Post on 23-Feb-2023
SPECIFIC CHARGE OF ELECTRONLAPORAN PRAKTIKUM
(Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teknik
Laboratorium 1)
Disusun Oleh:
Handoko (120210102089/kelas A)
Dosen Pengampu:
Drs.Alex Hariyanto,Dip,Sc
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron
adalah salah satu konstanta penting dalam fisika
modern. Meskipun sinar katoda sudah ditemukan sejak
tahun 1859 namun baru tiga puluh delapan tahun kemudian
muatan spesifik sinar katoda diperoleh. J.J Thomson
(1856-1940) yang pertama kali melakukan percobaan untuk
menentukan muatan sinar katoda. Thomson dapat
menunjukan bahwa semua partikel memiliki perbandingan
muatan terhadap massa (e/m) relatif sama.
Seperti halnya dalam tabung sinar katoda, elektron
dihasilkan dari katoda yang dipanaskan oleh filamen.
Elektron dipercepat menuju anoda yang berbentuk
silinder dan melewatinya.. Jika kedua medan listrik dan
medan magnet bernilai nol, elektron akan mencapai
posisi X dilayar dan menimbulkan fluoresensi.
Kumparan Helmholtz digunakan untuk
menghilangkan medan magnetik bumi dan untuk memberikan
medan magnet yang konstan dalam ruang yang sempit dan
terbatas. Sedangkan Andre Marie Ampere dengan
percobannya berhasil menunjukkan bahwa elemen arus akan
mengalami gaya ketika berada dalam medan
magnet Berangkat dari sinilah percobaan e/m dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana menentukan rasio atau perbandingan
muatan dan massa elektron?
1.3 Tujuan
Setelah melakukan Praktikum Spesific Charge of
electron Mahasiswa diharapkan mampu:
1.3.1 menentukan rasio atau perbandingan muatan dan
massa elektron
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Elektron
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan
negatif dan umumnya ditulis sebagai e-. Elektron tidak
memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang
diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel
elementer pada tahun 1897 oleh J.J Thompson. Elektron
merupakan salah satu dari tiga sub partikel dasar
penyusun atom yang juga merupakan partikel fundamental
dalam sifat kelistrikan secara mikro. Oleh karena itu,
eksperimen mengenai sinar katoda termasuk eksperimen
yang penting dalam perkembangan bidang kelistrikan
(rahayu,2011:1)
2.2 Ciri-Ciri elektron
Massa invarian sebuah elektron adalah kira-kira
9,109 × 10−31 kilogram,[60] ataupun setara dengan 5,489 ×
10−4 satuan massa atom. Berdasarkan prinsip kesetaraan
massa-energi Einstein, massa ini setara dengan energi
rihat 0,511 MeV. Rasio antara massa proton dengan massa
elektron adalah sekitar 1836. Pengukuran astronomi
menunjukkan bahwa rasio massa proton terhadap
elektron tetap bernilai sama paling tidak selama
setengah usia alam semesta, seperti yang diprediksikan
oleh Model Standar
Elektron memiliki muatan listrik sebesar -1,602 ×
10−19 coulomb, yang digunakan sebagai satuan standar
untuk muatan partikel subatom. Di bawah ambang batas
keakuratan eksperimen, muatan elektron adalah sama
dengan muatan proton, namun memiliki tanda positif.
Oleh karena simbol e digunakan untuk merujuk
pada muatan elementer, elektron umumnya disimbolkan
sebagai e−, dengan tanda minus mengindikasikan muatan
negatif. Positron disimbolkan sebagai e+ karena ia
memiliki ciri-ciri yang sama dengan elektron namun
bermuatan positif
Elektron memiliki momentum sudut intrinsik atau
spin senilai 1⁄2.Sifat ini biasanya dinyatakan dengan
merujuk elektron sebagai partikel spin-1⁄2. Untuk
partikel seperti ini, besaran spinnya
adalah √3 ⁄2 ħmanakala hasil pengukuran proyeksi spin pada
sumbu apapun hanyalah dapat bernilai ±ħ ⁄2. Selain spin,
elektron juga memiliki momen magnetik intrinsik di
sepanjang sumbu spinnya.Momen magnetik elektron kira-
kira sama dengan satu magneton Bohr, dengan konstanta
fisika sebesar 9,274 009 15(23) × 10−24 joule per tesla.
Orientasi spin terhadap momentum elektron
menentukan helisitas partikel tersebut.
Elektron tidak memiliki substruktur yang
diketahui.Oleh karena itu, ia didefinisikan ataupun
diasumsikan sebagai partikel titik ataupun muatan
titik dan tidak beruang.Pemantauan pada satu elektron
tunggal dalam perangkap Penning menunjukkan batasan
atas jari-jari partikel sebesar 10−22 meter. Terdapat
sebuah tetapan fisika yang disebut sebagai "jari-jari
elektron klasik" yang bernilai 2,8179 ×10−15 m. Namun
terminologi ini berasal dari perhitungan sederhana yang
mengabaikan efek-efek mekanika kuantum. Dalam
kenyataannya, jari-jari elektron klasik tidak memiliki
hubungan apapun dengan struktur dasar elektron.
Terdapat partikel elementer yang secara spontan
meluruh menjadi partikel yang lebih ringan. Contohnya
adalah muon yang meluruh menjadi elektron, neutrino,
dan antineutrino, dengan waktu paruh rata-rata 2,2 ×
10−6 detik. Namun, elektron diperkirakan stabil secara
teoritis: elektron merupakan partikel teringan yang
bermuatan, sehingga peluruhannya akan
melanggar kekekalan muatan.Ambang bawah eksperimen
untuk rata-rata umur paruh elektron adalah 4,6 ×
1026 tahun, dengan taraf keyakinan sebesar 90%
(ulfa.2012).
2.3 Medan Magnet
Medan magnet dapat dihasilkan dari suatu muatan q
yang bergerak dengan kecepatan v.Medan magnet yang
dihasilkan pada jarak r dari muatan bergerak q adalah
sebesar:
B=μ0
4πq(vxr̂)
r2
Dimana μ0 adalah konstanta permebealitas udara yang
besarnya 4x10-7N/A2.r merupakan jarak dari muatan
terhadap titik di mana medan magnet diukur dari r
vector satuan dengan arah tegak lurus permukaan yang
dibentuk perkalian vector v dan r(nurohman,2004:108).
2.4 Rasio muatan per massa
Rasio muatan dan massa elektron dapat ditentukan
dari elektron yang dibelokkan akibat pengaruh dari
medan magnet seragam disekitarnya yang kemudian suatu
filamen dipanaskan dalam sebuah tabung vakum, yang
dihubungkan dengan beda potensial tertentu dan
pemercepat tegangannya Sinar katoda dibelokkan oleh
muatan medan magnet yaitu kutub posiitf dan tarik
menarik ke arah kutub negatif. Fakta ini menjadi
landasan bagi Thomson untuk menyimpulkan bahwa sinar
katoda sebagai arus partikel yang bermuatan negatif,
yang dinamakan elektron. Berdasarkan besarnya simpangan
belok dari elektron atau sinar katoda dalam medan
magnet. Thomson dapat menentukan nisbah atau
perbandingan (rasio) antara muatan dan massa elektron
(e/m) dari partikel katoda yaitu :
e/m = 1,67 . 1011 C.Kg-1 = 1,67 . 108 C.g-1
dimana e adalah muatan elektron,dan m adalah massa
electron.
Lalu, pada tahun 1909, Robert Andreas Milikan
melalui Tetesan Minyaknya, berhasil menemukan nilai
dari muatan elektron itu sendiri, yaitu sebesar :
e = 1,60217733 . 10-19 C
Dari dua konstanta diatas, maka didapatkan massa
dari elektron diam adalah sebagai berikut :
e/m = 1,67 . 108 C.Kg-1 ; m =
e/ 1,67 . 108 C.Kg-1
sehingga,
m = 9,11 . 10-28 g
Pistol elektron berfungsi untuk mempercepat gerak
elektron, sehingga memperbesar energi Kinetiknya. Pada
pratikum ini, dilakukan dengan prosedur menvariasikan
arus pada Acceleration volt. Secara matematis dapat
dijelaskan sebagai berikut, jari – jari kumparan sama
dengan jarak antar kumparan. Geometri ini memberikan
medan magnet yang sangat seragam dekat dengan pusat
kumparan. Kumparan Helmholtz dari Aparatus e/m yang
memiliki radius pemisahan 15 cm. Setiap kumparan
memiliki 130 lilitan. Medan magnet (B) yang dihasilkan
oleh kumparan sebanding dengan arus (I) dengan
persamaan sebagai berikut :
B = 7,80 . 10-4 . I
Untuk energi Kinetik elektron yang dpercepat
melalui potensial V adalah :
Ek = e.V
m.v2 =e.V
(2.8)
Gaya Lorentz yang dialami, akan sama dengan gaya
Sentripetalnya, yaitu sebagai berikut :
Fl=Fc
(2.9)
Maka dari rumus diatas, dapat kita tentukan rasio
dari muatan dan massa electron. (Pistol elektron) serta
medan magnet-nya berasal dari kumparan Helmholtz. Ini
disebut juga dengan alat Aparatus (e/m). Disini akan
didapatkan energi Kinetik, gaya Sentripetal dan gaya
Lorentz. Maka didapatkan nilai e/m = 2.V/(B.r)2. Dimana
secara teori, besar dari e/m adalah 1,67 . 1011 C.Kg-1.
Pada pratikum ini, pratikan memakai tabung vakum
berbentuk bulat, beserta dengan kumparan Helmholtz yang
berbentuk bulat pula. Sehingga dihasilkan sinar katoda
yang berbentuk spiral (Pangaribuan,2012).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
LEAI-45 Apparatus untuk menentukkan rasio muatan
dan massa elektron
3.2 Prinsip Kerja Alat
Setelah sumber arus listrik (ac) pada alat
dinyalakan, electron di dalam tabung oscilloscope akan
mengalami gaya Lorentz akibat medan medan magnet yang
dibangkitkan oleh lilitan atau coil . Gaya Lorentz
dinyatakan sebagai:
F⃗=ev⃗×B⃗(1)
F⃗ = gaya Lorentz yang bekerja pada electronv⃗ = kecepatan electronB⃗ = induksi magnete = muatan electron
Arah gaya Lorentz ditentukan dengan aturan tangan kiri
dan besarnya adalahF=evBsin(α)
(2)
Jika electron bergerak bertepatan dengan arah medan
magnet maka α = 0 dan sin(α ) =0. Gaya Lorentz yang
bekerja sama dengan nol sehingga elektron, sehingga
elektron tetap bergerak sepanjang garis lurus seperti
gerak awalnya.
Ketika kecepatan elektron v⃗ vertical terhadap B⃗
(kecepatan elektron dinyatakan v⃗↑ ), maka α=90o , dansin(α )=1 . Pada saat ini, gaya yang bekerja pada elektron
menjadiF=evB
Gaya ini mengubah arah gerak elektron, tetapi tidak
mengubah besar kecepatan elektron, sehingga elektron
membuat gerakan memutar dengan radius R pada bidang
tegak lurus B⃗ seperti Gambar 1.a
Gambar 1.a Gerak sebuah elektron yang tegak lurus
induksi magnet seragam
Gambar 1.b Gerak elektron yang tidak tegak lurus medan
magnet yang seragam
Dari hukum Newton II kita peroleh persamaan:
F=ev↑B=mv
↑2
R
(3)m adalah massa elektron.
Sehingga waktu yang diperlukan untuk sebuah elektron
berputar satu kali revolusi adalah:
T=2πRv↑ =
2πmeB
(4)
Persamaan (4) menunjukkan bahwa T adalah bergantung
pada kecepatan elektron, artinya di bawah pengaruh
medan listrik seragam, waktu satu kali rotasi dari satu
revolusi untuk elektron-elektron yang berbeda kecepatan
adalah sama, kecuali bahwa elektron dengan kecepatan
lebih besar akan mempunyai jari-jari rotasi yang lebih
besar. Ini adalah landasan teori untuk metode “the
magnetic focusing” (metode fokus magnetik).
Jika terdapat sudut α antara kecepatan elektron dengan
v⃗ dengan induksi magnet B⃗ , kecepatan elektron
diuraikan menjadi dua komponen, yaitu kecepatan axialv⃗// yang parallel dengan B⃗ dan kecepatan radial v⃗↑ yang
tegak lurus dengan B⃗ . Kecepatan v⃗// tetap konstan,
artinya elektron tetap bergerak pada sumbu-nya,
sementara akibat pengaruh gaya Lorentz, v⃗↑ akan membuat
elektron berputar disekitar sumbu. Orbit yang
dihasilkan dari gerakan elektron adalah sebuah helix
seperti pada Gambar 1.b, pitch (perjalanan elektron
dalam arah induksi magnet B⃗ antara revolusi-revolusi)
adalah :
h=Tv//=2πmeB
v//
(5)
Dari persamaan (5) , diperolehem
=2πBh
v//
(6)h adalah pitch
Jika elektron-elektron adalah berkas elektron yang
diemisikan dari titik yang sama mempunyai v↑ berbeda
tetapi v// , maka setelah bergerak sejauh h , mereka
difokuskan pada suatu titik. Ini disebut magnetic field
focusing (pem-fokusan medan magnetic), (longitudinal magnetic
focusing).
Elektron-elektron yang diemisikan dari katode dapat
diasumsikan tidak memiliki kecepatan awal. Mereka akan
dipercepat melalui tegangan anoda yang pertama
(focusing electrode) dan anoda ke dua (accelerating
electrode) di dalam tabung. Kecepatan longitudinal
elektron v// bergantung pada tegangan U (berlaku
sebagai tegangan akselerasi) yang di aplikasikan
melalui katode terhadap anoda ke dua, yaitu
12mv
//2=eU
e adalah muatan elektron, U adalah tegangan akselerasi
(tegangan antara katode dan anode ke dua) , dan dapat
diperoleh
v//=√2eUm(7)
Substitusi Pers (7) ke Pers. (6) dapat diperolehem=
8π2Uh2B2
(8)
Tabung oscilloscope ditempati oleh tabung helix yang
panjang. Setelah dihidupkan semua sinar-sinar elektron
difokuskan menuju suatu titik di bawah pengaruh
tegangan pem-fokus, sehinggan terdapat bintik terang
pada layar. Untuk membuat kecepatan v↑ , tegangan 15
volt AC dipalikasikan pada pelat-pelat defleksi tabung
oscilloscope dan elektron-elektron akan mendapat
kecepatan komponen vertical pada batas-batas tertentu
dan sebuah garis lurus terang terbentuk pada layar.
Jika arus I menerobos melalui tabung helix, sebuah
induksi magnetic akan dibangkitan dalam arah tabung
helix ini. Di bawah pengaruh medan magnet, elektron-
elektron akan membuat gerakan helix. Dapat dilihat dari
Pers. (5) bahwa v// (juga tegangan akselerasi U)
bervariasi dengan arus I (besar B) dalam tabung helix,
pada keadaan ini h (pitch) sama dengan jarak (l) antara
titik defleksi awal ke pelat defleksi y dan pusat
layar. Pada kasus ini bintik terang yang disebut focus
utama (primary focusing) seperti Gambar 2 dan Pers.
(8) ditulis kembali sebagai:em=
8π2Ul2B2 ( l≈0,148 m )
(9)
Gambar 2 Peristiwa primary focusing
Medan magnet dalam sebuah tabung helix dihitung
berdasarkan formula untuk sebuah tabung helix gulungan
berlapis-lapis (Gambar 3), Dapat dihitung dengan
persamaan:
B=μ0NI(cos(β1)−cos(β2))
2
Gambar 3 Gulungan kawat penghantar membentuk tabung
helix
Di pusat tabung helix besar medan magnet B=μ0NIcos(β) ,
sehingga persamaan rasio e/m adalah:em=
8π2Ul2μ
02N2I2cos2(β)
=U
2l2N2I2cos2β×1014
C/kg
(10)N= jumlah lilitan persatuan panjang (lilitan/m), alat
ini menggunakan N = 3800 lilitan/mμ0= konduktivitas magnetic dalam hampa, ( μ0= 4π 10-7 H/m
)I= arus dalam tabung helixl= jarak layar terhadap pelat defleksi y
U = tegangan akselerasicos(β ) = 0,948
3.3 Langkah Kerja
1. Mengatur knob kecerahan searah jarum jam sampai
maksimal,Mangatur tombol tegangan level rendah(sumber
LV) pada posisi off dan menghidupkan tombol
power.Indikator harusnya berwarna hijau dan panaskan
apparatus selama 5 menit.Strip terang dengan panjang
3 cm akan tampak pada layar.Sekarang Mengatur Knob
kecerahan pada kecerahan yang cukup(jangan mengatur
kecerahan terlalu cerah).
2. Mengatur Tegangan kecepatan 1000~1100 V sementara
mengatur focusing knob untuk memfokuskan strip.
3. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai
maksimal,mengatur tombol pengubah arus pada “1.5
A”.dan menghidupkan tengangan rendah.Sekarang.
tabung helix terisi energi dan strip terang pada
layar akan berputar oleh sebuah sudut dan memendek.
4. Mengatur gain arus secara perlahan searah jarum jam
secara langsung untuk menaikkan arus yang melalui
tabung helix sementara mengamati pembaca arus pada
ammeter.strip cerah akan secara kontinu berubah dan
memendek,ini akan menjadi sebuah titik ketika arus
naik 1A,mengindikasikan bahwa elektron melakukan
gerakan sirkular dan linier searah B.dan terfokus
pada satu point setelah bergerak sejauh h(l).Pembaca
arus menunjukkan nilai yang disebut I1 dan tegangan
percepatan U.
5. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai
maksimal,mengatur tombol pengubah arus pada “2.5
A”.Sekarang titik cerah pada layar akan
memanjang.Mengubah gain arus secara perlahan menaikan
arus dan kecerahan strip.Ketika arus naik kira-kira
2A.Kecerahan strip akan memendek menjadi sebuah
titik.Ini dinamakan pemfokusan titik sekunder dengan
arusnya disebut I2.Berarti nilai arus adalah I=(I1+I2)/2
dapat menggunakan persamaan (10) untuk menentukka e/m
dan menhitung kesalahan percobaan dari e/m.(nilai e/m
yang terkenal adalah 1.759x1011 C/kg).
6. menekan arus POLARITY ke sumbu yang lain.mengulangi
prosedur diatas dan mengamati perubahan kecerahan
strip(sekarang arus yang melalui tabung helix
terbalik dan mengubah arah terang strip di layar juga
terbalik.)
7. Untuk menghitung nilai e/m lebih akurat.voltmeter
eksternal dan ammeter harusnya digunakan di hubungkan
dengan terminal on dan panel depan.
3.4 Gambar Alat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NP/P I(A)
I
rata
-
rata
U(Volt
)Bintik
e/m(C/
kg)
NP 11.5
1050 PF 0.821x101
1NP 2 1050 PFP 1.1
1,61050 PF 0.721x101
1P 2.1 1050 PFDengan :
I rata-rata =(I1+I2)/2
μ0 =4π 10-7 H/m
N = 3800cos(β ) = 0,948
L =0.148
Untuk menentukan e/m dengan:em=
8π2Ul2μ
02N2I2cos2(β)
=U
2l2N2I2cos2β×1014
4.2 Pembahasan
Pada percobaan rasio muatan dan massa electron ini
kita akan mempelajari tentang gerak electron dalam
medan magnet serta menentukan rasio muatan dan massa
elementer. Rasio muatan dan masa electron dapat
ditentukan dengan percobaan yang dilakukan pada sebuah
tabung vakum yang terdiri dari dua pelat logam yang
berbeda, yaitu anoda (positif) dan katoda (negative).
Didalam tabung tersebut terdapat Tabung
oscilloscope ditempati oleh tabung helix yang panjang.
Setelah dihidupkan semua sinar-sinar elektron
difokuskan menuju suatu titik di bawah pengaruh
tegangan pem-fokus, sehinggan terdapat bintik terang
pada layar. Untuk membuat kecepatan v↑ , tegangan 15
volt AC diaplikasikan pada pelat-pelat defleksi tabung
oscilloscope dan elektron-elektron akan mendapat
kecepatan komponen vertical pada batas-batas tertentu
dan sebuah garis lurus terang terbentuk pada layar.
Jika arus I menerobos melalui tabung helix, sebuah
induksi magnetic akan dibangkitan dalam arah tabung
helix ini. Di bawah pengaruh medan magnet, elektron-
elektron akan membuat gerakan helix pada keadaan ini h
(pitch) sama dengan jarak (l) antara titik defleksi awal
ke pelat defleksi y dan pusat layar,sehingga terlihat
bintik terang pada layar,ini disebut dengan focus Utama
(primary focusing).
Pada percobaan ini kami melakukan dua percobaan
yaitu mencari nilai e/m dengan polarisasi dan
nonpolarisasi
1. Pada percobaan dengan nonpolarisasi
Pada percobaan tanpa polarisasi didapat bahwa untuk
memfokuskan elektron secara primer memrlukan arus yaitu
I1=1 A dan I2=2 A sehingga I=1.5(rata-rata dari I1 dan
I2=2 A )dan didapat Tegangan (U)=1050 Volt.dan
didapatkan rasio atau perbandingan muatan dan massa
elektron(e/m) = 0.821x1011 C/kg namun hasil ini berbeda
dengan yang ada di modul,didalam modul disebutkan bahwa
nilai e/m = 1.759x1011 C/kg.Perbedaan ini disebabkan
oleh ketelitian alat yang digunakan yang hanya
memiliki tingkat keakuratan sebesar 5%.
2. Pada percobaan dengan polarisasi
Pada percobaan dengan menggunakan polarisasi
didapat bahwa untuk memfokuskan elektron secara primer
memerlukan arus yaitu I1=1,1 dan I2=2.1 A sehingga
didapat I rata-rata=1.6A.serta U (accelerating voltage)
= 1050 V dan didapatkan rasio atau perbandingan antara
muatan dan massa elektron (e/m) = 0.721x1011 C/kg.Hasil
ini juga berbeda dengan nilai e/m yang tercantum pada
modul,pada modul nilai e/m adalah .759x1011
C/kg.Perbedaan ini disebabkan oleh ketelitian alat yang
digunakan yang hanya memiliki tingkat keakuratan
sebesar 5%.
Dari dua percobaan diatas dapat dilihat bahwa nilai
besarnya arus sangat mempengaruhi besarnya nilai
e/m,dapat dilihat bahwa selisih arus rata-rata pada
nonpolarisai dan polarisasi yang hanya 0.1 menimbulkan
selisih nilai e/m yang sangat besar yaitu 0.1x1011
C/kg.Sehingga dari percobaan yang dilakukan dapat
diindentifikasi variable-variabel yang terlibat:
a. Variabel bebas yaitu variable yang mempengaruhi
variable terikat,sehingga dapat dilihat bahwa yang
bertindak menjadi variable bebas adalah Arus.
b. Variabel control yaitu variable yang tetap atau
tidak diubah,dapat dilihat bahwa yang menjadi
variable control adalah Accelerating
Voltage(U),jumlah lilitan(N), jarak layar terhadap
pelat defleksi y (l) serta cos(β )
c. Variabel terikat yaitu variable yang dipengaruhi
oleh variable bebas yaitu nilai rasio muatan dan
massa elektron(e/m).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Didapat nilai (e/m) nonpolarisasi=0.821x1011C/kg
sedangkan dengan Polarisai =0.721x1011 C/kg.besarnya
arus sangat mempengaruhi besarnya nilai e/m,dapat
dilihat bahwa selisih arus rata-rata pada nonpolarisai
dan polarisasi yang hanya 0.1 menimbulkan selisih nilai
e/m yang sangat besar yaitu 0.1x1011 C/kg.variable-
variabel yang terlibat:
a. Variabel bebas yaitu Arus.
b. Variabel control yaitu Accelerating
Voltage(U),jumlah lilitan(N), jarak layar terhadap
pelat defleksi y (l) serta cos(β )
c. Variabel terikat yaitu variable nilai rasio muatan
dan massa elektron(e/m).
5.2 Saran
Sebaiknya alat praktikum untuk menentukkan rasio
muatan dan massa elektron diperbanyak sehingga
praktikum dapat bejalan lancer
DAFTAR PUSTAKA
Nurohman,Sabar.2004.Magnetisme.Bandung:Institut
Teknologi Bandung
Pangaribuan,agung.2013.Menetukan Rasio e/m.
http://josapatsimangunsongg.blogspot.com/2013/11/m
enentukan-ratio-e per-m.html.Diakses pada 18
November 2014
Rahayu,Sonya.2011.Jurnal Fisika Eksperimen 1 Modul
A.O.6 Rasio Muatan Dan Massa
Elektron.Padang:Universita Andalas
Ulfa,maria.2012.Rasio Muatan dan Massa
Elektron.http://ulfayulius.wordpress.com/rasio-
muatan-dan-massa-elektro/.Diakses pada 18 November
2014