ANDI FIRDAUS NIM. 150701037 PROG

238
i PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK ACEH TUGAS AKHIR Diajukan Oleh: ANDI FIRDAUS NIM. 150701037 PROGRAM STUDIARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM BANDA ACEH 2012 M/ 1442 H

Transcript of ANDI FIRDAUS NIM. 150701037 PROG

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK ACEH

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

ANDI FIRDAUS

NIM. 150701037

PROGRAM STUDIARSITEKTUR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM BANDA ACEH

2012 M/ 1442 H

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR

PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK ACEH

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Sebagai Salah

Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Oleh:

ANDI FIRDAUS

NIM. 150701037

Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Zya Dyena Meutia, S.T., M.T. Donny Arief Sumarto, S.T., M.T.

NIDN. 2003078701 NIDN. 1310048201

ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI

PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK ACEH

TUGAS AKHIR

Telah Diuji Oleh Panitia Ujian Munaqasyah Tugas Akhir

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry dan Dinyatakan Lulus Serta

Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Strata-1 Dalam Ilmu Arsitektur

Pada Hari / Tanggal Jum’at, 22 Januari 2021

9 Jumadil Akhir 1442 H

Panitia Ujian Munaqasyah Tugas Akhir

Ketua Sekretaris

Zya Dyena Meutia, S.T., M.T. Donny Arief Sumarto, S.T., M.T.

NIDN. 2003078701 NIDN. 1310048201

Penguji I Penguji II

Atika Aditya, S.T., M.UP Astrid Annisa, S.T., M.Arch

Dr. Azhar Amsal ,M.Pd

NIDN. 2001066802

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Andi Firdaus

NIM : 150701037

Prodi : Arsitektur

Fakultas : Sains dan Teknologi

Judul : Perancangan Agro Techno Park Aceh

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggung jawabkannya.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya ilmiah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemiliknya.

4. Tidak memanipulasi dan tidak memalsukan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkannya.

Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan

telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan. Saya bersedia

menerima sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Banda Aceh, 24 Mei 2021

Yang Menyatakan,

Andi Firdaus

iv

ABSTRAK

Nama : Andi Firdaus

Program Studi : Arsitektur

Fakultas : Sains dan Teknologi (FST)

Judul : Perancangan Agro Techno Park Aceh

Tanggal Sidang : 22 Januari 2021

Tebal Skripsi : 220 Halaman

Provinsi Aceh merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang

memadai untuk suatu pembangunan kawasan Agro Tehno Park, karena Provinsi

Aceh memiliki potensi sumber daya alam berupa Kopi, Minyak Nilam, Kakao,

Kelapa, Pinang, Kelapa Sawit, Karet Alam, Tanaman Pangan dan Tanaman

Hortikultura Potensi Provinsi Aceh tersebut dapat mengangkat kawasan

pembangunan Agro Techno Park dengan menawarkan teknologi dalam

pengolahan Kopi, Minyak Nilam, Kakao, Kelapa, Pinang, Kelapa Sawit, Karet

Alam, Tanaman Pangan dan Tanaman Hortikultura Untuk menanggapi potensi

yang ada di Provinsi Aceh maka diperlukan desain kawasan yang sesuai dengan

potensi yang sudah ada dan sudah disebutkan diatas. Yaitu dengan menggunakan

konsep arsitektur hijau yang dengan memanfaatkan konsep hemat energy

sehingga hasilnya diharapkan dapat berguna untuk waktu yang cukup lama. Agro

Techno Park Aceh adalah pusat pengembangan dan penelitian dari hasil pertanian

yang dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat pelayanan

teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat pengembangan sains dan

teknologi tentang pertanian, Agro Techno Park juga di dirikan sebagai tempat

wisata baru yang berkonsep wisata edukasi.

Kata Kunci :Agro, Teknologi, Taman, Aceh.

NIM : 150701037

v

ABSTRACT

Aceh Province is an area that has adequate natural resource potential for the

development of the Agro Techno Park area, because Aceh Province has natural

resource potential in the form of Coffee, Patchouli Oil, Cocoa, Coconut, Areca

Nut, Palm Oil, Natural Rubber, Food Crops and Crops Horticulture Potential

Aceh Province can promote the development of Agro Techno Park by offering

technology in processing Coffee, Patchouli Oil, Cocoa, Coconut, Areca Nut, Palm

Oil, Natural Rubber, Food Crops and Horticultural Crops To respond to the

potential that exists in Aceh Province, it is necessary to design an area that is in

accordance with the potential that already exists and has been mentioned above.

That is by using the concept of green architecture by utilizing the concept of

saving energy so that the results are expected to be useful for a long time. Agro

Techno Park Aceh is a center for the development and research of agricultural

products which is managed as an entrepreneurial growth and as a center for

science technology services about agriculture, apart from being a place for

developing science and technology about agriculture, Agro Techno Park was also

established as a new tourist attraction with a tourism concept. education.

Keywords : Agro, Technology, Park, Aceh.

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis serahkan kepada Allah SWT. Karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir

Perancangan yang berjudul “PERANCANGAN AGRO TECHNO PARK

ACEH”. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepangkuan Rasulullah

Muhammad SAW. Yang telah mengantarkan umatnya ke jalan Iman dan Islam

yang kita rasakan saat ini.

Seminar ini disusun sebagai tugas dari mata kuliah Seminar, pada jurusan

Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Banda Aceh.

Selama penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat arahan dan

bimbingan dari dosen pembimbing dan juga beberapa individu. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih kepada yang telah berjasa banyak dalam

proses penulisan laporan ini yaitu :

1. Ibu Zya Dyena Meutia, S.T., M.T sebagai pembimbing I yang telah

membimbing dan membantu serta memberikan dorongan dengan ikhlas

hati kepada saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir hingga selesai.

2. Bapak Donny Arief Sumarto, S.T., M.T sebagai pembimbing II yang telah

membimbing dan membantu saya dengan ikhlas hati dalam menyelesaikan

Tugas Akhir hingga selesai.

3. Ibu Atika Aditya, S.T., M.UP sebagai penguji I dan Ibu Astrid Annisa,

S.T., M.Arch sebagai penguji II dalam sidang munaqasyah saya yang telah

memberi masukan dan saran yang bermanfaat kepada saya.

4. Kepada keluarga terutama orang tua yang telah memberikan dukungan dan

do’a sehingga penyelesaian mata kuliah tugas akhir ini dapat berjalan

dengan baik.

5. Kepada teman-teman arsitektur UIN Ar-Raniry yang telah banyak

membantu dan juga memberikan dukungan untuk dapat menyelesaikan

laporan ini.

vii

6. Kepada beberapa pihak-pihak yang tidak disebutkan yang turut berupaya

memberikan kontribusi bagi kelancaran penyusunan laporan ini.

Selain itu penulis juga sadar bahwa pada penulisan laporan ini dapat

ditemukan banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi

kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis sendiri

maupun bagi pembaca lainnya.

Banda Aceh, 24 Mei 2021

Penulis,

Andi Firdaus

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR .................................... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Maksud Dan Tujuan Perancangan .............................................................. 3

1.3 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah .............................................. 3

1.3.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 3

1.3.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3

1.4 Pendekatan Rancangan................................................................................ 4

1.4.1 Studi Literatur ................................................................................... 4

1.4.2 Pengamatan Lapangan ...................................................................... 4

1.4.3 Studi Banding ................................................................................... 4

1.5 Batasan Rancangan ..................................................................................... 5

1.6 Kerangka Pikir ............................................................................................ 6

1.7 Sistematika Penulisan.................................................................................. 7

BAB II DESKRIPSI OBJEK PERANCANGAN ......................................... 8

2.1 Tinjauan Umum Objek Rancangan ............................................................. 8

2.1.1 Definisi Judul .................................................................................... 8

2.1.2 Jenis Jenis Techno Park .................................................................... 9

2.1.3 Bidang Bidang Techno Park............................................................. 13

2.1.4 Tinjauan Fungsi ................................................................................ 14

2.1.4.1 Deskripsi Penggunaandan Kegiatan ..................................... 14

2.1.4.2 Deskripsi Pengguna .............................................................. 15

2.2 Tinjauan Khusus.......................................................................................... 18

2.2.1 Faktor Pertimbangan Pemilihan Lokasi ........................................... 18

2.2.2 Pemilihan Lokasi .............................................................................. 20

2.2.3 Lokasi Terpilih ................................................................................. 22

2.3 Studi Banding Perancangan Sejenis ............................................................ 24

2.3.1 Profil Jogja Agro Techno Park ......................................................... 24

2.3.2 Visi Misi Jogja Agro Techno Park ................................................... 26

ix

2.3.3 Mardi Agrotech Park Cameron Highland ........................................ 27

2.3.4 Fangshan Wisdom Farm ................................................................... 29

2.3.5 Kesimpulan Studi Banding ............................................................... 33

BAB III PENDEKATAN RANCANGAN ..................................................... 34

3.1 Pengertian .................................................................................................... 35

3.1.1 Ciri – Ciri Arsitektur Tropis ............................................................. 37

3.2 Interpretasi Tema ........................................................................................ 38

3.2.1 Iklim.................................................................................................. 39

3.2.1.1 Iklim Tropis Lembab .......................................................... 40

3.2.1.2 Iklim Tropis Kering ............................................................ 50

3.2.2 Strategi Untuk Bangunan Tropis ...................................................... 51

3.2.3 Desain Bangunan Tropis .................................................................. 52

3.2.4 Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis .......................... 54

3.3 Studi Banding Tema Sejenis ....................................................................... 55

3.3.1 Science Park Singapura .................................................................... 55

3.3.2 Xiangmi Science Library .................................................................. 57

3.3.3 Science Park Kassel.......................................................................... 60

3.3.4 Kesimpulan Studi Banding Tema ..................................................... 64

BAB IV ANALISA .......................................................................................... 65

4.1 AnalisaKondisiLingkungan......................................................................... 65

4.1.1 Lokasi ............................................................................................... 65

4.1.2 Kondisi Eksisting Tapak ................................................................... 65

4.1.3 Peraturan Setempat ........................................................................... 66

4.1.4 Potensi Tapak ................................................................................... 66

4.1.5 Analisis Tapak .................................................................................. 69

4.1.5.1 Analisa Matahari ................................................................... 69

4.1.5.2 Analisa Angin ....................................................................... 71

4.1.5.3 Analisa Vegetasi ................................................................... 73

4.1.5.4 Analisa Kebisingan ............................................................... 73

4.1.5.5 Analisa View......................................................................... 74

4.2 Analisa Fungsional ...................................................................................... 76

4.2.1 Pengguna Bangunan ......................................................................... 76

4.2.2 Kelompok Pelaku ............................................................................. 76

4.2.3 Pola Aktivitas ................................................................................... 82

4.2.4 Organisasi Ruang .............................................................................. 83

4.2.5 Besaran Ruang .................................................................................. 85

x

BAB V KONSEP PERANCANGAN ............................................................. 93

5.1 Konsep Dasar .............................................................................................. 93

5.1.1 Hijau Berkelanjutan .......................................................................... 93

5.2 Rencana Tapak ............................................................................................ 96

5.2.1 Permintakatan ................................................................................... 96

5.2.2 Tata Letak ......................................................................................... 97

5.2.3 Pencapaian ........................................................................................ 98

5.2.4 Sirkulasi Dan Parkir.......................................................................... 99

5.2.4.1 Sirkulasi ................................................................................ 99

5.2.4.2 Parkir ..................................................................................... 99

5.3 Konsep Bangunan ....................................................................................... 102

5.3.1 Gubahan Massa................................................................................. 102

5.3.2 Fasad Bangunan ................................................................................ 103

5.3.3 Material Bangunan ........................................................................... 104

5.4 Konsep Ruang Dalam ................................................................................. 105

5.5 Konsep Ruang Luar / Landscape ................................................................ 106

5.6 Konsep Struktur .......................................................................................... 109

5.6.1 Sistem Struktur ................................................................................. 109

5.6.2 Denah Bangunan............................................................................... 111

5.7 Konsep Utilitas ............................................................................................ 111

5.7.1 Sistem Distribusi Air Bersih ............................................................. 111

5.7.2 Sistem Distribusi Air Kotor .............................................................. 112

5.7.3 Sistem Instalasi Listrik ..................................................................... 113

5.7.4 Sistem Instalasi Sampah ................................................................... 113

5.7.5 Sistem Pengamanan Dan Kebakaran ................................................ 114

5.7.6 Sistem Penghawaan .......................................................................... 116

BAB VI ............................................................................................................. 117

6.1 Site Plan ...................................................................................................... 117

6.2 Layout Plan ................................................................................................. 118

6.3 Gambar Arsitektural Gedung A .................................................................. 119

6.4 Gambar Struktur Gedung A ........................................................................ 136

6.5 Gambar Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing Gedung A ........................... 149

6.6 Gambar Arsitektural Gedung B .................................................................. 162

6.7 Gambar Struktur Gedung B ........................................................................ 179

6.8 Gambar Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing ............................................. 190

6.9 Gambar Arsitektural Bangunan Penunjang Agro Techno Park .................. 200

6.10 3D Perspektif Eksterior ............................................................................. 211

6.11 3D Perspektif Interior ................................................................................ 214

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 218

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 RTRW Aceh Besar ................................................................... 18

Gambar 2.2 AlternatifLokasi 1 ..................................................................... 20

Gambar 2.3 AlternatifLokasi 2 ..................................................................... 20

Gambar 2.4 AlternatifLokasi 3 ..................................................................... 21

Gambar 2.5 RTRW Aceh Besar ................................................................... 22

Gambar 2.6 AlternatifLokasi 1 ..................................................................... 23

Gambar 2.7 Jogja Agro Techno Park ........................................................... 24

Gambar 2.8 Green House Jogja Agro Techno Park ..................................... 25

Gambar 2.9 LandscapeJogja Agro Techno Park.......................................... 26

Gambar 2.10 LandscapeJogja Agro Techno Park.......................................... 26

Gambar 2.11 Mardi Agro Techno Park .......................................................... 28

Gambar 2.12 Taman Mardi Agro Techno Park .............................................. 28

Gambar 2.13 Green House Mardi Agro Techno Park.................................... 28

Gambar 2.14 Mardi Agro Techno Park ( Ruang Produksi ) .......................... 28

Gambar 2.15 Taman Mardi Agro Techno Park .............................................. 29

Gambar 2.16 Fangshan Wisdom Farm .......................................................... 29

Gambar 2.17 Taman Fangshan Wisdom Farm.............................................. 30

Gambar 2.18 Area Tanam Fangshan Wisdom Farm ..................................... 30

Gambar 2.19 Green House Fangshan Wisdom Farm .................................... 32

Gambar 2.20 Fangshan Wisdom Farm .......................................................... 32

Gambar 2.21 Lay Out Plan Fangshan Wisdom Farm ..................................... 32

Gambar 3.1 Perbandingan Antara Tinggi Jendela dengan Lebar Overstek . 42

Gambar 3.2 Pengaruh Iklin Terhadap Bangunan ......................................... 44

Gambar 3.3 Pohon Sebagai Peneduh ........................................................... 44

Gambar 3.4 Peresapan Air Hujan ................................................................. 44

Gambar 3.5 Kenyamanan Ruang Berdasarkan Hubungan Antara Suhu,

Kelembapan dan Gerakan Angin.............................................. 45

Gambar 3.6 Pencahayaan Terhadaap Orientasi Ruang ................................ 45

Gambar 3.7 Pengaruh Warna Terhadap Efek Psikologi ............................... 46

Gambar 3.8 Pengaruh Suhu Ruang Berdasarkan Letak dan Bentuk Benda . 46

Gambar 3.9 Beberapa Jenis Shading Device ................................................ 48

Gambar 3.10 Science Park Singapura ............................................................ 55

Gambar 3.11 Lobby Science Park Singapura ................................................. 56

Gambar 3.12 Fasad Science Park Singapura.................................................. 56

Gambar 3.13 Teater Room Science Park Singapura ...................................... 57

Gambar 3.14 Fasad Science Park Singapura.................................................. 57

Gambar 3.15 Ruang Tunggu Science Park Singapura ................................... 57

Gambar 3.16 Fasad dan Plaza Science Park Singapura ................................. 57

xii

Gambar 3.17 Kawasan Xiangmi Science Library .......................................... 58

Gambar 3.18 Xiangmi Science Library .......................................................... 58

Gambar 3.19 Void Xiangmi Science Library ................................................. 59

Gambar 3.20 Lobbry Xiangmi Science Library .............................................. 59

Gambar 3.21 Ruang Rapat Xiangmi Science Library .................................... 60

Gambar 3.22 Entrance Xiangmi Science Library .......................................... 60

Gambar 3.23 Ruang Luar Xiangmi Science Library ...................................... 60

Gambar 3.24 Landscape Xiangmi Science Library ........................................ 60

Gambar 3.25 PlazaScience Park Kassel ......................................................... 61

Gambar 3.26 Lobby Science Park Kassel ...................................................... 61

Gambar 3.27 Denah Science Park Kassel ...................................................... 62

Gambar 3.28 Ruang Start Up Science Park Kassel ....................................... 62

Gambar 3.29 Fasad Science Park Kassel ....................................................... 62

Gambar 3.30 Akses Science Park Kassel ....................................................... 63

Gambar 3.31 Ruang Kelas Science Park Kassel ............................................ 63

Gambar 3.32 Ruang Kerja Science Park Kassel ............................................ 63

Gambar 3.33 Ruang RapatScience Park Kassel ............................................. 63

Gambar 4.1 Peta Provinsi Aceh ................................................................... 65

Gambar 4.2 RTRW Banda Aceh .................................................................. 65

Gambar 4.3 Lokasi Perancangan .................................................................. 65

Gambar 4.4 Peta Kawasan ............................................................................ 65

Gambar 4.5 Jalan Tgk. Dilhoong II .............................................................. 67

Gambar 4.6 Titik Utilitas Eksisting .............................................................. 67

Gambar 4.7 Tiang Listrik ............................................................................. 68

Gambar 4.8 Lampu Jalan .............................................................................. 68

Gambar 4.9 Gardu PLN................................................................................ 68

Gambar 4.10 Tampak Situasi Site .................................................................. 69

Gambar 4.11 Analisa Matahari ...................................................................... 69

Gambar 4.12 Tanggapan Analisa Matahari .................................................... 70

Gambar 4.13 Kantor Ypkr Buah Hati ............................................................ 70

Gambar 4.14 Croos Ventilation...................................................................... 71

Gambar 4.15 Vegetasi Tanggapan Analisa Matahari ..................................... 71

Gambar 4.16 Tanggapan Analisa Angin ........................................................ 71

Gambar 4.17 Croos VentilationI .................................................................... 72

Gambar 4.18 Croos VentilationII ................................................................... 72

Gambar 4.19 Analisa Vegetasi ....................................................................... 73

Gambar 4.20 Tanggapan Analisa Vegetasi .................................................... 73

Gambar 4.21 Analisa Kebisingan ................................................................... 73

Gambar 4.22 Tanggapan Analisa Kebisingan ................................................ 74

Gambar 4.23 Kondisi Site .............................................................................. 74

xiii

Gambar 4.24 Analisa View ............................................................................ 75

Gambar 4.25 Skema Organisasi Aktivitas Datang ......................................... 82

Gambar 4.26 Skema Organisasi Aktivitas Pergi ............................................ 82

Gambar 4.27 Skema Organisasi Aktivitas Pengelola ..................................... 83

Gambar 4.28 Skema Organisasi Aktivitas Pengguna ..................................... 83

Gambar 4.29 Organisasi Ruang Makro .......................................................... 84

Gambar 4.30 Organisasi Ruang Mikro 1 ........................................................ 85

Gambar 4.31 Organisasi Ruang Mikro 2 ........................................................ 85

Gambar 4.32 Organisasi Ruang Mikro 3 ........................................................ 85

Gambar 5.1 Permintakatan Ruang ................................................................ 96

Gambar 5.2 Tata Letak ................................................................................. 97

Gambar 5.3 Konsep Pencapaian ................................................................... 98

Gambar 5.4 Parkir Tegak Lurus ................................................................... 101

Gambar 5.5 Parkir Sudut dan Parkir Paralel ................................................ 101

Gambar 5.6 Parkir Khusus Disabilitas ......................................................... 102

Gambar 5.7 Perkerasan Tempat Parkir Dengan Paving Atau Grass Block .. 102

Gambar 5.8 Konsep Gubahan Massa ........................................................... 103

Gambar 5.9 Transformasi Gubahan Massa .................................................. 103

Gambar 5.10 Facade green Modern .............................................................. 104

Gambar 5.11 Ruang Co Working ................................................................... 105

Gambar 5.12 Ruang Start Up ......................................................................... 105

Gambar 5.13 Lobby ........................................................................................ 106

Gambar 5.14 Plaza ......................................................................................... 106

Gambar 5.15 Pedestrian ................................................................................. 107

Gambar 5.16 Shelter ....................................................................................... 108

Gambar 5.17 Konsep Pendestrian .................................................................. 108

Gambar 5.18 Vegetasi ................................................................................... 108

Gambar 5.19 Area Tanaman .......................................................................... 108

Gambar 5.20 Lampu Taman ........................................................................... 109

Gambar 5.21 Bangku Taman .......................................................................... 109

Gambar 5.22 Kesimpulan Konsep Lanskap ................................................... 109

Gambar 5.23 Pondasi Tapak .......................................................................... 110

Gambar 5.24 Denah Bangunan Simetris Dan Sederhana ............................... 111

Gambar 5.25 Struktur bangunan tahan tsunami ............................................. 111

Gambar 5.26 Sistem Down Feed .................................................................... 112

Gambar 5.27 Skema Distribusi Air Kotor ...................................................... 113

Gambar 5.28 Skema Sumber Listrik .............................................................. 113

Gambar 5.29 Skema Instalasi Sampah ........................................................... 113

Gambar 5.30 CCTV ....................................................................................... 114

Gambar 5.31 Sistem Pemadam Kebakaran .................................................... 114

xiv

Gambar 5.32 Tangga Darurat ......................................................................... 115

Gambar 5.33 Penghawaan Buatan .................................................................. 116

Gambar 6.1 Site Plan .................................................................................... 117

Gambar 6.2 Layout Plan ............................................................................... 118

Gambar 6.3 Denah Lt.1 Gedung A............................................................... 119

Gambar 6.4 Denah Lt.2 Gedung A............................................................... 120

Gambar 6.5 Denah Atap Gedung A ............................................................. 121

Gambar 6.6 Tampak 1 Gedung A ................................................................ 122

Gambar 6.7 Tampak 2 Gedung A ................................................................ 123

Gambar 6.8 Potongan Gedung A ................................................................. 124

Gambar 6.9 Denah Kusen Lt. 1 Gedung A .................................................. 125

Gambar 6.10 Denah Kusen Lt.2 Gedung A ................................................... 126

Gambar 6.11 Detail Kusen 1 Gedung A......................................................... 127

Gambar 6.12 Detail Kusen 2 Gedung A......................................................... 127

Gambar 6.13 Detail Kusen 3 Gedung A......................................................... 128

Gambar 6.14 Detail Kusen 4 Gedung A......................................................... 128

Gambar 6.15 Detail Kusen 5 Gedung A......................................................... 129

Gambar 6.16 Detail Kusen 6 Gedung A......................................................... 129

Gambar 6.17 Detail Kusen 7 Gedung A......................................................... 130

Gambar 6.18 Detail Kusen 8 Gedung A......................................................... 130

Gambar 6.19 Denah Pola Lantai Lt.1 Gedung A ........................................... 131

Gambar 6.20 Denah Pola Lantai Lt.2 Gedung A ........................................... 132

Gambar 6.21 Denah Plafond Lt.1 Gedung A ................................................. 133

Gambar 6.22 Denah Plafond Lt.2 Gedung A ................................................. 134

Gambar 6.23 Detail Plafond Gedung A ......................................................... 135

Gambar 6.24 Denah Pondasi Tapak Gedung A ............................................. 136

Gambar 6.25 Detail Pondasi Tapak 1 Gedung A ........................................... 137

Gambar 6.26 Detail Pondasi Tapak 2 Gedung A ........................................... 137

Gambar 6.27 Denah Pondasi Batu Gedung A ................................................ 138

Gambar 6.28 Detail Pondasi Batu Gedung A................................................. 139

Gambar 6.29 Denah Kolom Gedung A .......................................................... 140

Gambar 6.30 Denah Sloof Gedung A ............................................................ 141

Gambar 6.31 Denah Balok Lantai Gedung A ................................................ 142

Gambar 6.32 Denah Ring Balok Gedung A ................................................... 143

Gambar 6.33 Denah Plat Lantai Gedung A .................................................... 144

Gambar 6.34 Detail Plat Lantai Gedung A .................................................... 145

Gambar 6.35 Tabel Pembesian 1 Gedung A .................................................. 146

Gambar 6.36 Tabel Pembesian 2 Gedung A .................................................. 146

Gambar 6.37 Denah Rencana Kuda Kuda Gedung A .................................... 147

Gambar 6.38 Detail Kuda Kuda Gedung A ................................................... 148

xv

Gambar 6.39 Denah Elektrikal Lt.1 Gedung A .............................................. 149

Gambar 6.40 Denah Elektrikal Lt.2 Gedung A .............................................. 150

Gambar 6.41 Denah Plumbing Lt.1 Gedung A .............................................. 151

Gambar 6.42 Denah Plumbing Lt.2 Gedung A .............................................. 152

Gambar 6.43 Denah Springkler Lt.1 Gedung A ............................................. 153

Gambar 6.44 Denah Springkler Lt.2 Gedung A ............................................. 154

Gambar 6.45 Denah Air Hujan Lt.1 Gedung A ............................................. 155

Gambar 6.46 Denah Air Hujan Lt.2 Gedung A ............................................. 156

Gambar 6.47 Denah Air Hujan Lantai Atap Gedung A ................................. 157

Gambar 6.48 Potongan System Instalasi Air Hujan Gedung A ..................... 157

Gambar 6.49 Denah Ac Central Lt.1 Gedung A ............................................ 158

Gambar 6.50 Denah Ac Central Lt.2 Gedung B ............................................ 159

Gambar 6.51 Detail Lavatory Gedung A ....................................................... 160

Gambar 6.52 Potongan Lavatory Gedung A .................................................. 160

Gambar 6.53 Detail Septictank, Resapan Dan Bak Kontrol Gedung A ......... 161

Gambar 6.54 Detail Plumbing Gedung A ...................................................... 161

Gambar 6.55 Denah Lt.1 Gedung B ............................................................... 162

Gambar 6.56 Denah Lt.2 Gedung B ............................................................... 163

Gambar 6.57 Denah Lt.3 Gedung B ............................................................... 164

Gambar 6.58 Denah Atap Gedung B .............................................................. 165

Gambar 6.59 Tampak 1 Gedung B ................................................................. 166

Gambar 6.60 Tampak 2 Gedung B ................................................................. 167

Gambar 6.61 Potongan Gedung B .................................................................. 168

Gambar 6.62 Denah Kusen Lt.1 Gedung B .................................................... 169

Gambar 6.63 Denah Kusen Lt.2 Gedung B .................................................... 170

Gambar 6.64 Denah Kusen Lt.3 Gedung B .................................................... 171

Gambar 6.65 Detail Kusen 1 Gedung B ......................................................... 172

Gambar 6.66 Detail Kusen 2 Gedung B ......................................................... 172

Gambar 6.67 Detail Kusen 3 Gedung B ......................................................... 173

Gambar 6.68 Detail Kusen 4 Gedung B ......................................................... 173

Gambar 6.69 Detail Kusen 5 Gedung B ......................................................... 174

Gambar 6.70 Detail Kusen 6 Gedung B ......................................................... 174

Gambar 6.71 Denah Pola Lantai Lt.1 Gedung B ........................................... 175

Gambar 6.72 Denah Pola Lantai Lt.2 Gedung B ........................................... 176

Gambar 6.73 Denah Pola Lantai Lt.3 Gedung B ........................................... 178

Gambar 6.74 Denah Plafond Gedung B ......................................................... 179

Gambar 675 Denah Pondasi Tapak Gedung B .............................................. 180

Gambar 6.76 Denah Pondasi Batu Gedung B ................................................ 181

Gambar 6.77 Detail Pondasi Tapak Gedung B .............................................. 181

Gambar 6.78 Detail Pondasi Batu Gedung B ................................................. 182

xvi

Gambar 6.79 Denah Kolom Gedung B .......................................................... 183

Gambar 6.80 Denah Sloof Gedung B ............................................................. 184

Gambar 6.81 Denah Balok Lantai Gedung B ................................................. 185

Gambar 6.82 Denah Ring Balok Gedung B ................................................... 186

Gambar 6.83 Denah Plat Lantai Gedung B .................................................... 187

Gambar 6.84 Detail Plat Lantai Gedung B ..................................................... 187

Gambar 6.85 Tabel Pembesian 1 Gedung B .................................................. 188

Gambar 6.86 Tabel Pembesian 2 Gedung B .................................................. 188

Gambar 6.87 Detail Kuda Kuda Gedung B .................................................... 189

Gambar 6.88 Denah Kuda Kuda Gedung B ................................................... 190

Gambar 6.89 Denah Elektrikal Lt.1 Gedung B .............................................. 191

Gambar 6.90 Denah Eletrikal Lt.2 Gedung B ................................................ 192

Gambar 6.91 Denah Elektrikal Lt.3 Gedung B .............................................. 193

Gambar 6.92 Denah Plumbing Gedung B ...................................................... 193

Gambar 6.93 Denah Lavatory Gedung B ....................................................... 194

Gambar 6.94 Potongan Lavatory Gedung B .................................................. 194

Gambar 6.95 Detail Lavatory Gedung B ........................................................ 195

Gambar 6.96 Denah Air Hujan Gedung B ..................................................... 196

Gambar 6.97 Denah Air Hujan Lantai Atap Gedung B ................................. 197

Gambar 6.98 Denah Springkler Gedung B .................................................... 198

Gambar 6.99 Denah Ac Central Gedung B .................................................... 199

Gambar 6.100 Denah Cafeteria Lt.1 ................................................................ 200

Gambar 6.101 Denah Cafeteria Lt.2 ................................................................ 201

Gambar 6.102 Denah Atap Cafeteria ............................................................... 202

Gambar 6.103 Tampak 1 Cafetaria .................................................................. 203

Gambar 6.104 Tampak 2 Cafetaria .................................................................. 204

Gambar 6.105 Potongan Cafeteria ................................................................... 205

Gambar 6.106 Denah Industry ......................................................................... 206

Gambar 6.107 Denah Atap Industry ................................................................ 207

Gambar 6.108 Tampak 1 Industri .................................................................... 208

Gambar 6.109 Tampak 2 Industri .................................................................... 209

Gambar 6.110 Potongan Industry .................................................................... 210

Gambar 6.111 3D Perspektif Eksterior ............................................................ 211

Gambar 6.112 3D Perspektif Eksterior ............................................................ 212

Gambar 6.113 3D Perspektif Eksterior ............................................................ 213

Gambar 6.114 3D Perspektif Interior 1 ............................................................ 214

Gambar 6.115 3D Perspektif Interior 2 ............................................................ 215

Gambar 6.116 3D Perspektif Interior 3 ............................................................ 216

Gambar 6.117 3D Perspektif Interior 4 ............................................................ 217

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ................................................................ 21

Tabel 2.2 Kesimpulan Studi Banding Perancangan Sejenis ............................ 34

Tabel 3.1 Faktor bahan permukaan terhadap penyerapan dan pemantulan ..... 46

Tabel 3.2 Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis ....................................... 64

Tabel 4.1 Kelompok Pengguna........................................................................ 77

Tabel 4.2 Aktivitas Ruang ............................................................................... 81

Tabel 4.3 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 86

Tabel 4.4 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 89

Tabel 4.5 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 90

Tabel 4.6 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 92

Tabel 4.7 Kebutuhan Ruang ............................................................................ 92

Tabel 4.8 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang ....................................................... 93

Tabel 5.1 Prinsip Prinsip Dasar Arsitektur Islam ............................................ 95

Tabel 5.2 Pendekatan arsitektur islam dengan merujuk pada al qur’an dan

sunnah .............................................................................................. 96

Tabel 5.3 Permintakatan Lahan ....................................................................... 96

Tabel 5.4 Tata Letak ........................................................................................ 97

Tabel 5.5 Penentuan Satuan Ruang Parkir ...................................................... 99

Tabel 5.6 Elemen Pengamanan Kebakaran ..................................................... 115

Tabel 5.7 Langkah Langkah Evakuasi............................................................. 116

2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agro Tehno Park adalah salah satu konsep pembangunan teknologi

pertanian yang didukung oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo, sesuai dengan

yang ada di dalam perencanaan pembangunan tipe jangka menengah tahun 2015-

2019. Ditetapkannya arah kebijakan dan strategi pembangunan dalam bidang ilmu

pengetahuan teknologi (IPTEK) yang ditargetkan untuk pembangunan Techno

Park dan Science Park sejumlah 100 dalam setiap Provinsi. Agro Techno Park

digunakan sebagai pusat penerepan teknologi yang berkaitan dengan pertanian.

Sebagai wadah pengolahan hasil panen. Selain itu, dari segi inovasi untuk

menyebarluaskan teknologi dalam pertanian, Agro Techno Park diarahkan sebagai

suatu kawasan yang dapat menjadikan suatu desa yang mandiri serta mendapatkan

nilai positif dari masyarakat dan dapat menumbuhkan penghasilan ekonomi

masyarakat.

Dilihat dari lingkup Kementrian Pertanian atau sering disebut dengan

(Kementan) bahwa TSTP (Taman Sains Teknologi Pertanian) terbagi menjadi 3

golongan yaitu:

1. Taman Sains dan Teknologi Pertanian Nasional (TSTPN) atau

National Agro Science Techno Park.

2. Taman Sains Pertanian (TSP)

3. Taman Teknologi Pertanian (TTP)

Agro Techno Park masuk ke dalam kategori TTP atau Taman Teknologi

Pertanian yang di dalamnya meliputi beberapa kegiatan seperti pembelajaran

bagaimana teknologi dalam pertanian. Untuk dapat mewujudkan Agro Tecno Park

pada suatu daerah maka dibutuhkan suatu lahan dan data eksisting yang memiliki

potensi dan daya tarik tersendiri dari sumber daya alam yang ada pada suatu

daerah dan memiliki tanah subur untuk ditanami tumbuhan serta tanaman.

3

Kepala Lembaga Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh ( Ir. Basri A.

Bakar M.Si ) tahun 2015 dalam Focus Group Discussion ( FGD ) menyatakan

badan litbang pertanian bersama BPTP Aceh melakukan survei awal di tiga lokasi

yaitu Aceh Besar, Aceh Selatan dan Dataran Tinggi Gayo. Memilih aceh besar

sebagai lokasi potensial karena lebih layak. Dan beliau juga menegaskan bahwa

Jantho telah ditetap sebagai lokasi ATP karena Agro ekosistemnya yang strategis.

Daerah Aceh memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perkebunan.

Pertanian di daerah Aceh menghasilkan beras, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, jagung,

kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan di bidang

perkebunan, daerah Aceh menghasilkan coklat, kemiri, karet, kelapa sawit,

kelapa, kopi, cengkeh, pala, nilam, lada, pinang, tebu, tembakau, dan randu.

Luas areal perkebunan di Aceh 1.073.220 hektare (ha) dengan produksi

1.006.534 ton, produktivitas 1.457 kg/ha, yang terdiri dari perkebunan rakyat

840.068 ha (78,3%) dengan Produksi 693.080 ton, produktivitas 1.297 kg/ha serta

perkebunan besar dengan luas 233.152 ha (22,7%) dengan Produksi 313.454,25

ton. Luas perkebunan tersebut dengan jumlah petani 832.229 kepala keluarga (kk)

dan mampu menyerap tenaga kerja 780.656 orang/ha/tahun (Buku Statistik

Perkebunan Aceh, 2016).

Komoditi binaan Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh 2017 berjumlah

21 jenis tanaman dan dibagi menjadi dua kelompok binaan, yaitu komoditi

unggulan Nasional dan komoditi spesifik daerah. Komoditi unggulan Nasional

yang berkembang terdiri dari 10 jenis, yaitu karet, kelapa, kelapa sawit, kopi,

kakao, cengkih, lada, jambu mete, tebu, dan tembakau. Sedangkan spesifik daerah

terdiri 11 jenis, yaitu pala, pinang, kapuk/randu, nilam, serewangi, kemiri, sagu,

aren, cassiavera, gambir, dan jarak. Jika kedua jenis komoditi digabung, maka

yang menjadi andalan dan unggulan bagi Aceh adalah komoditi 5K (kelapa sawit,

karet, kakao, kopi, dan kelapa dalam) dan PLNCTT (pala, lada, nilam, cengkih,

tebu, dan tembakau).

4

1.2 Maksud Dan Tujuan Perancangan

Maksud dari perancangan Agro Techno Park ialah :

1. Untuk Mewadahi Dan Memfasilitasi Agro Industri Di Aceh.

2. Membuat Perancangan Agro Techno Park berstandar nasional.

3. Merancang agro techno park sebagai tempat wisata baru yang berkonsep

wisata edukasi.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Perancangan Agro Techno Park

ini

Ialah :

1. Merancang bangunan yang mampu mewadahi kebutuhan kebutuhan Agro

Techno Park.

2. Merancang bangunan dengan pendekatan arsitektur tropis.

3. Menyediakan fasilitas yang mampu mewadahi segala kebutuhan pengguna

Agro Techno Park.

1.3 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah

1.3.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang perancangan yang dipaparkan, dapat

diidentifikasi permasalahan antara lain :

1. Merancang bangunan yang mampu mewadahi kebutuhan kebutuhan

Agro Techno Park.

2. Merancang bangunan dengan pendekatan arsitektur tropis?

3. Menyediakan fasilitas yang mampu mewadahi segala kebutuhan

pengguna Agro Techno Park.

1.3.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah perancangan dapat dirumuskan

5

permasalahan perancangan antara lain :

1. Bagaimana desain tata ruang dalam dan tata ruang luar kawasan Agro

Techno Park Aceh yang dapat mewadahi kebutuhan teknologi

pertanian yang baik ?

2. Bagaimana desain Agro Techno Park Aceh dengan pendekatan

Arsitektur Tropis?

3. Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna?

1.4 Pendekatan Rancangan

1.4.1 Studi Literatur

Adapun studi literatur yang dilakukan pada perancanagn agro techno park

aceh besar ialah :

1. Pendekatan teoritis digunakan untuk mengetahui data tentang kebutuhan

ruang yang diperlukan untuk Perancangan Agro Techno Park.

2. Pendekatan deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui penataan pada

lansekap Perancangan Agro Techno Park.

1.4.2 Pengamatan lapangan

Pengamatan lapangan yang di lakukan pada Perancangan Agro Techno

Park ialah :

1. Mendapatkan data - data tentang terkait kondisi tapak di kawasan

Perancangan Agro Techno Park Aceh.

2. Mempelajari sekaligus memahami karakteristik tapak.

1.4.3 Studi Banding

1. Membuat perbandingan terhadap kegiatan dan kebutuhan ruang apa saja

yang diperlukan untuk Agro Techno Park.

6

2. Mempelajari tipikal bentuk bangunan serta arah sirkulasi yang ada pada

Agro Techno Park.

3. Mengetahui permasalahan - permasalahan yang sering terjadi di Agro

Techno Park.

1.5 Batasan Perancangan

Batasan pada Perancangan Agro Techno Park Aceh berkaitan dengan ilmu

arsitektur. Adapun batasan - batasan dalam perancangan ini yaitu :

1. Perancangan dibatasi oleh penerapan tema yang akan digunakan dalam

perancangan.

2. Luasan lokasi di sesuaikan dengan kebutuhan Agro Techno Park.

3. Rancangan tidak mencakup RAB.

4. Rancangan tidak mencakup hitungan struktur.

7

1.6 Kerangka Pikir

Permasalahan

Bagaimana desain tata ruang dalam dan tata ruang luar kawasan Agro

Techno Park di Aceh yang dapat mewadahi kebutuhan teknologi

pertanian yang baik.

Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

Bagaimana desain Agro Techno Park Aceh dengan pendekatan

Arsitektur Tropis.

Latar Belakang

Potensi pertanian di aceh cukup besar pengaruh bagi ekonomi

daerah.

Belum ada tempat yang berstandar nasional untuk teknologi

bidang pertanian di aceh.

Sebagai wisata baru yang berkonsep edukasi bagi masyarakat.

Maksud Dan Tujuan

Untuk mendukung perkembangan teknologi pertanian Aceh.

Membuat Agro Techno Park yang berstandar nasional.

Menyediakan fasilitas yang mampu mewadahi kebutuhan teknologi

bidang pertanian.

Pengumpulan Data

Analisis

Konsep Perancangan

Studi Lapangan

Fisik

Tinjau Pustaka

NON FISIK

Permasalahan

Bagaimana desain tata ruang dalam dan tata ruang luar kawasan Agro

Techno Park di Aceh yang dapat mewadahi kebutuhan teknologi

pertanian yang baik.

Bagaimana merancang bangunan yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna.

Bagaimana desain Agro Techno Park Aceh dengan pendekatan

Arsitektur Tropis.

8

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan Laporan Seminar Perancangan ini

adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang dari Perencanaan Agro Techno Park Aceh, maksud

dan tujuan, sasaran, identifikasi masalah, pendekatan rancangan, lingkup dan

batasan perancangan, kerangka pikir dan sistematika penulisan laporan.

BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN

Berisi berbagai pengertian dan tinjauan tentang kasus perencanaan, studi

banding bangunan sejenis, data mengenai lokasi perancangan, termasuk rencana

tata ruang wilayah yang didalamnya berisi KDB, KLB.

BAB III ELABORASI TEMA

Menjelaskan latar belakang pemilihan dan pengertian tema perancangan,

interpretasi tema dan studi banding proyek dengan tema sejenis sehingga

menghasilkan kesimpulan tentang penjelasan tema.

BAB IV ANALISA

Menganalisis permasalahan yang telah dirumuskan terdiri dari analisis

fungsional, analisis kondisi lingkungan, analisis sistem struktur, dan analisis

sistem utilitas sehingga menghasilkan kesimpulan analisis yang digunakan pada

tahap perancangan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Tahap penyelesain masal yang telah dianalisis melalui tahapan konsep

dasar, konsep perancangan tapak dan konsep perancangan bangunan.

9

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PERANCANGAN

2.1 Tinjaun Umum Objek Rancangan

Objek rancangan adalah Perancangan Agro Techno park Aceh. Merupakan

sebuah kawasan bangunan yang diperuntukan bagi penelitian dan pengembangan

sains dan teknologi berdasarkan kepentingan bisnis.

2.1.1 Definisi Judul

Judul yang akan dijadikan tugas akhir adalah perancangan Agro Techno

park Aceh.

a. Agro Techno Park adalah pusat pengembangan dari hasil pertanian yang

dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat

pelayanan teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat

pengembangan sains dan teknologi tentang pertanian, Agro Techno Park

juga di dirikan sebagai tempat wisata baru yang berkonsep wisata edukasi

(Kementrian Pertanian, 2016).

b. Agro adalah pembelajaran mengenai gejala atau fenomena yang berkaitan

dengan teori dan praktik tentang pertanian dalam pengelolaan dan

produksi tanaman ( hutan tani, 2014 ).

c. Techno dalam bahasa Indonesia yaitu teknologi. Definisi teknologi

menurut Poerbahawadja Harahap (1982:1357) adalah ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana cara kerja teknologi, yang mengacu pada

ilmu pengetahuan yang diterapkan pada suatu instansi bangunan tertentu

(Aris Kurniawan, 2016).

d. Park dalam bahasa Indonesia berarti taman. Definisi taman adalah sebuah

tempat yang dibuat oleh manusia yang biasanya berada di luar ruangan dan

dibuat untuk menampilkan suatu keindahan dari berbagai tanaman yang

alami dan merupakan tempat yang digunakan sebagai kesenangan yang

dijaga keberadaannya (R Rubay, 2013).

10

e. Dikutip dari www.ristekdikti.go.id Sciencepark atau Technopark adalah

suatu kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan

tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah

pusat dan daerah dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi

dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.

f. Provinsi Aceh adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki

jumlah penduduk sebesar 5.3 juta jiwa dengan luas lahan 58.377 km². (

BPS ACEH 2018 )

Sebagai pusat pengembangan teknologi dibidang pertanian di Aceh, Agro

Techno park mempunyai berbagai tujuan, seperti:

Menumbuh kembangkan wirausahawan agribisnis (diversifikasi produk

pertanian).

Lembaga pelatihan dan percontohan (Precision/modern farming,

Sustainable farming, Urban farming, Organic farming, Corporate

farming dll)

Unit Pembelajaran (inkubator) agribisnis.

2.1.2 Jenis - Jenis Techno Park.

Menurut studi pengembangan techno park di Indonesia : survey terhadap

10 techno park di indonesia yang diterbitkan oleh kementrian perencanaan

pembangunan nasional tahun 2015 mendapati empat model techno park yang ada

di indonesia, berikut penjabarannya.

1. Jenis 1 : Techno park dengan Komponen Lengkap.

Sebagaimana disebutkan dalam deskstudy, sebuah technopark dengan

komponen yang lengkap dapat berupa sebuah universitas sebagai basis atau

lembaga riset yang menjadi basis. Pada kriteria ini embrio technopark yang

hampir lengkap dengan semua komponen adalah:

a. Bandung Technopark (BTP) yang dimiliki oleh swasta BUMN yaitu

universitas Telkom.

11

b. Bandung Innovation Park - ITB (BIP-ITB) yang sebagian komponen

lainnya baru dalam tahap awal pembangunan.

c. Puspiptek Serpong yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat melalui

Kementerian Ristekdikti.

d. Pusinov LIPI - Cibinong yang dikelola Pemerintah Pusat melalui LIPI.

Bandung technopark (BTP) sudah mempunyai tempat sebagai prasyarat

keberadaan fisik sebuah technopark. Sedangkan untuk komponennya BTP

mempunyai 4 komponen utama technopark yang terdiri dari :

1) Pengelola yang profesional yang sebelumnya merupakan tenaga

peneliti dan pengajar di Universitas Telkom, namun telah dilakukan

pemisahan sehingga menjadi pengelola yang profesional bagi sebuah

technopark.

2) BTP mempunyai jasa training/workshop yang berjalan cukup baik,

terutama dalam melayani kebutuhan dalam bidang teknologi informasi dan

komunikasi (ICT).

3) Inkubator bisnis untuk mengelola start-up yang awalnya adalah calon

lulusan dan lulusan Universitas Telkom.

4) Sumber inovasi berupa lembaga penelitian dan hasil penelitiannya yang

ditopang dengan baik oleh lembaga penelitian Universitas Telkom. Satu

komponen lagi berupa industri besar yang menjadi tenant sehingga

dapat bergabung sebagai angel investor atau sebagai pemanfaat dari

siklus R&D di technopark masih dalam taraf negosiasi.

2. Jenis 2 : Techno park dengan Inkubator Bisnis Sebagai Titik Berat

Pengembangan.

Pada kriteria ini, techno park sebagai sebuah infrastruktur yang akan

melahirkan para wirausahawan baru maka yang perlu dikedepankan adalah

beberapa technopark yang cukup kuat dalam penyediaan inkubator bisnis. Pada

kelompok ini, dari embrio techno park yang disurvei ada 3 yang masuk kriteria

ini yaitu:

12

1. STAR Surabaya

START Surabaya merupakan sebuah lembaga swasta probono yang benar-

benar memfokuskan diri untuk menjadi sebuah inkubator bisnis pada bidang

informasi dan teknologi komunikasi (ICT). START mempunyai sebuah tempat

yang khusus dipergunakan untuk mementori calon pebisnis dengan fasilitas yang

minimal dari pemkot Surabaya berupa sebuah space kantor yang nantinya akan

berbayar komponen yang ada di START Surabaya hanya inkubator sarana

workshop dan pelatihan dikhususkan untuk mendukung terlaksananya proses

inkubasi.

2. Tohpati Bali Technopark.

Tohpati Bali Technopark (TBT) mempunyai tempat yang memadai

sebagai sebuah technopark yang khusus bergerak di bidang teknologi informasi

dan komunikasi. Komponen yang dipunyai TBT hanya terdiri atas:

unit pengelola yang merupakan unit eselon 3 di Kementerian

Perindustrian.

berpengalaman sebagai penyelenggara diklat dan workshop yang

mempunyai kualitas cukup mumpuni.

dan sejak tahun 2013 TBT sedang mengembangkan inkubator bisnis

dengan beberapa start-up yang menjadi tenant di TBT.

Pengembangan TBT sebagai inkubator start-up mempunyai peluang yang

cukup besar mengingat Bali sebagai lokasi technopark menyediakan

kesempatan yang luas untuk berbagai bisnis teknologi informasi dan komunikasi.

Sementara itu calon start-up yang membidik segmen anak muda Bali juga cukup

melimpah.

3. Jenis 3 : Technopark dengan Pelatihan dan Workshop Sebagai Titik

Berat Pengembangan.

13

Dari beberapa embrio technopark yang ada, pola lembaga techno park

sebagai tempat pelatihan cukup berkembang. Setidaknya ada 2 yang cukup siap

sebagai technopark dengan basis pelatihan, yaitu :

a. PPK Sampoerna

b. Solo Technopark (STP);

c. IKITAS Semarang.

PPK Sampoerna

PPK Sampoerna merupakan unit corporate social responsibility dari

grup perusahaan Sampoerna. PPK Sampoerna mempunyai tempat yang cukup

ideal sebagai technopark yang bertitik berat pada pelatihan dan workshop.

Komponen yang ada di PPK Sampoerna adalah :

1. pengelola technopark yang cukup profesional dari segi kapasitas dan

manajemen secara keseluruhan.

2. program pelatihan dan workshop yang terintegrasi dengan pembinaan

setelah pelatihan membuat outcome dan impact dari apa yang dilakukan di

PPK Samporna sangat positif.

3. Inkubator bisnis PPK Sampoerna diarahkan pada usaha skala kecil

dengan terus melakukan pendampingan.

4. Industri in wall di PPK Sampoerna disiasati dengan menyelenggarakan

expo agar usaha besar dapat berpartner dengan usaha kecil binaan PPK

Sampoerna.

5. PPK Sampoerna memanfaatkan lahan yang luas di lokasi technopark

sebagai demoplot hasil penelitian dari lembaga riset yang kredibel,

diantaranya dari Institut Pertanian Bogor dan Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Malang.

Solo Technopark

STP sebagai technopark milik Pemerintah Kata Solo mempunyai tempat

yang cukup ideal dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang

14

membidik keahlian madya. STP merupakan lembaga dengan bentuk Badan

Layanan Umum (BLU) Daerah, sebuah lembaga yang dirasakan cukup fleksibel

untuk mengakomodir bagaimana sebuah technopark dikembangkan. Komponen -

komponen STP cukup lengkap diantaranya:

1. Unit pengelola berupa “campuran” antara pengelolaan pemda yang

diwakili sebuah unit kerja eselon 3 dan pengelola swasta.

2. Diklat dan workshop keahlian madya yangcukup intens dilaksanakan dan

outputnya seluruhnya selalu terserap pasar.

3. Inkubator bisnis belum berkembang di STP. Perlu pengelolaan yang

lebih profesional dalam hal ini. Dimulai dari melakukan rekruitmen calon

start-up, melakukan kegiatan mentor dan pelatihan terhadap start-up,

hingga membentuk sebuah usaha baru.

4. industri in wall yang bergabung dengan STP cukup banyak dalam rangka

menyerap hasil pelatihan. STP cukup baik dalam melakukan kerjasama

dengan industri dalam rangka menghubungkan pelatihan yang

dilaksanakan di STP dengan kebutuhan pasar tenaga kerja ahli madya.

5. Sumber inovasi di STP perlu lebih dioptimalkan mengingat hanya

kerjasama dengan lembaga riset atau perguruan tinggi belum terjalin

dengan baik.

2.1.3 Bidang - Bidang Technopark.

Di indonesia Technopark memiliki beberapa bidang atau ragam berikut

adalah beberapa contohnya.

a. Agro Technopark.

Agro Techno Park adalah pusat pengembangan dari hasil pertanian yang

dikelola sebagai pertumbuhan wirausaha dan sebagai tempat pusat pelayanan

teknologi sains tentang pertanian, selain sebagai tempat pengembangan sains dan

teknologi tentang pertanian, Agro Techno Park juga di dirikan sebagai tempat

wisata baru yang berkonsep wisata edukasi (Kementrian Pertanian, 2016).

15

b. ICT Technopark.

ICT Techno Park adalah kawasan bangunan yang diperuntukan bagi

penelitian dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta

berperan dalam mendorong komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan

TIK tersebut.

ICT technopark merupakan bidang technopark yang menjadi objek

rancangan penulis karena bidang ini dirasa tepat dan sesuai dengan kebutuhan

kota banda aceh yang merupakan ibu kota dari provinsi Aceh yang sudah

seharusnya memiliki wadah untuk menampung dan menfasilitasi kebutuhan akan

industri digital demi untuk bisa bersaing dipasar global.

c. Technopark Dibidang Industri Permesinan Dan Mekanikal.

Technopark bidang ini adalah kawasan terpadu di bawah pengelolaan

Pemerintah Kota Surakarta, yang merupakan kawasan terpadu berbasis ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek) yang memadukan unsur pengembangan iptek

yang menitik beratkan kepada teknologi permesinan dan mekanikal yang

disesuaikan dengan kebutuhan pasar industri dan bisnis serta penguatan daya

saing daerah seperti solo technopark (STP).

2.1.4 Tinjaun Fungsi.

Pada bab ini menjelaskan mengenai bagaimana kegiatan atau aktivitas

yang berlangsung pada Agro Techno park ini dan siapa saja pelaku yang

menggunakannya.

2.1.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan.

Kegiatan utama yang dilakukan pada Agro Techno park Aceh ini adalah

sebagai berikut :

Edukasi dan training : bersifat pelatihan dan pembekalan kepada

masyarakat umum maupun kepada start up.

16

Research : bersifat penelitian menciptakan inovasi

baru dibidang teknologi pertanian.

Industry dan perdagangan : tahap ini merupakan tahapan inti yaitu

pemasaran dan pengembangan hasil produk teknologi pertanian.

Hiburan dan rekreasi yang berbasis wisata edukasi.

2.1.4.2 Deskripsi Pengguna.

Deskripsi pengguna dan kegiatan merupakan gambaran secara umum

terhadap siapa pelaku yang menggunakan proyek rancangan ini, pada Agro

Techno park ini kelompok pengguna dibagi berdasarkan:

1. Masyarakat umum.

Pengguna agro techno park adalah masyarakat umum khususnya petani.

Menurut Sastraatmadja (2010), berdasarkan kepemilikan tanah, petani dibedakan

menjadi beberapa kelompok yaitu :

1. Petani buruh/ buruh tani, adalah petani yang sama sekali tidak memiliki

lahan sawah.

2. Petani gurem, adalah petani yang memiliki lahan sawah antara 0,1 s/d 0,50

hektar.

3. Petani kecil, adalah petani yang memiliki lahan sawah 0,51 s/d 1 hektar.

4. Petani besar, adalah petani yang memiliki lahan sawah lebih dari satu

hektar.

2. Pemerintah

Menurut Syafie Inu Kencana Pemerintahan merupakan suatu ilmu yang isi

nya adalah mempelajari bagaimana cara melakukan pengurusan badan eksekutif.

Pengaturan sebuah badan legislatif, kepemimpinan, dan juga koordinasi

pemerintahan baik pusat dengan daerah,ataupun rakyat dan pemerintahannya

dalam setiap kejadian dan juga gejala pemerintahan.

17

3. UMKM.

Menurut Ina Primiana, pengertian UMKM adalah pengembangan empat

kegiatan ekonomi

utama yang menjadi motor penggerak pembangunan Indonesia, yaitu;

Industri manufaktur

Agribisnis

Bisnis kelautan

Sumber daya manusia

Selain itu, Ina Primiana juga mengatakan bahwa UMKM dapat diartikan

sebagai pengembangan kawasan andalan untuk mempercepat pemulihan

perekonomian untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan berbagai

sektor dan potensi. Sedangkan usaha kecil merupakan peningkatan berbagai upaya

pemberdayaan masyarakat.

4. Akademisi.

Academia, akademisi, atau Akademi adalah istilah umum bagi komunitas

mahasiswa dan cendekiawan terlibat dalam pendidikan tinggi dan penelitian.

Seorang akademisi adalah orang yang bekerja sebagai peneliti (dan biasanya guru)

di sebuah perguruan tinggi, universitas, atau lembaga serupa di pasca-sekunder

(tersier) pendidikan. Ia hampir selalu merupakan pemegang gelar yang lebih

tinggi.

5. Pelajar / Mahasiswa.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Mahasiswa adalah

seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di

Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi diantara yang lain.

Pada agro techno park mahasiswa melakukan kegiatan penelitian dibidang

teknologi pertanian yang bertujuan untuk kemajuan perkembangan agribisnis dan

sebagainya.

18

Menurut Nata “Dalam Aly, 2008” Siswa atau murid didefinisikan sebagai

orang yang berkeinginan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, pendidikan,

ketrampilan, pengalaman dan kepribadian dan lainnya yang akan menjadi bekal

hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar yang sungguh-

sungguh.

Pada agro techno park pelajar atau siswa melakukan kegiatan edukasi dan

workshop tentang ilmu teknologi pertanian, peternakan, perkebunan dan

agribisnis.

6. Pengusaha Muda ( Tenant )

Konseptual pembangunan ATP pada dasarnya tidak hanya mengacu

kepada inovasi teknologi, tetapi juga pada fungsi pelatihan bagi calon pengusaha

muda (tenant) dan sebagai media konsultasi bagi pelaku bisnis di kawasan dengan

tujuan untuk meningkatkan perekonomian regional (Zeng et al., 2011). Secara

teknis, fungsi ATP sebagai media pelatihan bagi calon pengusaha muda di

kawasan diwujudkan melalui pelatihan pembentukan koperasi (aspek

kelembagaan) bekerjasama dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT). PLUT

merupakan lembaga bentukan Kementerian Koperasi dan UKM yang bertujuan

memberikan pelayanan dan pendampingan bagi calon pelaku bisnis (www.

PLUT.or.id) Dalam hal ini tidak salah jika Balitbangtan menetapkan salah satu

indikator keberhasilan pembangunan ATP adalah jumlah pewirausaha muda di

bidang pertanian. Demikian juga dengan konsultasi bisnis yang dikemukakan oleh

pelaku bisnis bidang pertanian di kawasan, sampai dengan saat ini umumnya

konsultasi bisnis didominasi oleh pelaku bisnis penyediaan benih padi bersetifikat.

19

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Faktor Pertimbangan Pemilihan Lokasi.

Gambar 2.1 RTRW Aceh Besar

Sumber : Bappeda Aceh Besar

Pertimbangan pemilihan lokasi untuk Agro Techno park dilakukan

berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Tinjauan terhadap struktur kota

Lokasi diambil pada kawasan yang memiliki rencana tata ruang dan

wilayah (RTRW) sebagai pusat pelayanan sosial kota, seperti halnya

pendidikan, kesehatan, dan kegiatan lain yang komplementer terhadap dua

kegiatan tersebut.

b. Syarat Lingkungan

Syarat lingkungan ini meliputi beberapa aspek, antara lain :

1. Potensi Tapak

a. Lokasi sesuai dengan tata guna lahan pada kawasan Aceh Besar

dengan ketersediaan lahan yang mampu memenuhi kebutuhan

besaran ruang dan pengembangan kegiatan lainnya

b. Memiliki struktur tanah yang baik untuk konstruksi

c. Memiliki fasilitas yang dapat mendukung kegiatan seperti rumah

sakit, masjid, minimarket, universitas, perkantoran, dan

sebagainya.

20

2. Tata Guna Lahan

a. Lokasi merupakan lahan produktif untuk pertanian.

b. Tidak merusak ekosistem atau lingkungan hidup

c. Lokasi terletak pada area peruntukan lahan pertanian.

c. Syarat Aksesibilitas

Syarat aksesibilitas ini menuntut suatu objek harus dapat dengan mudah

dilihat, ditemui dan dicapai. Syarat-syarat aksesibilitas antara lain :

a. Mudah dalam pencapaian.

b. Lokasi berada pada daerah yang memiliki prasarana jalan yang

baik.

c. Dekat dengan fasilitas umum.

Perkembangan pertanian wilayah Aceh berada di area pegunungan, yaitu

di kawasan agribisnis. Tujuan pengembangan kawasan Agro Techno park Aceh

adalah sebagai bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan

teknologi – teknologi dibidang pertanian.

Berdasarkan pertimbangan pembangunan kawasan Agro Techno Park

yang mana menuntut lahan untuk memenuhi beberapa fasilitas penunjang seperti,

pusat pendidikan (universitas), area industri, badan riset. dan pusat pemerintahan.

Karena keempat elemen tersebut yang memegang peran vital dalam keberhasilan

pembangunan sebuah kawasan Agro Techno Park. maka terpilihlah 3 alternatif

site yang nanti akan dipilih dengan metode scoring yang mana kawasan yang

mendapat point tertinggi yang akan menjadi site yang terpilih. Berikut adalah

beberapa alternatife site

1. Lampeuneurut Gampong, Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar, Aceh.

2. Meunasah Manyet, Kecamatan Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar, Aceh.

3. Limpok, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Aceh.

21

2.2.2 Pemilihan Lokasi.

1. Lampeunerut Gampong, Kecamatan Darul Imarah, Kab. Aceh Besar,

Aceh.

Gambar 2.2 Alternatif Lokasi 1.

Sumber : Google Earth

Luas Tapak : ± 25.000 m2 (2,5 ha)

KDB maksimum : 70%

KLB maksimum : 3,5

GSB minimum : 12 Meter

Ketinggian bangunan : 5 lantai

Peruntukan Lahan : PPL ( Pusat Pelayanan Lingkungan )

2. Meunasah Manyet, Kec. Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar, Aceh.

Gambar 2.3 Alternatif Lokasi 2.

Sumber : Google Earth

Luas Tapak : ± 22.200 m2 (2,22 ha)

KDB maksimum : 60%

KLB maksimum : 1,2

GSB minimum : 10 m

22

Ketinggian bangunan : Maksimum 6 lantai

Peruntukan Lahan : Kawasan Perdagangan Dan Jasa

3. Desa Limpok, Kec. Darussalam, Aceh Besar, Aceh.

Gambar 2.4 Alternatif Lokasi 3.

Sumber : Google Earth

Luas Tapak : ± 50.000 m2 (5.0 ha)

KDB maksimum : 40 %

KLB maksimum : -

GSB minimum : -

GSS Minimum : 50 M

Ketinggian bangunan : -

Peruntukan Lahan :Kawasan Peruntukan Pertanian, Perkebunan

Rakyat Dan Perumahan.

Kriteria penilaian untuk pemilihan lokasi :

Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Lokasi

NO KRITERIA LAHAN NILAI LOKASI SITE

ALT 1 ALT 2 ALT3

1 Peraturan Yang Berlaku/ RTRW

Peruntukan lahan

Peraturan setempat

Kepadatan Lahan

ukuran site

3

3

3

3

2

3

3

2

2

2

3

3

2 Aksesibilitas/ Pencapaian

Sarana transportasi.

Kedekatan dengan terminal/ Bandara.

Kemudahan pencapaian dari pusat

3

3

3

3

3

3

3

3

3

23

kota.

3 Kondisi lingkungan sekitar

Polusi udara.

Kebisingan rendah.

Ketersediaan vegetasi.

Tidak rawan bencana.

3

3

3

3

3

3

1

2

3

3

1

3

4 Fasilitas Penunjang Yang Tersedia

Fasilitas kesehatan terdekat.

Fasilitas peribadatan terdekat.

Fasilitas perdagangan terdekat.

Fasilitas pendidikan.

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

5 Prasarana

Jaringan listrik negara induk.

Jaringan air bersih induk.

Drainase induk.

3

3

3

3

2

3

3

3

3

Jumlah 54 48 50

Sumber : Analisa Pribadi

Keterangan : 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)

Berdasarkan kriteria penilaian diatas, maka lokasi yang terpilih dengan

nilai terbanyak adalah lokasi 3 dengan point 51, yaitu Darussalam, Kec. Syiah

Kuala, Banda Aceh, Aceh.

2.2.3 Lokasi Terpilih.

Gambar 2.5 RTRW Aceh Besar.

Sumber : Bappeda Aceh Besar

24

Gambar 2.6 Alternatif Lokasi 1.

Sumber : Google Earth

Berdasarkan kriteria penilaian lokasi, maka lokasi yang terpilih adalah

lokasi yang berada di Lampeuneurut Gampong, Kec. Darul Imarah, Kab. Aceh

Besar, Aceh. Tapak pada lokasi ini merupakan lahan perkebunan.

1. Bagian Utara : Kantor BNN Provinsi Aceh.

2. Bagian Timur : Perumahan Warga.

3. Bagian Barat : Stadion Harapan Bangsa.

4. Bagian Selatan : Perumahan Warga Dan Perkebunan Warga.

A. Peraturan Setempat

Berdasarkan Qanun RTRW Aceh Besar, peraturan-peraturan setempat

yang ada di kawasan ini adalah sebagai berikut:

Peruntukan Lahan : PPL ( Pusat Pelayanan Lingkungan )

KDB Maksimum : 70%

KLB Maksimum : 2

GSB minimum : 12 Meter

Ketinggian bangunan : 5 Lantai

Luas lantai dasar maksimum : Kdb X Luas Tapak

: 70% x 25.000 m²

: 17.500 m²

Luas bangunan maksimum : Klb X Luas Tapak

: 2 x 25.000 m²

: 50.000 m²

25

2.3 Studi Banding Perancangan Sejenis.

2.3.1 Profil Jogja Agro Techno Park.

JATP atau Jogja Agroteckno Park merupakan komplek terpadu yang

dibangun sebagai sarana media edukasi pertanian pada masyarakat. JATP adalah

Kawasan dengan fasilitas Agribisnis dan Agrotourism. JATP mulai dibangun oleh

PEMDA DIY pada tahun 2018 yang berlokasi di Desa Wijilan, Kecamatan

Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo.

Fungsi JATP antara lain sebagai :

1. Unit Pembelajaran (inkubator) agribisnis.

2. Menumbuhkembangkan wirausahawan agribisnis (diversifikasi produk

pertanian).

3. Lembaga pelatihan dan percontohan (Precision/modern farming,

Sustainable farming, Urban farming, Organic farming, Corporate

farming dll)

Gambar 2.7 Jogja Agro Techno Park.

Sumber : DPKP DIY

Fasilitas yang dimiliki JATP antara lain :

1. Kantor UPTD dan Kantor

Inkubator

2. Gedung Pelatihan dan

Gedung Asrama

3. Gudang Produksi

4. Lantai Jemur

5. Gudang Alsintan

6. Kolam Rekreasi

7. Green House

8. Taman Biofarmaka

26

9. Restoran dan Kolam Ikan

10. Zona Edukasi bercocok

tanam

11. Taman Durian Menoreh

12. Zona Kandang dan Kolam

Ikan

13. Landscape

Gambar 2.8 Green House Jogja Agro Techno Park.

Sumber : DPKP DIY

Pembanguna JATP itu dilatarbelakangi sumber daya manusia (SDM)

petani yang sudah tua dan langka, produksi belum sesuai harapan dan usaha tani

serta kepemilihan lahan masih di bawah skala ideal yakni di bawah 500 dan 1.000

meter persegi.

JATP merupakan bagian dalam pemberdayaan petani karena merupakan

bagian yang terintegrasi dalam pembangunan nasional. JATP juga merupakan

aspek penting dari kemandirian ekonomi dan pemerataan pembangunan yang

berkeadilan, pemberdayaan gabungan kelompok tani (gapoktan) dan merupakan

kebijakan yang pro kemiskinan, pro pertumbuhan dan pro pekerjaan. JATP

merupakan basis teknologi untuk fasilitasi percepatan alih fungsi teknologi yang

dihasilkan lembaga penelitian dan perusahaan pertanian. Pengembangan JATP

dimaksudkan untuk menjadi pusat penerapan teknologi di bidang pertanian,

perikanan dan peternakan mulai dari sub sistem hulu sampai hilir.

Keberadaan JATP adalah untuk membangun pusat penerapan teknologi di

bidang pertanian yang meliputi prapanen, pascapanen yang meliputi pemasaran

hasil yang diterapkan untuk ekonomi dan pembangunan pusat diseminasi

teknologi dan tempat advonasi pertanian, serta menerapkan sistem pertanian

modern yang mencerminkan industri pertanian.

27

Gambar 2.9 Landscape Jogja Agro Techno

Park.

Sumber : DPKP DIY

Gambar 2.10 Landscape Jogja Agro Techno

Park.

Sumber : DPKP DIY

2.3.2 Visi Misi Jogja Agro Techno Park

Visi pembangunan RPJMD DIY yang ingin diwujudkan pada periode

2017-2022 adalah “Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia

Jogja”. Kemuliaan martabat manusia Jogja dalam visi Gubernur DIY

digambarkan dalam “Lima Kemuliaan” atau “Panca Mulia” yakni :

1. Terwujudnya peningkatan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan

masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan

kemampuan dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia Jogja

yang berdaya saing,

2. Terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan perekonomian

masyarakat, serta penguatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya

lokal (keunikan teritori ekonomi) untuk pertumbuhan pendapatan

masyarakat sekaligus pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,

3. Terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik pada lingkup

masyarakat maupun pada lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggang

rasa, kesantunan, dan kebersamaan,

4. Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang

demokratis, dan

5. Terwujudnya perilaku bermartabat dari para aparatur sipil penyelenggara

pemerintahan atas dasar tegaknya nilai-nilai integritas yang menjunjung

tinggi kejujuran, nurani rasa malu, nurani rasa bersalah dan berdosa

28

apabila melakukan penyimpangan-penyimpangan yang berupa korupsi,

kolusi, dan nepotisme.

Visi tersebut kemudian diselaraskan dengan data-data maupun analisa

teknokratik untuk dapat dicapai melalui upaya yang tergambarkan dalam misi.

Misi sebagai rumusan umum mengenai upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi diharapkan dapat membantu memperjelas penggambaran visi

yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan.

Rumusan misi Gubernur DIY dalam RPJMD dikembangkan dengan

memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal

yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada

dalam pembangunan daerah di DIY. Panca Mulia dari Visi Gubernur DIY

kemudian dirumuskan kedalam Misi pembangunan DIY tahun 2017–2022

sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan dan

penghidupan Masyarakat yang Berkeadilan dan Berkeadaban ; Rumusan

misi ini mengakomodir substansi Panca Mulia 1,2 dan 3.

2. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Demokratis. Rumusan misi ini

mengakomodir substansi Panca Mulia 4, dan 5.

Pembangunan pertanian dan ketahanan pangan sesuai dengan RPJMD

masuk dalam misi pertama yaitu “Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan dan

Penghidupan Masyarakat yang Berkeadilan dan Berkeadaban” dengan tujuan

“Meningkatnya kualitas hidup, kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan

tatanan sosial yang menjamin kebhinekaan serta mampu menjaga dan

mengembangkan budaya Yogyakarta”.

2.3.3 MARDI Agrotech Park Cameron Highlands.

MARDI Agrotechnology Park adalah stasiun penelitian pertanian di Tanah

Rata, terbuka untuk umum dan dikelola oleh lembaga pemerintah untuk

pengembangan semacam itu. Dalam hamparan taman seluas 42 hektar,

29

pengunjung dapat menjelajahi berbagai taman bunga, rumah tanaman, pembibitan

tanaman, lahan pertanian dan bahkan perkebunan teh kecil dengan pabrik.

Gambar 2.11 Mardi Agro Techno Park

Sumber : https://www.cameronhighland.ne

Gambar 2.12 Taman Mardi Agro Techno

Park

Sumber : https://www.cameronhighland.ne

Gambar 2.13 Green House Mardi Agro

Techno Park

Sumber : https://www.cameronhighland.ne

Gambar 2.13 Mardi Agro Techno Park (

Ruang Produksi )

Sumber : https://www.cameronhighland.ne

Taman agroteknologi dibagi menjadi enam bidang utama: Taman Inggris,

Taman Ramuan, Taman Anggrek, Kebun Mawar, pusat penelitian dan pusat

informasi, di mana wisatawan juga dapat membeli suvenir. Taman Agroteknologi

Mardi adalah rumah bagi 40 varietas mawar, 10 stroberi, 100 buah jeruk,

setidaknya enam jenis anthurium, empat varietas apel, dan pir serta kesemek.

Taman ini adalah rumah bagi 40 varietas mawar, 10 stroberi, 100 buah

jeruk, setidaknya enam jenis anthurium, empat varietas apel dan pir, serta

kesemek. Taman RM8 juta seluas 42 hektar ini memiliki enam area C Rose,

anggrek, Inggris, Herb dan Taman Anggrek serta pusat penelitian dan informasi di

mana wisatawan juga dapat membeli suvenir. Untuk membuat taman lebih mudah

bagi pengunjung untuk dijelajahi, taman ini dibagi menjadi beberapa zona:

30

1. Pusat Penelitian

2. Taman Inggris

3. Pusat Informasi

4. Taman Anggrek

5. Taman mawar

6. Kebun Herbal

Gambar 2.14 Taman Mardi Agro Techno Park

Sumber : https://www.travelswithsun.com/

Taman ini diluncurkan pada 14 Juni. Gagasan dari Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Malaysia (MARDI), Taman Nasional menerima 100.000

pengunjung setiap tahunnya. Gagasan untuk mengubah stasiun penelitian yang

dibuka pada tahun 1926 oleh Inggris menjadi taman agroteknologi datang dari

Menteri Pertanian Datuk Dr Effendi Norwawi tiga tahun lalu. Inggris

menyerahkan taman itu kepada MARDI sekitar 22 tahun yang lalu. Taman ini

sebenarnya stasiun penelitian tertua MARDI di negara ini dan karena Cameron

Highland adalah tujuan wisata yang populer, MARDI telah menindaklanjuti

gagasan untuk mengubahnya menjadi Taman Agroteknologi.

2.3.4 Fangshan Wisdom Farm

Gambar 2.15 Fangshan Wisdom Farm

Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/

Di negara-negara yang berkembang pesat, ada tekanan besar untuk

mengganti lahan pertanian tradisional dengan perumahan padat dengan kepadatan

tinggi dan mendukung pengembangan komersial. Lapisan tanah, sejarahnya, cerita

31

dan siklusnya hilang selamanya. Dengan menggabungkan teknologi pertanian

maju dengan etika pertanian tradisional, ekonomi pinggiran pedesaan baru dapat

diciptakan; salah satu dari belajar, menikmati, dan mengalami semuanya secara

kolektif diwujudkan dalam Perkebunan Kebijaksanaan Fangshan. Manfaat dari

pendekatan ini signifikan:

1. kelanjutan penggunaan lahan tradisional yang produktif.

2. menginformasikan generasi sekarang dan masa depan tentang masalah

produktivitas pangan global.

3. mempertahankan ruang terbuka hijau di tepi kota.

4. menciptakan pendapatan dan pekerjaan lokal dari merawat kebun pasar,

penjualan 'makanan hijau', kafe dalam ruangan dan bbq tenda luar ruangan

dan katering acara, bersama dengan pendapatan pariwisata dari

pengunjung.

Gambar 2.16 Taman Fangshan Wisdom Farm

Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/

Terletak di tepi barat daya Beijing, tipologi pertanian baru ini

menyediakan model panduan untuk produksi pangan berkelanjutan, museum luar

ruang lanskap produktif yang dapat dimakan, dan pandangan sekilas teknologi

tinggi pertanian masa depan.

Gambar 2.17 Area Tanam Fangshan Wisdom Farm

32

Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/

Dipimpin oleh tim Lansekap Lansekap EADG internasional dan lokal,

fitur proyek seluas 40 hektar ini. Dan beberapa fasilitas yang ada di Fangsham

Wisdom Farm antara lain ialah :

1. sebuah kompleks pusat rumah kaca yang menampilkan hidroponik,

produksi tanaman dan buah, inkubator jamur, studio lokakarya dan

pelatihan, kafe, sekolah anak-anak dan penjualan hasil-hasil.

2. kebun luas baru dan penanaman lanskap yang dapat dimakan berdasarkan

produk lokal dan regional: pir, ceri, plum, pohon kacang, kebun anggur

dan kebun herbal.

3. serangkaian jalur radial dan perjalanan pertanian yang disorot oleh jalan

kaki yang ditinggikan yang membingkai lanskap baru.

4. sebuah perjalanan penemuan bunga liar dengan semburan warna musiman

dari spesies tanaman berbunga, tidak aktif dan berbiji.

5. taman bermain pertanian petualangan yang menggunakan peralatan

pertanian tua berupa traktor dan pompa air yang dikombinasikan dengan

piknik luar ruang, area bermain dan permainan dan sebuah labirin batu dan

pagar tanaman.

6. lahan pertanian aktif kebun pasar buah-buahan dan sayuran yang ditanam

secara lokal, bersama dengan kebun anggur baru.

7. komitmen untuk energi rendah, dampak rendah, desain biaya rendah

melalui paving kerikil berpori, bahan-bahan bersumber lokal dan

penanaman lanskap pertanian yang dapat dimakan.

Gambar 2.18 Area Tanam Fangshan Wisdom Farm

Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/

33

Proyek ini dilaksanakan dengan cepat dengan perencanaan induk, desain

terperinci dan konstruksi diselesaikan sebagian besar dalam tahun 2015. Sekarang

beroperasi dengan staf yang terdiri dari lebih dari 200 karyawan yang mencakup

teknisi, panduan, instruktur, dan kru pemeliharaan pertanian lanjutan yang

menjadi tuan rumah pertanian tersebut. Dan beberapa kelompok kalangan

pengguna Fangshan Wisdom Farm antara lain ialah :

1. Kelompok sekolah untuk kunjungan hari kerja.

2. Organisasi korporat dan internasional termasuk kedutaan besar untuk

berbagai acara dan pelatihan.

3. Masyarakat umum untuk kunjungan akhir pekan, menjelajahi permainan

dan hiburan.

4. Perpanjangan lebih lanjut ke tambak sedang dilaksanakan pada tahun 2016

dan 2017 termasuk petak pertanian masyarakat tambahan dijalankan

sebagai perusahaan yang berdiri sendiri, sebuah taman bisnis agro dan

perumahan komunitas sabuk hijau bertingkat rendah dengan Peternakan

Kebijaksanaan sebagai inti dari komunitas hijau baru yang dinamis.

Gambar 2.19 Green House Fangshan

Wisdom Farm

Sumber :

https://worldlandscapearchitect.com/

Gambar 2.20 Fangshan Wisdom Farm

Sumber :

https://worldlandscapearchitect.com/

Gambar 2.21 Lay Out Plan Fangshan Wisdom Farm

Sumber : https://worldlandscapearchitect.com/

34

2.3.5 Kesimpulan Studi Banding

Tabel 2.2 Kesimpulan Studi Banding

No Analisa Jogja Agro Techno

Park

Mardi Agro

Techno Park

Fangshan Wisdom

Farm

1 Lokasi Terletak dipinggiran

kota

Terletak

dipinggiran kota

Terletak dipinggiran

kota

2 Bentuk

bangungan

Bentuk bangunan

bangunannya persegi

dengan penggunaan

warna putih dan

kombinasi dengan

warna abu abu .

Bentuk bangunan

seperti bangunan

inggris tempo

dulu. Dengan

penggunaan

warna putih dan

hitam.

Bentuk bangunan

utamanya liingkaran.

Dengan penggunaan

warna dominan

warna coklat.

3 fasilitas Kantor UPTD dan Kantor Inkubator.

Gedung Pelatihan dan Gedung

Asrama.

Gudang Produksi.

Lantai Jemur.

Gudang Alsintan.

Kolam Rekreasi.

Green House.

Taman biofarmaka.

Restoran dan

kolam Ikan.

Zona Edukasi.

bercocok tanam.

Taman Durian Menoreh.

Zona Kandang dan

Kolam Ikan.

Landscape.

Restoran dan kolam Ikan.

Gudang Produksi.

Zona Edukasi.

Landscape.

Pusat Penelitian.

Taman Inggris.

Pusat Informasi.

Taman Anggrek.

Taman mawar.

Kebun Herbal.

Gedung Pelatihan

dan Gedung.

Taman bermain

Zona Edukasi.

Pusat Penelitian.

Gudang Produksi.

Café.

Inkubator Jamur.

Studio Lokakarya

4 lansekap Area landskap luas

dengan penataan

Area landskap

luas dengan

Area landskap luas

dengan penataan

35

yang baik dan

kombinasi softscape

yang menarik

menggunakan

unsur air dan

kombinasi

softscape yang

menarik

tanaman yang baik

dan kombinasi

softscape yang

menarik.

5 Aspek

Penerapan

dalam

Rancangan

Bentuk bangunan.

Fasilitas.

fungsi bangunan.

Material.

Hubungan Ruang.

Fasilitas.

hubungan

ruang.

Fungsi

bangunan.

Bentuk bangunan.

Fasilitas.

fungsi bangunan.

Material.

Hubungan Ruang.

Sumber: Analisa Pribadi

Berdasarkan studi banding yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa

fasilitas utama yang akan diterapkan pada Perancangan Agro Techno Park Di

Aceh Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Co – working ( kerja bersama )

2. Co-Office ( Kantor sewa )

3. Laboratorium.

4. Supermarket pertanian dan cafetaria.

BAB III

PENDEKATAN PERANCANGAN

Tema yang akan digunakan pada Agro Techno Park Aceh adalah arsitektur

Tropis. Arsitektur tropis itu sangat sederhana pengertiannya yaitu jenis arsitektur

yang memberikan jawaban/adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim

tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh panas

matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan

sebagainya.

36

Aceh merupakan daerah beriklim tropis. Kelembapan udara mencapai 80%

dan rata-rata suhu udara mencapai 26,9°C. Permasalahan yang timbul adalah

bagaimana mengantisipasi panas yang tidak menyenangkan, memperkecil tingkat

penguapan, menata pencahayaan di dalam ruangan, mengantisipasi tempiasan air

hujan, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, maka arsitektur tropis dapat memecahkan permasalahan

perancangan dalam suatu kondisi lingkungan beriklim tropis, dengan tujuan

menciptakan suatu tingkat kenyamanan yang optimal. Karena pada dasarnya

arsitektur tropis hadir untuk mengurangi atau meniadakan faktor-faktor yang

merugikan, seperti radiasi matahari yang kuat dan memanfaatkan faktor-faktor

yang menguntungkan, seperti cahaya langit dan aliran udara sampai jumlah

tertentu.

3.1 Pengertian

A. Arsitektur

1. Menurut A.C. Antoniades Poetics of Architecture : Theory of Design

a. Arsitektur adalah indeks budaya yang mempunyai wujud berbeda pada

masyarakat yang berbeda

b. Arsitektur berkaitan dengan proses dan kreasi dari lingkungan buatan

manusia yang mengacu pada aspek fungsi, ekonomi dan emosi pemakai

atau pengamat.

c. Arsitektur adalah disiplin ilmu yang mengorganisir dan menciptakan

keteraturan dari aspek-aspek lingkungan yang belum terkait.

d. Arsitektur yang baik merupakan sintesa dari serangkaian persyaratan /

elemen - elemen yang diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

2. Menurut J.C. Snyder

a. Arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling sederhana

hingga yang paling rumit.

b. Arsitektur adalah lingkungan binaan (built environment) yang berfungsi

untuk perlindungan dari bahaya dan untuk menampung kegiatan

manusia serta sebagai identitas status sosial.

37

c. Arsitektur berkaitan dengan perancangan, yakni suatu konstruksi yang

dibuat dengan sengaja untuk menggubah lingkungan fisik melalui suatu

cara/sistem penataan tertentu.

d. Arsitektur berkaitan dengan budaya, memiliki sistem lambang, makna

serta skema kognitif.

3. Menurut Djauhari Sumintardja

Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan

badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya

(kenyamanan, ketengangan,dll).

4. Yb. Mangunwijaya

Arsitektur tidak boleh terlepas dari unsur guna dan unsur citra.

B. Tropis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Tropis adalah daerah di yang

terletak di sekitar garis khatulistiwa dan beriklim panas. Kata tropis berasal dari

bahasa Yunani, yaitu tropos yang berarti berputar, karena posisi Matahari yang

berubah antara dua garis balik dan area ini terletak di antara 23.5° LU dan 23.5°

LS.

C. Arsitektur Tropis

1. Menurut Tri Harso Karyono, pakar bangunan tropis Indonesia. Wujud

arsitektur tropis lebih mengarah pada pemecahan persoalan yang

ditimbulkan iklim tropis, seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan, dan

kelembaban tinggi. Bangunan dapat bercorak, bergaya, atau berwarna apa

saja. Tapi dengan syarat, desain bangunan itu dapat mengubah kondisi

iklim luar yang tidak nyaman menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia.

Kriterianya yaitu fluktuasi suhu ruang, fluktuasi kelembaban, intensitas

cahaya, aliran atau kecepatan udara, adakah air hujan masuk bangunan,

serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam bangunan.

2. Menurut Corsini (1997),

Konsep bangunan yang fleksibel terhadap perubahan suhu dan kelembaban

udara adalah menghindari pemancaran dan pemantulan panas matahari

38

serta utilitas mesin bangunan, melalui penentuan bahan bangunan yang

tepat, ventilasi dalam bangunan yang sempurna dan menyeluruh ke semua

sudut ruangan, pemakaian bahan bangunan alami, tata tanaman yang

mencukupi guna mendinginkan panas udara dan produksi oksigen serta

atap dan langit-langit cukup tinggi untuk menaikkan udara panas di

samping perhatian pada organisasi ruang yang dapat mengefisienkan

gerakan di dalam bangunan. Meletakkan 4 ventilasi angin pada dinding di

atas lantai, pada jendela, pada dinding atas dan pada langit-langit.

Tujuannya adalah ventilasi yang bergerak teratur, lurus dan menyeluruh ke

sudut ruangan.

Dari kedua defenisi di atas maka dapat diambil pengertian arsitektur tropis

adalah lingkungan buatan manusia sebagai tempat bernaung dan melakukan

kegiatan-kegiatan dan dirancang dengan melakukan penyesuaian terhadap daerah

khatulistiwa yang beriklim panas.

Menurut max well fry and jane drew dalam buku tropical architecturein

the humid zone, arsitektur tropis yaitu karya seni manusia yang dapat memberikan

respon alami terhadap iklim.

3.1.1 Ciri - Ciri Arsitektur Tropis

Desain arsitektur tropis merupakan gaya bangunan yang sesuai dengan

lingkungan di wilayah tropis. Gaya ini memiliki beberapa ciri-ciri khas yang

menjadikannya terlihat identik dan mampu menjadi pilihan untuk hunian yang

nyaman.

1. Mempunyai atap yang tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang

di bawah atap berguna untuk meredam panas.

2. Mempunyai teritisan/overstek atap yang cukup lebar untuk mengurangi

efek tampias dari hujan yang disertai angin. Selain itu, juga untuk menahan

sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.

3. Mempunyai lubang untuk ventilasi udara secara silang, sehingga suhu di

dalam ruangan bisa tetap nyaman.

39

4. Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama yang kuat untuk

antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.

5. Desain tropis umumnya menggunakan material alam yang sumbernya bisa

didapat di sekitarnya.

6. Banyak bukaan-bukaan, baik jendela atau lobang-lobang angin.

Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami.

3.2 Interpretasi Tema

Arsitektur tropis adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan

lingkungan yang tropis tetapi bukan berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini

halyang paling utama adalah sebuah respon positif dari efek iklim tropis itu

sendiri. Tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari segi material,

sirkulasi udara, dan penchayaan alami. Karena lingkungan yang tropis memiliki

iklim dengan panas yang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang

cukup tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya

yang harus dicegah dari timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban,

perubahan suhu, kesehatan udara. Pada bangunan arsitektur tropis juga didukung

dengan materialnya yang banyak dengan material lokal dan alami, seperti kayu,

bambu, dll. Bukaan untuk bangunan arsitektur tropis harus memperhatikan arah

pencahayaan matahari pagi dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang

cukup nyaman dan sehat. Juga sirkulasi udara yang dirasa akan cukup sebagai

udara yang sehat.

Kita cenderung membayangkan bentuk-bentuk arsitektur tradisional

Indonesia ketika mendengar istilah arsitektur tropis, (Tri Harso). Padahal, jenis

arsitektur yang satu ini dikenal juga di negara lain yang beriklim topis. Tentunya

dengan budaya yang tidak sama dengan Indonesia. Pembahasan arsitektur tropis

seharusnya didekati dari aspek iklim. Alhasil, pemahaman tentang arsitektur tropis

yang selalu beratap lebar ataupun berteras sekarang ini menjadi tidak mutlak lagi.

Bangunan dengan atap lebar mungkin mampu mencegah air hujan tidak masuk

40

bangunan. Namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam

bangunan.

Wujud arsitektur tropis lebih mengarah pada pemecahan persoalan yang

ditimbulkan iklim tropis, seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan, dan

kelembapan tinggi. Karena itu, penilaian terhadap baik atau buruknya sebuah

karya arsitektur tropis harus diukur secara kuantitatif. Kriterianya yaitu fluktuasi

suhu ruang, fluktuasi kelembapan, intensitas cahaya, aliran atau kecepatan udara,

air hujan masuk bangunan, serta terik matahari mengganggu penghuni dalam

bangunan. Pemecahan rancangan arsitektur tropis pada akhirnya sangatlah

terbuka, bangunan dapat bercorak, bergaya, atau berwarna apa saja. Tapi dengan

syarat, desain bangunan itu dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman

menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia (Yuditha Claudia Lasompoh, 2011).

3.2.1 Iklim

Kata iklim berasal dari bahasa Yunani yang berdasarkan kamus Oxford

berarti region (daerah) dengan kondisi tertentu dari suhu yang kering (Dryness),

angin, cahaya dan sebagainya. Dalam pengertian ilmiah, iklim adalah integrasi

pada suatu waktu (integration in time) dari kondisi fisik lingkungan atmosfer,

yang menjadi karakteristik kondisi geografis kawasan tertentu.Sedangkan cuaca

adalah kondisi sementara lingkungan atmosfer pada suatu kawasan tertentu.Secara

keseluruhan, iklim diartikan sebagai integrasi dalam suatu waktu mengenai

keadaan cuaca. (Koenigsberger, 1975:3).

Menurut Lippsmeier (1994: 30) menyatakan bahwa iklim digolongkan

menjadi iklim makro dan mikro. Iklim makro merupakan iklim suatu negara,

benua, atau daerah tertentu. Iklim tersebut menurut sifat digolongkan menjadi

tiga, yaitu daerah tropis lembab, daerah tropis kering, dan daerah pegunungan.

Sedangkan iklim mikro adalah iklim di lapisan udara dekat permukaan bumi.

Iklim makro di Indonesia sendiri yaitu daerah tropis lembab. Iklim tropis

Indonesia mempunyai kelembaban relatif (RH) yang sangat tinggi (kadang-

kadang mencapai 90%), curah hujan yang cukup banyak, dan rata-rata suhu

41

tahunan umumnya berkisar 230C dan dapat naik sampai 380C pada musim panas.

Iklim Tropis terjadi sedikit sekali perubahan musim dalam satu tahun, satu-

satunya tanda terjadi pergantian musim adalah banyak atau sedikitnya hujan, dan

terjadinya angin besar. Iklim tropis dapat digambarkan dengan hujan dan

kelembaban yang tinggi seta suhu yang hampir selalu tinggi. Angin sedikit bertiup

dengan arah yang berlawanan pada musim hujan dan musim kemarau.Radiasi

matahari sedang dan pertukaran panas kecil karena tingginya kelembapan.Suhu

dan kelembapan yang tinggi sangat tidak menyenangkan karena penguapan sedikit

dan gerak udara biasanya kurang, kecuali di pesisir. Gedung membutuhkan

perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan, serangga, dan di pesisir,

perlindungan terhadap angin keras.

Daerah dengan iklim tropis didunia terdiri 2 jenis, yaitu daerah dengan

iklim tropis kering, sebagai contoh adalah di negara-negara Timur Tengah,

Meksiko, dan sekitarnya, serta daerah dengan iklim tropis lembab, yang terdapat

pada sebagian besar negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, walaupun untuk

beberapa daerah di Indonesia, misalnya beberapa bagian pulau Nusa Tenggara

mengarah pada kondisi tropis kering.

3.2.1.1 Iklim Tropis Lembab

DR. Ir. RM. Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri-ciri dari iklim tropis

lembab sebagaimana yang ada di Indonesia adalah “kelembaban udara yang tinggi

dan temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”. Kelembaban udara

rata-rata adalah sekitar 80% akan mencapai maksimum sekitar pukul 06.00

dengan minimum sekitar pukul 14.00. Kelembaban ini hampir sama untuk dataran

rendah maupun dataran tinggi.Daerah pantai dan dataran rendah temperatur

maksimum rata-rata 320C. Makin tinggi letak suatu tempat dari muka laut, maka

semakin berkurang temperatur udaranya. Yaitu berkurang rata-rata 0,60C untuk

setiap kenaikan 100 m.

A. Ciri-Ciri Iklim Lembab

1. Curah hujan tinggi.

42

2. Kelembaban tinggi.

3. Temperatur yang hampir selalu tinggi.

4. Angin (aliran udara) sedikit.

5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)

6. Pertukaran panas kecil, karena tingginya kelembaban sehingga air tidak

mudah menguap.

B. Strategi Desain Arsitektur Tropis (Iklim Lembab)

Kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis

lembab adlah, Yaitu:

1. Kenyamanan Thermal

Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah

mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan

membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik

radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.

Cara untuk memperkecil panas yang masuk antara lain yaitu :

a. Perolehan panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau

material yang mempunyai tahan panas yang besar, sehingga laju

aliran panas yang menembus bahan tersebut akan

terhambat.Permukaan yang paling besar menerima panas adalah

atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas

dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Untuk

mempercepat kapasitas panas dari bagian atas agak sulit karena

akan memperberat atap. Tahan panas dari bagian atas bangunan

dapat diperbesar dengan beberapa cara, misalnya rongga langit-

langit, penggunaan pemantul panas reflektif juga akan memperbesar

tahan panas.

b. Memperkecil luas permukaan yang menghadap ke timur dan barat.

c. Melindungi dinding dengan alat peneduh seperti kerai atau sun

shading.

43

d. Warna terang mempunyai penyerapan radiasi matahari yang kecil

sedang warna gelap adalah sebaliknya. Penyerapan panas yang

besar akan menyebabkan temperatur permukaan naik. Sehingga

akan jauh lebih besar dari temperatur udara. (Himaartra. 2012.

Arsitektur Tropis. https://himaartra.wordpress.com/2012/12/10/751/

diakses tanggal 6 Desember 2018.

Menurut Bromberek (2009:70) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk

mengontrol kenyamanan thermal :

1) Heat Flows (Aliran Panas)

a. Heat Gain Minimisation

Produksi panas dapat diminimalisir dengan menghindari radiasi

secara langsung, misalnya dengan shading. Ada 3 tipe shading yaitu

horizontal jika sinar matahari dari atas, vertikal jika sinar matahari

jatuh dari samping, dan kombinasi. Shading bisa diterapkan dengan

memanfaatkan tumbuh-tumbuhan dan topografi pada site. Overstek,

juga merupakan salah satu contoh shading yang dapat diterapkan

pada bangunan rumah tinggal. Gambar dibawah merupakan cara

untuk menghitung lebar overstek yang tepat.

Gambar 3.1 Perbandingan Antara Tinggi Jendela Dengan Lebar Overstek

Sumber : Bromberek (2009:70)

b. Heat Loss Maximisation

44

Produksi panas sudah di minimalisir, kemudian dapat digunakan

beberapa metode pasif untuk mekanisme pendinginan. Metode

tersebut dikelompokan menjadi empat yaitu radiant

cooling,evaporative cooling, storage cooling, dan convective

cooling.

2) Air Movement (Pergerakan Udara)

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan jika ventilasi

dimanfaatkan sepenuhnya yaitu arah angin, pengaruh daerah

disekitarnya, desain dan lokasi bukaan, dan layout dalam bangunan dan

hasil dari pergerakan angin yang melewatinya. Tekanan udara

mempengaruhi pergerakan udara pada suatu site yaitu dari area yang

bertekanan tinggi menuju ke area yang bertekanan rendah. Pemasangan

screen yang berfungsi untuk mencegah serangga juga mempengaruhi

pergerakan udara. Memasang screen pada balkon atau teras lebih baik

dibandingkan memasangnya pada jendela atau pintu.

3) Humidity (Kelembapan)

Menghindari penempatan bangunan yang dekat dengan daerah

lembab. Menggunakan bahan yang alami untuk mengontrol kelembaban.

Ventilasi yang baik merupakan cara yang paling baik untuk mengatasi

kelembaban yang berlebihan.

Menurut Frick (2007:24) Curah hujan yang tinggi dapat membuat

kondisi di rumah terasa lembab sehingga jamur dan lumut akan mudah

tumbuh. Untuk menghindari hal tersebut kita perlu menghindari ruang-

ruang gelap yang tidak terkena sinar matahari. Curah hujan yang tinggi

dapat membuat dinding mudah basah sehingga untuk ruangruang basah,

seperti kamar mandi, sebaiknya diberi lapisan kedap air

(trassram).Untuk lokasi yang kondisi air tanahnya tinggi, sloof dibuat

setinggi 30 cm dari tanah. Dinding eksterior dicat khusus dengan

waterproof.

Pengaruh iklim terhadap bangunan adalah bangunan sebaiknya

dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup diantara bangunan

45

tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di

antara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak

gedung berarah dari timur ke barat dan yang tegak lurus terhadap angin.

Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan

penerapan ventilasi silang.

Gambar 3.2 Pengaruh Iklim Terhadap Bangunan

Sumber : Bromberek (2009:70)

Selain itu ruang disekitar bangunan sebaiknya dilengkapi dengan

pohon peneduh tanpa mengganggu gerak udara dan juga perlu

dipersiapkan saluran dan peresapan air hujan dari atap dan halaman yang

diperkeras.Meskipun demikian, harus menyisakan minimal 30% lahan

bangunan terbuka untuk penghijauan.

Gambar 3.3 Pohon Sebagai Peneduh

Sumber : Frick (2007:41)

Gambar 3.4 Peresapan Air Hujan

Sumber : Frick (2007:41)

46

Kenyamanan dalam suatu ruang tergantung pada kebudayaan dan

adat istiadat masing-masing manusia, terutama iklim dan kelembapan,

bau dan pencemaran udara, radiasi alam dan radiasi buatan, bahan

bangunan, bentuk dan struktur bangunan, serta warna dan pencahayaan.

Gambar 3.5 Kenyamanan Ruang Berdasarkan Hubungan antara Suhu, Kelembapan dan Gerakan

Angin

Sumber : Frick (2007:41)

Pencahayaan dan warna memberi pengalaman ruang melalui mata

dan hubungannya dengan pengalaman perasaan. Pencahayaan dan

pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang. Bagian ruang

yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap menentukan nilai psikis

yang berhubungan dengan ruang. Cahaya matahari memberi kesan vital

dalam ruang terutama jika cahaya tersebut masuk dari jendela yang

orientasinya ke Timur. Warna adalah salah satu cara untuk

mempengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Warna yang agak

terang seperti merah, oranye, kuning, hijau kekuningan, hijau serta

warna yang agak gelap seperti merah, merah bungur, ungu, biru

mengandung efek psikologis tertentu.

Gambar 3.6 Pencahayaan Terhadap Orientasi Ruang

Sumber : Frick (2007:41)

47

Gambar 3.7 Pengaruh Warna terhadap Efek Psikologis

Sumber : Frick (2007:41)

Pengaruh suhu terhadap bangunan dapat diatur juga dengan

memperhatikan letak, bentuk dan lapisan permukaan gedung. Bidang

yang kurang panas selalu akan menerima panas dari bidang yang lebih

panas seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.8 Pengaruh Suhu Ruang Berdasarkan Letak dan Bentuk Benda

Sumber : Frick (2007:41)

Hal yang sama juga terjadi antara dua benda (lewat udara) maupun

antara dua permukaan dinding (lewat tembok), dimana benda hangat

berupa udara yang hangat akibat radiasi matahari dan benda dingin

berupa udara didalam rumah. Penukaran panas pada lapisan bidang

permukaan luar gedung dapat juga dipengaruhi oleh factor pantulan dan

penyerapan sinar panas.

Tabel 3.1 Faktor Bahan Permukaan terhadap Penyerapan dan Pemantulan

Sumber : Frick (2007:41)

48

Karena panas diserap oleh bagian dinding luar, maka akan

menghangatkan juga permukaan dinding dalam sesudah beberapa waktu

menurut daya panas dan tebalnya dinding.

2. Kenyamanan Thermal

Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah untuk memenuhi

kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan,

membawa asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-

gas dan bakteri serta menghilangkan bau dan untuk memenuhi

kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu

mendinginkan bagian dalam bangunan.

Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat

perbedaan temperatur antara udara di dalam dan diluar ruangan dan

perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara

yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan

kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk

memenuhi kenyamanan thermal.Untuk yang pertama sebaiknya

digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka.Untuk memenuhi

yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya

dapat diatur.

3. Radiasi Panas

Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung

masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari

sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh

(Sun Shading Device). Pancaran panas dari suatu permukaan akan

memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda

temperatur udara melebihi 400C. Hal ini sering kali terjadi pada

permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.

49

Gambar 3.9 Beberapa Jenis Shaing Device

Sumber : Himaartra.2012 Arsitektur Tropis

4. Penerangan Alami

Cahaya alami siang hari yang terdiri dari cahaya matahari langsung

dan cahaya matahari difus.Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan

sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan siang hari di dalam

bangunan. Tetapi, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk

ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan

penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu

dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit. Cahaya langit

yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :

a. Komponen langit.

b. Komponen refleksi luar.

c. Komponen refleksi dalam.

Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian

terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang

cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan

pada bidang kerja tersebut adalah :

a. Luas dan posisi lubang cahaya.

b. Lebar teritis.

c. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya.

d. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.

e. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.

50

Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula

kemungkinan adanya penghalang di muka lubang cahaya.

Berdasarkan pada paparan diatas maka dapat disimpulkan strategi desain

arsitektur tropis pada bangunan dapat ditinjau dari kenyamanan thermal, aliran

udara dalam bangunan, radiasi panas dan pencahayaan alami. Berikut adalah

penjelasannya:

1. Kenyamanan Thermal adalah usaha untuk mengurangi perolehan panas

yang masuk ke dalam bangunan dapat dibagi menjadi beberapa strategi

yaitu:

a. Penggunaan material yang tahan panas pada elemen-elemen

bangunan terutama pada elemen atas yaitu atap karena area tersebut

adalah area yang paling banyak dikenai panas sinar matahari secara

langsung.

b. Orientasi bangunan.

c. Jumlah dan perletakan bukaan.

d. Warna permukaan bangunan.

e. Ketinggian bangunan.

2. Aliran Udara pada Bangunan terjadi karena adanya gaya thermal yaitu

terdapat perbedaan temperatur antara udara di dalam dan diluar ruangan

dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Aliran udara pada bangunan

dapat ditinjau dari beberapa strategi yaitu sebagai berikut:

a. Sistem bukaan dan perletakannya di dalam bangunan.

b. Tinggi bangunan.

c. Perletakan ruang dalam dan taman.

d. Penataan taman.

3. Radiasi Panas terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam

bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk

mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading

Device).

51

4. Pencahayaan alami yang diterapkan yaitu cahaya langit dikarenakan

cahay matahari langsung dapat menimbulkan pemanasan dan penyilauan,

makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa

dimanfaatkan.

3.2.1.2 Iklim Tropis Kering

A. Ciri - Ciri Iklim Kering

1. Kelembapan rendah.

2. Curah hujan rendah.

3. Radiasi panas langsung tinggi.

4. Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam hari rendah (45º dan

10º Celcius).

5. Jumlah radiasi maksimal, karena tidak ada awan.

6. Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat

berlangsung.

7. Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik

sudah habis.

8. Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu - batuan karena

perubahan suhu yang tiba-tiba drastis.

B. Strategi Desain Arsitektur Tropis (Iklim Kering)

1. Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi agar panas yang

diterima siang hari dapat menghangatkan ruangan di malam hari.

Konduktivitas rendah agar panas siang hari tidak langsung masuk ke

dalam bangunan. Berat jenis bahan tinggi, dimensi tebal agar kapasitas

menyimpan panas tinggi.

2. Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung

dan angin atau debu kering masuk sehingga mempertahankan

kelembaban.

3. Memperkecil bidang tangkapan sinar matahari dengan atap-atap datar

dan rumah-rumah kecil berdekatan satu sama lain saling membayangi,

jalan-jalan sempit selalu terbayang. Atap datar juga untuk menghindari

angin kencang, karena curah hujan rendah.

52

4. Menambah kelembaban ruang dalam dengan air mancur yang dibawa

angin sejuk.

5. Pola pemukiman rapat dan jalan yang berbelok untuk memotong arus

angin.

6. Bangunan efisien bila rendah, masif dan padat.

3.2.2 Strategi Untuk Bangunan Tropis

1. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing

masing banguna, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.

2. Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun

shading (pembayang sinar matahari).

3. Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang.

4. Ruang sekitar bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi

udara.

5. Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian

bahanbahan bersel dan berpori atau berongga).

6. Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh

manusia.

7. Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan

menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban

dan penguapan.

8. Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time

lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil,

dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas

panas rendah.

9. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam.

10. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:

11. Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap

uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding

dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding,

mendinginkan permukaan bangunan.

53

12. Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela

temporal digunakan pada siang hari.

13. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar

panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil.

Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan

menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus

mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari,

radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas

rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas

dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi

dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara

terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam

bangunan.

14. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat

udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai

bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong

bangunan.

3.2.3 Desain Bangunan Tropis

Pertimbangan dalam mendesain bangunan yang berada didaerah tropis

antara lain sebagai berikut :

1. Orientasi Bangunan

Pada orientasi bangunan perlu di perhatikan 3 (tiga) hal berikut :

a. Radiasi Matahari

Semakin curam sudut jatuh cahaya matahari, maka semakin besar

penerima energi panas. Pada daerah tropika lembab kesilauan akibat

matahari tidak menguntungkan.

b. Arah dan Kekuatan Angin

Pada daerah tropika lembab keberadaan ventilasi silang sangat

penting, karena menyangkut pada kenyamana suhu ruang. Berarti

posisibangunan terhadap angin lebih penting dibanding

54

perlindungan tehadap radiasi matahari. Sehingga perlu dilakuakan

kompromi terhadap iklim mikro yang meliputi lokasi, bangunan

sekitar, lingkungan sekitar, dan topografi. Jenis, posisi dan ukuran

lubang jendela guna terbentuknya ventilasi silang.

c. Topografi

Sudut miring terhadap cahaya matahari diusahakan sekesil mungkin

guna mengurangi efek pemanasan dan intensitas pemantulan.

2. Ventilasi Silang

Syarat untuk terjadinya ventilasi silang yang baik (perlakuan untuk

denah dan tampak) adalah:

a. Tata letak bangunan pada arah yang tepat bagi angin untuk mencapai

bangunan.

b. Perencanaan lubang masuk angin dan kondisi-kondisi udara pada

dinding luar merupakan pengarah udara masuk kedalam ruang.

c. Aliran udara yang terbentuk diarahkan pada tempat dimana manusia

berada.

3. Perlindungan Matahari

Beberapa upaya perlindungan terhadap matahari dapat dilakukan dengan

beberapa cara berikut:

a. Element bangunan horizontal yang tidak tembus cahaya

Efektif untuk menahan matahri tinggi (pada fasade Utara dan

Selatan).

b. Element bangunan vertikal tidak tembus cahaya

Efektif untuk menahan matahari rendah (pada fasade Timur dan

Barat). Bisa digerakkan agar tidak menghalangi

pandangan.Diletakkan tegak lurus terhadap matahari.

c. Kaca pelindung matahari.

Berfungsi mengurangi radiasi matahari yang sangat besar. Sehingga

bangunan harus mempunyai penyejuk udara penuh, dimana jendela

dengan mempergunakan kaca pelindung cahaya matahari biasanya

55

tidak dibuka. Sebagai penyimpan panas karena radiasi. Semua ini

ditujukan sebagai upaya penyejukan pada ruang.

4. Pelembapan Udara

Kadar kelembaban udara dapat mengalami fluktuasi yang tinggi dan

tergantung pada temperatur udara. Semakin tinggi temperatur

semakintinggi pula kemampuan udara menyerap air. Kelembaban

absolut adalah besar kadar air di udara, dinyatakan dalam gram/kilogram

udara kering. Cara yang lebih banyak digunakan adalah dengan

mengukur tekanan yang ada pada udara dalam Kilo Pascal (Kpa) yang

lazim disebut “tekanan uap air” Kelembaban relatif menunjukkan

perbandingan antara tekanan uap air yang ada dengan uap air maksimum

(derajat kejenuhan) dengan kondisi temperatur udara tertentu,

dinyatakan dalam persen. Titik jenuh akan naik jika temperatur udara

meningkat. Temperatur lembab adalah kondisi temperatur kering yang

diukur secara normal dengan kadar kelembaban udara. Informasi

mengenai kadar kelembaban udara sangat penting untuk menilai

kecocokan terhadap suatu iklim, semakin tinggi kadar udara semakin

sukar iklim tersebut di toleransi.

5. Vegetasi

Tujuan perencanaan pertamanaan yang baik adalah untuk

mempengaruhi arah dan kekuatan angin, menyimpan air, menurunkan

temperatur, menyamakan perbedaan temperatur.

3.2.4 Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis

A. Dampak Jangka Pendek (Sekarang)

Dampak jangka pendek atau dampak yang langsung bisa dinikmati dengan

penerapan konsep arsitektur tropis adalah:

1. Terciptanya kenyamanan dalam hunian. Karena sirkulasi udara

mencukupi, membuat hawa dalam ruangan menjadi nyaman.

2. Penghematan Energi, Karena untuk penerangan dan penghawaan

memanfaatkan sumber energi alam.

56

B. Dampak Jangka Panjang

1. Terjaganya kelestarian alam karena konsep arsitektur tropis menyatu

dengan alam bukan merusak alam.

2. Akan semakin berkembangnya konsep arsitektur tropis jika banyak

peminatnya.

3.3 Studi Banding Tema Sejenis

3.3.1 Science Park Singapura

Science Park Drive adalah gedung terbaru di Science Park Singapura,

lokasi R&D dan teknologi terkemuka di Asia. Dibuka secara resmi oleh Wakil

Perdana Menteri Heng Swee Keat 5SPD mengerjakan kembali model untuk

bangunan teknologi untuk mencerminkan kebutuhan organisasi perdagangan dan

penelitian yang sedang berkembang. Bangunan unggulan ini akan menjadi dasar

pengembangan kembali taman sains.

Gambar 3.10 Science Park Singapura Sumber https://www.archdaily.com/

Model Science Park tahun 1990-an, dengan bangunan yang terisolasi satu

sama lain oleh lanskap yang tidak digunakan tidak lagi memadai untuk ruang

kerja saat ini yang lebih bersifat sosial. Yang pertama dari lebih dari lima

bangunan di cluster, Science Park Drive dirancang untuk memastikan bahwa

ruang umum terlihat, dapat diakses dan dipelihara dengan fasilitas ". Bangunan ini

memiliki lobi luas berlantai tiga atau 'ruang kota' yang menggabungkan

serangkaian platform berjenjang yang menggabungkan kafe, ruang istirahat, dan

auditorium kecil. Ruang ini difokuskan pada kolaborasi, diskusi, dan jaringan.

57

Gambar 3.11 lobby Science Park Singapura

Sumber https://www.archdaily.com/

Denah lantai dirancang untuk memaksimalkan fleksibilitas. Pelat lantai

tipikal memiliki lebih dari 4.000 meter persegi ruang terbuka dan bebas kolom

sepanjang 20 meter. Sirkulasi terpusat dengan koridor bermuatan ganda yang

sangat efisien memungkinkan bangunan dikonfigurasikan untuk penggunaan

tunggal atau multi-penyewa.

Gambar 3.12 Fasad Science Park Singapura

Sumber https://www.archdaily.com/

Fasad ini menampilkan kaca berperforma tinggi yang disetel menjadi

desain 'akordeon' yang bergantian yang dianimasikan pada malam hari dengan

sistem lampu LED yang dapat diprogram ulang. Desainnya menggabungkan visi

dan kaca spandrel untuk memaksimalkan pandangan sekaligus mengurangi

keuntungan matahari.

58

Gambar 3.13 teater room Science Park Singapura

Sumber https://www.archdaily.com/

Parkir mobil yang berdekatan telah ditutupi dengan lansekap yang luas dan

fasilitas termasuk paviliun olahraga. Ini pada akhirnya akan membentuk taman

bersama untuk sekelompok enam bangunan teknologi besar baru.

Gambar 3.14 fasad Science Park Singapura

Sumber https://www.archdaily.com/

Gambar 3.15 ruang tunggu Science Park

Singapura

Sumber https://www.archdaily.com/

Gambar 3.16 fasad dan plaza Science Park

Singapura

Sumber https://www.archdaily.com/

3.4.2 Xiangmi Science Library

Xiangmi Park adalah tempat bersejarah untuk standar Shenzhen. Awalnya

digunakan sebagai pusat penelitian pertanian dengan cepat ditelan oleh perluasan

59

kota sejak 1980-an. Selama 35 tahun terlindung dari pertumbuhan perkotaan yang

cepat, keberadaan fasilitas penelitian juga memelihara kebun leci besar di atas

bukit, kolam ikan, pasar bunga, banyak pohon besar dan jalan pohon palem.

Terletak di Distrik Futian pusat Shenzhen, itu adalah kotak harta karun yang

belum ditemukan di tengah kota metropolis.

Gambar 3.17 kawasan Xiangmi Science Libary

Sumber https://www.archdaily.com/

Harta hijau di tengah kota ini berpotensi menjadi taman kota bagi

masyarakat setempat. Penduduk kota dapat terhubung kembali ke iklim lokal,

flora lokal, dan fauna lokal. Ini mendorong gaya hidup baru yang positif: lokal,

sehat, dan sadar akan koneksi dan tanggung jawab kehidupan perkotaan kita

terhadap lingkungan. Rencana induk yang diusulkan menyimpan banyak aset

yang ada tetapi memperkayanya dengan lebih banyak kemungkinan untuk

mengalami alam. Bentang alam baru ditambahkan yang berfungsi sebagai ruang

terbuka rekreasi, kontribusi untuk mitigasi perubahan iklim, dan bidang

pendidikan.

Gambar 3.18 Xiangmi Science Library

Sumber https://www.archdaily.com/

Bangunan-bangunan di taman berusaha untuk terlibat dengan alam di

sekitarnya dengan berbagai cara. Alih-alih menjadi intrusi, mereka adalah

perangkat yang mengungkapkan beberapa kualitas lingkungan alam setempat.

60

Dengan melakukan itu, mereka berdiri dalam tradisi arsitektur taman Cina klasik

dan pada saat yang sama mereka adalah penggerak di taman terbuka baru yang

kontemporer dan dapat diakses.

Gambar 3.19 Xiangmi Science Library

Sumber https://www.archdaily.com/

Xiangmi Science Library yang dirancang MLA adalah bangunan ringan,

terhubung dengan 'jalan setapak pohon', jembatan melalui taman. Struktur baja

dan semua fasad kaca membentuk dasar daya tarik bangunan yang terang dan

lapang. Penopang besar dari logam berlapis bubuk berfungsi sebagai peneduh

matahari dan merujuk pada arsitektur lokal vernakular. Program ini terdiri dari

ruang pertemuan, ruang baca, majalah buku, teras dan kantor untuk administrasi.

Ruang publik diangkat dari tanah untuk menekankan pengalaman alam dan

menciptakan teras vista.

Gambar 3.20 lobby Xiangmi Science Library

Sumber https://www.archdaily.com/

Perpustakaan juga merupakan tangga umum. Ini berfungsi sebagai elemen

penghubung antara tingkat jembatan dengan lantai dasar. Bertengger di antara

pepohonan, bangunan ini menawarkan pengalaman lanskap sekitarnya yang selalu

berubah. Pengalaman ini bervariasi dari lantai ke lantai. Dengan lantai dasar

61

dematerialisasi, ia menjadi bagian dari lantai hutan yang teduh. Elemen struktural

menyatu dengan batang pohon di sekitarnya. Tingkat atas berada di antara kanopi

daun yang lebat dan karenanya memiliki perasaan yang lebih tertutup dan akrab.

Lantai paling atas menawarkan pemandangan lingkungan dan kota. Mengalami

perpustakaan seperti memanjat pohon - pohon pengetahuan.

Gambar 3.21 ruang rapat Xiangmi Park Science

Sumber https://www.archdaily.com/

Gambar 3.22 Entrance Xiangmi Park

Science

Sumber https://www.archdaily.com/

Gambar 3.23 ruang luar Xiangmi Park

Science

Sumber https://www.archdaily.com/

Gambar 3.24 landscape Xiangmi Park Science

Sumber https://www.archdaily.com

3.4.3 Science Park Kassel

Bangunan baru untuk pusat inovasi dan start-up "Science Park Kassel"

adalah bagian penting dari kampus utara baru Universitas Kassel. Ini berfungsi

62

sebagai forum untuk pertukaran antara sains dan bisnis dan bertujuan mendukung

perusahaan pemula meluncurkan ide-ide mereka di pasar.

Gambar 3.25 Plaza Science Park Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

Gedung empat lantai yang baru menyediakan ruang lantai 6.200 m² untuk

workstation di kantor dan laboratorium, toko, studio dan kafetaria pusat dengan

area seminar dan konferensi yang berdekatan. Bagian penting lain dari penataan

ruang adalah IdeaLab dan area Kerja Sama. Ini membentuk inti yang bertindak

sebagai penghasut dan sebagai tempat untuk inspirasi bagi Science Park yang

baru.

Gambar 3.26 lobby Science Park Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

Jejak kaki kampus utara yang didefinisikan dalam masterplan menyerupai

bentuk Pretzel dengan tujuh sudut dan dua halaman pelataran dalam. Tingkat

bangunan baru keluar perbedaan ketinggian antara dataran tinggi kampus dan

tingkat parkir di Sungai Ahne.

63

Gambar 3.27 denah Science Park Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

Tangga terbuka di halaman pelataran dalam ke arah barat daya

memungkinkan pengunjung merasakan offset satu lantai dan menawarkan ruang

tambahan untuk acara dan kursus outdoor. Halaman "umum" ini terletak dekat

dengan ruang tunggu, kafetaria, dan ruang konferensi. Halaman pelataran dalam

ke utara memungkinkan penerangan alami dan ventilasi dari tingkat alas. Di

musim panas, lantai dan kantor toko yang berdekatan dapat diperluas ke halaman

Gambar 3.28 Ruang Start Up Science Park Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

Pintu masuk Science Park terletak di barat daya, di sisi kampus. Di

jantungnya, serambi menyediakan jalur pendek dan akses ke semua fasilitas pusat

dari pusat start-up.

Gambar 3.29 Fasad Science Park Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

64

Empat inti akses, dibanjiri cahaya matahari, menawarkan pemandangan ke

sekitarnya dan menghubungkan bangunan dalam arah vertikal, sementara galeri

menyediakan akses horizontal ke kantor. Setiap lantai memiliki area komunikasi

yang luas dan cerah untuk pertemuan dan istirahat informal.

Gambar 3.30 Akses Science Park Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

Gambar 3.31 Ruang Kelas Science Park

Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

Gambar 3.32 Ruang Kerja Science Park

Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

Gambar 3.33 Ruang Rapat Science Park Kassel

Sumber https://www.archdaily.com

65

3.4.4 Kesimpulan Studi Banding Tema

Tabel 3.2 Kesimpulan Studi Banding

No Objek Science Park

Singapura

Xiangmi Science

Library

Science Park

Kassel

1 Fungsi Laboratorium

dan Kantor

Laboratorium

Perpustakaan

Laboratorium

dan Kantor

2 Konsep Tropis Tropis Dan

Kontemporer

Tropis

3 Bentuk

Bangunan

Persegi Panjang Kubus Dan

Bertingkat

Persegi

Panjang

4 Skala Intim (Eksterior)

Normal (Interior)

Intim (Eksterior)

Normal (Interior)

Intim

(Eksterior)

Normal

(Interior)

5 Aspek

Penerapan

Dalam

Rancangan

Aspek

Budaya.

Arsitektur

Tropis.

Aspek Budaya.

Arsitektur

Tropis.

Kontemporer

Arsitektur

Tropis.

Industial.

Sumber: analisa pribadi

66

BAB IV

ANALISA

4.1 Analisa Kondisi Lingkungan

4.1.1 Lokasi

Lokasi tapak objek Perancangan Agro Techno Park Aceh berada di Jalan Tengku

Dilhoong II

Gambar 4.1 Peta Provinsi Aceh Gambar 4.2 RTRW Aceh Besar

Sumber: Google.com Sumber : Bappeda Aceh Besar

Gambar 4.3 Lokasi Perancangan Gambar 4.4 Peta Kawasan ( zoom out )

Sumber: Google Earth Sumber: Google Earth

4.1.2 Kondisi Eksisting Tapak

Tapak pada lokasi ini memiliki luas ± 5 hektar yang merupakan lahan semi

perkebunan dengan permukaan tanah relatif padat dan kontur tapak yang

cenderung datar. Batasan-batasannya sebagai berikut;

Bagian Utara : Kantor BNN Provinsi Aceh.

Bagian Timur : Perumahan Warga.

67

Bagian Barat : Stadion Harapan Bangsa.

Bagian Selatan : Perumahan Warga Dan Perkebunan Warga.

4.1.3 Peraturan Setempat

Berdasarkan RTRW Banda Aceh, peraturan-peraturan setempat yang ada

di kawasan ini adalah sebagai berikut:

Peruntukan Lahan : PPL ( Pusat Pelayanan Lingkungan )

KDB Maksimum : 70%

KLB Maksimum : 3,5

GSB Minimum : 12 Meter

Ketinggian Bangunan : 3 Lantai

Luas Lantai Dasar Maksimum : KDB x Luas Tapak

: 35.000 x 25.000 m²

:875.000 m²

Luas Bangunan Maksimum : KLB x Luas Tapak

: 3.5 x 25.000 m²

: 87.500 m²

JL (Jumlah Lantai) : KLB : KDB

875.000 m² : 87.500 m² = 10 ( 10 Lantai )

4.1.4 Potensi Tapak

Adapun potensi-potensi yang dimiliki pada tapak ini adalah :

1. Land Use (Tata Guna Lahan)

Kawasan pelayanan umum dikembangkan dengan tujuan untuk

menyediakan ruang ruang yang berfungsi untuk menampung fasilitas pelayanan

68

umum dan ruang ruang yang berkembang sebagai dampak pengembangan fasilitas

pelayanan umum yang meliputi fasilitas pelayanan pemerintah, perdagangan dan

jasa, industri pengolahan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas

peribadatan dan fasilitas transportasi.

2. Aksesibilitas

Tapak berada di landuse pelayanan umum yang dikelilingi oleh kawasan

perkantoran, pendidikan dan perumahan sedangkan untuk akses sangat mudah

dicapai karena berada di pinggiran kota banda aceh yang bisa dicapai oleh

kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Gambar 4.5 Jln. Tengku Dilhoong II Sumber: Dokumen Pribadi, 2019

3. Utilitas

Sarana utilitas pada tapak belum terfungsikan secara optimal, akan tetapi

sudah tersedia beberapa fasilitas yang bisa digunakan dan dioptimalkan lagi

seperti Irigasi, lampu jalan, tiang listrik. Berikut adalah titik-titik utilitas yang ada

pada site.

Gambar 4.6 Titik Utilitas Eksisting

Sumber : Analisa Pribadi, 2019

69

Gambar 4.7 Tiang Listrik Gambar 4.8 Lampu Jalan

Sumber : Dokumen Pribadi, 2019 Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

Gambar 4.9 Gardu PLN

Sumber : Dokumen Pribadi, 2019 4. Fasilitas Penunjang

Disekitar tapak banyak fasilitas - fasilitas penunjang perancangan “Agro

Techno Park” seperti :

Stadion Harapan Bangsa yang merupakan salah satu Stadion

Terbesar di Aceh yang berpotensi untuk mewadahi kebutuhan

pengguna Agro Techno Park.

The Pade Hotel, Lokasi perancangan dekat dengan tempat penginapan

menguntungkan bagi para tamu yang datang dari luar daerah. Tamu

tidak harus menginap di hotel yang jauh dari Lokasi Site.

Area Caffe Atau Kedai Kopi, Keberadaan tempat kuliner khususnya

tempat menikmati kopi Aceh menjadi daya tarik tersendiri bagi

masyarakat luar daerah untuk dating kelokasi. Karena kopi Aceh sudah

terkenal di Indonesia, bahkan masyarakat Internasional.

70

Rumah Sakit Meuraxa, Keberadaan Rumah Sakit Meuraxa Banda

Aceh ini menguntungkan untuk lokasi perancangan.

5. Kondisi lapangan

Gambar 4.10 Tampak Situasi Site

Sumber: Dokumnetasi Pribadi

Kondisi tapak berada pinggiran kota yang mana pada jam - jam sibuk

seperti pagi dan sore memiliki tingkat kebisingan yang tinggi yang mana jalan ini

akan dilalui oleh masyarakat dan pekerja kantor yang menuju ke kantor dan

aktifitas lainya.

4.1.5 Analisis Tapak

4.1.5.1 Analisa Matahari

Iklim merupakan faktor alam seperti cahaya matahari, hujan, kecepatan

angin, dapat mempengaruhi bentukan arsitektur, pemahaman terhadap iklim dan

karakteristiknya dapat membantu menciptakan kenyamanan. Cahaya dari matahari

dapat dimanfaatkan dengan baik jika orientasi bangunan tidak menghadap

langsung dengan tenggelam maupun terbitnya matahari yang dapat menimbulkan

panas yang berlebihan dan juga silau.

Gambar 4.11 Analisa Matahari

Sumber : https://www.suncalc.org 2019

71

Keterangan :

Fajar 06 : 14 : 38

Matahari terbit 06 : 36 : 54

Siang hari 12 : 31 : 28

Matahari terbenam 18 : 26 : 00

Senja 18 : 48 : 17

Tanggapan

1. Dilihat dari arah lintasan matahari (timur-barat) pada tapak sebelah

timur akan ditambahkan vegetasi jenis peneduh hal ini menjadi respon

alami terhadap permasalahan matahari pagi.

Gambar 4.12 Tanggapan Analisa Matahari

Sumber : Analisa Pribadi

2. Namun terhadap pengguna dalam bangunan untuk meminimalisir

dampak terhadap paparan sinar matahari langsung bisa menggunakan

kisi-kisi pada sisi kaca yang berhadapan langsung dengan matahari,

terutama matahari siang dan sore.

Gambar 4.13 Kantor YPKr Buah Hati

Sumber : http://andyrahmanarchitect.com/

72

3. Adanya cross ventilation, penanaman vegetasi, yang memungkinkan

adanya pergerakan angin sehingga dapat mengurangi panas yang

diterima bangunan dengan aliran angin.

Gambar 4 .14 Cross Ventilation

Sumber : www.machgroup.co.uk, 2019

Gambar 4.15 Vegetasi Tanggapan Analisa Matahari

Sumber : Dekoruma.Com

4.1.5.2 Analisa Angin

Gambar 4 .16 Tanggapan Analisa Angin

Sumber: Analisa Pribadi/ 2019

Lokasi site yang berada di pinggiran kota Banda Aceh dengan iklim tropis

yang angin terkencang datang dari arah barat. Kondisi site yang berada di area

73

semi perkebunan dan diapit oleh area gedung perkantoran, perumahan dan

vegetasi.

Utara : belum ada vegetasi peneduh pada eksisting yang dapat

membarier debu yang dibawa oleh angin, perlu penambahan

dibeberapa titik supaya terlihat lebih rapi dan teduh.

Timur : belum ada vegetasi.

selatan : sudah ada vegetasi yang memadai site.

Barat : pada sisi barat sudah ada beberapa jenis vegetasi.

Gambar 4.17 Cross Ventilation 1

Sumber : Analisa Pribadi 201

Sistem ventilasi silang diterapkan agar udara bisa keluar masuk sebagai

penghawaan alami pada beberapa ruang baik publik atau privat.

Gambar 4.18 Cross Ventilation 2

Sumber : Analisa Pribadi 2019

Bentuk bangunan disesuaikan agar tidak mengahalangi laju angin sehingga

berdampak buruk terhadap bangunan ketika terjadi angin kencang.

74

4.1.5.3 Analisa Vegetasi

Gambar 4.19 Analisa Vegetasi

Sumber : Analisa Pribadi 2019

Lokasi site yang merupakan lahan semi perkebunan yang produktif dan

digunakan untuk menanam beberapa jenis tanaman sehingga di area site tidak

terlalu banyak vegetasi, maka diperlukan penanaman vegetasi baru yang di

anggap dapat menunjang desain Agro Techno park.

Gambar 4.20 Tanggapan Analisa Vegetasi

Sumber : Analisa Pribadi 2019

Dari gambar di atas kita dapat melihat ada penambahan vegetasi hal ini

mempertimbangkan kepentingan desain yang mana vegetasi yang sesuai dengan

konsep dan fungsi nya akan ditambahkan di area site tersebut.

4.1.5.4 Analisa Kebisingan

a. Kondisi existing

Gambar 4.21 Analisa Kebisingan

( Tingkat Kebisingan Diukur Pada Jam 16 : 00 Wib)

Sumber : Analisa Pribadi 2019

75

Dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa tingkat kebisingan diukur

pada waktu sore tepatnya pada pukul 16 : 00 wib – 16 : 20 wib yang merupakan

jam-jam sibuk dimana jam tersebut merupakan jam pulang kerja ataupun jam

warga yang beraktiftas disore hari.

Gambar 4.22 Tanggapan Analisa Kebisingan

Sumber : Analisa Pribadi 2019

Dari informasi diatas kita dapat mengambil beberapa tanggapan terhadap

permasalahan kebisingan pada lokasi site di antaranya adalah

b. Tanggapan

1. peletakan bangunan yang fungsi sebagai area pelatihan, penelitian dan

yang bersifat pengedukasian untuk diletakkan agak jauh dari sumber

kebisingan yang disini berada pada sisi barat site.

2. Penggunaan vegetasi sebagai buffer alami bagi bangunan dititik titik

yang tingkat kebisingan tinggi.

3. Penggunaan material kedap suara pada ruang tertentu.

4.1.5.5 Analisa View

a. Kondisi Existing

Gambar 4.23 Kondisi Site

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2019

76

pada gambar diatas kita dapat melihat pemandangan disegala sisi di

kawasan sekitar site dari sini kita langsung bisa melihat dan menganalisa view

positif dan negatif pada site tergantung kebutuhan rancangan.

Berikut adalah pemetaan view positif dan negatif sesuai keadaan pada

site exixting

Gambar 4.24 Analisa View

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2019

b. Tanggapan

Utara : sisi ini merupakan view positif yang mana pada arah utara

berhadapan langsung dengan area perkantoran dan akses utama, beranjak dari

potensi ini akan dibuka akses ke arah utara baik dari akses sirkulasi pengguna

maupun akses view dari bangunan dengan penggunaan kaca yang menghadap

kearah persawahan dan perumahan.

Timur : untuk view ke timur merupakan area yang kurang bagus viewnya

pada rancangan Agro Techno park karena berhadapan dengan beberapa

perumahan warga dan terhalang dengan ruko, untuk itu menggunakan vegetasi

sebagai barrier terhadap dampak view yang kurang secara estetika.

Barat : sisi ini merupakan view andalan yang mana pada arah barat

berhadapan langsung dengan stdion harapan bangsa, beranjak dari potensi ini akan

dibuka akses ke arah barat akses view dari bangunan dengan penggunaan kaca

dan area taman edukasi yang menghadap kearah barat.

77

Selatan: untuk view ke selatan merupakan area yang kurang bagus

viewnya pada rancangan Agro Techno park karena berhadapan dengan beberapa

perkebunan warga dan terhalang dengan beberapa rumah warga.

4.2 Analisa Fungsional

4.2.1 Pengguna Bangunan

Secara umum pengguna pada bangunan “Agro Techno park” yaitu

masyarakat Aceh.

a. Dari Kalangan Umum : yaitu masyarakat yang memiliki kepentingan /

ketertarikan terhadap teknologi pertanian seperti petani yang inovatif dan

kreatif yang ingin menikmati fasilitas belajar maupun rekreasi berbasis

teknologi pertanian.

b. Akademisi : yaitu para dosen dan mahasiswa sebagai peneliti dan

pengembang di sektor teknologi pertanian.

c. Kalangan Pebisnis : yaitu kalangan masyarakat yang ingin memperoleh

pengetahuan dan mengembangkan usaha dengan basis teknologi pertanian.

d. Pengelola Agro Techno park, Manajemen Objek Agro Techno park

dikelola oleh pihak BPTP Aceh ( Balai Penelitian Tanaman Pangan ) yang

menjadi investor pengembangan objek, bekerja sama dengan institusi

pendidikan tinggi dan pemerintah. Dimana manajemen bisnis oleh pihak

BPTP Aceh, pengembangan produk oleh institusi pendidikan tinggi dan

kontrol oleh pemerintah.

4.2.2 Kelompok Pelaku

Kelompok Pengguna Pengguna

Pengelola

Manager

Manager Administrasi

Manager Pemasaran

78

Manager Pengawasan

Manager Produksi

Pengguna

Pelaku Teknologi Bidang

Pertanian

Peserta Pelatihan Dan Workshop

Pengunjung

Masyarakat Setempat Atau

Masyarakat Lokal

Wisatawan Lokal / Mancanegara

Siswa SD/SMP/SMA

Mahasiswa

Instansi Pemerintah

Pelaku Bisnis Yang Terkait

Servis

Mekanik

Cleaning Servis

Keamanan

Table 4.1 Kelompok Pengguna

Sumber: Analisa Pribadi 2019

Kategori

Kegiatan

Aktivitas

Pelaku

Fasilitas

Sifat

kegiatan

Kegiatan Utama

Bekerja

Registrasi

Diskusi

Rapat

Brainstorming

/mencari ide

Beribadah

Makan dan minum

Pelaku teknologi

pertanian.

Staff Agro Techno

Park.

Pengunjung

Loby dan

Recepcionist

Co-Office

Pantry

Ruang rapat

Gudang

penyimpanan

Mushola

Semi-

publik

Pelatihan

perkenalan fasilitas

teknologi

Instruktur atau

pengajar.

R. Laboratorium.

R. Kelas

Semi-

publik

79

Dan

Pembekal

an

pertanian.

pelatihan

pembekalan

penggunaan alat.

Pengawasan oleh

staff Agro Techno

Park.

Pelaku teknologi

pertanian ( petani,

dan pengusaha )

Mahasiswa dan

fresh graduate

(baru lulus).

Masyarakat secara

umum

R.rapat

Co-Office registrasi

brainstorming

diskusi

perancangan

strategi pemasaran

dan produksi

pelaku teknologi

pertanian

start up

penyewa

Co-Office Privat

Workshop

/seminar

pelatihan dan

belajar

sharing ilmu

pertanian

peserta workshop

pemateri workshop

ruang kelas

ruang seminar

Semi-

Publik

Pameran

karya

memamerkan

karya yang

inovatif.

melihat pameran

dokumentasi

peserta pameran

masyarakat umum

wisatawan

mahasiswa

praktisi

galeri atau stand

teater room

agro market

publik

Kegiatan Penunjang

Belajar membaca

sharing

diskusi

brain storming

mahasiswa

masyarakat

umum

start up

Perpustakaan Publik

Kuliner makan dan

minum

Semua pelaku di

Agro Techno

Cafetaria

Pantry

publik

80

belanja

Park. Coffee shop

Agro market

Ibadah Sholat

Tadarus

Majelis ilmu

Semua pelaku di

Agro Techno

Park.

Mushola

publik

Kegiatan pengelolaan

Maintenance

Agro Techno

Park.

Mengawasi

seluruh kegiatan

yang sedang

berlangsung

Bertanggung

jawab atas segala

kegiatan

Direktur Agro

Techno Park.

Seluruh staff

Agro Techno

Park.

Pengguna

Ruang direktur

Ruang arsip

Ruang tunggu

Privat

Direksi dan

manajemen

Meyusun dan

mengatur jobdesk

Melayani

tamu/client

GM (General

Manager)

Ruang GM

Ruang rapat

Ruang tunggu

Privat

System

operasional

Menangani

hubungan

internal dan

eksternal

Mengelola

anggaran Agro

Techno Park.

Bertanggung

jawab pada

kegiatan yang

berlansung

Mengawasi

Operation

manager

Communication

manager

Event manager

Ruang OM

Ruang CM

Ruang EM

privat

81

kinerja staff`

Informasi dan

pemasaran

Bertanggung

jawab

memberikan

segala informasi

yang

berhubungan

dengan Agro

Techno Park.

Membantu

pemasaran tenant

yang ada

Informan

Marketing

tenant

Ruang

marketing

Privat

dokumentasi Mengabadikan

setiap momen

yang berlangsung

di Agro Techno

Park.

Video grapher

dan fotographer

Ruang editing Semi-privat

operasional

bangunan

Maintenance

segala property

dan inventaris

Agro Techno

Park.

Spesialis IT

Teknisi

Cleaning

serving

R. genset

R. trafo

R. pompa

R. ME

R. AHU

R. cooling

tower

Lift

Ground tank

Roof tank

Gudang

Penampungan

sampah

Servis

82

sementara

R. cleaning

service

R. Locker

Kegiatan layanan public

Pengumuman Penanganan

reservasi

Melayani

Petani Inovatif

Pengguna

Wisatawan

Staff Agro Techno

Park.

Lobby dan

receptionist

Ruang tunggu

Publik

Akomodasi Ibadah

Istirahat

BAB/BAK

Seluruh pengguna

Agro Techno Park.

Mushola

Lavatory.

Coffee shop.

Cafeteria.

Ruang santai.

Asrama

Servis

Keamanan Menjaga

keamanan dan

ketertiban

segala

aktivitas di

Agro Techno

Park.

Melayani

pengguna

bangunan

Staff keamanan Ruang

kemanan/CCTV

Pos jaga

Semi-publik

Table 4.2 Aktifitas Ruang

Sumber: analisa pribadi 2019

4.2.3 Pola Aktivitas

83

Pola Aktivitas Datang

Gambar 4. 25 Skema Organisasi Aktivitas Datang

Sumber : Analisa Pribadi

Pola Aktivitas Pergi

Gambar 4.26 Skema Organisasi Aktivitas Pergi

Sumber : Analisa Pribadi

Pola Aktivitas Pengelola

Gambar 4.27 Skema Organisasi Aktivitas Pengelola

Sumber : Analisa Pribadi

84

Gambar 4.28 Skema Organisasi Aktivitas Pengguna

Sumber : Analisa Pribadi

4.2.4 Organisasi Ruang

Berdasarkan kegiatan dan sifat ruang, dan keterkaitan hubungannya, maka

ruang-ruang tersebut dapat dikelompokkan secara makro dan mikro.

1. Organisasi Ruang Makro

Gambar 4.29 Organisasi Ruang Makro

Sumber : Analisa Pribadi

85

2. Organisasi Ruang Mikro

a. Co Working

Gambar 4.30 Organisasi Ruang Mikro 1

Sumber : Analisa Pribadi

b. Laboratorium

Gambar 4.31 Organisasi Ruang Mikro 2

Sumber : Analisa Pribadi

c. Co office

Gambar 4.32 Organisasi Ruang Mikro 3

Sumber : Analisa Pribadi

86

4.2.5 Besaran Ruang

Dalam perencanaan menentukan luas besaran ruang Agro Techno Park

yang diperlukan penulis menggunakan literature sebagai berikut:

SBR : Studi Besaran Ruang

SRK : Studi Ruang Khusus

SB : Studi Banding

DA : Data Arsitek

AS : Asumsi

Perhitungan sirkulasi pada ruangan dan bangunan menggunakan acuan

pada buku Time Saver Standart for Building Types 2nd Edition, perhitungan

ditetapkan sebagai berikut:

5-10 % : Sirkulasi Minimum

20% : Kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi

30% : Kenyamanan Fisik

40% : kenyamanan Psikologis

50% : Sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan

70-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan

Ruang Jml.

Ruang

Sumber Kapasitas Analisa Sir. Luas

Ruangan m²

INFORMASION CENTER

Lobby 1 DA 50 Org Standart 2

m2/orang

30

%

80 m2

Informasion

Center

1 DA 4 Org Standart 2

m2/orang

30

%

5.2 m2

Lavatory 1 DA 10 Org Standart 2

m2/orang

20

%

24 m2

TOTAL 109.4 m2

Table 4.3 Kebutuhan Ruang

Sumber: Analisa Pribadi 2019

87

Ruang Jml.

Rua

ng

Su

mbe

r

Kap

asita

s

Analisa Sir. Luas

Ruangan

UNIT KEGIATAN UTAMA

Lab.Teknik

Pangan dan

Pascapanen

2 DA 20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

40% 100 m²

Lab.Teknik

Lingkunga

&

Bangunan

Pertanian.

1 DA 20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

40% 50 m²

Lab.

Kimia,

Biokimia

Pangan &

Hasil

Pertanian

1 DA

AS

20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

Ruang

Inkubator

2 DA

AS

20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

Inkubator 2.4 (3) = 7.2 m²

40% 290 m²

Lab.Biotek

nologi

2 DA

AS

20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

40% 100 m²

Lab. 5 DA 20 Kursi lab 0,8 (20) = 16 m² 40% 700 m²

88

Rekayasa

Proses

AS Org Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

Pilot Plant = 5 m²

Lab Teknol

ogi Pengol

ahan

2 DA

AS

20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

Inventaris Lab = 5 m²

40% 279 m²

Lab.Panga

n dan Gizi

1 DA

AS

20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

Inventaris Lab = 8 m²

40% 147 m²

Lab.

Nutrisi

Pangan dan

Hasil

Pertanian

2 DA

AS

20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

Inventaris Lab = 5 m²

40% 279 m²

Lab.

Agribisnis.

3 DA

AS

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

Lemari loker = 1.2 m²

Inventaris Lab = 10 m²

40% 456 m²

Laboratoriu

m

4 DA

AS

20

Org

Kursi lab 0,8 (20) = 16 m²

Meja Lab 6 m² (5) = 30 m²

Lemari Lab 1.2m² (3) =3.6

40%

89

Lemari loker = 1.2 m²

Inventaris Lab = 10 m²

Meeting

Room

2 DA

AS

12

Org Meja rapat = 9,6 m2

kursi 0.26 (12) = 3.12m2

Proyektor area = 0,5 m2

Bufet & loker = 2m2

50% 45,66 m2

Co-

Working

2 SR

K

40

Org

kursi (A)0,629(20)=12,58m2

kursi (B) 0,44 (20) = 8,8m2

meja (A) 1,2 (15)= 18m2

meja (B) 0,65(15) = 9,75m2

meja (C) 0,65(10) = 6,5 m2

area lesehan = 20 m2

50% 226,8 m2

Co-Office 6 SR

K

10

Org

kursi 0,9 (10) = 8,8m2

meja panjang 5,6m2

Bufet & loker = 2m2

40% 104 m2

Ruang

Kelas

6 SR

K

30

Org

kursi 0,9 (30) = 27 m2

meja mentor 0,72m2

meja kelas 0,96(30)= 28,8m2

30% 356 m2

TOTAL 3.133 m²

Table 4.4 Kebutuhan Ruang

Sumber: Analisa Pribadi 2019

Ruang Jml.

Rua

ng

Su

mbe

r

Kap

asita

s

Analisa Sir. Luas

Ruangan

UNIT KEGIATAN PENUNJANG

Perpustaka

an

2 DA

AS

30

org Rak buku 1,2 m2 (6) = 7,2

Kursi0,35 m2 (11) = 3,85 m²

Meja baca 0,7 m2 (10) = 7

50 % 165 m2

90

Meja petugas perpus 1,9 m²

Ruang baca = 5x7= 35 m²

ATM

galeri

1 DA 5 org Mesin ATM & pengguna

4 m2 (5) = 20 m²

20% 24 m2

Cafeteria 1 AS

DA

100

Org

Meja kursi kap. 2 org

0,98 (7) = 6,86 m2

Meja kursi kap. 4 org

1,96 (9) =17,64 m2

Kursi 0,18(4) = 0,72m2

Meja kursi kap. 8 org

3,92 (8) = 7,84 m2

Meja sofa kap. 4 org

3,05(2) = 6,1 m2

Meja sofa kap. 8 org 3,6 =

10,16m2

Kasir 0,85 (1) = 0,85 m2

etalase 0,85 (2) = 1,7 m2

Pastry Warmer = 1,28 m2

Bar 9,5 (1) = 9,5 m2

Toilet 6,35 • Gudang barang

8,14 m2

Tenant 6(5) = 30 m2

Dapur coffe shop 16,7 (1) =

16,7m2

Area smooking 28,3 m2

50% 230 m2

Mushola 1 DA 100

Org

Sajadah 0,6 m2 (100) =

60m2 Lemari 0,2 m2 (2) =

0,5 m2

Wudhu pria+toilet = 24 m2

Wudhu wanita+toilet = 24

100

%

216 m2

91

m2

Pantry 4 DA 4 Kitchen set = 1.6 m2 50% 9,6 m2

TOTAL 644.6 m²

Table 4.5 Kebutuhan Ruang

Sumber: Analisa Pribadi 2019

Ruang Jml.

Rua

ng

Su

mbe

r

Kap

asita

s

Analisa Sir. Luas

Ruangan

UNIT KEGIATAN PENGELOLA

R General

manager

1 DA

SB

R

1 org

2

tamu

Meja kerja 1,2 m2 (1) = 1,7

m2 Kursi 0,25 m2 (3) =

1,3m2

sofa 0,56 m2 (3) = 1,2 m2

Meja kecil 0,54m2 (1) = 0,36

m2

rak panjang 1,2m2 (1) = 1,2

m2

30% 52 m2

R.

sekretaris

1 SB

R

AS

2 org Meja kerja 2,5 m2

Kursi 0,45 m2 (3) = 1,36 m2

Rak buku 1 m2

30% 11 m2

R.bendahar

a

1 SB

R

1 org Meja kerja 1 = 2,3 m2

Meja kerja 2 = 0,8m2

Kursi 0,45 m2 (4) = 1.81 m2

30% 15.7 m2

R.manager

operasional

1 DA

SB

R

1 org

2

tamu

Meja kerja + nakas 1,43 m2

Kursi 0,45 m2 (3) = 1,81 m2

rak 0,45 m2 (1) = 0,45 m2

30% 9.75

R. Humas 1 DA

SB

R

1 org

2

tamu

Meja kerja + nakas 1,43 m2

Kursi 0,45 m2 (3) = 1,81 m2

rak 0,45 m2 (1) = 0,45 m2

30% 12.3 m2

R. Rapat 1 DA 12 Kursi 0,265 m2 (12) = 3,18 30% 40 m2

92

SB

R

AP

org m2 Meja 0,7 m2 (10) = 7 m2

lemari 1,78 m2

sound (speaker) 0,2 m2

R. Teknisi 1 AS

SB

R

4 org Meja kerja 1,9 m2 (2) = 3,8

m2

Kursi 0,45 m2 (4) = 1,8 m2

Rak dispenser 0,16 m2

Rak lemari 1,24 m2

30% 23 m2

R. Control

Sistem

1 AS

AN

10

org

4m x 3m = 12 m2 30% 24 m2

R. CCTV 1 DA

SB

R

2 org Meja kerja 1,5 m2 (1) = 3

m2 Kursi 0,45 m2 (2) = 0.9

m2 Lemari loker, dispenser

0,75 m2

30% 15 m2

TOTAL 202.75 m²

Table 4.6 Kebutuhan Ruang

Sumber: Analisa Pribadi 2019

Ruang Jml.

Rua

ng

Su

mbe

r

Kap

asita

s

Analisa Sir. Luas

Ruangan

UNIT KEGIATAN SERVICE

R. janitor 4 DA 1 Lemari 0.6 m2 (4) = 2.4 m2 30% 16 m2

Lavatori

(pria)

3 DA 10

org

Toilet 1,5 m2 (3) = 4,5 m2

Urinoir 0,96 m2 (3) = 2,88

m2 Wastafel 0,6 m2 (3) = 1,8

m2 Total = 9,18 m2

30% 36 m2

Lavatory

(wanita)

3 DA 10

org

Toilet 1,5 m2 (3) = 6 m2

Wastafel 0,6 m2 (3) = 1,8 m2

Total = 6,3 m2

30 % 27 m2

Loading

Dock

1 AS

TS

- 4m x 4m = 16 m2 50% 24 m2

93

(Bongkar

Barang)

R. pompa 1 AS

TS

- 4m x 8m = 32 m2 30% 42 m2

R.AHU 1 AS

TS

- 4m x 5m = 20 m2 30% 26 m2

R.Genset 1 AS - 4m x 8m = 32 m2 30% 42m2

R.trafo 1 AS - 4m x 4m = 16m2 30% 21 m2

TOTAL 234 m²

Table 4.7 Kebutuhan Ruang

Sumber: Analisa Pribadi 2019

KELOMPOK RUANG JUMLAH RUANG BESARAN RUANG

Kelompok Ruang

Information Center

3 Ruang 109.4 m²

Kelompok Ruang Utama 42 Ruang 3.133 m²

Kelompok Ruang Pengelola 10 Ruang 202 m²

Kelompok Ruang Penunjang 10 Ruang 644 m²

Kelompok Ruang Servis 15 Ruang 234 m²

TOTAL 80 Ruang 4.323m²

Table 4.8 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang

Sumber : Analisa Pribadi 2019

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

5.1.1 Hijau Berkelanjutan

Konsep dasar Perancangan Agro Techno Park Aceh adalah Hijau

Berkelanjutan (Ramah Lingkungan) ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha

meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan

menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan

94

dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien

dan optimal.

Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan,

memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan,

dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Hijau Berkelanjutan dipercaya

sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di

masa kini dan masa yang akan datang.

Prinsip - Prinsip Hijau Berkelanjutan :

Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam

merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan

dan memenuhi semua kebutuhannya.

Minimizing new resources : mendesain dengan mengoptimalkan

kebutuhan sumber dayaalam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak

habis dan dapat digunakan di masa mendatang / Penggunaan material

bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus

meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa

mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).

Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendesain

bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan

sumber energi yang ada.

Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni

bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun,

nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti

bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak

berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada).

Menetapkan seluruh prinsip - prinsip Hijau Berkelanjutan secara

keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita

pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

95

Tabel Prinsip - prinsip Dasar Arsitektur Islam yang Kriterianya sesuai

dengan konsep Hijau Berkelanjutan.

Fungsi Karya arsitektur harus fungsional, artinya harus bias

dimanfaatkan secara maksimal guna menghindari

kemubadziran.

Bentuk Bangunan dapat mempunyai tampilan bentuk yang

bagus namun tetap fungsional dan tidak berlebihan.

Teknik Struktur dan kontruksi bangunan harus kokoh dan kuat

sehingga tidak membahayakan manusia yang

menggunakanya.

Keselamatan Karya arsitektur harus dapat menjamin keselamatan

penggunanya, apabila terjadi bencana atau musibah.

Kenyamanan Karya arsitektur harus memberikan kenyamanan bagi

penggunanya, sehingga dapat selalu bersyukur kepada

Allah Swt.

Konteks Karya arsitektur harus menyatu dengan lingkungan,

artinya karya tersebut tidak merusak lingkungan alam

dan lingkungan buatan.

Efisien Karya arsitektur harus efisien, artinya dapat mewah

dalam desain tetapi murah dalam pendanaanya.

Tabel 5.1 Prinsip - Prinsip Dasar Arsitektur Islam

Sumber : Diadaptasi dari Munichy B. Edrees, 2010

Tabel Pendekatan Perancangan Arsitektur Islam dengan merujuk pada Al-

Qur’an dan Sunnah

No Sumber Filosofi Aplikasi

1 Al-Anbiya 107 Ramhmatan Lil’alamin

(Rahmat Bagi Alam

Semesta)

Serasi, Lestari, Awet

2 Yunus 25 As-Salam (Ramah

Lingkungan)

Aman, Ramah, Toleransi

96

3 Ar-Rum 30 Fitrah (Manusia) Nyaman, Akrab,

Aksesibel

4 Al-Isra 27 Tidak Mudharat

(Bermanfaat)

Produktif, Fungsional,

Bermanfaat

5 Al-Baqarah 17 Tidak Taqlid (Kreatif,

Ijtihad)

Ikhtiar, Inovasi, Temuan

6 Al-A’raf Hemat (Tidak Berlebihan) Maksimal, Optimal

7 An-Nur 30-31 Hijab (Pembatas) Zoning, Pembeda,

Pembatas

8 Al-Hijr Tawazun (Seimbang) Imbang, Cocok, Sesuai

9 Al-Jum’ah 19 Hikmah (Pelajaran) Efisien, Efektif

10 Sunnah Rasul Annazhofah (Kebersihan) Bersih, Sehat, Sejuk,

Wangi

11 Sunnah Rasul Jamilun (Keindahan) Indah, Dekoratif,

Geometris

12 Sunnah Rasul Kauniah (Kekuasaan Allah) Alami, Jujur

Tabel 5.2 Pendekatan Perancangan Arsitektur Islam dengan merujuk pada Al-Qur’an dan

Sunnah

Sumber : Diadaptasi dari Ahmad Noe’man, 2003

5.2 Rencana Tapak

Konsep rencana tapak pada perancangan Agro Techno Park ini tercipta

dari konsep permitakan, konsep tata letak ruangan, konsep pencapaian dan konsep

sirkulasi dan parkir.

5.2.1 Permintakatan

Permintakatan adalah pengelompokan zona - zona kegiatan yang

didasarkan pada jenis kegiatan dan sifat ruang, sehingga kegiatan yang

berlangsung dalam tapak berjalan dengan optimal dan teratur. Berikut tabel

pembagian permitakatan:

Zona Privat Zona Semi Publik Zona Publik Zona Servis

97

Kantor pengelola

Ruang rapat

Ruang engineer

Co-office

Co-working

Laboratorium

Perpustakaan

Classroom

Cafetaria

Mushola

ATM centre

Coffee shop

parkir

fasilitas servis

Tabel 5.3 Pemintakatan Lahan

Sumber : Analisa Pribadi

Gambar 5.1 Permintakatan Ruang

Sumber: analisa pribadi

5.2.2 Tata Letak

Konsep tata letak ruang didalam bangunan merupakan hasil dari analisa

makro dan mikro yang menghasilkan zonasi - zonasi dan pengelompokan kegiatan

serta sirkulasi yang mungkin terjadi, masa bangunan terbagi menjadi beberapa

zonasi, yaitu:

Gambar 5.2 Tatak Letak

Sumber: analisa pribadi

Zona pengelola Zona Kerja Zona administrasi Zona Servis

Kantor pengelola

Ruang rapat

Ruang engineer

Co-office

Co-working

Laboratorium

Gallery

Perpustakaan

Classroom

Cafetaria

fasilitas

servis

98

Mushola

ATM centre

Coffee shop

parkir

Tabel 5.4 Tatak Letak

Sumber: Analisa Pribadi

a. Entrance utama terletak pada jalan Teungku Dilhoong II karena

merupakan jalan utama yang berhubungan langsung dengan lokasi

perancangan.

b. Ruang administrasi berada didekat main entrance sebagai bangunan

yang bersifat publik, sehingga memudahkan pencapaian oleh

pengunjung.

c. Area parkir ditempatkan disebelah utara dan barat bangunan, agar

tidak mengganggu sirkulasi kendaraan lain yang ingin masuk menuju

zona drop off.

d. Area terbuka mencakup taman, plaza dan kantin.

e. Zona pengelola ditempatkan bagian belakang agar lebih mudah

melakukan pengontrolan jalannya operasional bangunan.

f. Zona kerja terletak agak ketengah untuk menghidari terganggunya

kinerja pengguna tetap bangunan oleh para pengunjung.

g. Area servis terletak bagian samping site karena terdapat ruang-ruang

khusus yang hanya diakses oleh orang tertentu.

5.2.3 Pencapaian

Berdasarkan hasil analisa pencapaian, maka dapat disimpulkan:

1. Bukaan untuk menuju kedalam lokasi akan dibuka melalui jalan Teungku

Bakurma karena lokasi perancangan hanya memungkinkan untuk diakses

melalui jalan tersebut.

2. Membedakan jalur masuk dan keluar antara kendaraan pribadi dan

kendaraan servis untuk memudahkan sirkulasi.

99

3. Jalur masuk diposisikan pada sisi paling kiri lokasi perancangan, dengan

tujuan jika pengunjung tidak menemukan lokasi parkir yang tepat maka

pengunjung bisa memutar kembali kedalam lokasi perancangan.

Gambar 5.3 Konsep Pencapaian

Sumber : Analisa Pribadi

5.2.4 Sirkulasi Dan Parkir

Agro Techno Park adalah jenis bangunan komersial, untuk itu diperlukan

sirkulasi dan sistem parkir baik agar mendukung fungsi bangunan.

5.2.4.1 Sirkulasi

Sirkulasi dalam perancangan Agro Techno Park didesain untuk

memudahkan pengguna kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Jalur sirkulasi

dibedakan mejadi beberapa jenis:

1. Pemisahan antara jalur masuk dan keluar lokasi perancangan.

2. Membuat jalur pedestrian yang nyaman untuk dilalui pengunjung

bangunan dan masyarakat sekitar yang menggunakan kendaraan umum.

3. Area parkir terbagi menjadi dua yaitu parkiran biasa dan basement.

5.2.4.2 Parkir

Departemen Perhubungan Direktu Jenderal Perhubungan Darat tahun1999

telah menetapkan aturan tentang ruang parkir, yaitu sebagai berikut.

JENIS KENDARAAN SATUAN RUANG PARKER M²

a. Mobil penumpang untuk

golongan I

2.30 x 5.00

100

b. Mobil penumpang untuk

golongan II

c. Sepeda motor

2.50 x 5.00

0.75 x 2.00

Tabel 5.5 Penentuan Satuan Ruang Parkir(Srp)

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1999

Kriteria peletakan fasilitas parkir ;

Tempat parkir diusahakan di permukaan yang datar agar kendaraan tidak

menggelinding. Jika tanah miring lakukan grading dengan sistem cut and

fill.

Tempat parkir dengan bangunan ( tempat kegiatan ) diusahakan tak jauh.

Jika cukup jauh, buat sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir.

Ditinjau dari penggunaannya, tempat parkir terbagi atas :

Parkir kendaraan roda lebih dari 4, misalnya bus ( lebar 3 meter, panjang 8

m ), bus kecil ( lebar 2,4 m, panjang 6 m ) dan truk.

Parkir kendaraan roda 4, misalnya sedan besar ( lebar 1,765 m, panjang

4,82 m ), sedan sedang ( lebar 1,4 m, panjang 3,8 m ), sedan kecil ( lebar

1,4 m, panjang 2,9 m ), MPV ( lebar 1,6 m, panjang 4,8 m ), jeep ( lebar

1,6 m, panjang 4 m ) dan minibus ( lebar 1,5 m, panjang 5 m ).

Parkir kendaraan roda 3, misalnya Becak ( lebar 90 cm, panjang 2 m ).

Parkir kendaraan roda 2, misalnya sepeda ( lebar 45 cm, panjang 1,5 m )

dan sepeda motor ( lebar 90 cm, panjang 2 m ), motor besar ( lebar 1,05 m,

panjang 2,5 m ).

Dari sudut desain, kriteria dan prinsip tempat parkir secara garis besar

harus memperhatikan ;

Cukup penerangan cahaya di malam hari.

Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir. Untuk kegiatan yang

berlangsung sepanjang waktu, tempat parkir perlu dilengkapi penerangan

101

yang cukup. Bisa menggunakan lampu taman setinggi 2 meter atau

penempatan lampu jalan merkuri.

Jumlah kendaraan yang akan ditampung sehingga diketahui perkiraan luas

yang dibutuhkan.

Ukuran dan jenis kendaraan yang akan ditampung. Perhatikan standarnya.

Aman dan terlindung dari panas matahari. Berikan tanaman peneduh di

antara pembatas parkir. Pilih tanaman berbentuk pohon atau perdu, cukup

kuat, tidak mudah patah, tidak mengeluarkan getah yang merusak cat

kendaraan, mempunyai tajuk yang cukup padat dan lebar, mempunyai

sistem perakaran yang tidak merusak perkerasan ( pelataran parkir) dan

tidak menggugurkan dahan dan ranting. Contoh, Biola cantik ( Ficus

benyamina ) dan Kiara payung ( Filicium desifiens ).

Tersedia sarana penunjang parkir, misalnya tempat tunggu sopir dan

tempat sampah. Pada tempat tertentu dilengkapi pengeras suara untuk

memanggil sopir. Karena merupakan area umum, tempat parkir perlu

gardu jaga untuk petugas keamanan.

Tempat parkir bisa berbentuk ; parkir tegak lurus, parkir sudut, parkir

paralel dan parkir khusus bagi penderita kekurangan fisik atau disabilitas.

Gambar 5.4 Parkir Tegak Lurus

Sumber : Tatura 2017,Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo

102

Gambar 5.5 Parkir Sudut dan Parkir Paralel

Sumber : Tatura 2017,Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo

Gambar 5.6 Parkir Khusus Disabilitas

Sumber : Tatura 2017,Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo

Perkerasan tempat parkir dengan paving atau grass block. Ada bantalan

pasir dan landasan di bawahnya. Meski didesain menyerap air, sistem drainase

tetap diperlukan.

Gambar 5.7 Perkerasan Tempat Parkir Dengan Paving Atau Grass Block

Sumber : Tatura, 2017, Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo

Adapun fasilitas penunjang parkir dalam perancangan agro techno park

memerlukan :

a. Pos Petugas.

b. Lampu Penerangan.

103

c. Pintu Keluar Dan Masuk.

d. Alat Pencatat Waktu Elektronis Dan

e. Pintu Elektronis Pada Fasilitas Parkir Dengan Pintu Masuk Otomatis.

5.3 Konsep Bangunan

5.3.1 Gubahan Massa

Konsep gubahan masa Agro Techno park mengikuti bentuk site hal ini

tentu mempertimbangkan efesiensi lahan supaya dapat menampung semua

aktifitas dari Agro Techno park tidak lupa pula untuk memperhatikan hasil dari

analisis site inventory supaya tidak berbenturan dalam pengaplikasian rancangan

konsep Agro Techno park.

Gambar 5.8 Konsep Gubahan Massa

Sumber : Analisa Pribadi

Pada gambar di atas kita dapat melihat ide dasar gubahan masa yaitu ada

garis sumbu berwarna hitam yang merupakan garis dasar pembagi zonasi masa

yang kemudian di modifkasi sedemikian rupa supaya lebih menarik dan dapat

menunjung kegiatan Agro Techno park secara maksimal.

Gambar 5.9 Transformasi Gubahan Massa

Sumber : Analisa Pribadi

104

5.3.2 Fasad Bangunan

Sebagai bangunan dengan pendekatan Arsitektur Hijau tentu penulis tidak

melupakan kaidah - kaidah atau kriteria dari bangunan dengan konsep Arsitektur

Hijau dan fasade bangunan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan

wajah dari bangunan beranjak dari sini konsep fasade yang akan digunakan pada

bangunan Agro Techno park ialah dengan menggunakan material yang senada

dengan Arsitektur Hijau seperti penggunaan batu bata, Semen, keramik,

aluminium, kaca, dan baja pada bangunan. ( I Putu Gede Andy Pandy )

Gambar 5.10 facade green Modern

Sumber : https://www.pinterest.ca/

5.3.3 Material Bangunan

Penggunaan material pada perancangan Agro Techno Park ini mempunyai

beberapa pertimbangan, diantaranya :

a. Menggunakan material lokal (batu-bata).

b. Material memiliki kualitas tahan lama.

c. Material memberikan kenyamanan dan keselamatan yang tinggi terhadap

pengguna bangunan.

d. Memberi kesan estetika tanpa melupakan kebutuhan ruang dan jenis

aktivitas.

Dari pertimbangan - pertimbangan diatas, maka pada bangunan Agro

Techno Park direncanakan menggunakan bahan lokal seperti batu-bata, beton

ekspos, baja, bata berongga, kayu dan kaca sebagai material utama bangunan.

Adapun material yang digunakan diantaranya meliputi :

105

Penutup lantai menggunakan material marmer, keramik, Batu Alam dan

parket.

Perkerasan ruang luar menggunakan grass block, paving block dan top mix

permeable.

Material dinding menggunakan beton, batu - bata, kaca dan lain-lain.

Plafond menggunakan gypsum, dan kayu yang dapat meredam suara.

Material eksterior menggunakan beton ekspose, dinding roster.

5.4 Konsep Ruang Dalam

Konsep ruang dalam pada perancangan Agro Techno Park ini berpedoman

pada fungsi utama bangunan sebagai bangunan pusat riset dan teknologi

pertanian. Untuk memaksimalkan setiap ruang yang ada, desain yang diterapkan

harus sefungsional mungkin. Tataan interior bergaya Green House dan Modern

bisa menjadi alternatif yang baik dalam perancangan ruang dalam Perancangan

Agro Techno Park Aceh.

Gambar 5.11 Ruang Co Working

Sumber : https://www.archify.com/

Gaya desain interior Arsitektur hijau dan modern menunjukan gaya desain

yang simple, bersih, fungsional, stylish dan selalu mengikuti perkembangan jaman

yang berkaitan dengan gaya hidup modern dan berkelanjutan yang sedang

berkembang pesat.

Gambar 5.12 Ruang Start Up

Sumber : https://blog.flyspaces.com/

106

Pembagian area ataupun ruang kerja menjadi lebih atraktif setiap area bisa

menciptakan ciri khas sendiri baik pemilihan warna dan penambahan beberapa

fasilitas pendukung menjadi nilai tambah tersendiri.

Gambar 5.13 lobby

Sumber : https://www.greeners.co/

5.5 Konsep Ruang Luar / Landscape

Masyarakat Aceh menyukai hal-hal yang membuat mereka merasa damai,

seperti taman yang bisa dinikmati keindahannya. Selain mampu membuat

nyaman, taman pada Agro Techno Park juga harus mengutamakan fungsinya

sebagai bangunan komersial. berdasarkan hal tersebut maka plaza adalah solusi

yang tepat untuk dihadirkan pada bangunan. Karena mampu membuat suasana

nyaman sekaligus mampu mengangkat fungsi bangunan sebagai bangunan

komersial.

Gambar 5.14 Plaza

Sumber : Pinterest

konsep dasar dari landskap Agro Techno park Aceh yaitu “Ruang Rekreasi

Pendidikan Dan Alun-Alun” dengan pendekatan “urban landskap” yang dimana

proses desain akan memberikan pengguna pengalaman belajar diluar ruang kelas

(belajar dari alam) dan dapat terjadi interaksi sosial di dalam nya tentu dengan

aspek-aspek dari urban landscape dan menggunakan spot-spot yang atraktif

dengan penambahan urban furniture di beberapa sudut taman.

107

Dalam merancang sebuah taman agar dapat berfungsi secara maksimal dan

estetis, perlu dilakukan pemilihan dan penataan secara detail terhadap elemen-

elemennya. Ashihara (dalam Susanti, 2000) di dalam bukunya membagi elemen

lansekap ke dalam tiga bagian :

1. Hard scape : Perkerasan, beton, jalan, paving block, gazebo, pagar, dan

pergola.

2. Soft scape : Tanaman dengan berbagai sifat dan karakternya.

3. Street Furniture : Elemen pelengkap dalam tapak, seperti bangku taman,

lampu taman, kolam, dan sebagainya.

Penerapan konsep lanskap mengacu pada ketiga elemen tersebut, yang

menjadikan lansekap memiliki elemen yang sesuai standar, berikut penerapannya:

1. Elemen keras/ Hard scape

Elemen keras pada ruang luar terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya

adalah material alami dan buatan. Untuk mendapatkan gambaran konsep yang

diinginkan maka jenis elemen keras yang digunakan adalah material keras buatan.

Elemen keras yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Pedestrian (jalur pejalan kaki), menggunakan grass block dengan

menambah ketinggian level permukaan. Pada sisi - sisinya ditanami

vegetasi pengarah dan selingi dengan vegetasi peneduh. Dan terpenting

juga dilengkapi dengan sign ( rambu rambu ) untuk penyandang

tunanetra.

Gambar 5.15 Pedestrian

Sumber : http://narchitects.com/

Shelter, sebagai tempat istirahat dan sebagai tempat berteduh jika

terjadi hujan.

108

Gambar 5.16 Shelter

Sumber : http://listkuliner.com/popular/

Gambar 5.17 Konsep Pendestrian

Sumber : Analisa Pribadi

2. Elemen lunak/ Soft scape

Elemen lunak terdiri dari kombinasi berbagai elemen diantaranya adalah

pepohonan, bunga, tanaman perdu, dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan

gambaran konsep yang diinginkan maka jenis elemen lunak yang digunakan

adalah:

Vegetasi : vegetasi yang digunakan adalah perpaduan dari vegetasi

peneduh (tanjung, kiara paying, mangga, angsana), vegetasi pengarah

(palem putri), vegetasi perdu (the - tehan dan pucuk merah), serta tanaman

hias (bunga kertas, bunga kembang sepatu, ).

Penutup tanah yang digunakan adalah rumput jepang ( zoysia matrella)

Gambar 5.18 Vegetasi

Sumber : google.com

Gambar 5.19 Area Tanaman

Sumber : Analisa Pribadi

3. Street Furniture

a. Lampu Taman

Lampu taman kini menjelma menjadi lampu hias yang mampu

membuat taman menjadi terlihat indah dan menarik dimalam hari.

Kegunaan lampu hias/lampu taman adalah sebagi penerangan

sekaligus dekorasi taman.

109

Gambar 5.20 Lampu Taman

Sumber : Pinterest

b. Bangku Taman

Perletakan bangku taman tepat berada pada sisi pedestrian jalan

pejalan kaki, bertujuan agar penggunaan area lansekap lainnya lebih

optimal.

Gambar 5.21 Bangku Taman

Sumber : Pinterest

Gambar 5.22 Kesimpulan Konsep Lanskap

Sumber : Analisa Pribadi

5.6 Konsep Struktur

5.6.1 Sistem Struktur

1. Struktur Bawah

Struktur bawah pada bangunan Agro Techno Park menggunakan

jenis pondasi tapak. Penerapan pondasi akan ditentukan berdasarkan

110

karakter tanah dan lingkungan sekitar. Pondasi harus diperhitungkan

untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beban yang diterima

bangunan baik itu beban lateral atau beban horizontal. Pondasi tapak

mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:

a. Lebih ekonomis

b. Galian tanah lebih sedikit

c. Lebih cocok untuk bangunan bertingkat

Gambar 5.23 Pondasi Tapak

Sumber : www.arsindo.com

2. Struktur Atas

Struktur atas bangunan adalah kombinasi struktur beton bertulang

dan balok konstruksi. Struktur kolom dan balok konstruksi yang

digunakan pada bangunan adalah rangka baja. Struktur utama rangka yang

terdiri dari komposisi elemen linear (kolom atau balok), elemen bidang

(plat lantai) dan elemen ruang (inti core) yang membentuk kerangka yang

kaku. Struktur penutup dinding menggunakan kaca, batu bata dan elemen

secondary skin.

3. Struktur Atap

Struktur atap yang dipakai adalah struktur dak beton dan rangka

baja. Desain atap dipadukan antara atap miring yang memakai material

atap bitumen dengan atap datar dengan dak beton. Untuk atap dak

pemakaiannya lebih bebas, disesuaikan dengan bentuk bangunan. Untuk

111

mengatasi masalah hujan dan kebocoran, dapat diatasi dengan membuat

kemiringan tertentu. membuat talang air hujan dan untuk mengatasi

kebocoran dapat diantisipasi dengan water proofing berupa cat dengan

spesi ketebalan yang sesuai.

5.6.2 Denah Bangunan

Bentuk denah bangunan yang direncanakan sebaiknya simetris, sederhana,

dan efisien. Hal tersebut guna meminimalisir efek getaran, gerakan, dan

perputaran gempa (dilatasi) yang dialami oleh bangunan.

Gambar 5.26 Denah Bangunan Simetris Dan Sederhana

Sumber : Analisa Pribadi

Struktur bangunan gedung yang merespon tsunami adalah struktur

bangunan yang dapat memecah dan kuat menahan hempasan gelombang yang

menerpa. Serta memiliki area yang lebih tinggi dari muka gelombang tsunami

sebagai sarana penyelamatan diri pengguna bangunan tersebut.

Gambar 5.27 Struktur Bangunan Tahan Tsunami

Sumber : Tugas Akhir Shelter Mitigasi bencana 2017

5.7 Konsep Utilitas

5.7.1 Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem jaringan air bersih yang digunakan pada Agro Techno Park

menggunakan system down feed. Sistem ini menampung air terlebih dulu

ditangki bawah (ground tank) kemudian dipompa keatas (upper tank) yang

112

biasanya dipasang diatas atap atau dilantai tertinggi bangunan. Selanjutnya,

air akan didistribusikan ke seluruh bangunan. Kelebihan dari sistem down

feed ini adalah:

Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas bekerja secara

otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat

ditekan.

Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan dengan tangki tekan.

Tidak memerlukan pompa otomatis (kecuali untuk sistem pencegah

kebakaran seperti hydrant dan sprinkler.

Pompa tidak bekerja secara terus menerus sehingga lebih efisien dan

awet.

Air bersih selalu tersedia setiap saat.

Gambar 5.28 Sistem Down Feed

Sumber : https://lingkunganitats.wordpress.com/

5.7.2. Sistem Distribusi Air Kotor

Sistem distribusi air kotor yang diterapkan pada bangunan

diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Memanfaatkan air hujan yang jatuh ke atap bangunan, untuk

kemudian digunakan sebagai penyiram tanaman.

b. Air kotor yang berasal dari urinoir menuju resapan, sedangkan limbah

dari kloset disalurkan langsung menuju septictank kemudian

113

disalurkan lagi menuju bak resapan. Air kotor yang berasal dari dapur

dan wastafel juga melalui bak resapan sebelum disalurkan ke riol kota

Gambar 5.29 Skema Distribusi Air Kotor

Sumber : analisa pribadi

5.7.3 Sistem Instalasi Listrik

Sumber utama listrik yang digunakan di lingkungan Agro Techno

Park ini berasal dari PLN dan untuk sumber cadangan listrik menggunakan

genset (generator set) dan solar panel. Aliran listrik dialirkan menuju

jaringan kabel ke tiap saluran yang membutuhkan tenaga listrik.

Gambar 5.30 Skema Sumber Listrik

Sumber : Analisa Pribadi

5.7.4 Sistem Instalasi Sampah

Sistem pembuangan sampah pada bangunan menggunakan tempat

sampah yang ditempatkan disetiap lantai, lalu dibuang menuju tempat

pembuangan sementara dilingkungan bangunan dan diangkat oleh truk

sampah lalu dibuang menuju tempat pembuangan akhir.

Gambar 5.31 Skema Instalasi Sampah

Sumber : Analisa Pribadi

114

5.7.5 Sistem Pengamanan Dan Kebakaran

a. Pada sistem keamanan, Agro Techno Park akan menggunakan CCTV

yang akan dipasang pada sudut - sudut bangunan. Pada ruang - ruang

yang menyimpan barang penting. Kamera CCTV yang tersebar

didalam dan luar bangunan akan diawasi oleh staff keamanan didalam

ruang kontrol.

Gambar 5.32 CCTV

Sumber : indiamart.com

b. Sistem pemadaman

Pengamanan kebakaran pada Agro Techno Park dalam prakteknya

akan menggunakan tiga tahap, diantarnya:

Tahap awal, pada tahap ini adalah pencegahan pertama jika terjadi

kebakaran pada bangunan, menggunakan smoke detector, heat

detector, sprinkler dan water hydrant.

Gambar 5.33 Sistem Pemadam Kebakaran

Sumber : https://hydrantsprinkler.wordpress.com

Tahap kedua, pada tahap ini adalah aturan mengenai peletakan

setiap elemen pengamanan kebakaran.

115

Alat Luas Pelayanan Keterangan

Water Hydrant Jarak maks. 30 m²

Luas pelayanan 800 m²

Ditempatkan

dikoridor, ditaman

atau di luar

bangunan.

Kimia Portable Jarak maks. 25 m²

Luas pelayanan 200 m²

Ditempatkan pada

area pelayanan dan

servis.

Sprinkler Jarak maks. 6 - 9 m²

Luas pelayanan 25 m²

Diletakkan di langit-

langit ruangan.

Tabel 5.6 Elemen Pengamanan Kebakaran

Sumber : https://hydrantsprinkler.wordpress.com

Tahap ketiga, pada tahap terakhir ini adalah langkah - langkah

evakuasi apabila kebakaran sudah tidak dapat ditangani oleh tahap

satu dan dua.

c. Tangga Darurat

Merupakan alat transportasi vertikal dalam keadaan darurat, tangga

darurat diletakkan pada setiap 25 m, dilengkapi dengan blower tahan api

minimal 2 jam. Lebar pintu 90 cm, lebar tangga minimal 1,5 m.

Gambar 5.34 Tangga Darurat

Sumber: www.synergysolusi.com, 13 Januari 2019

Alat Keterangan

Tangga Darurat Pada setiap 25 m, dilengkapi dengan blower tahan api

minimal 2 jam. Lebar pintu 90 cm, lebar tangga

minimal 1,5 m.

116

Koridor Lebar minimal 1,8 meter.

Sumber Listrik

Cadangan

Bekerja pada saat listrik padam, untuk lampu darurat

dan menjalankan pompa hydrant.

Penerangan

Darurat

Lampu penunjuk pintu darurat (exit), tangga darurat

dan koridor.

Tabel 5.7 Langkah - Langkah Evakuasi

Sumber : https://hydrantsprinkler.wordpress.com

5.7.6 Sistem Penghawaan

Untuk menjaga kenyamanan pengguna didalam bangunan sangat diperlukan

sistem penghawaan ruangan yang baik. Pada Agro Techno Park

menggunakan penghawaan alami dan buatan.

a. Penghawaan alami

Pada jenis penghawaan ini menggunakan bukaan berupa ventilasi pada

ruang - ruang seperti ruang servis dan pelayanan dan beberapa ruang

lainya. Dengan memanfaatkan sistem cross ventilation yang

memungkinkan terjadinya sirkulasi udara semaksimal mungkin.

b. Penghawaan buatan

Agro Techno Park adalah jenis bangunan yang hampir semua

kegiatannya didalam bangunan. Oleh karena itu tidak akan cukup jika

hanya mengandalkan penghawaan alami. Diperlukan pengkondisian

udara didalam ruangan dengan menggunakan pendingin ruangan berupa

air conditioner (AC). Pemasangan AC akan menggunakan sistem AC

Central dan AC Split.

Gambar 5. 35 Penghawaan Buatan

Sumber : probohindarto.wordpress.com

117

BAB VI

KONSEP PERANCANGAN

6.1 Site Plan

Gambar 6.1 Site Plan

Sumber: Dokumen Pribadi

118

6.2 Layout Plan

Gambar 6.2 Layout Plan

Sumber: Dokumen Pribadi

119

6.3 Gambar Arsitektural

Gambar 6.3 Denah Lt. 1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

120

Gambar 6.4 Denah Lt. 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

121

Gambar 6.5 Denah Atap Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

122

Gambar 6.6 Tampak 1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

123

Gambar 6.7 Tampak 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

124

Gambar 6.8 Potongan Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

125

Gambar 6.9 Denah Kusen Lt. 1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

126

Gambar 6.10 Denah Kusen Lt. 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

127

Gambar 6.11 Detail Kusen 1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.12 Detail Kusen 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

128

Gambar 6.13 Detail Kusen 3 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.14 Detail Kusen 4 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

129

Gambar 6.15 Detail Kusen 5 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.16 Detail Kusen 6 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

130

Gambar 6.17 Detail Kusen 7 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.18 Detail Kusen 8 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

131

Gambar 6.19 Denah Pola Lantai Lt. 1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

132

Gambar 6.20 Denah Pola Lantai Lt.2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

133

Gambar 6.21 Denah Rencana Plafond Lt.1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

134

Gambar 6.22 Denah Rencana Plafond Lt.2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

135

Gambar 6.23 Detail Plafond Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

136

6.4 Gambar Struktur Gedung A

Gambar 6.24 Denah Pondasi Tapak Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

137

Gambar 6.25 Detail Pondasi Tapak 1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.26 Detail Pondasi Tapak 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

138

Gambar 6.27 Denah Pondasi Batu Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

139

Gambar 6.28 Detail Pondasi Batu Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

140

Gambar 6.29 Denah Kolom Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

141

Gambar 6.30 Denah Sloof Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

142

Gambar 6.31 Denah Balok Lantai Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

143

Gambar 6.32 Denah Ring Balok Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

144

Gambar 6.33 Denah Plat Lantai Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

145

Gambar 6.34 Detail Plat Lantai Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

146

Gambar 6.35 Tabel Pembesian 1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.36 Tabel Pembesian 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

147

Gambar 6.37 Denah Rencana Kuda-Kuda Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

148

Gambar 6.38 Detail Kuda-Kuda Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

149

6.5 Gambar Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing Gedung A

Gambar 6.39 Denah Elektrikal Lt.1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

150

Gambar 6.40 Denah Elektrikal Lt.2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

151

Gambar 6.41 Denah Plumbing Lt.1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

152

Gambar 6.42 Denah Plumbing Lt. 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

153

Gambar 6.43 Denah Sprinkler Lt. 1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

154

Gambar 6.44 Denah Sprinkler Lt. 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

155

Gambar 6.45 Denah Air Hujan Lt.1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

156

Gambar 6.46 Denah Air Hujan Lt. 2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

157

Gambar 6.47 Denah Air Hujan Lt. Atap Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.48 Potongan Sistem Instalasi Air Hujan Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

158

Gambar 6.49 Denah Ac Central Lt.1 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

159

Gambar 6.50 Denah Ac Central Lt.2 Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

160

Gambar 6.51 Detail Lavatory Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.52 Potongan Lavatory Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

161

Gambar 6.53 Detail Septictank, Resapan Dan Bak Kontrol Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.54 Detail Plumbing Gedung A

Sumber: Dokumen Pribadi

162

6.6 Gambar Arsitektural Gedung B

Gambar 6.55 Denah Lt.1 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

163

Gambar 6.56 Denah Lt.2 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

164

Gambar 6.57 Denah Lt.3 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

165

Gambar 6.58 Denah Atap Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

166

Gambar 6.59 Tampak 1 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

167

Gambar 6.60 Tampak 2 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

168

Gambar 6.61 Potongan Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

169

Gambar 6.62 Denah Kusen Lt. 1 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

170

Gambar 6.63 Denah Kusen Lt. 2 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

171

Gambar 6.64 Denah Kusen Lt. 3 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

172

Gambar 6.65 Detail Kusen 1 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.66 Detail Kusen 2 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

173

Gambar 6.67 Detail Kusen 3 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.68 Detail Kusen 4 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

174

Gambar 6.69 Detail Kusen 5 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.70 Detail Kusen 6 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

175

Gambar 6.71 Denah Pola Lantai Lt.1 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

176

Gambar 6.72 Denah Pola Lantai Lt.2 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

177

Gambar 6.73 Denah Pola Lantai Lt.3 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

178

Gambar 6.74 Denah Plafond Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

179

6.7 Gambar Struktur Gedung B

Gambar 6.75 Denah Pondasi Tapak Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

180

Gambar 6.76 Denah Pondasi Batu Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

181

Gambar 6.77 Detail Pondasi Tapak Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.78 Detail Pondasi Batu Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

182

Gambar 6.79 Denah Kolom Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

183

Gambar 6.80 Denah Sloof Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

184

Gambar 6.81 Denah Balok lantai Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

185

Gambar 6.82 Denah Ring Balok Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

186

Gambar 6.83 Plat Lantai Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

187

Gambar 6.84 Detail Plat Lantai Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.85 Tabel Pembesian 1 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

188

Gambar 6.86 Tabel Pembesian 2 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.87 Detail Kuda-Kuda Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

189

Gambar 6.88 Denah Kuda-Kuda Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

190

6.8 Gambar Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing Gedung B

Gambar 6.89 Denah Elektrikal Lt.1 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

191

Gambar 6.90 Denah Elektrikal Lt. 2 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

192

Gambar 6.91 Denah Elektrikal Lt. 3 Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

193

Gambar 6.92 Denah Plumbing Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

194

Gambar 6.93 Denah Lavatory Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6.94 Potongan Lavatory Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

195

Gambar 6.95 Detail Lavatory Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

196

Gambar 6.96 Denah Air Hujan Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

197

Gambar 6.97 Denah Air Hujan Lt. Atap Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

198

Gambar 6.98 Denah Sprinkler Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

199

Gambar 6.99 Denah Ac Central Gedung B

Sumber: Dokumen Pribadi

200

6.9 Gambar Arsitektural Bangunan Penunjang Agro Techno Park

Gambar 6.100 Denah Cafetaria Lt. 1

Sumber: Dokumen Pribadi

201

Gambar 6.101 Denah Cafetaria Lt. 2

Sumber: Dokumen Pribadi

202

Gambar 6.102 Denah Atap Cafetaria

Sumber: Dokumen Pribadi

203

Gambar 6.103 Tampak 1 Cafetaria

Sumber: Dokumen Pribadi

204

Gambar 6.104 Tampak 2 Cafetaria

Sumber: Dokumen Pribadi

205

Gambar 6.105 Potongan Cafetaria

Sumber: Dokumen Pribadi

206

Gambar 6.106 Denah Industri

Sumber: Dokumen Pribadi

207

Gambar 6.107 Denah Atap Industri

Sumber: Dokumen Pribadi

208

Gambar 6.108 Tampak 1 Industri

Sumber: Dokumen Pribadi

209

Gambar 6.109 Tampak 2 Industri

Sumber: Dokumen Pribadi

210

Gambar 6.110 Potongan Industri

Sumber: Dokumen Pribadi

211

6.10 3D PERSPEKTIF EKSTERIOR

Gambar 6.111 3D Perspektif Eksterior

Sumber: Dokumen Pribadi

212

Gambar 6.112 3D Perspektif Eksterior

Sumber: Dokumen Pribadi

213

Gambar 6.113 3D Perspektif Eksterior

Sumber: Dokumen Pribadi

214

6.11 3D PERSPEKTIF INTERIOR

Gambar 6.114 3D Perspektif Interior

Sumber: Dokumen Pribadi

215

Gambar 6.115 3D Perspektif Interior

Sumber: Dokumen Pribadi

216

Gambar 6.116 3D Perspektif Interior

Sumber: Dokumen Pribadi

217

Gambar 6.117 3D Perspektif Interior

Sumber: Dokumen Pribadi

218

Daftar Pustaka

Chudhriati, Sri Arini. 2018. AGRO TECHNO PARK KUNINGAN (Pendekatan

pada Konsep Arsitektur Kontemporer dan Arsitektur Berkelanjutan).

Kuningan.

Kedeputian Bidang Ekonomi. 2015.’’ Pedoman Perencanaan Science Park dan

Techno Park Tahun 2015-2019’’. Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh. 2018. Membangun Perkebunan Aceh

dan Pertanian Aceh.

Kementrian Pertanian Reupublik Indonesia. 2016.’’Pedoman Umum

Pembangunan dan Penembangan Taman Sains dan Teknologi Pertanian

(TSTP)’’. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian

Pertanian.

BAPPENAS. 2015. Pedoman Perencanaan Science Park dan Techno Park Tahun

2015-2019. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta

Provinsi Aceh’’. Laporan hasil kegiatan, Aceh : Badan Penelitian Pengembangan

Pertanian Kementrian Pertanian.

Aceh Assessment Institute for Agricultural Technology (Aceh AIAT). 22 Mei

2015. BPTP Aceh Membangun Taman Agro Techno Di Jantho Aceh

Besar.

Rachman Jaya. 2015. ‘’Pembangunan Taman Teknologi Pertanian Kota Janto

Provinsi Aceh’’. Laporan hasil kegiatan, Aceh: Badan Penelitian

Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian.

BPS Aceh. 2018. Data Jumlah Penduduk Provinsi Aceh.

219

Tahlim Sudaryanto. 2016. ‘’Developing Agro Science and Techno Park to

Accelerate Technology Disemination and Promote Agribusiness in

Indonesia’’.

Studi pengembangan technopark di indonesia : survey terhadap 10 embrio

technopark di indonesia, BAPPENAS tahun 2015.

Kementerian Pertanian, 2016 Agro Techno Park.

Bappeda Banda Aceh : RTRW Kota Banda Aceh Aceh 2009-2029

KBBI : Deskripsi Pengguna ATP, Masyarakat, UMKM, Akademisi,

pelajar/mahasiswa, pengusaha muda.

Jurnal Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, 2017, Konsep Arsitektur Tropis pada Green

Building sebagai Solusi Hemat Biaya ( Low Cost )

Wijanarko, Andre, 2014, Penerapan Arsitektur Tropis Pada Bangunan High Tech,

Semarang.

Bappeda Banda Aceh : Peta RTRW Kota Banda Aceh Aceh 2009-2029

JOSEPH DE CHIARA DAN JHON CALENDER, 1987, TIME - SAVER

STANDARDS FOR BUILDING TYPES SECOND EDITION 2nd.

Sipta, Yadzan, 2017, Shelter Mitigasi Bencana Syiah Kuala, Yogyakarta.

Sudarwani, M. Maria, 2012, Penerapan Green Architecture Dan Green Building

Sebagai Upaya Pencapaian Sustanable Architecture, Semarang.

B. Edrees Munichy (2010), “Konsep Arsitektur Islam Sebagai Solusi dalam

Perancangan Arsitektur”,

Noe’man Achmad (2003). “Pendekatan Rancangan Arsitektur Islam”. Bandung

Tatura, 2017, Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota Gorontalo

Website:

220

Profil Bandung Techno Park. http://btp.or.id/profil

Solo Techno Park. http://technopark.surakarta.go.id

Soenarso, W.S. Pengembangan Science and Techno Park di Indoensia. Http://

www.opi.lipi.go.id/data/1228964432/data/13086710321320 826500.makalah.pdf

http://hubdat.dephub.go.id/km/tahun-1999/166-km-79-a-tahun-1999

https://www.pinterest.ca/

https://www.researchgate.net/publication/305187085_ARSITEKTUR_TROPIS_

DAN_BANGUNAN_HEMAT_ENERGI

https://dpkp.jogjaprov.go.id/baca/Jogja+Agro+Techno+Park/

https://www.cameronhighland.net/mardi-agro-technology-park.htm

https://worldlandscapearchitect.com/

https://kupdf.net/download/arsitektur-tropis_59ae4e10dc0d600e45568edf_pdf

http://hubdat.dephub.go.id/km/tahun-1999/166-km-79-a-tahun-1999

https://www.cameronhighland.ne

https://www.travelswithsun.com/

https://worldlandscapearchitect.com/

https://www.researchgate.net/publication/280561037_Bangunan_Hemat_Energi_

di_Kawasan_TropiS

http://mtip.unsyiah.ac.id/id/laboratorium-analis-pangan-dan-hasil-pertanian

http://www.umm.ac.id/id/pages/panduan-akademik/laboratorium-pertanian.html

https://tp.ugm.ac.id/id/fasilitas/laboratorium

https://firmaaansyh.wordpress.com/2016/11/22/arsitektur-tropis/

221

http://arsitektur-indonesia.com/arsitektur/arti-arsitektur-hijau-menurut-para-pakar/

https://anisavitri.wordpress.com/2010/07/06/tempat-parkir-prinsip-kriteria-

bentuk-romantikanya/

https://mrajaihsan.wordpress.com/2011/10/17/industri-pertanian/

http://kmc.tp.ugm.ac.id/kms/konsep-dan-pengertian-agrotechno-edupark-

ecotourism/