repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45827/1/MOHAMMAD...repository.uinjkt.ac.idAuthor:...
Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45827/1/MOHAMMAD...repository.uinjkt.ac.idAuthor:...
ANALISIS PRODUKSI BERITA DI NU ONLINE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
MOH. HASYIM
NIM. 108051000119
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Assalamu’ alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penulis skripsi yang berjudul
“AnalisisProduksiBerita di NU Online”, dengan ini saya menyartakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi salah satu
persyaratan gelar sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan dalam
bentuk referensi, baik footnote, maupun daftar pustaka, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan merupakan karya asli atau
duplikasi karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian lembar pernyataan ini dibuat, sehingga dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 03 Juli 2013
Moh.Hasyim
ii
ABSTRAK
Nama : Mohammad Hasyim
NIM : 108051000119
Analisis Produksi Berita di NU Online
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di
Indonesia memerlukan ruang-ruang untuk berinteraksi dengan seluruh kader dan
stake holder. Media interaksi dan komunikasi tersebut akan tidak efektif apabila
masih mengandalkan media konvensional. Zaman yang melesat cepat seiring
dengan perkembangan teknologi direspons oleh Nahdlatul Ulama dengan
mendirikan NU Online.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah: Bagaimana proses produksi berita di NU Online?
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif. Jenis data
yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh dari depth interview. Selain
itu penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi
dokumentasi.
Teori yang digunakan adalah teori produksi berita yang dikemukakan oleh
Gaye Tuchman. Teori ini mengatakan bahwa berita merupakan konstruksi realitas
sosial. Oleh karenanya tindakan membuat berita adalah tindakan mengonstruksi
realita itu sendiri, bukan penggambaran realita.
Hasil temuan penelitian ini adalah bahwa NU Online merupakan bentuk
penyesuaian NU secara lembaga dengan perkembangan teknologi informasi bagi
masyarakat NU. Sementara itu, produksi berita di NU Online dilakukan dengan
kriterianya sendiri. Berita-berita yang dipublikasikan pada umumnya terkait isu-
isu yang berkaitan dengan NU atau nilai-nilai keislaman, baik di dalam negeri
maupun luar negeri. Standar kelayakan berita yang diterapkan di NU online
bersifat universal sesuai standar jurnalistik yang berlaku. Sedangkan kebijakan
redaksionalnya disesuaikan dengan visi-misi serta ideologi NU.
Keyword: teori produksi berita, konstruksi realitas, NU Online
iii
KATA PENGANTAR
Sujud kepada Allah SWT yang telah memberi kesadaran akan pentingnya
pendidikan serta memberi kekuatan dan mengijabahi doa-doa sehingga skripsi
berjudul “Pemanfaatan New Media di Nahdlatul Ulama, Analisis Produksi Berita
di NU Online” dapat lahir dengan harmoni dan tanpa hambatan.
Sebuah harmoni tidak mungkin terwujud dengan sendirinya. Interaksi
dengan banyak pihak menjadi kerja kolektif yang sangat penulis syukuri. Seperti
menyusun batu bata hingga terwujud rumah yang utuh. Inilah rumah utuh itu,
dengan segala kekurangan dan kelebihannya, yang penulis sebut sebagai rumah
harmoni.
Beberapa pihak sudah seharusnya penulis sebut sebagai bentuk terima
kasih dan hormat atas segala yang mereka berikan. Mereka yang sangat berjasa
pada pengerjaan skripsi ini adalah:
1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Wadek 1 Drs. Wahidin Saputra, M.A, Wadek II Drs. H.
Mahmud Jalal, M.A, Wadek III Drs. Study Rizal LK, M.A.
2. Drs. Jumroni, M.Si dan Umi Musyarofah, M.A selaku Ketua Jurusan
dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Ade Rina Farida, M,Si dosen pembimbing yang sangat membantu
penulisan skripsi ini. Beliau dosen yang baik, bijak dan teliti.
4. Dedi, M.Si, yang telah memberi masukan, dorongan dan ilmu
pertelevisian kepada penulis, baik di kelas dan di DNK TV.
iv
5. H. Zainul Karim (Alm), ayah penulis yang selalu memberi motivasi
dan dukungan yang penuh untuk mendapatkan gelar S1 di masa
hidupnya, bahkan tanpa mengenal lelah mengantarkan penulis sampai
pada bangku kuliah. Semua yang penulis dapatkan selama ini,
sepenuhnya dipersembahkan kepada beliau.
6. Nurur Rohmah, ibunda penulis dalam mendukung segala kebutuhan
serta tak lelah mengingatkan penulis agar tidak meninggalkan sholat,
dan mengirimkan doa-doa. Juga kepada Noer Syasi Zakaria dan
Mohammad Mahrus, dua kakak penulis.
7. Amelia Fitriani, kepadanya penulis selalu ingin membacakan sajak
Sapardi: Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat
yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya
tiada.
8. Narasumber di NU Online serta seluruh sahabat-sahabat redaksi yang
kooperatif dan informatif: Mas Anam, Bung Abah, Bung Hafidz, Mas
Mutiko, dan Mas Hamzah.
9. Sahabat-sahabat di KPI 2008, PMII KOMFAKDA, DNK TV,
Motimoto, Tongkrongan Sastra Senjakala, Forum Diskusi MAKAR,
para penghuni Kos For de Kock dan Kos Jati. Terima kasih banyak.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGSASAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... I
ABSTRAK ................................................................................................. II
KATA PENGANTAR ............................................................................... III
DAFTAR ISI .............................................................................................. V
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................ 9
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 9
E. Metodologi Penelitian ....................................................... 10
F. Paradigma Penelitian ........................................................ 11
G. Tahapan Penelitian ............................................................ 12
H. Tinjauan Pustaka ............................................................... 12
I. Sistematika Penulisan ....................................................... 17
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Produksi Berita ....................................................... 17
1. Rutinitas Organisasi ................................................... 21
2. Nilai Berita ................................................................ 23
3. Katagori Berita ........................................................... 25
4. Ideologi Profesional/Objetivitas ................................ 29
vi
B. Perbedaan Produksi Berita di Media Online
dan Media Cetak .............................................................. 30
BAB III PROFIL NU ONLINE
A. Sejarah dan Perkembagan NU Online ............................. 32
B. Visi dan Misi NU Online ................................................. 33
C. Struktur Organisasi NU Online ........................................ 34
D. Peran dan Pencapaian ....................................................... 35
E. Konten dan Fitur NU Online ............................................ 36
F. Program kerja NU Online ................................................ 41
BAB IV ANALISA PRODUKSI BERITA DI NU ONLINE
A. Produksi Berita di NU Online .......................................... 42
1. Rutinitas Organisasi dan Manajemen Redaksional .... 49
2. Nilai Berita di NU Online .......................................... 50
3. Katagori Berita di NU Online .................................... 52
4. Ideologi Profesional ................................................... 54
B. Mekanisme Produksi Berita di NU Online ...................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................... 58
B. Saran................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
menjadi lebih pesat. Hal tersebut mendorong terjadinya globalisasi yang
semakin meluas dalam berbagai aspek maupun bidang kehidupan manusia di
berbagai tempat di dunia. Salah satu aspek yang turut mengalami
perkembangan itu adalah teknologi informasi dan komunikasi.
Terdapat empat fase dalam perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya dengan sistem komputerisasi, yaitu era komputer
(1960-an), era teknologi informasi (1970-an), era sistem informasi (1980-an),
dan era globalisasi informasi (1990-an).1 Perkembangan informasi dan
teknologi juga berjalan cepat terutama pasca berkembangnya teknologi
internet di seuruh dunia pada sekitar awal 1990-an. Hadirnya internet turut
berdampak pada bidang komunikasi, terutama dalam hal penggunaan media
komunikasi, karena terjadinya konvergensi media.
Teknologi konvergensi dimulai sejak ditemukannya sistem jaringan
internet pada kisaran tahun 1960-1990.Internet telah mampu mentransmisikan
informasi dengan cepat dan menggabungkan beberapa fasilitas seperti e-mail,
netnews, telnet, file transfer protocol, dan world wide web (www).2
1Dudi Rustandi. Konvergensi Komunikasi; Shifting Paradigm Komunikasi atau Chaos
Komunikasi? (Jurnal Observasi, Vol. 6, No.2, 2008), hlm. 29 2Dudi Rustandi. Konvergensi Komunikasi; Shifting ParadigmKomunikasi atau Chaos
Komunikasi?(Jurnal Observasi, Vol. 6, No.2, 2008), hlm. 31
2
Salah satu fitur yang populer di internet adalah dengan hadirnya situs
(website) / World Wide Web (WWW). Situs merupakan sebuah sistem
komputer yang sangat luas yang dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan
program browser dan dengan menyambungkan komputer pada internet.3
Sebagian besar pengamat menyatakan bahwa internet dan world wide
web telah berkembang lebih pesat dibandingkan sebagai media massa
tradisional. Ha dan James (1998) memberikan beberapa alasan atas hal itu:
pertama, web memberikan manfaat yang relatif besar bagi penggunanya.
Dalam hal ini, web dapat menyimpan lebih banyak informasi dan
pengetahuan; kedua, web memiliki daya eksperimen tinggi karena web
disampel dalam jumlah kecil, dan akses yang mudah melalui browser Web
tidak mudah digunakan.4.
Sementara itu, McLuhan dan Quentin Fiore (McLuhan & Fiore,
1967,1996) menyatakan bahwa media dari sebuah era menentukan esensi dari
sebuah masyarakat. Mereka mengemukakan empat era, atau zaman, dari
sejarah media yang masing-masing barkaitan degan cara komunikasi dominan
dari zaman tersebut. Lebih jauh lagi, McLuhan menyatakan bahwa media
bertindak sebagai perpanjangan dari indra manusia dalam tiap era. Era yang
dimaksudkan tersebut ialah:
3Warner J. Saverin & James W. Tankard. Teori Teori Komunikasi, Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa. (Jakarta, Penerbit Kencama, 2005), hlm. 444 4Warner J. Saverin & James W. Tankard. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan
Terapan dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007), hlm. 454
3
a. Era Tribal
Menurut McLuhan selama era tribal (tribal era), pendengaran,
penciuman dan perasa merupakan indra yang dominan. Selama masa ini,
menurut McLuhan, budaya “berpusat pada telinga” karena orang
mendengar tanpa memiliki kemampuan yang sebenarnya untuk menyensor
pesan-pesan.Era ini ditandai dengan tradisi lisan penceritaan kisah dimana
orang menyatakan tradisi, ritual, dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata
yang diucapkan. Dalam era ini, telinga menjadi “kepala suku” alat panca
indra dan bagi orang-orang, mendengar berarti meyakini.
b. Era Melek Huruf
Zaman ini, ditekankan oleh adanya indra pengelihatan, ditandai
oleng pengenalan abjad. Mata menjadi indra yang dominan. McLuhan dan
Fiore (1996) menyatakan bahwa abjad menyebabkan orang untuk melihat
lingkungan mereka dalam hal visual dan spesial.McLuhan juga merasa
bahwa abjad membuat pengetahuan lebih mudah diakses dan
“menghancurkan ikatan manusia tribal. Jika era tribal ditandai dengan
orang yang berbicara, era melek huruf (literate era) merupakan masa di
mana komunikasi tertulis berkembang.Pesan-pesan orang menjadi terpusat
pada pemikiran linear dan rasional.Penceritaan kisah menjadi tidak
diminati lagi, dan minat tersebut berpindah pada matematika dan bentuk-
bentuk logika analitis lainnya.“Dunia tertulis” ini memiliki konsekuensi
yang tak sengaja yang memaksa masyarakat mendapatkan informasi tanpa
4
bantuan dari masyarakat.Ini merupakan permulaan dimana orang
berkomunikasi tanpa harus bertatap muka.
c. Era Cetak
Penemuan mesin cetak manandai menculnya era cetak (print era)
dalam peradaban dan mulainya revolusi industri. Walaupun sangat
mungkin untuk mencetak dalam jumlah besar menggunakan stempel kayu
sbelum era ini, mesin cetak memungkikan dibuatnya salinan esai, buku,
dan pengumuman.Ini memberikan sifat permanen yang lebih besar bagi
dokumen daripada dalam era melek huruf.Mesin cetak juga
memungkinkan orang selain kaum elit untuk mendapatkan akses terhadap
informasi.Bahkan tidak lagi perlu mengandalkan ingatan mereka untuk
menyimpan informasi sebagaimana mereka melakukan di masa lalu.
d. Era Elektronik
Sedikit dapat membantah fakta bahwa masa dimana kita hidup
sekarang adalah masa elektronik. Hal yang menarik, McLuhan (1964) dan
Koleganya (McLuhan & Fiore 1967) menyatakan bahwa zaman ini, yang
ditandai dengan adanya telegraf, telepon, mesin ketik, radio dan telivisi,
telah membawa kita kembali kepada tribalisasi dan pada komunikasi lisan.
Alih-alih buku sebagai penyimanan informasi utama, media elektronik
mendesentralisasi informasi hingga pada batas di mana individu sekarang
menjadi salah satu dari beberapa sumber utama informasi. Era ini telah
mengembalikan kita pada ketergantungan primitif akan “bicara” pada satu
5
sama lain. Kini, kita telah mengartikan “berbicara” secara berbeda
sebagaimana hal tersebut terjadi pada era tribal.Kita berbicara melalui
televisi, radio, rekaman/pitakaset CD, foto, mesin penjawab, telepon
seluler, blog dan email. Era elektronik (electronic era) memungkinkan
komunitas-komunitas yang berbeda di bagian dunia yang berbeda untuk
tetap terhubung, konsep yang telah dibahas sebelumnya sebagai desa
global.5
Setidaknya terdapat dua faktor yang menjadikan situs internet melonjak
tinggi. Pertama, karena teknologi dan infrastruktur sudah menyebar dalam
jumlah besar di masyarakat khususnya telepon dan komputer. Kedua, situs
juga multifungsi dan internet juga mempunyai fungsi yang meluas. Selain itu,
situs pada awalnya gratis karena penyediaan akses internet dilakukan oleh
pemerintah dan perusahaan non provit.6
Seiring perkembangannya, situs banyak dimafaatkan sebagi media
komunikasi alternatif. Banyak perusahaan media baik media cetak maupun
sumber siaran berita lain sekarang ini memiliki situs yang mereka pakai untuk
menyalurkan berita.7 Dalam bidang komunikasi, perkembangan tersebut lebih
dikenal dengan istilah new media
5Richard West, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba,
Humanika. 2010) hlm. 143-145 6Alexander Alison.Media Economics; Theory and Practice, Lawrence Erlbaum Associate
Publisher, London, 2004. Hlm.12 7Warner J. Saverin & James W. Tankard. Teori Teori Komunikasi, Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa.Jakarta : Penerbit Kencana. 2005. Hlm. 445
6
Istilah new media merujuk pada berbagai perubahan yang terjadi di
dalam produksi, distribusi, maupun penggunaan media.8 New media juga
dapat diartikan sebagai sarana perantara (media) yang bersifat baru. „Baru‟
dalam pengertian ini dapat dilihat dari segi waktu, manfaat, produksi, dan
distribusinya. New media juga dapat disebut sebagai sebuah istilah yang
dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan
teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Beberapa bentuk
new media adalah internet, website, multimedia, dsb.
New media dalam perkembangannya banyak dimanfaatkan oleh
berbagai pihak, baik lembaga, perusahaan, personal, maupun ormas untuk
mempublikasikan berita, informasi, pemikiran, argumen, pendapat mengenai
suatu hal, maupun kepentingan lainnya.
NU sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia juga turut
menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. NU membangun NU
Online berupa situs www.nu.or.id dengan tujuan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan sosial yang terjadi akibat kemajuan teknologi. Di samping
itu, NU Online juga digunakan sebagai media informasi serta publikasi
terkait aktifitas organisasi NU, sebagai media penyampaikan pandangan NU
mengenai isu-isu yang sedang terjadi. Baik isu politik, keagamaan, ekonomi,
8Martin Linster, Jon Dovey, etc. New media, A Critical Introduction. New York :
Routledge. 2009. Hlm: 13
7
maupun sosial-budaya. Situs tersebut dibangun sejak tahun 2002 dan secara
resmi diluncurkan pada tahun 2003.9
NU sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia
merupakan bagian penting dari ulama, kiai pesantren, politisi dan kaum
tradisional dalam menjawab berbagai persoalan baik mengenai persoalan
sosial, keagamaan, budaya, ekonomi maupun persoalan politik. Implementasi
kebijakan dari seluruh respon NU terhadap berbagai persoalan keumatan
memiliki variasi bentuk aktifitas di lapangan.10
Seiring perkembangannya, NU menjalankan visi dan misinya melalui
penyesuaian diri tehadap segala bentuk perubahan yang terjadi, baik dalam
aspek teknologi, metode, komunikasi, maupun ilmu pengetahuan lainnya.
Tujuannya adalah untuk membuat pemikiran-pemikiran NU dapat
tersampaikan dengan lebih efektif dan efisien kepada masyarakat/publik.
Dalam hal ini, NU mempertahankan serta memperjuangkan prinsip-prinsip
yang dimilikinya. Namun dalam hal metode serta penyampainya, NU besifat
dinamis, dalam artian mampu mengimbangi dengan perkembangan yang
terjadi di dunia.
Disamping itu, NU Online juga menyuguhkan informasi-informasi
terkait politik, sosial-budaya, astronomi, ajaran keagamaan, kesejarahan NU,
dan sebagainya. Program-program yang dihadirkan dalam NU Online
berupaya mengatasi kebutuhan praktis untuk penyebaran informasi,
9Abdul Mun‟im DZ.Teknologi Sebagai Tradisi, Refleksi Pengalaman 4 Tahun NU
Online. Jakarta: NU Online, 2007. Hlm. 7 10
Ibid, hlm. 122
8
mengingat jumlah warga NU yang besar, meliputi 21 provinsi dan 400
cabang.11
Namun NU Online tidak terbatas pada warga NU, masyarakat
umum pun dapat dengan mudah mengakses NU Online.
Dalam melakukan aktifitasnya, NU Online melakukan penyesuaian
dalam metode komunikasinya melalui internet. Hal tersebut dilakukan karena
segmen pembaca NU Online yang juga variatif. Penyesuaian tersebut
didukung dengan keberagaman fitur serta program yang dimiliki oleh NU
Online, agar pesan dan informasi yang disampaikan dapat diterima oleh
masyarakat dengan mudah dan tepat.
NU Online turut didukung dengan sistem keredaksian yang
komperhensif. Dalam produksinya, NU Online memiliki kontributor aktif di
berbagai daerah yang mengakomodir berita-berita layak untuk dipublish di
website. Alur berita kemudian masuk ke dapur redaksi yang menjadi
gatekeeper di dewan redaksional untuk mempertimbangkan kelayakan berita
yang telah diliput oleh kontributor. Setelah mengalami proses penyelesian
dan pengecekan serta editing, berita baru dapat dipublikasikan.
Atas dasar itulah, maka penulis menganggap pembahasan tentang NU
Online penting untuk diteliti lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis hendak melakukan penelitian dengan judul Analisis Produksi Berita
di NU Online.
11
Ibid, hlm. 7
9
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Penelitian ini, fokus pada Analisis Produksi Berita di NU Online.
Adapun produksi berita yang diteliti adalah Rubrik Nasional pada NU
Online. Secara lebih spesifik, yang dimaksud adalah situs www.nu.id,
yang merupakan media online yang dimiliki Nahdlatul Ulama.
2. Rumusan Masalah
Skripsi ini berupaya menjawab pertanyaan penelitian yang merupakan
rumusan masalah, yakni:
1. Bagaimana proses produksi berita di NU Online?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola produksi berita di NU Online yang
merupakan media organisasi NU.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wacana maupun sumbangan pemikiran serta literatur akademis mengenai
Produksi Berita.
2. Manfaat Praktis diharapkan penelitian ini dapat Memberikan wawasan
serta pengetahuan yang dapat dijadikan referensi rujukan bagi penelitian
berikutnya.
10
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Basrowi Sukedi
menjelaskan bahwa peneliatian kualitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya12
.
Setiap uraian menegenai penelitian kualitatif mempunyai arti yang
berbeda untuk masing-masing momen, meskipun demikian definisi umum
bisa ditawarkan: penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda
dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar
terhadap setiap pokok permasalahannya13
.
Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang menafsirkan
suatu penelitian seperti asumsi/dugaan, nilai, dan pendapat dari peneliti
sehingga menjadi jelas dalam hasil akhir suatu penelitian14
.
2. Subjek Penelitian
Subjek penetian ini adalah redaksi NU Online, sedangkan informan
yang akan diwawancarai adalah:
a. Redaktur Pelaksana NU Online
b. Reporter NU Online
12
Basrowi Sukedi, Metode Penelitian Kualitatif Micro, (Surabaya: Insan Cendekia, 2002)
hlm.1 13
Ibid, hlm 5 14
J.W. Creswell. Research Design: Qualitative & Quantitative Approaches. London:
SAGE Publications, 1994. Hlm. 147.
11
3. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah NU Online.
F. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivisme. Paradigma dalam hal ini dimaknai sebagai kerangka
berpikir yang digunakan peneliti untuk melihat persoalan atau objek dari
penelitian.
Paradigma konstruktivisme merupakan paradigma dalam ilmu
sosial yang tergolong dalam paradigma post-positivisme, yang
menunjukkan bahwa kebenaran suatu realitas sosial adalah hasil
konstruksi sosial dengan kebenaran yang bersifat relatif (konstekstual).
Konstruktivisme menolak paradigma positivism yang memisahkan subjek
dan objek komunikasi. Ini berarti bahwa kajian pokok konstruktivisme
adalah substansi pelaksanaan –komunikasi dalam- kehidupan masyarakat
dilihat dengan penilaian subjektif dan objektif.
Dalam pandangan konstruktivis yang berkaitan dengan proses
komunikasi, pesan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang
ke kepala orang lain. Penerima pesan sendirilah yang yang harus
mengartikan dan mengintepretasikan pesan sesuai dengan pengalaman
12
mereka. Konstruktivisme juga menyatakan bahwa individu
mengintepretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dan pikiran.15
Selain itu, konstruksi sosial juga bersifat dinamis yang selalu
mengakibatkan dialektika sosial. Sebagai hasil dari konstruksi sosial,
realitas yang terjadi merupakan realitas subjektif dan realitas objektif
secara bersamaan. Dalam realitas subjektif, realitas terjadi berdasarkan
makna, intepretasi dan hasil dari relasi antara individu dengan objek.
Setiap individu memiliki beragam bentuk konstruksi mental dan latar
belakang yang didasarkan kepada sejarah, pengalaman sosial, dan
lingkungan yang berbeda-beda, yang bisa jadi menghasilkan penafsiran
yang berbeda pula ketika melihat dan berhadapan dengan objek. Pada sisi
lainnya, realitas memiliki dimensi objekltif yang dialami, bersifat
eksternal, berada di luar atau tidak dapat ditiadakan dengan angan-angan.16
Dengan pradigma konstruktivisme, peneliti ingin melihat
bagaimana produksi berita di NU Online yang merupakan media salah satu
ormas islam terbesar di Indonesia, Yaitu Nahdlatul Ulama.
G. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
15
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Annes, Filsafat Ilmu Komunikasi, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2009), Cet. 2, h. 151. 16
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta:
LKiS, 2009), Cet. 6, h. 15-16.
13
Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulakan
beberapa data yang nantinya membatun penulis dalam penulisan
skripsi. Salah satu teknik yang dilakukan adalah obeservasi tidak
berstruktur, observasi jenis ini adalah observasi yang dapat
dikembangkan di tengah jalannya observasi. Peneliti melakukan
pengamatan dan mengembangkan daya pengamatannya.
2. Depth interview,
wawancara mendalam dengan narasumber yang relevan
dengan substansi penelitian. Pada konteks penelitian ini yang akan
diwawancarai adalah pimpinan redaktur pelaksana NU Online, dan
reporter NU Online.
3. Dokumentasi
Dalam peneletian ini penulis memilih, memilah dan
menelaah dokumen-dokumen seperti buku, jurnal, karya ilmiah,
penelitian sebelumnya serta dokumen yang berkaitan dengan
penelitian ini yang bersumber dari internet.
b. Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Crasswell sebagaimana yang di kutip oleh Arikunto
dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Prakete, setidaknya ada tujuh tahapan dalam pengumpulan data
dengan teknik lingkaran. Tujuh tahapan tersebut adalah:
14
1. Menentukan lokasi, peneliti menentukan lokasi penelitian. Adapun
dalam penetian ini tempat penelitian adalah di NU Online
2. Akses membuat hubungan, hubungan dan relasi peneliti dengan
institusi NU Online sudah terjalin jauh sebelum penelitian.
3. Menentukan informan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari
orang-orang yang relevan dengan penelitian ini.
4. Mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
yang telah disebutkan pada sub bab di atas.
5. Merekam informasi informan. Informasi yang didapatkan secara
langsung dari informan melalui wawancara yang merupakan
informasi primer.
6. Memilih data dipilih sesuai dengan kebutuhan analisis peneliti.
7. Menyimpan data. Data disimpan oleh peneliti dan dijadikan bahan
riset yang akan dihimpun untuk dijadikan satu kesatuan hasil
analisis peneliti.
c. Teknik Pengolahan Data
Setalah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah
dan menganalisa data dengan cara menghimpun, mempelajari,
memilah dan member ulasan. Data diolah selain dalam bentuk narasi
juga dalam bentuk tabel, grafik dan gambar.
15
d. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data secara induktif
deskriftif. Diawali dengan mengkaji data perihal produksi berita.
Kemudian mengumpulkan data yang dibutuhkan peneliti dengan tiga
teknik pengumpulan data di atas. Selanjutnya peneliti akan
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mengatagorikan data, mengaitkan satu dengan lainnya,
mencari dan menemukan pola.
Analisis data induktif digunakan karena beberapa alasan. Pertama,
peroses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak
sebagaimana terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat
membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal
dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar
secara penuh dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-
tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya. Keempat, analisis
induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam
hubungan-hubungan. Kelima analisis demikian dapata
memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit pada bagian dari struktur
ananlitik17
H. Tinjauan Pustaka
Terkait tema yang penulis ambil dalam skripsi ini, beberapa penelitian
telah dilakukan sebelumnya. Pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh
17
Lexy J Melong, Metodelogi penelitian Kualitatif, (bandung: Rosda Karya, 2010), Cet 27, Hal 4
16
Ahmad Asip Ulinnuha dalam skripsinya di jurusan Manajemen Dakwah,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2009. Ia
mengambil judul “Strategi Dakwah PBNU Melalui Website www.nu.or.id”.
Penelitian tersebut menganalisa mengenai bagaimana strategi dakwah PBNU
yang dilakukan melalui NU Online. Dalam menganalisa hal tersebut, ia
menggunakan teori dakwah serta implementasi dan evaluasi dakwah.
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian tersebut dengan
penelitian yang penulis lakukan. Pertama, objek kajian yang dianlisis oleh
Ahmad Asip Ulinnuha adalah PBNU, sementara objek kajian yang dianalisis
oleh penulis dalam skripsi ini adalah NU Online. Perbedaan kedua terdapat
pada kerangka teori yang digunakan. Kerangka teori yang digunakan oleh
Ahmad Asip Ulinnuha adalah Strategi Dakwah, sementara kerangka teori
yang penulis gunakan ialah Analisis Produksi Berita serta new media.
Perbedaan ketiga terdapat pada hal yang dianalisis. Penelitian Ahmad Asip
Ulinnuha menganalisis perumusan dan implementasi dakwah melalui website,
sementara dalam skripsi ini, penulis menganalisis pemanfaatan berita
newmedia dan proses produksi berita.
Penelitian kedua terkait tema yang penulis ambil adalah penelitian yang
dilakukan oleh Ina Salmah Febriani dalam skripsinya di jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2010. Ia mengambil judul “Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi
Republika Online”. Penelitian tersebut menganalisa mengenai bagaimana
penerapan fungsi manajemen redaksi di Republika online. Dalam
17
menganalisa hal tersebut, ia menggunakan teori manajemen redaksi serta
aplikasi jurnalisme online.
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian tersebut dengan
penelitian yang penulis lakukan. Pertama, objek kajian yang dianalisis oleh
Ina Salmah Febriani adalah Republika online, sementara objek kajian yang
dianalisis oleh penulis dalam skripsi ini adalah NU Online. Perbedaan kedua
terdapat pada kerangka teori yang digunakan. Kerangka teori yang digunakan
oleh Ina Salmah Febriani adalah manajemen redaksi, sementara kerangka
teori yang penulis gunakan ialah new media serta produksi berita. Perbedaan
ketiga terdapat pada hal yang dianalisis. Penelitian Ina Salmah Feriani
menganalisis fungsi manajemen redaksi, sementara dalam skripsi ini, penulis
menganalisis pemanfaatan new media dan proses produksi berita.
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah proses penelitian dan pembahasan hasil analisa
dalam skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan ke dalam
lima bab.
Bab I Pendahuluan
Bab ini berupaya menjelaskan latar belakang permasalahan secara
keseluruhan dan merupakan kerangka awal dari skripsi ini. Bab ini
berisi: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
18
Bab II Tinjauan Teoritis
Bab ini berisikan penjelasan mengenai teori-teori yang penulis
gunakan untuk menganalisa objek yang penulis kaji. Bab ini
meliputi: produksi berita (Manajemen redaksi, nilai berita, katagori
berita dan ideologi professional/objektivitas)
Bab III Profil NU Online
Bab ini berisikan penjelasan mengenai profil dan gambaran umum
mengenai NU Online. Bab ini terdiri dari: Sejarah singkat
Nahdlatul Ulama, sejarah beridinya NU Online, visi, misi, tujuan
didirikannya NU Online, sruktur kepengurusan NU Online,
Manajemen NU Online, Fasilitas NU Online, dan Program-
program kegiatan NU Online.
Bab IV Analisa Proses Produksi Berita di NU Online
Bab ini berisi hasil analisa mengenai Produksi Berita di NU
Online. Terdiri dari: Produksi Berita Di Nu Online, Rutinitas
Organisasi Dan Manajemen Redaksional, Nilai Berita Di NU
Online, Katagori Berita di NU Online, Ideologi
Profesional/Objektivitas dan Mekanisme Produksi Berita di NU
Online.
Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari skripsi penulis.
19
19
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Teori Produksi Berita
Proses produksi berita merupakan rangkaian kegiatan pengolahan
informasi-informasi yang tersebar di masyarakat untuk kemudian dikumpulkan
dan disusun dengan rapi, yang lantas dipublikasikan ke masyarakat luas.
Istilah berita itu sendiri berasal dari Istilah “news” berasal dari kata new
(baru) dengan konotasi kepada hal-hal yang baru. Dalam hal ini segala yang baru
merupakan bahan informasi bagi semua orang yang memerlukannya. Dengan kata
lain, semua hal yang baru merupakan bahan informasi yang dapat disampaikan
kepada orang lain dalam bentuk berita (news).1
Sementara itu, menurut Direktur Institut Jurnalistik di London, Tom
Clarke, kata news berasal dari sebuah singkatan (akronim) yakni: N (North/ utara),
E(East/ timur), W(West/barat), dan S (South/ selatan). Dengan akronim tersebut,
Clarke ingin menggambarkan bahwa berita merupakan suatu hal yang dapat
memenuhi kebutuhan naluri keingintahuan manusia dengan memberi kabar dari
segala penjuru dunia.2
Gaye Tuchman, dalam bukunya Making News (1978), menyatakan bahwa
berita merupakan konstruksi realitas sosial, buku tersebut didasarkan pada
serangkaian observasi partisipatoris di ruang berita media dan wawancara pegawai
pemberitaan selama sepuluh tahun. Tindakan membuat berita, kata Tuchman,
1 Onong Uchana Efendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2004), hlm. 66-67 2Barus Willin, Jurnalistik: petunjuk dasar menulis Berita, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2010), hlm. 25
20
adalah tindakan mengonstruksi realita itu sendiri, bukan pengambaran realita. Dia
menekankan bahwa berita adalah sekutu bagi lembaga-lembaga yang berligitimasi
dan bahwa berita juga melegitimasi status quo3.
Tuchman mengaitkan profesionalisme berita dan organisasi berita dengan
kemunculan kapitalisme korporat. Menurutnya, berita adalah sumber daya sosial
yang konstruksinya membatasi pemahaman analitis tentang kehidupan
konterporer, dia mengatakan bahwa, “melalui praktik-praktik rutinnya dan klaim
para profesional berita untuk melakukan arbitrase pengetahuan dan menyajikan
pemaparan faktual, berita melegitimasi status quo”
Tahap paling awal dari produksi berita adalah bagaimana wartawan
meempersepsi peristiwa/fakta yang akan diliput. Kenapa suatu peristiwa itu
disebut berita sementara peristiwa lain tidak? Ini semua melibatkan konsepsi
wartawan yang menentukan batasan-batasan mana yang dianggap berita dan
mana yang tidak4.
Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir
(memilah-milah) dan mementukan peristiwa dan tema-tema tertentu dalam satu
kategori tertentu5. Ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana proses berita itu
sendiri6.
3 Warner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan
Terapan di dalam Media Massa (Jakarta: Kencana Perada Media Group. 2005), hlm. 400-401 4 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara) hlm. 102 5 Ibid, hlm 102
6 Ibid, hlm 103-113
21
1. Rutinitas Organisasi.
Ada banyak faktor yang menentukan kenapa peristiwa tertentu
dihitung sebagai berita sementara peristiwa yang lain tidak., aspek tertentu
dari peristiwa dikedepankan sedangkan aspek lain tidak ditonjolkan atau
secara sengaja dihilangkan. Semua proses ini tidaklah dapat dianggap
media memerankan peran negatif untuk mengelabuhi khalayak, atau secara
sengaja membohongi khalayak dengan (hanya) menampilkan fakta tertentu
saja, sementara fakta lain dihilangkan. Kemungkinan tersebut memang
ada. Lebih banyak semua proses seleksi dan sortir itu terjadi dalam suatu
rutinitas kerja keredaksionalan, suatu rutinitas organisasi. Setiap hari
institusi media secara teratur memproduksi berita, dan proses seleksi itu
adalah bagian dari ritme dan keteraturan kerja yang dijalankan setiap
harinya7.
Organisasi media tidak hanya mempunyai struktur dan pola kerja,
tetapi juga mempunyai ideologi profesional. Seperti kerja profesional lain,
wartawan dan orang yang bekerja didalamnya mempunyai batasan
profesional untuk menilai kualitas pekerjaan mereka. Ideologi profesional
wartawan yang paling jelas tentu saja apa itu berita? Berita apa yang baik?
Semua itu ada ukurannya untuk menilai sejauh mana kualifikasi dan
kualitas pekerjaan wartawan dan keberhasilan kerja mereka. Kriteria berita
yang baik itu disebut sebagai berita. Peristiwa tidak lantas dapat disebut
sebagai berita, tetapi ia harus dinilai terlebih dahulu apakah peristiwa
7 Ibid hal 105
22
tersebut memenuhi kriteria nilai berita. Nilai-nilai berita menentukan
bukan hanya peristiwa apa saja yang akan diberitakan, melainkan juga
bagaimana peristiwa tersebut dikemas.
Sam Abede Pareno mendenifisikan Manajemen redaksional
sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh bidang
redaksi melalui tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pergerakan dan pengawasan dalam pengelolahan materi pemberitaan yang
mencakup proses peliputan, penulisan sampai dengan editing.8
Fungsi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan serta
pengawasan merupakan fungsi yng dibawahi oleh seorang pemimpin
redaksi. Dalam manajemen redaksi, Pemimpin redaksi (editor in chief)
bertanggung jawab terhadap meknisme dan aktifitas kerja keredaksian
sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang
dipimpinnya. Pemimpin redaksi merupakan orang yang menetapkan
kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak
sebagai jendral atau komandan yang perintah atau kebijaknnya harus
dipatuhi oleh bawahannya. Kewenangan itu dimiliki karena ia harus
bertanggung jawab penuh jika pemberitann medianya digugat pihak lain.9
Berikut ini tugas seorang pemimpin redaksi: (1) Bertanggung
jawab terhadap isi redaksi penerbitan, (2) bertanggung jawab terhadap
kualitas produk penerbitan, (3) Memimpin redaksi, (4) memberikan arahan
8 Pareno Sam Abede, Manajemen Berita Antara Idealisme dan Realita. Surabaya:
Penerbit Pepyrus, 2000), hlm. 45 9Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005), hlm. 73
23
kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat pada setiap
edisi, (5) menentukan layak atau tidaknya suatu berita, (6) mengadakan
koordinasi dengan bagian lain, seperti pemimpin perusahaan (lembaga)
untuk mensinergikan jalannya roda perusahaan, (7) menjalin lobi-lobi
dengan narasumber penting di pemerintahan, dunia usaha, dan berbagai
instansi lainnya, (8) bertanggung jawab terhadap pihak lain atas
pemberitaan yang telah dimuat.10
2. Nilai Berita
Nilai berita menyediakan standar dan ukuran bagi wartawan
sebagai keteria dalam praktik kerja jurnalistik. Editor menentukan mana
yang layak diberitakan, mana yang harus diliput, dan mana yang tidak
perlu diliput. Sebuah peristiwa yang mempunyai unsur nilai berita yang
paling banyak dan paling tinggi lebih memungkinkan untuk ditempatkan
dalam headline, sedangkan berita yang tidak mempunyai unsur nilai berita
atau setidaknya nilai beritanya tidak besar akan dibuang11
.
Nilai berita memperkuat dan membenarkan wartawan kenapa
peristiwa tertentu diliput sedangkan yang lain tidak; kenapa aspek tertentu
dari peristiwa mendapat porsi halaman yang besar sementara bagian lain
dari peristiwa porsi halamannya sedikit. Semua proses itu ditekankan oleh
10
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004) Hlm. 18 11
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara) hlm. 102
24
wartawan dengan pembenaran profesionalitas: semua proses itu
berhubungan dengan nilai-nilai profesional yang dianut.
Setiap hari ada jutaan peristiwa, dan tujuan peristiwa itu semuanya
potensial dibentuk menjadi berita. Kenapa hanya peristiwa tertentu yang
mempunyai ukuran-ukuran atau nilai-nilsi tertentu saja yang layak dan
bisa disebut berita.
Semua proses ini ditentukan oleh apa yang disebut sebagai nilai
berita. Karenanya, nilai berita dapat dianggap sebagai ideologi profesional
wartawan, yang memberi prosedur bagaimana peristiwa yang begitu
banyak disaring dan ditampilkan kepada khalayak.
Secara umum, nilai berita tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
Prominance Nilai berita diukur dari kebesaran peristiwa atau arti
pentingnya. Peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa
yang dipandang penting.
Human Interest Peristiwa lebih memungkinkan disebut berita kalau
peristiwa itu lebih banyak mengandung unsur haru,
sedih, dan menguras emosi khalayak.
Conflict/Controversy Peristiwa yang mengandung konflik lebih potensial
disebut berita dibandingkan dengan peristiwa yang
biasa-biasa saja. Peristiwa kerusuhan antara penduduk
pribumi dengan Cina lebih layak disebut berita
dibandingkan peristiwa sehari-hari anatar penduduk
pribumi.
Unusual Berita mengandung peristiwa yang tidak biasa, peristiwa
yang jarang terjadi. Seorang ibu melahirkan 6 bayi
dengan selamat lebih disebut berita dibandingkan
dengan peristiwa kelahiran seorang bayi.
Proximity Peristiwa yang dekat lebih layak diberitakan
dibandingkan dengan peristiwa yang jauh, baik dari fisik
maupun emosional dengan khalayak.
Sumber: Eriyanto 2007
25
Daftar itu hanya ingin menunjukkan bagaimana peristiwa yang
begitu banyak setiap hari, yang terjadi hampir setiap saat, diseleksi dengan
memakai prosedur tertentu. Ia dapat digambarkan layaknya sebuah
piramida terbalik, dimana peristiwa disebut berita pada ujung piramida.
makin banyak nilai berita itu dilekatkan, makin berada di runcing dari
puncak piramida.
Jika mengacu pada nilai berita maka peristiwa tersebut adalah
peristiwa yang negatif, konflik, jarang terjadi, atau peristiwa yang tidak
umum. Semakin penting, semakin jarang terjadi, dan semakin berkaitan
peristiwa tersebut dengan khalayak banyak maka semakin dapat dianggap
sebagai berita. Maka, semakin aneh, unik, jarang peristiwa tersebut
semakin kuat kemungkinannya disebut sebagai berita.
3. Kategori Berita.
Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah kontruksi. Kenapa
sebuah peristiwa dihitung sebagai berita sementara yang lain tidak, Ini
sebuah kontruksi. Kenapa peristiwa yang satu dilihat sebagai berita yang
penting sementara peristiwa yang lain dianggap berita yang tidak penting?
juga sebuah kontruksi. Sebagai sebuah kontruksi, ia menentukan mana
yang dianggap berita dan mana yang tidak, mana yang penting dan mana
yang tidak penting. Selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi
berita adalah apa yang disebut katagori berita.
26
Seperti dicatat Tuchman, wartawan memakai lima kategori berita:
hard news, soft news, spot news, developing news, dan continuing news.
Kategori tersebut dipakai untuk membedakan jenis isi berita dan subjek
peristiwa yang menjadi berita. Kelima kategori tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:12
a. Hard news, Berita mengenai peristiwa yang terjadi saat itu.
kategori berita ini sangat dibatasi oelh waktu dan aktualitas.
Semakin cepat diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran
keberhasilan dari kategori berita ini adalah dari sudut
kecepatannya diberitakan. Kategori berita ini dipakai untuk
melihat apakah informasi itu diberikan kepada khalayak dan
sejauh mana informasi tersebut cepat diterima oleh khalayak.
Peristiwa yang masuk dalam kategori hard news ini bisa
peristiwa yang direncanakan (Sidang Istimewa, Memorandum,
pemeriksaan pejabat yang dituduh korupsi), bisa juga peristiwa
yang tidak direncanakan (keusuhan di Sampit, atau bencana
alam di Lampung).
b. Soft news, Kategori berita ini berhubungan dengan kisah
manusiawi (human interest). Kalau dalam hard news, peristiwa
yang diberitakan adalah peristiwa yang terjadi saat itu dan
dibatasi oleh waktu, maka soft news tidak. Ia bisa diberitakan
kapan saja. Karena yang menjadi ukuran dalam kategori berita
12
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara) hlm. 102
27
ini bukanlah informasi yang disajikan kepada khalayak tersebut
menyentuh emosi dan perasaan khalayak. Kisah mengenai orang
dari Kediri yang ingin sekali naik haji, sampai berani duduk di
kabin pesawat Garuda, atau kisah mengenai harimau yang
melahirkan, termasuk dalam kategori berita soft news.
Pembedaan antara berita hard news dan soft news terletak pada
hard news adalah cerita yang menarik untuk manusia,
sedangkan soft news adalah cerita yang menarik karena
berhubungan dengan kehidupan manusia. Hard news
berhubungan dengan peristiwa yang penting, sementara soft
news berhubungan dengan peristiwa yang menarik.
c. Spot news, Spot news adalah subklasifikasi dari berita yang
berkategori hard news. Dalam spot news, peristiwa yang akan
diliput tidak bisa direncanakan. Peristiwa kebakaran,
pembunuhan, kecelakaan, gempa bumi adalah jenis-jenis
peristiwa yang tidak bisa diprediksikan. Meskipun wartawan
seringkali memberitakan kebakaran, ia tidak bisa
memperkirakan spesifik dimana dan kapan kebakaran akan
terjadi. Jika kebakaran terjadi dalam tempo dan jarak yang
pendek dengan keberadaan wartawan, peristiwa itu bisa
diberitakan sesegera mungkin.
d. Developing news, Developing news adalah subklasifikasi lain
dari hard news. Baik spot news maupun developing news
28
umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga.
Tetapi dalam developing news dimasukkan elemen lain,
peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari rangkaian berita
yang akan diteruskan keesokan atau dalam berita selanjutnya.
Peristiwa jatuhnya pesawat terbang adalah peristiwa yang tidak
terduga. Tetapi pemberitaan terus berlanjut, ada sambungan
dalam berita selanjutnya. Dalam berita pertama mungkin
diberitakan nama pesawat dan lokasi kecelakaan, dilanjutkan
dengan berita mengenai nama korban dan sebab-sebab
kecelakaan dan seterusnya. Disini satu berita diteruskan oleh
berita lain, atau malah dikoreksi oleh berita selanjutnya.
e. Continuing news, adalah subklasifikasi lain dari hard news.
Dalam continuing news peristiwa-peristiwa bisa diprediksikan
dan direncanakan. Perdebatan memang terjadi antara satu
pendapat dengan pendapat lain, tetapi tetap masuk dalam tema
dan bidang yang sama. Proses dan peristiwa tiap hari
berlangsung secara kompleks, tetapi tetap berada dalam wilayah
pembahasan yang sama pula. Peristiwa jatuhnya Memorandum
sampai Sidang Istimewa adalah contoh dari continuing news.
Satu peristiwa bisa terjadi kompleks, dan tidak terduga tetapi
mengarah pada satu tema tertentu.
29
4. Ideologi Profesional/Objektivitas.
Kalau nilai berita berhubungan dengan prosedur apa yang bisa
disajikan oleh media kepada khalayak maka standar profesional
berhubungan dengan jaminan yang ditekankan kepada khalayak bahwa
apa yang disajikan adalah suatu kebenaran. Menurut Shoemaker dan
Reese, objektivitas lebih merupakan ideologi bagi jurnalis dibandingkan
seperangkat aturan atau praktik yang disediakan oleh jurnalis. Dalam
pandangan Tuchman, objektivitas adalah „ritual‟ bagi proses pembentukan
dan produksi berita. Ia adalah sesuatu yang dipercaya, menjadi bagian dari
ideologi yang disebarkan oleh dan dari wartawan. Realitas itu sendiri
begitu kompleksnya, tidak beraturan, dan seringkali acak13
.
Stuart Hall (1978) mendefinisikan konstruksi berita yang dilakukan
oleh wartawan dipengaruhi tidak hanya oleh aspek ideologi yang dianut
dan praktek organisasi redaksional saja, melainkan juga pada
kebermaknaan berita bagi khalayak. Produksi berita berhubungan dengan
bagaimana rutinitas yang terjadi dalam ruangpemberitaan yang
menentukan bagaimana wartawan didikte/dikontrol untuk memberitakan
peristiwa dalam perspektif tertentu. Selain praktik organisasi dan ideologi
profesional tersebut, ada satu aspek lain yang sangat penting yang
berhubungan denganbagaimana peristiwa ditempatkan dalam keseluruhan
produksi teks, yakni bagaimanaberita itu bisa bermakna bagi khalayak.14
13
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara) hlm. 102
14
Ibid hlm. 119
30
Peristiwa juga merefleksikan bukan hanya kompleksitas peristiwa,
melainkan juga saling berhubungan antara satu peristiwa dengan lainnya.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana wartawan dan pekerja media bisa
meyakinkan kepada khalayak bahwa apa yang disampaikan kepada
khalayak adalah kebenaran? Bahwa apa yang mereka laporkan adalah
realitas atau peristiwa? Standar dan prosedur objektivitas, memberi
prosedur bagi wartawan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam
itu.
Dalam menjalankan tugasnya, dari reportase sampai menulis,
wartawan dibatasi untuk menekankan objektivitas. Prosedur ini
merefleksikan kepercayaan bagaimana seharusnya kebenaran itu
ditemukan oleh wartawan sesuai dengan bidang kerja mereka.
Selain itu, setiap media memiliki kriteria kelayakan berita. Selain
itu, mereka juga memiliki apa yang disebut kebijakan redaksional
(editorial policy). Kriteria kelayakan berita tersbut bersifat umum
(universal), dan tak jauh berbeda antara satu media dengan media yang
lain. Sedangkan kebijakan redaksional setiap media bisa berbeda,
tergantung visi dan misi atu ideologi yang dianutnya.15
B. Perbedaan Produksi Berita di Media Online dan Media Cetak
Meskipun secara prinsip media online sama dengan media cetak,
namun terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya. Media online tidak
15
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. 2005), hlm. 21
31
terbatas dalam hal jumlah halaman seperti halnya media cetak.Namun demi
alasan kecepatan akses, keindahan desain, tingkat keterbacaan dan alasan-
alasan lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang.
Mekanisme dalam prosedur naskah cenderung lebih sederhana karena
media online mengejar kecepatan. Proses editing sekaligus publishing sering
dilakukan oleh bagian yang sama. Mekanisme editing juga bisa dilakukan
ketika sudah dipublish.
Jadwal terbit media online sangat ketat. Informasi yang disajikan oleh
media online sangat realtime. Ketika peristiwa itu berlangsung, pada saat itu
juga media online menginformasikannya. Berbeda dengan media cetak perlu
durasi harian, mingguan, atau bulanan. Proses publikasi inheren dengan kerja
bagian redaksi. Berita yang sudah ditulis sudah otomatis terdistribusi ke
jaringan16
16
Dwi Aris Subakti, Media Online di Indonesia; Transisi Menuju Media Kapital, Jurnal
Yayasan Satu Dunia, hlml. 4
32
BAB III
PROFIL NU ONLINE
A. Sejarah dan Perkembagan NU Online
NU Online hadir sebagai hasil dari konsep yang telah dicetuskan pada
Muktamar NU tahun 1999 di Kediri, Jawa Timur. Pada Muktamar tersebut
muncul sebuah keinginan dari muktamirin agar NU memiliki media yang
berskala nasional. Urgensi untuk pembentukan media NU berskala nasional
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah adanya kebutuhan akan
penyebaran informasi terkini mengenai kegiatan, program-program, maupun
informasi lainnya terkait NU juga disadari karena mengingat jumlah warga
NU yang besar dan cakupannya yang luas yang meliaputi 31 Propinsi dan 400
cabang diseluruh pelosok Nusantara.
Pilihan yang ada pada saat itu adalah media berupa majalah atau koran.
Hingga tahun 2002, sekalipun NU telah memiliki kesiapan terkait konten-
konten yang dapat dibahas ataupun diulas di dalam media, namun konsep
media NU berskala nasional tersebut belum dapat direalisasikan, karena
terbentur permasalahan distribusi. Kemudian pada tahun 2002, dalam
pertemuan penulis serta jurnalis muda yang diadakan atas inisiatif K.H.
Hasyim Muzadi (Ketua PBNU pada saat itu) tercetus konsep media online
sebagai realisasi rancangan media NU secara nasional.
Pada saat itu, media online bukanlah sesuatu yang familiar, terutama di
kalangan masyarakat NU. Sehingga ide mengenai media online sebagai media
33
NU secara nasional masih dipandang sebelah mata. Namun dikarenakan
adanya dukungan dari kader-kader NU yang aktif berkomunikasi dengan
departemen-departemen maupun donatur-donatur, media NU berskala
nasional yang berbasis online pun dapat direalisasikan.1
Website NU Online secara resmi diluncurkan pada 11 juli 2003 di
Hotel Borobudur, dengan alamat website www.nu.or.id. lebih 2000 warga NU
hadir dalam peluncuran ini, dan juga dihadiri oleh salah satu pembesar
Detik.com, Budi Hartono.
Hadirnya NU Online pada mulanya semata untuk mengatasi kebutuhan
praktis untuk penyebaran informasi dan sebagai sarana konsolidasi organisasi.
Jumlah warga NU memiliki cakupan yang luas, yakni meliputi 31 propinsi dan
400 cabang di sebuluh Indonesia, dan juga beberapa cabang istimewa NU
(PCI-NU) di luar negeri. Dengan sendirinya, kebutuhan terhadap teknologi
informasi (TI) dan komunikasi menjadi sebuah desakan.2
B. Visi dan Misi NU Online
Sejak awal NU membangun jaringan teknologi informasi dalam bentuk
website NU Online adalah untuk melaksanakan serangkaian tugas
keorganisasian. Pertama, untuk menyiarkan dan menegaskan ajaran
Ahlusunnah Wal Jamaah kepada masyarakat. Kedua, menyebarluaskan dan
mensosialisasikan berbagai program dan kebijakan pengurus besar Nahdlatul
1Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul anam Jakarta 16
mei 2013 2Abdul Mun‟im DZ. 2008. Tenologi Sebagai Sarana Pengembangan Teologi dan
Ideologi. (Jakarta: NU Online) Hlm. 7-8
34
Ulama (PBNU) kepada pengurus wilayah, cabang dan anak cabang sampai
ranting termasuk pesantren dan warga Nahdliyin secara keseluruhan.
Selain bertugas mengkomunikasikan program dan kebijakan PBNU
kepada komunitas Nahdliyin, NU Online juga bertugas menyiarkan kebijakan
tersebut kepada pihak luar, terutama yang berkaitan dengan kebijakan
kebangsaaan dan kenegaraan.3
C. Struktur Organisasi NU Online
Berdasarkan company profile NU Online yang penulis dapatkan dari
website NU Oline, susunan redaksi di NU Online adalah sebagai berikut4:
Dewan Pembina: KH. M.A. Sahal Mahfud, KH. Mustofa Bisri, KH.
A. Malik Madany, KH. Said Aqil Siroj, Drs. KH. As‟ad Said Ali, Drs .KH.
Hasyim Wahid, dan Drs. H. Hilmy Muhammadiyah.
Dewan Pengawas: Iqbal Sullam, Abdul Munim DZ, Sulthon Fatoni,
Adnan Anwar, dan Ulil Hadrawi. Pimpinan Umum: Anis Illahi. Pemimpin
Redaksi: Syafi „Alieha. Wakil Pemred: Abdullah Taruna. Redaktur
Pelaksana: A.Khoirul Anam. Sekretaris Redaksi: Achmad Munif Arpas.
Dewan Redaksi: A. Mukafi Niam, Syaifullah Amin, Hamzah Sahal
(Litbang), Ginanjar Sya'ban (Arab), Sudarto Murtaufiq (Inggris). Staf
Redaksi: Abdullah Alawi, Mahbib Khoiron, dan Alhafiz Kurniawan. IT: Puji
Utomo, Ardyan Novanto Arnowo, dan Mustiko Dwipoyono. Direktur
3Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul anam Jakarta 16
mei 2013 4http://www.nu.or.id/a,public-m,static-s,detail-lang,id-ids,1-id,20-t,redaksi-.phpx diakses
pada tgl 19 mei 2013 pukul 22.56
35
Keuangan: Muhammad Said. Manajemen Keuangan: Rizky Wijayanti. Staf
Umum: Jajang Nurdin dan Eko Pujiati.
D. Peran dan Pencapaian
Peran NU Online selama ini membuat pemikiran-pemikiran NU dapat
tersampaikan dengan lebih efektif dan efisien kepada masyarakat/publik.
Dalam hal ini, NU Online mempertahankan serta memperjuangkan prinsip-
prinsip yang dimiliki NU. Namun dalam hal metode serta penyampainya, NU
Online besifat dinamis, dalam artian mampu mengimbangi dengan
perkembangan yang terjadi di dunia. Termasuk dalam memanfaatan media
sosial ataupun media berita.
Mantan ketua PBNU, A.H Hasyim Muzadi menyebutkan dalam
prolognya di buku berjudul „Teknologi sebagai saran pengembangan teologi
dan ideologi‟ bahwa, dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi (new
media) di NU Online, berbagai khazanah NU dan pesantren yang kaya bisa
diekspos dan diperkenalkan kembali, agar generasi muda NU dan generasi
muda Islam dan pemuda Indonesia umumnya mengenal tradisinya sendiri.
Dengan demikian akan terbangun intelektualitas yang berkualitas dan
mendalam. Berbagai pemikiran Islam klasik yang masih relevan terus menerus
diperkenalkan oleh NU Online, baik melalui pengajian kitab kuning secara
online atau pengajian jarak jauh, maupun melalui publikasi lainnya. NU
36
Online menjadi sarana strategis untuk mengenalkan ajaran Islam Ahlussunnah
wal jamaah.5
Sehingga, NU Online selain berperan sebagai „media NU berskala
nasional dan internasional‟ juga berperan sebagai media „pembangkit‟
intelektualitas pesantren dan media untuk „memasyarakatkan‟ nilai-nilai
ataupun hasanah-khasanah keislaman. Peran tersebut yang dipertahankan serta
dikembangkan oleh NU Online hingga saat ini.
Atas apa yang telah dilakukan tersebut, NU Online pernah
mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya adalah pada periode 2004-
2005 mendapatkan predikat sebagai situs terbaik dari majalah Komputer Aktif
sebagai kategori sosial kemasyarakatan.6
E. Konten dan Fitur NU Online
NU Online juga memiliki karakteritik tersendiri dari segi penamaan
rubrik-rubriknya. Dalam rubrikasi di NU Online, selain menggunakan istilah-
istilah bahasa Indonesia, juga digunakan istilah-istilah dalam bahasa Arab.
Tujuan penamaan tersebut adalah untuk mendekatkan diri dengan komunitas
internal NU pada khususnya. Karena „bidikan‟ utama dari NU Online adalah
warga NU itu sendiri. Jadi redaksional maupun tampilan dari NU Online
dibuat untuk „merangkul‟ warga NU itu sendiri.Istilah bahasa Arab yang
5Abdul Mun‟im DZ. 2008. Teknologi Sebagai Sarana Pengembangan Teologi dan
Ideologi. (Jakarta: NU Online), hlm. 3 6Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul Anam, Jakarta 16
Mei 2013
37
digunakan untuk penamaan rubrikasi salah satunya adalah „wawancara‟ dalam
NU Online diistilahkan dengan „Halaqoh‟.7
Berdasarkan data keredaksionalan NU Online, konten atau rubrikasi di
NU online terdiri dari rubric dan sub-rubrik, antara lain adalah:
1. Beranda
Beranda ini merupakan halaman rubric semangat spiritualitas yang dapat
dihidupi oleh pembaca untuk membangun serta memperkaya spiritualitas
awam dan mengembangkan kehidupan mereka. Rubrik-rubrik tersebut
antara lain: Hikmah, Syariah, Ubudiyah, Taushiyah, Khotbah dan Bulletin
Jumat.
2. Warta
Rubrik ini menuangkan berita hasil reportase, bukan opini ataupun fiksi.
Dalam penulisan berita disini dikelompokkan berdasarkan wilayah.
Dengan penggunaan istilah yang lebih tegas, yaitu “Berita”. Untuk
pengelompokan diatas melalui sub-rubrik, yaitu Nasional, Daerah dan
Internasional. Sub-rubri kini dibuat untuk mengakomodir berita yang
diliput oleh kontributor-kontributor yang tersebar diseluruh nusantra dan
beberapanegara.
7Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul Anam, Jakarta 16
Mei 2013
38
3. Fragmen
Rubrik ini adalah rubrik yang bentuk tulisannya berupa feature yang
banyak mengenai kisah disertai refleksi atas idealisme hidup.
4. Seni Budaya
Rubrik ini untuk melengkapi ilustrasi yang sesuai untuk membantu
pembaca merenungkan dan merefleksikan secara lebih intensif berbagai
problematika kehidupan yang menyangkut hubungan dengan kebudayaan
dan kearifan local. Adapun sub-rubrik dalam rubrik seni budaya ialah:
Puisi, Cerpen dan Esai,
5. Halaqoh
Rubrik ini merupakan rubrik yang berisi tulisan-tulisan terkait dunia
pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan pendidikan atau
pengajaran Islam (tarbiyyahIslamiyah). Termasuk di dalamnya adalah
tokoh-tokoh penggerak pendidikan tersebut.
6. Kolom
Kolom merupakan rubrik yang disediakan untuk para penulis lepas untuk
menulis di NU Online, rubric ini memiliki Sub-rubric yaitu Teknologi
7. Pesantren
Rubrik ini merupakan rubrik yang meliput tentang seluruh dunia pesantren
yang adadiseluruh nusantara
8. Buku
Dalam rubric ini berisi resensi buku untuk membantu pembaca memilih
buku yang relevan untuk dibaca.
39
9. Tokoh
Rubrik ini merupakan rubric tentang tulisan biografi paratokoh NU dan
Kisah-kisah paratokoh yang mengimpirasi dan memberikan nilai-nilai
positif.
10. Humor
Humor merupakan rubrik yang membahas mengenai tulisan-tulisan
„nyeleneh‟ yang „menyentil‟ kehidupan-kehidupan sosial terutama yang
berkaitan dengan nilai-nilai Islami,
Dari daftar rubrik dan sub-rubrik tersebut, konten (rubrik) yang
memiliki rating tertinggi dan banyak pembacanya adalah rubrik ubuddiyah.
Rubrik ubudiyah adalah rubrik yang mengulas mengenai tradisi keagamaan
NU, dalil-dalilnya dan juga penjelasannya. Seperti membahas tahlilan,
bagaimana dalilnya, serta apa saja hikmahnya.8
Dengan kemajuan teknologi informasi, dan perkembangan sosial
media, NU Online kini hadir dengan berbagai fitur antara lain:
1. radio.nu.or.id (radio streaming)
2. www.aswajanu.com (search engine)
3. wiki.aswajanu.com (Wiki Aswaja)
Radio NU Online dimulai tahun 2007. Pada mulanya, dibuat dengan
menggunakan Yahoo Masangger untuk pengajian live dari gedung PBNU.
8Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul anam Jakarta 16
mei 2013
40
Kemudian berkembang sampai pada pertengahan bulan tahun 2012, radio
streaming melakukan pengajian langsung dari pesantren-pesantren.
Radio NU Online yang beralamat di radio.nu.or.id terus berbenah dan
berupaya meningkatkan kualitas siarannya.Usai menyediakan sejumlah
rubrikasi yang kian memanjakan pendengar, kini radio berbasis internet ini
mulai siaran berita.
Sejak awal 2013 radio NU Online melengkapi tampilannya dengan
sejumlah rubrik yang membantu pendengar untuk melihat program yang akan
disiarkan. Kolom khusus juga dibuat guna memfasilitasi para pengunjung situs
yang ingin mengunduh berbagai rekaman pengajian, video, gambar, musik, dan
data lainnya9.
Selanjutnya Search Engine Aswaja yang beralamat di aswajanu.com
adalah mesin otomatis pencari rujukan atas problem, pertanyaan, dan ajaran
dengan hanya memasukkan kata kunci. Rujukan berasal dari daftar hasil
pencarian berupa halaman-halaman website dengan urutan ranking paling
sering digunakan.
Sementara Wiki Aswaja NU yang beralamat di wiki.aswajanu.com
adalah ensiklopedi online seperti Wikipedia yang menyediakan berbagai
informasi yang diperkaya dengan berbagai layanan agar lebih menarik, seperti
video streaming yang terus berkembang seiring waktu.
Wiki Aswaja berisi berbagai informasi seputar ajaran Aswaja, biografi
dan sanad keilmuan ulama, kitab-kitab kuning, perkembangan Islam
9http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,44009-lang,id-c,nasional-
t,Radio+NU+Online+Siaran+Berita+Perdana-.phpx diakses pada tanggal 20 Mei 2013 pukul 01.48
41
Nusantara, Indonesia sebagai mercusuar dunia, dan berbagai hal tentang
Nahdlatul Ulama10
.
Produk terbaru berupa versi mobile dan Android launcher, juga
memperkaya layanaan NU Online demi memfasilitasi kebutuhan para
pengunjung. inovasi ini dimaksudkan untuk memanjakan warga dan
pembaca NU Online yang ingin mengakses berita NU ini lewat handphone,
blackberry atau Iphone
F. Program kerja NU Online
Sebuah jaringan website sebenarnya merupakan aktivitas dunia maya,
tetapi NU Online melakukan berbagai kegiatan di alam nyata. Sebagai sebuah
kegiatan yang dibangun oleh PBNU sejak awal berdirinya NU Online telah
banyak memberikan pelayanan kepada PBNU maupun warga NU, berupa
informasi seputar NU maupun transformasi teknologi informasi (TI) kepada
jajaran pengurus NU maupun Lajnah, lembaga dan badan otonom di bawah
naungan NU. yang merupakan bentuk filantropi media massa baik berupa
kegiatan sosial keagamaan dan pengkayaan khazanah pemikiran.
10
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,43779-lang,id-c,nasional-
t,PPM+Luncurkan+Search+Engine+dan+Ensiklopedi+Aswaja-.phpx diakses pada taggal 20 Mei
2013 pukul 02.00
42
BAB IV
ANALISA PRODUKSI BERITA DI NU ONLINE
A. PRODUKSI BERITA DI NU ONLINE
NU Online yang hadir sebagai bentuk penyesuaian NU secara lembaga
dengan perkembangan teknologi informasi yang ada merupakan jawaban atas
kebutuhan masyarakat NU atas pembaharuan informasi kelembagaan ataupun
informasi nasional dan berkaitan dengan aktivitas NU. NU online merupakan
jalan tengah yang menjawab permasalahan distribusi informasi yang sebelumnya
diperdebatkan. Selain itu, NU Online juga memberikan kemudahan berupa
fleksibilitas baik dari segi waktu, tempat, maupun penggunaanya untuk dapat
mengakses informasi di dalamnya dengan mudah. Hadirnya NU Online juga
meningkatkan jangkauan penyebaran informasi dan bersifat lebih interaktif.
Sekalipun NU Online bukan merupakan media komersial, namun NU
Online sebagai sebuah media memiliki manajemen keredaksian yang cukup
komperhensif dalam membangun sistem jaringan komunikasinya. Karena NU
Online bukan merupakan lembaga bisnis, maka NU Online menerapkan sistem
bahwa NU Online dijadikan lembaga pengkaderan atau pengabdian bagi para
kadernya yang memiliki minat dalam bidang jurnalistik.
Sebagai media, NU Online memiliki nilai berita yang dianut dan
diterapkan dalam kaidah jurnalistik. Nilai berita menyediakan standard an ukuran
bagi wartawan sebagai keriteria dalam praktik kerja jurnalistik. Sebuah peristiwa
yang memiliki unsur nilai berita yang paling tinggi lebih memungkinakan untuk
43
ditempatkan dalam headline. NU Online turut menganut nilai-nilai berita dalam
setiap berita yang dipublikasikannya. Nilai berita yang dianut oleh NU Online
antara lain adalah prominence, human interest, conflict/controversy, dan
proximity.
NU Online memiliki karakteristik tersendiri dalam segi penamaan rubrik-
rubriknya. Selain menggunakan istilah-istilah bahasa Indonesia, juga digunakan
istilah-istilah dalam bahasa Arab dengan tujuan untuk mendekatkan diri dengan
komunitas internal NU. Rubrikasi NU juga turut berkembang sering berjalannya
waktu. NU Online yang pada mulanya hanya fokus pada berita, saat ini sudah
berkembang pesat dengan penambahan rubrik serta sub-rubrik lainnya.
Dalam penulisan berita dalam rubrik-rubrik NU Online, dewan redaksi
menggunakan kategori berita yang digunakan sebagai pembeda atas jenis isi berita
dan sebujek peristiwa yang menjadi berita tersebut kategori berita yang digunakan
dalam pemberitaan di NU Online antara lain adalah hard news, soft news, spot
news, developing news, dan continuing news.
Idealism yang dijalankan oleh NU Online selaras dengan tujuan utama
pembentukannya yakni untuk menyiarkan ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah kepada
masyarakat dan mensosialisasikan kegiatan dan kebijakan Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU).
1. Rutinitas Organisasi dan Manajemen Redaksional
Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan salah satu organisasi
kemasyarakatan terbesar di Indonesia turut menyesuaikan diri dengan
44
perkembangan teknologi yang ada. Salah satunya adalah membangun situs resmi
lembaga yang diberi nama NU Online. Situs yang secara resmi diluncurkan tahun
2003 tersebut merupakan bentuk penyesuaian diri NU, secara kelembagaan,
terhadap perkembangan teknologi informasi yang ada. NU memanfaatkan
kehadiran new media untuk membentuk suatu ‘produk’ yakni NU Online.
Hadirnya NU Online sebagai sebuah realisasi konsep media yang berskala
nasional bagi warga NU mematahkan hambatan utama yang dihadapi oleh konsep
sebelumnya (media cetak berupa koran atau majalah), yakni persoalan distribusi.
Jika media cetak, baik berupa koran ataupun majalah (sebagai media tradisional),
menuntut sistem distribusi yang baik dan mapan agar informasi yang disampaikan
dapat diterima oleh kader NU secara tepat sekalipun berada di lokasi yang jauh
dari pusat informasi, media Online hadir sebagai sebuah alternatif yang
menghapus ‘tuntutan’ terkait distribusi tersebut. Di satu sisi, media Online, yang
merupakan salah satu bentuk dari new media, memberikan fleksibilitas baik dari
segi waktu ataupun penggunaan.1 Kehadiran NU Online memudahkan para kader
NU maupun masyarakat umum untuk mengakses informasi dari NU secara
kelembagaan kapanpun dan di manapun (tidak terhalang batasan waktu dan
wilayah). Sehingga jangkauan informasi dari NU menjadi semakin luas dan
terbuka.
Di samping itu, jika media tradisional (media cetak) menekankan pada
penyebaran informasi dan mengurangi adanya peluang interaksi atau komunikasi
dua arah, new media (salah satunya berbentuk media Online) selain meningkatkan
1Stephen W Littejohn, Teori Komunikasi Theories of Human Comunication, (Jakarta:
Penerbit Selemba Humanika, 2009), hlm. 412-414
45
jangkauan penyebaran informasi juga bersifat lebih interaktif (memungkinkan
adanya interaksi).2 Dalam hal ini, infomasi-informasi maupun berita-berita yang
publikasikan di NU Online memungkinkan untuk dikomentari, dikritisi ataupun
didiskusikan lebih lanjut secara individu. Hal itulah yang menjadikan NU Online,
sebagai new media, memiliki keunggulan dibandingkan media tradisional (media
cetak), yakni memungkinkan adanya interaksi, baik antar pembuat berita dengan
pembaca, maupun antara pembaca dengan pembaca lainnya.
Pada awalnya pendiriannya, NU Online hanya beroperasi dan fokusnya
masih khusus mengenai berita. Sekalipun ada rubrikasi lainnya, namun brand
utamanya pada saat itu adalah berita, yakni berita seputar Bahan Bakar Minyak
(BBM).3 Disamping itu, pada mulanya, NU Online memfokuskan informasi di
bidang sosial dan keorganisasian, karena hal tersebut merupakan kebutuhan
organisasi NU dalam melakukan konsolidasi organisasi.
Sekalipun NU Online bukan merupakan media terbuka, dalam arti bukan
sebuah media komersial, namun sebagai sebuah media, NU Online memiliki
manajemen keredaksian. Dalam membangun sistem jaringan komunikasi yang
intensif dengan frekuensi dan kecepatan yang cukup tinggi, maka tidak mungkin
jaringan informasi NU Online dikelola hanya oleh sedikit orang. Sementara untuk
melibatkan banyak tenaga tentu membutuhkan banyak biaya, sementara NU
Online bukan lembaga bisnis yang komersial yang mendatangkan banyak untung
sehingga bisa membiayai seluruh aktifitas yang dijalankan. Untuk mengatasi
2Ibid, hlm. 412-414
3Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul Anam, Jakarta
16 Mei 2013
46
persoalan tersebut, NU Online menerapkan sistem antara lain, ialah: pertama, NU
Online tidak menepatkan lembaga ini sebagai tempat kerja. Dengan demikian
tetap menjadikan lembaga dalam tubuh NU ini sebagai lembaga kaderisasi, baik
dalam bidang kepemimpinan, bidang pemikiran maupun bidang pengembangan
teknologi informasi; kedua, memberikan ruang berekspresi yang cukup luas
sehingga bisa memgembangkan bakat dalam NU Online secara total. Dengan
menjadikan NU Online sebagai lembaga pengkaderan, maka siapa saja yang
berminat bisa masuk untuk belajar dan beraktuaisasi diri dan memberikan
kontribusinya. Namun demikian, NU Online sebagai pusat berita resmi PBNU
juga aktif mengecek keabsahan semua informasi yang disajikan agar tetap segaris
dengan prinsip-prinsip dan kode etik jurnalistik.4
Dengan adanya sistem tersebut, sehingga tulisan-tulisan yang
dipublikasikan di NU Online dibuat oleh (mayoritas) kader-kader NU yang
menjadi kontributor di NU Online. Sekalipun bukan sebagai media komersial, ada
sistem perekrutan yang dilakukan dalam menentukan siapa saja yang layak
menjadi kontributor di NU Online. Prosesnya diawali oleh calon kontributor
tersebut mengirim tulisan ke redaksi NU Online. Kemudian calon kontributor
tersebut diseleksi melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah verifikasi
identitas calon kontributor yang dilakukan oleh keredaksian NU Online. Setelah
itu dilakukan konfirmasi kepada pengurus NU Online. selanjutnya, calon
kontributor tersebut dipersilakan untuk menulis beberapa kali di NU Online,
4Abdul Mun’im DZ, Teknologi Sebagai Sarana Pengembangan Teologi dan Ideologi,
(Jakarta: NU Online, 2008), hlm. 15
47
hingga akhirnya calon kontributor tersebut dianggap layak menjadi kontributor
(dilihat dari tulisan-tulisan yang ia buat).
Kontributor di NU Online pada awalnya tidak mendapat bayaran,
melainkan mendapatkan souvenir dari NU Online. Kontributor tersebut baru
mendapat bayaran dan kartu identitas (ID card) dari NU Online setelah ditetapkan
sebagai kontributor aktif. Sekalipun begitu, bayaran yang diberikan dari NU
Online tidak rutin. Sejak tahun 2013, NU Online menerapkan sistem pembayaran
per-berita. Bayaran per-berita bagi para kontributor aktif adalah Rp 15.000.
Tujuannya adalah untuk memacu para kontributor untuk semangat menulis.
Dalam menjalankan aktivitasnya sebagai sebuah situs Online, NU Online
menjalankan tugas, fungsi, dan manajemen keredaksian. Seperti yang
didefinisikan oleh Sam Abede Pareno, bahwa manajemen redaksional sebagai
penerapan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh bidang redaksi melalui
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan
dalam pengelolahan materi pemberitaan yang mencakup proses peliputan,
penulisan sampai dengan editing.5
Manajemen keredaksian yang dilakukan oleh NU Online juga dilakukan
melalui perencanaan berita apa saja yang akan diliput oleh para reporter.
Kemudian dilakukan pengorganisasian untuk melakuakan peliputan berita
tersebut. Setelah itu dilakukan pergerakan dan pengawasan yang mencakup
peruses peliputan, penulisan, dan editing. Dalam tahap ini, proses peliputan atau
pengumpulan data/informasi suatu berita di NU Online menurut redaktur
5 Pareno Sam Abede, Manajemen Berita Antara Idealisme dan Realita. Surabaya:
Penerbit Pepyrus, 2000), hlm. 45
48
pelaksana NU Online, A. Khoirul Anam ketika diwawancarai pada 14 Mei 2013
di kantor redaksi NU Online, dilakukan pada umumnya melalui wawancara baik
secara langsung atau melalui telepon. Selain itu, data/informasi juga dapat
diperoleh melalui datang langsung ke daerah/lokasi yang diliput, atau juga melalui
rilis mentah yang diterima dari kementrian, ormas Islam, maupun lembaga
lainnya. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka dilakukan proses
selanjutnya, yakni penulisan berita. Menurut A. Khoirul Anam, berita yang
diterima di redaksi NU Online pada umumnya adalah bentuk berita ‘setengah jadi’
yang ditulis oleh kontributor maupun reporter. Berita tersebut kemudian diolah di
kantor redaksi sesuai dengan standar jurnalistik. Pada tahap ini pula dilakukan
proses editing untuk membuat berita tersebut layak untuk dipublikasikan sesuai
dengan standar jurnalistik.
NU Online hingga tahun 2013 memiliki 80 orang kontributor yang
tersebar di berbagai daerah.Selain itu, NU Online juga memiliki kontributor di
luar negeri. Kontributor NU Online di luar negeri merupakan pengurus dari
cabang istimewa NU (PCI-NU). Kontributor NU Online di luar negeri bertugas
untuk meliput berita-berita internasional, mayoritas adalah berita mengenai Timur
Tengah. Berita yang sering diliput antara lain adalah terkait perkembangan politik
atau isu-isu politik, dan isu-isu sosial keagamaan di Timur Tengah. Selain itu,
berita yang diliput adalah acara atau kegiatan yang diadakan oleh PCI-NU.6
Menurut salah seorang reporter NU Online, Alhaviz Kurniawan, ketika
diwawancarai melalui surat elektronik (email) pada Senin (23/07/2013), bahwa
6Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul Anam, Jakarta 16
Mei 2013
49
reporter di NU Online utamanya ditugaskan untuk meliput lembaga, lajnah, dan
banom NU sesuai tanggung jawab masing-masing reporter. Reporter juga
biasanya juga diminta untuk mengawal pemberitaan di PBNU terutama terkait
statemen PBNU atas suatu peristiwa nasional. Disamping itu, reporter NU online
juga meliput berita nasional. Namun berita nasional yang digali adalah berita yang
menyangkut kepentingan nasional karena kita fokus pada PBNU atau lembaga,
lajnah, dan banom NU dalam sekala pusat. Namun, tidak menutup kemungkinan
kita meliput berita-berita di kawasan jabodetabek atau daerah ketika PBNU,
lembaga, lajnah, atau banom NU mengadakan kegiatan di daerah.
Selain itu, reporter yang membidangi Fragmen, Syariah, dan Ubudiyah ini
juga menyatakan bahwa berita yang sudah diliput kemudian dikirim ke redaktur di
kantor redaksi melalui surat elektronik. Namun, jika kondisi mendesak, berita
dikirim melalui pesan singkat telepon genggam. Berita yang dikirim ke NU
Online, dapat berupa berita mentah (berita yang memerlukan proses editing)
mungkin masih mentah mungkin juga sudah siap naik. Berita yang memerlukan
proses editing akan diedit oleh redaktur, yakni A Khoirul Anam, Mukafi Niam,
Syaifullah Amin, dan Hamzah Sahal.
Dalam satu hari, masing-masing reporter tetap menulis minimal sebanyak
3 berita dan tidak ada batas maksimal. Disamping itu, reporter tetap juga wajib
memiliki kemampuan menulis, mengedit tulisan, juga fotografi. Karena di NU
Online belum ada wartawan khusus fotografi.
50
2. Nilai Berita di NU Online
Eriyanto dalam buku Analisis Framing; Konstruksi Ideologi dan Politik
Media Berita (2007) menjelaskan bahwa Nilai berita menyediakan standar dan
ukuran bagi wartawan sebagai keteria dalam praktik kerja jurnalistik. Editor
menentukan mana yang layak diberitakan, mana yang harus diliput, dan mana
yang tidak perlu diliput. Sebuah peristiwa yang mempunyai unsur nilai berita
yang paling banyak dan paling tinggi lebih memungkinkan untuk ditempatkan
dalam headline7.
NU online turut menganut nilai-nilai berita seperti yang didefinisikan oleh
Eriyanto tersebut. Dalam definisinya, ia mengkonsepkan nilai berita ke dalam
beberapa kategori, yakni: prominence, human interest, conflict/controversy,
unusual, dan proximity.
Prominance, yakni adalah Nilai berita yang diukur dari kebesaran
peristiwa atau arti pentingnya. Peristiwa yang diberitakan adalah peristiwa yang
dipandang penting.8 Berita-berita yang termasuk prominence dalam NU online
pada umumnya adalah berita-berita yang berkaitan dengan isu nasional yang
bersinggungan dengan kepentingan umat Islam, atau masyarakat NU pada
umumnya. Antara lain adalah masalah teorirsme, penentuan 1 Ramadhan, dan
permasalahan kuota jamaah haji. Berita yang mengandung nilai prominence
dalam NU online pada umumnya diletakkan pada rubrik Warta.
7 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara) hlm. 102 8 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara) hlm. 102
51
Human Interest atau nilai berita yang lebih banyak mengandung unsur
emosi. Berita yang mengandung nilai berita human interest dalam NU online pada
umumnya berkaitan dengan unsure-unsur islami. Seperti terkait masalah-masalah
ibadah, misalnya seperti bagaimana masyarakat NU pada umumnya menjalankan
ibadah puasa, serta tradisi-tradisi apa saja yang biasanya terjadi di daerah. Selain
itu juga terkait bagaimana NU online memberikan tauladan-tauladan seperti yang
pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Berita-berita yang memiliki nilai
seperti ini pada umumnya berada pada rubrik Beranda.
Conflict/Controversy secara sederhana merupakan nilai berita yang
mengandung konflik. Dalam NU online isu-isu seperti konflik Syi’ah, masalah
pelecehan agama, atau konflik di Timur Tengah merupakan beberapa jenis berita
yang mengandung nilai berita Conflict/Controversy yang diangkat dalam NU
online.
Unusual merupakan nilai berita yang mengandung peristiwa yang tidak
biasa atau peristiwa yang jarang terjadi. Nilai berita seperti ini, menurut
pengamatan penulis, belum pernah diangkat dalam berita-berita di NU online.
Proximity merupakan nilai berita yang dekat dan lebih layak diberitakan
dibandingkan dengan peristiwa yang jauh, baik dari fisik maupun emosional
dengan khalayak. Dalam NU online, nilai berita ini dapat ditemui pada umumnya
pada rubrik Fragmen dan Kolom.
Disamping itu, dalam keredaksian NU Online ada orang-orang yang
berperan sebagai redaktur dan sistem administrasiya. Di NU Online ada beberapa
orang saja yang memiliki akses masuk ke sistem administrasi. Saat ini ada
52
sepuluh orang di dalam keredaksian utama. Empat orang diantaranya selain
bertugas menulis berita juga memiliki tugas untuk mensortir dan mengolah berita-
berita dari daerah. Sementara itu dua diantaranya bertugas sebagai redaktur
khusus yang menangai beberapa rubrik di NU Online. Kemudian tiga diantaranya
berfungsi sebagai wartawan dan berfungsi untuk mengupload sendiri beritanya,
namun tetap dibawah pengawasan pengurus redaksi.9
3. Kategori Berita di NU Online
Pemanfaatan new media yang dilakukan oleh NU Online turut didukung
dengan sistem keredaksian yang komperhensif. Selain memperbaharui dengan
beragam fitur baik berupa tampilan, design, grafik, fitur streaming radio, NU
Online juga memiliki karakteristik tersendiri dari segi penamaan rubrik-rubriknya.
Dalam rubrikasi di NU Online, selain menggunakan istilah-istilah bahasa
indonesia, juga digunakan istilah-istilah dalam bahasa Arab. Tujuan penamaan
tersebut adalah untuk mendekatkan diri dengan komunitas internal NU pada
khususnya. Karena ‘bidikan’ utama dari NU Online adalah warga NU itu sendiri.
Jadi redaksional maupun tampilan dari NU Online dibuat untuk ‘merangkul’
warga NU itu sendiri.Istilah bahasa Arab yang digunakan untuk penamaan
rubrikasi salah satunya adalah ‘wawancara’ dalam NU Online diistilahkan dengan
‘Halaqoh’.
Di samping itu, dalam NU Online, pilihan rubriknya juga terus
dikembangkan. Pada awal berdirinya, NU Online fokus pada berita. Kemudian
9Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul Anam, Jakarta,
16 Mei 2013
53
berkembang dengan ditambahnya rubrik Syariah dan Ubudiyah. Kemudian yang
terbaru adalah adanya penambahan sub-rubrik Iptek yang mencakup astronomi
dan teknologi informasi. Selain itu ada juga penambahan sub-rubrik seni-budaya
yang mencakup cerpen, esai, dan puisi.10
Dalam penulisan berita dalam rubrik-rubrik NU Online, dewan redaksi
menggunakan kategori berita yang digunakan sebagai pembeda atas jenis isi berita
dan sebujek peristiwa yang menjadi berita tersebut. Menurut Tuchman, wartawan
memakai lima kategori berita yakni : hard news, soft news, spot news, developing
news, dan continuing news. 11
Menurut analisa penulis, rubrikasi yang terdapat di NU Online mencakup
kategori-kategori berita yang dkonsepkan oleh Tuchman tersebut. Pertama, dalam
rubrik warta yang mencakup berita-berita nasional, daerah, dan internasional
merupakan rubrik yang menggunakan beberapa kategori berita, yakni hard news,
spot news, developing news, dan continuing news. Seperti definisi yang
diungkapkan oleh Tuchman bahwa hard news merupakan kategori berita yang
dibatasi waktu dan aktualitas. Spot news merupakan peristiwa yang akan diliput
tidak bisa direncanakan. Developing news merupakan berita mengenai peristiwa
yang tidak dapat diduga dan juga jenis berita yang dapat dibuat rangkaian berita
yang akan diteruskan keesokan atau dalam berita selanjutnya. Dan Continuing
news merupakan berita mengenai peristiwa-peristiwa bisa diprediksikan dan
direncanakan.
10
Ibid 11
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara) hlm. 102
54
Kedua, dalam rubrik Rubrik Hikmah, Syariah, Ubudiyah, Taushiyah,
Khotbah, dan Buletin Jumat merupakan rubrik yang menggunakan kategori berita
soft news. Karena rubrik tersebut berkaitan dengan berita-berita yang berkaitan
dengan human interest. Seperti sub-rubrik Khotbah yang menyediakan bahan
Khotbah Jumat dan pidato peringatan hari besar serta meteri pidato untuk para
da’I terkait persoalan-persoalan yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Beberapa rubrik lainnya seperti Kolom, Tokoh, dan Buku juga menyita
perhatian khusus redaksi dan membutuhkan ketelitian dalam menyiapakan tema
sampai menyelaraskan bahasa.
4. Ideologi Profesional/Objektivitas.
Sejak awal NU membangun jaringan teknologi informasi dalam bentuk
website NU Online adalah untuk melaksanakan serangkaian tugas keorganisasian.
Pertama, untuk menyiarkan dan menegaskan ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah
kepada masyarakat. Kedua, menyebarluaskan dan mensosialisasikan berbagai
program dan kebijakan pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kepada
pengurus wilayah, cabang dan anak cabang sampai ranting termasuk pesantren
dan warga Nahdliyin secara keseluruhan.12
Objektivitas yang dilakukan oleh reporter/kontributor NU Online selaras
dengan tujuan dari pembentukan NU Online yakni untuk menjalankan tugas-tugas
keorganisasiannya tersebut. Hal tersebut juga selaras dengan definisi yang
diberikan oleh Tuchman, bahwa objektivitas adalah ‘ritual’ bagi proses
12
Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul Anam Jakarta 16
mei 2013
55
pembentukan dan produksi berita. Ia adalah sesuatu yang dipercaya, menjadi
bagian dari ideologi yang disebarkan oleh dan dari wartawan.13
Sementara itu, Stuart Hall (1978) mendefinisikan konstruksi berita yang
dilakukan oleh wartawan dipengaruhi tidak hanya oleh aspek ideologi yang dianut
dan praktek organisasi redaksional saja, melainkan juga pada kebermaknaan berita
bagi khalayak. Selain praktik organisasi dan ideologi profesional tersebut, ada
satu aspek lain yang sangat penting yang berhubungan denganbagaimana
peristiwa ditempatkan dalam keseluruhan produksi teks, yakni bagaimanaberita
itu bisa bermakna bagi khalayak.14
NU Online, selain bertugas mengkomunikasikan program dan kebijakan
PBNU kepada komunitas Nahdliyin, NU Online juga bertugas menyiarkan
kebijakan tersebut kepada pihak luar, terutama yang berkaitan dengan kebijakan
kebangsaaan dan kenegaraan.15
B. Mekanisme Produksi Berita di NU Online
Meskipun secara prinsip media Online sama dengan media cetak, namun
terdapat beberapa perbedaan diantara keduanya. Diantaranya adalah, media
Online tidak terbatas dalam hal jumlah halaman seperti halnya media cetak.
Namun demikian, media Online mengandalkan kecepatan serta design dalam
13
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara) hlm. 102
14
Ibid hlm. 119 15
Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul anam Jakarta 16
mei 2013
56
tampilannya.16
Dalam NU Online, berita-berita atau tulisan yang dipublikasikan
umumnya tidak sepanjang tulisan di media cetak. Karena dari satu
acara/wawancara yang diliput bisa dihasilkan 2-3 berita dengan sudut pandang
yang berbeda.17
Selain itu, mekanisme dalam prosedur naskah cenderung lebih sederhana
karena media Online mengejar kecepatan. Proses editing sekaligus publishing
sering dilakukan oleh bagian yang sama. Mekanisme editing juga bisa dilakukan
ketika berita sudah dipublish.18
Jika di media cetak, naskah berita yang sudah
dibuat harus melalui beberapa meja (harus diedit beberapa kali oleh beberapa
editor) baru bisa diterbitkan, namun di media Online, termasuk NU Online,
naskah hanya perlu melalui satu meja (satu kali proses pengeditan), baru
kemudian dapat dipublikasikan. Proses editing serta publishing dapat dilakukan
oleh satu orang yang sama sekalipun tidak berada di dalam kantor redaksi NU
Online, akan tetapi tetap ada proses pengawasan antar sesama redaktur maupun
editor. Selain itu, jika terjadi kesalahan keredaksian bisa dengan mudah
dikoreksi.19
Produksi berita di NU Online pada umumnya, dilakukan melalui
wawancara baik secara langsung atau melalui telepon, datang ke daerah, atau dari
rilis mentah yang diterima terima baik dari kementrian atau ormas-ormas Islam,
16
Dwi Aris Subakti, Media Online di Indonesia; Transisi MeNUju Media Kapital, Jurnal
Yayasan SatuDunia, hlm. 4 17
Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul Anam, Jakarta
16 Mei 2013 18
Dwi Aris Subakti, Media Online di Indonesia; Transisi MeNUju Media Kapital, Jurnal
Yayasan SatuDunia, hlm. 4 19
Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul anam Jakarta, 16
Mei 2013
57
dan dari kontributor di daerah dalam bentuk berita mentah. Kemudian berita itu
diolah di kantor redaksi sesuai dengan standar jurnalistik. Sumber berita yang
paling sering adalah berita yang ditulis oleh kontributor dalam bentuk setengah
jadi. Berita itulah yang kemudian diolah sampai akhirnya layak untuk
dipublikasikan.20
Disamping itu, ada karakteristsik khusus pada NU Online terkait
pemberitaan. Selain menggunkan bahasa Indonesia, berita di NU Online juga ada
yang menggunakan versi bahasa arabnya. Namun pemberitaan dalam bahas arab
tidak lebih update dari berita bahasa indonesia.
Terkait jadwal terbit, jadwal terbit media Online sangat ketat. Informasi
yang disajikan oleh media Online sangat realtime, dalam artian, ketika peristiwa
itu berlangsung, pada saat itu juga media Online menginformasikannya. Berbeda
dengan media cetak yang perlu durasi harian, mingguan atau bulanan. Proses
publikasi inheren dengan kerja bagian redaksi. Berita yang sudah ditulis sudah
otomatis terdistribusi ke jaringan21
Sistem itu pula lah yang diterpkan oleh NU
Online. Sehingga sistem kerja di NU Online tidak mengenal istilah libur. Jadi
pengerjaan berita bisa dilakukan dimana saja.22
Berikut adalah tabel mengenai jumlah berita/konten baik berupa foto, atau
konten lainnya (files) yang sudah dipublikasikan di NU Online dalam rentang
waktu antara Desember 2012-April 2013 dan juga jumlah pengunjung NU
20
Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul anam Jakarta, 16
Mei 2013 21
Dwi Aris Subakti, Media Online di Indonesia; Transisi MeNUju Media Kapital, Jurnal
Yayasan SatuDunia, hlm. 4 22
Wawancara pribadi dengan Redaktur Pelaksana NU Online A. Khairul Anam, Jakarta
16 Mei 2013
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di NU Online peneliti mendapat
kesimpulan bahwa proses produksi berita, di NU Online memiliki kriterianya
sendiri. Konten-konten yang dipublikasikan adalah terkait aktifitas NU di
tingkat pusat maupun cabang, serta berita-berita terkait isu-isu keislaman baik
yang berskala nasional maupun internasional. Selain itu, hal lain yang juga
dipublikasikan adalah pemahaman serta penjelasan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan NU maupun ajaran Islam. Kriteria kelayakan berita yang
dibuat di NU Online bersifat umum (universal). Sedangkan kebijakan
redaksionalnya, sesuai dengan visi-misi dan ideologi NU.
Sekalipun NU Online bukan merupakan media terbuka, dalam arti bukan
sebuah media komersial, namun sebagai sebuah media, NU Online memiliki
manajemen keredaksian untuk menjalankan aktivitasnya sebagai sebuah situs
Online. SIsitem yang dibentuk tersebut membuat NU Online menjadi ‘wadah’
pengabdian bagi para kader NU. Sehingga tulisan-tulisan yang dipublikasikan
di NU Online dibuat oleh kader-kader NU yang diangkat menjadi kontributor
di NU Online.
Secara prinsip, NU Online tidak berbeda dengan media Online lainnya,
yakni berupaya mengejar kecepatan berita, sehingga NU Online tidak
memiliki batasan dalam hal jumlah halaman dan berapa banyak berita yang
60
harus dipublikasikan. Karena kebutuhan kecepatan berita itu pulalah, maka
mekanisme produksi naskah berita dari bentuk mentah hingga layak terbit
cenderung sederhana, karena hanya dilakukan satu atau dua kali proses
editing. Bahkan, tidak jarang proses editing sekaligus publishing dilakukan
oleh bagian yang sama. Mekanisme editing juga dapat dilakukan ketika sudah
dipublikasikan.
Sekalipun mengejar ‘kecepatan’, namun NU Online tetap menerapkan
standar poduksi pemberitaan sebagai media, NU Online memiliki nilai berita
yang dianut dan diterapkan dalam kaidah jurnalistik. Nilai berita menyediakan
standar ukuran bagi wartawan sebagai keriteria dalam praktik kerja jurnalistik.
Sehingga berita-berita yang dipublikasikan di NU Online sudah sesuai dengan
standar pemberitaan yang berlaku secara umum dalam dunia jurnalistik.
B. Saran
1. Bagi NU Onlinedapat lebih lanjut lagi mengambangkan dan mematangkan
manajemen keredaksiannya maupun perangkat teknologi yang
digunakannya untuk mengoperasikan NU Online.
2. Bagi NU Onlinesebagai media yang memiiki pengaruh di masyarakat,
diharapkan dapat menjalankan fungsinya memberikan pengetahuan serta
wawasan terutama terkait nilai-nilai keislaman kepada masyarakat sebagai
salah satu sarana pendidikan positif.
3. Bagi khalayak dapat menjadi subjek aktif dalam mencermati pemberitaan
di NU Online.
61
DAFTAR PUSTAKA
Alison, Alexander. et all, Media Economics; Theory and Practice, London:
Lawrence Erlbaum Associate Publisher, 2004
Ardianto dan Lukiati Komala. Komunikasi Massa. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007
Barus, Willin. Jurnalistik: petunjuk dasar menulis berita. Penerbit: erlangga
jakarta 2010
Creswell, J.W. Research Design: Qualitative & Quantitative Approaches.
London: SAGE Publications, 1994
Cuba, E.G, and Lincoln, Y.S. Do Inquiry Paradigms Imply Inquiry
Methodologies?. Dalam Fetterman, D.M, ed. Qualitative Approaches to
Evaluate in Education. New York : Preager, 1988
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta:
PT. LKiS Pelangi Aksara, 2007
Hadi, Ido Prijana. Khalayak Maya Dalam Media Online, Studi Reception Analysis
tentang Interaktivitas pada Teks Suara Surabaya.net. Jurnal Ilmiah
SCRIPTURA.Vol. 1 No.2 Juli 2007
Ja’far, Marwan. Ahlussunag Wal Jama’ah :Telaah Historis dan Kontekstual.
Yogyakarta: Lkis, 2010
J. Severin Werner dan James W. Tankard, Jr. Teori Teori Komunikasi, Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta : Penerbit Kencama.
2005
Kusumaningrat, Himat. Jurnalistik Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya
2001
Linster, Martin, Jon Dovey, etc. New Media, A Critical Introduction. New York :
Routledge. 2009.
Nunung Prajarto. NEW MEDIA, HAM, DAN ILMU KOMUNIKASI: Aras Dan
Arus Perhatian. Dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta; 2 November 2010
Mun’im DZ, Abdul. Teknologi Sebagai Tradisi, Refleksi Pengalaman 4 Tahun
NU Online. Jakarta : NU Online, 2007.
McQuil, Denis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta: penerbit
Erlangga. 1987
Dominick, R. The Dynamics of Mass Communication. United States : McGraw-
Hill Companies, 1999.
Rhamdani, Benny. Konvergensi Media : Edukasi dan Regulasi. Jurnal Observasi,
Vol. 6, No.2, Tahun 2008
Rustandi, Dudi. Konvergensi Komunikasi ; Shifting Paradigm Komunikasi atau
Chaos Komunikasi. Jurnal Observasi, Vol. 6, No.2, Tahun 2008
Sumadiria, Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis berita dan feature, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. 2005
Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus besar
bahasa indonesia, jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, 1998
Uchana Efendy, Onong. Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008
INTERNET
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,44009-lang,id-
c,nasional-t,Radio+NU+Online+Siaran+Berita+Perdana-.phpx diakses pada
tanggal 20 mei 2013 pada pukul 01.48
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,43779-lang,id-
c,nasional-t,PPM+Luncurkan+Search+Engine+dan+Ensiklopedi+Aswaja-.phpx
diakses pada taggal 20 mei 2013 pukul 02.00
Lampiran 1
Wawancara dengan Narasumber
Wawancara dengan Ahmad Khoirul Anam (Redaktur Pelaksana NU Online)
Foto bersama dengan Staff Redaksi NU Online
Lampiran 2
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 2
Surat Permohonan Wawancara (Kepada Pimpinan Redaksi NU Online)
Lampiran 4
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari NU Online
Lampiran 5
Transkrip Wawancara dengan Redaktur Pelaksana NU Online
Nama Narasumber : A. Khoirul Anam
Jabatan : Redaktur Pelaksana NU Online
Waktu : 14 Mei 2013
Pukul : 16.30 – 18.00
Tempat : Kantor Redaksi NU Online: Gedung PBNU Lantai 5 Jl. Kramat Raya
No. 164 Jakarta Pusat 10430
Terkait sejarahnya, apa saja yang melatar belakangi lahirnya NU Online sebagai situs
resmi NU?
Dulu di Muktamar 99 di Lirboyo, ada keinginan dari Muktamirin untuk NU itu punya media
yang berskala nasional. Pilihanya pada saat itu adalah majalah dan koran. Pada saat itu belum
ada rencana untuk membuat Online. Hingga pada tahun 2001-2002, NU belum menemukan
konsep media yang berskala nasional, karena terbentur di permasalahan distribusi. Namun
demikian, terkait konten media kita sudah siap dan tidak menemukan kendala. Kemudian
tahun 2002, Pak Hasyim Muzadi mengumpulkan para Penulis muda dan Jurnalis beberapa
kali. Tahun 2002 itu, membicarakan mengenai rancangan media untuk warga NU yang
berskala nasional. Disela pembicaraan tersebut, muncul konsep bahwa daripada membuat
medi cetak yang berskala nasional, lebih baik membuat Website. Pada saat itu, Website
bukan merupakan sesuatu yang terlalu akrab dengan warga NU. Tetapi, dengan adanya
dukungan dari teman-teman NU yang aktif berkomunikasi dengan departemen-departemen
dan donator-donatur, akhirnya Website NU dapat direalisasikan. Dari rancangan tahun 2002
itu baru terealisasi tahun 2003. Pada awalnya, NU Onlline hanya beroperasi dan fokusnya
masih khusus mengenai berita. Memang ada rubrikasi lainnya, namun brand utamanya
masih di berita. Pada saat itu berita seputar Bahan Bakar Minyak (BBM).
Bagaimana visi dan misi NU Online sejak awal didirikan?
NU Online pada awalnya, cita-citanya ingin menjadi sarana mengatasi kebuntuan birokrasi
NU. Karena dalam keorganisasian NU kadang ada “ketidak enakan” antar satu pengurus
dengan pengurus lain. NU Online mengkomunikasikan antar lembaga dan antar
kepengurusan dengan melalui berita. Pada saat itu masih di tingkat PP. Beberapa tahun
belakangan ini, mulai berkembang ke daerah. Pada tahun 2004 NU Online membuka slot
untuk berita internasional yang sebagian besar berasal dari PCINU. Kemudian secara
bertahap, pada tahun 2006 NU Online mulai memperbanyak kontributor di daerah, sekaligus
untuk membuka jaringan baru. Jadi, pada awalnya NU online hanya menjadi media PBNU.
Kemudian berkembang menjadi media NU secara nasional, bahkan internasional.
Pencapaian apa saja yang telah diperoleh oleh NU Online sejak awal didirikan hingga
saat ini?
Pada periode 2004-2005, NU Online mendapatkan predikat sebagai situs terbaik versi
Komputer Interaktif. Pada saat itu, NU Online kategorinya bukan berita, tapi sebagai situs
terbaik kategori sosial kemasyarakatan. Pencapaian lainnya adalah dengan kita mencoba
mengembangkan jaringan sampai ke daerah. Kemudian secara bertahap mengembangkan
sarana teknologinya.
Bagaimana sistem perekrutan kontributor di NU Online? Apakah dengan cara
penyeleksian terlebih dahulu atau ada perekrutan melalui kader-kader NU?
NU Online merupakan media yang terbuka. Maksudnya, bukan sebuah media komersial.
Kontributor itu pada awalnya mengirimkan tulisan, kemudian diseleksi melalui beberapa
tahap. Tahap pertama, kita pastikan dan verifikasi terkait identitas dia serta apa posisi atau
kegiatannya. Setelah itu dikonfirmasi ke pengurus. Selanjutnya, kita persilahkan dia menulis
beberapa kali di NU Online. Sampai akhirnya dia layak menjadi kontributor. Kontributor
pada awalnya tidak mendapat bayaran, tapi diberikan semacam jaket atau merchandise
lainnya. Setelah ditetapkan sebagai kontributor aktif, dia baru diberi ID card dan mendapat
bayaran, namun tidak rutin. Sejak tahun 2013 awal, NU Online menggunaan sistem
pembayaran per-berita. Bayaran per-berita adalah 15.000. Karena berita online formatnya
singkat. Sehingga satu dari satu kegiatan dapat dijadikan tiga berita. Atau misanya dari satu
kali wawancara dapat djadikan dua berita. Jika ditotal, dalam satu bulan, bahkan bisa
mencapai nominal satu juta untuk satu kontributor. Selain itu, kontributor NU Online adalah
side job. Sehingga, adanya honor dalam penulisan berita bagi kontributor dapat memacu
teman-teman kontributor untuk semangat menulis. Pada saat ini ada 80 kontributor yang
terdaftar di NU Online. Yang sangat aktif menulis ada sekitar 15 orang. Sedangkan yang aktif
biasa ada sekitar 25 orang. Sebagian lainnya hanya menulis berkala, jika ada kegiatan atau
acara.
Apakah ada kontributor NU Online di luar negeri?
NU online memiliki kontributor di luar negeri dan juga merupakan pengurus PCINU. Ada
beberapa yang merupakan kontributor tetap, seperti yang di Mesir dan Maroko. kontributor
NU Online yang di Mesir itu juga sekaligus mengerjakan NU Online versi bahasa Arab.
Selain itu juga, sekaligus meliput berita-berita internasional. Dalam hal ini adalah berita-
berita mengenai Timur Tengah. Berita yang sering diliput antara lain adalah terkait
perkembangan politik atau isu-isu politik dan isu-isu sosial keagamaan di Timur Tengah.
Selain itu, kontributor resmi lainnya adalah pengurus-pengurus PCINU yang biasa menulis
ketika mengadakan kegiatan atau acara.
Bagaimana sistem produksi berita di NU Online?
Seperti produksi berita pada umumnya, dilakukan melalui wawancara baik secara langsung
atau melalui telepon. Datang ke daerah atau dari rilis mentah yang kita terima, baik dari
Kementrian atau ormas-ormas Islam dan dari kontributor kita di daerah dalam bentuk berita
mentah. Kemudian berita itu diolah di kantor redaksi sesuai dengan standar jurnalistik.
Sumber berita yang paling sering adalah berita yang ditulis oleh kontributor dalam bentuk
setengah jadi. Berita itulah yang kemudian kita olah sampai akhirnya layak untuk
dipublikasikan.
Apakah ada orang yang berperan sebagai gatekeeper di NU Online?
Ya ada redaktur dan sistem administrasiya. Di NU Online ada beberapa orang saja yang
memiliki akses masuk ke sistem administrasi. Saat ini ada sepuluh orang di dalam
keredaksian utama. Empat orang diantaranya, selain bertugas menulis berita juga memiliki
tugas untuk mensortir dan mengolah berita-berita dari daerah. Sementara itu, dua diantaranya
bertugas sebagai redaktur khusus yang menangai beberapa rubrik di NU Online. Kemudian,
tiga diantaranya berfungsi sebagai wartawan dan berfungsi untuk mengupload sendiri
beritanya, namun tetap dibawah pengawasan pengurus. Karena sistem media online
diasumsikan dengan kecepatan. Sehingga yang kita “jual” adalah kecepatan.
Mengapa penamaan dalam rubrik NU Online selain menggunakan istilah dalam bahasa
Indonesia juga menggunakan istilah dalam bahasa Arab?
Setiap media memilki karakteristik istilahnya sendiri. Di NU Online, penggunan istilah dalam
penamaan rubriknya, baik menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Arab adalah untuk
mendekatkan diri dengan komunitas. Karena bidikan utama dari NU Online adalah warga NU
itu sendiri. Jadi sebisa mungkin, kita menjadikan website ini menjadi milik warga NU.
Beberapa istilah yang digunakan memang sudah dikenal dan familiar di masyarakat umum.
Namun di beberapa hal kita munculkan istilah baru. Seperti contohnya, wawancara dalam NU
Online diistilahkan dengan Halaqoh. Terkait pengistilahan itu, tujuannya adalah untuk
mendekatkan diri dengan warga NU. Selain itu pilihan rubriknya terus berkembang. Pada
awal berdirinya, NU Online fokus pada berita. Kemudian ditambah rubrik Syariah dan
Ubuddiah. Kemudian yang baru-baru ini adalah kita menambahi sub-rubrik IPTEK yang
mencakup astrnomi dan teknologi informasi. Terakhir yang baru saja dilakukan adalah
penambahan sub-rubrik seni budaya yang mencakup cerpen, esai, dan puisi.
Dari sekian banyak rubrik, apa rubrik andalan di NU online?
Disistem administrasinya, yang terditeksi sebagai rubrik yang memiliki rating tertinggi dan
banyak pembacanya adalah rubrik ubuddiyah. Rubrik ubudiyah adalah rubrik yang mengulas
mengenai tradisi keagamaan NU, dalil-dalilnya dan juga penjelasannya. Seperti membahas
tahlilan, bagaimana dalilnya, serta apa saja hikmahnya. Setelah Hubuddiyah adalah rubrik
Syariah yang juga memiliki rating tinggi. Rubrik Syariah mengulas hukum-hukum, halal-
haram dalam Islam. Rubrik lainnya yang juga banyak pembacanya adalah Khutbah.
Sementara kalau dilihat dari berita, banyak atau tidaknya pembacanya tergantung dari
judulnya. Dulu berita yang sempat menduduki rating paling tinggi adalah beita mengenai Gus
Dur. Selain itu, tulisan bertema seperti Wahabi juga banyak pembacanya dan itu belum tentu
berasal dari kalangan NU saja.
Terkait new media, NU online saat ini sudah mengembangkan tampilan bukan hanya
tulisan tapi juga disertai foto dan audio yang berupa streaming radio. Kapan inisiatif
mengenai streaming radio dalam NU Online diterapkan, dan apa motivasinya?
Streaming radio di NU online dimulai tahun 2007. Pada mulanya, radio streaming dibuat
untuk pengajian live. Kemudian, berkembang sampai pada bulan puasa tahun 2012 lalu, radio
streaming sudah sampai pesantren-pesantren. Jadi, pengajian langsung dari pesantren-
pesantren ketika membangun radio streaming. Cita-cita yang ingin dicapai hampir sama
ketika membangun Website. Secara bertahap akan dipisahkan manajemennya. Pada saat itu,
prinsipnya sama seperti ketika membuat Website. Daripada membuat radio dengan FM, ada
keterbatasan dan biayanya mahal, maka alternatifnya adalah membuat radio streaming. Yang
saat ini mau dipersiapkan kemudian adalah TV. Sistemnya sama semua, yakni berbasis
internet.
Bagaimana sistem kerja redaksi NU Online?
Di NU Online tidak mengenal istilah libur. Tidak ada istilah libur di media online. Jadi, kita
bisa mengerjakan berita dimana saja. Namun diusahakan setiap saat setidaknya ada dua orang
yang standby di kantor redaksi. Kecuali hari Sabtu dan Minggu, yang standby di kantor
redaksi cukup satu orang. Karena pentingnya datang kesini adalah terkait aktivitas PBNU.
Selanjutnya di sistem keredaksian itu sendiri, dari tiga redaktur inti dan
dua redaktur rubrik kita, masing-masing sudah saling percaya. Untuk selanjutnya kita saling
melakukan koreksi satu sama lain terkait keredaksian. Karena di media berbasis internet ini
dituntut untuk cepat. Jika di media cetak, tulisan harus melewati beberapa meja terlebih
dahulu untuk bisa naik cetak. Di media online hanya melewati satu meja. Selain itu, jika
terjadi kesalahan keredaksian bisa dengan mudah dikoreksi. Sehingga, perlahan kita
membentuk standar keredaksian sendiri.
Lampiran 6
Tampilan Laman NU Online
Tampilan pertama kali website NU Online (2003-2004)
Tampilan Kedua Website NU Online (2005-2007)
Tampilan website NU Onlione (2007-Sekarang)
Tampilan Radio Streaming NU Online
Tampilan Android Launcher
Nasional
Bahtsul Masail Roh Nahdlatul Ulama Kamis, 04/07/2013 11:02
Berita Terkait
Yogyakarta, NU Online Kegiatan bahtsul masail merupakan roh Nahdlatul Ulama. Bahtsul masail mengandung prinsip dasar warga NU, sikap ilmiah dalam mengatasi masalah. Karenanya, budaya ilmiah seperti itu diteruskan warga NU. Demikian dikatakan Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ishomuddin saat sambutan pembukaan Bahtsul Masail Nasional LBM PBNU di Pondok Pesantren Pandanaran, Yogyakarta, Selasa (2/7) siang. “Bukan NU kalau tidak bahtsul masail,” katanya. Bahtsul masail, lanjut KH Ishomuddin, merupakan upaya penyelesaian persoalan yang dihadapi masyarakat. Penyelesaian masalah melalui bahtsul masail menumbuhkan sikap ilmiah karena peserta musyawarah bahtsul masail mendasarkan usulan dan komentarnya pada ilmu. Sikap ilmiah ini menjadi ciri khas NU dalam mengatasi masalah. Sikap ilmiah seperti ini terbilang langka di kalangan organisasi masyarakat di Indonesia, tegasnya di hadapan sedikitnya 150 peserta musyawirin dari kalangan Syuriah PWNU, PCNU, dan utusan sejumlah pesantren. Selain sikap ilmiah, bahstul masail juga menjadi forum silaturahmi dan momen konsolidasi bagi pengurus NU dan pesantren untuk menguatkan NU itu sendiri, tutup KH Ishomuddin.
Penulis: Alhafiz Kurniawa
BAHTSUL MASAIL
Sewa Tenaga Badal Thawaf Ifadlah Dibolehkan
Jakarta, NU Online
Hukum sewa tenaga untuk menggantikan jamaah haji dalam melaksanakan Thawaf Ifadlah mubah. Hukum
mubah diambil dalam rangka memudahkan jamaah haji yang sudah uzur, lanjut usia, sakir keras, atau
terhalang lain hal.
Hukum ini diputuskan peserta musyawarah Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM
PBNU) dalam bahtsul masail di Pondok Pesantren Sunan Pandaran, Sleman Yogyakarta, Selasa (2/7) malam.
“Boleh menyewa orang lain untuk menggantikan Thawaf Ifadlah,” kata Ketua LBM PBNU KH Zulfa Musthofa
membacakan hasil bahtsul masail dalam sidang pleno Bahtsul Masail Nasional PBNU, Rabu (3/7) siang.
Kebolehan sewa tenaga untuk Thawaf Ifadlah itu didasarkan pada pendapat Atha‟ yang dikutip oleh Imam
Nawawi dalam kitabAl-Majmu’, syarhul Muhadzdzab. “Jamaah haji dalam keadaan tertentu boleh mengupah
seseorang untuk menggantikannya dalam berthawaf.”
Isu ini diangkat dalam rangka memberikan solusi atas masalah haji beberapa tahun terakhir. Pemerintah Saudi
mengambil kebijakan yang melarang pelaksanaan thawaf dengan menggunakan tandu sebagai alat bantu.
Kebijakan ini cukup menyulitkan jamaah haji. Jamaah haji yang dalam keadaan uzur, lanjut usia, atau sakit
keras, terancam tidak dapat melaksanakan thawaf. Ini berimbas pada tidak sahnya ibadah haji jamaah.
Karena, Thawaf Ifadlah merupakan salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan.
Penulis: Alhafiz Kurniawan
Nasional BAHTSUL MASAIL
Setoran Biaya Haji Tak Sesuai Syariah Sabtu, 13/07/2013 07:02
Jakarta, NU Online
Proses setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang berlangsung selama ini tidak sesuai
dengan syara‟. Karena, akad yang digunakan saat setoran tidak sesuai dengan maksud pemiliknya.
“Akadnya termasuk ijarah atau wadi‘ah fasidah,” kata Staf Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (LBM PBNU) Sarmidi dalam sidang pleno.
Putusan itu merupakan hasil bahtsul masail nasional LBM PBNU di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran,
Sleman, Yogyakarta, Selasa-Rabu (2-3/7).
Forum diikuti oleh Syuriyah PWNU se-Indonesia dan utusan dari sejumlah pesantren. Mereka menilai, pemilik
dana BPIH sesudah disetor ke rekening Kemenag adalah calon jamaah haji. Sementara pemilik manfaat atau
imbalan dari hasil pengelolaan dana BPIH yang telah disetor juga calon jamaah haji.
Kalau calon jamaah haji pemilik dana BPIH, maka pengelolaan dana oleh Kemenag bersifat tasharruf
fudluli. Tasharruf fudluliialah praktik pengelolaan oleh pihak yang tidak berwenang.
Untuk itu, LBM PBNU mengusulkan akad wakalah antara calon jamaah haji dan Kemenag. Akad wakalah itu
dituangkan dalam form dan dibaca oleh calon jamaah haji. Akad wakalah menyatakan pelimpahan wewenang
calon jamaah kepada Kemenag untuk mengelola dan menggunakan dana BPIH untuk ibadah haji.
Usulan ini dimaksudkan agar penggunaan dana BPIH dan ibadah haji jamaah pengguna dana tersebut sesuai
dengan syariah.
Penulis: Alhafiz Kurniawan
http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,45792-lang,id-c,nasional-t,Setoran+Biaya+Haji+Tak+Sesuai+Syariah-.phpx
Tayangan Khazanah Trans 7 Runcingkan Masalah Khilafiyah
Rabu, 19/06/2013 19:30
Jakarta, NU Online
Tayangan Khazanah di stasiun televisi Trans 7 memperuncing masalah khilafiyah amal ibadah di kalangan
masyarakat. Tayangan itu bersifat tendesius ketika menyudutkan umat Islam yang tidak sependapat dengan
sikap keagamaan sebagian unsur jajaran redaksi Trans 7.
Perihal ini disampaikan oleh Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Malik Madani saat
ditemui NU Online di Gedung PBNU lantai empat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (18/6) Siang.
Pernyataan itu merupakan tanggapan atas tayangan Khazanah Senin (17/6) pagi, yang menyinggung dengan
tidak etis amaliyah khusus malam Nisfu Sya„ban. Misalnya, hadis yang mendukung amalan khusus malam
Nisfu Sya„ban, lemah bahkan palsu. Hanya orang iseng yang membuat hadis palsu.
“Kalimat seperti itu tidak etis,” tegas KH Malik Madani.
Tayangan itu menurutnya, malah mengungkit-ungkit masalah khilafiyah ulama yang berlangsung ratusan tahun
silam. Tayangan penyudutan itu tidak menyelesaikan masalah. Karena, yang mengamalkan tetap akan
mengamalkan. Yang tidak, juga tetap pada sikapnya.
KH Malik Madani menganjurkan agar media massa mendidik masyarakat untuk saling menghargai perbedaan
dua pandangan ulama itu. Karena, dua pihak yang berbeda pendapat merupakan ulama terkemuka dan
terpandang. Yang mengamalkan jangan memaksa orang untuk mengamalkan. Yang tidak pun tidak usah
mencela dan menyalahkan yang mengamalkan.
Kepada NU Online, KH Malik menyatakan pernah meminta sebagian anggota Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) untuk menegur stasiun televisi itu. Karena, mereka sudah kebablasan. Mereka mestinya memanfaatkan
era Reformasi sebagai momentum toleran terhadap perbedaan pendapat.
Era Reformasi mestinya dimaknai sebagai masa pendewasaan masyarakat dengan menghargai pihak yang
berlainan pendapat. Namun, sebagian masyarakat termasuk media massa kerap mengambil era Reformasi
untuk menyerang dan menghujat pihak yang berseberangan pendapat, pungkas KH Malik Madani.
Penulis: Alhafiz Kurniawan
http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,45252-lang,id-c,nasional-t,Tayangan+Khazanah+Trans+7+Runcingkan+Masalah+Khilafiyah-.phpx