Post on 07-Jan-2023
i
KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN Pengguna Telepon Selular Nokia)
Oleh
Komari Fitriah
NIM 205081000182
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
ii
KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN pengguna Telepon Selular Nokia)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Oleh :
Komari Fitriah
NIM : 205081000182
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamza, MM Leis Suzanawaty,SE., M.Si
NIP : 130 676 334 NIP : 150 368 745
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
iii
KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN pengguna Telepon Selular Nokia)
Skripsi
Oleh :
Komari Fitriah
NIM : 205081000182
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamza, MM Leis Suzanawaty, SE.,M.Si
NIP : 130 676 334 NIP : 150 368 745
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP : 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009
iv
Hari ini Selasa Tanggal 19 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Komari Fitriah NIM : 205081000182 dengan judul
skripsi “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan
Pembelian serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus
pada Mahasiswa UIN Jakarta Pengguna Telepon Selular Nokia)”.
Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 Mei 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indo Yama Nasarudin, SE., MAB Arief Mufraini, Lc., M.Si
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Komari Fitriah
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juni 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Single
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lapangan Bola Srengseng Rt: 003/Rw: 001 No:
8 Srengseng Jakarta Barat 11630
No. Telepon/Hp : 08569989087
II. PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 1992-1993 = TK. PARKIT Kompleks Qoryatoibah Srengseng Jakarta
Barat
Tahun 1993-1999 = SD 10 PAGI Kebun Jeruk Jakarta Barat
Tahun 1999-2002 = SLTPN 75 Kebun Jeruk Jakarta Barat
Tahun 2002-2005 = SMUN 112 Kembangan Jakarta Barat
Tahun 2005-2009 = S1 Ekonomi Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
Tahun 2002 = Mengikuti Les LIA bersetifikat
Tahun 2005 = Mengikuti Pelatihan Komputer Program Microsoft Office
Tahun 2007 = BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) bidang Kewanitaan
Tahun 2008 = Mengikuti pelatihan perbankan bersetifikat
Tahun 2009 = Mengikuti pelatihan SPSS For Windows bersetifikat
IV. PENGALAMAN KERJA
Tahun 2008 = Mengikuti Magang atau Job Training di perusahaan BUMN
BULOG Jakarta selama satu bulan pada bulan Agustus 2008
vi
Abstract
Komari Fitriah, title of the research “Contribution Innovation and Product
Image to Purchasing Decision and Impact on Consumer Loyalty (case study at
students FEIS UIN JKT Nokia mobile phone users)”. Strata One (S1). Majors
Management Marketing Faculty of Economic and Social Sciences of State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 M/1430 H.
This research aims to determine the influence of innovation to purchasing
decision and its impact on consumer loyalty, influence of product image to
purchasing decision and its impact on consumer loyalty, and the influence of
purchasing decision of consumer loyalty for the student user's Nokia mobile
phone.
Data used in this research include primary data collected, from the
distribution of the questionnaire to 100 students FEIS UIN JKT Nokia mobile
phone users. By using sampling techniques Nonprobability Sampling techniques
of sample. Method of processing data using path analysis methods, test statistics
in this research using the t test and F.
The research shows that the innovation variable and product image influence
purchasing decision and consumer loyalty. It showed by R Square 29,0%. While
the rest 71% influenced by unknown variables. In addition, the innovation
variable, product image and purchasing decision also influence on consumer
loyalty. It showed by R square 38,1%. While the rest 61,9% influenced by
unknown variables.
The research also show that the innovation variable and product image have
simultant influence to purchasing decision and innovation variable, image
product and purchasing decision have simultant influence to consumer loyalty.
The innovation variable and product image have partial influence to purchasing
decision. And the innovation variable, product image, and purchasing decision
have partial influence to consumer loyalty.
Key words : innovation, product image, purchasing decision and consumer
loyalty.
vii
Abstrak
Komari Fitriah, judul skripsi “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas
Konsumen (studi kasus: mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular
Nokia)”.Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 M/1430
H. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap
keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen, dan pengaruh
citra produk terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas
konsumen, serta pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen bagi
para mahasiswa pengguna telepon selular Nokia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang
dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 mahasiswa FEIS UIN
JKT pengguna telepon selular Nokia. Dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Nonprobability Sampling. Metode pengolahan data
menggunakan metode analisis jalur. Pengujian statistik dalam penelitian ini
menggunakan uji t dan F.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel inovasi dan citra
produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai R Square sebesar 29,0%. Sedangkan sisanya 71% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui. Selain itu variabel inovasi, citra produk, dan keputusan
pembelian juga berpengaruh pada loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 38,1%. Sedangkan sisanya 61,9% dipengaruhi oleh
variabel lainnya yang tidak diketahui. Dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel inovasi dan citra produk
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian dan juga secara simultan variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh
pada loyalitas konsumen. Sedangkan secara parsial variabel inovasi dan citra
produk berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Dan
variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel loyalitas konsumen.
Kata kunci : inovasi, citra produk, keputusan pembelian dan loyalitas konsumen.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar
Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Imu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini berjudul “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap
Keputusan Pembelian serta Dampaknya pada Loyalitas Konsumen (studi kasus
pada mahasiswa FEIS UIN JKT)”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih tidak terlalu sempurna. Namun demikian
penulis sudah berusaha sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki. Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis juga berharap adanya saran dan
kritik yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam menyusun skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak dan dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku pembantu Dekan Bid.
Akademik.
3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE., MAB., selaku ketua Jurusan
Manajemen.
4. Bapak Dr. Yahya Hamza, MM., selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran, petunjuk dan meluangkan
waktunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang juga
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran, petunjuk dan
meluangkan waktunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
ix
6. Kepada seluruh staf bagian Akademik dan Keuangan Program Non
Reguler Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta.
7. Ibu dan Ayahku tercinta serta adik-adikku yang telah memberikan
semangat, dorongan, doa dan dukungan baik moril maupun materil
kepada saya.
8. Sahabat-sahabatku, Retno, Fitri, K’astri, Yani, Siti, Ika, Puput, Ami,
Ana, Aya, dan yang lainnya yang telah memberikan semangat dan
dukungannya agar skripsi ini bisa selesai dengan cepat dan baik.
9. Teman-teman semua terutama anak-anak manajemen b FEIS UIN
Jakarta angkatan 2005 makasih atas dukungan dan semangatnya.
10. Serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan saran dan bantuan kepada saya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan
informasi bagi para pembaca.
Jakarta, 19 Juni 2009
Komari Fitriah
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam.......................................................................... . i
Halaman Pengesahan Skripsi .................................................................. ii
Halaman Pengesahan Ujian Skripsi........................................................ iii
Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................ iv
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. v
Abstract.................................................................................................... vi
Abstrak..................................................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................ viii
Daftar Isi .................................................................................................. x
Daftar Tabel ............................................................................................. xiii
Daftar Gambar ........................................................................................ xvi
Daftar Lampiran...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................... 6
1. Tujuan Penelitian .................................................... 6
2. Manfaat Penelitian .................................................. 6
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Inovasi .......................................................................... 7
B. Citra Produk.................................................................. 11
C. Keputusan Pembelian.................................................... 14
1. Pengertian Keputusan Pembelian............................. 14
2. Keputusan Pembelian .............................................. 15
D. Loyalitas Konsumen ..................................................... 19
1. Pengertian Loyalitas Konsumen .............................. 19
2. Tingkat Loyalitas Konsumen................................... 23
E. Penelitian Terdahulu ..................................................... 24
F. Kerangka Pemikiran...................................................... 27
G. Hipotesis ....................................................................... 30
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 32
B. Metode Penentuan Sampel ............................................ 33
C. Metode Pengumpulan Data ........................................... 33
D. Metode Analisis ............................................................ 34
1. Analisis Kualitatif ................................................... 34
2. Analisis Kuantitatif ................................................. 36
E. Operasional Penelitian .................................................. 41
xii
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan........................................... 46
B. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 48
C. Validitas dan Reliabilitas............................................... 50
D. Penemuan dan Pembahasan........................................... 55
1. Hasil Analisis Kualitatif .......................................... 55
2. Hasil Analisis Kuantitatif ........................................ 91
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan................................................................... 116
1. Analisis Jalur........................................................... 116
2. Uji Simultan (F-test)................................................ 117
3. Uji Parsial (T-test)................................................... 117
B. Implikasi....................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 121
LAMPIRAN ............................................................................................. 124
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
3.2 Operasional Variabel Penelitian......................................................... 43 4.1 Hasil Try Out Item Instrumen Kontribusi Inovasi (X1) ...................... 52
4.2 Hasil Try Out Item Instrumen Citra Produk (X2) ............................... 52 4.3 Hasil Try Out Item Instrumen Keputusan Pembelian (Y1) ................. 53
4.4 Hasil Try Out Item Instrumen Loyalitas Konsumen (Y2) ................... 54 4.5 Karakteristik Responden Jenis Kelamin............................................. 56
4.6 Karakteristik Responden Usia............................................................ 57
4.8 Karakteristik Responden Pendapatan Per bulan ................................. 58
4.9 Telepon selular Nokia yang dipasarkan saat ini selalu menampilkan
desain yang beragam dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan
konsumen.......................................................................................... 59
4.10 Desain telepon selular Nokia memudahkan saya menggunakan
telepon selular tersebut ...................................................................... 60
4.11 Telepon selular Nokia mempunyai kesesuaian atau kecocokan antara
desain produk dengan aplikasi atau fitur produk yang ditampilkan .... 61
4.12 Penambahan fitur atau aplikasi baru pada produk telepon selular
Nokia membuat telepon selular tersebut menjadi semakin canggih .... 62
4.13 Penambahan fitur internet pada telepon selular Nokia memudahkan
saya untuk mengakses internet lebih cepat ........................................ 63 4.14 Fitur multimedia seperti games, musik, kamera, bluetooth dan
infrared yang dimiliki telepon selular Nokia berbeda dengan telepon selular dari merek yang lain............................................................... 64
4.15 Teknologi yang digunakan pada telepon selular Nokia diterapkan Dengan cara berbeda atau kreatif sehingga memudahkan konsumen
dalam menggunakannya .................................................................... 64 4.16 Perusahaan telepon selular Nokia sebagai perusahaan yang menjadi
first to market dalam pasar telekomunikasi ........................................ 65
4.17 Telepon selular Nokia merupakan produk telepon selular yang
mempunyai daya tahan tinggi dan berkualitas.................................... 66
4.18 Telepon selular Nokia mempunyai spesifikasi keunikan yang
berbeda dengan telepon selular merek yang lain ................................ 67
4.19 Merek produk telepon selular Nokia mudah diingat dan dikenali oleh
konsumen.......................................................................................... 68
4.20 Produk telepon selular Nokia mempunyai manfaat dalam kehidupan
penggunanya ..................................................................................... 69
4.21 Telepon selular Nokia mempunyai karakter yang berbeda dari
telepon selular lainnya ....................................................................... 69
4.22 Telepon selular Nokia sudah mempunyai market leader di pasar
industri telepon selular di Indonesia................................................... 70 4.23 Produk Nokia selalu membidik konsumen-konsumen baru yang
berpotensi agar menggunakan telepon selular Nokia.......................... 71
xiv
4.24 Pengalaman langsung dari konsumen yang pernah menggunakan
produk telepon selular Nokia, secara tidak langsung dapat
membentuk citra produk telepon selular Nokia .................................. 72
4.25 Diskriminasi harga yang ditawarkan telepon selular Nokia beragam mulai dari harga yang terendah, sedang hingga yang tertinggi ........... 73
4.26 Harga yang ditawarkan telepon selular Nokia sesuai dengan kualitas produk telepon selular Nokia ............................................................. 74
4.27 Artis atau public figure bisa menjadi referensi dalam mengambil keputusan untuk membeli telepon selular Nokia ................................ 74
4.28 Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena kondisi keuangan yang mengalami peningkatan............................................. 75
4.29 Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena harga
yang terjangkau ................................................................................. 76
4.30 Memutuskan untuk membeli atau mengganti tipe telepon selular
Nokia karena adanya perubahan skala ekonomi................................. 77
4.31 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena
dipengaruhi oleh keluarga.................................................................. 78
4.32 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena
dipengaruhi oleh teman-teman........................................................... 79
4.33 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena
dipengaruhi oleh promosi penjualan .................................................. 80
4.34 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular keinginan
untuk mencoba sesuatu hal yang baru................................................ 81
4.35 Produk telepon selular Nokia yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri bagi penggunanya ........................................... 82
4.36 Produk telepon selular Nokia yang digunakan memberikan rasa kepuasan bagi penggunanya .............................................................. 82
4.37 Produk telepon selular Nokia sebagai pilihan pertama pada saat membeli telepon selular..................................................................... 83
4.38 Produk telepon selular Nokia adalah produk telepon selular terbaik... 84 4.39 Saya berencana menggunakan produk telepon selular Nokia selama
beberapa tahun ke depan.................................................................... 85
4.40 Keraguan untuk berpindah ke produk lain jika pelayanan yang
diberikan oleh Nokia cukup baik dan terus berlangsung..................... 86
4.41 Kemudahan dalam pembelian produk telepon selular Nokia .............. 87
4.42 Kebutuhan dan keinginan terhadap produk telepon selular terpenuhi
ketika membeli produk telepon selular merek Nokia.......................... 88
4.43 Jaminan produk yang diberikan oleh telepon selular Nokia membuat
saya tenang ketika telepon selular Nokia saya mengalami kerusakan . 89
4.44 Telepon selular merek Nokia sudah mempunyai konsumen tetap
sehingga setiap perusahaan Nokia mengeluarkan tipe produk telepon
selular terbaru ada keinginan untuk membeli kembali........................ 90
4.45 Koefisien Korelasi............................................................................. 91
4.46 Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel .......................................... 93 4.47 Koefisien Analisis Jalur Struktur I..................................................... 94
4.48 Koefisien Analisis Jalur Struktur II.................................................... 95
xv
4.49 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra
Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y1)............................... 97
4.50 Koefisien Determinasi Struktur 1....................................................... 98
4.51 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y1) serta dampaknya
terhadap Loyalitas Konsumen (Y2) .................................................... 99 4.52 Koefisien Determinasi Struktur Analisis Jalur II ............................... 101
4.53 Analisis Varian (Annova) Struktur I .................................................. 102 4.54 Analisis Varian (Annova) Struktur II ................................................ 103
4.55 Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I .................................................. 105 4.56 Pengujian Individual Struktur I.......................................................... 109
4.57 Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II ................................................. 109
4.58 Pengujian Individual Struktur II ....................................................... 114
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen Stages In
Consumer Decision Making) ............................................................. 18
2.2 Model Kerangka Pemikiran ............................................................... 29
3.1 Diagram Jalur.................................................................................... 37
4.1 Diagram Analisis Jalur Struktur I dan II ............................................ 96
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1. Pernyataan Kuesioner ........................................................................ 123
2. Hasil Output SPSS 15.0 for Windows................................................. 130
3. Hasil Output Lisrel 8.5 ...................................................................... 146
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup
pesat, terutama perkembangan industri telekomunikasi. Komunikasi
merupakan suatu hal yang penting dan dianggap mampu membantu kehidupan
manusia, karena sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia
menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Salah satu alat komunikasi
yang digunakan adalah telepon rumah. Namun dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi, terutama yang menyangkut trend atau
fashion, pola pikir konsumen mulai berubah seiring dengan perkembangan
zaman. Konsumen yang dulunya hanya menggunakan alat komunikasi yang
disebut telepon kini mulai beralih menggunakan telepon selular. Telepon
selular atau yang lebih dikenal dengan handphone merupakan perangkat
komunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar sama dengan
telepon rumah atau biasa namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan apapun karena tanpa kabel. Lambat laun
telepon rumah mulai ditinggalkan konsumen sehingga perusahaan penyedia
jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-
keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.
2
Akhir–akhir ini, perkembangan industri telekomunikasi telepon selular di
Indonesia semakin marak dan tumbuh semakin pesat bersamaan dengan
permintaan pasar yang semakin meningkat terhadap telepon selular. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin banyaknya produsen telepon selular di Indonesia
seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, Motorolla, LG, Sanex, Siemens,
Sanex, Panasonic dan lain sebagainya. Dimana setiap produk telepon selular
menghadirkan berbagai fitur dan desain yang beraneka ragam untuk menarik
konsumen lebih banyak lagi. Dengan semakin ketatnya persaingan diantara
produsen telepon selular tersebut, maka produsen telepon selular harus
menetapkan strategi-strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahakan
market share yang telah diraih agar tidak di rebut oleh para pesaing baru yang
mulai memasuki pasar. Seiring dengan permintaan yang semakin meningkat
terhadap produk telepon selular, konsumen pun sudah semakin selektif untuk
memilih di antara keragaman pilihan telepon selular yang tersedia dengan
berbagai variasi. Untuk itu, para produsen telepon selular dituntut untuk
menciptakan keunggulan bersaing dengan menciptakan suatu produk yang
unik atau berbeda dengan produk sejenis lainnya. Dengan memproduksi
produk yang berkualitas konsumen dapat dengan mudah membedakan
produknya dengan produk sejenis lainnya. Agar konsumen tidak beralih ke
produsen lain yang juga menciptakan produk sejenis tersebut.
Upaya-upaya yang dilakukan perusahaan telepon selular untuk dapat
mempertahankan jumlah pengguna atau konsumennya yaitu dengan
melakukan berbagai inovasi terhadap produk-produknya, seperti melakukan
3
pengembangan produk baru, baik yang berbasis dari produk yang sudah ada
ataupun produk yang baru. Inovasi terhadap produk, proses, teknologi, dan
pasar juga dipergunakan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi diri atau
lawannya dalam pengertian sebagai penopang/penyokong (sustainer) atau
pengganggu (disruptor) terhadap pasar. Sebagai bagian dari industri berbasis
teknologi, industri telepon selular selalu dituntut untuk selalu berinovasi
karena perkembangan teknologi yang sangat cepat. Namun disamping itu
produsen juga harus jeli serta responsif dalam melihat keinginan konsumen
sehingga inovasi yang dilakukan bisa dengan mudah diterima konsumen.
Selain mengembangkan produk yang sudah ada, inovasi pada telepon selular
bisa dilakukan dengan menambahkan atribut yang sama sekali belum dimiliki
produk. Inovasi pada telepon selular mampu menjadikan produk tampak baru
sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang sudah ada
bahkan mau mengambil keputusan untuk membeli produk yang telah di
inovasi.
Dahulu fungsi telepon selular hanya semata-mata sebagai alat komunikasi.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan harapan konsumen akan
produk yang lebih superior serta sesuai dengan gaya hidup sekarang yang
semakin modern namun tetap praktis, telepon selular saat ini hadir sebagai
suatu produk yang multifungsi dengan berbagai atribut tambahan yang
semakin kompleks. Atribut-atribut tambahan hasil inovasi pada telepon selular
seperti berupa fitur dan desain. Saat ini fitur-fitur pada telepon selular bukan
hanya sekedar untuk SMS (Short Messaging Service) tetapi juga dilengkapi
fitur-fitur modern seperti built-in camera, video recorder, MMS (Multimedia
4
Messaging Service), akses internet, radio, calender, games, color display dan
sebagainya. Selain penambahan fitur yang semakin bervariasi, desain telepon
selular juga semakin menarik. Sejalan dengan trend fashion, industri telepon
selular juga tidak mau ketinggalan untuk menampilkan desain telepon selular
yang semakin bervariasi mulai dari desain yang elegan, mungil, slim, flip
sampai futuristik. Secara keseluruhan desain telepon selular di Indonesia
masih berpegang pada desain yang menawan. Semuanya dikembangkan
seiring dengan perkembangan teknologi dan untuk memenuhi harapan
konsumen. Dengan kata lain, produk telepon selular yang ditampilkan saat ini
semakin customized sesuai dengan ciri khas bahkan status konsumen
misalnya, sebagai eksekutif, pekerja outdoor ataupun remaja.
Meskipun perusahaan telah melakukan inovasi pada fitur dan desain
telepon selular, namun peranan citra perusahaan juga penting sebagai nilai
tambah atas inovasi produk yang sudah mulai digunakan oleh beberapa
perusahaan. Karena mereka yakin bahwa konsumen tidak lagi hanya melihat
suatu produk didasari kepada penampilan fisik, tetapi juga non fisik seperti
citra perusahaan. Sebagian perusahaan juga menganggap bahwa citra
perusahaan dapat menumbuhkan loyalitas konsumen yang akan mendatangkan
keuntungan jangka panjang. Namun pada akhirnya keputusan pembelian
produk berada ditangan konsumen. Sekarang ini konsumen semakin cerdas
dalam menentukan keputusan pembelian produk. Tidak lagi memandang layak
tidaknya telepon selular di beli hanya berdasarkan pengetahuan bahwa produk
tersebut memiliki inovasi atau telah mengalami penambahan dan perbaikan
fitur maupun desainnya. Konsumen cenderung mengambil keputusan
pembelian berdasarkan sejauh mana penambahan dan perbaikan fitur dan
desain telepon selular tersebut memberi manfaat dan nilai baginya. Juga
5
sejauh mana telepon selular mampu mendukung gaya hidupnya dan
memuaskan keinginannya, bahkan konsumen cenderung mempertimbangkan
citra produk yang dibangun oleh perusahaan. Karena jika citra suatu merek
produk telah menancap dalam pikiran konsumen, maka pada saat konsumen
mempunyai rencana untuk membeli barang sejenis produk tersebut, yang
pertama kali muncul dalam ingatan adalah merek produk yang sudah tertancap
di pikirannya. Sehingga secara reflek akan membelinya.
Berdasarkan uraian singkat diatas, maka penulis mencoba mengadakan
penelitian dengan judul “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen”.
Studi Kasus Mahasiswa FEIS UIN Jakarta Pengguna Telepon Selular
Nokia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di jelaskan di atas, maka
yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh inovasi berupa penambahan dan perbaikan fitur
dan desain pada telepon selular merek Nokia terhadap keputusan
pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen?
2. Bagaimana pengaruh citra produk telepon selular merek Nokia
terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas
konsumen?
3. Bagaimana pengaruh keputusan pembelian produk telepon selular
merek Nokia terhadap loyalitas konsumen?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh inovasi berupa penambahan dan
perbaikan fitur dan desain pada telepon selular merek Nokia terhadap
keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen.
b. Untuk mengetahui pengaruh citra produk telepon selular merek Nokia
terhadap pengambilan keputusan pembelian serta dampaknya terhadap
loyalitas konsumen.
c. Untuk mengetahui pengaruh keputusan pembelian produk telepon
selular merek Nokia terhadap loyalitas konsumen.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Dengan adanya inovasi, perusahaan dapat mengembangkan produknya
sesuai dengan perkembangan teknologi, serta citra sebuah produk juga
bisa mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan membeli
produk tersebut.
b. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan dan wawasan terutama mengenai pengembangan inovasi
produk telepon selular. Selain itu, sebagai implementasi dan
perbandingan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inovasi
Menurut Gatignon dan Robertson (dalam Haryanto dan Polluan,
2007:115). Inovasi merupakan suatu produk atau jasa baru yang dipersepsikan
mampu memberikan efek dalam menciptakan pola konsumsi yang positif
dalam segmen pasar tertentu. Untuk itu, inovasi yang dilakukan sebaiknya
didasarkan pada harapan konsumen sehingga penerimaan produk inovasi
menjadi lebih mudah, karena syarat penting dari suksesnya suatu produk
inovasi adalah sensitif terhadap permintaan pasar. Kompetisi serta perubahan
teknologi menyebabkan inovasi produk menjadi hal yang sangat penting bagi
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pengetahuan
akan permintaan merupakan faktor sukses dalam inovasi dibandingkan dengan
pengetahuan akan potensi teknologi. Untuk itu diperlukan komunikasi yang
efektif antara bagian penjualan, pemasaran dan R & D untuk melihat peluang
pasar yang ada. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa inovasi ternyata
membuka peluang bagi perusahaan dalam kompetisi dipasar sejauh inovasi
yang dihasilkan bisa memenuhi harapan konsumen.
Beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan perusahaan ketika
melakukan inovasi menurut Crawford (dalam Jeane Polluan, 2007) adalah
sebagai berikut :
1. Area Target Bisnis yang dibagi ke dalam empat kategori yaitu :
8
a. Berdasarkan tipe produk
b. Berdasarkan aktivitas dan fungsi end user
c. Berdasarkan teknologi
d. Berdasarkan intermediate
2. Tujuan, yang dibagi atas :
a. Hasil kuantitatif yang mungkin dicapai melalui inovasi produk seperti
market share, sales volume, dan profit level.
b. Tujuan kualitatif seperti mengisi line produk, mempertahankan posisi
perusahaan saat ini dan menciptakan keunikan.
3. Program dan Kebijakan yang menitikberatkan kepada :
a. Mengeksploitasi kekuatan yang dimiliki seperti kemampuan dibidang
R & D, fasilitas perusahaan yang lengkap, dan image positif yang
sudah terbentuk.
b. Meminimalisasi kesalahan.
c. Memperkuat sumber inovasi yang baik internal ( R & D dan
pemasaran), eksternal (lisensi yang dimiliki), maupun kombinasi
keduanya (joint venture).
d. Derajat inovasi yang dikarakteristikkan sebagai berikut :
1) Inventive, perusahaan mecoba menjadi first to market.
2) Adaptive, perusahaan mencoba menjadi second but best in a
market.
3) Economic, perusahaan menawarkan lower price dibandingkan
pesaingnya.
9
4) Innovative aplication, perusahaan menggunakan teknologi yang
ada namun diterapkan dengan cara yang lebih kreatif atau berbeda.
e. Kondisi Spesial seperti berikut ini :
1) Tingkat kualitas produk yang menjadi pedoman untuk menjaga
image.
2) Tingkat resiko yang harus diterima.
3) Mencari ceruk yang tepat.
4) Hanya menawarkan genuine product.
5) Trend pasar, telah ditentukan.
6) Menghindari konfrontasi dengan pesaing.
7) Menghindari regulasi atau masalah-masalah sosial.
Horwitch dan Prahalad (dalam Haryanto dan Polluan, 2007:115)
mengemukakan bahwa karakteristik utama yang harus dimiliki ketika akan
melakukan inovasi yaitu adanya teknologi atau kemampuan untuk
mengadaptasi teknologi, lingkungan yang mendukung, adanya pasar, proses
internal yang baik, dan lini produk, proses dan sistem yang tepat untuk
menciptakan inovasi. Mereka juga membagi tiga tipe inovasi berdasarkan tiga
tipe yang ideal yaitu :
1. Tipe I : Proses teknologi inovasi pada perusahaan kecil dengan high
tecnology.
2. Tipe II : Proses teknologi inovasi pada perusahaan besar dengan
multiproduk.
3. Tipe III : Proses inovasi pada multiorganisasi ataui multisektor.
10
Sebagai bagian dari inovasi produk, desain merupakan hal penting yang
tidak bisa begitu saja diabaikan. Tampilan dari sebuah produk mewakili
kinerja produk itu sendiri. Dijelaskan pula bahwa desain produk haruslah
konsisten dengan fungsi produk itu sendiri dan desain yang ditampilkan pun
dituntut untuk selalu variatif agar konsumen semakin tertarik dengan produk
tersebut (Brooke and Mills, 2004). Desain telepon selular memiliki pengaruh
yang cukup signifikan bagi konsumen. Trend saat ini lebih mengedepankan
variasi desain yang unik dan baru dengan maksud agar konsumen tidak merasa
bosan dengan desain yang sudah ada (Liu, 2002, dalam Berg, 2005).
Selain desain, fitur juga merupakan komponen utama pada produk inovasi.
Fitur merupakan alat fungsional pada suatu produk yang memungkinkan
pengguna untuk mengakses atau menggunakan software yang ada dari produk
tersebut. Pada umumnya, satu produk memiliki lebih dari satu fitur sehingga
disebut interaksi fitur. Interaksi fitur ini menjelaskan adanya hubungan
ketergantungan dari fitur-fitur yang ada pada suatu produk (Lorentsen, et al :
2000:115).
Pada telepon selular sendiri, penambahan fitur sangat penting karena fitur
adalah alat pendukung utama dalam mengoperasikan telepon selular tersebut.
(Karjaluoto, 2005). Dengan bantuan fitur, segala sesuatu bisa diakses apalagi
saat ini fitur telepon selular semakin bervariasi dan kompleks. Fitur telepon
selular dahulu hanya dibutuhkan sebatas sebagai pendukung komunikasi
seperti menelpon, melakukan SMS dan MMS, namun seiring dengan
perkembangan teknologi dan kompleksitas sekaligus efesiensi dalam
11
pencapaian kebutuhan konsumen, maka terjadi pergeseran dimana manfaat
fitur lebih kepada akses internet dan hiburan.
Saat ini banyak telepon selular yang telah dilengkapi dengan fitur-fitur
seperti color display dengan resolusi warna yang tinggi, built in camera,
video/audio recorder, akses internet dan konektivitas online, radio, game,
MMS dan sebagainya. Bahkan fitur telepon selular saat ini bisa diaplikasikan
untuk mobile banking sehingga para pengguna telepon selular yang
mempunyai rekening di bank tertentu bisa melakukan berbagai transaksi
perbankan hanya melalui telepon selular tanpa harus antri di bank. Ditambah
lagi era telepon selular saat ini telah memasuki era 3G atau 3rd
generation
yang semakin memungkinkan pengguna telepon selular untuk melakukan
komunikasi tatap muka dan bisa menonton acara televisi melalui layar telepon
selular sendiri.
B. Citra Produk
Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya,
yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Citra
berkaitan erat dengan persepsi, sikap (pendirian), dan opini orang perorangan
dalam kelompok publik. Sedangkan produk adalah segala sesuatu (meliputi
obyek fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan, ataupun pribadi) yang dapat
atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Maka
citra produk adalah gambaran khusus yang diperoleh konsumen mengenai
12
produk yang masih potensial maupun yang sudah aktual (Kotler dan Susanto,
dalam Ahmad Syarif, 2005:29). Citra produk dapat terbentuk dari berbagai
macam hal misalnya, pengalaman langsung dari konsumen yang pernah
memakai atau mencoba produk tersebut, perbandingan yang dilakukan oleh
konsumen yang pernah memakai produk, kisah-kisah dari teman, keluarga
tentang baik buruknya produk tersebut (Sindu Rahayu, 2007).
Citra Produk (Product Image) juga bisa disebut sebagai sekumpulan
asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi
artribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan.
Citra produk dibangun agar menjadi positif di mata publik, baik publik yang
telah menggunakan produk itu maupun potensial customer yang hendak
dibidik agar mengkonsumsi produk tersebut. Menurut Kotler (dalam Ahmad
Syarif, 2005:30) citra yang efektif dapat melakukan tigal hal. Pertama,
memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan
karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan
karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional melalui setiap
sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.
Citra dapat diperkuat dengan menggunakan simbol yang kuat, bahkan
apabila suatu perusahaan melakukan strategi penawaran tampak sama,
pembeli atau konsumen menanggapi citra perusahaan atau produk secara
berbeda. Kepribadian, merek suatu perusahaan tidak datang begitu saja,
namun harus dibangun dengan program pembangunan identitas. Perusahaan
merancang identitas untuk membentuk citra mereka di masyarakat, sementara
13
konsumen mencari sifat tertentu dalam citra. Perusahaan seharusnya
mempunyai pesan tunggal yang menunjukkan keunggulan utama dan posisi
produk. Pesan itu harus unik sehingga tidak dikacaukan dengan pesan serupa
dari para pesaing. Pesaing itu juga harus memiliki kekuatan emaosional untuk
membangkitkan perasaan selain pikiran pembeli (Ahmad Syarif, 2005:29).
Membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas, kerja keras, dan
tidak bisa di bangun seketika atau melalui satu media saja. Citra harus di
bangun melalui seluruh media secara berkelanjutan, seperti penggunaan media
yang dapat memperkuat karakter produk yang harus disampaikan dengan
lambang, media cetak dan audio visual, suasana dan acara. Citra yang kuat
memiliki satu atau lebih lambang yang dikenal perusahaan atau merek. Logo
perusahaan dan merek harus dirancang supaya mudah dikenali. Perusahaan
harus dapat memilih suatu objek yang mudah diingat konsumen sehingga
menjadi trademark perusahaan (Sindu Rahayu, 2007).
Citra produk akan meningkat apabila produk bermutu tinggi dan terus-
menerus mengalami perbaikan. Mutu produk dibangun dengan cara
melakukan continuous improvement di segala aspek. Peningkatan kualitas
perlu dibarengi dengan promosi memperkenalkan keunggulan produk tersebut.
Pada masa sekarang dengan ramainya persaingan bisa saja terjadi produk yang
sebenarnya bagus namun tidak sukses di pasar karena tidak dikenal oleh
publik, karena publik telah dibanjiri oleh informasi produk yang bertubi tubi
dari para pesaing.
14
Pada era kompetisi seperti sekarang ini semua perusahaan berlomba-lomba
membangun citra produknya. Sekali citra produk mengalami kecelakaan
tergelincir jatuh maka diperlukan perjuangan yang jauh lebih mahal untuk
mengangkatnya kembali. Kecelakaan bisa disebabkan dari dalam maupun
serangan dari luar. Maka dari itu setiap perusahaan berusaha untuk dapat
menjaga citra produk mereka dihadapan para konsumen agar tidak terjatuh
sehingga dapat digantikan oleh pesaing lainnya. Perusahaan Nokia sebagai
salah satu perusahaan telepon selular terbesar di dunia sudah mempunyai citra
produk yang baik bagi para konsumennya. Citra produk yang sudah lama
dibangun oleh perusahaan Nokia dan sampai sekarang masih tetap terjaga
dengan baik dan semakin meningkat lebih baik. Bahkan hingga saat ini
perusahaan telepon selular Nokia tetap menjadi market leader dari pasar
industri telepon selular di Indonesia sampai saat ini walaupun semakin banyak
para pesaing yang bermunculan.
C. Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen (Consumer decison making) adalah
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif dan memilih salah satu
diantaranya (Peter and Olson, 1999:162-163). Jadi keputusan pembelian
merupakan salah satu bentuk prilaku konsumen dalam menggunakan atau
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk
15
membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses dimana
proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis
berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan
pembelian.
2. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2005:224) ada lima tahapan atau langkah dari
konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yaitu sebagai
berikut :
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan yang dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.
Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari
kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah yang terjadi ketika
konsumen melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia
miliki dengan apa yang dia butuhkan.
b. Pencarian Informasi
Dimulai ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa
dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk dan juga
berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen mencari
atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk apa
yang dia inginkan. Menurut Van Aver Maet (dalam Jeane Polluan, 2007)
terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu
kebutuhan fisik yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber
16
informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasi yang
telah diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki
sebelumnya. Sedangkan Menurut Kotler (2005:225) sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
2. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di
toko.
3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.
4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
c. Evaluasi Alternatif
Adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, kemudian
memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Konsumen
mengevaluasi alternatif yang telah disederhanakan dalam tahap editing dan
diasumsikan menghitung nilai dari tiap alternatif dan memilih alternatif
dengan nilai tertinggi. Dalam penelitian ini, keputusan pembelian berarti
bahwa konsumen jadi untuk membeli produk yang diinginkan dengan
berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah atau kebutuhan yang
dihadapi konsumen.
Menurut Mowen dan Minor (dalam Jeane Polluan 2007) pada tahap ini
konsumen membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai
alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Beberapa konsep dasar
dalam memahami proses evaluasi konsumen adalah sebagai berikut :
1. konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan.
17
2. konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
3. konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat
yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
d. Keputusan Pembelian
Pada tahap ini konsumen telah memperoleh alternatif dan telah
membentuk preferensi atas merek-merek dari kumpulan pilihan.
Konsumen juga telah membentuk niat untuk membeli produk yang paling
disukai. Dalam melaksanakan niat membeli, konsumen dapat membuat
lima sub keputusan pembelian yaitu : keputusan merek, pemasok,
kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.
e. Prilaku Pasca Pembelian
Merupakan tahap setelah konsumen membeli produk. Pada tahap ini
konsumen merasakan atau mengalami tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk
yang sudah dibeli akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Yaitu adanya
kemungkinan lebih tinggi untuk membeli kembali jika konsumen puas
atau sebaliknya jika tidak puas akan mengembalikan produk bahkan
melakukan keluhan atau pengaduan. Dan apakah pembeli akan membeli
kembali produk yang pernah ia beli dan membicarakan hal-hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut
dengan orang lain (Kotler, 2005:228-229).
18
Sedangkan Solomon (2004:293) menyatakan bahwa ada lima tahapan
dalam pengambilan keputusan konsumen (stages in consumer decision
making) yaitu sebagai berikut :
Gambar. 2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen
Sumber : Michael R. Solomon (2004) Consumer Behavior Buying
Having and Being, 6th
Edition. New Jersey : Pearson Education
International, pages 293.
Selain tahapan seperti gambar diatas, dalam pengambilan keputusan
pembelian suatu produk menurut Jeane Polluan (2007) juga terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi konsumen, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor bauran pemasaran seperti : produk, harga, promosi, tempat.
2. Faktor psikologis seperti : motivasi, kepribadian, persepsi, pembelajaran,
nilai kepercayaan dan sikap, gaya hidup.
3. Faktor sosial dan budaya seperti : pengaruh individu, grup referensi,
keluarga, kelas sosial budaya, sub budaya.
4. Faktor situasional seperti : fungsi pembelian, lingkungan sosial,
lingkungan fisik, efek temporer.
Need Recognition and Problem Awareness
Information Search
Evaluation Of Alternatives
Product Choice
Outcomes
19
Dalam mengambil keputusan pembelian, konsumen juga cenderung
menghubungkan tipe produk dengan tipe konsumen itu sendiri yang terdiri
dari (Jeane Polluan, 2007) :
1. Self concept attachment, yaitu : produk membantu membangun identitas
pengguna.
2. Nostalgic attachment, yaitu : produk yang membawa atau mengingatkan
kembali tentang memori masa lalu.
3. Interdependence, yaitu : produk merupakan bagian dari rutinitas pengguna
sehari-hari.
4. Love, yaitu : produk yang membawa ikatan emosional bagi penggunanya.
D. Loyalitas Konsumen
1. Pengertian Loyalitas Konsumen
Loyalitas adalah suatu komitmen yang mendalam untuk membeli kembali
atau berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan
datang. Sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian merek yang
sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai usaha pemasaran yang
berpotensi untuk menyebabkan tindakan perpindahan merek, perusahaan
untuk mendapatkan loyalitas atau kesetiaan konsumen perlu strategi
pemasaran yang tepat dan komplek. Konsumen akan menjadi loyal pada
merek-merek yang berkualitas dan menawarkannya dengan harga yang wajar
selain itu para penjual juga beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal
pada suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan.
20
Dan yang tidak kalah penting loyalitas terbentuk melalui promosi yang
ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan
produknya.
Sedangkan menurut Poerwadarmita (dalam Erwin Agung 2006:49) yang
dimaksud dengan loyalitas adalah patuh yang berarti menurut, atau setia yang
berarti tetap dan teguh hati. Maka yang dimaksud dengan loyalitas konsumen
adalah seseorang yang terbiasa untuk membeli produk yang ditawarkan dan
sering berinteraksi (melakukan pembelian) selama periode tertentu. Dengan
tetap setia mengikuti penawaran perusahaan.
Dalam perkembangan loyalitas konsumen mengalami pergeseran.
Awalnya perusahaan menganggap saticfaction is enough, hingga pada tahun
1970-an tiap perusahaan fokus menggarap customer satisfaction dengan
asumsi “kalau konsumen puas, berarti loyal“. Pada tahun 1980-an, keyakinan
itu mulai bergeser, loyalitas dipandang sebagai satisfaction plus retention,
yaitu pemasar berupaya terus-menerus mempertahankan customer yang sudah
menggunakan produknya agar tidak ke produk kompetitor (SWAsembada,
2005).
Para praktisi marketing (dalam SWAsembada, 2001) memberikan
pendapatnya bahwa produk-produk yang menjadi pemuncak di tiap-tiap
perusahaan antara lain karena didukung oleh kekuatan kualitas produk,
hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan tidak mengobral janji.
Pelanggan menjadi loyal dapat diartikan bahwa persepsi nilai pelanggan atau
Customer Perceive Value yang merupakan selisih antara nilai pelanggan total
21
atau total customer value dengan biaya pelanggan total atau total customer
cost lebih besar daripada nol (Kotler.et.al dalam Suparyadi 2006:311).
Menurut Subroto (dalam Erwin Agung, 2006:49) menyatakan bahwa
terdapat lima faktor yang menyebabkan konsumen loyal pada produk yang
dipergunakan, yaitu :
a. Nilai Merek : merupakan nilai dari suatu merek produk yang ditawarkan
ke pasar dimana apabila merek suatu produk sudah terkenal di pasaran
maka produk tersebut sudah mempunyai nilai merek. Sehingga konsumen
bisa menjadikan merek dari produk tersebut sebagai pilihan pertama pada
saat ingin membeli karena produk tersebut sudah mempunyai nilai merek.
b. Karakteristik Konsumen : merupakan suatu karakteristik dari konsumen
dengan berbagai tipe seperti konsumen yang setia untuk memakai suatu
produk tersebut atau konsumen yang mudah bosan sehingga gampang
untuk berpindah ke produk lain.
c. Swiching Barrier : merupakan hambatan untuk berpindah dari produk satu
ke yang lainnya. Hal ini bisa disebabkan karena pengalaman langsung dari
konsumen yang sudah pernah menggunakan produk sangat baik dan
nyaman tesebut sehingga konsumen pun enggan untuk melihat produk
lainnya.
d. Customer Satisfaction : Customer Satisfaction atau kepuasan pelanggan
merupakan suatu tanggapan keprilakuan konsumen berupa evaluasi purna
beli terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk)
dibandingkan dengan harapan konsumen. Faktor-faktor yang
22
mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan ketika melakukan
pembelian suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan keinginan yang
dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelian suatu
barang atau jasa. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi barang atau
jasa tersebut serta pengalaman dari teman-teman yang telah
mengkonsumsi barang atau jasa tersebut dari periklanan.
e. Lingkungan yang kompetitif : Kondisi lingkungan bisnis dimana para
produsen bersaing secara sehat dan kompetitif untuk mendapatkan
konsumen atau pelanggannya masing-masing
Menurut Philip Kotler (dalam Theresia Widyaratna, dkk, 2001:90)
loyalitas konsumen berdasarkan pola pembeliannya dapat dibagi menjadi
empat golongan karakteristik konsumen yaitu sebagai berikut :
a. Golongan Fanatik
Adalah konsumen yang selalu membeli satu merek sepanjang waktu,
sehingga pola membelinya adalah X, X, X, X, yaitu setia pada merek X
tanpa syarat.
b. Golongan Agak Setia
Adalah konsumen yang setia pada dua atau tiga merek. Di mana kesetiaan
yang terpecah antara dua pola (X dan Y) dapat dituliskan dengan pola
membeli X, X, Y, Y, X, Y.
c. Golongan Berpindah Kesetiaan
Adalah golongan konsumen yang bergeser dari satu merek ke merek lain,
maka bila konsumen pada awalnya setia pada merek X tetapi kemudian
23
pada saat berikutnya berpindah ke merek Y. Pola membelinya dapat
dituliskan X, X, X, Y,Y.
d. Golongan Selalu Berpindah-pindah
Adalah kelompok konsumen yang sama sekali tidak setia pada merek
apapun, maka pola membelinya dapat dituliskan X, Y, Z, S, Z.
2. Tingkat Loyalitas Konsumen
Proses seorang calon konsumen menjadi konsumen yang loyal terhadap
perusahaan terbentuk melalui beberapa tahap. Menurut pandangan Niegel Hill
(dalam Susilawati, 2007:18). Loyalitas konsumen terbagi menjadi enam
tahapan yaitu : Suspect, Prospect, Customer, Client, advocates dan partners.
a. Suspect
Meliputi semua yang diyakini akan mmbeli atau membutuhkan barang
atau jasa, tetapi belum memiliki informasi tentang barang atau jasa
perusahaan.
b. Prospect
Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan jasa tertentu dan
mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini, meskipun
mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan
perusahaan dan barang yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain.
c. Customer
Pada tahap ini, konsumen sudah melakukan hubungan traksaksi dengan
perusahaan, tetapi tidak mempunyai perasaan positif terhadap perusahaan,
loyalitas pada tahap ini belum terlihat.
24
d. Client
Meliputi semua konsumen yang telah membeli barang atau jasa yang
dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur, hubungan ini
berlangsung lama dan mereka telah memiliki hubungan kerjasama yang
baik.
e. Advocates
Pada tahap ini, konsumen secara aktif mendukung perusahaan dengan
memberikan rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli barang
atau jasa di perusahaan tersebut.
f. Partners
Kemudian pada tahap akhir barulah terjadi hubungan yang kuat dan saling
memberi keuntungan antara perusahaan dengan konsumen. Pada tahap ini
pula konsumen berani menolak produk atau jasa dari perusahaan lain.
E. Penelitian Terdahulu
Karjaluoto et al, (2005) dalam penelitiannya membahas tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk produk telepon selular.
Hasil penelitian menemukan bahwa meskipun pilihan telepon selular adalah
berdasarkan situasi subjektif. Namun terdapat beberapa faktor utama yang
mengarahkan konsumen dalam keputusan pembelian telepon selular. Faktor-
faktor tersebut adalah harga, merek, interface, properties dan size. Sedangkan
Berg, et al, (2005) dalam penelitiannya mengenai pengaruh desain dan fitur
dalam pemilihan telepon selular bagi anak muda, mengemukakan bahwa
selama telepon selular tersebut mampu menampilkan desain dan fitur yang
25
menjamin atau mendukung pergaulan mereka dalam suatu komunitas anak
muda maka potensi terjadinya pembelian akan semakin tinggi. Berg juga
menemukan bahwa telepon selular mampu mendemontrasikan ikatan antara
kelompok sosial dan kejadian-kejadian persahabatan.
Jeane Polluan, (2007) dalam penelitiannya yang membahas tentang
pengaruh inovasi produk dan inovasi yang akan datang terhadap keputusan
pembelian konsumen. Menyatakan bahwa inovasi pada telepon selular
memiliki pengaruh atau hubungan yang positif dengan minat konsumen untuk
mengambil keputusan membeli. Inovasi produk tersebut berupa inovasi pada
fitur internet dan fitur multimedia. Hal ini bisa disebabkan karena sebagian
besar responden tergolong responden usia muda sekitar 20-30 tahun, dimana
konsumen dengan usia demikian cenderung tertarik pada fitur-fitur hedonic
seperti fitur internet dan fitur multimedia. Selain itu, dalam penelitian ini juga
ditemukan bahwa variasi desain dan konsistensi desain dengan fungsi produk
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat konsumen untuk
membeli telepon selular. Hal ini bisa terjadi karena perkembangan desain pada
telepon selular yang tidak banyak berubah dimana desain telepon selular sama
dan tidak lagi memiliki keunikan tersendiri sehingga konsumen pun tidak
terlalu peduli dengan desain telepon selular yang ditampilkan saat ini.
Konsumen justru lebih aware dan fokus pada fitur-fitur baru yang dipasarkan.
Ditambah lagi dengan trend telepon selular dewasa ini berlomba-lomba
mengedepankan kecanggihan fitur sebagai implementasi perubahan teknologi
dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi
konsumen.
26
Poerwanto, (2008) dalam penelitiannya yang membahas tentang pengaruh
marketing mix terhadap loyalitas konsumen kartu pra bayar IM3 menyatakan
bahwa harga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap loyalitas
konsumen kartu pra bayar IM3. Hal ini disebabkan karena harga suatu produk
dapat menunjukkan dan mempengaruhi bagaimana konsumen itu loyal. Jika
suatu produk ditawarkan dengan harga yang wajar dan mampu mempengaruhi
konsumen agar melakukan pembelian secara konsisten bukan tidak mungkin
konsumen akan menjadi loyal menggunakan kartu pra bayar IM3. Selain itu
kualitas pelayanan dengan harga yang diberikan melalui produk IM3 yaitu
memberikan nominal pengisian pulsa dari lima ribu rupiah hingga jutaan
rupiah. Hal ini dimaksudkan memberikan banyak pilihan kepada konsumen
agar harga nominal pulsa isi ulang IM3 terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Selain harga, promosi dalam penelitiannya ini juga mempunyai
hubungan yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Karena promosi juga
berperan penting dalam menjadikan konsumen itu loyal. Dalam melakukan
promosi produk hendaknya ditampilkan sesering mungkin di media, promosi
yang menarik berkesan dan mudah dipahami.
Untuk mendapatkan perhatian dan tanggapan dari calon konsumen kartu
IM3 melakukan promosi di berbagai media, memilih bintang film, artis
penyanyi sebagai bintang iklannya, hal ini bertujuan untuk menarik perhatian
dan menaruh minat kepada calon konsumen untuk memakainya. Dalam
penelitian ini peran distribusi juga sangat besar dalam menjadikan konsumen
itu loyal, seorang pemasar harus selalu siap menyediakan produk kepada
27
konsumen, selalu menyediakan produk di outlet-outlet hal ini dilakukan agar
konsumen tidak lari ke merek lain. Distribusi dari kartu IM3 ini selalu
ditingkatkan, diperluas dan menjangkau ke berbagai wilayah hingga ke
pedesaan untuk menunjang kelancaran distribusi dari produk IM3.
F. Kerangka Pemikiran
Pentingnya melakukan inovasi khususnya pada produk telepon selular
menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu konsisten dengan tren yang
ada termasuk dalam penambahan fitur dan mendesain tampilan telepon
selular. Hal ini dimaksudkan agar konsumen tertarik dengan telepon selular
yang dipasarkan sehingga mengambil keputusan untuk membeli. Penelitian
O’keefe (dalam Karjaluoto, 2005) menemukan bahwa keputusan pembelian
konsumen terhadap telepon selular dengan fitur baru didasarkan pada
pengetahuan akan teknologi. Misalnya fitur-fitur seperti built -in camera,
kapasitas memori yang fleksibel untuk menyimpan banyak data, radio,
layanan messaging yang semakin canggih serta color display. Demikian juga
halnya dengan desain pada telepon selular. Penelitian yang dilakukan oleh Liu
(dalam Berg, et al, 2005) menemukan bahwa desain telepon selular memiliki
pengaruh yang cukup signifikan bagi konsumen ketika memutuskan untuk
membeli telepon selular. Meskipun demikian, Liu juga menemukan bahwa
desain telepon selular belum tentu menyebabkan terjadinya pembelian yang
spontan, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya pertimbangan lain seperti
28
apakah desain yang baik menjamin kelancaran dan optimalisasi fungsi dari
telepon selular itu sendiri, serta cepatnya perubahan tren yang terjadi.
Selain itu inovasi yang dilakukan terhadap produk telepon selular berupa
penambahan dan perbaikan fitur dan juga melakukan pengembangan produk
secara inovatif dapat berdampak pada loyalitas konsumen. Konsumen akan
menjadi loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi terhadap
produknya karena begitu banyak hal baru yang ditawarkan pada konsumen.
Hal ini tentu membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam
menentukan pilihannya. Sementara dampaknya bagi produsen, hal ini menjadi
tantangan yang membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk
mempertahankan loyalitas konsumennya. Para ahli pemasaran sepakat bahwa
mempertahankan konsumen yang loyal lebih efisien daripada mencari
pelanggan baru. Karena itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan
hal penting yang harus selalu dilakukan oleh produsen (Fajrianthi dan Zatul
Farah, 2005).
Perusahaan juga harus memperhatikan citra produk yang dapat dilihat dari
segi reputasi merek, harga produk, dan kualitas dari produk sehingga dari
ketiga sisi tersebut merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi
perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli (Theresya
Mardani, 2008). Selain itu para konsultan atau para pemasar juga harus benar-
benar pandai memikat hati konsumennya agar konsumen tertarik terhadap
produk tersebut dan memutuskan untuk membeli produk tersebut.
29
Apabila konsumen memiliki citra yang bagus terhadap produk tersebut,
maka konsumen akan melakukan pembelian. Di dalam citra yang baik akan
tersimpan sejumlah harapan. Ketika harapan terpenuhi, timbullah kepuasan
konsumen. Hal inilah yang akan memperkuat loyalitas konsumen. Jadi produk
yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen.
Menciptakan loyalitas konsumen hanya sebatas memastikan agar konsumen
menyadari dan mengingat merek atau produk. Tujuannya adalah agar produk
tersebut menjadi bahan pertimbangan ketika konsumen siap melakukan
pembelian (Fajrianthi dan Zatul Farah, 2005). Dari hasil temuan-temuan diatas
maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
ε1 ε2
ρx1y2
πx1x2 ρx1y1 ρy1y2
ρx2y1 ρx2y2
Gambar. 2.2
Model Kerangka Pemikiran
Loyalitas
Konsumen
Y2
Inovasi
X1
Citra
Produk
X2
Keputusan
Pembelian
Y1
30
G. Hipotesis
Struktur I
Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 + ρ y1Є1Y1
Hipotesis Struktur I :
1. Dengan Uji Stimultan (F-Test)
a. Ha : ρ x1y1 = ρ x2y1 ≠ 0
Artinya : ada pengaruh antara inovasi dengan citra produk terhadap
keputusan pembelian.
b. Ho : ρ x1y1 = ρ x2y1 = 0
Artinya : tidak pengaruh antara inovasi dengan citra produk terhadap
keputusan pembelian.
2. Dengan Uji Parsial (T-Test)
a. Ha : ρ x1y1 > 0
Artinya : ada pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian.
b. Ho : ρ x1y1 = 0
Artinya : tidak pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian.
c. Ha : ρ x2y1 > 0
Artinya: ada pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian.
d. Ho : ρ x2y1 = 0
Artinya : tidak pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian.
Struktur II
Y2 = ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 + ρ y1y2 Y1 + ρ Є2 Y2
Hipotesis Struktur II :
31
1. Dengan Uji Stimultan (F-Test)
a. Ha : ρ x1y2 = ρ x2y2 ≠ 0
Artinya : ada pengaruh antara inovasi dan citra produk terhadap
loyalitas konsumen
b. Ho : ρ x1y2 = ρ x2y2 = 0
Artinya : tidak ada pengaruh antara inovasi dan citra produk terhadap
loyalitas konsumen
2. Dengan Uji Parsial (T-Test)
a. Ha : ρ x1y2 > 0
Artinya : ada pengaruh inovasi terhadap loyalitas konsumen
b. Ho : ρ x1y2 = 0
Artinya : tidak ada pengaruh inovasi terhadap loyalitas konsumen
c. Ha : ρ x2y2 > 0
Artinya : ada pengaruh citra produk terhadap loyalitas konsumen
d. Ho : ρ x2y2 = 0
Artinya : tidak ada pengaruh citra produk terhadap loyalitas konsumen.
e. Ha : ρy1y2 ≠ 0
Artinya : ada pengaruh antara keputusan pembelian terhadap
loyalitas konsumen
f. Ho : ρy1y2 = 0
Artinya : tidak ada pengaruh antara pengaruh keputusan pembelian
terhadap loyalitas konsumen.
32
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada kontribusi inovasi yaitu
penambahan dan perbaikan fitur dan desain yang dihubungkan dengan
pengambilan keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas
konsumen. Dan tentang citra produk terhadap keputusan pembelian serta
dampaknya terhadap loyalitas konsumen dan pengaruh keputusan pembelian
dengan loyalitas konsumen. Produk yang akan diteliti adalah produk
komunikasi telepon selular merek Nokia. Responden dalam penelitian ini
adalah para pengguna telepon selular Nokia khususnya mahasiswa fakultas
ekonomi dan ilmu sosial UIN Jakarta yang menjadi objek penelitian ini
dengan waktu penggunaan kurang lebih enam bulan. Peneliti beranggapan
bahwa waktu enam bulan merupakan waktu yang cukup bagi konsumen untuk
mengenal karakteristik telepon selular Nokia dengan baik. Ini berarti yang
menjadi fokus penelitian adalah konsumen yang cukup memiliki pengalaman
dalam mengkonsumsi atau menggunakan telepon selular Nokia. Dengan
maksud untuk mengukur sejauh mana kontribusi inovasi dan citra produk
seperti telepon selular dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka serta
dampaknya terhadap loyalitas konsumen.
33
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian sampel yang digunakan adalah desain sampel non-
probability sampling, dimana setiap konsumen atau responden yang
memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang
sama untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan unit sampel didasarkan pada
pertimbangan atau penilaian subyektif dan tidak pada penggunaan
probabilitas. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Hal ini berdasarkan
pendapat dari Gay dan Diel (dalam Nina Herlyanah, 2008:58) yang
menyatakan bahwa “besarnya sampel minimum untuk sebuah penelitian
adalah sebanyak 100 responden karena jumlah minimal tersebut sudah
memenuhi uji distribusi Z sehingga data akan mendekati sempurna atau batas
sampel minimum”. Jumlah sampel sebanyak 100 responden diperoleh melalui
convenience sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dari pengguna
yamg mudah diakses dan besedia menjadi responden yaitu dengan
membagikan kuesioner secara langsung kepada mahasiswa FEIS UIN Jakarta.
Pada tahap ini ditentukan kerangka sampling yakni stratifikasi konsumen
seperti menurut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
lama menggunakan telepon selular merek Nokia dan tipe telepon selular
merek Nokia yang digunakan saat ini.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode cross
sectional metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
34
primer yang dilakukan dengan cara personally administered questionaire,
dimana responden diminta untuk mengisi langsung kuesioner yang dibagikan
ditempat dan tidak dibawa pergi. Untuk data sekunder, pengumpulan data
dilakukan dengan studi literatur dan pencarian data dari jurnal–jurnal
terkemuka yang meneliti topik sejenis.
D. Metode Analisis
1. Analisis Kualitatif
Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan
analisis deskriptif yaitu dengan penyebaran 100 kuesioner kepada
mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular Nokia. Kuesioner
menggunakan Skala Likert dengan rumusan sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju di beri skor 5
S = Setuju di beri skor 4
R = Ragu-ragu di beri skor 3
TS = Tidak Setuju di beri skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju di beri skor 1
Untuk menjaga kevalidan dan reliabelnya butir-butir pernyataan
yang ada pada kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih
dahulu dengan melakukan try out terhadap beberapa responden terbatas
terlebih dahulu.
35
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen (setiap butir pertanyaan atau pernyataan). Suatu instrumen
dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan
kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir suatu
daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar
pertanyaan ini pada umunya mendukung suatu variabel tertentu.
Validitas suatu butir pertanyaan dapat dinilai pada hasil output SPSS
pada tabel denagn judul item total statistics. Menilai kevalidan masing-
masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item total
correlation > dari r-tabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan secara terpisah
pada lembar kerja yang berbeda antara satu konstruk variabel yang lain
sehingga dapat diketahui butir-butir pertanyaan variabel mana yang paling
banyak tidak valid (Bhuono, 2005: 66).
b. Uji Reliabilitas
Setelah menentukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya
adalah mengukur reliabilitas data dari instrumen penelitian. Reliabilitas
merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
Cronbach’s Alpha > dari 0.60 dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa
36
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama (Bhuono,2005:72).
2. Analisis Kuantitatif
a. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis
regresi, sehingga analisis regeresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus
dari analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis
jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar
variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2007:297). Dengan
demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel
bebas (Independent Variabel) atau dalam hal ini disebut variabel eksogen
(Exogenous), dan variabel terikat (Dependent Variabel) atau yang disebut
variabel endogen (endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat
ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel
independen menuju variabel dependen yang terakhir. Menurut Sugiyono
(2007:297) penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian
didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut yaitu :
1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear, aditif
dan kausal.
2) Variabel-variabel residual tidak berkolerasi dengan variabel yang
mendahuluinya, dan tidak juga berkolerasi dengan variabel yang lain.
3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab-
akibat searah.
37
4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang berasal
dari sumber yang sama.
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,
maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam
hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka
pemikiran yang dikembangkan dari teori yang digunakan untuk penelitian.
Dalam penelitian ini model hubugan antar variabel independen yaitu
inovasi (X1) dan citra produk (X2) dengan variabel dependen yaitu
keputusan pembelian (Y1) dan loyalitas konsumen (Y2) dapat digambarkan
dalam diagram jalur berikut ini :
ε1 ε2
ρx1y2
πx1x2 ρx1y1 ρy1y2
ρx2y1 ρx2y2
Gambar. 3.1
Diagram Jalur
(Sumber : data primer, diolah 2009)
Struktur I
Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 + ρ y1Є1Y1
Struktur II
Y2 = ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 + ρ y1y2 Y1 + ρ Є1 Y2
Loyalitas
Konsumen
Y2
Inovasi
X1
Citra
Produk
X2
Keputusan
Pembelian
Konsumen
Y1
38
b. Uji Hipotesis
Dari perhitungan dengan SPSS 15.00 akan diperoleh keterangan atau
hasil mengenai Uji F (Uji Stimultan), Uji t (Uji Parsial), dan koefisien
determinan (R2) untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut
ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Uji F (Uji Stimultan)
Uji F dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan
beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu, merumuskan
hipotesis alternatif (Ha) dan juga menyertai dengan hipotesis nol (Ho),
seperti dibawah ini :
a) Ho : ρ x1y1 = ρ x2y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y1.
b) Ha : ρ x1y1 = ρ x2y1 ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y1.
c) Ho : ρ x1y2 = ρ x2y2 = 0→ tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y2.
d) Ha : ρ x1y2 = ρ x2y2 ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y2.
Untuk mengetahui korelasi ini signifikan atau tidak, digunakan
Uji F, dengan rumus sebagai berikut :
F = ( )( )2
2
1
1/
Rk
knR
−
−−
39
Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Jika Sig F > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat.
Jika Sig F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
2) Uji t (Uji Parsial)
Untuk mengisi signifikan hubungan yang ditemukan itu berlaku
untuk semua populasi maka perlu diisi dengan tingkat signifikan
sebesar 5% dengan rumus signifikansi product moment (Sugiono,
2005:189). Sedangkan hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut :
a) Ho : ρ x1y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X1 variabel Y1.
b) Ha : ρ x1y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X1 variabel Y1.
c) Ho : ρ x2y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X2 variabel Y1.
d) Ha : ρ x2y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X2 variabel Y1.
e) Ho : ρ x1y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X1 variabel Y2.
40
f) Ha : ρ x1y2 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X1 variabel Y2.
g) Ho : ρ x2y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X2 variabel Y2.
h) Ha : ρ x2y2 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X2 variabel Y2.
i) Ho : ρ y1y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.
j) Ha : ρ y1y2 ≠ 0→ terdapat pengaruh yang signifikan antara
keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen
dengan melakukan uji t. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
Jika Sig t > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Jika Sig t < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
41
3) Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Dalam output SPSS, koefisen determinasi terletak pada
tabel model summaryb dan tertulis R square yang sudah disesuaikan
atau tertulis adjust R square, karena disesuaikan dengan jumlah
variabel independen yang digunakan dalam penelitian.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:2). Berdasarkan pokok
permasalahan rumusan hipotesis, variabel penelitian yang akan dianalisis,
diklasifikasikan menjadi tiga variabel yang terdiri dari variabel independen
dan dependen.
1. Variabel Eksogen (Independent variabel) X, yaitu :
a. Inovasi (X1)
Adapun indikator dari variabel Inovasi (X1), adalah sebagai berikut :
1) Variasi Desain
2) Konsistensi Desain dengan Fungsi Produk
3) Penambahan Fitur
4) Fitur komunikasi
5) Fitur Internet
6) Fitur multimedia
42
7) Innovative Aplication
8) Inventive
b. Citra Produk (X2)
Adapun indikator dari variabel Citra Produk (X2), adalah sebagai
berikut :
1) Pengalaman
2) Potensial Customer
3) Mutu Produk
4) Kekhasan Produk
5) Merek Produk
6) Manfaat Produk
7) Karakter Produk
8) Kekuatan
1. Variabel Endogen (Dependent variabel) Y, yaitu :
a. Keputusan Pembelian (Y1)
Adapun indikator dari variabel Keputusan Pembelian (Y1), adalah
sebagai berikut :
1) Harga
2) Efek Temporer
3) Pencarian Informasi
4) Perilaku Pasca Pembelian
b. Loyalitas Konsumen (Y2)
Adapun indikator dari variabel Loyalitas Konsumen (Y2), adalah
sebagai berikut :
43
1) Customer Satisfaction
2) Customer Value
3) Switching Barrier
4) Karakteristik Konsumen
5) Nilai Merek
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Definisi Skala
1. Inovasi
(X1) • Variasi Desain
• Konsistensi Desain dengan
Fungsi Produk
• Penambahan
Fitur
• Fitur komunikasi
• Fitur Internet
• Fitur multimedia
• Innovative
Aplication
• Inventive
• Keragaman bentuk atau
model fisik dari telepon
selular
• Kesesuaian/kecocokan antara model telepon
selular dengan aplikasi atau fitur yang
ditampilkan
• Tambahan aplikasi baru
yang membuat telepon
selular semakin canggih
• Fitur untuk melakukan panggilan, SMS, MMS,
dsb.
• Fitur untuk akses internet,
mengirim dan menerima
email, serta chatting
• Fitur games, musik,
kamera, bluetooth dan
infrared
• Perusahaan telepon selular
menerapkan teknologi
yang ada dengan cara
yang lebih kreatif dan berbeda.
• Perusahaan telepon selular
Nokia menjadi first to
market
Ordinal
2. Citra • Pengalaman • Pengalaman langsung dari
44
produk
(X2) • Potensial
Customer
• Mutu Produk
• Kekhasan Produk
• Merek Produk
• Manfaat Produk
• Karakter Produk
• Kekuatan
konsumen yang pernah
memakai atau mencoba
produk telepon selular
Nokia.
• Konsumen-konsumen
yang berpotensi yang
hendak di bidik agar
mengkonsumsi produk
telepon selular Nokia.
• Berkualitas dan tidak
mudah rusak, dan juga bergaransi
• Mempunyai perbedaan atau keunikan dengan
produk sejenis lainnya
• Merek produk telepon
selular mudah diingat dan dikenali
• Produk telepon selular mempunyai manfaat
tersendiri bagi para
konsumennya
• Produk telepon selular mempunyai karakter yang
tersendiri
• Sudah menjadi market
leader di industri telepon
selular di Indonesia
Ordinal
3. Keputusan pembelian
(Y1)
• Harga
• Efek Temporer
• Pencarian
Informasi
• Perilaku Pasca Pembelian
• Mempunyai kisaran
tawaran harga mulai dari yang terendah, sedang
hingga yang tertinggi
• Harga yang ditawarkan
harus sesuai dengan
kualitas telepon selular
• Kondisi - kondisi yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen pada produk telepon selular
seperti : peningkatan
kondisi keuangan, PHK,
perubahan kurs mata uang,
dan inflasi.
• Hal yang mempengaruhi
konsumen untuk
Ordinal
45
memutuskan membeli
telepon selular apakah
pengaruh dari teman,
keluarga, promosi
penjualan atau keinginan
untuk mencoba.
• Produk telepon selular
yang sudah dibeli bisa
memberi keuntungan bagi
penggunanya.
• Produk telepon selular yang sudah dibeli bisa
memberikan rasa kepuasan
bagi anda sehingga ada
keinginan untuk membeli
kembali.
4. Loyalitas
Konsumen
(Y2)
• Customer
Satisfaction
• Customer Value
• Switching
Barrier
• Karakteristik
Konsumen
• Nilai Merek
• Kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi.
• Kemudahan dalam pembelian produk.
• Harapan kesesuain produk dan pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan
kepada konsumen.
• Jaminan produk yang diberikan oleh perusahaan
kepada konsumen.
• Pengalaman konsumen
yang sudah menggunakan produk telepon selular
tersebut.
• Kesetiaan konsumen untuk
memakai produk telepon
selular tersebut.
• Menjadikan merek produk
telepon selular Nokia
sebagai pilihan pertama pada waktu ingin membeli
telepon selular.
Ordinal
(Sumber : Diolah dari berbagai sumber, 2009)
46
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Nokia tidak hanya nama sebuah merek telepon selular yang terkenal
sekarang ini. Nama Nokia juga merupakan nama sebuah komunitas yang
tinggal di sungai Emakoski, Filandia Selatan. Dari situlah cikal bakal
perusahaan Nokia berasal. Sejarah Nokia dimulai ketika seorang insinyur
bernama Fredrik Idestam membangun tempat penggilingan kayu di selatan
Filandia pada tahun 1865. Tepatnya, Idestam mendirikan pabrik kertas di
pinggiran sungai Emakoski.
Gelombang industri yang melanda benua Eropa ketika itu memberi angin
segar pada usaha kertas milik Idestam. Permintaan kertas meningkat tajam.
Filandia bagian selatan pun menjelma menjadi kawasan industri yang banyak
diserbu para pekerja. Tak pelak, sebuah komunitas pekerja bernama Nokia
terbentuk dan tinggal di sepanjang sungai Emakoski.
Kehadiran komunitas Nokia ternyata menarik sejumlah investor. Finnish
Rubber Works merupakan salah satu perusahaan yang tertarik mendirikan
pabrik di wilayah komunitas Nokia tersebut. Pada tahun 1920-an Rubber
Works menggunakan nama Nokia sebagai nama merek produknya berupa
sepatu, ban, jas hujan, dan perlengkapan industri. Setelah Perang Dunia ke II,
Finnish Rubber Works membeli saham mayoritas Finnish Cable Works yang
bergerak dalam usaha perlengkapan transmisi telegram dan jaringan telepon.
47
Perlahan-lahan Rubber Works dan Cable Works melakukan konsolidasi
hingga akhirnya merger pada tahun 1967. Nama Nokia Group pun muncul
sebagai bentuk bergabungnya dua perusahaan milik Filandia tersebut.
Sejak itu nama Nokia sebagai produk telekomunikasi mulai berkibar.
Bermula dengan dibentuknya departemen elektronik yang menyumbang
sebesar 3% terhadap total nilai penjualan Nokia Group. Kehadiran departemen
elektronik Nokia Group juga memberikan lapangan pekerjaan bagi 460 orang.
Tiga tahun kemudian, sekitar tahun 1970-an. Nokia berhasil meluncurkan
digital switch yang diberi nama Nokia DX 200 ini adalah bahasa komputer
tingkat tinggi dan mikroprosesor intel yang dikembangkan menjadi jaringan
infrastruktur Nokia sekarang ini. Pada waktu yang bersamaan Nokia juga
berhasil menciptakan jaringan telepon mobil. Pada awal tahun 1981, Nokia
berhasil meluncurkan produk bernama Nordic Mobile Telephony (NMT). NMT
merupakan jaringan selular multinasional pertama di dunia. Karena itu,
sepanjang dekade 1980-an NMT diperkenalkan ke sejumlah negara dan
mendapatkan sambutan yang luar biasa. Dan pada awal tahun 1980 Nokia
Group pertama kali beroperasi.
Nokia terus mengembangkan industri ponselnya. Pada tahun 1991 Nokia
mengadakan kerjasama dalam menyuplai jaringan GSM ke 9 negara Eropa.
Kemudian pada bulan Agustus 1997 Nokia juga menjalin kerjasama dalam
suplai sistem GSM ke 9 operator di 31 negara. Kini sebanyak 2.100 seri ponsel
Nokia mendulang sukses. Target penjualan sebanyak 500 ribu unit berhasil
diraih pada tahun 1994. Dengan tenaga kerja sebanyak 54 ribu orang. Dan
produk Nokia terjual di 130 negara.
48
Sejak berdiri hingga sekarang Nokia telah berhasil memimpin di pasaran
bisnis industri telekomunikasi termasuk di wilayah Asia Pasifik. Berlokasi di
Alexandra Tehnopark di negara Singapura Nokia mendirikan kantor regional
untuk wilayah Asia Pasifik. Kantor regional Nokia adalah basis dari 700 staf
pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan
solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dari semua kantor Nokia di wilayah
Asia Pasifik.
Pusat perbendaharaan regional Nokia di wilayah Asia Pasifik (Nokia
Treasury Asia) beroperasi di luar negara Singapura, sebagai in-house bank
untuk cabang-cabang Nokia di wilayah Asia Pasifik. Sedangkan Nokia
Research Centre atau unit penelitian perusahaan Nokia berkantor di negara
Jepang dan Cina. Nokia juga membuat produk selain tiga fasilitas utama di
Masan, Korea, Beijing dan Dongguan di negara Cina. Mulai bulan Januari
2004, Nokia telah mengaktifkan struktur organisasi globalnya untuk
memperkuat fokus pada pemusatan pasar mobilitas baru untuk produk telepon
selular produksinya.
B. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada awal berdirinya (tahun 2000-2001), Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial masih berupa Program Studi Akuntansi dan Manajemen di bawah
Program Konversi UIN bersama Program Studi Agribisnis dan Teknik
Informatika (TI). Di saat itu, pengelolaan Program Studi Akuntansi dan
Manajemen berkerjasama dengan Tim konsultan yang diketuai oleh Drs.
49
Mohammad Faisal Badroen, MBA bersama dengan Drs. Herni Ali HT, MM
untuk program Akuntansi dan Agus Rahmat M., SE untuk Program
Manajemen, sedangkan Program Agribisnis dan Teknik Informatika
bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Melalui SK Presiden No. 31 tanggal 20 Mei 2002, maka status Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berubah menjadi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan berubahlah
status Program Konversi UIN menjadi dua fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial (FEIS) dan Fakultas Sains dan Teknologi (FST).
Dalam perkembangannya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri (FEIS UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta telah membuka Program
Non Reguler (Ekstensi) dengan Program Studi Akuntansi dan Manajemen
yaitu pada tahun 2003. Program ini diselenggarakan di luar waktu Program
Reguler dan diadakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat luas
untuk memperoleh pendidikan tanpa batasan usia, termasuk bagi mereka yang
sudah bekerja dan tidak memiliki kesempatan atau waktu kuliah pada Program
Reguler. Kurikulumnya disamakan dengan Kurikulum Program Reguler,
yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Pada tahun Akademik 2004/2005 FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
juga telah membuka Program Kelas Internasional dengan Program Studi yang
sama seperti Reguler dan Non Reguler, yaitu Akuntansi dan Manajemen.
Untuk program ini FEIS bekerjasama dengan Internasional Islamic University
Malaysia (IIUM). Tetapi berbeda dengan Program Reguler dan Non Reguler,
50
pengantar perkuliahan pada program ini disampaikan dengan menggunakan
Bahasa Inggris. Untuk waktu perkuliahan program ini diselenggarakan seperti
Program Reguler, yaitu pada pagi hari.
Sejak berdiri pada tahun 2000, FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sudah mempunyai sembilan angkatan mahasiswa hingga tahun 2009 ini. Yang
terdiri dari angkatan Program Reguler yang di mulai dari tahun 2001,
angkatan Program Non Reguler yang dimulai dari tahun 2003 dan angkatan
dari Program Kelas Internasional yang dimulai dari tahun 2004.
C. Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen, instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan (Bilson, 2004:30). Instrumen yang valid adalah alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas adalah instrumen
yang digunakan beberapa variabel untuk mengukur objek yang sama, maka
akan menghasilkan data yang sama. (Sugiono, 2005).
Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner
kepada mahasiswa FEIS UIN Jakarta yang menggunakan telepon selular
Nokia sebanyak 100 responden yang dianggap penulis mampu mewakili
mahasiswa FEIS UIN Jakarta. Sebelum kuesioner disebarkan kepada 100
responden, penulis melakukan try out kepada 15 responden dengan
memberikan 41 butir pernyataan. Dimana kuesioner tersebut dibagi menjadi 4
51
variabel utama yaitu variabel inovasi (X1) dibagi menjadi 8 indikator dengan 8
butir pernyataan, variabel citra produk (X2) dibagi menjadi 8 indikator dengan
8 butir pernyataan, variabel keputusan pembelian (Y1) dibagi menjadi 7
indikator dengan 15 butir pernyataan, dan variabel loyalitas konsumen (Y2)
dibagi menjadi 5 indikator dengan 10 butir pernyataan untuk menguji validitas
dan reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut. Menurut Bhuono (2005:54)
uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (Corrected
Item- Total Correlation) dengan r tabel, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai r hitung > nilai r tabel maka Item Valid
2. Jika nilai r hitung < nilai r tabel maka Item Tidak Valid
Nilai r tabel dapat diperoleh dimana df = n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sampel atau responden. Pada penelitian ini jumlah sampel yang
digunakan (n) = 15, maka besarnya df = 15-2 = 13. Dengan alpha = 0.05,
maka didapat nilai r tabel = 0.553. Sedangkan untuk uji reliabilitas dilakukan
dengan melihat nilai Cronbach's Alpha dengan kriteria sebagai berikut
(Bhuono, 2005:72) :
1. Jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka suatu instrumen dikatakan
reliabel.
2. Jika nilai Cronbach's Alpha < 0.60 maka suatu instrumen dikatakan tidak
reliabel.
Berikut ini adalah hasil try out yang diberikan kepada 15 responden
dengan memberikan 41 butir pernyataan yang dibagi menjadi 4 variabel
utama.
52
1. Instrumen Inovasi (X1)
Tabel 4.1
Hasil Try Out Item Instrumen Kontribusi Inovasi (X1)
Item Total
Correlation
(r hitung)
Total Cronbach's
Alpha Keterangan
P1 0.611 0.894 Valid dan Reliabel
P2 0.798 0.878 Valid dan Reliabel
P3 0.684 0.890 Valid dan Reliabel
P4 0.584 0.894 Valid dan Reliabel
P5 0.684 0.886 Valid dan Reliabel
P6 0.885 0.864 Valid dan Reliabel
P7 0.660 0.888 Valid dan Reliabel
P8 0.661 0.887 Valid dan Reliabel
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Dari hasil output diatas dapat dilihat untuk butir pernyataan inovasi,
semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu r hitung > 0,553 dan
semua nilai dari Total Cronbach's Alpha juga lebih besar dari nilai alpha
yaitu Total Cronbach's Alpha > 0.6 maka dapat disimpulkan bahwa semua
butir peryataan dari instrumen inovasi (P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7 dan P8)
adalah valid dan reliabel.
2. Instrumen Citra Produk (X2)
Tabel 4.2
Hasil Try Out Item Instrumen Citra Produk (X2)
Item
Total
Correlation
(r hitung)
Total Cronbach's
Alpha Keterangan
P9 0.628 0.901 Valid dan Reliabel
P10 0.723 0.893 Valid dan Reliabel
P11 0.781 0.895 Valid dan Reliabel
P12 0.752 0.892 Valid dan Reliabel
P13 0.686 0.900 Valid dan Reliabel
P14 0.828 0.884 Valid dan Reliabel
P15 0.813 0.887 Valid dan Reliabel
P16 0.746 0.888 Valid dan Reliabel
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
53
Dari hasil output diatas dapat dilihat untuk butir pernyataan citra
produk, semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel, nilai r hitung lebih
besar dari r tabel yaitu r hitung > 0,553 dan semua nilai dari Total
Cronbach's Alpha juga lebih besar dari nilai alpha yaitu Total Cronbach's
Alpha > 0.6 maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan citra
produk (P9, P10, P11, P12, P13, P14, P15 dan P16) adalah valid dan
reliabel.
3. Instrumen Keputusan Pembelian (Y1)
Tabel 4.3
Hasil Try Out Item Instrumen Keputusan Pembelian (Y1)
Item Total Correlation
(r hitung)
Total Cronbach's
Alpha Keterangan
P17 0.734 0.892 Valid dan Reliabel
P18 0.816 0.886 Valid dan Reliabel
P19 0.019 0.914 Tidak Valid
P20 0.748 0.887 Valid dan Reliabel
P21 0.680 0.890 Valid dan Reliabel
P22 0.690 0.890 Valid dan Reliabel
P23 0.786 0.891 Valid dan Reliabel
P24 0.889 0.880 Valid dan Reliabel
P25 0.791 0.886 Valid dan Reliabel
P26 0.737 0.893 Valid dan Reliabel
P27 0.638 0.895 Valid dan Reliabel
P28 0.729 0.888 Valid dan Reliabel
P29 0.317 0.907 Tidak Valid
P30 0.853 0.881 Valid dan Reliabel
P31 0.025 0.920 Tidak Valid
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Dari hasil output diatas dapat dilihat untuk butir pernyataan keputusan
pembelian, butir pernyataan P19, P29 dan P31 mempunyai nilai r hitung
lebih kecil dari r tabel yaitu masing-masing (0.019 < 0.553), (0.317 <
0.553) dan (0.025 < 0.553), maka item pernyataan P19, P29 dan P31
54
adalah tidak valid. Sedangkan untuk butir pernyataan (P17, P18, P20, P21,
P22, P23, P24, P25, P26, P27, P28 dan P30) mempunyai nilai r hitung
lebih besar dari r tabel sehingga item-item pertanyaan tersebut adalah valid
dan reliabel.
4. Instrumen Loyalitas Konsumen (Y2)
Tabel 4.4
Hasil Try Out Item Instrumen Loyalitas Konsumen (Y2)
Item Total Correlation
(r hitung)
Total Cronbach's
Alpha Keterangan
P32 0.879 0.849 Valid dan Reliabel
P33 0.208 0.912 Tidak Valid
P34 0.784 0.859 Valid dan Reliabel
P35 0.693 0.868 Valid dan Reliabel
P36 0.229 0.901 Tidak Valid
P37 0.715 0.866 Valid dan Reliabel
P38 0.785 0.860 Valid dan Reliabel
P39 0.664 0.868 Valid dan Reliabel
P40 0.856 0.861 Valid dan Reliabel
P41 0.792 0.865 Valid dan Reliabel
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Dari hasil output diatas dapat dilihat untuk butir pernyataan loyalitas
konsumen, butir pernyataan P33 dan P36 mempunyai nilai r hitung lebih
kecil dari r tabel masing-masing (0.208 < 0.553) dan (0.229 < 0.553),
maka item pertanyaan P33 dan P36 adalah tidak valid. Sedangkan untuk
butir pernyataan (P32, P34, P35, P37, P38, P39, P40 dan P41) mempunyai
nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga item-item penyataan tersebut
adalah valid.
Dari hasil try out pada tabel-tabel diatas diperoleh data yang
menyatakan bahwa ada 5 pernyataaan yang tidak valid atau tidak terpakai
karena mempunyai nilai r hitung lebih kecil dari r tabel yaitu pernyataan
55
yang terdapat pada variabel keputusan pembelian yaitu butir pernyataan
P19 (0.019 < 0.553), P29 (0.317 < 0.553) dan P31 (0.025 < 0.553). Dan
pernyataan yang terdapat pada variabel loyalitas konsumen butir
pernyataan P33 dan P36 masing-masing sebesar (0.208 < 0.553) dan
(0.229 < 0.553). Berdasarkan hal tersebut dan juga arahan dari dosen
pembimbing, maka pernyataan-pernyataan yang tidak valid tidak dipakai
lagi untuk kuisioner berikutnya. Sehingga item pernyataan yang valid,
penulis anggap sudah terstandarisasi yang kemudian disebarkan kepada
100 responden.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Kualitatif
a. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk
mendapatkan data primer sebagai sumber penelitian. Pada kuesioner
tersebut terdapat pertanyaan tentang karakteristik responden dengan 5
butir pertanyaan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tipe telepon
selular yang digunakan, lama pemakaian, dan pendapatan atau uang
saku per bulan. Berikut ini adalah jumlah hasil persentase pada
pertanyaan karakteristik responden.
56
1) Jenis Kelamin
Tabel. 4.5
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 46 46.0 46.0 46.0
Perempuan 54 54.0 54.0 100.0
Valid
Total 100 100.0 100.0
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Dari tabel 4.5 hasil data yang diatas dapat dilihat bahwa 46 responden
adalah berjenis kelamin laki-laki dan 54 responden adalah berjenis
kelamin perempuan. Ini berarti di lingkungan fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN JKT pengguna telepon selular Nokia lebih banyak di dominasi
oleh perempuan daripada laki-laki. Ini bisa disebabkan karena variasi
desain yang beragam yang ditawarkan oleh telepon selular Nokia dengan
spesifikasi bentuk yang berbeda.
2) Usia
Tabel. 4.6
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
18-22 Tahun 80 80.0 80.0 80.0
22-25 Tahun 20 20.0 20.0 100.0
Valid
Total 100 100.0 100.0
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa responden pengguna telepon
selular Nokia di lingkungan fakultas ekonomi dan ilmu sosial UIN JKT
yang berusia 18-22 tahun ada 80 responden sedangkan responden yang
berusia 22-25 tahun ada 20 responden.
57
Hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa fakulltas
ekonomi dan ilmu sosial UIN JKT pengguna telepon selular Nokia lebih
banyak didominasi pada mahasiswa yang berusia 18-22 tahun sedangkan
selebihnya dari mahasiswa yang berusia 22-25 tahun. Hal ini bisa
disebabkan karena produk telepon selular Nokia yang ditawarkan lebih
banyak diminati oleh mahasiswa yang kalangan remaja dan orang dewasa
yang kebanyakan sedang menempuh pendidikan srata satu (S1).
3) Lama Pemakaian
Tabel. 4.7
Lama Pemakaian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kurang dari 6 bulan 6 6.0 6.0 6.0
6 bulan - 1 tahun 18 18.0 18.0 24.0
Lebih dari 1 tahun 76 76.0 76.0 100.0
Valid
Total 100 100.0 100.0
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa pada lama pemakaian telepon
selular Nokia pada mahasiswa atau mahasiswi fakultas ekonomi dan ilmu
sosial UIN JKT. Pada jangka kurang dari 6 bulan ada 6 responden, pada
jangka waktu 6 bulan – 1 tahun ada 18 responden, pada jangka waktu lebih
dari 1 tahun ada 76 responden. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
lama pemakaian telepon selular Nokia pada mahasiswa/mahasiswi fakultas
ekonomi dan ilmu sosial UIN JKT lebih banyak didominasi pada jangka
waktu lebih dari 1 tahun pemakaian.
58
4) Pendapatan/Uang Saku Per Bulan
Tabel. 4.8
Pendapatan/Uang Saku per bulan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kurang dari Rp. 300.000,- 21 21.0 21.0 21.0
Rp. 300.000 - Rp. 500.000,- 49 49.0 49.0 70.0
Lebih dari Rp. 500.000,- 30 30.0 30.0 100.0
Valid
Total 100 100.0 100.0
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa pendapatan/uang saku per
bulan pada mahasiswa atau mahasiswi yang kurang dari Rp. 300.000,- ada
21 responden, Rp. 300.000 – Rp. 500.000,- ada 49 responden, dan lebih
dari Rp. 500.000,- ada 30 responden. Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa pendapatan/uang saku per bulan pada mahasiswa atau mahasiswi
fakultas ekonomi dan ilmu sosial UIN JKT lebih banyak didominasi
antara Rp. 300.000 – Rp. 500.000,- yaitu sebanyak 49 responden.
b. Distribusi Frekuensi Pernyataan Kuesioner
Selain karakteristik responden, pada kuesioner penelitian ini juga terdapat
pernyataan tentang empat variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari
inovasi (X1), citra produk (X2), keputusan pembelian (Y1), loyalitas konsumen
(Y2). Berikut ini adalah jumlah hasil dari distribusi frekuensi dari pernyataan
pada kuesioner penelitian ini.
59
1) Inovasi (X1)
Tabel. 4.9
Telepon selular Nokia yang dipasarkan saat ini selalu menampilkan desain
yang beragam dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen
No Kategori Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 1 1.0
3 Ragu – ragu 4 4.0
4 Setuju 51 51.0
5 Sangat Setuju 44 44.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 51% dari seluruh responden
atau sebanyak 51 responden menjawab setuju bahwa telepon selular Nokia
yang dipasarkan saat ini selalu menampilkan desain yang beragam dan
bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, sebanyak 44
responden menjawab sangat setuju, 4% mengatakan ragu-ragu. Responden
yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden dan tidak ada yang
yang menjawab sangat tidak setuju.
Sebagai bagian dari inovasi, desain merupakan hal penting yang tidak
bisa begitu saja diabaikan. Desain yang ditampilkan pun dituntut untuk
selalu variatif agar konsumen semakin tertarik. Perusahaan telepon selular
Nokia selalu menampilkan variasi desain yang unik dan baru dengan
maksud agar konsumen tidak merasa bosan dengan desain yang sudah ada.
Karena menurut Liu (2007) dalam penelitiannya desain pada telepon
selular memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi konsumen.
60
Tabel. 4.10
Desain telepon selular Nokia memudahkan saya menggunakan telepon
selular tersebut
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0.0
2 Tidak Setuju 3 3.0
3 Ragu – ragu 7 7.0
4 Setuju 56 56.0
5 Sangat setuju 34 34.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 56 responden atau 56%
menyatakan setuju bahwa desain telepon selular Nokia memudahkan saya
menggunakan telepon selular tersebut. Sedangkan 7 responden atau 7%
menyatakan ragu-ragu, 34 responden atau 34% menyatakan sangat setuju,
3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju.
Inovasi yang dilakukan terhadap produk sebaiknya didasarkan pada
harapan konsumen sehingga penerimaan produk inovasi menjadi lebih
mudah, karena syarat penting dari suksesnya suatu produk inovasi adalah
sensitif terhadap permintaan pasar. Ini berarti perusahaan Nokia telah
berhasil menciptakan inovasi terhadap produknya. Karena desain yang
ditampilkan pada telepon selular Nokia memudahkan para penggunanya
dalam berkomunikasi, sesuai dengan harapan konsumen.
61
Tabel. 4.11
Telepon selular Nokia mempunyai kesesuaian atau kecocokan antara desain
produk dengan aplikasi atau fitur produk yang ditampilkan
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 4 4.0
3 Ragu – ragu 15 15.0
4 Setuju 69 69.0
5 Sangat setuju 12 12.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, 69 responden menyatakan setuju
pada pernyataan telepon selular Nokia mempunyai kesesuaian atau
kecocokan antara desain produk dengan aplikasi atau fitur produk yang
ditampilkan. Sedangkan 15 responden menyatakan ragu-ragu, 12
responden menyatakan sangat setuju, 4 responden menyatakan tidak
setuju, dan 0 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
Desain merupakan tampilan dari sebuah produk yang mewakili kinerja
produk itu sendiri. Sehingga desain produk haruslah konsisten dengan
fungsi produk itu sendiri (Brooke and Mills, 2004). Maka dari itu desain
yang dibuat telepon selular harus mempunyai kesesuaian atau kecocokan
dengan aplikasi atau fitur produk yang ditampilkan. Agar dapat konsisten
dengan fungsi produk tersebut.
62
Tabel. 4.12
Penambahan fitur atau aplikasi baru pada produk telepon selular Nokia
membuat telepon selular tersebut menjadi semakin canggih
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 2 2.0
3 Ragu – ragu 12 12.0
4 Setuju 56 56.0
5 Sangat setuju 30 30.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa, sebanyak 56 responden atau
56% menyatakan setuju pada pernyataan bahwa Penambahan fitur atau
aplikasi baru pada produk telepon selular Nokia membuat telepon selular
tersebut menjadi semakin canggih. Sedangkan 12 responden atau 12%
menyatakan ragu-ragu, 30 responden atau 30% menyatakan sangat setuju,
2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden
menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Pada telepon selular sendiri, penambahan fitur sangat penting karena
fitur adalah alat pendukung utama dalam mengoperasikan telepon selular
tersebut (Karjaluoto, 2005). Dengan bantuan fitur, segala sesuatu bisa
diakses apalagi saat ini fitur telepon selular semakin bervariasi dan
kompleks. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kompleksitas
penambahan fitur baru pada produk telepon selular membuat telepon
selular tersebut menjadi semakin canggih dan sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
63
Tabel. 4.13
Penambahan fitur internet pada telepon selular Nokia memudahkan untuk
mengakses internet lebih cepat
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0.0
2 Tidak Setuju 4 4.0
3 Ragu – ragu 3 3.0
4 Setuju 53 53.0
5 Sangat setuju 40 40.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 53 responden atau
53% menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa penambahan fitur
internet pada telepon selular Nokia memudahkan untuk mengakses
internet lebih cepat. Sebanyak 3 responden atau 3% menyatakan ragu-
ragu, 40 responden atau 40% menyatakan sangat setuju, 4 responden atau
4% menyatakan tidak setuju dan 0 responden menyatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan tersebut.
Fitur merupakan alat fungsional pada suatu produk yang
memungkinkan pengguna untuk mengakses atau menggunakan software
yang ada dari produk tersebut. Salah satunya adalah untuk mengakses
internet, maka dari itu penambahan fitur internet pada telepon selular harus
memudahkan para penggunanya untuk mengakses internet lebih cepat.
64
Tabel. 4.14
Fitur multimedia seperti games, musik, kamera, bluetooth dan infrared yang
dimiliki telepon selular Nokia berbeda dengan telepon selular dari merek
yang lain
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 1 1
2 Tidak Setuju 19 19.0
3 Ragu – ragu 21 21.0
4 Setuju 44 44.0
5 Sangat setuju 15 15.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 44 responden atau
sekitar 44% menyatakan setuju, 21 responden atau 21% menyatakan ragu-
ragu, 15 responden atau 15% menyatakan sangat setuju, 19 responden atau
19% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak
setuju.
Ini disebabkan karena sudah semakin banyaknya produsen telepon
selular di pasar telekommunikasi. Sehingga fitur-fitur yang ditampilkan
sama atau tidak terlalu mempunyai perbedaan dimata konsumennya.
Tabel. 4.15
Teknologi yang digunakan pada telepon selular Nokia diterapkan dengan
cara berbeda atau kreatif sehingga memudahkan konsumen dalam
menggunakannya
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 2 2.0
2 Tidak Setuju 9 9.0
3 Ragu – ragu 21 21.0
4 Setuju 55 55.0
5 Sangat setuju 13 13.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
65
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 55 responden atau
sekitar 55% menyatakan setuju, 21 responden atau 21% menyatakan ragu-
ragu, 13 responden atau 13% menyatakan sangat setuju, 9 responden atau
9% menyatakan tidak setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat
tidak setuju.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telepon selular Nokia
menggunakan Innovative aplication, perusahaan menggunakan teknologi
yang ada namun diterapkan dengan cara yang lebih kreatif atau berbeda.
Yang merupakan salah satu hal mendasar yang perlu diperhatikan
perusahaan ketika melakukan inovasi menurut Crawford (dalam Jeane
Polluan, 2007).
Tabel. 4.16
Perusahaan telepon selular Nokia sebagai perusahaan yang menjadi first to market dalam pasar telekomunikasi
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat Tidak Setuju 2 2.0
2 Tidak Setuju 6 6.0
3 Ragu – ragu 25 25.0
4 Setuju 50 50.0
5 Sangat Setuju 17 17.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa diketahui bahwa 50
responden atau 50% setuju bahwa perusahaan telepon selular Nokia
sebagai perusahaan yang menjadi first to market dalam pasar
telekomunikasi. Sedangkan 25 responden atau 25% menyatakan ragu-
ragu, 17 responden atau 17% menyatakan sangat setuju, 6 responden atau
66
6% menyatakan tidak setuju, dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Dahulu nama Nokia merupakan sebuah komunitas yang mendirikan
pabrik kertas di pinggiran sungai Emakoski, Filandia Selatan. Pada tahun
1920-an Rubber Works menggunakan nama Nokia sebagai nama merek
produknya berupa sepatu, ban, jas hujan, dan perlengkapan industri.
Perlahan-lahan Rubber Works dan Cable Works melakukan konsolidasi
hingga akhirnya merger pada tahun 1967.
Nama Nokia Group pun muncul sebagai bentuk bergabungnya dua
perusahaan milik Filandia tersebut. Sejak itulah nama Nokia sebagai
produk telekomunikasi mulai berkibar. Berdasarkan sejarah dan
perkembangan usaha yang sudah cukup lama, perusahaan Nokia pun
menjadi perusahaan Inventive, yaitu perusahaan yang mencoba menjadi
first to market dalam industri telekomunikasi di dunia.
2) Citra Produk (X2)
Tabel. 4.17
Telepon selular Nokia merupakan produk telepon selular yang mempunyai
daya tahan tinggi dan berkualitas
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0.0
2 Tidak Setuju 4 4.0
3 Ragu – ragu 17 17.0
4 Setuju 51 51.0
5 Sangat setuju 28 28.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 51 responden atau 51% dari
responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa telepon selular
67
Nokia merupakan produk telepon selular yang mempunyai daya tahan
tinggi dan berkualitas. Sedangkan 28 responden atau 28% menyatakan
sangat setuju, 17 responden atau 17% menyatakan ragu–ragu, 4 responden
atau 4% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang
menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan produknya agar
berkualitas dan dapat diterima secara baik dimata konsumennya. Karena
jika konsumen sudah percaya akan kualitas pada suatu produk. Ini bisa
menyebabkan timbulnya citra yang baik pada produk tersebut.
Tabel. 4.18
Telepon selular Nokia mempunyai spesifikasi keunikan yang berbeda
dengan telepon selular merek yang lain
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 8 8.0
3 Ragu – ragu 31 31.0
4 Setuju 53 53.0
5 Sangat setuju 8 8.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa 53% dari
responden menyatakan setuju bahwa telepon selular Nokia mempunyai
spesifikasi keunikan yang berbeda dengan telepon selular merek yang lain.
sedangkan 31% responden menyatakan ragu-ragu, 8% responden
menyatakan sangat setuju, 8% responden juga menyatakan tidak setuju,
dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
68
Setiap perusahaan berusaha untuk membuat produknya mempunyai
perbedaaan dengan produk sejenis lainnya. Hal itupun yang dilakukan oleh
perusahaan telepon selular Nokia. Agar produk telepon selularnya
mempunyai keunikan atau ciri khas sendiri dibandingkan dengan produk
telepon selular merek yang lain. Sehingga konsumen dapat lebih tertarik
dengan produk tersebut.
Tabel. 4.19
Merek produk telepon selular Nokia mudah diingat dan dikenali oleh
konsumen
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 1 1.0
2 Tidak Setuju 1 1.0
3 Ragu – ragu 8 8.0
4 Setuju 61 61.0
5 Sangat setuju 29 29.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mencapai 61% dari
responden menyatakan setuju bahwa merek produk telepon selular Nokia
mudah diingat dan dikenali oleh konsumen. Sedangkan 29% dari
responden menyatakan sangat setuju, 8% dari responden menyatakan ragu-
ragu, dan sisanya masing-masing 1% dari responden menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan tersebut.
Suatu merek produk mudah dingat dan dikenali oleh konsumen,
apabila merek produk tersebut sudah sejak lama ada dipasaran dan
mempunyai kualitas produk yang baik serta selalu mengeluarkan produk-
produk tipe terbaru.
69
Tabel. 4.20
Produk telepon selular Nokia mempunyai manfaat
dalam kehidupan penggunanya
No Kategori Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 2 2.0
3 Ragu – ragu 18 18.0
4 Setuju 66 66.0
5 Sangat Setuju 14 14.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 66% dari seluruh responden
atau sebanyak 66 responden menyatakan setuju bahwa produk telepon
selular Nokia mempunyai manfaat dalam kehidupan penggunanya. Selain
itu, 14% responden menyatakan sangat setuju, 18% responden menyatakan
ragu-ragu, 2% responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden
yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Setiap perusahaan selalu berusaha agar produk yang diciptakannya
bermanfaat sesuai dengan harapan konsumennya. Hal ini dilakukan untuk
membangun citra produk tersebut menjadi positif dimata konsumennya.
Tabel. 4.21
Telepon selular Nokia mempunyai karakter yang berbeda dari telepon
selular lainnya
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 2 2.0
2 Tidak Setuju 6 6.0
3 Ragu – ragu 20 20.0
4 Setuju 63 63.0
5 Sangat setuju 9 9.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
70
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 63% dari responden
menyatakan setuju bahwa telepon selular Nokia mempunyai karakter yang
berbeda dari telepon selular lainnya. Sedangkan 20 responden atau 20%
menyatakan ragu–ragu, 9 responden atau 9% menyatakan sangat setuju, 6
responden atau 6% menyatakan tidak setuju, dan 2% responden
menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Membangun citra yang efektif dapat dilakukan melalui tigal hal.
Diantaranya adalah memantapkan karakter produk agar mempunyai
perbedaan dengan merek produk sejenis lainnya.
Tabel. 4.22
Telepon selular Nokia sudah mempunyai market leader di pasar industri
telepon selular di Indonesia
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 3 3.0
3 Ragu – ragu 12 12.0
4 Setuju 61 61.0
5 Sangat setuju 24 24.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Sebanyak 61% responden menyatakan setuju dengan pernyataan
bahwa telepon selular Nokia sudah mempunyai market leader di pasar
industri telepon selular di Indonesia. Sedangkan 24% responden
menyatakan sangat setuju, 12% responden menyatakan ragu-ragu, 3%
responden menyatakan tidak setuju dan sisanya 0% responden menyatakan
sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Citra produk yang sudah lama dibangun oleh perusahaan Nokia
sampai sekarang masih tetap terjaga dengan baik. Bahkan semakin
71
meningkat lebih baik. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan telepon
selular Nokia menjadi market leader di pasar industri telepon selular di
Indonesia sampai saat ini. Walaupun semakin banyak para pesaing yang
bermunculan.
Tabel. 4.23
Produk Nokia selalu membidik konsumen-konsumen baru yang berpotensi
agar menggunakan telepon selular Nokia
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 4 4.0
2 Tidak Setuju 8 8.0
3 Ragu – ragu 28 284.0
4 Setuju 51 51.0
5 Sangat setuju 9 9.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 51% responden menjawab
setuju bahwa produk telepon selular Nokia selalu membidik konsumen-
konsumen baru yang berpotensi agar menggunakan telepon selular Nokia.
Sedangkan responden yang lainnya ada yang menyatakan ragu–ragu,
sangat setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan persentase
masing-masing sekitar 28%, 9%, 8% dan 4% dari seluruh total responden.
Setiap perusahaan selalu mencari konsumen baru yang berpotensi agar
bisa membeli produknya. Sehingga perusahaan dapat dengan mudah
menawarkan dan mempromosikan produknya, karena konsumen tersebut
sudah bepotensi untuk membeli produk tersebut.
72
Tabel. 4.24
Pengalaman langsung dari konsumen yang pernah menggunakan produk
telepon selular Nokia, secara tidak langsung dapat membentuk citra produk
telepon selular Nokia
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 4 4.0
3 Ragu – ragu 31 31.0
4 Setuju 51 51.0
5 Sangat setuju 14 14.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 51 responden atau
sekitar 51% responden menjawab setuju dengan pernyataan bahwa
pengalaman konsumen menggunakan produk Nokia dapat membentuk
citra produk dari telepon selular Nokia. Sedangkan sebanyak 31 responden
atau 31% menyatakan ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Selain itu 14
responden atau 14% yang menyatakan sangat setuju dan sisanya yang lain
menyatakan tidak setuju dengan persentase sebesar 4%.
Citra produk dapat terbentuk dari berbagai macam hal misalnya,
pengalaman langsung dari konsumen yang pernah memakai atau mencoba
produk tersebut atau perbandingan yang dilakukan oleh konsumen yang
pernah memakai produk/barang, kisah-kisah dari teman, keluarga tentang
baik buruknya produk tersebut (Sindu Rahayu, 2007).
73
3) Keputusan Pembelian (Y1)
Tabel. 4.25
Diskriminasi harga yang ditawarkan telepon selular Nokia beragam mulai
dari harga yang terendah, sedang hingga yang tertinggi
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 4 4.0
3 Ragu – ragu 12 12.0
4 Setuju 58 587.0
5 Sangat setuju 26 26.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa 58 responden atau
58% setuju dengan menganggap bahwa diskriminasi harga yang
ditawarkan telepon selular Nokia beragam. Sebanyak 26 responden atau
26% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Selain itu ada juga responden yang menyatakan ragu-ragu dengan
pernyataan tersebut sebanyak 12% dan sisanya sebanyak 4% responden
tidak setuju bahwa diskriminasi harga yang ditawarkan telepon selular
Nokia beragam.
Diskriminasi harga yang ditawarkan oleh produsen telepon selular
Nokia beragam mulai dari yang terendah, sedang hingga yang tertinggi
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini juga
disesuaikan dengan kemampuan daya beli konsumen untuk mengambil
keputusan membeli telepon selular Nokia.
74
Tabel. 4.26
Harga yang ditawarkan telepon selular Nokia sesuai
dengan kualitas produk telepon selular Nokia
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 1 1.0
2 Tidak Setuju 6 6.0
3 Ragu – ragu 13 13.0
4 Setuju 66 66.0
5 Sangat setuju 14 14.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 66%
responden setuju bahwa harga yang ditawarkan telepon selular Nokia
sesuai dengan kualitas produk. Sedangkan 14% responden menyatakan
sangat setuju, 13% responden menyatakan ragu-ragu, 6% responden
menyatakan tidak setuju dan sisanya sebanyak 1% responden menyatakan
sangat tidak setuju.
Harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kualitas produk. Karena
jika ingin mendapatkan kualitas produk yang terbaik harus disesuaikan
dengan harga produk tersebut. Agar nantinya setelah konsumen membeli
produk tersebut, konsumen merasakan kepuasan karena sebanding dengan
uang yang dikeluarkan.
Tabel. 4.27
Artis atau public figure bisa menjadi referensi
dalam mengambil keputusan untuk membeli telepon selular Nokia
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat Tidak Setuju 2 2.0
2 Tidak Setuju 45 45.0
3 Ragu – ragu 27 27.0
4 Setuju 24 24.0
5 Sangat Setuju 2 2.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
75
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 45% responden
tidak setuju bahwa Artis atau public figure bisa menjadi referensi dalam
mengambil keputusan untuk membeli telepon selular Nokia. Sedangkan
responden yang menyatakan ragu–ragu dengan pernyataan tersebut.
Sebanyak 27% atau 27 responden, responden yang menyatakan setuju
sebanyak 24% dan sisanya responden menyatakan sangat setuju dan sangat
tidak setuju masing-masing 2%.
Artis atau public figure artis tidak bisa dijadikan referensi dalam
membeli suatu produk. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup artis
atau public figure yang rata-rata berkelas sosial tinggi dan selalu
mengikuti perkembangan tren dan teknologi yang semakin modern.
Sedangkan tidak semua konsumen memmpunyai gaya hidup seperti itu.
Maka dari itu Artis atau public figure tidak bisa dijadikan sumber referensi
dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.
Tabel. 4.28
Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena
kondisi keuangan yang mengalami peningkatan
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 2 2.0
2 Tidak Setuju 31 31.0
3 Ragu – ragu 29 29.0
4 Setuju 29 29.0
5 Sangat setuju 9 9.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 31 responden atau 31% dari
responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa pembelian
telepon selular Nokia karena kondisi keuangan yang mengalami
76
peningkatan. Sedangkan responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 29 responden, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 29%, dan
yang menyatakan sangat setuju dan sangat tidak setuju masing-masing
sebanyak 9 orang dan 2 responden.
Pada saat kondisi keuangan seseorang atau konsumen mengalami
peningkatan, seseorang atau konsumen lebih mengutamakan untuk
memenuhi kebutuhan primer atau pokok mereka terlebih dahulu daripada
kebutuhan yang lain seperti sandang dan pangan. Sedangkan kebutuhan
yang lain seperti kebutuhan sekunder dapat dipenuhi setelah seseorang
atau konsumen dapat memenuhi kebutuhan primernya masing-masing.
Termasuk keputusan untuk membeli telepon selular yang merupakan
salah satu kebutuhan sekunder.
Tabel. 4.29
Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia
karena harga yang terjangkau
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 2 2.0
2 Tidak Setuju 11 11.0
3 Ragu – ragu 16 16.0
4 Setuju 62 62.0
5 Sangat setuju 9 9.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa mencapai 62%
dari responden menyatakan setuju bahwa pembelian telepon selular Nokia
karena harga yang terjangkau, 16% responden menyatakan ragu-ragu, 9%
responden menyatakan sangat setuju dan yang menyatakan tidak setuju
77
dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut masing-masing
sebanyak 9 orang dan 2 responden.
Setiap produsen selalu berusaha untuk menawarkan produk mereka
dengan harga yang disesuaikan demgsn kemampuan daya beli konsumen.
Agar konsumen dapat membeli produk tersebut dengan harga yang
terjangkau. Biasanya dilakukan produsen dengan cara memberikan
diskriminasi harga dari yang terendah hingga yang tertinggi sesuai dengan
kemampuan masing-masing konsumen. Hal ini dilakukan produsen agar
dapat meningkatkan volume penjualan terhadap produk mereka.
Tabel. 4.30
Memutuskan untuk membeli atau mengganti tipe telepon selular Nokia
karena adanya perubahan skala ekonomi
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 2 2.0
2 Tidak Setuju 34 34.0
3 Ragu – ragu 27 27.0
4 Setuju 32 32.0
5 Sangat setuju 5 5.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 34% dari responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa membeli atau
mengganti tipe telepon selular Nokia karena adanya perubahan skala
ekonomi. Sedangkan responden yang menyatakan setuju yaitu sebanyak
32%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 34% dan sisanya responden
menyatakan sangat setuju dan sangat tidak setuju yaitu masing-masing
sebanyak 5% dan 2%.
78
Perubahan skala ekonomi yang terjadi pada suatu negara seperti
perubahan kurs mata uang asing atau terjadinya inflasi. Ternyata tidak
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Ini
dikarenakan konsumen lebih cenderung melihat kondisi keuangan mereka
masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka terhadap
produk tersebut.
Tabel. 4.31
Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular merek Nokia karena
dipengaruhi oleh keluarga
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 3 3.0
2 Tidak Setuju 36 36.0
3 Ragu – ragu 14 14.0
4 Setuju 34 34.0
5 Sangat setuju 13 13.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa 36 dari responden
tidak setuju dengan menganggap bahwa keputusan untuk melakukan
pembelian telepon selular merek Nokia karena dipengaruhi oleh keluarga.
Sebanyak 34 responden atau 34% responden menyatakan setuju. Selain itu
ada juga responden yang menyatakan ragu-ragu sebesar 14%, 13%
menyatakan sangat setuju dan sisanya sebanyak 3% mengatakan sangat
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk. Biasanya
konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
tentang produk apa yang di inginkan. Salah satunya dari sumber pribadi
seperti keluarga. Namun itu tidak terlalu mempengaruhi konsumen dalam
79
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Karena konsumen
lebih cenderung melihat harga dan kualitas dari produk yang ditawarkan.
Tabel. 4.32
Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena
dipengaruhi oleh teman-teman
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 6 6.0
2 Tidak Setuju 37 37.0
3 Ragu – ragu 12 12.0
4 Setuju 34 34.0
5 Sangat setuju 11 11.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 37 dari responden tidak
setuju dengan menganggap bahwa keputusan untuk melakukan pembelian
telepon selular merek Nokia karena dipengaruhi oleh teman-teman.
Sebanyak 34 responden atau 34% responden menyatakan setuju. Selain itu
ada juga responden yang menyatakan ragu-ragu sebesar 12%, 11%
menyatakan sangat setuju dan sisanya sebanyak 6% mengatakan sangat
tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Sama seperti keluarga, teman termasuk sumber pribadi dalam
pencarian informasi konsumen. Hal ini berarti bahwa teman tidak terlalu
mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu
produk. Selain konsumen lebih cenderung melihat harga dan kualitas dari
produk tersebut. Ini juga bisa disebabkan karena konsumen lebih
cenderung dipengaruhi oleh pencarian informasi dari sumber yang lainnya
seperti sumber komersial dan sumber publik berupa iklan yang ditawarkan
di media cetak dan elektronik.
80
Tabel. 4.33
Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena
dipengaruhi oleh promosi penjualan
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat Tidak Setuju 0 0.0
2 Tidak Setuju 19 19.0
3 Ragu – ragu 20 20.0
4 Setuju 54 54.0
5 Sangat Setuju 7 7.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 54% responden
setuju bahwa pembelian telepon selular Nokia karena dipengaruhi oleh
promosi penjualan. 20 responden atau 20% menyatakan ragu–ragu, 7
responden atau 7% menyatakan sangat setuju, dan 19 responden atau 19%
serta sisanya menyatakan tidak setuju.
Selain sumber pribadi, dalam pencarian informasi terdapat sumber
yang lainnya yaitu sumber komersial yaitu perusahaan melakukan promosi
penjualan baik itu melalui iklan atau menggunakan sales promotion untuk
menawarkan suatu produk. Agar konsumen dapat dengan mudah tertarik
dengan produk tersebut. Sehingga konsumen memutuskan untuk membeli
produk tersebut.
81
Tabel. 4.34
Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena
keinginan untuk mencoba sesuatu hal yang baru
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0.0
2 Tidak Setuju 11 11.0
3 Ragu – ragu 35 35.0
4 Setuju 48 48.0
5 Sangat setuju 6 6.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 48 responden atau 48%
menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa keputusan untuk melakukan
pembelian telepon selular Nokia karena keinginan untuk mencoba sesuatu
hal yang baru. 35 responden atau 35% menyatakan ragu-ragu, 11
responden atau 11% menyatakan tidak setuju, dan 6 responden atau 6%
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Tidak semua konsumen ketika memutuskan untuk membeli suatu
produk karena keinginan untuk mencoba suatu hal yang baru dari produk
tersebut. Ini bisa disebabkan karena konsumen cenderung lebih
memperhatikan harga dan kualitas dari produk itu sendiri. Selain itu
konsumen juga melihat seberapa besarnya kebutuhan mereka terhadap
produk tersebut.
82
Tabel. 4.35
Produk telepon selular Nokia yang digunakan mempunyai keuntungan
tersendiri bagi penggunanya
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 4 4.0
3 Ragu – ragu 12 12.0
4 Setuju 69 69.0
5 Sangat setuju 15 15.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 69 responden atau 69%
menyatakan setuju bahwa produk telepon selular Nokia yang digunakan
mempunyai keuntungan tersendiri bagi penggunanya. Sedangkan 12
responden atau 12% menjawab ragu-ragu, 15 responden atau 15%
menjawab sangat setuju, dan sisanya 4 responden atau 4% menjawab tidak
setuju dengan pernyataan tersebut.
Konsumen dapat merasakan mendapatkan keuntungan dari sebuah
produk setelah konsumen menggunakan produk tersebut. Jika konsumen
mendapatkan keuntungan dari produk tersebut, maka kemungkinan
konsumen dapat membeli produk tersebut kembali, karena produk tersebut
membawa keuntungan baginya. Selain itu konsumen juga bisa mengajak
orang atau teman untuk memakai produk tersebut.
Tabel. 4.36
Produk telepon selular Nokia yang digunakan memberikan rasa kepuasan
bagi penggunanya
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0.0
2 Tidak Setuju 1 1.0
3 Ragu – ragu 23 23.0
4 Setuju 65 65.0
5 Sangat setuju 11 11.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
83
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mencapai 65% dari
responden menyatakan setuju bahwa produk telepon selular Nokia yang
digunakan memberikan rasa kepuasan. Sedangkan responden yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 23%, yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 11% dan sisanya responden menyatakan tidak setuju sebanyak
1%.
Setelah konsumen membeli dan menggunakan suatu produk.
Konsumen dapat mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang sudah dibeli
akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Yaitu adanya kemungkinan lebih
tinggi untuk membeli kembali jika konsumen puas atau sebaliknya jika
tidak puas akan mengembalikan produk bahkan melakukan keluhan atau
pengaduan.
4) Loyalitas Konsumen (Y2)
Tabel. 4.37
Produk telepon selular Nokia sebagai pilihan pertama pada saat membeli
telepon selular
No Kategori Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 2 2.0
2 Tidak Setuju 15 15.0
3 Ragu – ragu 23 23.0
4 Setuju 42 42.0
5 Sangat Setuju 18 18.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 42% dari seluruh responden
atau sebanyak 42 responden menyatakan setuju bahwa produk telepon
selular Nokia sebagai pilihan pertama pada saat membeli telepon selular.
84
Selain itu, sebanyak 23 responden menyatakan ragu-ragu, 18%
mengatakan sangat setuju serta sisanya menyatakan tidak setuju dan sangat
tidak setuju masing-masing sebanyak 15% dan 2%.
Konsumen mempunyai beberapa pertimbangan sebelum memilih
sebuah produk sebagai pilihan pertama pada saat membeli. Seperti harga,
kualitas dan terutama adalah jaminan terhadap produk karena konsumen
tidak ingin mendapatkan kerugian dari produk yang dibelinya. Ini
dsebabkan karena setiap perusahaan selalu menawarkan jaminan dan
kualitas yang terbaik pada produknya. Namun hal itu sering kali tidak
sesuai sehingga banyak konsumen menjadi kecewa. Maka dari itu
konsumen perlu berhati-hati sebelum menentukan pilihan pada saat
membeli suatu produk.
Tabel. 4.38
Produk telepon selular Nokia adalah produk telepon selular terbaik
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 1 1.0
2 Tidak Setuju 16 16.0
3 Ragu – ragu 28 28.0
4 Setuju 41 41.0
5 Sangat setuju 14 14.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mencapai 41% dari
responden menyatakan setuju bahwa produk telepon selular Nokia adalah
produk telepon selular terbaik. Sedangkan responden yang menyatakan
ragu-ragu sebanyak 28 orang atau 28%, yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 14% dan sisanya responden menyatakan tidak setuju dan sangat
tidak setuju masing-masing yaitu sebanyak 16% dan 1%.
85
Setiap produsen selalu berusaha agar produk yang mereka produksi
menjadi produk yang terbaik dimata konsumen. Ini ditunjukkan dengan
semakin ketatnya persaingan antara produsen terutama di industri telepon
selular pada saat ini, mereka berlomba-lomba untuk menghasilkan produk
yang terbaik dimata konsumennya. Hal ini dilakukan agar dapat menarik
jumlah konsumen yang lebih banyak lagi.
Tabel. 4.39
Saya berencana menggunakan produk telepon selular Nokia selama
beberapa tahun ke depan
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 6 6.0
3 Ragu – ragu 33 33.0
4 Setuju 50 50.0
5 Sangat setuju 11 11.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebagian besar responden
menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa mereka akan menggunakan
produk telepon selular Nokia selama beberapa tahun ke depan, dengan
distribusi frekuensi sebanyak 50%. Sedangkan yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 33 responden atau sekitar 33%, yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 11 responden atau 11%. Sisanya menyatakan tidak setuju yaitu
sebanyak 1 responden atau 1% dengan pernyataan tersebut.
Ini berarti konsumen telah mempercayai merek Nokia sebagai merek
telepon selular yang handal dan berkualitas. Selain itu perusahaan Nokia
telah berhasil melakukan strategi pemasaran yang tepat dan komplek,
untuk mendapatkan loyalitas atau kesetiaan konsumennya. Terbukti
sebagian konsumennya berencana menggunakan produk telepon selular
86
Nokia selama beberapa tahun ke depan.
Tabel. 4.40
Keraguan untuk berpindah ke produk lain jika pelayanan yang diberikan
oleh Nokia cukup baik dan terus berlangsung
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 3 3.0
2 Tidak Setuju 8 8.0
3 Ragu – ragu 37 37.0
4 Setuju 44 44.0
5 Sangat setuju 8 8.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 51 responden 51%
menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa konsumen mempunyai
keraguan untuk berpindah ke produk lain jika pelayanan yang diberikan
oleh Nokia cukup baik dan terus berlangsung. Sedangkan 37 responden
atau 37% menyatakan ragu-ragu, 8 responden atau 8% menyatakan sangat
setuju, 8 responden atau 8% menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau
3% menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang
ditwarkannya ke pasar, haruslah diberikan dengan cukup baik atau yang
terbaik bagi konsumennya. Agar konsumen merasa puas dengan produk
yang telah dibeli. Karena jika konsumen sudah merasa puas pada suatu
produk. Maka akan timbul keinginan untuk membeli produk tersebut
kembali. Sehingga konsumen akan menjadi loyal pada produk tersebut.
87
Tabel. 4.41
Kemudahan dalam pembelian produk telepon selular Nokia
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0
2 Tidak Setuju 1 1.0
3 Ragu – ragu 8 8.0
4 Setuju 69 69.0
5 Sangat setuju 22 22.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 69 responden atau
sekitar 69% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa
konsumen mendapat kemudahan dalam pembelian produk telepon selular
Nokia. Sebagian lagi yaitu sebanyak 22 responden atau 22% menyatakan
sangat setuju. Selain itu 8 responden yang menyatakan ragu-ragu dan
sisanya menyatakan tidak setuju dengan persentase sebesar 1%.
Para produsen beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada
suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan.
Maka dari itu produsen pun berusaha memasarkan produknya ke seluruh
tempat yang dapat dijangkau konsumennya. Agar konsumen mendapatkan
kemudahan pada saat membeli. Selain itu perusahaan juga memasarkan
produknya melalui promosi. Karena loyalitas terbentuk melalui promosi
yang ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-
kebaikan produknya.
88
Tabel. 4.42
Kebutuhan dan keinginan terhadap produk telepon selular terpenuhi ketika
membeli produk telepon selular merek Nokia.
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 1 1.0
2 Tidak Setuju 16 16.0
3 Ragu – ragu 24 24.0
4 Setuju 46 46.0
5 Sangat setuju 13 13.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 46 responden atau 46%
menyatakan setuju bahwa kebutuhan dan keinginan terhadap produk
telepon selular terpenuhi ketika membeli produk telepon selular merek
Nokia. Sedangkan 24 responden atau 24% menyatakan ragu-ragu, 13
responden atau 13% menyatakan sangat setuju, dan 1 responden atau 1%
menyatakan tidak setuju.
Jika kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi ketika membeli
suatu produk. Maka konsumen akan merasa puas terhadap produk tersebut.
Sehingga akan timbul keinginan untuk membeli kembali produk tersebut.
Namun tidak semua kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi ketika
membeli suatu produk. Seperti karena produk tersebut tidak sesuai dengan
gaya hidup konsumen. Jika hal ini terjadi maka konsumen tidak merasa
puas terhadap produk. Sehingga berencana untuk mencari produk lainnya.
89
Tabel. 4.43
Jaminan produk yang diberikan oleh telepon selular Nokia membuat saya
tenang ketika telepon selular Nokia saya mengalami kerusakan
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0.0
2 Tidak Setuju 9 9.0
3 Ragu – ragu 19 19.0
4 Setuju 50 50.0
5 Sangat setuju 22 22.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 50 responden atau 50%
menyatakan setuju bahwa jaminan produk yang diberikan oleh telepon
selular Nokia membuat saya tenang ketika telepon selular Nokia saya
mengalami kerusakan. Sedangkan 22 responden atau 22% menyatakan
sangat setuju, 19 responden atau 19% menyatakan ragu-ragu, dan 9
responden atau 9% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Produsen atau perusahaan selalu menawarkan akan memberikan
jaminan yang tebaik terhadap produknya. Hal ini harus dibuktikan oleh
produsen atau perusahaan, agar konsumen tidak merasa kecewa. Terutama
ketika produk yang dibelinya mengalami kerusakan. Dan juga agar
nantinya konsumen dapat percaya terhadap merek produk tersebut. Karena
memberikan jaminan yang baik terhadap produk yang dijualnya.
90
Tabel. 4.44
Telepon selular merek Nokia sudah mempunyai konsumen tetap sehingga
setiap perusahaan Nokia mengeluarkan tipe produk telepon selular terbaru
ada keinginan untuk membeli kembali
No Jawaban Frekuensi %
1 Sangat tidak Setuju 0 0.0
2 Tidak Setuju 2 2.0
3 Ragu – ragu 25 25.0
4 Setuju 53 53.0
5 Sangat setuju 20 20.0
Total 100 100
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 53 responden atau
53% menyatakan setuju bahwa telepon selular merek Nokia sudah
mempunyai konsumen tetap sehingga setiap perusahaan nokia
mengeluarkan tipe produk telepon selular terbaru ada keinginan untuk
membeli kembali. Sedangkan 25 responden atau 25% menyatakan ragu-
ragu, 20 responden atau 20% menyatakan sangat setuju, dan 2 responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumen telepon selular Nokia sudah
mempunyai loyalitas, yang merupakan suatu komitmen yang mendalam
untuk membeli kembali atau berlangganan suatu produk atau jasa secara
konsisten dimasa yang akan datang terhadap produk telepon selular Nokia.
Ini bisa disebabkan karena promosi yang dilakukan oleh perusahaan Nokia
secara luas dan besar seperti membuat iklan di seluruh media cetak
maupun elektronik. Karena loyalitas dapat terbentuk melalui promosi yang
ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan
produknya.
91
2. Analisis Kuantitatif
a. Analisis Jalur
Teknik pengolahan data selanjutnya dalam menyelesaikan penelitian
ini adalah dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis), dimana
analisis jalur ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak
langsung sekumpulan variabel, sebagai variabel penyebab (variabel
eksogen) terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel
akibat (varibel endogen).
1) Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel
Dalam metode analisis jalur, untuk mencari hubungan kausal atau
pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks
korelasi dari variabel-variabel atribut inovasi, citra produk, keputusan
pembelian dan loyalitas konsumen. Berikut ini adalah hasil
penghitungan koefisien korelasi dengan menggunakan software SPSS
15.00 :
Tabel. 4.45 Koefisien Korelasi
Correlations
1 .491** .425** .452**
.000 .000 .000
100 100 100 100
.491** 1 .404** .523**
.000 .000 .000
100 100 100 100
.425** .404** 1 .330**
.000 .000 .001
100 100 100 100
.452** .523** .330** 1
.000 .000 .001
100 100 100 100
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Keputusan Pembelian
(Y1)
Loyalitas Konsumen (Y2)
Inovasi (X1)
Citra Produk (X2)
Keputusan
Pembelian
(Y1)
Loyalitas
Konsumen
(Y2)
Inovasi
(X1)
Citra
Produk
(X2)
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
92
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi antar
variabel. Angka koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan
bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding
lurus, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh peningkatan
variabel lain. Untuk penentuan keeratan hubungan digunakan kriteria
berdasarkan :
0,00 ≤ ρ < 0,25 = Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan
0,25 ≤ ρ < 0,5 = Hubungan yang kecil (tidak erat) / cukup
0,50 ≤ ρ < 0,75 = Hubungan yang kuat
0,75 ≤ ρ < 1 = Hubungan yang sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai
berikut :
H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Ha : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) adalah sebagai
berikut :
Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak
93
Tabel. 4. 46
Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel
Hubungan Koefisien
Korelasi Kategori Probabilitas Kesimpulan
Keputusan Pembelian (Y1) dengan Loyalitas Konsumen (Y2) (ry1y2)
0.491 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Keputusan Pembelian (Y1) dengan Inovasi (X1) (ry1x1)
0.425 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Keputusan Pembelian (Y1) dengan Citra Produk (X2) (ry1x2)
0.452 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Loyalitas Konsumen (Y2) dengan Inovasi (X1) (ry2x1)
0.404 Cukup Erat 0.000 Signifikan
Loyalitas Konsumen (Y2) dengan Citra Produk (X2) (ry2x2)
0.523 Kuat 0.000 Signifikan
Inovasi (X1) dengan Citra Produk (X2) (rx1x2)
0.330 Cukup Erat 0.001 Signifikan
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Berdasarkan hasil pengujian diatas, semua hubungan yang terjadi
antar dua variabel memiliki hubungan yang signifikan, karena semua
nilai probabilitasnya lebih kecil dari pada 0.05.
2) Struktur I Analisis Jalur Y1 :
ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 + ρ y1Є1Y1
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan
didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur (berdasarkan estimate)
variabel inovasi dan citra produk terhadap keputusan pembelian diolah
dengan menggunakan bantuan software SPSS 15 dan LISREL 8.5.
berikut ini adalah hasil pengolahannya :
94
Tabel. 4.47
Koefisien Analisis Jalur Struktur I
Coefficientsa
.310
.349
Inovasi (X1)
Citra Produk (X2)
Model
1
Beta
Standardized
Coefficients
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y1)a.
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Koefisien-koefisien jalur yang diperoleh berdasarkan hasil
pengolahan adalah sebagai berikut :
1 1y xρ = 0.310
1 2y xρ = 0.349
Jadi, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai
berikut :
Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 + ρ y1Є1Y1
Y1 = 0.310 X1 + 0.349 X2 + ρ y1Є1Y1
3) Struktur II Analisis Jalur Y2 :
ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 + ρ y1y2Y1 + ρ Є1Y2
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan
didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur (berdasarkan estimate)
variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian terhadap
loyalitas konsumen diolah dengan menggunakan bantuan software
SPSS 15.00 dan LISREL 8.5. berikut ini adalah hasil pengolahannya :
95
Tabel. 4.48
Koefisien Analisis Jalur Struktur II
Coefficientsa
.180
.347
.257
Inovasi (X1)
Citra Produk (X2)
Keputusan Pembelian (Y1)
Model
1
Beta
Standardized
Coefficients
Dependent Variable: Loyalitas Konsumen (Y2)a.
(Sumber : Data Primer, diolah 2009)
Koefisien-koefisien jalur yang diperoleh berdasarkan hasil
pengolahan adalah sebagai berikut :
2 1y xρ = 0.180
2 2y xρ = 0.347
2 1y yρ = 0.257
Jadi, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai
berikut :
Y2 = ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 + ρ y1y2Y1 + ρ Є1Y2
Y2 = 0.180 X1 + 0.347 X2 + 0.257 Y1 + ρ Є1Y2
4) Diagram Analisis Jalur Struktur Pertama dan Kedua
Besarnya koefisien jalur diperlihatkan oleh hasil output diagram
jalur dengan menggunakan software LISREL 8.5. Harga koefisien
jalur keseluruhan variabel dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
96
Gambar. 4.1
Diagram Analisis Jalur Struktur I dan II
(Sumber : data primer, diolah 2009)
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui terdapat dua buah
persamaan analisis jalur yaitu sebagai berikut :
a) Pertama bahwa variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2)
merupakan dua buah variabel eksogen yang satu dengan yang
lainnya mempunyai kaitan korelatif secara bersama-sama
mempengaruhi variabel endogen keputusan pembelian (Y1).
b) Kedua diketahui bahwa variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2)
merupakan dua buah variabel eksogen dimana satu dengan yang
lainnya mempunyai kaitan korelatif yang secara bersama-sama
variabel perantara keputusan pembelian (Y1) mempengaruhi
variabel endogen loyalitas konsumen (Y2).
5) Perhitungan Pengaruh Pada Struktur I Analisis Jalur
a) Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari variabel Inovasi (X1)
dan Citra Produk (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y1)
97
Berikut ini adalah tabel pengaruh langsung dan tidak langsung
dari variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2), terhadap
keputusan pembelian (Y1) Serta dampaknya terhadap loyalitas
konsumen (Y2).
Tabel 4.49
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra Produk
(X2)Terhadap Keputusan Pembelian (Y1)
Variabel Pengaruh
Langsung
Pengaruh
Tidak
Langsung
Melalui X1
Pengaruh
Tidak
Langsung
Melalui X2
Total
Pengaruh
Langsung
Total
Pengaruh
Tidak
Langsung
Total
Pengaruh
Langsung
dan Tidak
Langsung
X1 (0.31)2
=
0.0961
- (0.31)(0.33)
(0.35)=
0.0358
0.0961 0.0358 0.1319
X2 (0.35)2 =
0.1225
(0.35)(0.33)
(0.31)=
0.0358
- 0.1225 0.0358 0.1583
(Sumber: data primer, diolah 2009)
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung
inovasi (X1) terhadap keputusan pembelian (Y1) adalah sebesar
0.0961 atau 9.61% dan pengaruh tidak langsung melalui citra
produk (X2) adalah 0.0358 atau 3.58% sehingga total pengaruh
yang diberikan variabel inovasi (X1) adalah 0.1319 atau sebesar
13,19% terhadap keputusan pembelian (Y1). Ini berarti inovasi
memiliki pengaruh yang kecil terhadap keputusan pembelian.
Sedangkan untuk pengaruh langsung citra produk (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y1) adalah sebesar 0.1225 atau 12.25% dan
pengaruh tidak langsung melalui inovasi (X1) adalah 0.0358 atau
98
3.58% sehingga total pengaruh yang diberikan variabel citra
produk (X2) adalah 0.1583 atau sebesar 15.83% terhadap
keputusan pembelian (Y1). Ini berarti citra produk memiliki
pengaruh yang kecil terhadap keputusan pembelian.
Berikut ini adalah pengaruh total kedua variabel terhadap
keputusan pembelian, yaitu:
Pengaruh total : Pyxi + ∑∑∑∑ Pyxi. rxixj Pyxj
Pengaruh total X1 = 0.0961 + 0.0358 = 0.1319
Pengaruh total X2 = 0.1225 + 0.0358 = 0.1583
Pengaruh total X1, X2 = 0.1319 + 0.1583 = 0.2902
Hasil ini mendekati hasil Koefisien Determinasi (R2y1x1x2) yaitu
sebesar 0.290 seperti yang dijelaskan berikut ini :
Tabel. 4.50
Koefisien Determinasi Struktur 1
Model Summary
.538a .290 .275 4.63865
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Citra Produk (X2), Inovasi (X1)a.
(Sumber : data primer, diolah 2009)
Pada tabel Model Summary diatas, didapat satu model analisis
jalur dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.538, nilai
koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.290 (29.0%). nilai R
Square sebesar 29.0%, Ini menunjukkan bahwa dengan
menggunakan model analisis jalur yang didapatkan dimana
variabel eksogen yaitu inovasi (X1) dan citra produk (X2), memiliki
99
pengaruh terhadap perubahan variabel keputusan pembelian (Y1)
sebesar 29.0%. Sedangkan sisanya (100% - 29.0% = 71%) adalah
kemungkinan terdapat aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh
terhadap perubahan variabel keputusan pembelian (Y1). Hal ini
sesuai dengan nilai error 1 yang muncul pada path diatas yaitu
sebesar 0.71.
6) Perhitungan Pengaruh Pada Struktur II Analisis Jalur
b) Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari variabel Inovasi (X1)
dan Citra Produk (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y1)
serta dampaknya terhadap Loyalitas Konsumen (Y2)
Berikut ini adalah tabel pengaruh langsung dan tidak langsung
dari variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2), terhadap
keputusan pembelian (Y1) serta dampaknya terhadap loyalitas
konsumen (Y2)
Tabel 4.51
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra Produk
(X2)Terhadap Keputusan Pembelian (Y1)
Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Y2)
Variabel Pengaruh
Langsung
Pengaruh
Tidak
Langsung
Melalui Y1
Total
Pengaruh
Langsung
Total
Pengaruh
Tidak
Langsung
Total
Pengaruh
Langsung dan
Tidak
Langsung
X1 0.18 (0.31)(0.26)=
0.0806
0.18 0.0806 0.2606
X2 0.35 (0.35)(0.26)
= 0.091
0.35 0.091 0.441
Y1 0.26 - 0.26 - 0.26
(Sumber: data primer, diolah 2009)
100
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung
inovasi (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y2) adalah sebesar 0.18
dan pengaruh tidak langsung melalui keputusan pembelian (Y1)
adalah 0.0806. Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel
inovasi (X1) adalah 0.2606 atau sebesar (0.26062 = 0.06791236)
atau sebesar 6.79% terhadap loyalitas konsumen (Y2). Ini berarti
inovasi memiliki pengaruh yang kecil terhadap loyalitas konsumen.
Sedangkan untuk pengaruh langsung citra produk (X2) terhadap
loyalitas konsumen (Y2) adalah sebesar 0.35 dan pengaruh tidak
langsung melalui keputusan pembelian (Y1) adalah 0.091.
Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel citra produk (X2)
adalah 0.441 atau sebesar (0.4412 = 0.194481) atau sebesar 19.44%
terhadap loyalitas konsumen (Y2). Ini berarti citra produk memiliki
pengaruh yang kecil terhadap loyalitas konsumen. Untuk pengaruh
yang dimiliki keputusan pembelian (Y1) terhadap loyalitas
konsumen (Y2) hanya pengaruh langsung yaitu sebesar 0.26 atau
(0.262 = 0.0676) atau sebesar 6.76%.
Berikut ini adalah pengaruh total ketiga variabel terhadap
loyalitas konsumen, yaitu :
Pengaruh total : Pyxi + ∑∑∑∑ Pyxi. rxixj Pyxj
Pengaruh total X1 = 0.18 + 0.0806 = 0.2606.
Pengaruh total X2 = 0.35 + 0.091.= 0.441.
Pengaruh total Y1 = 0.26.
101
Pengaruh total X1, X2, Y1 = (0.2606)2 + (0.441)
2 + (0.26)
2 =
0.32999336.
Hasil ini mendekati hasil Koefisien Determinasi (R2x1x2y1) yaitu
sebesar 0.381 seperti yang akan dijelaskan berikut ini :
Tabel. 4.52
Koefisien Determinasi Struktur Analisis Jalur II
Model Summary
.617a .381 .361 3.13647
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Keputusan Pembelian (Y1),
Inovasi (X1), Citra Produk (X2)
a.
(Sumber : data primer, diolah 2009)
Pada tabel Model Summary diatas, didapat satu model analisis
jalur dengan nilai korelasi (R) sebesar 0.617, nilai koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0.381 (38.1%). nilai R Square
sebesar 38.1%, Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
model analisis jalur yang didapatkan dimana variabel eksogen
yaitu inovasi (X1), citra produk (X2) dan keputusan pembelian (Y1),
memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel endogen loyalitas
konsumen (Y2) sebesar 38.1%. Sedangkan sisanya (100% - 38.1%
= 61.9% atau 62%) adalah kemungkinan terdapat aspek-aspek lain
yang memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel loyalitas
konsumen (Y2). Hal ini sesuai dengan nilai error 2 yang muncul
pada path di atas yaitu sebesar 0.62.
102
b. Uji F
1) Pengujian Struktur I Analisis Jalur Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2
+ ρ y1Є1Y1
Tabel. 4.53
Analisis Varian (Annova) Struktur I
ANOVAb
2 19.786 .000a
97
99
Regression
Residual
Total
Model
1
df F Sig.
Predictors: (Constant), Citra Produk (X2), Inovasi (X1)a.
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y1)b.
(Sumber : data primer, diolah 2009)
Pada tabel analisis varian (Anova) struktur I diatas ditampilkan
hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah
variabel inovasi dan citra produk secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengujian dilakukan dengan
Uji F, hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : 11xyρ = 21xyρ = 0
Ha : sekurang-kurangnya ada sebuah yxi
ρ ≠ 0, ; i = 1, 2
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai Fhitung
dengan Ftabel :
Jika Fhitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika Fhitung < ttabel, maka H0 diterima
Dari penghitungan didapat nilai F hitung sebesar 19.786. Dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 2 dan df2 = 97, didapat nilai
Ftabel = 3.09. Karena nilai Fhitung (19.786) > nilai Ftabel (3.09) maka H0
ditolak atau terdapat kecocokan antara model dengan data. Sehingga
103
dapat disimpulkan bahwa aspek variabel inovasi dan citra produk
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan. Atau
jika dilihat dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa
nilai sig (0.000 < 0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama
dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Liu (dalam
Berg, et al, 2005) dan Theresya Mardani (2008) yang menemukan
bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap telepon selular
dengan inovasi berupa penambahan dan perbaikan fitur dan desain
telepon selular memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi
konsumen ketika memutuskan untuk membeli telepon selular tersebut.
Dan citra produk yang dapat dilihat dari segi reputasi merek, harga
produk, dan kualitas dari produk merupakan faktor yang penting dalam
mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk
membeli.
2) Pengujian Struktur II Analisis Jalur Y2 = ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 +
ρ y1y2Y1 + ρ Є1Y2
Tabel. 4. 54
Analisis Varian (Annova) Struktur II
ANOVAb
3 19.675 .000a
96
99
Regression
Residual
Total
Model
1
df F Sig.
Predictors: (Constant), Keputusan Pembelian (Y1),
Inovasi (X1), Citra Produk (X2)
a.
Dependent Variable: Loyalitas Konsumen (Y2)b.
(Sumber : data primer, diolah 2009)
104
Pada tabel analisis varian (Anova) diatas ditampilkan hasil uji F
yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel
inovasi, citra produk dan keputusan pembelian secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Pengujian
dilakukan dengan Uji F, hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : 2 1y yρ = 2 1y xρ =
2 2y xρ = 0
Ha : sekurang-kurangnya ada sebuah 2 1y y
ρ ,2 1y x
ρ ,2 2y x
ρ ≠ 0
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai Fhitung
dengan Ftabel :
Jika Fhitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika Fhitung < ttabel, maka H0 diterima
Dari penghitungan didapat nilai F hitung sebesar 19.675. Dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 = 96, didapat nilai
Ftabel = 2.699. Karena nilai Fhitung (19.675) > nilai Ftabel (2.699) maka
H0 ditolak atau terdapat kecocokan antara model dengan data.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel inovasi, citra
produk dan keputusan pembelian secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sehingga model analisis jalur
yang didapatkan layak untuk digunakan. Atau jika dilihat dengan
menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000 <
0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan uji F yaitu
terdapat kecocokan antara model dengan data.
105
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Fajrianthi dan Zatul Farah (2005) yang
menemukan bahwa inovasi yang dilakukan terhadap produk telepon
selular berupa penambahan dan perbaikan fitur dan juga melakukan
pengembangan produk secara inovatif dapat berdampak pada loyalitas
konsumen. Konsumen akan menjadi loyal terhadap produk yang telah
melakukan inovasi terhadap produknya karena begitu banyak hal baru
yang ditawarkan pada konsumen. Selain itu apabila konsumen
memiliki citra yang bagus terhadap produk tersebut, maka konsumen
akan melakukan pembelian. Di dalam citra yang baik akan tersimpan
sejumlah harapan. Ketika harapan terpenuhi, timbullah kepuasan
konsumen. Hal inilah yang akan memperkuat loyalitas konsumen.
c. Uji Parsial (T-Test)
1) Pengujian Struktur I Analisis Jalur Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 +
ρ y1Є1Y1
Tabel 4.55
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I
Coefficientsa
2.526 .013
.310 3.423 .001
.349 3.854 .000
(Constant)
Inovasi (X1)
Citra Produk (X2)
Model
1
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y1)a.
(Sumber : data primer, diolah 2009)
106
a) Menguji signifikansi X1 (Inovasi) pada Struktur I
Berikut ini adalah hipotesis yang diajukan :
H0 : ρy1x1 = 0 ( X1 (Inovasi) tidak signifikan)
Ha : ρy1x1 ≠ 0 (X1 (Inovasi) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode yaitu
sebagai berikut :
1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana
µ1=µ2
Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak
Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima
Terlihat bahwa thitung untuk inovasi adalah 3.423, Sedang
ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena
digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α
dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari rumus n-2,
dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat ttabel adalah
1.98.
Oleh karena thitung > ttabel, (3.423 > 1.98), maka H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.001 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.001 < 0.05). Dengan
107
demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang
sama dengan uji t yaitu inovasi berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Inovasi terhadap suatu produk telepon selular berupa
penambahan dan perbaikan desain dan fitur sangat penting
dilakukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. O’keefe (dalam Karjaluoto, 2005) menemukan
bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap telepon selular
dengan fitur baru didasarkan pada pengetahuan akan teknologi.
Misalnya fitur-fitur seperti built -in camera, kapasitas memori
yang fleksibel untuk menyimpan banyak data, radio, layanan
messaging yang semakin canggih serta color display. Demikian
juga halnya dengan desain pada telepon selular. Penelitian yang
dilakukan oleh Liu (dalam Berg, et al, 2005) menemukan
bahwa desain telepon selular memiliki pengaruh yang cukup
signifikan bagi konsumen ketika memutuskan untuk membeli
telepon selular.
b) Menguji signifikansi X2 (Citra Produk) pada struktur I
Berikut adalah hipotesis yang diajukan :
H0 : ρy1x2 = 0 (X2 (Citra Produk) tidak signifikan)
Ha : ρy1x2 ≠ 0 (X2 (Citra Produk) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode :
1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana
µ1=µ2
108
Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak
Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima
Terlihat bahwa thitung untuk citra produk adalah 3.854,
Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05,
karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel,
nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari
rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat
ttabel adalah 1.98.
Oleh karena thitung > ttabel, (3.854 > 1.98), maka H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa citra produk berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima Jika
probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak.
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). Dengan
demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang
sama dengan uji t, yaitu citra produk berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Theresya Mardani (2008) menemukan
bahwa citra produk yang dapat dilihat dari segi reputasi
merek, harga produk, dan kualitas dari produk merupakan
faktor yang penting dan memiliki pengaruh yang cukup
109
signifikan untuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli.
Tabel. 4.56
Pengujian Individual Struktur I
No Hipotesis Koefisien jalur t hitung T tabel Kesimpulan
1 1 1y xρ ≠ 0 ρ y1x2 = 0.310 3.423 1.98 H0 ditolak
2 21xyρ ≠ 0 21xyρ = 0.349 3.854 1.98 H0 ditolak
(Sumber : data primer, diolah 2009)
Dari hasil pengujian parsial diketahui bahwa untuk
variabel inovasi dan citra produk berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
2) Pengujian Struktur II Analisis Jalur Y2 = ρρρρy2x1X1 + ρρρρy2x2X2 +
ρρρρy2y1Y1 + εεεε
Tabel. 4.57
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II
Coefficientsa
1.268 .208
.180 2.000 .048
.347 3.802 .000
.257 2.701 .008
(Constant)
Inovasi (X1)
Citra Produk (X2)
Keputusan Pembelian (Y1)
Model
1
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Loyalitas Konsumen (Y2)a.
(Sumber : data primer, diolah 2009)
a) Menguji signifikansi X1 (Inovasi) pada struktur II
Berikut adalah hipotesis yang diajukan :
H0 : ρy2x1 = 0 ( X1 (Inovasi) tidak signifikan)
Ha : ρy2x1 ≠ 0 (X1 (Inovasi) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
110
1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana
µ1=µ2
Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak
Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima
Terlihat bahwa thitung untuk inovasi adalah 2.000, Sedang
ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena
digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α
dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari rumus n-2,
dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat ttabel adalah
1.98.
Oleh karena thitung > ttabel, (2.000 > 1.98), maka H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen.
2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.048 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.048 < 0.05). Dengan
demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang
sama dengan uji t yaitu inovasi berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas konsumen.
Inovasi yang dilakukan terhadap produk telepon selular
berupa penambahan dan perbaikan fitur dan juga melakukan
111
pengembangan produk secara inovatif dapat berdampak pada
loyalitas konsumen. Fajrianthi dan Zatul Farah (2005) dalam
penelitiannya menemukan bahwa konsumen akan menjadi
loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi terhadap
produknya karena begitu banyak hal baru yang ditawarkan
pada konsumen. Hal ini tentu membuat para konsumen menjadi
lebih leluasa dalam menentukan pilihannya. Sementara
dampaknya bagi produsen, hal ini menjadi tantangan yang
membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk
mempertahankan loyalitas konsumennya.
b) Menguji signifikansi X2 (Citra Produk) pada Struktur II
Berikut ini adalah hipotesis yang diajukan :
H0 : ρy2x2 = 0 (X2 (Citra Produk) tidak signifikan)
H1 : ρy2x2 ≠ 0 (koefisien X2 (Citra Produk) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode :
1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana
µ1=µ2
Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak
Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima
Terlihat bahwa thitung untuk citra produk adalah 3.802,
Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05,
karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai
α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari rumus n-
112
2, dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat ttabel adalah
1.98.
Oleh karena thitung > ttabel, (3.802 > 1.98), maka H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa citra produk berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen.
2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). Dengan
demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang
sama dengan uji t yaitu citra produk berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas konsumen.
Perusahaan juga harus memperhatikan citra produk yang
dapat dilihat dari segi reputasi merek, harga produk, dan
kualitas dari produk. Fajrianthi dan Zatul Farah (2005) dalam
penelitian menyatakan bahwa konsumen memiliki citra yang
bagus terhadap produk tersebut, maka konsumen akan
melakukan pembelian. Di dalam citra yang baik akan tersimpan
sejumlah harapan. Ketika harapan terpenuhi, timbullah
kepuasan konsumen. Hal inilah yang akan memperkuat
loyalitas konsumen. Jadi produk yang memiliki citra yang baik
akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen.
113
c) Menguji signifikansi Y1 (Keputusan Pembelian) pada struktur II
Berikut adalah hipotesis yang diajukan :
H0 : ρyy1 = 0 (koefisien Y1 (Keputusan Pembelian) tidak signifikan)
Ha : ρyy1 ≠ 0 (koefisien Y1 (Keputusan Pembelian) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana
µ1=µ2
Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak
Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima
Terlihat bahwa thitung untuk keputusan pembelian adalah
2.701, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α =
0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel,
nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari
rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat
ttabel adalah 1.98.
Oleh karena thitung > ttabel, (2.701 > 1.98), maka H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.
2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :
Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.008 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.008 > 0.05). Dengan
114
demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang
sama dengan uji t yaitu keputusan pembelian berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa keputusan
pembelian berdampak pada loyalitas konsumen karena antara
keputusan pembelian dan loyalitas konsumen berpengaruh
signifikan. Karena menurut Fajrianthi dan Zatul Farah (2005),
ketika konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk dan
sesudah itu konsumen merasakan atau mengalami tingkat
kepuasan terhadap produk yang sudah dibeli karena harapan
mereka terpenuhi timbullah kepuasan konsumen. Hal inilah
yang akan memperkuat dan membentuk loyalitas konsumen.
Sehingga konsumen tidak akan berpindah kepada produk yang
lainnya.
Tabel 4.58
Pengujian Individual Struktur II
No Hipotesis Koefisien jalur t hitung t tabel kesimpulan
1 2 1y xρ ≠ 0 2 1y xρ = 0.180 2.000 1.98 Ho ditolak
2 22xyρ ≠ 0 2 1y xρ = 0.347 3.802 1.98 Ho ditolak
3 12 yyρ ≠ 0 2 2y xρ = 0.257 2.701 1.98 Ho ditolak
(Sumber : data primer, diolah 2009)
Dari hasil pengujian parsial diketahui bahwa untuk variabel
inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen.
115
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV dengan
menyebarkan 100 kueisioner pada mahasiswa FEIS UIN Jakarta pengguna
telepon selular Nokia, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Analisis Jalur
Dalam penelitian ini terdapat dua struktur analisis jalur yang dapat
dibuat. Pada struktur analisis jalur pertama diketahui bahwa terdapat
pengaruh langsung variabel inovasi (X1) terhadap keputusan pembelian
(Y1) sebesar 0.0961 dan pengaruh tidak langsung melalui variabel citra
produk (X2) sebesar 0.0358. Sehingga total pengaruh yang diberikan
variabel inovasi (X1) sebesar 0.1319 terhadap keputusan pembelian (Y1).
Selain itu terdapat pengaruh langsung variabel citra produk (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y1) sebesar 0.1225 dan pengaruh tidak langsung
melalui inovasi (X1) sebesar 0.0358. Sehingga total pengaruh yang
diberikan variabel citra produk (X2) sebesar 0.1583 terhadap keputusan
pembelian (Y1). Dari semua hasil pada persamaan analisis jalur struktur
pertama maka didapat variabel yang mempunyai pengaruh total yang
paling besar terhadap keputusan pembelian (Y1) adalah variabel citra
produk (X2). Dan total pengaruh terkecil adalah variabel inovasi (X1).
1
116
Sedangkan pada struktur analisis jalur kedua diketahui bahwa terdapat
pengaruh langsung inovasi (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y2) sebesar
0.18 dan pengaruh tidak langsung melalui keputusan pembelian (Y1)
sebesar 0.0806 Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel inovasi
(X1) sebesar 0.2606 atau 0.26062 = 0.06791236 terhadap loyalitas
konsumen (Y2). Selain itu terdapat pengaruh langsung citra produk (X2)
terhadap loyalitas konsumen (Y2) adalah sebesar 0.35 dan pengaruh tidak
langsung melalui keputusan pembelian (Y1) sebesar 0.441. Sehingga total
pengaruh yang diberikan variabel citra produk (X2) adalah 0.4412 atau
0.4412 = 0.194481 terhadap loyalitas konsumen (Y2). Sedangkan pengaruh
yang dimiliki keputusan pembelian (Y1) terhadap loyalitas konsumen (Y2)
hanya pengaruh langsung yaitu sebesar 0.26 atau 0.262 = 0.0676. Dari
semua hasil pada persamaan analisis jalur struktur kedua maka didapat
variabel yang mempunyai pengaruh total yang paling besar terhadap
loyalitas konsumen (Y2) adalah variabel citra produk (X2). Urutan kedua
terbesar adalah variabel inovasi (X1). Dan total pengaruh terkecil adalah
variabel keputusan pembelian (Y1).
2. Uji Simultan (F -Test)
Secara simultan, hasil uji F dalam struktur pertama analisis jalur
menunjukkan bahwa. variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2) secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y1).
Begitupun dalam struktur kedua analisis jalur menunjukkan bahwa
variabel inovasi (X1), citra produk (X2), dan keputusan pembelian (Y1)
117
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y2).
Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan.
Atau jika dilihat dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa
nilai sig (0.000 < 0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan
uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data.
3. Uji Parsial (T-Test)
Secara parsial, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel bebas pada
struktur pertama analisis jalur menunjukkan bahwa variabel inovasi (X1)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y1). Karena nilai
thitung > ttabel, yaitu 3.423 > 1.98. Sedangkan variabel citra produk (X2) juga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y1) karena nilai
thitung > ttabel, yaitu 3.854 > 1.98. Untuk struktur kedua analisis jalur
menunjukkan bahwa variabel inovasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel, yaitu 2.000 > 1.98,
untuk variabel citra produk (X2) juga berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel, yaitu 3.802 > 1.98. dan
untuk variabel keputusan pembelian (Y1) berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel yaitu 2.701 > 1.98.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa variabel inovasi dan citra
produk secara parsial dan simultan mempengaruhi variabel keputusan
pembelian secara signifikan. Selain itu variabel inovasi, citra produk dan
118
keputusan pembelian secara parsial dan simultan juga mempengaruhi variabel
loyalitas konsumen secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi
yang dibuat oleh perusahaan telepon selular Nokia yaitu berupa penambahan
dan perbaikan fitur telah berhasil mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan untuk membeli produk telepon selular merek Nokia. Karena tertarik
dengan inovasi yang dibuat oleh perusahaan Nokia seperti penambahan fitur
baru dan desain telepon yang beragam. Selain mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen, inovasi yang dilakukan perusahaan Nokia juga
mempengaruhi loyalitas konsumen. Ini menunjukkan bahwa konsumen akan
menjadi loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi seperti yang
dilakukan perusahaan Nokia.
Selain inovasi, variabel citra produk juga mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli produk telepon selular merek Nokia,
yang juga berdampak pada loyalitas konsumen. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan Nokia tidak hanya berhasil melakukan inovasi tetapi juga berhasil
membangun citra produknya dimata konsumen secara positif. Perusahaan
Nokia telah membangun citra produk sejak awal perusahaan tersebut berdiri
hingga sekarang. Seperti dengan menggunakan seluruh media cetak dan
elektronik untuk mengiklankan produk telepon selularnya secara
berkelanjutan. Karena membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas
dan kerja keras, tidak bisa dibangun seketika atau melalui satu media saja.
Citra harus dibangun lewat seluruh media secara berkelanjutan seperti
penggunaan media yang dapat memperkuat karakter produk. Sehingga
119
konsumen percaya dan yakin terhadap citra produk yang dibangun oleh
perusahaan tersebut. Jika konsumen sudah percaya dan yakin terhadap suatu
produk, konsumen pun akan menjadi loyal pada produk tersebut.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, perusahaan Nokia terus
melakukan dan meningkatkan inovasi terhadap telepon selularnya. Seperti
melakukan penambahan fitur atau aplikasi terbaru dengan menggunakan
teknologi yang modern dan juga membuat desain produk telepon selular yang
berbeda dan unik sehingga mempunyai ciri khas pada produknya. Selain itu,
perusahaan telepon selular Nokia harus meningkatkan citra produk yang telah
dibangun selama ini. Hal ini bisa dilakukan dengan cara terus mengiklankan
produk telepon selular di media cetak dan elektronik. Dengan iklan yang
bervariasi dan berbeda sehingga bias menggambarkan citra produk telepon
selular Nokia. Agar konsumen tidak merasa bosan dengan iklan yang
ditawarkan. Sehingga konsumen menjadi loyal dan terhadap produk telepon
selular Nokia. Dan memutuskan untuk membeli kembali produk telepon
selular Nokia.
120
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Bhuono.”Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan
SPSS”.CV.Andi offset,Yogyakarta, 2005.
Boone, Derrick S., Lemon, N.L & Staelin, R. “The Impact of Firm Introductory
Srategies on Consumer’s Perceptions of Future Product Introductions and
Purchase Decisions”, The Journal of Product Innovation Management.
Vol. 18, pg. 96-109, November 2001.
Brooke, M.Z & Mills, W.R. “New Product Development”, 1st Edition. New York:
The Haworth Press, Inc, 2004..
Crawford, C. Merle. “Defining The Charter For Product Innovation Sloan
Management Review”, Vol.22, pg. 165-178, Januari 1980.
Fajrianthi, dan Farah, Zatul. “Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas
Konsumen”, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga INSAN,Vol. 7, No.
3, Desember 2005.
Greenleaf, Eric A. & Lehman, Donald R “Reasons for Substantial Delay in
Consumer Decision Making”, Journal of Consumer Research, Vol.22, pg.
186-199, Februari 1995.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press,
Jakarta, 2004.
Haryanto, Jony O dan Polluan, Jeane. “Pengaruh Inovasi dan Inovasi yang akan
Datang Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”. Jurnal Widya
Manajemen dan Akuntansi. Vol.7 No.2, Hal:114-132, Agustus 2007.
Herlyanah, Nina. “Pengaruh Periklanan dan Kualitas Produk terhadap acuan
Keputusan Pembelian Handphone Nokia (studi kasus : mahasiswa UIN
Ciputat)”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2008.
Jill, Griffin. “Customer Loyalty”, Edisi Revisi dan terbaru, Erlangga, 2002.
Karjaluoto H., Pakola J., Salo J., Karvonen J., Kesti M., Koivumaki T., Manninen
M. & Ristola A. “Factor Affecting Consumer Choice of Mobile Phones :
Two Studies From Finland”, Journal of Euromarketing, Vol.14, pg.59-82,
Maret 2005.
Kotler, Philip & A.B Susanto. “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Edisi 1,
Salemba Empat, Jakarta, 1999.
121
Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran Jilid 1 dan 2”, PT. Indeks kelompok
Gramedia Jakarta, Jakarta, 2005.
Kuesnendi. “Model-Model Persamaan Struktural satu dan Multigroup Sampel
Dengan Lisrel”, Alfabeta, Bandung, 2008.
Lorentsen L., Tuovinen AP and Xu J. “Modelling Feature Interactions in Mobile
“Phones, Working Paper in Nokia Research Center, 2000.
Mardani, Theresya. “Pengaruh Citra Produk Kosmetik La Tulipe Terhadap
Keputusan Pembelian (studi kasus: pada mahasiswi UMS)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Muhamadiyah Surakakarta, Surakarta, 2008.
Peter, J. Paul dan Jery C. Olson. “Consumer Behavior (Prilaku Konsumen dan
Strategi Pemasaran)”, Edisi 4, Erlangga, Jakarta, 1999.
Poerwanto. “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra
Bayar im3”, STAIN Surakarta, Surakarta, 2008.
Rahayu, Sindu.“Citra Perusahaan dan Citra Produk dalam Pola Hubungan yang
Mempengaruhi Preferensi Pembelian Suatu Produk: Studi Kasus pada
Pelumas MESRAN Produksi PERTAMINA, Survey terhadap Pengguna
Kendaraan Roda Empat di Kodya Bandar Lampung”, Tesis S2,
Universitas Indonesia, Depok, 2007.
Riduwan, Engkos Ahmad Kuncoro. “Cara menggunakan dan memaknai analisis
jalur atau path analysis”. Alfabeta. Bandung, 2007.
Schiffman, L.G & Kanuk, L.L “Consumer Behaviour”, 8th
Edition, Prentice Hall,
Inc, New Jersey, 2004.
Simamora Bilson. “Panduan Riset Perilaku Konsumen”, Edisi Pertama, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Singgih, Santoso. “Penggunaan SPSS untuk satistik parametrik”.PT. Elex Medal
Komputindo, Jakarta, 2005.
Solomon, Michael R. “Consumer Behavior – Buying, Having and Being”, 6th
Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2004.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfa Beta, Bandung, 2005.
Sugiyono. “Statistika untuk Penelitian (Revisi Terbaru)”, CV Alfa Beta, Bandung, 2007.
Suparyadi. “Membangun Loyalitas Pelanggan; perlaombaan tanpa garis finis “,
Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.7 No. 3, 2006.
122
Susilawati. “Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Pelayanan Terhadap
Loyalitas Pelanggan”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2007.
SWA Sembada, “Membangun Loyalitas Pelanggan”, 2005.
SWA Sembada, “Saatnya mencermati Loyalitas Pelanggan”, 2005.
Syarif, Ahmad. “Analisa Pengaruh Periklanan melalui Media Luar Ruang dan
Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A
MILD”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2005.
Theresia Widyaratna. Theresia dan Danny.”Analisis Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen Terhadap Tingkat Penjualan di Warung Bu Kris (Studi Kasus
Pada Ayam Penyet Sebagai Menu Unggulan Warung Bu Kris)”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Hal:85-95, September
2001.