-GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

14
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF (F25) I. PENDAHULUAN Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif. Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda, yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga kemungkinan pertama. 1 Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. 2 Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol. 2 Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif. 2,3 1

description

psikiatri

Transcript of -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

Page 1: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF (F25)

I. PENDAHULUAN

Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai

dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan

afektif. Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model

konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau

tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis

ketiga yang berbeda, yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun

gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan

skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga

kemungkinan pertama. 1

Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala

gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit

yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. 2

Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama,

gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan pada gangguan

skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol. 2 Gejala yang khas

pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam berpikir,

perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan

baik itu manik maupun depresif. 2,3

Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-IV-TR,

merupakan suatu produk beberapa revisi yang mencoba mengklarifikasi

beberapa diagnosis, dan untuk memastikan bahwa diagnosis memenuhi nkriteria

baik episode manik maupun depresif dan menentukan lama setiap episode secara

tepat.1 Pada setiap diagnosis banding gangguan psikotik, pemeriksaan medis

lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik. semua kondisi

yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood

perlu dipertimbangkan. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan

skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien

dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu

kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang lebih

1

Page 2: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

buruk daripada pasien dengan gangguan depresif maupun gangguan bipolar,

tetapi memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia. 1

II. DEFINISI

Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun

gangguan afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang

jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif yang

menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu, tipe manik dan tipe

depresif.1,3

III. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi seumur hidup gangguan skizoafektif kurang dari 1%, mungkin

berkisar antara 0,5% – 0,8%. Tetapi gambaran tersebut masih merupakan

perkiraan.1

Gangguan skizoafektif tipe depresif mungkin lebih sering terjadi pada orang tua

daripada orang muda, prevalensi gangguan tersebut dilaporkan lebih rendah

pada laki-laki dibanding perempuan, terutama perempuan menikah. Usia awitan

perempuan lebih lanjut daripada laki-laki, seperti pada skizofrenia. Laki-laki

dengan gangguan skizoafektif mungkin memperlihatkan perilaku antisosial dan

mempuinyai afek tumpul yang nyata atau tidak sesuai. 1

IV. ETIOLOGI

Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model

konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau

tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis

ketiga yang berbeda yang bukan merupakan gangguan skizofrenia maupun

gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan

skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga

kemungkinan pertama.1

Meskipun banyak riset famili dan genetik mengenai gangguan skizoafektif

didasarkan pada alasan bahwa skizofrenia dan gangguan mood merupakan

2

Page 3: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

entitas terpisah, beberapa data menunjukkan bahwa kedua gangguan tersebut

terkait secara genetis.1

V. GEJALA KLINIS

Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala

gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit

yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. 2

Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama,

gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan pada gangguan

skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol. 2

Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi,

perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala

gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif. 2,3

Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan

jiwa (PPDGJ-III):3

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua

gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a) - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda ; atau

- “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke

dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

- “thought broadcasting”= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain

atau umum mengetahuinya;

b) - “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

- “delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan

pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas

3

Page 4: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau

penginderaan khusus)

- “delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

c) Halusinasi Auditorik: 

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien, atau 

- Mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara), atau 

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal

keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di

atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau

berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara

jelas:

e) Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik

oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan

(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama

berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak

relevan, atau neologisme;

g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi

tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,

dan stupor;

4

Page 5: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

h) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan

respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya

kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan

oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik

(prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam

mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri ( self-absorbed

attitude) dan penarikan diri secara sosial.

VI. DIAGNOSIS

Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-IV-TR 1,4

A. Periode penyakit tidak terputus berupa, pada suatu waktu, episode depresif

mayor, episode manik, atau episode campuran yang terjadi bersamaan dengan

gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia.

B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama

sekurang-kurangnya 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol.

C. Gejala yang memenuhi criteria episode mood timbul dalam jumlah yang

bermakna pada durasi total periode aktif dan residual penyakit

D. Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau keadaan

kesehatan umum.

Kriteria diatas merupakan suatu produk beberapa revisi yang mencoba

mengklarifikasi beberapa diagnosis, dan untuk memastikan bahwa diagnosis

memenuhi nkriteria baik episode manik maupun depresif dan menentukan lama

setiap episode secara tepat. 1

Lamanya setiap episode harus diketahui karena dua alasan. Pertama,

memenuhi kriteria B, seseorang harus tahu kapan episode afektif berakhir dan

5

Page 6: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

psikosis terus terjadi. Kedua, memenuhi criteria C, lama semua episode mood

harus digabungkan dan dibandingkan dengan lama total penyakit. 1

Sedangkan diagnosis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis

gangguan jiwa (PPDGJ-III):

Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala

defenitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif yang menonjol pada saat

bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu

episode penyakit yang sama. 3

Gangguan skizoafektif tipe manik didiagnosis apabila gejala afek

meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu

menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.

Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik dua

gejala skizofrenia yang khas. 3

Gangguan skizoafektif tipe depresif didiagnosis apabila afek depresif

menonjol, disertai noleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun

kelainan poerilaku terkait. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya

satu atau lebih baik dua gejala skizofrenia yang khas. 3

VII. DIAGNOSIS BANDING

Pada setiap diagnosis banding gangguan psikotik, pemeriksaan medis

lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik. semua kondisi

yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood

perlu dipertimbangkan. Pasien yang diobati dengan steroid, penyalahgunaan

amfetamin dan phencyclidine (PCP), dan beberapa pasien dengan epilepsi lobus

temporalis secara khusus kemungkinan datang dengan gejala skizofrenik  dan

gangguan mood yang bersama-sama.1 Setiap kecurigaan terhadap kelainan

neurologis perlu didukung dengan pemeriksaan pemindaian (CT Scan) otak

untuk menyingkirkan kelainan anatomis dan elektroensefalogram untuk

memastikan setiap gangguan yang mungkin. 1,4

Diagnosis banding psikiatrik juga termasuk semua kemungkinan yang

dipertimbangkan untuk skizofrenia dan gangguan mood. Di dalam praktik klinis,

6

Page 7: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

psikosis padasaat datang mungkin mengganggu deteksi gejala gangguan mood

pada masa tersebut atau masalalu. Dengan demikian, klinisi boleh menunda

diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis yang paling akut telah

terkendali.1

VIII. PERJALANAN GANGGUAN DAN PROGNOSIS

Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai

prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan

prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien

dengan gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang lebih buruk daripada

pasien dengan gangguan depresif maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki

prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia. 1

Generalitas tersebut telah didukung oleh beberapa penelitian yang

mengikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode yang ditunjuk

dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan gangguan itu

sendiri.1

IX. TERAPI

Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan

di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial.

A. Pengobatan Psikososial

Pasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi keluarga, latihan

keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif. Oleh karena bidang psikiatri sulit

memutuskan diagnosis dan prognosis gangguan skizoafektif yang sebenarnya,

ketidakpastian tersebut harus dijelaskan kepada pasien. Kisaran gejala mungkin

sangat luas, karena pasien mengalamaikeadaan psikosis dan variasi kondisi

mood yang terus berlangsung. Anggota keluarga dapat mengalami kesulitan

untuk menghadapi perubahan sifat dan kebutuhan pasien tersebut. 1

B. Pengobatan Farmakoterapi

Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif

adalah dengan pemberian antipsikotik disertai dengan pemberian antimanik atau

7

Page 8: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

antidepresan. Pemberian obat antipsikotik diberikan jika perlu dan untuk

pengendalian jangka pendek.1,5

Pasien dengan gangguan skizoafektif tipe manik dapat diberikan

farmakoterapi berupa lithium carbonate, carbamazepine (tegretol), valproate

(Depakene), ataupun kombinasi dari obat anti mania jika satu obat saja tidak

efektif. Sedangkan pasien dengan gannguan skizoafektif tipe depresif dapat

diberikan antidepresan. Pemilihan obat antidepresan memperhatikan kegagalan

atau keberhasilan antidepresan sebelumnya. Inhibitor reuptake serotonin selektif

(SSRI) sering digunakan sebagai agen lini pertama, namun pasien teragitasi atau

insomnia dapat disembuhkan dengan antidepresan trisiklik. Apabila pengobatan

dengan antidepresan tidak efektif dapat dicoba dengan terapi elektrokonvulsif.

Pemantauan laboratorium terhadap konsentrasi obat dalam plasma dan tes

fungsi ginjal, tiroid, dan fungsi hematologik harus dilakukan secara berkala. 1,5

8

Page 9: -GANGGUAN-SKIZOAFEKTIF

X. KESIMPULAN

Gang gua n sk i zoa fek t i f me r upakan sua tu gang gua n j iwa yan g

memi l i k i ge j a l a sk i zo f r en i a dan gejala afektif yang terjadi bersamaan dan

sama-sama menonjol. Prevalensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada

laki-laki dibandingkan para wanita, khususnya wanita yang menikah. Usia onset

untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki seperti juga pada

skizofrenia. Teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif mencakup kausa

genetik dan lingkungan. Tanda dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah

termasuk semua tanda dan gejala skizofrenia,episode manik, dan gangguan

depresif. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala

definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol pada

saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain , dalam episode

yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode

skizoafektif berulang, baik yang tipe man ik , dep re s i f a t au cam puran

keduany a . Te rap i d i l akukan dengan me l iba tkan ke lua rga , pengembangan

sk i l l so s i a l dan be r fokus pada r ehab i l i t a s i kogn i t i f .

Pad a f a r mako t e r ap i , d ig unakan kombinas i an t i p s iko t i k dengan

an t i dep re san b i l a memenu h i k r i t e r i a d i a gnos t i k   gangguan skizoafektif tipe

depresif. Sedangkan apabila gangguan skizoafektif tipe manik terapi kombinasi

yang diberikan adalah antara anti psokotik dengan mood stabilizer. Prognosis

bisa diperkirakan dengan melihat seberapa jauh menonjolnya gejala

skizofrenianya , atau gejala gangguan afektifnya. Semakin menonjol dan

persisten gejala skizofrenianya maka pronosis nya  buruk. Dan sebaliknya semakin

persisten gejala gangguan afektifnya, prognosis diperkirakan akan lebih baik.

9