Komari Fitriah NIM 205081000182 JURUSAN MANAJEMEN ...

140
i KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN Pengguna Telepon Selular Nokia) Oleh Komari Fitriah NIM 205081000182 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Transcript of Komari Fitriah NIM 205081000182 JURUSAN MANAJEMEN ...

i

KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN Pengguna Telepon Selular Nokia)

Oleh

Komari Fitriah

NIM 205081000182

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

ii

KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN pengguna Telepon Selular Nokia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Oleh :

Komari Fitriah

NIM : 205081000182

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Leis Suzanawaty,SE., M.Si

NIP : 130 676 334 NIP : 150 368 745

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

iii

KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN pengguna Telepon Selular Nokia)

Skripsi

Oleh :

Komari Fitriah

NIM : 205081000182

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Leis Suzanawaty, SE.,M.Si

NIP : 130 676 334 NIP : 150 368 745

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP : 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009

iv

Hari ini Selasa Tanggal 19 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan

Ujian Komprehensif atas nama Komari Fitriah NIM : 205081000182 dengan judul

skripsi “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan

Pembelian serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus

pada Mahasiswa UIN Jakarta Pengguna Telepon Selular Nokia)”.

Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka

skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Mei 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indo Yama Nasarudin, SE., MAB Arief Mufraini, Lc., M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Komari Fitriah

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juni 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Single

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lapangan Bola Srengseng Rt: 003/Rw: 001 No:

8 Srengseng Jakarta Barat 11630

No. Telepon/Hp : 08569989087

II. PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1992-1993 = TK. PARKIT Kompleks Qoryatoibah Srengseng Jakarta

Barat

Tahun 1993-1999 = SD 10 PAGI Kebun Jeruk Jakarta Barat

Tahun 1999-2002 = SLTPN 75 Kebun Jeruk Jakarta Barat

Tahun 2002-2005 = SMUN 112 Kembangan Jakarta Barat

Tahun 2005-2009 = S1 Ekonomi Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

Tahun 2002 = Mengikuti Les LIA bersetifikat

Tahun 2005 = Mengikuti Pelatihan Komputer Program Microsoft Office

Tahun 2007 = BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) bidang Kewanitaan

Tahun 2008 = Mengikuti pelatihan perbankan bersetifikat

Tahun 2009 = Mengikuti pelatihan SPSS For Windows bersetifikat

IV. PENGALAMAN KERJA

Tahun 2008 = Mengikuti Magang atau Job Training di perusahaan BUMN

BULOG Jakarta selama satu bulan pada bulan Agustus 2008

vi

Abstract

Komari Fitriah, title of the research “Contribution Innovation and Product

Image to Purchasing Decision and Impact on Consumer Loyalty (case study at

students FEIS UIN JKT Nokia mobile phone users)”. Strata One (S1). Majors

Management Marketing Faculty of Economic and Social Sciences of State Islamic

University Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 M/1430 H.

This research aims to determine the influence of innovation to purchasing

decision and its impact on consumer loyalty, influence of product image to

purchasing decision and its impact on consumer loyalty, and the influence of

purchasing decision of consumer loyalty for the student user's Nokia mobile

phone.

Data used in this research include primary data collected, from the

distribution of the questionnaire to 100 students FEIS UIN JKT Nokia mobile

phone users. By using sampling techniques Nonprobability Sampling techniques

of sample. Method of processing data using path analysis methods, test statistics

in this research using the t test and F.

The research shows that the innovation variable and product image influence

purchasing decision and consumer loyalty. It showed by R Square 29,0%. While

the rest 71% influenced by unknown variables. In addition, the innovation

variable, product image and purchasing decision also influence on consumer

loyalty. It showed by R square 38,1%. While the rest 61,9% influenced by

unknown variables.

The research also show that the innovation variable and product image have

simultant influence to purchasing decision and innovation variable, image

product and purchasing decision have simultant influence to consumer loyalty.

The innovation variable and product image have partial influence to purchasing

decision. And the innovation variable, product image, and purchasing decision

have partial influence to consumer loyalty.

Key words : innovation, product image, purchasing decision and consumer

loyalty.

vii

Abstrak

Komari Fitriah, judul skripsi “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk

Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas

Konsumen (studi kasus: mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular

Nokia)”.Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 M/1430

H. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap

keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen, dan pengaruh

citra produk terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas

konsumen, serta pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen bagi

para mahasiswa pengguna telepon selular Nokia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang

dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 mahasiswa FEIS UIN

JKT pengguna telepon selular Nokia. Dengan teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik Nonprobability Sampling. Metode pengolahan data

menggunakan metode analisis jalur. Pengujian statistik dalam penelitian ini

menggunakan uji t dan F.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel inovasi dan citra

produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai R Square sebesar 29,0%. Sedangkan sisanya 71% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui. Selain itu variabel inovasi, citra produk, dan keputusan

pembelian juga berpengaruh pada loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 38,1%. Sedangkan sisanya 61,9% dipengaruhi oleh

variabel lainnya yang tidak diketahui. Dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel inovasi dan citra produk

berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian dan juga secara simultan variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh

pada loyalitas konsumen. Sedangkan secara parsial variabel inovasi dan citra

produk berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Dan

variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel loyalitas konsumen.

Kata kunci : inovasi, citra produk, keputusan pembelian dan loyalitas konsumen.

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar

Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Imu Sosial Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap

Keputusan Pembelian serta Dampaknya pada Loyalitas Konsumen (studi kasus

pada mahasiswa FEIS UIN JKT)”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

banyak terdapat kekurangan dan masih tidak terlalu sempurna. Namun demikian

penulis sudah berusaha sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki. Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis juga berharap adanya saran dan

kritik yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak dan dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku pembantu Dekan Bid.

Akademik.

3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE., MAB., selaku ketua Jurusan

Manajemen.

4. Bapak Dr. Yahya Hamza, MM., selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran, petunjuk dan meluangkan

waktunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang juga

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran, petunjuk dan

meluangkan waktunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

ix

6. Kepada seluruh staf bagian Akademik dan Keuangan Program Non

Reguler Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta.

7. Ibu dan Ayahku tercinta serta adik-adikku yang telah memberikan

semangat, dorongan, doa dan dukungan baik moril maupun materil

kepada saya.

8. Sahabat-sahabatku, Retno, Fitri, K’astri, Yani, Siti, Ika, Puput, Ami,

Ana, Aya, dan yang lainnya yang telah memberikan semangat dan

dukungannya agar skripsi ini bisa selesai dengan cepat dan baik.

9. Teman-teman semua terutama anak-anak manajemen b FEIS UIN

Jakarta angkatan 2005 makasih atas dukungan dan semangatnya.

10. Serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan saran dan bantuan kepada saya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan

informasi bagi para pembaca.

Jakarta, 19 Juni 2009

Komari Fitriah

x

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam.......................................................................... . i

Halaman Pengesahan Skripsi .................................................................. ii

Halaman Pengesahan Ujian Skripsi........................................................ iii

Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................ iv

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. v

Abstract.................................................................................................... vi

Abstrak..................................................................................................... vii

Kata Pengantar ........................................................................................ viii

Daftar Isi .................................................................................................. x

Daftar Tabel ............................................................................................. xiii

Daftar Gambar ........................................................................................ xvi

Daftar Lampiran...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................... 6

1. Tujuan Penelitian .................................................... 6

2. Manfaat Penelitian .................................................. 6

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Inovasi .......................................................................... 7

B. Citra Produk.................................................................. 11

C. Keputusan Pembelian.................................................... 14

1. Pengertian Keputusan Pembelian............................. 14

2. Keputusan Pembelian .............................................. 15

D. Loyalitas Konsumen ..................................................... 19

1. Pengertian Loyalitas Konsumen .............................. 19

2. Tingkat Loyalitas Konsumen................................... 23

E. Penelitian Terdahulu ..................................................... 24

F. Kerangka Pemikiran...................................................... 27

G. Hipotesis ....................................................................... 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................. 32

B. Metode Penentuan Sampel ............................................ 33

C. Metode Pengumpulan Data ........................................... 33

D. Metode Analisis ............................................................ 34

1. Analisis Kualitatif ................................................... 34

2. Analisis Kuantitatif ................................................. 36

E. Operasional Penelitian .................................................. 41

xii

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan........................................... 46

B. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 48

C. Validitas dan Reliabilitas............................................... 50

D. Penemuan dan Pembahasan........................................... 55

1. Hasil Analisis Kualitatif .......................................... 55

2. Hasil Analisis Kuantitatif ........................................ 91

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan................................................................... 116

1. Analisis Jalur........................................................... 116

2. Uji Simultan (F-test)................................................ 117

3. Uji Parsial (T-test)................................................... 117

B. Implikasi....................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 121

LAMPIRAN ............................................................................................. 124

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

3.2 Operasional Variabel Penelitian......................................................... 43 4.1 Hasil Try Out Item Instrumen Kontribusi Inovasi (X1) ...................... 52

4.2 Hasil Try Out Item Instrumen Citra Produk (X2) ............................... 52 4.3 Hasil Try Out Item Instrumen Keputusan Pembelian (Y1) ................. 53

4.4 Hasil Try Out Item Instrumen Loyalitas Konsumen (Y2) ................... 54 4.5 Karakteristik Responden Jenis Kelamin............................................. 56

4.6 Karakteristik Responden Usia............................................................ 57

4.8 Karakteristik Responden Pendapatan Per bulan ................................. 58

4.9 Telepon selular Nokia yang dipasarkan saat ini selalu menampilkan

desain yang beragam dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan

konsumen.......................................................................................... 59

4.10 Desain telepon selular Nokia memudahkan saya menggunakan

telepon selular tersebut ...................................................................... 60

4.11 Telepon selular Nokia mempunyai kesesuaian atau kecocokan antara

desain produk dengan aplikasi atau fitur produk yang ditampilkan .... 61

4.12 Penambahan fitur atau aplikasi baru pada produk telepon selular

Nokia membuat telepon selular tersebut menjadi semakin canggih .... 62

4.13 Penambahan fitur internet pada telepon selular Nokia memudahkan

saya untuk mengakses internet lebih cepat ........................................ 63 4.14 Fitur multimedia seperti games, musik, kamera, bluetooth dan

infrared yang dimiliki telepon selular Nokia berbeda dengan telepon selular dari merek yang lain............................................................... 64

4.15 Teknologi yang digunakan pada telepon selular Nokia diterapkan Dengan cara berbeda atau kreatif sehingga memudahkan konsumen

dalam menggunakannya .................................................................... 64 4.16 Perusahaan telepon selular Nokia sebagai perusahaan yang menjadi

first to market dalam pasar telekomunikasi ........................................ 65

4.17 Telepon selular Nokia merupakan produk telepon selular yang

mempunyai daya tahan tinggi dan berkualitas.................................... 66

4.18 Telepon selular Nokia mempunyai spesifikasi keunikan yang

berbeda dengan telepon selular merek yang lain ................................ 67

4.19 Merek produk telepon selular Nokia mudah diingat dan dikenali oleh

konsumen.......................................................................................... 68

4.20 Produk telepon selular Nokia mempunyai manfaat dalam kehidupan

penggunanya ..................................................................................... 69

4.21 Telepon selular Nokia mempunyai karakter yang berbeda dari

telepon selular lainnya ....................................................................... 69

4.22 Telepon selular Nokia sudah mempunyai market leader di pasar

industri telepon selular di Indonesia................................................... 70 4.23 Produk Nokia selalu membidik konsumen-konsumen baru yang

berpotensi agar menggunakan telepon selular Nokia.......................... 71

xiv

4.24 Pengalaman langsung dari konsumen yang pernah menggunakan

produk telepon selular Nokia, secara tidak langsung dapat

membentuk citra produk telepon selular Nokia .................................. 72

4.25 Diskriminasi harga yang ditawarkan telepon selular Nokia beragam mulai dari harga yang terendah, sedang hingga yang tertinggi ........... 73

4.26 Harga yang ditawarkan telepon selular Nokia sesuai dengan kualitas produk telepon selular Nokia ............................................................. 74

4.27 Artis atau public figure bisa menjadi referensi dalam mengambil keputusan untuk membeli telepon selular Nokia ................................ 74

4.28 Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena kondisi keuangan yang mengalami peningkatan............................................. 75

4.29 Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena harga

yang terjangkau ................................................................................. 76

4.30 Memutuskan untuk membeli atau mengganti tipe telepon selular

Nokia karena adanya perubahan skala ekonomi................................. 77

4.31 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena

dipengaruhi oleh keluarga.................................................................. 78

4.32 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena

dipengaruhi oleh teman-teman........................................................... 79

4.33 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena

dipengaruhi oleh promosi penjualan .................................................. 80

4.34 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular keinginan

untuk mencoba sesuatu hal yang baru................................................ 81

4.35 Produk telepon selular Nokia yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri bagi penggunanya ........................................... 82

4.36 Produk telepon selular Nokia yang digunakan memberikan rasa kepuasan bagi penggunanya .............................................................. 82

4.37 Produk telepon selular Nokia sebagai pilihan pertama pada saat membeli telepon selular..................................................................... 83

4.38 Produk telepon selular Nokia adalah produk telepon selular terbaik... 84 4.39 Saya berencana menggunakan produk telepon selular Nokia selama

beberapa tahun ke depan.................................................................... 85

4.40 Keraguan untuk berpindah ke produk lain jika pelayanan yang

diberikan oleh Nokia cukup baik dan terus berlangsung..................... 86

4.41 Kemudahan dalam pembelian produk telepon selular Nokia .............. 87

4.42 Kebutuhan dan keinginan terhadap produk telepon selular terpenuhi

ketika membeli produk telepon selular merek Nokia.......................... 88

4.43 Jaminan produk yang diberikan oleh telepon selular Nokia membuat

saya tenang ketika telepon selular Nokia saya mengalami kerusakan . 89

4.44 Telepon selular merek Nokia sudah mempunyai konsumen tetap

sehingga setiap perusahaan Nokia mengeluarkan tipe produk telepon

selular terbaru ada keinginan untuk membeli kembali........................ 90

4.45 Koefisien Korelasi............................................................................. 91

4.46 Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel .......................................... 93 4.47 Koefisien Analisis Jalur Struktur I..................................................... 94

4.48 Koefisien Analisis Jalur Struktur II.................................................... 95

xv

4.49 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra

Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y1)............................... 97

4.50 Koefisien Determinasi Struktur 1....................................................... 98

4.51 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y1) serta dampaknya

terhadap Loyalitas Konsumen (Y2) .................................................... 99 4.52 Koefisien Determinasi Struktur Analisis Jalur II ............................... 101

4.53 Analisis Varian (Annova) Struktur I .................................................. 102 4.54 Analisis Varian (Annova) Struktur II ................................................ 103

4.55 Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I .................................................. 105 4.56 Pengujian Individual Struktur I.......................................................... 109

4.57 Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II ................................................. 109

4.58 Pengujian Individual Struktur II ....................................................... 114

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen Stages In

Consumer Decision Making) ............................................................. 18

2.2 Model Kerangka Pemikiran ............................................................... 29

3.1 Diagram Jalur.................................................................................... 37

4.1 Diagram Analisis Jalur Struktur I dan II ............................................ 96

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1. Pernyataan Kuesioner ........................................................................ 123

2. Hasil Output SPSS 15.0 for Windows................................................. 130

3. Hasil Output Lisrel 8.5 ...................................................................... 146

xviii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan

teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup

pesat, terutama perkembangan industri telekomunikasi. Komunikasi

merupakan suatu hal yang penting dan dianggap mampu membantu kehidupan

manusia, karena sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia

menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Salah satu alat komunikasi

yang digunakan adalah telepon rumah. Namun dengan semakin pesatnya

perkembangan teknologi komunikasi, terutama yang menyangkut trend atau

fashion, pola pikir konsumen mulai berubah seiring dengan perkembangan

zaman. Konsumen yang dulunya hanya menggunakan alat komunikasi yang

disebut telepon kini mulai beralih menggunakan telepon selular. Telepon

selular atau yang lebih dikenal dengan handphone merupakan perangkat

komunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar sama dengan

telepon rumah atau biasa namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu

disambungkan dengan jaringan apapun karena tanpa kabel. Lambat laun

telepon rumah mulai ditinggalkan konsumen sehingga perusahaan penyedia

jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-

keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.

2

Akhir–akhir ini, perkembangan industri telekomunikasi telepon selular di

Indonesia semakin marak dan tumbuh semakin pesat bersamaan dengan

permintaan pasar yang semakin meningkat terhadap telepon selular. Hal ini

ditunjukkan dengan semakin banyaknya produsen telepon selular di Indonesia

seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, Motorolla, LG, Sanex, Siemens,

Sanex, Panasonic dan lain sebagainya. Dimana setiap produk telepon selular

menghadirkan berbagai fitur dan desain yang beraneka ragam untuk menarik

konsumen lebih banyak lagi. Dengan semakin ketatnya persaingan diantara

produsen telepon selular tersebut, maka produsen telepon selular harus

menetapkan strategi-strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahakan

market share yang telah diraih agar tidak di rebut oleh para pesaing baru yang

mulai memasuki pasar. Seiring dengan permintaan yang semakin meningkat

terhadap produk telepon selular, konsumen pun sudah semakin selektif untuk

memilih di antara keragaman pilihan telepon selular yang tersedia dengan

berbagai variasi. Untuk itu, para produsen telepon selular dituntut untuk

menciptakan keunggulan bersaing dengan menciptakan suatu produk yang

unik atau berbeda dengan produk sejenis lainnya. Dengan memproduksi

produk yang berkualitas konsumen dapat dengan mudah membedakan

produknya dengan produk sejenis lainnya. Agar konsumen tidak beralih ke

produsen lain yang juga menciptakan produk sejenis tersebut.

Upaya-upaya yang dilakukan perusahaan telepon selular untuk dapat

mempertahankan jumlah pengguna atau konsumennya yaitu dengan

melakukan berbagai inovasi terhadap produk-produknya, seperti melakukan

3

pengembangan produk baru, baik yang berbasis dari produk yang sudah ada

ataupun produk yang baru. Inovasi terhadap produk, proses, teknologi, dan

pasar juga dipergunakan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi diri atau

lawannya dalam pengertian sebagai penopang/penyokong (sustainer) atau

pengganggu (disruptor) terhadap pasar. Sebagai bagian dari industri berbasis

teknologi, industri telepon selular selalu dituntut untuk selalu berinovasi

karena perkembangan teknologi yang sangat cepat. Namun disamping itu

produsen juga harus jeli serta responsif dalam melihat keinginan konsumen

sehingga inovasi yang dilakukan bisa dengan mudah diterima konsumen.

Selain mengembangkan produk yang sudah ada, inovasi pada telepon selular

bisa dilakukan dengan menambahkan atribut yang sama sekali belum dimiliki

produk. Inovasi pada telepon selular mampu menjadikan produk tampak baru

sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang sudah ada

bahkan mau mengambil keputusan untuk membeli produk yang telah di

inovasi.

Dahulu fungsi telepon selular hanya semata-mata sebagai alat komunikasi.

Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan harapan konsumen akan

produk yang lebih superior serta sesuai dengan gaya hidup sekarang yang

semakin modern namun tetap praktis, telepon selular saat ini hadir sebagai

suatu produk yang multifungsi dengan berbagai atribut tambahan yang

semakin kompleks. Atribut-atribut tambahan hasil inovasi pada telepon selular

seperti berupa fitur dan desain. Saat ini fitur-fitur pada telepon selular bukan

hanya sekedar untuk SMS (Short Messaging Service) tetapi juga dilengkapi

fitur-fitur modern seperti built-in camera, video recorder, MMS (Multimedia

4

Messaging Service), akses internet, radio, calender, games, color display dan

sebagainya. Selain penambahan fitur yang semakin bervariasi, desain telepon

selular juga semakin menarik. Sejalan dengan trend fashion, industri telepon

selular juga tidak mau ketinggalan untuk menampilkan desain telepon selular

yang semakin bervariasi mulai dari desain yang elegan, mungil, slim, flip

sampai futuristik. Secara keseluruhan desain telepon selular di Indonesia

masih berpegang pada desain yang menawan. Semuanya dikembangkan

seiring dengan perkembangan teknologi dan untuk memenuhi harapan

konsumen. Dengan kata lain, produk telepon selular yang ditampilkan saat ini

semakin customized sesuai dengan ciri khas bahkan status konsumen

misalnya, sebagai eksekutif, pekerja outdoor ataupun remaja.

Meskipun perusahaan telah melakukan inovasi pada fitur dan desain

telepon selular, namun peranan citra perusahaan juga penting sebagai nilai

tambah atas inovasi produk yang sudah mulai digunakan oleh beberapa

perusahaan. Karena mereka yakin bahwa konsumen tidak lagi hanya melihat

suatu produk didasari kepada penampilan fisik, tetapi juga non fisik seperti

citra perusahaan. Sebagian perusahaan juga menganggap bahwa citra

perusahaan dapat menumbuhkan loyalitas konsumen yang akan mendatangkan

keuntungan jangka panjang. Namun pada akhirnya keputusan pembelian

produk berada ditangan konsumen. Sekarang ini konsumen semakin cerdas

dalam menentukan keputusan pembelian produk. Tidak lagi memandang layak

tidaknya telepon selular di beli hanya berdasarkan pengetahuan bahwa produk

tersebut memiliki inovasi atau telah mengalami penambahan dan perbaikan

fitur maupun desainnya. Konsumen cenderung mengambil keputusan

pembelian berdasarkan sejauh mana penambahan dan perbaikan fitur dan

desain telepon selular tersebut memberi manfaat dan nilai baginya. Juga

5

sejauh mana telepon selular mampu mendukung gaya hidupnya dan

memuaskan keinginannya, bahkan konsumen cenderung mempertimbangkan

citra produk yang dibangun oleh perusahaan. Karena jika citra suatu merek

produk telah menancap dalam pikiran konsumen, maka pada saat konsumen

mempunyai rencana untuk membeli barang sejenis produk tersebut, yang

pertama kali muncul dalam ingatan adalah merek produk yang sudah tertancap

di pikirannya. Sehingga secara reflek akan membelinya.

Berdasarkan uraian singkat diatas, maka penulis mencoba mengadakan

penelitian dengan judul “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen”.

Studi Kasus Mahasiswa FEIS UIN Jakarta Pengguna Telepon Selular

Nokia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di jelaskan di atas, maka

yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh inovasi berupa penambahan dan perbaikan fitur

dan desain pada telepon selular merek Nokia terhadap keputusan

pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen?

2. Bagaimana pengaruh citra produk telepon selular merek Nokia

terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas

konsumen?

3. Bagaimana pengaruh keputusan pembelian produk telepon selular

merek Nokia terhadap loyalitas konsumen?

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh inovasi berupa penambahan dan

perbaikan fitur dan desain pada telepon selular merek Nokia terhadap

keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen.

b. Untuk mengetahui pengaruh citra produk telepon selular merek Nokia

terhadap pengambilan keputusan pembelian serta dampaknya terhadap

loyalitas konsumen.

c. Untuk mengetahui pengaruh keputusan pembelian produk telepon

selular merek Nokia terhadap loyalitas konsumen.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Dengan adanya inovasi, perusahaan dapat mengembangkan produknya

sesuai dengan perkembangan teknologi, serta citra sebuah produk juga

bisa mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan membeli

produk tersebut.

b. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh

pengetahuan dan wawasan terutama mengenai pengembangan inovasi

produk telepon selular. Selain itu, sebagai implementasi dan

perbandingan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan

dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inovasi

Menurut Gatignon dan Robertson (dalam Haryanto dan Polluan,

2007:115). Inovasi merupakan suatu produk atau jasa baru yang dipersepsikan

mampu memberikan efek dalam menciptakan pola konsumsi yang positif

dalam segmen pasar tertentu. Untuk itu, inovasi yang dilakukan sebaiknya

didasarkan pada harapan konsumen sehingga penerimaan produk inovasi

menjadi lebih mudah, karena syarat penting dari suksesnya suatu produk

inovasi adalah sensitif terhadap permintaan pasar. Kompetisi serta perubahan

teknologi menyebabkan inovasi produk menjadi hal yang sangat penting bagi

perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pengetahuan

akan permintaan merupakan faktor sukses dalam inovasi dibandingkan dengan

pengetahuan akan potensi teknologi. Untuk itu diperlukan komunikasi yang

efektif antara bagian penjualan, pemasaran dan R & D untuk melihat peluang

pasar yang ada. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa inovasi ternyata

membuka peluang bagi perusahaan dalam kompetisi dipasar sejauh inovasi

yang dihasilkan bisa memenuhi harapan konsumen.

Beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan perusahaan ketika

melakukan inovasi menurut Crawford (dalam Jeane Polluan, 2007) adalah

sebagai berikut :

1. Area Target Bisnis yang dibagi ke dalam empat kategori yaitu :

8

a. Berdasarkan tipe produk

b. Berdasarkan aktivitas dan fungsi end user

c. Berdasarkan teknologi

d. Berdasarkan intermediate

2. Tujuan, yang dibagi atas :

a. Hasil kuantitatif yang mungkin dicapai melalui inovasi produk seperti

market share, sales volume, dan profit level.

b. Tujuan kualitatif seperti mengisi line produk, mempertahankan posisi

perusahaan saat ini dan menciptakan keunikan.

3. Program dan Kebijakan yang menitikberatkan kepada :

a. Mengeksploitasi kekuatan yang dimiliki seperti kemampuan dibidang

R & D, fasilitas perusahaan yang lengkap, dan image positif yang

sudah terbentuk.

b. Meminimalisasi kesalahan.

c. Memperkuat sumber inovasi yang baik internal ( R & D dan

pemasaran), eksternal (lisensi yang dimiliki), maupun kombinasi

keduanya (joint venture).

d. Derajat inovasi yang dikarakteristikkan sebagai berikut :

1) Inventive, perusahaan mecoba menjadi first to market.

2) Adaptive, perusahaan mencoba menjadi second but best in a

market.

3) Economic, perusahaan menawarkan lower price dibandingkan

pesaingnya.

9

4) Innovative aplication, perusahaan menggunakan teknologi yang

ada namun diterapkan dengan cara yang lebih kreatif atau berbeda.

e. Kondisi Spesial seperti berikut ini :

1) Tingkat kualitas produk yang menjadi pedoman untuk menjaga

image.

2) Tingkat resiko yang harus diterima.

3) Mencari ceruk yang tepat.

4) Hanya menawarkan genuine product.

5) Trend pasar, telah ditentukan.

6) Menghindari konfrontasi dengan pesaing.

7) Menghindari regulasi atau masalah-masalah sosial.

Horwitch dan Prahalad (dalam Haryanto dan Polluan, 2007:115)

mengemukakan bahwa karakteristik utama yang harus dimiliki ketika akan

melakukan inovasi yaitu adanya teknologi atau kemampuan untuk

mengadaptasi teknologi, lingkungan yang mendukung, adanya pasar, proses

internal yang baik, dan lini produk, proses dan sistem yang tepat untuk

menciptakan inovasi. Mereka juga membagi tiga tipe inovasi berdasarkan tiga

tipe yang ideal yaitu :

1. Tipe I : Proses teknologi inovasi pada perusahaan kecil dengan high

tecnology.

2. Tipe II : Proses teknologi inovasi pada perusahaan besar dengan

multiproduk.

3. Tipe III : Proses inovasi pada multiorganisasi ataui multisektor.

10

Sebagai bagian dari inovasi produk, desain merupakan hal penting yang

tidak bisa begitu saja diabaikan. Tampilan dari sebuah produk mewakili

kinerja produk itu sendiri. Dijelaskan pula bahwa desain produk haruslah

konsisten dengan fungsi produk itu sendiri dan desain yang ditampilkan pun

dituntut untuk selalu variatif agar konsumen semakin tertarik dengan produk

tersebut (Brooke and Mills, 2004). Desain telepon selular memiliki pengaruh

yang cukup signifikan bagi konsumen. Trend saat ini lebih mengedepankan

variasi desain yang unik dan baru dengan maksud agar konsumen tidak merasa

bosan dengan desain yang sudah ada (Liu, 2002, dalam Berg, 2005).

Selain desain, fitur juga merupakan komponen utama pada produk inovasi.

Fitur merupakan alat fungsional pada suatu produk yang memungkinkan

pengguna untuk mengakses atau menggunakan software yang ada dari produk

tersebut. Pada umumnya, satu produk memiliki lebih dari satu fitur sehingga

disebut interaksi fitur. Interaksi fitur ini menjelaskan adanya hubungan

ketergantungan dari fitur-fitur yang ada pada suatu produk (Lorentsen, et al :

2000:115).

Pada telepon selular sendiri, penambahan fitur sangat penting karena fitur

adalah alat pendukung utama dalam mengoperasikan telepon selular tersebut.

(Karjaluoto, 2005). Dengan bantuan fitur, segala sesuatu bisa diakses apalagi

saat ini fitur telepon selular semakin bervariasi dan kompleks. Fitur telepon

selular dahulu hanya dibutuhkan sebatas sebagai pendukung komunikasi

seperti menelpon, melakukan SMS dan MMS, namun seiring dengan

perkembangan teknologi dan kompleksitas sekaligus efesiensi dalam

11

pencapaian kebutuhan konsumen, maka terjadi pergeseran dimana manfaat

fitur lebih kepada akses internet dan hiburan.

Saat ini banyak telepon selular yang telah dilengkapi dengan fitur-fitur

seperti color display dengan resolusi warna yang tinggi, built in camera,

video/audio recorder, akses internet dan konektivitas online, radio, game,

MMS dan sebagainya. Bahkan fitur telepon selular saat ini bisa diaplikasikan

untuk mobile banking sehingga para pengguna telepon selular yang

mempunyai rekening di bank tertentu bisa melakukan berbagai transaksi

perbankan hanya melalui telepon selular tanpa harus antri di bank. Ditambah

lagi era telepon selular saat ini telah memasuki era 3G atau 3rd

generation

yang semakin memungkinkan pengguna telepon selular untuk melakukan

komunikasi tatap muka dan bisa menonton acara televisi melalui layar telepon

selular sendiri.

B. Citra Produk

Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya,

yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Citra

berkaitan erat dengan persepsi, sikap (pendirian), dan opini orang perorangan

dalam kelompok publik. Sedangkan produk adalah segala sesuatu (meliputi

obyek fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan, ataupun pribadi) yang dapat

atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Maka

citra produk adalah gambaran khusus yang diperoleh konsumen mengenai

12

produk yang masih potensial maupun yang sudah aktual (Kotler dan Susanto,

dalam Ahmad Syarif, 2005:29). Citra produk dapat terbentuk dari berbagai

macam hal misalnya, pengalaman langsung dari konsumen yang pernah

memakai atau mencoba produk tersebut, perbandingan yang dilakukan oleh

konsumen yang pernah memakai produk, kisah-kisah dari teman, keluarga

tentang baik buruknya produk tersebut (Sindu Rahayu, 2007).

Citra Produk (Product Image) juga bisa disebut sebagai sekumpulan

asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi

artribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan.

Citra produk dibangun agar menjadi positif di mata publik, baik publik yang

telah menggunakan produk itu maupun potensial customer yang hendak

dibidik agar mengkonsumsi produk tersebut. Menurut Kotler (dalam Ahmad

Syarif, 2005:30) citra yang efektif dapat melakukan tigal hal. Pertama,

memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan

karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan

karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional melalui setiap

sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

Citra dapat diperkuat dengan menggunakan simbol yang kuat, bahkan

apabila suatu perusahaan melakukan strategi penawaran tampak sama,

pembeli atau konsumen menanggapi citra perusahaan atau produk secara

berbeda. Kepribadian, merek suatu perusahaan tidak datang begitu saja,

namun harus dibangun dengan program pembangunan identitas. Perusahaan

merancang identitas untuk membentuk citra mereka di masyarakat, sementara

13

konsumen mencari sifat tertentu dalam citra. Perusahaan seharusnya

mempunyai pesan tunggal yang menunjukkan keunggulan utama dan posisi

produk. Pesan itu harus unik sehingga tidak dikacaukan dengan pesan serupa

dari para pesaing. Pesaing itu juga harus memiliki kekuatan emaosional untuk

membangkitkan perasaan selain pikiran pembeli (Ahmad Syarif, 2005:29).

Membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas, kerja keras, dan

tidak bisa di bangun seketika atau melalui satu media saja. Citra harus di

bangun melalui seluruh media secara berkelanjutan, seperti penggunaan media

yang dapat memperkuat karakter produk yang harus disampaikan dengan

lambang, media cetak dan audio visual, suasana dan acara. Citra yang kuat

memiliki satu atau lebih lambang yang dikenal perusahaan atau merek. Logo

perusahaan dan merek harus dirancang supaya mudah dikenali. Perusahaan

harus dapat memilih suatu objek yang mudah diingat konsumen sehingga

menjadi trademark perusahaan (Sindu Rahayu, 2007).

Citra produk akan meningkat apabila produk bermutu tinggi dan terus-

menerus mengalami perbaikan. Mutu produk dibangun dengan cara

melakukan continuous improvement di segala aspek. Peningkatan kualitas

perlu dibarengi dengan promosi memperkenalkan keunggulan produk tersebut.

Pada masa sekarang dengan ramainya persaingan bisa saja terjadi produk yang

sebenarnya bagus namun tidak sukses di pasar karena tidak dikenal oleh

publik, karena publik telah dibanjiri oleh informasi produk yang bertubi tubi

dari para pesaing.

14

Pada era kompetisi seperti sekarang ini semua perusahaan berlomba-lomba

membangun citra produknya. Sekali citra produk mengalami kecelakaan

tergelincir jatuh maka diperlukan perjuangan yang jauh lebih mahal untuk

mengangkatnya kembali. Kecelakaan bisa disebabkan dari dalam maupun

serangan dari luar. Maka dari itu setiap perusahaan berusaha untuk dapat

menjaga citra produk mereka dihadapan para konsumen agar tidak terjatuh

sehingga dapat digantikan oleh pesaing lainnya. Perusahaan Nokia sebagai

salah satu perusahaan telepon selular terbesar di dunia sudah mempunyai citra

produk yang baik bagi para konsumennya. Citra produk yang sudah lama

dibangun oleh perusahaan Nokia dan sampai sekarang masih tetap terjaga

dengan baik dan semakin meningkat lebih baik. Bahkan hingga saat ini

perusahaan telepon selular Nokia tetap menjadi market leader dari pasar

industri telepon selular di Indonesia sampai saat ini walaupun semakin banyak

para pesaing yang bermunculan.

C. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen (Consumer decison making) adalah

proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif dan memilih salah satu

diantaranya (Peter and Olson, 1999:162-163). Jadi keputusan pembelian

merupakan salah satu bentuk prilaku konsumen dalam menggunakan atau

mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk

15

membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses dimana

proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis

berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan

pembelian.

2. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005:224) ada lima tahapan atau langkah dari

konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yaitu sebagai

berikut :

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan yang dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari

kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah yang terjadi ketika

konsumen melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia

miliki dengan apa yang dia butuhkan.

b. Pencarian Informasi

Dimulai ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa

dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk dan juga

berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen mencari

atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk apa

yang dia inginkan. Menurut Van Aver Maet (dalam Jeane Polluan, 2007)

terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu

kebutuhan fisik yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber

16

informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasi yang

telah diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki

sebelumnya. Sedangkan Menurut Kotler (2005:225) sumber informasi

konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.

2. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di

toko.

3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.

4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

c. Evaluasi Alternatif

Adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, kemudian

memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Konsumen

mengevaluasi alternatif yang telah disederhanakan dalam tahap editing dan

diasumsikan menghitung nilai dari tiap alternatif dan memilih alternatif

dengan nilai tertinggi. Dalam penelitian ini, keputusan pembelian berarti

bahwa konsumen jadi untuk membeli produk yang diinginkan dengan

berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah atau kebutuhan yang

dihadapi konsumen.

Menurut Mowen dan Minor (dalam Jeane Polluan 2007) pada tahap ini

konsumen membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai

alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Beberapa konsep dasar

dalam memahami proses evaluasi konsumen adalah sebagai berikut :

1. konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan.

17

2. konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

3. konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan

atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat

yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

d. Keputusan Pembelian

Pada tahap ini konsumen telah memperoleh alternatif dan telah

membentuk preferensi atas merek-merek dari kumpulan pilihan.

Konsumen juga telah membentuk niat untuk membeli produk yang paling

disukai. Dalam melaksanakan niat membeli, konsumen dapat membuat

lima sub keputusan pembelian yaitu : keputusan merek, pemasok,

kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.

e. Prilaku Pasca Pembelian

Merupakan tahap setelah konsumen membeli produk. Pada tahap ini

konsumen merasakan atau mengalami tingkat kepuasan atau

ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk

yang sudah dibeli akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Yaitu adanya

kemungkinan lebih tinggi untuk membeli kembali jika konsumen puas

atau sebaliknya jika tidak puas akan mengembalikan produk bahkan

melakukan keluhan atau pengaduan. Dan apakah pembeli akan membeli

kembali produk yang pernah ia beli dan membicarakan hal-hal yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut

dengan orang lain (Kotler, 2005:228-229).

18

Sedangkan Solomon (2004:293) menyatakan bahwa ada lima tahapan

dalam pengambilan keputusan konsumen (stages in consumer decision

making) yaitu sebagai berikut :

Gambar. 2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber : Michael R. Solomon (2004) Consumer Behavior Buying

Having and Being, 6th

Edition. New Jersey : Pearson Education

International, pages 293.

Selain tahapan seperti gambar diatas, dalam pengambilan keputusan

pembelian suatu produk menurut Jeane Polluan (2007) juga terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi konsumen, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor bauran pemasaran seperti : produk, harga, promosi, tempat.

2. Faktor psikologis seperti : motivasi, kepribadian, persepsi, pembelajaran,

nilai kepercayaan dan sikap, gaya hidup.

3. Faktor sosial dan budaya seperti : pengaruh individu, grup referensi,

keluarga, kelas sosial budaya, sub budaya.

4. Faktor situasional seperti : fungsi pembelian, lingkungan sosial,

lingkungan fisik, efek temporer.

Need Recognition and Problem Awareness

Information Search

Evaluation Of Alternatives

Product Choice

Outcomes

19

Dalam mengambil keputusan pembelian, konsumen juga cenderung

menghubungkan tipe produk dengan tipe konsumen itu sendiri yang terdiri

dari (Jeane Polluan, 2007) :

1. Self concept attachment, yaitu : produk membantu membangun identitas

pengguna.

2. Nostalgic attachment, yaitu : produk yang membawa atau mengingatkan

kembali tentang memori masa lalu.

3. Interdependence, yaitu : produk merupakan bagian dari rutinitas pengguna

sehari-hari.

4. Love, yaitu : produk yang membawa ikatan emosional bagi penggunanya.

D. Loyalitas Konsumen

1. Pengertian Loyalitas Konsumen

Loyalitas adalah suatu komitmen yang mendalam untuk membeli kembali

atau berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan

datang. Sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian merek yang

sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai usaha pemasaran yang

berpotensi untuk menyebabkan tindakan perpindahan merek, perusahaan

untuk mendapatkan loyalitas atau kesetiaan konsumen perlu strategi

pemasaran yang tepat dan komplek. Konsumen akan menjadi loyal pada

merek-merek yang berkualitas dan menawarkannya dengan harga yang wajar

selain itu para penjual juga beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal

pada suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan.

20

Dan yang tidak kalah penting loyalitas terbentuk melalui promosi yang

ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan

produknya.

Sedangkan menurut Poerwadarmita (dalam Erwin Agung 2006:49) yang

dimaksud dengan loyalitas adalah patuh yang berarti menurut, atau setia yang

berarti tetap dan teguh hati. Maka yang dimaksud dengan loyalitas konsumen

adalah seseorang yang terbiasa untuk membeli produk yang ditawarkan dan

sering berinteraksi (melakukan pembelian) selama periode tertentu. Dengan

tetap setia mengikuti penawaran perusahaan.

Dalam perkembangan loyalitas konsumen mengalami pergeseran.

Awalnya perusahaan menganggap saticfaction is enough, hingga pada tahun

1970-an tiap perusahaan fokus menggarap customer satisfaction dengan

asumsi “kalau konsumen puas, berarti loyal“. Pada tahun 1980-an, keyakinan

itu mulai bergeser, loyalitas dipandang sebagai satisfaction plus retention,

yaitu pemasar berupaya terus-menerus mempertahankan customer yang sudah

menggunakan produknya agar tidak ke produk kompetitor (SWAsembada,

2005).

Para praktisi marketing (dalam SWAsembada, 2001) memberikan

pendapatnya bahwa produk-produk yang menjadi pemuncak di tiap-tiap

perusahaan antara lain karena didukung oleh kekuatan kualitas produk,

hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan tidak mengobral janji.

Pelanggan menjadi loyal dapat diartikan bahwa persepsi nilai pelanggan atau

Customer Perceive Value yang merupakan selisih antara nilai pelanggan total

21

atau total customer value dengan biaya pelanggan total atau total customer

cost lebih besar daripada nol (Kotler.et.al dalam Suparyadi 2006:311).

Menurut Subroto (dalam Erwin Agung, 2006:49) menyatakan bahwa

terdapat lima faktor yang menyebabkan konsumen loyal pada produk yang

dipergunakan, yaitu :

a. Nilai Merek : merupakan nilai dari suatu merek produk yang ditawarkan

ke pasar dimana apabila merek suatu produk sudah terkenal di pasaran

maka produk tersebut sudah mempunyai nilai merek. Sehingga konsumen

bisa menjadikan merek dari produk tersebut sebagai pilihan pertama pada

saat ingin membeli karena produk tersebut sudah mempunyai nilai merek.

b. Karakteristik Konsumen : merupakan suatu karakteristik dari konsumen

dengan berbagai tipe seperti konsumen yang setia untuk memakai suatu

produk tersebut atau konsumen yang mudah bosan sehingga gampang

untuk berpindah ke produk lain.

c. Swiching Barrier : merupakan hambatan untuk berpindah dari produk satu

ke yang lainnya. Hal ini bisa disebabkan karena pengalaman langsung dari

konsumen yang sudah pernah menggunakan produk sangat baik dan

nyaman tesebut sehingga konsumen pun enggan untuk melihat produk

lainnya.

d. Customer Satisfaction : Customer Satisfaction atau kepuasan pelanggan

merupakan suatu tanggapan keprilakuan konsumen berupa evaluasi purna

beli terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk)

dibandingkan dengan harapan konsumen. Faktor-faktor yang

22

mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan ketika melakukan

pembelian suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan keinginan yang

dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelian suatu

barang atau jasa. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi barang atau

jasa tersebut serta pengalaman dari teman-teman yang telah

mengkonsumsi barang atau jasa tersebut dari periklanan.

e. Lingkungan yang kompetitif : Kondisi lingkungan bisnis dimana para

produsen bersaing secara sehat dan kompetitif untuk mendapatkan

konsumen atau pelanggannya masing-masing

Menurut Philip Kotler (dalam Theresia Widyaratna, dkk, 2001:90)

loyalitas konsumen berdasarkan pola pembeliannya dapat dibagi menjadi

empat golongan karakteristik konsumen yaitu sebagai berikut :

a. Golongan Fanatik

Adalah konsumen yang selalu membeli satu merek sepanjang waktu,

sehingga pola membelinya adalah X, X, X, X, yaitu setia pada merek X

tanpa syarat.

b. Golongan Agak Setia

Adalah konsumen yang setia pada dua atau tiga merek. Di mana kesetiaan

yang terpecah antara dua pola (X dan Y) dapat dituliskan dengan pola

membeli X, X, Y, Y, X, Y.

c. Golongan Berpindah Kesetiaan

Adalah golongan konsumen yang bergeser dari satu merek ke merek lain,

maka bila konsumen pada awalnya setia pada merek X tetapi kemudian

23

pada saat berikutnya berpindah ke merek Y. Pola membelinya dapat

dituliskan X, X, X, Y,Y.

d. Golongan Selalu Berpindah-pindah

Adalah kelompok konsumen yang sama sekali tidak setia pada merek

apapun, maka pola membelinya dapat dituliskan X, Y, Z, S, Z.

2. Tingkat Loyalitas Konsumen

Proses seorang calon konsumen menjadi konsumen yang loyal terhadap

perusahaan terbentuk melalui beberapa tahap. Menurut pandangan Niegel Hill

(dalam Susilawati, 2007:18). Loyalitas konsumen terbagi menjadi enam

tahapan yaitu : Suspect, Prospect, Customer, Client, advocates dan partners.

a. Suspect

Meliputi semua yang diyakini akan mmbeli atau membutuhkan barang

atau jasa, tetapi belum memiliki informasi tentang barang atau jasa

perusahaan.

b. Prospect

Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan jasa tertentu dan

mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini, meskipun

mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan

perusahaan dan barang yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain.

c. Customer

Pada tahap ini, konsumen sudah melakukan hubungan traksaksi dengan

perusahaan, tetapi tidak mempunyai perasaan positif terhadap perusahaan,

loyalitas pada tahap ini belum terlihat.

24

d. Client

Meliputi semua konsumen yang telah membeli barang atau jasa yang

dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur, hubungan ini

berlangsung lama dan mereka telah memiliki hubungan kerjasama yang

baik.

e. Advocates

Pada tahap ini, konsumen secara aktif mendukung perusahaan dengan

memberikan rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli barang

atau jasa di perusahaan tersebut.

f. Partners

Kemudian pada tahap akhir barulah terjadi hubungan yang kuat dan saling

memberi keuntungan antara perusahaan dengan konsumen. Pada tahap ini

pula konsumen berani menolak produk atau jasa dari perusahaan lain.

E. Penelitian Terdahulu

Karjaluoto et al, (2005) dalam penelitiannya membahas tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk produk telepon selular.

Hasil penelitian menemukan bahwa meskipun pilihan telepon selular adalah

berdasarkan situasi subjektif. Namun terdapat beberapa faktor utama yang

mengarahkan konsumen dalam keputusan pembelian telepon selular. Faktor-

faktor tersebut adalah harga, merek, interface, properties dan size. Sedangkan

Berg, et al, (2005) dalam penelitiannya mengenai pengaruh desain dan fitur

dalam pemilihan telepon selular bagi anak muda, mengemukakan bahwa

selama telepon selular tersebut mampu menampilkan desain dan fitur yang

25

menjamin atau mendukung pergaulan mereka dalam suatu komunitas anak

muda maka potensi terjadinya pembelian akan semakin tinggi. Berg juga

menemukan bahwa telepon selular mampu mendemontrasikan ikatan antara

kelompok sosial dan kejadian-kejadian persahabatan.

Jeane Polluan, (2007) dalam penelitiannya yang membahas tentang

pengaruh inovasi produk dan inovasi yang akan datang terhadap keputusan

pembelian konsumen. Menyatakan bahwa inovasi pada telepon selular

memiliki pengaruh atau hubungan yang positif dengan minat konsumen untuk

mengambil keputusan membeli. Inovasi produk tersebut berupa inovasi pada

fitur internet dan fitur multimedia. Hal ini bisa disebabkan karena sebagian

besar responden tergolong responden usia muda sekitar 20-30 tahun, dimana

konsumen dengan usia demikian cenderung tertarik pada fitur-fitur hedonic

seperti fitur internet dan fitur multimedia. Selain itu, dalam penelitian ini juga

ditemukan bahwa variasi desain dan konsistensi desain dengan fungsi produk

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat konsumen untuk

membeli telepon selular. Hal ini bisa terjadi karena perkembangan desain pada

telepon selular yang tidak banyak berubah dimana desain telepon selular sama

dan tidak lagi memiliki keunikan tersendiri sehingga konsumen pun tidak

terlalu peduli dengan desain telepon selular yang ditampilkan saat ini.

Konsumen justru lebih aware dan fokus pada fitur-fitur baru yang dipasarkan.

Ditambah lagi dengan trend telepon selular dewasa ini berlomba-lomba

mengedepankan kecanggihan fitur sebagai implementasi perubahan teknologi

dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi

konsumen.

26

Poerwanto, (2008) dalam penelitiannya yang membahas tentang pengaruh

marketing mix terhadap loyalitas konsumen kartu pra bayar IM3 menyatakan

bahwa harga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap loyalitas

konsumen kartu pra bayar IM3. Hal ini disebabkan karena harga suatu produk

dapat menunjukkan dan mempengaruhi bagaimana konsumen itu loyal. Jika

suatu produk ditawarkan dengan harga yang wajar dan mampu mempengaruhi

konsumen agar melakukan pembelian secara konsisten bukan tidak mungkin

konsumen akan menjadi loyal menggunakan kartu pra bayar IM3. Selain itu

kualitas pelayanan dengan harga yang diberikan melalui produk IM3 yaitu

memberikan nominal pengisian pulsa dari lima ribu rupiah hingga jutaan

rupiah. Hal ini dimaksudkan memberikan banyak pilihan kepada konsumen

agar harga nominal pulsa isi ulang IM3 terjangkau oleh semua lapisan

masyarakat. Selain harga, promosi dalam penelitiannya ini juga mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Karena promosi juga

berperan penting dalam menjadikan konsumen itu loyal. Dalam melakukan

promosi produk hendaknya ditampilkan sesering mungkin di media, promosi

yang menarik berkesan dan mudah dipahami.

Untuk mendapatkan perhatian dan tanggapan dari calon konsumen kartu

IM3 melakukan promosi di berbagai media, memilih bintang film, artis

penyanyi sebagai bintang iklannya, hal ini bertujuan untuk menarik perhatian

dan menaruh minat kepada calon konsumen untuk memakainya. Dalam

penelitian ini peran distribusi juga sangat besar dalam menjadikan konsumen

itu loyal, seorang pemasar harus selalu siap menyediakan produk kepada

27

konsumen, selalu menyediakan produk di outlet-outlet hal ini dilakukan agar

konsumen tidak lari ke merek lain. Distribusi dari kartu IM3 ini selalu

ditingkatkan, diperluas dan menjangkau ke berbagai wilayah hingga ke

pedesaan untuk menunjang kelancaran distribusi dari produk IM3.

F. Kerangka Pemikiran

Pentingnya melakukan inovasi khususnya pada produk telepon selular

menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu konsisten dengan tren yang

ada termasuk dalam penambahan fitur dan mendesain tampilan telepon

selular. Hal ini dimaksudkan agar konsumen tertarik dengan telepon selular

yang dipasarkan sehingga mengambil keputusan untuk membeli. Penelitian

O’keefe (dalam Karjaluoto, 2005) menemukan bahwa keputusan pembelian

konsumen terhadap telepon selular dengan fitur baru didasarkan pada

pengetahuan akan teknologi. Misalnya fitur-fitur seperti built -in camera,

kapasitas memori yang fleksibel untuk menyimpan banyak data, radio,

layanan messaging yang semakin canggih serta color display. Demikian juga

halnya dengan desain pada telepon selular. Penelitian yang dilakukan oleh Liu

(dalam Berg, et al, 2005) menemukan bahwa desain telepon selular memiliki

pengaruh yang cukup signifikan bagi konsumen ketika memutuskan untuk

membeli telepon selular. Meskipun demikian, Liu juga menemukan bahwa

desain telepon selular belum tentu menyebabkan terjadinya pembelian yang

spontan, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya pertimbangan lain seperti

28

apakah desain yang baik menjamin kelancaran dan optimalisasi fungsi dari

telepon selular itu sendiri, serta cepatnya perubahan tren yang terjadi.

Selain itu inovasi yang dilakukan terhadap produk telepon selular berupa

penambahan dan perbaikan fitur dan juga melakukan pengembangan produk

secara inovatif dapat berdampak pada loyalitas konsumen. Konsumen akan

menjadi loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi terhadap

produknya karena begitu banyak hal baru yang ditawarkan pada konsumen.

Hal ini tentu membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam

menentukan pilihannya. Sementara dampaknya bagi produsen, hal ini menjadi

tantangan yang membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk

mempertahankan loyalitas konsumennya. Para ahli pemasaran sepakat bahwa

mempertahankan konsumen yang loyal lebih efisien daripada mencari

pelanggan baru. Karena itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan

hal penting yang harus selalu dilakukan oleh produsen (Fajrianthi dan Zatul

Farah, 2005).

Perusahaan juga harus memperhatikan citra produk yang dapat dilihat dari

segi reputasi merek, harga produk, dan kualitas dari produk sehingga dari

ketiga sisi tersebut merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi

perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli (Theresya

Mardani, 2008). Selain itu para konsultan atau para pemasar juga harus benar-

benar pandai memikat hati konsumennya agar konsumen tertarik terhadap

produk tersebut dan memutuskan untuk membeli produk tersebut.

29

Apabila konsumen memiliki citra yang bagus terhadap produk tersebut,

maka konsumen akan melakukan pembelian. Di dalam citra yang baik akan

tersimpan sejumlah harapan. Ketika harapan terpenuhi, timbullah kepuasan

konsumen. Hal inilah yang akan memperkuat loyalitas konsumen. Jadi produk

yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen.

Menciptakan loyalitas konsumen hanya sebatas memastikan agar konsumen

menyadari dan mengingat merek atau produk. Tujuannya adalah agar produk

tersebut menjadi bahan pertimbangan ketika konsumen siap melakukan

pembelian (Fajrianthi dan Zatul Farah, 2005). Dari hasil temuan-temuan diatas

maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

ε1 ε2

ρx1y2

πx1x2 ρx1y1 ρy1y2

ρx2y1 ρx2y2

Gambar. 2.2

Model Kerangka Pemikiran

Loyalitas

Konsumen

Y2

Inovasi

X1

Citra

Produk

X2

Keputusan

Pembelian

Y1

30

G. Hipotesis

Struktur I

Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 + ρ y1Є1Y1

Hipotesis Struktur I :

1. Dengan Uji Stimultan (F-Test)

a. Ha : ρ x1y1 = ρ x2y1 ≠ 0

Artinya : ada pengaruh antara inovasi dengan citra produk terhadap

keputusan pembelian.

b. Ho : ρ x1y1 = ρ x2y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh antara inovasi dengan citra produk terhadap

keputusan pembelian.

2. Dengan Uji Parsial (T-Test)

a. Ha : ρ x1y1 > 0

Artinya : ada pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian.

b. Ho : ρ x1y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian.

c. Ha : ρ x2y1 > 0

Artinya: ada pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian.

d. Ho : ρ x2y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian.

Struktur II

Y2 = ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 + ρ y1y2 Y1 + ρ Є2 Y2

Hipotesis Struktur II :

31

1. Dengan Uji Stimultan (F-Test)

a. Ha : ρ x1y2 = ρ x2y2 ≠ 0

Artinya : ada pengaruh antara inovasi dan citra produk terhadap

loyalitas konsumen

b. Ho : ρ x1y2 = ρ x2y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh antara inovasi dan citra produk terhadap

loyalitas konsumen

2. Dengan Uji Parsial (T-Test)

a. Ha : ρ x1y2 > 0

Artinya : ada pengaruh inovasi terhadap loyalitas konsumen

b. Ho : ρ x1y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh inovasi terhadap loyalitas konsumen

c. Ha : ρ x2y2 > 0

Artinya : ada pengaruh citra produk terhadap loyalitas konsumen

d. Ho : ρ x2y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh citra produk terhadap loyalitas konsumen.

e. Ha : ρy1y2 ≠ 0

Artinya : ada pengaruh antara keputusan pembelian terhadap

loyalitas konsumen

f. Ho : ρy1y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh antara pengaruh keputusan pembelian

terhadap loyalitas konsumen.

32

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada kontribusi inovasi yaitu

penambahan dan perbaikan fitur dan desain yang dihubungkan dengan

pengambilan keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas

konsumen. Dan tentang citra produk terhadap keputusan pembelian serta

dampaknya terhadap loyalitas konsumen dan pengaruh keputusan pembelian

dengan loyalitas konsumen. Produk yang akan diteliti adalah produk

komunikasi telepon selular merek Nokia. Responden dalam penelitian ini

adalah para pengguna telepon selular Nokia khususnya mahasiswa fakultas

ekonomi dan ilmu sosial UIN Jakarta yang menjadi objek penelitian ini

dengan waktu penggunaan kurang lebih enam bulan. Peneliti beranggapan

bahwa waktu enam bulan merupakan waktu yang cukup bagi konsumen untuk

mengenal karakteristik telepon selular Nokia dengan baik. Ini berarti yang

menjadi fokus penelitian adalah konsumen yang cukup memiliki pengalaman

dalam mengkonsumsi atau menggunakan telepon selular Nokia. Dengan

maksud untuk mengukur sejauh mana kontribusi inovasi dan citra produk

seperti telepon selular dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka serta

dampaknya terhadap loyalitas konsumen.

33

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian sampel yang digunakan adalah desain sampel non-

probability sampling, dimana setiap konsumen atau responden yang

memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang

sama untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan unit sampel didasarkan pada

pertimbangan atau penilaian subyektif dan tidak pada penggunaan

probabilitas. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Hal ini berdasarkan

pendapat dari Gay dan Diel (dalam Nina Herlyanah, 2008:58) yang

menyatakan bahwa “besarnya sampel minimum untuk sebuah penelitian

adalah sebanyak 100 responden karena jumlah minimal tersebut sudah

memenuhi uji distribusi Z sehingga data akan mendekati sempurna atau batas

sampel minimum”. Jumlah sampel sebanyak 100 responden diperoleh melalui

convenience sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dari pengguna

yamg mudah diakses dan besedia menjadi responden yaitu dengan

membagikan kuesioner secara langsung kepada mahasiswa FEIS UIN Jakarta.

Pada tahap ini ditentukan kerangka sampling yakni stratifikasi konsumen

seperti menurut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,

lama menggunakan telepon selular merek Nokia dan tipe telepon selular

merek Nokia yang digunakan saat ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode cross

sectional metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

34

primer yang dilakukan dengan cara personally administered questionaire,

dimana responden diminta untuk mengisi langsung kuesioner yang dibagikan

ditempat dan tidak dibawa pergi. Untuk data sekunder, pengumpulan data

dilakukan dengan studi literatur dan pencarian data dari jurnal–jurnal

terkemuka yang meneliti topik sejenis.

D. Metode Analisis

1. Analisis Kualitatif

Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan

analisis deskriptif yaitu dengan penyebaran 100 kuesioner kepada

mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular Nokia. Kuesioner

menggunakan Skala Likert dengan rumusan sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju di beri skor 5

S = Setuju di beri skor 4

R = Ragu-ragu di beri skor 3

TS = Tidak Setuju di beri skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju di beri skor 1

Untuk menjaga kevalidan dan reliabelnya butir-butir pernyataan

yang ada pada kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih

dahulu dengan melakukan try out terhadap beberapa responden terbatas

terlebih dahulu.

35

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen (setiap butir pertanyaan atau pernyataan). Suatu instrumen

dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan

kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir suatu

daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar

pertanyaan ini pada umunya mendukung suatu variabel tertentu.

Validitas suatu butir pertanyaan dapat dinilai pada hasil output SPSS

pada tabel denagn judul item total statistics. Menilai kevalidan masing-

masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item total

correlation > dari r-tabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan secara terpisah

pada lembar kerja yang berbeda antara satu konstruk variabel yang lain

sehingga dapat diketahui butir-butir pertanyaan variabel mana yang paling

banyak tidak valid (Bhuono, 2005: 66).

b. Uji Reliabilitas

Setelah menentukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya

adalah mengukur reliabilitas data dari instrumen penelitian. Reliabilitas

merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang

merupakan dimensi suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach’s Alpha > dari 0.60 dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa

36

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama (Bhuono,2005:72).

2. Analisis Kuantitatif

a. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis

regresi, sehingga analisis regeresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus

dari analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis

jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar

variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2007:297). Dengan

demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel

bebas (Independent Variabel) atau dalam hal ini disebut variabel eksogen

(Exogenous), dan variabel terikat (Dependent Variabel) atau yang disebut

variabel endogen (endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat

ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel

independen menuju variabel dependen yang terakhir. Menurut Sugiyono

(2007:297) penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian

didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut yaitu :

1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear, aditif

dan kausal.

2) Variabel-variabel residual tidak berkolerasi dengan variabel yang

mendahuluinya, dan tidak juga berkolerasi dengan variabel yang lain.

3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab-

akibat searah.

37

4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang berasal

dari sumber yang sama.

Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya,

maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam

hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka

pemikiran yang dikembangkan dari teori yang digunakan untuk penelitian.

Dalam penelitian ini model hubugan antar variabel independen yaitu

inovasi (X1) dan citra produk (X2) dengan variabel dependen yaitu

keputusan pembelian (Y1) dan loyalitas konsumen (Y2) dapat digambarkan

dalam diagram jalur berikut ini :

ε1 ε2

ρx1y2

πx1x2 ρx1y1 ρy1y2

ρx2y1 ρx2y2

Gambar. 3.1

Diagram Jalur

(Sumber : data primer, diolah 2009)

Struktur I

Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 + ρ y1Є1Y1

Struktur II

Y2 = ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 + ρ y1y2 Y1 + ρ Є1 Y2

Loyalitas

Konsumen

Y2

Inovasi

X1

Citra

Produk

X2

Keputusan

Pembelian

Konsumen

Y1

38

b. Uji Hipotesis

Dari perhitungan dengan SPSS 15.00 akan diperoleh keterangan atau

hasil mengenai Uji F (Uji Stimultan), Uji t (Uji Parsial), dan koefisien

determinan (R2) untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut

ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut :

1) Uji F (Uji Stimultan)

Uji F dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan

beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu, merumuskan

hipotesis alternatif (Ha) dan juga menyertai dengan hipotesis nol (Ho),

seperti dibawah ini :

a) Ho : ρ x1y1 = ρ x2y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y1.

b) Ha : ρ x1y1 = ρ x2y1 ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y1.

c) Ho : ρ x1y2 = ρ x2y2 = 0→ tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y2.

d) Ha : ρ x1y2 = ρ x2y2 ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y2.

Untuk mengetahui korelasi ini signifikan atau tidak, digunakan

Uji F, dengan rumus sebagai berikut :

F = ( )( )2

2

1

1/

Rk

knR

−−

39

Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

Jika Sig F > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Jika Sig F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada

pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

2) Uji t (Uji Parsial)

Untuk mengisi signifikan hubungan yang ditemukan itu berlaku

untuk semua populasi maka perlu diisi dengan tingkat signifikan

sebesar 5% dengan rumus signifikansi product moment (Sugiono,

2005:189). Sedangkan hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut :

a) Ho : ρ x1y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X1 variabel Y1.

b) Ha : ρ x1y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X1 variabel Y1.

c) Ho : ρ x2y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X2 variabel Y1.

d) Ha : ρ x2y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X2 variabel Y1.

e) Ho : ρ x1y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X1 variabel Y2.

40

f) Ha : ρ x1y2 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X1 variabel Y2.

g) Ho : ρ x2y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X2 variabel Y2.

h) Ha : ρ x2y2 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X2 variabel Y2.

i) Ho : ρ y1y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.

j) Ha : ρ y1y2 ≠ 0→ terdapat pengaruh yang signifikan antara

keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel

independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen

dengan melakukan uji t. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

Jika Sig t > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Jika Sig t < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada

pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

41

3) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen. Dalam output SPSS, koefisen determinasi terletak pada

tabel model summaryb dan tertulis R square yang sudah disesuaikan

atau tertulis adjust R square, karena disesuaikan dengan jumlah

variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:2). Berdasarkan pokok

permasalahan rumusan hipotesis, variabel penelitian yang akan dianalisis,

diklasifikasikan menjadi tiga variabel yang terdiri dari variabel independen

dan dependen.

1. Variabel Eksogen (Independent variabel) X, yaitu :

a. Inovasi (X1)

Adapun indikator dari variabel Inovasi (X1), adalah sebagai berikut :

1) Variasi Desain

2) Konsistensi Desain dengan Fungsi Produk

3) Penambahan Fitur

4) Fitur komunikasi

5) Fitur Internet

6) Fitur multimedia

42

7) Innovative Aplication

8) Inventive

b. Citra Produk (X2)

Adapun indikator dari variabel Citra Produk (X2), adalah sebagai

berikut :

1) Pengalaman

2) Potensial Customer

3) Mutu Produk

4) Kekhasan Produk

5) Merek Produk

6) Manfaat Produk

7) Karakter Produk

8) Kekuatan

1. Variabel Endogen (Dependent variabel) Y, yaitu :

a. Keputusan Pembelian (Y1)

Adapun indikator dari variabel Keputusan Pembelian (Y1), adalah

sebagai berikut :

1) Harga

2) Efek Temporer

3) Pencarian Informasi

4) Perilaku Pasca Pembelian

b. Loyalitas Konsumen (Y2)

Adapun indikator dari variabel Loyalitas Konsumen (Y2), adalah

sebagai berikut :

43

1) Customer Satisfaction

2) Customer Value

3) Switching Barrier

4) Karakteristik Konsumen

5) Nilai Merek

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Definisi Skala

1. Inovasi

(X1) • Variasi Desain

• Konsistensi Desain dengan

Fungsi Produk

• Penambahan

Fitur

• Fitur komunikasi

• Fitur Internet

• Fitur multimedia

• Innovative

Aplication

• Inventive

• Keragaman bentuk atau

model fisik dari telepon

selular

• Kesesuaian/kecocokan antara model telepon

selular dengan aplikasi atau fitur yang

ditampilkan

• Tambahan aplikasi baru

yang membuat telepon

selular semakin canggih

• Fitur untuk melakukan panggilan, SMS, MMS,

dsb.

• Fitur untuk akses internet,

mengirim dan menerima

email, serta chatting

• Fitur games, musik,

kamera, bluetooth dan

infrared

• Perusahaan telepon selular

menerapkan teknologi

yang ada dengan cara

yang lebih kreatif dan berbeda.

• Perusahaan telepon selular

Nokia menjadi first to

market

Ordinal

2. Citra • Pengalaman • Pengalaman langsung dari

44

produk

(X2) • Potensial

Customer

• Mutu Produk

• Kekhasan Produk

• Merek Produk

• Manfaat Produk

• Karakter Produk

• Kekuatan

konsumen yang pernah

memakai atau mencoba

produk telepon selular

Nokia.

• Konsumen-konsumen

yang berpotensi yang

hendak di bidik agar

mengkonsumsi produk

telepon selular Nokia.

• Berkualitas dan tidak

mudah rusak, dan juga bergaransi

• Mempunyai perbedaan atau keunikan dengan

produk sejenis lainnya

• Merek produk telepon

selular mudah diingat dan dikenali

• Produk telepon selular mempunyai manfaat

tersendiri bagi para

konsumennya

• Produk telepon selular mempunyai karakter yang

tersendiri

• Sudah menjadi market

leader di industri telepon

selular di Indonesia

Ordinal

3. Keputusan pembelian

(Y1)

• Harga

• Efek Temporer

• Pencarian

Informasi

• Perilaku Pasca Pembelian

• Mempunyai kisaran

tawaran harga mulai dari yang terendah, sedang

hingga yang tertinggi

• Harga yang ditawarkan

harus sesuai dengan

kualitas telepon selular

• Kondisi - kondisi yang mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen pada produk telepon selular

seperti : peningkatan

kondisi keuangan, PHK,

perubahan kurs mata uang,

dan inflasi.

• Hal yang mempengaruhi

konsumen untuk

Ordinal

45

memutuskan membeli

telepon selular apakah

pengaruh dari teman,

keluarga, promosi

penjualan atau keinginan

untuk mencoba.

• Produk telepon selular

yang sudah dibeli bisa

memberi keuntungan bagi

penggunanya.

• Produk telepon selular yang sudah dibeli bisa

memberikan rasa kepuasan

bagi anda sehingga ada

keinginan untuk membeli

kembali.

4. Loyalitas

Konsumen

(Y2)

• Customer

Satisfaction

• Customer Value

• Switching

Barrier

• Karakteristik

Konsumen

• Nilai Merek

• Kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi.

• Kemudahan dalam pembelian produk.

• Harapan kesesuain produk dan pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan

kepada konsumen.

• Jaminan produk yang diberikan oleh perusahaan

kepada konsumen.

• Pengalaman konsumen

yang sudah menggunakan produk telepon selular

tersebut.

• Kesetiaan konsumen untuk

memakai produk telepon

selular tersebut.

• Menjadikan merek produk

telepon selular Nokia

sebagai pilihan pertama pada waktu ingin membeli

telepon selular.

Ordinal

(Sumber : Diolah dari berbagai sumber, 2009)

46

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Nokia tidak hanya nama sebuah merek telepon selular yang terkenal

sekarang ini. Nama Nokia juga merupakan nama sebuah komunitas yang

tinggal di sungai Emakoski, Filandia Selatan. Dari situlah cikal bakal

perusahaan Nokia berasal. Sejarah Nokia dimulai ketika seorang insinyur

bernama Fredrik Idestam membangun tempat penggilingan kayu di selatan

Filandia pada tahun 1865. Tepatnya, Idestam mendirikan pabrik kertas di

pinggiran sungai Emakoski.

Gelombang industri yang melanda benua Eropa ketika itu memberi angin

segar pada usaha kertas milik Idestam. Permintaan kertas meningkat tajam.

Filandia bagian selatan pun menjelma menjadi kawasan industri yang banyak

diserbu para pekerja. Tak pelak, sebuah komunitas pekerja bernama Nokia

terbentuk dan tinggal di sepanjang sungai Emakoski.

Kehadiran komunitas Nokia ternyata menarik sejumlah investor. Finnish

Rubber Works merupakan salah satu perusahaan yang tertarik mendirikan

pabrik di wilayah komunitas Nokia tersebut. Pada tahun 1920-an Rubber

Works menggunakan nama Nokia sebagai nama merek produknya berupa

sepatu, ban, jas hujan, dan perlengkapan industri. Setelah Perang Dunia ke II,

Finnish Rubber Works membeli saham mayoritas Finnish Cable Works yang

bergerak dalam usaha perlengkapan transmisi telegram dan jaringan telepon.

47

Perlahan-lahan Rubber Works dan Cable Works melakukan konsolidasi

hingga akhirnya merger pada tahun 1967. Nama Nokia Group pun muncul

sebagai bentuk bergabungnya dua perusahaan milik Filandia tersebut.

Sejak itu nama Nokia sebagai produk telekomunikasi mulai berkibar.

Bermula dengan dibentuknya departemen elektronik yang menyumbang

sebesar 3% terhadap total nilai penjualan Nokia Group. Kehadiran departemen

elektronik Nokia Group juga memberikan lapangan pekerjaan bagi 460 orang.

Tiga tahun kemudian, sekitar tahun 1970-an. Nokia berhasil meluncurkan

digital switch yang diberi nama Nokia DX 200 ini adalah bahasa komputer

tingkat tinggi dan mikroprosesor intel yang dikembangkan menjadi jaringan

infrastruktur Nokia sekarang ini. Pada waktu yang bersamaan Nokia juga

berhasil menciptakan jaringan telepon mobil. Pada awal tahun 1981, Nokia

berhasil meluncurkan produk bernama Nordic Mobile Telephony (NMT). NMT

merupakan jaringan selular multinasional pertama di dunia. Karena itu,

sepanjang dekade 1980-an NMT diperkenalkan ke sejumlah negara dan

mendapatkan sambutan yang luar biasa. Dan pada awal tahun 1980 Nokia

Group pertama kali beroperasi.

Nokia terus mengembangkan industri ponselnya. Pada tahun 1991 Nokia

mengadakan kerjasama dalam menyuplai jaringan GSM ke 9 negara Eropa.

Kemudian pada bulan Agustus 1997 Nokia juga menjalin kerjasama dalam

suplai sistem GSM ke 9 operator di 31 negara. Kini sebanyak 2.100 seri ponsel

Nokia mendulang sukses. Target penjualan sebanyak 500 ribu unit berhasil

diraih pada tahun 1994. Dengan tenaga kerja sebanyak 54 ribu orang. Dan

produk Nokia terjual di 130 negara.

48

Sejak berdiri hingga sekarang Nokia telah berhasil memimpin di pasaran

bisnis industri telekomunikasi termasuk di wilayah Asia Pasifik. Berlokasi di

Alexandra Tehnopark di negara Singapura Nokia mendirikan kantor regional

untuk wilayah Asia Pasifik. Kantor regional Nokia adalah basis dari 700 staf

pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan

solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dari semua kantor Nokia di wilayah

Asia Pasifik.

Pusat perbendaharaan regional Nokia di wilayah Asia Pasifik (Nokia

Treasury Asia) beroperasi di luar negara Singapura, sebagai in-house bank

untuk cabang-cabang Nokia di wilayah Asia Pasifik. Sedangkan Nokia

Research Centre atau unit penelitian perusahaan Nokia berkantor di negara

Jepang dan Cina. Nokia juga membuat produk selain tiga fasilitas utama di

Masan, Korea, Beijing dan Dongguan di negara Cina. Mulai bulan Januari

2004, Nokia telah mengaktifkan struktur organisasi globalnya untuk

memperkuat fokus pada pemusatan pasar mobilitas baru untuk produk telepon

selular produksinya.

B. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada awal berdirinya (tahun 2000-2001), Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial masih berupa Program Studi Akuntansi dan Manajemen di bawah

Program Konversi UIN bersama Program Studi Agribisnis dan Teknik

Informatika (TI). Di saat itu, pengelolaan Program Studi Akuntansi dan

Manajemen berkerjasama dengan Tim konsultan yang diketuai oleh Drs.

49

Mohammad Faisal Badroen, MBA bersama dengan Drs. Herni Ali HT, MM

untuk program Akuntansi dan Agus Rahmat M., SE untuk Program

Manajemen, sedangkan Program Agribisnis dan Teknik Informatika

bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Melalui SK Presiden No. 31 tanggal 20 Mei 2002, maka status Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berubah menjadi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan berubahlah

status Program Konversi UIN menjadi dua fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial (FEIS) dan Fakultas Sains dan Teknologi (FST).

Dalam perkembangannya Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri (FEIS UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta telah membuka Program

Non Reguler (Ekstensi) dengan Program Studi Akuntansi dan Manajemen

yaitu pada tahun 2003. Program ini diselenggarakan di luar waktu Program

Reguler dan diadakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat luas

untuk memperoleh pendidikan tanpa batasan usia, termasuk bagi mereka yang

sudah bekerja dan tidak memiliki kesempatan atau waktu kuliah pada Program

Reguler. Kurikulumnya disamakan dengan Kurikulum Program Reguler,

yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Pada tahun Akademik 2004/2005 FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

juga telah membuka Program Kelas Internasional dengan Program Studi yang

sama seperti Reguler dan Non Reguler, yaitu Akuntansi dan Manajemen.

Untuk program ini FEIS bekerjasama dengan Internasional Islamic University

Malaysia (IIUM). Tetapi berbeda dengan Program Reguler dan Non Reguler,

50

pengantar perkuliahan pada program ini disampaikan dengan menggunakan

Bahasa Inggris. Untuk waktu perkuliahan program ini diselenggarakan seperti

Program Reguler, yaitu pada pagi hari.

Sejak berdiri pada tahun 2000, FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sudah mempunyai sembilan angkatan mahasiswa hingga tahun 2009 ini. Yang

terdiri dari angkatan Program Reguler yang di mulai dari tahun 2001,

angkatan Program Non Reguler yang dimulai dari tahun 2003 dan angkatan

dari Program Kelas Internasional yang dimulai dari tahun 2004.

C. Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

instrumen, instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan (Bilson, 2004:30). Instrumen yang valid adalah alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas adalah instrumen

yang digunakan beberapa variabel untuk mengukur objek yang sama, maka

akan menghasilkan data yang sama. (Sugiono, 2005).

Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner

kepada mahasiswa FEIS UIN Jakarta yang menggunakan telepon selular

Nokia sebanyak 100 responden yang dianggap penulis mampu mewakili

mahasiswa FEIS UIN Jakarta. Sebelum kuesioner disebarkan kepada 100

responden, penulis melakukan try out kepada 15 responden dengan

memberikan 41 butir pernyataan. Dimana kuesioner tersebut dibagi menjadi 4

51

variabel utama yaitu variabel inovasi (X1) dibagi menjadi 8 indikator dengan 8

butir pernyataan, variabel citra produk (X2) dibagi menjadi 8 indikator dengan

8 butir pernyataan, variabel keputusan pembelian (Y1) dibagi menjadi 7

indikator dengan 15 butir pernyataan, dan variabel loyalitas konsumen (Y2)

dibagi menjadi 5 indikator dengan 10 butir pernyataan untuk menguji validitas

dan reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut. Menurut Bhuono (2005:54)

uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (Corrected

Item- Total Correlation) dengan r tabel, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai r hitung > nilai r tabel maka Item Valid

2. Jika nilai r hitung < nilai r tabel maka Item Tidak Valid

Nilai r tabel dapat diperoleh dimana df = n-2, dalam hal ini n adalah

jumlah sampel atau responden. Pada penelitian ini jumlah sampel yang

digunakan (n) = 15, maka besarnya df = 15-2 = 13. Dengan alpha = 0.05,

maka didapat nilai r tabel = 0.553. Sedangkan untuk uji reliabilitas dilakukan

dengan melihat nilai Cronbach's Alpha dengan kriteria sebagai berikut

(Bhuono, 2005:72) :

1. Jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka suatu instrumen dikatakan

reliabel.

2. Jika nilai Cronbach's Alpha < 0.60 maka suatu instrumen dikatakan tidak

reliabel.

Berikut ini adalah hasil try out yang diberikan kepada 15 responden

dengan memberikan 41 butir pernyataan yang dibagi menjadi 4 variabel

utama.

52

1. Instrumen Inovasi (X1)

Tabel 4.1

Hasil Try Out Item Instrumen Kontribusi Inovasi (X1)

Item Total

Correlation

(r hitung)

Total Cronbach's

Alpha Keterangan

P1 0.611 0.894 Valid dan Reliabel

P2 0.798 0.878 Valid dan Reliabel

P3 0.684 0.890 Valid dan Reliabel

P4 0.584 0.894 Valid dan Reliabel

P5 0.684 0.886 Valid dan Reliabel

P6 0.885 0.864 Valid dan Reliabel

P7 0.660 0.888 Valid dan Reliabel

P8 0.661 0.887 Valid dan Reliabel

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Dari hasil output diatas dapat dilihat untuk butir pernyataan inovasi,

semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu r hitung > 0,553 dan

semua nilai dari Total Cronbach's Alpha juga lebih besar dari nilai alpha

yaitu Total Cronbach's Alpha > 0.6 maka dapat disimpulkan bahwa semua

butir peryataan dari instrumen inovasi (P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7 dan P8)

adalah valid dan reliabel.

2. Instrumen Citra Produk (X2)

Tabel 4.2

Hasil Try Out Item Instrumen Citra Produk (X2)

Item

Total

Correlation

(r hitung)

Total Cronbach's

Alpha Keterangan

P9 0.628 0.901 Valid dan Reliabel

P10 0.723 0.893 Valid dan Reliabel

P11 0.781 0.895 Valid dan Reliabel

P12 0.752 0.892 Valid dan Reliabel

P13 0.686 0.900 Valid dan Reliabel

P14 0.828 0.884 Valid dan Reliabel

P15 0.813 0.887 Valid dan Reliabel

P16 0.746 0.888 Valid dan Reliabel

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

53

Dari hasil output diatas dapat dilihat untuk butir pernyataan citra

produk, semua nilai r hitung lebih besar dari r tabel, nilai r hitung lebih

besar dari r tabel yaitu r hitung > 0,553 dan semua nilai dari Total

Cronbach's Alpha juga lebih besar dari nilai alpha yaitu Total Cronbach's

Alpha > 0.6 maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan citra

produk (P9, P10, P11, P12, P13, P14, P15 dan P16) adalah valid dan

reliabel.

3. Instrumen Keputusan Pembelian (Y1)

Tabel 4.3

Hasil Try Out Item Instrumen Keputusan Pembelian (Y1)

Item Total Correlation

(r hitung)

Total Cronbach's

Alpha Keterangan

P17 0.734 0.892 Valid dan Reliabel

P18 0.816 0.886 Valid dan Reliabel

P19 0.019 0.914 Tidak Valid

P20 0.748 0.887 Valid dan Reliabel

P21 0.680 0.890 Valid dan Reliabel

P22 0.690 0.890 Valid dan Reliabel

P23 0.786 0.891 Valid dan Reliabel

P24 0.889 0.880 Valid dan Reliabel

P25 0.791 0.886 Valid dan Reliabel

P26 0.737 0.893 Valid dan Reliabel

P27 0.638 0.895 Valid dan Reliabel

P28 0.729 0.888 Valid dan Reliabel

P29 0.317 0.907 Tidak Valid

P30 0.853 0.881 Valid dan Reliabel

P31 0.025 0.920 Tidak Valid

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Dari hasil output diatas dapat dilihat untuk butir pernyataan keputusan

pembelian, butir pernyataan P19, P29 dan P31 mempunyai nilai r hitung

lebih kecil dari r tabel yaitu masing-masing (0.019 < 0.553), (0.317 <

0.553) dan (0.025 < 0.553), maka item pernyataan P19, P29 dan P31

54

adalah tidak valid. Sedangkan untuk butir pernyataan (P17, P18, P20, P21,

P22, P23, P24, P25, P26, P27, P28 dan P30) mempunyai nilai r hitung

lebih besar dari r tabel sehingga item-item pertanyaan tersebut adalah valid

dan reliabel.

4. Instrumen Loyalitas Konsumen (Y2)

Tabel 4.4

Hasil Try Out Item Instrumen Loyalitas Konsumen (Y2)

Item Total Correlation

(r hitung)

Total Cronbach's

Alpha Keterangan

P32 0.879 0.849 Valid dan Reliabel

P33 0.208 0.912 Tidak Valid

P34 0.784 0.859 Valid dan Reliabel

P35 0.693 0.868 Valid dan Reliabel

P36 0.229 0.901 Tidak Valid

P37 0.715 0.866 Valid dan Reliabel

P38 0.785 0.860 Valid dan Reliabel

P39 0.664 0.868 Valid dan Reliabel

P40 0.856 0.861 Valid dan Reliabel

P41 0.792 0.865 Valid dan Reliabel

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Dari hasil output diatas dapat dilihat untuk butir pernyataan loyalitas

konsumen, butir pernyataan P33 dan P36 mempunyai nilai r hitung lebih

kecil dari r tabel masing-masing (0.208 < 0.553) dan (0.229 < 0.553),

maka item pertanyaan P33 dan P36 adalah tidak valid. Sedangkan untuk

butir pernyataan (P32, P34, P35, P37, P38, P39, P40 dan P41) mempunyai

nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga item-item penyataan tersebut

adalah valid.

Dari hasil try out pada tabel-tabel diatas diperoleh data yang

menyatakan bahwa ada 5 pernyataaan yang tidak valid atau tidak terpakai

karena mempunyai nilai r hitung lebih kecil dari r tabel yaitu pernyataan

55

yang terdapat pada variabel keputusan pembelian yaitu butir pernyataan

P19 (0.019 < 0.553), P29 (0.317 < 0.553) dan P31 (0.025 < 0.553). Dan

pernyataan yang terdapat pada variabel loyalitas konsumen butir

pernyataan P33 dan P36 masing-masing sebesar (0.208 < 0.553) dan

(0.229 < 0.553). Berdasarkan hal tersebut dan juga arahan dari dosen

pembimbing, maka pernyataan-pernyataan yang tidak valid tidak dipakai

lagi untuk kuisioner berikutnya. Sehingga item pernyataan yang valid,

penulis anggap sudah terstandarisasi yang kemudian disebarkan kepada

100 responden.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Kualitatif

a. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk

mendapatkan data primer sebagai sumber penelitian. Pada kuesioner

tersebut terdapat pertanyaan tentang karakteristik responden dengan 5

butir pertanyaan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tipe telepon

selular yang digunakan, lama pemakaian, dan pendapatan atau uang

saku per bulan. Berikut ini adalah jumlah hasil persentase pada

pertanyaan karakteristik responden.

56

1) Jenis Kelamin

Tabel. 4.5

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Laki-Laki 46 46.0 46.0 46.0

Perempuan 54 54.0 54.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Dari tabel 4.5 hasil data yang diatas dapat dilihat bahwa 46 responden

adalah berjenis kelamin laki-laki dan 54 responden adalah berjenis

kelamin perempuan. Ini berarti di lingkungan fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN JKT pengguna telepon selular Nokia lebih banyak di dominasi

oleh perempuan daripada laki-laki. Ini bisa disebabkan karena variasi

desain yang beragam yang ditawarkan oleh telepon selular Nokia dengan

spesifikasi bentuk yang berbeda.

2) Usia

Tabel. 4.6

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

18-22 Tahun 80 80.0 80.0 80.0

22-25 Tahun 20 20.0 20.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa responden pengguna telepon

selular Nokia di lingkungan fakultas ekonomi dan ilmu sosial UIN JKT

yang berusia 18-22 tahun ada 80 responden sedangkan responden yang

berusia 22-25 tahun ada 20 responden.

57

Hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa fakulltas

ekonomi dan ilmu sosial UIN JKT pengguna telepon selular Nokia lebih

banyak didominasi pada mahasiswa yang berusia 18-22 tahun sedangkan

selebihnya dari mahasiswa yang berusia 22-25 tahun. Hal ini bisa

disebabkan karena produk telepon selular Nokia yang ditawarkan lebih

banyak diminati oleh mahasiswa yang kalangan remaja dan orang dewasa

yang kebanyakan sedang menempuh pendidikan srata satu (S1).

3) Lama Pemakaian

Tabel. 4.7

Lama Pemakaian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Kurang dari 6 bulan 6 6.0 6.0 6.0

6 bulan - 1 tahun 18 18.0 18.0 24.0

Lebih dari 1 tahun 76 76.0 76.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa pada lama pemakaian telepon

selular Nokia pada mahasiswa atau mahasiswi fakultas ekonomi dan ilmu

sosial UIN JKT. Pada jangka kurang dari 6 bulan ada 6 responden, pada

jangka waktu 6 bulan – 1 tahun ada 18 responden, pada jangka waktu lebih

dari 1 tahun ada 76 responden. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa

lama pemakaian telepon selular Nokia pada mahasiswa/mahasiswi fakultas

ekonomi dan ilmu sosial UIN JKT lebih banyak didominasi pada jangka

waktu lebih dari 1 tahun pemakaian.

58

4) Pendapatan/Uang Saku Per Bulan

Tabel. 4.8

Pendapatan/Uang Saku per bulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Kurang dari Rp. 300.000,- 21 21.0 21.0 21.0

Rp. 300.000 - Rp. 500.000,- 49 49.0 49.0 70.0

Lebih dari Rp. 500.000,- 30 30.0 30.0 100.0

Valid

Total 100 100.0 100.0

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa pendapatan/uang saku per

bulan pada mahasiswa atau mahasiswi yang kurang dari Rp. 300.000,- ada

21 responden, Rp. 300.000 – Rp. 500.000,- ada 49 responden, dan lebih

dari Rp. 500.000,- ada 30 responden. Dari data diatas dapat disimpulkan

bahwa pendapatan/uang saku per bulan pada mahasiswa atau mahasiswi

fakultas ekonomi dan ilmu sosial UIN JKT lebih banyak didominasi

antara Rp. 300.000 – Rp. 500.000,- yaitu sebanyak 49 responden.

b. Distribusi Frekuensi Pernyataan Kuesioner

Selain karakteristik responden, pada kuesioner penelitian ini juga terdapat

pernyataan tentang empat variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari

inovasi (X1), citra produk (X2), keputusan pembelian (Y1), loyalitas konsumen

(Y2). Berikut ini adalah jumlah hasil dari distribusi frekuensi dari pernyataan

pada kuesioner penelitian ini.

59

1) Inovasi (X1)

Tabel. 4.9

Telepon selular Nokia yang dipasarkan saat ini selalu menampilkan desain

yang beragam dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen

No Kategori Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 1 1.0

3 Ragu – ragu 4 4.0

4 Setuju 51 51.0

5 Sangat Setuju 44 44.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 51% dari seluruh responden

atau sebanyak 51 responden menjawab setuju bahwa telepon selular Nokia

yang dipasarkan saat ini selalu menampilkan desain yang beragam dan

bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, sebanyak 44

responden menjawab sangat setuju, 4% mengatakan ragu-ragu. Responden

yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden dan tidak ada yang

yang menjawab sangat tidak setuju.

Sebagai bagian dari inovasi, desain merupakan hal penting yang tidak

bisa begitu saja diabaikan. Desain yang ditampilkan pun dituntut untuk

selalu variatif agar konsumen semakin tertarik. Perusahaan telepon selular

Nokia selalu menampilkan variasi desain yang unik dan baru dengan

maksud agar konsumen tidak merasa bosan dengan desain yang sudah ada.

Karena menurut Liu (2007) dalam penelitiannya desain pada telepon

selular memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi konsumen.

60

Tabel. 4.10

Desain telepon selular Nokia memudahkan saya menggunakan telepon

selular tersebut

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0.0

2 Tidak Setuju 3 3.0

3 Ragu – ragu 7 7.0

4 Setuju 56 56.0

5 Sangat setuju 34 34.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 56 responden atau 56%

menyatakan setuju bahwa desain telepon selular Nokia memudahkan saya

menggunakan telepon selular tersebut. Sedangkan 7 responden atau 7%

menyatakan ragu-ragu, 34 responden atau 34% menyatakan sangat setuju,

3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden

menyatakan sangat tidak setuju.

Inovasi yang dilakukan terhadap produk sebaiknya didasarkan pada

harapan konsumen sehingga penerimaan produk inovasi menjadi lebih

mudah, karena syarat penting dari suksesnya suatu produk inovasi adalah

sensitif terhadap permintaan pasar. Ini berarti perusahaan Nokia telah

berhasil menciptakan inovasi terhadap produknya. Karena desain yang

ditampilkan pada telepon selular Nokia memudahkan para penggunanya

dalam berkomunikasi, sesuai dengan harapan konsumen.

61

Tabel. 4.11

Telepon selular Nokia mempunyai kesesuaian atau kecocokan antara desain

produk dengan aplikasi atau fitur produk yang ditampilkan

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 4 4.0

3 Ragu – ragu 15 15.0

4 Setuju 69 69.0

5 Sangat setuju 12 12.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, 69 responden menyatakan setuju

pada pernyataan telepon selular Nokia mempunyai kesesuaian atau

kecocokan antara desain produk dengan aplikasi atau fitur produk yang

ditampilkan. Sedangkan 15 responden menyatakan ragu-ragu, 12

responden menyatakan sangat setuju, 4 responden menyatakan tidak

setuju, dan 0 responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

Desain merupakan tampilan dari sebuah produk yang mewakili kinerja

produk itu sendiri. Sehingga desain produk haruslah konsisten dengan

fungsi produk itu sendiri (Brooke and Mills, 2004). Maka dari itu desain

yang dibuat telepon selular harus mempunyai kesesuaian atau kecocokan

dengan aplikasi atau fitur produk yang ditampilkan. Agar dapat konsisten

dengan fungsi produk tersebut.

62

Tabel. 4.12

Penambahan fitur atau aplikasi baru pada produk telepon selular Nokia

membuat telepon selular tersebut menjadi semakin canggih

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 2 2.0

3 Ragu – ragu 12 12.0

4 Setuju 56 56.0

5 Sangat setuju 30 30.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa, sebanyak 56 responden atau

56% menyatakan setuju pada pernyataan bahwa Penambahan fitur atau

aplikasi baru pada produk telepon selular Nokia membuat telepon selular

tersebut menjadi semakin canggih. Sedangkan 12 responden atau 12%

menyatakan ragu-ragu, 30 responden atau 30% menyatakan sangat setuju,

2 responden atau 2% menyatakan tidak setuju, dan 0 responden

menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Pada telepon selular sendiri, penambahan fitur sangat penting karena

fitur adalah alat pendukung utama dalam mengoperasikan telepon selular

tersebut (Karjaluoto, 2005). Dengan bantuan fitur, segala sesuatu bisa

diakses apalagi saat ini fitur telepon selular semakin bervariasi dan

kompleks. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kompleksitas

penambahan fitur baru pada produk telepon selular membuat telepon

selular tersebut menjadi semakin canggih dan sesuai dengan kebutuhan

konsumen.

63

Tabel. 4.13

Penambahan fitur internet pada telepon selular Nokia memudahkan untuk

mengakses internet lebih cepat

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0.0

2 Tidak Setuju 4 4.0

3 Ragu – ragu 3 3.0

4 Setuju 53 53.0

5 Sangat setuju 40 40.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 53 responden atau

53% menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa penambahan fitur

internet pada telepon selular Nokia memudahkan untuk mengakses

internet lebih cepat. Sebanyak 3 responden atau 3% menyatakan ragu-

ragu, 40 responden atau 40% menyatakan sangat setuju, 4 responden atau

4% menyatakan tidak setuju dan 0 responden menyatakan sangat tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Fitur merupakan alat fungsional pada suatu produk yang

memungkinkan pengguna untuk mengakses atau menggunakan software

yang ada dari produk tersebut. Salah satunya adalah untuk mengakses

internet, maka dari itu penambahan fitur internet pada telepon selular harus

memudahkan para penggunanya untuk mengakses internet lebih cepat.

64

Tabel. 4.14

Fitur multimedia seperti games, musik, kamera, bluetooth dan infrared yang

dimiliki telepon selular Nokia berbeda dengan telepon selular dari merek

yang lain

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 1 1

2 Tidak Setuju 19 19.0

3 Ragu – ragu 21 21.0

4 Setuju 44 44.0

5 Sangat setuju 15 15.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 44 responden atau

sekitar 44% menyatakan setuju, 21 responden atau 21% menyatakan ragu-

ragu, 15 responden atau 15% menyatakan sangat setuju, 19 responden atau

19% menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak

setuju.

Ini disebabkan karena sudah semakin banyaknya produsen telepon

selular di pasar telekommunikasi. Sehingga fitur-fitur yang ditampilkan

sama atau tidak terlalu mempunyai perbedaan dimata konsumennya.

Tabel. 4.15

Teknologi yang digunakan pada telepon selular Nokia diterapkan dengan

cara berbeda atau kreatif sehingga memudahkan konsumen dalam

menggunakannya

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 2 2.0

2 Tidak Setuju 9 9.0

3 Ragu – ragu 21 21.0

4 Setuju 55 55.0

5 Sangat setuju 13 13.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

65

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 55 responden atau

sekitar 55% menyatakan setuju, 21 responden atau 21% menyatakan ragu-

ragu, 13 responden atau 13% menyatakan sangat setuju, 9 responden atau

9% menyatakan tidak setuju dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat

tidak setuju.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telepon selular Nokia

menggunakan Innovative aplication, perusahaan menggunakan teknologi

yang ada namun diterapkan dengan cara yang lebih kreatif atau berbeda.

Yang merupakan salah satu hal mendasar yang perlu diperhatikan

perusahaan ketika melakukan inovasi menurut Crawford (dalam Jeane

Polluan, 2007).

Tabel. 4.16

Perusahaan telepon selular Nokia sebagai perusahaan yang menjadi first to market dalam pasar telekomunikasi

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 2 2.0

2 Tidak Setuju 6 6.0

3 Ragu – ragu 25 25.0

4 Setuju 50 50.0

5 Sangat Setuju 17 17.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa diketahui bahwa 50

responden atau 50% setuju bahwa perusahaan telepon selular Nokia

sebagai perusahaan yang menjadi first to market dalam pasar

telekomunikasi. Sedangkan 25 responden atau 25% menyatakan ragu-

ragu, 17 responden atau 17% menyatakan sangat setuju, 6 responden atau

66

6% menyatakan tidak setuju, dan 2 responden atau 2% menyatakan sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Dahulu nama Nokia merupakan sebuah komunitas yang mendirikan

pabrik kertas di pinggiran sungai Emakoski, Filandia Selatan. Pada tahun

1920-an Rubber Works menggunakan nama Nokia sebagai nama merek

produknya berupa sepatu, ban, jas hujan, dan perlengkapan industri.

Perlahan-lahan Rubber Works dan Cable Works melakukan konsolidasi

hingga akhirnya merger pada tahun 1967.

Nama Nokia Group pun muncul sebagai bentuk bergabungnya dua

perusahaan milik Filandia tersebut. Sejak itulah nama Nokia sebagai

produk telekomunikasi mulai berkibar. Berdasarkan sejarah dan

perkembangan usaha yang sudah cukup lama, perusahaan Nokia pun

menjadi perusahaan Inventive, yaitu perusahaan yang mencoba menjadi

first to market dalam industri telekomunikasi di dunia.

2) Citra Produk (X2)

Tabel. 4.17

Telepon selular Nokia merupakan produk telepon selular yang mempunyai

daya tahan tinggi dan berkualitas

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0.0

2 Tidak Setuju 4 4.0

3 Ragu – ragu 17 17.0

4 Setuju 51 51.0

5 Sangat setuju 28 28.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 51 responden atau 51% dari

responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa telepon selular

67

Nokia merupakan produk telepon selular yang mempunyai daya tahan

tinggi dan berkualitas. Sedangkan 28 responden atau 28% menyatakan

sangat setuju, 17 responden atau 17% menyatakan ragu–ragu, 4 responden

atau 4% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang

menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menciptakan produknya agar

berkualitas dan dapat diterima secara baik dimata konsumennya. Karena

jika konsumen sudah percaya akan kualitas pada suatu produk. Ini bisa

menyebabkan timbulnya citra yang baik pada produk tersebut.

Tabel. 4.18

Telepon selular Nokia mempunyai spesifikasi keunikan yang berbeda

dengan telepon selular merek yang lain

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 8 8.0

3 Ragu – ragu 31 31.0

4 Setuju 53 53.0

5 Sangat setuju 8 8.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa 53% dari

responden menyatakan setuju bahwa telepon selular Nokia mempunyai

spesifikasi keunikan yang berbeda dengan telepon selular merek yang lain.

sedangkan 31% responden menyatakan ragu-ragu, 8% responden

menyatakan sangat setuju, 8% responden juga menyatakan tidak setuju,

dan tidak ada responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

68

Setiap perusahaan berusaha untuk membuat produknya mempunyai

perbedaaan dengan produk sejenis lainnya. Hal itupun yang dilakukan oleh

perusahaan telepon selular Nokia. Agar produk telepon selularnya

mempunyai keunikan atau ciri khas sendiri dibandingkan dengan produk

telepon selular merek yang lain. Sehingga konsumen dapat lebih tertarik

dengan produk tersebut.

Tabel. 4.19

Merek produk telepon selular Nokia mudah diingat dan dikenali oleh

konsumen

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 1 1.0

2 Tidak Setuju 1 1.0

3 Ragu – ragu 8 8.0

4 Setuju 61 61.0

5 Sangat setuju 29 29.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mencapai 61% dari

responden menyatakan setuju bahwa merek produk telepon selular Nokia

mudah diingat dan dikenali oleh konsumen. Sedangkan 29% dari

responden menyatakan sangat setuju, 8% dari responden menyatakan ragu-

ragu, dan sisanya masing-masing 1% dari responden menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan tersebut.

Suatu merek produk mudah dingat dan dikenali oleh konsumen,

apabila merek produk tersebut sudah sejak lama ada dipasaran dan

mempunyai kualitas produk yang baik serta selalu mengeluarkan produk-

produk tipe terbaru.

69

Tabel. 4.20

Produk telepon selular Nokia mempunyai manfaat

dalam kehidupan penggunanya

No Kategori Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 2 2.0

3 Ragu – ragu 18 18.0

4 Setuju 66 66.0

5 Sangat Setuju 14 14.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 66% dari seluruh responden

atau sebanyak 66 responden menyatakan setuju bahwa produk telepon

selular Nokia mempunyai manfaat dalam kehidupan penggunanya. Selain

itu, 14% responden menyatakan sangat setuju, 18% responden menyatakan

ragu-ragu, 2% responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden

yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Setiap perusahaan selalu berusaha agar produk yang diciptakannya

bermanfaat sesuai dengan harapan konsumennya. Hal ini dilakukan untuk

membangun citra produk tersebut menjadi positif dimata konsumennya.

Tabel. 4.21

Telepon selular Nokia mempunyai karakter yang berbeda dari telepon

selular lainnya

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 2 2.0

2 Tidak Setuju 6 6.0

3 Ragu – ragu 20 20.0

4 Setuju 63 63.0

5 Sangat setuju 9 9.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

70

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 63% dari responden

menyatakan setuju bahwa telepon selular Nokia mempunyai karakter yang

berbeda dari telepon selular lainnya. Sedangkan 20 responden atau 20%

menyatakan ragu–ragu, 9 responden atau 9% menyatakan sangat setuju, 6

responden atau 6% menyatakan tidak setuju, dan 2% responden

menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Membangun citra yang efektif dapat dilakukan melalui tigal hal.

Diantaranya adalah memantapkan karakter produk agar mempunyai

perbedaan dengan merek produk sejenis lainnya.

Tabel. 4.22

Telepon selular Nokia sudah mempunyai market leader di pasar industri

telepon selular di Indonesia

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 3 3.0

3 Ragu – ragu 12 12.0

4 Setuju 61 61.0

5 Sangat setuju 24 24.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Sebanyak 61% responden menyatakan setuju dengan pernyataan

bahwa telepon selular Nokia sudah mempunyai market leader di pasar

industri telepon selular di Indonesia. Sedangkan 24% responden

menyatakan sangat setuju, 12% responden menyatakan ragu-ragu, 3%

responden menyatakan tidak setuju dan sisanya 0% responden menyatakan

sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Citra produk yang sudah lama dibangun oleh perusahaan Nokia

sampai sekarang masih tetap terjaga dengan baik. Bahkan semakin

71

meningkat lebih baik. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan telepon

selular Nokia menjadi market leader di pasar industri telepon selular di

Indonesia sampai saat ini. Walaupun semakin banyak para pesaing yang

bermunculan.

Tabel. 4.23

Produk Nokia selalu membidik konsumen-konsumen baru yang berpotensi

agar menggunakan telepon selular Nokia

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 4 4.0

2 Tidak Setuju 8 8.0

3 Ragu – ragu 28 284.0

4 Setuju 51 51.0

5 Sangat setuju 9 9.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 51% responden menjawab

setuju bahwa produk telepon selular Nokia selalu membidik konsumen-

konsumen baru yang berpotensi agar menggunakan telepon selular Nokia.

Sedangkan responden yang lainnya ada yang menyatakan ragu–ragu,

sangat setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan persentase

masing-masing sekitar 28%, 9%, 8% dan 4% dari seluruh total responden.

Setiap perusahaan selalu mencari konsumen baru yang berpotensi agar

bisa membeli produknya. Sehingga perusahaan dapat dengan mudah

menawarkan dan mempromosikan produknya, karena konsumen tersebut

sudah bepotensi untuk membeli produk tersebut.

72

Tabel. 4.24

Pengalaman langsung dari konsumen yang pernah menggunakan produk

telepon selular Nokia, secara tidak langsung dapat membentuk citra produk

telepon selular Nokia

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 4 4.0

3 Ragu – ragu 31 31.0

4 Setuju 51 51.0

5 Sangat setuju 14 14.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 51 responden atau

sekitar 51% responden menjawab setuju dengan pernyataan bahwa

pengalaman konsumen menggunakan produk Nokia dapat membentuk

citra produk dari telepon selular Nokia. Sedangkan sebanyak 31 responden

atau 31% menyatakan ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Selain itu 14

responden atau 14% yang menyatakan sangat setuju dan sisanya yang lain

menyatakan tidak setuju dengan persentase sebesar 4%.

Citra produk dapat terbentuk dari berbagai macam hal misalnya,

pengalaman langsung dari konsumen yang pernah memakai atau mencoba

produk tersebut atau perbandingan yang dilakukan oleh konsumen yang

pernah memakai produk/barang, kisah-kisah dari teman, keluarga tentang

baik buruknya produk tersebut (Sindu Rahayu, 2007).

73

3) Keputusan Pembelian (Y1)

Tabel. 4.25

Diskriminasi harga yang ditawarkan telepon selular Nokia beragam mulai

dari harga yang terendah, sedang hingga yang tertinggi

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 4 4.0

3 Ragu – ragu 12 12.0

4 Setuju 58 587.0

5 Sangat setuju 26 26.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa 58 responden atau

58% setuju dengan menganggap bahwa diskriminasi harga yang

ditawarkan telepon selular Nokia beragam. Sebanyak 26 responden atau

26% responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Selain itu ada juga responden yang menyatakan ragu-ragu dengan

pernyataan tersebut sebanyak 12% dan sisanya sebanyak 4% responden

tidak setuju bahwa diskriminasi harga yang ditawarkan telepon selular

Nokia beragam.

Diskriminasi harga yang ditawarkan oleh produsen telepon selular

Nokia beragam mulai dari yang terendah, sedang hingga yang tertinggi

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini juga

disesuaikan dengan kemampuan daya beli konsumen untuk mengambil

keputusan membeli telepon selular Nokia.

74

Tabel. 4.26

Harga yang ditawarkan telepon selular Nokia sesuai

dengan kualitas produk telepon selular Nokia

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 1 1.0

2 Tidak Setuju 6 6.0

3 Ragu – ragu 13 13.0

4 Setuju 66 66.0

5 Sangat setuju 14 14.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 66%

responden setuju bahwa harga yang ditawarkan telepon selular Nokia

sesuai dengan kualitas produk. Sedangkan 14% responden menyatakan

sangat setuju, 13% responden menyatakan ragu-ragu, 6% responden

menyatakan tidak setuju dan sisanya sebanyak 1% responden menyatakan

sangat tidak setuju.

Harga yang ditawarkan harus sesuai dengan kualitas produk. Karena

jika ingin mendapatkan kualitas produk yang terbaik harus disesuaikan

dengan harga produk tersebut. Agar nantinya setelah konsumen membeli

produk tersebut, konsumen merasakan kepuasan karena sebanding dengan

uang yang dikeluarkan.

Tabel. 4.27

Artis atau public figure bisa menjadi referensi

dalam mengambil keputusan untuk membeli telepon selular Nokia

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 2 2.0

2 Tidak Setuju 45 45.0

3 Ragu – ragu 27 27.0

4 Setuju 24 24.0

5 Sangat Setuju 2 2.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

75

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 45% responden

tidak setuju bahwa Artis atau public figure bisa menjadi referensi dalam

mengambil keputusan untuk membeli telepon selular Nokia. Sedangkan

responden yang menyatakan ragu–ragu dengan pernyataan tersebut.

Sebanyak 27% atau 27 responden, responden yang menyatakan setuju

sebanyak 24% dan sisanya responden menyatakan sangat setuju dan sangat

tidak setuju masing-masing 2%.

Artis atau public figure artis tidak bisa dijadikan referensi dalam

membeli suatu produk. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup artis

atau public figure yang rata-rata berkelas sosial tinggi dan selalu

mengikuti perkembangan tren dan teknologi yang semakin modern.

Sedangkan tidak semua konsumen memmpunyai gaya hidup seperti itu.

Maka dari itu Artis atau public figure tidak bisa dijadikan sumber referensi

dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.

Tabel. 4.28

Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena

kondisi keuangan yang mengalami peningkatan

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 2 2.0

2 Tidak Setuju 31 31.0

3 Ragu – ragu 29 29.0

4 Setuju 29 29.0

5 Sangat setuju 9 9.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 31 responden atau 31% dari

responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa pembelian

telepon selular Nokia karena kondisi keuangan yang mengalami

76

peningkatan. Sedangkan responden yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 29 responden, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 29%, dan

yang menyatakan sangat setuju dan sangat tidak setuju masing-masing

sebanyak 9 orang dan 2 responden.

Pada saat kondisi keuangan seseorang atau konsumen mengalami

peningkatan, seseorang atau konsumen lebih mengutamakan untuk

memenuhi kebutuhan primer atau pokok mereka terlebih dahulu daripada

kebutuhan yang lain seperti sandang dan pangan. Sedangkan kebutuhan

yang lain seperti kebutuhan sekunder dapat dipenuhi setelah seseorang

atau konsumen dapat memenuhi kebutuhan primernya masing-masing.

Termasuk keputusan untuk membeli telepon selular yang merupakan

salah satu kebutuhan sekunder.

Tabel. 4.29

Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia

karena harga yang terjangkau

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 2 2.0

2 Tidak Setuju 11 11.0

3 Ragu – ragu 16 16.0

4 Setuju 62 62.0

5 Sangat setuju 9 9.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa mencapai 62%

dari responden menyatakan setuju bahwa pembelian telepon selular Nokia

karena harga yang terjangkau, 16% responden menyatakan ragu-ragu, 9%

responden menyatakan sangat setuju dan yang menyatakan tidak setuju

77

dan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut masing-masing

sebanyak 9 orang dan 2 responden.

Setiap produsen selalu berusaha untuk menawarkan produk mereka

dengan harga yang disesuaikan demgsn kemampuan daya beli konsumen.

Agar konsumen dapat membeli produk tersebut dengan harga yang

terjangkau. Biasanya dilakukan produsen dengan cara memberikan

diskriminasi harga dari yang terendah hingga yang tertinggi sesuai dengan

kemampuan masing-masing konsumen. Hal ini dilakukan produsen agar

dapat meningkatkan volume penjualan terhadap produk mereka.

Tabel. 4.30

Memutuskan untuk membeli atau mengganti tipe telepon selular Nokia

karena adanya perubahan skala ekonomi

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 2 2.0

2 Tidak Setuju 34 34.0

3 Ragu – ragu 27 27.0

4 Setuju 32 32.0

5 Sangat setuju 5 5.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 34% dari responden

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa membeli atau

mengganti tipe telepon selular Nokia karena adanya perubahan skala

ekonomi. Sedangkan responden yang menyatakan setuju yaitu sebanyak

32%, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 34% dan sisanya responden

menyatakan sangat setuju dan sangat tidak setuju yaitu masing-masing

sebanyak 5% dan 2%.

78

Perubahan skala ekonomi yang terjadi pada suatu negara seperti

perubahan kurs mata uang asing atau terjadinya inflasi. Ternyata tidak

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Ini

dikarenakan konsumen lebih cenderung melihat kondisi keuangan mereka

masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka terhadap

produk tersebut.

Tabel. 4.31

Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular merek Nokia karena

dipengaruhi oleh keluarga

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 3 3.0

2 Tidak Setuju 36 36.0

3 Ragu – ragu 14 14.0

4 Setuju 34 34.0

5 Sangat setuju 13 13.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa 36 dari responden

tidak setuju dengan menganggap bahwa keputusan untuk melakukan

pembelian telepon selular merek Nokia karena dipengaruhi oleh keluarga.

Sebanyak 34 responden atau 34% responden menyatakan setuju. Selain itu

ada juga responden yang menyatakan ragu-ragu sebesar 14%, 13%

menyatakan sangat setuju dan sisanya sebanyak 3% mengatakan sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk. Biasanya

konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin

tentang produk apa yang di inginkan. Salah satunya dari sumber pribadi

seperti keluarga. Namun itu tidak terlalu mempengaruhi konsumen dalam

79

mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Karena konsumen

lebih cenderung melihat harga dan kualitas dari produk yang ditawarkan.

Tabel. 4.32

Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena

dipengaruhi oleh teman-teman

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 6 6.0

2 Tidak Setuju 37 37.0

3 Ragu – ragu 12 12.0

4 Setuju 34 34.0

5 Sangat setuju 11 11.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 37 dari responden tidak

setuju dengan menganggap bahwa keputusan untuk melakukan pembelian

telepon selular merek Nokia karena dipengaruhi oleh teman-teman.

Sebanyak 34 responden atau 34% responden menyatakan setuju. Selain itu

ada juga responden yang menyatakan ragu-ragu sebesar 12%, 11%

menyatakan sangat setuju dan sisanya sebanyak 6% mengatakan sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sama seperti keluarga, teman termasuk sumber pribadi dalam

pencarian informasi konsumen. Hal ini berarti bahwa teman tidak terlalu

mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu

produk. Selain konsumen lebih cenderung melihat harga dan kualitas dari

produk tersebut. Ini juga bisa disebabkan karena konsumen lebih

cenderung dipengaruhi oleh pencarian informasi dari sumber yang lainnya

seperti sumber komersial dan sumber publik berupa iklan yang ditawarkan

di media cetak dan elektronik.

80

Tabel. 4.33

Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena

dipengaruhi oleh promosi penjualan

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat Tidak Setuju 0 0.0

2 Tidak Setuju 19 19.0

3 Ragu – ragu 20 20.0

4 Setuju 54 54.0

5 Sangat Setuju 7 7.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 54% responden

setuju bahwa pembelian telepon selular Nokia karena dipengaruhi oleh

promosi penjualan. 20 responden atau 20% menyatakan ragu–ragu, 7

responden atau 7% menyatakan sangat setuju, dan 19 responden atau 19%

serta sisanya menyatakan tidak setuju.

Selain sumber pribadi, dalam pencarian informasi terdapat sumber

yang lainnya yaitu sumber komersial yaitu perusahaan melakukan promosi

penjualan baik itu melalui iklan atau menggunakan sales promotion untuk

menawarkan suatu produk. Agar konsumen dapat dengan mudah tertarik

dengan produk tersebut. Sehingga konsumen memutuskan untuk membeli

produk tersebut.

81

Tabel. 4.34

Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena

keinginan untuk mencoba sesuatu hal yang baru

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0.0

2 Tidak Setuju 11 11.0

3 Ragu – ragu 35 35.0

4 Setuju 48 48.0

5 Sangat setuju 6 6.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 48 responden atau 48%

menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa keputusan untuk melakukan

pembelian telepon selular Nokia karena keinginan untuk mencoba sesuatu

hal yang baru. 35 responden atau 35% menyatakan ragu-ragu, 11

responden atau 11% menyatakan tidak setuju, dan 6 responden atau 6%

menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Tidak semua konsumen ketika memutuskan untuk membeli suatu

produk karena keinginan untuk mencoba suatu hal yang baru dari produk

tersebut. Ini bisa disebabkan karena konsumen cenderung lebih

memperhatikan harga dan kualitas dari produk itu sendiri. Selain itu

konsumen juga melihat seberapa besarnya kebutuhan mereka terhadap

produk tersebut.

82

Tabel. 4.35

Produk telepon selular Nokia yang digunakan mempunyai keuntungan

tersendiri bagi penggunanya

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 4 4.0

3 Ragu – ragu 12 12.0

4 Setuju 69 69.0

5 Sangat setuju 15 15.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 69 responden atau 69%

menyatakan setuju bahwa produk telepon selular Nokia yang digunakan

mempunyai keuntungan tersendiri bagi penggunanya. Sedangkan 12

responden atau 12% menjawab ragu-ragu, 15 responden atau 15%

menjawab sangat setuju, dan sisanya 4 responden atau 4% menjawab tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Konsumen dapat merasakan mendapatkan keuntungan dari sebuah

produk setelah konsumen menggunakan produk tersebut. Jika konsumen

mendapatkan keuntungan dari produk tersebut, maka kemungkinan

konsumen dapat membeli produk tersebut kembali, karena produk tersebut

membawa keuntungan baginya. Selain itu konsumen juga bisa mengajak

orang atau teman untuk memakai produk tersebut.

Tabel. 4.36

Produk telepon selular Nokia yang digunakan memberikan rasa kepuasan

bagi penggunanya

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0.0

2 Tidak Setuju 1 1.0

3 Ragu – ragu 23 23.0

4 Setuju 65 65.0

5 Sangat setuju 11 11.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

83

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mencapai 65% dari

responden menyatakan setuju bahwa produk telepon selular Nokia yang

digunakan memberikan rasa kepuasan. Sedangkan responden yang

menyatakan ragu-ragu sebanyak 23%, yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 11% dan sisanya responden menyatakan tidak setuju sebanyak

1%.

Setelah konsumen membeli dan menggunakan suatu produk.

Konsumen dapat mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang sudah dibeli

akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Yaitu adanya kemungkinan lebih

tinggi untuk membeli kembali jika konsumen puas atau sebaliknya jika

tidak puas akan mengembalikan produk bahkan melakukan keluhan atau

pengaduan.

4) Loyalitas Konsumen (Y2)

Tabel. 4.37

Produk telepon selular Nokia sebagai pilihan pertama pada saat membeli

telepon selular

No Kategori Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 2 2.0

2 Tidak Setuju 15 15.0

3 Ragu – ragu 23 23.0

4 Setuju 42 42.0

5 Sangat Setuju 18 18.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 42% dari seluruh responden

atau sebanyak 42 responden menyatakan setuju bahwa produk telepon

selular Nokia sebagai pilihan pertama pada saat membeli telepon selular.

84

Selain itu, sebanyak 23 responden menyatakan ragu-ragu, 18%

mengatakan sangat setuju serta sisanya menyatakan tidak setuju dan sangat

tidak setuju masing-masing sebanyak 15% dan 2%.

Konsumen mempunyai beberapa pertimbangan sebelum memilih

sebuah produk sebagai pilihan pertama pada saat membeli. Seperti harga,

kualitas dan terutama adalah jaminan terhadap produk karena konsumen

tidak ingin mendapatkan kerugian dari produk yang dibelinya. Ini

dsebabkan karena setiap perusahaan selalu menawarkan jaminan dan

kualitas yang terbaik pada produknya. Namun hal itu sering kali tidak

sesuai sehingga banyak konsumen menjadi kecewa. Maka dari itu

konsumen perlu berhati-hati sebelum menentukan pilihan pada saat

membeli suatu produk.

Tabel. 4.38

Produk telepon selular Nokia adalah produk telepon selular terbaik

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 1 1.0

2 Tidak Setuju 16 16.0

3 Ragu – ragu 28 28.0

4 Setuju 41 41.0

5 Sangat setuju 14 14.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mencapai 41% dari

responden menyatakan setuju bahwa produk telepon selular Nokia adalah

produk telepon selular terbaik. Sedangkan responden yang menyatakan

ragu-ragu sebanyak 28 orang atau 28%, yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 14% dan sisanya responden menyatakan tidak setuju dan sangat

tidak setuju masing-masing yaitu sebanyak 16% dan 1%.

85

Setiap produsen selalu berusaha agar produk yang mereka produksi

menjadi produk yang terbaik dimata konsumen. Ini ditunjukkan dengan

semakin ketatnya persaingan antara produsen terutama di industri telepon

selular pada saat ini, mereka berlomba-lomba untuk menghasilkan produk

yang terbaik dimata konsumennya. Hal ini dilakukan agar dapat menarik

jumlah konsumen yang lebih banyak lagi.

Tabel. 4.39

Saya berencana menggunakan produk telepon selular Nokia selama

beberapa tahun ke depan

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 6 6.0

3 Ragu – ragu 33 33.0

4 Setuju 50 50.0

5 Sangat setuju 11 11.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebagian besar responden

menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa mereka akan menggunakan

produk telepon selular Nokia selama beberapa tahun ke depan, dengan

distribusi frekuensi sebanyak 50%. Sedangkan yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 33 responden atau sekitar 33%, yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 11 responden atau 11%. Sisanya menyatakan tidak setuju yaitu

sebanyak 1 responden atau 1% dengan pernyataan tersebut.

Ini berarti konsumen telah mempercayai merek Nokia sebagai merek

telepon selular yang handal dan berkualitas. Selain itu perusahaan Nokia

telah berhasil melakukan strategi pemasaran yang tepat dan komplek,

untuk mendapatkan loyalitas atau kesetiaan konsumennya. Terbukti

sebagian konsumennya berencana menggunakan produk telepon selular

86

Nokia selama beberapa tahun ke depan.

Tabel. 4.40

Keraguan untuk berpindah ke produk lain jika pelayanan yang diberikan

oleh Nokia cukup baik dan terus berlangsung

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 3 3.0

2 Tidak Setuju 8 8.0

3 Ragu – ragu 37 37.0

4 Setuju 44 44.0

5 Sangat setuju 8 8.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 51 responden 51%

menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa konsumen mempunyai

keraguan untuk berpindah ke produk lain jika pelayanan yang diberikan

oleh Nokia cukup baik dan terus berlangsung. Sedangkan 37 responden

atau 37% menyatakan ragu-ragu, 8 responden atau 8% menyatakan sangat

setuju, 8 responden atau 8% menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau

3% menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang

ditwarkannya ke pasar, haruslah diberikan dengan cukup baik atau yang

terbaik bagi konsumennya. Agar konsumen merasa puas dengan produk

yang telah dibeli. Karena jika konsumen sudah merasa puas pada suatu

produk. Maka akan timbul keinginan untuk membeli produk tersebut

kembali. Sehingga konsumen akan menjadi loyal pada produk tersebut.

87

Tabel. 4.41

Kemudahan dalam pembelian produk telepon selular Nokia

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0

2 Tidak Setuju 1 1.0

3 Ragu – ragu 8 8.0

4 Setuju 69 69.0

5 Sangat setuju 22 22.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 69 responden atau

sekitar 69% responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa

konsumen mendapat kemudahan dalam pembelian produk telepon selular

Nokia. Sebagian lagi yaitu sebanyak 22 responden atau 22% menyatakan

sangat setuju. Selain itu 8 responden yang menyatakan ragu-ragu dan

sisanya menyatakan tidak setuju dengan persentase sebesar 1%.

Para produsen beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada

suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan.

Maka dari itu produsen pun berusaha memasarkan produknya ke seluruh

tempat yang dapat dijangkau konsumennya. Agar konsumen mendapatkan

kemudahan pada saat membeli. Selain itu perusahaan juga memasarkan

produknya melalui promosi. Karena loyalitas terbentuk melalui promosi

yang ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-

kebaikan produknya.

88

Tabel. 4.42

Kebutuhan dan keinginan terhadap produk telepon selular terpenuhi ketika

membeli produk telepon selular merek Nokia.

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 1 1.0

2 Tidak Setuju 16 16.0

3 Ragu – ragu 24 24.0

4 Setuju 46 46.0

5 Sangat setuju 13 13.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 46 responden atau 46%

menyatakan setuju bahwa kebutuhan dan keinginan terhadap produk

telepon selular terpenuhi ketika membeli produk telepon selular merek

Nokia. Sedangkan 24 responden atau 24% menyatakan ragu-ragu, 13

responden atau 13% menyatakan sangat setuju, dan 1 responden atau 1%

menyatakan tidak setuju.

Jika kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi ketika membeli

suatu produk. Maka konsumen akan merasa puas terhadap produk tersebut.

Sehingga akan timbul keinginan untuk membeli kembali produk tersebut.

Namun tidak semua kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi ketika

membeli suatu produk. Seperti karena produk tersebut tidak sesuai dengan

gaya hidup konsumen. Jika hal ini terjadi maka konsumen tidak merasa

puas terhadap produk. Sehingga berencana untuk mencari produk lainnya.

89

Tabel. 4.43

Jaminan produk yang diberikan oleh telepon selular Nokia membuat saya

tenang ketika telepon selular Nokia saya mengalami kerusakan

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0.0

2 Tidak Setuju 9 9.0

3 Ragu – ragu 19 19.0

4 Setuju 50 50.0

5 Sangat setuju 22 22.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 50 responden atau 50%

menyatakan setuju bahwa jaminan produk yang diberikan oleh telepon

selular Nokia membuat saya tenang ketika telepon selular Nokia saya

mengalami kerusakan. Sedangkan 22 responden atau 22% menyatakan

sangat setuju, 19 responden atau 19% menyatakan ragu-ragu, dan 9

responden atau 9% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Produsen atau perusahaan selalu menawarkan akan memberikan

jaminan yang tebaik terhadap produknya. Hal ini harus dibuktikan oleh

produsen atau perusahaan, agar konsumen tidak merasa kecewa. Terutama

ketika produk yang dibelinya mengalami kerusakan. Dan juga agar

nantinya konsumen dapat percaya terhadap merek produk tersebut. Karena

memberikan jaminan yang baik terhadap produk yang dijualnya.

90

Tabel. 4.44

Telepon selular merek Nokia sudah mempunyai konsumen tetap sehingga

setiap perusahaan Nokia mengeluarkan tipe produk telepon selular terbaru

ada keinginan untuk membeli kembali

No Jawaban Frekuensi %

1 Sangat tidak Setuju 0 0.0

2 Tidak Setuju 2 2.0

3 Ragu – ragu 25 25.0

4 Setuju 53 53.0

5 Sangat setuju 20 20.0

Total 100 100

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 53 responden atau

53% menyatakan setuju bahwa telepon selular merek Nokia sudah

mempunyai konsumen tetap sehingga setiap perusahaan nokia

mengeluarkan tipe produk telepon selular terbaru ada keinginan untuk

membeli kembali. Sedangkan 25 responden atau 25% menyatakan ragu-

ragu, 20 responden atau 20% menyatakan sangat setuju, dan 2 responden

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumen telepon selular Nokia sudah

mempunyai loyalitas, yang merupakan suatu komitmen yang mendalam

untuk membeli kembali atau berlangganan suatu produk atau jasa secara

konsisten dimasa yang akan datang terhadap produk telepon selular Nokia.

Ini bisa disebabkan karena promosi yang dilakukan oleh perusahaan Nokia

secara luas dan besar seperti membuat iklan di seluruh media cetak

maupun elektronik. Karena loyalitas dapat terbentuk melalui promosi yang

ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan

produknya.

91

2. Analisis Kuantitatif

a. Analisis Jalur

Teknik pengolahan data selanjutnya dalam menyelesaikan penelitian

ini adalah dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis), dimana

analisis jalur ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak

langsung sekumpulan variabel, sebagai variabel penyebab (variabel

eksogen) terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel

akibat (varibel endogen).

1) Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel

Dalam metode analisis jalur, untuk mencari hubungan kausal atau

pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks

korelasi dari variabel-variabel atribut inovasi, citra produk, keputusan

pembelian dan loyalitas konsumen. Berikut ini adalah hasil

penghitungan koefisien korelasi dengan menggunakan software SPSS

15.00 :

Tabel. 4.45 Koefisien Korelasi

Correlations

1 .491** .425** .452**

.000 .000 .000

100 100 100 100

.491** 1 .404** .523**

.000 .000 .000

100 100 100 100

.425** .404** 1 .330**

.000 .000 .001

100 100 100 100

.452** .523** .330** 1

.000 .000 .001

100 100 100 100

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Keputusan Pembelian

(Y1)

Loyalitas Konsumen (Y2)

Inovasi (X1)

Citra Produk (X2)

Keputusan

Pembelian

(Y1)

Loyalitas

Konsumen

(Y2)

Inovasi

(X1)

Citra

Produk

(X2)

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

92

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi antar

variabel. Angka koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan

bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding

lurus, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh peningkatan

variabel lain. Untuk penentuan keeratan hubungan digunakan kriteria

berdasarkan :

0,00 ≤ ρ < 0,25 = Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

0,25 ≤ ρ < 0,5 = Hubungan yang kecil (tidak erat) / cukup

0,50 ≤ ρ < 0,75 = Hubungan yang kuat

0,75 ≤ ρ < 1 = Hubungan yang sangat kuat

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai

berikut :

H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel

Ha : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel

Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) adalah sebagai

berikut :

Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima

Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak

93

Tabel. 4. 46

Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel

Hubungan Koefisien

Korelasi Kategori Probabilitas Kesimpulan

Keputusan Pembelian (Y1) dengan Loyalitas Konsumen (Y2) (ry1y2)

0.491 Cukup Erat 0.000 Signifikan

Keputusan Pembelian (Y1) dengan Inovasi (X1) (ry1x1)

0.425 Cukup Erat 0.000 Signifikan

Keputusan Pembelian (Y1) dengan Citra Produk (X2) (ry1x2)

0.452 Cukup Erat 0.000 Signifikan

Loyalitas Konsumen (Y2) dengan Inovasi (X1) (ry2x1)

0.404 Cukup Erat 0.000 Signifikan

Loyalitas Konsumen (Y2) dengan Citra Produk (X2) (ry2x2)

0.523 Kuat 0.000 Signifikan

Inovasi (X1) dengan Citra Produk (X2) (rx1x2)

0.330 Cukup Erat 0.001 Signifikan

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Berdasarkan hasil pengujian diatas, semua hubungan yang terjadi

antar dua variabel memiliki hubungan yang signifikan, karena semua

nilai probabilitasnya lebih kecil dari pada 0.05.

2) Struktur I Analisis Jalur Y1 :

ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 + ρ y1Є1Y1

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan

didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel eksogen

terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur (berdasarkan estimate)

variabel inovasi dan citra produk terhadap keputusan pembelian diolah

dengan menggunakan bantuan software SPSS 15 dan LISREL 8.5.

berikut ini adalah hasil pengolahannya :

94

Tabel. 4.47

Koefisien Analisis Jalur Struktur I

Coefficientsa

.310

.349

Inovasi (X1)

Citra Produk (X2)

Model

1

Beta

Standardized

Coefficients

Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y1)a.

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Koefisien-koefisien jalur yang diperoleh berdasarkan hasil

pengolahan adalah sebagai berikut :

1 1y xρ = 0.310

1 2y xρ = 0.349

Jadi, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai

berikut :

Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 + ρ y1Є1Y1

Y1 = 0.310 X1 + 0.349 X2 + ρ y1Є1Y1

3) Struktur II Analisis Jalur Y2 :

ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 + ρ y1y2Y1 + ρ Є1Y2

Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan

didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel eksogen

terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur (berdasarkan estimate)

variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian terhadap

loyalitas konsumen diolah dengan menggunakan bantuan software

SPSS 15.00 dan LISREL 8.5. berikut ini adalah hasil pengolahannya :

95

Tabel. 4.48

Koefisien Analisis Jalur Struktur II

Coefficientsa

.180

.347

.257

Inovasi (X1)

Citra Produk (X2)

Keputusan Pembelian (Y1)

Model

1

Beta

Standardized

Coefficients

Dependent Variable: Loyalitas Konsumen (Y2)a.

(Sumber : Data Primer, diolah 2009)

Koefisien-koefisien jalur yang diperoleh berdasarkan hasil

pengolahan adalah sebagai berikut :

2 1y xρ = 0.180

2 2y xρ = 0.347

2 1y yρ = 0.257

Jadi, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai

berikut :

Y2 = ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 + ρ y1y2Y1 + ρ Є1Y2

Y2 = 0.180 X1 + 0.347 X2 + 0.257 Y1 + ρ Є1Y2

4) Diagram Analisis Jalur Struktur Pertama dan Kedua

Besarnya koefisien jalur diperlihatkan oleh hasil output diagram

jalur dengan menggunakan software LISREL 8.5. Harga koefisien

jalur keseluruhan variabel dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

96

Gambar. 4.1

Diagram Analisis Jalur Struktur I dan II

(Sumber : data primer, diolah 2009)

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui terdapat dua buah

persamaan analisis jalur yaitu sebagai berikut :

a) Pertama bahwa variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2)

merupakan dua buah variabel eksogen yang satu dengan yang

lainnya mempunyai kaitan korelatif secara bersama-sama

mempengaruhi variabel endogen keputusan pembelian (Y1).

b) Kedua diketahui bahwa variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2)

merupakan dua buah variabel eksogen dimana satu dengan yang

lainnya mempunyai kaitan korelatif yang secara bersama-sama

variabel perantara keputusan pembelian (Y1) mempengaruhi

variabel endogen loyalitas konsumen (Y2).

5) Perhitungan Pengaruh Pada Struktur I Analisis Jalur

a) Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari variabel Inovasi (X1)

dan Citra Produk (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y1)

97

Berikut ini adalah tabel pengaruh langsung dan tidak langsung

dari variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2), terhadap

keputusan pembelian (Y1) Serta dampaknya terhadap loyalitas

konsumen (Y2).

Tabel 4.49

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra Produk

(X2)Terhadap Keputusan Pembelian (Y1)

Variabel Pengaruh

Langsung

Pengaruh

Tidak

Langsung

Melalui X1

Pengaruh

Tidak

Langsung

Melalui X2

Total

Pengaruh

Langsung

Total

Pengaruh

Tidak

Langsung

Total

Pengaruh

Langsung

dan Tidak

Langsung

X1 (0.31)2

=

0.0961

- (0.31)(0.33)

(0.35)=

0.0358

0.0961 0.0358 0.1319

X2 (0.35)2 =

0.1225

(0.35)(0.33)

(0.31)=

0.0358

- 0.1225 0.0358 0.1583

(Sumber: data primer, diolah 2009)

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung

inovasi (X1) terhadap keputusan pembelian (Y1) adalah sebesar

0.0961 atau 9.61% dan pengaruh tidak langsung melalui citra

produk (X2) adalah 0.0358 atau 3.58% sehingga total pengaruh

yang diberikan variabel inovasi (X1) adalah 0.1319 atau sebesar

13,19% terhadap keputusan pembelian (Y1). Ini berarti inovasi

memiliki pengaruh yang kecil terhadap keputusan pembelian.

Sedangkan untuk pengaruh langsung citra produk (X2) terhadap

keputusan pembelian (Y1) adalah sebesar 0.1225 atau 12.25% dan

pengaruh tidak langsung melalui inovasi (X1) adalah 0.0358 atau

98

3.58% sehingga total pengaruh yang diberikan variabel citra

produk (X2) adalah 0.1583 atau sebesar 15.83% terhadap

keputusan pembelian (Y1). Ini berarti citra produk memiliki

pengaruh yang kecil terhadap keputusan pembelian.

Berikut ini adalah pengaruh total kedua variabel terhadap

keputusan pembelian, yaitu:

Pengaruh total : Pyxi + ∑∑∑∑ Pyxi. rxixj Pyxj

Pengaruh total X1 = 0.0961 + 0.0358 = 0.1319

Pengaruh total X2 = 0.1225 + 0.0358 = 0.1583

Pengaruh total X1, X2 = 0.1319 + 0.1583 = 0.2902

Hasil ini mendekati hasil Koefisien Determinasi (R2y1x1x2) yaitu

sebesar 0.290 seperti yang dijelaskan berikut ini :

Tabel. 4.50

Koefisien Determinasi Struktur 1

Model Summary

.538a .290 .275 4.63865

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Citra Produk (X2), Inovasi (X1)a.

(Sumber : data primer, diolah 2009)

Pada tabel Model Summary diatas, didapat satu model analisis

jalur dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.538, nilai

koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.290 (29.0%). nilai R

Square sebesar 29.0%, Ini menunjukkan bahwa dengan

menggunakan model analisis jalur yang didapatkan dimana

variabel eksogen yaitu inovasi (X1) dan citra produk (X2), memiliki

99

pengaruh terhadap perubahan variabel keputusan pembelian (Y1)

sebesar 29.0%. Sedangkan sisanya (100% - 29.0% = 71%) adalah

kemungkinan terdapat aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh

terhadap perubahan variabel keputusan pembelian (Y1). Hal ini

sesuai dengan nilai error 1 yang muncul pada path diatas yaitu

sebesar 0.71.

6) Perhitungan Pengaruh Pada Struktur II Analisis Jalur

b) Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari variabel Inovasi (X1)

dan Citra Produk (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y1)

serta dampaknya terhadap Loyalitas Konsumen (Y2)

Berikut ini adalah tabel pengaruh langsung dan tidak langsung

dari variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2), terhadap

keputusan pembelian (Y1) serta dampaknya terhadap loyalitas

konsumen (Y2)

Tabel 4.51

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra Produk

(X2)Terhadap Keputusan Pembelian (Y1)

Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Y2)

Variabel Pengaruh

Langsung

Pengaruh

Tidak

Langsung

Melalui Y1

Total

Pengaruh

Langsung

Total

Pengaruh

Tidak

Langsung

Total

Pengaruh

Langsung dan

Tidak

Langsung

X1 0.18 (0.31)(0.26)=

0.0806

0.18 0.0806 0.2606

X2 0.35 (0.35)(0.26)

= 0.091

0.35 0.091 0.441

Y1 0.26 - 0.26 - 0.26

(Sumber: data primer, diolah 2009)

100

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung

inovasi (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y2) adalah sebesar 0.18

dan pengaruh tidak langsung melalui keputusan pembelian (Y1)

adalah 0.0806. Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel

inovasi (X1) adalah 0.2606 atau sebesar (0.26062 = 0.06791236)

atau sebesar 6.79% terhadap loyalitas konsumen (Y2). Ini berarti

inovasi memiliki pengaruh yang kecil terhadap loyalitas konsumen.

Sedangkan untuk pengaruh langsung citra produk (X2) terhadap

loyalitas konsumen (Y2) adalah sebesar 0.35 dan pengaruh tidak

langsung melalui keputusan pembelian (Y1) adalah 0.091.

Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel citra produk (X2)

adalah 0.441 atau sebesar (0.4412 = 0.194481) atau sebesar 19.44%

terhadap loyalitas konsumen (Y2). Ini berarti citra produk memiliki

pengaruh yang kecil terhadap loyalitas konsumen. Untuk pengaruh

yang dimiliki keputusan pembelian (Y1) terhadap loyalitas

konsumen (Y2) hanya pengaruh langsung yaitu sebesar 0.26 atau

(0.262 = 0.0676) atau sebesar 6.76%.

Berikut ini adalah pengaruh total ketiga variabel terhadap

loyalitas konsumen, yaitu :

Pengaruh total : Pyxi + ∑∑∑∑ Pyxi. rxixj Pyxj

Pengaruh total X1 = 0.18 + 0.0806 = 0.2606.

Pengaruh total X2 = 0.35 + 0.091.= 0.441.

Pengaruh total Y1 = 0.26.

101

Pengaruh total X1, X2, Y1 = (0.2606)2 + (0.441)

2 + (0.26)

2 =

0.32999336.

Hasil ini mendekati hasil Koefisien Determinasi (R2x1x2y1) yaitu

sebesar 0.381 seperti yang akan dijelaskan berikut ini :

Tabel. 4.52

Koefisien Determinasi Struktur Analisis Jalur II

Model Summary

.617a .381 .361 3.13647

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Keputusan Pembelian (Y1),

Inovasi (X1), Citra Produk (X2)

a.

(Sumber : data primer, diolah 2009)

Pada tabel Model Summary diatas, didapat satu model analisis

jalur dengan nilai korelasi (R) sebesar 0.617, nilai koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0.381 (38.1%). nilai R Square

sebesar 38.1%, Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan

model analisis jalur yang didapatkan dimana variabel eksogen

yaitu inovasi (X1), citra produk (X2) dan keputusan pembelian (Y1),

memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel endogen loyalitas

konsumen (Y2) sebesar 38.1%. Sedangkan sisanya (100% - 38.1%

= 61.9% atau 62%) adalah kemungkinan terdapat aspek-aspek lain

yang memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel loyalitas

konsumen (Y2). Hal ini sesuai dengan nilai error 2 yang muncul

pada path di atas yaitu sebesar 0.62.

102

b. Uji F

1) Pengujian Struktur I Analisis Jalur Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2

+ ρ y1Є1Y1

Tabel. 4.53

Analisis Varian (Annova) Struktur I

ANOVAb

2 19.786 .000a

97

99

Regression

Residual

Total

Model

1

df F Sig.

Predictors: (Constant), Citra Produk (X2), Inovasi (X1)a.

Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y1)b.

(Sumber : data primer, diolah 2009)

Pada tabel analisis varian (Anova) struktur I diatas ditampilkan

hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah

variabel inovasi dan citra produk secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengujian dilakukan dengan

Uji F, hipotesis yang diajukan adalah :

H0 : 11xyρ = 21xyρ = 0

Ha : sekurang-kurangnya ada sebuah yxi

ρ ≠ 0, ; i = 1, 2

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai Fhitung

dengan Ftabel :

Jika Fhitung > ttabel, maka H0 ditolak

Jika Fhitung < ttabel, maka H0 diterima

Dari penghitungan didapat nilai F hitung sebesar 19.786. Dengan

tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 2 dan df2 = 97, didapat nilai

Ftabel = 3.09. Karena nilai Fhitung (19.786) > nilai Ftabel (3.09) maka H0

ditolak atau terdapat kecocokan antara model dengan data. Sehingga

103

dapat disimpulkan bahwa aspek variabel inovasi dan citra produk

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan. Atau

jika dilihat dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa

nilai sig (0.000 < 0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama

dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Liu (dalam

Berg, et al, 2005) dan Theresya Mardani (2008) yang menemukan

bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap telepon selular

dengan inovasi berupa penambahan dan perbaikan fitur dan desain

telepon selular memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi

konsumen ketika memutuskan untuk membeli telepon selular tersebut.

Dan citra produk yang dapat dilihat dari segi reputasi merek, harga

produk, dan kualitas dari produk merupakan faktor yang penting dalam

mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk

membeli.

2) Pengujian Struktur II Analisis Jalur Y2 = ρ x1y2 X1 + ρ x2y2 X2 +

ρ y1y2Y1 + ρ Є1Y2

Tabel. 4. 54

Analisis Varian (Annova) Struktur II

ANOVAb

3 19.675 .000a

96

99

Regression

Residual

Total

Model

1

df F Sig.

Predictors: (Constant), Keputusan Pembelian (Y1),

Inovasi (X1), Citra Produk (X2)

a.

Dependent Variable: Loyalitas Konsumen (Y2)b.

(Sumber : data primer, diolah 2009)

104

Pada tabel analisis varian (Anova) diatas ditampilkan hasil uji F

yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel

inovasi, citra produk dan keputusan pembelian secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Pengujian

dilakukan dengan Uji F, hipotesis yang diajukan adalah :

H0 : 2 1y yρ = 2 1y xρ =

2 2y xρ = 0

Ha : sekurang-kurangnya ada sebuah 2 1y y

ρ ,2 1y x

ρ ,2 2y x

ρ ≠ 0

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai Fhitung

dengan Ftabel :

Jika Fhitung > ttabel, maka H0 ditolak

Jika Fhitung < ttabel, maka H0 diterima

Dari penghitungan didapat nilai F hitung sebesar 19.675. Dengan

tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 = 96, didapat nilai

Ftabel = 2.699. Karena nilai Fhitung (19.675) > nilai Ftabel (2.699) maka

H0 ditolak atau terdapat kecocokan antara model dengan data.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel inovasi, citra

produk dan keputusan pembelian secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sehingga model analisis jalur

yang didapatkan layak untuk digunakan. Atau jika dilihat dengan

menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000 <

0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan uji F yaitu

terdapat kecocokan antara model dengan data.

105

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan sebelumnya oleh Fajrianthi dan Zatul Farah (2005) yang

menemukan bahwa inovasi yang dilakukan terhadap produk telepon

selular berupa penambahan dan perbaikan fitur dan juga melakukan

pengembangan produk secara inovatif dapat berdampak pada loyalitas

konsumen. Konsumen akan menjadi loyal terhadap produk yang telah

melakukan inovasi terhadap produknya karena begitu banyak hal baru

yang ditawarkan pada konsumen. Selain itu apabila konsumen

memiliki citra yang bagus terhadap produk tersebut, maka konsumen

akan melakukan pembelian. Di dalam citra yang baik akan tersimpan

sejumlah harapan. Ketika harapan terpenuhi, timbullah kepuasan

konsumen. Hal inilah yang akan memperkuat loyalitas konsumen.

c. Uji Parsial (T-Test)

1) Pengujian Struktur I Analisis Jalur Y1 = ρ x1y1 X1 + ρ x2y1 X2 +

ρ y1Є1Y1

Tabel 4.55

Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I

Coefficientsa

2.526 .013

.310 3.423 .001

.349 3.854 .000

(Constant)

Inovasi (X1)

Citra Produk (X2)

Model

1

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y1)a.

(Sumber : data primer, diolah 2009)

106

a) Menguji signifikansi X1 (Inovasi) pada Struktur I

Berikut ini adalah hipotesis yang diajukan :

H0 : ρy1x1 = 0 ( X1 (Inovasi) tidak signifikan)

Ha : ρy1x1 ≠ 0 (X1 (Inovasi) signifikan)

Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode yaitu

sebagai berikut :

1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana

µ1=µ2

Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak

Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima

Terlihat bahwa thitung untuk inovasi adalah 3.423, Sedang

ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena

digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α

dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari rumus n-2,

dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat ttabel adalah

1.98.

Oleh karena thitung > ttabel, (3.423 > 1.98), maka H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :

Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak

Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah

0.001 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.001 < 0.05). Dengan

107

demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang

sama dengan uji t yaitu inovasi berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Inovasi terhadap suatu produk telepon selular berupa

penambahan dan perbaikan desain dan fitur sangat penting

dilakukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen. O’keefe (dalam Karjaluoto, 2005) menemukan

bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap telepon selular

dengan fitur baru didasarkan pada pengetahuan akan teknologi.

Misalnya fitur-fitur seperti built -in camera, kapasitas memori

yang fleksibel untuk menyimpan banyak data, radio, layanan

messaging yang semakin canggih serta color display. Demikian

juga halnya dengan desain pada telepon selular. Penelitian yang

dilakukan oleh Liu (dalam Berg, et al, 2005) menemukan

bahwa desain telepon selular memiliki pengaruh yang cukup

signifikan bagi konsumen ketika memutuskan untuk membeli

telepon selular.

b) Menguji signifikansi X2 (Citra Produk) pada struktur I

Berikut adalah hipotesis yang diajukan :

H0 : ρy1x2 = 0 (X2 (Citra Produk) tidak signifikan)

Ha : ρy1x2 ≠ 0 (X2 (Citra Produk) signifikan)

Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode :

1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana

µ1=µ2

108

Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak

Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima

Terlihat bahwa thitung untuk citra produk adalah 3.854,

Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05,

karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel,

nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari

rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat

ttabel adalah 1.98.

Oleh karena thitung > ttabel, (3.854 > 1.98), maka H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa citra produk berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :

Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima Jika

probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak.

Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah

0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). Dengan

demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang

sama dengan uji t, yaitu citra produk berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Theresya Mardani (2008) menemukan

bahwa citra produk yang dapat dilihat dari segi reputasi

merek, harga produk, dan kualitas dari produk merupakan

faktor yang penting dan memiliki pengaruh yang cukup

109

signifikan untuk mempengaruhi perilaku konsumen dalam

mengambil keputusan untuk membeli.

Tabel. 4.56

Pengujian Individual Struktur I

No Hipotesis Koefisien jalur t hitung T tabel Kesimpulan

1 1 1y xρ ≠ 0 ρ y1x2 = 0.310 3.423 1.98 H0 ditolak

2 21xyρ ≠ 0 21xyρ = 0.349 3.854 1.98 H0 ditolak

(Sumber : data primer, diolah 2009)

Dari hasil pengujian parsial diketahui bahwa untuk

variabel inovasi dan citra produk berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

2) Pengujian Struktur II Analisis Jalur Y2 = ρρρρy2x1X1 + ρρρρy2x2X2 +

ρρρρy2y1Y1 + εεεε

Tabel. 4.57

Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II

Coefficientsa

1.268 .208

.180 2.000 .048

.347 3.802 .000

.257 2.701 .008

(Constant)

Inovasi (X1)

Citra Produk (X2)

Keputusan Pembelian (Y1)

Model

1

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Loyalitas Konsumen (Y2)a.

(Sumber : data primer, diolah 2009)

a) Menguji signifikansi X1 (Inovasi) pada struktur II

Berikut adalah hipotesis yang diajukan :

H0 : ρy2x1 = 0 ( X1 (Inovasi) tidak signifikan)

Ha : ρy2x1 ≠ 0 (X1 (Inovasi) signifikan)

Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:

110

1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana

µ1=µ2

Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak

Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima

Terlihat bahwa thitung untuk inovasi adalah 2.000, Sedang

ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena

digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α

dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari rumus n-2,

dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat ttabel adalah

1.98.

Oleh karena thitung > ttabel, (2.000 > 1.98), maka H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas konsumen.

2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :

Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak

Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah

0.048 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.048 < 0.05). Dengan

demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang

sama dengan uji t yaitu inovasi berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas konsumen.

Inovasi yang dilakukan terhadap produk telepon selular

berupa penambahan dan perbaikan fitur dan juga melakukan

111

pengembangan produk secara inovatif dapat berdampak pada

loyalitas konsumen. Fajrianthi dan Zatul Farah (2005) dalam

penelitiannya menemukan bahwa konsumen akan menjadi

loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi terhadap

produknya karena begitu banyak hal baru yang ditawarkan

pada konsumen. Hal ini tentu membuat para konsumen menjadi

lebih leluasa dalam menentukan pilihannya. Sementara

dampaknya bagi produsen, hal ini menjadi tantangan yang

membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk

mempertahankan loyalitas konsumennya.

b) Menguji signifikansi X2 (Citra Produk) pada Struktur II

Berikut ini adalah hipotesis yang diajukan :

H0 : ρy2x2 = 0 (X2 (Citra Produk) tidak signifikan)

H1 : ρy2x2 ≠ 0 (koefisien X2 (Citra Produk) signifikan)

Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode :

1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana

µ1=µ2

Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak

Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima

Terlihat bahwa thitung untuk citra produk adalah 3.802,

Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05,

karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai

α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari rumus n-

112

2, dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat ttabel adalah

1.98.

Oleh karena thitung > ttabel, (3.802 > 1.98), maka H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa citra produk berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas konsumen.

2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :

Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak

Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah

0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). Dengan

demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang

sama dengan uji t yaitu citra produk berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas konsumen.

Perusahaan juga harus memperhatikan citra produk yang

dapat dilihat dari segi reputasi merek, harga produk, dan

kualitas dari produk. Fajrianthi dan Zatul Farah (2005) dalam

penelitian menyatakan bahwa konsumen memiliki citra yang

bagus terhadap produk tersebut, maka konsumen akan

melakukan pembelian. Di dalam citra yang baik akan tersimpan

sejumlah harapan. Ketika harapan terpenuhi, timbullah

kepuasan konsumen. Hal inilah yang akan memperkuat

loyalitas konsumen. Jadi produk yang memiliki citra yang baik

akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen.

113

c) Menguji signifikansi Y1 (Keputusan Pembelian) pada struktur II

Berikut adalah hipotesis yang diajukan :

H0 : ρyy1 = 0 (koefisien Y1 (Keputusan Pembelian) tidak signifikan)

Ha : ρyy1 ≠ 0 (koefisien Y1 (Keputusan Pembelian) signifikan)

Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:

1. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana

µ1=µ2

Jika |thitung| > ttabel, maka H0 ditolak

Jika |thitung| < ttabel, maka Ha diterima

Terlihat bahwa thitung untuk keputusan pembelian adalah

2.701, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α =

0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel,

nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 98 (didapat dari

rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 100-2=98). Didapat

ttabel adalah 1.98.

Oleh karena thitung > ttabel, (2.701 > 1.98), maka H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.

2. Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0,05 :

Jika probabilitas > 0,05 , maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 , maka H0 ditolak

Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah

0.008 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.008 > 0.05). Dengan

114

demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang

sama dengan uji t yaitu keputusan pembelian berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas konsumen.

Dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa keputusan

pembelian berdampak pada loyalitas konsumen karena antara

keputusan pembelian dan loyalitas konsumen berpengaruh

signifikan. Karena menurut Fajrianthi dan Zatul Farah (2005),

ketika konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk dan

sesudah itu konsumen merasakan atau mengalami tingkat

kepuasan terhadap produk yang sudah dibeli karena harapan

mereka terpenuhi timbullah kepuasan konsumen. Hal inilah

yang akan memperkuat dan membentuk loyalitas konsumen.

Sehingga konsumen tidak akan berpindah kepada produk yang

lainnya.

Tabel 4.58

Pengujian Individual Struktur II

No Hipotesis Koefisien jalur t hitung t tabel kesimpulan

1 2 1y xρ ≠ 0 2 1y xρ = 0.180 2.000 1.98 Ho ditolak

2 22xyρ ≠ 0 2 1y xρ = 0.347 3.802 1.98 Ho ditolak

3 12 yyρ ≠ 0 2 2y xρ = 0.257 2.701 1.98 Ho ditolak

(Sumber : data primer, diolah 2009)

Dari hasil pengujian parsial diketahui bahwa untuk variabel

inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh

signifikan terhadap loyalitas konsumen.

115

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV dengan

menyebarkan 100 kueisioner pada mahasiswa FEIS UIN Jakarta pengguna

telepon selular Nokia, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Analisis Jalur

Dalam penelitian ini terdapat dua struktur analisis jalur yang dapat

dibuat. Pada struktur analisis jalur pertama diketahui bahwa terdapat

pengaruh langsung variabel inovasi (X1) terhadap keputusan pembelian

(Y1) sebesar 0.0961 dan pengaruh tidak langsung melalui variabel citra

produk (X2) sebesar 0.0358. Sehingga total pengaruh yang diberikan

variabel inovasi (X1) sebesar 0.1319 terhadap keputusan pembelian (Y1).

Selain itu terdapat pengaruh langsung variabel citra produk (X2) terhadap

keputusan pembelian (Y1) sebesar 0.1225 dan pengaruh tidak langsung

melalui inovasi (X1) sebesar 0.0358. Sehingga total pengaruh yang

diberikan variabel citra produk (X2) sebesar 0.1583 terhadap keputusan

pembelian (Y1). Dari semua hasil pada persamaan analisis jalur struktur

pertama maka didapat variabel yang mempunyai pengaruh total yang

paling besar terhadap keputusan pembelian (Y1) adalah variabel citra

produk (X2). Dan total pengaruh terkecil adalah variabel inovasi (X1).

1

116

Sedangkan pada struktur analisis jalur kedua diketahui bahwa terdapat

pengaruh langsung inovasi (X1) terhadap loyalitas konsumen (Y2) sebesar

0.18 dan pengaruh tidak langsung melalui keputusan pembelian (Y1)

sebesar 0.0806 Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel inovasi

(X1) sebesar 0.2606 atau 0.26062 = 0.06791236 terhadap loyalitas

konsumen (Y2). Selain itu terdapat pengaruh langsung citra produk (X2)

terhadap loyalitas konsumen (Y2) adalah sebesar 0.35 dan pengaruh tidak

langsung melalui keputusan pembelian (Y1) sebesar 0.441. Sehingga total

pengaruh yang diberikan variabel citra produk (X2) adalah 0.4412 atau

0.4412 = 0.194481 terhadap loyalitas konsumen (Y2). Sedangkan pengaruh

yang dimiliki keputusan pembelian (Y1) terhadap loyalitas konsumen (Y2)

hanya pengaruh langsung yaitu sebesar 0.26 atau 0.262 = 0.0676. Dari

semua hasil pada persamaan analisis jalur struktur kedua maka didapat

variabel yang mempunyai pengaruh total yang paling besar terhadap

loyalitas konsumen (Y2) adalah variabel citra produk (X2). Urutan kedua

terbesar adalah variabel inovasi (X1). Dan total pengaruh terkecil adalah

variabel keputusan pembelian (Y1).

2. Uji Simultan (F -Test)

Secara simultan, hasil uji F dalam struktur pertama analisis jalur

menunjukkan bahwa. variabel inovasi (X1) dan citra produk (X2) secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y1).

Begitupun dalam struktur kedua analisis jalur menunjukkan bahwa

variabel inovasi (X1), citra produk (X2), dan keputusan pembelian (Y1)

117

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y2).

Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan.

Atau jika dilihat dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa

nilai sig (0.000 < 0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan

uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data.

3. Uji Parsial (T-Test)

Secara parsial, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel bebas pada

struktur pertama analisis jalur menunjukkan bahwa variabel inovasi (X1)

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y1). Karena nilai

thitung > ttabel, yaitu 3.423 > 1.98. Sedangkan variabel citra produk (X2) juga

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y1) karena nilai

thitung > ttabel, yaitu 3.854 > 1.98. Untuk struktur kedua analisis jalur

menunjukkan bahwa variabel inovasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel, yaitu 2.000 > 1.98,

untuk variabel citra produk (X2) juga berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel, yaitu 3.802 > 1.98. dan

untuk variabel keputusan pembelian (Y1) berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel yaitu 2.701 > 1.98.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa variabel inovasi dan citra

produk secara parsial dan simultan mempengaruhi variabel keputusan

pembelian secara signifikan. Selain itu variabel inovasi, citra produk dan

118

keputusan pembelian secara parsial dan simultan juga mempengaruhi variabel

loyalitas konsumen secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi

yang dibuat oleh perusahaan telepon selular Nokia yaitu berupa penambahan

dan perbaikan fitur telah berhasil mempengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusan untuk membeli produk telepon selular merek Nokia. Karena tertarik

dengan inovasi yang dibuat oleh perusahaan Nokia seperti penambahan fitur

baru dan desain telepon yang beragam. Selain mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen, inovasi yang dilakukan perusahaan Nokia juga

mempengaruhi loyalitas konsumen. Ini menunjukkan bahwa konsumen akan

menjadi loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi seperti yang

dilakukan perusahaan Nokia.

Selain inovasi, variabel citra produk juga mempengaruhi konsumen dalam

mengambil keputusan untuk membeli produk telepon selular merek Nokia,

yang juga berdampak pada loyalitas konsumen. Ini menunjukkan bahwa

perusahaan Nokia tidak hanya berhasil melakukan inovasi tetapi juga berhasil

membangun citra produknya dimata konsumen secara positif. Perusahaan

Nokia telah membangun citra produk sejak awal perusahaan tersebut berdiri

hingga sekarang. Seperti dengan menggunakan seluruh media cetak dan

elektronik untuk mengiklankan produk telepon selularnya secara

berkelanjutan. Karena membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas

dan kerja keras, tidak bisa dibangun seketika atau melalui satu media saja.

Citra harus dibangun lewat seluruh media secara berkelanjutan seperti

penggunaan media yang dapat memperkuat karakter produk. Sehingga

119

konsumen percaya dan yakin terhadap citra produk yang dibangun oleh

perusahaan tersebut. Jika konsumen sudah percaya dan yakin terhadap suatu

produk, konsumen pun akan menjadi loyal pada produk tersebut.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, perusahaan Nokia terus

melakukan dan meningkatkan inovasi terhadap telepon selularnya. Seperti

melakukan penambahan fitur atau aplikasi terbaru dengan menggunakan

teknologi yang modern dan juga membuat desain produk telepon selular yang

berbeda dan unik sehingga mempunyai ciri khas pada produknya. Selain itu,

perusahaan telepon selular Nokia harus meningkatkan citra produk yang telah

dibangun selama ini. Hal ini bisa dilakukan dengan cara terus mengiklankan

produk telepon selular di media cetak dan elektronik. Dengan iklan yang

bervariasi dan berbeda sehingga bias menggambarkan citra produk telepon

selular Nokia. Agar konsumen tidak merasa bosan dengan iklan yang

ditawarkan. Sehingga konsumen menjadi loyal dan terhadap produk telepon

selular Nokia. Dan memutuskan untuk membeli kembali produk telepon

selular Nokia.

120

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Bhuono.”Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan

SPSS”.CV.Andi offset,Yogyakarta, 2005.

Boone, Derrick S., Lemon, N.L & Staelin, R. “The Impact of Firm Introductory

Srategies on Consumer’s Perceptions of Future Product Introductions and

Purchase Decisions”, The Journal of Product Innovation Management.

Vol. 18, pg. 96-109, November 2001.

Brooke, M.Z & Mills, W.R. “New Product Development”, 1st Edition. New York:

The Haworth Press, Inc, 2004..

Crawford, C. Merle. “Defining The Charter For Product Innovation Sloan

Management Review”, Vol.22, pg. 165-178, Januari 1980.

Fajrianthi, dan Farah, Zatul. “Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas

Konsumen”, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga INSAN,Vol. 7, No.

3, Desember 2005.

Greenleaf, Eric A. & Lehman, Donald R “Reasons for Substantial Delay in

Consumer Decision Making”, Journal of Consumer Research, Vol.22, pg.

186-199, Februari 1995.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press,

Jakarta, 2004.

Haryanto, Jony O dan Polluan, Jeane. “Pengaruh Inovasi dan Inovasi yang akan

Datang Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”. Jurnal Widya

Manajemen dan Akuntansi. Vol.7 No.2, Hal:114-132, Agustus 2007.

Herlyanah, Nina. “Pengaruh Periklanan dan Kualitas Produk terhadap acuan

Keputusan Pembelian Handphone Nokia (studi kasus : mahasiswa UIN

Ciputat)”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2008.

Jill, Griffin. “Customer Loyalty”, Edisi Revisi dan terbaru, Erlangga, 2002.

Karjaluoto H., Pakola J., Salo J., Karvonen J., Kesti M., Koivumaki T., Manninen

M. & Ristola A. “Factor Affecting Consumer Choice of Mobile Phones :

Two Studies From Finland”, Journal of Euromarketing, Vol.14, pg.59-82,

Maret 2005.

Kotler, Philip & A.B Susanto. “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Edisi 1,

Salemba Empat, Jakarta, 1999.

121

Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran Jilid 1 dan 2”, PT. Indeks kelompok

Gramedia Jakarta, Jakarta, 2005.

Kuesnendi. “Model-Model Persamaan Struktural satu dan Multigroup Sampel

Dengan Lisrel”, Alfabeta, Bandung, 2008.

Lorentsen L., Tuovinen AP and Xu J. “Modelling Feature Interactions in Mobile

“Phones, Working Paper in Nokia Research Center, 2000.

Mardani, Theresya. “Pengaruh Citra Produk Kosmetik La Tulipe Terhadap

Keputusan Pembelian (studi kasus: pada mahasiswi UMS)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Muhamadiyah Surakakarta, Surakarta, 2008.

Peter, J. Paul dan Jery C. Olson. “Consumer Behavior (Prilaku Konsumen dan

Strategi Pemasaran)”, Edisi 4, Erlangga, Jakarta, 1999.

Poerwanto. “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra

Bayar im3”, STAIN Surakarta, Surakarta, 2008.

Rahayu, Sindu.“Citra Perusahaan dan Citra Produk dalam Pola Hubungan yang

Mempengaruhi Preferensi Pembelian Suatu Produk: Studi Kasus pada

Pelumas MESRAN Produksi PERTAMINA, Survey terhadap Pengguna

Kendaraan Roda Empat di Kodya Bandar Lampung”, Tesis S2,

Universitas Indonesia, Depok, 2007.

Riduwan, Engkos Ahmad Kuncoro. “Cara menggunakan dan memaknai analisis

jalur atau path analysis”. Alfabeta. Bandung, 2007.

Schiffman, L.G & Kanuk, L.L “Consumer Behaviour”, 8th

Edition, Prentice Hall,

Inc, New Jersey, 2004.

Simamora Bilson. “Panduan Riset Perilaku Konsumen”, Edisi Pertama, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

Singgih, Santoso. “Penggunaan SPSS untuk satistik parametrik”.PT. Elex Medal

Komputindo, Jakarta, 2005.

Solomon, Michael R. “Consumer Behavior – Buying, Having and Being”, 6th

Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2004.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfa Beta, Bandung, 2005.

Sugiyono. “Statistika untuk Penelitian (Revisi Terbaru)”, CV Alfa Beta, Bandung, 2007.

Suparyadi. “Membangun Loyalitas Pelanggan; perlaombaan tanpa garis finis “,

Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.7 No. 3, 2006.

122

Susilawati. “Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Pelayanan Terhadap

Loyalitas Pelanggan”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2007.

SWA Sembada, “Membangun Loyalitas Pelanggan”, 2005.

SWA Sembada, “Saatnya mencermati Loyalitas Pelanggan”, 2005.

Syarif, Ahmad. “Analisa Pengaruh Periklanan melalui Media Luar Ruang dan

Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A

MILD”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2005.

Theresia Widyaratna. Theresia dan Danny.”Analisis Kepuasan dan Loyalitas

Konsumen Terhadap Tingkat Penjualan di Warung Bu Kris (Studi Kasus

Pada Ayam Penyet Sebagai Menu Unggulan Warung Bu Kris)”. Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Hal:85-95, September

2001.