repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor:...
Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor:...
PERANAN SEJARAH ISLAM
SEBAGAI MOTIVASI BELAJAR SISWA
DI MTS NEGERI 2 CIGANJUR JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi Salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
Ihsaan Abdillah
NIM 111401100000072
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Ihsaan Abdillah (NIM: 11140110000072). Peranan Sejarah Islam Sebagai
Motivasi Belajar Siswa Di Mts Negeri 2 Jakarta Selatan. “Skripsi” untuk
jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sejarah Islam sebagai
motivasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 16 September
2018 hingga 1 Oktober 2018 di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi dengan
pedoman yang telah disusun. Dari hasil observasi dan pengamatan serta dikuatkan
dengan wawancara dari berbagai sumber hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwasanya sejarah Islam berperan penting mampu secara baik dan maksimal
dalam membangun motivasi belajar siswa dan menanamkan nilai-nilai keIslaman
yang baik dan positif bagi peserta didik. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta
didik dan keberagamaan peserta didik. Dalam penerapannya MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan telah mampu menjadikan sejarah Islam sebagai bagian dari pembelajaran
siswa seperti pembelajaran SKI maupun dengan kegiatan keagamaan yang
dilakukan walaupun tidak secara maksimal dilakukan.
Kata kunci : Peranan Sejarah Islam, Motivasi Belajar
ii
ABSTRACT
Ihsaan Abdillah. ( NIM : 11140110000072). The Role of Islamic History as
Motivation for Student Learning in Mts Negeri 2 South Jakarta. "Thesis" for
the Department of Islamic Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta. 2018.
This study was conducted aimed at knowing the role of Islamic history as
student learning motivation. This research was conducted from 16 September
2018 to 1 October 2018 at MTs Negeri 2 South Jakarta. The method used in this
study is descriptive qualitative research with data collection techniques using
interview and observation techniques with guidelines that have been compiled.
From the results of observations and observations and strengthened by interviews
from various sources of the results of this study it can be concluded that the
history of Islam plays an important role in being able to be good and maximum in
building student motivation and instilling good and positive Islamic values for
students. This can be seen from the enthusiasm of students and students' diversity.
In its application MTs Negeri 2 South Jakarta has been able to make the history of
Islam as part of student learning such as SKI learning and with religious activities
carried out although not maximally carried out.
Keywords: Role of Islamic History, Learning Motivation
iii
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur tiada terkira kepada Allah Swt Azza Wajalla Rabbul Alamin.
Tiada kata yang terlukis dari penulis kecuali rasa syukur teramat tinggi
Alhamdulillah terucap dalam lisan dan hati ini atas anugerah terindah-Nya berupa
rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga mampu secara
lahir dan batin menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu
terlimpahkan kepada junjungan junjungan alam Baginda Nabi Muhammad Saw.
Beserta keluarga-Nya dan para sahabat-Nya, hingga kita umat-Nya mendapatkan
syafaat kasih sayang-Nya di yaumil akhir nanti.
Persembahan skripsi ini dalam rangka sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Faktultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Sesungguhnya penulis menyadari bahwasanya suksesnya penyelesaian skripsi
ini bukanlah semata-mata karena usaha penulis sendiri, namun tidak lepas dari
bantuan beberapa pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu sudah
menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan penghargaan yang tulus dan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Orang tua penulis, yaitu: Bapak Suwandi dan Ibunda Sulastri yang telah
melahirkan, merawat, dan membesarkan hingga tiada lupa mendidik putra-
putrinya dengan penuh cinta, kasih sayang, ketulusan serta keridhoan dan
tiada terputus dalam membimbing, memotivasi, serta mendo‟akan penulis
untuk terus melangkah menuju masa depan meraih kebahagiaan dunia maupun
akhirat.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, dan Hj, Marhamah Saleh Lc. M.A,
selaku ketua dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
iv
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kebijakan dan pengarahan yang positif dalam
eksistensi mahasiswanya selama ini.
4. Prof. Dr. H. Armai Arief, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan dalam memberikan perhatian, bimbingan,
motivasi, dan nasihatnya dalam proses penulisan skripsi ini.
5. Dr. Asril Paduko Sindo, M.A selaku dosen pembimbing akademik yang
telah meluangkan waktu dan kesempatannya dalam memberikan pelayanan
konsultasi bagi penulis selama ini.
6. Seluruh jajaran dosen pengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah ridho memberikan ilmunya
kepada penulis sehingga memberikan pemahaman dan manfaat yang luar
biasa kepada penulis.
7. Segenap staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kemudahan dalam menyediakan referensi yang menunjang dalam proses
penulisan skripsi ini.
8. Guru-guru di Madrasah Aliyah Nasy’atul Khair yang telah memberikan
suntikan moral dan motivasi sehingga membawa penulis untuk melangkah
menuju jenjang perguruan tingga menjadi insan yang semakin dewasa dan
berintelektual tinggi.
9. Kakak dan adik tersayang penulis, Siti Maryam dan Azizah Nurrohmah
yang telah menjadi bagian motivasi penulis semoga kita semua menjadi anak
yang dapat membanggakan kedua orang tua dunia maupun akhirat kelak.
10. Teman-teman generasi APACHE (PAI C) angkatan 2014, khususnya sahabat
terbaik Heri Mukhtar, Asep Ahmad Faris, Bukhori Muslim, Jaja Suhana,
yang hadir dan dekat dengan penulis selama ini semoga diberikan kebahagiaan
di masa mendatang.
11. Teruntuk Nur Asiah Andini S.Pd yang tiada bosannya istiqomah dalam
mendorong dan mendo‟akan tiada henti penulis sehingga dapat istiqomah
melangkah bersama hingga saat ini.
v
12. Sahabat-sahabat penulis Faizal Hidayat, Ahmad Randi, Wahyu Salman,
Ridwan Fauzi walaupun memiliki kesibukan masing-masing tetap semangat
untuk saling memotivasi baik dengan do‟a maupun nasihat.
13. Semua pihak yang tiada penulis mampu sebutkan satu persatu yang telah
membantu baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala dan
rahmat Allah Swt. Dan semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Rabbal „Âlamîn.
Ciputat, 20 Oktober 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ............................................................................................................................ i
ABSTRACT .......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 8
F. Kegunaan Penelitian................................................................................................... 8
BAB II. KAJIAN TEORI .................................................................................................... 9
A. Kajian Teori
1. Sejarah Islam
a. Pengertian sejarah Islam .............................................................................. 9
b. Fase/Ruang Lingkup Sejarah Islam ............................................................ 12
c. Fungsi dan Peran Sejarah Islam .................................................................. 13
2. Pengertian Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar ...................................................................... 15
b. Faktor-Faktor Motivasi Belajar .................................................................. 18
c. Fungsi dan Peran Motivasi Belajar ............................................................ 18
d. Bentuk Motivasi Belajar ............................................................................ 20
B. Hasil penelitian yang relevan ................................................................................... 21
vii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 24
A. Waktu dan Tempat penelitian .................................................................................. 24
B. Metode Penelitian..................................................................................................... 24
C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 25
D. Teknik Keabsahan Data ........................................................................................... 28
E. Teknik Analisis Data ................................................................................................ 28
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 30
A. Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................................................... 31
1. Profil Madrasah .................................................................................................. 31
2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah ....................................................................... 32
3. Guru dan Tenaga Kependidikan......................................................................... 33
4. Siswa dan Siswi ................................................................................................ 36
5. Sarana dan Prasarana.......................................................................................... 36
6. Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................................................... 38
B. Analisis Hasil Penelitian .......................................................................................... 41
1. Pendidikan Sejarah Islam di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan ............................. 41
a. Sejarah Kebudayaan Islam ........................................................................... 41
b. Peringatan Hari Besar Islam......................................................................... 49
c. Qultum Mingguan ........................................................................................ 52
d. Kegiatan Sanlat Ramadhan .......................................................................... 54
2. Faktor Penghambat Pendidikan Sejarah Islam ................................................... 55
a. Materi Terlalu Banyak ................................................................................. 55
b. Waktu Pembelajaran Kurang Tepat ............................................................. 56
c. Gaya Belajar Yang Tidak Mendukung ........................................................ 58
d. Siswa Itu Sendiri .......................................................................................... 59
3. Peranan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa .................................... 59
BAB V. PENUTUP ............................................................................................................. 76
viii
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 76
B. Implikasi .................................................................................................................. 76
C. Saran ........................................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang begitu pesat membawa pengaruh yang begitu
besar pada setiap aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, dan budaya. Dan
tiada luput ranah pendidikan pun mengalami perkembangan yang signifikan.
Pendidikan memiliki peranan yang besar dalam kehidupan, sebagai “suatu
usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian
individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan, atau
pelatihan) serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai
manusia yang seutuhnya”1.
Tujuan pendidikan ialah “mengarahkan manusia agar berdaya
berpengetahuan, cerdas, serta memiliki wawasan keterampilan agar siap
menghadapi tantangan kehidupan dengan potensi-potensinya yang telah
diasah dalam proses pendidikan2”.
Pada abad 21 ini, “pendidikan tentu memiliki tantangan yang sangat
kompleks dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM)”3. Namun semakin
berkembangnya paham-paham hedonisme dan menurunnya nilai-nilai
semangat akan pendidikan berakibat kepada “rendahnya daya serap peserta
didik yang dibuktikan dengan hasil rerata peserta didik yang cukup
memprihatinkan”4.
Hal ini semakin terlihat dari cukup menurunnya motivasi belajar siswa
dimana siswa dalam proses pembelajarannya terlihat dari kurang antusiasnya
siswa mengikuti pelajaran terlebih pelajaran-pelajaran yang menurut mereka
1Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 39
2Amiruddin, Peran Pendidikan Sejarah dalam Membangun Karakter Bangsa, (Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar, 2016) h. 195 3Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif Progesif, (Jakarta: Kencana, 2012), h.
4 4Ibid, h. 5
2
kurang diminati. Hal ini diperparah dengan gaya, metode, dan pola belajar
yang monoton para guru.5
Memudarnya motivasi belajar siswa maka berakibat pula akan kualitas
setiap insan manusia sehingga dibutuhkan sebuah daya dorong yang mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Pendidikan pada dasarnya memiliki setiap elemen yang bermanfaat yang
mampu membangun kualitas setiap insan manusia khususnya peserta didik
yang terangkum di dalam berbagai mata pelajaran. Karena setiap mata
pelajaran memiliki nilai-nilai berharga yang mampu membangun kualitas
kehidupan. Salah satunya ialah sejarah.
Sejarah adalah “sebuah peristiwa yang meninggalkan bukti-bukti
peristiwa serta nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan. Sejarah mampu
mengembangkan keperibadian bagi yang mempelajarinya”6. Sebuah kutipan
terkenal yaitu “mereka yang tidak mengenal masa lalunya dikutuk untuk
mengulanginya”. Menjadi sebuah maklumat bahwasanya sejarah merupakan
elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.
Peranan sejarah begitu luar biasa dengan “peristiwa yang telah terjadi
khususnya yang sarat akan makna tentu mempunyai hikmah dan pelajaran
yang sangat besar bagi kehidupan yang akan datang”7. Dengan sejarah kita
mampu mengambilnya sebagai inspirasi. Meneladani nilai-nilai dari kisah
kepahlawanan maupun sebuah kisah tragedi yang intinya menjadikan lebih
baik lagi kedepannya8.
Begitu besar nilai-nilai kehidupan dalam sejarah khususnya sejarah Islam
ialah “mampu menanamkan keimanan yang kuat, mensucikan moral,
membangkitkan pratiotisme dan menjadi contoh keteladanan yang sempurna
5 Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
6 Dien Madjid, dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 12
7 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia), h. 21
8 Dien Madjid, dan Johan Wahyudi, Op.Cit, h. 13
3
dalam kehidupan baik sosial, budaya, terutama beragama”9. Sehingga mampu
menjadi pelajaran yang berharga. Allah Swt berfirman10
:
رة لول ما كان حديثا ي فت رى ولكن تصديق الذي ب ي اللبا لقد كان ف قصصهم عب يديو وت فصيل كل شيء وىدى ورمحة لقوم ي ؤمنون
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi dan umat mereka)
itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (sehat).
al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi (kaum) orang-orang
yang beriman". Q.S Yusuf (12) : 111
“Menjadi suatu kewajiban paling utama yang diwajibkan kepada kita oleh
Allah Swt ialah memahami agama, karena memahami dan mengamalkannya
merupakan sarana untuk menuju surga. Serta kebodohan mengenainya dan
menyia-nyiakannya merupakan faktor yang menyebabkan masuk neraka”11
.
Dengan sejarah sebagai salah satu sarana dalam mencari pemahaman
agama yang baik dan jelas, yaitu : “kisah-kisah orang terdahulu dan orang-
orang belakangan; kisah tentang orang-orang yang taat kepada Allah serta
balasan Allah terhadapnya, dan sebaliknya kisah-kisah orang yang bermaksiat
dan balasannya pula terhadap mereka”12
.
Dengan sejarah “kita semakin mampu meneguhkan hati, memperkuat
kepercayaan akan suatu kebenaran dan mampu membinasakan segala
kebatilan”13
. Sebagaimana Allah Azza Wajalla dalam firmanNya 14
:.
الق وموعظة وذكرى وكال ن قص عليك من أن باء الرسل ما ن ثبت بو ف ؤادك وجاءك ف ىذه للمؤمني
9 Thoha, Chabib dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: Pustaka Belajar,
1999), h. 222-223 10
DEPAG RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Al-Hidayah, 1998), h. 366 11
Muhammad bin Abdul Wahhab, Mukhtashar Sirah Rasul, (Solo: Al-Qowam,2012), h. 1 12
Muhammad bin Abdul Wahhab, Loc.Cit. 13
Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Terj. Dari Mabahis Fi Ulumil
Qur’an, oleh Mudzakir, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013), Cet. 3, h. 437 14
DEPAG RI, Op.Cit, h. 345
4
"Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-
kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah
datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman". Q.S Hud (11): 120
Barangsiapa yang tidak memahami hal tersebut dan tidak mengambil
hikmah manfaat darinya, maka tiada jalan yang berguna baginya. Maka
berangkat daripada hal tersebut sejarah Islam dengan nilai-nilai historisnya
dianggap mampu untuk menjadi sebuah kekuatan motivasi yang luar biasa
bagi para pemerhati dan pendengarnya.
Siapa yang tidak haru dan terpukau akan sejarah Nabi Muhammad Saw
“sebagai karunia teramat sempurna, kehadirannya mengharumi segenap
penjuru alam semesta, menghiasnya dengan sulaman indah penuh
keagungan”15
. Yang telah diakui bahkan seorang non muslim “sebagai
seorang yang paling nomor satu berpengaruh didunia sebagai satu-satunya
orang dalam sejarah yang sangat berhasil, baik dalam peran agamanya
maupun sekuler”16
. Seorang yang menjadi tauladan terbaik sepanjang zaman.
Sebagaimana firman Allah Swt17
:
كثريالقد كان لكم ف رسول اللو أسوة حسنة لمن كان ي رجو اللو والي وم الخر وذكر اللو
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". Q.S Al-Ahzab:
21
Dan siapa yang tidak kagum terhadap Ali Bin Abi Thalib seorang
intelektual terbesar diantara sahabat Rasulullah yang dipuji Nabi dengan
sebuah kalimat “aku ialah gudangnya ilmu dan Ali ialah pintunya”18
. Dan para
sahabat Nabi lainnya yang mulia “sebagai penyelamat ajaran dan figur
15
Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Untaian Mutiara, Terj. Dari Kitab
Simtudduror, oleh M Bagir Al-Habsyi, (Solo: Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi, 1992), h. 2 16
Michael H. Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, (Jakarta: NouraBooks,
2012), h. 1 17
DEPAG RI, Op.Cit, h. 670 18
Teguh Pramono, 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, (Yogyakarta: DIVAPrees,
2012), h. 121
5
panutan bagi para pecinta Nabinya”19
. Atau seorang “Ibnu Sina yang
mendapat gelar Avicenna seorang bapak pelopor kedokteran modern”20
. Atau
Ibnu Firnas sang pencetus pesawat terbang, Atau seorang Muhammad Al-
Fatih sang penakluk Konstantinopel, atau sang jendral Salahuddin Al-Ayyubi
penakluk Baitul Maqdis, atau “Panglima Thariq bin Ziyad yang mampu
menguasai bangsa Spanyol”21
, atau seorang Imam Syafi‟i dengan kecerdasan
fiqhnya yang luar biasa, Imam Bukhari dengan kitab hadits monumentalnya,
hingga kedigdayaan dinasti besar Islam Umayyah, Abbasiyah, maupun Turki
Utsmani dengan sederet prestasi yang luar biasa. Sejarah ilmu pengetahuan
yang telah menorehkan tinta emas seperti “berdirinya Bait Al Hikmah sebagai
pusat pengembangan ilmu pengetahuan”22
. Serta “Universitas Al-Azhar pada
masa dinasti Fathimiyah sebagai pusat ilmu pengetahuan terbesar di
zamannya”23
.
Maka tidaklah diragukan “bahwasanya sejarah Islam yang baik dan
cermat akan digemari dan mampu menembus relung jiwa manusia dengan
baik”24
. Dengan sejarah Islam kita mampu mendapatkan sebuah motivasi
besar dalam mengarungi kehidupan terutama dalam belajar.
Namun dewasa ini, pemahaman akan sejarah Islam semakin berkurang.
khususnya bagi peserta didik yang lebih dicekoki oleh sebuah kebanggaan dan
idola yang tidak mendidik sehingga membawa mereka kepada hal yang
negatif sebagai dampak akibat dari perkembangan zaman yang mewabah di
setiap aspek kehidupan. Hingar bingar media yang terus setiap waktu
merasuki pikiran mengakibatkan pudarnya semangat dan motivasi untuk
belajar dan berkarya.
19
Al-Habib Umar bin Hafidz, Maulid Adh-Dhiyaullami, (Jakarta: Majelis Rasulullah Saw,
2016), h. 12 20
Ilyas Qarni Al-Markasi, 50 Tokoh Penemu Islam, (Jombang: Lintas Media, 2010), h. 16 21
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2014), h. 89 22
Serli Mahroes, Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah Pendidikan
Islam, Jurnal Tarbiya, Vol 1, 2015 h. 77-108 23
Dedi Sahputra, Solihah Titin, Lembaga Pendidikan Tinggi Al-Azhar Mengenang
Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Fathimiyah 297/567 H 909/1171 M, Jurnal Sejarah Peradaban
Islam, Vol 1, 2017, h. 249 24
Manna Khalil Al-Qattan, Op.Cit, h. 441
6
Oleh karena itu, MTs Negeri 2 Jakarta Selatan sebagai sebuah lembaga
pendidikan yang telah menjalankan sebuah pembelajaran dengan berbasis
dasar agama Islam. Menjadikan salah satu tujuan utamanya ialah menanamkan
nilai-nilai keislaman pada setiap peserta didik. MTs Negeri 2 dengan mengacu
kurikulum yang diimplementasikan pada setiap mata pelajaran salah satunya
ialah mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) sebagai wadah
menanamkan nilai-nilai sejarah Islam yang mengandung kecintaan dan
keteladanan serta semangat motivasi untuk terus belajar dan berkarya.
Akan tetapi dalam observasi yang peneliti lakukan, MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan lebih banyak terfokus kepada pembelajaran SKI saja sebagai wadah
penanaman nilai sejarah Islam, hanya sesekali saja menggunakan wadah yang
lain. Padahal dalam konteks ini, penanaman nilai-nilai sejarah Islam tidak
hanya lewat pembelajaran SKI saja namun dapat ditanamkan ketika peristiwa-
peristiwa hari besar keislaman, Upacara setiap hari senin, ketika Kultum dan
Shalat berjamaah, atau dengan kegiatan karya wisata keislaman, maupun
sebagai Ice Breaking sebelum dimulainya proses pembelajaran dikelas.
Sejarah Islam dirasa mampu menjadi sebuah stimulus/rangsangan yang
baik bagi siswa untuk memuaskan dahaga ketidaktahuan mereka akan sejarah
itu sendiri sehingga membawa mereka untuk meneladani nilai-nilai yang
mereka raih daripada sejarah Islam itu sendiri meningkatkan keimanan dan
ketakwaan dalam diri dan menjadikan hidup lebih beragama.
Peranan sejarah Islam sangatlah penting untuk membangun motivasi yang
baik, mampu menghadirkan tokoh idola yang baik. Serta ketika seorang siswa
di dalam jiwanya tertanam nilai-nilai keislaman tentu akan mampu mendorong
sebuah perasaan atau sikap untuk menjadi seorang yang menjadi tokoh sejarah
yang dikaguminya, ia akan meneladani semangat juang para tokoh sejarah
Islam dimasa lampau, semakin termotivasi untuk terus menuntut ilmu agar
dapat bermanfaat dan menjadi kebanggaan bagi diri, orang tua, serta agama.
Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas peneliti tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian tentang peranan sejarah Islam sebagai bagian
pembelajaran kehidupan yang baik dan pembangkit gairah untuk terus belajar
7
dan berkarya. Maka penelitian ini peneliti beri judul “Peranan Sejarah Islam
Sebagai Motivasi Belajar Siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, peneliti
mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul :
1. Rendahnya sebagian motivasi belajar siswa
2. Kurangnya perhatian dan ketertarikan akan sejarah Islam
3. Pandangan sebagian siswa yang berorientasi pada hal yang kurang positif
4. Pembelajaran sejarah Islam yang kurang bervariasi
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka
peneliti membatasi masalah yang peneliti lakukan agar tidak terlalu melebar
yaitu
1. Peranan sejarah Islam sebagai sebuah proses bimbingan, pengarahan,
pengajaran, dan percontohan kepada siswa dalam pembelajaran SKI
dikelas maupun di dalam kegiatan yang bersentuhan dengan pendidikan
sejarah Islam.
2. Materi sejarah Islam di sini merupakan materi yang memiliki nilai-nilai
keislaman yang mampu mengarahkan kepada keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah Swt serta motivasi yang baik.
3. Sejarah Islam disini peneliti batasi hanya sampai kepada materi Nabi
Muhammad Saw Periode Mekkah hingga Khulafa Ar-Rasyidin
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di dalam batasan masalah maka perlu ditetapkannya
pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka dari itu
penulis merumuskan dalam rumusan masalah :
1. Apakah benar Sejarah Islam dapat memberi motivasi belajar siswa ?
8
2. Bagaimanakah Peranan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa di
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan ?
E. Tujuan Penelitian
Sebagaimana yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah tujuan
dari penelitian ini ialah :
1. Untuk mengetahui peranan sejarah Islam sebagai motivasi belajar siswa di
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
2. Untuk menguji bahwasanya peranan sejarah Islam dapat memberi motivasi
belajar siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi guru/pendidik :
Sebagai informasi bahan ajar dalam menerapkan pembelajaran yang
efektif dan efisien yang mampu membangun pembelajaran yang inovatif
dan penuh akan nilai-nilai kehidupan dan keberagamaan.
2. Bagi siswa/peserta didik :
Sebagai motivasi yang sangat positif bahwasanya nilai-nilai sejarah Islam
sangatlah berguna dan bermanfaat bagi mereka untuk diteladani sehingga
akan semakin menambah kecintaan dan semangat dalam kepribadian
mereka dalam kehidupan terutama kegiatan belajar mereka.
3. Bagi sekolah :
Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dalam menjalankan program-
program sekolah yang bermuatan positif dan menjadi nilai plus untuk
sekolah sehingga tujuan pendidikan yang dicanangkan sekolah dapat
tercapai.
4. Bagi peneliti :
sebagai wacana ilmu pengetahuan baru dan bahan informasi ajar yang
sangat baik dan bermanfaat bagi peneliti dikemudian hari sehingga peneliti
dapat terapkan diwaktu dan masa yang akan datang.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Sejarah Islam
a. Pengertian
Sejarah dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “peristiwa dan
segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau”25
. Dibahas secara
etimologi “sejarah berasal dari Bahasa Arab, yaitu syajarah yang
berarti pohon kehidupan, akar keturunan, dan asal-usul”26
.Disebutkan
pula sejarah “menurut bahasa yaitu history dalam Bahasa inggris
berarti pengalaman masa lampau dari ummat manusia (the past
experience of mankind); dan tarikh, sirah dalam Bahasa arab berarti
ketentuan masa lalu atau waktu”27
. “geschite (Jerman), histoire atau
geschiedenis (Belanda) dengan berakar pada kata history yang berasal
dari kata historia (Yunani) yang berarti inkuiri, wawancara, intograsi,
saksi mata, laporan atas suatu tindakan”28
.
Menurut pendapat dari Ibnu Khaldun, sejarah merupakan “sebagai
catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia”29
.
Sebagai “suatu yang unik yang bisa jadi sama dengan peristiwa lain
baik tempat maupun pelakunya namun tidak secara persis dikarenakan
dibatasi oleh masa atau waktu”30
.
25
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: GITAMEDIAPRESS), h.
684 26
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014, h. 15 27
Fauzan, Sejarah Pendidikan Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h. 1 28
Sulasman, Op.Cit, h.15 29
Ibid, h. 21 30
Dien Madjid, dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 10
10
Sejarah ialah “keterangan yang terjadi dikalangan manusia pada
masa lampau atau masa yang masih ada. Sejarah berhubungan dengan
kejadian kejadian masa silam yang diabadikan dalam laporan/catatan
tertulis dan dengan ruang lingkup yang luas, baik itu aspek ekonomi,
sosial, politik, agama maupun budaya”31
.
Sejarah dapat diartikan pula dengan “bukanlah peristiwa,
melainkan penafsiran terhadap peristiwa-peristiwa dan pengertian
mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin
seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat.
Namun nyatanya, sejarah ialah science conjectural atau pengetahuan
dugaan”32
.
Sejarah “mencangkup perjalanan hidup manusia dalam mengisi
segala aspek perkembangan dunia dari masa kemasa. Dengan secara
esensinya akan terulang kembali dan kemungkinan sama di masa yang
akan datang karena dunia terus berputar sebagaimana isyarat Al-
Qur‟an yang menjadi peringatan dan penjelasan tentang kisah-kisah
teladan pada masa lampau”.33
Dengan sejarah kita belajar lebih banyak dan lebih arif untuk
menatap masa depan. Sejarah nyatanya merupakan “guru yang teramat
penting dalam memberikan nuansa dan nilai-nilai kehiduapan. Karena
telah menjadi sebuah kebutuhan utama agar mampu memberikan arah
yang tepat terhadap masyarakat kontemporer”34
.
Sedangkan pengertian dari Islam yaitu sebuah nama dari sebuah
agama yang “berasal dari Bahasa Arab yang berarti taat kepada Allah
akar katanya salm yang berarti kedamaian dan membentuk kata aslama
31
Andewi Suhartini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam DEPAG RI, 2009), h. 3 32
Fauzan, Op.Cit, h. 2 33
Andewi Suhartini, Op.Cit, h. 4 34
Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), h. 6
9
11
yang berarti menyerahkan/memasrahkan diri”35
. Sebuah “ajaran yang
dari Allah Swt yang dibawa para Nabinya sejak Nabi Adam As dan
disempurnakan oleh Nabi Muhammad Saw dengan kitab Al-Qur‟an
sebagai petunjuknya. Sebuah agama yang bukanlah agama untuk
bangsa arab saja namun untuk seluruh umat manusia”36
.
Menurut Harun Nasution mengutip dalam buku Abuddin Nata
Islam merupakan “agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan
kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad Saw sebagai
Rasul. Dengan hakikatnya bukan mengenai satu segi saja namun
berbagai segi kehidupan manusia”37
.
Islam merupakan sebuah “agama samawi (agama yang dipercaya
diturunkan dari langit) yang mana Islam mengajarkan bahwa Allah
menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para Nabi dan Rasul
utusan-Nya, dan meyakini sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad
adalah Rasul terakhir yang diutus Allah Swt”38
.
Dan intinya ialah Islam merupakan “agama yang mengemban misi
keselamatan dunia akhirat, kesejahteraan dan kemakmuran lahir dan
batin bagi seluruh umat manusia dengan cara menundukan kepatuhan,
ketundukan dan kepasrahan kepada Allah dengan menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya”39
.
Dari pembahasan pengertian di atas dengan demikian, sejarah
Islam “merupakan upaya merekonstruksi peristiwa masa lalu secara
komprehensif dan sistematis dengan menggunakan pendekatan dan
teori tertentu dengan berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam”40
.
Sehingga dapat disimpulkan sejarah Islam ialah segala peristiwa-
peristiwa atau kejadian yang pernah terjadi dan berhubungan langsung
35
Mahmud Aziz Siregar, Islam untuk berbagai aspek kehidupan, (Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 1999), h. 9 36
Erwin Kusuma, Khazanah Kearifan Agama-Agama di Indonesia, (Jakarta: Intimedia,
2010), h. 114 37
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 21 38
Erwin Kusuma, Op.Cit, h. 115-116 39
Abuddin Nata, Op.Cit, h. 22 40
Ibid, h. 339
12
dengan agama Islam tentang perkembangan dan pertumbuhan agama
Islam dari awal dalam berbagai aspek kehidupan baik agama,
ekonomi, sosial, budaya, maupun politik dan sebagainya serta hal-hal
yang berkaitan tentang agama Islam dengan waktu, tempat, maupun
suasana zaman yang telah terlewati sebagai bagian dari proses
kehidupan untuk pedoman dan bahan pelajaran bagi pemeluknya di
masa depan.
b. Ruang Lingkup Sejarah Islam
Islam pada hakikatnya telah dibawa sejak manusia pertama yaitu
Nabi Adam as namun dalam lingkup ini terlalu jauh menarik hingga ke
sana. Karena itu sejarah Islam banyak ditulis sejak kehidupan
Rasulullah Saw diutus untuk membawa risalah kenabian dari Allah
Swt azza wajalla.
Sejarah Islam secara keilmuan terbagi menjadi beberapa fase41
“:
1) Fase Pra Islam (zaman Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad Saw
2) Fase lahirnya Islam (zaman Nabi Muhammad Saw, periode
Mekkah dan Madinah)
3) Fase Khulafa Ar-Rasyidin (zaman khalifah yang 4 yaitu Abu
Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib
4) Fase Daulah Islamiyah (Dinasti Umayyah dan Abbasiyah hingga
Turki Utsmani sampai sekarang ini)”.
Namun di dalam literatur lain disebutkan bahwa sejarah Islam
dapat dibagi sebagai berikut “:42
a) Periode klasik (650 M-1250 M)
Periode klasik terbagi menjadi 2 yaitu masa kemajuan Islam 1 (650
M- 1000 M) dan masa disintegrasi (1000 M-1250 M)
b) Periode pertengahan (1250 M-1800 M)
41
Abu Su‟ud, Islamologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 7-107 42
Abuddin Nata, Op.Cit, h. 339-357
13
Pada periode ini terbagi pula yaitu Masa Kemunduran 1 (1250 M-
1500 M) dan Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 M-1800 M)
c) Serta periode modern (1800 M-sekarang)”
c. Peran dan Fungsi Sejarah
Sejarah “mampu membangkitkan kesadaran masyarakat akan
keterikatannya dengan manusia yang lain sebagai sebuah komunitas
dari yang terkecil, yaitu keluarga hingga pada suatu bangsa”43
. Dengan
sejarah manusia mampu mengembangkan potensinya sekaligus
menghindar dari kesalahan masa lalunya seperti sebuah pepatah
mengatakan “keledai tidak akan mau terperosok pada lubang yang
sama”44
.
Pembelajaran sejarah “salah satu aspek utama ialah waktu.
Sehingga dengan kesadaran sejarah maka menjadikan kita sadar akan
waktu”45
. Dengan sejarah “menjadikan kita dapat meresapi nilai-nilai
juang dan kemanusiaan yang pernah ditorehkan oleh generasi
terdahulu”.46
Sejarah mempunyai peranan yang luar biasa, sebagai “seorang
manusia yang dianugerahi akal dan pikiran sehingga mampu
mengambil pelajaran dari pengalaman yang dialaminya serta mampu
mengembangkan segenap potensinya”.47
Peran dan fungsi sejarah dapat dipetakan menjadi beberapa
klasifikasi sebagaimana berikut48
:
1) Sejarah sebagai ilmu
43
Dien Madjid, dan Johan Wahyudi, Op.Cit, h. 12-13 44
Ibid, h. 13-14 45
Abd Rahman Hamid, Pembelajaran Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2014), h. 29 46
Ibid, h. 46 47
Dien Majdid dan Johan Wahyudi, Op.Cit, h. 19 48
Sulasman, Op.Cit, h. 27-39
14
Sejarah sebagai ilmu karena berguna untuk memberikan pelajaran
bagi seseorang untuk memperbaiki diri pada masa depan dari
kesalahan yang dilakukan pada masa lalu.
2) Sejarah sebagai seni
Sejarah mampu dijadikan sebagai alat untuk mengungkapkan
kreasi yang dituangkan dalam sebuah tulisan.
3) Sejarah sebagai pendidikan
Sejarah dapat digunakan sebagai liberal education yang mana
memiliki fungsi sebagai (pendidikan moral, pendidikan penalaran,
pendidikan politik, pendidikan kebijakan, pendidikan perubahan,
pendidikan masa depan, pendidikan keindahan, pendidikan ilmu
bantu, sejarah sebagai latar belakang, sejarah sebagai bukti dan
rujukan).
4) Sejarah sebagai profesi
Sejarah disebutkan sebagai profesi diantaranya ialah guru sejarah,
pegawai sejarah, pencatat sejarah, pelaku sejarah, saksi sejarah,
peneliti dan penulis sejarah.
5) Sejarah sebagai kisah
Merupakan “rekonstruksi dari suatu peristiwa yang dituliskan
maupun diceritakan oleh seseorang yang sudah ditelusuri dan
diverifikasi keberadaannya”49
.
Sejarah sebagai kisah dapat berbentuk “1) Bentuk lisan, yaitu
penuturan secara lisan baik yang dilakukan seserang maupun
kelompok tentang peristiwa yang terjadi. 2)Bentuk tulisan, kisah
yang tertulis dalam buku-buku sejarah”.50
Selain itu disebutkan dalam tujuan pembelajaran sejarah dapat
pula dikelompokan dalam tiga aspek utama yaitu:
1) Kognitif (Pengetahuan)
49
Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Op.Cit, h. 139 50
Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Loc.Cit.
15
a) Menguasai pengetahuan tentang aktivitas dan kehidupan
manusia baik dalam aspek internal maupun eksternal.
b) Menguasai fakta unik dari peristiwa masa lalu, unsur-unsur
umum, dan perkembangan dari peristiwa masa lalu dari periode
satu ke yang lainnya.
c) Menumbuhkan pengertian hubungan antara satu fakta dengan
fakta yang lain, arti dari sebuah peristiwa, pengaruh bagi
kehidupan sosial, dsb.
2) Afektif (Sikap)
a) Menumbuhkan kesadaran sejarah dalam berfikir dan bertindak
sesuai tuntunan zaman.
b) Menumbuhkan sikap menghargai akan sebuah pengalaman
masa lampau dan berbagai aspek kehidupan masa kini.
c) Menumbuhkan kesadaran akan perubahan yang telah dan
sedang berlangsung di suatu bangsa atau agama yang
diharapkan menjadi lebih baik di masa mendatang.
3) Psikomotorik (Ketrampilan
a) Ketrampilan menyusun sejarah sesuai metode ilmiah
(mahasiswa)
b) Ketrampilan mengajukan argumentasi, menelaah, mengajukan
pertanyaan yang berkaitan tentang sejarah
c) Ketrampilan cara berpikir analisis tentang masalah sosial
historis di masyarakat
d) Tentunya ketrampilan bercerita tentang peristiwa sejarah secara
hidup dan baik51
Sehingga dapat peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwasanya
sejarah Islam telah memainkan sebuah peranan penting yang luar biasa
dalam setiap aspek atau lini kehidupan serta membawa pengaruh yang
tidak dapat dipungkiri dan dipandang sebelah mata oleh para pelaku
kehidupan.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar terdiri dari 2 kata yaitu motivasi dan belajar.
Motivasi “berasal dari akar kata “motif”, yang diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
51
Abd Rahman Hamid, Op.Cit, h. 50-52
9
16
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan”52
.
Motivasi adalah “suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan
reaksi untuk mencapai tujuan”53
. Motivasi ialah disebut sebagai suatu
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam
bentuk aktivitas nyata untuk mencapat tujuan tertentu.
Motivasi adalah “sekuat-kuatnya penggerak yang membangkitkan
aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta
mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi juga memiliki tiga
komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan
menopang”54
.
Motivasi sebagai “faktor intern (batin) berfungsi menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin
besar motivasinya semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang
besar motivasinya akan giat berusaha, gigih, tiada menyerah untuk
meningkatkan prestasinya dalam memecahkan masalahnya”55
. Yang
pada intinya secara sederhana “motivasi merupakan kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”56
.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, boleh dikatakan “sebagai
seluruh daya pengggerak dalam diri siswa yang dapat menimbulkan,
menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan yang ingin dicapai berhasil”57
.
52
Sardiman A. M, Op. Cit, h. 73 53
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 148 54
Nurussakinah Daulay, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur’an tentang
Psikologi, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 155 55
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
h. 83 56
Pupuh Faturrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 19 57
Jamaludin, Pembelajaran Perspektif Islam, (Bandung:PT Remaja RosdaKarya, 2015),
h. 260
17
Motivasi memiliki peranan yang besar seperti “sebagai perantara
pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Di mana memainkan peranan penting dalam proses
pembelajaran karena belajar jelas suatu kegiatan yang aktif, menuntut
usaha yang sengaja, dan dilakukan penuh kesadaran”58
. Maka sulit bila
tidak ada motivasi di dalamnya.
Motivasi terbagi 2 menjadi Instrinsik dan Ekstrinsik. Instrinsik
ialah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
diransang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian
daripada ekstrinsik yang dimaksud adalah sebaliknya perlu
mendapat suatu ransangan dari luar. Namun dalam dasar
pembentukannnya yaitu motif-motif bawaan dan motif-motif yang
dipelajari”59
.
Sedangkan pengertian belajar ialah sebagaimana menurut ahli
Winkel : yaitu “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap
perubahan dalam belajar tersebut bersifat relatif dan berbekas”.60
Drs Slameto pun tidak kalah pula merumuskan bahwa belajar itu
“suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”61
.
Disebutkan dalam literatur lain, “belajar adalah suatu proses untuk
memperolah pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian”62
.
58
Dina Mustafa, Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah dan Belajar Sepanjang Hayat,
(Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h. 2 59
Sardiman, A,M, Op.Cit, h. 86 60
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia), h. 36 61
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 12-13 62
Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 12
18
Belajar “merupakan suatu kegiatan yang disengaja sehingga
membawa perubahan”63
. Dengan demikian, belajar “ialah adanya
perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman yang telah
dialami”64
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar merupakan
suatu proses yang alami seseorang melalui sebuah kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sehingga “terjadinya
suatu perubahan baik itu pengetahuannya, sikapnya, keterampilannya,
kebiasaannya, pengalamannya, minatnya, penghargaan, serta
penyesuaian dalam dirinya”65
.
Maka dapat disimpulkan motivasi belajar ialah suatu penggerak
yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik maupun dari
penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-
tujuan belajar itu sendiri. Sebagai suatu daya gairah untuk menguasai
ilmu pengetahuan sebaik mungkin. Sebagai sebuah alasan maupun
dorongan yang menjadi dasar semangat untuk mencapai dan
mensukseskan kegiatan belajar yang akan dijalani.
b. Faktor-Faktor Motivasi Belajar
Selain daripada faktor instrinsik maupun ekstrinsik, motivasi
belajar dapat dipengaruhi pula dengan66
“:
1. Tingkat kesadaran siswa akan kebutuhan yang mendorong tingkah
laku/perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak
dicapai.
2. Sikap guru terhadap kelas, guru yang bersikap bijak dan selalu
merangsang siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan yang jelas
dan bermakna bagi kelas.
63
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Press, 2013), h. 232 64
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
9 65
Jamaludin dkk, Op.Cit, h. 9
66
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.121
19
3. Pengaruh kelompok siswa, bila pengaruh kelompok terlalu kuat
maka motivasinya lebih cenderung ke sifat ekstrinsik
4. Suasana kelas juga berpengaruh terhadap muncul sifat tertentu
pada motivasi belajar siswa”.
c. Peran Penting Motivasi Belajar
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu
dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk
tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai
dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa,
untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu
kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut
berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Sebagaimana kita
sadari “belajar ialah suatu kegiatan aktif, menuntut usaha yang
disengaja, dan dilakukan dengan penuh kesadaran tentunya, maka
perlu dorongan agar setiap siswa data mengambil manfaat dari proses
pembelajarannya itu sendiri”67
.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa
dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin
motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku
aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat
justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar
siswa.
“Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi
tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
67
Dina Mustafa, Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah Dan Belajar Sepanjang Hayat,
(Jakarta: PAU-PPAI-UT, 2001), h. 2
20
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan
rumusan tujuannya68
.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan
tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
d. Motivasi sebagai penyeleksi, yaitu menentukan perbuatan apa saja
yang perlu dikerjakan yang sesuai, dengan menyisihkan perbuatan
yang tidak bermanfaat untuk tujuan yang akan dicapai”69
.
Yang dapat disimpulkan peranan motivasi belajar ialah sebagai
sebuah bantuan positif yang baik dalam mensukseskan proses
pendidikan yang mampu membangun kesadaran maupun arahan untuk
menuju yang lebih baik.
d. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar
Disebutkan dalam literatur contoh-contoh bentuk dari motivasi
belajar sebagaimana di dibawah ini yaitu70
:
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya
banyak siswa belajar justru yang utama untuk mencapai angka
yang baik. Sehingga angka yang baik ini bagi siswa merupakan
motivasi yang kuat71
.
2) Hadiah
3) Saingan/kompetisi
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
68
Sardiman, Op. Cit, h. 85 69
Pupuh Faturrahman dan Sobry Sutikno, Op. Cit, h. 20 70
Ibid, h. 91-92 71
Sardiman, Op.Cit, h. 92
21
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi72
.
5) Memberi ulangan
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi terdapat sebuah
kemajuan akan mendorong siswa semakin giat belajar untuk terus
meningkatkan hasil belajarnya.
7) Melakukan kegiatan yang merangsang positif
8) Pujian
Sebagai bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian akan memupuk
suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.
9) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalua
diberikan secara bijak dan tepat bisa menjadi alat motivasi.
Karenanya guru perlu memahami prinsip-prinsip pemberian
hukuman
10) Hasrat untuk belajar
Yang berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal
ini akan lebih baik bila kegiatan yang tanpa maksud73
.
11) Minat
Proses belajar tentunya akan berjalan lancer kalua disertai dengan
minat. Dan dapat dibangkitkan dengan cara berikut ini:
a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
d) Menggunakan berbagai macam untuk mengajar
72
Ibid, h. 93 73
Ibid, h. 94
22
Masih banyak lagi bentuk-bentuk dari motivasi belajar salah
satunya dengan memberikan pemahaman dan edukasi contoh-contoh
orang hebat dimasa lalu, cerita hebat dimasa lalu, orang-orang yang
telah berhasil atau sukses dan lain-lainnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian Kaharisma jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri
Semarang dalam skripsinya tahun 2013 yang berjudul “Peranan
Pembelajaran Sejarah dalam pengembangan karakter siswa melalui
pembelajaran berbasis nilai sejarah lokal di SMKN 1 Jepara” Berdasarkan
hasil observasi bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis nilai sejarah
lokal sangatlah efektif dalam mengembangkan karakter siswa dikarenakan
siswa dari suatu peristiwa sejarah yang berada dalam lingkungan mereka
sehingga mampu mengambil contoh nyata nilai-nilai karakter di dalamnya.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Kaharisma dengan peneliti
adalah sama-sama meneliti peranan nilai-nilai sejarah. Sedangkan
perbedaannya adalah penelitian Kaharisma lebih menitikberatkan pada
karakter siswa sedangkan peneliti lebih kepada motivasi belajar siswa74
.
2. Hasil penelitian Hamdajid jurusan pendidikan Agama Islam Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam skripsinya tahun
2008 yang berjudul “Nilai-Nilai Sosial dalam Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas XI di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta”. Dari
hasil penelitiannya menyebutkan bahwasanya pembelajaran SKI
mengandung nilai-nilai sosial yang baik seperti sikap toleransi dan sikap
untuk terus bekerjasama serta sikap saling menghargai satu sama lain.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Hamdajid dengan peneliti
adalah sama-sama kandungan nilai-nilai sejarah. Sedangkan perbedaannya
adalah penelitian Hamdajid hanya memfokuskan pada kandungan nilai-
nilai pembelajaran sejarah kebudayaan Islam, sedangkan peneliti sendiri
74Kaharisma, Peranan Pembelajaran Sejarah dalam pengembangan karakter siswa melalui
pembelajaran berbasis nilai sejarah lokal di SMKN 1 Jepara,(Skripsi Program Studi Pendidikan
Sejarah Universitas Negeri Semarang. 2013).
23
lebih kepada dampak dari nilai-nilai sejarah tersebut yaitu motivasi
belajar75
.
3. Hasil penelitian Siti Marqiyah jurusan pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
skripsinya tahun 2011 yang berjudul “Hubungan Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) dengan kecerdasan kognitif siswa kelas XII MA
Al-Falah Jakarta” ialah sesuai dengan hipotesis alternative (Ha) yang
menyatakan “adanya hubungan yang signifikan antara pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan kecerdasaan kognitif siswa”
diterima, dengan tingkat variable mencapai 27% sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pembelajaran SKI dengan kecerdasaan kognitif siswa dengan taraf
cukup/sedang.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Siti Marqiyah dengan
peneliti adalah sama-sama meneliti ruang lingkup yang sama yaitu
berkaitan tentang sejarah. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian Siti
Marqiyah memfokuskan dampaknya kepada kecerdasan kognitif siswa
sedangkan peneliti sendiri ialah motivasi belajar76
.
75Hamdajid, Nilai-Nilai Sosial dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas XI di
SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, (Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. 2008). 76
Siti Marqiyah, Hubungan Pembelajaran Sejrah Kebudayaan Islam (SKI) dengan Kecerdasan
Kognitif Siswa Kelas XII MA Al-Falah Jakarta, (Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Jakarta Selatan yang merupakan lembaga pendidikan formal yang
berdasarkan Islam di bawah naungan Departemen Agama Islam. Alamat
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 beralamat di Jl. Moh. Kahfi I. No. 34
Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Jakarta selatan.
Sedangkan waktu dari penelitian ini ialah dilaksanakan bulan september
dari tanggal 16 – 1 Oktober 2018.
B. Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah berjenis
penelitian kualitatif deskriptif karena penelitian ini berhubungan langsung
dengan lapangan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan secara natural, yang
berarti apa adanya, tidak mengada-ngada, tidak ada eksperimen atau
treatment, yaitu sebagaimana biasanya alami. Metode penelitian natural ini
25
untuk memahami dan menggambarkan kegiatan sosial, yaitu makna, karakter,
dan hakikat kehidupan sosial dari sudut pandang pelaku kegiatan sosial77
.
Penelitian kualitatif ini ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena
sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan ialah yang akan diajak
untuk diwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapatnya,
pemikirannya, maupun persepsinya78
.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sebagaimana prosedur yang biasa dilakukan sebagai langkah yang
strategis dalam penelitian adalah pengumpulan data, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan79
. Maka dari itu peneliti menggunakan beberapa cara dalam
teknik pengumpulan data yang tentunya berkaitan dengan apa yang peneliti
sendiri lakukan :
1. Observasi
Kegiatan observasi meliputi kegiatan yang melakukan pengamatan,
pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek
yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian
yang sedang dilakukan80
. Dengan teknik observasi maka peneliti akan
belajar perilaku dan makna dari yang diteliti81
. Di sini peneliti melakukan
observasi dengan mengamati semua unsur atau aspek yang berkaitan
dengan yang diteliti, hingga terus berkembang-berkembang lebih
77
A. Chaedar Al-Wasilah, Pokoknya Action Research, (Bandung: PT Kiblat Buku
Utmana, 2011), h. 106 78
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penilitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 94 79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 224 80
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 121 81
Sugiyono, Op. Cit, h. 226
24
26
memfokuskan kepada objek yang benar-benar ingin diteliti dan diambil
bagian-bagian penting yang diperlukan.
Dalam observasi penelitian ini, peneliti ikut terlibat dalam kegiatan
yang dilakukan oleh orang yang akan diamati sebagai sumber data
penelitian82
. Seperti ikut dalam aktivitas dalam kelas dan lainnya sehingga
data yang diperoleh menjadi semakin lengkap, detail, dan tajam.
Dalam pedoman observasi yang peneliti susun dalam observasi ini peneliti
mengamati :
a. kegiatan pembelajaran di kelas berkaitan dengan penelitian ini ialah
pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.
b. Kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan di MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan
c. Sikap siswa saat pembelajaran SKI berlangsung
d. Sarana dan prasarana di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
2. Wawancara
Teknik wawancara merupakan “teknik di mana 2 orang melakukan
pertemuan untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”83
.
Wawancara yang dilakukan peneliti ialah wawancara secara
mendalam (in-depth interviewing). “Untuk memperoleh data yang
memadai seorang peneliti dapat menggunakan teknik wawancara yang
sesuai dengan situasi dan kondisi subjek yang terlibat dalam interaksi
sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan
mengetahui informasi atau data yang dibutukan untuk menjawab fokus
penelitian”.84
Dalam teknik ini peneliti mengambil beberapa tenaga
pendidik mata pelajaran muatan agama di sana dan siswa sebagai
responden wawancara mengenai topik yang diteliti.
82
Ibid, h. 227 83
Ibid, h. 231 84
Iskandar, Op. Cit, h. 129
27
Dalam hal ini tentunya sebagai seorang peneliti menyiapkan
beberapa langkah sebelum melakukan wawancara atau interview yaitu :
a. Mempersiapakan pokok/bahan permasalahan
Sebelum memulai langkah dalam wawancara, maka peneliti telah
menyiapkan pokok permasalahan yang dijadikan sebagai bahan
wawancara. Pokok permasalahan tersebut tiada lain tentang peranan
sejarah Islam sebagai motivasi belajar siswa. Di sini peneliti telah
menyiapkan beberapa pertanyaan berkenaan pokok permasalahan yang
diteliti yang akan dibahas di bab hasil penelitian.
b. Menetapkan informan
Dalam pelaksanaan wawancara ini, peneliti tentunya telah
menyiapkan beberapa informan yang akan diambil informasi,
keterangan, dan data-datanya yang diperlukan peneliti. Berkenaan
penelitian ini peneliti menetapkan informannya yang pertama dan
utama yang tentunya bersentuhan langsung dengan pokok
permasalahan peneliti adalah guru sejarah kebudayaan Islam (SKI)
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan sebagai sumber data primer yang
bernama Ibu Emi Karyati S.Ag dan kepala sekolah MTs Negeri 2
Jakarta Selatan ibu Hj. Yeni Triasih, M.Pd selain dari informan
tersebut peneliti juga menjadikan guru agama sebagai informan
tambahan di antaranya Bapak Taufik Husein, S.s. M.Pd serta beberapa
siswa-siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
c. Proses wawancara
Proses wawancara yang peneliti lakukan tentunya sesuai
kesepakatan informan baik dalam hal waktu, tempat, dan kesempatan.
Peneliti membacakan beberapa pertanyaaan kepada informan dengan
mengawali atau memberi pendahuluan serta menjelaskan maksud dan
pokok pertanyaan bila informan dirasa kurang mengerti dan
28
memahami. Dengan bantuan alat perekam handphone untuk
menyimpan hasil wawancara dengan informan.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan “untuk mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”85
. Dalam hal ini
peneliti akan mencari data berkenaan tentang profil sekolah, visi dan misi
serta motto, struktur organisasi, tenaga kependidikan dan kepegawaian,
siswa-siswi, sarana dan prasarana, hingga kegiatan/program yang relevan.
D. Teknik Keabsahan Data
Dalam meyakini data yang diperoleh, peneliti melakukan teknik
triangulasi sebagai cara terbaik untuk melihat keabsahan atau kepercayaan
data penelitian sewaktu pengumpulan data tentang kejadian dan berhubungan
dengan berbagai pandangan dari subjek penelitian. Dengan triangulasi ini
peneliti menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data dengan satu
sumber yang sama. Yang pada hal ini peneliti menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan satu sumber yang
sama.
Data yang valid melalui “triangulasi akan memberikan keyakinan
terhadap peneliti tentang keabsahan datanya, sehingga tidak meragukan
dalam mengambil kesimpulan penelitian”86
. “Tujuannya dari triangulasi ini
bukanlah untuk mencari kebenaran atas sebuah fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan”87
. Yang
pada intinya dengan triangulasi ini akan semakin lebih meningkatkan
kekuatan data, kualitas data bila dibandingkan dengan satu pendekatan.
E. Teknik Analisis Data
85
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h. 274 86
Iskandar, Op.Cit, h. 159-160 87
Sugiyono, Op.Cit, h. 241
29
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan.88
Setelah proses pengumpulan data baik dari hasil observasi maupun
wawancara maka peneliti mengumpulkan semua data mentah dari yang
terbesar hingga terkecil dikumpulkan menjadi satu untuk masuk ke dalam
tahap analisis data.
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
Gambar 3.1 Aktivitas Analisis Data
1. Data reduction (reduksi data)
Dalam tahapan ini setelah diperolehnya data yang cukup banyak dari
berbagai lapangan yang cukup banyak, seperti hasil-hasil catatan daripada
observasi yang telah dilakukan peneliti serta hasil daripada wawancara
yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai responden yang telah
ditentukan. Maka peneliti melakukan pencatatan dan perincian secara
88
Ibid, h. 244
30
teliti. Sebagaimana reduksi data sebagai kegiatan dalam merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
mencari tema dan polanya, dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
dalam mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Yang pada intinya peneliti melakukan penyederhanaan dari sekian banyak
data yang telah dikumpulkan.
2. Data display (penyajian data)
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dsb. Dengan masuknya ke
dalam tahapan ini maka peneliti akan lebih mudah dan terfokus dalam
melakukan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah direduksi.
3. Conclusion/verification (kesimpulan/verifikasi data)
Dan yang terakhir dalam proses analisis data, maka masuklah dalam
tahapan penarikan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah
yang telah dirumuskan di atas.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak. Karena seperti yang telah dikemukakan bahwa
“masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan”.89
89
Ibid, h. 253
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Profil Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta merupakan lembaga
pendidikan formal yang berdasarkan Islam di bawah naungan Departemen
Agama Islam dengan no NPSN 20178227 dan NSS 121131740005, berdiri
pada tahun 1968 dan mendapat status negeri di tahun 1978 dipimpin
pertama kali oleh Drs. H. Abu Bakar Salam. Alamat Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 beralamat di Jl. Moh. Kahfi I. No. 34 RT 007/01
Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Jakarta selatan Kode Pos 12630.
Madrasah ini memiliki luas tanah 4.744 M2 dan luas bangunan 1. 473 M
2.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta terletak di kawasan Jakarta Selatan
yang berbatasan dengan Kota Administrasi Depok. Letaknya yang jauh
dari keramian, hiruk pikuk kendaraan serta pada lokasi yang rindang yang
dikelilingi oleh hijaunya tanaman dengan suasana yang masih sejuk dan
nyaman membuat suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
32
Serta mudah diakses oleh masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya
baik dari segi mobilitas transportasi menuju MTs Negeri 2 Jakarta Selatan,
baik masyarakat dari wilayah DKI Jakarta maupun Kota Administrasi
Depok.90
Dari tahun ke tahun gedung sekolah mengalami perubahan dan
pertambahan agar kegiatan belajar mengajar serta kegiatan penunjang
lainnya dapat berjalan dengan lancar. Bagian depan sekolah nampak satu
gerbang sebagai pintu utama untuk memasuki sekolah. Berkenaan
informasi mengenai MTs Negeri 2 Jakarta Selatan dapat diakses pada
websitenya yaitu mtsnegeri2jakarta.sch.id dan emailnya
[email protected] dan no telp/faks yaitu 021.7270822 /
021.786379391
.
Untuk lebih jelasnya Letak Geografis Mts Negeri 2 Jakarta Selatan :92
a) Sebelah barat : Rumah Warga dan SMK Yaspia
b) Sebelah selatan : Rumah Warga
c) Sebelah timur : Jl M Kahfi I dan Yayasan El-Syifa
d) Sebelah utara : Jalan atau Gg Benda
Saat ini MTs Negeri 2 Jakarta Selatan dikepalai oleh Ibu Dra. Hj.
Yenni Triasih, M.Pd berikut datanya :
Nama Lengkap : Dra. Hj. Yenni Triasih, M.Pd
Status Kepegawaian : PNS Pusat
NIP : 196509141996032001
Pendidikan Terakhir : S.2 Magister Pendidikan
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Mts Negeri 2 Jakarta Selatan merupakan sekolah berbasis Islam
memiliki Visi yang telah disusun yaitu. “Unggul dalam ilmu pengetahuan
berlandaskan iman dan takwa menuju penguasaan teknologi modern”.93
90
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan 91
Ibid, 92
Informasi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan Via Google Maps
31
33
Sedangkan Misi dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur,
Jakarta Selatan yaitu sebagai berikut :94
a. Menumbuhkan semangat belajar secara berkesinambungan
b. Meningkatkan pembinaan akhlakul karimah melalui keteladanan
c. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt
d. Menerapkan pola pembiasaan melalui kegiatan tadarus al-Qur‟an dan
sholat berjamaah
e. Meningkatkan pelayanan prima dalam mendukung peningkatan mutu
madrasah
f. Menumbuhkan semangat dalam melaksanakan program 9K
g. Meningkatkan penguasaan teknologi modern menuju profesionalisme
Motto Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur, Jakarta Selatan.
“CERDAS, SEHAT , BERAKHLAK”. Mts Negeri 2 Jakarta Selatan telah
memainkan peranan penting yang baik khususnya dalam pendidikan bagi
masyarakat sesuai dengan tujuan yang diampunya yaitu : membentuk
siswa yang berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki, mewujudkan terbentuknya madrasah mandiri, tersedianya sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai, tercapainya program-program
madrasah, terlaksananya kehidupan yang Islam dilingkungan madrasah,
dan tentunya yang utama menghasilkan lulusan yang berkualitas,
berprestasi, berakhlakul karimah, dan bertakwa kepada Allah Subhanahu
wa ta‟ala.
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Berdasarkan data guru dan karyawan yang penulis dapatkan, Jumlah
keseluruhan guru dan karyawan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan adalah
sebanyak 47 orang. Jumlah guru sebanyak 34 orang, jumlah karyawan tata
usaha sebanyak 10 orang, dan keamanan sekolah sebanyak 3 orang.
93
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan 94
Ibid
34
Gambar 4.1 Jumlah Tenaga Kependidikan95
Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel dibawah ini.
95
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
No Nama L/P Mata
Pelajaran
Pendidikan
Terakhir
Tugas
tambahan Status
Mulai
Tugas
1 Dra. Hj Yenni Triasih, M.Pd P - S2 Kepala
Sekolah
PNS 2018
2 Drs. Namud Alenda L B. Indonesia S1 Wali kelas PNS 1987
3 Hj. Madaniah S.Pd P B. Indonesia S1 Kepala
Perpustakaan
PNS 1994
4 Dra. Hj. Herlina P B. Indonesia S1 Wali kelas PNS 2006
5 Nurain, S.Pd P B. Indonesia S1 Wali kelas PNS 2001
6 Drs. H. Mas‟ud L Matematika S1 Waka
Kurikulum
PNS 1994
7 Rahmat S.Pd L Matematika S1 Wali kelas PNS 1987
8 Suharyanto, S.Pd L Matematika S1 Wali kelas PNS 2005
9 Lely Farhani, S.Pd P Matematika S1 Wali kelas PNS 2009
10 Badi‟ah Bandjar, S.Pd P B. Inggris S1 PNS 1991
11 Siti Suryanih, S.Pd P B. Inggris S1 Wali kelas PNS 2006
12 Husni Thamrin, S.Pd L B. Inggris S2 Pembina
Pramuka
PNS 2015
35
Tabel 4.1 Tenaga Kependidikan MTs Negeri 296
Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dari sumber data di atas peneliti mengklasifikasi bahwasanya tenaga
pendidik di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan terdiri dari 17 Guru Laki-Laki
96
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
13 Dian Jatiningsih P B. Inggris S2 PNS 2005
14 Nafiatul Murtafiah, S.Pd P IPA S1 Wali kelas PNS 1994
15 Hidayat Rakasi, S.Pd L IPA S1 PNS 1994
16 Maimunah, S.Si P IPA S1 Wali kelas PNS 2004
17 Faqih Usman M.Pd L IPA S2 Wali kelas PNS 2005
18 Buchori, S.Pd L IPS S1 PNS 87
19 Undang Tarmidzi, S.Pd L IPS S1 PNS 92
20 Eko Suwarno L IPS S1 Wali kelas PNS 2003
21 Ahmad Zaini, S.Ag L PKN S1 PNS 93
22 Lilik Haryani, S.Pd P PKN S1 Wali kelas PNS 2003
23 Emi Karyati, S.Ag P SKI S1 Wali kelas PNS 2003
24 Hj. Mimin M, S.Ag P SBK S1 PNS 1988
25 Khairiah, S.Ag P Fiqih S1 PNS 2002
26 Dra. Hj. Nursaena P Akidah
Akhlak
S1 Wali kelas PNS 2003
27 Tuti Ani, M. Ag P Tahfidz S2 Wali kelas PNS 2007
28 Dr. H.A. Faiz, LC. M.Ag L B. Arab S3 PNS 2003
29 Ibnu Djarir, S.Ag L B. Arab S1 Wali kelas PNS 2003
30 Hendriyani, S.Kom L Prakarya S1 Pembina
Paskibra
Honor
e
r
2008
31 Rismanto L PJOK S2 PNS 2007
32 Wildan, S.Ag L Qur‟an Hadis S1 PNS 2010
33 Taufik Husain, M.Ag L B. Arab S2 PNS 2011
36
dan 15 Guru Perempuan. Dengan jumlah tenaga pendidik yang telah
tersertifikasi yaitu 33 Guru dan 1 Guru masih berstatus honorer/non PNS.
Dengan setiap guru telah mengikuti bimtek K-13
Selanjutnya ialah data kepegawaian/karyawan MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 4.2 Tenaga Kepegawaian97
Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan 97
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
37
4. Siswa-Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta Selatan dapat dilihat
dibawah ini.
Tabel 4.1 Jumlah Siswa di MTs Negeri 298
Nama
Rombel
Tingkat/
Kelas
Kurikulum Jumlah Siswa
Lk. Pr. Jumlah
7 7 K-13 55 98 153
8 8 K-13 66 114 180
9 9 K-13 73 99 172
Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Data rombongan belajar ini merupakan data terbaru yang didapat dari
tata usaha MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Fokus data dikelas 7 merupakan
hasil dari penyeleksian siswa saat masa pembukaan penerimaan siswa baru
dari jumlah awal yaitu 237 Lk dan 245 Pr Lulusan MI, dan 260 Lk serta
277 Pr lulusan SD. Serta tambahan dari siswa pindahan dari sekolah lain.
5. Sarana dan Prasarana
Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta Selatan berdiri di atas tanah
seluas 2.280 M2 dan luas bangunan 1. 243 M
2. Luas bangunan tersebut
dijadikan Ruang Kelas, Kantor Guru, Lapangan, Masjid dan lain
sebagainya. Adapun bangunan yang ada di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
98
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
38
Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar dibawah ini.
39
Gambar 4.3 Kondisi Bangunan99
Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dari sumber data di atas diketahui fasilitas utama di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan cukup baik serta memadai. Walaupun ada sebagian kecil
yang rusak ringan dan sedang sehingga perlu sedikit perbaikan. Namun
secara keseluruhan mampu menunjang kegiatan pembelajaran di Mts
Negeri 2 Jakarta Selatan.
Gambar 4.4 Sarana dan Prasarana100
Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Selanjutnya ialah fasilitas pendukung di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
dalam observasi peneliti dan dukungan sumber data di atas, Alhamdulillah
fasih cukup baik walaupun ada beberapa yang terlihat rusak berat seperti
meja (tenis meja), Lemari di dalam kelas, beberapa bangku dan sekolah,
99
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan 100
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
40
dan lainnya sehingga perlu diperbaiki maupun diperbarui. Karena sedikit
mengganggu proses pembelajaran karena ada beberapa yang memang
sangat diperlukan karena tingkat pemakaiannya tinggi. Seperti alat
olahraga tentunya akan sedikit pembelajaran olahraga yang kebetulan
menggunakan alat tersebut.
6. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan belajar mengajar dan Ekstrakurikuler di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan berikut keteranganya.
a. Kurikulum yang Digunakan : k-13 (Kelas 7,8) dan KTSP (Kelas
9)
b. Durasi 1 Jam Tatap Muka : < 45 Menit
c. Jam KBM : Pukul 06.30 sampai pukul 15.00
d. Kegiatan Rutin Keagamaan : Pesantren Kilat, Sholat Berjama‟ah,
Tadarus Al-Qur‟an dan Sholat Dhuha
Sedangkan Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta selatan ini adalah sebagai berikut :
41
Gambar 4.5 Kegiatan Ekstrakurikuler101
Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Pendidikan Sejarah Islam di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Sebagaimana sebuah lembaga berbasis pendidikan yang berbasis
Islam MTs Negeri 2 Jakarta Selatan tentunya mengharapkan agar lahirnya
siswa-siswi yang unggul dalam ilmu pengetahuan yang berlandaskan iman
dan takwa menuju penguasaan teknologi modern sebagaimana tertulis
dalam visi serta misi yang telah dicantumkan di bab sebelumnya, sekolah
tentunya mengupayakan segenap cara maupun tindakan yang
mengarahkan kepada hal tersebut dan pada akhirnya berharap segala
101
Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
42
tujuan pendidikan yang diselenggarakan dapat tercapai dengan baik dan
semestinya.
Sejarah Islam merupakan bagian dari upaya tersebut sebagai bagian
dalam proses pembelajaran di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Oleh
karenanya sejarah Islam mendapatkan porsi yang cukup dalam
pembelajaran di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
Beberapa bentuk pendidikan sejarah Islam pun dilakukan sebagai
wadah dalam menanamkan nilai-nilai keislaman kepada siswa-siswa MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan. Beberapa kegiatan tersebut tidaklah hanya
bersifat formal namun bersifat pula informal atau yang bersifat di dalam
kelas maupun di luar kelas. Menurut observasi yangn peneliti lakukan
peneliti mendapatkan beberapa informasi terkait. Berikut merupakan
bentuk-bentuk pendidikan sejarah Islam di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan :
a. Sejarah Kebudayaan Islam
Salah satu bentuk pendidikan sejarah Islam ialah pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam di kelas. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan. Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah
satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan,
peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi
dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan
masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan
Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai
perkembangan Islam di Indonesia. Secara substansial, mata pelajaran
Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai
kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk
sikap, watak, dan kepribadian peserta didik102
.
102
Lampiran KMA No. 165 Tahun 2014, h. 46-47
43
Dalam hal ini sebagaimana yang dikutip dari lampiran KMA No
165 2014 tentang kurikulum 2013 tujuan dari pembelajaran SKI ialah
:103
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran nilai - nilai dan norma-norma Islam
yang telah dibangun oleh Rasulullah Saw dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa
kini, dan masa depan.
3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan Sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di
masa lampau.
5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena
sosial, budaya, politik, ekonomi, IPTEK dan seni, dan lain-lain
untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Dalam wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Emi Karyati
sebagai guru bidang studi sejarah kebudayaan Islam di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan beliau menambahkan :
“Bahwasanya sejarah kebudayaan Islam ditanamkan dan diajarkan
kepada siswa agar siswa tersebut mampu mengetahui siapa idola
mereka, karena kita sebagai generasi muslim harus mengetahui
siapa idola utama idola terbaik sebagai contoh ialah Rasulullah
Saw sebagai suri tauladan yang terbaik dalam kehidupan baik
dalam keseharian beliau, tingkah laku beliau, semangat juang
beliau dari lahirnya hingga wafatnya. Karena saya mengetahui
103
Ibid, h. 47
44
sekarang anak-anak lebih mengidolakan penyanyi-penyanyi yang
kita tidak mengetahui latar belakangnya muslim atau tidak, gaya
hidupnya positif atau tidak, karena apa bila kita mengidolakan
orang yang salah maka kita dikemudian hari terjerumus untuk
mengikuti kesalahan idola tersebut104
.
Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan tidak mempelajari seluruh materi yang berkaitan tentang
sejarah Islam secara keseluruhan yang tertulis dalam buku sejarah-
sejarah pada umumnya. Namun hanya beberapa aspek materi yang
dirasa perlu untuk siswa jenjang Madrasah Tsanawiyah. Melihat
kepada Ruang lingkup materi Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah
Tsanawiyah meliputi tentu mengacu kepada kurikulum yang dianut
yaitu :105
1) Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam
2) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah
3) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah
4) Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin
5) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah
6) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani
Abbasiyah
7) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
8) Memahami perkembangan Islam di Indonesia
Proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berjalan sesuai
jam yang telah ditetapkan ialah 2 x 40 Menit. Guru pengampu Sejarah
Kebudayaan Islam di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan ialah Ibu Emi
Karyati, S.Ag yang menjadi satu-satunya guru bidang studi SKI di
sana beliau mengampu dari kelas 7 – kelas 9106
.
104
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00 105
Lampiran KMA No. 165 Tahun 2014, h. 48-49 106
Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
45
Dalam observasi yang peneliti lakukan sebagaimana biasa
pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dilakukan sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan. Adapun dalam proses pembelajarannya guru
yaitu ibu Emi Karyati S.Ag mengawali pembelajaran dengan
sebagaimana biasa yang dilakukan oleh guru pada umumnya sesuai
dengan RPP yang telah dibuat dengan mengambil langkah-langkah
scientific approach (pendekatan ilmiah) yaitu mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (5 M)107
.
Dalam hal ini telah dilakukan pengembangan pembelajaran
Sejarah kebudayaan Islam dimulai dari materi pembelajaran hingga
kepada metode atau media yang digunakan.
Sejarah kebudayaan Islam mencangkup materi yang begitu luas
sehingga perlu dilakukan pembatasan maupun penyederhanaan materi
sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai baik dalam aspek
kognitif, afektif, serta psikomotor. Dalam hal ini Ibu Emi Karyati S.Ag
melakukan penyeleksian materi sejarah kebudayaan Islam seperti
dalam Bab Dinasti Abbasiyah dan menganalisis setiap materi kedalam
setiap aspek yang ingin dicapai, sebagai contoh :
Kognitif : Mengetahui Biografi Khalifah Dinasti Abbasiyah
Afektif : Meneladani sikap positif khalifah Dinasti Abbasiyah
Psikomotor : Menjadi Hamba yang Shaleh, Ta‟at, Cerdas, dan
Bijaksana
Sebagaimana beliau menyampaikan :
“Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini saya
menyadari materi yang disampaikan begitu padat sehingga perlu
dilakukan penyesuaian namun tetap sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, saya melakukan penyeleksian materi susuai aspek
yang ingin dicapai seperti yang tiga itu yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor sehingga dengan dilakukan seperti ini lebih
memudahkan dan arahnya semakin jelas”
107
Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
46
Selanjutnya ialah pengembangan metode dan media pembelajaran
yang digunakan. Ibu Emi Karyati S.Ag selaku guru sejarah
kebudayaan Islam beliau menyebutkan :
“Saya biasa menggunakan metode pada umumnya yaitu diskusi
karena seorang guru tidaklah mungkin menggunakan metode
ceramah dari awal sampai akhir karena siswa akan menjadi cepat
bosan, dengan metode diskusi setidaknya membangun kegiatan
positif dan aktif bagi siswa”108
.
Dalam hal ini peneliti mengambil sebuah kesimpulan
pembelajaran sejarah kebudayaan Islam telah berkembang dalam hal
metode pembelajaran, yang mana diketahui dahulu guru terbatas atau
terbiasa penggunaan metode ceramah saja, namun seiring berjalannya
waktu dan perubahan-perubahan kurikulum yang menuntut sebuah
perubahan metode pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, serta
inovatif.
Begitupun dalam penggunaan media pembelajaran telah
mengalami perubahan yang signifikan apalagi didukung dengan
peralatan seperti teknologi yang semakin canggih semakin
memudahkan para guru untuk bereksperimen atau melakukan kegiatan
pembelajaran yang bervariasi sehingga tujuan pembelajaran akan lebih
mudah untuk dicapai. Sesuai pernyataan Ibu Emi Karyati S.Ag yaitu :
“Lebih lanjut, beliau mengatakan Al-Hamdulillah semenjak setiap
kelas terdapat fasilitias penunjang seperti proyektor menjadikan
sebuah media pembelajaran yang baru dan inovatif, yaitu dengan
media slide/power point, yang mana hal ini sedikit mengurangi
peranan penulisan dipapan tulis, dan tidaklah hanya sekedar power
point saja, namun dapat dijadikan media menonton film sejarah
bersama”109
.
Berikut contoh skenario dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam sesuai dengan observasi dan wawancara peneliti :
108
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00 109
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00
47
Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam telah disusun RPP yang
dibuat oleh guru sebagai pedoman pembelajaran yang baik sehingga
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.
Yang mana dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam ini tentunya
diarahkan untuk mencapai kompetensi inti dan dasar yang ingin
dicapai yaitu :110
K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
(Menghayati ibrah atau nilai positif dari proses berdirinya Dinasti
Abbasiyah), dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
tentang Dinasti Abbasiyah siswa diarahkan mampu menghayati
nilai-nilai positif dari proses berdirinya Dinasti Abbasiyah tersebut.
K2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
(Dapat menunjukan sikap bijaksana sebagai implementasi dari
pemahaman mengenai sejarah Dinasti Abbasiyah) yaitu siswa
mampu mendemonstrasikan ketekunan dan kegigihan tokoh
terkenan Dinasti Abbasiyah seperti tekun dalam belajar serta
mampu mengubah perilaku negatif ke nilai kepositif seperti malas
belajar menjadi rajin belajar.
K3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
110
RPP Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Ibu Emi Karyati S.Ag di MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan
48
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
(Memahami Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah) yaitu siswa
mampu menjelaskan sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah,
mengidentifikasi faktor pendukung sejarah berdirinya, serta
menyebutkan proses terbentuknya Dinasti Abbasiyah lewat
kegiatan-kegiatan diskusi dan menyampaikan/mengkomunikasikan
dengan sesama teman siswa lainnya.
K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
(Menceritakan Silsilah Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah) dalam
pelaksanaan nanti siswa diharapkan mampu menampilkan tokoh-
tokoh yang berperan dalam Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah,
menyebutkan nama-nama khalifah beserta silsilah
kekhalifahannya.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam dan do‟a pembuka
sebagaimana biasa dilanjutkan dengan guru membuka materi
pembelajaran dalam bentuk power point menggunakan proyektor
selanjutnya siswa mengamati apa yang ditampilkan di depan oleh guru
seperti gambar-gambar yang berhubungan dengan materi yang
diajarkan yaitu (Islam masa Dinasti Abbasiyah)111
. Kegiatan ini tidak
dilaksanakan tidak begitu lama kemudian langkah selanjutnya guru
melempar beberapa pertanyaan kepada siswa seperti : (Menurut kalian,
apakah kejayaan dinasti abbasiyah merupakan bagian dari kemajuan
Islam ?).
Langkah pembelajaran yang dilakukan ibu Emi Karyati siswa
diarahkan untuk mencari informasi dari beberapa sumber ilmu yang
111
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00
49
ada salah satu ialah buku panduan SKI yang dimiliki oleh siswa
sembari berdiskusi dan menghubungkan materi satu dengan yang
lainnya. Selanjutnya ialah mengkomunikasikan apa yang siswa telah
dapatkan kepada teman-teman siswa yang lain dan di sini guru
mendengarkan dan menambahkan materi yang telah disampaikan
siswa serta menarik kesimpulan dari materi tersebut. Dan kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan siswa membuat resume berkenaan
materi yang telah disampaikan.
Dalam temuan observasi yang peneliti lakukan guru melakukan
suntikan moral dan motivasi dengan menghubungkan materi yang
disampaikan dengan kehidupan sehari-hari kepada siswa seperti siswa
diarahkan mampu mencontoh tokoh-tokoh positif dalam materi
tersebut yang mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa kepada
peradaban Islam sehingga tercatat dalam tinta emas sejarah Islam
sampai sekarang ini dan menghindari atau menjauhi sifat-sifat tokoh
yang kurang terpuji (faktor runtuhnya dinasti umayyah).
Menurut pengamatan dari peneliti sikap emosi siswa ketika
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berlangsung sangatlah
beragam hal ini terlihat dengan jelas dari raut wajah para siswa yang
menunjukan sikap atau ekspresi positif maupun negatif.
Menurut Ibu Emi Karyati sebagaimana biasa beliau memulai
pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di kelas, siswa menurut
pengamatan beliau sikap yang ditunjukan ialah siap memulai
pembelajaran tertib dan tidak banyak berbicara walaupun ada beberapa
siswa yang terlihat kurang bersemangat yang diakibatkan beberapa
faktor yang dijabarkan dalam sub bagian selanjutnya112
. Beliau
mengawali pembelajaran sebagaimana biasa menggunakan media slide
power point dengan bantuan proyektor. Namun dalam beberapa
kesempatan beliau tidak menggunakan media tersebut. Kembali soal
sikap siswa di kelas beliau melanjutkan bahwa semakin berjalannya
112
Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
50
proses pembelajaran siswa saya amati menurun dalam artian yaitu
semangatnya hal ini beliau akui karena mungkin siswa kelelahan
karena jadwal belajar Sejarah kebudayaan Islam merupakan jam akhir
sehingga mungkin yang dipikirkan siswa ialah kapan cepat pulang113
.
Namun saya biasanya langsung mengarahkan siswa untuk berdiskusi
agar siswa tergerak aktif kembali dalam proses pembelajaran
tersebut114
.
Pembelajaran sejarah Islam tidak hanya terfokus melulu di
pembelajaran SKI di dalam kelas semata namun dapat menggunakan
media-media ataupun kegiatan-kegiatan yang lain khususnya kegiatan
yang bersifat keagamaan di luar kelas. Dan hal tersebut telah menjadi
progam dari MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Hal ini sesuai pernyataan
yang disebutkan Ibu Emi Karyati S.Ag :
Sejarah Islam sebenarnya wadah pembelajarannya tidak hanya dari
pelajaran SKI saja namun bisa dengan wadah lain seperti Kultum
Sholat Dhuha, Tahun Baru Islam, Maulid Nabi Muhammad Saw,
event-event keIslaman lainnya, atau sebagai awalan memulai
sebuah pembelajaran. Soal kembali keefek atau pengaruhnya mana
lebih baik dengan pembelajaran SKI di kelas saya kira saling
mendukung satu sama lain karena tentunya dengan gaya
penyampaian yang berbeda saya rasa semakin menguatkan gairah
semangat motivasi anak dalam menuntut ilmu dan beragama115
.
b. Peringatan Hari Besar Islam
Peringatan hari besar Islam telah menjadi sebuah program kegiatan
yang telah menjadi budaya tahunan di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
sebagai sekolah yang berbasis Islam, seperti :116
1) Peringatan Tahun Baru Hijriyah Islam dan Peringatan 10
Muharram
113
Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
114
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Senin 16 September 2018 pukul 13.00
115
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Senin 16 September 2018 pukul 13.00 116
Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
51
Merupakan sebuah penanda pergantian tahun baru hijriyah Islam
dan sebagai pengingat akan sebuah sejarah umat Islam berkenaan
tentang hijrahnya Nabi Muhammad Saw dan Sahabat-Nya dari
kota Mekkah menuju Madinah Al-Munawwaroh. Sedang 10
Muharrom merupakan hari dimana yang kita kenal sebagai hari
rayanya anak yatim sebagai hikmah untuk kita terus menyayangi
dan mengasihi para anak yatim sebagaimana yang telah diajarkan
oleh Rasulullah Saw.
2) Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw
Merupakan sebuah kegiatan dalam rangka memperingati hari
kelahiran sang penghulu alam Nabi Muhammad Saw yang
bertepatan pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam penanggalan
hijriyah. Sebagai wujud kecintaan dan kasih sayang kita kepada
Nabi Muhammad Saw untuk terus membawa amanah estafet
perjuangan Islam dan untuk terus meneladani kepribadian beliau
sebagai Uswatun Hasanah. Lewat kegiatan ini siswa akan
diperdengarkan mauizah hasanah nasehat agama yang berkaitan
langsung tentang sirah nabawiyah Muhammad Saw bagaimana
lahirnya Nabi, kisah-kisah luar biasa Nabi, Akhlaknya Nabi,
Perjuangan Nabi bersama para Sahabat-Nya yang ikhlas karena
Allah dan lain-lain serta mendapatkan sebuah suntikan moral dari
ayat-ayat suci Al-Qur‟an yang berkenaan tentang riwayat Nabi
Muhammad Saw, diperdengarkan pula sya‟ir-sya‟ir kecintaan
kepada Nabi Muhammad Saw yang diiringi oleh Qosidah Hadrah
Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
3) Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw
Merupakan sebuah hari besar Islam yang mengandung nilai
spiritual yang tinggi. Pada saat itulah bertepatan pada tanggal 27
Rajab Nabi Muhammad Saw diperjalankan di malam hari dari
Mekkah ke Masjidil Aqsa lalu beliau menuju langit Sidratul
Muntaha. Dan pada malam itulah umat Islam mendapatkan
52
perintah menjalankan sholat wajib lima waktu sebagai bentuk
keta‟atan dan penghambaan diri kepada Allah Swt Azza Wajalla.
Kegiatan ini dalam pendidikan sejarah Islam bagi siswa tidak
berbeda jauh dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw
yaitu Lewat diperdengarkan mauizah hasanah nasehat agama yang
berkaitan langsung tentang sirah nabawiyah Muhammad Saw yaitu
riwayat /sejarah isra mi‟raj Nabi, Sejarah Awal mula Sholat dan
lain-lain serta mendapatkan sebuah suntikan moral dari ayat-ayat
suci Al-Qur‟an yang berkenaan tentang riwayat Nabi Muhammad
Saw, diperdengarkan pula sya‟ir-sya‟ir kecintaan kepada Nabi
Muhammad Saw yang diiringi oleh Qosidah Hadrah Siswa MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan.
4) Peringatan Idhul Adha/ Idhul Qurban
Hari saya Idhul Adha/Idhul Qurban merupakan hari raya
dimana seluruh umat muslim seantero dunia melakukan
penyembelihan hewan Qurban sebagai bentuk ta’at dan rasa
syukur kepada Allah Swt. Dan sebagai pengingat momen sejarah
tinggi yaitu keikhlasan, kesabaran dalam pengorbanan yang
dilakukan oleh Nabi Ibrahim as dan anak-Nya Nabi Isma‟il as.
Yang diperingati dan dilaksanakan setiap tanggal 10, 11, 12, 13
Zulhijjah atau disebut dengan hari Tasyrik. Implementasi bagi
pendidikan sejarah Islam ialah siswa diajarkan secara langsung
momentum pemotongan hewan Qurban dan ikut berpartisipasi di
dalamnya sebagai wujud syukur serta mengenang sejarah Nabi
Ibrahim as dan Nabi Isma‟il as117
.
Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut sudah menjadi program
wajib di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan hal ini berdasarkan kepentingan
dan tujuan dari kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan keagamaan
tersebut tentunya di lakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan
117
Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
53
keimanan dan ketakwaan siswa serta membangun generasi-generasi
muda yang religius dan berakhlak Islami. Sebagai bagian dari wadah
dakwah Islamiyah dalam menanamkan nilai-nilai keislaman bagi
siswa.
Menurut Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta Selatan beliau
menambahkan :
Kegiatan-kegiatan hari besar Islam yang dilaksanakan di MTs
Negeri 2 Jakarta Selatan memiliki peranan penting khususnya bagi
pembelajaran siswa. Dengan kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut
tentunya saling mendukung dan terkait dengan pembelajaran siswa
di kelas khususnya pelajaran-pelajaran agama seperti Fiqh, Al-
Qur‟an Hadits, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, serta Sejarah
Kebudayaan Islam.118
c. Kultum Mingguan
Kultum atau biasa dikenal yaitu kuliah tujuh menit adalah sebuah
seni menyampaikan sesuatu kepada khalayak orang banyak/umum.
Dengan durasi yang cukup singkat dan tidak terlalu lama. Kultum
disebut pula sebagai ceramah singkat yang membahas berbagai
pengetahuan maupun persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
agama serta kehidupan. Kultum biasa dilaksanakan pada waktu-waktu
tertentu seperti sebelum/sesudah sholat. Kultum merupakan salah satu
sarana dakwah yang baik dan cukup efektif.
Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan kultum telah menjadi program
yang rutin dilaksanakan. Kultum di sini dilaksanakan pada saat
sebelum sholat dhuha yang diisi oleh siswa yang mendapatkan jadwal
Kultum tersebut. Pelaksanaan Kultum tidak di lakukan setiap hari
namun pada dilaksanakan pada hari Jum‟at saja di minggu 1 dan
ketiga. Dan dalam kegiatan Kultum tersebut pengisi dilakukan secara
rolling siswa-siswi kelas 9.1 – 9.5119
.
118
Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00 119
Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
54
Kegiatan Kultum dilaksanakan sebagai bentuk pembelajaran siswa
khususnya yang mendapat jadwal pengisi Kultum tersebut yaitu agar
siswa mampu dan berani untuk menyampaikan ilmu yang bermanfaat
di depan khalayak khusunya di depan teman-temannya. Kegiatan
Kultum ini pula agar siswa terbiasa berbicara di depan umum serta
sebagai pengalaman berharganya tentunya.
Menurut Bapak Taufik Husein, S.s. M.Pd beliau menuturkan :
Kultum dilaksanakan di MTs Negeri 2 itu agar membangun rasa
percaya diri siswa agar terbiasa berbicara di depan khalayak
umum. Dengan kultum mereka dilatih untuk mampu secara positif
menyampaikan informasi, nasihat yang baik kepada teman-
temanya. Melatih bicara mereka agar tidak gugup dan tentunya
pengalaman yang positif bagi mereka di masa mendatang.120
Hal ini diperkuat menurut Khansa Tsabita, menyebutkan :
Jadi kegiatan Kultum itu ka melatih mental kita di depan orang
banyak sama menjadi sebuah pengalaman berharga buat kita. Terus
ka menambah wawasan keilmuan kita kan secara buat yang tugas
Kultum harus membuat materi dan menghafalnya juga walaupun
malu dan gugup setidaknya jadi pengalaman tersendiri ka buat di
masa mendatang.121
Kegiatan Kultum ini sangatlah bermanfaat sebagai wadah
pendidikan keagamaan dan ini diamini oleh para siswa mereka
menjadi lebih antusias mendengarkan nasihat dari temannya.
Sebagaimana disampaikan oleh Khansa Tsabita, yaitu
Kultum itu sangat berperan sekali ka karena di zaman sekarang
anak-anak itu lebih banyak mau mendengarkan kata-kata teman
atau sahabatnya daripada dengan orang yang lebih dewasa dengan
mereka. Nah ketika Kultum tersebut yang membawakan temannya
sendiri menjadikan mereka lebih antusias dan termotivasi sehingga
nasihat tersebut bisa diterima dengan baik.122
120
Wawancara dengan Bapak Taufik Husain, sebagai Guru Bahasa Arab di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Rabu, 26 September 2018 pukul 13.00 121
Wawancara dengan Khansa Tsabita, 9.5 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu
26 September 2018 pukul 11.00 122
Wawancara dengan Khansa Tsabita, 9.5 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu
26 September 2018 pukul 11.00
55
Bentuk pendidikan sejarah Islam di sini ialah dimana siswa yang
tampil untuk Qultum Mingguan biasanya akan menyisipkan sebuah
materi tentang sejarah keislaman yang akan ia sampaikan sebagai
mauziah hasanah di depan teman-temannya nanti. Seperti yang di
lakukan oleh Khansa Tsabita yang pernah mendapat jadwal Qultum
dimana ia menyampaikan sebuah materi tentang cinta anak yatim dan
di dalam Qultumnya ia menyisipkan sebuah cerita Nabi yang berkaitan
dengan materi yang ia sampaikan.
d. Kegiatan Sanlat Ramadhan
Kegiatan pesantren kilat (Sanlat) merupakan salah satu program
kegiatan tahunan yang biasa di laksanakan di MTs Negeri 2 Jakarta.
Kegiatan ini di laksanakan setiap bulan Ramadhan. Sebagai seorang
Muslim disadari bahwasanya bulan Ramadhan merupakan bulan yang
penuh rahmat dan magfiroh-Nya oleh karenanya perlu
dilaksanakannya sebuah kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan
Sanlat ini bertujuan yang utama sebagai kegiatan positif penyemarak
bulan Ramadhan dan sebagai wadah menanamkan makna dan nilai-
nilai kehidupan, mendidik siswa untuk senantiasa menjalankan
kewajibannya sebagai seorang muslim dan menjauhi semua larangan-
larangan serta mampu mengamalkan Sunnah- Sunnah di bulan
Ramadhan dan meneladani akhlak Islami dan keteladanan Rasulullah
Saw lewat ceramah-ceramah atau cerita-cerita tentang riwayat Para
Nabi dan Sahabat-Nya.
Pada pelaksanaannya siswa telah diberikan sebuah buku sebagai
alat untuk memonitor setiap program keagaamaan baik itu Tadarus Al-
Qur‟an, Sholat berjama‟ah hingga meresume setiap nasihat yang
diberikan baik itu Kultum, Ceramah Agama di hari besar Islam dan
saat pelaksanaan Pesantren Kilat Ramadhan yang dikordinasikan oleh
para panitia keagamaan dan diisi dari pada guru-guru yang
berkompeten dalam bidangnya khususnya bidang agama. Dalam
56
meresume nanti siswa diarahkan untuk mengisi form dalam buku
Monitor Penilaian Habitual Curriculum (MPHC) tersebut hal-hal/isi
ceramah yang mereka dengarkan dari para pengisi Kultum maupun
Penceramah sebagai bukti atas partisipasinya dan tentunya sebagai
ilmu yang dapat mereka bawa bagi diri pribadi mereka masing-masing.
Gambar 4. 2 Buku MPHC
2. Penghambat Pendidikan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar
Sejarah Islam dalam penelahannya masih banyak kaum muslimin yang
mengacuhkannya sedikit sekali yang perhatian kepadanya.123
Dan memang
diakui dan diamini oleh sebagian besar kaum muslimin khususnya peserta
didik, para penuntut ilmu yang terkesan kurang berminat untuk belajar
pendidikan sejarah Islam. Bukan dikarenakan akan materinya namun lebih
kepada proses pengajaran, gaya belajar yang tidak mendukung secara
maksimal.
a. Materi yang terlalu banyak
Proses pendidikan sejarah Islam tentunya berdasarkan pedoman
yang berlaku bila melihat kepada sumber agama tentunya sejarah
Islam berpedoman kepada Al-Qur‟an dan As-Sunnah lalu dilanjutkan
123
Muhammad l-Khudhari Bek, Kitab Nurul Yaqin, Sirah Nabi Muhammad Pemimpin Para Rasul,
(Jakarta: Ummul Quro, 2018)
57
kepada pemahaman yang secara turun temurun disampaikan oleh para
guru, ulama, sejarawan hingga dibukukannya sejarah tersebut.
Yang telah diamati bahwasanya MTs Negeri2 Jakarta Selatan
dalam proses pendidikan sejarah Islam khususnya dalam mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam telah memiliki buku panduan
belajar dan mengajar baik buku guru maupun buku siswa. Namun
menurut pengakuan dari siswa materi yang diajarkan di buku panduan
terlalu padat ditambah materi panjang lebar menjadikan siswa menjadi
jengah untuk belajar bahkan sekedar untuk melihat saja. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Ibu Emi Karyati, S.Ag :
Materi sejarah Islam itu sangat banyak dari materi sejarah Nabi
Muhammad Saw hingga wafatnya. Ditambah buku materi berisi
uraian panjang lebar dari lahir, tanggal, bulan, dan tahun
menjadikan siswa terlihat malas untuk membuka buku seperti
melihat kumpulan rumus-rumus matematika yang menyulitkan.124
Lebih lanjut beliau menambahkan :
Materi-materi yang diajarkan di kelas biasanya merupakan
pengulangan dari materi-materi sebelumnya. Khususnya siswa
yang dulunya sekolah di Madrasah Ibtidaiyah tentunya pernah
belajar tentang SKI sehingg mungkin mereka berfikir “ah sudah
pernah dipelajari sehingga mereka tidak antusias.125
Namun hal ini tidak menjadi sebuah masalah bila pendidikan
sejarah Islam dilaksanakan dalam bentuk Kultum ataupun Ceramah
Agama saat Peringatan Hari Besar Islam. Dikarenakan para
pemateri/penceramah telah menyiapkan bahan materi dan point-point
penting yang akan disampaikan sehingga pembahasan tidaklah panjang
lebar dan berlarut-larut.
b. Waktu Pembelajaran yang kurang tepat
Dalam observasi yang peneliti lakukan serta pengalaman ketika
program PPKT dahulu di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan biasanya
124
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Rabu 26 September 2018 pukul 13.00 125
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Rabu 26 September 2018 pukul 13.00
58
pendidikan sejarah Islam khususnya pendidikan SKI di kelas
dilaksanakan pada jam-jam siang setelah ba‟da Dzuhur. Yang mana
kita mengetahui jam-jam ini merupakan jam rawan/kritis dimana
kondisi peserta didik telah mencapai batas akhir dikarenakan mereka
telah mengikuti pembelajaran dari pagi. Dan peneliti lihat kondisi
cuaca saat itu sedang panas-panasnya dan ditambah pula kondisi kelas
yang tidak didukung oleh pendingin udara seperti AC. Hal ini
mengakibatkan jelas kondisi psikologis siswa yang menurun dan
terlihat dari kurang antusias siswa dalam menerima pelajaran. Seperti
yang dinyatakan oleh M Nazmi :
Paling berat belajar ka setelah selesai istirahat Dzhuhur ka, dimana
saat itu lagi panas-panasnya, dan kondisi kelas tidak ada
pendukung seperti AC, ada kipas angin namun tidak terlalu
berpengaruh juga ka, jadi ya begitu banyak teman-teman yang
bukannya sibuk fokus malah mengibas-ngibaskan buku sebagai
kipas angin sama bawaannya pengen cepat-cepat pulang aja ka.126
Lebih lanjut Ibu Emi Karyati mengamini dan menambahkan :
Memang pada kenyataannya seperti itu ketika pelajaran memasuki
jam kritis akan terlihat ada siswa yang mengantuk, mengobrol,
sibuk dengan kipas ditangannya. Dan saya bukannya menerima
namun memang begitulah keadaannya dan saya tidak memaksakan
diri. Namun dalam hal ini peran guru sangatlah penting bagaimana
siswa dapat nyaman dan antusias dalam pelajaran.127
Lalu pada pendidikan sejarah Islam dalam bentuk lain pada
dasarnya persoalannya sama. Misalnya Peringatan Hari Besar Islam
karena pelaksanaanya dilakukan di lapangan MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan dengan beralaskan terpal mereka mendengarkan mauizah
hasanah. Dan biasanya pelaksanaannya dilaksanakan pada pagi hari
sampai selesai namun kenyataannya ketika masuk sesi ceramah agama
tersebut kondisi matahari telah beranjak naik sehingga mereka para
126
Wawancara dengan M Nazmi, 9.1 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26 September
2018 pukul 11.00 127
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari Rabu 26 September 2018 pukul 13.00
59
siswa merasa kepanasan terik matahari hal ini berdampak kepada
konsentrasi siswa dalam mendengarkan ceramah agama tersebut.
c. Gaya belajar yang tidak mendukung
Gaya belajar tentunya menjadi bagian yang paling penting dalam
setiap proses pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas
dibandingkan dengan faktor-faktor di atas. Gaya belajar menentukan
apakah pelaksanaan pembelajaran tersebut telah tercapai tujuan yang
semestinya. Di sini guru sebagai seorang pengajar memiliki tanggung
jawab bagaimana ia mampu menyampaikan, mengolah,
mengkondisikan pembelajaran yang positif bagi siswa.
Namun, dalam proses pembelajaran pendidikan sejarah Islam guru
dirasa kurang dalam mengembangkan proses pembelajaran yang
sesuai. Dikarenakan metode yang kurang tepat atau terlalu monoton
(itu-itu saja) seperti menggunakan metode ceramah saja, atau
komunikasi yang kurang sesuai. Hal ini sangatlah berpengaruh kepada
siswa dalam menyerap pelajaran yang ia terima.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Salsabila Azzahra, 9.2 :
Ka pendidikan sejarah Islam menurut saya itu bagus sebenarnya
membangun pengetahuan baru, tetapi pelajarannya begitu
membosankan seperti mata pelajaran SKI, guru dalam
penyampaiannya kurang jelas dan terkesan monoton hingga
terburu-buru sehingga kami kurang menangkap apa yang
disampaikan oleh guru ditambah terkadang sedikit kesalahpahaman
terkadang guru menganggap kami para siswa tidak mendengarkan
tetapi kenyataannya bukan kami tidak mendengarkan namun
memang informasi yang disampaikan tidak terdengar oleh kami.128
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Fitri Farihatul siswi 9.2 yaitu :
Jadi pembelajaran itu terkesan kurang seru ka, di satu sisi gurunya
pasif dan biasa aja ditambah proses pembelajaranya bosenin dan
itu-itu aja kak hanya persentasi power point dan dijelaskan terus
mengerjakan tugas setiap hari seperti itu jadi setiap ketemu
128
Wawancara dengan Salsabila Azzahra, 9.2 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26
September 2018 pukul 11.00
60
pelajaran SKI bawaannya males aja ka ditambah gurunya yang
terkesan galak dan marah-marah.129
d. Siswa itu sendiri
Dalam hal ini diakui bahwa siswa memiliki karakteristik yang
berbeda-beda dan tentunya pemahaman yang berbeda-beda. Ada siswa
yang aktif dan kreatif serta ada yang pasif. Perbedaan siswa terlihat
pula ada yang suka mendengar, mengamati, menulis, atau berkreasi.
Hal ini berdampak kepada tingkat kefektifan sebuah metode/kegiatan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangun motivasi belajar
siswa. Terkadang sebagian besar siswa merasa termotivasi terhadap
apa yang guru lakukan namun pasti ada satu hingga dua orang yang
tidak merasa terbangun motivasinya dikarenakan cara dan respon
mereka yang berbeda dengan yang satu dan lainnya. Mengambil
contoh membangun motivasi belajar dengan bercerita, bagi yang suka
mendengar dan membaca tentunya hal ini mengasyikan namun untuk
anak yang tidak nyaman dan lebih suka menulis ataupun bergerak aktif
hal ini dianggap suatu kegiatan yang biasa saja bahkan terkesan
mereka pasif.
3. Peranan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa
Pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan. Sebagai
sebuah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan”.130
Sejarah Islam telah memainkan peranan penting dalam dalam
pendidikan yang tidak dipungkiri mampu mendukung dan turut serta
mengembangkan setiap insan khususnya peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajarannya itu sendiri.
129
Wawancara dengan Fitri Farihatul Mazihah, 9.2 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan,
hari Rabu 26 September 2018 pukul 11.00 130
Damsar, Pengartar Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 8
61
Sungguh pendidikan sejarah Islam sangatlah penting ditanamkan
kepada peserta didik. “Karena bukan tanpa alasan generasi muda Islam
dewasa ini terhinggapi rasa herolessness merasa tiada memiliki
pahlawannya. Di satu sisi sistem penulisan sejarah yang bertolak dasar
dari dasar pemikiran deislamisasi131
”.132
Sejarah Islam dihadirkan sebagai penghilang dahaga dari
ketidaktahuan, dari kegelapan cahaya petunjuk, dari pola pikir yang
terbatas, dari pengaburan-pengaburan sejarah dan informasi yang penting
daripada agama Islam yang mulia, serta dari sesatnya kita dalam memilih
tokoh-tokoh idola yang baik sebagai suri tauladan bagi kehidupan.
Islam merupakan agama yang besar salah satunya karena sejarah luar
biasa peradabannya sebagai bagian rahmat Allah Swt yang meridhoi
sebagai agama disisinya. Sebagai firman Allah Swt :
سالم ين عند اللو ال إن الد
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”. Q.S
Ali-Imran (3): 19.133
Islam erat kaitannya dengan sejarah. Bukankah landasan hukum dan
syari‟atnya sebagian besar berisi tentang sejarah sebagai contoh ayat-ayat
Al-Qur‟an tidaklah berisi perintah dan larangan semata, tetapi berisi
“selingan-selingan cerita ringan untuk menjadi pelajaran berharga bagi
pembacanya seperti surat Yusuf yang berisi full kisah yang mendapat
sebutan sebagai Ahsanul Qashas (sebaik-baik cerita)”.134
Oleh karenanya bukan tidak mungkin mengubah pikiran bangsa dan
agama dengan sejarah sebagaimana yang sejarah sebagai landasan dasar
131
Penghilangan Harkat Islam, perusakan nilai-nilai ajaran Islam dari dalam 132
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 1, (Bandung: Surya Dinasti, 2015) 133
DEPAG RI, Op.Cit, h. 78 134
Muhammad Yasir, Humor Sehat Ala Ustadz, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012), h. 2
62
penuturan wahyu yang diterima oleh Rasulullah Saw berdampak besar
dalam mengubah karsa, rasa, dan cipta umat yang mengimani-Nya135
.
Sejarah Islam menjadikan kita mengerti dan paham bagaimana Allah
Swt “menggambarkan kepada Nabi yang mulia Muhammad Saw apa-apa
yang menjadi kesempurnaan dunia dan akhirat yang belum pernah
dianugerahkan kepada siapapun agar menjadi telah oleh para pembaca dan
pendengar sehingga siapa yang mengikuti jejaknya berhak mendapatkan
pujian dunia dan pahala di akhirat”.136
Begitupula para Sahabat Nabi yang
berbakti lagi mulia sebagai juru penerang agama Islam untuk
menyempurnakan penaklukan negara dan memancarkan cahaya Islam
keseluruh dunia.137
Begitula di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan mengakui secara terbuka
sebagaimana pernyataan dari Ibu Dra. Hj. Yenni Triasih, M.Pd
“Pendidikan sejarah Islam sangatlah vital bagi siswa, dengan sejarah
mereka mampu mengambil hikmah yang begitu besar. Sejarah
menjadikan mereka sadar betapa luar biasa pengorbanan para pejuang
terdahulu dalam berperang sehingga mereka sadar tugas pengorbanan
mereka hanyalah belajar dan belajar untuk mengejar masa depan yang
baik dan mengharumkan nama bangsa dan agama mulia mereka”.138
Pendidikan sejarah sangatlah penting dilakukan dalam membangun
generasi-genarasi yang berkompeten, religius, dan mampu membangun
karakter positif dalam diri pribadi.
Membangun motivasi belajar sangatlah diperlukan untuk menjadi
sebuah dukungan besar bagi siswa dalam proses pembelajarannya. Baik
motivasi yang bersifat instrinsik maupun ekstrinsik. Dengan berbagai
metode dan cara dalam membangun motivasi belajar siswa yang dapat
dilaksanakan dan dikembangkan secara lebih kreatif dan inovatif tentunya
akan membawa dampak positif bagi peserta didik.
135
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 2, (Bandung: Salamadani Pustaka Semesta,
2010) 136
Muhammad l-Khudhari Bek, Op.Cit, h. 403 137
Ibid, h. 402 138
Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00
63
Dalam penelitian ini diketahui di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan telah
menerapkan beberapa metode maupun kegiatan yang membangun
motivasi belajar siswa yang diterapkan para guru baik dalam pembelajaran
di kelas maupun diluar kelas seperti Ice Breaking, ataupun metode
pembelajaran aktif. Namun dalam pengamatan peneliti penggunanaan
metode maupun kegiatan positif tersebut masih terlihat jarang dilakukan
hanya sesekali saja dan hanya dilakukan oleh beberapa orang guru.
Padahal kebutuhan hal-hal maupun kegiatan yang membangun motivasi
belajar siswa haruslah lebih banyak dilakukan karena kegiatan
pembelajaran dilakukan secara kontinu tentunya motivasi belajar siswa
haruslah dilakukan secara kontinu pula. Sebagaimana pernyataan Ibu Emi
Karyati S.Ag bahwasanya :
Sejarah Islam bila kita kaitkan dengan motivasi belajarnya saya rasa
sangat-sangat berperan penting bagi motivasi siswa, kita ambil contoh
Nabi Muhammad Saw beliau berdakwah dengan motivasi yang tinggi
penuh kesabaran sekalipun sedikit sekali waktu itu yang menerima
dakwahnya. Beliau tetap sabar dan gigih apalagi kita (siswa) yang
hanya belajar di kelas tentunya harus lebih termotivasi untuk tidak
berputus asa.
Lebih lanjut beliau menyampaikan :
Kalau soal efek atau bentuk motivasinya setelah mendengar dan
mengikuti pembelajaran SKI itu kalau dikelas biasanya mereka
merespon “ oh gitu ! seperti mendapatkan pemahaman baru dan respon
itu berlanjut dengan mata yang semakin terfokus dan banyaknya
pertanyaan yang keluar dari siswa, namun ini tentunya juga
dipengaruhi bagaimana penyampaian kita sebagai guru, maupun
materinya. Bila diluar kelas kehidupan keberagamaannya terlihat
semakin baik seperti mereka menjalankan puasa Sunnah senin-kamis,
sholawatan/puji-pujian sebelum sholat139
.
Di sini pendidikan sejarah Islam dibutuhkan sebagai bagian dalam
membangun motivasi belajar siswa di kelas. Hal ini ternyata telah
139
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari Senin 16 September 2018 pukul 13.00
64
diterapkan oleh segelintir guru khususnya guru agama, seperti yang
dinyatakan oleh Bapak Taufik Husein, S.s M.Pd :
Dalam membangun motivasi belajar biasanya kan anak-anak bila
sedang proses pembelajaran di kelas terlihat mengantuk atau kurang
antusias di sini saya biasanya menggunakan teknik game atau bercerita
kisah motivasi sejarah terdahulu tetapi ceritanya tentu yang
berhubungan dengan materi pula dan itu sangat berpengaruh sekali
bagi anak-anak yang awalnya kurang antusias ia belajarnya semakin
antusias seperti bertanya dan menanggapi140
.
Mendengar pernyataan beliau peneliti melakukan pendalaman
informasi dan melakukan pembuktian sejauh mana tingkat keefektifan
kegiatan tersebut. Di sini peneliti mengambil pernyataan Yaumil Gattan
siswa 9.3 :
Seneng banget kak ketika pas pelajaran mendengarkan sebuah cerita-
cerita keislaman terdahulu yang biasanya jarang kita dengar. Sehingga
mendapat pengetahuan dan pencerahan baru terlebih ceritanya yang
bersifat motivasi-motivasi. Apalagi dihubungkan dengan kehidupan di
luar. Itu yang tadi awalnya mengantuk jadi bangun lagi ka karena mata
kita jadi segar dan fokus kembali ke pelajaran.141
Dan ternyata keterangan di atas semakin dikuatkan oleh pernyataan
Aliya Shalsabila siswi 9.3 yaitu :
Benar banget kak, seru aja saya dengerin cerita-cerita keislaman baik
itu Nabi-Nabi sampai kepada yang Ilmuwan-Ilmuwan Islam tuh kak.
Itu membuat saya sadar agama kita ternyata agama yang hebat ya kak.
Apalagi kakak dulu pernah cerita dengan gaya yang menggambarkan
ceritanya tentang wafatnya Nabi Muhammad itu saya sedih banget kak
ternyata Nabi Muhammad itu cinta banget sama umat-Nya.142
Dengan hal ini cukup membuktikan bahwasanya membangun
motivasi belajar siswa dapat dilalui dengan media cerita-cerita sejarah
Islami, motivasi yang positif dan bermanfaat. Menggunakan metode
ceramah cukup efektif walaupun diketahui bahwasanya ceramah memang
140
Wawancara dengan Bapak Taufik Husain, sebagai Guru Bahasa Arab di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Rabu, 26 September 2018 pukul 13.00 141
Wawancara dengan Yaumil Gattan, 9.2 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari
Kamis 27 September 2018 pukul 11.00 142
Wawancara dengan Aliya Shalsabila, 9.3 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari
Rabu 26 September 2018 pukul 11.00
65
terkadang membosankan namun bila dibarengi dengan gestur tubuh dan
komunikasi yang baik tentu tidak akan menjadi sebuah masalah.
Dan hal ini semakin dikuatkan kembali tidak hanya dalam
pembelajaran di kelas saja namun di luar kelas. Sejarah Islam dapat
menjadi momok yang positif dalam kegiatan-kegiatan hari besar agama
Islam. Dalam dasar pelaksanaannya sangatlah berkaitan sekali dengan
sejarah Islam karena hakikatnya kegiatan-kegiatan tersebut merupakan
bentuk penghargaan, kecintaan, dan pembelajaran akan sebuah sejarah
yang pernah terjadi di masa lalu. Tentunya materi yang disampaikan
berisikan materi-materi sejarah keislaman. Dan hal ini ternyata mendapat
sambutan yang positif baik guru maupun siswa karena kegiatan tersebut
tentunya mendukung saling mendukung dengan pembelajaran di kelas.
seperti yang disebutkan Ibu Emi Karyati S.Ag :
Sejarah Islam sebenarnya wadah pembelajarannya tidak hanya dari
pelajaran SKI saja namun bisa dengan wadah lain seperti Kultum
Sholat Dhuha, Tahun Baru Islam, Maulid Nabi Muhammad Saw,
event-event keislaman lainnya, atau sebagai awalan memulai sebuah
pembelajaran. Soal kembali keefek atau pengaruhnya mana lebih baik
dengan pembelajaran SKI di kelas saya kira saling mendukung satu
sama lain karena tentunya dengan gaya penyampaian yang berbeda
saya rasa semakin menguatkan gairah semangat motivasi anak dalam
menuntut ilmu dan beragama143
.
Melihat dari beberapa pernyataan di atas maka tidak dapat dipungkiri
bahwasanya sejarah Islam memainkan peranan penting dalam membangun
motivasi belajar siswa. Dan menjadi sebuah nilai plus dibandingkan
dengan bentuk-bentuk motivasi lainnya yaitu sejarah Islam tidaklah hanya
sebuah pemahaman motivasi untuk membangun motivasi belajar saja
tetapi membangun motivasi kehidupan keberagamaan yang baik karena
sejarah Islam erat sekali hubungan dengan agama maka sejarah Islam pun
mampu menghubungkan diri dengan sang pencipta Allah Swt Hablun
Minallah maupun Hablun Minannas (hubungan dengan sesama manusia).
143
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari Senin 16 September 2018 pukul 13.00
66
Hal tersebut dibuktikan dari bentuk pengamalan siswa dari pembelajaran
sejarah Islam yaitu :
a. Sholat berjamaah tepat pada waktunya
b. Puasa Sunnah Senin dan Kamis
c. Kegiatan Tadarus Al-Qur‟an
d. Membaca Sholawat Puji-Pujian kepada Rasulullah Saw
e. Berakhlakul karimah kepada guru dan teman sebaya
Walaupun dalam pelaksanaan pengamalan tersebut belum terlihat
secara menyeluruh kepada para siswa namun tetap cukup efektif dalam
membangun keberagamaan yang baik bagi peserta didik. Hal ini sesuai
pernyataan dari Ibu Dra. Hj. Yenni Triasih, M.Pd Kepsek MTs Negeri 2
jakarta Selatan :
Anak-anak dalam pengamatan saya sekarang sangat baik terlihat
dari tutur kata dan perilakunya baik walaupun kenakalan kecil itu
tetap ada namun untuk kenakalan sekala besar tidak ada seperti
tawuran dll. Saya perhatikan anak-anak ada yang terbiasa puasa
senin dan kamis dan sekarang memang kami pihak sekolah telah
canangkan pembiasaan puasa Sunnah di minggu-minggu tertentu,
tadarus Qur‟an juga, dan saya amati siswa laki-laki semangat sekali
untuk bersholawat puji-pujian sebelum sholat dzuhur
berjama‟ah.144
Lebih lanjut beliau mengatakan :
Pendidikan sejarah Islam saya akui tidak hanya membangun
motivasi belajar maupun membangun keberagamaan yang baik
juga. Tetapi menumbuhkan nilai-nilai kecintaan, kedisiplinan,
tanggung jawab, dan lain-lain.145
Dari pernyataan di atas peneliti merenungi dan mengamati secara
seksama dan mendalam dan dapat menegaskan peranan sejarah Islam
tidaklah hanya seputar membangun motivasi belajar siswa maupun
144
Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00 145
Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00
67
membangun keberagamaan yang baik namun mampu menanamkan nilai-
nilai kehidupan lainnya yaitu :
a. Kedisiplinan
Sejarah Islam secara tidak sadar membangun sebuah nilai
kedisiplinan yang tinggi. Ketika siswa mendapatkan pemahaman akan
sebuah sejarah terdahulu pengorbanan yang dilakukan, kemajuan-
kemajuan yang dahulu pernah dicapai menjadikan siswa malu bila
melakukan kesalahan berkaitan indisipliner. Sehingga mereka akan
sebaik mungkin menjalankan aturan dan tata tertib yang berlaku baik
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar maupun dalam kegiatan
ibadah.
b. Cinta Agama dan Tanah Air
Pengorbanan para pahlawan pembela agama dan bangsa mengetuk
hati kita untuk terus setia mencintai agama dan tanah air. Bagaimana
para pahlawan terdahulu rela bersimbah darah, mengorbankan harta
benda dalam membela agama dan tanah air tercinta. Semua itu menjadi
pelecut bagi hati-hati yang mendengarnya khususya bagi peserta didik
untuk terus terpacu belajar dan beribadah sebagai bentuk peran
sertanya mencintai agama dan tanah air ini.
c. Moral dan Tanggung Jawab
Dengan pembelajaran sejarah Islam akan membangun pribadi
yang bermoral dan bertanggung jawab bagi dalam kehidupan sosial,
budaya, maupun agama. Membangun kesadaran untuk meneruskan
tanggung jawab estafet cita-cita yang diemban oleh para pendahulu
untuk kebaikan bangsa dan agama yang mulia.
d. Semangat
Secara tidak langsung sejarah Islam menghadirkan tokoh-tokoh
yang keteladanan yang luar biasa terutama Nabi Muhammad Saw.
Sehingga hal tersebut membawa kita pribadi untuk mencontoh dan
mengikuti kepribadian beliau. Sejarah Islam mampu mengenalkan
kepada kita khususnya peserta didik tokoh-tokoh hebat di kalangan
68
muslim yang berhasil menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban.
Tokoh-tokoh hebat dalam ilmu pengetahuan maupun kebijaksanaan
hingga keshalehannya. Yang tentunya akan membawa kita khususnya
peserta didik ingin mengikuti jejaknya menjadi orang-orang hebat pada
zamannya. Semangat untuk berprestasi karena memandang prestasi
tokoh-tokoh terdahulu seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Muhammad
Al-Fatih yang mampu membesarkan agama dan bangsanya.
Hal ini disebutkan dalam pernyataan Fikri Ramadhan 9.3 :
Saya bangga sekali ketika mengetahui dahulu Islam merupakan
sebuah peradaban yang hebat, padahal yang saya tahu Eropa dan
Amerika itu hebat. Saya baru sadar bahwasanya Islamlah yang
membawa peradaban yang hebat. Seperti ilmu matematika ternyata
dahulu ada ilmuwan muslim yang hebat dalam bidang matematika.
Saya semakin termotivasi dan semangat untuk menjadi orang-
orang hebat seperti mereka.146
Lalu dalam peneliti mengamati apakah pendidikan sejarah Islam
hanya dapat dilakukan dengan metode ceramah/cerita. Ternyata masih
banyak dapat dilakukan dengan metode, media yang lainnya walaupun
dalam penerapannya masih dirasa kurang maksimal. Namun boleh
dibilang hal ini sangatlah bagus karena telah diketahui bahwasanya
karakteristik peserta didik itu berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Dalam pembahasan strategi pembelajaran pendidikan sejarah
Islam peneliti melakukan wawancara dengan dengan Ibu Emi Karyati
S.Ag beliau menyatakan :
Soal strategi belajar untuk pendidikan sejarah Islam yang utama
memang ceramah/bercerita tatapi kalau saya pribadi biasanya
melakukan persentasi dengan power point lalu dijelaskan dan nanti
siswa akan diarahkan untuk melakukan diskusi tentang materi SKI
yang disampaikan sehingga anak-anak lebih terlihat aktif dan
berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya.147
146
Wawancara dengan Fikri Ramadhan, 9.3 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari
Rabu 26 September 2018 pukul 11.00
147
Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00
69
Di sini peneliti terus mengggali dan mendapatkan bahwasanya
pendidikan sejarah Islam dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan
yang tentunya mampu secara penuh mendukung kualitas pendidikan
sejarah Islam itu sendiri pendekatan tersebut bisa dengan metode
ceramah, bercerita, bermain peran, dengan film sejarah, mading dan
lain-lainnya.
a. Ceramah
Merupakan sebuah metode yang lumrah digunakan dalam proses
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Hampir setiap guru
terbiasa dengan metode ceramah tersebut. Pelaksanaannya dilakukan
dengan menyajikan informasi secara lisan. Metode ini dilakukan agar
materi yang disampaikan jelas dan tepat. Pendidikan sejarah Islam
merupakan pendidikan yang bermuatan materi yang padat dan luas
sehingga metode ceramah dibutuhkan untuk menunjang kualitas
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
b. Bercerita
Bercerita merupakan sebuah kegiatan yaitu menuturkan sesuatu
yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan
disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan
pengetahuan kepada orang lain. Bercerita akan menjadi sebuah
kegiatan positif apalagi didukung dengan teknik dan gaya bicara yang
baik. Sejarah Islam identik dengan cerita-cerita. Bukankah Al-
Qur‟anul Karim sebagai Kitabullah dan pedoman utama umat Islam
banyak mengandung cerita-cerita. Oleh karenanya metode cerita
sangatlah baik dilakukan oleh para pendidik dalam proses
pembelajarannya. Tidak hanya guru yang bermuatan agama saja
namun guru-guru bermuatan pendidikan umum dirasa perlu mampu
bercerita dengan baik. Karena dengan cerita memiliki nilai-nilai positif
dan mampu membuka wawasan dan meningkatkan motivasi peserta
70
didik. Hal ini sebagaimana pernyataan dari Bapak Taufik Husein, S.s
M.Pd. :
Pada dasarnya anak-anak itu senang dengan cerita-cerita yang
terkait tentang sejarah keislaman yang bernilai motivasi spiritual
maupun kehidupan baik sosial, budaya. Coba kita tengok anak-
anak suka membaca buku cerita baik itu sifatnya novel dan lain-
lain. Kenapa mereka bisa suka, karena buku-buku tersebut
disajikan dengan Bahasa yang mudah dipahami dan to the point
dan tentunya menarik dari segi fisik bukunya dan lain-lain. Nah
maka dapat diambil ibrah kita bisa menggunakan media cerita-
cerita sejarah masa lalu, tetapi tentu harus dibarengi dengan bahasa
yang baik dan menarik, gestur tubuh yang baik, sehingga anak
mampu menerima cerita tersebut dan mengambil hikmahnya.148
Berkenanaan pernyataan tersebut peneliti mencoba membuktikan
pernyataan tersebut dan ternyata dikuatkan oleh pernyataan Aliya
Shalsabila 9.3 pada kutipan wawancara sebelumnya dan peneliti
mencoba menggali kembali dan mendapatkan pernyataan dari
Muhammad Frizy 9.4 :
Kalau guru bercerita apalagi seperti Pak Taufik Husein saya
senang kak karena beliau cerita-ceritanya menarik dan menghibur
cerita sejarah, motivasi tetapi yang berkaitan dengan kenyataan
hidup sekarang. Jadi anak yang tadinya bosan jadi fokus lagi
kepelajaran kak karenanya saya kalua dengar cerita suka minta
diceritain lagi kak.149
Dengan pernyataan diatas setiap guru diharapkan mampu bercerita
dengan baik sebagai modal membangun motivasi siswa. Kegiatan
cerita dapat dilakukan sebagai sebuah Ice Breaking yang baik sebelum
memulai pembelajaran.
c. Film Sejarah
Film sejarah merupakan salah satu media yang dapat dilakukan
dalam proses pembelajaran. Media digunakan sebagai perantara atau
pengantar pesan kepada penerimanya serta mampu memperjelas
148
Wawancara dengan Bapak Taufik Husain, sebagai Guru Bahasa Arab di MTs Negeri 2
Jakarta Selatan, hari Rabu, 26 September 2018 pukul 13.00 149
Wawancara dengan Muhammad Frizy, 9.4 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari
Rabu 26 September 2018 pukul 11.00
71
penyajian materi atau pesan.150
Media film dapat dilakukan sebagai
pendukung pendidikan sejarah Islam yang memiliki beberapa manfaat
:
1) Membangun kegairahan belajar bagi peserta didik
2) Memungkinkan interaksi langsung peserta didik dengan
lingkungannya
3) Memungkinkan peserta didik belajar sendiri menurut minat dan
kemampuannya.151
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan telah mampu dan menerapkan
metode tersebut. Walaupun intensitasnya masih sangat minim.
Biasanya dilaksanakan pada momen-momen tertentu seperti kemarin
peristiwa G30S PKI yang mana seluruh siswa diarahkan untuk
menonton bareng film sejarah dengan bantuan alat seperti proyektor
dan speaker aktif. Hal ini dilakukan memang telah menjadi program
sekolah yang ditujukan agar siswa memiliki kesadaran bersejarah yang
tinggi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibu Dra. Hj Yenni Triasih :
Saya rasa nonton bareng film sejarah merupakan hal yang bagus
dilakukan sebagai salah satu kegiatan pembelajaran bagi peserta
didik serta sebagai pengingat kita akan sebuah sebuah yang pernah
terjadi yang mampu membangun nilai-nilai kepribadian yang baik
seperti nilai kecintaan dan kedisiplinan.152
Hal ini dapat diterapkan kepada guru-guru lainnya dengan
menampilkan sebuah video atau film pendek sejarah/motivasi Islami
sebagai bagian dalam pembelajaran di kelas yang diharapkan mampu
membantu fokus dan gairah belajar anak.
d. Bermain Peran
Bermain peran atau biasa disebut role play merupakan sebuah
model pembelajaran asyik dan aktif yang mengarahkan peserta didik
pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antara
150
Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 17 151
Ibid, h. 17-18 152
Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00
72
manusia. Dengan model ini peserta didik akan mengeksplorasi dengan
memperagakan sebuah hubungan antara manusia baik secara emosi,
perasaan, gestur tubuh dan lainnya. Seorang guru harus mampu
menjadi fasilitator dan kreator yang baik dalam penerapan model ini.
Dalam model ini pelaksanaannya mampu diimplementasikan dalam
bentuk sosio drama atau dalam bentuk demontrasi peran saja. Sejarah
Islam sangatlah baik dilaksanakan dengan model tersebut sehingga
peserta didik mampu merasakan langsung secara emoasi dan kejiwaan.
Sehingga akan semakin membangun kepercayaan diri dan motivasi
yang baik bagi peserta didik.
Dalam pernyataan di atas peneliti mencari bukti konkrit untuk
memperkuat dan ternyata sesuai dengan pernyataan dari Khansa
Tsabita 9.3 :
Soal metode sejarah Islam saya suka model drama kak, karena kan
kita memainkan peran tokoh di dalam sejarah itu. Seru abis
menurut saya seperti merasakan ketegangan dan momen ketika
peperangan misalnya. Bagi saya sangat bagus diterapkan jadi
engga hanya ceramah atau bercerita saja kak. Dan juga dengan
drama bisa melatih pengalaman akting kita juga kak.153
e. Media Pembelajaran Lain
1) Foto-foto
Pendidikan sejarah Islam dapat diaplikasikan dengan menampilkan
gambar-gambar/tokoh-tokoh perjuangan Islam zaman dahulu yang
rela mengorbankan harta, jiwa, dan raga demi bangsa, negara, dan
agama Islam khususnya. Sehingga mereka mengenal siapa
pahlawannya, siapa idola yang pantas untuk mereka. Foto/gambar
tersebut dalam bentuk foto cetak bingkai atau sekedar di tampilkan
di proyektor.
2) Mading
153
Wawancara dengan Khansa Tsabita, 9.3 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26
September 2018 pukul 11.00
73
Mading ialah singkatan dari majalah dinding merupakan sebuah
media komunikasi massa. Yang ditulis dan ditempel di dinding
dengan gaya penulisan yang biasanya kreatif dan inovatif sehingga
mampu menarik para pembaca untuk melihatnya. Mading
merupakan media yang cukup baik sebagai penunjang
pembelajaran khususnya sejarah Islam. MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan telah menerapkan media ini sebagai alat bantu
pembelajaran dan sebagai wadah kreatifitas siswa. Mading ini
dikelola oleh osis yang mempunyai program setiap bulannya dan
juga mading ini diterapkan di kelas para siswa yang dipandu oleh
wali kelas masing-masing. Mading ini bagus diterapkan terutama
untuk para siswa yang senang membaca dan menulis. Seperti yang
disebutkan oleh Fitri Farihatul 9.5 :
Menurut saya mading bagus buat pembelajaran kak sama
sebagai tempat menyalurkan kreatifitas kita. Apalagi buat
materi sejarah Islam cocok banget bagi yang kurang suka
dengan bacaan yang terkesan monoton sedangkan mading kan
biasa menarik, simpel, dan penuh warna sehingga kita engga
bosen untuk membacanya. Ditambah kalua yang menulis di
sana ada karya kita jadi senang aja kak.154
Berikut merupakan beberapa contoh mading tentang sejarah yang
dibuat oleh siswa :
Gambar 4.3 Mading Siswa
154
Wawancara dengan Fitri Farihatul, 9.3 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26
September 2018 pukul 11.00
74
dan memang menurut pengamatan peneliti sangat bagus dan kreatif
tentunya terlihat dari desain, bentuk, warna, maupun konsepnya.
Sehingga menarik untuk para pembaca yang lewat untuk
mengamatinya.
3) Lagu
Merupakan suatu seni nada atau suara yang padu. Dapat dilakukan
sendiri, berdua, maupun beramai-ramai. Hampir setiap individu
mengenal dan terbiasa dengan sebuah lagu dengan beragam
jenisnya. Lagu biasa diiringi dengan berbagai instrument missal
alat musik.
Sejarah Islam dapat diterapkan dengan lagu sehingga lebih
mudah untuk dipahami dan dimengerti. Hal ini sudah biasa
diterapkan oleh para pendahulu yang biasa menggubah sebuah lagu
atau syair yang berisi nasihat-nasihat atau motivasi Islami maupun
yang menggambarkan tentang kepribadian seorang tokoh semisal
Nabi Muhammad Saw. seperti lagu/syair berikut ini :
راحة االطيار تشدوا في ليال المولدي
Rohatil athyaru tasydu, fi (bi) layaa lil maulidi, (Burung-burung berkicauan teramat bahagia di malam kelahiran
Baginda Nabi SAW)
النور ي بدوا من معانى احمدوبريق
wa bariqunnuri yabdu, min ma’aani Ahmadi (Dan kilatan cahaya terpancarkan penuh makna-makna dari
Ahmad, yakni Baginda Nabi SAW)
Abdullah nama ayahnya Aminah ibundanya
Abdul Muthallib kakeknya Abu Thalib pamannya
Khadijah istri setia Fathimah putri tercinta
Semua bernasab mulia dari Quraisy ternama
Inilah Kisah Sang Rasul yang penuh suka duka2x
Yang penuh Suka duka2x
75
Dua bulan di kandungan wafat ayahandanya
Tahun gajah dilahirkan yatim dengan kakeknya
Sesuai adat yang ada disusui Halimah
Enam tahun usianya wafat Ibu tercinta
Inilah kisah sang Rasul yang penuh suka duka2x
Yang penuh suka duka2x
Delapan tahun usia kakek meninggalkannya
Abu thalib pun menjaga paman paling membela
Saat kecil menggembala dagang saat remaja
Umur dua puluh lima memperistri Khadijah
Inilah kisah sang Rasul yang penuh suka duka2X
Yang penuh suka duka2x
Di umur ketiga puluh mempersatukan bangsa
Saat peletakan batu Hajar Aswad mulia
Genap empat puluh tahun mendapatkan isyaroh
Ia pun menjadi Rasul kkhir para Anbiya
Inilah kisah sang Rasul yang penuh suka duka2X
Yang penuh suka duka2X155
Cipt : Al-Habib Rizieq bin Husesein Shihab, L.c M.A. DPMSS
Menurut pengamatan peneliti dalam hal ini MTs Negeri 2
Jakarta Selatan telah menerapkan hal tersebut. Hal ini terlihat dari
para peserta didik yang biasa membaca sholawat/syair-syair pujian
sebelum pelaksanaan sholat berjama‟ah. Dan dari kegiatan tersebut
peserta didik cukup antusias. Ditambahkan kegiatan tersebut dapat
pula diiringi oleh alat musik seperti Hadroh, Marawis, dan lain-
lainnya yang dimana MTs Negeri 2 Jakarta Selatan memiliki alat
pendukung tersebut sehingga menjadi kegiatan ekstrakurikuler
bagi peserta didik di sekolah. Menurut pengamatan peneliti
kegiatan tersebut sangatlah bermanfaat khususnya di saat-saat
kegiatan keagamaan menjadi salah satu wadah dalam dakwah
keislaman misal pembacaan Sirah Nabi Muhammad Saw dengan
iringan hadroh dan tidak hanya dimanfaatkan di dalam sekolah saja
155
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, Kumpulan Sholawat Qosidah Pilihan, Solo: Ahbabul
Musthofa), h. 43
76
namun dapat menjadi ajang prestasi bagi siswa karena dapat
diikutkan dalam perlombaan di luar sekolah.
Kembali kesebelumnya, lagu tidak hanya diterapkan dalam
kegiatan sholawatan di masjid atau di acara keagamaan namun
dapat diterapkan di kelas sebelum pembelajaran dimulai, di
pertengahan, atau di akhir. Seperti yang pernah peneliti lakukan
saat kegiatan PPKT peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.
Ketika siswa diarahkan untuk berdiri atau sembari menggerakan
tangan seperti berdo‟a lalu peneliti mengajak bersholawat bersama
bersama-sama. Hasilnya cukup efektif siswa terlihat antusias dan
semangat kembali. Dan ternyata kegiatan ini diamini oleh siswa
sebagaimana pernyataan dari Fikri Ramadhan 9.3 :
Kegiatan bersholawat di kelas menurut saya bagus kak,
mengingatkan kita kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw,
apalagi yang terbiasa bersholawat jadi senang aja kak.
Ditambah suasana kelas jadi hidup lagi engga sunyi yang
tadinya mengantuk jadi terbangun lagi. Walaupun jadi sedikit
berisik tapi berisiknya kan positif.156
Oleh karena itu, setiap guru tidaklah hanya guru agama/sejarah
kebudayaan Islam, namun guru-guru yang lainnya dengan berbagai bidang
studinya haruslah mampu berperan serta sebagai seorang pembimbing,
kreator, inspirator, mediator, informator, serta fasilitator dan tidak lupa
berperan sebagai seorang motivator bagi peserta didiknya dan tentunya
untuk dirinya sendiri. Mampu secara maksimal mendorong peserta
didiknya untuk semangat aktif bergairah dalam belajar dengan menanam
nilai-nilai sejarah Islam dengan berbagai cara, gaya, metode dan strategi
belajar yang baik dan menarik. Karena peneliti dalam observasi ini dan
hasil wawancara yang telah dilakukan cara ini cukup efektif dalam
membangun motivasi belajar siswa tentu dengan dukungan sarana dan
prasarana yang memadai walaupun terdapat berbagai hambatan namun
156
Wawancara dengan Fikri Ramadhan, 9.3 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26
September 2018 pukul 11.00
77
secara keseluruhan sudah cukup tercapai dalam membangun motivasi
belajar siswa.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Motivasi belajar sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran di masa
kini. Karena berperan secara positif membangun diri agar antusias dan terus
berusaha sehingga cita-cita atau tujuan pendidikan yang ingin direalisasikan
dan yang telah dibuat dapat tercapai dengan maksimal. Sebagaimana hidup
perlu motivasi maka belajar membutuhkan sebuah motivasi.
Dalam penjabaran penelitian di Bab sebelumnya tentang “Peranan
Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa”. Peneliti dapat menyimpulkan
sebagai berikut : 1) Sejarah Islam mampu menumbuhkan sebuah perasaan
emosional yang positif dalam kehidupan seperti rasa cinta. 2) Sejarah Islam
mampu dan berperan serta dengan baik membangkitkan gairah, semangat
belajar bagi peserta didik. 3) Sejarah Islam secara tidak sadar berperan serta
pula dalam menanamkan nilai-nilai keislaman baik dalam akhlak, tingkah
laku, maupun ibadah.
Oleh karena itu, sejarah Islam tidaklah boleh dipandang sebelah mata
khususnya dalam pendidikan. Karena sejarah Islam memiliki kapasitas
membangun kesadaran dan kepribadian yang baik dalam setiap individu
khusunya bagi peserta didik. Dan membangun peserta didik untuk termotivasi
78
dengan semangat tinggi untuk belajar, dan berkarya dan menjadi manusia
yang berguna bagi bangsa dan agama Islam yang mulia tentunya.
B. Implikasi
Dari kesimpulan di atas yang menunjukan sejarah Islam mampu berperan
penting dalam memotivasi belajar siswa di sekolah. Maka dari itu guru harus
mampu berperan serta sebagai seorang pendidik, fasilitator, dan motivator
menanamkan nilai-nilai sejarah Islam kepada peserta didik untuk membangun
kesadaran dan membangun motivasi yang baik untuk mereka dalam proses
kegiatan belajar mengajar secara maksimal. Tentu dengan dukungan model,
metode, strategi belajar yang baik.
C. Saran
Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis mengenai
“Peranan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa” penulis dalam
kesempatan ini ingin menyampaikan beberapa saran yang baik dan positif di
antaranya :
1. Hendaknya setiap pendidik mampu menanamkan nilai-nilai sejarah Islam
kepada setiap peserta didik dalam berbagai kesempatan baik di dalam
kelas maupun di luar kelas. Sehingga peserta didik secara tidak langsung
tertanam nilai-nilai keislaman yang baik dan terbangun gairah belajar
untuk menjadi manusia yang bermanfaat di masa mendatang.
2. Hendaknya setiap pendidik mampu secara professional menguasai
berbagai pendekatan, model, maupun strategi pembelajaran yang baik
untuk menunjang pendidikan khususnya dalam pendidikan sejarah Islam.
Sehingga pola pikir peserta didik berubah dari yang merasa sejarah Islam
suatu yang tidak penting dan membosankan menuju pemikiran sejarah
Islam penting bagi kehidupan dan keberagamaan.
3. Hendaknya setiap pendidik mampu menguasai setiap aspek materi sejarah
Islam dengan baik khususnya berkaitan dengan kisah-kisah sejarah yang
tidak dikutip dalam buku-buku sejarah pada umumnya yang berkaitan
dengan muatan-muatan motivasi yang baik dalam kehidupan
76
79
keberagamaan , sosial masyarakat, dan pembelajaran untuk meraih
kebahagiaan dunia maupun akhirat.
4. Hendaknya setiap pendidik mampu mengemas materi pembelajaran yang
cukup banyak dan luas menjadi materi yang padat namun tetap sesuai
dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai
5. Hendaknya setiap pendidik dapat mengembangkan metode-metode
pembelajaran yang baik, aktif, kreatif, maupun inovatif dalam mendukung
kegiatan pembelajaran sejarah Islam secara maksimal sehingga dapat
diterima dengan baik oleh para pembelajar terutama siswa.
6. Hendaknya setiap pendidik mampu membangun citra positif pendidikan
sejarah Islam dimata siswa yaitu menjadi sebuah pembelajaran yang
disukai, dinikmati, dicintai sepenuh hati sehingga nilai-nilai dalam
pembelajaran tersebut akan semakin mudah diserap dan ditanamkan
kedalam pribadi setiap peserta didik.
7. Hendaknya setiap pendidikan mampu dengan baik memaksimalkan
peranan luar biasa pendidikan sejarah sebagai sarana membangun
generasi-genarasi yang meneladani tokoh-tokoh positif sejarah serta
membangkitkan moral generasi masa depan yang lebih baik.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2004.
Amiruddin, Peran Pendidikan Sejarah dalam Membangun Karakter Bangsa,
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar, 2016.
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2013.
Assegaf, Syech bin Abdul Qodir, Kumpulan Sholawat Qosidah Pilihan, Solo:
Ahbabul Musthofa.
Bek, Muhammad Al-Khudhari, Kitab Nurul Yaqin, Sirah Nabi Muhammad
Pemimpin Para Rasul, Jakarta: Ummul Quro, 2018.
Damsar, Pengartar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011.
DEPAG RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Al-Hidayah, 1998.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.
Daulay, Nurussakinah, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur’an tentang
Psikologi, Jakarta: Kencana, 2014.
Faturrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama,
2007.
81
Fauzan, Sejarah Pendidikan Islam, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016.
Al-Habsyi, Ali bin Muhammad, Untaian Mutiara, Terj, Dari Kitab Simtudduror,
Solo: Anis bin Alwi Al-Habsyi, 1992.
Hafidz, Umar bin Salim bin, Maulid Adh-Dhiyaullami, Jakarta: Majelis
Rasulullah Saw, 2016.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Hamid, Abd Rahman, Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2014.
Hart, Michael H, 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, Jakarta: NouraBooks,
2012.
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada, 2009.
Jamaludin, Pembelajaran Perspektif Islam, Bandung:PT Remaja RosdaKarya,
2015.
Kusuma, Erwin, Khazanah Kearifan Agama-Agama di Indonesia, Jakarta:
Intimedia, 2010.
Lampiran KMA No, 165 Tahun 2014.
Madjid, Dien dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah, Jakarta: Kencana, 2014.
Al-Markasi, Ilyas Qarni, 50 Tokoh Penemu Islam, Jombang: Lintas Media, 2010.
Mustafa, Dina, Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah dan Belajar Sepanjang
Hayat, Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001.
Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana, 2011.
Pena,Tim Prima, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: GITAMEDIAPRESS.
Pramono, Teguh, 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, Yogyakarta:
DIVAPrees, 2012.
Pranoto, Suhartono W, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Al-Qattan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Terj, Dari Mabahis Fi Ulumil
Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, Cet. III, 2013.
Sadiman, Arief S, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
82
Sahputra, Dedi, dan Solihah Titin, Lembaga Pendidikan Tinggi Al-Azhar,
Mengenang Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Fathimiyah 297/567 H
909/1171 M, Jurnal Sejarah Peradaban Islam, I, 2017.
Serli Mahroes, Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah
Pendidikan Islam, Jurnal Tarbiya, I, 2015.
Siregar, Mahmud Aziz, Islam untuk berbagai aspek kehidupan, Yogyakarta: PT
Tiara Wacana Yogya, 1999.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2011.
Suhartini, Andewi, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penilitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rajawali Press, 2013.
Suryanegara, Ahmad Mansur, Api Sejarah 1, Bandung: Surya Dinasti, 2015.
-----, Api Sejarah 2, Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2010.
Su‟ud, Abu, Islamologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014.
Thoha, Chabib, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, Semarang: Pustaka Belajar,
1999.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif Progesif, Jakarta: Kencana,
2012.
-----, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, Jakarta: Kencana, 2013.
Wahhab, Muhammad bin Abdul, Mukhtashar Sirah Rasul, Solo: Al-Qowam,
2012
Al-Wasilah, A, Chaedar, Pokoknya Action Research, Bandung: PT Kiblat Buku
Utmana, 2011.
Winkel, W,S, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Gramedia.
Yasir, Muhammad, Humor Sehat Ala Ustadz, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012.
83
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2014.
1
LAMPIRAN 1
1. Bangunan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Gambar : Lapangan sekolah Gambar : Gerbang Utama
Gambar : Masjid An-Nur Gambar : UKS
Gambar : Ruang Kelas
2
Dokumentasi Wawancara : Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dokumentasi Wawancara : Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dokumentasi Wawancara : Guru bidang studi Agama dan SKI MTs Negeri 2 Jakarta
Selatan
3
Dokumentasi Wawancara : Kepsek MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dokumentasi : Kegiatan Qultum/Ceramah Agama Siswa
Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
4
Dokumentasi : Kegiatan Sholat Berjamaah
Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dokumentasi : Kegiatan Sholat Malam dan Dhuha serta Tadarus Qur‟an
Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dokumentasi : Kegiatan PHBI (Muharram)
Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
5
Dokumentasi : Media Pendidikan Sejarah Islam
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dokumentasi : Media Pendidikan Sejarah Islam
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Dokumentasi : Kegiatan Pembelajaran di Kelas
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
6
LAMPIRAN 4
Dokumentasi : Kegiatan NOBAR Film Sejarah
MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
7
8
9
10
LAMPIRAN 3
PEDOMAN WAWANCARA
“Peranan sejarah islam sebagai motivasi belajar siswa”
KEPALA SEKOLAH di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
1. Apa yang anda ketahui berkenaan tentang pendidikan sejarah islam ?
2. Bisakah anda jelaskan bagaimana urgensi dari pendidikan sejarah islam itu
khususnya dalam kehidupan ?
3. Dapatkah anda jelaskan tujuan utama dari pendidikan sejarah islam sebagai
bagian dari pendidikan kita saat ini ?
4. Sebutkan nilai-nilai apa yang dapat kita ambil dari pendidikan sejarah islam ?
5. Bagaimana kedudukan pembelajaran SKI di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan ?
6. Sebagai sebuah bagian daripada pembelajaran saat ini salah satunya ialah SKI
yaitu upaya menanamkan nilai-nilai sejarah islam. apakah dapat membantu untuk
berperan serta pula dalam membangun motivasi belajar siswa ?
7. Selain daripada pembelajaran SKI adakah wadah lain yang dapat kita gunakan
untuk ambil bagian dalam penanaman nilai sejarah islam itu sendiri, dapatkah
anda menyebutkannya ?
8. Berkenaan tentang kegiatan/model tersebut, bagaimana kelebihan dan kekurangan
nya sebagai pendidikan sejarah islam ?
9. Adakah hubungan pendidikan sejarah islam dengan pendidikan-pendidikan
lainnya ?
10. Menurut anda sejauh manakah hasil yang diperoleh dari pembelajaran sejarah
islam bagi siswa baik dalam kegiatan belajar dikelas maupun kegiatan-kegiatan
lainnya dalam kehidupan keberagamaan mereka ?
11
GURU AGAMA/SKI di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
1. Menurut ibu/bapak sebagai seorang guru bidang SKI/Agama apakah yang
dimaksud dan diketahui dengan sejarah islam ?
2. Dalam sejarah islam itu sendiri, apa tujuan utama dari pembelajaran tersebut ?
3. Dalam pembelajaran sejarah islam, nilai-nilai apakah yang dapat kita ambil ?
4. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran SKI di kelas ?
5. Dalam pembelajaran SKI di kelas, metode apakah yang biasa digunakan dalam
pembelajaran tersebut ?
6. Bagaimana kendala-kendala yang muncul saat pembelajaran SKI di kelas ?
7. Dalam pembelajaran di kelas menurut anda faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa ?
8. Bagaimana bentuk indikasi menurunnya motivasi belajar siswa di kelas ?
9. Dalam memotivasi belajar siswa apakah sejarah islam memiliki peranan penting
di dalamnya ?
10. Bagaimana bentuk/respon siswa ketika mendapat suntikan motivasi belajar ?
11. Selain daripada pembelajaran SKI adakah wadah lain yang dapat kita gunakan
untuk ambil bagian dalam pendidikan sejarah islam itu sendiri ?
12. Salah satu metode pendidikan sejarah islam ialah bercerita, Bagaimana respon
siswa ketika diperdengarkan sebuah cerita/kisah sejarah islam yang menarik ?
13. Adakah pengaruh setelah pembelajaran pendidikan sejarah islam bagi kehidupan
keberagamaan siswa ?
14. Menurut anda apakah pembelajaran sejarah islam berkontribusi dalam
membangun motivasi belajar siswa ?
12
SISWA-SISWI di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
1. Apakakah yang kamu ketahui dengan sejarah islam ?
2. Bagaimana proses pembelajaran SKI di kelas ?
3. Apakah metode yang sering digunakan guru dalam pembelajaran SKI ?
4. Apakah masalah/problem yang sering terjadi dalam pembelajaran SKI ?
5. Bagaimanakah perasaan kamu tentang sejarah islam yang baru saja kamu amati,
dengar, ketahui dan pahami (misal sejarah tentang Rasulullah)* ?
6. Apakah sejarah islam itu mampu menjadikan kamu semakin bersemangat dan
bergairah dalam belajar/menuntut ilmu ? contohnya seperti apa ?
7. Apakah sejarah islam itu mampu menjadikan kamu semakin bersemangat dan
bergairah dalam beragama ? contohnya seperti apa ?
8. Sebutkanlah nilai-nilai kehidupan yang kamu dapatkan dari pendidikan sejarah
islam ?
9. Sebutkanlah nilai-nilai keberagamaan yang kamu dapatkan dari pendidikan
sejarah islam ?
10. Selain pembelajaran SKI di kelas, dimanakah atau kapankah kamu mendapatkan
pembelajaran sejarah islam kembali ?
11. Bagaimana pendapat kamu mengenai pendidikan sejarah islam yang kamu dapat
di luar kelas/ dalam kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut ?
12. Bilamana sejarah islam menjadikan kamu semakin bersemangat dalam belajar dan
menuntut ilmu, metode apakah yang kamu inginkan dalam pembelajaran sejarah
islam di kelas ?
13. Bilamana sejarah islam menjadikan kamu semakin bersemangat dalam belajar dan
menuntut ilmu, media atau kesempatan apakah yang kamu inginkan dalam
pembelajaran sejarah islam ?
13
LAMPIRAN 3
Keterangan Data Informan
Kepsek
Nama : Dra. Hj. Yenni Triasih, M.Pd
TTL : Jakarta, 5 Juli 1960
Jabatan : Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Guru Agama/SKI
Nama : Emi Karyati S.Ag
TTL : Banjarnegara, 24 September 1972
Jabatan : Guru Bidang Studi SKI
Guru Agama/Bahasa arab
Nama : Taufik Husein, S.s. M.Pd
TTL : Jakarta, 13 Juli 1979
Jabatan : Guru Bidang Studi B Arab
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Yaumil Gattan
TTL : Jakarta, 27 Agustus 2004
Kelas : 9.3
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Muhammad Riziq Husein
TTL : Jakarta, 28 Agustus 2003
Kelas : 9.2
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Khansa Tsabita Sakha Putri
TTL : Jakarta, 4 Juli 2005
Kelas : 9.3
14
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Fikri Ramadhan
TTL : Sukabumi, 11 Desember 2003
Kelas : 9.3
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Salsabila Azzahra
TTL : Jakarta, 2 September 2003
Kelas : 9.2
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Aliya Shalsabila
TTL : Jakarta, 31 Januari 2004
Kelas : 9.3
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Fitri Farihatul Mazihah
TTL : Jakarta, 25 November 2003
Kelas : 9.5
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : M Nazmi Nur Zaidan
TTL : Jakarta, 30 November 2003
Kelas : 9.1
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Achmad Nuzuly
TTL : Jakarta, 15 November 2003
Kelas : 9.4
Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan
Nama : Muhammad Frizy Qulhakim
TTL : Jakarta, 19 Juli 2003
Kelas : 9.4
15
16
17
18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
Data Pribadi
Nama lengkap : Ihsaan Abdillah
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 22 Juli 1996
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Kp. Babakan Rajabrana RT 03/010 No: 4 Curug Cimanggis Depok
No telepon/HP : 0895-6119-35372
Email : [email protected]
Status : Belum menikah
Riwayat Pendidikan
Formal
Sekolah Periode Jurusan
MI. Al-Islam Depok 2001 - 2007 -
SMP Al-Islam Depok
2007 – 2010
-
MA Nasyatul khair
2010 – 2013
Ilmu pengetahuan sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 - 2018 Pendidikan Agama
Islam
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 13 Desember 2018
Hormat saya,
(Ihsaan Abdillah)