Post on 18-Jan-2023
LAPORAN MINGGUANPRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KelulusanPraktikum Kimia Dasar
Oleh : Nama : Cut Rifafitri
HanifahNRP : 103020040Meja : 8 (delapan)Kelompok : II (dua)Asisten : Ihfan PraistamaTanggalPercobaan
: 12 Oktober 2010
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2010
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang
Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, dan (3)
Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Pengenalan alat-alat pratikum merupakan salah
satu hal yang sangat penting dalam kegiatan praktikum
Kimia Dasar yaitu sebagai penunjang dalam menggunakan
alat-alat di laboratorium agar tidak terjadi
kecelakaan ataupun kesalahan dalam penggunaan alat-
alat tersebut. Oleh karena itu, pengenalan peralatan
laboratorium sangat penting agar praktikum dapat
berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
menguasai jenis-jenis, nama masing-masing alat,
prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar.
Agar praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan
kesalahan.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan
identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat
praktikun serta fungsi dari masing-masing alat
tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk
menggunakannya.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Batang
Pengaduk, (2) Cawan Uap, (3) Gelas Kimia, (4) Labu
Erlenmeyer, (5) Buret, (6) Tabung Reaksi, (7) Kaca
Arloji, (8) Corong, (9) Mortar dan Pastle, (10) Kawat
Kasa, (11) Kaki Tiga, (12) Labu Ukur, (13) Gelas
Ukur, (14) Pipet, (15) Spatula, (16) Statif,
(17) Klem, (18) Tang Krus, (19) Penjepit Tabung
Reaksi, dan (20) Rak Tabung Reaksi.
2.1. Batang Pengaduk
Alat laboratorium ini terbuat dari bahan gelas
padat yang mempunyai karakteristik khusus misalnya
tahan panas. Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk
suatu campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan
reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu
menuangkan/mendekantir cairan dalam proses
penyaringan.
2.2. Cawan Uap
Alat laboratorium ini terbuat dari bahan
porselein, yakni mempunyai keunggulan tahan terhadap
suhu tinggi dan tidak tembus sinar. Cawan uap bisa
disebut juga dengan cawan porselein. Alat ini
digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan
dengan pemanasan. Fungsi dari cawan ini bisa sebagai
tutup dari gelas kimia.
2.3. Gelas Kimia
Alat laboratorium ini berupa gelas tinggi,
berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap
panas hingga suhu 200° C atau terbuat dari plastik.
Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Fungsi
Gelas Kimia :
Untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi
Menampung zat kimia
Memanaskan cairan
Media pemanas cairan
2.4. Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya.
Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsi Labu
Erlenmeyer :
Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
Menampung filtrat hasil penyaringan
Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada
proses titrasi
Pada pengujian mikrobiologi, digunakan sebagai
tempat pembiakan mikroba
2.5. Buret
Alat laboratorium ini terbuat dari bahan gelas.
Mempunyai skala dan kran. Digunakan untuk melakukan
titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran)
ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi
sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai
dapat dilihat pada skala.
2.6. Tabung Reaksi
Alat laboratorium ini berupa tabung yang kadang
dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat
tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Fungsi
Tabung Reaksi :
Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
2.7. Kaca Arloji
Alat laboratorium ini terbuat dari bahan kaca
bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsinya :
Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan
sampel
Tempat saat menimbang bahan kimia
Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
2.8. Corong
Alat laboratorium ini terbuat dari plastik atau
kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas
bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang
dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan
kertas saring ke dalam corong tersebut. Fungsi corong
adalah untuk menyaring campuran kimia dengan
gravitasi. Serta untuk memindahkan zat dari wadah yang
besar ke wadah yang diameternya lebih kecil.
2.9. Mortar dan Pastle
Alat ini terbuat dari bahan porselen, kaca atau
batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan
dan mencampurkan padatan kimia. Mortar itu alat yang
untuk menghaluskan, sedangkan pastle itu adalah wadah
yang hampir mirip seperti cawan.
2.10. Kawat Kasa
Kawat kasa yang dilapisi dengan asbes, digunakan
sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari
suatu pembakar. Serta untuk alas wadah saat
pembakaran.
2.11. Kaki Tiga
Alat laboratorium ini terbuat dari bahan besi
yang digunakan untuk menahan kawat kasa dalam
pemanasan.
2.12. Labu Ukur
Alat laboratorium ini berupa labu dengan leher
yang panjang dan bertutup. Terbuat dari kaca dan tidak
boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya
mulai dari 1 mL hingga 2 L. Untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
2.13. Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam
bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia
bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk
mengukur larutan atau pelarut dalam kondisi panas.
Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala. Tingkat
ketelitian gelas ukur lebih tinggi dari pada gelas
kimia.
2.14. Pipet
Pipet adalah salah satu alat yang sering
digunakan oleh analis. Pipet merupakan alat yang
digunakan untuk mengambil larutan dalam volume
tertentu. Ada dua jenis pipet yang digunakan dalam
melakukan pengukuran yaitu pipet ukur dan pipet volum.
Sebagaimana penggunaan buret, pipet juga mempunyai
teknik di dalam penggunaannya.
2.15. Spatula
Spatula logam terbuat dari bahan stainles steel,
bibir lonjong, Panjang: 150 mm. Kegunaan untuk
pengambil zat yang tidak bereaksi dengan logam.
2.16. Statif
Statif digunakan sebagi penyanggah buret pada
saat percobaan.
2.17. Klem
Klem buret untuk menjepit buret pada saat
percobaan berlangsung.
2.18. Tang Krus
Untuk mengangkat alat yang sedang dipanaskan.
2.19. Penjepit Tabung Reaksi
Untuk menjepit tabung reaksi pada saat percobaan
berlangsung.
2.20. Rak Tabung Reaksi
Menyimpan tabung reaksi yang berisi larutan-
larutan yang sedang diuji pada saat percobaan
berlangsung.
III ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Alat-Alat yang
Digunakan dan (2) Metode Percobaan.
3.1. Alat-Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam Laboratorium Kimia
Dasar adalah batang pengaduk, cawan uap, gelas kimia,
labu erlenmeyer, buret, tabung reaksi, kaca arloji,
corong, mortar dan pastle, kawat kasa, kaki tiga, labu
ukur, gelas ukur, pipet, spatula, statif, klem, tang
krus, penjepit tabung reaksi dan rak tabung reaksi.
3.2. Metode Percobaan
3.2.1. Batang pengaduk
Batang pengaduk dimasukkan ke wadah yang
larutannya akan diaduk sampai larutan yang diaduk
tercampur rata.
3.2.2. Cawan uap
Larutan yang akan dikristalisasikan dimasukkan ke
dalam cawan penguap ini lalu panaskan di atas bunsen.
3.2.3. Gelas Kimia
Jika ingin mereaksikan zat kimia bisa menggunakan
gelas kimia dengan cara larutan yang akan direaksikan
dimasukkan ke dalam gelas kimia. Gelas kimia juga bisa
sebagai wadah untuk memanaskan reaksi dengan cara
larutan yang akan di masukkan ke dalam gelas kimia
lalu letakkan di atas bunsen.
3.2.4. Labu Erlenmeyer
Larutan dimasukkan atau dituangkan ke dalam labu
Erlenmeyer, api spirtus dinyalakan kemudian labu
Erlenmeyer digoyangkan di atas api spirtus dengan
menggunakan penjepit.
3.2.5. Buret
Saat buret diisi, tutup kran dan gunakan corong
saring. Agar larutan dapat mengalir dengan lancar,
angkat corong saat memasukan larutan. Buret diisi
hingga skala 0. Miniskus dibaca dengan benar. Lap
bagian atas buret dengan tissue agar tetesan larutan
yang menempel pada bagian dalam buret tidak menetes.
Sebelum digunakan, buret dipastikan agar tidak
bocor dan kran dapat berfungsi dengan baik. Dipastikan
pula, sudah tidak terdapat gelembung di bagian bawah
buret.
Keluarkan larutan dari buret hingga mencapai
titik akhir. Titik akhir ditandai dengan adanya
perubahan fisik.
Bilas bagian bawah buret dengan bantuan botol
semprot. Demikian pula dinding bagian dalam
erlenmeyer.
3.2.6. Tabung Reaksi
Pemanasan cairan dalam tabung reaksi : jangan
sampai mulut tabung reaksi diarahkan kepada praktikan
baik diri sendiri maupun orang lain. Tabung reaksi
dijepit pada bagian dekat dengan mulut tabung oleh
penjepit tabung reaksi lalu posisi tabung ketika
dipanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali
dikocok. Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah
pemanasan
3.2.7. Kaca Arloji
Larutan yang akan dipanaskan diletakkan dalam
cawan porselen lalu tutup dengan menggunakan kaca
arloji.
3.2.8. Corong
Saat buret diisi, kran ditutup, dan corong
digunakan. Agar larutan dapat mengalir dengan lancar,
corong diangkat saat larutan dimasukan.
3.2.9. Mortal dan Pastle
Zat berupa padatan dimasukan pada pastle lalu
ditumbuk menggunakan mortar.
3.2.10. Kawat Kasa
Letakkan tabung Erlenmeyer di atas kawat kasa
lalu dipanaskan dengan
menggunakan spirtus.
3.2.11. Kaki Tiga
Letakkan tabung Erlenmeyer di atas kawat kasa
setelah itu taruh diatas kaki tiga sebagai alat
penyangga lalu dipanaskan dengan menggunakan spirtus.
3.2.12. Labu Ukur
larutan yang akan diencerkan diisi atau padatan
yang akan dilarutkan. Cairan yang dipakai ditambahkan
sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, dikocok
kemudian labu dipenuhkan sampai tanda batas. Sumbat
labu, dipegang tutupnya dengan jari, dikocok dengan
cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
3.2.13. Gelas Ukur
Cairan yang akan diukur dimasukkan ke dalam gelas
ukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala
yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala
di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala
harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah
garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya
gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3.2.14. Pipet
Bulp pipet ditekan sampai kempis. Kemudian bulp
ditempatkan pada ujung pipet. Pipet dikeluarkan dari
wadah larutan dan lap bagian luar pipet dengan tissue.
Larutan diisap dengan pipet filler (jangan pernah
gunakan mulut) hingga kurang lebih 2 cm melebihi tanda
batas graduasi. Dengan cepat lepas bulp dari ujung
pipet dan letakkan jari telunjuk anda pada ujung
pipet. Lepas sedikit-demi sedikit secara hati-hati
jari telunjuk yang menutupi pipet. Larutan akan turun
secara perlahan-lahan. Berhenti sampai tanda batas
miniskus.
Supaya lebih mahir dalam menggunakan pipet, perlu
mempelajarinya dengan menggunakan air sampai mampu
menggunakan pipet secara konsisten dan akurat.
3.2.15. Spatula
Zat yang tidak bereaksi dengan logam (serbuk)
diambil dengan menggunakan spatula.
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil
Pengamatan dan (2) Pembahasan.
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengenalan Alat di
Laboratorium
NO NAMA DAN
GAMBAR ALAT
METODE
ALAT
FUNGSI
ALAT
PRINSIP
ALAT
1.
Corong
Taruh corong diatas wadah yangdiameternya lebih kecil, larutan dituangkankedalam corong.
Untuk memindahkan zat dari wadah yang besar ke wadah yang diameternya lebih kecil.
Berdasarkan perbedaandiameter mulut corong, diameter besar untuk memasukancairan dan diameter kecil untuk mengeluarkan cairan.
2.
Gelas Ukur
Masukanlarutan kedalamgelasukur,kemudianlihatskala digelasukur.
Untukmengukurvolumelarutandengantingkatketelitiannya yanglebihteliti.
Memilikigaris-garissebagaitandauntukmenghitung ataumengukurvolumesuatucairan.
3.
PipetVolumetri
Pipet inimenggunakan alatbantufiller.Fillerdipencetuntukmemasukkanlarutan kepipet.
Mengambillarutandenganvolumetertentu.
Berdasarkanpemindahan larutandenganvolumetertentu.
4.
Tabung reaksi
Jepittabungreaksipadabagiandekatmuluttabung.Letakkandi atasbunchenatau apispirtus.
Mereaksikan ataumenyimpanzat.Sertauntukpemanasanlarutan.
Alat inidigunakanuntukmereaksikan suatularutandalamjumlahsedikit.
5.
PenjepitTabung Reaksi
Jepittabungreaksipadabagiandekatmuluttabungpada saatsedangmelakukkanpemanasanatau
Untukmenjepittabungreaksi.
Digunakanuntukmenjepittabungreaksi.
pembakaran.
6.
Plat Tetes
Bahan yangdi uji diteteskanke dalamplattetes.
Untukmenyimpansampel.
Tempatpenyimpansampeldalamskalayangkecil.
7.
Statif danKlem Buret
Letakanburet padapenjepitburet(klemburet)yang sudahterpasangpadastatif
Statifdigunakansebagipenyanggah buret,Klemburetuntukmenjepitburet
Statifsebagaipenyanggaburetsedangkanklemsepertipenjepit,sehinggadigunakanuntukmenahanburetagartidakjatuh.
8.
Kawat Kasa
Taruhwadah diatas kawatkasa untukmelakukanpemanasanlarutan.
Meratakanpanas.
Sebagaialasdalampenyebaran panasyangberasaldarisuatupembakar.
9. Masukkanlarutan ke
Menitrasilarutan.
Alat inidigunakan
LabuErlenmeyer
dalam labuerlenmeyeryangberisilarutanyang akanditritrasi, kemudianlihatperubahanyangterjadi.
untukmenitrasisuatularutan.
10.
TabungSentrifugal
Masukkankoloid kedalamtabung,lalutunggubeberapasaat,endapanakantampak diujungbawahtabung.
Untukmemisahkan antaralarutandenganendapan,contohnyakoloid.
Sebagaipemisahanlarutandenganendapan.Denganprinsipnya adalahperbadaanmassajenisnya.
11.
Kaki Tiga
Taruhwadahsepertilabuerlenmeyerdi ataskawatkasa. Lalupanas kandenganmenggunaka
Sebagaipenyanggakawatkasadalamprosespemanasanataupembakaranlarutan.
Digunakanuntukpenyanggakawatkasakarenamemilikitiga kakiyangdapatdigunakan
n bunchenatau apispirtus.
sebagaipenahan.
12.
Rak TabungReaksi
Simpanbeberapatabungreaksiyang telahdiisilarutan anyang telahdi campur.
Menyimpantabungreaksi.
Alat inidigunakansebagaiwadahtabungreaksikarenamemilikirongga-ronggayang bisadigunakanuntukmenyimpantabung-tabungreaksi.
13.
Kaca Arloji
Letakkanzat diatasarloji,kemudiantimbangdenganmenggunakkan neraca.
Sebagaitempatuntukmenimbangzat kimiasertasebagaipenutupgelaskimia.
Berbentuksepertipiringsehinggabisadigunakansebagaitempatuntukpenimbang.
14. Tekan kedua ujungtang krusjepit alatyangsedang di
Untukmengangkat alatyangsedang dipanaskan.
Digunakanuntukmenjepitalat-alatpanasseperti
Tang Krus
panaskan. cawan.
15.
Cawan uap
Letakkanair lautdalamcawan lalupanaskan.Nanti akanterjadikristal-kristalyangterdapatpadacawan.
Tempatuntukmenguapkanlarutan.
Terbuatdariporselenyangtahanpanas,jadibiasadigunakanuntukpenguapanlarutankarenabiasdipanaskan.
16.
Buret
Tutupkran,masukkanlarutan kedalamburetdengancorong,masukkanlarutansampaiskala 0.Buka kran
Mengeluarkanlarutantitrasidenganvolumetertentusampaititikakhiryangditandaidenganadanya
Bentuknyasepertitabungpanjangyangdapatmenampungsuatularutan,sehinggadapatdigunakanuntuk
secaraperlahan-lahansampai adaperubahanwarna.
perubahanwarna.
prosestitrasi.
17.
Botol Timbang
Masukkanlarutanyangmassanyaingin diketahuikemudiantimbang
Sebagaiwadahmenimbanglarutanyangberwujudcairdenganvolumetertentu
Berdasarkan beratdaribotoltimbangyangberbeda-beda.Botoltersebutdigunakkan untukmenimbang.
18.
Labu Ukur
Masukkanzat, lalutambahkanaquadeshanyasetengahlabu,kemudiankocok-kocok lalutambahkanaquadessampaitandabatas padalabu,
Untukmembuatlarutandengankonsentrasitertentu.
Berdasarkan alatyangtelahkitagunakan,ternyataprinsipdari labuukuryaituuntukmengencerkanlarutan.
setelahitu dikocok-kocok lagiagarlarutannyatercampur.
19.
Gelas Kimia
Masukkanlarutan kedalamgelaskimia,kemudianpanaskandengan apispirtusataubunchen.
Digunakkan untukmenyimpanlarutanyang akandipanaskkan.
Berdasarkangaris-garisyangdigunakansebagaitandauntukmengukur,sehinggaalat inidigunakanuntukmenghitung volumelarutan.
20.
BotolPenyemprot
Masukkanaquades kedalambotol,lalupencetbotolnyaagarakuadeskeluaruntukmembersihkan alat.
Untukmenyimpanaquadessertauntukmembersihkan alat.
Berupatabungyangmempunyaitutup danselangkecildiatasnya, dapatdigunakanuntukaquades.
4.2. Pembahasan
Gelas kimia berupa gelas tinggi, berdiameter
besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari
kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu
200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 ml, 100 ml, dan 2
L.
Labu Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya
semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang
dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 ml sampai 2 L.
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala di
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik
yang tidak tahan panas. Ukurannya 10 mL sampai 2 L.
Buret berupa tabung kaca bergaris dan memiliki
kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 ml dan 10 ml
(mikroburet) dengan skala 0,01 ml, dan 25 dan 50 ml
dengan skala 0,05 ml.
Tabung reaksi berupa tabung yang kadang
dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat
tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Kaca arloji erbuat dari kaca bening, terdiri dari
berbagai ukuran diameter.
Corong terbuat dari plastik atau kaca tahan panas
dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri
dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke
dalam corong tersebut.
Cawan terbuat dari plastik atau kaca tahan panas
dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri
dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke
dalam corong tersebut.
Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya
datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Batang pengaduk terbuat dari kaca tahan panas,
digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
Kawat kasa dilapisi dengan asbes, digunakan
sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari
suatu pembakar.
Labu takar berupa labu dengan leher yang panjang
dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh
terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai
dari 1 ml hingga 2 L.
Botol penyemprot berupa labu dengan leher yang
panjang dan bertutup; terbuat dari plastik dan tidak
boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya
mulai dari 1 ml hingga 2 L.
Statif terbuat dari besi atau baja. Klem terbuat
dari besi atau baja.
Tang krus terbuat dari besi atau baja.
Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari
plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing
serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Botol timbang biasanya digunakan di dalam
menentukan kadar air suatu bahan. selain itu digunakan
untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama
untuk bahan cair dan pasta.
V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan dan
(2) Saran.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi alat yang biasa
digunakan pada saat praktikum, masing-masing alat
mempunyai nama dan fungsinya sendiri-sendiri. Jika
kita mengenal alat-alat tersebut maka akan memudahkan
kita dalam praktikum-praktikum selanjutnya.
5.2. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan yaitu dalam
meggunakan alat-alat praktikum hendaknya kita berhati-
hati terutama pada alat-alat yang mudah pecah. Dan
bagi para praktikan harus mengetahi prosedur
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E., (1999), Kimia Universitas Asas danStuktur, Jakarta : Binarupa Aksara.
Sutrisno, E. T., dan Nurminabari, I. S., (2010).Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung:UNPAS
Anonim, (2010), Teknik Menggunakan Pipet,http://qualitycontrol-07.blogspot.com/2010/03/teknik-menggunakan-pipet.html,2010, diakses :2010/10/11.
Anonim, (2010), Kimia, (http://id.wikipedia.org/wiki/Labu_ukur,2010),diakses : 2010/10/11.
Anonim,(2010), Teknik Menggunakan Buret,http://qualitycontrol-07.blogspot.com/2010/03/teknik-menggunakan-buret.html, diakses : 2010/10/11.