Post on 22-Apr-2023
PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU
PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
OLEH :
DIN KHAIRUDIN
NIM: 303171253
PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
ii
PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU
PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memproleh Gelar sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Oleh:
DIN KHAIRUDIN
NIM: 303171253
PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
vi
MOTTO
الغرور يا أيها الناس إن نكم بالل نيا ول يغر نكم الحياة الد حق فل تغر وعد للا
Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah
kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai
menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.(QS.Fathir (35) ayat 5)
vii
ABSTRAK
Skripsi ini membahas Persepsi Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku
Pacaran di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi setiap persepsi orang tua akan berpengaruh terhadap perilaku pacaran di
kalangan mahasiswa, karena dengan adanya persepsi dari orang tua maka dapat
memberikan dampak baik dan juga dampak tidak baik bagi mahasiswa terutama
mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
Penelitian ini Persepsi Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku Pacaran
di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, bertujuan untuk
mengetahui Persepsi Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku Pacaran di
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Kata Kunci : Persepsi Orang Tua, Mahasiswa, Pacaran
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur Peneliti ucapkan tiada henti-hentinya atas khadirat Allah SWT, karena
hanya atas izin dan karunia-Nyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada
waktunya dan peneliti mengharap rahmat dan ridho-Nya dengan penuh keyakinan
dan ketetapan hati, kupersembahkan skripsi ini kepada :
ALM Ayahanda Hasanusi Ibunda Fatimah yang telah membimbing, mendidik
serta memberikan dorongan motivasi, kasih sayang dengan penuh kesabaran,
keikhlasan perjuangan dengan tetesan keringat serta jerih payah demi tercapainya
cita-cita untuk buah hatinya ini dan do‟a yang tiada hentinya, karena tiada kata
seindah lantunan do‟a dan tiada do‟a yang paling khusuk selain do‟a yang terucap
dari orang tua. Semoga ini adalah langkah awal untuk mewujudkan semua
keinginan. Terimakasih untuk seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan
memberikan do‟a yang tiada hentinya.
Selanjutnya terimakasih kepada seluruh guru yang telah banyak berjasa dalam
memberikan pengajaran, pendidikan serta ilmu yang sangat berguna bagi peneliti.
Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
Dosen pembimbing I (Dr. Madyan),
Dosen pembimbing II (Ariyandi Batubara),
Penguji dan Pengajar
Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen jasa kalian akan selalu terpatir dihati.
Sahabat seperjuanganku, Sahabat Sepermainankuyang sudah selalu mendukung
dalam suka maupun duka dan selalu memberikan kekuatan. Semoga Allah SWT
selalu melimpahkan keberkahan dan kesuksesan untuk kalian.
Yang senantiasa tulus dan ikhlas dalam meluangka waktunya untuk menuntun dan
mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai
harganya, agar saya menjadi lebih baik.
Terimakasih yang sebesar-besarnya untu kalian semua. Akhir kata saya
persembahkan skripsi ini utuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi.
Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu
pengetahuan dimasa yang akan datang. Aamiin…
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahnya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul
“PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU
PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN SAIFUDDIN JAMBI”kemudian shalawat dan salam semoga tetap
terlimpah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya kealam yang terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu
pengetahuan.
Penyusun skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan cobaan.Namun
semua itu patut disyukuri karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang
penulis dapatkan.Penulis banyak mendapat arahan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik yang bersifat moril maupun materi. Pada kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr.Madyan, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I dan juga kepada
Bapak Ariyandi Batubara,M.Ud dosen pembimbing II yang selalu senantiasa
meluangkan waktunya untuk terus memberikan masukan dan motivasi kepada
peneliti demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M.Pd.I selaku ketua prodi Bimbingan
Penyuluhan Islam (BPI).
3. Bapak Zulqarnin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. D.I Ansusa Putra, Lc., MA, selaku Wakil Dekan I, Bapak Arfan
Aziz Ph.D, selaku Wakil Dekan II, Bapak Sahmin Batubara, M.HI, selaku
Wakil Dekan III.
5. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidu MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
xi
DAFTAR ISI
NOTA DINAS......................................................................Error! Bookmark not defined.
SURAT PENYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........Error! Bookmark not defined.
MOTTO .............................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xiv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang. ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
C. Batasan Masalah. .............................................................................................. 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ..................................................................... 7
E. Kerangka teori. ................................................................................................. 8
F. Metode Penelitian. .......................................................................................... 19
G. Study Relevan.................................................................................................. 27
BAB II .............................................................................................................................. 31
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................................................... 31
A. Sejarah Berdirinya Fakultas Syariah ............................................................ 31
B. Letak Geografis Fakultas Syariah ................................................................. 36
C. Visi Dan Misi Fakultas Syariah ..................................................................... 36
D. Struktur Organisasi Fakultas Syriah. ............................................................... 38
E. Subjek Penelitian. ............................................................................................. 39
BAB III ............................................................................................................................. 41
PERSEPSI ORANG TUA TERHADAPPRILAKU PACARAN DI KALAGAN
MAHASISWA ................................................................................................................. 41
A. Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran Di Kalangan Mahasiswa
Fakultas Syariah UIN STS Jambi ............................................................................ 41
xii
B. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku
Pacaran Di Kalagan Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. .............................................................................. 49
BAB IV ............................................................................................................................. 54
Dampak Yang di Timbulkan Dari Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran
Di Kalagan Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.. ............................................................................................................ 54
BAB V .............................................................................................................................. 62
PENUTUP ........................................................................................................................ 62
A. Kesimpulan. ......................................................................................................... 62
B. Saran-Saran. ........................................................................................................ 63
C. Kata Penutup. ...................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 65
Lampiran-Lampiran ....................................................................................................... 71
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel1.1 : Study Relevan……………………………………………. ………..…25
Tabel 1.1 : Nama-nama mahasiswa dalam wawancara penelitian penulis.……….38
Tabel 1.1 : Nama-nama Orang Tua Mahasiswa dalam wawancara penelitian
penulis………………………………………………………………..39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia. Tapi perlu
diketahui bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan.
Namun ada dampak negative yang lahir akibat perkembangan itu, salah
satunya adalah budaya pergaulan bebas. Istilah pergaulan bebas bukan hal
yang tabu lagi dalam kehidupan masyarakat, tanpa melihat jenjang usia kata
pergaulan bebas sudah sangat popular, artinya bahwa ketika masyarakat
mendengar kata pergaulan bebas maka arah pemikirannya adalah tindakan
yang terjadi diluar koridor hukum yang bertentangan, terutama bagi aturan
Agama. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas
yaitu lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga
boleh bergerak, berbicara, berbuat, dsb, Dengan leluasa), tidak terikat atau
terbatas oleh aturan-aturan.1
Merujuk dari pengertian diatas maka dapat diuraikan bahwa pergaulan
bebas adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individu atau kelompok
dengan tidak terkontrol dan tidak dibatasi oleh aturan-aturan hukum yang
berlaku dalam masyarakat.
pergaulan bebas dalam pemahaman keseharian identik dengan prilaku
yang dapat merusak tatanan nilai dalam masyarakat, menurut Kartono, ilmuan
sosiologi menjelaskan bahwa pergaulan bebas merupakan gejalapatologis
social pada remaja yan disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social,
akibatnya mengembangkan prilaku yang menyimpang. Sedangkan menurut
Santrock sebagaimana dikutip oleh Hamzah” pergaulan bebas merupakan
kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara
social hingga terjadi tindakan kriminal. Sedangkan dalam pandangan Islam
pergaulan bebas adalah tindakan yang dapat merusak akhlak pada diri
1Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm 307
2
seseorang, dan menurutB.Simanjuntak Pergaulan Bebas adalah sebuah proses
interaksi antara seorang dengan orang lain tanpa mengikatkan diri pada
aturan-aturan baik undang-undang maupun hukum Agama serta adat
kebiasaan.
Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pergaulan
bebas merupakan suatu interaksi individu atau kelompok masyarakat yang
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga
dengan itu dapat merusak citra pribadi ataupun lingkungan dimana peristiwa
tersebut terjadi.
Mahasiswa merupakan salah satu ujung tombak bagi sebuah negara.
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan
tinggi disebuah perguruan tinggi yang terdiri dari sekolah tinggi, akademi dan
yang paling umum adalah Universitas. Hingga saat ini mahasiswa diberbagai
Negara mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara.2
Mahasiswa merupakan insan intelektual yang sedang berpetualang
dalam menuntut ilmu. Kehidupan mahasiswa sangat menarik untuk dipelajari,
mahasiswa selain beraktivitas di kampus juga beraktivitas di luar kampus.
Setiap mahasiswa memiliki kehidupan yang berbeda satu sama lainnya. Dari
mulai pola hidup dan kebiasaan sehari-hari yang menjadi rutinitasnya.
Mahasiswa suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh
statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan
calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakatyang
sering sekali syarat dengan berbagai predikat.3
Mahasiswa tidak semuanya tinggal bersama orang tuanya, ada
mahasiswa yang tinggal di rumah kontrakan atau kos-kosan yang biasanya
mahasiswa rantauan. Saat beraktivitas di kampus tentu mahasiswa terfokus
2Diakses Melalui Laman: https://id.m.wikipedia.org/wiki/mahasiswa#:-
:text=Mahasiswa%20adalah%20sebutam%bagi%20suatu%20negara. Pada Tanggal 19 Januari
2021, Jam 22:10 Wib.
3Harun Gafur, Mahasiswa dan Dinamika Dunia Kampus, (Bandung: CV. Rasi Terbit,
2015). Hlm. 17
3
pada pelajaran, mengikuti kegitan organisasi, megikuti seminar-seminar,
pertemanan dan mencari pengalaman yang banyak untuk bekal kehidupannya.
Kehidupan mahsiswa memang tidak semudah apa yang dipikirkan,
jauh dari orang tua adalah tantangan terberat agar dapat meraih masa depan
yang cerah. Salah satu hal yang menarik dari kehidupan mahasiswa adalah
pertemanan, yang mana kebiasaan dari mahasiswa adalah menghabiskan
waktu bersama teman-temannya. Bagi mahasiswa yang tidak tinggal Bersama
orang tuanya tentu memiliki waktu yang banyak untuk bermain, nongkrong
bersama-sama temannya. Dengan demikian berbeda dengan mahasiswa yang
tinggal bersama orang tuanya, mereka tidak sebebas mahasiswa yang tinggal
di rumah kontrakan atau kos-kosan.
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi prilaku begitu juga
sebaliknya prilaku juga mempengaruhi lingkungan.4Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi dari prilaku seseorang
individu. Mahasiswa memiliki lingkungan pertemanan yang luas, jika
mendapatkan teman yang baik maka akan berdampak baik begitu pula
sebaliknya jika mendapatkan teman yang buruk maka beresiko buruk juga.
Kehidupan mahasiswa yang tidak teratur dan kurang disiplin akan
terjerumus pada petemanan dan pergaulan yang tidak sehat, tidak menutup
kemungkinan jika berteman dengan pengguna narkoba kita juga kan ikut
menggukan narkoba, jika berteman dengan pemabuk kita juga akan ikut
mabuk. Pada mahasiswa kebebasan yang sering terjadi adalah kebebasan
dalam pergaulan laki-laki dan perempuan yang mana mahasiswa yang
berpacaran sudah berani bergandegan tangan dan berduaan.
Di dalam Al-quran Allah Swt telah menjelaskan kepada segenap
manusia bahwa dalam kehidupan ini ada batasan-batasan yang harus kita ikuti
sesuai dengan ajaran agama yang mana laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrimnya tidak boleh bersentuhan. Sebagaimana dalam surat Al-Isra Ayat
32, sebagai berikut:
4Firmina Angena Nai, Teori Belajar dan Pembelajaran, Implmentasi dalam Pembelajran
Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK, (Jogjakaeta: CV. Budi Utama, 2017). Hlm. 25
4
نى ٱتقربىا ول حشت وسا ء سبيل ۥإنه لز ٢٣كان ف
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk (Qs. Al-Isro: 32)5
Dari ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kita dilarang untuk
mendekati zina, karena zina merupakan suatu perbuatan yang keji dan jalan
yang buruk bagi pelakunya. Mendekati zina saja telah Allah larang dengan
tegas di dalam Al-quran apalagi melakukannya. Untuk kebesan yang
dilakukan oleh mahasiswa baik dalam bentuk berpacaran sampai dengan
melukakan hubungan seks bebas, narkoba, mabuk-mabukan, dan yang lainnya
tentu sangat bertentangan dengan ajaran agama.
Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-
anaknya. Dengan memberikan Pendidikan yang baik merupakan salah satu
tanggung jawab yang telah ditunaikan oleh orang tua. Bagi orang tua
menguliahkan anak-anaknya tentu merupakan sebuah prestasi dan kebanggaan
yang tiada ternilai baginya, namun terkadang anak yang mereka kuliahkan
yang diberikan biaya untuk setiap bulannya terkadang tidak sesuai dengan
harapan mereka.
Pacaran menjadi identitas yang sangat dibanggakan, karena itu mencari
pacar dikalangan pelajar dan mahasiswa tidak saja menjadi kebutuhan biologis
tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis, maka tidak heran jika sekarang
mayoritas sudah memiliki teman special yang disebut pacar.6Pacaran dapat
diartikan bermcam-macam, tetapi intinya adalah jalinan cinta antara laki-laki
dan lawan jenisnya, pacaran juga bermacm-macam,ada yang sekedar
menjemput mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat. Akan tetapi
pacaran di kalagan mahasiswa tentuada baik dan buruk nya, tentu juga
bagaimna seorang anak mahasiswa bisa menjaga diri nya agar bisa
5Al-Qur'an dan Terjemahannya (Departemen Agama RI), (Bandung : CV. Penerbit
Diponegoro, 2010), hlm. 285
6Abdurrahman Al-mukaffi, Pacaran Dalam Kacamata Islam (Jakarta: Media Dakwah,
2012) h, 167.
5
memanfaatkan pacaran ini sebagai penyemangat untuk lebih giat lagi belajar,
lebih giat lagi masuk kuliah, akan tetapi pacaran di kalagan mahasiswa tentu
juga masih ada yang menyalah gunakannya, banyak di kalagan mahasiswa
yang berhenti akibat penyalah gunakan tersebut, tentu juga bagaimna anak
mahasiswa bisa membatasi agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak di
iginkan.Rasulullah shallallahu‟ alaihi wassalam bersabda
ل يخلىن رجل بامرأة إل كان ثالثهما الشيطان
Artinya: “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan
seorang wanita, karena sesungguhnya setan menjadi yang ketiga di antara
mereka berdua.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi)
Dari hadits di ataskita bisa menarik kesimpulan bahwa itu adalah
larangan Rasulullah Saw.yang sangat tegas terhadap khalwat lelaki dan wanita
yang bukan mahramnya. Sekalipun itu hanya untuk kebaikan manusia, dan itu
adalalah bukti kebaikan dan pedulinya Rasulullah Saw, terhadap umatnya.
danjuga bahwa kita senantiasa melarang atau menginggatkan seorang khalwat
dengan seorang wanita untuk berdekat-dekatan karena itu akan menimbulkan
kemaksiatan.
Berdasarkan dari hasil observasi sementara penulis dapat
menyimpulkan bahwa dengan rata-rata mahasiswa fakultas syariah yang
berasal dari beberapa daerah yang berada di provinsi jambi, dan memiliki latar
belakang yang berbeda-beda, dari segi ekonomi maupun prilaku pacaran, dari
sekian banyak mahasiswa yang ada di Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin jambi, tentu juga ada orang tua mahasiswa
yang menyetujui dan ada juga menentang dalam prilaku pacaran, ada beberapa
orang tua mahasiswa yang berhasil peneliti wawancarai yaitu:
“Pacaran tentu lebih banyak ke negative nya dan juga di dalam islam
melarang berpacaran karena takutnya terjerumus ke dalam pergaulan yang
tidak baik, karena banyak di kalagan mahasiswa sekarang ini yang berhenti
6
kuliah karna pacaran terlalu bebas sampai-sampai banyak mahasiswa yang
hamil duluan karna akibat dari prilaku pacaran”.7
Selain dari pandagan dari bapk zulkifli di atas ada pula orang tua yang
yang menyutujui hubugan pacaran sebagai mana wawancara di bawah
ini:“Pacaran untuk mahasiswa sebenernya tidak apa-apa karna dalam hubugan
pacaran juga membuat mahasiswa lebih bersemagat lagi dalam belajar dan
juga lebih termotivasi lagi dalam mengerjakan sesuatu hal”.8
Dan juga hampir setiap mahasiswa memiliki hubungan khusus dengan
lawan jenis nya, meskipun dari fakultas yang berbeda. Berdasarkan hasil
observasi penulis terhadap persepsi atau pandangan atau persepsi orang tua
atau warga yang melihat bagai mana tanggapan tentang mahasiswa yang
berpacaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat tema penelitian yang akan penulis lakukan yaitu, “Persepsi
Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku Pacaran di Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalagan
mahasiswa fakultas syariah di universitas islam negeri sulthan thaha
saifuddin jambi?
2. Apa factor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap perilaku
pacaran di kalagan mahasiswa fakultas syariah di universitas islam negeri
sulthan thaha saifuddin jambi?
3. Apa dampak yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap perilaku
pacaran di kalagan mahasiswa fakultas syariah di universitas islam negeri
sulthan thaha saifuddin jambi?
7Ayah MI, Zulkifli, wawancara,12 Februari 2021
8Ibu SG Fatimah, wawancara, 12 Februari 2021
7
C. Batasan Masalah.
Sehubungan dengan judul dan latar belakang di atas, maka peneliti
perlu adanya pembatasan masalah penelitian, penelitian ini membatsi dalam
tiga hal yaitu dari segi objek materinya dari segi waktunya dan dari segi lokasi
penelitinya. Untuk pembatasan dari objek materinya maka pengertia pergaulan
bebas di sini hanya di fokuskan dalam konteks prilaku pacaran, di karna kan
makna dari pergaulan bebas itu sangat lah luas dan sensitif oleh sebab itu
peneliti membatasi pada fenomena pacaran saja. Dan dari segi waktu
penelitian di batasi pada tahun 2020 sampai 2021 karena ingin melihat ini
betul-betul permasalahan kontenporer yang real. Dan dari segi objek
penelitinya di lakukan di fakultas syariah UIN STS Jambi kenapa? Karena
fakultas syariah UIN STS Jambi bernapas islam namun demikian ada
beberapa temuan awal bahwa terdapat dari mahasiswa yang berpacaran inilah
yang menjadi pembatasan masalah saya.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk memperoleh pengetahuan mengenai:
a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi orang tua terhadap perilaku
pacaran di kalagan mahasiswa fakultas syariah di universitas islam
negeri sulthan thaha saifuddin jambi?
b. Untuk mengatahui apa faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua
terhadap perilaku pacaran di kalagan mahasiswa fakultas syariah di
universitas islam negeri sulthan thaha saifuddin jambi?
c. Untuk mengatahui apa saja dampak yang di timbulkan dari persepsi
orang tua terhadap perilaku pacaran di kalagan mahasiswa fakultas
syariah di universitas islam negeri sulthan thaha saifuddin jambi?
2. Manfaat Penelitian.
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas maka
hasil penelitian diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis yaitu:
8
a. Secara Teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap
kehidupan mahasiswa baik di dalam kampus maupun di luar kampus,
dan dapat menilihat bagaimana persepsi orang tua terhadap prilaku
pacaran di kalagan mahasiswa,
b. Secara Praktis.
1) Bagi orang tua dapat menjadi informasi bagaimana kehidupan
mahasiswa dalam berprilakun pacaran.
2) Bagi mahasiswa bagaimana prilaku pacaran ini dapat membantu
untuk membuat mahasiswa focus dalam belajar
3) Bagi penulis dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya dalam
persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan
mahasiswa.
E. Kerangka Teori.
1. Hakikat Persepsi.
Persespi dapat didefinisikan sebagai proses pemberian makna,
interpretasi dari stimuli dan sensasi yang diterima oleh individu, dan
sangat dipengaruhi faktor faktor internal maupun ekternal masing-masing
individu tersebut. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas,
menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi
yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung
makna yang sama.9
a. Pengertian Persepsi
Secara etimologis, persepsi berasal dari bahasa latin perception,
dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.10
Umumnya
istilah persepsi digunakan dalam bidang psikologi. Secara terminology
9 Hadi suprato arifin, Ikhsan fuady, Engkus Kuswarno. Analisi factor yang
mempengaruhi persepsi mahasiswa untirta terhadap keberadaan perda syariah di kota searng,
(Edisi 28 juni 2017. )Hlm 4
10Gede Agus Siswadi, Integrasi Pendidikan Agama Hindu Dalam Pembelajaran Bahasa
Sansekerta, (Bali: Nilacakra, 2019). Hlm103
9
pengertian persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan.
Sedangkan dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai
suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan
menggunakan indra yang dimiliki sehingga menjadi sadar akan segala
sesuatu yang ada dilingkungnya.11
Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan
arti bagi lingkangan mereka.12
Menurut Nugroho, persepsi dalah proses
bagaimana simulti-simulti, diorganisasikan dan diinterpretasikan.
b. Proses Terbentuknya Persepsi.
Walgito menyatakan bahwa terbentuknya persepsi melalui
suatu proses dimana secara alur proses persepsi dapat dikemukakan
sebagai berikut: berawal dari objek yang menimbulkan rangsangan dan
rangsangan tersebut menganai alat indra atau reseptor. Proses ini
dinamakan proses kealaman (fisik). Kemudian rangsangan yang
diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses
ini dinamakan proses fisiologis. Selanjutnya terjadilah suatu proses di
otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan
reseptor itu, sebagai suatu rangsangan yang diterimanya. Proses yang
terjadi dalam otak/pusat kesadaran itulah dinamakandengan proses
psikologis.13
Dengan demikian proses terakhir dari proses persepsi ialah
individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indra
(reseptor). Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama,
sebagai berikut:
11Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner, (Jawa Tengah: CV. Pena
Persada, 2020). Hlm. 50
12Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge, Prilaku Organisasi (Organization Behavior,
(Jakarta: Salemba Empat, 2007). Hlm. 175
13Ibid. Hlm. 51-52
10
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan
dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
faktor seperti, pengalaman masa lalu, sistem nilai yang di anut,
motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan kedalam bentuk
tingkah laku sebagai reaksi jadi, proses persepsi adalah melakukan
seleksi interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang
sampai.14
c. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi.
Persepsi setiap manusia terhadap suatu stimulus beragam
dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut.
Menurut David Krech dan Richard S. Cructchfield, faktor persepsi
yaitu faktor fingsional dan faktor structural. Dari faktor tersebut faktor
perhatian adalah faktor yang mempengaruhi persepsi. Bimo Walgito
Menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian ada dua
faktor yaitu faktor yang berasal dari stimulus atau dari luar individu
yang terdiri dari intensitas atau kekuatan stimulus, ukuran stimulus dan
pertentangan atau kontras serta faktor individu yang terdiri dari sifat
structural dan sifat temporer individu dan aktivitas yang sedang
berjalan pada individu.15
2. Hakikat Orang Tua.
Orang tua adalah ayah dan atau ibu kandung, atau orang yang
dianggap orang tua atau dituakan (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya)
atau orang- orang yang disegani dan dihormati dikampung/kota. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa yang disebut orang tua adalah ayah dan
ibu atau anggota masyarakat secara keseluruhan.
14Ibid. Hlm. 52
15Ibid. Hlm. 52
11
a. Pengertian Orang Tua
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-
anak mereka, karena dari merekalah anak-anak menerima Pendidikan.
Dengan demikian bentuk pertama pendidikan non formal terdapat
dalam keluarga. Oleh karena itu peran orang tua dalam pembentukan
anak saleh menjadi penentu atau dengan kata lain akar permasalahan
dari kesuksesan terwujudnya anak yang saleh dimulai dari sikap dan
peilaku orang tua terhadap nilai-nilai kebaikan atau dengan bahasa
agama ketaqwaan orang tuanya.16
Dalam pandangan Islam, orang tua yang dimaksud adalah ibu
dan bapak yang telah merawat, membesarkan dan menyanyangi kita
sejak kecil hingga dewasa. Dalam Islam, kedua orang tua memiliki
tempat terhormat yang harus dihormati dan dipatuhi oleh setiap anak.
Kedua orang tua memiliki jasa dan pengorbanan yang besar dalam
kehidupan seorang anak. Ibu berjasa mengandung bertaruh nyawa saat
melahirkan, menyusui, merawat, serta memberikan kasih sayang
kepada anaknya. Ayah bertugas mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan istri dan anak-anaknya. Semua pengorbanan yang diberikan
orang tua dilakukan dengan ikhlas semata-mata untuk kebahagian
anak-anaknya. Orang tua tidak pernah meminta imbalan ataupun balas
jasa atas semua yang telah mereka lakukan terhadap anak-anaknya.17
Menurut Thamrin Nasution, orang tua merupakan setiap orang
yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga
yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.
Menurut Hurlock, orang tua merupakan orang dewasa yang membawa
anak kedewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua
melengkapi dan mempersiapkan anak menuju kedewasaan dengan
memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak
16Ayuhan, Konsep Pendidikan Anak Salih Dalam Perspektif Islam, (Jogjakarta: CV.
Budi Uatama, 2018). Hlm. 74
17Tim Ganesa Operation, Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
(Jbandung; Penerbit Duta, 2018). Hlm. 68
12
dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua
karena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda
corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang
lain.18
b. Hak Dan Kewajiban Orang Tua.
Selanjutnya berkaitan dengan kewajiban orang tua terhadap
anaknya, maka kewajibannya adalah mempersiapkan anak untuk
menjadi generasi yang kuat dan tangguh baik fisik maupun mental.
Secara fisik maka orang tua wajib memberikan dan menyiapkan
makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan
rohani yang mencakup identitas seperti orang tua wajib memberikan
nama anak dan nasab dari orang orang tua. Selain itu, orang tua juga
wajib memberikan pendidikan terhadap anak, agar anak mampu
melakukan kewajibannya sebagai seorang hamba dan dan mampu
melindungi dirinya dari kejahatan makhluk-nya.19
3. Hakikat Mahasiswa.
Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni
bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan formal dan menekuni
berbagai bidang tersebut di suatu tempat yang di namakan universitas.
kelompok ini sering juga disebut sebagai “Golongan intelektual muda”
yang penuh bakat dan potensi. Disamping itu mahasiswa juga semestinya
mempunyai perilaku yang patut menjadi teladan para adik – adiknya yang
masih duduk di bangku sekolah. Namun posisi yang demikian ini sudah
barang tentu bersifat sementara karena kelak di kemudian hari mereka
18Diakses Melalui Laman: https://id.m.wikipedia.org/wiki/orang_tua, Pada Tanggal 14
Januari, Jam 00:50 Wib
19 Fahimah. kewajiban orang tua terhadap anak dalam perspektif islam (institute agama
islam Bengkulu,jurnal). Hlm 1
13
tidak lagi mahasiswa dan mereka justru menjadi pelaku-pelaku intim
dalam kehidupan suatu negara atau masyarakat.20
a. Pengertian Mahasiswa
Banyak sekali pengertian tentang mahasiswa. Ada yang
mengatakan, mahasiswa adalah orang yang mempunyai predikat
tertinggi setelah siswa. Ada juga yang mengatakan orang yang sedang
menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa terdiri dari dua suku
kata yaitu maha yang berarti besar, dan siswa yang berarti orang yang
sedang mengikuti pelajaran.21
Pengertian mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI. No. 30
Tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaptar dan belajar
diperguruan tinggi tertentu. Menurut Sarwono, mahasiswa adalah
setiap orang yang secara resmi terdaptar untuk mengikuti pelajaran di
perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 Tahun. Mahasiswa
merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh
statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahsiswa juga
merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu
lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Sedangkan menurut Knopfemacher, mahasiswa adalah merupakan
insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan
perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik
dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual.22
b. Tugas Dan Kewajiban Mahasiswa
Menurut iallagan mahasiswa sebagai masyarakat kampus
mempunyai tugas utama yaitu belajar seperti membuat tugas, membaca
buku, buat makalah, presentasi diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-
kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Di samping tugas utama,
20 Diakses melalui Laman: https:// axlnejad.wordpress.com. hakikat-mahasiswa, pada
tanggal 28 maret, jam 16:29 WIB
21Harun Gafur, Mahasiswa dan Dinamika Dunia Kampus, (Bandung: CV. Rasi Terbit,
2015). Hlm. 15
22Ibid. Hlm.17-18
14
ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna
mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol
sosial masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya
sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan
solusi berbagai problem yang sedang mereka hadapi.
4. Hakikat Pergaulan Bebas.
Pergaulan bebas adalah prilaku manusia yang menyimpang yang
melanggar norma-norma agama dan tidak ada batasannya. Pergaulan
bebas dan dampak negatifnya ditinjau dari pendidikan Islam adalah
tatacara pergaulan antara manusia dengan sesama manusia terutama
dengan lawan jenisnya yang mengarah kepada pelaksanaan hubungan
seks di luar nikah yang mempunyai konsekwensi destruksif, dan juga
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan
Islam.23
a. Pengertian Pergaulan Bebas.
Pergaulan bebas merukan salah satu bentuk prilaku yang
menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan
syarat, dan perasaan malu. Pergaulan bisa terjadi kerena salah memilih
lingkungan pertemanan serta rasa penasaran dan sikap yang masih labil
dan masih meleakat pada remaja.24
Dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata pergaulan berarti menjalin pertemanan dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan kata bebas berarti lepas atau tidak
terikat.25
Pergaulan bebas adalah pergaulan yang menerapkan nilai-nilai
kebebasan dalam bertindak tanpa mengindahkan norma-norma agama
dan etika serta aturan hukum negara. Istilah pergaulan bebas awalnya
23
Aisyah, Dampak negative pergaulan bebas terhadap generasi muda menurut tinjauan
pendidikan islam.(skripsi,fakultas tarbiyah dan keguruan 2013) hlm 8 24
Diakses Melalui Laman:
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020//10/22/133000569/pengertian-
ciri-ciri-dan-faktor-penyebab-pergaulan -bebas, Pada Tanggal 26 januari, Jam 00.02 Wib.
25
Diakses Melalui laman: KBBI Onlin, Pada Tanggal 26 Januari 2021, Jam 00:05 Wib
15
digunakan secara umum, mencakup semua kebebasan bertindak,
seperti bebas bergaul, bergerombol, bebas nongkrong, bebas pacarana,
bebas hubungan seks, dan kebebasan lain yang melanggar aturan
sosial.26
b. Bentuk-Bentuk Pergaulan Bebas.
Pergaulan bebes memiliki bentuk yang beragam. Dari beberapa
survey tentang pergaulan bebas dikalangan remaja, khususnya kota-
kota besar di Indonesia, ditemukan data tentang ragam pergaulan
bebas, antara lain berpacaran hanya bersentuhan kulit, berpacaran
hanya berciuman, berpacaran sampai berhubungan seks, berhubungan
seks dengan berganti-ganti pasangan, hingga berhubungan seks dengan
cara-cara seperti binatang.27
c. Dampak Pergaulan Bebas.
Dampak negative yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas
adalah terjerumus dalam tindakan yang merusak diri secara fisik
maupun psikis, menghancurkan nilai moral spiritual, mengotori sikap
mental, menodai masa depan, dan mengganggu pergaulan sosial.
dampak ini akan menggiring remaja kelembah yang sesat.28
5. Hakikat Pacaran.
Di kalagan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang
sangat di banggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya
diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belom memiliki
pacar di anggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar di di kalagan
remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga menjadi
kebutuhan sisiologis maka tidak heran mayoritas remaja dan mahasiswa
sudah memiliki temen special yang di sebut pacar.29
26Toto Edi Darmo, Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak, (Semarang: PT.
Karya Toha Putra, 2015). Hlm. 52
27Ibid. Hlm. 53
28Ibid. Hlm. 54
29 Luqman el-hakim,fenomena pacaran dunia remaja( Jakarta,fakta,data,masalah dan
solusi),cetakan ke-1,hlm 7
16
a. Pengertian Pacaran.
Begitu banyak definisi cinta sehinga masing-masing definisi
sulit disintesiskan dalam satu kalimat yang sangat sederhana. Namun,
kiranya dapat dipahami bahwa cinta itu merupakan reaksi dan ekspresi
emosi yang kompleks, sekomplek kehidupan manusia itu sendiri.30
Rasa cinta kasih yang dimiliki oleh para remaja ini diungkapkan dalam
bentuk hubungan yang terlepas dari moralitas Islam disebut dengan
pacaran.
Jadi, pengertian pacaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh
dua lawan jenis atas dasar cinta dan kasih sayang yang diekspresikan
kedalam suatu hubungan yang disebut pacaran.
b. Pacaran Dalam Agama Islam.
Pembatasan dalam pergaulan antar lawan jenis dalam Islam di
atur sangat ketat, hanya dalam perkara tertentu diperbolehkan.
Pemisahan ini bukan ditujukan untuk mengekang dan menyusahkan,
tetapi menjaga kehormatan dan kemuliaan perempuan itu sendiri,
menjaga masa depannya agar penuh kebaikan. Karena Islam adalah
agama yang preventif (bersifat mencegah agar tidak terjadi apa-apa).
Allah SWT telah menegaskan dalam al-Qura`an yang artinya:
نى ٱتقربىا ول حشت وسا ء سبيل ۥإنه لز ٢٣كان ف
“Dan janganlah kamu mendekati zina Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al-
Isra: 32).
Arti yang diatas menegaskan larangan perbuatan yang
menimbulkan perzinaan. Selain karena zina merupakan dosa besar di
sisi Allah, perbuatan itu juga sangat merugikan, bagi lelaki apalagi
wanita. Namun Islam tidak menyusahkan laki-laki maupun wanita.
Boleh bagi laki-laki dan perempuan berinteraksi dalam perkara yang
30
Abdul Mujib, Risalah Cinta.Hlm. 13-14
17
diperbolehkan syari`at, misalnya medis, peradilan, perdagangan,
pendidikan, akad kerja dan segala aktivitas syar‟i yang memang
menuntut adanya interaksi antara lelaki dan wanita.Perkara tersebut
boleh dikerjakan selama tidak mengundang unsur syahwat dan
dilakukan dengan seprlunya saja, selain perkara tersebut tidak ada jalan
dalam Islam untuk mengerjakanya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pacaran diharamkan dalam
agama Islam karena dapat berakibat buruk bagi setiap insan.
Keharamannya jelas, karena pacaran adalah hubungan yang tidak
memiliki status pernikahan, namun aktivitasnya menyerupai orang
yang sudah menikah. Agama Islam tidak menganjurkan untuk pacaran,
namun Islam menganjurkan untuk ta`aruf dengan tujuan kepernikahan
c. Perbedaan Ta’aruf Dengan Pacaran.
Ta`aruf adalah hubungan yang dilakukan dengan penuh
tanggung jawab disertai adanya keseriusan untuk segera menikah
dalam jangka waktu yang telah disepakati. Sedangkan pacaran bisa
dimulai kapan saja, bahkan sejak belum baligh, dan mengahirinya pun
bisa kapan saja. Tidak ada pula pembicaraan yang serius tentang
pernikahan sejak awal-awal pacaran.
Pacaran menurut perlakuan khusus antara dia dan kekasihnya.
Sang pacar tidak akan merasa istimewa bila ia diperlakukan sama saja
dengan orang lain selain dirinya. Ia akan menuntut lebih, keluar rumah
berdua saja, makan berdua saja, atau melakukan aktifitas apapun
berdua saja. Hal ini sangat jauh berbeda dengan konsep ukhuwah
islamiah yang kita kenal. Sesama muslim adalah bersaudara. Ukhuwah
membungkai hubungan laki-laki dan perempuan dengan aturan syar‟i
tak mengistimewakan satu dan yang lainnya, apalagi secara berlebihan.
Ta‟aruf menjaga diri dari fitnah karena adanya pendamping.
Sedangkan pacaran tidak ada pihak yang mendampingi, sehingga
mudah terjadi fitnah atau yang sering disebut dengan hamil sebelum
18
pernikahan. Sudah jelas dalam pandangan Islam pacaran adalah bagian
dari aktifitas maksiat.
Ta‟aruf (perkenalan) yang dianjurkan dalam Islam tentu harus
berbeda dalam koridor syariat. Tapi zaman sekarang, entah karena
sengaja atau tidak tahu, banyak yang menggunakan kata ta‟aruf untuk
menggantikan kata pacaran, padahal ta‟aruf dan pacaran itu berbeda
1) Ta‟aruf memprioritaskan hubungan transendental, dalam agama
islam, ta‟aruf merupakan perbuatan mulia karena menjaga kesucian
diri dari hal-hal yang dilarang agama. Pacaran adalah salah satu
perbuatan yang mendekati zina dan itu dilarang dalam agama
islam.
2) Angka waktu ta‟aruf maksimal tiga bulan. Kalaupun lebih dari itu,
biasanya sudah bukan ta‟aruf lagi, melainkan sedang
mempersiapkan pernikahan. Berbeda dengan pacaran yang
cenderung satu tahun lebih.
3) Orang yang sudah berani untuk ta‟aruf, berarti mentalnya sudah
lebih siap untuk menikah karena memang tujuan awalnya adalah
menikah. Orang pacaran belum tentu sudah siap menikah karena
tujuan dari pacaran tidak selalu untuk menikah.
4) Ta‟aruf menggunakan perantara dalam proses pelaksanaanya dan
mempunyai beberapa kreteria khusus. Hal ini dikarenakan islam
melarang beduaan dengan selain mahrom (khalwat) sehingga
adanya perantara membolehkan terjadinya interaksi sosial
tersebut.31
Maka maksut di atas ta‟aruf menjaga diri dari fitnah dan
dosa karena adanya pendamping. Sedangkan pacaran tidak ada
pihak yang mendampingi. Maka dari itu jauhi lah pacaran karena
pacaran hanya menimbulkan fitnah dan dosa sedangkan
ta‟arufmerupakan perbuatan mulia karena menjaga kesucian diri
dari hal-hal yang dilarang agama. Oleh karena itu janganlah kita
31Luqman el-hakim,fenomena pacaran dunia remaja( Jakarta,fakta,data,masalah
19
jadikan istilah ta‟aruf untuk berlindung dari kejahiliahan pacaran,
apalagi bila seseorang sudah mengerti agama. Dosa yang dilakukan
karena pacaran tidak mungkin terluput dari catatan malaikat dan
penglihatan Allah Swt.
d. Pacaran Menurut Ahli Psikolgi.
Menurut DeGenova & Rice pengertian pacaran adalah
menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan
melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal
satu sama lain. Menurut Bowman pacaran adalah kegiatan bersenang-
senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini
akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal
balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan
pengertian pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang
diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan
diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum
menikah dengan tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian
antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.32
F. Metode Penelitian.
Dalam metode penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif.
Kualitatif adalah metode penelitian yang mengkaji perspektif partisipasi
dengan strategi-strategi yang bersifat interaktiv dan fleksibel. Menurut fattah
hanurawan metode penelitian kualitatif adalah aktivitasi yang menepatkan
penelitian dalam satu dunia tertentu ini terdiri dari serangkaian praktik
interprektik menjadi terungkap. Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian
kualitatif adalah interprestasi terhadap lingkugan naturalistik sehingga
32Luqman el-hakim, fenomena pacaran dunia remaja ( Jakarta,fakta,data,masalah dan
solusi),cetakan ke-1,hlm 8
20
sehingga penomena makna subjketif partisipan penelitian tentang suatu objek
menjadi dapat tersampaikan33
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian paradigma kualitatif dengan
menggunakan pendekatan psikologi relasi, yaitu penelitian yang berupa
kata-kata tertulis, maupun lisan dan prilaku dari orang-orang yang di teliti.
Penelitian dilakukan secara langsung di lapagan secara alamiah sebab
objek hanya bermakna secara kontektual.
2. Setting dan Subjek Penelitian.
a. Setting Penelitian.
Setting penelitian adalah lingkugan, tempat atau wilayah yang
direncanakan oleh peneliti untuk di jadikan sebagai objek penilitian.
Setting penelitian ini di lakukan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
Pada bulan februari 2021. Pemilih setting ini didasarkan atas
pertimbangan letak geografis yang sering bertemu dengan peneliti.
Adapun teknik mendapatkan informasi dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik snowball sampling, yaitu teknik
penentuan sampel yang mula-mulanya jumlah kecil, kemudian
membesar.
b. Subjek Penelitian.
Subjek penelitian adalah orang yag dijadikan sebagai sumber
data atau sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang di
lakukannya.subjek dalam penelitian ini adalah Orang Tua
MahasiswaFakultas Syariah Universitas Islam Negeri Shultan Thaha
Saifuddin jambi. Subjek Penelitian ini diambil dengan menggunakan
cara snowballSampling. Dalam penelitian ini sebagai key informen
adalah, sebagai berikut:
33Fattah Hanurawan,metode peneltian kulitatif utuk ilmu psikologi, (jakarta.PT Raja
Grafindo Persada, 2016), hlm26
21
1. Mahasiswa.
2. Orang Tua Mahasiswa.
3. Jenis dan Sumber Data.
a. Jenis data.
1. Data primer.
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari
sumber data tanpa perantara. Data primer yang penulis maksud
dalam ini adalah penelitian ini adalah data wawancara dan
observasi mengenai Persepsi Orang Tua terhadap prilaku pacaran
di kalangan Mahasiswa di Fakultas Syariah Universitas Islam
Shultan Thaha Saifuddin jambi.
2. Data Skunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang
sudah terdokumentasi.Data sekunder dalam penelitian ini adalah
data yang diambil dilapangan pada saat observasi yang dilakukan
oleh penulis.
b. Sumber data.
Sedangkan sumber data dalam penelitian meliputi:
1. Akademik Fakultas syariah
2. Orang Tua Mahasiswa.
4. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data adalah cara yang di gunakan untuk
mengumpulkan informasi atau fakta-fakta yang ada di lapangan. Sesuai
dengan jenis penelitian kualitatif dan sumber data yang digunakan, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi,
observasi, dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dakam kegiatan
penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu,
sehingga proses penelitian berjalan lancar.
Dalam pengumpulan data diperlukan data yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini untuk
memperoleh data dan informasi yang tepat dan valid, maka peneliti
22
menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu obsevasi,
wawancara, dan studi dokumentasi.
a. Teknik Observasi.
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung
bagaimana Persepsi Orang Tua Mahasiswa Terhadap Perilaku Pacaran
Di Fakultas Syariah Di Universitas Islam Negeri Shultan Thaha
Saifuddin Jambi peneliti akan mempersiapkan lembar observasi.
Instrumen yang digunakan dalam observasi yaitu: tustel/kemera
(HP),(terlampir), dan alat tulis.
b. Teknik Wawancara.
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang telah diperoleh. Oleh kerena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah melakukan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannyapun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan dta
dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.34
Wawancara dilakukan denga mengajukan sejumlah pertanyaan-
pertanyaan terlebih dahulu disusun sedemikian rupa. Dalam
wawancara ini yang menjadi sasaran wawancara adalah Kepala
keluarga (ayah), ibu dan anak. Instrumen yang digunakan dalam
wawancara (terlampir), alat tulis, recorder, dan tustel/kemera (HP).
c. Dokumentasi.
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
menggunakan dokumen sebagai sumber penelitian. Dokumen
34 Sugiono, Ibid., Hlm. 233
23
merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.35
5. Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi
informasi.Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisisterhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu diperoleh data
dianggap kridibel. Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.36
a. Reduksi Data (Data Reduction).
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi
penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data
sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa
disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian,
permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang
mana dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan
tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode,
menelusur tema, membuat gugus- gugus, membuat partisi, membuat
memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah
penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
35Ibid., Hlm. 240
36Sugiono, Ibid. Hlm. 246
24
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu
mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat
disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara,
yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian
singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan
sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-
angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu
bijaksana.
b. Penyajian Data (Data Display).
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini
bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara
yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi:
berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya
dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang
penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan
apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah
melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh
penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
c. Penarikan kesimpulan (Counclusion Drawing).
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas
25
dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan
ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu
seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta
tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan
kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk
menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus
diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang
merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada
waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi
agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
6. Pemeriksaan Keabsahan Data.
Pemeriksaan keabsahan data adalah dalam penelitan kualitatif
meliputi uji kredibilitas (perpanjagan pengamatan, meningkatkan
ketekunan, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi) maupun
konfirmabilitas. Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian
kualitatif menggunakan uji, validitas internal, validitas
eksternal(generalisasi), reabilitas, dan obyektivitas.37
Penelitian ini
penulis menggunakan triangulasi data dengan sumber yakni
membandingkan dan mengecek balik informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif, hal ini dapat
dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan datahasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum
dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu dan membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
2. Berdasarkan teknik trianggulasi tersebut diatas, maka dimaksud untuk
mengecek keabsahan data yang diperoleh dilapangan mengenai
strategi prilaku pacaran di kalagan mahasiswa melalui persepsi orang
37 Sugiyono, Ibid. Hlm. 270
27
G. Study Relevan.
Tabel. 1.1: Study Relevan Persamaan dan Perbedaan Pada Study
Relevan
NO NAMA JUDUL METODE TAHUN HASIL
1 Skripsi Prilaku Pacaran
Remaja Di
Tinjau Dari
Interaksi Pola
Asuh Orang
Tua Dan Asal
Sekolah.
Kualitatif 2016 Metode yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah
penelitian
dengan Metode
deskriftif
menggunakan
pendekatan
kualitatif.
Teknik
pengambilan
sample yitu
purposive
sampling.
Pendekatan
kualitatif
menuntut
pengumpulan
data pada
setting yang
alamiah. Untuk
mengetahui
perbedaan
perilaku
pacaran
remaja38
2 Skripsi konsep dan
kebutuhan
Kualitatif 2017 Penelitian ini
menggunakan
38Iknandi Tiara Lukitasari,Prilaku Pacaran Remaja Di Tinjau Dari Interaksi Pola Asuh
Orang Tua Dan Asal Sekolah.(skripsi,universitas muhammadiyah Surakarta,fakultas
psikologi,2016)
28
berpacaran
remaja awal di
Yogyakarta
metode
penelitian
kualitatif
dengan
pendekatan
diskriptif
menggunakan
metode
survey.39
3 Skripsi pengaruh status
hubungan
berpacaran
terhadap prilaku
pacaran
beresiko pada
mahasiswa
perantau asal
papua di kota
Surabaya
Kuantitaif 2018 Penelitian ini
merupakan
penelitian
dengan metode
kuantitatif,
dengan jenis
penelitian
analitik.
Rancang
bangun
penelitian
dengan
menggunakan
rancangan cross
sectional karena
datavariabel
independen dan
variabel
dependen
dikumpukan
dalam kurun
waktu yang
bersamaan dan
dilakukan hanya
satu kali40
39Yoga kinaryoaji tridarmanto, konsep dan kebutuhan berpacaran remaja awal di
Yogyakarta (skripsi,universitas sanata dharma Yogyakarta,fakultas pdikologi,2017)
39Cristine ohee, pengaruh status hubungan berpacaran terhadap prilaku
40 Cristine ohee, pengaruh status hubungan berpacaran terhadap prilaku pacaran
beresiko pada mahasiswa perantau asal papua di kota Surabaya (skripsi: universitas airlangga,
29
4 Skripsi prilaku pacaran
di kalangan
pelajar SMP
Negeri 1 belat
dI desa penarah
kecamatan belat
kabupaten
karimun.
Kualitatif 2016 Metode yang di
gunakan dalam
penelitian ini
adalah kualitatif
dengan desain
deskriptif,
sampel diambil
dengan teknik
purposive
sampling.Adapu
n metode dalam
pengumpulan
data yaitu
dengan metode
observasi,
wawancara, dan
dokumentasi.41
Penelitian ini
bertujuan untuk
untuk
mengetahui
gambaran
tentang anak
remaja yang
mengikuti
perkembangan
zaman yang
identik dengan
kemajuan
dibidang ilmu
teknologi
5 Skripsi transformasi
konsep pacaran
pada anggota
komunitas
pelajar tanpa
pacaran (PTP)
Surabaya
Kualitatif 2017 Metode yang di
gunakan pada
penelitian ini
Berdasarkan
cara kerja
penelitian dan
jenis data yang
dikumpulkan
Fakultas Kesehatan,2018)
41 Muhammad daud, prilaku pacaran di kalangan pelajar SMP Negeri 1 belat dI desa
penarah kecamatan belat kabupaten karimun(skripsi,universitas maritim raja ali haji,fakultas studi
sosiologi,2016)
30
maka penelitian
ini merupakan
jenis penelitian
kualitatif
penelitian ini
dapat di
klasifikasikan
ke dalam
penelitian
deskriptif.42
6 Skripsi Persepsi orang
tua terhadap
prilaku pacaran
di kalangan
mahasiswa di
fakultas dakwah
UIN STS jambi
Kualitatif 2021 Penelitian ini
menggunakan
penelitian
kualitatif yaitu
penelitian yang
berupa kata-
kata tertulis,
maupun lisan
dan prilaku dari
orang-orang
yang di teliti.
Penelitian
dilakukan
secara langsung
di lapagan
secara alamiah
sebab objek
hanya bermakna
secara
kontektual
42 Alan surya, transformasi konsep pacaran pada anggota komunitas pelajar tanpa
pacaran (PTP) Surabaya, (tesis,universitas islam negeri sunan ampel,2017)
42Iknandi Tiara Lukitasari,Prilaku Pacaran Remaja Di Tinjau Dari Interaksi
31
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Fakultas Syariah
Lahirnya UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tidak terlepas dari
perkembangan Agama Islam, juga lembaga pendidikan Islam yang ada di
Provinsi Jambi. Didorong oleh hasrat masyarakat dan ulama pada masa itu,
setelah memperhatikan banyaknya lembaga yang mengeluarkan siswa
madrasah/sekolah agama tingkat atas di Jambi sementara belum terdapat
lembaga pendidikan tinggi yang dapat menampung tamatan tersebut, maka
diadakanlah Kongres Ulama Jambi pada tahun 1957 dengan menghasilkan
suatu keputusan bahwa di Jambi sudah saatnya didirikan perguruan tinggi.
Pada tanggal 29 September 1960 didirikanlah Fakultas Syari‟ah Perguruan
Tinggi Agama Islam al-Hikmah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam
(YPI) Jambi.43
Rentang waktu tiga tahun pertama, Fakultas Syari‟ah telah
menunjukkan kemanunggalan antara pimpinan, masyarakat dan pemerintah
daerah serta pemerintah pusat. Dengan diterbitnya Surat Keputusan Menteri
Agama Nomor: 50 tahun 1963 tanggal 12 Mei 1963 maka dinegerikanlah
Fakultas Syari‟ah menjadi Fakultas Syari‟ah Cabang IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan kemudian berubah menjadi cabang IAIN Raden Fatah Palembang.
Penegerian ini mendorong para pejabat, ulama, serta pemuka masyarakat,
terutama Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Jambi saat itu (M.J. Singadekane)
untuk memperjuangkan berdirinya IAIN dengan beberapa fakultas. Di sisi
lain, sejak tanggal 11 Juli 1965 Yayasan Perguruan Tinggi Ma‟arif Nahdlatul
Ulama telah memiliki Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Ushuluddin
di Kota Jambi, sementara di Sungai Penuh – Kerinci telah berdiri pula
Fakultas Syari‟ah Muhammadiyah pada bulan Maret 1964. Atas dasar
motivasi di atas, maka untuk memehuni keinginan para pejabat, masyarakat,
43Diakses Melalui Laman: https://uinjambi.ac.id/selayang-pandang/sejarah/ , Pada
Tanggal 18 Agustus
para ulama dan Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jambi tersebut,
akhirnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Ushuluddin yang ada di
Ma‟arif serta Fakultas Syari‟ah Muhammadiyah di Kerinci diusulkan untuk
dipadukan dalam suatu wadah menjadi fakultas di lingkungan IAIN Jambi.44
Usulan itu dilakukan berdasarkan ketetapan MPR RI Nomor: 11 tahun
1960 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 5 tahun 1963, bahwa untuk syarat
didirikannya suatu IAIN minimal harus memiliki 3 (tiga) fakultas. Pada
tanggal 30 September 1965 dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor:
18 tahun 1965 terbentuklah Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi yang
disetujui oleh Menteri Agama dengan Surat Keputusan Nomor: 83 tahun 1965
tanggal 22 Nopember 1965. Setelah melalui proses, perjalanan dan perjuangan
panjang yang dilakukan Panitia Persiapan Pembukaan IAIN Jambi tersebut,
maka Menteri Agama RI akhirnya menyetujui berdirinya IAIN di Provinsi
Jambi dengan Surat Keputusan Nomor: 84 tahun 1967 tanggal 27 Juli 1967.45
Berbekal Surat Keputusan Menteri Agama tersebut, pada tanggal 8
September 1967/3 Jumadil Akhir 1387 Hijriah diresmikanlah IAIN Sulthan
Thaha Saifuddin oleh Menteri Agama RI, Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, dengan
komposisi personalia sebagai berikut :
Gambar 1. 30 Piagam
Jelang beberapa tahun kemudian, dengan dikeluarkannya SK Menteri
Agama RI Nomor: 69 tahun 1982 tanggal 27 Juli 1982, fakultas yang ada di
44Ibid
45Ibid
lingkungan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin ditingkatkan statusnya dari fakultas
muda menjadi fakultas madya. Dengan perubahan itu maka secara hukum dan
kelembagaan semua fakultas telah diperkenankan menyelenggarakan
perkuliahan tingkat doktoral (Strata 1).46
Pada tahun 1995, ketika tenaga dosen yang berkualifikasi pendidikan
S.2 dan S.3 semakin diperlukan kehadirannya, maka pada bulan Februari 1999
dibentuklah, Panitia Persiapan Pendirian Program Pascasarjana yang langsung
diketuai oleh Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah (Rektor IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin pada masa itu) panitia ini bekerja keras mempersiapkan program
persiapan pendirian Program Pascasarjana untuk diajukan ke Departemen
Agama di Jakarta pada tanggal 14 April 1999. Oleh Departemen Agama,
pengajuan itu ditindaklanjuti dengan visitasi (kunjungan lapangan) ke Jambi
melalui sebuah tim yang diketuai oleh Prof. Dr. H. Mastuhu, M.Ed, guna
melihat persiapan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi membuka Program
Pascasarjana. Visitasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu tanggal 14-15 Juli
1999 dan 30-31 Juli 1999. Hasilnya tim visitasi merekomendasikan bahwa
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi layak membuka dan melaksanakan
Program Pascasarjana, yang kemudian dikukuhkan dengan SK Dirjen
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor: E/283/1999 tanggal 2
September 1999 tentang Penyelenggaraan Program Pascasarjana IAIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.47
Dalam rangka mewujudkan IAIN Sulthan Thaha Saifuddin yang
mengacu pada Kepres Nomor 18/1985, maka melalui Keputusan Menteri
Agama RI tanggal, 25 Mei 2000 memutuskan dan mengesahkan berdirinya
Fakultas Adab (Sastra dan Kebudayaan Islam). Dengan demikian IAIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang semula hanya terdiri atas 3 (tiga)
fakultas, sekarang telah menjadi 4 (empat) fakultas dan 1 (satu) Pascasarjana
46Ibid
47Ibid
yang dengan sendirinya tentu meningkatkan status UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.48
Untuk meningkatkan penyelenggaraan dan pembinaan Pendidikan
Tinggi Agama Islam, sesuai dengan perkembangan UIN dewasa ini, maka
sebagai pedomannya adalah semua mengacu pada Keputusan Menteri Agama
RI nomor 156 tahun 2004 tentang Pedoman, Pengawasan, Pengendalian dan
Pembinaan Program Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana pada Perguruan
Tinggi Agama Islam dan Peraturan Menteri Agama RI nomor 23 tahun 2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama RI No. 35 Tahun
2015.
Dalam perkembangan selanjutnya, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi berkomitmen untuk melakukan transformasi menjadi Universitas Islam
Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi melalui program Wider
Mandate (WM). Untuk lebih memastikan proses IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi menjadi UIN dan guna memperdayakan serta
mengembangkan program wider Mandate (WM), pada tahun 2006 atas
persetujuan Senat Institut IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Prof. Dr. H.
Mukhtar, M.Pd, Rektor terpilih sistem pemilihan langsung dan demokratis
priode 2006-2010, membentuk Lembaga Persiapan Universitas Islam Negeri
(LPUIN). Untuk keperluan peningkatan mutu akademik pada saat bersamaan
juga dibentuk Lembaga Peningkatan Mutu Akademik (LPMA) Disusul
beberapa bulan kemudian dengan pendirian Ma‟had Aly (MA) yang
diperuntukkan bagi program pembinaan dan peningkatan mutu mahasiswa,
yang telah diamanatkan oleh STATUA IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada tahun 2008, ada pernyataan dari Menteri Agama RI, tidak mengizinkan
transformasi IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ke UIN, maka LPUIN
dibatalkan dan diganti dengan LP IAIN tahun 2009.49
48Ibid
49Ibid
Pada periode kepemimpinan Dr. H. Hadri Hasan, MA, arah kebijakan
pengembangan dikonsentrasikan pada penguatan akademik melalui
pembangunan sistem penjamin mutu berbasis ISO 9001 :2008 yang
terintegrasi dengan sistem Informasi Teknologi (IT). Kebijakan ini telah
dilaunching langsung oleh Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Prof. Dr.
Dede Rosyada, MA pada tanggal 25 Februari 2014 sekaligus penandatanganan
komitmen bersama civitas akademika untuk melaksanakan sistem manajemen
mutu berbasis ISO 9001:2008. Implimentasi kebijakan ini akan memperkuat
proses pemantapan dan peningkatan akreditasi semua program studi dan
akriditasi Institut, sekaligus melanjutkan program transformasi IAIN ke UIN
dengan upaya melakukan pengembangan fakultas dan jurusan-jurusan baru.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang IAIN STS Jambi berhasil
bertransformasi menjadi UIN dengan dikeluarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 37 tahun 2017 tanggal 7 April 2017, dan dilantiknya Rektor
UIN STS Jambi Dr. H. Hadri Hasan, MA pada hari Jum‟at 28 Juli 2017.
Karena itulah, sejalan dengan spirit UIN, Perubahan wajah dan trademark
(brain image) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sudah barang tentu harus
dibarengi dengan perubahan watak, sikap mental, manajemen dan strategi
pengelolaan agar memiliki distingsi yang dapat diandalkan. Dan distingsi UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu Islamic Entrepreneurship.50
Selanjutnya pada tanggal 16 Oktober 2019 Prof. Dr. H. Su‟aidi,
MA.,Ph.D dilantik menjadi Rektor UIN STS Jambi. Prof. Dr. H. Su‟aidi,
MA.,Ph.D membawa UIN STS Jambi dalam lokomotif perubahan. Dengan
slogan UIN STS Jambi Agamis, Berwibawa, Inklusif, dan Dinamis,
mengarahkan UIN STS Jambi menuju world class university.51
50Ibid
51Ibid
B. Letak Geografis Fakultas Syariah
Fakultas Syariah adalah salah satu dari delapanFakultas dan terdapat
enam jurusan yaitu yang pertama Hukum Keluarga (HK) kedua Hukum
Pidana Islam (HPI) ketiga PM keempat HES kelima Hukum Tata Negara
(HTN) dan yang keenam Ilmu Pemerintah (IP) yang ada di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Fakultas syariah berada ±50M di atas
Fakultas Adab Humaniora bersebelahan dengan masjid As-Shahabah yaitu
masjid kampus Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Kemudian ±200M disebelah timur lebih tepatnya dibelakang Fakultas Syariah
tedapat Makhad Ali, disamping kanan Fakultas Syariah sebelah masjid As-
Shahabah ±100M terdapat gedung Laboraturium yang baru dibangun dan di
depan Fakultas Adab terdapat Perpustakaan Univ berjarak ±90M dari Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
C. Visi Dan Misi Fakultas Syariah
1. VISI:
Fakultas Syariah sebagai Lokomotif Perubahan Sosial, Unggul
Nasional Menuju Internasional, dengan Semangat Moderasi dan
Entrepreneurship Islam.52
2. MISI:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, berbasis transintegrasi
keilmuan, sesuai dengan standar mutu nasional dan internasional.
b. Menciptakan kualitas alumni yang ahli di bidang ilmu syariah,
hokum dan sosial, berakhlakul karimah, berwawasan moderassi
keislaman, berjiwa intepreneourship Islam, berkemampuan
teknologi informasi, serta memiliki skil lainnya, agar mampu
berkompetisi di Era Industry Revolution 4.0 dan Society 5.0.
52Ibid
c. Meningkatkan kualitas dosen dan karyawan di bidang penguasaan
ilmu pengetahuan, teknologi, serta skil lainnya sesuai dengan
disiplin ilmu, tugas pokok dan fungsi masing-masing.
d. Melaksanakan tata kelola organisasi dan memberikan pelayanan
prima berdasarkan ketentuan yang berlaku, serta berbasis teknologi
informasi, internal maupun eksternal.
e. Menciptakan lingkungan kampus yang berwibawa, tertib, indah,
bersih, sehat, disiplin, aman, nyaman, toleran, dan moderat.
f. Melakukan kerjasama di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi,
pengusaan teknologi informasi, penciptaan moderasi dan
entrepreneurship Islam, serta mingkatkan kemampuan skli lainnya,
secara ragional, nasional dan internasional.53
53Ibid
D. Struktur Organisasi Fakultas Syriah.
Bagan 2.1: Struktur Organisasi Fakultas Syariah.
DEKAN
Dr. Sayuti Una, S.Ag. M.H
Wakil Dekan III
Dr. H. Ishaq, S. H. M. Hum
Wakil Dekan II
Dr. Ruslan Abdul Ghani, S.H.M. Hum
Wakil Dekan I
Gus Salim, S. Ag. M. Ir. Ph. D
Kabak
Dr. Asnawi, U.S
Kepala Subbagian Akademik
Zarkani, S. Ag
Kajur HK
Mustia, S.Ag. M. HI
Kepala Subbagian Perencanaan
dan Keuangan
Dra. Khoiriah
Kajur IP
Dr. Ismawati Sagala, S.Ip.,M.SI
Sekjur HK
H. Irsyadunnas, S. H., M.H
Kajur PM
Alhusni, S.Ag.,M.SI
Kajur HPI
Dr. Robiatul Adawiyah, S,Hi., M.HI
Sekjur PM
Tasnim Putra Rahman,S.Hi.,M.H
Sekjur HPI
Deprian Ali Putra, S.Si.,M.Hhk
Sekjur IP
Yadi Armansyah, M. Hum
Sekjur
Tri Endah Listiani, S. Ip., M.IP
Kajur HTN
Abdur Razak, S.HI
Sekjur
Pidayan Sasmita, S.H.,M.Sy
Kajur HES
Dr. Rasnita, S.H.,M.Hum
E. Subjek Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Syariah di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan orang tua dari
mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Tabel dibawah ini adalah nama-nama mahasiswa yang
dijadikan sebagai sumber informasi pertama dalam penelitian penulis agar
dapat dipahami dengan mudah.
Tabel 2.1. Nama-nama mahasiswa dalam wawancara penelitian
penuli.
No Nama
Mahasiswa Jurusan/Semester Fakultas Alamat
1 Almuttadin Ilmu Pemerintahan
(IP) Semeter VI Syariah
Rantau Panjang
Bangko
2 M.
Habibullah
Ilmu Pemerintahan
(IP) Semeter VI Syariah
Rantau Panjang
Bangko
3 Riski
Ilmu Pemerintahan
(IP) Semester
VIII
Syariah Rantau Panjang
Bangko
4 Ilham Arifin
Saputra
Ilmu Pemerintahan
(IP) Semester
VIII
Syariah Sarolangun
5 Dewi Hartati
Ilmu Pemerintahan
(IP) Semester
VIII
Syariah Jambi
6 Abdul Bait
Ilmu Pemerintahan
(IP) Semester
VIII
Syariah Rantau Panjang
Bangko
7 Ari
Ilmu Pemerintahan
(IP) Semester
VIII
Syariah Jambi
Tabel dibawah ini adalah nama-nama orang tua dari mahasiswa
Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambiyang dijadikan sebagai sumber informasi kedua dalam penelitian penulis
agar dapat dipahami dengan mudah.
Tabel 2.2 Nama-nama orang tua mahasiswa dalam wawancara
penelitian penulis.
No Nama Orang Tua
Mahasiswa Nama Mahasiswa Alamat
1 Suryadi Sania Tulaili Jambi
2 May Siyah Asifa Zifarayana Tungkal
3 Usman Khalidi M. Habibullah Rantau Panjang
Banko
4 Muthar Jaya Almuttadin Rantau Panjang
Bangko
5 Sidik Arjun For Julianto Rantau Panjang
Bangko
6 Nur Aini Nanda Rizki
Ramadhan
Rantau Panjang
bangko
7 Parman Ronaldo Pebrio
Parmana Jambi
8 Rahman Barok Rantau Panjang
Bangko
41
BAB III
PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU
PACARAN DI KALAGAN MAHASISWA
FAKULTASSYARI’AH
A. Bagaimana Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran Kalangan
Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi
1. Orang Tua Yang Tidak Setuju Dengan Mahasiswa Yang Pacaran
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis tentang pacaran,
pacaran adalah sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang terjadi
dikalangan muda mudi diluar ikatan pernikahan. Pacaran dapat memberikan
dampak positif namun pacaran juga memberikan dampak negatif. Dampak
positif dari pacaran bisa membuat seseorang lebih semangat memiliki power
dalam melakukan sesuatu dengan beralasan cinta kepada pacarnya, namun
pacaran ini juga sangat meberikan dampak yang negatif seperti contoh dalam
dunia pendidikan (kuliah) misalnya, seseorang akan putus kuliahnya, bunuh
diri, hamil diluar nikah bagi perempuan dan itu semua disebabkan oleh
pacaran, maka dalam Islam tidak ada konsep pacaran karena pacaran
membuka jalan mengarah ke perbuatan perzinahan.54
a. Orang tua yang paham dengan agama
Selanjutnya setelah penulis melakukan observasi maka penulis
melakukan wawancara kepada salah satu orang tua mahasiswa Fakultas
Syariah tentang pacaran.Menurut bapak Suryadi orang tua dari ST (inisial)
yaitu salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.
“Kalau saya pribadi, saya katakan bahwa pacaran membuat banyak
mahasiswa mahasiswi menjadi hancur nilai kuliah menjadi anjlok
itulah gerbang kehancuran karena apa, memang ada yang berpendapat
pacaran bisa menambah semangat kuliah, tapi bagi saya tidak itu yang
pertama menurut saya, yang kedua dosa dari Allah SWT jelas-jelas
54Observasi Penulis, Tanggal 27 Juni 2021
dalam Al-Qur‟an yang artinya „‟dan janganlah kamu mendekati zina,
kerena itu adalah jalan yang buruk bagimu‟‟ jadi dengan tegas Allah
SWT melarang pacaran, mendekati saja tidak boleh apa lagi
melakukannya dan bersentuhan dan sebagainya”.55
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Suryadi diatas
maka dapat dipahami bahwa pacaran dikalangan mahasiswa mahasiswi
menjadi hancur nilai kuliah menjadi anjlok namun sebagian orang
berpendapat bahwa pacaran bisa menambah semangat kuliah namun itu hanya
sesaat saja.
Selanjutnya penulis tidak hanya sebatas itu saja, juga mewawancarai
ibu May Siyah yaitu orang tua dari AZ (inisial) juga merupakan mahasiswi
Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
mengatakan.
“Sebenarnya tergantung kita mengarahkannya kearah mano, banyak
juga yang gagal menyelesaikan kuliahnyo lantaran pacaran berlebihan
(pelanggaran), akhir kuliah dak selesai jodoh yang ketemu, tapi bagi
yang bisa mengendalikan bisa jadi motivasi dan bersama untuk
nyelesaikan kuliah, intinyo pacaran itu dilarang dalam agama kito‟‟.56
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa
pacaran sangat berdampak pada perkuliahan dan Agama Islam melarang
seseorang yang tidak memiliki hubungan yang sah pacaran apalagi tempat
kuliahnya yang berbasis Agama Islam seperti contoh mahasiswa Fakultas
syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pacaran dapat membrikan dampak negatif dan juga memberikan
dampak yang positif, seperti contoh dampak negatifnya bagi mahasiswa
terutama bagi mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu mahasiswa bisa putus kuliah, malas
kuliah dan yang lebih parahnya bisa menjalar pada perbuatan perzinahan yang
demikian sudah sangat jelas secara agama melarang apa lagi kampus tempat
mereka menimba ilmu (kuliah) adalah kampus yang berbasis agama Islam.
Sedangkan dampak positifnya yang biasanya malas berangkat kuliah lalu
55Observasi, Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak
Suryadi, Wawancara Rekorder, Tanggal 27 juni 2021
56Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Ibu May Siyah,
Wawancara Tanggal 30 Juni 2021
keingat ingin ketemu pacar laju hilang rasa mala situ tadi, trus biasanya kalau
ada pacar bisa bikin lebih baik juga dikampus trus lebih rapi dan bersih kerena
adanya pacar tadi.
Sedangkan pacaran menurut bapak Muthar Jaya yaitu orang tua dari
AN (inisial) juga merupakan mahasiswi Fakultas Syariah di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.
“Sebenarnya pacaran dalam Islam itu tidak ada ya, tidak ada konsep
pacaran dalam Islam, tapi jaman sekarang banyak orang tua yang
mendukung anaknya pacaran karena mereka melihat ada semangat
baru yang membuat anaknya rajin, lebih rapi, dan lain sebagainya,
bahkan ada anak yang bisa sukses kerena dukungan dan semangat dari
pacarnya, itu yang pertama, yang kedua banyak juga orang tua yang
melarang anaknya pacaran karena apa, karena orang tua ini tau betul,
bahwasanya Allah SWT telah melarang seorang muslim dan muslimah
untuk berpacaran, jadi dalam hal ini orang tua melarang dengan tegas
bahwa tidak boleh pacaran, dan apa efeknya kalau anaknya pacaran
orang tua menjadi cemas, menjadi kuatir,orang tua mendapatkan dosa
dari Allah SWT jadi intinya menurut saya kalau sayang sama orang tua
dan keluarga jauhi yang namanya pacaran, dengan pacaran orang tua
kita mendapatkan dosa dari kita, yakin bahwa jodoh itu urusan Allah
SWT jadi jangan khawatir, insya Allah dengan kita menjauhi pacaran
dan segala larangan Allah termasuk pacaran kita diberikan jodoh yang
terbaik oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an Allah SWT berfirman
„’sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui‟‟
maksudnya apa, memang berprasangka bahwa pacar kita baik tetapi
belum tentu menurut Allah itu baik, jadi intinya jangan melakukan apa
yang dilarang oleh Allah SWT termasuk itu tadi, pacaran”.57
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Muthar Jaya yaitu
salah satu orang tua dari mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dapat dipahami bahwa pacaran selain
dapat merusak perkuliahan mahasiswa pacaran merupakan salah satu jalan
seseorang untuk melakukan perbuatan perzinahan dan itu sudah jelas secara
agama melarang dengan tegas.
Berdasarkan berbagai persepsi dari orang tua mahasiswa maupun
mahasiswi Fakultas Syariah diatas mengenai pacaran maka dapat penulis
pahami bahwa pacaran secara umum dapat memberikan semangat dalam
kuliah namun dari segi agama bahwa pacaran adalah jalan menuju zina dan
57Muthar Jaya, Wawancara Penulis, Tanggal 11 Juli 2021
menginfestasikan dosa untuk orang tua karena dalam agama Islam tidak ada
yang namanya pacaran, kalau sudah pacaran sudah pasti akan jalan-jalan
dengan pacar, pegangan tangan, mejeng dan berduaan sedangkan statusnya
hanya pacaran, nah sedangkan itu semua dilarang dalam Islam apalagi kampus
tempak menimba ilmu adalah kampus yang berbasis Islam, jadi intinya jangan
pacaranlah kalau tidak mau menginfestasikan dosa untuk orang tua, kasihan
mereka sudah susah payah membesarkan kita tanpa mengharapkan imbalan
apapun dari kita lantas setelah kita besar kita malah menyengsarakan merekan
dengan yang namanya pacaran artinya sama saja kita mendorong orang tua
kita kedalam neraka.
2. Orang Tua Yang Setuju Dengan Perilaku Pacaran
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis mengenai proses
tanggapan orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan mahasiswa
fakultas syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
bahwa penulis melihat jika orang tua mahasiswa yang kedapatan anak-anak
mereka pacaran, mereka tidak serta merta langsung melarang anaknya untuk
tidak pacaran akan tetapi orang tua mereka lebih menekankan agar anaknya
membatasi pergaulan mereka agar tidak berlebihan agar perkuliahan mereka
tidak terhambat dan yang lebih penting supaya hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi.
a. Orang Tua Hanya Memberikan Nasehat
Artinya mereka sebagai orang tua tidak langsung melarang anaknya
yang kedapatan pacaran untuk tidak pacaran, memang pada dasarnya orang
tua tidak menginginkan anak-anak mereka yang masih duduk di bangku
perkuliahan untuk tidak pacaran tapi orang tua tidak setiap saat mengontrol
anak-anak mereka, kadang ada mahasiswa yang didepan orang tua mereka,
mereka bilang tidak pacaran tetapi dilain sisi mereka pacaran. Memang susah
juga jika orang tua langsung melarang anaknya untuk tidak pacaran karena
jika mereka orang tua langsung merespon yang kedapatan anaknya pacaran
kemudian mereka langsung melarang maka tidak menutup kemungkinan anak
mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. maka dari itulah
orang tua mahasiswalebih membatasi pergaulan anak-anak mereka sebelum
hal-hal yang tidak diinginkan terjadi terutama bagi mahsiswa Fakultas Syariah
di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.58
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis diatas maka dapat
disimpulkan bahwa proses yang dilakukan oleh orang tua mahasiswa Fakultas
Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi bahwa
orang tua yang kedapan bahwa anak mereka pacaran, tidak serta merta
melarang anak-anak mereka untuk tidak pacaran (memutuskan hubungan
mereka) tetapi secara halus orang tua lebih menekankan agar anak-anak
mereka membatasi hubungan mereka agar kuliah mereka tidak terbangkalai
lebih-lebih untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Setelah
penulis melakukan observasi agar yang penulis amati benar adanya atau tidak
maka penulis mewawancai salah seorang orang tua dari mahasiswaFakultas
Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu
Bapak Muthar Jaya mengatakan sebagai berikut.
“Saya selaku orang tua memang melihat dengan mata kepala saya
secara langsung anak saya pacaran, pergi dan berboncengan dengan
teman perempuannya itu tidak, karena jarak tempat anak kami kuliah
kan dijambi sedangkan kami orang tua dikampung tapi anak saya kalau
pulang kampung biasa dia sering cerita ke ibunya mengenai teman
perempuannya (pacarnya) ibunya merespon baik, baik dalam artian
bukan menyuruh anaknya untuk pecaran baik maksudnya ibunya lebih
menasehati anaknya agar fokus kuliah dulu kejar cita-cita dulu, nanti
kalau sudah berpendidikan, punya penghasilan dak perlu repot-repot
pacaran nanti bakal ada aja orang yang mau sama kita asalkan kita
sukses banyak kok orang yang mau sama kita kata mamaknya
Almuttadin”.59
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Mukhtar Jaya
salah satu dari orang tua mahasiswa Fakultas syariah maka dapat dipahami
bahwa orang tua ketika mereka mengetahui atau kedapatan bahwa anaknya
mereka pacaran maka mereka tidak langsung mengambil sikap agar anaknya
meninggalkan pacarnya (putus) melainkan memilih menasehati anaknya agar
fokus kuliah dulu kejar cita-cita dulu, nanti kalau sudah berpendidikan, punya
58 Observasi penulis, Tanggal 25 Juni 2021
59Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak Mukhtar Jaya,
Rekorder, Tanggal 27 Juni 2021
penghasilan dak perlu repot-repot pacaran nanti bakal ada aja orang yang mau
sama kita asalkan kita sukses banyak kok orang yang mau sama kita kata.
Sejalan dengan hasil wawancara penulis dengan bapak Mukhtar Jaya
salah satu orang tua dari mahasiswa Fakultas syariah di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi diatas, maka penulis juga mewawancai
Bapak Usman Kholidi yang juga merupakan orang tua dari M. Habibbullah
mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dari apa yang
telah disampaikan oleh bapak Mukhtar Jaya, mengatakan sebagai berikut.
“Anak saya kuliah di Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memang secara langsung kami selaku
orang tua tidak pernah melihat bahwa dia pergi sama ini sama itu
karena posisi anak kami kuliahnya kan dijambi sedangkan kami
dikampung otomatis kami tidak tau anak kami pacaran sama siapa, tapi
anak kami ni kalau dia pulang kampong dia cerita sama mamaknya, ya
kami selaku orang tua dak bisa juga melarang secara keras kepada
anak saya palingan saya kasih nasehat aja supaya dia lebih fokus pada
kuliahnya”.60
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orang tua mahasiswa
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
maka dapat dipahami bahwa bagi orang tua yang kedapan anak-anak mereka
pacaran mereka tidak serta merta memarahi ataupun melarang secara paksa
anaknya untuk tidak pacaran, tetapi orang tua lebih memilih untuk menasehati
anak mereka dengan cara mengingatkan anaknya untuk mengutamakan
kuliahnya atau fokus kuliah dulu kalau kita sudah berpendidikan dan
berpenghasilan kita bisa dengan mudah untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan termasuk juga pasangan, cara ini dapat penulis pahami bahwa orang
tua melarang anak-anak mereka dengan cara yang sangat halus atau merespon
dengan memberi motivasi kepada anak-anak mereka dan tidak membuat anak
mereka merasa tertekan.
Sejalan dengan pembahasan diatas dan hasil wawancara penulis
dengan bapak Usman Kholidi yang merupakan orang tua dari salah satu
60Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak Usman Kholidi,
Rekorder, Tanggal 30 Juni 2021
mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi maka untuk mengetahui kebenaran dari apa yang telah
disampaikan oleh bapak Usman Kholidi maka penulis juga juga melakukan
mewawancarai dengan Bapak Sidik salah satu orang tua dari mahasiswa
Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
yang berasal dari Rantau Panjang Bangko mengatakan.
“Saya lebih menasehati anak saya dengan cara mengingatkan supaya
anak saya Arjun lebih pokus kuliah selesaikan dulu lah kuliahmu
jangan sampai terbangkalai kuliahmu karena asik pacaran, kalau
sekarang kamu tidak merasa nanti teman-temanmu sudah selesai
semua kamu belum karena kamu terlalu asik pacaran kalau untuk
sebatas kenal ya,,gak papa lah”.61
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa jika
kedapatan anak pacaran selaku orang tua langsung melarang karena bisa
beresiko juga pada anak dari larangan yang disampaikan oleh orang tua, maka
dari itu orang tua terlebih dahulu memilih untuk menasehiti anak mereka
dengan cara memberikan nasehat supaya anak lebih fokus kuliah
dulu,selesaikan pendidikan dulu, menurut penulis cara ini lebih baik
ketimbang orang tua memarahi atau langsung melarang anak mereka yang
kedapadatan pacaran.
Selanjutnya penulis juga mewawancarai DH (inisial)salah satu dari
mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dari proses
tanggapa orang tua terhadap prilaku pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas
Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beberapa
orang tua mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.
“Kalau saya pribadi, proses yang dilakukan oleh orang tua sangat tepat
menurut saya, kanapa saya katakana sangat tepat, karena orang tua
tidak bisa langsung melarang anaknya yang sudah pacaran bertahun-
tahun trus disurus putus begitu aja, kalaupun mereka putus ni
misalnya, pasti bakal berdampak buruk pada kuliah anak mereka, saya
katakan sudah pas tadi, orang tua memilih jalan untuk menasehati
anaknya dengan cara memberi arahan seperti selesaikan kuliah dulu,
61Sidik, Wawancara Penulis, Tanggal 10 Juli 2021
kalau kita berpendidikan, memilii karire, orang yang datang ke kita,
nah menurut saya itu lebih baik ketimbang orang tua langsung
menyuruh anaknya putus dengannya”.62
Berdasarkan hasil wawancara penulis diatas dengan DH (inisial) yaitu
salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dapat dipahami bahwa proses yang
dilakukan oleh orang tua sangat tepat karena orang tua tidak bisa langsung
melarang anaknya yang sudah pacaran bertahun-tahun trus disurus putus
begitu aja, kalaupun mereka putus ni misalnya, pasti bakal berdampak buruk
pada kuliah anak mereka dan jalan yang diambil oleh orang tua yaitu
menasehati anaknya dengan cara memberi arahan seperti selesaikan kuliah
dulu, kalau kita berpendidikan, memilii karir, orang yang datang ke kita,
padahal, pada dasarnya pacaran hanya membuat orang terhanyut dalam
kesenangan sesat tetapi merugikan jangka panjang, apalagi bagi perempuan
kalau pacaran tidak terkontrol maka akan membuat orang melakukan apa saja
tidak menutup kemungkinan akan melakukan hubungan badan dan kalau
perempuannya hamil dan dampaknya lebih besar lagi terutama keluarga dan
perguruan tempat mereka menuntut ilmu.
62Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Dewi Hartati Wawancara, Rekorder,
Tanggal 1 Juli 2021
B. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku
Pacaran Di Kalagan Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis mengenai faktor
apa saja yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di
kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi selama penulis melakukan observasi, penulis dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap
perilaku pacaran mahasiswa Fakultas Syariah seperti orang tua takut jika
anaknya kedapan pacaran terus langsung melarang maka akan berdampak
pada perkuliahannya seperti, malas kuliah, timbul rasa jenuh pada tugas-tugas
kuliah, bahkan kalau orang tua paksakan untuk tidak pacaran maka anaknya
akan berbohong pada orang tuanya.63
1. Orang tua yang tidak setuju dengan prilaku pacaran
a. Kurangnya pengawasan dari orang tua
Berdasarkan hasil dari observasi penulis diatas maka dapat dipahami
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap perilaku
pacaran mahasiswa di Fakultas Syariah seperti orang tua takut jika anaknya
kedapan pacaran terus langsung melarang maka akan berdampak pada
perkuliahannya seperti, malas kuliah, timbul rasa jenuh pada tugas-tugas
kuliah, bahkan kalau orang tua paksakan untuk tidak pacaran maka anaknya
akan berbohong pada orang tuanya dari dampak tersebut akan membuat alasan
tersendiri bagi orang tua terutama bagi orang tua mahasiswa Fakultas Syariah
di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Setelah penulis melakukan observasi, penulis tidak selesai sebatas
observasi saja penulis juga juga melakukan wawancara dengan orang tua dari
beberapa mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi dengan tujuan agar penulis lebih mengetahui lagi,
faktor apa saja yang mempengaruhi dari tanggapan orang tua terhadap
63Obervasi Penulis, Tanggal 13 juli 2021
perilaku pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orang tua dari seorang
mahasiswa Fakultas Syariah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran anak-anak mereka saat kuliah,
terutama di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai berikut. Ibu Nuraini mengatakan
sebagai berikut:
“Saya selaku orang tua memang agak susah juga kalau memang secara
langsung untuk melarang agar anak saya agar tidak pacaran kerena
yang pertama anak saya kuliah dijambi sedangkan kami orang tua
dikampung kalaupun kami melarang mereka, disaat kami melarang ya
bisa saja dia bilang tidak tapi kami tidak bisa memastikan nantinya
ketika dia sudah dijambi dia tetap pacaran juga, kadang kami juga
berpikir kalau kami larang dan selalu kami kontrol tidak menutup
kemungkinan bisa juga dia nekat dan itu akan merakibat patal kuliah
dia nantinya tidak selesai terus hal-hal yang tidak keluarga inginkan
terjadi maka kami lebih memilih untuk menasehati mereka”.64
Berdasarka hasil wawancara penulis dengan ibu Nur Aini yaitu salah
satu orang tua dari mahasiswa Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi diatas maka dapat dipahami bahwa faktor
yang mempengaruhi persepsi orang tua terhadap prilaku pacaran di kalagan
mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yaitu jarak antara mahasiswa dan orang tua yang menjadi
faktorknya sehingga orang tua tidak dapat secara langsung ataupun secara
terus menerus untuk mamantau anak-anaknya.
Sejalan dengan hasil wawancara diatas, penulis tidak hanya sebatas itu
saja,agar apa yang disampaikan oleh beberapa orang tua dari mahasiswa
Fakultas Syariah diatas penulis juga mewawancai Bapak Rahmanyang juga
merupakan orang tua dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.
“Anak saya jauh dari saya, diakan kuliah dijambi sedangkan saya di
Rantau Panjang Bangko dikampung trus kalaupun dia pacaran dijambi
64Obervasi, Orang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syriah UIN STS Jambi, Wawancara,
Rekorder, Tanggal 15 Juli 2021
atau pacaransama teman satu kampusnya saya juga tidak bisa
memarahi anak saya karena jarak tadi, ya,palingan saya menasehati dia
aja”.65
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang tua dari
mahasiswa Fakultas Syariah diatas dan juga hasli wawancara dengan bapak
Barok dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi orang
tua terhadap pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi adalah jarak antara orang tua dan
mahasiswa itu sendiri terbilang jauh dan juga orang tua lebih memikirkan
kalau mereka melarang bakal menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan
karena sudah banyak kejadiannya dikalangan mahsiswa seperti hamil diluar
nikah, bunuh diri dan putus kuliah.
Selanjutnya setelah penulis melakukan wawancara denga ibu Nur Aini
diatas kemudian, selanjutnya penulis tidak hanya sebatas itu saja, penulis juga
mewawancai Bapak Parman orang tua dari Ronald Pebrio Parmana yang
merupakan mahasiswa aktif Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan, sebagai berikut:
“Memang untuk mengontrol Ronald, saya sebagai orang tua tidak
begitu mengontrol soal anak saya pacaran apa tidak karena kalau saya
orang tua terus mengontrol dia supaya tidak pacaran, kalau didepan
saya bisa saja dia katakana dia tidak pacaran tapi tau-taunya
dibelakang saya dia pacaran pergi sana sini dengan alasan tugas
kampus, nah secara tidak langsung anak saya sudah membohongi saya
kan, makanya saya lebih menasehati anak saya dengan menekankan
supaya dia lebih pokus kuliah, jaga diri, kenalan sama perempuan
ya,,sewajarnya saja jangan berlebihan itu aja”.66
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat penulis dapat
memahami bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua mengenai
perilaku pacaran ini adalah jarak antara orang tua dan anak kemudian jika
orang tua bersikeras melarang anak mereka pacaran bisa menimbulkan hal-hal
yang tidak dinginkan terjadi, kemudian anak bisa saja mengatakan kalau dia
tidak pacaran namun dibelakang orang tua anak pacaran, nah disatu sisi
65Mahasiswa Fakultas Syriah UIN STS Jambi, Wawancara, Rekorder, Tanggal 20 juli
2021
66Observasi, Oarang Tua Dari Mahasiswa Fakultas Syariah UIN STS Jambi, Bapak
Parman, Wawancara, Rekorser, Tanggal 181 Juli 2021.
memang pacaran dilarang karena pacaran adalah jalan terjadinya perzinahan
apalagi kampus tempat mereka menimba ilmu adalah kampus yang besiknya
lebih ke agama, namun distau sisi mereka dapat membohongi orang tua
mereka dengan mengatakna bahwa mereka tidak pacaran tapi pada
kenyataanya mereka pacaran, nah disini dapat penulis simpulkan itulah kenapa
orang tua lebih memilih menasehati agar anak meraka bisa menjaga diri,
mengutamakan kuliah mereka dan selesai dulu pendidikan, sudah memiliki
penghasilan,ketimbang langsung melarang anak mereka yang kadapatan
pacaran untuk tidak pacaran, hal ini dilakukan oleh orang tua agar anak
mereka tidak membohongi mereka.
2. Orang Tua Yang Setuju Dengan Prilaku Pacaran
a. Orang Tua Kasihan Pada Anaknya
Selanjutnya setelah penulis melakukan wawancara denga beberapa
orang tua dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Penulis mewawancai orang tua mahasiswa
yang bernama suryadi dia mengatakan sabagai berikut.
“Kalau saya, ya,terutama orang tua lebih merasa kasihan sama
anaknya, trus, orang tua ini, ya,..namanya juga kan orang tua pasti
memiliki sifat nggak tega sama anaknya kalau anaknya pacaran trus
disuruh langsung putus gitukan”.67
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orang tua mahasiwa
Fakultas syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
maka dapat dipahami bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi orang tua
terhadap perilaku pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu merasa kasihan sama anak
mereka.
Selanjutnya penulis juga mewawancarai orang tua mahasiswa yang
bernama may siyah yang juga merupaka orang tua mahasiswa Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddi Jambi mengatakan:
67Orang Tua Mahasiswa Fakultas Syriah UIN STS Jambi,Ilham, Wawancara, Rekorder,
Tanggal 20 Juli 2021
“ya, namanya juga orang tua kan, apalagi ibu ni, yang memiliki sifat
nggak tegaan sama anaknya, ya,kadang berfikir yang tidak-tidak, kalau
dilarang nanti anaknya nggak mau kuliah lagi, ngambek sama orang
tua dan takut kuliah anaknya terbangkalai lah pokoknya”.68
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan orang tua mahasiwa
yang bernama suryadi dengan may siyah yang mana merupakan orang tua dari
mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
maka dapat dipahami bahwa faktor yang mempengaruhi tanggapan orang tua
terhadap perilaku pacaran mahasiswa Fakultas sayriah di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu orang yang tidak memiliki rasa
ketidak tegaan terhadap anak-anakmereka kerena takut kuliah anaknya
terbangkalai dan nggak mau kuliah lagi dikarenakan dari sikap orang tua yang
melarang mereka untuk tidak pacaran.
68Orang Tua Mahasiswa Fakultas Syriah UIN STS Jambi, Abdul Bait, Wawancara,
Rekorder, Tanggal 19 Juli 2021
BAB IV
APA DAMPAK YANG DI TIMBULKAN DARI DARI PERSEPSI ORANG
TUA TERHADAP PERILAKU PACARAN DI KALAGAN MAHASISWA
FAKULTAS SYARIAH DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI.
A. Apa Dampak Dari Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran
Berdasarkan observasi penulis mengenai Dampak yang ditimbulkan
dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan mahasiswa
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
yaitu dampaknya jika orang tua langsung melarang maka akan berakibat patal
juga pada mahasiswa yang bersangkutan (pacaran) namun jika orang tua
memilih jalan dengan cara memberikan nasehat maka itu adalah jalan yang
sangat tepat.69
1. Orang yang tidak setuju
Selanjutnya setelah penulis melakukan observasi maka penulis
melakukan wawancara kepada salah satu orang tua mahasiswa Fakultas
Syariah tentang pacaran.Menurut bapak Suryadi orang tua dari ST (inisial)
yaitu salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.
Dampak dari prilaku pacaran tentu ada dampak negative dan ada juga
dampak yang fositive, kalo sayo pribadi sayo sangat melarang anaknya sayo
untuk berpacaran tentu jugo dampak dari negativenyo sanggat lah banyak, apo
lagi dalam islam sangat melarang untuk berpacaran, gara-gara pacaran banyak
mahasiswa banyak yang lalai kuliah terus ado jugo garo-garo pacaran banyak
mahasiswi yang hamil duluan, mako dari itu sayo bersekeras melarang anak
sayo untuk berpacaran.
69Observasi Penulis, Tanggal 20 Juli 2021
2. Orang yang setuju
Selanjutnya penulis tidak hanya sebatas itu saja, juga
mewawancarai ibu May Siyah yaitu orang tua dari AZ (inisial) juga
merupakan mahasiswi Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.
Kalo sayo pribadi pacaran itu ngak apo-apo tapi harus di
batasi,takutnyo nanti bisa terjadi hal yang tidak di inginkan kalo dampak
dari pacaran sendiri itu bisa membuat mahasiswa lebih termotivasi lagi
untuk kuliah, lebih rajin lagi untuk masuk, ngerjain tugas bareng yang
penting bisa termotivasi untuk lulus bareng klo ibu sendiri gitu tapi ngak
tau jugo kalo orang tuo yang lain.
Setelah penulis melakukan observasi maka penulis juga melakukan
wawancara dengan beberapa mahasiswa Fakultas syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi agar penulis dapat mengetahui lebih
dalam lagi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu
mahasiswa Fakultas Syariah yaitu AN (inisial) tentang apa saja dampak yang
di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap Perilaku Pacaran Di Kalagan
Mahasiswa Fakultas Syariah Di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi mengatakan:
“Begini, kalau saya pribadi yang pernah saya alami semenjak orang tua
saya melarang saya untuk tidak pacaran memang agak berat bagi saya
kenapa saya katakana berat, saya sudah menjalin hubungan bisa
dikatan terbilang lama lah, trus tiba-tiba saya memutuskan untuk putus
(tidak pacaran lagi) saya rasa saya telah mempermainkan hati do‟i
dong, tapi disisi lain saya juga harus nurut sama orang tua saya, jadi,
ya,,saya awal-awal dari apa yang orang tua saya katakana ya, saya
mulai agak malas kuliah, mulai malas ngerja tugas dan saya juga
merasa ada yang kurang kapana saya katakana begitu karena biasanya
kan saya kekampus bareng dia nugas bareng dia, ya,, jujur saya
malaslah itu aja”70
70Almuttadin, Wawancara Penulis, Tanggal 21 Juli 2021
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (inisial) yang
merupakan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi maka dapat dipahami bahwa dampak yang di
timbulkan dari Persepsi Orang Tua Terhadap Perilaku Pacaran Di Kalagan
Mahasiswa Fakultas Syariah Di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yaitu seperti mulai agak malas kuliah, mulai malas ngerja
tugas dan saya juga merasa ada yang kurang kapana saya katakana begitu
karena biasanya kan saya kekampus bareng dia nugas bareng pacar.
Kemudian penulis juga mewawancarai AI (inisial) untuk mengetahui
kebenaran dari apa yang telah disampaikan oleh AN (inisial) mengenai apa
saja dampak yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap prilaku
pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dimana AI (inisial) juga mengatakan hal yang
sama dengan AN (inisial).
“Susah memang kalau orang tua tiba-tiba nyuruh kita putus, menurut
saya, pasti akan berdampak pada kuliah, mulai malas kuliah, mulai
malas ngerja tugas dan juga merasa ada yang kurang,kalau sudah
demikian pasti bakal berdampak pada karir pendidikannya kapana saya
katakana begitu, karena kalaulah sudah malas kuliah, malas
mengerjakan tugas pasti nilainya menjadi gagal, kalau gagal maksud
saya nilainya E maka mau tidak mau dia harus ngulang, kalau tidak
mau ngulang ngambil SP, SP pun bayar, karena sudah terbiasa kan
biasanya kan kekampus bareng pacar, nugas bareng pacar”.71
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dipahami bahwa
dampak yang akan ditimbulkan dari persepsi orang tua terhadap pacaran di
kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi dampaknya yang berkaitan dengan perkuliahan, yaitu
malas kuliah, malas mengerjakan tugas, kuliah jadi kacau dan terlambat
datang kekampus saat jam kuliah. Dari dampak yang terdapat diatas bahwa
persepsi orang tua mengenai pacaran sangat berpengaruh terhadap perkuliahan
mahasiswa yang kuliah di Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
71Ari, Wawancara Penulis, Tanggal 23 Juli 2021
Setelah melakukan wawancara dengan AN (inisial) yang merupakan
salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengenai apa saja dampak yang di timbulkan
dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan mahasiswa
Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
namun penulis belum puas dengan hasil wawancara penulis dengan AN
(inisial) maka penulis melakukan observasi untuk mengetahui keberan dari
apa yang disampaikan oleh AN (inisial) yang merupakan mahasiswa aktif
Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan tentang apa saja dampak
yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di
kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi maka dapat diketahui bahwa efek yang timbul yaitu
malas kuliah, malas mengerjakan tugas, kuliah jadi kacau dan terlambat
datang kekampus saat jam kuliah, dari dampak yang terdapat diatas bahwa
persepsi orang tua mengenai pacaran sangat berpengaruh terhadap perkuliahan
mahasiswa yang kuliah di Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.72
Selanjutnya penulis tidak hanya sebatas itu saja, penulis juga
mewawancai MH (inisial) salah satu dari mahasiswa Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengenai apa saja
dampak yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap prilaku pacaran di
kalagan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
“Jujur, memang tujuan orang tua itu sangat baik ya, melarang anak-
anak mereka untuk tidak pacaran, kerena secara agama pun melarang
pacaran apa lagi kan kampus kita inikan besiknya agama Islam, tapi
kan belum tentu juga baik bagi teman-teman yang eee,, mungkin ada
sebagian teman saya yang sudah pacaran lama bertahun-tahun trus
orang tua tiba-tiba melarang gitukan, nah, dan itu bisa membuat
prustasi bagi teman-teman mahasiswa yang pacaran kan, dan itu bisa
72Observasi Penulis, Tanggal 21 Juli 2021
membuat kuliah teman-teman jadi kacau juga kan, karena kan biasanya
kekampus bareng pacar kan”.73
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan MH (inisial) yaitu salah
satu dari mahasiswa Fakultas Syariah di diatas Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dapat dipahami bahwa dampak yang
timbul dari yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap Prilaku Pacaran
Di Kalagan Mahasiswa Fakultas Syariah Di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yaitu membuat kuliah jadi kacau, malas kuliah, nilai
semester rusak dan juga semangat kuliah hilang karena sebagian dari
mahasiswa sudah terbiasa kekampus bareng sama pacaranya terus tiba-tiba
orang taunya mereka melarang tentu sangat membuat mahasiswa yang
bersangkukan prustasi.
Setelah penuli melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
namun penulis tidak hanya sebatas itu saja untuk mengetahui lebih dalam lagi
mengenai dampak yang di timbulkan dari persepsi orang tua terhadap prilaku
pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka penulis langsung melakukan Observasi
(pengamatan) langsung mengenai apa saja dampak yang di timbulkan dari
persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas
Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Berdasarkan observasi penulis mengenai dampak yang ditimbulkan
dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan mahasiswa
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
yaitu dampaknya jika orang tua langsung melarang anak mereka jika
kedapatan pacaran maka akan berakibat patal pada mahasiswa yang
bersangkutan (pacaran) namun orang tua tetaplah mencari cara agarnya
mereka lebih pokus pada pendidikan mereka dengan cara orang tua memilih
jalan dengan cara memberikan nasehat kepada anak mereka dengan
mengingatkan anak-anak mereka untuk pokus dulu pada kuliah nanti kalau
73M. Habibullah, Wawancara Penulis, Tanggal 23 Juli 2021
sudah selesai kuliah, sudah berpendidikan, sudah memiliki pekerjaan menikah
langsung nggak perlu pacaran-pacaran maka itu adalah langkah yang sangat
tepat bagi orang tua dengan cara menasehati anak mereka yang kedapatan
pacaran.74
Sejalan dengan hasil observasi penulis diatas menganai dampak yang
ditimbulkan dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di kalangan
mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Kemudian penulis juga mewawancarai RI (inisial) mengenai
dampak yang ditimbulkan dari persepsi orang tua terhadap perilaku pacaran di
kalangan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang mana RI (inisial) merupakan mahasiswa Fakultas
syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi untuk
mengetahui kebenaran dari apa yang telah disampaikan oleh HM (inisial)
mengenai apa saja dampak yang ditimbulkan dari persepsi orang tua terhadap
perilaku pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang mana RI (inisial) ini juga
merupakan salah satu mahasiswa Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan.
“Kalau menurut saya sih, dampaknya dari persepsi orang tua mengenai
pacaranya,..sebagian dari teman-teman mahasiswa malas kuliah,
kurang semangat kuliah, kuliah berantakan kenapa saya katakana
begitu karena biasanyakan,berangkat kuliah bareng pacar, nugas sama
pacar dan kalau terlambat diingatkan sama pacar ya,..itulah pokoknya
terus tiba-tiba semua dilakukan sendiri karena orang tua tua melarang
pacaran kan”.75
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan RI (inisial) yaitu salah
satu mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi diatas mengenai apa saja dampak yang di timbulkan dari
persepsi orang tua terhadap prilaku pacaran di kalagan mahasiswa Fakultas
Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka
dapat dipahami bahwa dampak yang akan ditimbulkan dari persepsi orang tua
74Observasi Penulis, Tanggal 26 Juli 2021
75Riski, Wawancara Penulis, Tanggal 27 Juli 2021
terhadap pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi maka dapat diketuhui bahwa
dampak dari persepsi orang tua yang berkaitan dengan perkuliahan, yaitu
mahasiswa malas kuliah, malas mengerjakan tugas, kuliah jadi kacau dan
terlambat datang kekampus saat jam kuliah bahkan tidak menutup
kemungkinan akan berhenti kuliah, dari dampak yang terdapat diatas maka
dapat dipahami bahwa persepsi orang tua mengenai pacaran sangat
berpengaruh terhadap perkuliahan mahasiswa yang kuliah, terutama bagi
mahasiswa di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
B. Analisis Penelitian
1. Analisisi tentang persepsi orang tua terhadapa prilaku pacaran di
kalagan mahasiswa fakultas syariah universitas islam negeri
sulthan thaha saifuddin jambi, karena dari sudut pandang peneliti
sendiri bahwasanya ada beberapa orang tua yang tidak
membolehkan berpacaran karena takut anaknya tidak focus kuliah
apalagi melalaikan kewajiban nya tetapi ada juga beberapa
orangtua yang memperbolehkan anaknya untuk berpacaran karena
apabila anak itu berpacaran itu bisa membagunkan semangatnya
untuk lebih focus lagi dalam perkuliahan. Tetapi sebagai orang tua
tidak langsung memberikan merespon yang negatif atau melarang
anak mereka jika kedapatan anak mereka pacaran, malainkan
malalui proses tersendiri dengan cara memberikan nasehat kepada
anaknya meraka jika kedapatan anak mereka pacaran, kerena
memilih menaseti adalah jalan yang paling tepat bagi orang tua
kepada anaknya.
2. Analisi mengenai faktor yang mempengaruhi dari persepsi orang
tua mengnai pacaran di kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi yaitu
seperti, orang tua takut jika anaknya kedapan pacaran terus
langsung melarang maka akan berdampak pada perkuliahannya
seperti, malas kuliah, timbul rasa jenuh pada tugas-tugas kuliah,
bahkan kalau orang tua paksakan untuk tidak pacaran maka
anaknya akan berbohong pada orang tuanya.maka Dari itu orang
tua lebih hanya bisa meberi nasihat agar anaknya agar bisa
mengontrol dan jagan sampai kelewatan batas.
3. Analisis peneliti mengenai dampak yang didapat dari persepsi
orang tua mengenai pacaran mahasiswa Fakultas syariah di
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi bahwa
dampaknya yang berkaitan dengan perkuliahan, tentu ada dampak
yang positive dan ada juga yang negative, kalo dari dampak yang
negative yaitu mahasiswa malas kuliah, malas mengerjakan tugas,
kuliah jadi kacau dan terlambat datang kekampus saat jam kuliah
bahkan tidak menutup kemungkinan akan berhenti kuliah, dan kalo
dari dampak positive bisa membangkitkan semagat, lebih rajin lagi
untuk masuk kuliah, lebih rajin lagi untuk mengerjakan tugas dari
dosen, dan mempunyai tujuan yang sama untuk bisa lulus bareng.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persepsi orang tua mengenai pacaran dikalangan mahasiswa Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi bahwa
orang tua tidak langsung memberikan merespon yang negatif atau
melarang anak mereka jika kedapatan anak mereka pacaran, malainkan
malalui proses tersendiri dengan cara memberikan nasehat kepada anaknya
meraka jika kedapatan anak mereka pacaran, kerena memilih menaseti
adalah jalan yang paling tepat bagi orang tua, terutama bagi orang tua
yang anak mereka yang kuliah di Fakultas syariah Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Faktor yang mempengaruhi dari persepsi orang tua mengenai pacaran di
kalangan mahasiswa Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi yaitu seperti, orang tua takut jika anaknya kedapan
pacaran terus langsung melarang maka akan berdampak pada
perkuliahannya seperti, malas kuliah, timbul rasa jenuh pada tugas-tugas
kuliah, bahkan kalau orang tua paksakan untuk tidak pacaran maka
anaknya akan berbohong pada orang tuanya.
3. Dampak yang didapat dari persepsi orang tua mengenai pacaran
mahasiswa Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi bahwa dampaknya yang berkaitan dengan perkuliahan,
yaitu malas kuliah, malas mengerjakan tugas, kuliah jadi kacau dan
terlambat datang kekampus saat jam kuliah artinya persepsi orang tua
mengenai pacaran sangat berpengaruh terhadap perkuliahan mahasiswa.
B. Saran-Saran.
Beradasarkan penelitian diatas dan berdasarkan pengamatan penulis,
maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk orang tua agar tidak gegabah dalam menanggapi ketika kedapatan
anaknya pacaran namun alangkah baiknya dibicarakan dengan cara baik-
baik dengan anak-anak mereka yang pacaran terutama bagi orang tua yang
anaknya kuliah di Fakultas syariah di Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi karena kalau orang oran tua langsung melarang
anak mereka yang kedapatan pacaran untuk tidak pacaran maka akan
berdampak pada perkuliahan anak-anak mereka.
2. Untuk saudara, atau teman-teman yang sedang kuliah terutama bagi
teman-teman mahasiswa terutama teman-teman mahasiswa Fakultas
Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi agar
tetap mengutamakan kuliah karena itu adalah tujuan utama kita dari
kampung halaman masing-masing merantau kejambi yaitu kuliah atau
menimba ilmu di bangku perkuliahan dan bukan pacaran.
3. Untuk teman-teman yang saat ini masih pacaran, agar membatasi
pergaulannya karena pacaran sangat memberikan efek yang tidak baik
terhadap perkuliahan karena sudah banyak teman-teman yang kuliahnya
terbangkalai karena pacaran, bahkan berhenti kuliah disebabkan pacaran
dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
yang juga memberi dampak pada keluarga seperti contoh bagi perempuan
hamil diluar nikah.
C. Kata Penutup.
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,
yang telah menganugerahkan rahmat-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi. Penulis menyadari penulisan skripsi ini belum tentu
sempurna baik dari isi maupun dari segi penulisannya. Untuk itu, kritikan dan
saran yang konstruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini.
Dalam hal ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu
Dosen yang telah berpartisipasi membimbing penyelesaian skripsi ini. jika
terdapat kesalahan terlebih dahulu penulis mohon maaf yang sedalam-
dalamnya, akhir kata penulis mendo‟akan semoga kita selalu dilindungi Allah
SWT, Amin Ya Rabbal’alamin.
65
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Quran
Al-Quran dan Terjemah, Bandung: Al-Jumanatul „Ali, 2004
B. Buku.
Abdurrahman Al-mukaffi, 2012Pacaran Dalam Kacamata Islam
Jakarta: CV Media Dakwah,
Abdul Muib, Risalah Cinta Jakarta : CV Budi Utama. Hlm 13-14
Anggito, Albi, Setiawan, Johan, 2018. Metodologi Penelitian
kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.
Agrosamdyho, R, 2020, Objektivitas Mahasiswa Dalam
Berwirausaha, Jawa Barat: CV. Media Sains Indonesia.
Asrori, 2020, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner,
Jawa Tengah: CV. Pena Persada.
Ayuhan, 2018, Konsep Pendidikan Anak Salih Dalam Perspektif
Islam, Jogjakarta: CV. Budi Uatama.
Fattah Hanurawan,metode peneltian kulitatif utuk ilmu psikologi,
(jakarta.PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm26
Gafur,Harun, 2015, Mahasiswa dan Dinamika Dunia Kampus,
Bandung: CV. Rasi Terbit.
Mulyadi, Darmo, Edi, Toto, 2015 Pendidikan Agama Islam Akidah
Akhlak, Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Robbins P. Stephen, Timothy A. Judge,2017, Prilaku Organisasi
Organization Behavior, Jakarta: Salemba.
Siswad, Gede, Agusi, 2019, Integrasi Pendidikan Agama Hindu
Dalam Pembelajaran Bahasa Sansekerta, Bali: Nilacakra.
Sugiono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &
D. Bandung: PT. Alpabeta.
Tim Dosen Pai, 2016, STIT Muhammadiyah Berau Kaltim,
Pendidikan Agama Islam, Jogjakarta: CV. Budi Utama.
Tim Ganesa Operation, 2018, Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti, Bandung; Penerbit Duta.
Wahyu, Febriyan, 2020, Berwirausaha Sejak Mahasiswa,
Jogjakarta: CV. Diandra Primamitra Media.
C. Jurnal
Hadi supranto arifin, Ihksan fuady, Engkus Kuswarno. Analisis
yang mempengaruhi persepsi mahasiswa untirta terhadap
keberadaan perda syariah di kota serang, (Edisi 28 juni
2017). Hlm 1
Fahimah. Kewajiaban orang tua terhadap anak dalam perspektif
islam (institute agama islam Bengkulu, jurnal). Hlm1
D. Publikasi Ilmiah
Alan surya, transformasi konsep pacaran pada anggota komunitas
pelajar tanpa pacaran (PTP) Surabaya, (tesis,universitas
islam negeri sunan ampel,2017)
Aisyah, Dampak negative pergaulan bebas terhadap generasi
muda menurut tinjauan pendidikan islam. (skripsi,fakultas
tarbiyah dan keguruan 2013).hlm8
Cristine ohee, pengaruh status hubungan berpacaran terhadap
prilaku pacaran beresiko pada mahasiswa perantau asal
papua di kota Surabaya (skripsi: universitas airlangga,
Fakultas Kesehatan,2018)
Muhammad daud, prilaku pacaran di kalangan pelajar SMP
Negeri 1 belat dI desa penarah kecamatan belat kabupaten
karimun(skripsi,universitas maritim raja ali haji,fakultas studi
sosiologi,2016)
E. Website
Diakses Melalui Laman:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/mahasiswa#::text=Mahasiswa
%20adalah%20sebutam%bagi%20suatu%20negara.
Diakses Melalui laman: https://id.m.wikipedia.org/wiki/orang_tua,
DiaksesMelaluiLamaan:
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/
2020//10/22/133000569/pengertian-ciri-ciri-dan-faktor-
penyebab-pergaulan -bebas,
Diakses Melalui Laman: https://id.m.wikipedia.org/wiki/orang_tua,
Pada Tanggal 14 Januari, Jam 00:50 Wib
Diakses Melalui KBBI Online.
Daftar Riwayat Hidup
A. Informasi Diri
Nama : Din Khairudin
Tempat Dan Tanggal Lahir : Rantau Panjang, 27-april-2000
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Pasar Rantau Panjang
B. Riwayat Pendidikan
S1 : UIN SULTHAN TAHAHA JAMBI (2021)
SMA : SMA N 2 MERANGIN (2017)
SMP : SMP N 2 MERANGIN (2014)
SD : SD N 31 MERANGIN (2011)
DAFTAR INFORMAN
No Nama Keterangan
1. Suryadi Orang Tua Mahasiswa
2. May Siyah Orang Tua Mahasiswi
3. Usman Khalidi Orang Tua Mahasiswa
4. Muthar Jaya Orang Tua Mahasiswa
5. Sidik Orang Tua mahasiswa
6. Nur Aini Orang Tua Mahasiswa
7. Parman Orang Tua Mahasiswa
8. Rahman Orang Tua Mahasiswa
Lampiran-Lampiran
Instrument Pengumpulan Data (IPD)
Skripsi
PERSEPSI ORANG TUA MAHASISWA TERHADAP PRILAKU
PACARAN DI FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
NO Jenis data Metode Sumber Data
1. Sejarah Fakultas
Syariah UIN jambi
Wawancara Dosen / Setaf
2. Visi dan Misi Fakultas
Syariah
Wawancara
Dokumentasi
Dosen / Setaf
3. Struktur Organisasi
Fakultas Syariah
Wawancara Dosen
A. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumen
1 Sejarah berdirinya fakultas syariah Arsip fakultas
2 Struktur organisasi Arsip fakultas
3 Visi dan misi Arsip fakultas
B. Butir – Butir Wawancara
No Jenis Data Sumber data dan subtansi wawancara
1.
Bagaimana tanggapan orang
tua terhadap perilaku pacaran
di fakultas syariah
- Orang Tua Mahasiwa
- Bagaimana Tanggapan anda
terhadap mahasiswa yang
Berpacaran?
2.
Apa Saja factor Yang
Mempengaruhi Tanggapan
Orang Tua Terhadap Perilaku
Pacaran Di Kalagan Mahasiswa
Fakultas Syariah Di
Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi?
- Orang Tua Mahasiwa
- Apa saja factor yang
mempengaruhi tanggapan orang
tua terhadap perilaku pacaran?
3.
Apa saja dampak Yang di
timbulkan dari persepsi orang
tua terhadap Perilaku Pacaran
Di Kalagan Mahasiswa
Fakultas Syariah Di Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi?
- Orang tua
- Apa saja dampak yang akan di
timbulkan dari persepsi anda
terhadap prilaku pacaran?
4.
Documentasi
Foto Bersama Dosen Fakultas Syariah
Foto Bersama Bapak Suryadi Orang Tua Dari Mahasiswa Sania
Foto Bersama Bapak Sidik Orang Tua Dari Mahasiswa Arjun
Foto Bersama Ibuk May Siyah Orang Tua Dari Mahsiswa Asifa
Zifaraya