Post on 11-Mar-2023
LAPORAN KULIAH LAPANGANTAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
Malibo Anai Resort, Kec. Kayu Tanam, Kab.Padang Pariaman, Sumatera Barat
23 November 2014
Diajukan untuk memenuhi persyaratan kuliah lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah
OLEH
YOANDA RESKI AMALLIA1301506
KELOMPOK VIIIPENDIDIKAN BIOLOGI REGULER B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan Kuliah Lapangan Taksonomi
Tumbuhan Tingkat Tinggi sesuai dengan waktu yang telah
diberikan, dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan namun demikian penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin agar hasil dari tulisan ini tidak
menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ada.
Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis
bisa menyelesaikan laporan ini. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen yang mengajar mata kuliah Taksonomi Tumbuhan
Tingkat Tinggi yang memberikan pengajaran dan arahan
dalam penyusunan laporan ini, dan tidak lupa kepada
kakak-kakak asisten serta teman-teman semua yang telah
ikut berpartisipasi membantu penulis dalam upaya
penyusunan Laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena tak ada gading yang tak
retak, begitu pula dengan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan ini, dan mudah-mudahan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PNGANTAR....................................... i
DAFTAR ISI..........................................ii
DAFTAR GAMAR........................................
....................................................
iii
DAFTAR TABEL........................................iv
BAB I. PENDAHULUAN.................................. 1
A. Latar Belakang Kuliah Lapangan.............. 1
B. Tujuan Kuliah Lapann........................ 1
C. Waktu dan Tempat Kuliah Lapangan............ 2
D. Deskripsi Wilayah........................... 2
E. Peta dan Foto Lokasi Kuliah Lapangan........ 3
BAB II. PETA KONSEP................................. 4
BAB II. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA.................14
A. Alat dan Bahan..............................14
B. Cara Kerja..................................15
BAB IV. TABULASI DATA, HASIL DAN PEMBAHASAN........23
A. Tabulasi Data.................................23
B. Hasil dan Pembahasan..........................23
BAB V. PENUTUP......................................30
A. Kesimpulan....................................30
B. Saran.........................................30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi Kuliah Lapangan.............. 3
Gambar 2. Foto Malibo Anai......................... 3
Gambar 3. Mengambil objek..........................15
Gambar 4. Memasukkan objek kedalam kantong.........15
Gambar 5. Memasang Label...........................16
Gambar 6. Meletakkan objek diatas kertas Koran.....16
Gambar 7. Objek yang ditutupi Koran................17
Gambar 8. Memberi identitas sementara..............17
Gambar 9. Semua Objek diikat .....................17
Gambar 10. Memberikan Alkohol ....................18
Gambar 11. Mengemas objek yang akan di oven ......18
Gambar 12. Mengemas objek yang akan di oven ......19
Gambar 13. Objek yang sudah dijahit................19
Gambar 14. Objek yang sudah diberi label herbarium. .20
Gambar 15. Mengambil tumbuhan......................20
Gambar 16. Objek didalam botol selai...............21
Gambar 17. Memberi label...........................21
Gambar 18. Memasukkan FAA..........................22
Gambar 19. Menyusun Objek didalam plastic..........22
Gambar 20. Megemas objek ..........................22
Gambar 21. Pogonatum cirratum (Sw.) Brid. ............................23
Gambar 22. Selaginella mollis A. Braun........................................24
Gambar 23. Akar Selaginella mollis A. Braun..............................25
Gambar 24. Batang Selaginella mollis A. Braun..........................26
Gambar 25. Selaginella mollis A. Braun........................................27
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nama objek yang dikoleksi.................23
Tabel 2. Deskripsi Pogonatum cirratum (Sw.) Brid.............24
Tabel 3. Bentuk Hidup Selaginella mollis A. Braun................25
Tabel 4. Akar Selaginella mollis A. Braun..................................26
Tabel 5. Batang Selaginella A. Braun..........................................26
Tabel 6. Daun Selaginella mollis A. Braun...................................27
Tabel 7. Strobilus Selaginella mollis A. Braun.......................28
iv
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya jenis tumbuhan yang berbeda-beda,
memiliki struktur dan ciri khas yang berbeda-beda
pula. Kadang banyak pula yang terdapat di tempat
yang sulit dijangkau ataupun suatu saat akan punah.
Dalam hal ini kita akan mengalami kesulitan untuk
mengenal dan mempelajari dan menyusun klasifikasi
tumbuhan-tumbuhan yang ada ataupun pernah ada. Usaha
yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kesulitan
itu salah satunya adalah dengan cara mengoleksi dan
mengawetkan tumbuhan tersebut, yang disebut dengan
spesimen herbarium.
Kuliah lapangan Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah
ini diadakan untuk memudahkan dalam
pengidetifikasian dan pendiskripsian tumbuhan dengan
pengamatan yang cermat, sehingga dengan begitu dapat
mengelompokkan tumbuhan tersebut kedalam tingkatan
takson yang sesuai, sebagaimana yang telah
dipelajari selama perkuliahan.
Ditemukannya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan itu
bisa menambah pengetahuan dan pengaplikasian teori
perkuliahan yang telah diberikan sekaligus untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi tentang
objek-objek yang selama ini dipraktikumkan.
2
B. Tujuan
1. Memenuhi tugas Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah.
2. Mahasiswa dapat mengenal habitat dari tumbuhan.
3. Mahasiswa dapat mengenal ciri – ciri tumbuhan secara
morfologi, habitat dan sebagainya.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi objek dari ciri
morfologi dan ciri lain yang tampak dari objek.
5. Mahasiswa mampu membuat awetan basah (dengan
menggunakan alkohol dan FAA) dan awetan kering
( dengan membuat herbarium).
6. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai
taksonomi tumbuhan rendah.
7. Mahasiswa mampu menyusun klasifikasi tumbuhan
tingkat rendah
8. Mahasiswa memperoleh pengalaman langsung, baik di
lapangan maupun dalam pembuatan laporan.
C. Waktu Dan Tempat
Hari, tanggal : Minggu, 23 November 2014
Jam : 10.00 sampai selesai
Tempat : Malibo Anai Resort, Kec. Kayu Tanam,
Kab. Padang
Pariaman, Sumatera Barat
D. Deskripsi Daerah
3
Objek wisata yang bernama Puncak Anai dibangun di
areal seluas sekitar 4-5 hektar. Puncak Anai selain
ditata dengan tetap mengedepankan unsur bernuansa
alami, menyediakan fasilitas kolam pemandian tiga
tingkat. Selain dapat menikmati sejuknya air dari
aliran Gunung Tandikek. Tidak hanya tatanan ruang
lingkup yang bernuansa alami, fasilitas fisik juga
dibuat menggunakan batu alam. Selain itu, Puncak
Anai juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas
pondok-pondok santai dengan meja permanen berornamen
batu alam, serta lapangan parker yang
representative.
E. Peta dan Foto Lokasi Kuliah Lapangan
Gambar 1. Peta lokasi KL Taksonomi TumbuhanTingkat Tinggi (Emriyuni, 2014)
BAB IIPETA KONSEP
(Rideng,1989:28-29)
PlantaeCrypotoganeDivisi ThallophytaKelasAlgaeKelas FungiDivisi BryophytaKelasHepaticaeKelas MusciDivisi PteridophytaKelasEquisetinaeKelasLycopodinaeKelasFilicinaePhanerogameDivisi GymnospermaeDivisi AngiospermaeKelasMonocotyledonaeKelas DicotyledonaeTerdiri
6
(Des, 2009 :123-146)
BryophytaKelas HepaticopsidaOrdo MarchantialesOrdo ShaerocarpalesOrdo JugermanialesOrdo ColobryalesKelas AntoocerotopsidaAnthocerotalesKelas BryopsidaAnak kelas SphagnidaeAnak Kelas AndreacidaeAnak Kelas BryidaeAnak Kelas BuxbaumiidaeAnak Kelas PolytrichidaeTerdiri
7
( McElroy, 1968: 81-82)
Karakteristik BryopsidaDauntersusun radial, spiral, bilateralberupa mikrofilmenghadap ke satu arahdorsiventralBatangtegak berbaringSporofitletak di ujung batangwarnanya hijauada organ steril (parafisa)ReproduksiVegetatifGeneratifEkologitanahpasir lembabbebatuanpohon dan cabangpadang rumputpayarawayait
8
(Tjitrosomo, 1984: 103-105)
(Citrosupomo, 1994 : 92-93)
(Heddy, 1990: 228)
(Citrosoepomo, 1994 : 93)(Kimball, 1983 : 339-340)(Tjitrosomo, 1984: 99)
Sporofitkakitangkaisporangiumkotak sporakaliptrakolumellakapsulgeligipenutupTerdiri
10
(Citrosupomo, 1998: 211-213)
( McKnight, 1962: 67)
Karakteristik Bryalestingkat diferensiasi kapsul sporanya lebih tinggisporangium punya satu tangkai elastiskapsul sporanya bersifat radial (dorsiventral)sporangium muda diselubungi kaliptraAda apofisiskapsul ada jaringan kolumellaada operkulumada peristom (gigi-gigi)peristrom dapat melakukan gerak higroskopikanulusspora
11
(Citrosupomo, 1998: 214-15)
Klasifikasi Bryalesberdasarkan cara pertumbuhannyaOrtotropPlagiotropberdasarkan Sifat-sifaf peristomnyaArthrodentaeNematodontae
12
(Des, 2009: 162)
(Smith, 1995: 327)
Klasifikasi PteridophytaDivisi Psilophytakelas PsilophytopsidaKelas PsilotopsidaDivisi PsilophytaKelas EligulopsidaKelas LigulopsidaDivisi ArthrophytaKelas SphenophyllopsidaKelas CalamopsidaDivisi FilicophytaKelas PrimofilicopsidaKelas EusporangiosidaKelas ProtoleptosporangiopsidaKelas Leptosporangiopsida
13
(Des, 2009: 170)
(Des, 2009: 166)
Ligulopsidakarakteristikada ligulabersifat heterosfordaun berupa mikrofilKlasifikasiOrdo SeleginellalesOrdo IsoetalesEligulopsidaKarakteristiktidak ada ligulabersifat homosforada yang efipitsporangium diketiak mikrofilsporangium ada yang di dalam strobilusKlasifikasiOrdo licopodiales
14
(Tjitrosomo, 1984: 130)(McKnight, 1962: 87-
89)(Greulach, 1963: 56)
Selaginellakarakteristikbentuknya bervariasitumbuh batang, tagak, menjalarada yang bercabang bebastinggi mencapai setengah meterdisebut tumbuhan kebangkitandaun berupa mikrofilada ligulareproduksi secara generatif dan sporofitada daun steril akar rizhomstruktur tubuhbatangmikrofilrhizoforakarstrobilsKlasifikasiordo selaginellales
14
BAB IIIALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
A. Alat
1. Gunting tanaman
2. Cutter
3. Gunting kertas
4. Kantong plastik ukuran 20kg
5. Kantong Plastik Ukuran 1kg
6. Tali rafia
7. Alat jahit
8. Alat tulis
9. Kamera
10. Oven
11. Kertas koran
12. Kertas kalkir
13. Kertas monting
14. Botol selai
15. Kardus
16. Kertas label
B. Bahan
1. Alkohol 96%2. FAA 3. Objek tanaman yang dikoleksi
15
C. Cara Kerja
1. Pembuatan Herbariuma. Mengoleksi
1) Mengambil tumbuhan yang ada di alam.
Gambar 3. Mengambil objek (Amallia,2014)
2) Menyimpan tumbuhan yang telah diambil dalam kantong
dengan rapi.
Gambar 4. Memasukkan objek kedalam kantong(Amallia,2014)
3) Memberikan label pada setiap tumbuhan yang diambil.
16
Gambar 5. Memasang Label (Amallia,2014)
b. Mengawetkan di lapangan
1) Meletakkan tanaman didalam koran yang berukuran
normal dan menutupi tanaman tersebut dengan lipatan
Koran.
Gambar 6. Meletakkan objek diatas kertas koran(Amallia,2014)
2) Menutupi tanaman yang telah di bungkus koran dengan
koran yang bagian atas dan bawahnya dan ikat.
17
Gambar 7. Objek yang ditutupi koran(Amallia,2014)
3) Memberi identitas sementara
Gambar 8. Memberi identitas sementara(Amallia,2014)
4) Mengikat semua objek yang ada didalam kertas koran
dengan tali rapia.
18
Gambar 9. Semua Objek diikat (Amallia,2014)
5) Memasukkan objek yang telah di ikat kedalam plastik
ukuran 20kg, dan membetikan alkohol
Gambar 10. Memberikan Alkohol (Amallia,2014)
6) Mengemas dan mengikatnya rapi-rapi
19
Gambar 11. Mengemas objek yang akan di oven(Amallia,2014)
Gambar 12. Mengemas objek yang akan di oven(Amallia,2014)
7) Mengeringkan
Mengeringkan tanaman atau objek yang telah di
bungkus dalam oven dengan suhu ± 70o C selama ± 3 –
4 hari.
8) Melakukan pemisahan atau penyortiran serta
pengelompokan terhadap objek yang telah
dikeringkan.
20
9) Menempelkan objek pada kertas putih mengkilat,
dengan cara mejahit objek pada kertas monting.
Gambar 13. Objek yang sudah dijahit (Amallia,2014)
10) Memberi label, memasang label di sudut kanan,
sebelah bawah pada kertas monting.
Gambar 14. Objek yang sudah diberi label herbarium(Amallia,2014)
2. Pembuatan Awetan Basah Tumbuhana. Mengoleksi tumbuhan yang ada dialam
21
Gambar 15. Mengambil tumbuhan (Amallia,2014)
b. Memasukkan kedalam botol selai
Gambar 16. Objek didalam botol selai (Arisandy,2014)
c. Memberi label tumbuhan yang dikoleksi
22
Gambar 17. Memberi label (Amallia, 2014)
d. Menambahkan FAA kedalam botol yang berisi objek
Gambar 18. Memasukkan FAA (Amallia, 2014)
e. Menyusun semua objek didalam lastik besar dan
mengumpulkannya
BAB IVTABULASI DATA, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabulasi Data
Tabel 1. Nama objek yang dikoleksiNO Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah1 Pogonatum cirratum (Sw.) Brid.2 Selaginella mollis A. Braun.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
a. Bryophyta
Nomor Koleksi : 11
Kolektor : Yoanda Reski Amallia
NIM / TM : 1301506 / 2013
Prodi : Pendidikan Biologi Reguler B
Spesies : Pogonatum cirratum (Sw.) Brid.
Nama daerah : Lumut daun
1) Gambar
24
Gambar 21. Pogonatum cirratum (Sw.) Brid. (Amallia,2014)
2) Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Bryales
Familia : Pogonataceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum cirratum (Sw.) Brid.
3) Deskripsi
Tabel 2. Deskripsi Pogonatum cirratum (Sw.) Brid.
Bagian tubuh Akar, batang, daun Sifat bagian-bagian tubuh SemuWarna daun Hijau Susunan daun Tersebar Tinggi 1-5 Cm
26
b. Peteridophyta
Nomor Koleksi : 12
Kolektor : Yoanda Reski Amallia
NIM / TM : 1301506 / 2013
Prodi : Pendidikan Biologi Reguler B
Spesies : Selaginella mollis A. Braun.
Nama daerah : Paku, Spikemoss
1) Gambar
Gambar 22. Selaginella mollis A. Braun. (Amallia,2014)
2) Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Peteridophyta
Classis : Ligulopsida
Ordo : Selaginellales
Familia : Sellaginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaginella mollis A. Braun.
27
3) Deskripsi
Tabel 3. Bentuk Hidup Selaginella mollis A. Braun.Berdasarka daur
hidupnya
Daur hidup polycarpa
Bersarkan lama Hhdup Lama hidupnya lebih
dari dua tahun (perenial)Berdasarkan habitus Habitusnya batang
berkayu (lignosus); perdu
(frutices)Bedasarkan habitat Habitatnya dilingkungan
lingkungan beragam
(mesofit)
Tabel 4. Akar Selaginella mollis A. Braun.Jenis akar Rizoma
Gambar 23. Akar Selaginella mollis A. Braun.(Amallia,2014)
Teabel 5. Batang Selaginella mollis A. Braun.
28
Warana batang Hhijau dan coklatSifat batang Jelas berbatang (caulis)Tipe Berkayu (lignosus) ;
perdu (frutices)Arah tumbuh batang Tegak lurus (erectus)Bentuk batang Bulat (terres)Permukaan batang Ada berkas daunApakah termasuk batang
termodifikasi?
Tidak
Alat tambahan Rizofora
Gambar 24. Batang Selaginella mollis A. Braun. (Amallia,2014)
Tabel 6. Daun Selaginella mollis A. Braun.Warna daun Hujau Tipe daun Majemuk, berupa mikrofil
Kelengkapan daun Daun dudukBangun (bentuk) daun Persegi panjangUjung daun Meruncing (acuminatus)Pangakal daun Meruncing (acuminatus)
29
Pertulangan daun Satu tulang daun dan
tidak bercabangTepi helaian daun Rata (intiger)Sifat daun Tipis seperti selaputPermukaan daun Licin (leavis)Tata letak daun Roset akarAlat tambahan Ligula
Gambar 25. Selaginella mollis A. Braun. (Amallia,2014)
Tabel 7. Strobilus Selaginella mollis A. Braun.Letak Ujung batangWarna Hijau
30
2. Pembahasan
a. Bryophyta
Pogonatum cirratum memiliki daun-daun kecil
(mikrofil) yang bewarna hijau muda. Daunnya tersusun
tersebar atau menyerupai roset akar. Permukaan daun
sempit, dan bentuknya seperti garis, dengan ujung
yang runcing. Tinggi dari Pogonatum cirratum berkisar
dari satu cm sampai dengan 5cm. Lumut ini ditemukan
ditempat yang lembab, biasanya terdapat dibawah
pohon atau menempel pada bebatuan, dan tanah.
Pogonatum cirratum memiliki klorofil oleh karena
itu dimasukkan kedalam kelompok tumbuhan (Plantae).
Pogonatum cirratum merupakan anggota tumbuhan lumut
karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati
(thalus). Lumut ini dimasukkan kedalam tumbuhan
tingkat rendah karena tidak memiliki pembuluh angkut
(Non-Vaskular), tubuhnya masih berupa talus meskipun
sudah maju dari lumut yang lainnya, serta perkembang
biakannya masih ada menggunakan spora dan tidak
memproduksi biji.
Pogonatum cirratum merupakan anggota dari kelas
Bryopsida atau lumut daun. Kelas Bryopsida merupakan
lumut yang paling maju karena tubuh gametofitnya
sudah dapat dibedakan antara batang dan daunnya
meskipun belum mempunyai akar sejati selain rhizoid,
sedangka ajnggota lumut yang lainnya belum dapat
31
dibedakan antara batang dan daunnya. Gametangiumnya
terdapat gametangium dan dikelilingi oleh daun-daun.
Sporofitnya terdiri atas seta, kaki, dan kapsul.
Pogonatum cirratum dimasukkan kedalam ordo bryales.
Bryidae atau bryales dibagi menjadi 2 golongan
berdasarkan pertumbuhannya, yaitu Ortotrop (tegak)
dan Plagiotrop (mendatar). Pogonatum cirratum
dimasukkan kedalam familia pogonataceae.
Marga pogonatum memiliki gametofit yang dapat
tumbuh tinggi dengan daun yg sempit. Kapsul tegak,
jarang ada yg mendatar. Kaliptra sering berbulu.
Gigi peristoma terdiri satu baris dengan pangkal yg
bersatu. Daun tersusun dalam 3 baris ataupun
tersusun rapat. Tiap daun bagian pangkalnya lebar
dan melengkung seperti sarung, kemudian bagian
tengah sampai ujung panjang dan berbangun seperti
pita.
b. Peteridophyta
Selaginella mollis A. Braun. memiliki klorofil
sehingga dimasukkan kedalam kelompok tumbuhan
(Plantae). Selaginella mollis A. Braun. sudah memiliki
pembuluh angkut (Vaskuler) atau dikenal juga dengan
tumbuhan yang berpembuluh (Thallophyta). Akar,
batang dan daunnya sudah jelas, meskipun daunnya ada
yang beupa mikrofil saja (khormophyta).
32
Selaginella mollis A. Braun. merupakan kelompok paku-
pakuan. Termasuk kedalam kelas Eligulopsida karena
memiliki ligula (lidah). Ligula ini berfungsi utuk
mencegah masuknya air dengan cara menyerap air
tersebut.
Kelas Eligulopsida ini hanya memiliki satu ordo
Selaginellales, dan ordo selaginellales hanya
memiliki satu familia yaitu selaginellacea. Selaginella
mollis A. Braun. ini merupakan salah satu contoh
spesiesnya. Sellagninella memiliki ciri ciri sebagai
berikut: memiliki daun daun yang berukuran kecil
(mikrofil), cabang batangnya mempunyai dua baris daun
kecil yang hanaya terdapat pada sisi atas atau sisi
muka, dan dua baris daun yang lebih besar disebelah
kii dan kanan, sehingga setiap cabang jelas
memperlihatkan sisi atas dan sisi bawah.
Selaginella mollis A. Braun. memiliki batang yang
agak keras dan bewarna hijau jika muda, setelah tua
bewarna coklat. Permukaan batangnya ada berkas daun
dan ditumbuhi ojeh daun daun kecil (mikrofil) juga.
Daun mikrofil bewarna hijau muda dengan ujung
meruncing (acuminatus). Daun (mikrofil) mempunyai satu
tyulang daun dan tidak bercabang.
Sporofil Selaginella mollis A. Braun. terkumpul di
ujung batang atau cabang membentuk bangunan seperti
kerucut yang dinamakan dengan strobilus. Pada
33
strobilus ini terdapat sporangium yang didalamnya
berisi spora. Selaginella ini merupakan paku
heterosfor dimana paku ini memiliki dua jenis spora
yaitu mikrospora dan makrospora.
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamtan mengenai ciri-ciri
morfologisnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Antara tumbuhan satu dengan tumbuhan lainnya
berbeda, perbedaan inilah yang menyebabkan adanya
keanekaragaman antara setiap tingkatan taksonnya
terlepas dari persamaannya yang juga diperhatikan.
2. Lumut daun (Bryopsida) merupakan lumut yang paling
maju karena telah dapat dibedakan akar, batang dan
daun meskipun semu.
3. Salah satu spesies bryopsida adalah Pogonatum cirratum,
dengan roset akar.
4. Pteridophyta merupakan kelompok paku-pakuan, sudah
ada akar, batang dan daun. Meskipun daun ada yang
berupa mikrofil.
5. Berdasarkan ada tidaknya ligula lycophyta dibedakan
menjadi dua kelas yaitu ligulopsida dan
eligulopsida.
6. Ligulopsida memiliki ligula terdiri dari ordo
selaginellales yang memiliki famili selaginellaceae.
7. Selaginella mollis merupakan anggota dari famili
selaginellaceae, lumut ini memiliki ligula, daun
berupa mikrofil dan tyersusun dalam dua baris dengan
satu pertulangan dan tidak bercabang.
B. Saran
Dengan diadakannya kuliah lapangan ini
diharapkan dapat membangun kesadaran setiap individu
untuk lebih memperhatikan dan mencitai lingkungan
sekitarnya. Dengan lingkungan yang beragam dan
pengelolaan yang baik nantinya dapat menciptakan
keselarasan hubungan antara lingkungan dan
pemakainya, sehingga saling menguntungkan satu sama
lain.
32
DAFTAR PUSTAKA
Citrosupomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan.Yogyakarta: UGM Press.
Citrosupomo, Gembong. 1998. Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta: UGM Press.
Des, dan Dezi Handayani. 2009. Taksonomi Tumbuhan TingkatRendah. Padang: FMIPA UNP.
Greulach, Victor A, and J. Edison Adam. 1963. Plants AnIntroduction To Modern Botany. New York: Jhon Willey andSons.
Heddy, Suwasono. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta:Rajawali.
Kimball, W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta:Erlangga.
McKnight, Kent. 1962. Plant Kingdom. Utah: Brigham YoungUniversity.
McElroy, William D, and Carl P. Swason. 1968. FoundationOf Biology Program.
Rideng, I Made. 1989. Taksonomi Tumbuhan Biji. JakartaDepdikbud.
Smith, G.M. 1995. Cryptogamic Botany. New York: Mc Graw-Hill Book Company.
Stern, Kingsley R. 2000. Introductory Plant Biology EightEdition. United States Of America: MC. Graw-HillCompanies.