repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor:...

113
PERANAN SEJARAH ISLAM SEBAGAI MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI 2 CIGANJUR JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ihsaan Abdillah NIM 111401100000072 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor:...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

PERANAN SEJARAH ISLAM

SEBAGAI MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI MTS NEGERI 2 CIGANJUR JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memenuhi Salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Ihsaan Abdillah

NIM 111401100000072

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

i

ABSTRAK

Ihsaan Abdillah (NIM: 11140110000072). Peranan Sejarah Islam Sebagai

Motivasi Belajar Siswa Di Mts Negeri 2 Jakarta Selatan. “Skripsi” untuk

jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sejarah Islam sebagai

motivasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 16 September

2018 hingga 1 Oktober 2018 di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik

pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi dengan

pedoman yang telah disusun. Dari hasil observasi dan pengamatan serta dikuatkan

dengan wawancara dari berbagai sumber hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwasanya sejarah Islam berperan penting mampu secara baik dan maksimal

dalam membangun motivasi belajar siswa dan menanamkan nilai-nilai keIslaman

yang baik dan positif bagi peserta didik. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta

didik dan keberagamaan peserta didik. Dalam penerapannya MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan telah mampu menjadikan sejarah Islam sebagai bagian dari pembelajaran

siswa seperti pembelajaran SKI maupun dengan kegiatan keagamaan yang

dilakukan walaupun tidak secara maksimal dilakukan.

Kata kunci : Peranan Sejarah Islam, Motivasi Belajar

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

ii

ABSTRACT

Ihsaan Abdillah. ( NIM : 11140110000072). The Role of Islamic History as

Motivation for Student Learning in Mts Negeri 2 South Jakarta. "Thesis" for

the Department of Islamic Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher

Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta. 2018.

This study was conducted aimed at knowing the role of Islamic history as

student learning motivation. This research was conducted from 16 September

2018 to 1 October 2018 at MTs Negeri 2 South Jakarta. The method used in this

study is descriptive qualitative research with data collection techniques using

interview and observation techniques with guidelines that have been compiled.

From the results of observations and observations and strengthened by interviews

from various sources of the results of this study it can be concluded that the

history of Islam plays an important role in being able to be good and maximum in

building student motivation and instilling good and positive Islamic values for

students. This can be seen from the enthusiasm of students and students' diversity.

In its application MTs Negeri 2 South Jakarta has been able to make the history of

Islam as part of student learning such as SKI learning and with religious activities

carried out although not maximally carried out.

Keywords: Role of Islamic History, Learning Motivation

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

iii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الرمحن الرحيم

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur tiada terkira kepada Allah Swt Azza Wajalla Rabbul Alamin.

Tiada kata yang terlukis dari penulis kecuali rasa syukur teramat tinggi

Alhamdulillah terucap dalam lisan dan hati ini atas anugerah terindah-Nya berupa

rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga mampu secara

lahir dan batin menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu

terlimpahkan kepada junjungan junjungan alam Baginda Nabi Muhammad Saw.

Beserta keluarga-Nya dan para sahabat-Nya, hingga kita umat-Nya mendapatkan

syafaat kasih sayang-Nya di yaumil akhir nanti.

Persembahan skripsi ini dalam rangka sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Faktultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

Sesungguhnya penulis menyadari bahwasanya suksesnya penyelesaian skripsi

ini bukanlah semata-mata karena usaha penulis sendiri, namun tidak lepas dari

bantuan beberapa pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu sudah

menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan penghargaan yang tulus dan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Orang tua penulis, yaitu: Bapak Suwandi dan Ibunda Sulastri yang telah

melahirkan, merawat, dan membesarkan hingga tiada lupa mendidik putra-

putrinya dengan penuh cinta, kasih sayang, ketulusan serta keridhoan dan

tiada terputus dalam membimbing, memotivasi, serta mendo‟akan penulis

untuk terus melangkah menuju masa depan meraih kebahagiaan dunia maupun

akhirat.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, dan Hj, Marhamah Saleh Lc. M.A,

selaku ketua dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

iv

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan kebijakan dan pengarahan yang positif dalam

eksistensi mahasiswanya selama ini.

4. Prof. Dr. H. Armai Arief, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu dan kesempatan dalam memberikan perhatian, bimbingan,

motivasi, dan nasihatnya dalam proses penulisan skripsi ini.

5. Dr. Asril Paduko Sindo, M.A selaku dosen pembimbing akademik yang

telah meluangkan waktu dan kesempatannya dalam memberikan pelayanan

konsultasi bagi penulis selama ini.

6. Seluruh jajaran dosen pengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah ridho memberikan ilmunya

kepada penulis sehingga memberikan pemahaman dan manfaat yang luar

biasa kepada penulis.

7. Segenap staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

kemudahan dalam menyediakan referensi yang menunjang dalam proses

penulisan skripsi ini.

8. Guru-guru di Madrasah Aliyah Nasy’atul Khair yang telah memberikan

suntikan moral dan motivasi sehingga membawa penulis untuk melangkah

menuju jenjang perguruan tingga menjadi insan yang semakin dewasa dan

berintelektual tinggi.

9. Kakak dan adik tersayang penulis, Siti Maryam dan Azizah Nurrohmah

yang telah menjadi bagian motivasi penulis semoga kita semua menjadi anak

yang dapat membanggakan kedua orang tua dunia maupun akhirat kelak.

10. Teman-teman generasi APACHE (PAI C) angkatan 2014, khususnya sahabat

terbaik Heri Mukhtar, Asep Ahmad Faris, Bukhori Muslim, Jaja Suhana,

yang hadir dan dekat dengan penulis selama ini semoga diberikan kebahagiaan

di masa mendatang.

11. Teruntuk Nur Asiah Andini S.Pd yang tiada bosannya istiqomah dalam

mendorong dan mendo‟akan tiada henti penulis sehingga dapat istiqomah

melangkah bersama hingga saat ini.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

v

12. Sahabat-sahabat penulis Faizal Hidayat, Ahmad Randi, Wahyu Salman,

Ridwan Fauzi walaupun memiliki kesibukan masing-masing tetap semangat

untuk saling memotivasi baik dengan do‟a maupun nasihat.

13. Semua pihak yang tiada penulis mampu sebutkan satu persatu yang telah

membantu baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan pahala dan

rahmat Allah Swt. Dan semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Rabbal „Âlamîn.

Ciputat, 20 Oktober 2018

Penulis

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ............................................................................................................................ i

ABSTRACT .......................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah .................................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 8

F. Kegunaan Penelitian................................................................................................... 8

BAB II. KAJIAN TEORI .................................................................................................... 9

A. Kajian Teori

1. Sejarah Islam

a. Pengertian sejarah Islam .............................................................................. 9

b. Fase/Ruang Lingkup Sejarah Islam ............................................................ 12

c. Fungsi dan Peran Sejarah Islam .................................................................. 13

2. Pengertian Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar ...................................................................... 15

b. Faktor-Faktor Motivasi Belajar .................................................................. 18

c. Fungsi dan Peran Motivasi Belajar ............................................................ 18

d. Bentuk Motivasi Belajar ............................................................................ 20

B. Hasil penelitian yang relevan ................................................................................... 21

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

vii

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 24

A. Waktu dan Tempat penelitian .................................................................................. 24

B. Metode Penelitian..................................................................................................... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 25

D. Teknik Keabsahan Data ........................................................................................... 28

E. Teknik Analisis Data ................................................................................................ 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 30

A. Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................................................... 31

1. Profil Madrasah .................................................................................................. 31

2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah ....................................................................... 32

3. Guru dan Tenaga Kependidikan......................................................................... 33

4. Siswa dan Siswi ................................................................................................ 36

5. Sarana dan Prasarana.......................................................................................... 36

6. Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................................................... 38

B. Analisis Hasil Penelitian .......................................................................................... 41

1. Pendidikan Sejarah Islam di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan ............................. 41

a. Sejarah Kebudayaan Islam ........................................................................... 41

b. Peringatan Hari Besar Islam......................................................................... 49

c. Qultum Mingguan ........................................................................................ 52

d. Kegiatan Sanlat Ramadhan .......................................................................... 54

2. Faktor Penghambat Pendidikan Sejarah Islam ................................................... 55

a. Materi Terlalu Banyak ................................................................................. 55

b. Waktu Pembelajaran Kurang Tepat ............................................................. 56

c. Gaya Belajar Yang Tidak Mendukung ........................................................ 58

d. Siswa Itu Sendiri .......................................................................................... 59

3. Peranan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa .................................... 59

BAB V. PENUTUP ............................................................................................................. 76

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

viii

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 76

B. Implikasi .................................................................................................................. 76

C. Saran ........................................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang begitu pesat membawa pengaruh yang begitu

besar pada setiap aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, dan budaya. Dan

tiada luput ranah pendidikan pun mengalami perkembangan yang signifikan.

Pendidikan memiliki peranan yang besar dalam kehidupan, sebagai “suatu

usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian

individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan, atau

pelatihan) serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai

manusia yang seutuhnya”1.

Tujuan pendidikan ialah “mengarahkan manusia agar berdaya

berpengetahuan, cerdas, serta memiliki wawasan keterampilan agar siap

menghadapi tantangan kehidupan dengan potensi-potensinya yang telah

diasah dalam proses pendidikan2”.

Pada abad 21 ini, “pendidikan tentu memiliki tantangan yang sangat

kompleks dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM)”3. Namun semakin

berkembangnya paham-paham hedonisme dan menurunnya nilai-nilai

semangat akan pendidikan berakibat kepada “rendahnya daya serap peserta

didik yang dibuktikan dengan hasil rerata peserta didik yang cukup

memprihatinkan”4.

Hal ini semakin terlihat dari cukup menurunnya motivasi belajar siswa

dimana siswa dalam proses pembelajarannya terlihat dari kurang antusiasnya

siswa mengikuti pelajaran terlebih pelajaran-pelajaran yang menurut mereka

1Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 39

2Amiruddin, Peran Pendidikan Sejarah dalam Membangun Karakter Bangsa, (Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar, 2016) h. 195 3Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif Progesif, (Jakarta: Kencana, 2012), h.

4 4Ibid, h. 5

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

2

kurang diminati. Hal ini diperparah dengan gaya, metode, dan pola belajar

yang monoton para guru.5

Memudarnya motivasi belajar siswa maka berakibat pula akan kualitas

setiap insan manusia sehingga dibutuhkan sebuah daya dorong yang mampu

membangkitkan motivasi belajar siswa.

Pendidikan pada dasarnya memiliki setiap elemen yang bermanfaat yang

mampu membangun kualitas setiap insan manusia khususnya peserta didik

yang terangkum di dalam berbagai mata pelajaran. Karena setiap mata

pelajaran memiliki nilai-nilai berharga yang mampu membangun kualitas

kehidupan. Salah satunya ialah sejarah.

Sejarah adalah “sebuah peristiwa yang meninggalkan bukti-bukti

peristiwa serta nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan. Sejarah mampu

mengembangkan keperibadian bagi yang mempelajarinya”6. Sebuah kutipan

terkenal yaitu “mereka yang tidak mengenal masa lalunya dikutuk untuk

mengulanginya”. Menjadi sebuah maklumat bahwasanya sejarah merupakan

elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

Peranan sejarah begitu luar biasa dengan “peristiwa yang telah terjadi

khususnya yang sarat akan makna tentu mempunyai hikmah dan pelajaran

yang sangat besar bagi kehidupan yang akan datang”7. Dengan sejarah kita

mampu mengambilnya sebagai inspirasi. Meneladani nilai-nilai dari kisah

kepahlawanan maupun sebuah kisah tragedi yang intinya menjadikan lebih

baik lagi kedepannya8.

Begitu besar nilai-nilai kehidupan dalam sejarah khususnya sejarah Islam

ialah “mampu menanamkan keimanan yang kuat, mensucikan moral,

membangkitkan pratiotisme dan menjadi contoh keteladanan yang sempurna

5 Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

6 Dien Madjid, dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 12

7 Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia), h. 21

8 Dien Madjid, dan Johan Wahyudi, Op.Cit, h. 13

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

3

dalam kehidupan baik sosial, budaya, terutama beragama”9. Sehingga mampu

menjadi pelajaran yang berharga. Allah Swt berfirman10

:

رة لول ما كان حديثا ي فت رى ولكن تصديق الذي ب ي اللبا لقد كان ف قصصهم عب يديو وت فصيل كل شيء وىدى ورمحة لقوم ي ؤمنون

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi dan umat mereka)

itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (sehat).

al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi

membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala

sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi (kaum) orang-orang

yang beriman". Q.S Yusuf (12) : 111

“Menjadi suatu kewajiban paling utama yang diwajibkan kepada kita oleh

Allah Swt ialah memahami agama, karena memahami dan mengamalkannya

merupakan sarana untuk menuju surga. Serta kebodohan mengenainya dan

menyia-nyiakannya merupakan faktor yang menyebabkan masuk neraka”11

.

Dengan sejarah sebagai salah satu sarana dalam mencari pemahaman

agama yang baik dan jelas, yaitu : “kisah-kisah orang terdahulu dan orang-

orang belakangan; kisah tentang orang-orang yang taat kepada Allah serta

balasan Allah terhadapnya, dan sebaliknya kisah-kisah orang yang bermaksiat

dan balasannya pula terhadap mereka”12

.

Dengan sejarah “kita semakin mampu meneguhkan hati, memperkuat

kepercayaan akan suatu kebenaran dan mampu membinasakan segala

kebatilan”13

. Sebagaimana Allah Azza Wajalla dalam firmanNya 14

:.

الق وموعظة وذكرى وكال ن قص عليك من أن باء الرسل ما ن ثبت بو ف ؤادك وجاءك ف ىذه للمؤمني

9 Thoha, Chabib dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Semarang: Pustaka Belajar,

1999), h. 222-223 10

DEPAG RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Al-Hidayah, 1998), h. 366 11

Muhammad bin Abdul Wahhab, Mukhtashar Sirah Rasul, (Solo: Al-Qowam,2012), h. 1 12

Muhammad bin Abdul Wahhab, Loc.Cit. 13

Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Terj. Dari Mabahis Fi Ulumil

Qur’an, oleh Mudzakir, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013), Cet. 3, h. 437 14

DEPAG RI, Op.Cit, h. 345

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

4

"Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-

kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah

datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi

orang-orang yang beriman". Q.S Hud (11): 120

Barangsiapa yang tidak memahami hal tersebut dan tidak mengambil

hikmah manfaat darinya, maka tiada jalan yang berguna baginya. Maka

berangkat daripada hal tersebut sejarah Islam dengan nilai-nilai historisnya

dianggap mampu untuk menjadi sebuah kekuatan motivasi yang luar biasa

bagi para pemerhati dan pendengarnya.

Siapa yang tidak haru dan terpukau akan sejarah Nabi Muhammad Saw

“sebagai karunia teramat sempurna, kehadirannya mengharumi segenap

penjuru alam semesta, menghiasnya dengan sulaman indah penuh

keagungan”15

. Yang telah diakui bahkan seorang non muslim “sebagai

seorang yang paling nomor satu berpengaruh didunia sebagai satu-satunya

orang dalam sejarah yang sangat berhasil, baik dalam peran agamanya

maupun sekuler”16

. Seorang yang menjadi tauladan terbaik sepanjang zaman.

Sebagaimana firman Allah Swt17

:

كثريالقد كان لكم ف رسول اللو أسوة حسنة لمن كان ي رجو اللو والي وم الخر وذكر اللو

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". Q.S Al-Ahzab:

21

Dan siapa yang tidak kagum terhadap Ali Bin Abi Thalib seorang

intelektual terbesar diantara sahabat Rasulullah yang dipuji Nabi dengan

sebuah kalimat “aku ialah gudangnya ilmu dan Ali ialah pintunya”18

. Dan para

sahabat Nabi lainnya yang mulia “sebagai penyelamat ajaran dan figur

15

Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, Untaian Mutiara, Terj. Dari Kitab

Simtudduror, oleh M Bagir Al-Habsyi, (Solo: Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi, 1992), h. 2 16

Michael H. Hart, 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, (Jakarta: NouraBooks,

2012), h. 1 17

DEPAG RI, Op.Cit, h. 670 18

Teguh Pramono, 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, (Yogyakarta: DIVAPrees,

2012), h. 121

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

5

panutan bagi para pecinta Nabinya”19

. Atau seorang “Ibnu Sina yang

mendapat gelar Avicenna seorang bapak pelopor kedokteran modern”20

. Atau

Ibnu Firnas sang pencetus pesawat terbang, Atau seorang Muhammad Al-

Fatih sang penakluk Konstantinopel, atau sang jendral Salahuddin Al-Ayyubi

penakluk Baitul Maqdis, atau “Panglima Thariq bin Ziyad yang mampu

menguasai bangsa Spanyol”21

, atau seorang Imam Syafi‟i dengan kecerdasan

fiqhnya yang luar biasa, Imam Bukhari dengan kitab hadits monumentalnya,

hingga kedigdayaan dinasti besar Islam Umayyah, Abbasiyah, maupun Turki

Utsmani dengan sederet prestasi yang luar biasa. Sejarah ilmu pengetahuan

yang telah menorehkan tinta emas seperti “berdirinya Bait Al Hikmah sebagai

pusat pengembangan ilmu pengetahuan”22

. Serta “Universitas Al-Azhar pada

masa dinasti Fathimiyah sebagai pusat ilmu pengetahuan terbesar di

zamannya”23

.

Maka tidaklah diragukan “bahwasanya sejarah Islam yang baik dan

cermat akan digemari dan mampu menembus relung jiwa manusia dengan

baik”24

. Dengan sejarah Islam kita mampu mendapatkan sebuah motivasi

besar dalam mengarungi kehidupan terutama dalam belajar.

Namun dewasa ini, pemahaman akan sejarah Islam semakin berkurang.

khususnya bagi peserta didik yang lebih dicekoki oleh sebuah kebanggaan dan

idola yang tidak mendidik sehingga membawa mereka kepada hal yang

negatif sebagai dampak akibat dari perkembangan zaman yang mewabah di

setiap aspek kehidupan. Hingar bingar media yang terus setiap waktu

merasuki pikiran mengakibatkan pudarnya semangat dan motivasi untuk

belajar dan berkarya.

19

Al-Habib Umar bin Hafidz, Maulid Adh-Dhiyaullami, (Jakarta: Majelis Rasulullah Saw,

2016), h. 12 20

Ilyas Qarni Al-Markasi, 50 Tokoh Penemu Islam, (Jombang: Lintas Media, 2010), h. 16 21

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2014), h. 89 22

Serli Mahroes, Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah Pendidikan

Islam, Jurnal Tarbiya, Vol 1, 2015 h. 77-108 23

Dedi Sahputra, Solihah Titin, Lembaga Pendidikan Tinggi Al-Azhar Mengenang

Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Fathimiyah 297/567 H 909/1171 M, Jurnal Sejarah Peradaban

Islam, Vol 1, 2017, h. 249 24

Manna Khalil Al-Qattan, Op.Cit, h. 441

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

6

Oleh karena itu, MTs Negeri 2 Jakarta Selatan sebagai sebuah lembaga

pendidikan yang telah menjalankan sebuah pembelajaran dengan berbasis

dasar agama Islam. Menjadikan salah satu tujuan utamanya ialah menanamkan

nilai-nilai keislaman pada setiap peserta didik. MTs Negeri 2 dengan mengacu

kurikulum yang diimplementasikan pada setiap mata pelajaran salah satunya

ialah mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI) sebagai wadah

menanamkan nilai-nilai sejarah Islam yang mengandung kecintaan dan

keteladanan serta semangat motivasi untuk terus belajar dan berkarya.

Akan tetapi dalam observasi yang peneliti lakukan, MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan lebih banyak terfokus kepada pembelajaran SKI saja sebagai wadah

penanaman nilai sejarah Islam, hanya sesekali saja menggunakan wadah yang

lain. Padahal dalam konteks ini, penanaman nilai-nilai sejarah Islam tidak

hanya lewat pembelajaran SKI saja namun dapat ditanamkan ketika peristiwa-

peristiwa hari besar keislaman, Upacara setiap hari senin, ketika Kultum dan

Shalat berjamaah, atau dengan kegiatan karya wisata keislaman, maupun

sebagai Ice Breaking sebelum dimulainya proses pembelajaran dikelas.

Sejarah Islam dirasa mampu menjadi sebuah stimulus/rangsangan yang

baik bagi siswa untuk memuaskan dahaga ketidaktahuan mereka akan sejarah

itu sendiri sehingga membawa mereka untuk meneladani nilai-nilai yang

mereka raih daripada sejarah Islam itu sendiri meningkatkan keimanan dan

ketakwaan dalam diri dan menjadikan hidup lebih beragama.

Peranan sejarah Islam sangatlah penting untuk membangun motivasi yang

baik, mampu menghadirkan tokoh idola yang baik. Serta ketika seorang siswa

di dalam jiwanya tertanam nilai-nilai keislaman tentu akan mampu mendorong

sebuah perasaan atau sikap untuk menjadi seorang yang menjadi tokoh sejarah

yang dikaguminya, ia akan meneladani semangat juang para tokoh sejarah

Islam dimasa lampau, semakin termotivasi untuk terus menuntut ilmu agar

dapat bermanfaat dan menjadi kebanggaan bagi diri, orang tua, serta agama.

Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas peneliti tertarik untuk

melakukan sebuah penelitian tentang peranan sejarah Islam sebagai bagian

pembelajaran kehidupan yang baik dan pembangkit gairah untuk terus belajar

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

7

dan berkarya. Maka penelitian ini peneliti beri judul “Peranan Sejarah Islam

Sebagai Motivasi Belajar Siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, peneliti

mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul :

1. Rendahnya sebagian motivasi belajar siswa

2. Kurangnya perhatian dan ketertarikan akan sejarah Islam

3. Pandangan sebagian siswa yang berorientasi pada hal yang kurang positif

4. Pembelajaran sejarah Islam yang kurang bervariasi

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka

peneliti membatasi masalah yang peneliti lakukan agar tidak terlalu melebar

yaitu

1. Peranan sejarah Islam sebagai sebuah proses bimbingan, pengarahan,

pengajaran, dan percontohan kepada siswa dalam pembelajaran SKI

dikelas maupun di dalam kegiatan yang bersentuhan dengan pendidikan

sejarah Islam.

2. Materi sejarah Islam di sini merupakan materi yang memiliki nilai-nilai

keislaman yang mampu mengarahkan kepada keimanan dan ketaqwaan

kepada Allah Swt serta motivasi yang baik.

3. Sejarah Islam disini peneliti batasi hanya sampai kepada materi Nabi

Muhammad Saw Periode Mekkah hingga Khulafa Ar-Rasyidin

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di dalam batasan masalah maka perlu ditetapkannya

pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka dari itu

penulis merumuskan dalam rumusan masalah :

1. Apakah benar Sejarah Islam dapat memberi motivasi belajar siswa ?

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

8

2. Bagaimanakah Peranan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa di

MTs Negeri 2 Jakarta Selatan ?

E. Tujuan Penelitian

Sebagaimana yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah tujuan

dari penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui peranan sejarah Islam sebagai motivasi belajar siswa di

MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.

2. Untuk menguji bahwasanya peranan sejarah Islam dapat memberi motivasi

belajar siswa di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi guru/pendidik :

Sebagai informasi bahan ajar dalam menerapkan pembelajaran yang

efektif dan efisien yang mampu membangun pembelajaran yang inovatif

dan penuh akan nilai-nilai kehidupan dan keberagamaan.

2. Bagi siswa/peserta didik :

Sebagai motivasi yang sangat positif bahwasanya nilai-nilai sejarah Islam

sangatlah berguna dan bermanfaat bagi mereka untuk diteladani sehingga

akan semakin menambah kecintaan dan semangat dalam kepribadian

mereka dalam kehidupan terutama kegiatan belajar mereka.

3. Bagi sekolah :

Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dalam menjalankan program-

program sekolah yang bermuatan positif dan menjadi nilai plus untuk

sekolah sehingga tujuan pendidikan yang dicanangkan sekolah dapat

tercapai.

4. Bagi peneliti :

sebagai wacana ilmu pengetahuan baru dan bahan informasi ajar yang

sangat baik dan bermanfaat bagi peneliti dikemudian hari sehingga peneliti

dapat terapkan diwaktu dan masa yang akan datang.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Sejarah Islam

a. Pengertian

Sejarah dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “peristiwa dan

segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau”25

. Dibahas secara

etimologi “sejarah berasal dari Bahasa Arab, yaitu syajarah yang

berarti pohon kehidupan, akar keturunan, dan asal-usul”26

.Disebutkan

pula sejarah “menurut bahasa yaitu history dalam Bahasa inggris

berarti pengalaman masa lampau dari ummat manusia (the past

experience of mankind); dan tarikh, sirah dalam Bahasa arab berarti

ketentuan masa lalu atau waktu”27

. “geschite (Jerman), histoire atau

geschiedenis (Belanda) dengan berakar pada kata history yang berasal

dari kata historia (Yunani) yang berarti inkuiri, wawancara, intograsi,

saksi mata, laporan atas suatu tindakan”28

.

Menurut pendapat dari Ibnu Khaldun, sejarah merupakan “sebagai

catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia”29

.

Sebagai “suatu yang unik yang bisa jadi sama dengan peristiwa lain

baik tempat maupun pelakunya namun tidak secara persis dikarenakan

dibatasi oleh masa atau waktu”30

.

25

Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: GITAMEDIAPRESS), h.

684 26

Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014, h. 15 27

Fauzan, Sejarah Pendidikan Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h. 1 28

Sulasman, Op.Cit, h.15 29

Ibid, h. 21 30

Dien Madjid, dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 10

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

10

Sejarah ialah “keterangan yang terjadi dikalangan manusia pada

masa lampau atau masa yang masih ada. Sejarah berhubungan dengan

kejadian kejadian masa silam yang diabadikan dalam laporan/catatan

tertulis dan dengan ruang lingkup yang luas, baik itu aspek ekonomi,

sosial, politik, agama maupun budaya”31

.

Sejarah dapat diartikan pula dengan “bukanlah peristiwa,

melainkan penafsiran terhadap peristiwa-peristiwa dan pengertian

mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin

seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat.

Namun nyatanya, sejarah ialah science conjectural atau pengetahuan

dugaan”32

.

Sejarah “mencangkup perjalanan hidup manusia dalam mengisi

segala aspek perkembangan dunia dari masa kemasa. Dengan secara

esensinya akan terulang kembali dan kemungkinan sama di masa yang

akan datang karena dunia terus berputar sebagaimana isyarat Al-

Qur‟an yang menjadi peringatan dan penjelasan tentang kisah-kisah

teladan pada masa lampau”.33

Dengan sejarah kita belajar lebih banyak dan lebih arif untuk

menatap masa depan. Sejarah nyatanya merupakan “guru yang teramat

penting dalam memberikan nuansa dan nilai-nilai kehiduapan. Karena

telah menjadi sebuah kebutuhan utama agar mampu memberikan arah

yang tepat terhadap masyarakat kontemporer”34

.

Sedangkan pengertian dari Islam yaitu sebuah nama dari sebuah

agama yang “berasal dari Bahasa Arab yang berarti taat kepada Allah

akar katanya salm yang berarti kedamaian dan membentuk kata aslama

31

Andewi Suhartini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam DEPAG RI, 2009), h. 3 32

Fauzan, Op.Cit, h. 2 33

Andewi Suhartini, Op.Cit, h. 4 34

Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h. 6

9

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

11

yang berarti menyerahkan/memasrahkan diri”35

. Sebuah “ajaran yang

dari Allah Swt yang dibawa para Nabinya sejak Nabi Adam As dan

disempurnakan oleh Nabi Muhammad Saw dengan kitab Al-Qur‟an

sebagai petunjuknya. Sebuah agama yang bukanlah agama untuk

bangsa arab saja namun untuk seluruh umat manusia”36

.

Menurut Harun Nasution mengutip dalam buku Abuddin Nata

Islam merupakan “agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan

kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad Saw sebagai

Rasul. Dengan hakikatnya bukan mengenai satu segi saja namun

berbagai segi kehidupan manusia”37

.

Islam merupakan sebuah “agama samawi (agama yang dipercaya

diturunkan dari langit) yang mana Islam mengajarkan bahwa Allah

menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para Nabi dan Rasul

utusan-Nya, dan meyakini sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad

adalah Rasul terakhir yang diutus Allah Swt”38

.

Dan intinya ialah Islam merupakan “agama yang mengemban misi

keselamatan dunia akhirat, kesejahteraan dan kemakmuran lahir dan

batin bagi seluruh umat manusia dengan cara menundukan kepatuhan,

ketundukan dan kepasrahan kepada Allah dengan menjalankan segala

perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya”39

.

Dari pembahasan pengertian di atas dengan demikian, sejarah

Islam “merupakan upaya merekonstruksi peristiwa masa lalu secara

komprehensif dan sistematis dengan menggunakan pendekatan dan

teori tertentu dengan berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam”40

.

Sehingga dapat disimpulkan sejarah Islam ialah segala peristiwa-

peristiwa atau kejadian yang pernah terjadi dan berhubungan langsung

35

Mahmud Aziz Siregar, Islam untuk berbagai aspek kehidupan, (Yogyakarta: PT Tiara

Wacana Yogya, 1999), h. 9 36

Erwin Kusuma, Khazanah Kearifan Agama-Agama di Indonesia, (Jakarta: Intimedia,

2010), h. 114 37

Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 21 38

Erwin Kusuma, Op.Cit, h. 115-116 39

Abuddin Nata, Op.Cit, h. 22 40

Ibid, h. 339

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

12

dengan agama Islam tentang perkembangan dan pertumbuhan agama

Islam dari awal dalam berbagai aspek kehidupan baik agama,

ekonomi, sosial, budaya, maupun politik dan sebagainya serta hal-hal

yang berkaitan tentang agama Islam dengan waktu, tempat, maupun

suasana zaman yang telah terlewati sebagai bagian dari proses

kehidupan untuk pedoman dan bahan pelajaran bagi pemeluknya di

masa depan.

b. Ruang Lingkup Sejarah Islam

Islam pada hakikatnya telah dibawa sejak manusia pertama yaitu

Nabi Adam as namun dalam lingkup ini terlalu jauh menarik hingga ke

sana. Karena itu sejarah Islam banyak ditulis sejak kehidupan

Rasulullah Saw diutus untuk membawa risalah kenabian dari Allah

Swt azza wajalla.

Sejarah Islam secara keilmuan terbagi menjadi beberapa fase41

“:

1) Fase Pra Islam (zaman Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad Saw

2) Fase lahirnya Islam (zaman Nabi Muhammad Saw, periode

Mekkah dan Madinah)

3) Fase Khulafa Ar-Rasyidin (zaman khalifah yang 4 yaitu Abu

Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib

4) Fase Daulah Islamiyah (Dinasti Umayyah dan Abbasiyah hingga

Turki Utsmani sampai sekarang ini)”.

Namun di dalam literatur lain disebutkan bahwa sejarah Islam

dapat dibagi sebagai berikut “:42

a) Periode klasik (650 M-1250 M)

Periode klasik terbagi menjadi 2 yaitu masa kemajuan Islam 1 (650

M- 1000 M) dan masa disintegrasi (1000 M-1250 M)

b) Periode pertengahan (1250 M-1800 M)

41

Abu Su‟ud, Islamologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 7-107 42

Abuddin Nata, Op.Cit, h. 339-357

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

13

Pada periode ini terbagi pula yaitu Masa Kemunduran 1 (1250 M-

1500 M) dan Masa Tiga Kerajaan Besar (1500 M-1800 M)

c) Serta periode modern (1800 M-sekarang)”

c. Peran dan Fungsi Sejarah

Sejarah “mampu membangkitkan kesadaran masyarakat akan

keterikatannya dengan manusia yang lain sebagai sebuah komunitas

dari yang terkecil, yaitu keluarga hingga pada suatu bangsa”43

. Dengan

sejarah manusia mampu mengembangkan potensinya sekaligus

menghindar dari kesalahan masa lalunya seperti sebuah pepatah

mengatakan “keledai tidak akan mau terperosok pada lubang yang

sama”44

.

Pembelajaran sejarah “salah satu aspek utama ialah waktu.

Sehingga dengan kesadaran sejarah maka menjadikan kita sadar akan

waktu”45

. Dengan sejarah “menjadikan kita dapat meresapi nilai-nilai

juang dan kemanusiaan yang pernah ditorehkan oleh generasi

terdahulu”.46

Sejarah mempunyai peranan yang luar biasa, sebagai “seorang

manusia yang dianugerahi akal dan pikiran sehingga mampu

mengambil pelajaran dari pengalaman yang dialaminya serta mampu

mengembangkan segenap potensinya”.47

Peran dan fungsi sejarah dapat dipetakan menjadi beberapa

klasifikasi sebagaimana berikut48

:

1) Sejarah sebagai ilmu

43

Dien Madjid, dan Johan Wahyudi, Op.Cit, h. 12-13 44

Ibid, h. 13-14 45

Abd Rahman Hamid, Pembelajaran Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2014), h. 29 46

Ibid, h. 46 47

Dien Majdid dan Johan Wahyudi, Op.Cit, h. 19 48

Sulasman, Op.Cit, h. 27-39

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

14

Sejarah sebagai ilmu karena berguna untuk memberikan pelajaran

bagi seseorang untuk memperbaiki diri pada masa depan dari

kesalahan yang dilakukan pada masa lalu.

2) Sejarah sebagai seni

Sejarah mampu dijadikan sebagai alat untuk mengungkapkan

kreasi yang dituangkan dalam sebuah tulisan.

3) Sejarah sebagai pendidikan

Sejarah dapat digunakan sebagai liberal education yang mana

memiliki fungsi sebagai (pendidikan moral, pendidikan penalaran,

pendidikan politik, pendidikan kebijakan, pendidikan perubahan,

pendidikan masa depan, pendidikan keindahan, pendidikan ilmu

bantu, sejarah sebagai latar belakang, sejarah sebagai bukti dan

rujukan).

4) Sejarah sebagai profesi

Sejarah disebutkan sebagai profesi diantaranya ialah guru sejarah,

pegawai sejarah, pencatat sejarah, pelaku sejarah, saksi sejarah,

peneliti dan penulis sejarah.

5) Sejarah sebagai kisah

Merupakan “rekonstruksi dari suatu peristiwa yang dituliskan

maupun diceritakan oleh seseorang yang sudah ditelusuri dan

diverifikasi keberadaannya”49

.

Sejarah sebagai kisah dapat berbentuk “1) Bentuk lisan, yaitu

penuturan secara lisan baik yang dilakukan seserang maupun

kelompok tentang peristiwa yang terjadi. 2)Bentuk tulisan, kisah

yang tertulis dalam buku-buku sejarah”.50

Selain itu disebutkan dalam tujuan pembelajaran sejarah dapat

pula dikelompokan dalam tiga aspek utama yaitu:

1) Kognitif (Pengetahuan)

49

Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Op.Cit, h. 139 50

Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Loc.Cit.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

15

a) Menguasai pengetahuan tentang aktivitas dan kehidupan

manusia baik dalam aspek internal maupun eksternal.

b) Menguasai fakta unik dari peristiwa masa lalu, unsur-unsur

umum, dan perkembangan dari peristiwa masa lalu dari periode

satu ke yang lainnya.

c) Menumbuhkan pengertian hubungan antara satu fakta dengan

fakta yang lain, arti dari sebuah peristiwa, pengaruh bagi

kehidupan sosial, dsb.

2) Afektif (Sikap)

a) Menumbuhkan kesadaran sejarah dalam berfikir dan bertindak

sesuai tuntunan zaman.

b) Menumbuhkan sikap menghargai akan sebuah pengalaman

masa lampau dan berbagai aspek kehidupan masa kini.

c) Menumbuhkan kesadaran akan perubahan yang telah dan

sedang berlangsung di suatu bangsa atau agama yang

diharapkan menjadi lebih baik di masa mendatang.

3) Psikomotorik (Ketrampilan

a) Ketrampilan menyusun sejarah sesuai metode ilmiah

(mahasiswa)

b) Ketrampilan mengajukan argumentasi, menelaah, mengajukan

pertanyaan yang berkaitan tentang sejarah

c) Ketrampilan cara berpikir analisis tentang masalah sosial

historis di masyarakat

d) Tentunya ketrampilan bercerita tentang peristiwa sejarah secara

hidup dan baik51

Sehingga dapat peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwasanya

sejarah Islam telah memainkan sebuah peranan penting yang luar biasa

dalam setiap aspek atau lini kehidupan serta membawa pengaruh yang

tidak dapat dipungkiri dan dipandang sebelah mata oleh para pelaku

kehidupan.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar terdiri dari 2 kata yaitu motivasi dan belajar.

Motivasi “berasal dari akar kata “motif”, yang diartikan sebagai

daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motif dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam

51

Abd Rahman Hamid, Op.Cit, h. 50-52

9

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

16

subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai

suatu tujuan”52

.

Motivasi adalah “suatu perubahan energi di dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan

reaksi untuk mencapai tujuan”53

. Motivasi ialah disebut sebagai suatu

pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam

bentuk aktivitas nyata untuk mencapat tujuan tertentu.

Motivasi adalah “sekuat-kuatnya penggerak yang membangkitkan

aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta

mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi juga memiliki tiga

komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan

menopang”54

.

Motivasi sebagai “faktor intern (batin) berfungsi menimbulkan,

mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin

besar motivasinya semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang

besar motivasinya akan giat berusaha, gigih, tiada menyerah untuk

meningkatkan prestasinya dalam memecahkan masalahnya”55

. Yang

pada intinya secara sederhana “motivasi merupakan kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”56

.

Dalam suatu kegiatan pembelajaran, boleh dikatakan “sebagai

seluruh daya pengggerak dalam diri siswa yang dapat menimbulkan,

menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar,

sehingga diharapkan tujuan yang ingin dicapai berhasil”57

.

52

Sardiman A. M, Op. Cit, h. 73 53

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 148 54

Nurussakinah Daulay, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur’an tentang

Psikologi, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 155 55

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),

h. 83 56

Pupuh Faturrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman

Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 19 57

Jamaludin, Pembelajaran Perspektif Islam, (Bandung:PT Remaja RosdaKarya, 2015),

h. 260

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

17

Motivasi memiliki peranan yang besar seperti “sebagai perantara

pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Di mana memainkan peranan penting dalam proses

pembelajaran karena belajar jelas suatu kegiatan yang aktif, menuntut

usaha yang sengaja, dan dilakukan penuh kesadaran”58

. Maka sulit bila

tidak ada motivasi di dalamnya.

Motivasi terbagi 2 menjadi Instrinsik dan Ekstrinsik. Instrinsik

ialah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

diransang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan pengertian

daripada ekstrinsik yang dimaksud adalah sebaliknya perlu

mendapat suatu ransangan dari luar. Namun dalam dasar

pembentukannnya yaitu motif-motif bawaan dan motif-motif yang

dipelajari”59

.

Sedangkan pengertian belajar ialah sebagaimana menurut ahli

Winkel : yaitu “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap

perubahan dalam belajar tersebut bersifat relatif dan berbekas”.60

Drs Slameto pun tidak kalah pula merumuskan bahwa belajar itu

“suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”61

.

Disebutkan dalam literatur lain, “belajar adalah suatu proses untuk

memperolah pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki

perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian”62

.

58

Dina Mustafa, Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah dan Belajar Sepanjang Hayat,

(Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h. 2 59

Sardiman, A,M, Op.Cit, h. 86 60

W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia), h. 36 61

Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 12-13 62

Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014), h. 12

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

18

Belajar “merupakan suatu kegiatan yang disengaja sehingga

membawa perubahan”63

. Dengan demikian, belajar “ialah adanya

perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman yang telah

dialami”64

Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar merupakan

suatu proses yang alami seseorang melalui sebuah kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sehingga “terjadinya

suatu perubahan baik itu pengetahuannya, sikapnya, keterampilannya,

kebiasaannya, pengalamannya, minatnya, penghargaan, serta

penyesuaian dalam dirinya”65

.

Maka dapat disimpulkan motivasi belajar ialah suatu penggerak

yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik maupun dari

penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-

tujuan belajar itu sendiri. Sebagai suatu daya gairah untuk menguasai

ilmu pengetahuan sebaik mungkin. Sebagai sebuah alasan maupun

dorongan yang menjadi dasar semangat untuk mencapai dan

mensukseskan kegiatan belajar yang akan dijalani.

b. Faktor-Faktor Motivasi Belajar

Selain daripada faktor instrinsik maupun ekstrinsik, motivasi

belajar dapat dipengaruhi pula dengan66

“:

1. Tingkat kesadaran siswa akan kebutuhan yang mendorong tingkah

laku/perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak

dicapai.

2. Sikap guru terhadap kelas, guru yang bersikap bijak dan selalu

merangsang siswa untuk berbuat kearah suatu tujuan yang jelas

dan bermakna bagi kelas.

63

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Press, 2013), h. 232 64

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, (Jakarta: Kencana, 2013), h.

9 65

Jamaludin dkk, Op.Cit, h. 9

66

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.121

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

19

3. Pengaruh kelompok siswa, bila pengaruh kelompok terlalu kuat

maka motivasinya lebih cenderung ke sifat ekstrinsik

4. Suasana kelas juga berpengaruh terhadap muncul sifat tertentu

pada motivasi belajar siswa”.

c. Peran Penting Motivasi Belajar

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu

dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk

tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai

dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa,

untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu

kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut

berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Sebagaimana kita

sadari “belajar ialah suatu kegiatan aktif, menuntut usaha yang

disengaja, dan dilakukan dengan penuh kesadaran tentunya, maka

perlu dorongan agar setiap siswa data mengambil manfaat dari proses

pembelajarannya itu sendiri”67

.

Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa

dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin

motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku

aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat

justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar

siswa.

“Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :

a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi

tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

67

Dina Mustafa, Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah Dan Belajar Sepanjang Hayat,

(Jakarta: PAU-PPAI-UT, 2001), h. 2

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

20

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan

rumusan tujuannya68

.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan

tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan

cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

d. Motivasi sebagai penyeleksi, yaitu menentukan perbuatan apa saja

yang perlu dikerjakan yang sesuai, dengan menyisihkan perbuatan

yang tidak bermanfaat untuk tujuan yang akan dicapai”69

.

Yang dapat disimpulkan peranan motivasi belajar ialah sebagai

sebuah bantuan positif yang baik dalam mensukseskan proses

pendidikan yang mampu membangun kesadaran maupun arahan untuk

menuju yang lebih baik.

d. Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar

Disebutkan dalam literatur contoh-contoh bentuk dari motivasi

belajar sebagaimana di dibawah ini yaitu70

:

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya

banyak siswa belajar justru yang utama untuk mencapai angka

yang baik. Sehingga angka yang baik ini bagi siswa merupakan

motivasi yang kuat71

.

2) Hadiah

3) Saingan/kompetisi

4) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya

tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras

68

Sardiman, Op. Cit, h. 85 69

Pupuh Faturrahman dan Sobry Sutikno, Op. Cit, h. 20 70

Ibid, h. 91-92 71

Sardiman, Op.Cit, h. 92

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

21

dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi72

.

5) Memberi ulangan

6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi terdapat sebuah

kemajuan akan mendorong siswa semakin giat belajar untuk terus

meningkatkan hasil belajarnya.

7) Melakukan kegiatan yang merangsang positif

8) Pujian

Sebagai bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian akan memupuk

suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta

sekaligus akan membangkitkan harga diri.

9) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalua

diberikan secara bijak dan tepat bisa menjadi alat motivasi.

Karenanya guru perlu memahami prinsip-prinsip pemberian

hukuman

10) Hasrat untuk belajar

Yang berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal

ini akan lebih baik bila kegiatan yang tanpa maksud73

.

11) Minat

Proses belajar tentunya akan berjalan lancer kalua disertai dengan

minat. Dan dapat dibangkitkan dengan cara berikut ini:

a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau

c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d) Menggunakan berbagai macam untuk mengajar

72

Ibid, h. 93 73

Ibid, h. 94

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

22

Masih banyak lagi bentuk-bentuk dari motivasi belajar salah

satunya dengan memberikan pemahaman dan edukasi contoh-contoh

orang hebat dimasa lalu, cerita hebat dimasa lalu, orang-orang yang

telah berhasil atau sukses dan lain-lainnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian Kaharisma jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri

Semarang dalam skripsinya tahun 2013 yang berjudul “Peranan

Pembelajaran Sejarah dalam pengembangan karakter siswa melalui

pembelajaran berbasis nilai sejarah lokal di SMKN 1 Jepara” Berdasarkan

hasil observasi bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis nilai sejarah

lokal sangatlah efektif dalam mengembangkan karakter siswa dikarenakan

siswa dari suatu peristiwa sejarah yang berada dalam lingkungan mereka

sehingga mampu mengambil contoh nyata nilai-nilai karakter di dalamnya.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Kaharisma dengan peneliti

adalah sama-sama meneliti peranan nilai-nilai sejarah. Sedangkan

perbedaannya adalah penelitian Kaharisma lebih menitikberatkan pada

karakter siswa sedangkan peneliti lebih kepada motivasi belajar siswa74

.

2. Hasil penelitian Hamdajid jurusan pendidikan Agama Islam Universitas

Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam skripsinya tahun

2008 yang berjudul “Nilai-Nilai Sosial dalam Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Kelas XI di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta”. Dari

hasil penelitiannya menyebutkan bahwasanya pembelajaran SKI

mengandung nilai-nilai sosial yang baik seperti sikap toleransi dan sikap

untuk terus bekerjasama serta sikap saling menghargai satu sama lain.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Hamdajid dengan peneliti

adalah sama-sama kandungan nilai-nilai sejarah. Sedangkan perbedaannya

adalah penelitian Hamdajid hanya memfokuskan pada kandungan nilai-

nilai pembelajaran sejarah kebudayaan Islam, sedangkan peneliti sendiri

74Kaharisma, Peranan Pembelajaran Sejarah dalam pengembangan karakter siswa melalui

pembelajaran berbasis nilai sejarah lokal di SMKN 1 Jepara,(Skripsi Program Studi Pendidikan

Sejarah Universitas Negeri Semarang. 2013).

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

23

lebih kepada dampak dari nilai-nilai sejarah tersebut yaitu motivasi

belajar75

.

3. Hasil penelitian Siti Marqiyah jurusan pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

skripsinya tahun 2011 yang berjudul “Hubungan Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) dengan kecerdasan kognitif siswa kelas XII MA

Al-Falah Jakarta” ialah sesuai dengan hipotesis alternative (Ha) yang

menyatakan “adanya hubungan yang signifikan antara pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan kecerdasaan kognitif siswa”

diterima, dengan tingkat variable mencapai 27% sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pembelajaran SKI dengan kecerdasaan kognitif siswa dengan taraf

cukup/sedang.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Siti Marqiyah dengan

peneliti adalah sama-sama meneliti ruang lingkup yang sama yaitu

berkaitan tentang sejarah. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian Siti

Marqiyah memfokuskan dampaknya kepada kecerdasan kognitif siswa

sedangkan peneliti sendiri ialah motivasi belajar76

.

75Hamdajid, Nilai-Nilai Sosial dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas XI di

SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, (Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. 2008). 76

Siti Marqiyah, Hubungan Pembelajaran Sejrah Kebudayaan Islam (SKI) dengan Kecerdasan

Kognitif Siswa Kelas XII MA Al-Falah Jakarta, (Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 2 Jakarta Selatan yang merupakan lembaga pendidikan formal yang

berdasarkan Islam di bawah naungan Departemen Agama Islam. Alamat

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 beralamat di Jl. Moh. Kahfi I. No. 34

Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Jakarta selatan.

Sedangkan waktu dari penelitian ini ialah dilaksanakan bulan september

dari tanggal 16 – 1 Oktober 2018.

B. Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah berjenis

penelitian kualitatif deskriptif karena penelitian ini berhubungan langsung

dengan lapangan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan secara natural, yang

berarti apa adanya, tidak mengada-ngada, tidak ada eksperimen atau

treatment, yaitu sebagaimana biasanya alami. Metode penelitian natural ini

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

25

untuk memahami dan menggambarkan kegiatan sosial, yaitu makna, karakter,

dan hakikat kehidupan sosial dari sudut pandang pelaku kegiatan sosial77

.

Penelitian kualitatif ini ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena

sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan ialah yang akan diajak

untuk diwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapatnya,

pemikirannya, maupun persepsinya78

.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana prosedur yang biasa dilakukan sebagai langkah yang

strategis dalam penelitian adalah pengumpulan data, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan79

. Maka dari itu peneliti menggunakan beberapa cara dalam

teknik pengumpulan data yang tentunya berkaitan dengan apa yang peneliti

sendiri lakukan :

1. Observasi

Kegiatan observasi meliputi kegiatan yang melakukan pengamatan,

pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek

yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian

yang sedang dilakukan80

. Dengan teknik observasi maka peneliti akan

belajar perilaku dan makna dari yang diteliti81

. Di sini peneliti melakukan

observasi dengan mengamati semua unsur atau aspek yang berkaitan

dengan yang diteliti, hingga terus berkembang-berkembang lebih

77

A. Chaedar Al-Wasilah, Pokoknya Action Research, (Bandung: PT Kiblat Buku

Utmana, 2011), h. 106 78

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penilitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 94 79

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2011), h. 224 80

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 121 81

Sugiyono, Op. Cit, h. 226

24

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

26

memfokuskan kepada objek yang benar-benar ingin diteliti dan diambil

bagian-bagian penting yang diperlukan.

Dalam observasi penelitian ini, peneliti ikut terlibat dalam kegiatan

yang dilakukan oleh orang yang akan diamati sebagai sumber data

penelitian82

. Seperti ikut dalam aktivitas dalam kelas dan lainnya sehingga

data yang diperoleh menjadi semakin lengkap, detail, dan tajam.

Dalam pedoman observasi yang peneliti susun dalam observasi ini peneliti

mengamati :

a. kegiatan pembelajaran di kelas berkaitan dengan penelitian ini ialah

pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.

b. Kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan di MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan

c. Sikap siswa saat pembelajaran SKI berlangsung

d. Sarana dan prasarana di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan “teknik di mana 2 orang melakukan

pertemuan untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”83

.

Wawancara yang dilakukan peneliti ialah wawancara secara

mendalam (in-depth interviewing). “Untuk memperoleh data yang

memadai seorang peneliti dapat menggunakan teknik wawancara yang

sesuai dengan situasi dan kondisi subjek yang terlibat dalam interaksi

sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan

mengetahui informasi atau data yang dibutukan untuk menjawab fokus

penelitian”.84

Dalam teknik ini peneliti mengambil beberapa tenaga

pendidik mata pelajaran muatan agama di sana dan siswa sebagai

responden wawancara mengenai topik yang diteliti.

82

Ibid, h. 227 83

Ibid, h. 231 84

Iskandar, Op. Cit, h. 129

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

27

Dalam hal ini tentunya sebagai seorang peneliti menyiapkan

beberapa langkah sebelum melakukan wawancara atau interview yaitu :

a. Mempersiapakan pokok/bahan permasalahan

Sebelum memulai langkah dalam wawancara, maka peneliti telah

menyiapkan pokok permasalahan yang dijadikan sebagai bahan

wawancara. Pokok permasalahan tersebut tiada lain tentang peranan

sejarah Islam sebagai motivasi belajar siswa. Di sini peneliti telah

menyiapkan beberapa pertanyaan berkenaan pokok permasalahan yang

diteliti yang akan dibahas di bab hasil penelitian.

b. Menetapkan informan

Dalam pelaksanaan wawancara ini, peneliti tentunya telah

menyiapkan beberapa informan yang akan diambil informasi,

keterangan, dan data-datanya yang diperlukan peneliti. Berkenaan

penelitian ini peneliti menetapkan informannya yang pertama dan

utama yang tentunya bersentuhan langsung dengan pokok

permasalahan peneliti adalah guru sejarah kebudayaan Islam (SKI)

MTs Negeri 2 Jakarta Selatan sebagai sumber data primer yang

bernama Ibu Emi Karyati S.Ag dan kepala sekolah MTs Negeri 2

Jakarta Selatan ibu Hj. Yeni Triasih, M.Pd selain dari informan

tersebut peneliti juga menjadikan guru agama sebagai informan

tambahan di antaranya Bapak Taufik Husein, S.s. M.Pd serta beberapa

siswa-siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.

c. Proses wawancara

Proses wawancara yang peneliti lakukan tentunya sesuai

kesepakatan informan baik dalam hal waktu, tempat, dan kesempatan.

Peneliti membacakan beberapa pertanyaaan kepada informan dengan

mengawali atau memberi pendahuluan serta menjelaskan maksud dan

pokok pertanyaan bila informan dirasa kurang mengerti dan

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

28

memahami. Dengan bantuan alat perekam handphone untuk

menyimpan hasil wawancara dengan informan.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan “untuk mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”85

. Dalam hal ini

peneliti akan mencari data berkenaan tentang profil sekolah, visi dan misi

serta motto, struktur organisasi, tenaga kependidikan dan kepegawaian,

siswa-siswi, sarana dan prasarana, hingga kegiatan/program yang relevan.

D. Teknik Keabsahan Data

Dalam meyakini data yang diperoleh, peneliti melakukan teknik

triangulasi sebagai cara terbaik untuk melihat keabsahan atau kepercayaan

data penelitian sewaktu pengumpulan data tentang kejadian dan berhubungan

dengan berbagai pandangan dari subjek penelitian. Dengan triangulasi ini

peneliti menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data dengan satu

sumber yang sama. Yang pada hal ini peneliti menggunakan observasi

partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan satu sumber yang

sama.

Data yang valid melalui “triangulasi akan memberikan keyakinan

terhadap peneliti tentang keabsahan datanya, sehingga tidak meragukan

dalam mengambil kesimpulan penelitian”86

. “Tujuannya dari triangulasi ini

bukanlah untuk mencari kebenaran atas sebuah fenomena, tetapi lebih pada

peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan”87

. Yang

pada intinya dengan triangulasi ini akan semakin lebih meningkatkan

kekuatan data, kualitas data bila dibandingkan dengan satu pendekatan.

E. Teknik Analisis Data

85

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2013), h. 274 86

Iskandar, Op.Cit, h. 159-160 87

Sugiyono, Op.Cit, h. 241

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

29

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan.88

Setelah proses pengumpulan data baik dari hasil observasi maupun

wawancara maka peneliti mengumpulkan semua data mentah dari yang

terbesar hingga terkecil dikumpulkan menjadi satu untuk masuk ke dalam

tahap analisis data.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

Gambar 3.1 Aktivitas Analisis Data

1. Data reduction (reduksi data)

Dalam tahapan ini setelah diperolehnya data yang cukup banyak dari

berbagai lapangan yang cukup banyak, seperti hasil-hasil catatan daripada

observasi yang telah dilakukan peneliti serta hasil daripada wawancara

yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai responden yang telah

ditentukan. Maka peneliti melakukan pencatatan dan perincian secara

88

Ibid, h. 244

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

30

teliti. Sebagaimana reduksi data sebagai kegiatan dalam merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

mencari tema dan polanya, dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

dalam mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Yang pada intinya peneliti melakukan penyederhanaan dari sekian banyak

data yang telah dikumpulkan.

2. Data display (penyajian data)

Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dsb. Dengan masuknya ke

dalam tahapan ini maka peneliti akan lebih mudah dan terfokus dalam

melakukan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah direduksi.

3. Conclusion/verification (kesimpulan/verifikasi data)

Dan yang terakhir dalam proses analisis data, maka masuklah dalam

tahapan penarikan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah

yang telah dirumuskan di atas.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak. Karena seperti yang telah dikemukakan bahwa

“masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan”.89

89

Ibid, h. 253

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil Madrasah

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta merupakan lembaga

pendidikan formal yang berdasarkan Islam di bawah naungan Departemen

Agama Islam dengan no NPSN 20178227 dan NSS 121131740005, berdiri

pada tahun 1968 dan mendapat status negeri di tahun 1978 dipimpin

pertama kali oleh Drs. H. Abu Bakar Salam. Alamat Madrasah

Tsanawiyah Negeri 2 beralamat di Jl. Moh. Kahfi I. No. 34 RT 007/01

Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Jakarta selatan Kode Pos 12630.

Madrasah ini memiliki luas tanah 4.744 M2 dan luas bangunan 1. 473 M

2.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta terletak di kawasan Jakarta Selatan

yang berbatasan dengan Kota Administrasi Depok. Letaknya yang jauh

dari keramian, hiruk pikuk kendaraan serta pada lokasi yang rindang yang

dikelilingi oleh hijaunya tanaman dengan suasana yang masih sejuk dan

nyaman membuat suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

32

Serta mudah diakses oleh masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya

baik dari segi mobilitas transportasi menuju MTs Negeri 2 Jakarta Selatan,

baik masyarakat dari wilayah DKI Jakarta maupun Kota Administrasi

Depok.90

Dari tahun ke tahun gedung sekolah mengalami perubahan dan

pertambahan agar kegiatan belajar mengajar serta kegiatan penunjang

lainnya dapat berjalan dengan lancar. Bagian depan sekolah nampak satu

gerbang sebagai pintu utama untuk memasuki sekolah. Berkenaan

informasi mengenai MTs Negeri 2 Jakarta Selatan dapat diakses pada

websitenya yaitu mtsnegeri2jakarta.sch.id dan emailnya

[email protected] dan no telp/faks yaitu 021.7270822 /

021.786379391

.

Untuk lebih jelasnya Letak Geografis Mts Negeri 2 Jakarta Selatan :92

a) Sebelah barat : Rumah Warga dan SMK Yaspia

b) Sebelah selatan : Rumah Warga

c) Sebelah timur : Jl M Kahfi I dan Yayasan El-Syifa

d) Sebelah utara : Jalan atau Gg Benda

Saat ini MTs Negeri 2 Jakarta Selatan dikepalai oleh Ibu Dra. Hj.

Yenni Triasih, M.Pd berikut datanya :

Nama Lengkap : Dra. Hj. Yenni Triasih, M.Pd

Status Kepegawaian : PNS Pusat

NIP : 196509141996032001

Pendidikan Terakhir : S.2 Magister Pendidikan

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Mts Negeri 2 Jakarta Selatan merupakan sekolah berbasis Islam

memiliki Visi yang telah disusun yaitu. “Unggul dalam ilmu pengetahuan

berlandaskan iman dan takwa menuju penguasaan teknologi modern”.93

90

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan 91

Ibid, 92

Informasi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan Via Google Maps

31

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

33

Sedangkan Misi dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur,

Jakarta Selatan yaitu sebagai berikut :94

a. Menumbuhkan semangat belajar secara berkesinambungan

b. Meningkatkan pembinaan akhlakul karimah melalui keteladanan

c. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt

d. Menerapkan pola pembiasaan melalui kegiatan tadarus al-Qur‟an dan

sholat berjamaah

e. Meningkatkan pelayanan prima dalam mendukung peningkatan mutu

madrasah

f. Menumbuhkan semangat dalam melaksanakan program 9K

g. Meningkatkan penguasaan teknologi modern menuju profesionalisme

Motto Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ciganjur, Jakarta Selatan.

“CERDAS, SEHAT , BERAKHLAK”. Mts Negeri 2 Jakarta Selatan telah

memainkan peranan penting yang baik khususnya dalam pendidikan bagi

masyarakat sesuai dengan tujuan yang diampunya yaitu : membentuk

siswa yang berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimiliki, mewujudkan terbentuknya madrasah mandiri, tersedianya sarana

dan prasarana pendidikan yang memadai, tercapainya program-program

madrasah, terlaksananya kehidupan yang Islam dilingkungan madrasah,

dan tentunya yang utama menghasilkan lulusan yang berkualitas,

berprestasi, berakhlakul karimah, dan bertakwa kepada Allah Subhanahu

wa ta‟ala.

3. Guru dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan data guru dan karyawan yang penulis dapatkan, Jumlah

keseluruhan guru dan karyawan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan adalah

sebanyak 47 orang. Jumlah guru sebanyak 34 orang, jumlah karyawan tata

usaha sebanyak 10 orang, dan keamanan sekolah sebanyak 3 orang.

93

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan 94

Ibid

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

34

Gambar 4.1 Jumlah Tenaga Kependidikan95

Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel dibawah ini.

95

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

No Nama L/P Mata

Pelajaran

Pendidikan

Terakhir

Tugas

tambahan Status

Mulai

Tugas

1 Dra. Hj Yenni Triasih, M.Pd P - S2 Kepala

Sekolah

PNS 2018

2 Drs. Namud Alenda L B. Indonesia S1 Wali kelas PNS 1987

3 Hj. Madaniah S.Pd P B. Indonesia S1 Kepala

Perpustakaan

PNS 1994

4 Dra. Hj. Herlina P B. Indonesia S1 Wali kelas PNS 2006

5 Nurain, S.Pd P B. Indonesia S1 Wali kelas PNS 2001

6 Drs. H. Mas‟ud L Matematika S1 Waka

Kurikulum

PNS 1994

7 Rahmat S.Pd L Matematika S1 Wali kelas PNS 1987

8 Suharyanto, S.Pd L Matematika S1 Wali kelas PNS 2005

9 Lely Farhani, S.Pd P Matematika S1 Wali kelas PNS 2009

10 Badi‟ah Bandjar, S.Pd P B. Inggris S1 PNS 1991

11 Siti Suryanih, S.Pd P B. Inggris S1 Wali kelas PNS 2006

12 Husni Thamrin, S.Pd L B. Inggris S2 Pembina

Pramuka

PNS 2015

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

35

Tabel 4.1 Tenaga Kependidikan MTs Negeri 296

Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dari sumber data di atas peneliti mengklasifikasi bahwasanya tenaga

pendidik di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan terdiri dari 17 Guru Laki-Laki

96

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

13 Dian Jatiningsih P B. Inggris S2 PNS 2005

14 Nafiatul Murtafiah, S.Pd P IPA S1 Wali kelas PNS 1994

15 Hidayat Rakasi, S.Pd L IPA S1 PNS 1994

16 Maimunah, S.Si P IPA S1 Wali kelas PNS 2004

17 Faqih Usman M.Pd L IPA S2 Wali kelas PNS 2005

18 Buchori, S.Pd L IPS S1 PNS 87

19 Undang Tarmidzi, S.Pd L IPS S1 PNS 92

20 Eko Suwarno L IPS S1 Wali kelas PNS 2003

21 Ahmad Zaini, S.Ag L PKN S1 PNS 93

22 Lilik Haryani, S.Pd P PKN S1 Wali kelas PNS 2003

23 Emi Karyati, S.Ag P SKI S1 Wali kelas PNS 2003

24 Hj. Mimin M, S.Ag P SBK S1 PNS 1988

25 Khairiah, S.Ag P Fiqih S1 PNS 2002

26 Dra. Hj. Nursaena P Akidah

Akhlak

S1 Wali kelas PNS 2003

27 Tuti Ani, M. Ag P Tahfidz S2 Wali kelas PNS 2007

28 Dr. H.A. Faiz, LC. M.Ag L B. Arab S3 PNS 2003

29 Ibnu Djarir, S.Ag L B. Arab S1 Wali kelas PNS 2003

30 Hendriyani, S.Kom L Prakarya S1 Pembina

Paskibra

Honor

e

r

2008

31 Rismanto L PJOK S2 PNS 2007

32 Wildan, S.Ag L Qur‟an Hadis S1 PNS 2010

33 Taufik Husain, M.Ag L B. Arab S2 PNS 2011

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

36

dan 15 Guru Perempuan. Dengan jumlah tenaga pendidik yang telah

tersertifikasi yaitu 33 Guru dan 1 Guru masih berstatus honorer/non PNS.

Dengan setiap guru telah mengikuti bimtek K-13

Selanjutnya ialah data kepegawaian/karyawan MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 Tenaga Kepegawaian97

Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan 97

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

37

4. Siswa-Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta Selatan dapat dilihat

dibawah ini.

Tabel 4.1 Jumlah Siswa di MTs Negeri 298

Nama

Rombel

Tingkat/

Kelas

Kurikulum Jumlah Siswa

Lk. Pr. Jumlah

7 7 K-13 55 98 153

8 8 K-13 66 114 180

9 9 K-13 73 99 172

Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Data rombongan belajar ini merupakan data terbaru yang didapat dari

tata usaha MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Fokus data dikelas 7 merupakan

hasil dari penyeleksian siswa saat masa pembukaan penerimaan siswa baru

dari jumlah awal yaitu 237 Lk dan 245 Pr Lulusan MI, dan 260 Lk serta

277 Pr lulusan SD. Serta tambahan dari siswa pindahan dari sekolah lain.

5. Sarana dan Prasarana

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta Selatan berdiri di atas tanah

seluas 2.280 M2 dan luas bangunan 1. 243 M

2. Luas bangunan tersebut

dijadikan Ruang Kelas, Kantor Guru, Lapangan, Masjid dan lain

sebagainya. Adapun bangunan yang ada di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

98

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

38

Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar dibawah ini.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

39

Gambar 4.3 Kondisi Bangunan99

Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dari sumber data di atas diketahui fasilitas utama di MTs Negeri 2

Jakarta Selatan cukup baik serta memadai. Walaupun ada sebagian kecil

yang rusak ringan dan sedang sehingga perlu sedikit perbaikan. Namun

secara keseluruhan mampu menunjang kegiatan pembelajaran di Mts

Negeri 2 Jakarta Selatan.

Gambar 4.4 Sarana dan Prasarana100

Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Selanjutnya ialah fasilitas pendukung di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

dalam observasi peneliti dan dukungan sumber data di atas, Alhamdulillah

fasih cukup baik walaupun ada beberapa yang terlihat rusak berat seperti

meja (tenis meja), Lemari di dalam kelas, beberapa bangku dan sekolah,

99

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan 100

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

40

dan lainnya sehingga perlu diperbaiki maupun diperbarui. Karena sedikit

mengganggu proses pembelajaran karena ada beberapa yang memang

sangat diperlukan karena tingkat pemakaiannya tinggi. Seperti alat

olahraga tentunya akan sedikit pembelajaran olahraga yang kebetulan

menggunakan alat tersebut.

6. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan belajar mengajar dan Ekstrakurikuler di MTs Negeri 2

Jakarta Selatan berikut keteranganya.

a. Kurikulum yang Digunakan : k-13 (Kelas 7,8) dan KTSP (Kelas

9)

b. Durasi 1 Jam Tatap Muka : < 45 Menit

c. Jam KBM : Pukul 06.30 sampai pukul 15.00

d. Kegiatan Rutin Keagamaan : Pesantren Kilat, Sholat Berjama‟ah,

Tadarus Al-Qur‟an dan Sholat Dhuha

Sedangkan Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di Madrasah

Tsanawiyah Negeri 2 Jakarta selatan ini adalah sebagai berikut :

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

41

Gambar 4.5 Kegiatan Ekstrakurikuler101

Sumber : Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Pendidikan Sejarah Islam di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Sebagaimana sebuah lembaga berbasis pendidikan yang berbasis

Islam MTs Negeri 2 Jakarta Selatan tentunya mengharapkan agar lahirnya

siswa-siswi yang unggul dalam ilmu pengetahuan yang berlandaskan iman

dan takwa menuju penguasaan teknologi modern sebagaimana tertulis

dalam visi serta misi yang telah dicantumkan di bab sebelumnya, sekolah

tentunya mengupayakan segenap cara maupun tindakan yang

mengarahkan kepada hal tersebut dan pada akhirnya berharap segala

101

Data Informasi Tata Usaha di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

42

tujuan pendidikan yang diselenggarakan dapat tercapai dengan baik dan

semestinya.

Sejarah Islam merupakan bagian dari upaya tersebut sebagai bagian

dalam proses pembelajaran di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Oleh

karenanya sejarah Islam mendapatkan porsi yang cukup dalam

pembelajaran di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.

Beberapa bentuk pendidikan sejarah Islam pun dilakukan sebagai

wadah dalam menanamkan nilai-nilai keislaman kepada siswa-siswa MTs

Negeri 2 Jakarta Selatan. Beberapa kegiatan tersebut tidaklah hanya

bersifat formal namun bersifat pula informal atau yang bersifat di dalam

kelas maupun di luar kelas. Menurut observasi yangn peneliti lakukan

peneliti mendapatkan beberapa informasi terkait. Berikut merupakan

bentuk-bentuk pendidikan sejarah Islam di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan :

a. Sejarah Kebudayaan Islam

Salah satu bentuk pendidikan sejarah Islam ialah pembelajaran

sejarah kebudayaan Islam di kelas. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di MTs Negeri 2

Jakarta Selatan. Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah

satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan,

peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi

dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan

masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan

Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai

perkembangan Islam di Indonesia. Secara substansial, mata pelajaran

Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai

kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk

sikap, watak, dan kepribadian peserta didik102

.

102

Lampiran KMA No. 165 Tahun 2014, h. 46-47

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

43

Dalam hal ini sebagaimana yang dikutip dari lampiran KMA No

165 2014 tentang kurikulum 2013 tujuan dari pembelajaran SKI ialah

:103

1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

mempelajari landasan ajaran nilai - nilai dan norma-norma Islam

yang telah dibangun oleh Rasulullah Saw dalam rangka

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa

kini, dan masa depan.

3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah

secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan Sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di

masa lampau.

5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil

ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani

tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena

sosial, budaya, politik, ekonomi, IPTEK dan seni, dan lain-lain

untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

Dalam wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Emi Karyati

sebagai guru bidang studi sejarah kebudayaan Islam di MTs Negeri 2

Jakarta Selatan beliau menambahkan :

“Bahwasanya sejarah kebudayaan Islam ditanamkan dan diajarkan

kepada siswa agar siswa tersebut mampu mengetahui siapa idola

mereka, karena kita sebagai generasi muslim harus mengetahui

siapa idola utama idola terbaik sebagai contoh ialah Rasulullah

Saw sebagai suri tauladan yang terbaik dalam kehidupan baik

dalam keseharian beliau, tingkah laku beliau, semangat juang

beliau dari lahirnya hingga wafatnya. Karena saya mengetahui

103

Ibid, h. 47

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

44

sekarang anak-anak lebih mengidolakan penyanyi-penyanyi yang

kita tidak mengetahui latar belakangnya muslim atau tidak, gaya

hidupnya positif atau tidak, karena apa bila kita mengidolakan

orang yang salah maka kita dikemudian hari terjerumus untuk

mengikuti kesalahan idola tersebut104

.

Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan tidak mempelajari seluruh materi yang berkaitan tentang

sejarah Islam secara keseluruhan yang tertulis dalam buku sejarah-

sejarah pada umumnya. Namun hanya beberapa aspek materi yang

dirasa perlu untuk siswa jenjang Madrasah Tsanawiyah. Melihat

kepada Ruang lingkup materi Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah

Tsanawiyah meliputi tentu mengacu kepada kurikulum yang dianut

yaitu :105

1) Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam

2) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah

3) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah

4) Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin

5) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah

6) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani

Abbasiyah

7) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah

8) Memahami perkembangan Islam di Indonesia

Proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berjalan sesuai

jam yang telah ditetapkan ialah 2 x 40 Menit. Guru pengampu Sejarah

Kebudayaan Islam di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan ialah Ibu Emi

Karyati, S.Ag yang menjadi satu-satunya guru bidang studi SKI di

sana beliau mengampu dari kelas 7 – kelas 9106

.

104

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00 105

Lampiran KMA No. 165 Tahun 2014, h. 48-49 106

Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

45

Dalam observasi yang peneliti lakukan sebagaimana biasa

pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dilakukan sesuai dengan

jadwal yang ditetapkan. Adapun dalam proses pembelajarannya guru

yaitu ibu Emi Karyati S.Ag mengawali pembelajaran dengan

sebagaimana biasa yang dilakukan oleh guru pada umumnya sesuai

dengan RPP yang telah dibuat dengan mengambil langkah-langkah

scientific approach (pendekatan ilmiah) yaitu mengamati, menanya,

mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (5 M)107

.

Dalam hal ini telah dilakukan pengembangan pembelajaran

Sejarah kebudayaan Islam dimulai dari materi pembelajaran hingga

kepada metode atau media yang digunakan.

Sejarah kebudayaan Islam mencangkup materi yang begitu luas

sehingga perlu dilakukan pembatasan maupun penyederhanaan materi

sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai baik dalam aspek

kognitif, afektif, serta psikomotor. Dalam hal ini Ibu Emi Karyati S.Ag

melakukan penyeleksian materi sejarah kebudayaan Islam seperti

dalam Bab Dinasti Abbasiyah dan menganalisis setiap materi kedalam

setiap aspek yang ingin dicapai, sebagai contoh :

Kognitif : Mengetahui Biografi Khalifah Dinasti Abbasiyah

Afektif : Meneladani sikap positif khalifah Dinasti Abbasiyah

Psikomotor : Menjadi Hamba yang Shaleh, Ta‟at, Cerdas, dan

Bijaksana

Sebagaimana beliau menyampaikan :

“Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini saya

menyadari materi yang disampaikan begitu padat sehingga perlu

dilakukan penyesuaian namun tetap sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai, saya melakukan penyeleksian materi susuai aspek

yang ingin dicapai seperti yang tiga itu yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor sehingga dengan dilakukan seperti ini lebih

memudahkan dan arahnya semakin jelas”

107

Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

46

Selanjutnya ialah pengembangan metode dan media pembelajaran

yang digunakan. Ibu Emi Karyati S.Ag selaku guru sejarah

kebudayaan Islam beliau menyebutkan :

“Saya biasa menggunakan metode pada umumnya yaitu diskusi

karena seorang guru tidaklah mungkin menggunakan metode

ceramah dari awal sampai akhir karena siswa akan menjadi cepat

bosan, dengan metode diskusi setidaknya membangun kegiatan

positif dan aktif bagi siswa”108

.

Dalam hal ini peneliti mengambil sebuah kesimpulan

pembelajaran sejarah kebudayaan Islam telah berkembang dalam hal

metode pembelajaran, yang mana diketahui dahulu guru terbatas atau

terbiasa penggunaan metode ceramah saja, namun seiring berjalannya

waktu dan perubahan-perubahan kurikulum yang menuntut sebuah

perubahan metode pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, serta

inovatif.

Begitupun dalam penggunaan media pembelajaran telah

mengalami perubahan yang signifikan apalagi didukung dengan

peralatan seperti teknologi yang semakin canggih semakin

memudahkan para guru untuk bereksperimen atau melakukan kegiatan

pembelajaran yang bervariasi sehingga tujuan pembelajaran akan lebih

mudah untuk dicapai. Sesuai pernyataan Ibu Emi Karyati S.Ag yaitu :

“Lebih lanjut, beliau mengatakan Al-Hamdulillah semenjak setiap

kelas terdapat fasilitias penunjang seperti proyektor menjadikan

sebuah media pembelajaran yang baru dan inovatif, yaitu dengan

media slide/power point, yang mana hal ini sedikit mengurangi

peranan penulisan dipapan tulis, dan tidaklah hanya sekedar power

point saja, namun dapat dijadikan media menonton film sejarah

bersama”109

.

Berikut contoh skenario dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam sesuai dengan observasi dan wawancara peneliti :

108

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00 109

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

47

Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam telah disusun RPP yang

dibuat oleh guru sebagai pedoman pembelajaran yang baik sehingga

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.

Yang mana dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam ini tentunya

diarahkan untuk mencapai kompetensi inti dan dasar yang ingin

dicapai yaitu :110

K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

(Menghayati ibrah atau nilai positif dari proses berdirinya Dinasti

Abbasiyah), dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

tentang Dinasti Abbasiyah siswa diarahkan mampu menghayati

nilai-nilai positif dari proses berdirinya Dinasti Abbasiyah tersebut.

K2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai

bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

(Dapat menunjukan sikap bijaksana sebagai implementasi dari

pemahaman mengenai sejarah Dinasti Abbasiyah) yaitu siswa

mampu mendemonstrasikan ketekunan dan kegigihan tokoh

terkenan Dinasti Abbasiyah seperti tekun dalam belajar serta

mampu mengubah perilaku negatif ke nilai kepositif seperti malas

belajar menjadi rajin belajar.

K3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

110

RPP Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Ibu Emi Karyati S.Ag di MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

48

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

(Memahami Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah) yaitu siswa

mampu menjelaskan sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah,

mengidentifikasi faktor pendukung sejarah berdirinya, serta

menyebutkan proses terbentuknya Dinasti Abbasiyah lewat

kegiatan-kegiatan diskusi dan menyampaikan/mengkomunikasikan

dengan sesama teman siswa lainnya.

K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

(Menceritakan Silsilah Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah) dalam

pelaksanaan nanti siswa diharapkan mampu menampilkan tokoh-

tokoh yang berperan dalam Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah,

menyebutkan nama-nama khalifah beserta silsilah

kekhalifahannya.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam dan do‟a pembuka

sebagaimana biasa dilanjutkan dengan guru membuka materi

pembelajaran dalam bentuk power point menggunakan proyektor

selanjutnya siswa mengamati apa yang ditampilkan di depan oleh guru

seperti gambar-gambar yang berhubungan dengan materi yang

diajarkan yaitu (Islam masa Dinasti Abbasiyah)111

. Kegiatan ini tidak

dilaksanakan tidak begitu lama kemudian langkah selanjutnya guru

melempar beberapa pertanyaan kepada siswa seperti : (Menurut kalian,

apakah kejayaan dinasti abbasiyah merupakan bagian dari kemajuan

Islam ?).

Langkah pembelajaran yang dilakukan ibu Emi Karyati siswa

diarahkan untuk mencari informasi dari beberapa sumber ilmu yang

111

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

49

ada salah satu ialah buku panduan SKI yang dimiliki oleh siswa

sembari berdiskusi dan menghubungkan materi satu dengan yang

lainnya. Selanjutnya ialah mengkomunikasikan apa yang siswa telah

dapatkan kepada teman-teman siswa yang lain dan di sini guru

mendengarkan dan menambahkan materi yang telah disampaikan

siswa serta menarik kesimpulan dari materi tersebut. Dan kegiatan

pembelajaran dilanjutkan dengan siswa membuat resume berkenaan

materi yang telah disampaikan.

Dalam temuan observasi yang peneliti lakukan guru melakukan

suntikan moral dan motivasi dengan menghubungkan materi yang

disampaikan dengan kehidupan sehari-hari kepada siswa seperti siswa

diarahkan mampu mencontoh tokoh-tokoh positif dalam materi

tersebut yang mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa kepada

peradaban Islam sehingga tercatat dalam tinta emas sejarah Islam

sampai sekarang ini dan menghindari atau menjauhi sifat-sifat tokoh

yang kurang terpuji (faktor runtuhnya dinasti umayyah).

Menurut pengamatan dari peneliti sikap emosi siswa ketika

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berlangsung sangatlah

beragam hal ini terlihat dengan jelas dari raut wajah para siswa yang

menunjukan sikap atau ekspresi positif maupun negatif.

Menurut Ibu Emi Karyati sebagaimana biasa beliau memulai

pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di kelas, siswa menurut

pengamatan beliau sikap yang ditunjukan ialah siap memulai

pembelajaran tertib dan tidak banyak berbicara walaupun ada beberapa

siswa yang terlihat kurang bersemangat yang diakibatkan beberapa

faktor yang dijabarkan dalam sub bagian selanjutnya112

. Beliau

mengawali pembelajaran sebagaimana biasa menggunakan media slide

power point dengan bantuan proyektor. Namun dalam beberapa

kesempatan beliau tidak menggunakan media tersebut. Kembali soal

sikap siswa di kelas beliau melanjutkan bahwa semakin berjalannya

112

Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

50

proses pembelajaran siswa saya amati menurun dalam artian yaitu

semangatnya hal ini beliau akui karena mungkin siswa kelelahan

karena jadwal belajar Sejarah kebudayaan Islam merupakan jam akhir

sehingga mungkin yang dipikirkan siswa ialah kapan cepat pulang113

.

Namun saya biasanya langsung mengarahkan siswa untuk berdiskusi

agar siswa tergerak aktif kembali dalam proses pembelajaran

tersebut114

.

Pembelajaran sejarah Islam tidak hanya terfokus melulu di

pembelajaran SKI di dalam kelas semata namun dapat menggunakan

media-media ataupun kegiatan-kegiatan yang lain khususnya kegiatan

yang bersifat keagamaan di luar kelas. Dan hal tersebut telah menjadi

progam dari MTs Negeri 2 Jakarta Selatan. Hal ini sesuai pernyataan

yang disebutkan Ibu Emi Karyati S.Ag :

Sejarah Islam sebenarnya wadah pembelajarannya tidak hanya dari

pelajaran SKI saja namun bisa dengan wadah lain seperti Kultum

Sholat Dhuha, Tahun Baru Islam, Maulid Nabi Muhammad Saw,

event-event keIslaman lainnya, atau sebagai awalan memulai

sebuah pembelajaran. Soal kembali keefek atau pengaruhnya mana

lebih baik dengan pembelajaran SKI di kelas saya kira saling

mendukung satu sama lain karena tentunya dengan gaya

penyampaian yang berbeda saya rasa semakin menguatkan gairah

semangat motivasi anak dalam menuntut ilmu dan beragama115

.

b. Peringatan Hari Besar Islam

Peringatan hari besar Islam telah menjadi sebuah program kegiatan

yang telah menjadi budaya tahunan di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

sebagai sekolah yang berbasis Islam, seperti :116

1) Peringatan Tahun Baru Hijriyah Islam dan Peringatan 10

Muharram

113

Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

114

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Senin 16 September 2018 pukul 13.00

115

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Senin 16 September 2018 pukul 13.00 116

Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

51

Merupakan sebuah penanda pergantian tahun baru hijriyah Islam

dan sebagai pengingat akan sebuah sejarah umat Islam berkenaan

tentang hijrahnya Nabi Muhammad Saw dan Sahabat-Nya dari

kota Mekkah menuju Madinah Al-Munawwaroh. Sedang 10

Muharrom merupakan hari dimana yang kita kenal sebagai hari

rayanya anak yatim sebagai hikmah untuk kita terus menyayangi

dan mengasihi para anak yatim sebagaimana yang telah diajarkan

oleh Rasulullah Saw.

2) Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

Merupakan sebuah kegiatan dalam rangka memperingati hari

kelahiran sang penghulu alam Nabi Muhammad Saw yang

bertepatan pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam penanggalan

hijriyah. Sebagai wujud kecintaan dan kasih sayang kita kepada

Nabi Muhammad Saw untuk terus membawa amanah estafet

perjuangan Islam dan untuk terus meneladani kepribadian beliau

sebagai Uswatun Hasanah. Lewat kegiatan ini siswa akan

diperdengarkan mauizah hasanah nasehat agama yang berkaitan

langsung tentang sirah nabawiyah Muhammad Saw bagaimana

lahirnya Nabi, kisah-kisah luar biasa Nabi, Akhlaknya Nabi,

Perjuangan Nabi bersama para Sahabat-Nya yang ikhlas karena

Allah dan lain-lain serta mendapatkan sebuah suntikan moral dari

ayat-ayat suci Al-Qur‟an yang berkenaan tentang riwayat Nabi

Muhammad Saw, diperdengarkan pula sya‟ir-sya‟ir kecintaan

kepada Nabi Muhammad Saw yang diiringi oleh Qosidah Hadrah

Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.

3) Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw

Merupakan sebuah hari besar Islam yang mengandung nilai

spiritual yang tinggi. Pada saat itulah bertepatan pada tanggal 27

Rajab Nabi Muhammad Saw diperjalankan di malam hari dari

Mekkah ke Masjidil Aqsa lalu beliau menuju langit Sidratul

Muntaha. Dan pada malam itulah umat Islam mendapatkan

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

52

perintah menjalankan sholat wajib lima waktu sebagai bentuk

keta‟atan dan penghambaan diri kepada Allah Swt Azza Wajalla.

Kegiatan ini dalam pendidikan sejarah Islam bagi siswa tidak

berbeda jauh dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

yaitu Lewat diperdengarkan mauizah hasanah nasehat agama yang

berkaitan langsung tentang sirah nabawiyah Muhammad Saw yaitu

riwayat /sejarah isra mi‟raj Nabi, Sejarah Awal mula Sholat dan

lain-lain serta mendapatkan sebuah suntikan moral dari ayat-ayat

suci Al-Qur‟an yang berkenaan tentang riwayat Nabi Muhammad

Saw, diperdengarkan pula sya‟ir-sya‟ir kecintaan kepada Nabi

Muhammad Saw yang diiringi oleh Qosidah Hadrah Siswa MTs

Negeri 2 Jakarta Selatan.

4) Peringatan Idhul Adha/ Idhul Qurban

Hari saya Idhul Adha/Idhul Qurban merupakan hari raya

dimana seluruh umat muslim seantero dunia melakukan

penyembelihan hewan Qurban sebagai bentuk ta’at dan rasa

syukur kepada Allah Swt. Dan sebagai pengingat momen sejarah

tinggi yaitu keikhlasan, kesabaran dalam pengorbanan yang

dilakukan oleh Nabi Ibrahim as dan anak-Nya Nabi Isma‟il as.

Yang diperingati dan dilaksanakan setiap tanggal 10, 11, 12, 13

Zulhijjah atau disebut dengan hari Tasyrik. Implementasi bagi

pendidikan sejarah Islam ialah siswa diajarkan secara langsung

momentum pemotongan hewan Qurban dan ikut berpartisipasi di

dalamnya sebagai wujud syukur serta mengenang sejarah Nabi

Ibrahim as dan Nabi Isma‟il as117

.

Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut sudah menjadi program

wajib di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan hal ini berdasarkan kepentingan

dan tujuan dari kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan keagamaan

tersebut tentunya di lakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan

117

Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

53

keimanan dan ketakwaan siswa serta membangun generasi-generasi

muda yang religius dan berakhlak Islami. Sebagai bagian dari wadah

dakwah Islamiyah dalam menanamkan nilai-nilai keislaman bagi

siswa.

Menurut Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta Selatan beliau

menambahkan :

Kegiatan-kegiatan hari besar Islam yang dilaksanakan di MTs

Negeri 2 Jakarta Selatan memiliki peranan penting khususnya bagi

pembelajaran siswa. Dengan kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut

tentunya saling mendukung dan terkait dengan pembelajaran siswa

di kelas khususnya pelajaran-pelajaran agama seperti Fiqh, Al-

Qur‟an Hadits, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, serta Sejarah

Kebudayaan Islam.118

c. Kultum Mingguan

Kultum atau biasa dikenal yaitu kuliah tujuh menit adalah sebuah

seni menyampaikan sesuatu kepada khalayak orang banyak/umum.

Dengan durasi yang cukup singkat dan tidak terlalu lama. Kultum

disebut pula sebagai ceramah singkat yang membahas berbagai

pengetahuan maupun persoalan-persoalan yang berkaitan dengan

agama serta kehidupan. Kultum biasa dilaksanakan pada waktu-waktu

tertentu seperti sebelum/sesudah sholat. Kultum merupakan salah satu

sarana dakwah yang baik dan cukup efektif.

Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan kultum telah menjadi program

yang rutin dilaksanakan. Kultum di sini dilaksanakan pada saat

sebelum sholat dhuha yang diisi oleh siswa yang mendapatkan jadwal

Kultum tersebut. Pelaksanaan Kultum tidak di lakukan setiap hari

namun pada dilaksanakan pada hari Jum‟at saja di minggu 1 dan

ketiga. Dan dalam kegiatan Kultum tersebut pengisi dilakukan secara

rolling siswa-siswi kelas 9.1 – 9.5119

.

118

Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00 119

Observasi Peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

54

Kegiatan Kultum dilaksanakan sebagai bentuk pembelajaran siswa

khususnya yang mendapat jadwal pengisi Kultum tersebut yaitu agar

siswa mampu dan berani untuk menyampaikan ilmu yang bermanfaat

di depan khalayak khusunya di depan teman-temannya. Kegiatan

Kultum ini pula agar siswa terbiasa berbicara di depan umum serta

sebagai pengalaman berharganya tentunya.

Menurut Bapak Taufik Husein, S.s. M.Pd beliau menuturkan :

Kultum dilaksanakan di MTs Negeri 2 itu agar membangun rasa

percaya diri siswa agar terbiasa berbicara di depan khalayak

umum. Dengan kultum mereka dilatih untuk mampu secara positif

menyampaikan informasi, nasihat yang baik kepada teman-

temanya. Melatih bicara mereka agar tidak gugup dan tentunya

pengalaman yang positif bagi mereka di masa mendatang.120

Hal ini diperkuat menurut Khansa Tsabita, menyebutkan :

Jadi kegiatan Kultum itu ka melatih mental kita di depan orang

banyak sama menjadi sebuah pengalaman berharga buat kita. Terus

ka menambah wawasan keilmuan kita kan secara buat yang tugas

Kultum harus membuat materi dan menghafalnya juga walaupun

malu dan gugup setidaknya jadi pengalaman tersendiri ka buat di

masa mendatang.121

Kegiatan Kultum ini sangatlah bermanfaat sebagai wadah

pendidikan keagamaan dan ini diamini oleh para siswa mereka

menjadi lebih antusias mendengarkan nasihat dari temannya.

Sebagaimana disampaikan oleh Khansa Tsabita, yaitu

Kultum itu sangat berperan sekali ka karena di zaman sekarang

anak-anak itu lebih banyak mau mendengarkan kata-kata teman

atau sahabatnya daripada dengan orang yang lebih dewasa dengan

mereka. Nah ketika Kultum tersebut yang membawakan temannya

sendiri menjadikan mereka lebih antusias dan termotivasi sehingga

nasihat tersebut bisa diterima dengan baik.122

120

Wawancara dengan Bapak Taufik Husain, sebagai Guru Bahasa Arab di MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Rabu, 26 September 2018 pukul 13.00 121

Wawancara dengan Khansa Tsabita, 9.5 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu

26 September 2018 pukul 11.00 122

Wawancara dengan Khansa Tsabita, 9.5 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu

26 September 2018 pukul 11.00

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

55

Bentuk pendidikan sejarah Islam di sini ialah dimana siswa yang

tampil untuk Qultum Mingguan biasanya akan menyisipkan sebuah

materi tentang sejarah keislaman yang akan ia sampaikan sebagai

mauziah hasanah di depan teman-temannya nanti. Seperti yang di

lakukan oleh Khansa Tsabita yang pernah mendapat jadwal Qultum

dimana ia menyampaikan sebuah materi tentang cinta anak yatim dan

di dalam Qultumnya ia menyisipkan sebuah cerita Nabi yang berkaitan

dengan materi yang ia sampaikan.

d. Kegiatan Sanlat Ramadhan

Kegiatan pesantren kilat (Sanlat) merupakan salah satu program

kegiatan tahunan yang biasa di laksanakan di MTs Negeri 2 Jakarta.

Kegiatan ini di laksanakan setiap bulan Ramadhan. Sebagai seorang

Muslim disadari bahwasanya bulan Ramadhan merupakan bulan yang

penuh rahmat dan magfiroh-Nya oleh karenanya perlu

dilaksanakannya sebuah kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan

Sanlat ini bertujuan yang utama sebagai kegiatan positif penyemarak

bulan Ramadhan dan sebagai wadah menanamkan makna dan nilai-

nilai kehidupan, mendidik siswa untuk senantiasa menjalankan

kewajibannya sebagai seorang muslim dan menjauhi semua larangan-

larangan serta mampu mengamalkan Sunnah- Sunnah di bulan

Ramadhan dan meneladani akhlak Islami dan keteladanan Rasulullah

Saw lewat ceramah-ceramah atau cerita-cerita tentang riwayat Para

Nabi dan Sahabat-Nya.

Pada pelaksanaannya siswa telah diberikan sebuah buku sebagai

alat untuk memonitor setiap program keagaamaan baik itu Tadarus Al-

Qur‟an, Sholat berjama‟ah hingga meresume setiap nasihat yang

diberikan baik itu Kultum, Ceramah Agama di hari besar Islam dan

saat pelaksanaan Pesantren Kilat Ramadhan yang dikordinasikan oleh

para panitia keagamaan dan diisi dari pada guru-guru yang

berkompeten dalam bidangnya khususnya bidang agama. Dalam

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

56

meresume nanti siswa diarahkan untuk mengisi form dalam buku

Monitor Penilaian Habitual Curriculum (MPHC) tersebut hal-hal/isi

ceramah yang mereka dengarkan dari para pengisi Kultum maupun

Penceramah sebagai bukti atas partisipasinya dan tentunya sebagai

ilmu yang dapat mereka bawa bagi diri pribadi mereka masing-masing.

Gambar 4. 2 Buku MPHC

2. Penghambat Pendidikan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar

Sejarah Islam dalam penelahannya masih banyak kaum muslimin yang

mengacuhkannya sedikit sekali yang perhatian kepadanya.123

Dan memang

diakui dan diamini oleh sebagian besar kaum muslimin khususnya peserta

didik, para penuntut ilmu yang terkesan kurang berminat untuk belajar

pendidikan sejarah Islam. Bukan dikarenakan akan materinya namun lebih

kepada proses pengajaran, gaya belajar yang tidak mendukung secara

maksimal.

a. Materi yang terlalu banyak

Proses pendidikan sejarah Islam tentunya berdasarkan pedoman

yang berlaku bila melihat kepada sumber agama tentunya sejarah

Islam berpedoman kepada Al-Qur‟an dan As-Sunnah lalu dilanjutkan

123

Muhammad l-Khudhari Bek, Kitab Nurul Yaqin, Sirah Nabi Muhammad Pemimpin Para Rasul,

(Jakarta: Ummul Quro, 2018)

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

57

kepada pemahaman yang secara turun temurun disampaikan oleh para

guru, ulama, sejarawan hingga dibukukannya sejarah tersebut.

Yang telah diamati bahwasanya MTs Negeri2 Jakarta Selatan

dalam proses pendidikan sejarah Islam khususnya dalam mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam telah memiliki buku panduan

belajar dan mengajar baik buku guru maupun buku siswa. Namun

menurut pengakuan dari siswa materi yang diajarkan di buku panduan

terlalu padat ditambah materi panjang lebar menjadikan siswa menjadi

jengah untuk belajar bahkan sekedar untuk melihat saja. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan Ibu Emi Karyati, S.Ag :

Materi sejarah Islam itu sangat banyak dari materi sejarah Nabi

Muhammad Saw hingga wafatnya. Ditambah buku materi berisi

uraian panjang lebar dari lahir, tanggal, bulan, dan tahun

menjadikan siswa terlihat malas untuk membuka buku seperti

melihat kumpulan rumus-rumus matematika yang menyulitkan.124

Lebih lanjut beliau menambahkan :

Materi-materi yang diajarkan di kelas biasanya merupakan

pengulangan dari materi-materi sebelumnya. Khususnya siswa

yang dulunya sekolah di Madrasah Ibtidaiyah tentunya pernah

belajar tentang SKI sehingg mungkin mereka berfikir “ah sudah

pernah dipelajari sehingga mereka tidak antusias.125

Namun hal ini tidak menjadi sebuah masalah bila pendidikan

sejarah Islam dilaksanakan dalam bentuk Kultum ataupun Ceramah

Agama saat Peringatan Hari Besar Islam. Dikarenakan para

pemateri/penceramah telah menyiapkan bahan materi dan point-point

penting yang akan disampaikan sehingga pembahasan tidaklah panjang

lebar dan berlarut-larut.

b. Waktu Pembelajaran yang kurang tepat

Dalam observasi yang peneliti lakukan serta pengalaman ketika

program PPKT dahulu di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan biasanya

124

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Rabu 26 September 2018 pukul 13.00 125

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Rabu 26 September 2018 pukul 13.00

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

58

pendidikan sejarah Islam khususnya pendidikan SKI di kelas

dilaksanakan pada jam-jam siang setelah ba‟da Dzuhur. Yang mana

kita mengetahui jam-jam ini merupakan jam rawan/kritis dimana

kondisi peserta didik telah mencapai batas akhir dikarenakan mereka

telah mengikuti pembelajaran dari pagi. Dan peneliti lihat kondisi

cuaca saat itu sedang panas-panasnya dan ditambah pula kondisi kelas

yang tidak didukung oleh pendingin udara seperti AC. Hal ini

mengakibatkan jelas kondisi psikologis siswa yang menurun dan

terlihat dari kurang antusias siswa dalam menerima pelajaran. Seperti

yang dinyatakan oleh M Nazmi :

Paling berat belajar ka setelah selesai istirahat Dzhuhur ka, dimana

saat itu lagi panas-panasnya, dan kondisi kelas tidak ada

pendukung seperti AC, ada kipas angin namun tidak terlalu

berpengaruh juga ka, jadi ya begitu banyak teman-teman yang

bukannya sibuk fokus malah mengibas-ngibaskan buku sebagai

kipas angin sama bawaannya pengen cepat-cepat pulang aja ka.126

Lebih lanjut Ibu Emi Karyati mengamini dan menambahkan :

Memang pada kenyataannya seperti itu ketika pelajaran memasuki

jam kritis akan terlihat ada siswa yang mengantuk, mengobrol,

sibuk dengan kipas ditangannya. Dan saya bukannya menerima

namun memang begitulah keadaannya dan saya tidak memaksakan

diri. Namun dalam hal ini peran guru sangatlah penting bagaimana

siswa dapat nyaman dan antusias dalam pelajaran.127

Lalu pada pendidikan sejarah Islam dalam bentuk lain pada

dasarnya persoalannya sama. Misalnya Peringatan Hari Besar Islam

karena pelaksanaanya dilakukan di lapangan MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan dengan beralaskan terpal mereka mendengarkan mauizah

hasanah. Dan biasanya pelaksanaannya dilaksanakan pada pagi hari

sampai selesai namun kenyataannya ketika masuk sesi ceramah agama

tersebut kondisi matahari telah beranjak naik sehingga mereka para

126

Wawancara dengan M Nazmi, 9.1 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26 September

2018 pukul 11.00 127

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari Rabu 26 September 2018 pukul 13.00

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

59

siswa merasa kepanasan terik matahari hal ini berdampak kepada

konsentrasi siswa dalam mendengarkan ceramah agama tersebut.

c. Gaya belajar yang tidak mendukung

Gaya belajar tentunya menjadi bagian yang paling penting dalam

setiap proses pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas

dibandingkan dengan faktor-faktor di atas. Gaya belajar menentukan

apakah pelaksanaan pembelajaran tersebut telah tercapai tujuan yang

semestinya. Di sini guru sebagai seorang pengajar memiliki tanggung

jawab bagaimana ia mampu menyampaikan, mengolah,

mengkondisikan pembelajaran yang positif bagi siswa.

Namun, dalam proses pembelajaran pendidikan sejarah Islam guru

dirasa kurang dalam mengembangkan proses pembelajaran yang

sesuai. Dikarenakan metode yang kurang tepat atau terlalu monoton

(itu-itu saja) seperti menggunakan metode ceramah saja, atau

komunikasi yang kurang sesuai. Hal ini sangatlah berpengaruh kepada

siswa dalam menyerap pelajaran yang ia terima.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Salsabila Azzahra, 9.2 :

Ka pendidikan sejarah Islam menurut saya itu bagus sebenarnya

membangun pengetahuan baru, tetapi pelajarannya begitu

membosankan seperti mata pelajaran SKI, guru dalam

penyampaiannya kurang jelas dan terkesan monoton hingga

terburu-buru sehingga kami kurang menangkap apa yang

disampaikan oleh guru ditambah terkadang sedikit kesalahpahaman

terkadang guru menganggap kami para siswa tidak mendengarkan

tetapi kenyataannya bukan kami tidak mendengarkan namun

memang informasi yang disampaikan tidak terdengar oleh kami.128

Hal ini diperkuat oleh pernyataan Fitri Farihatul siswi 9.2 yaitu :

Jadi pembelajaran itu terkesan kurang seru ka, di satu sisi gurunya

pasif dan biasa aja ditambah proses pembelajaranya bosenin dan

itu-itu aja kak hanya persentasi power point dan dijelaskan terus

mengerjakan tugas setiap hari seperti itu jadi setiap ketemu

128

Wawancara dengan Salsabila Azzahra, 9.2 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26

September 2018 pukul 11.00

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

60

pelajaran SKI bawaannya males aja ka ditambah gurunya yang

terkesan galak dan marah-marah.129

d. Siswa itu sendiri

Dalam hal ini diakui bahwa siswa memiliki karakteristik yang

berbeda-beda dan tentunya pemahaman yang berbeda-beda. Ada siswa

yang aktif dan kreatif serta ada yang pasif. Perbedaan siswa terlihat

pula ada yang suka mendengar, mengamati, menulis, atau berkreasi.

Hal ini berdampak kepada tingkat kefektifan sebuah metode/kegiatan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangun motivasi belajar

siswa. Terkadang sebagian besar siswa merasa termotivasi terhadap

apa yang guru lakukan namun pasti ada satu hingga dua orang yang

tidak merasa terbangun motivasinya dikarenakan cara dan respon

mereka yang berbeda dengan yang satu dan lainnya. Mengambil

contoh membangun motivasi belajar dengan bercerita, bagi yang suka

mendengar dan membaca tentunya hal ini mengasyikan namun untuk

anak yang tidak nyaman dan lebih suka menulis ataupun bergerak aktif

hal ini dianggap suatu kegiatan yang biasa saja bahkan terkesan

mereka pasif.

3. Peranan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa

Pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan. Sebagai

sebuah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan”.130

Sejarah Islam telah memainkan peranan penting dalam dalam

pendidikan yang tidak dipungkiri mampu mendukung dan turut serta

mengembangkan setiap insan khususnya peserta didik dalam mencapai

tujuan pembelajarannya itu sendiri.

129

Wawancara dengan Fitri Farihatul Mazihah, 9.2 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan,

hari Rabu 26 September 2018 pukul 11.00 130

Damsar, Pengartar Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2011), h. 8

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

61

Sungguh pendidikan sejarah Islam sangatlah penting ditanamkan

kepada peserta didik. “Karena bukan tanpa alasan generasi muda Islam

dewasa ini terhinggapi rasa herolessness merasa tiada memiliki

pahlawannya. Di satu sisi sistem penulisan sejarah yang bertolak dasar

dari dasar pemikiran deislamisasi131

”.132

Sejarah Islam dihadirkan sebagai penghilang dahaga dari

ketidaktahuan, dari kegelapan cahaya petunjuk, dari pola pikir yang

terbatas, dari pengaburan-pengaburan sejarah dan informasi yang penting

daripada agama Islam yang mulia, serta dari sesatnya kita dalam memilih

tokoh-tokoh idola yang baik sebagai suri tauladan bagi kehidupan.

Islam merupakan agama yang besar salah satunya karena sejarah luar

biasa peradabannya sebagai bagian rahmat Allah Swt yang meridhoi

sebagai agama disisinya. Sebagai firman Allah Swt :

سالم ين عند اللو ال إن الد

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”. Q.S

Ali-Imran (3): 19.133

Islam erat kaitannya dengan sejarah. Bukankah landasan hukum dan

syari‟atnya sebagian besar berisi tentang sejarah sebagai contoh ayat-ayat

Al-Qur‟an tidaklah berisi perintah dan larangan semata, tetapi berisi

“selingan-selingan cerita ringan untuk menjadi pelajaran berharga bagi

pembacanya seperti surat Yusuf yang berisi full kisah yang mendapat

sebutan sebagai Ahsanul Qashas (sebaik-baik cerita)”.134

Oleh karenanya bukan tidak mungkin mengubah pikiran bangsa dan

agama dengan sejarah sebagaimana yang sejarah sebagai landasan dasar

131

Penghilangan Harkat Islam, perusakan nilai-nilai ajaran Islam dari dalam 132

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 1, (Bandung: Surya Dinasti, 2015) 133

DEPAG RI, Op.Cit, h. 78 134

Muhammad Yasir, Humor Sehat Ala Ustadz, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012), h. 2

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

62

penuturan wahyu yang diterima oleh Rasulullah Saw berdampak besar

dalam mengubah karsa, rasa, dan cipta umat yang mengimani-Nya135

.

Sejarah Islam menjadikan kita mengerti dan paham bagaimana Allah

Swt “menggambarkan kepada Nabi yang mulia Muhammad Saw apa-apa

yang menjadi kesempurnaan dunia dan akhirat yang belum pernah

dianugerahkan kepada siapapun agar menjadi telah oleh para pembaca dan

pendengar sehingga siapa yang mengikuti jejaknya berhak mendapatkan

pujian dunia dan pahala di akhirat”.136

Begitupula para Sahabat Nabi yang

berbakti lagi mulia sebagai juru penerang agama Islam untuk

menyempurnakan penaklukan negara dan memancarkan cahaya Islam

keseluruh dunia.137

Begitula di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan mengakui secara terbuka

sebagaimana pernyataan dari Ibu Dra. Hj. Yenni Triasih, M.Pd

“Pendidikan sejarah Islam sangatlah vital bagi siswa, dengan sejarah

mereka mampu mengambil hikmah yang begitu besar. Sejarah

menjadikan mereka sadar betapa luar biasa pengorbanan para pejuang

terdahulu dalam berperang sehingga mereka sadar tugas pengorbanan

mereka hanyalah belajar dan belajar untuk mengejar masa depan yang

baik dan mengharumkan nama bangsa dan agama mulia mereka”.138

Pendidikan sejarah sangatlah penting dilakukan dalam membangun

generasi-genarasi yang berkompeten, religius, dan mampu membangun

karakter positif dalam diri pribadi.

Membangun motivasi belajar sangatlah diperlukan untuk menjadi

sebuah dukungan besar bagi siswa dalam proses pembelajarannya. Baik

motivasi yang bersifat instrinsik maupun ekstrinsik. Dengan berbagai

metode dan cara dalam membangun motivasi belajar siswa yang dapat

dilaksanakan dan dikembangkan secara lebih kreatif dan inovatif tentunya

akan membawa dampak positif bagi peserta didik.

135

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 2, (Bandung: Salamadani Pustaka Semesta,

2010) 136

Muhammad l-Khudhari Bek, Op.Cit, h. 403 137

Ibid, h. 402 138

Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

63

Dalam penelitian ini diketahui di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan telah

menerapkan beberapa metode maupun kegiatan yang membangun

motivasi belajar siswa yang diterapkan para guru baik dalam pembelajaran

di kelas maupun diluar kelas seperti Ice Breaking, ataupun metode

pembelajaran aktif. Namun dalam pengamatan peneliti penggunanaan

metode maupun kegiatan positif tersebut masih terlihat jarang dilakukan

hanya sesekali saja dan hanya dilakukan oleh beberapa orang guru.

Padahal kebutuhan hal-hal maupun kegiatan yang membangun motivasi

belajar siswa haruslah lebih banyak dilakukan karena kegiatan

pembelajaran dilakukan secara kontinu tentunya motivasi belajar siswa

haruslah dilakukan secara kontinu pula. Sebagaimana pernyataan Ibu Emi

Karyati S.Ag bahwasanya :

Sejarah Islam bila kita kaitkan dengan motivasi belajarnya saya rasa

sangat-sangat berperan penting bagi motivasi siswa, kita ambil contoh

Nabi Muhammad Saw beliau berdakwah dengan motivasi yang tinggi

penuh kesabaran sekalipun sedikit sekali waktu itu yang menerima

dakwahnya. Beliau tetap sabar dan gigih apalagi kita (siswa) yang

hanya belajar di kelas tentunya harus lebih termotivasi untuk tidak

berputus asa.

Lebih lanjut beliau menyampaikan :

Kalau soal efek atau bentuk motivasinya setelah mendengar dan

mengikuti pembelajaran SKI itu kalau dikelas biasanya mereka

merespon “ oh gitu ! seperti mendapatkan pemahaman baru dan respon

itu berlanjut dengan mata yang semakin terfokus dan banyaknya

pertanyaan yang keluar dari siswa, namun ini tentunya juga

dipengaruhi bagaimana penyampaian kita sebagai guru, maupun

materinya. Bila diluar kelas kehidupan keberagamaannya terlihat

semakin baik seperti mereka menjalankan puasa Sunnah senin-kamis,

sholawatan/puji-pujian sebelum sholat139

.

Di sini pendidikan sejarah Islam dibutuhkan sebagai bagian dalam

membangun motivasi belajar siswa di kelas. Hal ini ternyata telah

139

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari Senin 16 September 2018 pukul 13.00

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

64

diterapkan oleh segelintir guru khususnya guru agama, seperti yang

dinyatakan oleh Bapak Taufik Husein, S.s M.Pd :

Dalam membangun motivasi belajar biasanya kan anak-anak bila

sedang proses pembelajaran di kelas terlihat mengantuk atau kurang

antusias di sini saya biasanya menggunakan teknik game atau bercerita

kisah motivasi sejarah terdahulu tetapi ceritanya tentu yang

berhubungan dengan materi pula dan itu sangat berpengaruh sekali

bagi anak-anak yang awalnya kurang antusias ia belajarnya semakin

antusias seperti bertanya dan menanggapi140

.

Mendengar pernyataan beliau peneliti melakukan pendalaman

informasi dan melakukan pembuktian sejauh mana tingkat keefektifan

kegiatan tersebut. Di sini peneliti mengambil pernyataan Yaumil Gattan

siswa 9.3 :

Seneng banget kak ketika pas pelajaran mendengarkan sebuah cerita-

cerita keislaman terdahulu yang biasanya jarang kita dengar. Sehingga

mendapat pengetahuan dan pencerahan baru terlebih ceritanya yang

bersifat motivasi-motivasi. Apalagi dihubungkan dengan kehidupan di

luar. Itu yang tadi awalnya mengantuk jadi bangun lagi ka karena mata

kita jadi segar dan fokus kembali ke pelajaran.141

Dan ternyata keterangan di atas semakin dikuatkan oleh pernyataan

Aliya Shalsabila siswi 9.3 yaitu :

Benar banget kak, seru aja saya dengerin cerita-cerita keislaman baik

itu Nabi-Nabi sampai kepada yang Ilmuwan-Ilmuwan Islam tuh kak.

Itu membuat saya sadar agama kita ternyata agama yang hebat ya kak.

Apalagi kakak dulu pernah cerita dengan gaya yang menggambarkan

ceritanya tentang wafatnya Nabi Muhammad itu saya sedih banget kak

ternyata Nabi Muhammad itu cinta banget sama umat-Nya.142

Dengan hal ini cukup membuktikan bahwasanya membangun

motivasi belajar siswa dapat dilalui dengan media cerita-cerita sejarah

Islami, motivasi yang positif dan bermanfaat. Menggunakan metode

ceramah cukup efektif walaupun diketahui bahwasanya ceramah memang

140

Wawancara dengan Bapak Taufik Husain, sebagai Guru Bahasa Arab di MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Rabu, 26 September 2018 pukul 13.00 141

Wawancara dengan Yaumil Gattan, 9.2 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari

Kamis 27 September 2018 pukul 11.00 142

Wawancara dengan Aliya Shalsabila, 9.3 Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari

Rabu 26 September 2018 pukul 11.00

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

65

terkadang membosankan namun bila dibarengi dengan gestur tubuh dan

komunikasi yang baik tentu tidak akan menjadi sebuah masalah.

Dan hal ini semakin dikuatkan kembali tidak hanya dalam

pembelajaran di kelas saja namun di luar kelas. Sejarah Islam dapat

menjadi momok yang positif dalam kegiatan-kegiatan hari besar agama

Islam. Dalam dasar pelaksanaannya sangatlah berkaitan sekali dengan

sejarah Islam karena hakikatnya kegiatan-kegiatan tersebut merupakan

bentuk penghargaan, kecintaan, dan pembelajaran akan sebuah sejarah

yang pernah terjadi di masa lalu. Tentunya materi yang disampaikan

berisikan materi-materi sejarah keislaman. Dan hal ini ternyata mendapat

sambutan yang positif baik guru maupun siswa karena kegiatan tersebut

tentunya mendukung saling mendukung dengan pembelajaran di kelas.

seperti yang disebutkan Ibu Emi Karyati S.Ag :

Sejarah Islam sebenarnya wadah pembelajarannya tidak hanya dari

pelajaran SKI saja namun bisa dengan wadah lain seperti Kultum

Sholat Dhuha, Tahun Baru Islam, Maulid Nabi Muhammad Saw,

event-event keislaman lainnya, atau sebagai awalan memulai sebuah

pembelajaran. Soal kembali keefek atau pengaruhnya mana lebih baik

dengan pembelajaran SKI di kelas saya kira saling mendukung satu

sama lain karena tentunya dengan gaya penyampaian yang berbeda

saya rasa semakin menguatkan gairah semangat motivasi anak dalam

menuntut ilmu dan beragama143

.

Melihat dari beberapa pernyataan di atas maka tidak dapat dipungkiri

bahwasanya sejarah Islam memainkan peranan penting dalam membangun

motivasi belajar siswa. Dan menjadi sebuah nilai plus dibandingkan

dengan bentuk-bentuk motivasi lainnya yaitu sejarah Islam tidaklah hanya

sebuah pemahaman motivasi untuk membangun motivasi belajar saja

tetapi membangun motivasi kehidupan keberagamaan yang baik karena

sejarah Islam erat sekali hubungan dengan agama maka sejarah Islam pun

mampu menghubungkan diri dengan sang pencipta Allah Swt Hablun

Minallah maupun Hablun Minannas (hubungan dengan sesama manusia).

143

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari Senin 16 September 2018 pukul 13.00

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

66

Hal tersebut dibuktikan dari bentuk pengamalan siswa dari pembelajaran

sejarah Islam yaitu :

a. Sholat berjamaah tepat pada waktunya

b. Puasa Sunnah Senin dan Kamis

c. Kegiatan Tadarus Al-Qur‟an

d. Membaca Sholawat Puji-Pujian kepada Rasulullah Saw

e. Berakhlakul karimah kepada guru dan teman sebaya

Walaupun dalam pelaksanaan pengamalan tersebut belum terlihat

secara menyeluruh kepada para siswa namun tetap cukup efektif dalam

membangun keberagamaan yang baik bagi peserta didik. Hal ini sesuai

pernyataan dari Ibu Dra. Hj. Yenni Triasih, M.Pd Kepsek MTs Negeri 2

jakarta Selatan :

Anak-anak dalam pengamatan saya sekarang sangat baik terlihat

dari tutur kata dan perilakunya baik walaupun kenakalan kecil itu

tetap ada namun untuk kenakalan sekala besar tidak ada seperti

tawuran dll. Saya perhatikan anak-anak ada yang terbiasa puasa

senin dan kamis dan sekarang memang kami pihak sekolah telah

canangkan pembiasaan puasa Sunnah di minggu-minggu tertentu,

tadarus Qur‟an juga, dan saya amati siswa laki-laki semangat sekali

untuk bersholawat puji-pujian sebelum sholat dzuhur

berjama‟ah.144

Lebih lanjut beliau mengatakan :

Pendidikan sejarah Islam saya akui tidak hanya membangun

motivasi belajar maupun membangun keberagamaan yang baik

juga. Tetapi menumbuhkan nilai-nilai kecintaan, kedisiplinan,

tanggung jawab, dan lain-lain.145

Dari pernyataan di atas peneliti merenungi dan mengamati secara

seksama dan mendalam dan dapat menegaskan peranan sejarah Islam

tidaklah hanya seputar membangun motivasi belajar siswa maupun

144

Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00 145

Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

67

membangun keberagamaan yang baik namun mampu menanamkan nilai-

nilai kehidupan lainnya yaitu :

a. Kedisiplinan

Sejarah Islam secara tidak sadar membangun sebuah nilai

kedisiplinan yang tinggi. Ketika siswa mendapatkan pemahaman akan

sebuah sejarah terdahulu pengorbanan yang dilakukan, kemajuan-

kemajuan yang dahulu pernah dicapai menjadikan siswa malu bila

melakukan kesalahan berkaitan indisipliner. Sehingga mereka akan

sebaik mungkin menjalankan aturan dan tata tertib yang berlaku baik

berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar maupun dalam kegiatan

ibadah.

b. Cinta Agama dan Tanah Air

Pengorbanan para pahlawan pembela agama dan bangsa mengetuk

hati kita untuk terus setia mencintai agama dan tanah air. Bagaimana

para pahlawan terdahulu rela bersimbah darah, mengorbankan harta

benda dalam membela agama dan tanah air tercinta. Semua itu menjadi

pelecut bagi hati-hati yang mendengarnya khususya bagi peserta didik

untuk terus terpacu belajar dan beribadah sebagai bentuk peran

sertanya mencintai agama dan tanah air ini.

c. Moral dan Tanggung Jawab

Dengan pembelajaran sejarah Islam akan membangun pribadi

yang bermoral dan bertanggung jawab bagi dalam kehidupan sosial,

budaya, maupun agama. Membangun kesadaran untuk meneruskan

tanggung jawab estafet cita-cita yang diemban oleh para pendahulu

untuk kebaikan bangsa dan agama yang mulia.

d. Semangat

Secara tidak langsung sejarah Islam menghadirkan tokoh-tokoh

yang keteladanan yang luar biasa terutama Nabi Muhammad Saw.

Sehingga hal tersebut membawa kita pribadi untuk mencontoh dan

mengikuti kepribadian beliau. Sejarah Islam mampu mengenalkan

kepada kita khususnya peserta didik tokoh-tokoh hebat di kalangan

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

68

muslim yang berhasil menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban.

Tokoh-tokoh hebat dalam ilmu pengetahuan maupun kebijaksanaan

hingga keshalehannya. Yang tentunya akan membawa kita khususnya

peserta didik ingin mengikuti jejaknya menjadi orang-orang hebat pada

zamannya. Semangat untuk berprestasi karena memandang prestasi

tokoh-tokoh terdahulu seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Muhammad

Al-Fatih yang mampu membesarkan agama dan bangsanya.

Hal ini disebutkan dalam pernyataan Fikri Ramadhan 9.3 :

Saya bangga sekali ketika mengetahui dahulu Islam merupakan

sebuah peradaban yang hebat, padahal yang saya tahu Eropa dan

Amerika itu hebat. Saya baru sadar bahwasanya Islamlah yang

membawa peradaban yang hebat. Seperti ilmu matematika ternyata

dahulu ada ilmuwan muslim yang hebat dalam bidang matematika.

Saya semakin termotivasi dan semangat untuk menjadi orang-

orang hebat seperti mereka.146

Lalu dalam peneliti mengamati apakah pendidikan sejarah Islam

hanya dapat dilakukan dengan metode ceramah/cerita. Ternyata masih

banyak dapat dilakukan dengan metode, media yang lainnya walaupun

dalam penerapannya masih dirasa kurang maksimal. Namun boleh

dibilang hal ini sangatlah bagus karena telah diketahui bahwasanya

karakteristik peserta didik itu berbeda-beda antara satu dengan yang

lainnya. Dalam pembahasan strategi pembelajaran pendidikan sejarah

Islam peneliti melakukan wawancara dengan dengan Ibu Emi Karyati

S.Ag beliau menyatakan :

Soal strategi belajar untuk pendidikan sejarah Islam yang utama

memang ceramah/bercerita tatapi kalau saya pribadi biasanya

melakukan persentasi dengan power point lalu dijelaskan dan nanti

siswa akan diarahkan untuk melakukan diskusi tentang materi SKI

yang disampaikan sehingga anak-anak lebih terlihat aktif dan

berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya.147

146

Wawancara dengan Fikri Ramadhan, 9.3 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari

Rabu 26 September 2018 pukul 11.00

147

Wawancara dengan Ibu Emi Karyati, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Senin, 16 September 2018 pukul 13.00

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

69

Di sini peneliti terus mengggali dan mendapatkan bahwasanya

pendidikan sejarah Islam dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan

yang tentunya mampu secara penuh mendukung kualitas pendidikan

sejarah Islam itu sendiri pendekatan tersebut bisa dengan metode

ceramah, bercerita, bermain peran, dengan film sejarah, mading dan

lain-lainnya.

a. Ceramah

Merupakan sebuah metode yang lumrah digunakan dalam proses

pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Hampir setiap guru

terbiasa dengan metode ceramah tersebut. Pelaksanaannya dilakukan

dengan menyajikan informasi secara lisan. Metode ini dilakukan agar

materi yang disampaikan jelas dan tepat. Pendidikan sejarah Islam

merupakan pendidikan yang bermuatan materi yang padat dan luas

sehingga metode ceramah dibutuhkan untuk menunjang kualitas

pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

b. Bercerita

Bercerita merupakan sebuah kegiatan yaitu menuturkan sesuatu

yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan

disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan

pengetahuan kepada orang lain. Bercerita akan menjadi sebuah

kegiatan positif apalagi didukung dengan teknik dan gaya bicara yang

baik. Sejarah Islam identik dengan cerita-cerita. Bukankah Al-

Qur‟anul Karim sebagai Kitabullah dan pedoman utama umat Islam

banyak mengandung cerita-cerita. Oleh karenanya metode cerita

sangatlah baik dilakukan oleh para pendidik dalam proses

pembelajarannya. Tidak hanya guru yang bermuatan agama saja

namun guru-guru bermuatan pendidikan umum dirasa perlu mampu

bercerita dengan baik. Karena dengan cerita memiliki nilai-nilai positif

dan mampu membuka wawasan dan meningkatkan motivasi peserta

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

70

didik. Hal ini sebagaimana pernyataan dari Bapak Taufik Husein, S.s

M.Pd. :

Pada dasarnya anak-anak itu senang dengan cerita-cerita yang

terkait tentang sejarah keislaman yang bernilai motivasi spiritual

maupun kehidupan baik sosial, budaya. Coba kita tengok anak-

anak suka membaca buku cerita baik itu sifatnya novel dan lain-

lain. Kenapa mereka bisa suka, karena buku-buku tersebut

disajikan dengan Bahasa yang mudah dipahami dan to the point

dan tentunya menarik dari segi fisik bukunya dan lain-lain. Nah

maka dapat diambil ibrah kita bisa menggunakan media cerita-

cerita sejarah masa lalu, tetapi tentu harus dibarengi dengan bahasa

yang baik dan menarik, gestur tubuh yang baik, sehingga anak

mampu menerima cerita tersebut dan mengambil hikmahnya.148

Berkenanaan pernyataan tersebut peneliti mencoba membuktikan

pernyataan tersebut dan ternyata dikuatkan oleh pernyataan Aliya

Shalsabila 9.3 pada kutipan wawancara sebelumnya dan peneliti

mencoba menggali kembali dan mendapatkan pernyataan dari

Muhammad Frizy 9.4 :

Kalau guru bercerita apalagi seperti Pak Taufik Husein saya

senang kak karena beliau cerita-ceritanya menarik dan menghibur

cerita sejarah, motivasi tetapi yang berkaitan dengan kenyataan

hidup sekarang. Jadi anak yang tadinya bosan jadi fokus lagi

kepelajaran kak karenanya saya kalua dengar cerita suka minta

diceritain lagi kak.149

Dengan pernyataan diatas setiap guru diharapkan mampu bercerita

dengan baik sebagai modal membangun motivasi siswa. Kegiatan

cerita dapat dilakukan sebagai sebuah Ice Breaking yang baik sebelum

memulai pembelajaran.

c. Film Sejarah

Film sejarah merupakan salah satu media yang dapat dilakukan

dalam proses pembelajaran. Media digunakan sebagai perantara atau

pengantar pesan kepada penerimanya serta mampu memperjelas

148

Wawancara dengan Bapak Taufik Husain, sebagai Guru Bahasa Arab di MTs Negeri 2

Jakarta Selatan, hari Rabu, 26 September 2018 pukul 13.00 149

Wawancara dengan Muhammad Frizy, 9.4 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari

Rabu 26 September 2018 pukul 11.00

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

71

penyajian materi atau pesan.150

Media film dapat dilakukan sebagai

pendukung pendidikan sejarah Islam yang memiliki beberapa manfaat

:

1) Membangun kegairahan belajar bagi peserta didik

2) Memungkinkan interaksi langsung peserta didik dengan

lingkungannya

3) Memungkinkan peserta didik belajar sendiri menurut minat dan

kemampuannya.151

MTs Negeri 2 Jakarta Selatan telah mampu dan menerapkan

metode tersebut. Walaupun intensitasnya masih sangat minim.

Biasanya dilaksanakan pada momen-momen tertentu seperti kemarin

peristiwa G30S PKI yang mana seluruh siswa diarahkan untuk

menonton bareng film sejarah dengan bantuan alat seperti proyektor

dan speaker aktif. Hal ini dilakukan memang telah menjadi program

sekolah yang ditujukan agar siswa memiliki kesadaran bersejarah yang

tinggi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibu Dra. Hj Yenni Triasih :

Saya rasa nonton bareng film sejarah merupakan hal yang bagus

dilakukan sebagai salah satu kegiatan pembelajaran bagi peserta

didik serta sebagai pengingat kita akan sebuah sebuah yang pernah

terjadi yang mampu membangun nilai-nilai kepribadian yang baik

seperti nilai kecintaan dan kedisiplinan.152

Hal ini dapat diterapkan kepada guru-guru lainnya dengan

menampilkan sebuah video atau film pendek sejarah/motivasi Islami

sebagai bagian dalam pembelajaran di kelas yang diharapkan mampu

membantu fokus dan gairah belajar anak.

d. Bermain Peran

Bermain peran atau biasa disebut role play merupakan sebuah

model pembelajaran asyik dan aktif yang mengarahkan peserta didik

pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antara

150

Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 17 151

Ibid, h. 17-18 152

Wawancara dengan Ibu Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan, hari senin, 1 Oktober 2018 Pukul 10.00

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

72

manusia. Dengan model ini peserta didik akan mengeksplorasi dengan

memperagakan sebuah hubungan antara manusia baik secara emosi,

perasaan, gestur tubuh dan lainnya. Seorang guru harus mampu

menjadi fasilitator dan kreator yang baik dalam penerapan model ini.

Dalam model ini pelaksanaannya mampu diimplementasikan dalam

bentuk sosio drama atau dalam bentuk demontrasi peran saja. Sejarah

Islam sangatlah baik dilaksanakan dengan model tersebut sehingga

peserta didik mampu merasakan langsung secara emoasi dan kejiwaan.

Sehingga akan semakin membangun kepercayaan diri dan motivasi

yang baik bagi peserta didik.

Dalam pernyataan di atas peneliti mencari bukti konkrit untuk

memperkuat dan ternyata sesuai dengan pernyataan dari Khansa

Tsabita 9.3 :

Soal metode sejarah Islam saya suka model drama kak, karena kan

kita memainkan peran tokoh di dalam sejarah itu. Seru abis

menurut saya seperti merasakan ketegangan dan momen ketika

peperangan misalnya. Bagi saya sangat bagus diterapkan jadi

engga hanya ceramah atau bercerita saja kak. Dan juga dengan

drama bisa melatih pengalaman akting kita juga kak.153

e. Media Pembelajaran Lain

1) Foto-foto

Pendidikan sejarah Islam dapat diaplikasikan dengan menampilkan

gambar-gambar/tokoh-tokoh perjuangan Islam zaman dahulu yang

rela mengorbankan harta, jiwa, dan raga demi bangsa, negara, dan

agama Islam khususnya. Sehingga mereka mengenal siapa

pahlawannya, siapa idola yang pantas untuk mereka. Foto/gambar

tersebut dalam bentuk foto cetak bingkai atau sekedar di tampilkan

di proyektor.

2) Mading

153

Wawancara dengan Khansa Tsabita, 9.3 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26

September 2018 pukul 11.00

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

73

Mading ialah singkatan dari majalah dinding merupakan sebuah

media komunikasi massa. Yang ditulis dan ditempel di dinding

dengan gaya penulisan yang biasanya kreatif dan inovatif sehingga

mampu menarik para pembaca untuk melihatnya. Mading

merupakan media yang cukup baik sebagai penunjang

pembelajaran khususnya sejarah Islam. MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan telah menerapkan media ini sebagai alat bantu

pembelajaran dan sebagai wadah kreatifitas siswa. Mading ini

dikelola oleh osis yang mempunyai program setiap bulannya dan

juga mading ini diterapkan di kelas para siswa yang dipandu oleh

wali kelas masing-masing. Mading ini bagus diterapkan terutama

untuk para siswa yang senang membaca dan menulis. Seperti yang

disebutkan oleh Fitri Farihatul 9.5 :

Menurut saya mading bagus buat pembelajaran kak sama

sebagai tempat menyalurkan kreatifitas kita. Apalagi buat

materi sejarah Islam cocok banget bagi yang kurang suka

dengan bacaan yang terkesan monoton sedangkan mading kan

biasa menarik, simpel, dan penuh warna sehingga kita engga

bosen untuk membacanya. Ditambah kalua yang menulis di

sana ada karya kita jadi senang aja kak.154

Berikut merupakan beberapa contoh mading tentang sejarah yang

dibuat oleh siswa :

Gambar 4.3 Mading Siswa

154

Wawancara dengan Fitri Farihatul, 9.3 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26

September 2018 pukul 11.00

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

74

dan memang menurut pengamatan peneliti sangat bagus dan kreatif

tentunya terlihat dari desain, bentuk, warna, maupun konsepnya.

Sehingga menarik untuk para pembaca yang lewat untuk

mengamatinya.

3) Lagu

Merupakan suatu seni nada atau suara yang padu. Dapat dilakukan

sendiri, berdua, maupun beramai-ramai. Hampir setiap individu

mengenal dan terbiasa dengan sebuah lagu dengan beragam

jenisnya. Lagu biasa diiringi dengan berbagai instrument missal

alat musik.

Sejarah Islam dapat diterapkan dengan lagu sehingga lebih

mudah untuk dipahami dan dimengerti. Hal ini sudah biasa

diterapkan oleh para pendahulu yang biasa menggubah sebuah lagu

atau syair yang berisi nasihat-nasihat atau motivasi Islami maupun

yang menggambarkan tentang kepribadian seorang tokoh semisal

Nabi Muhammad Saw. seperti lagu/syair berikut ini :

راحة االطيار تشدوا في ليال المولدي

Rohatil athyaru tasydu, fi (bi) layaa lil maulidi, (Burung-burung berkicauan teramat bahagia di malam kelahiran

Baginda Nabi SAW)

النور ي بدوا من معانى احمدوبريق

wa bariqunnuri yabdu, min ma’aani Ahmadi (Dan kilatan cahaya terpancarkan penuh makna-makna dari

Ahmad, yakni Baginda Nabi SAW)

Abdullah nama ayahnya Aminah ibundanya

Abdul Muthallib kakeknya Abu Thalib pamannya

Khadijah istri setia Fathimah putri tercinta

Semua bernasab mulia dari Quraisy ternama

Inilah Kisah Sang Rasul yang penuh suka duka2x

Yang penuh Suka duka2x

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

75

Dua bulan di kandungan wafat ayahandanya

Tahun gajah dilahirkan yatim dengan kakeknya

Sesuai adat yang ada disusui Halimah

Enam tahun usianya wafat Ibu tercinta

Inilah kisah sang Rasul yang penuh suka duka2x

Yang penuh suka duka2x

Delapan tahun usia kakek meninggalkannya

Abu thalib pun menjaga paman paling membela

Saat kecil menggembala dagang saat remaja

Umur dua puluh lima memperistri Khadijah

Inilah kisah sang Rasul yang penuh suka duka2X

Yang penuh suka duka2x

Di umur ketiga puluh mempersatukan bangsa

Saat peletakan batu Hajar Aswad mulia

Genap empat puluh tahun mendapatkan isyaroh

Ia pun menjadi Rasul kkhir para Anbiya

Inilah kisah sang Rasul yang penuh suka duka2X

Yang penuh suka duka2X155

Cipt : Al-Habib Rizieq bin Husesein Shihab, L.c M.A. DPMSS

Menurut pengamatan peneliti dalam hal ini MTs Negeri 2

Jakarta Selatan telah menerapkan hal tersebut. Hal ini terlihat dari

para peserta didik yang biasa membaca sholawat/syair-syair pujian

sebelum pelaksanaan sholat berjama‟ah. Dan dari kegiatan tersebut

peserta didik cukup antusias. Ditambahkan kegiatan tersebut dapat

pula diiringi oleh alat musik seperti Hadroh, Marawis, dan lain-

lainnya yang dimana MTs Negeri 2 Jakarta Selatan memiliki alat

pendukung tersebut sehingga menjadi kegiatan ekstrakurikuler

bagi peserta didik di sekolah. Menurut pengamatan peneliti

kegiatan tersebut sangatlah bermanfaat khususnya di saat-saat

kegiatan keagamaan menjadi salah satu wadah dalam dakwah

keislaman misal pembacaan Sirah Nabi Muhammad Saw dengan

iringan hadroh dan tidak hanya dimanfaatkan di dalam sekolah saja

155

Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, Kumpulan Sholawat Qosidah Pilihan, Solo: Ahbabul

Musthofa), h. 43

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

76

namun dapat menjadi ajang prestasi bagi siswa karena dapat

diikutkan dalam perlombaan di luar sekolah.

Kembali kesebelumnya, lagu tidak hanya diterapkan dalam

kegiatan sholawatan di masjid atau di acara keagamaan namun

dapat diterapkan di kelas sebelum pembelajaran dimulai, di

pertengahan, atau di akhir. Seperti yang pernah peneliti lakukan

saat kegiatan PPKT peneliti di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan.

Ketika siswa diarahkan untuk berdiri atau sembari menggerakan

tangan seperti berdo‟a lalu peneliti mengajak bersholawat bersama

bersama-sama. Hasilnya cukup efektif siswa terlihat antusias dan

semangat kembali. Dan ternyata kegiatan ini diamini oleh siswa

sebagaimana pernyataan dari Fikri Ramadhan 9.3 :

Kegiatan bersholawat di kelas menurut saya bagus kak,

mengingatkan kita kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw,

apalagi yang terbiasa bersholawat jadi senang aja kak.

Ditambah suasana kelas jadi hidup lagi engga sunyi yang

tadinya mengantuk jadi terbangun lagi. Walaupun jadi sedikit

berisik tapi berisiknya kan positif.156

Oleh karena itu, setiap guru tidaklah hanya guru agama/sejarah

kebudayaan Islam, namun guru-guru yang lainnya dengan berbagai bidang

studinya haruslah mampu berperan serta sebagai seorang pembimbing,

kreator, inspirator, mediator, informator, serta fasilitator dan tidak lupa

berperan sebagai seorang motivator bagi peserta didiknya dan tentunya

untuk dirinya sendiri. Mampu secara maksimal mendorong peserta

didiknya untuk semangat aktif bergairah dalam belajar dengan menanam

nilai-nilai sejarah Islam dengan berbagai cara, gaya, metode dan strategi

belajar yang baik dan menarik. Karena peneliti dalam observasi ini dan

hasil wawancara yang telah dilakukan cara ini cukup efektif dalam

membangun motivasi belajar siswa tentu dengan dukungan sarana dan

prasarana yang memadai walaupun terdapat berbagai hambatan namun

156

Wawancara dengan Fikri Ramadhan, 9.3 Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan, hari Rabu 26

September 2018 pukul 11.00

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

77

secara keseluruhan sudah cukup tercapai dalam membangun motivasi

belajar siswa.

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Motivasi belajar sangatlah dibutuhkan dalam proses pembelajaran di masa

kini. Karena berperan secara positif membangun diri agar antusias dan terus

berusaha sehingga cita-cita atau tujuan pendidikan yang ingin direalisasikan

dan yang telah dibuat dapat tercapai dengan maksimal. Sebagaimana hidup

perlu motivasi maka belajar membutuhkan sebuah motivasi.

Dalam penjabaran penelitian di Bab sebelumnya tentang “Peranan

Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa”. Peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut : 1) Sejarah Islam mampu menumbuhkan sebuah perasaan

emosional yang positif dalam kehidupan seperti rasa cinta. 2) Sejarah Islam

mampu dan berperan serta dengan baik membangkitkan gairah, semangat

belajar bagi peserta didik. 3) Sejarah Islam secara tidak sadar berperan serta

pula dalam menanamkan nilai-nilai keislaman baik dalam akhlak, tingkah

laku, maupun ibadah.

Oleh karena itu, sejarah Islam tidaklah boleh dipandang sebelah mata

khususnya dalam pendidikan. Karena sejarah Islam memiliki kapasitas

membangun kesadaran dan kepribadian yang baik dalam setiap individu

khusunya bagi peserta didik. Dan membangun peserta didik untuk termotivasi

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

78

dengan semangat tinggi untuk belajar, dan berkarya dan menjadi manusia

yang berguna bagi bangsa dan agama Islam yang mulia tentunya.

B. Implikasi

Dari kesimpulan di atas yang menunjukan sejarah Islam mampu berperan

penting dalam memotivasi belajar siswa di sekolah. Maka dari itu guru harus

mampu berperan serta sebagai seorang pendidik, fasilitator, dan motivator

menanamkan nilai-nilai sejarah Islam kepada peserta didik untuk membangun

kesadaran dan membangun motivasi yang baik untuk mereka dalam proses

kegiatan belajar mengajar secara maksimal. Tentu dengan dukungan model,

metode, strategi belajar yang baik.

C. Saran

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis mengenai

“Peranan Sejarah Islam Sebagai Motivasi Belajar Siswa” penulis dalam

kesempatan ini ingin menyampaikan beberapa saran yang baik dan positif di

antaranya :

1. Hendaknya setiap pendidik mampu menanamkan nilai-nilai sejarah Islam

kepada setiap peserta didik dalam berbagai kesempatan baik di dalam

kelas maupun di luar kelas. Sehingga peserta didik secara tidak langsung

tertanam nilai-nilai keislaman yang baik dan terbangun gairah belajar

untuk menjadi manusia yang bermanfaat di masa mendatang.

2. Hendaknya setiap pendidik mampu secara professional menguasai

berbagai pendekatan, model, maupun strategi pembelajaran yang baik

untuk menunjang pendidikan khususnya dalam pendidikan sejarah Islam.

Sehingga pola pikir peserta didik berubah dari yang merasa sejarah Islam

suatu yang tidak penting dan membosankan menuju pemikiran sejarah

Islam penting bagi kehidupan dan keberagamaan.

3. Hendaknya setiap pendidik mampu menguasai setiap aspek materi sejarah

Islam dengan baik khususnya berkaitan dengan kisah-kisah sejarah yang

tidak dikutip dalam buku-buku sejarah pada umumnya yang berkaitan

dengan muatan-muatan motivasi yang baik dalam kehidupan

76

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

79

keberagamaan , sosial masyarakat, dan pembelajaran untuk meraih

kebahagiaan dunia maupun akhirat.

4. Hendaknya setiap pendidik mampu mengemas materi pembelajaran yang

cukup banyak dan luas menjadi materi yang padat namun tetap sesuai

dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai

5. Hendaknya setiap pendidik dapat mengembangkan metode-metode

pembelajaran yang baik, aktif, kreatif, maupun inovatif dalam mendukung

kegiatan pembelajaran sejarah Islam secara maksimal sehingga dapat

diterima dengan baik oleh para pembelajar terutama siswa.

6. Hendaknya setiap pendidik mampu membangun citra positif pendidikan

sejarah Islam dimata siswa yaitu menjadi sebuah pembelajaran yang

disukai, dinikmati, dicintai sepenuh hati sehingga nilai-nilai dalam

pembelajaran tersebut akan semakin mudah diserap dan ditanamkan

kedalam pribadi setiap peserta didik.

7. Hendaknya setiap pendidikan mampu dengan baik memaksimalkan

peranan luar biasa pendidikan sejarah sebagai sarana membangun

generasi-genarasi yang meneladani tokoh-tokoh positif sejarah serta

membangkitkan moral generasi masa depan yang lebih baik.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

80

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,

2004.

Amiruddin, Peran Pendidikan Sejarah dalam Membangun Karakter Bangsa,

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar, 2016.

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 2013.

Assegaf, Syech bin Abdul Qodir, Kumpulan Sholawat Qosidah Pilihan, Solo:

Ahbabul Musthofa.

Bek, Muhammad Al-Khudhari, Kitab Nurul Yaqin, Sirah Nabi Muhammad

Pemimpin Para Rasul, Jakarta: Ummul Quro, 2018.

Damsar, Pengartar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011.

DEPAG RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Al-Hidayah, 1998.

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.

Daulay, Nurussakinah, Pengantar Psikologi dan Pandangan Al-Qur’an tentang

Psikologi, Jakarta: Kencana, 2014.

Faturrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama,

2007.

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

81

Fauzan, Sejarah Pendidikan Islam, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016.

Al-Habsyi, Ali bin Muhammad, Untaian Mutiara, Terj, Dari Kitab Simtudduror,

Solo: Anis bin Alwi Al-Habsyi, 1992.

Hafidz, Umar bin Salim bin, Maulid Adh-Dhiyaullami, Jakarta: Majelis

Rasulullah Saw, 2016.

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Hamid, Abd Rahman, Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2014.

Hart, Michael H, 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, Jakarta: NouraBooks,

2012.

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung Persada, 2009.

Jamaludin, Pembelajaran Perspektif Islam, Bandung:PT Remaja RosdaKarya,

2015.

Kusuma, Erwin, Khazanah Kearifan Agama-Agama di Indonesia, Jakarta:

Intimedia, 2010.

Lampiran KMA No, 165 Tahun 2014.

Madjid, Dien dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah, Jakarta: Kencana, 2014.

Al-Markasi, Ilyas Qarni, 50 Tokoh Penemu Islam, Jombang: Lintas Media, 2010.

Mustafa, Dina, Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah dan Belajar Sepanjang

Hayat, Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001.

Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana, 2011.

Pena,Tim Prima, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: GITAMEDIAPRESS.

Pramono, Teguh, 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa, Yogyakarta:

DIVAPrees, 2012.

Pranoto, Suhartono W, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010.

Al-Qattan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Terj, Dari Mabahis Fi Ulumil

Qur’an, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, Cet. III, 2013.

Sadiman, Arief S, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

82

Sahputra, Dedi, dan Solihah Titin, Lembaga Pendidikan Tinggi Al-Azhar,

Mengenang Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Fathimiyah 297/567 H

909/1171 M, Jurnal Sejarah Peradaban Islam, I, 2017.

Serli Mahroes, Kebangkitan Pendidikan Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah

Pendidikan Islam, Jurnal Tarbiya, I, 2015.

Siregar, Mahmud Aziz, Islam untuk berbagai aspek kehidupan, Yogyakarta: PT

Tiara Wacana Yogya, 1999.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2011.

Suhartini, Andewi, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penilitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012.

Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rajawali Press, 2013.

Suryanegara, Ahmad Mansur, Api Sejarah 1, Bandung: Surya Dinasti, 2015.

-----, Api Sejarah 2, Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2010.

Su‟ud, Abu, Islamologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014.

Thoha, Chabib, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, Semarang: Pustaka Belajar,

1999.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif Progesif, Jakarta: Kencana,

2012.

-----, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif, Jakarta: Kencana, 2013.

Wahhab, Muhammad bin Abdul, Mukhtashar Sirah Rasul, Solo: Al-Qowam,

2012

Al-Wasilah, A, Chaedar, Pokoknya Action Research, Bandung: PT Kiblat Buku

Utmana, 2011.

Winkel, W,S, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Gramedia.

Yasir, Muhammad, Humor Sehat Ala Ustadz, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012.

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

83

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2014.

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

1

LAMPIRAN 1

1. Bangunan MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Gambar : Lapangan sekolah Gambar : Gerbang Utama

Gambar : Masjid An-Nur Gambar : UKS

Gambar : Ruang Kelas

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

2

Dokumentasi Wawancara : Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dokumentasi Wawancara : Siswa MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dokumentasi Wawancara : Guru bidang studi Agama dan SKI MTs Negeri 2 Jakarta

Selatan

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

3

Dokumentasi Wawancara : Kepsek MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dokumentasi : Kegiatan Qultum/Ceramah Agama Siswa

Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

4

Dokumentasi : Kegiatan Sholat Berjamaah

Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dokumentasi : Kegiatan Sholat Malam dan Dhuha serta Tadarus Qur‟an

Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dokumentasi : Kegiatan PHBI (Muharram)

Di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

5

Dokumentasi : Media Pendidikan Sejarah Islam

MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dokumentasi : Media Pendidikan Sejarah Islam

MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Dokumentasi : Kegiatan Pembelajaran di Kelas

MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

6

LAMPIRAN 4

Dokumentasi : Kegiatan NOBAR Film Sejarah

MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

7

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

8

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

9

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

10

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA

“Peranan sejarah islam sebagai motivasi belajar siswa”

KEPALA SEKOLAH di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

1. Apa yang anda ketahui berkenaan tentang pendidikan sejarah islam ?

2. Bisakah anda jelaskan bagaimana urgensi dari pendidikan sejarah islam itu

khususnya dalam kehidupan ?

3. Dapatkah anda jelaskan tujuan utama dari pendidikan sejarah islam sebagai

bagian dari pendidikan kita saat ini ?

4. Sebutkan nilai-nilai apa yang dapat kita ambil dari pendidikan sejarah islam ?

5. Bagaimana kedudukan pembelajaran SKI di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan ?

6. Sebagai sebuah bagian daripada pembelajaran saat ini salah satunya ialah SKI

yaitu upaya menanamkan nilai-nilai sejarah islam. apakah dapat membantu untuk

berperan serta pula dalam membangun motivasi belajar siswa ?

7. Selain daripada pembelajaran SKI adakah wadah lain yang dapat kita gunakan

untuk ambil bagian dalam penanaman nilai sejarah islam itu sendiri, dapatkah

anda menyebutkannya ?

8. Berkenaan tentang kegiatan/model tersebut, bagaimana kelebihan dan kekurangan

nya sebagai pendidikan sejarah islam ?

9. Adakah hubungan pendidikan sejarah islam dengan pendidikan-pendidikan

lainnya ?

10. Menurut anda sejauh manakah hasil yang diperoleh dari pembelajaran sejarah

islam bagi siswa baik dalam kegiatan belajar dikelas maupun kegiatan-kegiatan

lainnya dalam kehidupan keberagamaan mereka ?

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

11

GURU AGAMA/SKI di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

1. Menurut ibu/bapak sebagai seorang guru bidang SKI/Agama apakah yang

dimaksud dan diketahui dengan sejarah islam ?

2. Dalam sejarah islam itu sendiri, apa tujuan utama dari pembelajaran tersebut ?

3. Dalam pembelajaran sejarah islam, nilai-nilai apakah yang dapat kita ambil ?

4. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran SKI di kelas ?

5. Dalam pembelajaran SKI di kelas, metode apakah yang biasa digunakan dalam

pembelajaran tersebut ?

6. Bagaimana kendala-kendala yang muncul saat pembelajaran SKI di kelas ?

7. Dalam pembelajaran di kelas menurut anda faktor-faktor apakah yang

mempengaruhi motivasi belajar siswa ?

8. Bagaimana bentuk indikasi menurunnya motivasi belajar siswa di kelas ?

9. Dalam memotivasi belajar siswa apakah sejarah islam memiliki peranan penting

di dalamnya ?

10. Bagaimana bentuk/respon siswa ketika mendapat suntikan motivasi belajar ?

11. Selain daripada pembelajaran SKI adakah wadah lain yang dapat kita gunakan

untuk ambil bagian dalam pendidikan sejarah islam itu sendiri ?

12. Salah satu metode pendidikan sejarah islam ialah bercerita, Bagaimana respon

siswa ketika diperdengarkan sebuah cerita/kisah sejarah islam yang menarik ?

13. Adakah pengaruh setelah pembelajaran pendidikan sejarah islam bagi kehidupan

keberagamaan siswa ?

14. Menurut anda apakah pembelajaran sejarah islam berkontribusi dalam

membangun motivasi belajar siswa ?

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

12

SISWA-SISWI di MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

1. Apakakah yang kamu ketahui dengan sejarah islam ?

2. Bagaimana proses pembelajaran SKI di kelas ?

3. Apakah metode yang sering digunakan guru dalam pembelajaran SKI ?

4. Apakah masalah/problem yang sering terjadi dalam pembelajaran SKI ?

5. Bagaimanakah perasaan kamu tentang sejarah islam yang baru saja kamu amati,

dengar, ketahui dan pahami (misal sejarah tentang Rasulullah)* ?

6. Apakah sejarah islam itu mampu menjadikan kamu semakin bersemangat dan

bergairah dalam belajar/menuntut ilmu ? contohnya seperti apa ?

7. Apakah sejarah islam itu mampu menjadikan kamu semakin bersemangat dan

bergairah dalam beragama ? contohnya seperti apa ?

8. Sebutkanlah nilai-nilai kehidupan yang kamu dapatkan dari pendidikan sejarah

islam ?

9. Sebutkanlah nilai-nilai keberagamaan yang kamu dapatkan dari pendidikan

sejarah islam ?

10. Selain pembelajaran SKI di kelas, dimanakah atau kapankah kamu mendapatkan

pembelajaran sejarah islam kembali ?

11. Bagaimana pendapat kamu mengenai pendidikan sejarah islam yang kamu dapat

di luar kelas/ dalam kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut ?

12. Bilamana sejarah islam menjadikan kamu semakin bersemangat dalam belajar dan

menuntut ilmu, metode apakah yang kamu inginkan dalam pembelajaran sejarah

islam di kelas ?

13. Bilamana sejarah islam menjadikan kamu semakin bersemangat dalam belajar dan

menuntut ilmu, media atau kesempatan apakah yang kamu inginkan dalam

pembelajaran sejarah islam ?

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

13

LAMPIRAN 3

Keterangan Data Informan

Kepsek

Nama : Dra. Hj. Yenni Triasih, M.Pd

TTL : Jakarta, 5 Juli 1960

Jabatan : Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Guru Agama/SKI

Nama : Emi Karyati S.Ag

TTL : Banjarnegara, 24 September 1972

Jabatan : Guru Bidang Studi SKI

Guru Agama/Bahasa arab

Nama : Taufik Husein, S.s. M.Pd

TTL : Jakarta, 13 Juli 1979

Jabatan : Guru Bidang Studi B Arab

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Yaumil Gattan

TTL : Jakarta, 27 Agustus 2004

Kelas : 9.3

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Muhammad Riziq Husein

TTL : Jakarta, 28 Agustus 2003

Kelas : 9.2

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Khansa Tsabita Sakha Putri

TTL : Jakarta, 4 Juli 2005

Kelas : 9.3

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

14

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Fikri Ramadhan

TTL : Sukabumi, 11 Desember 2003

Kelas : 9.3

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Salsabila Azzahra

TTL : Jakarta, 2 September 2003

Kelas : 9.2

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Aliya Shalsabila

TTL : Jakarta, 31 Januari 2004

Kelas : 9.3

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Fitri Farihatul Mazihah

TTL : Jakarta, 25 November 2003

Kelas : 9.5

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : M Nazmi Nur Zaidan

TTL : Jakarta, 30 November 2003

Kelas : 9.1

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Achmad Nuzuly

TTL : Jakarta, 15 November 2003

Kelas : 9.4

Siswa-Siswi MTs Negeri 2 Jakarta Selatan

Nama : Muhammad Frizy Qulhakim

TTL : Jakarta, 19 Juli 2003

Kelas : 9.4

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

15

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

16

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

17

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42911/2/IHSAAN...repository.uinjkt.ac.idAuthor: Ihsaan AbdillahPublish Year: 2018

18

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama lengkap : Ihsaan Abdillah

Tempat, tanggal lahir : Bogor, 22 Juli 1996

Jenis kelamin : Laki-Laki

Alamat : Kp. Babakan Rajabrana RT 03/010 No: 4 Curug Cimanggis Depok

No telepon/HP : 0895-6119-35372

Email : [email protected]

Status : Belum menikah

Riwayat Pendidikan

Formal

Sekolah Periode Jurusan

MI. Al-Islam Depok 2001 - 2007 -

SMP Al-Islam Depok

2007 – 2010

-

MA Nasyatul khair

2010 – 2013

Ilmu pengetahuan sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 - 2018 Pendidikan Agama

Islam

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 13 Desember 2018

Hormat saya,

(Ihsaan Abdillah)