri
Data hasil validasi terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
analisis volumetri diperoleh dari validator yang terdiri dari 2 guru kimia SMK
Negeri 7 Malang. Pada bab III telah dijelaskan bahwa pada pengembangan modul
ini hanya dilakukan validasi isi dan tidak diujicobakan di lapangan karena
k
h
k
t
T
G
keterbatasan
hasil validas
keseluruhan
Rang
terdapat pad
Tabel 4.4 Data
No. Aspek
1. Komp
2. Indika
3. Tujuan
4. Uraian
5. Skena
6. Lemba
Persen
Data
Gambar 4.2.
n waktu dan
si isi dari val
dapat diliha
gkuman data
da Tabel 4.4.
a Hasil Valida
k Yang Dinilai
petensi
ator
n hasil belajar
n materi
ario pembelajar
ar penilaian
ntase Rata-rata
a hasil valida
.
biaya. Oleh
lidator. Data
at pada Lamp
a hasil valida
asi Rencana P
i
ran
a
asi secara ke
karena itu, d
a hasil valida
piran 2.
asi Rencana
Pelaksanaan P
Persent
7
7
7
76
77
7
75
seluruhan le
data yang dis
asi yang telah
Pelaksanaan
embelajaran (
tase (%)
75
75
75
,56
,50
75
,67
ebih jelasnya
sajikan adala
h diperoleh s
n Pembelajar
(RPP) Analisi
Krite
Cukup
Cukup
Cukup
Val
Val
Cukup
Cukup
a disajikan pa
ah data
secara
ran (RPP)
is Volumetri
eria
valid
valid
valid
id
id
valid
valid
ada
Gambar 4.2 Persentase Rata-rata Hasil Validasi RPP terhadap Aspek Penilaian
Keterangan : 1. Kompetensi 2. Indikator 3. Tujuan Hasil Belajar 4. Uraian Materi 5. Skenario Pembelajaran 6. Lembar Penilaian
Skala kriteria validasi yang digunakan adalah skala Likert. Pada gambar 4.2 grafik dimulai dari skala 65% dengan tujuan untuk memperjelas tampilan gambar, sehingga lebih mudah melihat perbandingan nilai rata-rata yang diperoleh pada tiap aspek penilaian.
Data hasil validasi secara keseluruhan diperoleh persentase rata-rata
sebesar 75,67% yang berarti cukup valid, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri untuk kelas
XI SMK program keahlian analisis kimia tidak perlu direvisi dan dapat dilakukan
uji lapangan (validasi empirik) dalam pembelajaran dengan modul analisis
volumetri di sekolah untuk lebih menyempurnakan produk pengembangan.
Data kualitatif hasil validasi terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang berupa komentar dan saran dari validator, terdapat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Validator tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Analisis Volumetri
No. Aspek Komentar dan Saran 1. Skenario
Pembelajaran • Pada tahap pendahuluan hendaknya guru
mempresensi siswa satu persatu dengan harapan dapat mengenal siswa.
• Penulisan media pembelajaran sebaiknya bukan dalam bentuk buku tapi berupa alat (alat-alat kimia
atau video tentang titrasi) • Penulisan sumber belajar lebih spesifik
B. Analisis Data Dan Pembahasan
1. Deskripsi Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri dengan Model
Learning Cycle 5 Fase
Berdasarkan pada Tabel 4.2 dapat dideskripsikan data hasil validasi
terhadap modul pembelajaran analisis volumetri yang menggunakan model
Learning Cycle 5 Fase sebagai berikut.
a. Halaman Depan (Cover)
Kriteria penilaian terhadap halaman depan (cover) meliputi kejelasan
bahasa, kemenarikan bahasa, kejelasan gambar, kemenarikan gambar, ketepatan
ukuran huruf, dan ketepatan jenis huruf. Berdasarkan Tabel 4.2, hasil penilaian
dari 3 validator terhadap halaman depan menunjukkan persentase rata-rata sebesar
80,58% yang berarti valid. Hal ini dapat disimpulkan bahwa cover yang
dikembangkan sudah menarik baik dari segi bahasa, gambar, maupun huruf yang
digunakan dan sesuai untuk dijadikan cover modul analisis volumetri. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(a).
b. Kata Pengantar
Aspek kata pengantar meliputi kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat,
kemudahan memahami isi pengantar, dan kesederhanaan bahasa. Tabel 4.2
menunjukkan penilaian terhadap aspek kata pengantar adalah valid dengan
persentase rata-rata sebesar 81,25% . Hal ini menunjukkan bahwa aspek kata
pengantar tidak perlu direvisi.
Meskipun demikian, berdasarkan saran validator agar penulisan dalam
kata pengantar lebih dirapikan dengan penggunaan rata kanan dan kiri, maka
pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi disajikan pada revisi produk dan
lebih jelasnya dapat dilihat pada modul analisis volumetri. Data selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 1(b).
c. Petunjuk Penggunaan Modul
Petunjuk penggunaan modul memiliki 4 kriteria penilaian yaitu kejelasan
isi, kejelasan susunan kalimat, kemudahan memahami isi petunjuk, dan
kesederhanaan bahasa. Berdasarkan Tabel 4.2, petunjuk penggunaan modul
memiliki persentase rata-rata sebesar 75% yang berarti cukup valid, sehingga
tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(c).
Meskipun demikian berdasarkan saran dari validator agar petunjuk
penggunaan modul lebih diperjelas dengan menambahkan arah panah, maka
pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi disajikan pada revisi modul pada
Tabel 4.6 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada modul analisis volumetri.
d. Tahap-tahap Penggunaan Modul
Tahap-tahap penggunaan modul dianalisis kevalidannya berdasarkan 3
kriteria penilaian yaitu kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, dan kemudahan
memahami tahap-tahap penggunaan modul. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa aspek
tahap-tahap penggunaan modul memiliki persentase sebesar 86,11%. Hal ini
menunjukkan bahwa tahap-tahap penggunaan modul tidak perlu direvisi. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(d).
e. Model Pembelajaran dalam Modul
Aspek model pembelajaran dalam modul memiliki tiga kriteria yaitu
kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, dan kemudahan memahami isi model
pembelajaran dalam modul. Berdasarkan Tabel 4.2, data hasil validasi terhadap
model pembelajaran dalam modul adalah cukup valid dengan persentase rata-rata
sebesar 72,22%. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
dalam modul tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
1(e).
Meskipun demikian, berdasarkan saran dari validator agar pada fase
exploration disebutkan tahapan siswa dalam mengembangkan prosedur percobaan
dan mendiskusikan hasil, maka pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi
disajikan pada revisi modul pada Tabel 4.6 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada
modul analisis volumetri.
f. Daftar Isi
Aspek penilaian terhadap daftar isi meliputi tiga kriteria yaitu kesesuaian
penulisan daftar isi, kemudahan memahami daftar isi, dan kejelasan daftar isi.
Hasil analisis yang dituliskan dalam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa aspek daftar
isi bernilai valid dengan persentase rata-rata sebesar 91,67%. Hal ini
menunjukkan bahwa daftar isi tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 1(f).
g. Daftar Gambar
Aspek daftar gambar menggunakan tiga kriteria yaitu kesesuaian penulisan
daftar gambar, kemudahan memahami daftar gambar, dan kejelasan daftar
gambar. Hasil analisis dalam Tabel 4.2 menunjukkan aspek daftar gambar bernilai
valid dengan persentase rata-rata sebesar 91,67%. Hal ini menunjukkan bahwa
daftar gambar tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
1(g).
h. Daftar Tabel
Berdasarkan Tabel 4.2, hasil analisis terhadap aspek daftar tabel bernilai
valid dengan persentase rata-rata sebesar 80,58%. Hal ini menunjukkan bahwa
daftar tabel dalam modul tidak perlu direvisi. Aspek daftar tabel menggunakan
tiga kriteria yaitu kesesuaian penulisan daftar tabel, kemudahan memahami daftar
tabel, dan kejelasan daftar tabel. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
1(h).
i. Kompetensi
Aspek kompetensi meliputi kemudahan memahami kalimat dan kejelasan
susunan kalimat dan bahasa. Data hasil validasi terhadap kompetensi adalah
cukup valid dengan persentase rata-rata 70,83%. Data selengkapnya dapat dilihat
dalam Lampiran 1(i). Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka bagian ini tidak
perlu direvisi.
Meskipun demikian berdasarkan saran dari validator agar dalam penulisan
kompetensi dasar disebutkan materi yang akan dibahas dalam modul, maka
pengembang merevisi hal tersebut. Hasil revisi disajikan pada revisi modul pada
Tabel 4.6 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada modul analisis volumetri.
j. Kegiatan Belajar Siswa
Kriteria dalam aspek penilaian kegiatan belajar siswa meliputi kesesuaian
kegiatan belajar dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan
materi yang dipelajari, ketepatan kalimat yang digunakan, adanya fase
engagement yang memberikan pengetahuan awal mengenai materi yang
dipelajari, adanya fase exploration yang memberikan kesempatan siswa
mengeksplor pengetahuannya dalam kegiatan percobaan, kemudahan kegiatan
untuk dilakukan oleh siswa, ketepatan rumusan tujuan dalam kegiatan siswa,
adanya fase explanation yang mengenalkan konsep secara mendalam dan
memberikan informasi serta memberikan definisi-definisi formal, adanya fase
elaboration yang memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan konsep pada
situasi baru, dan adanya fase evaluation yang memberikan kesempatan siswa
untuk menguji pemahamannya mengenai konsep secara menyeluruh.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil validasi terhadap aspek kegiatan
belajar siswa memiliki persentase rata-rata sebesar 75,83%. Hal ini menunjukkan
bahwa aspek kegiatan belajar siswa cukup valid dan tidak perlu direvisi. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(j).
k. Gambar
Data hasil validasi terhadap aspek gambar adalah cukup valid dengan
persentase rata-rata 70,83%. Kriteria tentang gambar meliputi kesesuaian gambar
dengan tema yang dibahas, kemenarikan gambar untuk dipelajari, kesesuaian
gambar untuk mengilustrasikan konsep, dan kelengkapan keterangan gambar.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka gambar dalam modul tidak perlu
direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(k).
l. Tabel
Kriteria aspek tabel meliputi kesesuaian tabel dengan materi, kemudahan
bahasa dalam tabel untuk dipelajari, dan kelengkapan isi tabel. Hasil analisis
beberapa kriteria tentang aspek tabel menunjukkan persentase rata-rata sebesar
75% yang berarti cukup valid. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka tabel
tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(l).
m. Rangkuman
Berdasarkan Tabel 4.2 , persentase rata-rata terhadap aspek rangkuman
dalam modul sebesar 72,22% yang berarti cukup valid. Hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa rangkuman tidak perlu direvisi. Kriteria dari aspek
rangkuman meliputi kesesuaian rangkuman dengan materi, kemudahan bahasa
dalam rangkuman untuk dipelajari, dan kelengkapan isi rangkuman. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(m).
n. Soal Pendalaman
Aspek soal pendalaman memiliki empat kriteria yaitu kesesuaian soal
pendalaman dengan materi, kejelasan isi dalam soal pendalaman, kejelasan
susunan kalimat, dan kemudahan memahami uraian soal pendalaman. Tabel 4.2
menunjukkan bahwa persentase rata-rata hasil validasi sebesar 75% yang berarti
cukup valid. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa soal pendalaman tidak
perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(n).
o. Kunci Jawaban
Penilaian terhadap aspek kunci jawaban yang diperoleh menunjukkan
persentase rata-rata sebesar 75% yang berarti cukup valid. Berdasarkan hasil
analisis tersebut maka kunci jawaban tidak perlu direvisi. Aspek kunci jawaban
menggunakan empat kriteria untuk validasi modul yaitu kesesuaian kunci jawaban
dengan soal, kemudahan dalam menggunakan kunci jawaban, kejelasan isi,
kejelasan susunan kalimat, dan kemudahan memahami kunci jawaban. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(o).
p. Umpan Balik
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase rata-rata hasil validasi terhadap
aspek umpan balik sebesar 75% yang berarti cukup valid. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, maka umpan balik tidak perlu direvisi.Aspek umpan balik
meliputi kemudahan memahami petunjuk umpan balik, kejelasan isi, dan
kejelasan susunan kalimat. Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 1(p).
q. Suplemen Materi
Kriteria aspek suplemen materi meliputi kemudahan memahami isi materi,
kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, kesesuaian dengan tujuan hasil belajar,
konstruksi konsep cukup jelas, kedalaman materi sudah cukup, dan keluasan
materi sudah cukup. Hasil analisis beberapa kriteria tentang aspek suplemen
materi menunjukkan persentase rata-rata sebesar 73,80% yang berarti cukup valid.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka suplemen materi tidak perlu direvisi.
Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(q).
r. Daftar Rujukan
Aspek kunci jawaban mempunyai tiga kriteria yaitu kesesuaian daftar
rujukan dengan materi, sistematika penulisan daftar rujukan, dan kemudahan
memahami daftar rujukan. Penilaian terhadap aspek daftar rujukan menunjukkan
persentase rata-rata sebesar 72,22% yang berarti cukup valid sehingga daftar
rujukan tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(r).
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Analisis Volumetri dengan Model
Learning Cycle 5 Fase
Berdasarkan pada Tabel 4.4 dapat dideskripsikan data hasil validasi
terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri yang
menggunakan model Learning Cycle 5 Fase sebagai berikut.
a. Kompetensi
Aspek kompetensi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
memiliki dua kriteria penilaian yaitu kemudahan memahami kalimat dan kejelasan
susunan kalimat dan bahasa. Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa aspek
kompetensi memiliki persentase 75% yang berarti cukup valid. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak perlu dilakukan revisi terhadap kompetensi. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2(a).
b. Indikator
Secara umum data hasil validasi terhadap indikator dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah cukup valid dengan persentase rata-rata
sebesar 75%. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka indikator dalam RPP tidak
perlu direvisi.Kriteria indikator meliputi kesesuaian dengan kompetensi,
mengukur kompetensi tertentu, dan penulisan telah operasional. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2(b).
c. Tujuan Hasil Belajar
Hasil penilaian yang diperoleh terhadap aspek tujuan hasil belajar adalah
cukup valid dengan persentase rata-rata sebesar 75%. Aspek tujuan hasil belajar
meliputi kesesuaian dengan kompetensi, kemudahan memahami kalimat, dan
kejelasan susunan kalimat dan bahasa. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka
tujuan pembelajaran tidak perlu direvisi. Data hasil penilaian tersebut dapat dilihat
pada Lampiran 2(c).
d. Uraian Materi
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa persentase rata-rata hasil validasi
terhadap aspek uraian materi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebesar 76,56% yang berarti valid. Aspek uraian materi memiliki delapan kriteria
penilaian yaitu kesesuaian dengan kompetensi, kemudahan memahami isi materi,
kejelasan isi, kejelasan susunan kalimat, kesesuaian dengan tujuan hasil belajar,
konstruksi konsep cukup jelas, kedalaman materi sudah cukup, dan keluasan
materi sudah cukup. Hal ini menunjukkan bahwa uraian materi tidak perlu
direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(d).
e. Skenario Pembelajaran
Kriteria penilaian tentang skenario pembelajaran dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi adanya fase engagement yang
memberikan pengetahuan awal mengenai materi yang dipelajari, adanya fase
exploration yang memberikan kesempatan siswa mengeksplor pengetahuannya
dalam kegiatan percobaan, adanya fase explanation yang mengenalkan konsep
secara mendalam dan memberikan informasi serta memberikan definisi-definisi
formal, adanya fase elaboration yang memberikan kesempatan siswa untuk
menerapkan konsep pada situasi baru, dan adanya fase evaluation yang
memberikan kesempatan siswa untuk menguji pemahamannya mengenai konsep
secara menyeluruh.
Hasil validasi dari dua validator memiliki persentase rata-rata sebesar
77,50%. Hal ini menunjukkan bahwa skenario pembelajaran sudah valid dan tidak
perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1(e).
Komentar dan saran dari validator mengenai skenario pembelajaran yaitu
(1) agar dalam tahap kegiatan awal (pendahuluan), guru sebaiknya melakukan
absensi terhadap masing-masing siswa yang bertujuan agar lebih mengenal siswa,
(2) media pembelajaran yang digunakan dalam RPP sebaiknya disebutkan berupa
alat-alat praktikum atau video pembelajaran tentang titrasi, dan (3) penulisan
sumber belajar sebaiknya lebih spesifik, maka pengembang merevisi hal tersebut.
Hasil revisi disajikan pada revisi rencana pelaksanaan pembelajaran pada Tabel
4.7 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada rencana pelaksanaan pembelajaran materi
analisis volumetri. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2(f).
f. Lembar Penilaian
Lembar penilaian dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memiliki
tiga kriteria yaitu kesesuaian lembar penilaian dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), kemudahan bahasa dalam lembar penilaian untuk dipahami,
dan kelengkapan isi. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa persentase terhadap aspek
lembar penilaian sebesar 75% yang berarti cukup valid. Hal ini menunjukkan bahwa
lembar penilaian tidak perlu direvisi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
2(f).
C. Revisi Produk Pengembangan
1. Modul Analisis Volumetri dengan model Learning Cycle 5 Fase
Bagian modul yang direvisi secara terperinci terdapat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Revisi Modul Analisis Volumetri
No. Aspek Hal. Sebelum Direvisi
Sesudah Direvisi
1. Kata Pengantar
i-ii Penulisan kata pengantar dengan cara rata kiri
Penulisan kata pengantar dengan cara rata kanan dan kiri
2. Petunjuk Penggunaan Modul
iv Dalam petunjuk penggunaan modul untuk siswa tidak diberi arah panah.
Petunjuk penggunaan modul untuk siswa lebih diperjelas dengan memberi tanda panah.
3. Model Pembelajaran dalam Modul
vi Dalam fase exploration tidak disebutkan adanya tahapan siswa mengembangkan prosedur percobaan dan mendiskusikan hasil
Dalam fase exploration disebutkan adanya tahapan siswa mengembangkan prosedur percobaan dan mendiskusikan hasil
4. Kompetensi ix Dalam penulisan kompetensi dasar tidak disebutkan materi yang akan dibahas dalam modul.
Dalam penulisan kompetensi dasar disebutkan materi yang akan dibahas dalam modul.
5. Kegiatan Belajar Siswa
Pertanyaan hal. 21, no.3 pada fase explanation pada kegiatan belajar I membahas mengenai perhitungan kemurnian asam sitrat.
Pertanyaan hal. 21, no.3 pada fase explanation pada kegiatan belajar I sebaiknya dihilangkan karena dianggap terlalu sulit.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran analisis volumetri dengan model
Learning Cycle 5 Fase
Bagian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang direvisi secara
terperinci terdapat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Analisis Volumetri
Aspek Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi Skenario Pembelajaran
• Pada tahap pendahuluan guru menanyakan presensi siswa.
• Penulisan media pembelajaran dalam bentuk buku
• Penulisan sumber belajar kurang
spesifik
• Pada tahap pendahuluan guru mempresensi siswa satu persatu dengan harapan dapat mengenal siswa.
• Penulisan media pembelajaran dalam bentuk alat (alat-alat kimia atau video tentang titrasi)
• Penulisan sumber belajar lebih spesifik
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Modul Analisis Volumetri yang dikembangkan terdiri dari 4 kegiatan
belajar yaitu kegiatan belajar I (Titrasi Asidi-Alkalimetri), kegiatan belajar
II (Titrasi Argentometri), kegiatan belajar III ( Titrasi Iodo-Iodimetri), dan
kegiatan belajar IV (Titrasi Kompleksometri). Tiap-tiap kegiatan belajar
terdiri dari 5 fase, yaitu fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi
(exploration), fase penjelasan (explanation), fase penerapan konsep
(elaboration), dan fase evaluasi (evaluation).
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan terdiri dari
RPP I membahas tentang dasar-dasar analisis volumetri, RPP II
membahas tentang analisis berdasarkan reaksi penetralan yang
dikhususkan titrasi asidi-alkalimetri, RPP III membahas tentang analisis
berdasarkan reaksi pengendapan yang dikhususkan titrasi argentometri,
RPP IV membahas tentang analisis berdasarkan reaksi oksidasi-reduksi
yang dikhususkan titrasi iodo-iodimetri, dan RPP V membahas tentang
analisis berdasarkan reaksi pembentukan kompleks yang dikhususkan
titrasi kompleksometri.
3. Hasil validasi modul yang dikembangkan diperoleh persentase rata-rata
sebesar 77,49% dengan kriteria penilaian valid. Hasil validasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan diperoleh persentase
rata-rata sebesar 75,67% dengan kriteria penilaian cukup valid.
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan persentase tersebut adalah modul
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri sudah
layak untuk dilakukan uji lapangan atau validasi empirik oleh guru dalam
pembelajaran analisis volumetri di kelas XI SMK program keahlian
analisis kimia.
B. Saran
Beberapa saran yang berkaitan dengan pengembangan Modul dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) analisis volumetri adalah sebagai
berikut.
1. Validasi produk hasil pengembangan sebaiknya dilanjutkan pada tahap uji
coba lapangan awal (tahap keempat dari model Borg dan Gall).
2. Proses validasi terhadap produk pengembangan sebaiknya dilakukan
terhadap beberapa guru sehingga diperoleh banyak masukan dan saran
terhadap penyempurnaan produk.
3. Selama proses pembelajaran sebaiknya guru bertindak sebagai fasilitator
yang mengarahkan siswa agar dapat belajar secara aktif dan mandiri dengan
menggunakan modul.
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, M. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang: UM press. Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT.Rineka Cipta. Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional.
Dasna, I. W dan Sutrisno (Eds). 2005. Model-model Pembelajaran
Konstruktivistik dalam Pengajaran Sains-Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Iskandar, S.M. 2004. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik dalam Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Mardalis. 2002. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: PT
Bumi Aksara. Masyrufah. 2007. Pengembangan Modul Termokimia Model Learning Cycle 5-E
untuk SMA/MA Kelas XI Semester I sebagai Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Nikmah, H. 2008. Pengembangan Modul Pemisahan Campuran untuk SMP/MTs
Kelas VII Semester I dengan Model Learning Cycle 5 Fase berdasarkan Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Nurliana, E. 2007. Implementasi Modul Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-
hari berbasis Learning Cycle pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Nganjuk. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Pannen, P. 2001. Pendidikan sebagai Sistem. Jakarta: Dirjen pendidikan. Saukah, A., Sukarnyana, I.W. & Waseso, M.G. 2000. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah Edisi Keempat. Malang: Universitas Negeri Malang. Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Kanisius. Suparno, P.1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius. Yustisia, A. 2008. Pengembangan Modul Perubahan Fisika dan Kimia untuk
SMP/MTs Kelas VII dengan Model Belajar Learning Cycle 5 Fase sebagai Penunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tasrifah
NIM : 105331479019
Jurusan/Prodi : Kimia/Pendidikan Kimia
Fakultas/Program : MIPA/S1
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Februari 2010 Yang membuat pernyataan
Tasrifah NIM 105331479019
Lampiran 1: Data Nilai Persentase Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri
a. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Halaman Depan (Cover)
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Persentase
Kriteria
a 3 10
83,33
Valid
b 3 10
83,33
Valid
c 3 10
83,33
Valid
d 3 10
83,33
Valid
e 3 9 75 Cuku
p valid
f 3 9 75 Cukup
valid
Rata-rata 3
9,67
80,58
Valid
b. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kata Pengantar
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Persentase
Kriteria
a 3 9 75 Cuku
p Valid
b 3 10
83,33
Valid
c 3 10
83,33
Valid
d 3 10
83,33
Valid
Rata-rata 3
9,75
81,25
Valid
c. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Petunjuk Penggunaan Modul
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 9 75 Cuku
p Valid
b 3 9 75 Cukup Valid
c 3 9 75 Cukup Valid
d 3 9 75 Cukup
Valid
Rata-rata 3 9 75
Cukup
valid
d. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Tahap-Tahap Penggunaan Modul
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 11
91,67
Valid
b 3 10
83,33
Valid
c 3 10
83,33
Valid
Rata-rata 3
10,3
86,11
Valid
e. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Model Pembelajaran dalam Modul
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 9 75 Cuku
p Valid
b 3 866,67
Cukup
Valid
c 3 9 75 Cuku
p Valid
Rata-rata 3
8,6
72,22
Cukup
Valid
7
f. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Daftar Isi
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 11
91,67
Valid
b 3 11
91,67
Valid
c 3 11
91,67
Valid
Rata-rata 3 1
1
91,67
Valid
g. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Daftar Gambar
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 11
91,67
Valid
b 3 11
91,67
Valid
c 3 11
91,67
Valid
Rata-rata 3 1
1
91,67
Valid
h. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Daftar Tabel
Item Pertanyaan
Option ∑
responden
∑ ni
Rata-ra
Kriteria
lai
ta
a 3 10
83,33
Valid
b 3 9 75 Cuku
p Valid
c 3 10
83,33
Valid
Rata-rata 3
9,67
80,58
Cukup
Valid
i. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kompetensi
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 9 75 Cuku
p Valid
b 3 866,67
Cukup
Valid Rata-rata 3 8
,5
70,83
Cukup
Valid
j. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kegiatan Belajar Siswa
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 866,67
Cukup
valid
b 3 9 75 Cuku
p valid
c 3 1 83 Valid
0 ,33
d 3 10
83,33
Valid
e 3 9 75 Cuku
p valid
f 3 866,67
Cukup
valid
g 3 9 75 Cuku
p valid
h 3 9 75 Cuku
p valid
i 3 9 75 Cuku
p valid
j 3 10
83,33
Valid
Rata-rata 3
9,10
75,83
Cukup
valid
k. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Gambar
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 866,67
Cukup Valid
b 3 866,67
Cukup Valid
c 3 9 75 Cukup Valid
d 3 9 75 Cukup Valid
Rata-rata 3
8,5
70,83
Cukup Valid
l. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Tabel
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 9 75 Cuku
p Valid
b 3 9 75 Cuku
p Valid
c 3 9 75 Cuku
p Valid
Rata-rata 3 9 75
Cukup
Valid
m. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Rangkuman
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 9 75 Cuku
p Valid
b 3 9 75 Cuku
p Valid
c 3 866,67
Cukup
Valid
Rata-rata 3
8,67
72,22
Cukup
Valid
n. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Soal Pendalaman
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ n
Rata-
Kriteria
ilai
rata
a 3 10
83,33
Valid
b 3 9 75 Cukup Valid
c 3 9 75 Cukup Valid
d 3 866,67
Cukup Valid
Rata-rata 3 9 75
Cukup
valid
o. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kunci Jawaban
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 10
83,33
Valid
b 3 9 75 Cukup Valid
c 3 9 75 Cukup Valid
d 3 9 75 Cukup Valid
e 3 866,67
Cukup valid
Rata-rata 3 9 75
Cukup
Valid
p. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Umpan Balik
Item Pertanyaan
Option ∑
responden
∑ ni
Rata-ra
Kriteria
lai
ta
a 3 9 75 Cukup Valid
b 3 9 75 Cukup Valid
c 3 9 75 Cukup Valid
Rata-rata 3 9 75
Cukup
Valid
q. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Suplemen Materi
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 9 75 Cuku
p valid
b 3 9 75 Cuku
p valid
c 3 9 75 Cuku
p valid
d 3 9 75 Cuku
p valid
e 3 866,67
Cukup
valid
f 3 9 75 Cuku
p valid
g 3 9 75 Cuku
p valid
Rata-rata 3
8,85
73,81
Cukup
Valid
r. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Daftar Rujukan
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Rata-rata
Kriteria
a 3 866,67
Cukup Valid
b 3 9 75 Cukup Valid
c 3 9 75 Cukup Valid
Rata-rata 3
8,67
72,22
Cukup Valid
Lampiran 2: Data Nilai Persentase Hasil Validasi Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran Analisis Volumetri
a. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Kompetensi
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Persentase
Kriteria
a 2 6 75 Cuku
p valid
b 2 6 75 Cuku
p valid
Rata-rata 2 6 75
Cukup
valid b. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Indikator
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Persentase
Kriteria
a 2 6 75 Cukup Valid
b 2 6 75 Cukup Valid
c 2 6 75 Cukup
Valid
Rata-rata 2 6 75
Cukup
Valid c. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Uraian Materi
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Persentase
Kriteria
a 2 6 75 Cukup Valid
b 2 6 75 Cukup Valid
c 2 6 75 Cukup Valid
Rata-rata 2 6 75
Cukup
Valid d. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Uraian Materi
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Persentase
Kriteria
a 2 6 75 Cuku
p Valid
b 2 787,50
Valid
c 2 6 75 Cuku
p Valid
d 2 6 75 Cuku
p Valid
e 2 6
75 Cuku
p Valid
f 2 6
75 Cuku
p Valid
g 2 6
75 Cuku
p Valid
h 2 6
75 Cuku
p Valid
Rata-rata 2
6,1
76,56
Valid
e. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Skenario Pembelajaran
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Persentase
Kriteria
a 2 7 87,5 Valid
b 2 6 75 Cuku
p Valid
c 2 6 75 Cuku
p Valid
d 2 6 75 Cuku
p Valid
e 2 6
75 Cuku
p Valid
Rata-rata 2
6,2
77,50
Valid
f. Data Nilai Persentase Hasil Validasi Lembar Penilaian
Item Pertanyaan
Option
∑ responden
∑ nilai
Persentase
Kriteria
a 2 6 75 Cukup
Valid
b 2 6 75 Cukup Valid
c 2 6 75 Cukup Valid
Rata-rata 2 6 75
Cukup
Valid
Lampiran 3: Rekapan Hasil Validasi Modul Analisis Volumetri
Aspek yang Dinilai Item Pertanyaan
Validator V1
V2
Halaman Depan (Cover) a 4 3
b 4 3 c 3 4 d 3 4 e 3 3
f 3 3
Kata Pengantar a 3 3
b 3 4 c 3 3
d 3 3
Petunjuk Penggunaan Modul
a 3 3
b 3 3 c 2 3
d 3 3
Petunjuk Penggunaan Modul
a 3 4
b 3 3
c 2 3
Model Pembelajaran dalam Modul
a 3 3
b 2 3
c 3 3
Daftar Isi a 4 3
b 4 3
c 4 3
Daftar Gambar a 4 3
b 4 3
c 4 3
Daftar Tabel a 4 3
b 3 3
c 4 3
Kompetensi a 3 3
b 2 3
Kegiatan Belajar Siswa a 2 3
b 3 3 c 3 3 d 3 3 e 3 3 f 2 3 g 3 3 h 3 3 i 3 3
j 3 3
Lanjutan Tabel
Aspek yang Dinilai Item Pertanyaan
Validator V1
V2
Gambar a 2 3
b 2 3 c 3 3 d 3 3
Tabel a 3 3
b 3 3
c 3 3
Rangkuman a 3 3
b 3 3
c 2 3
Soal Pedalaman a 3 3
b 3 3 c 3 3 d 2 3
Kunci Jawaban a
3 3
b 3 3 c 3 3 d 3 3 e 2 3
Umpan Balik a 3 3
b 3 3 c 3 3
Suplemen Materi a 3 3
b 3 3 c 3 3 d 3 3 e 2 3 f 3 3 g 3 3
Daftar Rujukan a 2 3
b 3 3 c 3 3
Lampiran 4: Rekapan Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Analisis Volumetri
Aspek yang Dinilai Item Pertanyaan
Validator
V2
Kompetensi a 3
b 3
Indikator a 3
b 3 c 3
Tujuan Hasil Belajar a 3
b 3 c 3
Uraian Materi a 3
b 3 c 3 d 3 e 3 f 3 g 3 h 3
Skenario Pembelajaran a 3
b 3 c 3 d 3 e 3
Lembar Penilaian a 3
b 3 c 3
Keterangan : V1 adalah Dosen Kimia V2 dan V3 adalah Guru kimia SMK Negeri 7 Malang V1 = Drs. Muhammad Shodiq Ibnu, M.Si V2 = Tri Pangastuti, S.Pd V3 = Yanuarita Tri Harini, S.Si
ANGKET VALIDASI DOSEN
1. Berikan penilaian Anda secara objektif.
2. Penilaian atas produk pengembangan modul ini menginformasikan
ketepatan, kesesuaian, kelayakan, dan kemenarikan modul pembelajaran.
3. Kontribusi anda apapun bentuknya pada angket ini sangat bermanfaat
untuk menilai kelayakan pengembangan modul pembelajaran ini.
4. Berilah tanda cek list (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai
menurut pendapat Anda, yaitu:
Angka 4 berarti = sangat baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 3 berarti = baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 2 berarti = kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 1 berarti = sangat kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
5. Untuk saran terbuka dari Anda, isilah di tempat yang disediakan.
ANGKET VALIDASI GURU
1. Berikan penilaian Anda secara objektif.
2. Penilaian atas produk pengembangan modul ini menginformasikan
ketepatan, kesesuaian, kelayakan, dan kemenarikan modul pembelajaran.
3. Kontribusi anda apapun bentuknya pada angket ini sangat bermanfaat
untuk menilai kelayakan pengembangan modul pembelajaran ini.
4. Berilah tanda cek list (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai
menurut pendapat Anda, yaitu:
Angka 4 berarti = sangat baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 3 berarti = baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 2 berarti = kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 1 berarti = sangat kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
5. Untuk saran terbuka dari Anda, isilah di tempat yang disediakan.
ANGKET VALIDASI GURU
1. Berikan penilaian Anda secara objektif.
2. Penilaian atas produk pengembangan modul ini menginformasikan
ketepatan, kesesuaian, kelayakan, dan kemenarikan modul pembelajaran.
3. Kontribusi anda apapun bentuknya pada angket ini sangat bermanfaat
untuk menilai kelayakan pengembangan modul pembelajaran ini.
4. Berilah tanda cek list (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai
menurut pendapat Anda, yaitu:
Angka 4 berarti = sangat baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 3 berarti = baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 2 berarti = kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
Angka 1 berarti = sangat kurang baik/menarik/layak/mudah/sesuai/tepat
5. Untuk saran terbuka dari Anda, isilah di tempat yang disediakan.
D
PenTa
PembDrs. Darso
Dra. Na
nyusun: asrifah
bimbing:ono Sigit, Mazriati, M.
M.Pd .Si
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmatNya sehingga modul ”Analisis Volumetri” dapat
selesai dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta orang‐orang yang Istiqamah di jalan‐Nya. Adanya
perubahan paradigma pembelajaran dari behaviorisme ke konstruktivisme
menuntut siswa untuk dapat belajar secara aktif dan mandiri dalam
membangun pengetahuannya tanpa harus tergantung pada guru. Untuk
memenuhi tuntutan tersebut, maka disusunlah modul ”Analisis Volumetri”
sebagai media pembelajaran.
Dalam pendekatan konstruktivistik dikembangkan model, metode,
strategi maupun pendekatan‐pendekatan pembelajaran baru yang digunakan
untuk mendukung proses pembelajaran. Salah satu model yang
dikembangkan dalam pembelajaran konstruktivistik ini adalah model
Learning Cycle 5 Fase. Model pembelajaran ini menghubungkan pengetahuan
awal siswa untuk membentuk pengetahuan baru melalui beberapa tahapan
atau fase yaitu engagement (membangkitkan minat dan rasa keingintahuan),
exploration (eksplorasi), explanation (penjelasan konsep), elaboration
(penerapan konsep), dan evaluation (evaluasi).
Penyusun berharap dengan modul ”Analisis Volumetri”, para siswa
dapat memahami ilmu kimia, khususnya materi analisis volumetri dengan
mudah, aktif, dan mandiri, serta dapat membangun sendiri pengetahuannya.
Modul ”Analisis Volumetri” diharapkan pula dapat digunakan sebagai salah
satu contoh penerapan pembelajaran kontekstual dengan model Learning
Cycle 5 Fase. Modul ini berisi 4 kegiatan belajar, yaitu:
1. kegiatan belajar 1 : titrasi asidi‐alkalimetri
2. kegiatan belajar 2 : titrasi argentometri
3. kegiatan belajar 3 : titrasi iodo‐iodimetri
4. kegiatan belajar 4 : titrasi kompleksometri
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul ”Analisis Volumetri” masih
banyak kekurangan/kelemahan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi isi, sistematika, penulisan, maupun penuturannya. Untuk itu
penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
penyempurnaan modul ini. Akhir kata, penyusun ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada Bapak Drs. Darsono Sigit, M.Pd dan Ibu
Dra. Nazriati, M.Si yang telah membimbing penyusunan modul, serta
semua pihak yang telah membantu terselesainya modul ”Analisis
Volumetri”.
Penyusun
Membkriter
Mempterdapat
jawab
Pada faskepada
Pada tahatau
Explor
Pada tasiswa un
pen
Pada tadengan psiswa b
fenomen
Menjela
berikan kesria penilaian
ke
perhatikan st pada moduban sebelum
se Elaboratisiswa untuk
menge
hap Explanamemantapkration denga
ahap Explorntuk belaja
dengan kndapat, argu
pertanya
ahap Engagpertanyaan
bukan dengana di luar p
askan tugas
empatan pan yang telahegiatan bela
siswa pada ul. Jangan m mereka m
ion dan Evak mengerjaetahui tingk
ation, guru mkan konsepan konsep b
ration, guruar dalam konkelompok mumen, atau aan yang ter
gement, gurn-pertanyaanan menyamersepsi, pem
-tugas yangpenggu
ada siswa yh ditentukaajar dalam m
saat mengemembiarka
mengerjakan
aluation, gurkan soal-sokat penguas
mengajak sip siswa yangbaru yang b
u memberiknteks pema
mereka untu jawaban terdapat pada
ru mencoban atau feno
mpaikan sesmahaman a
g dilakukanunaan modu
yang belum an dengan mmodul.
erjakan soaan siswa men semua soa
ru memberioal secara msaan siswa.
iswa menemg diperoleh belum dipah
an kesempaakaian bersauk menyatak
rhadap pera kegiatan i
a mengawalimena yang uatu yang a
atau penget
n siswa dengul.
memenuhi mengulangi
al-soal yang embuka kunal evaluasi.
i kesempatamandiri untu
mukan konsdari tahap
hami siswa.
atan kepadaama (sharinkan tanyaan-ini.
i pengajaran menarik baabstrak ataahuan sisw
gan petunju
nci
an uk
sep
a ng)
n agi
au wa.
uk
Membpetunju
dansisw
langkah
Bila Akesu
dengan
Tentumenggutelah di
Laselanjutmemenkemba
belum
baca dan muk penggunn petunjuka, serta perh-langkah p
modul.
Anda menlitan, diskn teman a
Anda.
ukan skor Aunakan umsediakan panjutkan ktnya, jika snuhi kriteriali materi, jim mencuku
memahami naan moduk untuk rhatikan penggunan
ngalami kusikan atau guru
Anda dengapan balik y
pada modulke materi kor Anda tia dan pelajika skor Anupi kriteria
PETUMemberi
m
l
n
an yang l ini.
telah jari nda a.
NJUK PENinformasi b
memudahka
Membmateri modul
menjawdi te
Mengerjaakhir kemengeta
Anda tterdap
jangan sebelum
so
GGUNAANentuk dan is
an penggunaa
aca dan me yang terdal secara cer
wab setiap pempat yangdisediakan
akan soal-egiatan mohui tingkaterhadap m
pat dalam melihat ku
m Anda meoal-soal te
N MODUL si modul untuanya.
emahami apat pada rmat dan pertanyaan g telah n.
-soal tes podul ini unat penguasmateri yanmodul. Daunci jawabenyelesaikrsebut.
uk
pada ntuk saan ng an ban kan
Dalam modul ”Analisis Volumetri”, Anda akan mempelajari materi Analisis Volumetri. Modul ”Analisis Volumetri” dikembangkan menjadi 4 kegiatan belajar, yaitu:
5. kegiatan belajar 1 : Titrasi Asidi‐Alkalimetri 6. kegiatan belajar 2: Titrasi Argentometri 7. kegiatan belajar 3 : Titrasi Iodo‐Iodimetri 8. kegiatan belajar 4 : Titrasi Kompleksometri
Bentuk penyajian materi dalam modul ini disusun berdasarkan model
pembelajaran Learning Cycle 5 Fase. Adapun tahapan‐tahapan dalam Learning Cycle 5 Fase adalah sebagai berikut:
Bertujuan mengaitkan topik dengan gejala/peristiwa yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar dan akrab dengan siswa.
Bertujuan melakukan eksplorasi dengan mengamati,mengidentifikasi, mengembangkan prosedur percobaan dan membuat kelompok belajar kooperatif dengan mendiskusikan hasil percobaan.
Berfungsi untuk menjelaskan konsep atau pembahasan berdasarkan hasil kegiatan exploration, berupa uraian pertanyaan dari materi yang dipelajari. Berfungsi merangsang, melatih, dan mendorong keterampilan dalam menyelesaikan soal‐soal.
Berfungsi untuk mengetahui pengalaman yang telah diperoleh siswa dan sebagai refleksi untuk melakukan siklus lebih lanjut yaitu untuk pembelajaran pada konsep berikutnya
Halaman Kata Pengantar ....................................................................................... i Petunjuk untuk Guru ............................................................................... iii Petunjuk untuk Siswa .............................................................................. iv Tahap-tahap Penggunaan Modul ............................................................ v Model yang digunakan dalam modul ...................................................... vi Daftar isi .................................................................................................. vii
Daftar gambar.......................................................................................... viii Kurikulum ............................................................................................... ix Pengantar Volumetri ....................................Peralatan Analisis Volumetri .................................................................. 2 Kegiatan Belajar 1 : Titrasi Asidi-Alkalimetri
A. Engagement ................................................................................ 5 B. Exploration .................................................................................. 6 C. Explanation ................................................................................. 16 D. Elaboration ................................................................................. 22 E. Evaluation .................................................................................... 26
Kegiatan Belajar 2 : Titrasi Argentometri A.Engagement…………………………………………………….. 29 B.Exploration……………………………………………………... 30 C.Explanation……………………………………………………... 45 D.Elaboration……………………………………………………… 51 E.Evaluation………………………………………………………. 53
Kegiatan Belajar 3 : Titrasi Iodo-iodimetri A. Engagement ................................................................................ 55 B.Exploration .................................................................................. 56 C.Explanation ................................................................................. 68 D.Elaboration ................................................................................. 75 E.Evaluation .................................................................................... 78
Kegiatan Belajar 4: Titrasi Kompleksometri A.Engagement .................................................................................. 80 B.Exploration……………………………………………………... 81 C.Explanation……………………………………………………... 91 D.Elaboration……………………………………………………… 94 E.Evaluation………………………………………………………. 98 Rangkuman ............................................................................................ 99 Soal Pendalaman .................................................................................... 100 Kunci Jawaban Soal ................................................................................ 103 Umpan Balik ........................................................................................... 111 Daftar Rujukan ........................................................................................ 112
Gambar Halaman
1.1 Lahan Gambut ............................................................................................... 5
1.2 Cuka Tetes ..................................................................................................... 5
1.3 Lambung ........................................................................................................ 22
2.1 Garam ............................................................................................................ 29
3.1 Buah Jeruk ..................................................................................................... 55
3.2 Kaporit ........................................................................................................... 55
4.1 Air .................................................................................................................. 80
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Dan Indikator Yang digunakan, disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu:
STANDAR KOMPETENSI 8. Melakukan Analisis Titrimetri
KOMPETENSI DASAR
Peralatan Analisis Volumetri Di bawah ini merupakan peralatan yang umum dipakai untuk keperluan titrasi antara lain buret dan statis, erlenmeyer, labu ukur, pipet ukur, gelas arloji, pipet tetes, dan karet penghisap.
Gambar Alat Nama & Fungsi ANALISIS VOLUMETRI
ASIDI‐ALKALIMETRI ARGENTOMETRI KOMPEKSOMETRI OKSIDIMETRIASIDI‐ALKALIMETRI ARGENTOMETRI KOMPEKSOMETRI IODO‐IODIMETRI
B
Buret dtitran, badalah b50 mL. atas danStatis dburet (mwaktu t
Erlenmmeletakdiperguadalah umudah mudah
Untuk mdengan 10, ataugunakanmenggukarena ppresisi. dalam b
Buret dan S
dipakai sebagbiasanya yanburet denganSkala 0 ada
n 50 ada di bdipakai untukmeletakkan btitrasi.
Erlenmey
meyer dipakaikkan analit. Bunakan untukukuran 250 mdipegang damelihat anal
Pipet Uku
mengambil avolume tert
u 25 mL makn pipet ukurunakan gelaspipet ukur lePipet ukur t
banyak ukur
tatis
gai tempat ng dipakai n volume
a dibagian bawah. k menahan buret) pada
er
i untuk Biasa yang k titrasi mL agar
ang lebih lit.
ur
analit tentu misal ka r, jangan s ukur ebih tersedia an.
Alat inimembudengan misalnyJangan untuk mstandar presisi.
Pipet teuntuk myang akwaktu t
Untmenim
untuk jangan
akanmegg
K
Gunauntuk mwaktupipet
tergber
mengh
Labu Uku
i dipakai untuat larutan st
volume tertya 10, 25, 50gunakan bea
membuat larusebab labu u
Pipet Tete
etes biasanyamengambil inkan digunakatitrasi.
Gelas Arlo
tuk alas padambang zat klarutan standn mengunakn tetapi Andgunakan gela
Karet Pengh
akan karet pemengambil au Anda mengt ukur. Jika agolong zat yarbahaya Andisapnya deng
ur
tuk andar tentu 0 mL. aker glass utan ukur lebih
es
a dipakai ndikator an pada
oji
a waktu kimia (zat dar) maka
kan kertas da harus as arloji.
hisap
enghisap analit pada ggunakan analitnya ang tak da bisa gan mulut.
TITRASI ASIDI-ALKALIMETRI
Standar Kompetensi Melakukan Analisis titrimetri
Kompetensi Dasar Menjelaskan dasar-dasar analisis titrimetri Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan
Indikator Titrimetri dan jenis-jenis titrimetri diidentifikasi. Larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi serta kurva titrasi diidentifikasi
Analisis titrimetri berdasarkan reaksi penetralan diidentifikasi reaksinya
Analisis titrimetri berdasarkan reaksi penetralan ditentukan perhitungannya
Gb. 1.1http://imag
Pada malkalimemelakukUntuk dpernyata
Boto
warung Apakah makanancuka? Pasam cucara meterkandugunakandari alaborato
Untuk lekegiatan
1 lahan gambges.google.co
EN
modul ini etri. Apa yakan titrasi? dapat menaan berikut
ol cuka bibakso atatujuan
n? ApakahPernahkah uka dalam enghitung kung di dalan untuk measam cukorium?
ebih meman dalam fas
ut o.id
NGAG
kita akanang dimaks
njawab pet ini.
Pernahgambuorganikdari tmengglahan g
iasa ditemau di dappenambah
h rumus Anda mengbotol cuk
kadar darimnya? Metoengetahui ka dalam
ahami menge exploratio
GEME
n mempelasud denga
rtanyaan-pe
hkah Andaut? Tanah k yang santanah gam
gunakan pugambut?
mukan di wpur rumahhan cuka kimia dargamati kadka? Bagaim asam cukode apa yankeakuratan
m makan
genai titrasion!
ENT
ajari mengan titrasi?
ertanyaan
a mendengambut
ngat tinggi. mbut? Menupuk yang
warung-h Anda. a pada ri asam dar dari manakah ka yang ng Anda n kadar
nan di
si Asidi-Alk
Gb. 1.2 cwww.image
genai titraMengapa k
di atas,
ngar istilamenganduBagaimana
ngapa parbersifat b
kalimetri, la
cuka teteses.google.com
asi asidi-kita perlu
simaklah
ah tanah ng asam akah sifat ra petani basa pada
akukanlah
m
U
k
Untuk leb
kegiatan-ke
Pertany
1. Apak
oksa
dala
Kegia
_________________________________
EXP
bih memah
egiatan ber
Pembu
yaan :
kah yang a
alat? Tulisk
am kegiatan
Tujuan :
Alat dan - Labu - Pipet
atan 1.1
_________________________________________________________________________________________________________________________
PLOR
hami titra
ikut ini!
uatan L
akan Anda
kanlah pro
n ini!
siswa dapa
Bahan : takar volume
_________________________________________________________________________________________________________________________
RATI
asi asidi-a
Larutan
lakukan d
osedur ker
at membua
- -
_________________________________________________________________________________________________________________________
ION
alkalimetri,
n Asam O
dalam mem
rja yang a
at larutan
asam oks akuades
_________________________________________________________________________________________________________________________
maka la
Oksalat
mbuat laru
akan Anda
baku Asam
alat
______________________________________________________________________________________________________________
akukanlah
t 0,1 N
utan asam
a lakukan
m Oksalat
___________________________________________________________________________________________________
t
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Pertanyaan :
1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga
diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!
Tujuan : membuat larutan baku NaOH Alat dan Bahan:
- Labu takar 1000 mL - Akuades
- Gelas arloji - NaOH kristal
- Gelas beker
Prosedur percobaan (masih acak): a. Larutkan dengan sedikit akuades dalam gelas beker. b. Timbang dengan teliti massa NaOH kristal yang diperlukan
dalam gelas arloji yang telah ditimbang. c. Simpan larutan dalam tempat tertutup. d. Kocok sehingga semua endapan larut. e. Masukkan dalam labu takar 1000 mL, diencerkan hingga
volume larutan 1000 mL (sampai tanda batas).
Kegiatan 1.2
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatanmu!
Aspek Keterangan Massa NaOH Volume akuades Konsentrasi NaOH dari perhitungan teoritis
Standarisasi larutan NaOH
Pertanyaan :
1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga
diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!
Tujuan : siswa dapat membuat larutan standar NaOH 0,1 N Alat dan Bahan :
- Larutan Asam Oksalat - Pipet tetes - Erlenmeyer - Fenolftalein - Buret - Larutan NaOH dari kegiatan 1.1 - Statif
Prosedur Percobaan (Masih Acak): a. Titrasi larutan asam oksalat yang telah anda buat dengan
larutan NaOH yang akan ditentukan konsentrasinya. b. Pipet 25 mL larutan asam oksalat ke dalam erlenmeyer. c. Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein dan kocok. d. Hitung normalitas larutan NaOH tersebut.
Kegiatan 1.3
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatanmu!
No. Hal Keterangan 1. Warna larutan asam oksalat 2. Konsentrasi larutan asam oksalat 3. Volume NaOH saat titik akhir titrasi 4. Konsentrasi NaOH sebelum standarisasi 5. Konsentrasi NaOH setelah standarisasi
4. Tuliskan persamaan reaksi dalam percobaan ini!
5. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
pembahasan, dan kesimpulan!
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Standarisasi larutan HCl
Pertanyaan :
1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga
diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!
2.
3.
4.
Tujuan : melakukan standarisasi larutan baku HCl Alat dan Bahan
- Larutan HCl yang telah tersedia
- Gelas arloji - Erlenmeyer - Buret - Statif - Pipet tetes - Larutan NaOH hasil standarisasi pada kegiatan 1.3
Prosedur percobaan (masih acak): a. Isilah buret dengan larutan NaOH yang telah
distandarisasi. b. Ulangi prosedur percobaan sebanyak 3 kali dan hitunglah
volume rata-rata. c. Masukkan 20 mL larutan HCl dan 3 tetes fenolftalein ke
dalam erlenmeyer.
Kegiatan 1.4
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatanmu!
4. Tuliskan persamaan reaksi dalam percobaan ini!
5. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
pembahasan dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Konsentrasi larutan NaOH 2. Volume larutan HCl dalam erlenmeyer 3. Volume NaOH saat titik akhir titrasi I 4. Volume NaOH saat titik akhir titrasi II 5. Volume NaOH saat titik akhir titrasi III 6. Volume NaOH rata-rata 7. Konsentrasi HCl hasil standarisasi
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Percobaan Menentukan Kadar Asam Cuka
Pertanyaan :
1. Susunlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan! Ulangi prosedur
percobaan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh data volume NaOH
rata-rata pada titik akhir titrasi!
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
Tujuan : menentukan normalitas atau molaritas asam cuka Alat dan Bahan:
- Erlenmeyer - Larutan Asam Cuka
- Buret - larutan NaOH yang telah distandarisasi
- Statif - Indikator Fenolftalein
- Pipet tetes
Kegiatan 1.5
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatanmu!
3. Tuliskan persamaan reaksi dalam percobaan ini!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Konsentrasi larutan NaOH
2. Volume larutan asam cuka dalam erlenmeyer
3. Volume NaOH saat titik akhir titrasi I 4. Volume NaOH saat titik akhir titrasi II 5. Volume NaOH saat titik akhir titrasi III 6. Volume NaOH rata-rata 7. Konsentrasi HCl hasil standarisasi
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
EXPLANATION
Untuk lebih memahami titrasi asidi-alkalimetri, maka jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan titrimetri?
2. Sebutkan jenis-jenis titrasi dan berilah penjelasan masing-masing
jenis titrasi!
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
TITRIMETRI
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan larutan standar?
2. Sebutkan beberapa persyaratan untuk zat yang dapat digunakan
sebagai bahan baku primer!
Pertanyaan :
Apakah perbedaan dari titik ekivalen dengan titik akhir titrasi?
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
LARUTAN STANDAR
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Titik Ekivalen dan Titik Akhir dalam Titrasi
Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di
bawah ini:
1. Apakah fungsi penggunaan larutan asam oksalat pada percobaan
ini? Berapakah berat ekivalen dari asam oksalat?
2. Mengapa perlu dilakukan standarisasi terhadap larutan NaOH?
Jelaskan!
Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di
bawah ini:
1. Manakah yang berfungsi sebagai titran, titrat, larutan standar dan
indikator pada percobaan ini?
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Penentuan kadar asam cuka
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Standarisasi larutan NaOH
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pertanyaan :
1. Jika 50 mL HCl 0,1 M dititrasi dengan KOH 0,1 M, hitunglah: a. pH larutan pada penambahan 25 mL KOH 0,1 M. b. volume KOH pada titik ekivalen.
2. Sebanyak 15 mL sampel asam cuka dagang memerlukan 50 mL
NaOH 0,30 M untuk titrasinya. Hitunglah persentase berat asam
cuka!
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Perhitungan
Beragam Manfaat Cuka
Cuka yang telah dikenal sejak ribuan tahun lalu ternyata menyimpan sejumlah manfaat. Selain untuk menambah rasa sedap pada masakan, cuka juga bisa mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Secara tradisional, cuka bisa dibuat melalui proses enzimatik dengan bantuan bakteri dan difermentasi dari alkohol menjadi asam asetat. Hasilnya, cuka meja yang biasa kita gunakan di dapur. Berikut adalah beberapa jenis cuka yang dapat ditambahkan ke dalam daftar bumbu dapur kita.
1. Cuka beras (rice vinegar). Hasil fermentasi dari beras. Merupakan jenis cuka yang sering digunakan pada masakan timur, seperti sushi. Aroma cuka beras cukup tajam, sehingga dimanfaatkan juga untuk menghilangkan bau amis pada makanan.
2. Cuka apel (cider vinegar). Cuka apel menjadi paling populer penggunaannya di rumah tangga karena banyak manfaatnya. Selain sebagai penyedap dan penambah rasa asam alami pada masakan, cuka jenis ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan, seperti daging, sayur, dan acar. Untuk kesehatan, banyak yang mengatakan apple cider vinegar bisa membantu program penurunan berat badan, meredakan artritis, menurunkan kadar kolesterol jahat, melawan kanker, mencegah penuaan, dan beragam manfaat lainnya. Diduga, kandungan mineral, enzim, serta asam di dalam cuka apel (bisa didapat dalam bentuk suplemen) bisa membantu menghancurkan lemak, jika kita meminum beberapa sendok teh sebelum makan.
INFO
Menurut Andrew Weil, MD, direktur Program Pengobatan Integratif di College of Medicine, University of Arizona, pada studi terhadap manusia, vinegar dilihat bisa menurunkan kadar gula dalam darah. Sedangkan penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa vinegar bisa menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Tetapi, lagi-lagi hasilnya masih tak jelas. Weil menganggap, keasaman dari vinegar bisa memperbaiki kualitas pencernaan pada sebagian orang. Jadi, boleh saja jika Anda mau menggunakannya sebagai teman makan salad. Juga, jika ditambah dengan suplemen.
3. Cuka anggur merah (red wine vinegar). Seperti namanya, bahan dasar pembuatan cuka ini adalah anggur merah. Kualitas cuka anggur merah juga dapat bervariasi, tergantung dari kualitas buah anggur dan lama pembuatannya. Semakin lama proses pembuatan cuka akan semakin baik kualitasnya. Tingkat keasamannya cenderung lebih rendah daripada cuka apel. Cuka anggur merah sangat cocok dipakai sebagai salad dressing dan bumbu penyedap pada hidangan daging.
4. Cuka balsam (balsamic vinegar). Merupakan sejenis cuka yang dibuat dari buah anggur. Namun, yang
membedakannya dari cuka anggur adalah proses pembuatan dan bahan-bahan yang digunakan. Selain itu, cuka balsam berwarna coklat kehitaman, sedangkan cuka anggur berwarna kemerahan. Biasanya, cuka balsam digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan Eropa, khususnya masakan Perancis. Rasanya yang sedikit asam dan beraroma sedap membuat cuka ini lebih banyak berfungsi sebagai bumbu daripada cuka.
Sumber : www.kompas.com
P
D
Perhatikan
Dari pernya
1. Apak
Baga
SeosenSepasabahprojugatertrasaini dalaasa
____________________
ELA
pernyataan
ataan di ata
kah manfaa
aimanakah
orang siswanyawa antaperti yang am klorida d
hkan dapatotein yang a dapat mtentu, HCla nyeri karedapat diatam obat mam lambung
____________________________________________
ABOR
n berikut!
as, jawabla
at mengkon
reaksi kim
ingin mengasida di obanda ketahdalam lamb melarutkaberasal dar
membunuh l dapat menena terlambasi oleh suaag. Senyaw.
________________________________________
Gw
RATI
ah pertanyaa
nsumsi oba
mia yang ter
guji kadar Mbat sakit ui, bahwa t
bung. Asaman logam. Ari makananbakteri d
nyerang dinbat makan
uatu anti aswa ini bersi
____________________________________________
Gb.1.3 lambungwww.google.com
ION
an berikut!
at maag ba
rjadi?
Mg(OH)2 yamaag dengtubuh kita klorida ad
Asam ini men yang kita dalam lambnding lambuatau keadasam (antasiifat basa d
________________________________________
gm
!
agi penderi
ng terkandgan metod
a dapat memdalah asam embantu pe konsumsi.
bung. Padaung dan meaan kosongida) yang tean akan me
____________________________________________
ita maag?
ung dalam de titrasi. mproduksi kuat yang
encernaan Asam ini
a keadaan nimbulkan
g. Keadaan erkandung enetralkan
________________________________
2. Manakah yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator pada
percobaan ini? Larutan standar apa yang sesuai untuk percobaan
ini? Jelaskan!
3. Buatlah suatu langkah kerja singkat penentuan kadar basa dalam
antasida dengan kalimat Anda sendiri!
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
P
d
P
Pilihlah lar
dengan me
Pertanyaan
1. Tulis
Titran
______________________________
rutan yang
mberi tand
n:
skan reaksi
SayaBisalang
30 mL Larutan HCl0,1 M
40 mL Larutan K2CrO4 0,1 M
50 mL Larutan KCl 0,1 M
__________________________________________________________________
dapat digu
da silang pa
i kimia yan
a ingin melakah kaliangkah kerja
l
M
Tit
____________________________________________________________
nakan seba
ada kotak ya
g terjadi!
lakukan titrn membantudan menge
larut0,4 M
LarutAgNO
LarutNaO
trat
__________________________________________________________________
agai titran,
ang tidak A
rasi asidi-alu saya dalaerjakan per
tan NaCl M
tan O3 0,1 M
tan H 0,1 M
____________________________________________________________
titrat, dan
Anda pilih!
lkalimetri. am membuahitungan p
Indikator
__________________________________________________________________
n indikator
at H-nya?
metil mer
fenolftale
Bromtimobiru
________________________________________________
rah
ein
ol
2. Isilah data pH larutan di bawah ini dengan berpedoman pada
larutan titran, titrat, dan indikator yang telah Anda pilih!
Keterangan pH larutan
Penambahan titrat
0 mL ..... 10 mL ..... 15 mL ..... 30 mL ..... 45 mL .....
EVALUATION
1) Jelaskan pengertian-pengertian berikut : (bobot 10)
a. Titrasi
b. Titran
c. Titrat
d. zat baku primer
e. indikator asam basa
2) Apakah yang dimaksud dengan kurva titrasi? (bobot 5)
3) Jika 4,7750 gram boraks dilarutkan dalam labu takar 250 mL,
kemudian dipipet 25 mL dan ditambahkan indikator metil merah.
Dalam titrasinya memerlukan 24,51 mL HCl. Hitung konsentrasi
HCl! (bobot 10)
4) 9,9965 gram larutan sampel asam cuka diencerkan ke dalam labu
takar 250 mL, kemudian dipipet 25 mL dan ditambahkan indikator
fenolftalein. Larutan asam cuka tersebut dititrasi dengan larutan
NaOH 0,0995 N dan ternyata memerlukan 30,12 mL. Hitung kadar
asam cuka dalam larutan sampel asam cuka! (bobot 10)
5) Sebanyak 40 mL HCl 0,09 M diencerkan sampai 100 mL dengan air
dan dititrasi dengan 0,1 M NaOH. Hitung pH setelah penambahan
volume titran berikut:
a. 0 mL
b. 10 mL
c. 18 mL
d. 30 mL
(bobot 20)
6) Sebanyak 5 mL sampel asam cuka perdagangan memerlukan 40,0
mL NaOH 0,50 M untuk titrasinya. Berapakah persentase berat asam
cuka? (bobot 10)
e. 35,95 mL
f. 36 mL
g. 36,05 mL
h. 40 mL
6. Formaldehid dalam pestisida ditentukan dengan cara menimbang
1,10 gram sampel lalu dimasukkan dalam labu dan diperlakukan
dengan Na2SO3 netral.
H
HCHO + Na2SO3 + H2O H C SO3Na + OH- + Na+
H
Dalam titrasinya memerlukan 37,49 mL HCl 0,2664 N untuk basa
yang dibebaskan. Hitunglah persentase formaldehid dalam sampel
insektisida tersebut! (bobot 15)
TITRASI ARGENTOMETRI
Standar Kompetensi Melakukan Analisis titrimetri
Kompetensi Dasar Melaksanakan analisis titrimetri berdasar
reaksi pengendapan
Indikator Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan diidentifikasi reaksinya
Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan ditentukan perhitungannya
Gb. 2.1 garam www.images.google.com
ENGAGEMENT
Pada modul ini kita akan mempelajari mengenai titrasi argentometri. Apa yang dimaksud dengan titrasi argentometri? Mengapa kita perlu melakukan titrasi argentometri? Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, simaklah pernyataan berikut ini.
Proses pembuatan garam secara sederhana dilakukan oleh para petani garam di tambak-tambak di pinggir pantai. Bagaimanakah cara pembuatan garam dari air laut? Apakah rumus kimia dari garam? Bagaimanakah cara menghitung kadar dari ion halida yang terkandung di dalam garam di laboratorium?
Untuk lebih memahami mengenai titrasi Argentometri, lakukanlah percobaan di bawah ini!
EX
Pertany
1. Tulismemsend
T A
- -
Pr
Ke
______________________________
Deng
XPLO
Pemb
yaan :
skanlah prmbuat larutadiri!
Tujuan : sisAlat dan Ba
Labu ukurGelas bek
rosedur pe
egiatan 2
____________________________________________________________
massa gra
d
gelas bek
Labu takar
an akuades s
Hingga ho
ORAT
buatan l
rosedur kan AgNO3
swa dapat mahan : r 500 mL ker rcobaan :
2.1
__________________________________________________________________
am
dimasukkan
ker
dimasukka500 mL
diencerkansampai tanda
omogen dikocok
ATION
larutan
kerja yang 0,1 N deng
membuat lar
- AgNO3 m- akuades
____________________________________________________________
an
n
a batas
dilarutk
N
n baku A
akan Angan menggu
rutan AgNO
murni
__________________________________________________________________
sedka
AgNO3 0
nda lakukaunakan kal
O3
____________________________________________________________
dikit pelarut /
0,1 N
an dalam imat Anda
______________________________________________________
akuades
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!
No. Hal Keterangan 1. Massa AgNO3 murni 2. Warna larutan AgNO3 3. Konsentrasi AgNO3 dari perhitungan teoritis
Pembuatan Larutan NaCl 0,1 N
Pertanyaan :
1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam membuat larutan NaCl 0,1 N dengan menggunakan kalimat Anda sendiri!
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
No. Hal Keterangan 1. Massa NaCl murni 2. Volume akuades 2. Warna larutan NaCl 3. Konsentrasi NaCl dari perhitungan teoritis
Tujuan : siswa dapat menentukan larutan baku NaCl 0,1 N Alat dan Bahan :
- Gelas beker - NaCl murni - Labu takar 500 mL - akuades
Kegiatan 2.2
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pembuatan larutan baku NH4CNS 0,1 N
Pertanyaan :
1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam
membuat larutan NH4CNS 0,1 N dengan menggunakan kalimat
Anda sendiri!
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
No. Hal Keterangan 1. Massa NH4CNS murni 2. Volume akuades 2. Warna larutan NH4CNS 3. Konsentrasi NH4CNS dari percobaan
Tujuan : siswa dapat menentukan larutan baku NH4CNS 0,1 N Alat dan Bahan :
- Gelas beker - NH4CNS murni - Labu takar 500 mL - akuades
Kegiatan 2.3
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaCl menggunakan indikator K2CrO4
Pertanyaan :
1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam
standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan
indikator K2CrO4 dengan menggunakan kalimat sendiri!
Tujuan : menentukan normalitas dari larutan AgNO3 dengan NaCl Alat dan Bahan
- Erlenmeyer - larutan NaCl yang diperoleh dari kegiatan 2.2 - Buret - indikator K2CrO4
Prosedur percobaan :
Kegiatan 2.4
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
25 ml larutan NaCl
Erlenmeyer
dimasukkan
1 mL indikator K2CrO4 ditambahkan
diperoleh
Larutan kuning
dititrasi
dengan larutan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata
volume AgNO3 yang diperlukan
diulangi
dicatat
2 x titrasi
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Konsentrasi larutan NaCl 2. Volume larutan NaCl dalam erlenmeyer 3. Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi I 4. Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi II 5. Volume AgNO3 rata-rata 6. Konsentrasi AgNO3 hasil standarisasi
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator Fluorescein
Pertanyaan :
1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator Fluorescein dengan menggunakan kalimat sendiri!
Tujuan : menentukan normalitas larutan AgNO3 dengan larutan NaCl Alat dan Bahan
- Erlenmeyer - larutan NaCl yang diperoleh dari kegiatan 2.2 - Buret - indikator fluorescein
Prosedur percobaan :
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
25 ml larutan NaCl
erlenmeyer
dimasukkan
0,5 mL indikator fluorescein ditambahkan
diperoleh
Larutan kuning kehijauan
dititrasi
Dengan larutan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan sampai ada endapan pink
volume AgNO3 yang diperlukan
diulangi
dicatat
2 x titrasi
Kegiatan 2.5
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Konsentrasi larutan NaCl 2. Volume larutan NaCl dalam erlenmeyer 3. Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi I 4. Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi II 5. Volume AgNO3 rata-rata 6. Volume NaOH rata-rata 7. Konsentrasi AgNO3 hasil standarisasi
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Standarisasi larutan AgNO3 dengan NH4CNS 0,1 N
Pertanyaan :
1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam standarisasi larutan AgNO3 dengan NH4CNS 0,1 N dengan menggunakan kalimat Anda sendiri!
Tujuan : menentukan normalitas AgNO3 dengan larutan NH4CNS Alat dan Bahan
- Erlenmeyer - larutan NH4CNS dari kegiatan 2.2 - Buret - indikator fluorescein - Larutan asam nitrat 6 N
Prosedur percobaan :
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
25 ml AgNO3 0,1 N
erlenmeyer
dimasukkan
0,5 mL indikator ferri ammonium sulfat
ditambahkan
diperoleh
Larutan putih keruh
dititrasi
dengan NH4CNS sampai terjadi perubahan warna dari putih keruh menjadi merah bata, endapan putih
volume NH4CNS yang diperlukan
diulangi
dicatat
2 x titrasi
Kegiatan 2.6
2,5 ml HNO3 6 N
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Konsentrasi larutan AgNO3 2. Volume larutan AgNO3dalam erlenmeyer 3. Volume NH4CNS saat titik akhir titrasi I
4. Volume NH4CNS saat titik akhir titrasi II
5. Volume NH4CNS rata-rata
7. Konsentrasi AgNO3 hasil standarisasi
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Penentuan kadar berat Cl- dalam NaCl
Tujuan : siswa dapat menetukan kadar klor dalam NaCl Alat dan Bahan :
- Gelas beker - garam dapur kasar - Erlenmeyer - akuades - Buret - indikator K2CrO4 - Statif -larutan AgNO3 yang telah distandarisasi
Kegiatan 2.7
Prosedur pembuatan larutan garam dapur : 0,45 gram garam dapur kasar
dimasukkan
gelas beker
dimasukkan
sedikit pelarut / akuades
Labu takar 100 ml
diencerkan
Dengan akuades sampai tanda batas
Hingga homogen
dikocok
dilarutka
Pertanyaan :
1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur kotor dengan menggunakan kalimat Anda sendiri!
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Prosedur penentuan kadar klor:
10 mL larutan garam dapur
erlenmeyer
dimasukkan
1 mL indikator K2CrO4 ditambahkan
diperoleh
Larutan kuning kehijauan
dititrasi
dengan larutan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi merah bata, endapan putih
volume AgNO3 yang diperlukan
diulangi
dicatat
2 x titrasi
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Massa garam dapur 2. Volume larutan garam dapur dalam erlenmeyer 3. Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi I 4. Volume AgNO3 saat titik akhir titrasi II 5. Volume AgNO3 rata-rata 6. Kadar NaCl dalam larutan garam dapur 7. Kadar klorida dalam larutan garam dapur
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Penetapan Bromida dalam KBr
Pertanyaan :
1. Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam menentukan kadar bromida dalam KBr dengan menggunakan kalimat sendiri!
Tujuan : menentukan bromida dalam KBr dengan titrasi argentometri Alat dan Bahan
- Erlenmeyer - larutan NH4CNS 0,1 N - Buret - indikator ferri ammonium sulfat - Larutan asam nitrat encer - larutan KBr
Prosedur percobaan :
10 ml AgNO3 0,1 N
erlenmeyer
dimasukkan
0,5 mL indikator ferri ammonium sulfat
ditambahkan
diperoleh
Larutan coklat keruh
dititrasi
dengan NH4CNS 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari coklat keruh menjadi merah bata, endapan putih
volume NH4CNS yang diperlukan
diulangi
dicatat
2 x titrasi
1 ml HNO3 encer
Kegiatan 2.8
5 ml KBr
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Volume NH4CNS saat titik akhir titrasi I
2. Volume NH4CNS saat titik akhir titrasi II
3. Volume NH4CNS rata-rata
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
EXPLANATION
Untuk lebih memahami titrasi argentometri, maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan titrasi argentometri?
2. Bagaimanakah hubungan kelarutan endapan dengan jalannya
reaksi dalam titrasi argentometri? Jelaskan jawaban Anda!
Pendahuluan Argentometri
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di bawah
ini:
1. Sebutkan larutan yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator?
2. Bagaimana metode penentuan titik akhir pada percobaan ini?
Jelaskan!
Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator K2CrO4
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di bawah
ini:
1. Sebutkan larutan yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator?
2. Apakah yang dimaksud indikator adsorpsi?
3. Bagaimana metode penentuan titik akhir pada percobaan ini?
Jelaskan!
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl 0,1 N menggunakan indikator Fluorescein
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan percobaan pada kegiatan 1.3, jawablah pertanyaan di
bawah ini:
1. Sebutkan larutan yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan indikator?
2. Bagaimana metode penentuan titik akhir pada percobaan ini?
Jelaskan!
1. Suatu sampel KBr tidak murni seberat 523,1 mg diperlakukan
dengan larutan AgNO3 berlebih, ternyata diperoleh endapan AgBr
seberat 814,5 mg. Berapakah tingkat kemurnian KBr dalam
sampel dinyatakan dalam persentase!
Standarisasi larutan AgNO3 dengan NH4CNS 0,1 N
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Perhitungan Argentometri
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Berat sampel yang mengandung BaCl2 adalah 0,5 gram. 50 mL ;
0,21 N AgNO3 ditambahkan sehingga terbentuk endapan AgCl.
AgNO3 yang berlebih dititrasi dengan 0,28 N KSCN dan titik akhir
tercapai pada 25,5 mL. Hitung persentase BaCl2 pada sampel!
3. Berapa berat sampel yang diperlukan untuk titrasi klorida
sehingga volume 0,1 M AgNO3 sama dengan persen ion klorida
dan persen NaCl!
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
semi-otErick Bmenggudigunamengatmenyeb
polimerdigunapendet
ini bisbisa tesekaratradisioyang k
miniatuaplikassepertipenting
Cranfiebermanpilihan Disadur
T
Peneliti di tomatis dalamBakker di Puunakan sebuaakan mendetetakan bahwababkan terlepIon-ion yan
r yang serupakan untuk beeksian dengaMereka men
a digunakan erbukti lebih ng. Khususnyonal, karena kecil tidak ak
Menurut Baur piranti titsi kedokterani magnesium, dg untuk pembFrank Davi
eld Universitynfaat dalam tn utama karen
dari: http://w
Titrasi t
Amerika Serim menghasilkrdue Universah membran ksi ion-ion) u
a pengaplikaspasnya ion dng terlepas kepa. Para peneerbagai tipe an batas detengatakan bah untuk meleppraktis diban
ya, metode inlarutan baku kan jadi masaakker, sistem rasi bebas ka
n termasuk mdan protein nbekuan darahes, seorang sy mengatakantitrasi-titrasi na tidak mem
www.rsc.org/ch
tanpa K
ikat telah mekan ion-ion usity, Indiana, polimer selekuntuk menghaian pulsa aru
dalam jumlah emudian dideeliti ini menutitrasi elektreksi nanomolahwa dengan paskan berbagnding sistem ni bisa menggtidak lagi dialah, kata Ba ini bisa digualibrasi. Meto
menghasilkan nuklear manuh). spesialis dalan metode pel elektrokimiamerlukan lagi
hemistryworld/
Kalibra
engembangkanuntuk titrasi b dan rekan-rektif-ion (yangasilkan ion. Pus melintasi yang dapat
eteksi melaluiunjukkan bahwokimia dan mar. beberapa pengai ion secar penyaluran gantikan titraiperlukan danakker. unakan untukode ini digundan mendeteksia seperti h
am bidang biolepasan ion ba. “Teknik inii kalibrasi,” k
/
si
n sebuah mebebas-kalibraekannya telahg biasanya Para peneliti membran ini ditentukan. i sebuah elekwa sistem inmampu melak
nyesuaian, mra elektrolisis, reagen yang asi kimia n ukuran sam
k membuat senakan dalam ksi ion-ion loeparin (yang
oeletkrokimiabisa sangat i bisa menjadkata Davies.
Tahukah
tode asi. h
ini bisa
ktroda i bisa kukan
etode dan ada
mpel
ebuah
ogam
di
di
h Kamu?
Terapung di Laut Mati
VIVAnews – Teman-teman ada yang pernah mendengar Laut Mati ? Laut Mati ini terletak di antara negara Yordania dan Israel. Panjang Laut Mati yaitu 77 kilometer dan lebarnya 18 kilometer. Dinamakan Laut Mati karena tidak ada satupun binatang dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. Hal itu karena, kadar garam di dalamnya sangat tinggi, yaitu enam kali lebih banyak dibandingkan air laut biasa.
Karena kandungan garamnya sangat tinggi, kandungan mineral, magnesium klorida, kalsium klorida dan potasium kloridanya juga sangat besar. Kandungan tersebut dipercaya dapat membuat kulit lebih halus. Bahkan pasir-pasir di sekitar pantainya banyak dijadikan masker oleh para wisatawan wanita yang berkunjung ke sana. Lalu, mengapa kandungan garam di laut mati sangat tinggi ? Hal itu karena, saat hujan datang mineral garam terbawa oleh air sungai. Jadi, semua mineral seperti sodium, magnesium dan silika yang ada di bumi terbawa oleh air sungai dan bermuara ke Laut Mati. Aliran air di sekitarnya seperti sungai Yordan dan beberapa anak sungai lainnya juga akan bermuara ke Laut Mati. Tetapi, air-air yang ada di laut mati tidak akan kembali mengalir ke tempat lain. Air Laut Mati akan mengalami penguapan saat cuaca panas. Nah, saat penguapan ini garam-garam tidak akan terbawa dan tertinggal di lautan. Sehingga, kadar garamnya setiap hari akan bertambah dan lebih asin dibandingkan dengan laut-laut lainnya. Dahulu luas Laut Mati lebih luas dari sekarang. Tetapi, karena penguapan yang tinggi air laut semakin berkurang dan kadar garamnya semakin tinggi. Dan, setiap tahun kadar garamnya akan semakin bertambah. Nah, hal yang sangat menarik dari Laut Mati adalah kalian bisa berenang tanpa takut tenggelam. Karena kadar garamnya sangat tinggi, seseorang yang berenang di Laut Mati bisa mengapung. Jadi, untuk kalian yang tidak bisa berenang dan takut tenggelam, tidak perlu khawatir jika bermain-main di Laut Mati. Wah, sangat menarik ya. Sumber : http://en.vivanews.com/
INFO
ELABORATION
Analisis Kadar Klorida pada Air dan Air Limbah dengan Metode Argentometri Limbah cair adalah air yang tak terpakai lagi dan merupakan hasil dari suatu produksi atau kegiatan manusia. Limbah cair yang di buang ke dalam tanah,sungai,danau,laut yang jika berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satu zat kimia yang terkandung di dalam air dan air limbah adalah klorida. Klorida merupakan suatu senyawa kimia yang bersifat toksik terhadap lingkungan. Untuk itu perlu dilakukannya analisa klorida dengan menggunakan beberapa metode. Dengan pemilihan metode analisa yang tergantung pada kadar analit dan jenis sampelnya. Pada analisis ini di tentukan kadar khlorida oleh sampel air dan air limbah dengan metode yang di gunakan yaitu metode argentometri yaitu dengan menggunakan metode titrasi yang menggunakan AgNO3 0,0141 N dan indikator K2CrO4 5%. Alasan di gunakannya metode ini sebagai penentuan kadar klorida karena pelaksanaannya yang mudah dan cepat serta memiliki ketelitian dan ketepatan yang cukup tinggi, juga dapat di gunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari analisis yang di lakukan di peroleh hasil 2,8927 untuk air dan 317,1357 untuk air limbah. Dari hasil tersebut di dapat bahwa sampel tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Sumber : http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=14157&task=view
Dari artikel di atas, jawablah pertanyaan berikut!
1. Bagaimanakah kesimpulan Anda terhadap artikel di atas?
Hubungkan dengan materi yang telah Anda pelajari pada kegiatan
belajar ini!
2. Sebutkan larutan yang berfungsi sebagai titran, titrat, dan
indikator dari artikel tersebut?
3. Buatlah suatu prosedur kerja singkat dalam penentuan kadar
klorida dalam air dan air limbah dengan kalimat Anda!
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
EVALUATION
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1) Apakah yang dimaksud titrasi argentometri?(bobot 3)
2) Jelaskan perbedaan ketiga jenis metode penggunaan indikator
dalam titrasi argentometri! (bobot 8)
3) Apakah yang dimaksud dengan indikator adsorpsi? (bobot 5)
4) 20 tablet sampel sakarin yang larut diperlakukan dengan 25 mL;
0,0624 M AgNO3, perak yang berlebih dititrasi dengan 1,81 mL;
0,0583 M KSCN. Hitung berat sakarin rata-rata (per tablet) dalam
satuan mg (Mr sakarin = 205,2)
(bobot 10)
TITRASI IODO-IODIMETRI
Standar Kompetensi
Melakukan Analisis titrimetri
Kompetensi Dasar Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi
oksidasi
Indikator Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi
diidentifikasi reaksinya Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi
ditentukan perhitungannya
P
y
m
U
p
P
Pada modu
yang dima
melakukan
Untuk dap
pernyataan
Perhatikan
Pernahk
biasanya
desinfek
Bagaima
terkandu
Untuk lekegiatan
Gb. 3(http://imag
E
ul ini kita ak
aksud den
titrasi iodo
pat menja
n berikut in
gambar be
kah anda me
a digunakan
ktan. Apakah
anakah cara
ung dalam k
bih memahn dalam fas
.1 buah jerukges.google.co
ENGA
kan mempe
ngan titras
o-iodimetri?
awab pert
i.
erikut ini!
Jeru
vitam
tubu
adal
dari
tubu
terka
Baga
seny
endengar is
n oleh peru
h rumus ki
a mengana
kaporit?
hami mengee eksploras
k om)
AGEM
elajari meng
si iodo-iod
?
tanyaan-per
uk merupak
min-vitamin
uh. Salah sa
ah vitamin
vitamin C t
uh? Tahuka
andung dal
aimana And
yawa terseb
stilah kapo
usahaan air
mia dari ka
alisis kadar
enai titrasi si!
MENT
genai titras
dimetri? M
rtanyaan
kan buah ya
n yang sang
atu vitamin
C. Sebutka
tersebut ter
h Anda sen
lam vitamin
da dapat me
but dalam la
orit? Kapori
r minum se
aporit?
klor aktif y
iodo-iodime
T
si iodo-iodim
Mengapa k
di atas,
ang kaya ak
gat diperluk
yang terka
an beberapa
rhadap kes
nyawa apa y
n tersebut?
enganalisis
aboratorium
it
bagai
yang
etri, lakuka
(htt
metri. Apa
kita perlu
simaklah
kan
kan bagi
andung
a manfaat
sehatan
yang
s kadar
m?
anlah
Gb. 3.2 kaptp://images.g
poritoogle.com)
EXP
Pertany
1. Urut
dipe
Tu Al
- - -
Pra. Ab. Tc. P
md. P
alg
Kegiat
______________________________
PLOR
Pembu
yaan :
tkanlah pro
roleh suatu
ujuan : siswlat dan Ba
Labu tak
Gelas bek
Na2CO3
rosedur perAduk dengTimbang mPindahkanmL akuadePindahkanakuades diarutan 500
gram.
tan 3.1
__________________________________________________________________
RAT
uatan Lar
osedur ker
u prosedur
wa dapat mahan :
kar 500 ml
ker
rcobaan (mgan baik hmassa Na2Sn ke dalames. n larutan kingin yang0 mL (sam
____________________________________________________________
TION
rutan Sta
rja yang m
kerja yang
membuat
l - a
- N
masih acakingga homS2O3.5H2O
m gelas bek
ke dalam lag telah didimpai batas
__________________________________________________________________
andar Na2
masih aca
g benar!
larutan N
akuades
Na2S2O3.5H
k): mogen. O yang dipker dan dil
abu takar,idihkan sa) dan tam
____________________________________________________________
S2O3 0,1 N
k di atas
Na2S2O3
H2O
perlukan. arutkan d
, encerkanampai volubah Na2CO
__________________________________________________________________
N
sehingga
engan 50
n dengan ume O3 0,1
______________________________________________________
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
Aspek Keterangan Massa Na2S2O3.5H2O Volume akuades Konsentrasi Na2S2O3 dari percobaan
Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 0,1 N
Pertanyaan :
1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga
diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!
Tujuan : siswa dapat menentukan konsentrasi larutan baku Na2S2O3
Alat dan Bahan : - Gelas ukur 10 ml - larutan K2Cr2O7 0,1 N - Gelas beker - akuades - Buret - larutan HCl pekat - Erlenmeyer - larutan KI 0,1 N - Pipet tetes - larutan amilum - Pipet volume - larutan Na2S2O3
Prosedur percobaan (masih acak): a. Iodium yang dibebaskan kemudian dititrasi dengan larutan
standar Na2S2O3 sampai warna kekuningan memudar. b. Ambil 10 mL K2Cr2O7 0,1 N encerkan dengan 40 mL akuades
dan tambahkan 3 mL HCl pekat. c. Catat volume Na2S2O3 (misalnya = V mL) yang terjadi pada
saat terbentuknya perubahan warna dari biru tua menjadi hijau
d. Tambahkan 5 ml indikator amilum e. Tambahkan 12 mL KI 0,1 N.
Kegiatan 3.2
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Volume K2Cr2O7 0,1 N 2. Volume Na2S2O3 saat titik akhir titrasi
3. Konsentrasi Na2S2O3 setelah standarisasi
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pembuatan larutan baku I2 0,1 N
Pertanyaan :
1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga
diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!
Tujuan : Siswa dapat membuat larutan I2 Alat dan Bahan : - botol bertutup dan berwarna coklat/gelap - labu takar 500 ml - I2 murni - KI - Akuades
Prosedur percobaan (masih acak) : a. Simpan dalam botol yang bertutup dan berwarna
coklat/gelap dalam tempat yang gelap dan beri etiket. b. Timbang dengan teliti 6,5 gram I2 murni c. Pindahkan dalam labu takar, encerkan dengan akuades
hingga volumenya menjadi 500 mL (sampai tanda batas) sambil dikocok dengan baik hingga homogen.
d. Timbang 10-11 gram KI, tambahkan dalam gelas beker yang telah berisi 6,5 gram I2 dan tambahkan 20 mL akuades. Aduk dengan baik sehingga semua larut.
Kegiatan 3.3
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
anda buat dan catat data pengamatan!
3. Tuliskan persamaan reaksi dalam percobaan ini!
No. Hal Keterangan 1. Massa I2 murni 2. Warna larutan
3. Konsentrasi Na2S2O3 dari percobaan
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Standarisasi larutan I2 dengan Larutan As2O3
Tujuan : Siswa dapat menetapkan konsentrasi larutan I2 Alat dan Bahan : - Erlenmeyer - larutan As2O3 0,1 N - Pipet volume - larutan amilum - Buret - natrium bikarbonat
Prosedur percobaan (masih acak): a. Titrasi dengan I2 yang akan ditetapkan konsentrasinya sampai
warna biru menjadi jelas. b. Pipet 25 mL larutan As2O3 ke dalam erlenmeyer c. Tambahkan 5 mL amilum d. Tambahkan sedikit natrium bikarbonat ke dalam erlenmeyer.
Kegiatan 3.4
Pembuatan larutan As2O3 0,1 N
Alat dan Bahan : - Massa As2O3 - natrium hidroksida - akuades - indikator fenolftalein - Labu takar - larutan HCl
Prosedur percobaan (masih acak): a. Aduk dengan baik hingga homogen. b. Timbang massa As2O3 yang diperlukan. c. Tambahkan 1 mL HCl berlebih. d. Pindahkan ke dalam gelas beker, tambahkan 3 gram
natrium hidroksida dalam 10 mL akuades, biarkan sampai larut semua.
e. Tambahkan 50 mL akuades, 2 tetes fenolftalein dan asam klorida 1 : 1 sampai warna merah muda indikator tepat hilang.
f. Pindahkan larutan ke labu takar 250 mL, encerkan sampai garis tanda, dan kocok sampai homogen.
Pertanyaan :
1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga
diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. massa As2O3 2. Konsentrasi larutan As2O3
3. Volume I2 yang diperlukan 4. Konsentrasi I2 setelah standarisasi
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Penetapan kadar klor aktif dalam kaporit (Iodometri)
Pertanyaan :
1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga
diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!
Tujuan : Siswa dapat menentukan kadar klor aktif dalam tepung pemutih atau kaporit
Alat dan Bahan : - Labu takar 250 mL - tepung pemutih (kaporit) - Erlenmeyer - akuades - Buret - larutan KI 0,1 N - Pipet tetes - asam cuka glasial - Gelas ukur 10 mL - larutan Na2S2O3 dari kegiatan 3.2 - Indikator amilum
Prosedur kerja (masih acak) : a. Tambahkan 5 ml amilum. b. Ambil 10 mL kaporit dan masukkan dalam erlenmeyer,
encerkan dengan 8 mL akuades dan tambahkan 4 mL larutan KI 0,1 N.
c. Iodium yang bebas dititrasi dengan larutan Na2S2O3 dengan sampai warna coklat iodium hampir hilang.
d. Masukkan dalam labu takar 250 ml. Beri air sampai garis tanda. e. Tambahkan 10 mL asam cuka glasial. f. Catat volume yang diperlukan pada saat terjadi perubahan
warna (misal = V mL) g. Timbang 2,5 g tepung pemutih. h. Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang
Kegiatan 3.5
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Massa kaporit 2. Volume larutan kaporit 3. Volume Na2S2O3 yang diperlukan
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Penentuan kadar Vitamin C (Iodimetri)
Pertanyaan :
1. Urutkanlah prosedur kerja yang masih acak di atas sehingga
diperoleh suatu prosedur kerja yang benar!
Tujuan : Siswa dapat menentukan kadar vitamin C dalam vitamin C
Alat dan Bahan : - Gelas arloji - tablet vitamin C - Erlenmeyer - akuades - Buret - indikator amilum - Larutan I2 0,1 N
Prosedur Percobaan (masih acak):
a. Hitung kadar vitamin C dalam sampel b. Timbang sejumlah sampel vitamin C yang setara dengan 250-
300 mg vitamin C c. Timbang 20 tablet vitamin C dan hitunglah berat rata-rata
pertabletnya d. Tambahkan 2 mL amilum e. Tambahkan 25 mL akuades f. Masukkan ke dalam erlenmeyer bertutup g. Titrasi dengan larutan I2 0,1 N sampai warna biru jelas h. Gerus hingga halus
Kegiatan 3.6
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Massa tablet vitamin C 2. Volume larutan vitamin C 3. Volume I2 yang diperlukan
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
EX
1. Menga
Jelask
2. Bagai
3. Apaka
4. Bagai
________________________
________________________
________________________
____________________
XPLA
apa titrasi
kan!
mana pula
ah yang ber
manakah p
________________________________________
____________________________________________
________________________________________
________________________________________
ANAT
iodimetri
reaksi yan
rfungsi seba
prinsip perh
IODIM
____________________________________________
________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
TION
disebut ju
g terjadi di
agai laruta
hitungan be
METRI
________________________________________
____________________________________________
________________________________________
________________________________________
N
uga sebaga
i dalamnya?
an standar d
erat ekivale
I
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
ai titrasi l
? Jelaskan!
dalam titras
en dalam io
________________________________________
________________________________________
________________________________________
____________________________________________
langsung?
si ini?
dimetri?
____________________________________
________________________________
____________________________________
____________________________________
1. Mengapa titrasi iodometri disebut juga sebagai titrasi tak langsung?
Jelaskan!
2. Bagaimana pula reaksi yang terjadi di dalamnya? Jelaskan!
3. Apakah yang berfungsi sebagai larutan standar dalam titrasi ini?
4. Bagaimanakah prinsip perhitungan berat ekivalen dalam iodimetri?
IODOMETRI
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Mengapa terjadi perbedaan waktu dalam penambahan larutan amilum
antara iodometri dan iodimetri? Jelaskan!
1. Apakah fungsi penambahan Na2CO3?
2. Mengapa akuades yang digunakan harus dididihkan terlebih dahulu?
Jelaskan!
INDIKATOR
Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,1 N
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
1. Apakah fungsi penambahan HCl pekat?
2. Apakah termasuk titrasi iodimetri ataukah titrasi iodometri, jenis
dari titrasi yang dilakukan pada percobaan ini? Jelaskan
jawabanmu!
1. Mengapa proses penyimpanan larutan ini harus dalam botol yang
berwarna gelap?
Standarisasi Larutan Na2S2O3 0,1 N
Standarisasi Larutan Na2S2O3 0,1 N
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Apakah fungsi penambahan KI dalam percobaan ini?
1. Asam askorbat dalam vitamin C mempunyai berat molekul 176,126
adalah pereaksi reduksi. Reaksinya sebagai berikut :
C6H8O6 C6H8O6 + 2 H+ + 2e
Dapat ditentukan oleh oksidasi dengan larutan standar iodium.
Suatu contoh 200 ml minuman jeruk diasamkan dengan H2SO4, dan
10 mL; 0,025 M ditambahkan. Setelah reaksi berlangsung lengkap,
kelebihan I2 dititrasi dengan 4,60 mL; 0,0100 M Na2S2O3.
Hitunglah jumlah miligram asam askorbat dalam tiap mililiter
minuman itu!
PERHITUNGAN
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. Serbuk pengelantang CaOCl2 bereaksi dengan ion iodida dalam
suasana asam dan dibebaskan iodium. Apabila 35,24 mL; 0,1084 N
Na2S2O3. Diperlukan untuk melakukan titrasi iodium yang dibebaskan
dari 0,60 gram sampel serbuk pengelantang, hitung persentase Cl
dalam sampel!
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
j
K
Struktur kimi Vitdalam air dmenjaga kkimia dari termasuk gteroksidasipenggunaadijumpai. Vitpada tahuvitamin inisariawan. ANobel dalauntuk peneaskorbat lememperkuvitamin C totak, karenpeneliti di TSMTP yangternyata mjumlah vita Visejenis protserabut, kumanusia. Vkanker. sumber : www
Kamu Perl
A
ia vitamin C tamin C adadan pentin
kesehatan. V bentuk utagolongan ai oleh panaaan vitamin
tamin C ben 1928 dan i merupakaAlbert Szen
am Fisiologiemuan ini. ebih terkenuat imunitaternyata juna otak baTexas Wom
g tingkat vimenghasilkaamin C-nyaitamin C petein yang mulit, urat, tuVitamin C ju
w.wikipedia.co
lu Tahu!!!
Asam a
alah nutrieg untuk keVitamin iniamanya yantioksidan s, cahaya, dn C sebaga
erhasil di iso pada tahuan agen yannt-Györgyi mi atau Kedo Selama ini
nal perannyas terhadapuga berperaanyak mengman's Univeitamin C-nyan tes IQ lea lebih renderlu untuk menghubunulang rawauga mamp
om
askorba
en dan vitamehidupan sei juga dikenaitu asam a karena sandan logam,
ai antioksida
olasi untuk un 1932 diteng dapat mmenerima okteran pa vitamin C
ya dalam mp infeksi. Siaan penting gandung vi
ersity menemya dalam dbih baik da
dah. menjaga st
ngkan semuan, dan jariu menangk
at
min yang laerta untuk nal denganaskorbat. Vngat muda, oleh karenan semakin
pertama kemukan bahmencegah penghargada tahun 19 atau asam
menjaga daapa sangka dalam fungitamin C. Dmukan, mu
darah lebiharipada ya
truktur kolaua jaringaningan lain dkal nitrit pe
arut
n nama itamin c
ah na itu n sering
kalinya hwa
aan 937
m an a gsi
Dua urid tinggi ng
agen, n di tubuh enyebab
EL
Kafexanthina. stimulat/pdalam bijdalam biji
Kafejuga dapasecara adireaksi adisanalisa dereaksi red
Untudengan amemisahkkarena dazat lain seyang menvolume dadengan lakafein dap
Prosedur
Prep1. D2. D
3. D
Anal1. D
2.
3. D
4. D
Dari perhisehingga kteh sepeda Sumber : h
LABO
ANALIS
einA merupDalam
perangsang. i kopi. Kadai kopi hanya
ein terdapatat diperoleh isi, sehingga si dengan ka
engan titrasiuksi dan ok
uk mengetaalkohol. Alkkan senyawaalam teh tideperti miny
ngandung kaan konsentra
arutan natriupat dihitung
r Percobaaparasi SampDitimbang 2Ditambahkamenit sambDiuapkan fisekitar 20 mlisis Kadar KDimasukkanditambahkahomogen. Ditambahkdalam labusampai homDiambil 20 indikator kaDititrasi dendilakukan situngan dalakonsentrasi ka balap ada
http://annisa
ORAT
SIS KAD
pakan alkaaktivitasnya Kadar kafar kafein dia mencapai t pada teh, k dari sintesa kadar kafeafein digunai redoks, yait
ksidasi (Syukahui kadar kohol yang a organik ddak hanya myak oli yangafein ini ditaasinya. Keleum thiosulfag.
an Analisis pel Teh 25 gram tehan 100 mL a
bil diaduk seiltrat yang dmL, diangkaKafein dalamn filtrat tean 25 mL
kan 5 mL Hu takar, dienmogen.
mL larutananji.
ngan larutansebanyak 3 am percobakafein padaalah 65,48%
anfushie.wor
TION
DAR KAF
aloid dengaa secara fein dalam i dalam teh 0,5% (Vogekopi, kola, m
a kimia. Kafeein dapat diakan iodiumtu penetapa
kri, 1999). kafein, madigunakanengan zat omengandung merupakaambahkan
ebihan iodiuat (Na2S2O3
Kadar Kaf
h kering, dimakuades, keesekali. Angkdiperoleh hinat dan didingm Teh h hasil pre
L alkohol,
H2SO4 10% dncerkan sam
n, dimasukk
n Na2S2O3 0kali pengula
aan diperolea proses titra.
rdpress.com/
N
FEIN DA
an penamfaal, kaf
daun teh h adalah sebel, 1985). mente dan cein dapat beukur denga
m berlebih, kan kadar za
aka terlebih dalam pe
organik yanng teh tetapan pewanglarutan iodim setelah te), sehingga
fein dalam
masukkan daemudian didkat, lalu disangga volumginkan filtra
eparasi daladikocok se
dan 20 mL mpai batas,
an dalam e
0,1 N hingga angan.
eh massa kaasi dengan m
/2008/12/07/
ALAM TE
aan kimiafein berfulabih besar
besar 2-4%,
coklat. Selainereaksi deng
an larutan Iokelebihan ioat berdasark
h dahulu teercobaan beg terkandun
pi juga mengi teh. Kemuium yang teerjadi reaksiiodium yan
m Teh
alam gelas bdihkan larutaring.
menya berkuat.
am labu taekitar 5 m
larutan iod kemudian k
erlenmeyer,
warna biru
fein sebesarmenggunaka
/titrasi-redo
EH
a 1,3,7-trimengsi sebagr daripada sedangkan
n itu kafein gan iodium
odium. Untuodium di kan atas
eh diekstraerguna untng dalam te
ngandung zaudian larutelah diketahi adisi di titrg teradisi ol
beker. tan sampai
urang menja
akar 100 mmenit samp
dium 0,1 N kocok larut
ditambahk
hilang. Titr
r 1,637 gram,an sampel
oks/
etil gai
di di
uk
ksi uk eh, at-an hui asi leh
30
adi
mL, pai
ke an
an
asi
,
Dari pernyataan tersebut, jawablah pertanyaan berikut!
1. Apakah termasuk titrasi iodometri ataukah titrasi iodimetri, jenis
dari titrasi dalam penetapan kadar kafein dalam teh? Jelaskan
jawabanmu!
2. Bagaimanakah cara menganalisis kadar kafein dalam teh?
3. Mengapa teh harus diekstraksi terlebih dahulu sebelum dianalisis
menggunakan titrasi redoks?
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Dari pernyataan tersebut, jawablah pertanyaan berikut!
1. Tuliskan persamaan reaksi dalam penentuan tembaga tersebut!
2. Apakah termasuk titrasi iodometri ataukah titrasi iodimetri, jenis
dari titrasi yang dapat digunakan dalam penentuan tembaga?
Jelaskan jawabanmu!
3. Hitunglah persentase CuO dalam sampel!
PENENTUAN TEMBAGA
Suatu contoh tembaga oksida berat 2,013 gram dilarutkan dalam asam, pH diatur, dan ditambahkan KI belebihan untuk membebaskan I2. I2 dititrasi dengan 29,68 mL; 0,1058 N Na2S2O3.
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
EVALUATION
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1) Jelaskan cara pembuatan dan penyimpanan larutan I2 yang sangat
peka terhadap cahaya matahari! (bobot 5)
2) Apa yang dimaksud dengan : (bobot 10)
a) Iodimetri
b) Iodometri
3) Apa perbedaan dari Iodimetri dan Iodometri ? (bobot 10)
4) Apa sebab penambahan indikator amilum pada Iodimetri pada awal
titrasi, sedangkan pada iodometri pada akhir titrasi ? (bobot 5)
5) Sebutkan 2 faktor yang menyebabkan kesalahan pada titrasi
Iodimetri dan Iodometri ! Jelaskan ! (bobot 10)
6) Dua tablet vitamin C @ 250 mg, dilarutkan dalam labu takar
sampai volume 100 ml tepat. 25 ml aliquot diambil dan dititrasi
dengan 0,500 M I2, memerlukan 28 mL.
Hitunglah mg asam askorbat yang terkandung dalam vitamin C
pertablet (Mr = 176,12)! (bobot 10)
7) Hitung berat ekivalen dari Cu sebagai reduktor dalam reaksi :
2 Cu2+ + 4I- 2 CuI(s) + I2 (bobot 5)
8) Untuk mencari kadar larutan H2O2 10 ml larutan ini ditambahkan
pada larutan KI berlebihan dengan H2SO4 . Sesudahnya harus
dititrasi dengan 60 mL natrium tiosulfat 0,05 N . Berapa gram H2O2
terdapat dalam 100mL larutan H2O2 ?(bobot 10)
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Standar Kompetensi Melakukan Analisis titrimetri
Kompetensi Dasar Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks
Indikator Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks diidentifikasi reaksinya
Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks ditentukan perhitungannya
P
A
d
U
p
U
e
Pada modu
Apa yang d
dari titrasi
Untuk dap
pernyataan
Untuk lebih
eksplorasi
ul ini kita a
dimaksud d
komplekso
pat menja
n berikut in
h memaham
berikut!
w
EN
akan memp
dengan titra
ometri?
awab pert
i.
Pernah
Apakah
apa ya
Apakah
Bagaim
air dal
mi mengena
Gb. 4.1 Aiwww.google.
NGAG
pelajari me
asi komple
tanyaan-per
hkah Anda m
h pengertian
ang menyeba
h kerugian y
mana cara
lam laborato
ai kesadaha
ir .com
GEME
engenai titr
eksometri?
rtanyaan
mengenal ist
n dari kesad
abkan air me
yang ditimbu
mengetahui
orium?
an air, laku
ENT
rasi komple
Apa saja p
di atas,
tilah air sada
dahan air? Se
enjadi bersif
ulkan dari a
i tingkat kes
kanlah keg
eksometri.
penerapan
simaklah
ah?
enyawa
fat sadah?
ir sadah?
sadahan
giatan
Tuj Alat
- L- N
Pros
Kegia
Ke
EX
Pembu
uan : siswt dan BahaLabu ukur Na2EDTA sedur perc
atan 4.1
egiatan 4.
Tambatur 1 L d
Bia
XPLO
uatan Rea
Larut
wa dapat mean :
cobaan :
.1.1
mas
bahkan 10 volumenya
dengan men
arkan selam
akuades y
ORAT
agen dala
tan EDT
embuat lar
- ak- Mg
ssa Na2EDT
mg MgCl2 aa hingga danambahkan
ma 2 hari s
yang telah
dilaru
TION
am Komp
TA 0,01
utan EDTA
uades gCl2
TA
atau MgSOlam labu uk akuades.
ebelum dip
dididihkan
utkan
N
pleksom
1 N
A 0,01 N
O4 dan kur
pakai.
n
metri
Pertanyaan :
1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam membuat larutan EDTA
0,01 N? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan dalam
kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri!
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
No. Hal Keterangan 1. Massa Na2EDTA 2. Volume akuades 3. Konsentrasi EDTA dari percobaan
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Larutan Standar Kalsium 0,01N
Pertanyaan :
1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam membuat larutan standar
kalsium 0,01 N? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda
lakukan dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri!
Tujuan : siswa dapat membuat larutan Standar Kalsium Alat dan Bahan :
- Labu takar 1 liter - CaCO3 - HCl - akuades
Prosedur percobaan :
Kegiatan 4.1.2
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
dilarutkan dengan sedikit akuades dalam labu takar 1 liter
Tambahkan sedikit HCl
Atur volumenya menjadi 1 liter dengan menambahkan akuades lagi.
Massa CaCO3
2. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
No. Hal Keterangan 1. Massa CaCO3 2. Volume akuades 3. Konsentrasi larutan standar kalsium dari
percobaan
Standarisasi Larutan EDTA dengan Indikator EBT
Tujuan : siswa dapat menentukan konsentrasi EDTA dengan indikator EBT
Alat dan Bahan : - Pipet volum - larutan standar kalsium - Erlenmeyer - buffer pH 10 - Gelas ukur 10 ml - indikator EBT - Buret - larutan EDTA
Prosedur percobaan :
Kegiatan 4.2
± 50 mg indikator EBT Larutan akan berwarna merah anggur
Titrasi dengan larutan EDTA yang anda buat sampai terjadi perubahan warna larutan dari merah anggur menjadi biru.
Catat pemakaian EDTA
10 mL larutan standar kalsium
Erlenmeyer 100 mL
5 mL buffer pH 10
Dimasukkan
ditambahkan
ditambahkan
Pertanyaan :
1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam melakukan standarisasi
larutan EDTA? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda lakukan
dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri!
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan
1. Volume larutan standar kalsium
2. Volume EDTA
3. Konsentrasi EDTA dari standarisasi
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Penetapan kesadahan total (Ca2+ + Mg2+)
Tujuan : siswa dapat menentukan kesadahan total air Alat dan Bahan :
- Pipet volum - buffer pH 10 - Erlenmeyer - indikator EBT - Buret - sampel air - Larutan EDTA
Prosedur percobaan :
Kegiatan 4.3
50 mL sampel air
erlenmeyer 250 mL
1 mL buffer pH 10
50 mg indikator EBT
Titrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna larutan dari merah anggur menjadi biru.
Dilakukan duplo
dimasukkan
ditambahkan
ditambahkan
Pertanyaan :
1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam menetapkan kesadahan
total sampel air? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan Anda
lakukan dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri!
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
Anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan
1. Volume air dalam erlenmeyer
2. Volume EDTA saat titik akhir titrasi I
3. Volume EDTA saat titik akhir titrasi II
4. Volume EDTA rata-rata
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Penetapan kesadahan Tetap
Tujuan : siswa dapat menentukan kesadahan tetap air Alat dan Bahan :
- Pipet volum - buffer pH 10 - Erlenmeyer - indikator EBT - Buret - sampel air - Larutan EDTA - Gelas beker
Prosedur percobaan :
Kegiatan 4.4
250 mL sampel air dimasukkan dalam gelas beker
Dididihkan selama 30 menit
Didinginkan, menyaring dengan kertas saring
Ditampung filtrat ke dalam Erlenmeyer 250 mL tanpa pembilasan kertas saring
Diambil 50 mL filtrat dan ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 10
Ditambahkan 50 mg indikator EBT
Titrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna larutan dari merah anggur menjadi ungu (violet).
Dilakukan duplo
Pertanyaan :
1. Apakah yang akan Anda lakukan dalam menetapkan kesadahan
tetap sampel air? Tuliskanlah prosedur kerja yang akan anda
lakukan dalam kegiatan ini dengan menggunakan kalimat sendiri!
2. Bagaimanakah hipotesismu mengenai percobaan ini?
3. Lakukanlah kegiatan ini berdasarkan prosedur kerja yang telah
anda buat dan catat data pengamatan!
4. Buatlah laporan dari percobaan ini yang dilengkapi dengan
analisa, pembahasan, dan kesimpulan!
No. Hal Keterangan 1. Volume air dalam erlenmeyer 2. Volume EDTA saat titik akhir titrasi I 3. Volume EDTA saat titik akhir titrasi II 4. Volume EDTA rata-rata
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
1. Apak
2. Sebu
titrim
3. Apak
1. A
________________________
______________________________
__________________
____________________________
kah singkat
utkan beber
metrik!
kah tujuan
Apakah yang
____________________________________________
__________________________________________________
_________________________________
________________________________________
I
E
tan dari ED
rapa faktor
penambaha
g dimaksud
________________________________________
_______________________________________________________
______________________________
____________________________________________
NDIKATO
EXPL
DTA? Bagaim
r kelebihan
an buffer p
d indikator
EDTA
____________________________________________
_______________________________________________________
_________________________________
________________________________________
OR MELAK
LANA
mana pula s
EDTA seba
ada titrasi
melakroma
A
________________________________________
__________________________________________________
______________________________
____________________________________________
KROMAT
ATION
struktur kim
agai pereaks
EDTA?
atik? Jelask
____________________________________________
_______________________________________________________
_________________________________
________________________________________
IK
N
mianya?
si
kan!
________________________________
___________________________________
________________________
________________________________
2. Sebutkan beberapa jenis indikator yang dapat digunakan dalam
titrasi kompleksometri!
1. Apakah yang yang dimaksud dengan kesadahan air?
2. Apakah perbedaan dari kesadahan total, kesadahan tetap, dan
kesadahan sementara? Jelaskan!
3. Berapakah nilai kesadahan sementara dari percobaan yang telah
Anda lakukan pada fase exploration? Ingat bahwa kesadahan
sementara = kesadahan total – kesadahan tetap!
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
KESADAHAN AIR
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4. Sebutkan beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dengan adanya
kesadahan air?
1. Hitunglah volume 0,0500 M EDTA yang diperlukan untuk
melakukan titrasi dengan :
a. 27,16 mL dari 0,0741 M Mg(NO3)2
b. 0,1973 gram CaCO3
2. Suatu 50 mL sampel air sumur dititrasi dengan 0,0102 M EDTA .
titik akhir tercapai pada 29,85 mL. Berapakah kesadahan air
dalam ppm CaCO3.
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
PERHITUNGAN
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
E
Menga Oleh EG Gi Jika kitsetelah maisabun dibandemikian ? Hal itu bkesadahan yLalu apa itu KesadahPenyebab ajuga disebabbervalensi bklorida dan Pengertdimana sabupenyebab darti dari keskonsentrasiKesadahan
1. KesaAdalsepeKesa(penReakCa(HMg(
ELAB
apa ma
iwangkara S
ta melakukan di pantai, ndingkan jik
besar kemunyang tinggi,
u ‘kesadahanhan atau harair menjadi sbkan karenabanyak) sep
n bikarbonattian kesadahun ini diien
dominan/utasadahan dibi jumlah darada dua jeniadahan semelah kesadah
erti Ca(HCOadahan semendidihan), seksinya: HCO3)2 -dipHCO3)2 -dip
ABOR
andi d
S
n kegiatan mmungkin ta
ka kita menc
ngkinan ter meskipun i
n’ ? Dan menrdness adalasadah adalaha adanya ionerti Al, Fe, M
t dalam jumlhan air adalandapkan olehama kesadahatasi sebaga
ri ion Ca2+ dais, yaitu : entara
han yang disO3)2, Mg(HCOentara ini daehingga terb
anaskan–> Cpanaskan–>
RATIO
di pant
mencuci, baanpa disadarcuci di temp
rjadi karena itu bukan mngapa terjadah salah satuh karena adan-ion lain daMn, Sr dan lah kecil. ah kemampuh ion-ion yahan adalah Cai sifat / karaan Mg2+, yan
ebabkan oleO3)2. apat / mudabentuk enca
CO2 (gas) + HCO2 (gas) +
ON
tai bor
aik mandi atri kita akan pat yang jau
air yang kitmerupakan pdi demikian u sifat kimia anya ion-ionari polyvalenZn dalam b
uan air menang saya sebCa2+ dan Mgakteristik airng dinyatak
eh adanya ga
ah dieliminirapan CaCO3
H2O (cair) +H2O (cair)
ros sab
tau mencucimenghabisk
uh dari panta
ta gunakan mpenyebab sat
? yang dimili
n Ca2+, Mg2+
nt metal (loentuk garam
ngendapkan butkan diata
2+, khususnyr yang meng
kan sebagai C
aram-garam
r dengan peatau MgCO
+ CaCO3 (en+ MgCO3 (e
bun?
i pakaian kan banyak ai. Mengapa
mempunyaitu-satunya.
iki oleh air. +. Atau dapaogam m sulfat,
sabun, s. Karena ya Ca2+, makggambarkanCaCO3.
m bikarbonat
manasan O3.
ndapan) endapan)
a
i
at
ka n
t,
2. Kesadahan tetap Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda – kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida ) sehingga terbentuk endapan kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padattan/endapan) dalam air. Reaksinya: CaCl2 + Na2CO3 –> CaCO3 (padatan/endapan) + 2 NaCl (larut) CaSO4 + Na2CO3 –> CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut) MgCl2 + Ca(OH)2 –> Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut) MgSO4 + Ca(OH)2 –> Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)
Satuan ukuran kesadahan ada 3, yaitu : 1. Derajat Jerman, dilambangkan dengan °D 2. Derajat Inggris, dilambangkan dengan °E 3. Derajat Perancis, dilambangkan dengan °F Dari ketiganya yang sering digunakan adalah derajat jerman, dimana 1 °D setara dengan 10 mg CaO per liter. artinya jika suatu air memiliki kesadahan 1 °D maka didalam air tersebut mengandung 10 mg CaO dalam setiap liternya. Dari keterangan diatas mungkin bisa saya beri contoh paling sederhana yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari mengenai kesadahan, yaitu : Jika di suatu tempat anda mencuci apapun menggunakan sabun dan ternyata busa yang terbentuk jumlahnya dibawah perkiraan anda atau tidak seperti biasanya sehingga utuk memperbanyak busa (karena sugesti bahwa mencuci yang baik harus banyak busa) anda harus menambah sabun sehingga mengakibatkan boros sabun, maka besar kemungkinan air yang digunakan utnuk mencuci tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena sebagian sabun yang ditambahkan kedalam air bereaksi dengan garam karbonat dari Ca2+ dan Mg2+. Jika menemukan endapan putih seperti bedak atau kadang berbentuk kerak didasar panci untuk memasak air, maka besar kemungkinan air yang dimasak tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena gas CO2 lepas saat pemanasan, sehingga yang tertinggal hanya endapan karbonat, terutama kalsium karbonat (lihat reaksi no. 1 diatas). sumber : http://persembahanku.wordpress.com
Pertanyaan :
1. Sebutkan beberapa kerugian dari kesadahan air!
2. Dari artikel di atas, buatlah suatu kesimpulan mengenai air sadah!
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
H
Hitung :
a) mo
b) Jum
me
c) Apa
den
kes
______________________________
Se0,2klo25Se42
_________________________
____________________
olaritas laru
mlah garam
mbuat 1 lit
abila sampe
ngan 16,38
sadahan air
__________________________________________________
buah samp2428 g dilaorida dan la0 mL dalambuah aliquo,74 mL laru
_______________________________________________________
____________________________________________
utan EDTA
m Na2H2Y.2H
ter larutan.
el air 200 m
8 ml larutan
r dalam ppm
_______________________________________________________
pel murni Caarutkan dalarutan dienm suatu botot 50 mL mutan EDTA
__________________________________________________
________________________________________
H2O (BM= 37
.
mL yang me
n EDTA ters
m dari CaC
_______________________________________________________
aCO3, sebeam asam
ncerkan metol ukur.
memerlukanA untuk titr
_______________________________________________________
____________________________________________
72,2) yang
engandung
sebut. Bera
O3?
__________________________________________________
erat
enjadi
n rasi.
__________________________________________________
____________________________________________
diperlukan
g ion-ion Ca
apakah dera
_______________________________________________________
_______________________________________________________
________________________________________
n untuk
a2+ dititrasi
ajat
________________________________________
_____________________________________________
____________________________________
Jawablah
1) Jelask
a. at
b. lig
2) Sebut
(bobo
3) Jelask
4) Sebut
kompl
5) Suatu
100 m
0,01 M
dalam
h pertanyaa
kan pengert
tom pusat
gan
kan keungg
ot 10)
kan pengert
kan bebera
leksometri!
u 0,5 gram
ml asam. Se
M EDTA unt
m sampel? (
E
an-pertanya
tian: (bobot
gulan EDTA
tian kesada
apa indikato
! (bobot 5)
sampel per
etiap 25 mL
tuk mencap
(bobot 10)
EVAL
aan berikut
t 5)
A dalam titr
ahan air! (b
or yang dig
runggu men
L larutan in
pai titik akh
LUAT
t!
asi komple
bobot 5)
gunakan dal
ngandung Z
ni memerlu
hir. Berapa
TION
ksometri!
lam titrasi
Zn dilarutka
kan 10,25
kah persen
an dalam
mL ;
n Zn
Analisis volumetri merupakan analisis untuk menentukan jumlah zat yang tidak diketahui dengan mengukur volume larutan reaktan yang dibutuhkan agar bereaksi sempurna. Proses mengukur volume larutan di dalam buret (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan lain dan diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna disebut titrasi.
Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat (ditampung dalam erlenmeyer), sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi disebut sebagai titran (dimasukkan ke dalam buret). Berdasarkan cara titrasinya, titrimetri dikelompokkan menjadi Titrasi langsung dan Titrasi tidak langsung. Berdasarkan reaksi kimianya, titrimetri dikelompokkan dalam empat jenis.
1. Asam-basa (netralisasi). 2. Oksidasi-reduksi (redoks). 3. Pengendapan. 4. Pembentukan kompleks. Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif
terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3).
Titrasi Iodimetri dan Iodometri adalah metode penentuan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2, yang bereaksi dengan cuplikan atau terbentuk oleh cuplikan kalau direaksikan dengan ion I-. Kompleksometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif yang memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya.
SOAL OBJEKTIF 1. Proses mengukur volume larutan di dalam buret (konsentrasi
diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan lain dan diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna disebut.... a. titrasi d. titrimetri b. titrat e. volumetri c. titran
2. larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain adalah.... a. larutan baku d. larutan sekunder b. larutan indikator e. larutan kalibrasi c. larutan tetap
3. pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk persyaratan dalam titrasi adalah.... a. Reaksi harus berjalan sempurna, tunggal, dan menurut
persamaan yang jelas. b. Reaksi harus berlangsung cepat dan tidak ada reaksi
samping. c. Ada penunjuk akhir titrasi (indikator) untuk menunjukkan
perubahan yang terjadi. d. Titik akhir titrasi dapat dideteksi e. Titik ekivalen dapat dideteksi
4. penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam disebut.... a. alkalimetri d. titrimetri b. asidimetri e. kompleksometri c. presipitimetri
5. yang termasuk indikator dalam asidi-alkalimetri adalah.... a. Murexid d. EBT b. metil merah e. eosin c. biru bromfenol
6. yang bertindak sebagai larutan standar dalam iodimetri adalah.... a. larutan Na2S2O3 d. larutan NaI b. larutan I2 e. larutan amilum c. larutan KI
7. gugus yang terikat pada atom pusat disebut.... a. senyawa kompleks d. gugus biner b. atom pusat e. gugus kompleks c. ligan
8. yang bukan termasuk nama tak resmi dari EDTA adalah.... a. Complexon d. Fluoresein b. Sequestrene e. Versene c. Nullapon
9. yang termasuk cirri dari metode Mohr adalah.... a. pH harus cukup rendah, agar Fe3+ tidak terhidrolisa. b. pH tergantung dari macam anion dan indikator yang
dipakai. c. Apabila terlalu basa, maka dapat terbentuk endapan
AgOH yang selanjutnya teruarai menjadi Ag2O sehingga titran terlalu banyak terpakai.
2 Ag+ + 2OH- + 2 AgOH Ag2O + H2O
d. Penerapan terpenting ialah untuk penentuan secar tidak langsung ion-ion halogenida.
e. penerapannya agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus terbentuk dengan cepat.
10. yang bukan termasuk Syarat-syarat yang diperlukan untuk membuat bahan baku primer adalah …. a. Sangat murni, atau mudah dimurnikan, mudah diperoleh
dan dikeringkan b. Stabil dalam keadaan biasa c. Mudah diperiksa kemurniannya d. Mampu bereaksi menurut syarat-syarat reaksi titrasi e. Mempunyai berat ekivalen yang rendah
SOAL SUBJEKTIF
1. Bagaimana cara anda memilih indikator yang tepat untuk suatu titrasi asambasa!
2. Hitunglah bobot ekuivalen AgNO3 dan BaCl2 dalam reaksi :
3. 25 mL asam oksalat 0,1001 N dititrasi dengan larutan NaOH. Jika volum larutan NaOH yang diperlukan adalah 25,15 mL. a. Hitung normalitas NaOH ! b. Tulis reaksi yang terjadi ! c. Indikator apa yang digunakan dalam titrasi asam-basa tersebut ? d. Berapa pH pada saat TE ?
4. apakah perbedaan dari iodimetri dan iodometri! 5. Asam oksalat, H2C2O4, sebagai asam bereaksi dengan basa.
Sebagai reduktor bereaksi dengan KMnO4. Berapa ml 0,1 M NaOH, 0,10 M KMnO4 dapat bereaksi dengan 500 mg H2C2O4 (Mr = 90)? Reaksi:
H2C2O4 + 2 NaOH Na2C2O4 + H2O
5 C2O42- + 2 MnO4- + 6H+ 10 CO2 + 2 Mn2+ H2O
6. mengapa pada metode Mohr pH harus diatur agar tidak terlalu asam!jelaskan!
7. jelaskan pengertian air sadah dalam penerapan kompleksometri!
Jawaban Soal Fase Evaluasi
1. a. Titrasi adalah suatu pekerjaan mereaksikan sejumlah
tertentu suatu larutan dengan larutan lain secara bertahap hingga kedua larutan bereaksi sempurna.
b. Titran adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan biasanya yang ditambahkan dari buret
c. Titrat adalah larutan yang akan ditetapkan konsentrasinya melalui proses titrasi dan merupakan larutan yang ditambah titran.
d. zat baku primer adalah Zat yang setelah ditimbang dengan teliti konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti.
e. zat baku sekunder adalah Zat yang konsentrasinya harus ditetapkan terhadap zat baku primer.
f. indikator asam basa adalah Senyawa asam organik atau basa organik yang pada umumnya adalah asam atau basa lemah dan warna senyawanya (sebagai asam atau basa) berbeda dengan warna ionnya.biasanya digunakan dalam titrasi asam basa
2. suatu grafik yang menggambarkan pH larutan dialurkan dengan
volume titran pada waktu-waktu tertentu setelah titrasi dimulai. apabila titik ekivalen tidak sama dengan titik akhir titrasi.
3. [Boraks] = 1,025,0
1917750,4
==V
BEgram
N
V1 . N1 = V2 . N2 25 ml. 0,1 N = 24,51 ml . N2 N2 = 0,1020 N
Kegiatan Belajar I
jadi [HCl] = 0,1020 N 4. mek CH3COOH = mek NaOH
mek CH3COOH = (V . N) NaOH = 30,12 Ml . 0,0995 N = 2,9969 mek mek CH3COOH total = 9969,2.25
250 = 29,969 mek
mg CH3COOH = mek CH3COOH x BE CH3COOH mg CH3COOH = 29,969 x 60 = 1798,14 mg
% CH3COOH = sampelgram
COOHCH3gram x 100%
= 9,9965 1798,14 x 100% = 17,99%
5. a. 1,44 ; b. 1,63 ; c. 1,82 ; d. 2,34 ; e. 4,43 ; f. 7,00 ; g. 9,57 ; h. 11,46
6. 24 % 7. 57,91 %
1) Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.
2) a. Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CrO4 sebagai indikator.
b. Metode Volhard digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br-, dan I- dengan penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih.
c. Metode Fajans hampir sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator adsorbsi.
3) a. 1,00 ; b. 1,48 ; c. 4,00 ; d. 4,10 ; e. 4,30 ; f. 8,14 4) mmol AgNO3 = mmol sakarin + mmol KSCN
massa sakarin = (mmol mmol AgNO3 - mmol KSCN) Mr sakarin
= (25 mL x 0,0624 M – 1,81 mL x 0,0583 M) 205,2 mg/mmol
= 298,56 mg dalam 20 tablet.
Berarti pertablet mengandung 14,9 mg sakarin.
Kegiatan Belajar II
1) Membuat larutan I2 adalah dengan cara melarutkan sejumlah tertentu I2 dalam larutan Kalium Iodida, KI + 20%, sebelum diencerkan dengan aqua dm.
2) Iodimetri : metode titrasi yang menggunakan penitrasi Iodium Iodometri : metode titrasi yang menghasilkan I2, lalu dititrasi dengan larutan tiosulfit (Na2S2O3).
3) Perbedaan Iodimetri dan Iodometri:
a) Pada Iodimetri (1) : Iodium bekerja sebagai oksidator
b) Pada Iodometri (2) : Iodida bekerja sebagai reduktor
4) Iodium berikatan dengan amylun Iodamylum (warna biru) a) Pada Iodometri telah ada Iodium yang dengan amylum membentuk
kompleks Iod-amylum yang berwarna biru. Warna biru ini akan hilang, seiring dengan habisnya Iodium yang terbentuk tersebut telah berikatan dengan Na2S2O3 (TA titrasi)
b) Pada Iodimetri, mula-mula belum ada Iodium ketika dititrasi dengan larutan iodium, maka zat bereaksi dengan Iodium, dan berlebih, Iodium dapat diketahui terbentuknya warna biru dari kompleks Iod-amylum (TA titrasi)
5) a. Oksidasi dari Iodida dalam keadaan asam oleh O2 dari udara
Oksidasi ini berjalan lambat dalam keadaan netral, tetapi apabila keadaan asam bertambah, maka akan lebih cepat. Sinar matahari pun dapat mempercepat reaksi itu, oleh karena itu ion-ion Iodida yang diasamkan/tidak diasamkan harus segera dititrasi.
b. Kecepatan menguap dari Iodium
Kegiatan Belajar III
Agar penguapan larut Iodium tidak begitu besar, maka larutan itu harus dibubuhi KI hingga berlebih (Konsentrasi I- minimal 4%), dimana Iodida yang ditambahkan itu mengikat molekul-molekul Iodium menjadi ion triiodida
6) 4931,36 mg 7) 63,54 mg/meq 8) Diketahui : V H2O2 = 10 ml
V Tio Sanat 0,0500 N = 60ml
Ditanya : Gram H2O2 yang terdapat dalam 100 ml larutan H2O2 ?
Reaksi : H2O2 + 2KI + H2SO4 → K2SO4 + 2H2O + I2
I2 + Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Jawab :
Untuk 10 ml larutan H2O2 memerlukan = 60 x 0,0500 mgrek Tio
Untuk 100ml larutan H2O2 memerlukan = 100 / 10 x 60 x 0,0500
= 30 mgrek
30 mgrek tio setara dengan 30 mgrek H2O2
= 30 x 34 mgr H2O2
= 1,02 gram H2O2
Jadi dalam 100 ml larutan H2O2 terdapat 1,02 gram H2O2.
1. a. atom pusat adalah Ion logam dalam kompleks b. ligan adalah gugus yang terikat pada atom pusat 2. a. Dengan ion logam selalu terbentuk kompleks 1:1(satu molekul
EDTA dengan satu ion logam) b. Konstan kestabilan kelatnya umumnya besar sekali sehingga
reaksinya sempurna kecuali dengan logam alkali.
c. Banyak ion logam yang bereaksi cepat.
3. Air yang mengandung mineral (berupa ion-ion) kalsium dan magnesium dalam jumlah yang cukup banyak
4. Eriochrome Black T(EBT), Murexide, Calmagite , Arsenazo I, NAS, Jingga xilenol, Pyrocatechol Violet, Calcon.
5. 5,36%
Kegiatan Belajar IV
a. Soal Objektif 1. A 2. A 3. D 4. B 5. B 6. B 7. C 8. D 9. C 10. E
b. Soal Subjektif 1. Indikator yang dipilih memiliki trayek pH disekitar TE.
2.
3. a. 0,0995 N b. 2 NaOH (aq) + H2C2O4 (aq) Na2C2O4 (aq) + 2 H2O c. Phenol phtalein. d. pH = 7
4. a) Pada Iodimetri (1) : Iodium bekerja sebagai oksidator b) Pada Iodometri (2) : Iodida bekerja sebagai reduktor
5. 222,2 ml 6. Apabila terlalu asam, maka ion CrO4
2- sebagian berubah menjadi Cr2O7
2- karena reaksi, 2H+ + 2CrO4
2- Cr2O42- + H2O
Yang mengurangi konsentrasi indikator dan menyebabkan tidak timbulnya endapan atau sangat terlambat.
Jawaban Soal Pendalaman
7. air sadah adalah Air yang mengandung mineral (berupa ion-ion) kalsium dan magnesium dalam jumlah yang cukup banyak. dengan penerapan kompleksometri maka tingkat kesadahan air akan dapat diukur.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan anda dalam menjawab soal pada fase
evaluasi dan soal pendalaman, bandingkan hasil jawaban anda dengan kunci
jawaban yang sudah disediakan di bagian akhir modul. Adapun cara
menghitung skor yang telah anda peroleh adalah:
‐ Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban
‐ Pada fase evaluasi: Terdapat bobot jawaban pada masing-masing soal
‐ Pada soal pendalaman
a. Pada soal pilihan ganda
1. Bila jawaban anda benar berilah skor 2
2. Bila jawaban anda salah berilah skor 0
b. Pada soal uraian
1. Bila jawaban anda benar berilah skor 5
2. Bila jawaban anda benar tapi kurang sempurna berilah skor 4
3. Bila jawaban anda salah berilah skor 1
‐ Hitunglah skor akhir anda dengan rumus :
Tingkat penguasaan = 100xtotalskorjumlahbenarskorjumlah
‐ Cocokkan tingkat penguasaan anda pada tabel di bawah ini!
1. ≥ 91 ISTIMEWA Selamat !!! anda telah berhasil, lanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya.
2. 82 - 90 BAIK SEKALI
Kamu telah berhasil. Pertahankan prestasi yang kamu capai. Lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.
3. 65 – 81 BAIK
Kamu masih perlu mempelajari kegiatan ini dengan seksama. Pelajari kembali bagian-bagian yang belum kamu kuasai. Tingkatkan terus belajarmu!
4. 55 – 64 CUKUP BAIK
Kamu harus lebih giat lagi. Pelajari kembali kegiatan belajar tersebut secara berulang. Diskusikan dengan temanmu dan tanyakan kepada gurumu bila terdapat hal-hal yang dirasa sulit atau
belum dimengerti.
5. < 54
KURANG BAIK
(harus
mengulang)
Pelajari kembali modul ini dari awal. Selanjutnya kerjakan kembali semua pertanyaan yang terdapat pada setiap fase. Jangan putus asa!
Anonim. 2008. Titrasi Asam Basa, (Online), (http://www.chem-is-
try.org//, diakses tanggal 5 September 2009).
Anonim. 2009. Asam Askorbat, (Online), (www.wikipedia.com, diakses
tanggal 7 September 2009).
Anonim. 2009. Beragam Manfaat Cuka, (Online),
(http://www.kompas.com, diakses tanggal 14 September 2009).
Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia
Kuantitatif, 5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc.
Dinda. 2008. Iodometri dan Iodimetri, (Online),
(http://medicafarma.blogspot.com/2008/04/iodometri-dan-
iodimetri.html, diakses tanggal 7 September 2009).
Ekoph. 2008. Air Sadah, (Online),
(http://rumahkimia.wordpress.com/, diakses tanggal 14
September 2009).
Firdaus, Ikhsan. 2009. Beberapa Contoh Penetapan dalam
Kompleksometri, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses
tanggal 5 September 2009).
Firdaus, Ikhsan. 2009. Rangkuman Kompleksometri, (Online),
(http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September
2009).
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Hadimoeljono, M.Ir, dan soetikno, Ir.1981. Petunjuk Praktek Kimia
Analisa 2.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Khopkhar,_SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI
Press.
Maryami, Tri. 2002. Penerapan Alat-Alat Ukur yang berhubungan
dengan Analisis Volumetri. Malang : FMIPA UM.
Septyaningrum, R. 2009. Contoh Perhitungan, (Online),
(http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September
2009).
Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida : Sounders
College Publishing._
Soetrisno. 2009. Titrasi tanpa kalibrasi, (Online),
(http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September
2009).
Suharsini, M. dan Saptarini, D. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup.
Jakarta : Ganeca exact.
Syabatini, A. 4 Januari 2009. Laporan Praktikum Kimia Analitik I
Kompleksometri, (Online), (http: Annisanfushie’s Weblogdiakses
tanggal 5 September 2009).
Tim Dos
Prakt
Unive
sen Praktik
tikum Dasar
ersitas Neg
kum Dasar-
ar-Dasar Ki
geri Malang
D
Dasar Kim
imia Analiti
g FMIPA ju
PenTa
PembDrs. Darso
Dra. Na
ia Analitik.
tik. Malang:
urusan Kim
nyusun: asrifah
bimbing:ono Sigit, Mazriati, M.
. 2006.Petu
Depdiknas
mia.
M.Pd .Si
tunjuk
s
Halaman Daftar isi .................................................................................................. i Daftar gambar.......................................................................................... ii Daftar tabel .............................................................................................. iii 1. Dasar-dasar Analisis Volumetri ......................................................... 1
Analisis Volumetri ........................................................................... 1 Teknik Kerja Titrasi ......................................................................... 1 Titik Ekivalen dan Titik Akhir Titrasi ............................................. 2 Larutan Standar ................................................................................ 3 Persyaratan dalam Titrasi ................................................................. 4 Jenis-jenis Titrasi ............................................................................. 5 Berat Ekuivalen................................................................................. 6 Pehitungan dalam Analisis Volumetri ............................................. 8
2. Titrasi Asidi-Alkalimetri .................................................................... 9 Pendahuluan ..................................................................................... 9 Perhitungan dalam Titrasi Asidi-Alkalimetri ................................... 9 Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa ............................................ 10 Indikator Asam Basa dan Kurva Titrasi ........................................... 13 Larutan Standar ................................................................................ 18
3. Titrasi Argentometri ........................................................................... 20
Pendahuluan .................................................................................... 20 Penentuan Titik akhir Titrasi........................................................... 20 Contoh Perhitungan ......................................................................... 23
4. Titrasi Iodo-iodimetri ......................................................................... 24
Pendahuluan ..................................................................................... 24 Iodimetri atau proses Langsung ....................................................... 24 Iodometri atau proses tidak Langsung ............................................. 25 Indikator ........................................................................................... 25 Penyebab Kesalahan pada Iodometri dan Iodimetri ........................ 26
Contoh Perhitungan .................................
5. Titrasi
Kompleksometri ................................................................................. 29 Pendahuluan ..................................................................................... 29
Perhitungan dalam Titrasi Kompleksometri .................................... 29 Larutan Baku EDTA ........................................................................ 29 Indikator dalam Titrasi Kompleksometri ......................................... 30 Kinetika Titrasi Kompleksometri.................................................... 31 Selektivitas Titrasi Kompleksometri ................................................ 31 Kelebihan Titrasi Kompleksometri .................................................. 31
Daftar Rujukan ................................................................................. 33
Gambar Halaman
1. Teknik Kerja Titrasi ......................................................................................... 1
2. Struktur metil jingga ....................................................................................... 13
3. Metil jingga dalam larutan asam .................................................................... 14
4. Kurva titrasi asam kuat dan basa kuat ............................................................ 15
5. Kurva titrasi asam kuat dan basa lemah ......................................................... 16
6. Kurva titrasi asam lemah dan basa kuat ......................................................... 17
7. Kurva titrasi asam lemah dan basa lemah ...................................................... 17
8. Struktur EDTA ................................................................................................. 30
Tabel Halaman
1. Indikator asam basa ........................................................................................................ 15
2. Indikator Adsorpsi ........................................................................................................... 23
ANALISIS VOLUMETRI
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu,
dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah
diketahui konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi
memegang peranan yang amat penting sehingga sampai saat ini banyak
orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri. Nama analisis
volumetri juga sering digantikan dengan analisis titrimetri karena analisis
titrimetri dianggap lebih tepat untuk menyatakan proses titrasi.
TEKNIK KERJA TITRASI
Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat atau analit (ditampung
dalam erlenmeyer), sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi
disebut sebagai titran (dimasukkan ke dalam buret). Posisi tangan pada
saat titrasi ditunjukkan seperti gambar dibawah.
Cara Melakukan Titrasi
1) Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam
buret.
2) Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada erlenmeyer. Ditempatkan
tepat di bawah buret yang berisi titran.
3) Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator
fenoftalien untuk titrasi asam basa.
4) Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat
tepat di bawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu
putih di bawah wadah titrat.
5) Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit)
sampai larutan di dalam erlenmeyer menunjukkan perubahan warna dan
diperoleh titik akhir titrasi.
TITIK EKIVALEN dan TITIK AKHIR TITRASI
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen :
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi
asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant
untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut
adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses
titrasi dilakukan.
Untuk mengetahui akhir penambahan titran digunakan suatu zat yang
disebut indikator, yang menandai kelebihan titran dengan adanya
perubahan warna. Pada saat titran yang ditambahkan telah ekivalen
dinamakan titik ekivalen (TE). Titik dalam titrasi pada saat indikator
Gb.1 Teknik Kerja Titrasi
berubah warna disebut titik akhir (TA). Selisih TA dan TE merupakan suatu
kesalahan titrasi.
LARUTAN STANDAR
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain.
Standarisasi adalah usaha untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari suatu
larutan.
Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar primer antara lain:
1. Memiliki kemurnian 100%
2. Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu pemanasan
(pengeringan) disebabkan standar primer biasanya dipanaskan dahulu
sebelum ditimbang.
3. Memiliki berat molekul yang tinggi (MR), hal ini untuk menghindari
kesalahan relatif pada saat menimbang.
Menimbang dengan berat yang besar akan lebih mudah dan memiliki
kesalahan yang kecil dibandingkan dengan menimbang sejumlah kecil
zat tertentu.
Terdapat dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan
standar sekunder.
a. Larutan standar primer
adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
menimbang.
Contoh senyawa yang dapat digunakan sebagai standar primer adalah:
• Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium
arsenit NaAsO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan
natrium periodat NaIO4, larutan I2, dan cerium(IV) sulfat Ce(SO4)2.
• Asam benzoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium
etanolat, isopropanol atau DMF.
• Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium
tiosulfat Na2S2O3.
• Kalium hidrogen phtalat (KHP) digunakan untuk menstandarisasi
larutan asam perklorat dan asam asetat.
• Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl
dan HNO3.
• Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3
• Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) digunakan untuk
standarisasi larutan natrium nitrit.
As2O3, asam benzoat, KBrO3, KHP, Na2CO3, NaCl, dan asam sulfanilik di
atas adalah standar primer jadi senyawa ini ditimbang dengan berat tertentu
kemudian dilarutkan dalam akuades dengan volume tertentu untuk
didapatkan larutan standar primer.
b. Larutan standar sekunder
adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi
dengan larutan standar primer.
NaOH tidak dapat dipakai untuk standar primer disebabkan NaOH
bersifat higroskopis oleh sebab itu, NaOH harus dititrasi dahulu dengan KHP
agar dapat dipakai sebagai standar primer. Begitu juga dengan H2SO4 dan
HCl tidak bisa dipakai sebagai standar primer, supaya menjadi standar
sekunder maka larutan ini dapat dititrasi dengan larutan standar primer
Na2CO3.
PERSYARATAN dalam TITRASI
Tidak semua zat/senyawa yang ada dalam bentuk larutannya dapat
ditentukan dengan metode titrasi. Terdapat beberapa syarat agar kita dapat
menentukan sesuatu dengan cara titrasi. Syarat-syarat tersebut adalah:
1. Reaksi antara titran dengan analit harus stoikiometri.
Artinya reaksi keduanya dapat ditulis dalam persamaan reaksi yang
telah diketahui dengan pasti. Jadi produk reaksi antara titran dan analit
diketahui secara pasti sehingga kita dapat menulis dan menyetarakan
reaksinya. Sebagai contoh reaksi antara HCl dengan KOH dapat ditulis
secara pasti sebagai berikut:
HCl + KOH -> KCl + H2O
2. Reaksi antara titran dan analit harus berlangsung dengan cepat, hal ini
untuk memastikan proses titrasi cepat berlangsung dan titik ekuivalen
cepat diketahui.
3. Tidak ada reaksi lain yang mengganggu reaksi antara titran dan analit.
Bila ada zat-zat pengganggu maka zat tersebut harus dihilangkan.
Sebagai contoh apabila kita melakukan titrasi antara asam asetat dengan
NaOH maka tidak boleh ada asam lain seperti H2SO4 yang nantinya akan
mengganggu reaksi antara asam asetat dan NaOH.
4. Bila reaksi antara titran dengan analit telah berjalan dengan sempurna
(artinya titran dan analit sama-sama habis bereaksi) maka harus ada
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk penanda keadaan ini.
Perubahan ini bisa berupa berubahnya warna larutan, perubahan arus
listrik, ataupun perubahan sifat fisik larutan yang lain. Perubahan ini
dalam titrasi asam basa bisa dipergunakan indikator tapi yang perlu
diingat jarak antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen harus
berdekatan.
5. Kesetimbangan reaksi harus mengarah jauh ke pembentukan produk
sehingga dapat diukur secara kuantitatif.
Bila reaksi tidak mengarah jauh ke pembentukan produk maka akan sulit
untuk menentukan titik akhir titrasi.
JENIS-JENIS TITRASI
Berdasarkan reaksi kimianya, titrimetri dikelompokkan dalam empat jenis.
1. Titrasi Asam-basa (netralisasi).
Meliputi reaksi asam dan basa baik kuat maupun lemah. Jika HA
menyatakan asam yang akan ditetapkan dan BOH basanya,
reaksinya adalah :
Umumnya titran adalah larutan standar elektrolit kuat, seperti NaOH
dan HCl. Dalam titrasi ini perubahan terpenting yang mendasari
penentuan titik akhir dan cara perhitungan ialah perubahan pH
titrat.
2. Titrasi Oksidasi-reduksi (redoks).
Meliputi hampir semua reaksi oksidasi reduksi.
3. Titrasi Pengendapan.
Titrasi yang berdasarkan reaksi pembentukan endapan. Semakin kecil
kelarutan endapan, semakin sempurna reaksinya. Titrasi
pengendapan yang menyangkut larutan perak biasa disebut
argentometri.
Reaksinya adalah :
Dimana X- dapat berupa klorida, bromida, iodida, atau tiosianat
(SCN-).
4. Titrasi Pembentukan kompleks.
Titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion
kompleks atau garam yang sukar mengion). Suatu contoh reaksi
dimana terbentuk suatu kompleks stabil antara ion perak dengan
sianida :
Pereaksi organik tertentu, seperti asam etilen diamina tetra asetat
(EDTA), membentuk kompleks stabil dengan sejumlah ion logam dan
digunakan secara meluas untuk penetapan titrimetri logam-logam ini.
BERAT EKUIVALEN (BE)
Berat ekuivalen adalah berat satu ekuivalen suatu zat dalam gram.
Keterangan :
BM = Berat molekul
Ekivalensi = Jumlah mol ion hidrogen, elektron, atau kation univalen yang
diberikan atau diikat oleh zat yang bereaksi.
Berat ekuivalen suatu zat yang terlibat dalam suatu reaksi, yang
digunakan sebagai dasar untuk suatu titrasi, didefinisikan sebagai berikut:
a. Asam-basa.
Berat ekuivalen adalah bobot dalam gram (dari) suatu zat yang
diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol H+.
Contoh soal :
Hitunglah berat ekuivalen SO3 yang digunakan sebagai asam dalam
larutan air, asam ini akan memberikan dua proton
Karena 1 mol SO3 memberikan 2 mol H+, maka :
b. Redoks.
Berat ekuivalen adalah berat dalam gram (dari) suatu zat yang
diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol elektron.
Contoh soal :
Hitunglah berat ekuivalen Na2C2O4, zat pereduksi, dan K2Cr2O7, zat
pengoksid, dalam reaksi berikut:
Banyaknya elektron yang diperoleh atau diberikan dapat diketahui
dari perubahan bilangan oksidasi dalam setengah reaksi. Stengah
reaksinya adalah:
Ion oksalat memberikan dua elektron dan ion dikromat memperoleh
enam elektron, maka :
c. Pengendapan atau pembentukan kompleks.
Berat ekuivalen adalah berat dalam gram (dari) zat itu yang
diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol kation
univalen, ½ mol kation divalen,1/3 kation trivalen dan seterusnya.
Contoh soal :
Hitunglah berat ekuivalen AgNO3 dan BaCl2 dalam reaksi :
Satu mol perak nitrat memberikan 1 mol kation univalen, Ag+;
1 mol BaCl2 bereaksi dengan 2 mol Ag+, karena itu:
PERHITUNGAN dalam ANALISIS VOLUMETRI
a. Molaritas
Molaritas = banyaknya mol zat terlarut per liter larutan
Atau M = Vn
Karena n =BM
g maka M =
VxBMg
b. Normalitas
Normalitas = banyaknya ekivalen zat terlarut per liter larutan
Atau N = Vek
Karena ek =BEg
maka N =VxBE
g
Hubungan molaritas dan normalitas adalah
N = nM
Dengan n adalah jumlah mol ion hidrogen, mol elektron atau mol
kation univalen yang diberikan atau diikat oleh zat yang bereaksi.
c. Persentase kadar
% kadar zat A = %100xsampelmg
Amg
Contoh soal :
Hitunglah berapa gram Na2CO3 murni diperlukan untuk membuat 250
ml larutan 0,150 N!
Natrium karbonat itu dititrasi dengan HCl menurut persamaan :
CO32- + 2H+ H2CO3
Tiap Na2CO3 bereaksi dengan 2H+ oleh karena itu bobot ekuivalennya
setengah bobot molekulnya :
105,99/2 = 53,00 g/ek.
Jadi g = 0,250 liter x 0,150 ek/liter x 53,00 g/ek = 1,99 gram
PENDAHULUAN
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan bahan baku
asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang
bersifat asam dengan menggunakan baku basa.
PERHITUNGAN DALAM TITRASI ASIDI-ALKALIMETRI
Molaritas = mol zat per volume larutan atau
Mol zat = volume larutan x molaritas
maka,
Persamaan reaksi antara larutan asam A dan larutan basa B:
aA + bB → cC + dD + …
Nyatakan rumus untuk menghitung mol A dan mol B yang bereaksi :
nA = MA x VA
nB = MB x VB
Dari persamaan reaksi A dan B, perbandingan mol A dan mol B agar habis
bereaksi = a : b. Jadi diperoleh :
Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa
MA VA MB VB
a b
Dengan : MA, MB = kemolaran asam A dan basa B
VA, VB = volume asam A dan basa B
a, b = koefisien reaksi asam A dan basa B
Contoh Soal:
1. 10 mL HCl yang tidak diketahui konsentrasinya dititrasi oleh larutan
NaOH 0,1 M. Pada titik akhir titrasi ternyata rata-rata volume NaOH
0,1 M yang digunakan adalah 12,52 mL. Hitung [HCl] yang dititrasi?
Jawab :
Vasam x M asam = Vbasa x M basa
10 mL x M asam = 12,52 mL x 0,1 M
0,1252M10mL
1M12,52mLx0,Masam ==
Konsentrasi HCl = 0,1252 M
2. 2 mL larutan amoniak dititrasi oleh larutan HCl 0,1 M. HCl yang
digunakan adalah 34,9 mL.
Tentukan :
a. Molaritas larutan amoniak,
b. Kadar (%) NH3; jika massa jenis larutan NH3 0,935 g/mL !
Jawab :
Persamaan reaksi : NH3 (aq) + HCl (aq) → NH4Cl (aq)
a. VNH3 x M NH3 = VHCl x MHCl
NH3
HClHClNH3 V
xMVM =
1,745M2mL
M34,9mLx0,1M NH3 ==
b. Dalam 1 L larutan amoniak terdapat,
1,745 x 17 gram NH3 = 29,665 gram NH3.
Diketahui massa 1 L larutan = 985 gram.
3,01%%100985
29,665 NHlarutan % 3 == x
PERUBAHAN pH pada TITRASI ASAM BASA
Larutan yang dititrasi dalam asidimetri-alkalimetri mengalami
perubahan pH, misalnya larutan asam dititrasi dengan basa, maka pH larutan
yang mula-mula rendah selama titrasi terus menerus naik. Harga pH itu
diukur dengan pengukur pH (pH meter) pada awal titrasi yaitu sebelum
ditambah basa dan pada waktu-waktu tertentu setelah titrasi dimulai, maka
grafik yang diperoleh dengan mengalurkan perubahan pH terhadap volume
reaktan yang ditambahkan disebut kurva titrasi.
Bila suatu indikator pH digunakan untuk menunjukan titik akhir titrasi,
maka :
1. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titran ekivalen dengan
titrat yaitu agar tidak terjadi kesalahan titrasi (selisih antara titik akhir
dan titik ekivalen)
2. Perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak agar tidak ada
keragu-raguan tentang kapan titrasi harus dihentikan. Bila perubahan
warna mendadak sekali yaitu tetes terakhir menyebabkan warna sama
sekali lain, maka dikatakan bahwa titik akhirnya tegas (sharp)
Ada empat macam perhitungan jika asam dititrasi dengan basa.
Penghitungannya sebagai berikut.
a. Titik awal merupakan keadaan sebelum penambahan basa.
b. Daerah antara (sebelum titik ekivalen) merupakan keadaaan yang
menunjukkan larutan mengandung garam dan asam.
c. Titik ekivalen merupakan keadaan yang menunjukkan larutan
hanya mengandung garam.
d. Setelah titik ekivalen merupakan keadaan yang menunjukkan
larutan mengandung garam dan basa berlebih.
1) Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
Penghitungan titrasi asam kuat dengan basa kuat sebagai berikut.
a. Titik awal
Pada awal titrasi, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan asam.
[H+] = Masam
b. Daerah antara (sebelum titik ekivalen)
Pada daerah antara, pH larutan ditentukan dengan persamaan
berikut.
[H+] = basaasam
basabasaasamasam
VVMVMV
+−
Keterangan :
asamV = volume asam asamM = molaritas asam
basaV = volume basa basaM = molaritas basa
c. Titik ekivalen
Pada titik ekivalen asam tepat dinetralkan oleh basa. Penghitungan
pH larutan sebagai berikut.
Vbasa (ekuivalen) = basa
asamasam
MMV
[H+] = [OH-]
[H+] = Kw ]
d. Setelah titik ekivalen
Setelah titik ekivalen, pH ditentukan oleh konsentrasi ion OH- yang
berlebih. Penghitungan pH larutan sebagai berikut.
[OH-] = basaasam
asamasambasabasa
VVMVMV
+−
2) Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
Penghitungan titrasi asam lemah dengan basa kuat sebagai berikut.
a. Titik awal
Pada awal titrasi, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan
asam.
[H+] = MasamKa
b. Daerah antara (sebelum titik ekivalen)
Pada daerah antara, pH larutan ditentukan dengan persamaan
berikut.
[H+] = pKa + log
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
basaasam
asamasam
basaasam
basabasa
VVMV
VVMV
Keterangan :
asamV = volume asam yang belum bereaksi asamM = molaritas asam
basaV = volume basa yang telah bereaksi basaM = molaritas basa
c. Titik ekivalen
Pada titik ekivalen, semua asam telah beraksi dengan basa
membentuk garam.
Penghitungan pH larutan sebagai berikut.
[OH-] = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
KaKwMgaram
d. Setelah titik ekivalen
Setelah titik ekivalen, pH ditentukan oleh konsentrasi ion OH- yang
berlebih. Penghitungan pH larutan sebagai berikut.
[OH-] = basaasam
asamasambasabasa
VVMVMV
+−
Indikator asam-basa dan Kurva Titrasi
Indikator Asam Basa
- Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah
(senyawa organik) yang dalam larutannya warna molekul-
molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
- Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil,
dan menunjukkan perubahan warna yang kuat.
- Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran
dari pH
Beberapa contoh indikator asam basa :
M
dalam
berwa
S
yang b
satu
memb
Kesetim
Metil jin
jingga t
F
dan fe
a. Metil j
Metil jingga
m titrasi. Da
arna kuning
Saat penam
bermuatan
ion nitroge
berikan struk
mbangan ant
ngga dimana
terjadi pada
b. Fenolft
Fenolftalein
enolftalein in
G
Gb.
jingga
merupakan
alam laruta
dan struktu
mbahan asa
negatif oksi
en pada
ktur yang d
tara dua be
a campuran
a pH 3,7 men
talein
adalah ind
ni merupaka
Gb.2 Struktu
3 Metil jing
n salah satu
an yang b
urnya adala
am, ion hidro
igen. Tetapi,
ikatan ran
dapat ditulis
entuk jingga
n merah dan
ndekati netr
dikator yang
an bentuk a
ur metil jingg
gga dalam lar
u indikator y
ersifat basa
ah:
ogen tidak
, ion hidroge
ngkap nitro
kan seperti
a metil
n kuning me
ral.
g sering dig
asam lemah
ga
rutan asam
yang sering d
a, metil jin
akan ditan
en tertarik p
ogen-nitrog
berikut ini:
enghasilkan
unakan dal
yang lain.
digunakan
gga akan
ngkap oleh
pada salah
gen untuk
n warna
lam titrasi,
Asam lemah yang tidak berwarna dan ionnya berwarna merah
muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi
kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak
berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari
kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya,
mengubah indikator menjadi merah muda, terjadi pada pH 9.3.
Pencampuran warna merah muda dan tak berwarna menghasilkan
warna merah muda yang pucat, hal ini menyebabkan sulit untuk
mendeteksinya dengan akurat.
No. Nama Trayek pH Warna Asam Warna Basa
1. Kuning Metil 2,9-4,0 Merah Kuning
2. Metil Jingga 3,1-4,4 Merah Kuning
3. Hijau Bromkesol 3,8-5,4 Kuning Biru
4. Merah Metil 4,2-6,3 Merah Kuning
5. Bromtimol Biru 6,0-7,6 Kuning Biru
6. Merah Fenol 6,4-8,0 Kuning Merah
7. Purper Kresol 7,4-9,6 Kuning Purpur
8. Fenolftalein 8,0-9,6 Tidak Berwarna Merah
9. Timolftalein 9,3-10,5 Tidak Berwarna Biru
Tabel .1 indikator asam basa
a) Asam
Diag
kuat pada
rentang pH
Dari
pada titik
yang men
ditambahk
Apab
sampai fen
merupaka
Apab
sampai m
merah, kit
b) Asam
10. K
Pemilih
m kuat vs ba
gram beriku
a basa kua
H untuk me
kurva di at
ekivalen. A
nunjukkan t
kan apapun
bila mengg
nolftalein be
an titik terde
bila mengg
uncul warn
ta mendapa
m kuat vs ba
Kuning Aliza
Gb.4 Ku
an indikat
asa kuat
ut menunju
at. Bagian y
etil jingga da
tas terlihat
Akan tetapi,
tidak terda
n indikator y
gunakan fe
erubah men
ekat untuk
gunakan m
a jingga da
atkan titik y
asa lemah
arin
urva titrasi a
tor dan Ku
kkan kurva
yang diarsir
an fenolftale
bahwa tida
gambar me
apat perbed
yang diguna
enolftalein,
njadi tak be
mendapatk
metil jingga,
alam laruta
ang lebih ja
10,1-12,0
asam kuat da
urva Titras
a pH untuk
r pada gam
ein.
ak terdapat
enurun taja
daan pada
akan.
maka titr
erwarna (pa
kan titik ekiv
, kita aka
an. Jika laru
auh dari titik
Tidak B
an basa kuat
i
k penamba
mbar terseb
t perubahan
am pada titi
a volume a
rasi akan
ada pH 8,8)
valen.
an melakuk
tan beruba
k ekivalen.
Berwarna
t
ahan asam
but adalah
n indikator
k ekivalen
asam yang
dilakukan
karena itu
kan titrasi
ah menjadi
Violett
Dari
digunakan
jingga san
berubah w
c) Asam
gambar te
n. Akan tet
gat mendek
warna pada
m lemah vs b
Gb
G
ersebut jela
tapi metil j
kati titik ek
bagian kur
basa kuat
b. 5 Kurva tit
b. 6 Kurva ti
as terlihat b
jingga mula
kivalen. Kita
rva yang cur
trasi asam k
itrasi asam le
bahwa feno
ai berubah
a memiliki p
ram.
uat dan basa
emah dan b
olftalein tid
dari kunin
pilihan indik
a lemah
asa kuat
dak dapat
g menjadi
kator yang
Metil
dengan te
d) Asam
Kurv
lemah. C
terletak p
Terlih
akan be
jingga b
dapat m
menggun
melakuk
LARUT
1. Laruta
a. Bo
S
higrosko
diperluk
l jingga tida
pat.
m lemah vs b
va berikut a
Contohnya, a
pada pH ya
hat bahwa
erakhir peru
erada jauh
melakukan
nakan indik
kan titrasi an
TAN STAN
an baku pr
oraks, Na2B
Senyawa in
opis. Oleh k
kan. Kekura
Gb. 7 K
ak dapat dig
basa lemah
adalah untu
asam etano
ang lain.
kedua ind
ubahannya
h di bawah
titrasi a
kator. Kecur
ntara asam
NDAR
rimer
B4O7. 10 H2O
ni berupa
karena itu d
angannya s
Kurva titrasi
gunakan, te
uk asam da
oat dan laru
ikator tidak
sebelum te
h. Kesimpula
asam lema
raman yang
lemah vs ba
O
serbuk pu
dapat lang
senyawa in
asam lemah
etapi fenolfta
n basa yang
utan amonia
k dapat dig
ercapai titik
annya, kita
ah dan a
g berkurang
asa lemah.
utih, sanga
sung diguna
ni agak lam
h dan basa le
alein beruba
g sama-sam
a , titik ekiv
gunakan. F
k ekivalen,
a tidak aka
asam basa
g berarti b
at stabil d
akan setiap
mbat larut
emah
ah warna
ma bersifat
valen akan
Fenolftalein
dan metil
an pernah
a dengan
ahwa sulit
dan tidak
p saat jika
dalam air
sehingga dalam pelarutannya harus dibantu dengan pemanasan. Pada
reaksinya dengan asam, setiap mol-nya sebanding dengan 2 mol H+
sehingga berat ekivalennya akan setengah Mr-nya. BE Boraks adalah 191.
b. Asam Oksalat, H2C2O4.2 H2O
Asam oksalat adalah zat padat, hablur, halus, putih, larut baik
dalam air. Asam oksalat adalah asam divalent dan pada titrasinya selalu
sampai terbentuk garam normalnya. Berat ekivalen asam oksalat adalah
63.
2. Larutan baku sekunder
a. Zat baku sekunder yang bersifat asam
Zat baku yang biasa digunakan adalah HCl pekat. HCl pekat
adalah zat cair, tidak berwarna, berasap putih karena terjadinya
HCl.2H2O (Hidroklorida hidrat) dari gas HCl yang menguap dari HCl
pekat tersebut dengan uap air yang ada di udara. Uap/gas HCl sangat
berbahaya dan korosif karena itu membuka tutup botol HCl pekat
menuangkan HCl pekat ini harus dilakukan dalam ruang asam.
b. Zat baku sekunder bersifat basa
Yang biasa digunakan adalah : NaOH padat p.a. NaOH adalah zat
padat, putih, mudah larut dalam air dan pelarutan NaOH dalam air
termasuk ke dalam peristiwa eksoterm.
Berat ekivalen NaOH = 40.
PENDAHULUAN
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak
nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan,kadar garam dalam
larutan dapat ditentukan. Contoh yang mudah adalah,
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
Makin kecil kelarutan garam yang terbentuk, makin sempurna
reaksinya.
PENENTUAN TITIK AKHIR TITRASI
Berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir dalam
argentometri ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
1) Cara Mohr (Pembentukan endapan berwarna)
Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3
dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini
harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 -
9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat
dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida.
Apabila terlalu asam, maka ion CrO42- sebagian berubah menjadi
Cr2O72- karena reaksi,
2H+ + 2CrO42- Cr2O7
2- + H2O
Pengurangan konsentrasi ion kromat mengharuskan penambahan ion
perak dalam jumlah berlebihan untuk membentuk endapan perak kromat,
hal ini akan menyebabkan kesalahan yang besar. Dikromat pada
umumnya cukup larut.
Apabila terlalu basa, maka dapat terbentuk endapan AgOH yang
selanjutnya teruarai menjadi Ag2O sehingga titran terlalu banyak terpakai.
2 Ag+ + 2OH- + 2 AgOH Ag2O + H2O
Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikorbonat atau
kalsium karbonat. Larutan alkalis diasamkan dulu dengan asam asetat
atau asam borat sebelum dinetralkan dengan kalsium karbonat. Meskipun
menurut hasil kali kelarutan iodida dan tiosianat mungkin untuknditetapkan
kadarnya dengan cara ini. Namun oleh karena perak lodida maupun tiosanat
sangat kuat menyerang kromat, maka hasilnya tidak memuaskan.
Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan titrasi menggunakan
NaCl sebagai titran karena endapan perak kromat yang mula-mula
terbentuk sukar bereaksi pada titik akhir. Larutan klorida atau bromida
dalam suasana netral atau agak katalis dititrasi dengan larutan titer
perak nitrat menggunakan indikator kromat. Apabila ion klorida atau
bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan
bereaksi membentuk endapan perak kromat yang berwarna
coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi.
Sebagai indikator digunakan larutan kromat K2CrO4 0,003M
atau 0,005M yang dengan ion perak akan membentuk endapan coklat
merah dalam suasana netral atau agak alkalis. Kelebihan indikator yang
berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat diatasi dengan
melarutkan blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan
penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti endapan AgCl.
Contoh :
Perak kromat (8,4 x 10-5 mol/liter) lebih larut daripada perak klorida (1x
10-5 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan ke dalam suatu larutan yang
mengandung konsentrasi besar ion klorida dan konsentrasi kecil ion
kromat, maka perak klorida akan mengendap pertama, perak kromat
baru akan terbentuk setelah konsentrasi ion perak meningkat.
2) Cara Volhard (Penentu zat warna yang mudah larut)
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br -, dan I- dengan
penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+
dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak dengan
titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih. Kelebihan AgNO3
dititrasi dengan larutan standar KCNS, sedangkan indikator yang digunakan
adalah ion Fe3+ dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh ion Fe3+
membentuk warna merah darah dari FeSCN.
Karena titrannya SCN- dan reaksinya berlangsung dengan Ag+ maka
dengan cara Volhard, titrasi langsung hanya dapat digunakan untuk
penentuan Ag+ atau SCN-, sedangkan untuk anion-anion lain harus ditempuh
dengan cara titrasi kembali. Penerapan terpenting cara Volhard ialah untuk
penentuan secara tidak langsung ion-ion halogenida. Keadaan larutan yang
harus asam sebagai syarat titrasi Volhard merupakan keuntungan
dibandingkan cara-cara lain penentuan ion halogenida, karena ion-ion
karbonat, oksalat, dan arsenat tidak akan menganggu sebab garamnya
larut dalam keadaan asam.
3) Cara Fajans (Indikator Adsorpsi)
Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada
cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang
digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator
absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet
menjadi merah.
pH tergantung pada macam anion dan indikator yang
dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh
permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan
ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan
memilih macam indikator yang dipakai dan pH.
Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan
primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3
menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada
pada lapisan sekunder.
Kesulitan dalam menggunakan indikator adsorpsi ialah bahwa
banyak di antara zat warna tersebut membuat endapan perak menjadi
peka terhadap cahaya (fotosensitifasi) dan menyebabkan endapan terurai.
Titrasi menggunakan indikator adsorpsi biasanya cepat, akurat dan
terpercaya. Contoh-contoh indikator adsorpsi dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 2 indikator adsorpsi
CONTOH PERHITUNGAN
Sebuah contoh natrium klorida murni (BM = BE = 58,44) seberat 0,2286
gram dilarutkan dalam air dan tepat 50 mL larutan perak nitrat
ditambahkan untuk mengendapkan AgCl. Kelebihan Ag+ dititrasi
dengan 12,56 mL larutan KSCN dari 0,0986 N. Hitung normalitas
larutan AgNO3.
mek AgNO3 = mek NaCl + mek KSCN
N AgNO3 = (massa / BE NaCl + mek KSCN)/ Volume AgNO3
= 0,1030 mek/ml
PENDAHULUAN
No. Indikator Analit Titran Kondisi Reaksi
1. Diklorofluoresein Cl- Ag+ pH = 4
2. Fluoresein Cl- Ag+ pH = 7 - 8
3. Eosin Br-, I-, SCN- Ag+ pH = 2
4. Thorin SO42- Ba2+ pH = 1,5 – 3,5
5. Hijau Bromkresol SCN- Ag+ pH = 4 - 5
6. Ungu Metil Ag+ Cl- Larutan Asam
7. Rhodamin 6G Ag+ Br- HNO3 s/d 0,3 M
8. Orthokrom T Pb+ CrO42- Larutan Netral 0,02 M
9. Biru Bromfenol Hg22+ Cl- Larutan 0,1 M
Titrasi Iodimetri dan Iodometri adalah metode penentuan
kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2, yang bereaksi
dengan cuplikan atau terbentuk oleh cuplikan kalau direaksikan dengan
ion I-.
Jadi dasar reaksi yang digunakan pada Iodimetri dan iodometri adalah:
Kesetimbangan reaksi tersebut diatas dapat berjalan baik ke
kanan maupun ke kiri. Pada reaksi 1 I2 bekerja/ bertindak sebagai
oksidator, sedangkan pada reaksi 2 I2 bertindak sebagai reduktor.
Karena harga E° iodium berada pada daerah pertengahan maka sistem
iodium dapat digunakan untuk oksidator maupun reduktor. I2 adalah
oksidator lemah sedangkan iodida secara relatif merupakan reduktor
lemah.
IODIMETRI atau PROSES LANGSUNG
Iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara
langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan
menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku
berlebihan. Kelebihan iodin dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat.
Reduktor + I2 → 2I-
Na2S2O3 + I2 → NaI +Na2S4O6
Larutan standar yang digunakan dalam iodimetri adalah larutan
iod. Larutan ini harus disimpan dalam botol gelap untuk mencegah
penguaraian HIO oleh cahaya matahari. I2 atau iodium adalah zat padat
yang sangat mudah menguap, agak sukar larut dalam air. I2 ternyata jauh
lebih mudah larut dalam larutan KI dan ini disebabkan oleh terjadinya
reaksi:
I2 + I- I3-
Karena itu larutan baku I2 dibuat dengan melarutkan I2 dalam
larutan KI. Sebagai pengoksid larutan I2 yang sebenarnya adalah larutan I3-
akan mengalami reaksi reduksi :
IODOMETRI atau PROSES TIDAK LANGSUNG
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung
untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini
akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang
terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium
tiosulfat.
Oksidator + KI → I2 + 2e
I2 + Na2S2O3 → NaI + Na2S4O6
Larutan natrium tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama.
Bakteri yang memakan belerang akhirnya masuk ke larutan itu, dan proses
metaboliknya akan mengakibatkan pembentukan SO32-, SO4
2- dan
belerang koloidal. Belerang ini yang menyebabkan kekeruhan, bila timbul
kekeruhan larutan harus dibuang.
INDIKATOR
Baik pada iodimetri maupun iodometri, titrasinya selalu berkaitan
dengan I2. Meskipun warna I2 (bentuk teroksidasi) berbeda dengan warna I-
(bentuk tereduksi), secara teoritis untuk titrasi ini tidak memerlukan
indikator, tapi karena warnanya, dalam keadaan encer, sangat “lemah’,
maka pada titrasi ini diperlukan indikator. Indikator yang digunakan
adalah larutan kanji (amilum). Kanji atau amilum dengan I2 akan bereaksi
dan reaksinya adalah reaksi yang dapat balik :
Kompleks iod-amilum ini adalah senyawa yang agak sukar larut dalam
air sehingga kalau pada reaksi ini I2 tinggi, kesetimbangan akan terletak
jauh di sebelah kanan, kompleks iod-amilum yang terbentuk banyak, akan
terjadi endapan. Akibatnya kalau pada titrasi I2 “hilang” karena tereduksi,
kesetimbangannya tidak segera kembali bergeser ke arah kiri, warna
kompleks iod-amilum agak sukar hilang.
Pemakaian larutan indikator ini:
1) Pada iodimetri
Karena setiap saat sepanjang titrasi I2 dalam larutan reaksi kecil
bahkan sebelum TE dicapai praktis = 0, maka larutan indikator dapat
ditambahkan dari sejak awal titrasi artinya larutan indikator
ditambahkan sebelum titrasinya dimulai.
2) Pada iodometri
Pada iodometri, karena I2 di awal titrasi sangat besar, maka larutan
indikator tidak dapat ditambahkan di awal titrasi. Larutan indikator
ditambahkan pada saat-saat menjelang TE dicapai, yaitu pada saat I2
cukup kecil.
PENYEBAB KESALAHAN pada IODIMETRI dan IODOMETRI
a) Oksidasi dari Iodida dalam keadaan asam oleh O2 dari udara
Oksidasi ini berjalan lambat dalam keadaan netral, tetapi
apabila keadaan asam bertambah, maka akan lebih cepat. Sinar
matahari pun dapat mempercepat reaksi itu, oleh karena itu ion-ion
Iodida yang diasamkan/tidak diasamkan harus segera dititrasi.
b) Kecepatan menguap dari Iodium
Agar penguapan larut Iodium tidak begitu besar, maka larutan
itu harus dibubuhi KI hingga berlebih (Konsentrasi I- minimal 4%),
dimana Iodida yang ditambahkan itu mengikat molekul-molekul
Iodium menjadi ion triiodida,
Karena reaksi ini bolak balik maka suatu larutan tri iodida pada reaksi-
reaksi kimia bereaksi sebagai Iodium murni.
CONTOH PERHITUNGAN IODO-IODIMETRI
Asam Askorbat atau vitamin C Mr-nya 176,126 yang merupakan zat
pereduksi diteapkan dengan oksidasi menggunakan larutan standar I2. 200
ml air jeruk diasamkan dengan H2SO4 ditambah dengan 10 ml I2 0,04 M
kelebihan I2 dititrasi dengan Tio 0,01 M ternyata dibutuhkan 30,23 ml Tio.
Buatlah reaksi dan hitung berapa mg Asam Askorbat setiap ml Air jeruk
tersebut ?
Diketahui : Mr Asam Askorbat : 176,126
Volume Asam Askorbat : 200 ml
Volume I2 0,01 M : 10 ml
Volume Tio 0,01 M : 30,23 ml
Ditanya : a. Reaksi ?
b. mg asam askorbat dalam air jeruk ?
Jawab :
a. C6H8O6 + I2 → C6H6O6 + 2HI (berlebih)
I2 + 2Na2S2O3 → Na2S4O6
b. Cara I :
mmol I2 berlebih = V I2 x M = 10 x 0,04 = 0,4 mmol
mmol Tio = V tio x M = 30,23 x 0,01 = 0,3023 mmol
mmol I2 (sisa) = TiokoefIkoef
.. 2 x mmol Tio = ½ x 0,3023
= 0,1512 mmol
mmol I2 berlebih = mmol As. Askorbat + mmol I2 sisa
mmol As. Askorbat = mmol I2 berlebih - mmol I2 sisa
= 0,4000 - 0,1512 = 0,2488 mmol
mg As. Askorbat = mmol x Mr = 0,2488 x 176,126
= 43,82015 mg/200ml
Per ml As. Askorbat =200
43,82015 = 0,2191 mg/ml
Cara 2 :
Mgrek I2 ( berlebih) = volume I2 x N I2
= 10 x (2 x 0,04 ) = 0,8 mgrek
mgrek Tio = volume tio x valensi x Mtio
= 30,23 x 2 x 0,01 = 0,6046 mgrek
mgrek I2 (sisa) = ( koef. I2 / koef. Na2S2O3 ) x mgrek tio
= ½ x 0,6406 = 0,3023 mgrek
mgrek vit. C = mgrek I2 - mgrek I2 sisa
= 0,8 - 0,3023 = 0,4977 mgrek
mg setiap ml = mgrek vit. C x Mr/ volume x valensi
= 0,4977 x 176,126 / ( 200 x 2 ) = 0,2191 mg/ml
PENDAHULUAN
Kompleksometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif
yang memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam
utamanya. Ion logam dalam kompleks disebut atom pusat, dan gugus yang
terikat pada atom pusat disebut ligan.
PERHITUNGAN DALAM TITRASI KOMPLEKSOMETRI dan
KURVA TITRASI
Kesalahan titrasi kompleksometri tergantung pada cara yang
dipakai untuk mengetahui titik akhir. Pada prinsipnya ada dua cara, yaitu
kelebihan titran yang pertama ditunjukkan atau berkurangnya konsentrasi
komponen tertentu sampai batas yang ditentukan, telah dideteksi.
1. Kesalahan titrasi dihitung dengan cara yang sama pada titrasi
pengendapan.
2. Digunakan senyawa yang membentuk senyawa kompleks yang
berwarna tajam dengan logam yang ditetapkan. Warna ini hilang
atau berubah sewaktu logam telah diikat menjadi kompleks yang
lebih stabil, misalnya EDTA.
LARUTAN BAKU EDTA
EDTA terdapat sebagai kristal H4Y dan kristal garam dinatriumnya,
Na2H2Y.2H2O. Kristal H4Y sukar larut dalam air. Untuk melarutkannya
harus digunakan NaOH yang cukup untuk pembentukan garam dinatrium
tersebut yang sangat mudah larut dalam air.
Nama resmi EDTA adalah Ethylenedinitrilotetraacetic acid.
Sedangkan nama tak resminya seperti Complexon, komplexon, Nullapon,
Sequestrene, Versene untuk garam dinatrium-EDTA.
Gb. 8 struktur EDTA
Faktor-faktor yang membuat EDTA ampuh sebagai pereaksi
titrimetrik adalah:
b. Dengan ion logam selalu terbentuk kompleks 1:1(satu molekul EDTA
dengan satu ion logam)
c. Konstan kestabilan kelatnya umumnya besar sekali sehingga
reaksinya sempurna kecuali dengan logam alkali.
d. Banyak ion logam yang bereaksi cepat.
INDIKATOR dalam TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Titrasi kompleksometri menggunakan indikator yang juga bertindak
sebagai pengompleks dan kompleks logamnya mempunyai warna yang
berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator tersebut disebut Indikator
Metalokromat. Contohnya: Enriochrome black T; pyrocatechol violet; xylenol
orange; calmagit; 1-(2-piridil-azonaftol), PAN, zincon, asam salisilat, metafalein,
dan calcein blue. Keefektifan indikator tergantung pada kestabilannya.
Indikator dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan kesalahan titrasi.
Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH
untuk titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrom black T. Pada pH lebih
tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya
oleh Ca2+ dengan indikator murexide.
Adanya gangguan dari Cu bebas dari pipa-pipa saluran air dapat
dimasking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat
kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun
hidroksinaftol.
KINETIKA TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Beberapa ion seperti Cr3+, Co3+, Al3+, dan Zr4+ dan kadangkala Fe3+, Bi3+
terkomplekskan secara lambat dengan EDTA. Untuk ini titrasi dilakukan pada
temperatur 40-60°C. Lambatnya pembentukan kompleks ini dapat diatasi
dengan titrasi balik seperti Cr(III) dititrasi dengan kelebihan EDTA pada pH
1,0–4,0 pada 40-50°C. EDTA yang berlebih dititrasi kembali dengan garam Zn
atau Mg.
EDTA membentuk kompleks yang cukup cepat dengan Cr3+ bila Cr3+
dalam keadaan segar (baru dibuat dari Cr4+). Pada pH = 3, Fe(III) membentuk
kompleks lebih cepat dengan EDTA daripada pH = 10. Untuk Al kompleks Al
pada pH > 4,0 akan terjadi hidrolisis tetapi pada pH < 3,0, kompleks yang
terbentuk sangat stabil. Oleh karena itu dalam kasus penambahan reagen
adallah sama pentingnya.
SELEKTIVITAS TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Karena banyaknya logam yang dapat dititrasi dengan EDTA, maka
masalah selektivitas menjadi masalah yang sangat penting. Selektivitasnya
dapat diperbaiki dengan mengendalikan pH pemakaian pengompleks
sekunder, pemilihan penitrannya dan pengendalian laju reaksi.
Kompleks yang stabil biasanya terbentuk pada pH rendah seperti Fe
(pH = 2), Al3+, Zr4+,B3+ semua dititrasi pada pH rendah untuk menghindarkan
hidrolisis. Zn , Cd, dan Pb dititrasi pada pH = 5. Pada titrasi Ca untuk
menghindarkan interferensi dari Zn, dan Cd, ion-ion ini dimasking dengan KCN.
KELEBIHAN TITRASI KOMPLEKSOMETRI
EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang
tertentu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal
Mg, Cr, Ca dan Ba dapat dititrasi pada pH= 11, Mn2+, Fe, Co, Ni, Zn, Cd, Al, Pb,
Cu,Ti dan V dapat dititrasi pada pH 4-7. Terakhir logam seperti Hg, Bi, Co, Fe,
Cr, Ca, In, Sc, Ti, V, dan Th dapat dititrasi pada pH 1,0 – 4,0.
EDTA sebagai garam natrium, Na2H2Y merupakan standar primer
sehingga tidak perlu distandarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut
dalam air ditemukan. Suatu titik ekivalen segera tercapai dalam titrasi
demikian dan akhirnya titrasi kompleksometri dapat digunakan untuk
penentuan beberapa logam pada operasi skala semimikro.
Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L.(1998). Analisis Kimia Kuantitatif,
5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc.
Dinda. 2008. Iodometri dan Iodimetri, (Online),
(http://medicafarma.blogspot.com/2008/04/iodometri-dan-
iodimetri.html, diakses tanggal 7 September 2009).
Ekoph. 2008. Air Sadah, (Online),
(http://rumahkimia.wordpress.com/, diakses tanggal 14
September 2009).
Firdaus, Ikhsan. 2009. Beberapa Contoh Penetapan dalam
Kompleksometri, (Online), (http://www.chem-is-try.org//, diakses
tanggal 5 September 2009).
Firdaus, I. 2009. Rangkuman Kompleksometri, (Online),
(http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September
2009).
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Hadimoeljono, M.Ir, dan soetikno, Ir.1981. Petunjuk Praktek Kimia
Analisa 2.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Khopkhar,S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Maryami, T. 2002. Penerapan Alat-Alat Ukur yang berhubungan
dengan Analisis Volumetri. Malang : FMIPA UM.
Septyaningrum, R. 2009. Contoh Perhitungan, (Online),
(http://www.chem-is-try.org//, diakses tanggal 5 September
2009).
Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida : Sounders
College Publishing.
Soetrisno. 2009. Titrasi tanpa kalibrasi, (Online), (http://www.chem-
is-try.org//, diakses tanggal 5 September 2009).
Suharsini, M. dan Saptarini, D. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup.
Jakarta : Ganeca exact.
Syabatini, A. 4 Januari 2009. Laporan Praktikum Kimia Analitik I
Kompleksometri, (Online), (http: Annisanfushie’s Weblogdiakses
tanggal 5 September 2009).
Tim Dosen Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik. 2006.Petunjuk
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik. Malang: Depdiknas
Universitas Negeri Malang FMIPA jurusan Kimia.
______. 2008. Titrasi Asam Basa, (Online), (http://www.chem-is-
try.org//, diakses tanggal 5 September 2009).
______. 2009. Asam Askorbat, (Online), (www.wikipedia.com, diakses
tanggal 7 September 2009).
______. 2009. Beragam Manfaat Cuka, (Online),
(http://www.kompas.com, diakses tanggal 14 September 2009).
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMK Negeri 7 Malang
MATA DIKLAT : Melakukan Analisis Titrimetri (ATT) KELAS/SEMESTER : XI/3 STANDAR KOMPETENSI : Melakukan Analisis titrimetri KODE KOMPETENSI : KK.08.052 ALOKASI WAKTU : 114 x 45 Menit
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI
PEMBELAJARAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER
BELAJAR TM PS PI
1. Menjelaskan dasar-dasar analisis titrimetri
- Titrimetri dan jenis-jenis titrimetri diidentifikasi
- Larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi serta kurva titrasi diidentifikasi
- Titrimetri dan jenis-jenis titrimetri
- Larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi dan titik akhir titrasi dan kurva titrasi
- Mendeskripsian pengertian titrasi dan mengidentifikasi jenis-jenis titrasi
- Menentukan larutan baku standar, titik akhir titrasi dan kurva titrasi
- Tes tulis
14
- - - Penuntun Praktikum Kimia
- Kimia Analitik
2. Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan
- Analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan diidentifikasi reaksinya
- Analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan ditentukan perhitungannya
- Reaksi yang terjadi berdasarkan titrimetri reaksi penetralan
- Perhitungan analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan
- Mengidentifikasi reaksi berdasar analisis titrimetri reaksi penetralan dan menentukan perhitungannya
- Praktik analisis titrimetri reaksi penetralan
- Tes tulis - Observasi - Laporan
kelompok
22 6 (3)
- Kimia Analitik
3. Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan
- Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan diidentifikasi reaksinya
- Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan ditentukan perhitungannya
- Reaksi yang terjadi berdasarkan titrimetri reaksi pengendapan
- Perhitungan analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan
- Mengidentifikasi reaksi berdasar analisis titrimetri reaksi pengendapan dan menentukan perhitungannya
- Praktik analisis titrimetri reaksi pengendapan
- Tes tulis - Observasi - Laporan
kelompok
22 6 (3)
- Kimia Analitik
265
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI
PEMBELAJARAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER
BELAJAR TM PS PI
4. Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi
- Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi diidentifikasi reaksinya
- Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi ditentukan perhitungannya
- Reaksi yang terjadi berdasarkan titrimetri reaksi reduksi oksidasi
- Perhitungan analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi
- Mengidentifikasi reaksi berdasar analisis titrimetri reaksi reduksi oksidasi dan menentukan perhitungannya
- Praktik analisis titrimetri reaksi reduksi oksidasi
- Tes tulis - Observasi - Laporan
kelompok
22 6 (3)
- Kimia Analitik
5. Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks
- Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks diidentifikasi reaksinya
- Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks ditentukan perhitungannya
- Reaksi yang terjadi berdasarkan titrimetri reaksi pembentukan senyawa kompleks
- Perhitungan analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks
- Mengidentifikasi reaksi berdasar analisis titrimetri reaksi pembentukan senyawa kompleks dan menentukan perhitungannya
- Praktik analisis titrimetri reaksi pembentukan senyawa kompleks
- Tes tulis - Observasi - Laporan
kelompok
22 6 (3)
- Kimia Analitik
JUMLAH 102 24 (12) -
(RPP)
ANALISIS VOLUMETRI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Malang
Kelas/Semester : XI/3
Program Keahlian : Analisis Kimia
Kompetensi : Melakukan Analisis Titrimetri
Kode kompetensi : KK.08.052
Pertemuan : 8 x 45 menit = 4 x pertemuan
`
I. STANDAR KOMPETENSI
Melaksanakan Analisis Titrimetri
II. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan dasar-dasar analisis titrimetri
III. MATERI POKOK
Dasar-dasar Analisis Titrimetri
IV. INDIKATOR
- Titrimetri dan jenis-jenis titrimetri diidentifikasi
- Larutan baku standar, titik ekivalen dan titik akhir titrasi serta kurva titrasi
diidentifikasi
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif
o Siswa dapat mendeskripsikan titrimetri.
o Siswa dapat menjelasan perbedaan titran dengan titrat.
o Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara titik ekivalen dengan titik akhir
titrasi
o Siswa dapat menghitung berat ekivalen senyawa berdasarkan reaksi asam-
basa
Sikap :
o Siswa dapat menentukan peralatan analisis yang tepat.
o Siswa dapat menggunakan peralatan analisis dengan baik, tepat, dan
cermat.
o Siswa dapat melaksanakan prosedur kerja pada praktikum dengan tepat.
VI. MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E
VII. MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Penunjang Kimia
VIII. URAIAN MATERI
Analisis volumetri merupakan analisis untuk menentukan jumlah zat
yang tidak diketahui dengan mengukur volume larutan reaktan yang
dibutuhkanagar bereaksi sempurna. Proses mengukur volume larutan di dalam
buret (konsentrasi diketahui) yang ditambahkan ke dalam larutan lain dan
diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna disebut titrasi. Dahulu,
orang mengenal analisis ini dengan nama analisis volumetri, sekarang, nama
analisis volumetri digantikan dengan analisis titrimetri karena analisis
titrimetri lebih tepat untuk menyatakan proses titrasi.
Zat yang akan dititrasi disebut sebagai titrat (ditampung dalam
erlenmeyer), sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi disebut
sebagai titran (dimasukkan ke dalam buret). Pada saat titran yang ditambahkan
telah ekivalen dinamakan titik ekivalen (TE). Untuk mengetahui akhir
penambahan titran digunakan suatu zat yang disebut indikator, yang menandai
kelebihan titran dengan perubahan warna. Titik dalam titrasi pada saat
indikator berubah warna disebut titik akhir (TA). Selisih TA dan TE
merupakan suatu kesalahan titrasi.
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain.
Standarisasi adalah usaha untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari suatu
larutan. Dikenal dua jenis larutan standar/baku yaitu larutan standar primer
dan larutan standar sekunder. Syarat-syarat yang diperlukan untuk membuat
bahan baku primer, yakni:
a. Sangat murni, atau mudah dimurnikan, mudah diperoleh dan
dikeringkan
b. Mudah diperiksa kemurniannya
c. Stabil dalam keadaan biasa
d. Mempunyai berat ekivalen yang tinggi
e. Mampu bereaksi menurut syarat-syarat reaksi titrasi
Larutan baku primer adalah larutan baku yang konsentrasinya dapat
ditentukan dengan jalan menghitung dari berat zat terlarut yang dilarutkan
dengan tepat. Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya
harus ditentukan dengan cara titrasi terhadap larutan baku primer.
Bobot ekuivalen adalah bobot satu ekuivalen suatu zat dalam gram.
Keterangan :
BM = Berat molekul
Ekivalensi = Jumlah mol ion hidrogen, elektron, atau kation univalen yang
diberikan atau diikat oleh zat yang bereaksi.
IX. SKENARIO PEMBELAJARAN
- Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti Engagement
• Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengingatkan siswa pada materi mengenai standarisasi larutan yang telah diajarkan.
• Guru menyampaikan bahwa pada hari ini akan mempelajari materi mengenai dasar-dasar analisis titrimetri.
• Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai titrimetri dan jenis-jenisnya dengan membentuk kelompok.
• Guru meminta siswa mendiskusikan hasil yang diperoleh dalam kelompok.
• Siswa menjawab
pertanyaan guru • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa membentuk
kelompok dan mencari data mengenai titrimetri dan jenis-jenisnya.
• Siswa melakukan diskusi kelompok
75’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk membacakan hasil yang diperoleh untuk dibuat kesimpulan dari pembelaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan power point dari hasil pencarian di perpustakaan (bisa ditambah dari internet) untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti exploration
• Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrimetri dan jenis-jenisnya di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
• Siswa mengerjakan soal.
75’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari dan mencari data mengenai syarat-syarat dalam pembuatan larutan standar.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa memperhatikan
penjelasan guru • Siswa menjawab salam.
10’
- Pertemuan III (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti explanation
• Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai syarat-syarat dari zat baku standar, cara pembuatannya di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
• Siswa mengerjakan soal.
75’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari dan mencari data mengenai perbedaan dari titik ekivalen dengan titik akhir dalam titrasi serta kurva titrasi.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru • Siswa menjawab salam.
10’
- Pertemuan IV (2 x 45 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu
Pendahuluan • Guru mengucapkan salam dan
menanyakan kabar siswa • Guru melakukan absensi terhadap
siswa satu per satu. • Guru memberikan soal pretes
mengenai pembelajaran yang telah dipelajari mengenai titrimetri dan larutan standar.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
• Siswa mengerjakan soal
5’
Kegiatan Inti • Guru meminta siswa menjelaskan
mengenai perbedaan antara titik ekivalen dengan titik akhir serta hubungannya dengan kesalahan titrasi juga mengenai pembuatan kurva titrasi.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi. elaboration
• Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa.
• Siswa menjelaskan
konsep.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
• Siswa mengerjakan soal.
75’
Penutup evaluation
• Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi mengenai dasar-dasar titrimetri untuk mempermudah pemahaman menuju konsep analisis titrimetri yang akan dibahas selanjutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa memperhatikan
penjelasan guru • Siswa menjawab salam.
10’
X. Sumber Belajar
- Buku Kimia
Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia Kuantitatif,
5th edition, New Delhi: Prentice-Hall, Inc.
Harjadi,W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Khopkhar,SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
- Bahan ajar (Modul)
- Media Pembelajaran (alat-alat praktikum)
XI. Penilaian (instrumen terlampir)
- Presentasi dan diskusi
Malang, ...........................
Mengetahui,
Kepala sekolah
(..........................................)
Guru Materi Analisis Volumetri
(.............................................)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Malang
Kelas/Semester : XI/3
Program Keahlian : Analisis Kimia
Kompetensi : Melakukan Analisis Titrimetri
Kode kompetensi : KK.08.052
Pertemuan : 18 x 45 menit = 7 x pertemuan
`
I. STANDAR KOMPETENSI
Melaksanakan Analisis Titrimetri
II. KOMPETENSI DASAR
Melaksanakan analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan
III. MATERI POKOK
Titrasi Asidi-Alkalimetri
IV. INDIKATOR
- Analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan diidentifikasi reaksinya.
- Analisis titrimetri berdasar reaksi penetralan ditentukan perhitungannya
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif
o Siswa dapat mendeskripsikan titrasi Asidi-Alkalimetri
o Siswa dapat menghitung pH larutan dan kadar suatu zat dalam titrasi asidi-
alkalimetri
o Siswa dapat Mendeskripsikan prosedur kerja dalam membuat larutan
standar, standarisasi larutan, dan penentuan kadar zat secara titrasi asidi-
alkalimetri dalam laboratorium.
Sikap :
o Siswa dapat menentukan peralatan analisis yang tepat.
o Siswa dapat menggunakan peralatan analisis dengan baik, tepat, dan
cermat.
o Siswa dapat melaksanakan prosedur kerja pada praktikum dengan tepat.
o Siswa dapat menentukan bahan yang sesuai untuk titrasi asidi-alklaimetri
Keterampilan :
o Siswa dapat membuat larutan baku NaOH 0,1 N.
o Siswa dapat menetapkan konsentrasi NaOH terhadap larutan baku primer
H2C2O4.2H2O.
o Siswa dapat menetapkan konsentrasi HCl terhadap larutan standar NaOH
0,1 N.
o Siswa dapat menetapkan titik akhir titrasi menggunakan indikator dengan
tepat.
o Siswa dapat menggunakan peralatan analisis.
o Siswa dapat menentukan kadar asam cuka dagang dalam laboratorium
VI. MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E
VII. MEDIA PEMBELAJARAN
Modul Analisis Volumetri dan Peralatan Titrasi.
VIII. URAIAN MATERI
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam,
sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat
asam dengan menggunakan baku basa.
Larutan yang dititrasi dalam asidimetri-alkalimetri mengalami
perubahan pH, misalnya larutan asam dititrasi dengan basa, maka pH larutan
yang mula-mula rendah selama titrasi terus menerus naik. Bila pH itu diukur
dengan pengukur pH (pH meter) pada awal titrasi yaitu sebelum ditambah
basa dan pada waktu-waktu tertentu setelah titrasi dimulai, maka kalau pH
larutan dialurkan lawan volume titran, kita peroleh grafik yang disebut „kurva
titrasi“.
Ada empat macam perhitungan jika asam dititrasi dengan basa.
Penghitungannya sebagai berikut.
e. Titik awal merupakan keadaan sebelum penambahan basa.
f. Daerah antara (sebelum titik ekivalen) merupakan keadaaan yang
menunjukkan larutan mengandung garam dan asam.
g. Titik ekivalen merupakan keadaan yang menunjukkan larutan hanya
mengandung garam.
h. Setelah titik ekivalen merupakan keadaan yang menunjukkan larutan
mengandung garam dan basa berlebih.
IX. SKENARIO PEMBELAJARAN
- Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti Engagement
• Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan:
1. Pernahkah kalian mendengar istilah tanah gambut?
Apakah manfaat dari tanah gambut? Bagaimanakah sifat dari tanah gambut? Mengapa para petani menggunakan pupuk yang bersifat basa pada lahan gambut?
2. Pernahkah kalian makan acar
mentimun?
Zat apa yang biasa ditambahkan dalam acar? Apakah tujuan penambahan cuka pada makanan? Apakah rumus kimia dari asam cuka? Pernahkah anda mengamati kadar dari asam cuka dalam botol cuka?
• Siswa menjawab
pertanyaan guru 1. - Ada sebagian yang
menjawab ‘pernah’, ada yang menjawab ‘belum pernah’.
- ‘Manfaat lahan gambut berguna dalam bidang pertanian’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘asam’, ada yang menjawab ‘basa’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘tidak tahu’, ada yang menjawab ‘untuk menetralkan sifat asam’.
2. - Ada sebagian yang menjawab ‘pernah’, ada yang menjawab ‘belum pernah’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘cuka’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘agar bersifat asam’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘tidak tahu’, ada yang menjawab ‘CH3COOH’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘tidak pernah’, ada yang menjawab ‘pernah’.
75’
Bagaimanakah cara menghitung kadar dari asam cuka yang terkandung di dalamnya? Metode apa yang dapat digunakan untuk mengetahui keakuratan kadar dari asam cuka di laboratorium?
• Guru menyampaikan bahwa pada hari ini akan mempelajari materi mengenai titrasi asidi-alkalimetri.
• Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai asidi-alkalimetri dengan membentuk kelompok .
- Ada sebagian yang menjawab ‘tidak tahu’, ada yang menjawab ‘menggunakan perhitungan asam basa’.
- Ada sebagian yang tidak menjawab, ada yang menjawab ‘titrasi’.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
• Siswa membentuk
kelompok dan mencari data mengenai titrasi asidi-alkalimetri.
Penutup
• Guru meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan mengenai data asidi-alkalimetri yang telah diperoleh dari diskusi kelas.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan power point untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti • Guru meminta masing-masing
siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrasi asidi-alkalimetri di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
• Siswa mengerjakan soal.
75’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan kegiatan praktikum titrasi asidi-alkalimetri dengan membaca modul pada fase exploration.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa memperhatikan
penjelasan guru • Siswa menjawab salam.
10’
- Pertemuan III (4 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Exploration
• Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan untuk pembuatan larutan asam oksalat dan larutan NaOH sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration.
• Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
• Guru meminta siswa dalam
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Siswa membentuk 5
kelompok dalam pembuatan larutan asam oksalat dan larutan NaOH.
• Siswa mencatat data
hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul.
• Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
165’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk kegiatan praktikum standarisasi larutan dengan membaca modul pada fase exploration.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
- Pertemuan IV (4 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti Exploration
• Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan standarisasi larutan dan penetapan kadar asam cuka sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration.
• Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
• Guru meminta siswa dalam
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Siswa membentuk 5
kelompok dalam percobaan standarisasi larutan dan penetapan kadar asam cuka.
• Siswa mencatat data
hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul.
• Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
165’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan mengenai percobaan-percobaan yang telah dilakukan hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan V (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum mengenai titrasi asidi-alkalimetri
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru • Siswa mengumpulkan
laporan
10’
Kegiatan Inti Explanation
• Guru meminta siswa menjawab pertanyaan dalam modul dalam fase explanation secara berkelompok
• Guru meminta siswa mempresentasikan jawaban dalam diskusi kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelompok.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
• Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.
60’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa menjawab salam.
10’
• Pertemuan VI (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti Elaboration
• Guru memberikan beberapa soal dari fase elaboration kepada siswa untuk menganalisisnya secara individual.
• Guru meminta siswa menukarkan jawabannya dengan teman sebangku dan saling mendiskusikan hasil jawaban.
• Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelompok.
• Siswa dengan teman sebangku melakukan diskusi.
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
• Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan.
60’
Penutup • Guru memberikan kuis untuk lebih
mengetahui pemahaman siswa secara individual.
• Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa mengerjakan soal
kuis.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa menjawab salam.
25’
• Pertemuan VII (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi asidi-alkalimetri yang telah dipelajari.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru • Siswa mengerjakan soal
pretes
15’
Kegiatan Inti Evaluation
• Guru memberi latihan soal dari fase evaluation atau dari buku Kimia untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi titrasi asidi-alkalimetri.
• Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban pada fase evaluasi untuk dinilai berdasarkan sistem umpan balik.
• Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa mengerjakan soal
untuk mengetahui pemahaman siswa.
• Siswa mengumpulkan
jawaban kepada guru • Siswa menuliskan
jawaban di depan kelas. • Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan.
60’
Penutup • Guru memberikan postes untuk
lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual.
• Guru mengingatkan siswa untuk lebih mempelajari materi titrasi asidi-alkalimetri serta perhitungannya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa mengerjakan soal
postes
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
• Siswa menjawab salam.
25’
X. Sumber Belajar
- Buku Kimia
Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia Kuantitatif,
5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Khopkhar,_SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
- Bahan ajar (Modul)
- Media Pembelajaran (alat-alat praktikum)
XI. Penilaian (instrumen terlampir)
- Presentasi dan diskusi
Malang, ...........................
Mengetahui,
Kepala sekolah
(..........................................)
Guru Materi Analisis Volumetri
(.............................................)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3
Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Malang
Kelas/Semester : XI/3
Program Keahlian : Analisis Kimia
Kompetensi : Melakukan Analisis Titrimetri
Kode kompetensi : KK.08.052
Pertemuan : 18 x 45 menit = 7 x pertemuan
`
I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan Analisis Titrimetri
II. KOMPETENSI DASAR
Melaksanakan Analisis Titrimetri berdasar Reaksi Pengendapan
III. INDIKATOR
- Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan diidentifikasi reaksinya.
- Analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan ditentukan perhitungannya.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif :
Siswa dapat Mendeskripsikan Titrasi Argentometri
Siswa dapat Mendeskripsikan larutan baku AgNO3
Siswa dapat Mendeskripsikan larutan baku NH4CNS
Siswa dapat Mendeskripsikan penetapan [AgNO3]
Siswa dapat Mendeskripsikan penetapan [NH4CNS]
Siswa dapat Mendeskripsikan teknik penyimpanan pereaksi
Sikap :
Siswa dapat Menentukan peralatan analisis yang tepat.
Siswa dapat Menggunakan peralatan analisis dengan baik, tepat, dan
cermat.
Siswa dapat Melaksanakan instruksi kerja.
Ketrampilan :
Siswa dapat Dapat membuat larutan baku AgNO3 0,1 N.
Siswa dapat Dapat membuat larutan baku NH4CNS 0,1 N.
Siswa dapat Melakukan standarisasi AgNO3 dengan NaCl.
Siswa dapat Melakukan standarisasi NH4CNS dengan AgNO3
Siswa dapat Dapat menentukan klorida dalam garam dapur kasar
Siswa dapat Dapat menentukan bromida dengan cara volhard
Siswa dapat Menggunakan peralatan analisis.
V. MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E
VI. MEDIA PEMBELAJARAN
Modul Analisis Volumetri.
VII. URAIAN MATERI
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
(AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yangdigunakan
sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan,kadar garam dalam larutan
pemeriksaan dapat ditentukan. Contoh yang mudah adalah,
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
Makin kecil kelarutan garam yang terbentuk, makin sempurna reaksinya.
Berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir dalam
argentometri ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu cara Mohr, Volhard
dan Fajans. Kurva titrasi untuk reaksi pengendapan dapat dibuat dan
seluruhnya analog dengan kurva titrasi asam basa.
VIII. SKENARIO PEMBELAJARAN
- Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti Engagement
• Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: - Pernahkah kalian membantu
ibu memasak di dapur? Pasti kalian tidak asing dengan zat yang bernama garam.
- Tahukah kalian apa fungsi penambahan garam dalam masakan?
- Tahukah kalian nama kimia dari garam?
• Guru menyampaikan bahwa pada
hari ini akan mempelajari materi mengenai analisis titrimetri berdasar reaksi pengendapan.
• Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai titrasi yang berhubungan dengan reaksi pengendapan terutama mengenai argentometri dengan membentuk kelompok .
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
- Ada sebagian yang menjawab ‘pernah’, ada yang menjawab ‘belum pernah’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘agar masakan mempunyai rasa asin’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘tidak tahu’, ada yang menjawab ‘NaCl’.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
• Siswa membentuk
kelompok dan mencari data mengenai titrasi asidi-alkalimetri.
75’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai data argentometri yang telah diperoleh dari diskusi kelas.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan power point untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti • Guru meminta masing-masing
siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrasi argentometri di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
• Siswa mengerjakan soal.
75’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan kegiatan praktikum titrasi argentometri dengan membaca modul pada fase exploration.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru • Siswa menjawab salam.
10’
- Pertemuan III (4 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti Exploration
• Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan untuk pembuatan larutan AgNO3, larutan NaCl, dan larutan NH4CNS sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration.
• Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
• Guru meminta siswa dalam
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Siswa membentuk 5
kelompok dalam pembuatan larutan AgNO3, larutan NaCl, dan larutan NH4CNS.
• Siswa mencatat data
hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul.
• Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
75’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk kegiatan praktikum standarisasi larutan dengan membaca modul pada fase exploration.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
- Pertemuan IV (4 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti Exploration
• Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan standarisasi larutan dengan metode Mohr, Fajans, Volhard dan penetapan kadar ion klorida dalam NaCl, serta penetapan kadar ion bromida dalam KBr sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration.
• Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
• Guru meminta siswa dalam
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Siswa membentuk 5
kelompok dalam percobaan standarisasi larutan dengan metode Mohr, Fajans, Volhard dan penetapan kadar ion klorida dalam NaCl, serta penetapan kadar ion bromida dalam KBr.
• Siswa mencatat data
hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul.
• Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
75’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan mengenai percobaan-percobaan yang telah dilakukan hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan V (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum mengenai titrasi argentometri
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru • Siswa mengumpulkan
laporan
15’
Kegiatan Inti Explanation
• Guru meminta siswa menjawab pertanyaan dalam modul dalam fase explanation secara berkelompok
• Guru meminta siswa mempresentasikan jawaban dalam diskusi kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelompok.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
• Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.
65’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa menjawab salam.
20’
• Pertemuan VII (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru
5’
Kegiatan Inti Elaboration
• Guru memberikan beberapa soal dari fase elaboration kepada siswa untuk menganalisisnya secara individual.
• Guru meminta siswa menukarkan jawabannya dengan teman sebangku dan saling mendiskusikan hasil jawaban.
• Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelompok.
• Siswa dengan teman sebangku melakukan diskusi.
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
• Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan.
70’
Penutup • Guru memberikan kuis untuk lebih
mengetahui pemahaman siswa secara individual.
• Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa mengerjakan soal
kuis.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa menjawab salam.
15’
• Pertemuan VIII (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi argentometri yang telah dipelajari.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab absensi
guru • Siswa mengerjakan soal
pretes
15’
Kegiatan Inti Evaluation
• Guru memberi latihan soal dari fase evaluasi atau dari buku Kimia untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi titrasi argentometri.
• Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban pada fase evaluasi untuk dinilai berdasarkan sistem umpan balik.
• Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa mengerjakan soal
untuk mengetahui pemahaman siswa.
• Siswa mengumpulkan
jawaban kepada guru • Siswa menuliskan
jawaban di depan kelas. • Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan.
60’
Penutup • Guru memberikan postes untuk
lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual.
• Guru mengingatkan siswa untuk lebih mempelajari materi titrasi argentometri serta perhitungannya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa mengerjakan soal
postes
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
• Siswa menjawab salam.
25’
IX. Sumber Belajar
- Buku Kimia
Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia Kuantitatif,
5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Khopkhar,_SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
- Bahan ajar (Modul)
- Media Pembelajaran (alat-alat praktikum)
X. Penilaian (instrumen terlampir)
- Presentasi dan diskusi
Malang, ...........................
Mengetahui,
Kepala sekolah
(..........................................)
Guru Materi Analisis Volumetri
(.............................................)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4
Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Malang
Kelas/Semester : XI/3
Program Keahlian : Analisis Kimia
Kompetensi : Melakukan Analisis Titrimetri
Kode kompetensi : KK.08.052
Pertemuan : 18 x 45 menit = 7 x pertemuan
`
I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan Analisis Titrimetri
II. KOMPETENSI DASAR
Melaksanakan Analisis Titrimetri berdasar Reaksi Reduksi Oksidasi
III. INDIKATOR
- Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi diidentifikasi reaksinya.
- Analisis titrimetri berdasar reaksi reduksi oksidasi ditentukan perhitungannya.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif
Siswa dapat mendeskripsikan pengelompokan Iodo-iodimetri
Siswa dapat mendeskripsikan indikator yang digunakan dalam titrasi Iodo-
iodimetri
Siswa dapat mendeskripsikan teknik analisis Iodo-iodimetri
Siswa dapat menghitung kadar zat yang diukur
Sikap
Siswa dapat menerapkan teknik pengukuran analisis Iodo-iodimetri
Siswa dapat menghitung kadar zat yang diukur dengan tepat dan teliti
Keterampilan
Siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip titrasi Iodo-iodimetri
Siswa dapat memilih jenis titrasi Iodo-iodimetri
Siswa dapat melakukan pemilihan pelarut yang sesuai
Siswa dapat memilih indikator yang tepat
Siswa dapat menerapkan teknik analisis Iodo-iodimetri
Siswa dapat menghitung kadar zat yang diukur
V. MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E
VI. MEDIA PEMBELAJARAN
Modul Analisis Volumetri.
VII. URAIAN MATERI
Titrasi Iodimetri dan Iodometri adalah metode penentuan
kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2, yang bereaksi
dengan cuplikan atau terbentuk oleh cuplikan kalau direaksikan dengan
ion I-.
Jadi dasar reaksi yang digunakan pada Iodimetri dan iodometri
adalah:
Iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara
langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan
menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku
berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat.
Reduktor + I2 → 2I-
Na2S2O3 + I2 → NaI +Na2S4O6
Larutan standar yang digunakan dalam iodimetri adalah larutan
iod. Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk
zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan
mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang
terbentuk akan ditentukn dengan menggunakan larutan baku natrium
tiosulfat .
Oksidator + KI → I2 + 2e
I2 + Na2S2O3 → NaI + Na2S4O6
Larutan natrium tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama.
Indikator yang digunakan adalah larutan kanji (amilum). Kanji atau
amilum dengan I2 akan bereaksi dan reaksinya adalah reaksi yang dapat
balik :
Dua faktor penyebab kesalahan pada Iodimetri dan Iodometri
adalah:
a) Oksidasi dari Iodida dalam keadaan asam oleh O2 dari udara
Oksidasi ini berjalan lambat dalam keadaan netral, tetapi apabila
keadaan asam bertambah, maka akan lebih cepat. Sinar matahari pun dapat
mempercepat reaksi itu, oleh karena itu ion-ion Iodida yang
diasamkan/tidak diasamkan harus segera dititrasi.
b) Kecepatan menguap dari Iodium
Agar penguapan larut Iodium tidak begitu besar, maka larutan itu
harus dibubuhi KI hingga berlebih (Konsentrasi I- minimal 4%), dimana
Iodida yang ditambahkan itu mengikat molekul-molekul Iodium menjadi
ion triiodida,
Karena reaksi ini bolak balik maka suatu larutan tri iodida pada
reaksi-reaksi kimia bereaksi sebagai Iodium murni.
VIII. SKENARIO PEMBELAJARAN
- Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru melakukan absensi terhadap siswa satu per satu.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Engagement
• Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan:
1. Jeruk kaya akan vitamin C. Sebutkan manfaat dari vitamin C terhadap kesehatan tubuh?
Tahukah kalian senyawa yang terkandung dalam vitamin C?
Bagaimanakah cara menganalisis kadar senyawa tersebut dalam laboratorium?
2. Pernahkah kalian mendengar istilah kaporit?
Apakah rumus kimia dari kaporit?
Bagaimanakah cara menghitung kadar dari klor aktif yang terkandung di dalamnya?
• Guru menyampaikan bahwa pada hari ini akan mempelajari materi mengenai titrasi iodo-iodimetri.
• Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai analisis titrimetri berdasarkan reaksi
• Siswa menjawab
pertanyaan guru 1. - Ada sebagian yang
menjawab ‘mencegah sariawan’, ada yang menjawab ‘menjaga daya tahan tubuh’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘tidak tahu’, ada yang menjawab ‘asam askorbat’.
- Ada sebagian yang tidak menjawab, ada yang menjawab ‘titrasi’.
2. - Ada sebagian yang menjawab ‘pernah’, ada yang menjawab ‘belum pernah’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘tidak tahu’, ada yang menjawab ‘CaOCl2’.
- Ada sebagian yang tidak menjawab, ada yang menjawab ‘titrasi redoks’.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
• Siswa membentuk
kelompok dan mencari data mengenai analisis titrimetri berdasarkan
75’
reduksi oksidasi terutama mengenai iodo-iodimetri dengan membentuk kelompok .
reaksi reduksi oksidasi terutama mengenai iodo-iodimetri.
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai data iodo-iodimetri yang telah diperoleh dari diskusi kelas.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan power point untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti • Guru meminta masing-masing
siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrasi iodo-iodimetri di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
• Siswa mengerjakan soal.
75’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan kegiatan praktikum titrasi iodo-iodimetri dengan membaca modul pada fase explorasi.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa memperhatikan
penjelasan guru • Siswa menjawab salam.
10’
- Pertemuan III (4 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Exploration
• Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan untuk pembuatan larutan natrium tiosulfat dan larutan I2 sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration.
• Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
• Guru meminta siswa dalam
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Siswa membentuk 5
kelompok dalam pembuatan larutan natrium tiosulfat dan larutan I2.
• Siswa mencatat data
hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul.
• Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
165’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk kegiatan praktikum standarisasi larutan dengan membaca modul pada fase exploration.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
- Pertemuan IV (4 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Exploration
• Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan standarisasi larutan dan penetapan kadar klor aktif dan kadar vitamin C sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration.
• Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
• Guru meminta siswa dalam
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Siswa membentuk 5
kelompok dalam percobaan standarisasi larutan dan penetapan kadar asam cuka.
• Siswa mencatat data
hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul.
• Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
165’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan mengenai percobaan-percobaan yang telah dilakukan hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan V (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum mengenai titrasi iodo-iodimetri.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru • Siswa mengumpulkan
laporan
15’
Kegiatan Inti Explanation
• Guru meminta siswa menjawab pertanyaan dalam modul dalam fase explanation secara berkelompok
• Guru meminta siswa mempresentasikan jawaban dalam diskusi kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelompok.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
• Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.
60’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa menjawab salam.
25’
• Pertemuan VI (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Elaboration
• Guru memberikan beberapa soal dari fase elaboration kepada siswa untuk menganalisisnya secara individual.
• Guru meminta siswa menukarkan jawabannya dengan teman sebangku dan saling mendiskusikan hasil jawaban.
• Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelompok.
• Siswa dengan teman sebangku melakukan diskusi.
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
• Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan.
75’
Penutup • Guru memberikan kuis untuk lebih
mengetahui pemahaman siswa secara individual.
• Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa mengerjakan soal
kuis.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa menjawab salam.
10’
• Pertemuan VII (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi titrasi iodo-iodimetri yang telah dipelajari.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru • Siswa mengerjakan soal
pretes
15’
Kegiatan Inti Evaluation
• Guru memberi latihan soal dari fase evaluation atau dari buku Kimia untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi titrasi iodo-iodimetri.
• Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban pada fase evaluation untuk dinilai berdasarkan sistem umpan balik.
• Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa mengerjakan soal
untuk mengetahui pemahaman siswa.
• Siswa mengumpulkan
jawaban kepada guru • Siswa menuliskan
jawaban di depan kelas. • Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan.
75’
Penutup • Guru memberikan postes untuk
lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual.
• Guru mengingatkan siswa untuk lebih mempelajari materi titrasi iodo-iodimetri serta perhitungannya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa mengerjakan soal
postes
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
• Siswa menjawab salam.
10’
IX. Sumber Belajar
- Buku Kimia
Day, R.A., G.D. and Underwood, A.L., (1998); Analisis Kimia Kuantitatif,
5th edition, New Delhi:Prentice-Hall, Inc.
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Khopkhar,_SM._1990._Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
- Bahan ajar (Modul)
- Media Pembelajaran (alat-alat praktikum)
X. Penilaian (instrumen terlampir)
- Presentasi dan diskusi
Malang, ...........................
Mengetahui,
Kepala sekolah
(..........................................)
Guru Materi Analisis Volumetri
(.............................................)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5
Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Malang
Kelas/Semester : XI/3
Program Keahlian : Analisis Kimia
Kompetensi : Melakukan Analisis Titrimetri
Kode kompetensi : KK.08.052
Pertemuan : 18 x 45 menit = 7 x pertemuan
`
I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan Analisis Titrimetri
II. KOMPETENSI DASAR
Melaksanakan Analisis Titrimetri berdasar Reaksi Pembentukan Senyawa
Kompleks
III. INDIKATOR
- Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks
diidentifikasi reaksinya.
- Analisis titrimetri berdasar reaksi pembentukan senyawa kompleks ditentukan
perhitungannya.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kognitif :
Siswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian Titrasi
Kompleksometri
Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan kesadahan air
Sikap :
Siswa diharapkan dapat menentukan peralatan analisis yang tepat.
Siswa diharapkan dapat menggunakan peralatan analisis dengan baik,
tepat, dan cermat.
Ketrampilan :
Siswa diharapkan dapat membuat larutan EDTA
Siswa diharapkan dapat melakukan standarisasi EDTA dengan
indikator EBT
Siswa diharapkan dapat menetapkan kesadahan total dari sampel air
V. MODEL PEMBELAJARAN
Learning Cycle 5-E
VI. MEDIA PEMBELAJARAN
Modul Analisis Volumetri.
VII. URAIAN MATERI
Kompleksometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif yang
memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya.
Ion logam dalam kompleks disebut atom pusat, dan gugus yang terikat pada
atom pusat disebut ligan.
Kesalahan titrasi kompleksometri tergantung pada cara yang dipakai
untuk mengetahui titik akhir. Pada prinsipnya ada dua cara, yaitu kelebihan
titran yang pertama ditunjukkan atau berkurangnya konsentrasi komponen
tertentu sampai batas yang ditentukan, telah dideteksi.
1. Kesalahan titrasi dihitung dengan cara yang sama pada titrasi
pengendapan.
2. Digunakan senyawa yang membentuk senyawa kompleks yang
berwarna tajam dengan logam yang ditetapkan. Warna ini hilang atau
berubah sewaktu logam telah diikat menjadi kompleks yang lebih
stabil, misalnya EDTA.
EDTA terdapat sebagai kristal H4Y dan kristal garam dinatriumnya,
Na2H2Y.2H2O. Kristal H4Y sukar larut dalam air. Untuk melarutkannya
harus digunakan NaOH yang cukup untuk pembentukan garam dinatrium
tersebut yang sangat mudah larut dalam air.
Nama resmi EDTA adalah Ethylenedinitrilotetraacetic acid.
Sedangkan nama tak resminya seperti Complexon, komplexon, Nullapon,
Sequestrene, Versene untuk garam dinatrium-EDTA.
Indikator dalam titrasi ini merupakan zat warna organik yang bersifat
asam atau basa lemah, dan juga merupakan pengkelat yang dapat
mengkompleks ion logam. Misalnya , Eriochrome Black T(EBT), Murexide,
Calmagite , Arsenazo I, NAS, Jingga xilenol, Pyrocatechol Violet, Calcon.
Penggunaan penting dari titrasi EDTA adalah penentuan kesadahan
air. Kesadahan total air disebabkan oleh garam kalsium dan magnesium
yang larut. Di samping itu, air biasanya mengandung sedikit ion besi atau
logam lain yang larut, yang akan bereaksi secara irreversible dengan EBT,
dan akan mencegah terjadinya titik akhir pada titrasi kalsium dan
magnesium. Bila konsentrasinya rendah, buffer amonia akan membentuk
kompleks hidrokso dengan besi dan tak akan terjadi gangguan. Natrium
sianida dapat mencegah gangguan dari konsentrasi besi dan tembaga(II)
yang lebih besar.
VIII. SKENARIO PEMBELAJARAN
- Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Engagement
• Guru mengakses pengetahuan awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan: Pernahkah kalian mendengar istilah air sadah? Apakah pengertian dari kesadahan air?
Apakah kerugian yang ditimbulkan dari air sadah?
• Guru menyampaikan bahwa pada
hari ini akan mempelajari materi mengenai titrasi kompleksometri.
• Guru meminta siswa untuk mencari bahan-bahan di perpustakaan mengenai kompleksometri dengan membentuk kelompok .
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
- Ada sebagian yang menjawab ‘pernah’, ada yang menjawab ‘belum pernah’.
- Ada sebagian yang menjawab ‘air yang mengandung ion-ion logam Ca atau Mg’, ada yang tidak menjawab.
- Ada sebagian yang menjawab ‘tidak tahu’, ada yang menjawab ‘sabun tidak berbusa’.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
• Siswa membentuk
kelompok dan mencari data mengenai titrasi kompleksometri.
75’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai data kompleksometri yang telah diperoleh dari diskusi kelas.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan power point untuk kegiatan presentasi pada pertemuan berikutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti • Guru meminta masing-masing
siswa dalam kelompok untuk mempresentasikan hasil observasi dan pencarian di perpustakaan mengenai titrasi kompleksometri di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
• Siswa mengerjakan soal.
75’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempersiapkan kegiatan praktikum titrasi kompleksometri dengan membaca modul pada fase exploration.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa memperhatikan
penjelasan guru • Siswa menjawab salam.
10’
- Pertemuan III (4 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Exploration
• Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan untuk pembuatan larutan EDTA dan larutan standar kalsium sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration.
• Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
• Guru meminta siswa dalam
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Siswa membentuk 5
kelompok dalam pembuatan larutan EDTA dan larutan standar kalsium.
• Siswa mencatat data
hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul.
• Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
165’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk kegiatan praktikum standarisasi larutan dengan membaca modul pada fase exploration.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
- Pertemuan IV (4 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Exploration
• Guru meminta siswa membuka modul dan meminta siswa dalam 5 kelompok untuk melakukan percobaan standarisasi larutan dan penetapan kesadahan air sesuai dengan langkah kerja dalam modul pada fase exploration.
• Guru meminta siswa mencatat data hasil percobaan
• Guru meminta siswa dalam
kelompok untuk mempresentasikan hasil analisis di depan kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Siswa membentuk 5
kelompok dalam percobaan standarisasi larutan dan penetapan kesadahan.
• Siswa mencatat data
hasil percobaan dengan menjawab pertanyaan dalam modul.
• Siswa dalam kelompok mempresentasikan jawabannya dalam diskusi kelas
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
165’
Penutup • Guru meminta salah satu siswa
untuk memberikan kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
• Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan mengenai percobaan-percobaan yang telah dilakukan hari ini dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa memperhatikan
penjelasan guru. • Siswa menjawab salam
10’
• Pertemuan V (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Guru meminta siswa untuk mengumpulkan laporan praktikum mengenai titrasi kompleksometri
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru • Siswa mengumpulkan
laporan
5’
Kegiatan Inti Explanation
• Guru meminta siswa menjawab pertanyaan dalam modul dalam fase explanation secara berkelompok
• Guru meminta siswa mempresentasikan jawaban dalam diskusi kelas.
• Guru memberikan penguatan di akhir tiap presentasi.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelompok.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelas dengan mempresentasikan jawabannya.
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
• Siswa mengajukan beberapa pertanyaan.
75’
Penutup • Guru meminta siswa menarik
kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa membuat
kesimpulan. • Siswa menjawab salam.
10’
• Pertemuan VI (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru
5’
Kegiatan Inti Elaboration
• Guru memberikan beberapa soal dari fase elaboration kepada siswa untuk menganalisisnya secara individual.
• Guru meminta siswa menukarkan jawabannya dengan teman sebangku dan saling mendiskusikan hasil jawaban.
• Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa dalam kelompok
melakukan diskusi kelompok.
• Siswa dengan teman sebangku melakukan diskusi.
• Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
• Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan.
60’
Penutup • Guru memberikan kuis untuk lebih
mengetahui pemahaman siswa secara individual.
• Guru meminta siswa menarik kesimpulan pada pembelajaran hari ini.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa mengerjakan soal
kuis.
• Siswa membuat kesimpulan.
• Siswa menjawab salam.
25’
• Pertemuan VII (2 x 45 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu Pendahuluan
• Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa
• Guru menanyakan ada tidaknya siswa yang absen pada hari ini.
• Guru memberikan soal pretes untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi kompleksometri yang telah dipelajari.
• Siswa menjawab salam
• Siswa menjawab
pertanyaan guru • Siswa mengerjakan soal
pretes
15’
Kegiatan Inti Evaluation
• Guru memberi latihan soal dari fase evaluation atau dari buku Kimia untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi titrasi kompleksometri.
• Guru meminta siswa mengumpulkan jawaban pada fase evaluation untuk dinilai berdasarkan sistem umpan balik.
• Guru meminta beberapa siswa menuliskan jawaban di depan kelas.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
• Siswa mengerjakan soal
untuk mengetahui pemahaman siswa.
• Siswa mengumpulkan
jawaban kepada guru • Siswa menuliskan
jawaban di depan kelas. • Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan.
50’
Penutup • Guru memberikan postes untuk
lebih mengetahui pemahaman siswa secara individual.
• Guru mengingatkan siswa untuk lebih mempelajari materi titrasi kompleksometri serta perhitungannya.
• Guru mengucapkan salam.
• Siswa mengerjakan soal
postes
• Siswa memperhatikan penjelasan guru.
• Siswa menjawab salam.
25’
IX. Sumber Belajar
- Buku Kimia
- Bahan ajar (Modul)
X. Penilaian (instrumen terlampir)
- Presentasi dan diskusi
Malang,..........................
Mengetahui,
Kepala sekolah
(..........................................)
Guru Materi Analisis Volumetri
(.............................................)
SISTEM PENILAIAN
a. Penilaian individu meliputi
Nilai tingkah laku
b. Penilaian kelompok meliputi
1. Nilai laporan praktikum
2. Nilai kinerja dalam laboratorium
Format Penulisan Laporan
1. Tujuan 2. Dasar Teori 3. Alat dan Bahan 4. Prosedur Percobaan 5. Penyampaian Data Percobaan 6. Analisis Data dan Pembahasan 7. Kesimpulan 8. Daftar Pustaka
LEMBAR PENILAIAN TINGKAH LAKU
No
Indikator Nama
TINGKAH LAKU
Keh
adira
n di
kel
as
Kea
ktifa
n da
lam
kel
as
Perh
atia
n/ k
eser
iusa
n/
mot
ivas
i
Ket
epat
an w
aktu
da
lam
men
gum
pulk
an
tuga
s K
erja
sam
a da
n ta
nggu
ng ja
wab
Men
ghar
gai o
rang
la
in
Tida
k m
engg
angg
u te
man
lain
nya
Jum
lah
skor
Jum
lah
nila
i
Keterangan penilaian tingkah laku: Total skor maksimum: 28 Kriteria penilaian: 4 = baik sekali 2 = sedang 3 = baik 1 = buruk
Nilai = 100xmaksimalskorjumlah
diperolehyangskor
Rubrik :
No Skor Aspek Yang dinilai
4 3 2 1
1. Kehadiran di kelas
Siswa hadir tepat waktu
Siswa terlambat
Siswa tidak masuk
Siswa membolos
2. Keaktifan dalam kelas
Siswa aktif dalam kelas
Siswa kurang aktif
Siswa tidak aktif Diam saja dan pasif
3. Perhatian/ keseriusan/ motivasi
Siswa memper-hatikan, serius, dan memiliki motivasi
Siswa kurang memperhati-kan, serius, dan memiliki motivasi
Siswa tidak memperhatikan, serius, dan memiliki motivasi
Siswa tidak memperhatikan, serius, dan tidak memiliki motivasi
4. Ketepatan waktu dalam meng-umpulkan tugas
Mengumpulkan tugas tepat waktu
Mengumpulkan tugas tidak tepat waktu
Mengumpulkan tugas sangat terlambat
Tidak mengum-pulkan tugas
5. Kerjasama dan tanggung jawab
Sangat bertang-gung jawab
Bertanggung jawab
Kurang bertang-gung jawab
Tidak bertang-gung jawab
6. Menghargai orang lain
Sangat meng-hargai orang lain
Menghargai orang lain
Kurang meng-hargai orang lain
Tidak menghar-gai orang lain
7. Tidak mengganggu teman lainnya
Tenang dan memperhatikan guru, tidak mengganggu teman lainnya
Tidak mengganggu teman lainnya
Menganggu teman lainnya
Sangat menganggu teman lainnya
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM Kelompok : ..................................................
Nama :1)................................................
2)................................................
3)................................................
4)................................................
Kelas : ..................................................
Hari/Tanggal : ..................................................
Aspek yang dinilai Skor Tujuan Dasar Teori Alat dan Bahan Prosedur Percobaan Penyampaian Data Percobaan Analisis dan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka Jumlah skor yang diperoleh Jumlah Nilai
Skor: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang Total skor maksimum = 28
Nilai = 100x
maksimalskorjumlahdiperolehyangskor
Rubrik :
No. Aspek yang
dinilai Skor
4 3 2 1 1. Tujuan ada pengembangan
sebagian kecil salah
Ada tidak ada 2. Dasar Teori ada pengembangan sama dengan petunjuk
praktikum tidak ada
3. Alat dan Bahan Lengkap dan benar Sama dengan petunjuk praktikum
Tidak ada
3. Prosedur Percobaan
narasi langkah yang telah dilakukan
sama dengan petunjuk praktikum
tidak ada
4. Penyampaian Data Percobaan
sistematis, runtut tidak sistematis tidak ada
5. Analisis dan Pembahasan
mengulas data/ hasil berdasarkan teori
ada, tetapi tidak meng-ulas data/hasil, hanya menyampaikan fakta
tidak ada pembaha- san
6. Kesimpulan ada, sesuai dengan yang dilakukan
ada, tidak sesuai dengan yang dilakukan
tidak ada kesimpulan
7. Daftar Pustaka ada penambahan dari yang ada dalam petunjuk praktikum
sama dengan petunjuk praktikum
tidak ada
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR SISWA DI LABORATORIUM
Keterangan penilaian tingkah laku: Total skor maksimum: 16
No.
Nama kelompok
Men
cuci
dan
mel
ap a
lat-a
lat s
ebel
um
digu
naka
n
Ket
epat
an m
engg
unak
an p
ipet
tete
s
Ket
epat
an d
alam
men
gam
ati p
erub
ahan
la
ruta
n
Ket
eliti
an d
alam
bek
erja
Ker
jasa
ma
deng
an a
nggo
ta k
elom
pok
Ket
epat
an w
aktu
dal
am m
enye
lesa
ikan
pr
aktik
um
Mem
bers
ihka
n pe
rala
tan
yang
tela
h di
guna
kan
Mem
bers
ihka
n m
eja
dan
mer
apik
anny
a
Jum
lah
Skor
Nila
i
I II III IV V VI
Nilai = 100xmaksimalskorjumlah
diperolehyangskor
Rubrik :
No. Aspek yang dinilai Skor 2 1
1. Mencuci dan melap alat-alat sebelum digunakan
Mencuci dan melap semua alat-alat sebelum digunakan
Tidak mencuci atau melap alat-alat sebelum digunakan
2. Ketepatan menggunakan pipet tetes Selalu menggunakan pipet tetes dengan benar Tidak bisa menggunakan pipet tetes dengan benar
3. Ketepatan dalam mengamati perubahan larutan Mengamati perubahan larutan dengan tepat Mengamati perubahan larutan kurang tepat
4. Ketelitian dalam bekerja Selalu teliti dalam bekerja Kurang teliti dalam bekerja
5. Kerjasama dengan anggota kelompok
Kekompakan dan kerjasama seluruh anggota kelompok
Kurang kompak antar anggota kelompok
6. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan praktikum
Kegiatan praktikum sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Terlambat sampai 15 menit dari waktu yang ditetapkan.
7. Membersihkan peralatan yang telah digunakan
Mencuci dan melap semua alat-alat yang telah digunakan
Hanya mencuci atau melap saja alat-alat yang telah digunakan
8. Membersihkan meja dan merapikannya
Membersihkan meja dan merapikannya setelah selesai praktikum.
Hanya merapikan barang-barang yang ada di meja.
t (tsPS
tahun 2005. Selan
(UM) Jurusatahun 2005. satu Unit KePenulis jugaSMA Neger
pbMdPSMtM
njutnya penuan Kimia, PrSemasa men
egiatan Maha berkesempari 9 Malang.
RIW
Tasripada tanggalbersaudara, pMukatini. Pedi kampung Pendidikan SSDN GanduMTsN Modetahun 2002. Madrasah A
ulis melanjutrogram Studnjadi mahasiasiswa yaituatan mengik
WAYAT HID
ifah dilahirkl 20 Februarpasangan Baendidikan dahalamannya
Sekolah Dasusari II. Pendel TrenggalePendidikan liyah Negeri
tkan studinyi Pendidikaniswa, penuli
u IPRI (Ikatakuti Praktek P
DUP
kan di Trenggri 1987, anakapak Alm. Nasar dan mena yaitu di Tresar diselesaikdidikan selanek selama 3 tMenengah Ui I Trenggale
ya di Universn Kimia mels berkesemp
an Pecinta RePengalaman
galek, Jawa k ketiga dari Ngasito dan Inengah telahenggalek, Jakan pada tahnjutnya ditemtahun dan luUmum ditemek dan lulus
sitas Negeri alui jalur PM
patan mengiketorika IndoLapangan (
Timur tiga
Ibu h ditempuh awa Timur. hun 1999 di mpuh di ulus pada mpuh di
pada
Malang MDK pada kuti salah nesia). PPL) di