Post on 24-Apr-2023
PENYAKIT BLAS DAUN (Pyricularia oryza Cav.) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa
L.)
PAPER
OLEH :NURNI WAHIDAH / 140301080
AGROEKOTEKNOLOGI IIA
LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
PENYAKIT BLAS DAUN (Pyricularia oryzae Cav.) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa
L.)
PAPER
OLEH :NURNI WAHIDAH / 140301080
AGROEKOTEKNOLOGI IIA
Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk DapatMengikuti Praktikal Tes di Laboratorium DasarPerlindungan Tanaman Sub Penyakit, Program StudiAgroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara
Diketahui Oleh :Asisten Penanggung Jawab Laboratorium
(Ir.Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr)NIP : 1959 0728 1987 02 1001
Asisten Koordinator Asisten Korektor
(Riri Widariyanto) (Medina Shafira) NIM. 110301109 NIM. 120301194
LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN SUB PENYAKIT
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari paper ini adalah “Penyakit Blas
Daun (Pyricularia oryzae Cav.) pada tanaman Padi
(Oryza sativa L.)” yang merupakan syarat untuk dapat
mengikuti praktikal tes di Laboratorium Dasar
Perlindungan Tanaman Sub Penyakit Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada Ir. Lahmuddin Lubis, MP ; Ir.
Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr selaku dosen mata kuliah
dan dosen pembimbing Dasar Perlindungan Tanaman dan
juga kepada abang dan kakak asisten yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................i
DAFTAR ISI .........................................ii
PENDAHULUAN...........................................1Latar Belakang....................................1Tujuan Penulisan..................................2Kegunaan Penulisan................................2
TINJAUN PUSTAKA.......................................3Botani Tanaman....................................3Syarat Tumbuh.....................................5
Iklim..........................................5Tanah..........................................6
Biologi Penyakit..................................7Gejala Serangan...................................8Faktor Yang Mempengaruhi..........................9Pengendalian......................................9
KESIMPULAN DAN SARAN.................................15Kesimpulan.......................................15Saran............................................15
DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan
berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal
dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan
subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman
padi diZhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun
Sebelum masehi. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di
Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM.
Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi
adalah, Bangladesh Utara, Birma, Thailand, Laos,
Vietnam (Alexopoulos,1979).
Padi (Oryza sativa L.) tumbuh baik di daerah tropis
maupun sub-tropis.
Untuk padi sawah, ketersediaan air mampu menggenangi
lahan tempat penanaman sangat penting. Oleh karena air
menggenang terus menerus maka lahan sawah harus
memiliki kemampuan yang tinggi, seperti tanah lempung.
Untuk kebutuhan air tersebut, diperlukan sumber mata
air yang besar, kemudian ditampung dalam bentuk waduk.
Dari waduk inilah sewaktu – waktu air dapat dialirkan
selama periode pertumbuhan padi sawah (Chumley,1990).
Pentingnya padi sebagai sumber utama makanan pokok
dan dalam perekonomian bangsa Indonesia tidak
seorangpun yang menyangsikannya. Karena itu faktor yang
mempengaruhi tingkat produksinya sangat penting
diperhatikan. Salah satu faktor itu adalah hama dan
penyakit (Semangun, 1991).
Penyakit blas merupakan salah satu penyakit
penting pada padi, baik padi
lahan kering maupun padi lahan sawah. Secara umum gen-
gen tersebut meliputi: gen reseptor ketahanan tanaman
terhadap patogen, yaitu gen yang menghasilkan protein
penangkap molekul sinyal patogen Qigand. Gen ini akan
menjadi aktif dengan adanya serangan patogen di awal
proses infeksi, sehingga akan menentukan respon
ketahanan selanjutnya dari tanaman, gen transduksi
sinyal, yaitu gen yang berperan dalam menghasilkan
protein penerus sinyal patogen yang ditangkap oleh
reseptor kedalam lintasan transduksi/penyebaran sinyal
intraseluler, sehingga sinyal dapat sampai ke inti sel
tanaman, dan gen ketahanan di dalam genom inti akan
mensintesis molekul yang berfungsi dalam mekanisme
ketahanan pada tanaman (Rossman,1990)
Epidemi adalah meningkatnya penyakit dengan hebat
pada waktu dan wilayah tertentu dalam satu populasi
tumbuhan. Epidemi terjadi pada jangka waktu tertentu,
jadi tidak selalu terjadi. Epidemi terjadi pada tempat,
ruang atau wilayah tertentu, jadi tidak merata. Pada
tanaman semusim biasanya epidemi berkembang lebih cepat
dalam hitungan minggu dibandingkan dengan yang terjadi
pada tanaman berkayu tahunan ( tanaman keras ) seperti
Pohon buah– buahan dan pepohonan hutan ( Agrios,
1996 ).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui gejala penyakit blas (Pyricularia oryzae Cav.)
pada tanaman padi (Oryza sativa L.) serta cara
pengendaliannya.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai
salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal tes
di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub–
Penyakit, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Botaninya tanaman padi (Oryza sativa L.)
diklasifikasikan kedalam Kingdom : Plantae, Divisi :
Spermatophyta, Sub Divisi : Angiospermae,
Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Graminales, Family
: Graminae, Genus : Oryza, Spesies :
Oryza sativa L. (Steenis, 2003)
Akar padi (Oryza sativa L.) keluar kira-kira 5-6
hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek
itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan dari
sejak ini perkembangan akar-akar serabut tumbuh
teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas,
kira-kira umur 15 hari, akar serabut berkembang dengan
pesat (Soerodikoesoemo, 1993).
Batang padi (Oryza sativa L.) tersusun dari
rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan
yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi
di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke
bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang
terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan
ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai
ruas-ruas yang berdiri sendiri (Iriany,2010).
Daun padi (Oryza sativa L.) terdiri dari helai
daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah
daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara
helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan
lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi
yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari
atas bisaanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera
mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun
yang terbesar. (Campbell,2003).
Malai padi (Oryza sativa L.) terdiri dari sekumpulan
bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku
paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan
sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya
3
terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-
cabang kedua (Anggara, 2009).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya
mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan
bakal buah yang di atas. Jumlah benang sari ada 6 buah,
tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar
serta mempunyai kandung serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang
berbentuk malai denganwarna pada umumnya putih atau
ungu (Departemen Pertanian, 1983).
Buah padi (Oryza sativa L.) tertutup oleh lemma dan
palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan
pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain
membentuk sekam (kulit gabah). Dinding bakal buah
terdiri dari tiga bagian: bagian paling luar disebut
epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan
bagian dalam disebut endocarpium (Kusdianti,2009).
Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang
mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh
embryo (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni
dibagian lemma (Badar, 2011).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dapat tumbuh di daerah
tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat
LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan
musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik
adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat
ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau
produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia.
Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat
menurun karena penyerbukan kurang intensif (Steenis,
2003).
Padi (Oryza sativa L.) dapat ditanam pada mulai dari
daratan rendah sampai daratan tinggi. Di dataran rendah
padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan
temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi
650-1.500 m dpl dengan temperature 19-23 derajat C.
Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa
naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan
pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan
tanaman (Nabilussalam, 2011).
4
Tanah
Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat
atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah
permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur
dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH
4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH
tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah
berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman
padi.Karena mengalami penggenangan, tanah sawah
memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen
dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk
mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan
pengolahan tanah yang khusus (Kimball, 1992).
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim
yang sangat bermanfaat di Indonesia karena menjadi
bahan makanan pokok.Tanaman ini dapat tumbuh pada
daerah mulai dari daratan rendah sampai daratan
tinggi.Bila didataran tinggi kita mengenal padi gogo,
maka didataran rendah kita mengenalnya dengan padi
sawah.Umumnya padi dapat dibudidayakan sampai pada
ketinggian 1.200 m dpl (Nabilussalam, 2011).
Biologi Penyakit
Penyakit blas daun padi disebabkan oleh jamur yang
diklasifikasikan kedalam Kingdom : Plantae, Divisi :
Mycota, Subdivisi : Eumycotina, Kelas : Deuteromycetes,
Ordo : Moniliales, Famili : Moniliaceae, Genus :
Pyricularia, Spesies : Pyricularia oryzae Cav. (Alexopoulus
dan Mims, 1979).
Konidiofor jamur blas (Pyricularia oryzae Cav.)
berbentuk panjang bersekat – sekat, jarang bercabang,
tunggal, berwarna kelabu, membentuk konidium pada
ujungnya. Konidium ini berbentuk bulat telur dengan
ujung runcing, jika masak bersekat 2, dengan ukuran 0-
22 x 10-12 µm ( Barnett, 1960 ).
Jamur Pyricularia oryzae Cav. menghasilkan Toxin
Pyricularian yang mana mendukung pertumbuhan tanaman
yang sangat lemah tetapi Phytotoxic pada konsentrasi
yang tinggi. Seperti Drechslers oryzae, jamur ini juga
menghasilkan enzim – enzim proteolytic yang membantu
menembus dinding sel (Singh, 2001).
Konidianya berbentuk seperti buah alpokat dan
bersel tiga, konidia ini dibentuk pada ujung suatu
tangkai dan umumnya dilepas pada malam hari saat ada
embun atau angin. Jamur ini berkembang biak bila jarak
tanam rapat sehingga kelembaban tinggi dantanaman
dipupuk nitrogen secara berlebihan. Penyebaran konidia
jamur ini dapat terjadi melalui benih dan angin. Sisa
tanaman di lapangan dan inang lain terutama jenis padi
padi – padian yang terinfeksi dapat menjadi sumber
penularan bagi pertanaman padi berikutnya
( Harahap,1989)
Gejala Serangan
Jika tanaman telah ditulari dengan spora – spora
jamur Jamur blas ( Pyricularia oryzae Cav.)
maka pada daun tampak bintik – bintik kecil. Warna
bintik – bintik itu ungu kekuning – kuningan, kemudian
lama – lama menjadi membesar dan terdapat titik kecil
berwarna putih ditengahnya. Jumlah titik ungu
kekuningan bisa banyak atau sedikit tergantung Tingkat
serangan jamur dan ketahanan varietas padi yang ditanam
(Siregar,1981)
Gejala pada daun, yang sering disebut sebagai blas
6
daun (Leaf blas), berbentuk bercak – bercak jorong
dengan ujung – ujung runcing. Pusat bercak berwarna
kelabu atau keputih – putihan dan biasanya mempunyai
tepi coklat atau coklat kemerahan. Bentuk dan warna
bercak bervariasi tergantung dari keadaan
lingkungan, umur bercak, dan derajat ketahanan jenis
padi. Pada daun tua bercak
agak kecil dan lebih bulat, sehingga mirip dengan
bercak Drechslers oryzae (Semangun, 1993).
Gejala tipe akut berbentuk bulat, becak hijau tua
dengan bagian ujung
runcing, akhirnya berkembang menjadi berbentuk
gelendong / kumparan. Pada bagian tengah kelihatan
adanya koloni penyebab penyakit yang disebabkan oleh
konidiapor dan konidia. Biasanya penyebab penyakit
tumbuh pada kondisi yang sesuai yang menyebabkan
tanaman rentan (Luh, 1991).
Tangkai malai dapat membusuk dan patah, sehingga
penyakit ini disebut pula busuk leher. Bila infeksi ini
terjadi sebelum masa pengisian bulir, maka dapat
terjadi kehampaan pada bulir. Batang pun dapat
terinfeksi akibat penularan dari pelepah daun, sehingga
batang membusuk dan mudah rebah (Harahap, 1989).
Proses infeksi pada saat daun dalam keadaan basah
dan pada kondisi lingkungan yang mendukung,
perkecambahan akan terjadi setelah 3 jam. Jika konidia
melewati masa kering selama 24 jam maka perkecambahan
akan tertunda. Setelah terjadi infeksi hifa akan
mempenetrasi melalui epidermis. Kolonisasi tergantung
dari salah satu faktor seperti genetik, umur tanaman
inang, nutrisi dan faktor lingkungan seperti suhu dan
tanah (Abadi, 2005 ).
Sporulasi terjadi ketika kelembaban diatas 90 %
dibawah kondisi optimum, konidiofor dibentuk selama 4 -
6 jam. 1 konidium dibentuk 40 menit. Sejumlah spora
dihasilkan oleh beberapa luka yang telah ditemukan pada
hari yang ke enam berupa luka. Sporulasi maksimum
terjadi pada 7 – 12 hari setelah inokulasi, sporulasi
berlanjut sampai 60 hari (Luh, 1991).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur blas
sangat dipengaruhi oleh faktor luar. Kelebihan nitrogen
menambah kerentanan tanaman, demikian pula halnya
7
dengan kekurangan air. Diduga bahwa kedua faktor
tersebut menyebabkan berkurangnya kadar silisium
tanaman. Karena penyakit dibantu oleh kekurangan air,
Pada umumnya padi tanah kering (gogo) mendapat serangan
yang lebih berat dari pada padi sawah (Semangun, 1993).
Pada tanah dengan derajat keasaman berkisar antara
pH 5,6 – 6,5 pertanaman padi senantiasa bebas dari
serangan jamur blas dan juga tanah yang sudah lama
tidak ditanami tanaman padi, pertanaman padi yang
pertama setelah tanah remaja itu digunakan untuk
bertanam padi maka akan terdapat serangan jamur blas
yang lebih berat lagi ( Siregar, 1981 ).
Pengaruh angin umumnya secara tidak langsung dalam
hal peranannya terhadap kelembaban udara dan terjadinya
embun. Sedangkan pengaruh langsung-
nya adalah terhadap penyebaran spora, penyebaran
serangga vektor dan pelukaan
akibat gesekan oleh tiupan angin. Pelepasan dan
pemencaran konidia jamur blas sangat dipengaruhi oleh
kecepatan angin. Menurut beberapa penelitian didapatkan
bahwa pada kecepatan 3 - 5 m/s. Konidia akan terlepas
8
dari konidiofor bahkan dalam keadaan tertentu dapat
terjadi pada kecepatan 1 meter per detik (Susanto,
2007).
Pengendalian
Pemupukan yang seimbang, mengusahakan agar
persemaian dan pertanaman padi memperoleh air yang
cukup, penanaman jenis–jenis padi tahan yang tersedia,
tidak memakai biji dari tempat–tempat yang terjangkit
sebagai benih, mengobati benih dengan seed dressing,
membakar jerami dari pertanaman–pertanaman yang sakit
untuk mengurangi sumber infeksi, mengatur jarak tanam
agar tidak terlalu rapat untuk mengurangi kelembaban
(Semangun, 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Abadi. A., 2005. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Bayumedia.
Jakarta.
Agrios.G., 1999. Ilmu Penyakit Tumbuhan.Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.
Andoko.A., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. PenebarSwadaya. Jakarta.
Barnett.H., 1960. Imperfect Fungi. Burgess Publishing
Company.Virginia.
Dwidjoseputro.D., 1975. Pengantar Mikologi. Alumni.Malang.
Harahap.I., 1988. Pengendalian Hama Penyakit Padi.Penebar Swadaya. Jakarta.
Luh.B., 1991. Rice Production. University ofCalifornia. New York.
Oka.I., 1993. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tanaman.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Semangun.H., 1993. Penyakit – Penyakit Tanaman panganDi Indonesia. UGM-Press.Yogyakarta.
Singh.R., 2001. Plant Diseases.Oxford & IBH PublishingCO. New Delhi.
Siregar.H., 1981. Budidaya Tanaman Padi Di Indonesia.Suatra Hudaya. Jakarta.
Sugeng.H., 2001. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu.Semarang.
Sudjadi, 1983. Penelitian Epidemiologi Penyaki BulaiJagung di daerah lampung. Dalam Prosiding Kongres Nasional PFIVII. Medan. Makalah no.15
Susanto.A, B. Hadisutrisno, A. Tjokrosoedarsono., 2007.Peranan Anasir Cuaca Terhadap PerkembanganPenyakit Cacar TehDiperkebunan Teh NV Tambiwonosobo. Dalam Prosiding Kongresnasional PFI Mataram.
KESIMPULAN
1. Penyakit blas daun (Phyricularia oryzae Cav.)
menyerang tanaman Padi (Oryza sativa L.)
2. Jamur Phyricularia oryzae Cav. Memiliki konidiofor
bersekat tiga.
3. Gejala yang timbulkan jamur Phyricularia oryzae Cav.
Berupa bercak jorong yang berujung runcing pada
daun padi (Oryza sativa L.)
4. Pertumbuhan jamur Phyricularia oryzae Cav. sangat
dipengaruhi oleh kelebihan penggunaan pupuk N,
kekurangan air, dan kecepatan angin.
5. Jamur ini dapat dikendalikan dengan penggunaan
pupuk yang seimbang dll.