Spesific charge of electron

26
SPECIFIC CHARGE OF ELECTRON LAPORAN PRAKTIKUM (Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teknik Laboratorium 1) Disusun Oleh: Handoko (120210102089/kelas A) Dosen Pengampu: Drs.Alex Hariyanto,Dip,Sc

Transcript of Spesific charge of electron

SPECIFIC CHARGE OF ELECTRONLAPORAN PRAKTIKUM

(Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Teknik

Laboratorium 1)

Disusun Oleh:

Handoko (120210102089/kelas A)

Dosen Pengampu:

Drs.Alex Hariyanto,Dip,Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rasio atau perbandingan muatan dan massa elektron

adalah salah satu konstanta penting dalam fisika

modern. Meskipun sinar katoda sudah ditemukan sejak

tahun 1859 namun baru tiga puluh delapan tahun kemudian

muatan spesifik sinar katoda diperoleh. J.J Thomson

(1856-1940) yang pertama kali melakukan percobaan untuk

menentukan muatan sinar katoda. Thomson  dapat 

menunjukan bahwa semua partikel memiliki perbandingan

muatan terhadap massa (e/m) relatif sama.

Seperti halnya dalam tabung sinar katoda, elektron

dihasilkan dari katoda yang dipanaskan oleh filamen.

Elektron dipercepat menuju anoda yang berbentuk

silinder dan melewatinya.. Jika kedua medan listrik dan

medan magnet bernilai nol, elektron akan mencapai

posisi X dilayar dan menimbulkan fluoresensi.

     Kumparan Helmholtz digunakan untuk

menghilangkan medan magnetik bumi dan untuk memberikan

medan magnet yang konstan dalam ruang yang sempit dan

terbatas. Sedangkan Andre Marie Ampere dengan

percobannya berhasil menunjukkan bahwa elemen arus akan

mengalami gaya ketika berada dalam medan

magnet Berangkat dari sinilah percobaan e/m dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana menentukan rasio atau perbandingan

muatan dan massa elektron?

1.3 Tujuan

Setelah melakukan Praktikum Spesific Charge of

electron Mahasiswa diharapkan mampu:

1.3.1 menentukan rasio atau perbandingan muatan dan

massa elektron

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Elektron

Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan

negatif dan umumnya ditulis sebagai e-. Elektron tidak

memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang

diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel

elementer pada tahun 1897 oleh J.J Thompson. Elektron

merupakan salah satu dari tiga sub partikel dasar

penyusun atom yang juga merupakan partikel fundamental

dalam sifat kelistrikan secara mikro. Oleh karena itu,

eksperimen mengenai sinar katoda termasuk eksperimen

yang penting dalam perkembangan bidang kelistrikan

(rahayu,2011:1)

2.2 Ciri-Ciri elektron

Massa invarian sebuah elektron adalah kira-kira

9,109 × 10−31 kilogram,[60] ataupun setara dengan 5,489 ×

10−4 satuan massa atom. Berdasarkan prinsip kesetaraan

massa-energi Einstein, massa ini setara dengan energi

rihat 0,511 MeV. Rasio antara massa proton dengan massa

elektron adalah sekitar 1836. Pengukuran astronomi

menunjukkan bahwa rasio massa proton terhadap

elektron tetap bernilai sama paling tidak selama

setengah usia alam semesta, seperti yang diprediksikan

oleh Model Standar

Elektron memiliki muatan listrik sebesar -1,602 ×

10−19 coulomb, yang digunakan sebagai satuan standar

untuk muatan partikel subatom. Di bawah ambang batas

keakuratan eksperimen, muatan elektron adalah sama

dengan muatan proton, namun memiliki tanda positif.

Oleh karena simbol e digunakan untuk merujuk

pada muatan elementer, elektron umumnya disimbolkan

sebagai e−, dengan tanda minus mengindikasikan muatan

negatif. Positron disimbolkan sebagai e+ karena ia

memiliki ciri-ciri yang sama dengan elektron namun

bermuatan positif

Elektron memiliki momentum sudut intrinsik atau

spin senilai 1⁄2.Sifat ini biasanya dinyatakan dengan

merujuk elektron sebagai partikel spin-1⁄2. Untuk

partikel seperti ini, besaran spinnya

adalah √3 ⁄2 ħmanakala hasil pengukuran proyeksi spin pada

sumbu apapun hanyalah dapat bernilai ±ħ ⁄2. Selain spin,

elektron juga memiliki momen magnetik intrinsik di

sepanjang sumbu spinnya.Momen magnetik elektron kira-

kira sama dengan satu magneton Bohr, dengan konstanta

fisika sebesar 9,274 009 15(23) × 10−24 joule per tesla.

Orientasi spin terhadap momentum elektron

menentukan helisitas partikel tersebut.

Elektron tidak memiliki substruktur yang

diketahui.Oleh karena itu, ia didefinisikan ataupun

diasumsikan sebagai partikel titik ataupun muatan

titik dan tidak beruang.Pemantauan pada satu elektron

tunggal dalam perangkap Penning menunjukkan batasan

atas jari-jari partikel sebesar 10−22 meter. Terdapat

sebuah tetapan fisika yang disebut sebagai "jari-jari

elektron klasik" yang bernilai 2,8179 ×10−15 m. Namun

terminologi ini berasal dari perhitungan sederhana yang

mengabaikan efek-efek mekanika kuantum. Dalam

kenyataannya, jari-jari elektron klasik tidak memiliki

hubungan apapun dengan struktur dasar elektron.

Terdapat partikel elementer yang secara spontan

meluruh menjadi partikel yang lebih ringan. Contohnya

adalah muon yang meluruh menjadi elektron, neutrino,

dan antineutrino, dengan waktu paruh rata-rata 2,2 ×

10−6 detik. Namun, elektron diperkirakan stabil secara

teoritis: elektron merupakan partikel teringan yang

bermuatan, sehingga peluruhannya akan

melanggar kekekalan muatan.Ambang bawah eksperimen

untuk rata-rata umur paruh elektron adalah 4,6 ×

1026 tahun, dengan taraf keyakinan sebesar 90%

(ulfa.2012).

2.3 Medan Magnet

Medan magnet dapat dihasilkan dari suatu muatan q

yang bergerak dengan kecepatan v.Medan magnet yang

dihasilkan pada jarak r dari muatan bergerak q adalah

sebesar:

B=μ0

4πq(vxr̂)

r2

Dimana μ0 adalah konstanta permebealitas udara yang

besarnya 4x10-7N/A2.r merupakan jarak dari muatan

terhadap titik di mana medan magnet diukur dari r

vector satuan dengan arah tegak lurus permukaan yang

dibentuk perkalian vector v dan r(nurohman,2004:108).

2.4 Rasio muatan per massa

Rasio muatan dan massa elektron dapat ditentukan

dari elektron yang dibelokkan akibat pengaruh dari

medan magnet seragam disekitarnya yang kemudian suatu

filamen dipanaskan dalam sebuah tabung vakum, yang

dihubungkan dengan beda potensial tertentu dan

pemercepat tegangannya Sinar katoda dibelokkan oleh

muatan medan magnet yaitu kutub posiitf dan tarik

menarik ke arah kutub negatif. Fakta ini menjadi

landasan bagi Thomson untuk menyimpulkan bahwa sinar

katoda sebagai arus partikel yang bermuatan negatif,

yang dinamakan elektron. Berdasarkan besarnya simpangan

belok dari elektron atau sinar katoda dalam medan

magnet. Thomson dapat menentukan nisbah atau

perbandingan (rasio) antara muatan dan massa elektron

(e/m) dari partikel katoda yaitu :

e/m = 1,67 . 1011 C.Kg-1 = 1,67 . 108 C.g-1

dimana e adalah muatan elektron,dan m adalah massa

electron.

Lalu, pada tahun 1909, Robert Andreas Milikan

melalui Tetesan Minyaknya, berhasil menemukan nilai

dari muatan elektron itu sendiri, yaitu sebesar :

e = 1,60217733  . 10-19 C

Dari dua konstanta diatas, maka didapatkan massa

dari elektron diam adalah sebagai berikut :

e/m  = 1,67 . 108 C.Kg-1             ;              m =

e/ 1,67 . 108 C.Kg-1

sehingga,

m = 9,11 . 10-28 g

Pistol elektron berfungsi untuk mempercepat gerak

elektron, sehingga memperbesar energi Kinetiknya. Pada

pratikum ini, dilakukan dengan prosedur menvariasikan

arus pada Acceleration volt. Secara matematis dapat

dijelaskan sebagai berikut, jari – jari kumparan sama

dengan jarak antar kumparan. Geometri ini memberikan

medan magnet yang sangat seragam dekat dengan pusat

kumparan. Kumparan Helmholtz dari Aparatus e/m yang

memiliki radius pemisahan 15 cm. Setiap kumparan

memiliki 130 lilitan. Medan magnet (B) yang dihasilkan

oleh kumparan sebanding dengan arus (I) dengan

persamaan sebagai berikut :

B = 7,80 . 10-4 . I

Untuk energi Kinetik elektron yang dpercepat

melalui potensial V adalah :

Ek = e.V

m.v2 =e.V                                               

                                                        

     (2.8)

Gaya Lorentz yang dialami, akan sama dengan gaya

Sentripetalnya, yaitu sebagai berikut :

Fl=Fc                                               

                                                        

    (2.9)

Maka dari rumus diatas, dapat kita tentukan rasio

dari muatan dan massa electron. (Pistol elektron) serta

medan magnet-nya berasal dari kumparan Helmholtz. Ini

disebut juga dengan alat Aparatus (e/m). Disini akan

didapatkan energi Kinetik, gaya Sentripetal dan gaya

Lorentz. Maka didapatkan nilai e/m = 2.V/(B.r)2. Dimana

secara teori, besar dari e/m adalah 1,67 . 1011 C.Kg-1.

Pada pratikum ini, pratikan memakai tabung vakum

berbentuk bulat, beserta dengan kumparan Helmholtz yang

berbentuk bulat pula. Sehingga dihasilkan sinar katoda

yang berbentuk spiral (Pangaribuan,2012).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

LEAI-45 Apparatus untuk menentukkan rasio muatan

dan massa elektron

3.2 Prinsip Kerja Alat

Setelah sumber arus listrik (ac) pada alat

dinyalakan, electron di dalam tabung oscilloscope akan

mengalami gaya Lorentz akibat medan medan magnet yang

dibangkitkan oleh lilitan atau coil . Gaya Lorentz

dinyatakan sebagai:

F⃗=ev⃗×B⃗(1)

F⃗ = gaya Lorentz yang bekerja pada electronv⃗ = kecepatan electronB⃗ = induksi magnete = muatan electron

Arah gaya Lorentz ditentukan dengan aturan tangan kiri

dan besarnya adalahF=evBsin(α)

(2)

Jika electron bergerak bertepatan dengan arah medan

magnet maka α = 0 dan sin(α ) =0. Gaya Lorentz yang

bekerja sama dengan nol sehingga elektron, sehingga

elektron tetap bergerak sepanjang garis lurus seperti

gerak awalnya.

Ketika kecepatan elektron v⃗ vertical terhadap B⃗

(kecepatan elektron dinyatakan v⃗↑ ), maka α=90o , dansin(α )=1 . Pada saat ini, gaya yang bekerja pada elektron

menjadiF=evB

Gaya ini mengubah arah gerak elektron, tetapi tidak

mengubah besar kecepatan elektron, sehingga elektron

membuat gerakan memutar dengan radius R pada bidang

tegak lurus B⃗ seperti Gambar 1.a

Gambar 1.a Gerak sebuah elektron yang tegak lurus

induksi magnet seragam

Gambar 1.b Gerak elektron yang tidak tegak lurus medan

magnet yang seragam

Dari hukum Newton II kita peroleh persamaan:

F=ev↑B=mv

↑2

R

(3)m adalah massa elektron.

Sehingga waktu yang diperlukan untuk sebuah elektron

berputar satu kali revolusi adalah:

T=2πRv↑ =

2πmeB

(4)

Persamaan (4) menunjukkan bahwa T adalah bergantung

pada kecepatan elektron, artinya di bawah pengaruh

medan listrik seragam, waktu satu kali rotasi dari satu

revolusi untuk elektron-elektron yang berbeda kecepatan

adalah sama, kecuali bahwa elektron dengan kecepatan

lebih besar akan mempunyai jari-jari rotasi yang lebih

besar. Ini adalah landasan teori untuk metode “the

magnetic focusing” (metode fokus magnetik).

Jika terdapat sudut α antara kecepatan elektron dengan

v⃗ dengan induksi magnet B⃗ , kecepatan elektron

diuraikan menjadi dua komponen, yaitu kecepatan axialv⃗// yang parallel dengan B⃗ dan kecepatan radial v⃗↑ yang

tegak lurus dengan B⃗ . Kecepatan v⃗// tetap konstan,

artinya elektron tetap bergerak pada sumbu-nya,

sementara akibat pengaruh gaya Lorentz, v⃗↑ akan membuat

elektron berputar disekitar sumbu. Orbit yang

dihasilkan dari gerakan elektron adalah sebuah helix

seperti pada Gambar 1.b, pitch (perjalanan elektron

dalam arah induksi magnet B⃗ antara revolusi-revolusi)

adalah :

h=Tv//=2πmeB

v//

(5)

Dari persamaan (5) , diperolehem

=2πBh

v//

(6)h adalah pitch

Jika elektron-elektron adalah berkas elektron yang

diemisikan dari titik yang sama mempunyai v↑ berbeda

tetapi v// , maka setelah bergerak sejauh h , mereka

difokuskan pada suatu titik. Ini disebut magnetic field

focusing (pem-fokusan medan magnetic), (longitudinal magnetic

focusing).

Elektron-elektron yang diemisikan dari katode dapat

diasumsikan tidak memiliki kecepatan awal. Mereka akan

dipercepat melalui tegangan anoda yang pertama

(focusing electrode) dan anoda ke dua (accelerating

electrode) di dalam tabung. Kecepatan longitudinal

elektron v// bergantung pada tegangan U (berlaku

sebagai tegangan akselerasi) yang di aplikasikan

melalui katode terhadap anoda ke dua, yaitu

12mv

//2=eU

e adalah muatan elektron, U adalah tegangan akselerasi

(tegangan antara katode dan anode ke dua) , dan dapat

diperoleh

v//=√2eUm(7)

Substitusi Pers (7) ke Pers. (6) dapat diperolehem=

8π2Uh2B2

(8)

Tabung oscilloscope ditempati oleh tabung helix yang

panjang. Setelah dihidupkan semua sinar-sinar elektron

difokuskan menuju suatu titik di bawah pengaruh

tegangan pem-fokus, sehinggan terdapat bintik terang

pada layar. Untuk membuat kecepatan v↑ , tegangan 15

volt AC dipalikasikan pada pelat-pelat defleksi tabung

oscilloscope dan elektron-elektron akan mendapat

kecepatan komponen vertical pada batas-batas tertentu

dan sebuah garis lurus terang terbentuk pada layar.

Jika arus I menerobos melalui tabung helix, sebuah

induksi magnetic akan dibangkitan dalam arah tabung

helix ini. Di bawah pengaruh medan magnet, elektron-

elektron akan membuat gerakan helix. Dapat dilihat dari

Pers. (5) bahwa v// (juga tegangan akselerasi U)

bervariasi dengan arus I (besar B) dalam tabung helix,

pada keadaan ini h (pitch) sama dengan jarak (l) antara

titik defleksi awal ke pelat defleksi y dan pusat

layar. Pada kasus ini bintik terang yang disebut focus

utama (primary focusing) seperti Gambar 2 dan Pers.

(8) ditulis kembali sebagai:em=

8π2Ul2B2 ( l≈0,148 m )

(9)

Gambar 2 Peristiwa primary focusing

Medan magnet dalam sebuah tabung helix dihitung

berdasarkan formula untuk sebuah tabung helix gulungan

berlapis-lapis (Gambar 3), Dapat dihitung dengan

persamaan:

B=μ0NI(cos(β1)−cos(β2))

2

Gambar 3 Gulungan kawat penghantar membentuk tabung

helix

Di pusat tabung helix besar medan magnet B=μ0NIcos(β) ,

sehingga persamaan rasio e/m adalah:em=

8π2Ul2μ

02N2I2cos2(β)

=U

2l2N2I2cos2β×1014

C/kg

(10)N= jumlah lilitan persatuan panjang (lilitan/m), alat

ini menggunakan N = 3800 lilitan/mμ0= konduktivitas magnetic dalam hampa, ( μ0= 4π 10-7 H/m

)I= arus dalam tabung helixl= jarak layar terhadap pelat defleksi y

U = tegangan akselerasicos(β ) = 0,948

3.3 Langkah Kerja

1. Mengatur knob kecerahan searah jarum jam sampai

maksimal,Mangatur tombol tegangan level rendah(sumber

LV) pada posisi off dan menghidupkan tombol

power.Indikator harusnya berwarna hijau dan panaskan

apparatus selama 5 menit.Strip terang dengan panjang

3 cm akan tampak pada layar.Sekarang Mengatur Knob

kecerahan pada kecerahan yang cukup(jangan mengatur

kecerahan terlalu cerah).

2. Mengatur Tegangan kecepatan 1000~1100 V sementara

mengatur focusing knob untuk memfokuskan strip.

3. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai

maksimal,mengatur tombol pengubah arus pada “1.5

A”.dan menghidupkan tengangan rendah.Sekarang.

tabung helix terisi energi dan strip terang pada

layar akan berputar oleh sebuah sudut dan memendek.

4. Mengatur gain arus secara perlahan searah jarum jam

secara langsung untuk menaikkan arus yang melalui

tabung helix sementara mengamati pembaca arus pada

ammeter.strip cerah akan secara kontinu berubah dan

memendek,ini akan menjadi sebuah titik ketika arus

naik 1A,mengindikasikan bahwa elektron melakukan

gerakan sirkular dan linier searah B.dan terfokus

pada satu point setelah bergerak sejauh h(l).Pembaca

arus menunjukkan nilai yang disebut I1 dan tegangan

percepatan U.

5. Mengatur knob gain arus searah jarum jam sampai

maksimal,mengatur tombol pengubah arus pada “2.5

A”.Sekarang titik cerah pada layar akan

memanjang.Mengubah gain arus secara perlahan menaikan

arus dan kecerahan strip.Ketika arus naik kira-kira

2A.Kecerahan strip akan memendek menjadi sebuah

titik.Ini dinamakan pemfokusan titik sekunder dengan

arusnya disebut I2.Berarti nilai arus adalah I=(I1+I2)/2

dapat menggunakan persamaan (10) untuk menentukka e/m

dan menhitung kesalahan percobaan dari e/m.(nilai e/m

yang terkenal adalah 1.759x1011 C/kg).

6. menekan arus POLARITY ke sumbu yang lain.mengulangi

prosedur diatas dan mengamati perubahan kecerahan

strip(sekarang arus yang melalui tabung helix

terbalik dan mengubah arah terang strip di layar juga

terbalik.)

7. Untuk menghitung nilai e/m lebih akurat.voltmeter

eksternal dan ammeter harusnya digunakan di hubungkan

dengan terminal on dan panel depan.

3.4 Gambar Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

NP/P I(A)

I

rata

-

rata

U(Volt

)Bintik

e/m(C/

kg)

NP 11.5

1050 PF 0.821x101

1NP 2 1050 PFP 1.1

1,61050 PF 0.721x101

1P 2.1 1050 PFDengan :

I rata-rata =(I1+I2)/2

μ0 =4π 10-7 H/m

N = 3800cos(β ) = 0,948

L =0.148

Untuk menentukan e/m dengan:em=

8π2Ul2μ

02N2I2cos2(β)

=U

2l2N2I2cos2β×1014

4.2 Pembahasan

Pada percobaan rasio muatan dan massa electron ini

kita akan mempelajari tentang gerak electron dalam

medan magnet serta menentukan rasio muatan dan massa

elementer. Rasio muatan dan masa electron dapat

ditentukan dengan percobaan yang dilakukan pada sebuah

tabung vakum yang terdiri dari dua pelat logam yang

berbeda, yaitu anoda (positif) dan katoda (negative).

Didalam tabung tersebut terdapat Tabung

oscilloscope ditempati oleh tabung helix yang panjang.

Setelah dihidupkan semua sinar-sinar elektron

difokuskan menuju suatu titik di bawah pengaruh

tegangan pem-fokus, sehinggan terdapat bintik terang

pada layar. Untuk membuat kecepatan v↑ , tegangan 15

volt AC diaplikasikan pada pelat-pelat defleksi tabung

oscilloscope dan elektron-elektron akan mendapat

kecepatan komponen vertical pada batas-batas tertentu

dan sebuah garis lurus terang terbentuk pada layar.

Jika arus I menerobos melalui tabung helix, sebuah

induksi magnetic akan dibangkitan dalam arah tabung

helix ini. Di bawah pengaruh medan magnet, elektron-

elektron akan membuat gerakan helix pada keadaan ini h

(pitch) sama dengan jarak (l) antara titik defleksi awal

ke pelat defleksi y dan pusat layar,sehingga terlihat

bintik terang pada layar,ini disebut dengan focus Utama

(primary focusing).

Pada percobaan ini kami melakukan dua percobaan

yaitu mencari nilai e/m dengan polarisasi dan

nonpolarisasi

1. Pada percobaan dengan nonpolarisasi

Pada percobaan tanpa polarisasi didapat bahwa untuk

memfokuskan elektron secara primer memrlukan arus yaitu

I1=1 A dan I2=2 A sehingga I=1.5(rata-rata dari I1 dan

I2=2 A )dan didapat Tegangan (U)=1050 Volt.dan

didapatkan rasio atau perbandingan muatan dan massa

elektron(e/m) = 0.821x1011 C/kg namun hasil ini berbeda

dengan yang ada di modul,didalam modul disebutkan bahwa

nilai e/m = 1.759x1011 C/kg.Perbedaan ini disebabkan

oleh ketelitian alat yang digunakan yang hanya

memiliki tingkat keakuratan sebesar 5%.

2. Pada percobaan dengan polarisasi

Pada percobaan dengan menggunakan polarisasi

didapat bahwa untuk memfokuskan elektron secara primer

memerlukan arus yaitu I1=1,1 dan I2=2.1 A sehingga

didapat I rata-rata=1.6A.serta U (accelerating voltage)

= 1050 V dan didapatkan rasio atau perbandingan antara

muatan dan massa elektron (e/m) = 0.721x1011 C/kg.Hasil

ini juga berbeda dengan nilai e/m yang tercantum pada

modul,pada modul nilai e/m adalah .759x1011

C/kg.Perbedaan ini disebabkan oleh ketelitian alat yang

digunakan yang hanya memiliki tingkat keakuratan

sebesar 5%.

Dari dua percobaan diatas dapat dilihat bahwa nilai

besarnya arus sangat mempengaruhi besarnya nilai

e/m,dapat dilihat bahwa selisih arus rata-rata pada

nonpolarisai dan polarisasi yang hanya 0.1 menimbulkan

selisih nilai e/m yang sangat besar yaitu 0.1x1011

C/kg.Sehingga dari percobaan yang dilakukan dapat

diindentifikasi variable-variabel yang terlibat:

a. Variabel bebas yaitu variable yang mempengaruhi

variable terikat,sehingga dapat dilihat bahwa yang

bertindak menjadi variable bebas adalah Arus.

b. Variabel control yaitu variable yang tetap atau

tidak diubah,dapat dilihat bahwa yang menjadi

variable control adalah Accelerating

Voltage(U),jumlah lilitan(N), jarak layar terhadap

pelat defleksi y (l) serta cos(β )

c. Variabel terikat yaitu variable yang dipengaruhi

oleh variable bebas yaitu nilai rasio muatan dan

massa elektron(e/m).

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Didapat nilai (e/m) nonpolarisasi=0.821x1011C/kg

sedangkan dengan Polarisai =0.721x1011 C/kg.besarnya

arus sangat mempengaruhi besarnya nilai e/m,dapat

dilihat bahwa selisih arus rata-rata pada nonpolarisai

dan polarisasi yang hanya 0.1 menimbulkan selisih nilai

e/m yang sangat besar yaitu 0.1x1011 C/kg.variable-

variabel yang terlibat:

a. Variabel bebas yaitu Arus.

b. Variabel control yaitu Accelerating

Voltage(U),jumlah lilitan(N), jarak layar terhadap

pelat defleksi y (l) serta cos(β )

c. Variabel terikat yaitu variable nilai rasio muatan

dan massa elektron(e/m).

5.2 Saran

Sebaiknya alat praktikum untuk menentukkan rasio

muatan dan massa elektron diperbanyak sehingga

praktikum dapat bejalan lancer

DAFTAR PUSTAKA

Nurohman,Sabar.2004.Magnetisme.Bandung:Institut

Teknologi Bandung

Pangaribuan,agung.2013.Menetukan Rasio e/m.

http://josapatsimangunsongg.blogspot.com/2013/11/m

enentukan-ratio-e per-m.html.Diakses pada 18

November 2014

Rahayu,Sonya.2011.Jurnal Fisika Eksperimen 1 Modul

A.O.6 Rasio Muatan Dan Massa

Elektron.Padang:Universita Andalas

Ulfa,maria.2012.Rasio Muatan dan Massa

Elektron.http://ulfayulius.wordpress.com/rasio-

muatan-dan-massa-elektro/.Diakses pada 18 November

2014